tinjauan pustaka 1. tinjauan tentang simplisia persyaratan...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan keouali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. (4) 1.1 Persyaratan Simplisia (4) Persyaratan simplisia dipaparkan di dalam Materia Medika Indonesia. Semua paparan yang tertera dalam persyaratan simplisia, kecuali tentang isi dan penggunaan merupakan syarat baku bagi simplisia yang bersangkutan. Suatu simplisia tidak dapat dinyatakan bermutu Materia Medika Indonesia jika tidak memenuhi syarat baku tersebut. Syarat baku yang tertera dalam Materia Medika Indonesia berlaku untuk simplisia yang akan dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama. Syarat baku simplisia meliputi kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar abu yang larut dalam air, kadar sari yang larut dalam etanol, kadar sari yang larut dalam air dan bahan organik asing. 1.2. Pembuatan Simplisia (2) Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi 5 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Upload: vokiet

Post on 26-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang SimplisiaSimplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan keouali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. (4)

1.1 Persyaratan Simplisia (4)Persyaratan simplisia dipaparkan di dalam Materia Medika Indonesia. Semua paparan yang tertera dalam persyaratan simplisia, kecuali tentang isi dan penggunaan merupakan syarat baku bagi simplisia yang bersangkutan. Suatu simplisia tidak dapat dinyatakan bermutu Materia Medika Indonesia jika tidak memenuhi syarat baku tersebut. Syarat baku yang tertera dalam Materia Medika Indonesia berlaku untuk simplisia yang akan dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama. Syarat baku simplisia meliputi kadar abu, kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar abu yang larut dalam air, kadar sari yang larut dalam etanol, kadar sari yang larut dalam air dan bahan organik asing.

1.2. Pembuatan Simplisia (2)Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

5

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

mutu simplisia.Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tanaman budidaya. Tumbuhan umumnya kurang baik untuk dijadikan sumber simplisia jika dibandingkan dengan tanaman budidaya, karena simplisia yang dihasilkan mutunya tidak tetap. Hal ini terutama disebabkan :a. Umur tumbuhan yang dipanen berbeda-beda. Umur

tumbuhan yang dipanen berpengaruh pada kadar senyawa aktif. Ini berarti bahwa mutu simplisisa yang dihasilkan tidak sama, karena umur pada saat panen tidak sama.

b. Jenis (species) tumbuhan yang dipanen sering kurang diperhatikan, sehingga simplisia yang diperoleh tidak sama.

c. Lingkungan tempat tumbuh yang berbeda, sering mengakibatkan perbedaan kadar senyawa aktif.

tahapan sortasi sortasi

dengan tanaman

yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang tersebar.

Pada umumnya pembuatan simplisia melalui sebagai berikut : pengumpulan bahan baku, basah, penoucian, perajangan, pengeringan, kering, pengepakan dan penyimpanan.

a. Pengumpulan bahanWaktu panen sangat erat hubungannya pembentukan senyawa aktif di dalam bagian

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

b . Sortasi basahSortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran atau bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotor lainnya harus dibuang.

c. PencucianPencuc.ian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih. Bahan simplisia yang mengandung 2at yang mudah larut dalam air, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin.

d . PerajanganBeberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan. Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama satu hari.

e. PengeringanTujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik akan dapat dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Dari hasil penelitian diketahui

7ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

bahwa reaksi enzimatik tidak akan berlangsung bila kadar air dalam simplisia kurang dari 10 % . Dengan demikian proses pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel bila kadar airnya dapat mencapai kurang dari 10% .Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan secara alamiah dan buatan. Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian tanaman yang dikeringkan, maka pengeringan alamiah dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan panas matahari langsung. Cara ini dilakukan untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya dan mengandung senyawa aktif yang relatif stabil. Kedua diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar matahari langsung. Cara ini terutama digunakan untuk mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga, daun, dan sebagainya dan mengandung senyawa aktif mudah menguap.Pengeringan secara buatan menggunakan suatu alat atau mesin pengering yang suhu, kelembaban, tekanan dan aliran udaranya dapat diatur. Dengan menggunakan cara pengeringan buatan dapat diperoleh simplisia dengan mutu yang lebih baik karena pengeringan akan merata dan waktu pengeringan lebih cepat tanpa dipengaruhi keadaan cuaca.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

