tingkat kelarutan padatan dalam pelarut 01

23
PERCOBAAN II PENENTUAN TINGKAT KELARUTAN PADATAN DALAM PELARUT ABSTRAK Percobaan penentuan tingkat kelarutan padatan dalam pelarut bertujuan mempelajari kelarutan suatu bahan pada berbagai pelarut secara kualitatif. Prinsip dari percobaan ini adalah perbedaan kelarutan, dimana suatu senyawa hanya akan larut pada senyawa lain yang mempunyai sifat yang sama (like dissolves like). Metode yang digunakan yaitu dengan melarutkan solute (zat terlarut) pada berbagai jenis pelarut dengan range waktu tertentu sehingga dapat dibandingkan tingkat kelarutan dari beberapa solute dalam berbagai jenis pelarut. Dari percobaan didapatkan bahwa NaCl dapat larut dalam pelarut: akuades, HCl, NH 4 OH, dan aseton tetapi sedikit larut dalam etanol dan tidak larut dalam kloroform sedangkan CaCl 2 dapat larut dalam pelarut : akuades, HCl, NH 4 OH, dan etanol tetapi sedikit larut dalam aseton dan tidak larut dalam kloroform dan NiCl 2 dapat larut dalam pelarut : HCl, NH 4 OH, akuades, dan etanol tetapi sedikit larut dalam kloroform dan tidak larut dalam aseton.

Upload: ferdiansyah-anugrah-r

Post on 18-Feb-2015

359 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

PERCOBAAN II

PENENTUAN TINGKAT KELARUTAN PADATAN

DALAM PELARUT

ABSTRAK

Percobaan penentuan tingkat kelarutan padatan dalam pelarut bertujuan

mempelajari kelarutan suatu bahan pada berbagai pelarut secara kualitatif.

Prinsip dari percobaan ini adalah perbedaan kelarutan, dimana suatu senyawa

hanya akan larut pada senyawa lain yang mempunyai sifat yang sama (like

dissolves like). Metode yang digunakan yaitu dengan melarutkan solute (zat

terlarut) pada berbagai jenis pelarut dengan range waktu tertentu sehingga dapat

dibandingkan tingkat kelarutan dari beberapa solute dalam berbagai jenis

pelarut. Dari percobaan didapatkan bahwa NaCl dapat larut dalam pelarut:

akuades, HCl, NH4OH, dan aseton tetapi sedikit larut dalam etanol dan tidak

larut dalam kloroform sedangkan CaCl2 dapat larut dalam pelarut : akuades,

HCl, NH4OH, dan etanol tetapi sedikit larut dalam aseton dan tidak larut dalam

kloroform dan NiCl2 dapat larut dalam pelarut : HCl, NH4OH, akuades, dan

etanol tetapi sedikit larut dalam kloroform dan tidak larut dalam aseton.

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari kelarutan suatu bahan pada berbagai pelarut secara kualitatif.

II. DASAR TEORI

II.1. Larutan

Larutan adalah suatu sistem campuran homogen dari dua zat atau lebih

partikel didalam larutan memiliki ukuran atau dimensi molekuler.

Perbedaan antara pelarut dan zat terlarut sebenarnya relatif, suatu zat pada

suatu saat dapat merupakan zat terlarut (solute) dan pada saat lain

merupakan pelarut (solvent), sehingga dapat dikatakan bahwa zat terlarut

(solute) adalah suatu komponen atau zat yang ada dalam jumlah yang

lebih kecil sedangkan pelarut (solvent) adalah suatu komponen atau zat

Page 2: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

yang ada dalam jumlah yang lebih besar. Berdasarkan banyaknya zat

terlarut (solute), larutan dapat dibagi menjadi :

1. Larutan tidak jenuh

Yaitu larutan yang mana solute dapat ditambahkan secara bebas untuk

Membentuk larutan dengan berbagai konsentrasi.

2. Larutan tepat jenuh

Yaitu larutan dimana proses penambahan solute hingga tercapai suatu

Kesetimbangan dinamis antara zat dalam larutan dan zat yang tidak

larut.

3. Larutan lewat jenuh

Yaitu penambahan solute tidak lagi mempengaruhi konsentrasi larutan.

