tingkat kelangsungan hidup dan laju …

55
i TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN NILA SALIN ( Oreochromis niloticus ) YANG DIBERIKAN PAKAN SIMBIOTIK Bacillus subtilis DENGAN DOSIS YANG BERBEDA MUHAMMAD ARAFAH 105941101816 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

i

TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN

IKAN NILA SALIN ( Oreochromis niloticus ) YANG DIBERIKAN PAKAN

SIMBIOTIK Bacillus subtilis DENGAN DOSIS YANG BERBEDA

MUHAMMAD ARAFAH

105941101816

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 2: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

ii

TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN

IKAN NILA SALIN ( Oreochromis niloticus ) YANG DIBERIKAN PAKAN

SIMBIOTIK Bacillus subtilis DENGAN DOSIS YANG BERBEDA

MUHAMMAD ARAFAH

105941101816

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan

Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2021

Page 3: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

iii

Page 4: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

iv

Page 5: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

v

Tanggal Lulus : 23 Agustus 2021

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Tingkat Kelangsungan

Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Nila Salin (Oreochromis Niloticus) Yang

Diberikan Pakan Simbiotik Bacillus Subtilis Dengan Dosis Yang Berbeda adalah benar hasil karya saya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Makassar, September 2021

Muhammad Arafah

105941100716

Page 6: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

vi

HALAMAN HAK CIPTA

@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2021

Hak Cipta dilindungi undang-undang

1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tampa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,

penulisan, karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik

atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh

karya tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh Makassar.

Page 7: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

vii

ABSTRAK

Muhammad Arafah, 105941101816, Tingkat kelangsungan Hidup Dan Laju

Pertumbuhan Ikan Nila Salin (Oreochromis Niloticus) yang Diberikan Pakan

Simbiotik Bacillus Subtilis dengan Dosis yang Berbeda Dibimbing oleh

Dr.Abdul Haris,S.Pi.,M.Si. dan Dr.Rahmi,S.Pi.,M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pemberian pakan simbiotik yang

tepat pada media pemeliharaan sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup

dan laju pertumbuhan ikan nila salin (oreochromis niloticus). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tersebut

adalah A (tanpa pemberian pakan simbiotik Bacillus subtilis), B (pemberian pakan

simbiotik Bacillus subtilis 10⁵ CFU/ml), C (pemberian pakan simbiotik Bacillus

subtilis 10⁷ CFU/ml), dan D (pemberian pakan simbiotik Bacillus subtilis 10⁹ CFU/ml). Parameter yang diamati adalah, laju pertumbuhan spesifik (SGR), laju

pertumbuhan panjang mutlak, Feed Convertion Ratio (FCR), tingkat

kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perlakuan B (pemberian pakan simbiotik Bacillus subtilis 10⁵ CFU/ml) pada

media pemeliharaan benih ikan nila salin yang diberikan pakan simbiotik 2 kali

sehari menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05), dengan menghasilkan laju

pertumbuhan spesifik (SGR) sebesar 31,33 %, laju pertumbuhan panjang mutlak

sebesar 3,49 cm, Feed Convertion Ratio (FCR) sebesar 1,04, tingkat kelangsungan

hidup sebesar 100%.

Kata kunci : Ikan nila salin ,Simbiotik Bacillus Subtilis

Page 8: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulilahi rabbil alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan

semesta alam. Hanya kepada-Nya penulis menyerahkan diri dan menumpahkan

harapan, semoga segala aktivitas dan praduktivitas penulis mendapatkan limpahan

rahmat dari Allah SWT. Rasa syukur juga dipanjatkan oleh penulis atas berkat

Rahmat, Hidayah serta Kasih Sayang Allah jualah telah memberi banyak nikmat,

kesehatan, dan petunjuk serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan Judul “Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju

Pertumbuhan Ikan Nila Salin ( Oreochromis niloticus ) Yang Diberikan

Pakan Simbiotik Bacillus subtilis Dengan Dosis Yang Berbeda.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Kepada kedua orang tua yang telah membesarkan, mendidik dan mendoakan

penulis tiada henti, semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan,

kekuatan dan kebahagiaan dunia wal akhirat, Aamiin.

Page 9: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

ix

2. Dr, Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Abdul Haris, S.Pi., M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Rahmi, S.Pi.,

M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

4. Dr. Hamsah, S.Pi., M.Si. selaku penguji I dan Nur Insana Salam, S.Pi., M.S.i.

selaku penguji II yang memberikan masukan dan saran guna kesempurnaan

skripsi ini.

5. Muhammad Ikbal, S.Pi.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Ucapan terima kasih kepada rumah probiotik binaan PT Pertamina DPPU

(Depot Pengisian Pesawat Udara) Hasanuddin, yang telah memfasilitasi dan

memberikan izin melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat

terlaksana dengan baik dan lancar.

7. Ucapan terima kasih juga Penulis Sampaikan kepada teman teman kelompok

rumah probiotik , mahasiswa kedokteran hewan Universitas Hasanuddin, dan

saudara Rudianto atas bantuan dan kerja sama nya.

8. Ucapan terima kasih juga Penulis Sampaikan kepada lembaga forum

mahasiswa lambu (FORMAL) Makassar tempat saya berproses selama di

perantauan.

9. Untuk diri sendiri yang tak pernah menyerah berjuang sehingga bisa sampai

pada titik ini.

Page 10: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

x

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 2021

Muhammad arafah

Page 11: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PENGESAHAN iii

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2.Tujuan dan kegunaan penelitian 2 1.

II.TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1. Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) 3

2.2 Pakan simbiotik 5

2.3. Probiotik Bacillus subtilis 6

2.4. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila 8

2.5. Laju Pertumbuhan 8

2.6. Kualitas Air 9

III.METODE PENELITIAN 11

3.1.Waktu dan Tempat Penelitian 11

3.2.Alat dan Bahan 11

3.3.Metode Penelitian 11

3.3.1. Persiapan Wadah Pemeliharaan 11

3.3.2. Persiapan Pakan Simbiotik 12

3.3.3. Pemeliharaan Ikan Uji 12

3.4. Rancangan Percobaan 12

3.5. Peubah yang Diamati 13

Page 12: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

xii

3.5.1. Laju Pertumbuhan Mutlak 13

3.5.2.Pertumbuhan Panjang Mutlak 14

3.5.3. Rasio Konversi Pakan (FCR) 14

3.5.4. Tingkat Kelangsungan Hidup 14

3.6. Analisis Kualitas Air 15

3.7. Analisis Data 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16

4.1. Laju Pertumbuhan Spesifik dan Panjang Mutlak 16

4.2. Rasio Konversi Pakan (FCR) 19

4.3. Kelangsungan Hidup 21

4.4. Kualitas Air 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN 25

5.1. Simpulan 25

5.2. Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26

LAMPIRAN 29

RIWAYAT HIDUP 36

Page 13: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

xiii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) 5

2. Skema Penempatan Aquarium 14

3. Laju Pertumbuhan Mutlak 17

4. Pertumbuhan Panjang Mutlat 18

5. Food Convertion Rasio (FCR) 21

6. Kelangsungan hidup Ikan Nila Salin 23

Page 14: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Tabel Laju Pertumbuhan Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan dengan

penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang

berbeda. 29

2. Tabel Pertumbuhan Berat Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan dengan

penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang

berbeda. 30

3. Tabel Rasio Konversi Pakan (FCR) ikan nila salin yang diberi pakan dengan

penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang

berbeda 31

4. Tabel Tingkat Kelangsungan hidup ikan nila salin yang diberi pakan dengan

penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang

berbeda. 32

5. Tabel Kualitas Air Media pemeliharaan yang diberi pakan dengan

penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis berbeda. 33

6. Dokumentasi Penelitian 34

7. Riwayat Hidup 37

Page 15: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan

konsumsi yang mudah dibudidayakan dan sangat diminati masyarakat. Produksi

nasional ikan nila salin (Oreochromis niloticus) pada tahun 2012 telah mencapai

sekitar 947.000 ton dan diperkirakan meningkat menjadi 15.000.000 ton pada

tahun 2030 (Phillips dkk., 2016). Masalah utama yang dihadapi pembudidaya ikan

nila salin adalah efisiensi pemanfaatan pakan yang kurang maksimal dari pakan

komersil. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus efektif dan efisien agar

dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

agar pemberian pakan lebih efisien dan dapat dimanfaatkan secara efektif adalah

dengan menambahkan probiotik Bacillus subtilis.

Probiotik merupakan organisme hidup yang bermanfaat pada kesehatan dan

dapat diberikan secara oral. Probiotik dapat menjadi alternatif dalam kontrol

maupun pencegahan secara biologi terhadap organisme parasit atau patogen

spesifik. Probiotik memiliki beberapa manfaat pada hewan akuatik diantaranya

adalah mempercepat pertumbuhan termasuk ukuran dan penambahan berat badan

serta meningkatkan tingkat konversi pakan, resistensi terhadap penyakit, serta

mengurangi mikrobiologi dalam usus (Newaj-Fyzul dan Austin, 2015).

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan probiotik

mampu memberikan keuntungan pada budidaya ikan nila dan jenis ikan lainnya

antara lain meningkatkan sistem imun, pertumbuhan dan tingkat kelangsungan

hidup ikan serta resistensi terhadap penyakit, diantaranya pemberian probiotik

Page 16: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

2

dengan dosis yang berbeda dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih

patin jambal Pangasius djambal (Andriyanto., 2010). Ulkhaq dkk. (2014)

mengatakan bahwa jenis probiotik Bacillus subtilis. yang diberikan pada media

pemeliharaan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dapat mencegah penyakit

Aeromonads septicemia, selain itu pemberian probiotik Bacillus subtilis . melalui

pakan mampu meningkatkan kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan nila

(Rusdani dkk., 2016).

Salah satu probiotik yang sering digunakan yaitu probiotik Bacillus

subtilis. Pemberian bakteri Bacillus subtilis. Pada ikan mampu memperbaiki

kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan ikan serta tahan terhadap serangan

penyakit. Penelitian tentang pengaruh pemberian probiotik Bacillus subtilis.

Dengan dosis yang berbeda terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan nila

salin belum pernah dilakukan, oleh karena itu hal ini dipandang perlu untuk

mengkaji probiotik ini terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin. Hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam memperbaiki kualitas

benih ikan nila salin.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup dan

laju pertumbuhan ikan nila salin (Oreochromis niloticus) yang diberikan pakan

simbiotik Bacillus subtilis dengan dosis berbeda. Sedangkan kegunaan

penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi pembudidaya ikan nila salin

terhadap penggunaan dosis pakan simbiotik bagi ikan nila salin budidaya.

Page 17: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

3

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus)

Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) merupakan ikan nila yang banyak

dibudidayakan di Indonesia.Selain karena kemampuan dalam berkembang dengan

cepat, ikan nila salin menjadi salah satu spesies ikan air payau yang dapat

dinikmati semua lapisan masyarakat karena harganya yang terjangkau dan

teknologi reproduktif yang cukup mudah untuk dilakukan. Ikan nila salin

memiliki sifat euryhaline, telah terdomestikasi, bernilai ekonomi tinggi,

dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, mampu hidup pada perairan

marjinal, dapat dibudidayakan baik dalam skala rumah tangga untuk

meningkatkan ketahanan pangan nasional dan sumber protein hewani masyarakat,

maupun skala industri sebagai komoditas ekspor (Aliah, 2017).

Menurut Kordik (2013), taksonomi dari ikan nila salin adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Klas : Osteichthyes

Divisi : Halecostomi

Ordo : Perciformes

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromisniloticus

Page 18: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

4

Gambar 1.Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) (Kordik, 2013).

Morfologi dari ikan nila salin yaitu lebar badan ikan nila salin umumnya

sepertiga dari panjang badannya. Bentuk tubuh ikan memanjang dan ramping,

sisik ikan nila relatif besar, matanya menonjol dan besar dengan tepi berwarna

putih. Ikan nila salin memiliki lima buah sirip yang berada di dada, perut,

punggung, ekor, dan anus. Pada sirip dubur (anal fin) terdapat 3 jari-jari sirip

keras dan 9-11 jari-jari sirip lemah. Pada sirip ekornya (caudal fin) terdapat 2 jari-

jari lemah dan mengeras dan 16-18 jari-jari sirip lemah.Pada sirip punggung

(dorsal fin) terdapat 17 jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah.Sedangkan

di sirip dadanya (pectoral fin) memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip

lemah. Dan yang terakhir di sirip perut (ventral fin) memilki 1 jari-jari sirip keras

dan 5 jari-jari sirip lemah.Ikan nila memiliki sisik cycloid yang menutupi seluruh

tubuh ikan nila salin (Lukman dkk. 2014).

Bentuk tubuh dari ikan nila salin jantan yaitu membulat dan agak pendek

dibandingkan dengan ikan nila salin betina.Warna dari ikan nila salin jantan pada

umumnya lebih cerah dibandingkan dengan betina. Pada bagian reproduksi ikan

nila jantan.terdapat alat kelamin yang berbentuk memanjang dan memiliki warna

yang terlihat cerah. Alat kelamin ini semakin cerah ketika telah dewasa atau

matang gonad dan siap membuahi telur. Sementara itu, ikan nila betina memiliki

Page 19: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

5

warna sisik yang sedikit kusam dan bentuk tubuh agak memanjang. Pada bagian

anus ikan nila betina terdapat dua tonjolan membulat, yang memiliki fungsi yang

berbeda yaitu saluran keluarnya telur dan yang satunya lagi saluran pembuangan

feses. Ikan nila mencapai masa dewasa pada umur 4 sampai 5 bulan.Induk betina

bertelur 1.000 - 2.000 butir. Setelah telur dibuahi oleh induk, telur akan dierami

dimulut induk betina hingga menjadi larva (Lukman dkk. 2014).

