tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda … · tingkat pengetahuan ibu nifas tentang...
TRANSCRIPT
1
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS
DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
RIYAS SURYA FERIANA
NIM. B09 107
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS
DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
Diajukan Oeh :
RIYAS SURYA FERIANA
NIM B09107
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggalJuli 2012
Pembimbing
(RETNO WULANDARI, S.ST)
NIK.200985034
ii
3
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS
DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
RIYAS SURYA FERIANA
NIM B09 107
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Pada Tanggal Juli 2012
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka.Prodi DIII Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.200530015
Penguji I
(ENI RUMIYATI, S.ST)
NIK.200682019
Penguji II
(AMBARSARI, S.ST)
NIK.201087048
iii
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“ Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas di Rumah Sakit Daerah Kota Surakarta tahun
2012. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Edhie Prasetiawan, SH. MM selaku Kepala sub bagian Tata Usaha di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta yang telah bersedia memberikan
ijin kepada penulis dalam pengambilan data.
iv
5
5. Seluruh dosen dan staf Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. IbuNifas di RSUD Kota Surakarta sebagai subyek penelitian yang telah
membantu terlaksananya penelitian ini
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya.Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Surakarta,.......................2012
Penulis
v
6
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Riyas Surya Feriana
B09 107
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS
DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
xiii + 42 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
LatarBelakang:Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup (Suwandi, 2010). Penyebab kematian ibu saat kehamilan 20%,
pada saat persalinan 30%, pada saat nifas 50%. Penyebab kematian ibu paling
banyak terjadi pada saat masa nifas, yaitu karena perdarahan setelah persalinan
28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, kurang energy setelah melahirkan 11%,
mastitis 16%, postpartum blues 10% (Depkes RI, 2009). Angka kematian ibu
(AKI) di Jawa Tengah masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang menyebutkan pada tahun 2008 AKI
mencapai 114 atau 42/100.000 kelahiran. Angka tersebut masih berada di atas
target nasional yakni sebesar 102/100.000 kelahiran (Suwandi, 2010).
Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya nifas di RSUD Kota Surakarta tahun 2012.
Metode Penelitian: Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta
dan sampel pada penelitian ini adalah ibu nifas yang dirawat di RSUD Kota
Surakarta sebanyak 30 responden diambil dengan menggunakan tekniktotal
sampling. Data pada penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan secara
langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner. Variabel yang diteliti
adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahayamasa nifas. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Software
Statistical Program Social Science (SPSS) 16.00.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas di RSUD kota Surakarta dari 30 responden terdapat 2 responden (6,7%)
yang berpengetahuan baik, 24 responden (80%) yang berpengetahuan cukup baik,
terdapat 4 responden (13,3 %) yang berpengetahuan kurang baik.
Simpulan: Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas terbanyak pada kategori cukup yaitu
24 responden (80%).
Kata kunci : pengetahuan, nifas, tanda-tanda bahaya masa nifas.
Kepustakaan :21 literatur (Tahun 2002-2011)
vi
7
MOTTO
v Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka setelah selesai
suatu urusan, segeralah menyelesaikan urusan yang lain dan kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap ( QS. Al Insyirah ).
v Semua yang terjadi pada diriku aku yakin adalah yang terbaik bagiku,
meskipun ada yang tidak sesuai dengan yang aku harapkan, tapi memang ini
yang sudah Allah pilihkan untukku ( Penulis ).
v Kehidupan tidak pernah mengerti kita, tapi kita yang harus mengerti tentang
kehidupan ( Penulis ).
v Hari kemarin adalah pengalaman, hari esok adalah sebuah tantangan, hari
ini adalah suatu kenyataan yang harus dihadapi dengan penuh harapan dan
keberanian ( Penulis ).
v Kita harus ikhlas menghadapi semuanya karena dengan begitu kita akan
mudah menjalaninya ( Penulis ).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah
ini penulis persembahkan :
Ø Kepada ALLAH SWT, hanya padaMulah aku
memohon dan berserah diri meminta
cahaya penerangan dan ketabahan dalam
hidupku.
Ø Untuk ibu tercinta terima kasih atas kasih
sayang dan perhatian yang telah kau
berikan, terima kasih atas cinta dan
ketulusanmu, kau akan selalu dihatiku tak
kan ada yang bisa menggantikanmu.
Ø Untuk bapak tersayang terima kasih atas
kasih sayang dan perhatian yang telah
diberikan padaku hingga saat ini, terima
kasih atas kerja keras dan ketulusanmu
dalam membesarkanku.
Ø Keluarga besarku terima kasih atas doa dan
dukungannya disetiap langkahku.
Ø Teman-teman angkatan 2009 ingatlah
perjuangan kita selama ini, jangan
menyerah dan jangan putus asa karena
masa depan yang cemerlang menanti kita.
Ø Almamater tercinta.
vii
8
CURICULUM VITAE
Nama : Riyas Surya Feriana
Tempat / Tanggallahir : Sukoharjo, 29 Juli 1991
Agama : Islam
JenisKelamin : Perempuan
Alamat : KramatRt 01/ Rw 07, Trangsan, Gatak, Sukoharjo
RiwayatPendidikan:
1. SD N Trangsan 01 LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 1 Gatak LULUS TAHUN 2006
3. SMA N 1 Kartasura LULUS TAHUN 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Foto 3x4
viii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
CURICULUM VITAE ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 3
E. Keaslian Penelitian.......................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori................................................................................. 8
B. Kerangka Teori ................................................................................ 22
C. Kerangka Konsep ............................................................................ 23
ix
10
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 24
B. Lokasi danWaktu Penelitian ............................................................ 24
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...................... 25
D. Instrumen Penelitian ........................................................................ 26
E. Tehnik Pengumpulan Data .............................................................. 31
F. Variabel Penelitian .......................................................................... 31
G. Definisi Operasional ........................................................................ 31
H. Metode Pengumpulan dan Analisis Data......................................... 32
I. Etika Penelitian ................................................................................ 35
J. Jadwal Penelitian ............................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 37
B. HasilPenelitian ................................................................................. 37
C. Pembahasan ..................................................................................... 38
D. Keterbatasan .................................................................................... 40
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................... 41
B. Saran ................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
11
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 27
Tabel 3.2 Definisi Operasional ........................................................................ 32
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi ...................................................... 37
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi ......................................................................... 38
xi
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 22
Ganbar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................... 23
xii
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Ijin Study Pendahuluan
Lampiran 2 Surat Balasan Study Pendahuluan
Lampiran 3 Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 4 Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 5 Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 6 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 7 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 8 Informed Consent
Lampiran 9 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-tanda
Bahaya Masa Nifas dan Kunci Jawaban
Lampiran 10 Data Tabulasi Uji Validitas
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 13 Data Tabulasi Penelitian
Lampiran 14 Hasil Penelitian
Lampiran 15 Jadwal Penelitian
Lampiran16 Lembar Konsultasi
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup (Suwandi, 2010). Penyebab kematian ibu saat kehamilan
20%, pada saat persalinan 30%, pada saat nifas 50%. Penyebab kematian ibu
paling banyak terjadi pada saat masa nifas, yaitu karena perdarahan setelah
persalinan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, kurang energi setelah
melahirkan 11%, mastitis 16%, postpartum blues 10% (Depkes RI, 2009).
Angka kematian ibu (AKI) di Jawa Tengah masih cukup tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang
menyebutkan pada tahun 2008 AKI mencapai 114 atau 42/100.000 kelahiran.
Angka tersebut masih berada di atas terget nasional yakni sebesar
102/100.000 kelahiran (Suwandi, 2010).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu. Dimana selama
waktu tersebut pada seorang ibu nifas sering kali terjadi masalah tanda-tanda
bahaya masa nifas. Hal ini sangat penting dan perlu untuk diketahui oleh ibu
nifas. Karena dengan diketahuinya tanda-tanda bahaya masa nifas, bila terjadi
masalah tersebut akan diketahui atau terdeteksi secara dini adanya suatu
komplikasi (Prawirohardjo, 2005).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya
masa nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau
1
2
wanita yang sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman
kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen
(kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir
sendiri) (Mochtar, 2006).
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena masa
nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi. Dengan demikian diperlukan
suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda-tanda bahaya
masa nifas. Untuk itu diperlukan suatu peran serta dari masyarakat terutama
ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
Selain itu juga diperlukan peran serta dari tenaga kesehatan dengan
memberikan konseling selama kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan
kunjungan rumah yaitu KN 1 dan KN 2 sesuai standart pelayanan. Dari upaya
tersebut diharapkan dapat mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda
bahaya masa nifas, sehingga bila ada kelainan dan komplikasi bisa segera
terdeteksi (Prawirohardjo, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Kota
Surakarta pada bulan Desember 2011, penulis melakukan wawancara
terhadap 8 orang ibu nifas dan hasil yang didapatkan adalah dari 8 orang ibu
nifas, 3 orang ibu nifas mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas dan 5
orang ibu nifas tidak mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas.
Sehingga dari hasil wawancara tersebut penulis tertarik mengambil
judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda
Bahaya Masa Nifas di RSUD Kota Surakarta”.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah
penelitian yaitu” bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas di RSUD Kota Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas di RSUD Kota Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya
masa nifas dalam kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya
masa nifas dalam kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya
masa nifas dalam kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
1. Dapat menambah wacana kepustakaan mengenai tanda-tanda bahaya
masa nifas
2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi peniliti serupa dikemudian hari
dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
4
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan ilmu pada
bidang asuhan kebidanan nifas khususnya tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas.
3. Bagi Institusi
a. Bagi institusi pelayanan kesehatan rumah sakit
Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas serta mendeteksi dini tanda-
tanda bahaya masa nifas.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa kebidanan, khususnya yang berkaitan dengan tanda-tanda
bahaya masa nifas.
E. Keaslian Penelitian
1. Kurniawati (2010) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas Di Bidan Praktek Swasta (BPS)
Ny.SriSuhersi Mojokerto Kedawung Sragen”. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross
sectional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Hasil penelitian dari 24
responden menunjukkan sebagian besar responden mengetahui tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas. Hasil penelitian dalam kategori baik 60%,
kategori sedang 25%, kategori kurang 15%. Hasil menunjukkan
5
pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di Bidan
Praktek Swasta (BPS) Ny.Sri Suherni dalam kategori baik.
2. Rahayu (2006) dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka
Jahitan Perineum di UPTD RSD Kota Surakarta”. Penelitian ini
menggunakan metode diskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan cross
sectional. Hasil penelitian dalam kategori baik sejumlah 56%, kategori
cukup baik 32,35% dan kategori kurang baik sejumlah 11,77%, sedangkan
berdasarkan umur responden rata – rata 21 – 23 tahun berjumlah 26,47%
dengan tingkat pengetahuan baik 66,67%, pendidikan responden mayoritas
adalah SLTA berjumlah 50% dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak
60%, pekerjaan responden ibu rumah tangga berjumlah 61,7% dengan
katagori baik sebanyak 52,36% dan didapatkan pengetahuan ibu nifas
tentang infeksi luka jahitan perineum di UPTD RSD Kota Surakarta dalam
kategori baik
3. Makarti (2006), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas di RB Annisa Gading”. Hasil penelitan
menunjukan pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
mayoritas kategori cukup yaitu 17 responden (68%), mayoritas usia
responden antara 21-24 tahun ada 8 responden (32%), sebagian responden
berpendidikan SMA 14 responden (56%), kehamilan yang pertama ada 15
responden (60%), serta responden bekerja sebagai IRT ada 12 responden
(48%). Perbedaan penelitian yang penulis lakukan yaitu pada jumlah
sampel, waktu dan tempat penelitian serta hasil penelitian yang dilakukan
6
oleh penulis di RSUD Kota Surakarta didapatkan hasil cukup baik pada
responden tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
F. Sistematika Penulisan
Karya tulis ilmiah ini terdiri dari 5 bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisi teori dari masalah yang akan diteliti yaitu
pengetahuan meliputi pengertian,tingkatan pengetahuan, faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, nifas meliputi
pengertian, tujuan asuhan masa nifas, periode masa nifas,
kunjungan masa nifas, tanda-tanda bahaya masa nifas meliputi
pengertian tanda-tanda bahaya nifas serta macamnya, pencegahan
infeksi masa nifas, kerangka teori, kerangka konsep penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan
sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis
data, etika penelitian, jadwal penelitian.
7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum tempat
penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran yang
ditujukan bagi tenaga kesehatan, bagi responden dan bagi peneliti
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimiliki (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Pada waktu pengindraan sampai hasil
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap obyek (Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan mempunyai
6 tingkatan pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
2) Memahami (Komprehensif) diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
real (sebenarnya).
8
9
4) Analisis (Analysis) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-
komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menyusun informasi baru dari informasi-informasi yang lain.
6) Evaluasi (Evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan, antara lain :
1) Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang
lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas
pengetahuan seseorang.
2) Pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang.
Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3) Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya
positif maupun negatif.
10
4) Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran
dan buku.
5) Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka
dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas
sumber informasi.
6) Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap
sesuatu.
2. Nifas
a. Pengertian
Menurut Prawirohardjo (2005), nifas (puerperium) adalah dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 – 8 minggu.
Menurut Wiknjosastro (2007), masa nifas (puerperium) adalah
mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Menurut Suherni (2009), masa nifas (puerperium) adalah masa
atau waktu sejak waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar dari
11
rahim, sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali
dengan organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan
dengan melahirkan.
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Suherni (2009), tujuan dari pemberian asuhan
kebidanan pada masa nifas adalah :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
2) Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana (KB), manfaat menyusui, imunisasi, serta
perawatan bayi sehari-hari.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB).
c. Periode Masa Nifas
Adapun periode masa nifas (post partum/puerperium) menurut
(Suherni dkk, 2009) yaitu :
1) Puerperium dini yakni masa kepulihan dimana saat-saat ibu
dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial yakni masa kepulihan menyeluruh dari
organ-organ genital kira-kira antara 6-8 minggu.
3) Remot puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan
mempunyai komplikasi.
12
d. Kunjungan Masa Nifas
Menurut Suherni dkk (2009). Frekuensi kunjungan, waktu
kunjungan dan tujuan kunjungan masa nifas yaitu :
1) Kunjungan pertama, waktu 6 – 8 jam setelah persalinan (post
partum). Tujuan kunjungan ini adalah :
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan yaitu atonia
uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
bila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Memberi supervisi kepada ibu bagaimana teknik melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
Bila ada bidan atau petugas lain yang membantu melahirkan,
maka petugas atau bidan itu harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama.
2) Kunjungan kedua, waktu 6 hari setelah persalinan (post partum).
Tujuan kunjungan ini adalah :
a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal.
b) Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
13
c) Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-
tanda adanya penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan
dengan asuhan pada bayi.
3) Kunjungan ketiga, waktu 2 minggu setelah persalinan (post partum).
Dalam kunjungan ini tujuannya sama dengan kunjungan hari ke 6.
4) Kunjungan keempat, waktu 6 minggu setelah persalinan (post
partum). Tujuan kunjungan ini adalah :
a) Menanyakan penyulit-penyulit yang ada.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
3. Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas
a. Pengertian
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal
yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat
terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
b. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:
1) Perdarahan pasca persalinan (post partum)
a) Pengertian
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah
perdarahan yang melebihi 500 – 600 ml setelah bayi lahir
(Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian
yaitu :
14
(1) Perdarahan post partum primer (Early post partum
hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa
plasenta dan robekan jalan lahir.
(2) Perdarahan post partum sekunder (Late post partum
hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya
adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut
Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan
penyebab penting kematian maternal.
b) Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:
(1) Paritas lebih dari 5
(2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
(3) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan
kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh
dukun, persalinan dengan tindakan paksa
(Notoatmodjo, 2008).
c) Penanganan
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum
dengan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus,
transfusi darah, pemberian antibiotik, dan pemberian uterotonika.
Pada kegawat daruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit
(Manuaba, 2008).
15
2) Lokia yang berbau busuk
a) Pengertian
Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Sedangkan lokia yang berbau busuk
adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas yang berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk
(Prawirohardjo, 2007).
b) Penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest.
Plasenta rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus
berkepanjangan sehingga pengeluaran lokia disertai darah lebih
dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah
pengeluaran lokia normal, dan dapat berbau akibat infeksi
plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat
pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau
membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan
perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
c) Penanganan
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus
profilaksis, pemberian antibiotik adekuat, pemberian uterotonika
(oksitosin atau metergin), dan tindakan definitif dengan kuretase
dan dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik
(Notoatmodjo, 2008).
16
3) Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)
a) Pengertian
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi
rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin
menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini
kurang baik atau terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).
b) Penyebab
Faktor penyebab sub involusi antara lain: sisa plasenta
dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri. Pada
pemeriksaan bimanual ditemukan uterus lebih besar dan lebih
lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lokia banyak dan
berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan.
c) Penanganan
Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi
methergin setiap hari ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa
plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung
infeksi (Prawirohardjo, 2005).
4) Nyeri pada perut dan pelvis
a) Pengertian
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan
komplikasi nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan
pada peritonium.
17
b) Penyebab
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya
endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan
salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya ada
kemungkinan bahwa abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan
nanahnya ke rongga peritonium dan menyebabkan peritonitis
(Prawirohardjo, 2007). Gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
(1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis
umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan
umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis bisa terdapat
pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).
(2) Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat
pathogen dan merupakan penyakit berat.Suhu meningkat
menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan
nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-
mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka
dingin, terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica.
Mortalitas peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2007).
c) Penanganan
Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang
infus intravena, berikan kombinasi antibiotik sampai ibu tidak
18
demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g melalui intravena setiap 6
jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui intravena
setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena
setiap 8 jam) (Pamilih, 2006).
5) Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda
bahaya pada masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah
tinggi (sistol >140 mmHg dan diastole >110 mmHg).
Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya,
dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan
kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah
rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg). Penanganan gejala
tersebut adalah :
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
b) Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin.
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
kadar vitaminnya pada bayinya.
f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
19
6) Suhu tubuh ibu > 38 0c
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit
baik antara 37,20C-37,8
0C oleh karena reabsorbsi benda-benda
dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam
reabsorbsi. Hal itu adalah normal.
Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut
selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah
keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam
masa nifas (Mochtar, 2002). Penanganan umum bila terjadi demam :
a) Istirahat baring.
b) Rehidrasi peroral atau infuse.
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d) Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala
syok harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini
dapat memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).
7) Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit
Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim
kelenjar payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah
minggu pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati
minggu ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil,
nyeri dan takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak,
mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai
rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah:
20
a) Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu
bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.
b) Susukan bayi sesering mungkin.
c) Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d) Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e) Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan
pipa agar nanah dapat keluar terus.
8) Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan
dengan bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan
oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan
respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga
karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan
kehamilan (Eny, 2009). Gejala-gejala baby blues antara lain :
a) Menangis.
b) Mengalami perubahan perasaan.
c) Cemas.
d) Kesepian.
e) Khawatir mengenai sang bayi.
21
f) Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap
kemampuan menjadi seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa
pengobatan, pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi
psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut (tiga bulan)
(Manuaba, 2008).
9) Depresi masa nifas (depresi postpartum)
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum
kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri,
seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009). Gejala-
gejala depresi masa nifas adalah :
a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b) Nafsu makan hilang.
c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f) Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
berdebar-debar.
22
B. KERANGKA TEORI
Gambar 2.1
Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010), dimodifikasi
Tingkat
pengetahuan :tahu,
memahami,
aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi.
Pengetahuan
ibu nifas
tentang tanda-
tanda bahaya
masa nifas.
Macam-macam tanda
bahaya masa nifas
meliputi:
1. Perdarahan post
partum.
2. Lokia yang berbau.
3. Sub involusi uteri.
4. Nyeri pada perut
dan pelvis.
5. Pusing dan lemas
yang berlebihan.
6. Suhu tubuh ibu >
38 0c.
7. Payudara berubah
menjadi merah,
panas, bengkak.
8. Baby blues.
9. Depresi post
partum.
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan: pengalaman, pendidikan,
keyakinan, fasilitas, penghasilan, sosial
budaya.
23
C. KERANGKA KONSEP
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas.
Pengalaman, keyakinan, fasilitas, penghasilan,
sosial budaya,
pendidikan.
baik.
cukup.
kurang.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang
akan dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi
suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan dan
menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang
(Notoatmodjo, 2005). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
yang diangkakan (Sugiyono, 2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian merupakan rencana tentang tempat yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian
(Hidayat, 2008). Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Surakarta.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian
24
25
(Hidayat, 2008). Waktu penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap
yaitu :
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan mulai bulan Desember 2011. Tahap ini
meliputi pembuatan proposal, studi pendahuluan di rumah sakit,
permohonan ijin, serta penyusunan angket.
b. Tahap Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan bulan 25 Mei-16 Juni 2012.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang/subjek dan objek yang diamati
dan memiliki kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2007). Menurut
Nursalam (2008) populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang ada di
RSUD Kota Surakarta berjumlah 30 responden yang diperoleh pada
tanggal 25 Mei-16 Juni 2012.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2007). Menurut Nursalam (2008) sampel terdiri
dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling.
Menurut Arikunto (2006) untuk menentukan sampel apabila
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
26
penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika populasi lebih dari
100 dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Sampel yang
digunakan adalah ibu nifas yang ada di RSUD Kota Surakarta sejumlah 30
responden.
3. Tehnik Sampling
Tehnik sampling adalah tehnik pengambilan sampel. Dalam
penelitian ini menggunakan tehnik non propability sampling dengan
metode total sampling. Total sampling yaitu tehnik pengambilan sampel
jika jumlah populasi dijadikan sampel dalam penelitian (Arikunto, 2006).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan alat
ukur yang berupa kuesioner yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Penelitian ini menggunakan
bentuk kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih (Arikunto, 2006).
Penelitian ini menggunakan kuesioner, untuk kuesioner pengukuran
pengetahuan tanda-tanda bahaya masa nifas menggunakan Skala Guttman
yang terdiri dari 2 pilihan jawaban yaitu benar, salah. Kemudian penilaian
yang diberikan untuk pernyataan positif (favorable) adalah pernyataan yang
jawabannya benar, jika dijawab benar mendapat skor 1, jika dijawab salah
27
mendapat skor 0. Untuk pernyataan negatif (un favorable) adalah pernyataan
yang jawabannya salah, jika dijawab benar mendapatkan skor 0, jika dijawab
salah mendapatkan skor 1.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Indikator No. Soal
Favorable Unfavorable
Pengetahuan ibu nifas
tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas.
Jumlah soal
a. Pengertian nifas
b. Pengertian tanda-tanda
bahaya nifas
c. Tanda-tanda bahaya nifas
antara lain perdarahan
pasca persalinan, lokia
yang berbau busuk,
pengecilan rahim
terganggu, nyeri pada
perut dan pelvis, pusing
dan lemas yang
berlebihan, suhu tubuh
ibu > 38°c, payudara
berubah menjadi merah
panas dan terasa sakit,
perasaan sedih yang
berkaitan dengan
bayinya, depresi masa
nifas.
1 2
3 4
5,7,8,9,10 6,27,28
11,12,13,
14,15,16,
17,18,19,
20,21,22,
23,24,25
26,29,30
31,32
32 soal
Untuk mengetahui apakah kuisioner yang kita gunakan sebagai
instrumen penelitian untuk mengumpulkan data sahih atau tidak, maka perlu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas (Arikunto, 2007).
28
1. Uji Validitas
Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari
kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2008). Uji validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen (Arikunto, 2006). Uji validitas dilaksanakan di Rumah Sakit
Panti Waluyo Surakarta.
Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan
instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi
antara masing-masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus
Product Moment (Arikunto, 2006) :
r = )y)(yn(x)(x(N
y)x(xy)N(
2222 S-SS-S
SS-S
Keterangan :
r : Korelasi antara masing-masing item pertanyaan
N : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total pertanyaan
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus
dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006). Dinyatakan
29
valid apabila angka hitung > angka kritik tabel, maka dikatakan butir soal
itu valid dengan α = 5%.
Berdasarkan hasil validitas kuesioner terhadap 30 responden di RS Panti
Waluyo dengan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas dari 35 item pernyataan diperoleh 32 item pernyataan
dinyatakan valid (rhitung > rtabel). Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
bantuan komputer Program SPSS Versi 16.00 for Windows XP diperoleh
koefisian item pernyataan nomor 10,25,28 kurang dari 0,361 sehingga
ketiga item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak digunakan
untuk penelitian selanjutnya. Jadi kuesioner untuk penelitian selanjutnya
hanya terdiri dari 32 item pernyataan. Item pernyataan dinyatakan valid ini
dibuktikan bahwa rhitung (0,381-0,711)> rtabel (0,361).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur,
alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama
apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda (Riwidikdo, 2008).
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai
dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama
hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti
menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS
for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :
30
r11 = úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é
- t
b
k
k2
2
11 s
s
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach minimal 0,7
(Riwidikdo, 2008). Dinyatakan valid jika angka hitung > angka kritik
tabel.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan metode Alpha
Cronbach diperoleh nilai koefisian alpha sebesar 0,898 hasil ini lebih
besar dari 0,7. Sehingga kueisoner penelitian dinyatakan realibel dan
selanjutnya dapat dipergunakan sebagai penelitian.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui
kuesioner. Setelah mendapatkan izin di RSUD Kota Surakarta dan untuk
memperoleh data yang relevan. Maka peneliti mulai pengumpulan data
dan sebelumnya peneliti membuat persetujuan (informed consent) dari
klien sebagai responden penelitian. Setelah responden bersedia akan
dilakukan penelitian, maka peneliti membagikan kuesioner yang berisi
daftar pernyataan yang diajukan secara tertulis dan responden tinggal
31
memberikan jawaban/pendapat sesuai dengan pengetahuannya
(Notoadmodjo, 2005).
2. Data sekunder, disebut sebagai data sekunder apabila pengumpulan data
yang diinginkan diperoleh dari orang lain atau tempat lain dan bukan
dilakukan oleh peneliti sendiri. Data yang digunakan adalah data dari
RSUD Kota Surakarta yaitu ibu nifas sejumlah 30 responden
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian
ini adalah pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2007).
32
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Variabel Indikator
Pengetahuan
Alat ukur Kategori Skala
Tingkat
pengetahuan
ibu nifas
tentang tanda-
tanda bahaya
masa nifas
Segala sesuatu
yang diketahui ibu
nifas dalam
periode masa nifas
tentang tanda-
tanda bahaya masa
nifas meliputi:
pengertian,
macam, penyebab,
penatalaksanaan
Kuesioner Baik Ordinal
(x) > mean + 1SD
Cukup
mean – 1SD < x <
mean + 1SD
Kurang
(x) < mean – 1SD
Sumber
Riwidikdo (2010)
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut Notoadmodjo (2010) proses pengolahan data melalui tahap-
tahap antara lain :
a. Penyuntingan (Editing)
Kegiatan yang dilakukan dalam penyuntingan ini adalah memeriksa
seluruh daftar pertanyaan yang dikembalikan responden, dengan
memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu :
1) Kesesuaian jawaban responden dengan pertanyaan yang diajukan.
2) Kelengkapan pengisian daftar pertanyaan.
3) Mengecek macam isian data.
33
b. Pengkodean (Coding)
Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang dilakukan
memberi kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan
menggunakan komputer, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan data (Data entry)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode
sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d. Tabulating
Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh peneliti.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan analisis univariat yaitu menganalisis
tiap-tiap variable penelitian yang ada secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam
penelitian ini adalah karakteristik responden, variable pengetahuan untuk
mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
34
Untuk variabel pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas dikumpulkan melalui kuesioner kemudian ditabulasi dan
dikelompokkan, kemudian diberi skor. Menurut Riwidikdo (2010), untuk
mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus :
X = n
xin
i
å1:
Keterangan :
xi : nilai dari data
n : jumlah data
Untuk membuat tiga kategori yaitu baik cukup kurang maka menggunakan
parameter:
1) Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
3) Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Sedangkan untuk mencari SD (Standart Deviasi) menggunakan :
SD =
Keterangan :
SD : standart deviasi
xi : nilai dari data
n : banyaknya data
35
I. Etika Penelitian
Sebelum penelitian membuat persetujuan (inform consent) kepada
responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian,
serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapatkan ijin dari Stikes
Kusuma Husada Surakarta.
Menurut Hidayat (2007) masalah etika penelitian yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.
2. Tanpa nama (Anonimity)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menulisakan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
36
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Terlampir
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta yang beralamat di
jalan Dr. P. Lumban Tobing No. 10 Tlp. (0271) 632024. Secara umum jenis
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan meliputi
ruang poli kandungan, penyakit umum, gigi, mata, penyakit dalam,
ruangbersalin, ruang nifas, dan rawat inap penyakit umum.
Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya
persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur,
1 ruang periksa, 2 ruang nifas dengan 6 tempat tidur.
B. Hasil Penelitian
Tingkat pengetahuan ibu nifas di RSUD Kota Surakarta, disajikan
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Pengetahuan ibunifastentangtanda-
tandabahayamasanifas di RSUD Kota
Surakarta
25,03 5,49
Baik: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD. Jadi
pengetahuan baik jika nilai responden x >30, 52
37
38
Cukup: Bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.
Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden
19, 54< x < 30, 52
Kurang:Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD. Jadi pengetahuan kurang jika
nilai responden x <19, 54
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Tanda-tanda Bahaya MasaNifas di RSUD Kota Surakarta
NO. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1.
2.
3.
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
2
24
4
6,7
80
13,3
Total 30 100,0
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.2dari 30 responden dapat diketahui responden
dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,7%), responden
dengan tingkat pengetahuan cukup baik sebanyak 24 responden (80%), dan
responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 4 orang
(13,3%).
C. Pembahasan
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masanifas
di RSUD kota Surakarta dari 30 responden terdapat 2 responden (6,7%) yang
berpengetahuan baik, 24 responden (80%) yang berpengetahuan cukup baik,
terdapat 4 responden (13,3%) yang berpengetahuan kurang baik.
39
Sebagian besar responden dengan pengetahuan cukup baik kurang
paham tentang infeksi nifas. Menurut (Mochtar, 2002) infeksi nifas adalah
keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa
nifas.Hal ini ditandai dengan peningkatan suhu tubuh melebihi 380C beturut-
turut selama 2 hari.
Responden dengan hasil pengetahuan kurang baik tidak paham
tentang infeksinifas dan perdarahan postpartum.Menurut (Eny, 2009)
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi
500 – 600 ml setelah bayi lahir. Menurut (Manuaba,2005) perdarahan
postpartum merupakanpenyebabpentingkematian maternal khususnya di
negaraberkembang.
Menurut Kuncoroningrat yang di kutip oleh Nur Salam (2003),
menyebutkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin
mudah menerima informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
di miliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang di perkenalkan.Dari
penelitian yang dilakukan oleh penulis di RSUD Kota Surakarta sebagian
besar responden yang kurang mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas
adalah yang berpendidikan SD.
Dari pembahasan diatasdapat diketahui bahwa terdapat pengetahuan
yang cukup baik pada responden tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di
RSUD Kota Surakarta.
40
D. Keterbatasan
1. Proses Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti tidak bisa menyebarkan kuesioner hanya
dalam waktu sehari, sehingga peneliti harus menyebarkan kuesioner
berhari-hari untuk mendapatkan sejumlah responden yang dibutuhkan.
2. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup
sehingga responden hanya bisa menjawab ya / tidak dan jawaban
responden belum bisa mengukur secara mendalam.
3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
41
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu nifas di RSUD Kota Surakarta dalam kategori
baik yaitu 2 responden (6,7%).
2. Tingkat pengetahuan ibu nifas di RSUD Kota Surakarta dalam kategori
cukup yaitu 24 responden (80%).
3. Tingkat pengetahuan ibu nifas di RSUD Kota Surakarta dalam kategori
kurang yaitu 4 responden (13,3%).
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan sebagai
berikut:
1. Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat tentang tanda-tanda bahaya masa nifas pada ibu nifas agar
ketidak tahuan masyarakat tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dapat
terjawab.
41
42
2. Responden
Diharapkan ibu lebih aktif mencari informasi mengenai tanda-tanda
bahaya masa nifas baik dari media cetak, media elektronik maupun
penyuluhan yang diadakan oleh petugas kesehatan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain selanjutnya yang mungkin juga menggunakan
topik yang sama dengan yang diambil oleh penulis, penulis berharap
supaya adanya penelitian yang dilanjutkan dengan penyuluhan lanjutan,
sehingga responden tidak hanya tahu saja, melainkan dapat paham lebih
lanjut dengan berbagai keterangan yang disampaikan lewat penyuluhan
lanjutan. Selain itu, penulis juga berharap supaya kiranya peneliti
selanjutnya mengembangkan lagi lebih lanjut mengenai topik ini.