f. Sortasi keringSortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum simplisia dibungkus dan kemudian disimpan. Seperti halnya sortasi awal, sortasi di sini dapat dilakukan dengan cara mekanik. Pada simplisia bentuk rimpang, sering jumlah akar yang melekat pada rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-partikel pasir, besi, dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum simplisia dibungkus.

g. Pengepakan dan penyimpananPengepakan dapat dilakukan dengan berat atau jumlah tertentu untuk memudahkan penentuan jumlahnya. Wadah yang dipakai untuk pengepakan harus bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isinya sehingga tidak menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan warna, bau, rasa dan sebagainya pada simplisia. Selain itu wadah harus melindungi simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga serta mempertahankan senyawa aktif yang mudah menguap atau menoegah pengaruh sinar, masuknya uap air dan gas-gas lainnya yang dapat menurunkan mutu

9

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

simplisia. Untuk simplisia yang tidak tahan terhadap sinar diperlukan wadah yang dapat melindungi simplisia dari cahaya.

Tinjauan Tentang Guazuma Ulmifolia Lamk.(4)Tanaman ini ditanam sebagai tanaman pekarangan atau pohon peneduh di tepi jalan. Dan tumbuh liar di daerah tertentu. Tanaman ini diperbanyak dengan biji, dapat juga dengan stek tunas berakar. Tumbuhan ini belum dibudidayakan secara teratur.1. Klasifikasi Guazuma Ulmifolia Lamk. (5)

Divisi Anak divisi Kelas Anak kelas Bangsa Suku Marga Jenis

2. Kama Daerah (4) Sumatra Jawa

SpermatcphytaAngiospermaeDicotyledoneaeDialypetalaeMalvalesSterculiaceaeGuazuma

Guazuma ulmifolia Lamk.

jati blandajati londa, jatos landi

Pertelaan (4)Guazuma ulmifolia Lamk. merupakan tumbuhan berupa pohon, tinggi 10 m sampai 20 m, peroabangan ramping. Bentuk daun bundar telur sampai lanset, panjang helai daun 4 cm sampai 22,5 cm, lebar 2 cm sampai 10 cm, pangkal menyerong berbentuk oantung, bagian ujung

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

tajam, permukaan daun bagian atas berambut jarang, permukaan bagian bawah berambut rapat; panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm, mempunyai daun penumpu berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang3 mm sampai 6 mm. Perbungaan berupa mayang, panjang 2 cm sampai 4 cm, berbunga banyak, bentuk bunga agak ramping dan berbau wangi; panjang gagang bunga lebih kurang 5 mm; kelopak bunga lebih kurang 3 mm; mahkota bunga berwarna kuning, panjang 3 mm sampai 4 mm; tajuk terbagi dalam dua bagian, berwarna ungu tua kadang-kadang kuning tua, panjang 3 mm sampai 4 mm, bagian bawah berbentuk garis, panjang 2 mm sampai 2,5 mm; tabung benang sari berbentuk mangkuk; bakal buah berambut, panjang buah 2 cm sampai 3,5 cm. Buah yang telah masak berwarna hitam.