Ikan nila salin bersifat euryhaline hal ini yang menjadikan ikan nila

memiliki habitat hidupnya sangat luas dapat meliputi perairan tawar, muara sungai

dan payau, selain itu ikan nila salin tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan

yang cukup ekstrim. Akan tetapi, pada fase benih ikan nila masih rentan terhadap

perubahan lingkungan yang drastis terutama adalah salinitas. Secara langsung,

salinitas air mempengaruhi tekanan osmotic cairan tubuh ikan. Apabila osmotic

lingkungan (salinitas) berbeda jauh dengan tekanan osmotic cairan tubuh (kondisi

tidak ideal) maka osmotic media/air akan menjadi beban bagi ikan sehingga

dibutuhkan tekanan yang osmotic besar untuk mempertahankan osmotic tubuhnya

agar tetap berada pada keadaan yang ideal (Arie. 2000).

2.2. Pakan Simbiotik

Pakan simbiotik dapat meningkatkan efisiensi pakan, pertumbuhan,

kelangsungan hidup dan populasi BAL ikan (Pangaribuan dkk. 2017).

Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa simbiotik yang diberikan

melalui pakan secara efektif dapat meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan

imunitas pada ikan, serta meningkatkan resistensi inang terhadap infeksi pathogen

(Geraylou dkk. 2013).

Page 20: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

6

Menurut Pangaribuan dkk (2017) penambahan simbiotik dalam pakan ikan

nila (Oreochromis niloticus) dapat meningkatkan efisiensi pakan sebesar 55,46%,

kecernaan protein 82,41%, laju pertumbuhan spesifik 4,18% serta kelangsungan

hidup, hasil ini sangat bagus dibandingkan tanpa pemberian simbiotik. Selain itu

aplikasi simbiotik dapat meningkatkan respon imun karena mampu

mempertahankan kelangsungan hidup ikan nila salin yang lebih tinggi sebesar

83,33% setelah diuji tantang dengan Streptococcus agalactiae dibandingkan

kontrol positif sebesar 25%.

Probiotik Bacillus subtilis ditanam di NB (nutrient broth), diinkubasi di

shaker inkubator selama 24 jam,setelah itu di sentrifuge 6000 rpm selama 10

menit, supernatant dibuang, pellet bakteri diresuspensi dengan saline solution,

prebiotik (tepung pisang) ditambahkan kedalam larutan probiotik sebanyak 1%

kemudian diinkubasi di waterbath shaker selama 15 menit-30 menit,setelah itu

disemprot ke pakan dengan perbandingan 1 simbiotik : 10 pakan (v/w)

2.3 Probiotik Bacillus subtilis

Probiotik dalam bidang akuakultur adalah mikroorganisme hidup yang

mempunyai sifat menguntungkan bagi hewan inang, sehingga populasi

mikroorganisme yang merugikan tidak bertambah dan menjaga keseimbangan

mikroba serta pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air, dan

lingkungan perairan (Andriyanto dkk., 2010).

Probiotik dalam budidaya akuakultur memiliki beberapa peranan antara

lain : 1). menekan populasi mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam

saluran pencernaan dengan cara berkompetisi untuk menempati ruang (tempat

Page 21: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

7

menempel) dan kesempatan mendapatkan nutrisi. 2). menghasilkan senyawa anti

mikroba yang secara langsung akan menekan pertumbuhan mikroba dan

mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan dalam sistem pencernaan

hewan inang. 3). menghasilkan senyawa yang bersifat imunostimulan yaitu

meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang) dalam menghadapi serangan

penyakit dengan cara meningkatkan kadar antibodi dan aktivitas makrofag,

misalnya lipo polisakarida, glikan dan peptidoglikan. 4). menghasilkan senyawa

vitamin yang bermanfaat bagi hewan inang yang diberikan probiotik dan secara

tidak langsung akan menaikkan nilai nutrisi pakan. (Atmomarsono dkk., 2009).

Penggunaan probiotik pada budidaya perikanan dapat memberikan manfaat

yang menjanjikan, namun masih memerlukan penelitian lebih lanjut (Gatesoupe,

1999). Menurut Newaj-Fyzul dan Austin (2015), yang melakukan penelitian

mengenai pemberian probiotik tidak berbahaya pada inang yang diberikan masih

kurang. Selain itu, hanya ada beberapa penelitian yang menyebutkan lama efek

menguntungkan dari pemberian probiotik. Menurut Gatesoupe (1999), bakteri

yang biasanya dominan pada hewan sehat mungkin merupakan sumber probiotik,

tetapi terdapat banyak patogen potensial di antaranya adalah Vibrionaceae dan

pseudomonas. Perlu dilakukan survei jangka panjang untuk memastikan bahwa

bakteri tetap tidak berbahaya, tanpa risiko munculnya mutan yang berpotensi

merugikan. Bakteri asam laktat juga merupakan kandidat yang baik, dan

penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi sebagai probiotik. Spora

Bacillus subtilis. sangat mudah dimasukkan dalam makanan kering, dan ini

merupakan keuntungan tambahan dari kandidat probiotik ini.

Page 22: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

8

2.4. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila

Kelangsungan hidup ikan sangat tergantung dari kondisi perairan tempat

hidupnya. Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya

rasio jumlah pakan, kepadatan, serta kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan

nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan. ( Praseno dkk,

2010). Dugaan tingkat kelulushidupan dihitung berdasarkan pencatatan yang

akurat terhadap tingkat mortalitas setiap harinya (Goddard, 1996) yang umum

digunakan untuk menduga tingkat kelangsungan hidup adalah dengan

membedakan jumlah ikan yang hidup pada akhir periode dengan jumlah ikan yang

hidup pada akhir periode (Effendie, 1997).

2.5. Laju Pertumbuhan

Laju pertumbuhan bobot ikan nila salin tergantung dari pengaruh fisika,

kimia perairan, dan interaksinya. Menurut Khairuman dan Amri (2013) bahwa

laju pertumbuhan ikan nila lebih cepat jika dipelihara dikolam yang airnya

dangkal dibandingkan dengan di kolam yang airnya dalam. Penyebabnya adalah

diperairan dangkal pertumbuhan tanaman air sangat cepat sehingga ikan nila

menjadikannya sebagai makanan alami. Oleh karena itu, laju pertumbuhan ikan

nila relative lambat jika pemeliharannya tidak memperhatikan faktor fisika, kimia

dan interaksinya terhadap lingkungan.

Pengelolaan budidaya perikanan, pakan merupakan salah satu faktor

terpenting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan

yang dibudidayakan. Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan pakan pada suatu

kegiatan budidaya mencapai sekitar 60 – 70 % dari biaya produksi yang

Page 23: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

9

dikeluarkan oleh pembudidaya. Agar pakan tersebut dapat memberikan pengaruh

secara maksimal dan menghasilkan bobot ikan yang lebih besar, maka perlu

adanya inovasi untuk memberikan unsur tambahan yang tercampur pada pakan.