(Petrucci, 1992)

2.2 Kelarutan

Kelarutan atau proses melarut adalah suatu proses perubahan dari

zat asal kedalam medium. Pengertian kelarutan dapat digunakan dalam

beberapa paham yaitu bahwa kelarutan menyatakan pengertian secara

kualitatif dari proses larutan yang dapat didefinisikan sebagai interaksi

spontan dari dua zat atau lebih membentuk disperse molekul hydrogen.

Kelarutan juga digunakan secara kuantitatif untuk menyatakan komposisi

dari larutan yang didefinisikan sebagai konsentrasi zat terlarut dalam

larutan jenuh, serta kelarutan dapat juga diartikan sebagai banyaknya zat

terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu

pelarut dan temperatur konstan. (Sukardjo,1985)

Kelarutan merupakan sifat suatu zat atau kemampuan suatu zat

terlarut untuk melarut dalam suatu pelarut dengan banyak tertentu

menghasilkan suatu larutan. Menurut banyaknya zat terlarut, larutan dibagi

menjadi tiga macam yaitu larutan jenuh, tak jenuh, dan lewat jenuh.

(Underwood, 1996)

2.2.1 Kelarutan Endapan/ Padatan

Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik

kualitatif melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat-zat

yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat yang keluar dari

Page 3: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

larutan. Endapan mungkin berupa kristal atau koloid dan dapat

dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifuse.

Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti

penting yang praktis dalam analisis anorganik, semua pekerjaan

dilakukan dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer, perubahan

yang sedikit dari dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer.

Perubahan yang sedikit dari tekanan atmosfer tak mempunyai

pengaruh yang berarti atas kelarutan. Terlebih penting adalah

perubahan kelarutan dengan suhu. Umumnya dapat dikatakan, bahwa

kelarutan kristal atau endapan bertambah besar dengan kenaikan

suhu, meskipun dalam beberapa hal istimewa (seperti kalium sulfat),

terjadi yang sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu

berbeda-beda dalam beberapa hal sangat kecil sekali, dalam hal-hal

lainnya sangat besar. Pada beberapa hal perubahan kelarutan dengan

berubahnya suhu dapat menjadi dasar pemisahan.

(Vogel, 1990)

2.2.2 Kelarutan dari Padatan Dalam Cairan

Gaya tarikan diantara partikel zat terlarut memainkan peranan

yang lebih besar. Dalam padatan molekul atau ion tersusun dalam

pola yang sangat teratur atau gaya tariknya maksimum. Agar larutan

dapat terbentuk, tari-menarik antara partikel zat terlarut dan pelarut

harus cukup besar untuk memungkinkan dorongan alami untuk

mencapai ketidakteraturan. Dalam padatan ini, dimana gaya tarik-

menarik sangat kuat, sehingga pelarut yang sangat polar seperti air

saja dapat melarutkannya. Pelarut dengan kepolaran besar seperti

metil alkohol atau etil alkohol tidak akan mampu melakukannya, dan

garam seperti NaCl dapat dikatakan tak larut didalamnya tetapi larut

dalam air. (Bird, 1987)

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu:

a. Temperatur

Kebanyakan senyawa anorganik meningkat kelarutannya sejalan

dengan meningkatnya suhu.

Page 4: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

b. Sifat Pelarut

Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai

kesamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-

molekul solvent.

c. Sifat Zat Terlarut

Berdasarkan molarnya apabila konsentrasi tinggi maka kelarutannya

lebih tinggi atau besar.

d. Efek Ion Sekutu

Sebuah endapan secara umum lebih dapat larut dalam air murni

dibanding dalam larutan yang mengandung satu dari ion-ion endapan.

e. Efek Aktivitas

Banyaknya endapan menunjukan peningkatan kelarutan dalam larutan-

larutan yang mengandung ion-ion yang tidak bereaksi secara kimiawi

dengan ion-ion dari endapan.

f. Pengaruh pH

Kelarutan dari garam asam lemah tergantung pada pH larutan tersebut,

sehingga meningkatkan kelarutan.

g. Pengaruh Hidrolisis

Garam asam lemah dapat terurai didalam air sehingga perubahan

dalam konsentrasi ion hidrogen bisa cukup besar.

h. Pengaruh Pembentukan Kompleks

Banyaknya endapan membentuk kompleks-kompleks larut dengan ion

dari unsur pengendapan itu sendiri karena adanya efek ion sekutu.

i. Tekanan

Kelarutan semua gas akan naik bila tekanan parsial gas diatas larutan

naik.

