tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem …
TRANSCRIPT
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)
103
* ) Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor
TINGKAT PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA EKOSISTEM WADUKDI JAWA BARAT (SAGULING, CIRATA, DAN JATILUHUR)
Sutrisno*), Santosa Koesoemadinata*), dan Imam Taufik*)
ABSTRAK
Ekosistem waduk di Jawa Barat (Saguling, Cirata, dan Jatiluhur) merupakan perairanyang sangat potensial bagi pengembangan usaha budi daya ikan air tawar dengansistem keramba jaring apung (KJA). Ekosistem tersebut menghadapi ancaman masuknyacemaran logam berat dari limbah pemukiman, perkotaan, dan industri di sekitarnya,yang dapat berpengaruh negatif terhadap produktivitas perikanan di perairan tersebut.Kegiatan penelitian telah dilakukan untuk menentukan tingkat pencemaran enamlogam berat (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, dan Fe) di ekosistem waduk di atas, untuk mendapatkandata dasar sebagai acuan dalam manajemen perikanan budi daya ikan air tawar yangrasional dan lestari di perairan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkatresidu rata-rata keenam logam berat di ketiga waduk tersebut pada umumnya masihsesuai baku mutu air untuk perikanan budi daya air tawar (Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001). Tingkat residu logam berat di tiga waduk adalah sebagai berikut:Cirata > Saguling > Jatiluhur. Tingkat konsentrasi logam berat Fe > Mn > Cr > Pb > Cu> Cd. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa residu logam berat dalam air < ikan <sedimen.
ABSTRACT: Levels of heavy metal pollution in the reservoir ecosystems ofWest Java (Saguling, Cirata, and Jatiluhur). By: Sutrisno,Santosa Koesoemadinata, and Imam Taufik
Reservoir ecosystems in West Java (Saguling, Cirata, and Jatiluhur) are potentiallysuitable waterbodies for the development of floating cage culture. However theseaquatic ecosystems are increasingly endangered by heavy metal pollutantsintroduced from the neighboring rural development, cities and industrialestablishments, which may eventually effects, quantatively as well as qualitatively,the productivity of fisheries in the system. Studies to determine the residu levels ofhighly toxic metals (Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, and Fe) in water, sediment and fish werecarried out in the reservoirs to obtain to define the extent of heavy metal pollution inthe aquatic ecosystems. Results of this study revealed that the residue level of thesix heavy metals measured in the three reservoirs were still within acceptable limitsfor fish culture according to the water quality standard issued by the government(Indonesian Government Regulation Number 82 Year 2001). The potential metalpollution in the three reservoirs was noted as follows: Cirata > Saguling > Jatiluhur.The amounts of heavy metal concentration detected in the reservoirs were as follows:Fe > Mn > Cr > Pb > Cu > Cd. The study also demonstrated that the increase sequentof heavy metal residues in the reservoirs was: water < fish < the sediment.
KEYWORDS: heavy metal, reservoir, West Java, residu levels, pollution
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115
104
PENDAHULUANWaduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur adalah
lingkungan perairan yang rentan terhadappencemaran berbagai jenis bahan kimia atauyang dikenal dengan istilah B3 (Bahan Ber-bahaya dan Beracun). Hal ini terjadi karenaekosistem ketiga waduk tersebut berdekatandengan lingkungan/komunitas pemukiman,pertanian, dan industri yang dalam melakukanaktivitasnya banyak menggunakan berbagaijenis bahan kimia. Introduksi limbah kimia kedalam waduk tidak dapat dihindari, karenasumber air waduk sebagian berasal dari aliransungai yang juga merupakan tempat pem-buangan limbah perkotaan, pertanian, danindustri yang berada di sepanjang DaerahAliran Sungai (DAS).
Ada berbagai jenis bahan cemaran yangtermasuk B3, di antaranya adalah golonganlogam berat seperti cadmium (Cd), tembaga(Cu), dan timbal (Pb) yang berdaya racun tinggidan mudah diperoleh pada lingkungan akuatik.Bahan-bahan tersebut merupakan senyawakimia yang digunakan dalam kegiatan industri,pertambangan, dan rumah tangga, sehinggatingkat pencemarannya dalam perairan akansemakin tinggi seiring dengan meningkatnyaaktivitas manusia.
Pencemaran ekosistem waduk oleh logamberat pada konsentrasi tertentu dapat me-nimbulkan berbagai gangguan ekologis dilingkungan perairan tersebut. Masalah pen-cemaran ini dapat menimbulkan dampakdestruktif terhadap keanekaragaman sumberhayati perikanan dan produktivitas perikanan(Kumar & Pant, 1994). Keracunan kadmium padaudang putih (Penaeus merguiensis) menyebab-kan degradasi dan nekrosa jaringan insang danhepatopankreas yang dapat menyebabkankematian (Darmono, 1990) dan pada konsen-trasi subletal (10 µg/L) akan menimbulkangangguan ionik pada ikan mujair (Oreochromismossambicus), yakni menurunkan plasma to-tal Ca, plasma osmolaritas, dan ion Na. Merkuridapat menyebabkan kerusakan pada insang,dan menghambat sistem kerja enzim (Darmono,1990), sedangkan keracunan timbal dapatmenimbulkan gejala penyakit Plumbism dansecara kronis dapat menyebabkan kerusakanpada ginjal/nephritis (Darmono, 2001).
Potensi bahaya residu logam berat ter-hadap kesehatan manusia telah banyakdiketahui (Suwarna et al., 1981), yakni antaralain sebagai penyebab gangguan ginjal danhati, penyakit anemia, dan kanker. Menurut
Sumekar (1999) dalam Sutamihardja (2001), didalam tubuh manusia logam berat akan meng-alami proses pemecahan/peruraian menjadiion-ion di dalam usus. Selanjutnya ion-iontersebut masuk ke dalam darah dan mencapaitarget organ sesuai dengan jenis logam berat.Yang menjadi organ target pada umumnyaadalah hati, otak, ginjal, dan sumsum yang didalam organ target tersebut ion logam beratakan berikatan dengan ion-ion sulfida yangterkandung dalam protein. Senyawa S-logaminilah yang dapat menimbulkan kerusakan atautidak berfungsinya organ target yang diserang.
Dengan dikembangkannya perairan WadukSaguling, Cirata, dan Jatiluhur sebagai pusatkegiatan budi daya ikan dengan sistemkeramba jaring apung masalah pencemaranlingkungan perairan oleh logam berat diperairan tersebut perlu dicermati lebih serius.
Penelitian pencemaran di perairan per-ikanan budi daya belum banyak dilakukan,meskipun kasus pencemaran air sungai, danau,dan waduk oleh bahan kimia, antara lain logamberat yang dapat menimbulkan kerugian padausaha budi daya perikanan, telah sering terjadidan dilaporkan. Oleh karena itu, data dasar daninformasi mengenai tingkat pencemaran logamberat di suatu perairan perikanan budi dayasangat diperlukan agar dapat dilakukan upaya-upaya pengelolaan perairan tersebut yangrasional dan efektif.BAHAN DAN METODELokasi Penelitian
Pengambilan sampel air, lumpur, dan ikandilakukan masing-masing pada 4 lokasi diWaduk Saguling, 5 lokasi di Cirata, dan 9 lokasidi Jatiluhur (Lampiran 1, 2, 3, dan Gambar 1, 2,3). Lokasi ini ditentukan berdasarkan per-timbangan bahwa daerah tersebut sebagaiareal sumber pencemaran, kegiatan akuakultur,dan kepentingan lainnya. Lokasi tersebut jugadigunakan oleh Instalasi Penelitian PerikananTangkap dan Perum Otorita Jatiluhur untukmelakukan pemantauan kualitas air secaraberkala, sehingga data yang diperoleh dapatdijadikan data tambahan dalam mengevaluasihasil pemantauan tersebut.Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel air, lumpur, dan ikandilakukan pada bulan Juli, Agustus, dan Novem-ber 2002. Kandungan logam berat yangdianalisis adalah Mn, Cd, Cr, Cu, Pb, dan Fe.
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)
105
Sampel air diambil dari permukaan, ke-dalaman 4 m, 8 m, dan dasar waduk (padakedalaman 26—40 m) sebanyak masing-masing 500 mL. Sampel air permukaan dansampel air dari kedalaman 4 m disatukanmenjadi sampel komposit, hal yang samadilakukan terhadap sampel air dari kedalaman8 m dan dari dasar waduk. Sampel sedimendasar waduk diambil sebanyak 200 g, dansampel ikan diperoleh dari keramba jaringapung serta dari hasil penangkapan, masing-masing sebanyak 100 g.Analisis Sampel
Terhadap setiap sampel yang diperolehdilakukan ekstraksi, preparasi, dan identifikasidengan menggunakan alat SpektrometriSerapan Atom atau AAS (Atomic AdsorptionSpektrophotometer).
Preparasi sampel dilakukkan dengan caraoksidasi basah, yakni dengan menambahkan5 mL HNO3 dan 0,5 mL HClO4, kemudiandibiarkan satu malam, dan esoknya dipanaskandalam digestion blok dengan suhu 100°Cselama satu jam, yang kemudian ditingkatkanmenjadi 150oC dan 200oC. Sisa ekstrak (0,5mL) dibiarkan dingin, kemudian diencerkandengan air bebas ion hingga 50 mL. Ekstraksdigunakan untuk pengukuran residu logamberat dengan alat AAS yang menggunakannyala campuran udara-asetilen.HASIL DAN BAHASAN
Kandungan residu rata-rata logam beratdalam air, sedimen, dan ikan di perairan WadukSaguling, Cirata, dan Jatiluhur tertera padaTabel 1. Residu logam berat dalam air dipermukaan waduk umumnya lebih tinggi
Keterangan (Remark):Luas waduk 5.600 ha (Reservoir area is 5,600 ha)1. Bongas2. Dam3. Maroko4. Bunder→ Sungai Citarum (Citarum river)
Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk SagulingFigure 1. Sampling locations of water, mud, dan fish at Saguling reservoir
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115
106
dibanding di bagian dasar. Akan tetapi ditempat-tempat tertentu di mana terjadi per-campuran air yang sempurna, karena ada arus,perbedaan ini tidak jelas. Hal sebaliknya jugadapat terjadi, di mana konsentrasi logam dipermukaan lebih tinggi dari dasar waduk, yangkemungkinan disebabkan adanya aliranumbalan (upwelling).
Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwakisaran konsentrasi logam berat Mn, Cd, Cr,
Cu, Pb, dan Fe dalam air di ketiga waduktersebut masih dalam kisaran baku mutu airuntuk perikanan budi daya air tawar sesuaidengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 82Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Airdan Pengendalian Pencemaran (Lampiran 1).Namun demikian dilihat dari batas toleransinyabagi biota air, tingkat konsentrasi beberapalogam berat antara lain Fe, Cu, Cd, dan Cr, perludiwaspadai (Lampiran 2).
Keterangan (Remark):Luas waduk 6.200 ha (Reservoir area is 6,200 ha)1. Jangari2. Cipicung3. Maleber4. Tegal datar5. Dam→ Sungai Citarum (Citarum river)
Gambar 2. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk CirataFigure 2. Sampling location of water, mud, and fish at Cirata reservoir
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)
107
Secara umum tingkat konsentrasi residulogam berat di Waduk Cirata lebih tinggidibandingkan dengan di Waduk Jatiluhur danSaguling. Tingkat konsentrasi residu masing-masing logam berat tersebut dalam tiap wadukjuga bervariasi, seperti berikut:
Mn : Saguling > Cirata > Jatiluhur
Cd : Jatiluhur > Cirata > SagulingCr : Cirata > Jatiluhur > SagulingCu : Cirata > Saguling > JatiluhurPb : Jatiluhur > Saguling > CirataFe : Cirata > Jatiluhur > SagulingKonsentrasi residu logam berat tertinggi
adalah Fe yang tercatat di Waduk Cirata (1,32—
Keterangan (Remark):Luas waduk 8.300 ha (Reservoir area is 8,300 ha)1. Parung Kalong2. Sodong3. Jamaras4. Baras Barat5. Dam Utama6. Keramba7. Taroko8. PDAM9. Cilalawi
Gambar 3. Lokasi pengambilan contoh air, lumpur, dan ikan di Waduk JatiluhurFigure 3. Sampling location of water, mud and fish at Jatiluhur reservoir
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115
108
MnCd
CrCu
PbSa
gulin
gAir W
ate
r0.4
6(0.
11-1.
21)
0.004
(0.00
1-0.00
9)0.0
08(0.
002-0
.014)
0.009
(0.00
-0.02
)0.0
16(0.
00-0.
06)
Tana
hSe
dim
ent
468
(338-5
21)
0.11
(0.07
-0.14
)1.4
6(0.
46-1.
99)
25.23
(34.0-
75.0)
7.55
(3.10
-10.80
)Ika
nFi
sh3.0
00.0
40.1
65.0
00.4
6
Cirat
aAir W
ate
r0.1
8(0.
02-0.
48)
0.006
(0.00
2-0.01
2)0.0
3(0.
01-0.
06)
0.006
(0.00
-0.03
)0.0
2(0.
01-0.
03)
Tana
hSe
dim
ent
620
(219-1
559)
0.13
(0.08
-0.18
)1.1
0(0.
77-1.
68)
39.40
(30.0-
45.0)
8.40
(4.00
-17.80
)Ika
nFi
sh10
.000.0
50.1
65.0
00.8
4
Jatilu
hur
Air Wate
r0.1
3(0.
01-0.
33)
0.006
(0.00
2-0.00
13)
0.02
(0.00
8-0.43
)0.0
03(0.
00-0.
01)
0.03
(0.02
-0.07
)Ta
nah
Sed
imen
t72
3(22
0-175
6)0.1
10.0
9-0.18
)7.5
8(0.
46-17
.15)
0.036
(0.00
4-0.04
4)0.0
16(0.
004-0
.037)
Ikan
Fish
22.00
(10.00
-39.00
)0.0
47(0.
03-0.
07)
0.21
(0.00
-0.63
)7.0
0(6.
00-9.
00)
0.646
(0.46
-1.02
)
Rata
-rata
dan
kisa
ran t
ingka
t res
idu (
Aver
age a
nd ra
nge o
f resi
due l
evel
Wadu
k Re
servo
irCo
ntoh
Sa
mple
Tabe
l 1.
Tingk
at res
idu lo
gam
berat
di lin
gkun
gan a
kuati
k Wad
uk Sa
gulin
g, Cir
ata, d
an Ja
tiluhu
rTable
1.
Hea
vy m
etals
res
idue
leve
ls in
the
aquati
c en
viro
nm
ent of
the
Saguling, C
irata
, and J
ati
luhur
rese
rvoi
rs
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)
109
7,11 mg/L), menyusul Mn di Waduk Saguling(0,11—1,21 mg/L). Tingginya konsentrasiresidu logam berat dapat disebabkan pula olehsifat fisika dan kimia senyawa unsur tersebut,antara lain kelarutannya dalam air. Kehadiranpersenyawaan tembaga (Cu) misalnya, ter-gantung pada pH dan kandungan garam dalamair. Dalam lingkungan akuatik senyawa logamberat ini dapat mengalami siklus biologis dalambiota air, khususnya ikan yang menimbulkanproses bioakumulasi (Ariesyadi & Slamet,2000).
Residu logam berat pada ikan dari ketigawaduk umumnya tercatat melebihi konsentrasiyang biasa terdeteksi dalam ikan, khususnyaresidu Mn dan Cu tercatat relatif kritis(Lampiran 6), akan tetapi masih dapat di-konsumsi dengan aman, karena masih ada dibawah ambang batas toleransi (Lampiran 5).Data residu pada ikan di Waduk Saguling danCirata hanya dilakukan pada sampel ikan hasilbudi daya karena tidak diperoleh sampel ikanhasil tangkapan, sedangkan di Jatiluhuranalisis residu dilakukan pada ikan budi dayadan hasil tangkapan.
Menurut Forstner & Whittmann (1981),sekuen konsentrasi Cd dan Pb dalam suatuekosistem sungai adalah sebagai berikut: Air> ikan > sedimen > invertebrata akuatik.
Residu logam berat dalam sedimen diketiga waduk umumnya tercatat dalam batas-batas komposisi yang umum terdapat dalamtanah dan sedimen (Lampiran 7). Konsentrasilogam dalam sedimen lebih tinggi diban-dingkan dalam air dan ikan, mengikuti sekuenyang telah disampaikan di atas. Residu logamberat yang dianalisis dalam sedimen waduktidak hanya berasal dari cemaran akan tetapijuga dari kandungan tanah dasar waduk.
Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhurterletak di Sungai Citarum yang berhulu diwilayah pertanian kaki Gunung Wayang (40 kmsebelah utara kota Bandung), dan mengalir kearah utara sepanjang 225 km untuk bermuaradi Laut Jawa. Sungai tersebut membelahdaerah aliran sungai yang terdiri atas berbagaiekosistem, wilayah pertanian, pemukimankampung, dan perkotaan (Djuangsih & Dalim,1994). Di sepanjang DAS Citarum tersebutpembangunan industri meningkat dengantajam sejak tahun 1975, khususnya industritekstil yang berjumlah sekitar 458. Jenisindustri lainnya adalah pengolahan kulit,kertas, cat, bahan kimia, farmasi, mesin, danlogam, yang berjumlah sekitar 490 unit
(Brotoisworo, 1990). Oleh karena itu, tidaklahmengherankan bila ketiga waduk tersebutmenerima beban polusi yang cukup tinggi dariareal sekitarnya. Sebagai contoh dari salahsatu tempat penyaringan limbah di KotaBandung saja, terdeteksi kandungan logamberat Fe, Mn, Cu, Cr, Pb, dan Cd, sebanyakmasing-masing 15,7 mg/L; 0,25 mg/L; 0,07 mg/L; 0,12 mg/L; 0,91 mg/L; dan 0,06 mg/L(Anonim, 1991). Waduk Saguling dan Cirataterletak tidak jauh dari wilayah perkotaan, olehkarena itu dapat diasumsikan bahwa tingkatpencemaran logam dalam air Waduk Saguling> Cirata > Jatiluhur. Hasil pemeriksaan pence-maran limbah kota, pencemaran logam beratdi perairan waduk juga tergantung padaberbagai faktor lainnya, seperti faktorgeofisika, fisika, kimia, dan sosial.
Menurut Brotoisworo (1990), sekitar 20%pupuk inorganik yang digunakan di sawahtercuci (terbawa) ke Waduk Cirata dan Saguling.Kandungan unsur nitrogen dan fosfor yangtinggi ini memacu pertumbuhan gulma airEichornia crassipes, Hydrilla verticillata, danSalvinia molesta di ketiga waduk tersebut. Halini dapat menyebabkan penurunan tingkatpencemaran logam berat di suatu ekosistemakuatik. Menurut Forstner & Wittmann (1984)tanaman tinggi melalui akarnya dapat menye-rap unsur-unsur logam yang terikat dalamsedimen lebih baik dari alga dan lumut.Penggunaan satu spesies tanaman air dibeberapa lokasi adalah cara yang baik untukmemonitor tingkat pencemaran logam berat.
Faktor-faktor lain yang mendukung sekuentingkat pencemaran logam berat di ketigawaduk tersebut adalah cara pelaksanaanpengelolaan perairan, intensitas budi dayaperikanan, dan tingkat aktivitas manusia disekitar ekosistem waduk.KESIMPULAN♦ Tingkat konsentrasi logam berat Mn, Cd, Cr,
Cu, Pb, dan Fe di tiga Waduk Saguling, Cirata,dan Jatiluhur masih sesuai dengan bakumutu air untuk perikanan budi daya air tawar(Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001).
♦ Secara potensial tingkat pencemaranresidu logam berat di tiga waduk adalahsebagai berikut: Cirata > Saguling >Jatiluhur.
♦ Tingkat konsentrasi logam berat Fe > Mn >Cr > Pb > Cu > Cd.
♦ Jumlah residu logam berat dalam air < ikan <sedimen.
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115
110
DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1991. Pengelolaan air limbah di Pusat
Pengelolaan Limbah di Pasir Impun. Uni-versitas Pajajaran, Bandung. 27 pp.
Ariesyadi, H.D. dan J.S. Slamet. 2000. Ekokinetikatembaga di perairan statis. JurnalToksikologi. 1(1): 1—12.
Brotoisworo, I. 1990. Country Experience inRiver/Lake Basin Management Focused onWater Quality. Institute of Ecology,Padjadjaran University, Bandung. 89 pp.
Darmono. 1990. “Uptake of Cadmium and Nickelin Banana Prawn merguiensis De Man”. Bull.Environmn. Contamin. Toxicol. 45(3): 320—328.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pence-maran, Hubungannya dengan ToksikologiSenyawa Logam. Penerbit UniversitasIndonesia (UI-Press). p. 86—93.
Djuangsih, N. and H. Dalim. 1994. Preliminarystudy on the environmental pollution in
the Citarum River basin, West Java, Indone-sia. Dalam: Environmetal Toxicology inSouth East Asia. Widianarko e. al. Eds. VUUniversity Press, Amsterdam. p. 277—288.
Forstner, U. and G.T.W. Wittmann. 1984. Metalpollution in The Aquatic Environment. 2nd
edition. Springer-Verlag, Berlin-Heidelberg-New York. 1981. p. 271—318.
Kumar, S. and S.C. Pant. 1994. Comparativeeffects of sublethalpoisoning of Zn, Cu,and Pb on gonads of the teleost, Puntiusconchonius. Tox.Letters. 23: 189—194.
Sutamihardja, R.T.M. 2001. Kumpulan MakalahToksikologi Lingkungan, Angkatan XIX.Program Pasca Sarjana. Program Studi IlmuLingkungan. Universitas Indonesia. 241 pp.
Suwarna, S., S. Surtipanti, dan S. Yatim. 1981.Studi kandungan logam berat Hg, Pb, Cd,dan Cr dalam beberapa jenis hasil lautsegar. Majalah BATAN 1(April). p. 2—8.
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)
111
Lamp
iran 1
.Ha
sil pe
merik
saan
resid
u log
am be
rat di
stas
iun-s
tasiun
Wad
uk Sa
gulin
gA
ppen
dix
1.
Res
ult
of
hea
vy m
etal
resi
due
mea
sure
men
t in
the
stati
ons
of t
he
Saguling
rese
rvoi
r
MnCd
CrCu
PbFe
Air (W
ate
r)
0.89
(0.57
-1.21
)0.0
03(0.
57-1.
21)
0.005
(0.00
2-0.00
8)0.0
15(0.
01-0.
02)
0.015
(0.01
-0.02
)3.7
(3.74
-3Ta
nah (
Sedim
ent)
621
0.07
1.68
3410
.80.2
Air (W
ate
r)
0.19
(0.11
-0.27
)0.0
08(0.
007-0
.009)
0.003
(0.00
2-0.00
4)0.0
10.0
35(0.
01-0.
06)
0.13
(0.1-0
Tana
h (Se
dim
ent)
388
0.14
1.99
376.1
0.9Air
(Wate
r)
0.57
(0.52
-0.62
)0.0
04(0.
003-0
.005)
0.005
(0.00
8-0.12
)0.0
05(0.
00-0.
01)
0.005
(0.00
-0.01
)1.1
(0.62
-1Ta
nah (
Sedim
ent)
453
0.14
1.70
7510
.200.7
Air (W
ate
r)
0.19
(0.18
0-0.21
)0.0
010.0
13(0.