Salah satu inovasi yang saat ini telah menjadi perhatian para pembudaya, dan

diharapkan dapat meningkatkan mutu pakan buatan adalah dengan penambahan

probiotik pada pakan tersebut.

2.6. Kualitas Air

Air memiliki peranan yang sangat penting sebagai media dalam

pertumbuhan ikan. Sebagai kunci keberhasilan dalam budidaya ikan, maka

perlumemperhatikan kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat. Oleh sebab

itu, kualitas dan kuantitas air merupakan salah satu hal yang dijadikan sebagai

ukuran untuk dapat menilai layak tidaknya suatu perairan atau sumber air untuk

digunakan dalam budidaya ikan dengan menggunakan wadah tertentu (Kordi,

2004). Parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air diantaranya adalah

Menurut baku mutu SNI (2014), ikan nila salin akan bertahan hidup

dengan suhu optimal berkisar 24-320C. Keadaan suhu ini akan mempengaruhi

metabolisme dan pertumbuhan ikan. Selain itu juga, suhu memperngaruhi tingkat

konsumsi pakan pada organisme air.

Menurut buku catatan mutu SNI (2014) menjelaskan bahwa pH optimal

untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan nila salin berkisar antara 7-8,5. Kadar

pH sebagai indikator tingkat keasaman dalam air ini sangat bergantung pada suhu

air, fotosintesis dan keberadaan anion dan kation dalam air.

Page 24: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

10

Keberadaan oksigen dalam air sangat dibutuhkan ikan untuk proses

respirasi berenang, proses pertumbuhan, reproduksi, pembakaran makanan dan

sebagainya. Kandungan oksigen yang optimal ntuk kehidupan ikan kakap putih

dalam air sekitar 4mg/l. Kadar okigen ini dapat diperoleh dari fotosintesis

fitoplankton dan difusi oksigen dari atmodfer sekitar 35% (SNI, 2014).

Menurut menurut baku mutu SNI (2014) salinitas memengang peranan

penting untuk proses osmoregulasi dalam tubuh ikan nila salin, salinitas yang baik

untuk pemeliharaan ikan nila salin yaitu >5 ppm.

Page 25: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

11

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2020 sampai dengan Januari 2021 di

Rumah Probiotik Binaan PT Pertamina, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU)

Hasanuddin. Warehouse Perikanan, Jln Goa Ria No 4, Sudiang, Kec

Biringkanaya, Makassar.

3.2 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium dengan

dengan volume 20 liter digunakan sebagai wadah penelitian, Penggaris untuk

mengukur panjang ikan, timbangan digital untuk mengukur berat ikan. DO meter

digunakan untuk mengukur oksigen terlarut, termometer digunakan untuk

mengukur suhu, kertas lakmus digunakan untuk mengukur pH, lakban digunakan

untuk memberi label pada wadah penelitian, timbangan digital , pengukur ikan

spidol untuk menulis penanda, perangkat aerasi, dan kamera untuk dokumentasi.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan nila salin,

probiotik Bacillus subtilis, air tawar, tepung pisang sebagai prebiotik dan air laut.

3.3 Metode Penelitian.

3.3.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan

Wadah pemeliharaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium

sebanyak 12 buah dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm . Ikan nila salin didatangkan

dari Balai Perikanan Air Payau Takalar yang digunakan sebagai ikan uji dengan

bobot ± 2g yang sebelumnya diaklimatisasi selama satu minggu dan diberikan

Page 26: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

12

pakan komersil standar. Pakan terlebih dahulu ditimbang sesuai dengan bobot

ikan uji.

3.3.2 Pembuatan Pakan Simbiotik

Pakan dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan buatan yang

berasal dari Balai Riset Budidaya Air Payau Maros. Pakan uji dibuat dengan

menggunakan pakan dasar dan ditambahkan dengan kandidat probiotik Bacillus

subtilis yang mengacu pada penelitian Kurniawan et al (2019) dengan cara spray

(disemprot). Tahapan pembuatan pakan simbiotik yaitu (1) Probiotik Bacillus

subtilis di sentrifuge 6000 rpm selama 10 menit, (2) Penambahan tepung pisang

1%, (3) Pakan ikan komersil + probiotik 10% (4) Pakan komersil di semprotkan

secara merata (5) Pakan diberikan ke ikan sesuai dengan dosis masing-masing.

3.3.3 Pemeliharaan Ikan Uji

Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) yang berukuran 3-5 cm diperlihara di

akuarium selama 30 hari dengan kepadatan 20 ekor/ akuarium dan diberikan

pakan sesuai dengan dosis setiap kelompok perlakuan. Pergantian air dilakukan 3

kali selama penelitian berlangsung dengan menggunakan metode penyimponan

terhadap kotoran yang terdapat di dasar perairan.

3.4 Rancangan Percobaan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan 4 perlakuan dan 3

kali ulangan. Berdasarkan penelitian Melianawati dan Ketut (2006) yang

memberikan dosis pemberian pakan 2 kali sehari, maka kelompok perlakuan

yang diberikan sebagai berikut :

Page 27: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

13

1. Perlakuan A : Tanpa Pemberian Pakan Simbiotik.

2. Perlakuan B : Pemberian Pakan Simbiotik 105

CFU/ml.

3. Perlakuan C : Pemberian Pakan Simbiotik 10⁷ CFU/ml.

4. Perlakuan D : Pemberian Pakan Simbiotik 109

CFU/ml.

Penempatan unit-unit tersebut dilakukan secara acak menurut pola

rancangan acak lengkap (RAL) (Gasperz, 1991). Denah penelitian dapat dilihat

pada Gambar.

Gambar 2. Skema penempatan aquarium

3.5. Peubah yang Diamati

3.5.1 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)

Laju pertumbuhan spesifik merupakan persentase dari selisih berat akhir

dan berat awal, dibagi lamanya waktu pemeliharaan. Menurut Zonneveld dkk.,

(1991), rumus perhitungan laju pertumbuhan spesifik adalah:

SGR

Keterangan :

SGR : Laju pertumbuhan spesifik (% / hari)

W0 : Berat rata- rata benih pada awal penelitian (g)

Wt : Berat rata- rata benih pada akhir penelitian (g)

B3 D3 C3

A1 C2 C1 A3

D2

A2

Page 28: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

14

t : Lama pemeliharaan (hari).

3.5.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak dihitung pada akhir perlakuan dengan

menggunakan rumus Effendie (1997):

Lm = Lt – L0

Keterangan :

Lm : Pertumbuhan Panjang mutlak ikan (cm)

Lt : Panjang rata- rata ikan pada akhir penelitian (cm)

L0 : Panjang rata- rata ikan pada awal penelitian (cm)

3.5.3 Rasio Konversi Pakan (FCR)

Perhitungan nilai rasio konversi pakan dengan menggunakan rumus Tacon

(1987), sebagai berikut :

Keterangan:

FCR : Konversi Pakan

F : Jumlah pakan yang dikonsumsi (g)

W : Berat ikan yang dihasilkan (g)

3.5.4 Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup ikan (Survival rate) dihitung dari persentase

jumlah ikan yang hidup di akhir masa pemeliharaan dibanding dengan jumlah

Page 29: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

15

ikan pada saat tebar. Tingkat kelangsungan hidup ikan dihitung dengan rumus

(Effendie 1979) :

SR (%) =

x 100

Keterangan :

SR : Kelangsungan hidup (%)

Nt : Populasi saat akhir pemeliaraan (ekor)

N0 : Populasi awal (ekor)

3.6 Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diukur meliputi DO, PH, Amoniak dan suhu.