2.4. Kandungan Kimia- Kulit tanaman : minyak lemak, lendir, damar, zat

rasanya pahit (6)- Pada daunnya : Tanin, lendir, damar (4,6,7)

2.5. KegunaanBagian daun dipakai sebagai adstringen (7), diare (4), batuk rejan (8). Pada bagian kulit digunakan sebagai obat sakit beri-beri, sakit gajah, bengkak pada kaki, kurang makan, adstringen, diare. (6) Bahkan menurut NY. Kloppenburg seduhan dari daun ini dapat digunakan sebagai obat pelangsing tubuh. (8,9,10)

11

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

[: B O' n A B A V A6. Persyaratan Baku Simplisia (4)Kadar abu : tidak lebih dari 10,4 %Kadar abu yang tidak larut dalam asamrtak lebih 2,3 X Kadar sari yang larut dalam air:tak kurang dari 7,2 % Kadar sari yang larut dalam etanol : tak kurang 3,7 V* Kadar air : tidak lebih dari 10,0 % .

Tinjauan Tentang Tanin (20,21)Tanin merupakan segolongan besar senyawa kompleks yang terdistribusi luas dalam tumbuhan. Umumnya tanin tersimpan pada bagian tertentu dalam tumbuhan, misalnya daun, buah muda, kulit batang, batang dan yang paling banyak pada sel-sel mati atau mengering. Menurut teori kegunaan tanin bagi metabolisme tumbuhan adalah :

1. Sebagai sumber energi dalam proses penuaan buah, dimana energi diperoleh dengan mengoksi- dasi tanin.

2. Sebagai sumber asam-asam dalam buah.3. Karena daya anti septiknya, maka senyawa ini

berfungsi menoegah kerusakan-kerusakan yang disebabkan serangga atau oamur.

Tanin laurt dalam air, alkali encer, alkohol, gliserol, dan aseton, tetapi sedikit larut dalam pelarut organik yang lain. Larutannya mengendapkan logam-logam berat, alkaloida, glikosida, dan gelatin. Senyawa ini sulit dikristalkan, larutannya dalam air bereaksi basa dan berasa "sepet". Dengan garam-garam besi (III) memberikan endapan yang berwarna hijau kecoklatan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

atau bir\i hijau, sedangkan dengan kalium ferisianida dan amonia memberikan warna merah tua. Tanin-tanin mengendapkan protein dari larutannya dan mampu berkombinasi dengan protein sehingga mengakibatkannya tahan terhadap enzim-enzim pemecah protein. Apabila digunakan pada jaringan hidup "daya" ini dikenal sebagai daya astringen dan merupakan dasar menggunaan terapetis dari tanin. Senyawa tanin dalam pengobatan digunakan sebagai astringen, baik untuk saluran penoernaan maupun kulit. Karena dapat mengendapkan alkaoid, tanin sangat bermanfaat dalam menangkal keracunan alkaloid.Berdasarkan struktur dan sifat kimianya tanin-tanin dibedakan atas tanin terhidrolisa dan tanin kondensasi.a. Tanin Terhidrolisa

Golongan ini merupakan konyugat-konyugat dari monosakarida, umumnya D-glukosa, dimana gugus-gugus hidroksilnya semua atau sebagian membentuk ester dengan asam galat,elagat,trigalat dan asam heksahidroksidifenat. Tanin ini mudah terhidrolisa oleh asam, alkali atau enzim-enzim spesifik, membebaskan asam-asam aromatik dan karbohidrat. Senyawa tanin golongan ini berbentuk amorf kuning coklat, larut dalam air membentuk dispersi koloidal. Salah satu oontoh tanin golongan ini adalah Korilagin.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

b. Tanin KondensasiGolongan ini lebih tahan terhadap hidrolisa daripada golongan tanin terhidrolisa. Karena dalam biosintesanya dijumpai senyawa katakin dan flavan 3,4-diol sebagai bentuk antara, maka tanin kondensasi ada hubungan dengan pigmen flavonoid. Senyawa ini oleh asam atau enzim akan terurai menjadi komponen merah yang tidak larut yang dikenal sebagai plobapen, sehingga golongan ini juga disebut plobatanin. Selain itu karena pada destilasi kering menghasilkan katekol, senyawa tanin ini dikenal sebagai katekol tanin.

