tingkat pengetahuan remaja tentang...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA KELAS 2
DI SMA PGRI PURWODADI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas
Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Eli Purwaningrum
NIM B10137
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA KELAS 2
DI SMA PGRI PURWODADI
Diajukan oleh :
Eli Purwaningrum
NIM B10137
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2015
Pembimbing
Deny Eka Widyastuti, S.S.T., M.Kes
NIK 201188075
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA KELAS 2
DI SMA PGRI PURWODADI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan oleh :
Eli Purwaningrum
NIM B10137
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada tanggal Juni 2015
PENGUJI I
Yunia Renny A, S.S.T
NIK 201188092
PENGUJI II
Deny Eka Widyastuti, S.S.T., M.Kes
NIK 201188075
Tugas Akhir ini telah diterim sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul :” Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat kelulusan dari Program studi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husuda
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Program Studi D III kebidanan Kusuma
Husuda Surakarta.
3. Ibu Deny Eka Widyastuti, S.S.T., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu Wiwied Widyastutik, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA PGRI Purwodadi
yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambil data awal dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
v
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Eli Purwaningrum
B10.137
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA KELAS 2
DI SMA PGRI PURWODADI
Xii + 41 halaman + 17 lampiran + 4 Tabel
ABSTRAK
Latar Belakang : Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. PHBS terdiri dari 5 tatanan salah satunya sekolah. Studi pendahuluan dilakukan di SMA PGRI Purwodadi dengan mengambil siswa kelas 2 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 76 siswa, wawancara pada 10 siswa dengan pertanyaan pengertian PHBS dan indikator PHBS. Pertanyaan tentang pengertian PHBS dimana 7 siswa mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian PHBS di Sekolah dan 3 siswa mengetahui tentang pengertian PHBS. Pertanyaan tentang indikator PHBS di Sekolah dimana hanya 3 siswa yang mengetahui tentang PHBS disekolah antara lain tidak membuang sampah, tidak jajan sembarangan dan tidak merokok sedangkan 7 siswa tidak mengetahui sama sekali tentang indikator PHBS. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi pada kategori baik,cukup dan kurang serta mengetahui faktor pendorong dan penghambat.
Metode penelitian : Jenis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di SMA PGRI Purwodadi pada bulan Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGRI Purwodadi kelas 2 sejumlah 76 siswa. Teknik sampel dengan total sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner tertutup. Analisa data menggunakan analisis univariat dan disajikan dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi sebagian besar dalam kategori cukup sejumlah 39 responden (51.3%), dalam kategori baik sejumlah 19 responden (25.0%), kategori kurang sejumlah 18 responden (23.7%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi sebagian besar dalam kategori cukup sejumlah 39 responden (51.3%). Faktor pendukung pengetahuan tentang prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah umur pendidikan dan pekerjaan, sedangkan faktor penghambat adalah lingkungan dan budaya. Kata Kunci : Pengetahuan, PHBS, Remaja Kepustakaan : 10 literatur (Tahun 2003 s/d 2012)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
viii
CURICULUM VITAE
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
CURICULUM VITAE ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... .......... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ ......... 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................. ........ 3
D. Manfaat Penelitian .................................... ............................... 4
E. Keaslian Penelitian ........................................................... ........ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................... 6
B. Kerangka Teori ......................................................................... 22
C. Kerangka Konsep..................................................... ................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ ... 24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 25
D. Variabel Penelitian ................................................................... 26
E. Definisi Operasional ................................................................. 26
x
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 27
G. Teknik Pengumpulan Data . ..................................................... 30
H. Metode Pengolahandan Analisa Data ....................................... 31
I. Etika Penelitian . ...................................................................... 33
J. Jadwal Penelitian ....................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .........................................` 35
B. Hasil Penelitian ................................................ .......................... 35
C. Pembahasan ................. .............................................................. 37
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 38
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................ ............................... 40
B. Saran ................................................ .......................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................... 26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................................... 28
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi ............................................................ 35
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Tentang Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Pada Remaja Di SMA PGRI Purwodadi Pada Bulan
Mei 2015 ...................................................................................................... 35
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 22
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 23
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Tempat Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Tempat Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Penelitian
Lampiran 12. Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Tabulasi Penilitian dan Hasil Olah Data
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 17. Lembar Konsul
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Program perilaku hidup bersih sehat (PHBS) adalah upaya memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi, dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap serta
perilaku hidup bersih sehat, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana
(social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian
masyarakat diharapkan dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri melalui
penerapan hidup sehat dengan menjaga serta meningkatkan status kesehatannya
(Depkes RI, 2008).