Pengamatan DO, pH dan suhu dilakukan setiap satu minggu sekali diwaktu sore.

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus dengan cara

mencelupkan indikator lakmus pada wadah pemeliharaan dan melihat hasilnya.

Pengukuran oksigen terlarut (DO) menggunakan DO meter dengan mencelupkan

ujung alat indikator (probe) ke dalam air kemudian menunggu hingga konstan dan

mencatat nilainya. Begitupun dengan suhu mengukurnya dengan thermometer dan

pengukuran amoniak .

3.7 Analisis Data

Penelitian ini mengunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Data

dianalisis menggunakan One Way - ANOVA melalui program SPSS versi 16

dengan selang kepercayaan 95% jika ada perbedaan antar perlakuan maka

dilanjutkan dengan uji duncan.

Page 30: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Laju Pertumbuhan

Hasil pengamatan laju pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan panjang mutlak

(cm) ikan nila salin yang diberi pakan buatan dengan penambahan pakan

simbiotik Bacillus subtilis dengan dosis berbeda selama pemeliharaan dapat

dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3, sedangkan untuk nilai rata ratanya

disajikan pada Gambar 3 dan 4

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05)

Gambar 3. Grafik laju pertumbuhan Mutlak ikan nila salin

Berdasarkan analisis varian (ANOVA) menunjukkan bahwa laju

pertumbuhan Spesifik ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan

Probiotik Bacillus subtilis pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang

berbeda nyata (P<0.05) dibandingkan control (tanpa pemberian pakan simbiotik).

Laju Pertumbuhan Spesifik ikan nila salin tertinggi pada perlakuan B (105

CFU/ml) sebesar 31,33 %/hari disusul perlakuan D (109 CFU/ml) sebesar 27,90

19.2

31.33

26.11 27.9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

A (Kontrol) B C D

Laju

Per

tum

bu

han

Sp

esif

ik

(% /

hari

)

Perlakuan

a b b b

Page 31: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

17

%/hari, perlakuan C (107 CFU/ml) sebesar 26,11%/hari dan laju pertumbuhan

spesifik terendah diperoleh pada perlakuan A (Kontrol) 19,20%/hari.

Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05)

Gambar 4. Grafik Panjang Mutlak ikan nila salin

Panjang Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan

pakan simbiotik Bacillus subtilis pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang

berbeda nyata (P<0.05) terhadap kontrol. Panjang mutlak ikan nila salin tertinggi

pada perlakuan B (105 CFU/ml) sebesar 3,49 cm disusul perlakuan C (10

7

CFU/ml) sebesar 3,23 cm, perlakuan D (109 CFU/ml) sebesar 3,22 cm dan

panjang mutlak ikan nila salin terendah diperoleh pada perlakuan A (Kontrol)

sebesar 2,52 cm.

Kenaikan laju pertumbuhan ikan nila salin pada setiap perlakuan (Gambar

3 dan 4) selama penelitian menunjukan bahwa seluruh ikan uji mengalami laju

pertumbuhan tertinggi pada perlakuan B (105 CFU/ml). Hal ini diduga karena

dosis pakan simbiotik Bacillus subtilis 105 CFU/ml dapat meningkatkan daya

cerna pada ikan. Pemberian probiotik ikan nila salin dalam pakan juga

berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan,

2.52

3.49 3.23 3.22

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

A (Kontrol) B C D

Pa

nja

ng

Mu

tla

k (

cm)

Perlakuan

b b b a

Page 32: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

18

yang dapat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan

sehingga mampu digunakan ikan untuk tumbuh dengan baik. namun pada

perlakuan D (109 CFU/ml) dan C (10

7 CFU/ml), pertumbuhan benih ikan nila

salin mengalami penurunan, diduga bahwa pemberian pakan simbiotik dengan

dosis lebih tinggi belum optimal untuk pertumbuhan ikan nila salin. Sedangkan

pada kontrol tanpa pemberian probiotik Bacillus subtilis menghasilkan laju

pertumbuhan spesifik (19,20%/hari) dan panjang mutlak (2,52 cm). Hal ini

dikarenakan tidak adanya enzim pencernaan karena tidak diberikan pakan

simbiotik Bacillus subtilis. Peningkatan aktifitas enzim pencernaan dapat

dilakukan dengan penambahan pakan simbiotik pada ikan nila salin. Proses

hidrolisis protein menjadi senyawa yang lebih sederhana tidak maksimal dan

menyebabkan penyerapan protein kurang optimal dan pertumbuhan menjadi

lambat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Noviana dkk (2014) Penyerapan protein

yang tidak maksimal dapat mengganggu pertumbuhan pada ikan.

Penambahan probiotik yang optimal pada pakan yang diberikan ke benih

ikan nila salin dapat meningkatkan populasi bakteri dalam saluran pencernaan,

Peningkatan populasi bakteri probiotik mampu memperbaiki penyerapan nutrisi

dalam saluran pencernaan. Seperti yang diungkapkan oleh Narges dkk., (2012)

yang menyatakan bahwa dengan adanya bakteri probiotik dalam saluran

pencernaan ikan akan sangat menguntungkan dikarenakan bakteri probiotik

menghasilkan exogenous enzim seperti amilase, lipase dan protease pada sistem

pencernaan ikan. Dengan adanya enzim-enzim tersebut dapat mengurangi

pengeluaran energi (expenditure energy) untuk proses pencernaan sehingga energi

Page 33: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

19

yang ada dapat digunakan untuk pertumbuhan. Peningkatan laju pertumbuhan

juga diduga karena adanya kontribusi enzim pencernaan oleh bakteri probiotik

yang mampu meningkatkan proses pencernaan kultivan. Hal ini dinyatakan

dengan pendapat Praditia (2009) yang dijelaskan bahwa keberadaan probiotik

dalam saluran pencernaan dapat meningkatkan aktivitas enzim yang mampu

memaksimalkan saluran pencernaan. selain itu hasil uji proksimat pakan yang

diberi penambahan probiotik Bacillus subtilis mengalami peningkatan kandungan

nutrien yaitu Kadar Abu 7,31%, Kadar Air 8, 86%, Kadar Lemak 4,25 %, Kadar

Protein 26,09% dan Kadar Serat 7,48%, tingginya kandungan nutrien pada pakan

tersebut juga merupakan salah satu faktor pendukung meningkatkan pertumbuhan

pada ikan.