14

4. Tinjauan Tentang Metode Permanganometri (11,12)Kalium permanganat adalah suatu oksidator kuat yang bisa digunakan untuk penetapan kadar suatu zat yang bersifat reduktor baik zat organik maupun zat anorganik. Untuk penetapan kadar suatu zat reaksi redok dengan kalium permanganat bisa dilakukan dalam suasana asam netral dan basa, tentu saja dengan equivalensi yang tidak sama, karena hasil akhir reaksi tidak sama. Dalam suasana asam kalium permanganat adalah oksidator yang sangat kuat, dan reaksi reduksi yang terjadi dalam suasana asam adalah seperti di bawah ini :

MnO^ + 8 H+ + 5 e ===== Mn++ + 4 HjO (E° = 1,51)

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

Asam yang * paling baik digunakan dalam titrasi ini adalah asam sulfat, karena.tidak terjadi reaksi dengan kalium permanganat selama asam sulfat yang digunakan encer.Dalam suasana basa kuat kalium permanganat mengalami reduksi dalam dua jenis reaksi seperti di bawah ini :(i) reaksi yang relatif cepat :

MnO" + e <-----► MnO^ (E°=0,56)(ii) reaksi yang relatif lambat :

MnO^ + 2 H20 + 2 e .«■--- ► MnOz + 4 OH- (E°=0,60)Supaya reaksi berlangsung pada reaksi (i) perlu ditambahkan barium ion untuk membentuk barium manganat yang tidak larut.Dalam suasana netral atau basa lemah kalium permanganat mengalami reduksi seperti dibawah ini :

MnO^ + 2H20 + 3 e — ► Mn02 + 4 0H~ (E°=0,59) Kalium permanganat adalah bahan baku primer, karena sangat sulit untuk didapatkan yang murni bebas dari Mn02. Mn©2 merupakan katalis terjadinya autodekomposisi larutan kalium permanganat selama penyimpanan. Reduksi dekomposisi tersebut adalah seperti dibawah ini :

4 MnO~ + 2 H20 ======= 4 MnOg + 3 02 + 4 0H‘Larutan kalium permanganat juga tidak stabil dengan adanya ion Mn++, yang menyebabkan reaksi seperti dibawah ini :

2 MnO^ + 3 Mn++ + 2 HgO ====== 5 Mn02 + 4 H+Reaksi ini berlangsung lambat dalam suasana asam,

15ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

16

tetapi dalam suasana netral berlangsung cepat.Reaksi oksidasi kalium permanganat terhadap zat organik yang mempunyai ikatan rangkap adalah memutus ikatan rangkap tersebut, untuk 2at organik yang mempunyai ikatan rangkap pada atom C tersier dengan C terminal maka terbentuk senyawa keton dan

5. Tinjauan Tentang Kromatografi Lapisan Tipis (13,14,15) Kromatografi lapisan tipis merupakan salah satu teknik yang telah digunakan secara luas untuk identifikasi dan pemisahan senyawa kimia. Kromatografi lapisan tipis merupakan suatu metode kromatografi dimana fase gerak bergerak dengan gaya kapiler melintasi lapisan tipis fase diam yang melekat pada suatu pelat secara serba sama. Jika campuran senyawa kimia ditotolkan pada fase diam dan kemudian dikembangkan dengan larutan pengembang yang sesuai maka campuran senyawa kimia tersebut akan bergerak melintasi fase diam dengan kecepatan yang berbeda tergantung pada kelarutannya pada larutan pengembang dan kecenderungan senyawa tersebut melekat pada fase diam. Walaupun kegunaan utama kromatografi lapisan tipis adalah untuk pemisahan, tetapi dapat juga digunakan untuk identifikasi dan kuantifikasi. Untuk keperluan kuantifikasi dapat dilakukan dengan dua cara:

MO 0asam g&l&t

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

1. Pengukuran langsung dari noda pada lapisan tipisa. Membandingkan luas noda bahan yang diperiksa

dengan luas noda pembanding.Luas noda bahan yang diperiksa dan pembanding dapat dihitung dengan menyalin noda pada kertas milimeter. Kemudian dihitung jumlah kotak utuh yang ada dalam noda. Kotak milimeter yang kira-kira setengah dijumlah. Sedangkankotak-kotak yang lebih besar dari setengah, digabungkan dengan kotak-kotak yang lebih kecil dari setengah dan dihitung sebagai satu kotak. Kotak yang sangat kecil dijumlahkan dan dikalikan dengan 1/10. Semakin kecil kotak yang dipakai, hasil perhitungan semakin baik.

b. Membandingkan berat guntingan noda bahan yang diperiksa dengan noda pembanding.Noda bahan yang diperiksa dengan noda pembanding disalin pada suatu kertas yang homogen atau difotokopi. Ini kemudian digunting dengan menggunakan gunting yang tajam dan potongan yang tepat. Guntingan ini kemudian ditimbang.

c. Dengan cara densitometri2. Pengukuran secara tak langsung

Setelah noda-noda komponen bahan dan pembanding dideteksi dan diketahui lokasinya pada kromatogram, lapisan tipis yang bernoda dikerok dan ditampung kemudian diekstraksi. Hasil ekstraksi kemudian dapat

17ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

dianalisa secara kuantitatip yang dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya secara spektrofotometri dan volumetri.

Tinjauan Tentang TLC Scanner1, Teori Kubelka Munk (16)

Pada teori Kubelka-Munk, semua sifat matrik diwakili oleh dua parameter, K dan S, secara berturut-turut adalah koefisien absorpsi dan koefisien hamburan. Teori Kubelka-Munk melukiskan cahaya transmitan dan reflektan sebagai fungsi dari kedua koefisien diatas. Asumsi bahwa koefisien absorbsi tidak dipengaruhi oleh koefisien hamburan lapisan silika dan sebaliknya diperlukan untuk menerapkan teori Kubelka-Munk pada densitometri. Jika seberkas cahaya monokromatis melintas dengan arah tegak lurus bidang lapisan yang tebalnya x, maka intensitas cahaya yang searah dengan harga x positip diberi simbol i, sedangkan yang berlawanan arah diberi simbol j. Secara matematis teori Kubelka-Munk dapat dirumuskan sebagai berikut :

■ - £ = <K + S> - SJ

^ = (K + S) - Si

dimana :i = intensitas cahaya yang searah dengan harga x

positip0 = intensitas cahaya yang berlaw&nan arah

dengan harga x positif

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Tentang Simplisia Persyaratan ...adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/546/gdlhub-gdl-s1-2013-prastowoek-27294-8.-bab-i-a.pdf · 3. Karena daya anti septiknya,

S = koefisien hamburan K = koefisien absorpsi x = tebal lapisan

5.2. Anallsa Kualitatif TLC Scanner (13)Setelah bahan yang diperiksa dan pembanding ditotolkan, dikembangkan dan terjadi pemisahan, ditentukan (diidentifikasi) noda-noda hasil pemisahan, yaitu dengan menentukan harga Rf atau hRfdari tiap-tiap noda.

Rf _ -iarak vantf ditempuh komponen. bahan____jarak yang ditempuh pelarut pengembang

hRf = Rf x 100Ini dibandingkan dengan harga Rf atau hRf nodapembanding pada lapisan tipis yang sama. Apabilakurang meyakinkan, perlu hasil noda yang terpisah,dianalisa dengan pereaksi-pereaksi khusus, setelahdiekstraksi dari lapisan tipisnya.Dapat pula dengan cara membandingkan panjang gelombang maksimum noda bahan dengan panjang gelombang maksimum noda pembanding. Bahan yang sama dengan pembanding akan mempunyai harga Rf atu hRf atau panjang gelombang maksimum yang sama.

19ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI STANDARISASI SIMPLISIA GUAZUMA ... EKO ANDRI PRASTOWO