(Underwood, 1996)

2.4 Proses Melarutnya Zat Terlarut

Prinsip dasar yang digunakan untuk mengetahui proses melarutnya

zat terlarut kedalam pelarut biasa dikenal dengan istilah ”Like Dissolves

Like” artinya pelarut sejenis akan melarutkan molekul sejenis artinya

pelarut dan molekul zat terlarut saling berinteraksi antar molekul keduanya

dengan membentuk suatu ikatan tertentu diantara keduanya, sehingga

secara termodinamika zat terlarut akan larut dalam pelarut tersbut. Ada

Page 5: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

istilah lain yang menghasilkan proses melarutnya zat terlarut dalam

molekul pelarut, yaitu istilah solvasi pelarut. Solvasi pelarut adalah proses

dimana ion-ion solute dikelilingi oleh molekul pelarut dan dengan

membentuk semacam jembatan atau ikatan antara keduanya, misalnya

garam dapur. (Keenan, 1990)

2.5 Proses Pelarutan

Proses terbentuknya suatu larutan hampir selalu terjadi bersamaan

dengan adsorpsi atau pelepasan energi. Jumlah panas yang diadsorpsi atau

dilepaskan bila suatu zat membentuk larutan disebut panas pelarutan yang

diberi lambang ∆H pelarutan. Panas pelarutan adalah perbedaan antara

energi yang dipunyai larutan setelah terbentuk dan energi yang dipunyai

oleh komponen larutan sebelum dicampur, jadi :

∆H pelarutan = H pelarutan – H komponen (Brady,

1999)

2.6 Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Keseimbangan kelarutan yaitu keseimbangan antara sepertu

elektrolit yang sedikit larut dengan larutan jenuhnya. Bila dalam suatu

larutan jenuh MA mengandung elektrolit biner (menghasikan 2 ion) yang

sedikit larut, terdapat padatan MA maka padatan keseimbangan dapat

dituliskan sebagai berikut:

MA(s) M+(aq) + A-

(aq)

Untuk hal-hal yang keseimbangan larutan elektrolit yang sedikit larut

biasanya digunakan Ksp. Untuk elektrolit yang mudah larut seperti NaCl,

asumsi bahwa K = Ksp tidak berlaku, selain itu aktivitas ion-ion

elektrolit yang mudah larut sama dengan konsentrasinya. Kelarutan suatu

elektrolit akan berkurang bila dilarutkan dalam larutan yang mengandung

ion senama. Tetapi jika ion tidak senama atau efek garam, akan

meningkatkan kelarutan.

Nilai hasil kali kelarutan juga dapat digunakan untuk menduga

pengendapan akan terjadi apabila dua elektrolit dicampurkan, bila hasil

kali ion lebih kecil dari Ksp maka tidak akan terjadi pengendapan dan jika

hasil kali ion lebih besar daripada Ksp maka akan mengendap. (Bird, 1987)

Page 6: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

2.7 Analisa Bahan

2.7.1 NiCl2

Kristal hijau, higrokopis, larut dalam air, dan amonium hidroksida.

(Budavary, 1989)

2.7.2 NaCl

Padatan kristalin putih, larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol,

densitas 2,17 g ml-1, titik leleh 801 oC, titik didih 1413 oC, NaCl

dijumpai sebagai mineral. (Budavary, 1989)

2.7.3 CaCl2

Senyawa putih lembab air yang larut dalam air. Titik leleh 272 oC,

titik didih 7600 oC, densitas 2,15 g ml-1.larut dalam air dan alkohol.

(Budavary, 1989)

2.7.4 Aseton

Cairan tak berwarna yang mudah terbakar, memiliki bau khas yang

lemah, merupakan senyawa reaktif, larut dalam air, berat jenis 0,79

g/ml. Titik leleh -95,40C, titik didih 56,20C. Dibuat dari oksidasi

propan-2-ol, atau hasil samping pembuatan fenol dari kamera.

Digunakan sebagai pelarut, pembuat plastik, dan seluloit. ( Daintith,

1994 )

2.7.5 Aquadest

Cairan tak berwarna yang larut dalam etil alkohol, etil eter, bobot

molekul 18,06 g mol-1, titik leleh 0 oC, titik didih 100 oC, merupakan

pelarut universal, densitas 1 g ml-1. (Daintith, 1994)

2.7.6 Etanol

Merupakan zat cair tak berwarna, bersifat semipolar, bobot molekul

46,07 g mol-1, titik leleh -114,5 oC, titik didih -102 oC, densitas 0,61 g

ml-1. Larut dalam air, eter, kloroform, berbau menyengat, volatil.