Peningkatan laju pertumbuhan melalui penambahan probiotik pada

beberapa jenis ikan juga telah dibuktikan pada beberapa penelitian sebelumnya.

Agustin et al, (2014), yang memelihara ikan gabus dengan penambahan probiotik

mendapatkan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 3,17% dan laju pertumbuhan

terendah 2,14 % tanpa pemberian probiotik. Pertumbuhan benih ikan gurami juga

tertinggi didapatkan (1,67%) dengan penambahan probioik Bacillus subtilis.

dibanding dengan laju pertumbuhan pada benih yang diberi pakan tanpa probiotik

sebesar (0,41%) (Suminto., 2015).

4.2. Food Convertion Ratio

Food Convertion Ratio (FCR) menunjukan perbandingan bobot pakan

yang dikomsumsi dengan penambahan berat ikan. Pemberian pakan dengan

penambahan probiotik Bacillus subtilis pada benih ikan nila salin tidak

Page 34: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

20

memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0.05). jumlah konversi pakan terendah

diperoleh pada pemberian Bacillus subtilis 105 CFU/ml (Perlakuan B) sebesar

1,04, disusul oleh pemberian Bacillus subtilis 107 CFU/ml (Perlakuan C) sebesar

1,06, Bacillus subtilis 109 CFU/ml (Perlakuan D) sebesar 1,40, dan FCR tertinggi

di peroleh pada kontrol A tanpa pemberian Bacillus subtilis sebesar 1,55. Jumlah

konsumsi pakan yang digunakan pada pemeliharaan ikan nila salin dengan

penambahan probiotik Bacillus subtilis disajikan pada Gambar 5.

Keterangan : Huruf yang sama menunjukan tidak memberikan pengaruh berbeda

nyata (P>0.05).

Gambar 5. Grafik FCR ikan nila salin

Berdasarkan perhitungan rasio konversi pakan dapat diketahui bahwa nilai

rasio konversi pakan (FCR) terendah yaitu perlakuan B (105 CFU/ml) sebesar

1,04 artinya untuk mendapatkan 1 kg daging ikan membutuhkan pakan sebanyak

1,04 kg. Pada perlakuan B (105 CFU/ml) merupakan rasio konversi pakan

terendah dan terbaik, ini dikarenakan penyerapan ikan terhadap pakan lebih

tinggi. Nilai konversi pakan (FCR) yang paling besar terdapat pada kontrol A.

Rasio konversi pakan yang semakin kecil menunjukkan pakan yang dikonsumsi

1.55

1.04 1.06

1.4

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

1.8

A (Kontrol) B C D

Food

Con

vert

ion

Rati

o

Perlakuan

a a a a

Page 35: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

21

oleh ikan lebih efisien digunakan untuk pertumbuhan sebaliknya rasio konversi

pakan yang semakin besar menunjukkan pakan yang dikonsumsi oleh ikan kurang

efisien (pemanfaatan pakan rendah) (Sudaryono dkk ., 2014).

Menurut Mudjiman (2001), menyatakan bahwa nilai rasio konversi pakan

berhubungan erat dengan kualitas pakan, semakin rendah nilainya maka semakin

baik kualitas pakan dan makin efisien ikan dalam memanfaatkan pakan yang

dikonsumsinya untuk pertumbuhan. Sehingga bobot ikan dapat meningkat

dikarenakan pakan dapat dicerna secara optimal. Sugih (2005) menyatakan enzim-

enzim pencernaan yang dihasilkan mikroba selama proses fermentasi akan

membantu dalam memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana

sehingga pakan akan mudah diserap usus.

4.3. Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan

pakan simbiotik Bacillus subtilis tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata

(P>0.05) (Lampiran 7 dan 8). Sintasan benih ikan nila salin yang dipelihara

selama 30 hari dengan pemberian pakan yang ditambahkan probiotik Bacillus

subtilis disajikan pada Gambar 6.

100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

A (Kontrol) B C D

Sin

tasa

n (

%)

Perlakuan

Page 36: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

22

Gambar 6. Grafik kelangsungan hidup ikan nila salin

Berdasakan Gambar 6. Terlihat bahwa nilai kelangsungan hidup yang

diperoleh dengan penambahan pakan simbiotik Bacillus subtilis dengan dosis 105

CFU/ml (Perlakuan B), 107 CFU/ml (Perlakuan C), 10

9 CFU/ml (Perlakuan D),

dan kontrol (tanpa probiotik Bacillus subtilis) yaitu sebesar 100%. Hal ini

menunjukan selama pemeliharaan tidak terjadi kematian pada ikan. Hal tersebut di

duga karena penggunaan probiotik dapat meningkatkan tingkat kelangsungan

hidup ikan dan daya tahan tubuh ikan terhadap infeksi patogen sejalan dengan

penelitian Iribarren dkk., 2012, terkait penggunaan probiotik yang dapat

meningkatkan kelangsungan hidup pada ikan dan mengurangi beban lingkungan

karena akumulasi limbah di perairan. Dengan demikian penggunaan pakan yang

diberi probiotik dapat mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh patogen

serta limbah perairan.

4.4. Kualitas Air

Pada penelitian ini kualitas air yang diukur adalah salinitas, derajat

keasaman (pH), DO, dan amoniak. Data hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Data hasil pengukuran kualitas air selama penelitian

Parameter Satuan Rata Rata Seiap

Perlakuan

Kisaran

Optimal

Menurut

Salinitas* Ppt 5-10 20 BPPT (2011)

pH* - 7,2-8,3 7-8,5 Rukmana (2010)

Suhu oC 24-32 23-34 SNI (2014)

DO mg/L

>4 >4 SNI (2014)

Amoniak mg/L 0,0802-3,5573 > 1 BSNI (2009)

Page 37: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

23

Keterangan : (* Diukur dilapangan setiap hari 2 kali)

Kualitas Air Selama penelitan berlangsung dilakukan pengukuran kualitas

air benih ikan nila salin setiap 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

Beberapa parameter kualitas air yang diukur seperti salinitas, pH, suhu, oksigen

terlarut (O2) dan amoniak. Hasil pengukuran kualitas air disajikan pada lampiran

5. Nilai salinitas yang diperoleh selama penelitian benih ikan nila salin yang diberi

pakan dengan tambahan probiotik Bacillus subtilis. yaitu 5-10 ppt. Ikan nila salin

toleran terhadap air payau dan laut dengan salinitas mencapai 20 ppt (BPPT,

2011).

pH atau derajat keasaman yang diperoleh selama penelitian yaitu 7,02-8,3.

Kisaran pH yang optimal untuk perkembangbiakan ikan nila salin adalah 7-8,5

(Rukmana., 2010).

kualitas suhu yang berkisar 24-32 oC. dan masih tergolong baik untuk

ikan. Pangukuran suhu ini sudah sesuai dengan buku mutu SNI (2014) Hal ini

berdasarkan Baku Mutu SNI (2014) yang mengatakan suhu aman untuk budidaya

ikan nila salin berkisar antara 23-34 oC

Oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 4-6,5 mg/L. Menurut

SNI (2014) untuk budidaya ikan memiliki batas aman oksigen terlarut yaitu >4

mg/L. Ditambahkan oleh (Sedana et al, 2001) untuk kandungan oksigen 8 mg/L

tergolong sangat baik, < 6 mg/L digolongkan baik, dan jika < 4 mg/L kritis serta 2

mg/L digolongkan sangat buruk.