PHBS dikembangkan adanya lima tatanan yaitu di rumah atau tempat
tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we
work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything), dan di sarana
kesehatan (where we get health services). Dari sini dikembangkan rumah tangga
PHBS, sekolah PHBS, institusi kesehatan PHBS, tempat kerja PHBS, tempat
umum PHBS sehingga dapat mendukung terwujudnya kawasan sehat sampai ke
Indonesia Sehat (Depkes RI, 2008)
Upaya menjaga kesehatan mereka masih menjadi tantangan bagi semua
pihak, sehingga promosi kesehatan terkait PHBS di institusi. pendidikan
merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit. Institusi
pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis sebagai tempat untuk
2
mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang
menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang
dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke
tahun sehingga menjadi kejadian luar biasa (KLB) (Depkes RI, 2008)
Konsep PHBS di sekolah ditandai dengan delapan indikator yaitu mencuci
tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat
dikantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang
teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, membuang
sampah pada tempatnya, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
setiap enam bulan (Proverawati, 2012).
Studi pendahuluan dilakukan di SMA PGRI Purwodadi dengan
mengambil siswa kelas 2 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 76 siswa,
wawancara pada 10 siswa dengan pertanyaan pengertian PHBS dan indikator
PHBS. Pertanyaan tentang pengertian PHBS dimana 7 siswa mengatakan tidak
mengetahui tentang pengertian PHBS di Sekolah dan 3 siswa mengetahui
tentang pengertian PHBS. Pertanyaan tentang indikator PHBS di Sekolah
dimana hanya 3 siswa yang mengetahui tentang PHBS disekolah antara lain
tidak membuang sampah, tidak jajan sembarangan dan tidak merokok
sedangkan 7 siswa tidak mengetahui sama sekali tentang indikator PHBS.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut menjadikan peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Kelas 2 Di SMA PGRI
Purwodadi”
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut : "Bagaimana tingkat pengetahuan
tentang remaja Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di
SMA PGRI Purwodadi?"
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang remaja Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang remaja Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi pada
tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang remaja Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi pada
tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang remaja Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di SMA PGRI Purwodadi pada
tingkat kurang.
d. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengetahuan tentang
remaja Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa kelas 2 Di
SMA PGRI Purwodadi.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instasi Tempat Penelitian
Dapat menambah pengetahuan seluruh warga sekolah tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah untuk diterapkan dengan baik
di Sekolah.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya tentang
asuhan pada balita dalam pemberian KIE pada remaja tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
3. Bagi Peneliti
Dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dalam perkuliahan, khususnya
di bidang asuhan pada balita atau menerapkan beberapa teori yang telah
diterima.
4. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Kusuma Husada
Semoga bisa bermanfaat institusi pendidikan yaitu STIKes Kusuma
Husada untuk menambah bahan kepustakaan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada remaja.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari peneliti-peneliti
sebelumnya. Sebagai acuan maka peneliti menggunakan penelitian sebelumnya
antara lain:
1. Nurjanah Putri (2013). Judul ” Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
Tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Dukuh Keden Wetan
5
kelurahan Keden Kecamatan Kalijambe Sragen Tahun 2013”. Metode
penelitan diskriptif kuantitatif. Cara pengambilan sampel dengan teknik
sampling jenuh dengan jumlah responden 38, instrument penelitian berupa
kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 38
responden sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu 71,1%, 15,8%
dengan pengetahuan baik dan 13% dengan pengetahuan kurang.
Persamaan penelitian terletak pada variabel penelitian yaitu Prilaku Hidup
Bersih dan Sehat, metode penelitian diskriptif kuantitatif, teknik sampel
dengan sampel jenuh atau total sampel, instrument penelitian berupa
kuesioner dan analisis data dengan distribusi frekuensi.
Perbedaan penelitian terletak pada populasi penelitan, serta waktu dan
tempat penelitian.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) adalah merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga yaitu melalui proses melihat atau
mendengar kenyataan, selain itu juga melalui pengalaman dan proses
belajar mengajar dalam pendidikan formal ataupun non formal. Perilaku
yang disadari oleh pengetahuan akan lebih sempurna daripada perilaku
yang tidak disadari oleh pengetahuan. Pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara dan angket.
b. Tingkat Pengetahuan dalam Domain Kognitif
Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo
(2010) mempunyai 6 tingkat, yaitu :
1) Tahu (Know)
Yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.
Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraiakan, mendefinisikan
atau menyatakan.
7
2) Memahami (Comprehension)
Yaitu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secar benar. Orang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan. Contoh,
menyimpulkan, meramalkan objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil. Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
4) Analisis (Analysis)
Yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Sintesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu
bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan.
8
6) Evaluasi (Evaluation)
Yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penlaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokan menjadi dua yakni :
1) Cara memperoleh kebenaran Nonilmiah
a) Cara coba-salah (trial and error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui
cara coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and
error”. Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu
yang cukup lam untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan
sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan,
terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu
cara tertentu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi.
Metode ini telah banyak jasanya, terutama dalam meletakkan
dasar-dasar menemukan teori-teori dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan.
9
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
sengaja oleh orang yang bersangkatun.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasan-
kebiasan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak kebasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat
tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern.
Para pemegang otoritas, baik pimpinan pemerintah, tokoh
agama, maupun para ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya
mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan
pengetahuan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
masa yang lalu.
10
e) Cara Akal Sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau
menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara
menghukum anak ini sekarang masih berkembang menjadi teori
atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode
(meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.
Pemberian hadiah dan hkuman (reward and punishment)
merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk
mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dn dogma agama adalah adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakin oleh pengikut-pengikut agama yang
bersangkutan, terlebas dari apakah kebenaran tersebut rasional
atau tidak.
g) Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui
proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar
11
dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara
yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh
seseorang hanya berdasarkan intiusi atau suara hati atau bisikan
hati saja.
h) Melalui jalan pikir
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Menurut Dewi dan Wawan (2011) cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodelogi penelitian.
Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-
1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Deven.
Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa
ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Dewi dan
Wawan (2011), antara lain:
12
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Pendidikan juga dapat mempengaruhi seseorang
termasuk pula prilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
memotivasi sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupan dan kehidupan keluarga.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan
bekerja.
2) Faktor Ekternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan prilaku
orang atau kelompok.
13
b) Faktor budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
2. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
a. Pengertian
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
dapat berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat
(Depkes RI, 2008).
Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah (PHBS)
di sekolah adalah sekumpulan prilaku yang dipraktikan oleh peserta
didik guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujutkan lingkungan sehat (Proverawati, 2012)
b. Manfaat PHBS (Depkes RI 2008)
1) Manfaat PHBS bagi rumah tangga:
a) Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak
mudah sakit.
b) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
14
c) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan
meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya
yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya
investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga
dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
2) Manfaat PHBS bagi masyarakat:
a) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan yang sehat.
b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalah kesehatan.
c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan
pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan
jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.
3) Manfaat PHBS bagi sekolah:
a) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta
didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi
dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
b) Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang
berdampak pada prestasi belajar peserta didik
c) Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat)
d) Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
15
e) Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain
c. Indikator PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ) di sekolah
Remaja sekolah berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menurut
Proverawati (2012) adalah remaja yang melakukan 8 indikator PHBS
di sekolah yaitu :
1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun
Manfaat mencuci tangan adalah untuk membunuh kuman
penyakit yang ada di tangan. Tangan yang bersih akan mencegah
penularan penyakit seperti diare, colera, disentri, tifus, kecacingan,
penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Dengan
mencuci tangan maka tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
(Proverawati, 2012).
Menurut DepKes (2008) cara mencuci tangan yang benar,
yaitu:
a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai
sabun
b) Gosok tangan setidaknya selama 15-20 detik
c) Bersihkan bagian punggung tangan, sela-sela jari dan kuku
d) Basuh tangan sampai bersih dengan air yang mengalir
2) Mengkonsumsi jajan sehat di kantin sekolah
Perilaku anak yang jajan disebarang tempat yang
kebersihannya tidak dapat dikontrol oleh pihak sekolah, tidak
terlindungi dapat tercemar oleh debu dan kotoran yang
16
mengandung telur cacing, hal ini dapat menjadi sumber penularan
infeksi cacingan pada anak. Selain melalui tangan, trasmisi telur
cacing dapat melalui makanan dan minuman terutama jajanan
yang tidak di kemas dan tidak tertutup rapat (Proverawati, 2012)
Menurut Depkes RI (2008) alasan tidak boleh jajan di
sembarang tempat, harus di kantin sekolah karena:
a) Makanan dan minuman yang dijual cukup bergizi, terjamin
kebersihannya, terbebas dari zat-zat berbahaya dan
terlindung dari serangga dan tikus.
b) Makanan yang bergizi akan meningkatkan kesehatan dan
kecerdasan siswa, sehingga siswa menjadi lebih berprestasi
di sekolah.
c) Tersedianya air bersih yang mengalir dan sabun untuk
mencuci tangan dan peralatan makan.
d) Tersedianya tempat sampah yang tertutup dan saluran
pembuangan air kotor.
e) Adanya pengawasan secara teratur oleh guru, siswa dan
komite sekolah.
3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban adalah suatu ruang yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok
atau tempat duduk dengan leher angsa, atau tampa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran
17
dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk
jamban sehat yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak
berbau, tidak terdapat serangga dan tikus, tidak mencemari tanah
sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi
dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang
cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun dan alat pembersih
(Proverawati, 2012)
4) Olahraga yang teratur dan terukur
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan
terencana untuk memelihara gerak yang berarti mempertahankan
hidup dan meningkat kemampuan gerak yang berarti
meningkatkan kualitas hidup. Sehat yang dinamis hanya dapat
diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri
khususnya melalui olahraga (DepKes RI, 2008).
5) Memberantas jentik nyamuk
Sekolah menjadi bebas jentik dan warga sekolah serta
masyarakat sekolah terhindar dari berbagai penyakit yang
ditularkan melalui nyamuk, seperti demam berdarah, malaria, dan
kaki gajah. Memberantas jentik di sekolah adalah kegiatan
memeriksa tempat-tempat penampungan air bersih yang ada di
sekolah (bak mandi, kolam) apakah bebas dari jentik nyamuk atau
18
tidak. Kegiatan memberantas jentik nyamuk di sekolah
diantaranya:
a) Lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3
M plus (menguras, menutup, mengubur, plus menghindari
gigitan nyamuk)
b) PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk penular berbagai penyakit, seperti
demam berdarah, demam dengue, chikungunya, malaria,
filariasis (kaki gajah) di tempat-tempat
perkembangbiakannya.
Manfaat sekolah bebas jentik adalah:
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau
dikurangi
b) Kemungkinan terhindar dan berbagai penyakit semakin
besar seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria,
chikungunya, atau kaki gajah.
c) Lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat
Cara pemeriksaan jentik berkala dapat dilakukan secara
sederhana dengan menggunakan senter untuk melihat keberadaan
jentik. Jika ditemukan jentik, warga sekolah dan masyarakat
sekolah diminta untuk menyaksikan atau melihat jentik,
19
kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3
M plus. Setelah itu mencatat hasil pemeriksaan jentik.
6) Tidak merokok
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen-elemen,
dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi
kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan
karbon monoksida. Oleh karena itu kebiasaan merokok harus
dihindarkan sejak dini mulai dari tingkat sekolah dasar. Alasan
tidak boleh merokok di sekolah karena rokok ibarat pabrik bahan
kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling
berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida. Nikotin
menyebabkan ketagihan dan merusak jantung serta aliran darah,
tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker, sedangkan
karbon monoksida menyebabkan berkurangnya kemampuan
darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati
(DepKes RI, 2008)
Menurut Proverawati (2012) merokok baik secara aktif atau pasif
dapat membahayakan tubuh seperti :
a) Menyembakan kerontokan rambut
b) Gangguan pada mata seperti katarak
c) Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan
perokok
20
d) Menyebabkan paru-paru kronis
e) Merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap
f) Menyebabkan stroke dan serangan jantung
g) Menyebabkan kanker kulit
h) Tulang lebih mudah patah
i) Menyebabkan kemandulan dan impotensi
j) Menyebabkan kanker rahim dan keguguran
7) Membuang sampah pada tempatnya
Sampah merupakan salah satu penyebab tidak
seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari
komposisi sisa makanan, daun-daun, plastik, dan lain-lain. Bila
dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan meningmbulkan
bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Bila
dibakar akan menimbulkan pengotoran udara. Agar sampah-
sampah tidak menyemari lingkungan maka sebaiknya membuang
sampah pada tempatnya. Dapat dibedakan tempat pembuangan
sampahnya, seperti sampah organik (sampah basar), dan sampah
anorganik (sampah kering) (Proverawati, 2012)
8) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6
bulan
Tumbuh berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah
sel serta jaringan diantara sel-sel tubuh, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat (Proverawati, 2012). Mengukur
21
berat dan tinggi badan merupakan salah satu upaya untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan
diketahuinya tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak maka
dapat memberikan masukan untuk peningkatan konsumsi
makanan yang bergizi bagi pertumbuhan anak. Sedangkan untuk
mengetahui pertumbuhan seorang anak normal atau tidak, bisa
diketahui melalui cara membandingkan ukuran tubuh anak yang
bersangkutan dengan ukuran tubuh anak seusia pada umumnya.
(DepKes, 2008)
22
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi dari Notoadmodjo (2010), Wawan dan Dewi (2010), DepKes
RI (2008), Proverawati (2012)
Pengetahuan :
1. Pengertian
2. Tingkat
pengetahuan
3. Cara memperoleh
pengetahuan
4. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
PHBS :
1. Pengertian
2. Manfaat
3. Indikator
23
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
= Tidak diteliti
= Diteliti
Pengetahuan remaja
tentang PHBS
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Lingkungan
2. Budaya
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Umur
3. Pekerjaan
Faktor
pendukung dan
penghambat
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang
terjadi dimasyarakat, dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat ( point time Approach) artinya tiap subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variable subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo,
2010). Pada penelitian ini yaitu menggambarkan tingkat pengetahuan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada remaja Di SMA PGRI
Purwodadi.
B. Lokasi dan waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama
kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di SMA
PGRI Purwodadi
25
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003) Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA
PGRI Purwodadi kelas 2 sejumlah 76 siswa.
2 Sampel.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010). Apabila subyek penelitian <100, maka dapat diambil
semua, jika populasi > 100 dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.
(Arikunto,2010). Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGRI
Purwodadi kelas 2 sejumlah 76 siswa.
3 Teknik Sampel.
Teknik sampling adalah cara yang digunakan dalam pengambilan
sampel (Arikunto, 2010). Sampel dalam penelitan ini akan diambil secara
total sampling yaitu sampel diambil dari seluruh populasi dijadikan sampel
26
atau subyek penelitian (Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian ini adalah
seluruh siswa SMA PGRI Purwodadi kelas 2 sejumlah 76 siswa.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoadmodjo,2010) Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal.
Variabel tunggal yaitu penelitian yang hanya terdiri dari satu objek
(Arikunto,2010). Variabel dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada remaja.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat, 2010)
Tabel 3. 1. Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Pengukuran Pengetahuan tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada remaja
Tingkat pemahaman tentang pengertian, manfaat dan indikator PHBS pada remaja
1. Baik bila nilai yang diperoleh responden (x)> mean + SD
2. Cukup (bila nilai yang diperoleh responden mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + SD
3. Kurang bila nilai yang diperoleh responden (x) < mean − SD
Kuesioner Ordinal
Sumber : Riwidikdo (2012)
27
F. Instrument Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian (Notoatmodjo, 2010). Alat yang digunakan
untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar
pernyataan yang sudah tersusun dengan baik dan matang (Notoatmodjo,
2010). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana
jawabannya telah disediakan oleh responden. Kuesioner ini pernyataan yang
digunakan favourable dan unfavourable. Untuk favourable cara penilaian
apabila jawaban benar diberi skor satu (1) dan jawaban salah diberi skor nol
(0). Untuk unfavourable cara penilaian apabila jawaban benar diberi skor nol
(0) dan jawaban salah diberi skor satu (1).
Kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan dalam penlitian adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
Sumber : DepKes RI (2008), Proverawati (2012)
Ket :* pernyataan yang tidak valid
Sebelum dilakukan pengumpulan data, agar butir pernyataan dapat
digunakan untuk mengumpulan data maka kuesioner akan diuji validitas dan
reliabilitas terlebih dahulu (Saryono, 2010). Uji validitas dan reliabelitas
No Variabel Sub. Variabel Pernyataan Total
Favourable unfavourable
1 Pengetahuan
tentang
Prilaku
Hidup Bersih
dan Sehat
(PHBS) pada
remaja
Pengertian PHBS 1, 2
3,4* 4
Manfaat PHBS 5,8,9 6,7 5
Indikator PHBS 10,11*,14,15*,1
7,20,23,24,26,2
8,29,31*,32,34,
36,38*,39
12,13*,16,18,
19,21,22,25,27,
30*, 33,35*,
37*, 40*
31
Total 40
28
dalam penelitian ini dilakukan di SMA Kuwu Purwodadi dengan jumlah 30
responden.
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010).
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui validitas instrument
menggunakan rumus product moment serta taraf kesalahan yang
digunakan 5%. Rumus product moment yang digunakan sebagai
berikut :
( )( )( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN
YXXYNrxy
å-åå-å
åå-å=
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑xy = jumlah perkalian x dan y
X = nilai hasil uji coba hasil per item
Y = total skor angket per responden
X² = kuadrat dari X (X x X )
N = jumlah subjek
Dikatakan valid apabila nilai p value ≤ 0,05, dan apabila p value >0,05
maka pernyataan tersebut tidak valid (Arikunto, 2010). Uji validitas
telah dilakukan pada tanggal 20 April 2015 diperoleh hasil bahwa dari
40 soal terdapat 30 soal yang valid dan terdapat 10 soal yang tidak
29
valid karena mimiliki p value >0,05 yaitu nomer
4,11,13,15,30,31,35,37,38,dan 40. Pernyataan yang tidak valid
dihapus dan tidak digunakan untuk penelitian karena sudah terwakili
oleh pernyataan yang lain dalam kuesioner
b. Uji reliabilitas
Setelah mengukur validitas perlu mengukur reliabelitas data
apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak (Hidayat, 2010).
Reliabelitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Untuk itu diperlukan
uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach (Riwidikdo, 2012).
Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
ïþ
ïýü
ïî
ïíì-
-= å
2
2
11 11
t
i
S
S
K
Kr
Dimana
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å 2
iS= jumlah varians butir
2
tS = varians total
Setelah dilakukan uji validitas, dan membuang pertanyaan yang
tidak valid maka pertanyaan yang valid tadi diuji kembali dengan uji
reliabilitas. Kriteria keputusan riliabel apabila nilai a lebih besar dari
0.7 (Riwidikdo, 2012). Hasil uji reliabelitas diperoleh a= 0,944 > 0,7
sehingga soal tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.
30
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian (Notoatmodjo, 2010). Adapun cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen
pengumpul data :
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari
responden (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data dilakukan pada
responden dengan membagikan kuesioner pada responden untuk diisi
responden . Data primer yang dikumpulkan :
1) Karakteristik responden (nama, umur, pendidikan)
2) Pengisian kuesioner oleh responden
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan yang telah
ada di tempat penelitian (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder dalam
penelitian ini berupa buku induk siswa dan profil SMA PGRI Purwodadi
yang meliputi letak geografis, sejarah sekolah.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan system
computer. Menurut Notoatmodjo (2010) tahap-tahap pengolahan data
adalah sebagai berikut :
31
a. Editing
Editing adalah untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner.
b. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Kode dalam penelitian ini 3 jika dikatakan
baik, 2 jika dikatakan cukup, dan 1 jika dikatakan kurang.
c. Memasukkan data (data entry)
Pada proses ini dilakukan dengan memasukkan data ke dalam program
atau software komputer.
d. Pembersihan data
Pengecekan kembali kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi.
2. Analisis Data
Analisa data secara univariat terhadap variabel tunggal dalam
penelitian ini tidak menggunakan uji statistik, namun hasil penelitian
dipresentasikan dalam bentuk narasi dan dilakukan analisa yang bertujuan
untuk menggambarkan keadaan secara obyektif.
Menurut Riwidikdo (2012), maka digunakan perhitungan sebagai berikut :
a. Baik bila nilai yang diperoleh responden (x)> mean + SD
b. Cukup bila nilai yang diperoleh responden mean - 1 SD ≤ x ≤ mean +
SD
32
c. Kurang bila nilai yang diperoleh responden (x) < mean – SD
Menurut Notoatmodjo (2010) rumus mean yaitu :
X : rata-rata (mean)
: Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standar deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya dengan rumus :
x : nilai responden
n : Jumlah responden
Hasil analisis dibuat dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi dari variabel yang diteliti sehingga didapatkan kesimpulan dan
perhitungan dengan statistik yang sederhana dalam bentuk prosentasi
(Notoadmodjo, 2010). Selanjutnya untuk mengetahui berapa persen
kategori setiap variabel, digunakan rumus:
%100´=N
fP
33
Keterangan :
P = Prosentase
f = Frekuensi
N = Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Penelitian ini melibatkan obyek manusia maka tidak boleh bertentangan
dengan etika agar responden dapat terlindungi, untuk itu perlu adanya ijin
dari tempat penelitian, dan rekomendasi dari Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta. Setelah mendapatkan persetujuan penelitian dapat dilakukan.
Menurut Hidayat (2010) etika yang diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Lembaran Informed consent
Informed consent merupakan lembar persetujuan antara peneliti
dengan responden. Lembar ini diberikan kepada ibu sebelum
penelitian agar dapat mengetahui maksud penelitian. Informed consent
juga bermanfaat sebagai bukti bahwa penelitian ini valid serta
mendapat mendapat persetujuan dari responden. Dalam penelitian ini
lembar informed consent diberikan kepada responden sebelum
memberikan kuesioner peneltian.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang
memberikan aminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
34
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hal ini juga sangat bermanfaat untuk
menjaga privasi responden sebagai objek penelitian. Dalam penelitian
ini hasil pengisian kuesioner responden dirahasiakan dimana tidak ada
orang lain yang mengetahui selain peneliti.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah langkah-langkah kegiatan dari mulai
penyusunan proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoadmodjo, 2010). Penelitian ini direncanakan akan dilakukan sesuai
dengan jadwal penelitian yang telah ditetapkan. Dimana jadwal penelitian
terlampir.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Lokasi penelitian dilakukan di SMA PGRI Purwodadi yang
terletak di Komplek Lapangan Olahraga Kuwu Kradenan Grobogan.
Secara umum keadaan lingkungan SMA PGRI Purwodadi terlihat bersih
dan rapi, dengan luas tanah 3.342 meter2 dan luas bangunan ± 3.000
meter2. SMA PGRI Purwodadi memiliki 235 siswa, 34 guru dan 19
karyawan. Terdapat 10 ruang kelas yang terdiri dari jurusan IPA dan IPS.
Pada tahun ajaran 2014/2015 terdapat 76 siswa kelas 2 di SMA PGRI
Purwodadi, seluruh siswa kelas 2 tersebut dijadikan sampel penelitian.
B. Hasil Penelitian
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS for
windows, berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Tentang
Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) Pada Remaja
16,78 7,91
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel diatas, tingkat pengetahuan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) pada remaja dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:
1. Baik bila (x) > mean + 1 SD
36
> 16.78+ 7.91
> 24,68
2. Cukup bila mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
16.78- 7.91≤ x ≤16.78+ 7.91
8.87 ≤ x ≤ 24,68
3. Kurang bila (x) < mean – 1 SD
< 16.78- 7.91
< 8.87
Dari tabel yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk kategori
pengetahuan berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang dengan
perhitungan sebagai berikut :
%100xN
fP =
%10076
19xBaik =
%0,25=Baik
%10076
39xCukup =
%3,51=Cukup
%10076
18xKurang =
%7,23=Kurang
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pengetahuan Tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Remaja Di SMA PGRI
Purwodadi Pada Bulan Mei 2015
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Baik 19 25.0
Cukup 39 51.3
Kurang 18 23.7
Total 76 100.0 Sumber : Data Primer, 2015
Pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada remaja sebagian besar
37
dalam kategori cukup yaitu 39 responden (51,3%), kategori baik 19
responden (25,0%) dan kategori kurang 18 responden (23,7%).
C. Pembahasan
Pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
remaja sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 39 responden (51,3%),
kategori baik 19 responden (25,0%) dan kategori kurang 18 responden
(23,7%). Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal salah satunya adalah pendidikan,
dimana diharapkan dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya (Notoadmodjo, 2010). Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan remaja tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) salah satunya adalah umur, pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan
budaya (Dewi dan Wawan, 2011).
Umur merupakan salah satu faktor dari pengetahuan. Umur responden
pada penelitian ini antara 15-16 tahun, dimana responden berada pada usia
remaja yang masih terus belajar dan menambah ilmu, sehingga pengetahuan
yang dimiliki semakin meningkat. Hal ini merupakan faktor pendorong dalam
peningkatan pengetahuan responden. Sesuai dengan teori bahwa semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan bekerja dan semakin bertambahnya pengetahuan. (Dewi
dan Wawan, 2011).
38
Tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang juga merupakan faktor
pendorong dari pengetahuan. Pendidikan akan menentukan tingkat
pemahaman seseorang yang akan berpengaruh terhadap pengetahuan.
Responden dalam penelitian ini berpendidikan sedang menempuh pendidikan
SMA, sehingga pada masa pendidikan ini cukup mudah untuk menerima
informasi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan responden merupakan
faktor pendorong dalam peningkatan pengetahuan responden. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Pendidikan juga dapat mempengaruhi seseorang termasuk
pula perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi sikap
berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi (Dewi dan Wawan, 2011)
Faktor lain dari pengetahuan responden adalah pekerjaan, dimana pada
penelitian ini seluruh responden adalah pelajar yang tugas dan tanggung
jawab utamanya adalah belajar. Hal ini menjadi faktor pendorong dalam
pembentukan pengetahuan pada remaja. Sesuai dengan teori bahwa pekerjaan
seseorang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, dimana seseorang
yang bekerja akan diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih baik dari
pada seseorang yang berdiam diri di rumah karena mendapatkan pengetahuan
dari lingkuan tempat kerjanya (Notoadmodjo, 2010)
Lebih lanjut faktor pengetahuan adalah lingkungan dan budaya. Pada
penelitian ini lingkungan dan budaya merupakan faktor penghambat dari
39
pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), karena
sebagian besar remaja di lingkungan SMA PGRI Purwodadi kurang peduli
akan kesehatan terutama remaja putra dimana sering buang sampah
sembarang dan merokok. Hal ini sesuai dengan teori bahwa lingkungan
merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya dapat
mempengaruhi perkembangan prilaku orang atau kelompok (Dewi dan
Wawan, 2011)
Faktor lain dari pengetahuan adalah budaya, dimana pada penelitian ini
budaya cenderung menjadi faktor penghambat karena ada anggapan bahwa
jika remaja putra tidak merokok maka dinggap banci serta tidak ada
kebiasaan mengukur tinggi dan berat badan bagi remaja dimana hal tersebut
hanya dilakukan pada anak balita. Hal ini sesuai dengan teori bahwa budaya
adalah sistem sosial yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari
sikap dalam menerima informasi (Dewi dan Wawan, 2011).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Nurjanah Putri (2013). Dengan judul ” Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah
Tangga Tentang Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Dukuh Keden Wetan
kelurahan Keden Kecamatan Kalijambe Sragen Tahun 2013”, dimana
diketahui bahwa dari 38 responden sebagian besar berpengetahuan cukup
yaitu 71,1%, 15,8% dengan pengetahuan baik dan 13% dengan pengetahuan
kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang PHBS baik rumah
tangga atau sekolah dalam kategori cukup.
40
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Kendala dalam penelitian ini adalah mencari waktu penelitian yang
sesuai antara peneliti dan sekolah, dimana kegiatan di sekolah dan
kegiatan peneliti sering tidak sejalan disaat peneliti memiliki kesempatan
untuk penelitian sekolah libur dan disaat sekolah masuk peneliti praktek
lahan.
2. Kelemahan
a. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner tertutup, sehingga
jawaban hanya sebatas yang ada di kuesioner sehingga belum
mengukur pengetahuan secara mendalam.
b. Peneliti hanya menggunakan satu variabel saja, sehingga hanya dapat
meneliti tentang pengetahuan pelajar tentang Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada remaja di SMA PGRI Purwodadi pada
bulan Mei 2015 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
remaja Di SMA PGRI Purwodadi dalam kategori baik sejumlah 19
responden (25.0%).
2. Tingkat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
remaja Di SMA PGRI Purwodadi dalam kategori cukup sejumlah 39
responden (51.3%).
3. Tingkat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada
remaja Di SMA PGRI Purwodadi dalam kategori kurang sejumlah 18
responden (23.7%).
4. Faktor pendukung pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) pada remaja Di SMA PGRI Purwodadi adalah umur, pendidikan
dan pekerjaan, sedangkan faktor penghambat perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) pada remaja Di SMA PGRI Purwodadi adalah lingkungan
dan budaya.
42
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Bagi Instasi Tempat Penelitian
Diharapkan instansi penelitian bekerja sama dengan tenaga kesehatan
untuk memberikan pendidikan kesehatan, khususnya mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan khususnya Bidan yang lebih banyak
berinteraksi secara langsung dengan masyarakat khususnya remaja untuk
melakukan KIE tentang PHBS.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang
PHBS di Sekolah menggunakan variabel dan metode yang berbeda,
sehingga dapat mengaji hal-hal yang belum dapat dimunculkan atau belum
dibahas dalam penelitian ini
4. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Kusuma Husada
Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian
selanjutnya atau dijadikan referensi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan kebidanan, khususnya tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
:Rineka Cipta.
Budiarto,E. 2003. Metodologi Peneltian Kedokteran. Jakarta : EGC
DepKes RI. 2008. Rumah Tangga Ber-Prilaku Hidup Bersih dan Shat.
Jakarta:Depkes
Hidayat, A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta :Salemba Medika
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
. 2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Proverawati, 2012.PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogyakarta: Nuha
Medika
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Saryono dan Ari Setiawan. 2010. Metodelogi Penelitian Kebidanan. Jakarta:
Nuha Medika
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Wawan dan Dewi. 2011. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:
Nuha Medika