(Daintith, 1994)

2.7.7 Kloroform

Cairan atsiri, berbau manis,tan warna, titik leleh -63 oC, titk didih 61 oC, densitas 1,48 g ml-1. Dibuat melalui reaksi haloform, volatil, larut

dalam alkohol, eter, benzena, sedikit larut dalam air. (Budavary,

1989)

Page 7: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

2.7.8 Asam Klorida (HCl)

Gas berasap tan warna, titik leleh -114 oC, titik didih -85 oC, dapat

dibuat dengan memanaskan NaCl dan metana atau reaksi haloform.

Bobot molekul 38,42 g mol-1, densitas 0,47 g ml-1. (Budavary, 1989)

2.7.9 NH4OH

Cairan pada temperatur -78 oC -33 oC dibawah tekanan 1 atm, titik

didih 23 oC, bobot molekul 325 g mol-1, konstanta ionisasi 5 . 10-27.

Bersifat asam lemah, merupakan larutan NH3 dalam air. (Budavary,

1989)

III. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat

Tabung reaksi

Pengaduk gelas

Gelas arloji

Gelas ukur

Pipet tetes

Stopwatch

Neraca analitik

3.2 Bahan

Akuades

Kloroform

Etanol

HCl 2 N

NH4OH

Aseton

NaCl

CaCl2

NiCl2

3.3 Skema Kerja

10 ml H2O

tabung reaksi

10 ml CHCl3

tabung reaksi

10 ml Etanol

tabung reaksi

10 ml Aseton

tabung reaksi

10ml NH4OH

tabung reaksi

10 ml HCl

tabung reaksi

Page 8: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

Solute

Penambahan 0,3 g padatan

NaCl

Pengamatan perubahan

(kelarutan)

Pencatatan waktu saat seluruh

padatan melarut

Pengulangan terhadap kristal

CaCl2 dan NiCl2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

NaCl CaCl2 NiCl2

Akuades Larut sempurna

(t:45,87”)

Larut sempurna

(t: 16,76”)

Larut sempurna

(t: 14,8”)

HCl Larut sempurna

(t: 25,01”)

Larut sempurna

(t: 9,40”)

Larut sempurna

(t: 14,4”)

Aseton Tidak larut Sedikit larut Tidak larut

NH4OH Larut sempurna

(t: 19,26”)

Larut sempurna

(t: 10,19”)

Larut sempurna

(t: 16,3”)

Kloroform Tidak larut Tidak larut Sedikit larut

Etanol Sedikit larut Larut (t:40,84”) Larut (t:20,2”)

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari kelarutan suatu bahan pada

berbagai pelarut secara kualitatif. Prinsip dari percobaan ini adalah “Like

Dissolves Like”, dimana senyawa polar akan melarut dalam senyawa polar dan

sebaliknya senyawa non polar juga akan melarut dalam pelarut non polar. Dengan

didasarkan pada prinsip tersebut, maka reaksi pelarutan senyawa dalam berbagai

pelarut yang berbeda kepolarannya ini dapat diamati secara visual. Dalam

Hasil

Solvent

Page 9: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

percobaan ini pelarut yang digunakan adalah akuades, etanol, aseton, kloroform,

amonium hidroksida dan asam klorida sedangkan zat terlarut yang digunakan

adalah NaCl, CaCl2 dan NiCl2 dengan menggunakan zat pelarut yang berbeda-

beda maka dapat diketahui perbedaan waktu yang dibutuhkan zat terlarut untuk

melarut.

4.1 Pelarut Akuades (H2O)

Air merupakan molekul yang memiliki struktur tak linier dengan sudut

H-O-H adalah 104,5oC dan merupakan molekul polar karena terjadi

polarisasi antara muatan (+) dan (-) yang disebut dipol (dwi kutub). Suatu

padatan ionik atau kristalin dilarutkan akan terjadi interaksi dipol dan karena

ion dipol lebih besar daripada gaya ikat maka senyawa ionik akan melarut

dan membentuk suatu sistem ion terhidrat.