Konsentrasi amoniak selama penelitian benih ikan nila salin yang diberi

pakan dengan tambahan probiotik Bacillus subtilis. adalah 0,0802-3,5573 ppm.

Page 38: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

24

Batas toleransi amoniak di perairan untuk ikan nila yaitu tidak melebihi 1 ppm

(BSNI, 2009). Amoniak bersifat toksit sehingga dalam konsentrasi yang tinggi

dapat meracuni organisme perairan (Karim.,1998). Secara umum parameter

kualitas air yang diamati selama penelitian tidak pada kisaran yang optimal untuk

pemeliharaan ikan nila salin.

Page 39: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

25

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis 105 CFU/ml dalam pakan

(Perlakuan B) mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan, kelangsungan hidup

dan menurunkan nilai rasio konversi pakan dibandingkan dengan dosis lainnya.

5.2. Saran

Pemberian pakan dengan penambahan simbiotik Bacillus subtilis pada

pakan disarankan dilakukan pada dosis probiotik Bacillus subtilis dengan dosis

105 CFU/ml ,Perlu juga dilakukan kajian terkait pemberian pakan dan

penambahan pakan simbiotik untuk jenis ikan komersial lainnya.

Page 40: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

26

DAFTAR PUSTAKA

Adiwidjaya D., Erik. S dan Dwi S. 2003. Produktifitas Pada Budidaya Ikan

Tertutup. Peluang Usaha Untuk Mencari Nilai Tambah Bagi Petambak,

Balai BPBAP. Pertemuan UPT Budidaya Air Payau dan Laut Ditjen

Perikanan Budidaya. Jepara.

Agustin Ruli,. Ade D S,. Yulisman. 2014. Konversi Pakan, Laju Pertumbuhan,

Kelangsungan Hidup dan Populasi Bakteri Benih Ikan Gabus (Channa

striata) Yang Diberi Pakan Dengan Penambahan Probiotik. Ps Budidaya

Perairan Fakultas Pertanian Unsri. Palemban

Aliah, R. S. 2017. Rekayasa Produksi Ikan Nila Salin Untuk Perairan Payau di

Wilayah Pesisir. Jurnal Rekayasa Lingkungan. 10 (1) : 17-24.

Aly, S. M., Ahmed, Y. A. G., Ghareeb, A. A. A., & Mohamed, M. F. 2008.

Studies on Bacillus subtilis and Lactobacillus acidophilus, as potential

probiotics, on the immune response and resistance of Tilapia nilotica

(Oreochromis niloticus) to challenge infections. Fish & shellfish

immunology. 25 (1-2) : 128-136.

Arie, U. 2000. Pembenihan Dan Pembesaran Nila GIFT. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Atmormasono, M., Muliani, & Nurbaya. 2014. Penggunaan Bakteri Probiotik

Dengan Komposisi Berbeda Untuk Perbaikan Kualitas Air dan Sintasan

Pascalarva Udang Windu. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. J.

Ris. Akuakultur, 4 (1): 73-83

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2011. BBPT Kembangkan Ikan Nila

Payau Untuk Berdayakan 600.000 Ha Tambak Terlantar. Artikel

Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.

Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI). 2009. Produksi Benih Ikan Nila

Hitam (Oreochromis niloticus) Kelas Benih Sebar. SNI : 6141:2009.

Jakarta.

Effendie MI. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri Bogor, Bogor.

Gatesoupe, F.J. 1999. The Use Of Probiotics In Aquaculture. Aquaculture. 180 :

147-165.

Iribarren, D., P, Dagá. M. T. Moreira., And G. Feijoo. 2012. Potensial

Environmental Effects Of Probiotics Used In Aquaculture. Aquacult Int

20:779-789

Karim, M. Y., 1998. Aplikasi Pakan Alami (Brachionus plicatilis dan Nauplius

Artemia) yang Diperkaya Dengan Asam Lemak Omega-3 Dalam

Page 41: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

27

Pemeliharaan Larva Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal). Tesis.

Program Pascasarjana IPB, Bogor. Hal 95.

Kordi. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Kordik, M. Ghufran H. 2013. Budidaya Nila Unggul. Agromedia Pustaka :

Jakarta.

Melianawati, Regina dan Ketut Suwirya. 2006. Pengaruh Perbedaan Frekuensi

Pemberian Pakan terhadap Pertambahan Bobot Yuwana Kakap Merah,

Lutjanus arfentimaculatus. Jurnal Riset Akuakultur. 1 (2) : 151-159.

Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Narges, S., Hoseinifar, S. H., Merrifield, D.L., Barati, M. 2012. Dietary

Supplementation Of Fructooligosaccharide (FOS) Imfroves The Innate

Imunne Response, Stres Resistence, Digestive Enzyme Activitis And Growt

Peformance Of Caspian Roach (Rutilus rutilus) Fry. Fish And Shellfish

Immunology 32: 316- 321 hlm.

Newaj‐Fyzul, A., & Austin, B. 2015. Probiotics, Immunostimulants, Plant

Products And Oral Vaccines, And Their Role As Feed Supplements In The

Control Of Bacterial Fish Diseases. Journal Of Fish Diseases. 38 (11) :

937-955.

Noviana, P,. Subandiyono, dan Pinandoyo. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik

Dalam Pakan Buatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pakan dan

Pertumbuhan Penih Ikan Nila (Oreochromis niloticus).Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.

Phillips M., P.J.G. Henriksson, N. Tran, C.Y. Chan, C.V. Mohan, U-P. Rodriguez,

S. Suri, S. Hall dan S. Koeshendrajana. 2016. Menjelajahi masa depan

perikanan budidaya Indonesia. Penang, Malaysia: WorldFish. Laporan

Program, pp. 1-15

Praditia dan Fiska Puspita. 2009. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Melalui

Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Windu

(Penaeus Monodon). Jurnal. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Standar Nasional Indonesia. 2014. Pedoman Kualitas Air Budidaya Ikan Kakap

Putih. Jakarta. Badan Stadarisasi Nasional

Sudaryono, A., Hermawan, T. E. S. A dan Slamet, B. P. 2014. Pengaruh Padat

Tebar Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Ikan

Lele (Clarias gariepinus) Dalam Media Bioflok. 3 (3). Hlm 35-42

Page 42: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

28

Sugih, F. H. 2005. Penagruh Penambahan Probiotik Dalam Pakan Komersil

Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus Goramy Lac).

Skripsi. Jurusan Perikanan. Universitas Padjajaran. Bandung.

Tacon, A. E. J. 1987. The Nutrition And Feeding Formed Fish And Shrimp. a

Training Manual Food and Agriculture of United Nation Brazilling ,

Brazil. 108 p.