012-0
.014)
0.005
(0.00
-0.01
)0.0
10.1
(0.11
-0Ta
nah (
Sedim
ent)
463
0.11
0.46
503.1
0.5
Maro
ko
Dam
Ting
kat r
esid
u rat
a-rat
a dan
kisa
ran (
Aver
age a
nd ra
nge o
f resi
due l
evel
) (mg
Bong
as
Bund
er
Cont
oh
Sam
pleSt
asiun
St
ation
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115
112
Lamp
iran 2
.Ha
sil pe
merik
saan
resid
u log
am be
rat di
stas
iun-s
tasiun
Wad
uk Ci
rata
Appen
dix
2.
Res
ult
of
hea
vy m
etal r
esid
ue
mea
sure
men
t in
the
stati
ons
of t
he
Cir
ata
res
ervo
ir
MnCd
CrCu
PbAir
(Wate
r)
0.27
(0.06
-0.48
)0.0
09(0.
007-0
.012)
0.044
(0.02
5-030
63)
0.005
(0.00
-0.01
)0.0
15(0.
01-0.
02)
(0.0
Tana
h (Se
dim
ent)
698
0.08
1.22
4217
.8Air
(Wate
r)
0.21
(0.10
-0.33
)0.0
04(0.
002-0
.007)
0.022
(0.01
8-0.02
6)0.0
02(0.
01-0.
03)
0.025
(0.02
-0.03
)(0.
Tana
h (Se
dim
ent)
1559
0.12
0.77
355.2
Air (W
ate
r)
0.15
(0.04
-0.27
)0.0
05(0.
004-0
.007)
0.028
(0.01
2-0.04
5)0.0
05(0.
00-0.
01)
0.025
(0.02
-0.03
)(0.
0Ta
nah (
Sed
imen
t)29
00.1
81.0
730
5.4Air
(Wate
r)
0.12
(0.07
-0.17
)0.0
03(0.
002-0
.005)
0.026
(0.02
1-0.03
1)0
0.02
(0.01
-0.03
)(0.
0Ta
nah (
Sed
imen
t)21
90.1
30.7
745
4.0Air
(Wate
r)
0.12
(0.02
-0.23
)0.0
0(0.
003-0
.009)
0.03
(0.01
1-0.04
9)0.0
05(0.
00-0.
01)
0.02
(0.0
Tana
h (Se
dim
ent)
334
0.16
1.68
459.6
Stas
iun
Stat
ionCo
ntoh
Sa
mple
Ting
kat r
esid
u rat
a-rat
a dan
kisa
ran (
Aver
age a
nd ra
nge o
f resi
due l
evel
)
Cipic
ung
Janga
ri
Maleb
er
Tega
l Da
tar
Dam
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)
113
Lamp
iran 3
.Ha
sil pe
merik
saan
resid
u log
am be
rat di
stas
iun-s
tasiun
Wad
uk Ja
tiluhu
rA
ppen
dix
3.
Res
ult
of
hea
vy m
etal r
esid
ue
mea
sure
men
t in
the
stati
ons
of J
ati
luhur
rese
rvoi
r
MnCd
CrCu
PbAir
(Wate
r)0.1
90.0
080.0
210.0
050.0
5Ta
nah (
Sed
imen
t)17
560.1
10.4
638
4.5Air
(Wate
r)0.2
60.0
050.0
160.0
050.0
3Ta
nah (
Sed
imen
t)55
10.0
92.4
534
9.1Air
(Wate
r)0.0
90.0
070.0
090.0
050.0
3Ta
nah (
Sed
imen
t)82
20.0
90.6
133
10.3
Air (W
ate
r)0.0
60.0
060.0
080.0
050.2
Tana
h (Se
dim
ent)
493
0.18
11.79
4419
.6Air
(Wate
r)0.1
70.0
070.0
250.0
050.0
2Ta
nah (
Sed
imen
t)88
80.1
16.6
938
15.5
Air (W
ate
r)0.0
80.0
040.0
128
0.005
0.02
Tana
h (Se
dim
ent)
652
0.08
6.89
3713
.7Air
(Wate
r)0.1
00.0
090.0
30
0.02
Tana
h (Se
dim
ent)
220
0.11
12.4
3831
.7Air
(Wate
r)0.1
40.0
060.0
180.0
00.0
2Ta
nah (
Sed
imen
t)39
90.1
117
.1530
22.3
Air (W
ate
r)0.0
80.0
090.0
250
0.03
Tana
h (Se
dim
ent)
--
--
-
Stas
iun
Stat
ionCo
ntoh
Sa
mple
Ting
kat r
esid
u rat
a-rat
a dan
kisa
ran (
Aver
age a
nd ra
nge o
f resi
due l
e
Paru
ngka
long
Sodo
ng
Taro
ko
Baras
barat
Dam
Jamara
s
Karam
ba
Silala
wi
Instal
asi P
AM
J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 103--115
114
I II III IVCd mg/L 0.01 0.01 0.01 0.01Cr mg/L 0.05 0.05 0.05 1Cu mg/L 0.02 0.02 0.02 0.2Fe mg/L 0.3 - - -Pb mg/L 0.03 0.03 0.03 1Mn mg/L 0.1 - - -
Kelas (Class)Parameter Parameter
Satuan Unit
Lampiran 4. Baku mutu air untuk beberapa logam beratAppendix 4. Water quality standards for some heavy metals
Sumber (Source):Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian PencemaranGovernment Regulation of the Republic of Indonesia, Number 82 Year2001 on The Management of Water Quality And Pollution Control
Unsur/Senyawa Krustase Ikan ManusiaElement/Compound Crustaceans (µg/L) Fish (µg/L) Man (mg/kg)
Cd++ [CdCl2] 0.03-0.4 3 50-500Cr++ [Cr2(SO4)3] 0.03-0.1 1.2-200 500-5,000Cu++ [CuSO4] 0.08-0.8 0.03-0.8 8,000 mgFe++ [FeSO4] 1.62-152 0.9-152 500-5,000Mn++ 500-1,000 50-1,200 500-5,000Pb++ [Pb(NO3)2] 3-170 0.33-200 2,000
Lampiran 5. Batas toleransi konsentrasi beberapa unsur dan senyawa logam beratAppendix 5. Toxicological tolerance levels of some heavy metals and compounds
Sumber (Source): Jung & Liebmann dalam Forstner & Wittmann (1981)
Lampiran 6. Kisaran umum konsentrasi logam dalam tubuh ikanAppendix 6. Common concentration ranges for heavy metals in fish
Sumber (Source): Forstner & Wittmann (1981)
Logam (Meta l ) Kisaran (Range) (µg/kg) Jaringan tubuh (Organ)Kadmium (Cadmium ) (Cd) - -Krom (Chromium ) (Cr) 0.02-1.60 Otot (Muscle )Tembaga (Copper ) (Cu) 0.07-1.28 Otot (Muscle )Besi (Iron ) (Fe) 0.1-1.78 Otot (Muscle )Timbal (Lead ) (Pb) 2.0 Total ikan (Whole fish )Mangan (Manganesa ) (Mn) 0.421-2.98 Otot (Muscle )
Tingkat pencemaran logam berat pada ekosistem waduk ..... (Sutrisno)
115
Lampiran 7. Komposisi umum unsur logam dalam sedimen dan tanahAppendix 7. Common elemental composition of sediments and soils
Sumber (Source): Salomons & Forstner (1984)
Unsur (Element ) Kisaran (Range) (mg/kg)Kadmium (Cadmium ) (Cd) 0.05-0.22Krom (Chromium ) (Cr) 11.0-72.0Tembaga (Copper ) (Cu) 5.1-250Besi (Iron ) (Fe) 17,000-65,000Timbal (Lead ) (Pb) 5.7-150Mangan (Manganesa ) (Mn) 460-6,700