Pada palarut akuades, NaCl dapat larut karena akan terjadi interaksi ion

dipol dan perbandingan momen dipol diantara keduanya jauh sehingga

molekul NaCl akan lebih mudah berikatan dengan H2O, molekul H2O akan

lebih mudah memutus ikatan NaCl sehingga NaCl akan terdispersi secara

homogen oleh H2O. Ion-ion NaCl yang telah putus dikelilingi oleh ion

solvent yang mempunyai muatan berlawanan. Disamping itu NaCl

mempunyai kelarutan lebih tinggi didalam akuades yang mempunyai

konstanta dielektrik lebih tinggi (81.3 (Taslimah,2002)) dan NaCl

mempunyai energi kisi yang rendah sehingga menyebabkan NaCl lebih

mudah larut. Begitu pula dengan NiCl2 dan CaCl2 yang juga merupakan

padatan ionik yang mempunyai sifat kepolaran yang sama, sehingga akan

mampu larut dalam air.

Reaksi yang terjadi ialah :

NaCl (s) Na+ (aq) + Cl-(aq)

CaCl2(s) Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)

NiCl2 (s) Ni2+(aq) + 2Cl-(aq)

Sedangkan yang digunakan sebagai pembanding adalah waktu.

Perubahan dan selisih waktu yang dicatat merupakan parameter untuk

menentukan cepat atau tidaknya padatan NaCl, CaCl2 dan NiCl2 untuk

Page 10: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

melarut. Dalam akuades yang lebih cepat melarut adalah NiCl2 dibandingkan

dengan NaCl dan CaCl2. Pengadukan dilakukan untuk mempercepat

kelarutan padatan dalam pelarut.

4.2 Etanol

Etanol memiliki sifat yang mirip dengan air, maka etanol cukup baik

digunakan sebagai pelarut, walaupun konstanta dielektrik rendah (25

(Taslimah, 2002))dengan penurunan energi solvasi ion. Seperti juga air,

autoionisasi pada etanol dapat terjadi pada reaksi:

ROH + ROH ROH2+ + RO-

Dengan adanya sifat tersebut maka dari percobaan dapat diketahui bahwa

NaCl sedikit larut dalam etanol. Hal ini disebabkan karena NaCl adalah

garam yang sangat ionik yang terbentuk dari Na dengan elektronegatifitas

rendah, dengan Cl yang mempunyai elektronegatifitas yang tinggi.

Sedangkan CaCl2 dan NiCl2 dapat larut walaupun dengan waktu yang lama,

karena sulitnya untuk memutuskan ikatan pada NiCl2 dan CaCl2.

Reaksi yang terjadi ialah

CaCl2 Ca2+ + 2Cl-

NiCl2 Ni2+ + 2Cl-

NaCl Na+ + Cl-

4.3 Kloroform

Kloroform adalah pelarut yang sangat reaktif, kloroform juga bersifat

atsiri. Kloroform merupakan pelarut semipolar tetapi tidak dapat melarutkan

CaCl2 dan NaCl, hal ini disebabkan karena kloroform tidak dapat mensolvasi

spesies ionik melainkan untuk senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan

kovalen, sedangkan NaCl dan CaCl2 merupakan senyawa ionik sehingga

tidak dapat diikat oleh kloroform dan kloroform tidak dapat memutuskan

ikatan NaCl dan CaCl2 yang menyebabkan solute tersebut tidak dapat larut.

Sedangkan NiCl2 dapat larut walaupun hanya sedikit dan dalam waktu yang

lama. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kloroform adalah pelarut yang

kurang baik untuk padatan garam, karena tidak dapat melarutkan NaCl dan

CaCl2.

Page 11: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

NiCl2 + CHCl3 Ni2+ + 2CHCl

NaCl + CHCl3

CaCl2 + CHCl3

4.4 HCl

Pelarut HCl dapat melarutkan padatan ionik karena HCl juga

merupakan pelarut protonik yang hampir sama dengan air yaitu sangat baik

untuk melarutkan zat terlarut yang bersifat ionik meskipun konstanta

dieletriknya rendah ()dari pada H2O. HCl dapat melarutkan ketiga zat

terlarut tersebut yaitu NaCl, CaCl2 dan NiCl2 dengan waktu yang lebih

singkat (cepat). Diantara keenam pelarut dalam percobaan ini HCl

mempunyai waktu yang cepat untuk melarut.

Reaksi yang terjadi ialah

NaCl + H+ Na+ + HCl

CaCl2 + 2H+ Ca2+ + 2HCl

NiCl2 + 2H+ Ni2+ + 2HCl

4.5 NH4OH

Larutan NH4OH merupakan larutan NH3 dalam air, sehingga NH4OH

mempunyai sifat basa lemah. Ketika NH4OH direaksikan dengan NaCl,

dapat larut walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding H2O.

NH4OH merupakan pelarut yang reaktif terhadap garam hal ini dibuktikan

CaCl2 ketika dilarutkan dalam NH4OH ternyata larut dengan sempurna

denag waktu lebih cepat dibandingkan NaCl dan NiCl2. NH4OH merupakan

solvent yang baik untuk senyawa ionik meskipun konstanta dielektriknya

rendah (22 (Taslimah, 2002)).

Reaksi yang terjadi ialah

Ni2+ + OH- Ni(OH)2 ↓

Hijau

CaCl2(s) + 2NH4OH Ca(OH)2 + 2NH4Cl

NaCl (s) + NH4OH NaOH + NH4Cl

Page 12: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

4.6 Aseton

Dari percobaan dapat diketahui bahwa garam NaCl dapat larut dalam

aseton, sedangkan garam CaCl2 dan NiCl2 tidak dapat larut dalam aseton, hal

ini terjadi karena aseton mempunyai konstanta dielektrik yang yang cukup

rendah tetapi aseton dapat mensolvasi garam ionik tertentu.

NiCl2 + CHCl3 Ni2+ + 2CHCl

NaCl + CHCl3

CaCl2 + CHCl3

V. KESIMPULAN

6.1. Suatu zat yang dapat larut (terlarut) dalam pelarut (solvent) bergantung pada

sifat

alamiah keduanya dan sesuai sifat “ Like Dissolves Like”.

6.2. Dari percobaan diperoleh hasil sebagai brikut:

a. NaCl dapat larut dalam pelarut: akuades, HCl, NH4OH, dan aseton

NaCl sedikit larut dalam etanol dan tidak larut dalam kloroform.

b. CaCl2 dapat larut dalam pelarut: akuades, HCl, NH4OH, dan etanol

CaCl2 sedikit larut dalam aseton dan tidak larut dalam kloroform.

c. NiCl2 dapat larut dalam pelarut: HCl, NH4OH, akuades, dan etanol

NiCl2 sedikit larut dalam kloroform dan tidak larut dalam aseton.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

Bird, Tony. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT Gramedia Pustaka Utama :

Jakarta

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas-Asas dan Struktur. Erlangga : Jakarta

Budavary, Susan. 1989. The Merck Index. Merk and Corp : Railway

Daintith, John. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga : Jakarta

Keenan. 1990. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta

Petrucci, Ralph H. 1992. Kimia Dasar. Jilid 2. Erlanggan : Jakarta

Sukardjo. 1985. Kimia Anorganik. Bina Aksara : Yogyakarta

Taslimah dan Sriyanti. 2002. Reaksi Anorganik. Jurusan Kimia Undip : Semarang

Underwood. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta

Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT

Kalman Madia Pustaka Jakarta

HALAMAN PENGESAHAN

Page 14: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

Percobaan II

Judul Percobaan : Penentuan Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut

Hari/Tanggal : Senin/23 Mei 2006

Nama Kelompok : 1. Ari Budiono

2. Dwi Purwanti

3. Lara Puspita N

4. Ratna Hari Murti

5. Ronny H

6. Siti Nasiroh

Disetujui pada tanggal : ............................

Semarang, 2 Juni 2006

Mengetahui

Asisten

Pulojuhadi Nababan

J2C 002 158

Praktikan

Kelompok III

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK II

Page 15: Tingkat Kelarutan Padatan Dalam Pelarut 01

PENENTUAN TINGKAT KELARUTAN PADATAN

DALAM PELARUT

Kelompok : III (Tiga)

Nama/NIM : -. Ari Budiono NIM. J2C 604 062

-. Dwi Purwanti NIM. J2C 604 065

-. Lara Puspita N NIM. J2C 604 076

-. Ratna Hari M NIM. J2C 604 084

-. Ronny H NIM. J2C 604 087

-. Siti Nasiroh NIM. J2C 604 091

Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 22 Mei 2006

Jam : 07.00 – 10.00 WIB

Asisten : Pulojuhadi Nababan

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2006