Page 43: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

29

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabel Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Nila Salin Yang Diberi

Pakan Dengan Penambahan Probiotik Bacillus subtilis Dengan

Dosis Yang Berbeda.

Ulangan Perlakuan

A B C D

1 12,79 32,46 28,46 29,88

2 23,42 33,46 26,38 29,67

3 23,21 28,13 23,5 24,17

Lampiran 2 : Analisis Statistik Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Nila Salin Yang

Diberi Pakan Dengan Penambahan Probiotik Bacillus subtilis

Dengan Dosis Yang Berbeda.

ANOVA

LPS

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 210,442 3 70,147 4,555 ,038

Within Groups 123,211 8 15,401

Total 333,653 11

LPS

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

1,00 3 19,8067

3,00 3 26,1133 26,1133

4,00 3 27,9067

2,00 3 31,3367

Sig. ,085 ,157

Page 44: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

30

Lampiran 3 : Tabel Pertumbuhan panjang Mutlak ikan nila salin yang diberi

pakan dengan penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis

yang berbeda

Ulangan Perlakuan

A B C D

1 2,39 3,7 3,21 3,46

2 2,45 3,49 3,46 3,4

3 2,74 3,28 3,03 2,8

Lampiran 4 : Analisis Statistik panjang Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan

dengan penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang

berbeda

ANOVA

PanjangMutlak

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1,535 3 ,512 7,905 ,009

Within Groups ,518 8 ,065

Total 2,053 11

Panjang Mutlak

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2

1,00 3 2,5267

4,00 3 3,2200

3,00 3 3,2333

2,00 3 3,4900

Sig. 1,000 ,248

Page 45: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

31

Lampiran 5 : Tabel FCR ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan

probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda

Ulangan Perlakuan

A B C D

1 2,21 1,08 1,02 1,16

2 1,22 1,03 1,02 0,92

3 1,22 1,03 1,16 1,12

Lampiran 6 : Analisis Statistik FCR ikan nila salin yang diberi pakan dengan

penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda

ANOVA

FCR

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,559 3 ,186 1,388 ,315

Within Groups 1,075 8 ,134

Total 1,634 11

FCR

Duncana

Perlakuan N

Subset for alpha

= 0.05

1

2,00 3 1,0467

3,00 3 1,0667

4,00 3 1,4000

1,00 3 1,5500

Sig. ,152

Page 46: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

32

Lampiran 7 : Tabel Sintasan ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan

probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda

Ulangan Perlakuan

A B C D

1 100 100 100 100

2 100 100 100 100

3 100,00 100 100 100

Lampiran 8 : Analisis Statistik Sintasan ikan nila salin yang diberi pakan dengan

penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda

ANOVA

Sintasan

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups ,000 3 ,000 . .

Within Groups ,000 8 ,000

Total ,000 11

Page 47: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

33

Lampiran 9 : Tabel Kualitas Air Media pemeliharaan yang diberi pakan dengan

penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis berbeda.

Tanggal 16 Februari 2021.

Variabel Satuan Kode

A B C D

Amoniak (NH3-N) mg/L 3,5573 0,9235 0,7208 0,2886

Nitrit (NO2N) mg/L 1,1401 1,1264 0,9811 1,4678

Nitrat (NO3-N) mg/L 7,6704 7,5101 6,2155 7,0665

BOT mg/L 69,94 52,3 52,55 48,17

pH 7,27 7,42 7,15 7,25

Salinitas Ppt 6 5 7 7

Tanggal 17 Februari 2021.

Variabel Satuan Kode

A1 A2 A3 B1 B2 B3 C2 C3 D2

Amoniak (NH3-N) mg/L 3,5571 2,0001 2,7222 3,5501 3,5498 3,5561 3,5399 3,5508 3,5517

Nitrit (NO2N) mg/L <0,0001 0,0639 0,0127 0,0633 <0,0010 <0,0010 <0,0010 0,495 0,0249

Nitrat (NO3-N) mg/L 0,3017 0,6142 0,2368 4,2749 1,6486 0,1103 0,1875 2,6529 0,716

BOT mg/L 67,38 58,37 66 64,06 66,25 64,13 67,07 97,98 72,82

Ph

7 7,04 7,02 7,22 7,23 7,21 7,29 7,33 7,24

Salinitas Ppt 7 7 7 7 6 7 5 5 5

Tanggal 24 Februari 2021.

Variabel Satuan Kode

A1 A2 A3 B2 C2 D1 D2 D3

Amoniak (NH3-N) mg/L 0,3776 1,1016 0,0934 0,0802 0,082 3,5557 0,2369 0,1298

Nitrit (NO2N) mg/L <0,0001 0,0639 0,0127 0,0633 <0,0010 <0,0010 <0,0010 0,495

Nitrat (NO3-N) mg/L 27,4485 27,592 18,3865 36,577 30,1955 7,5285 27,9365 17,5105

BOT mg/L 60,12 50,61 64,44 80,83 61,37 74,7 70,57 73,26

Ph 7,41 7,43 7,42 7,4 7,37 7,31 7,23 7,17

Salinitas Ppt 5 5 5 5 6 5 5 5

Page 48: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

34

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

Persiapan Benih Persiapan Wadah Pemeliharaan

Penimbangan Bobot Ikan Pengukuran Panjang Ikan

Kegiatan Penyiponan Bak Penampung Air

Page 49: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

35

Pengenceran Air Payau Penimbangan Pakan

Pengukuran pH Sampel Air

Pengukuran Salinitas probiotik Bacillus Subtilis

Page 50: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

36

Persiapan Pakan Pemberian Pakan

Page 51: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

37

RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD ARAFAH, Dilahirkan di Kecamatan Lambu

Kabupaten Bima pada tanggal 16 April 1998, sebagai anak

ke-enam dari enam bersaudara dari pasangan H. Ridwan dan

Hadijah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar

(SD) pada tahun 2010 di SDN Rato, setelah tamat SD penulis melanjutkan ke

sekolah manengah pertama (SMP) pada tahun 2010 di SMP Negeri 1 Lambu dan

diselesaikan pada tahun 2013 pada tahun yang sama penulis masuk ke sekolah

manengah atas (SMA) di SMA Negeri 1 Lambu dan lulus pada tahun 2016. Dan

pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi budidaya

perairan, fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar melalui jalur

tes.

Selama kuliah penulis pernah magang di Balai Perikanan Budadaya Laut

Lombok. Sekotong Kabupaten Lombok Barat NTB, selama kurang lebih 1 bulan.

Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul

“Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Nila Salin

(Oreochromis niloticus ) Yang Diberikan Pakan Simbiotik Bacillus subtilis

Dengan Dosis Yang Berbeda” . Dibawah bimbingan Dr. Abdul Haris, S.Pi.,M.Si.

dan Dr. Rahmi, S.Pi.,M.Si.

Page 52: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …

38

Page 53: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …
Page 54: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …
Page 55: TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU …