tingkat kelangsungan hidup dan laju …
TRANSCRIPT
i
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN
IKAN NILA SALIN ( Oreochromis niloticus ) YANG DIBERIKAN PAKAN
SIMBIOTIK Bacillus subtilis DENGAN DOSIS YANG BERBEDA
MUHAMMAD ARAFAH
105941101816
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
ii
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN
IKAN NILA SALIN ( Oreochromis niloticus ) YANG DIBERIKAN PAKAN
SIMBIOTIK Bacillus subtilis DENGAN DOSIS YANG BERBEDA
MUHAMMAD ARAFAH
105941101816
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
iv
v
Tanggal Lulus : 23 Agustus 2021
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Tingkat Kelangsungan
Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Nila Salin (Oreochromis Niloticus) Yang
Diberikan Pakan Simbiotik Bacillus Subtilis Dengan Dosis Yang Berbeda adalah benar hasil karya saya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Makassar, September 2021
Muhammad Arafah
105941100716
vi
HALAMAN HAK CIPTA
@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2021
Hak Cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tampa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan, karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik
atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tampa izin Unismuh Makassar.
vii
ABSTRAK
Muhammad Arafah, 105941101816, Tingkat kelangsungan Hidup Dan Laju
Pertumbuhan Ikan Nila Salin (Oreochromis Niloticus) yang Diberikan Pakan
Simbiotik Bacillus Subtilis dengan Dosis yang Berbeda Dibimbing oleh
Dr.Abdul Haris,S.Pi.,M.Si. dan Dr.Rahmi,S.Pi.,M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pemberian pakan simbiotik yang
tepat pada media pemeliharaan sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup
dan laju pertumbuhan ikan nila salin (oreochromis niloticus). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan tersebut
adalah A (tanpa pemberian pakan simbiotik Bacillus subtilis), B (pemberian pakan
simbiotik Bacillus subtilis 10⁵ CFU/ml), C (pemberian pakan simbiotik Bacillus
subtilis 10⁷ CFU/ml), dan D (pemberian pakan simbiotik Bacillus subtilis 10⁹ CFU/ml). Parameter yang diamati adalah, laju pertumbuhan spesifik (SGR), laju
pertumbuhan panjang mutlak, Feed Convertion Ratio (FCR), tingkat
kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan B (pemberian pakan simbiotik Bacillus subtilis 10⁵ CFU/ml) pada
media pemeliharaan benih ikan nila salin yang diberikan pakan simbiotik 2 kali
sehari menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05), dengan menghasilkan laju
pertumbuhan spesifik (SGR) sebesar 31,33 %, laju pertumbuhan panjang mutlak
sebesar 3,49 cm, Feed Convertion Ratio (FCR) sebesar 1,04, tingkat kelangsungan
hidup sebesar 100%.
Kata kunci : Ikan nila salin ,Simbiotik Bacillus Subtilis
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulilahi rabbil alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan
semesta alam. Hanya kepada-Nya penulis menyerahkan diri dan menumpahkan
harapan, semoga segala aktivitas dan praduktivitas penulis mendapatkan limpahan
rahmat dari Allah SWT. Rasa syukur juga dipanjatkan oleh penulis atas berkat
Rahmat, Hidayah serta Kasih Sayang Allah jualah telah memberi banyak nikmat,
kesehatan, dan petunjuk serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan Judul “Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju
Pertumbuhan Ikan Nila Salin ( Oreochromis niloticus ) Yang Diberikan
Pakan Simbiotik Bacillus subtilis Dengan Dosis Yang Berbeda.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana perikanan pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Kepada kedua orang tua yang telah membesarkan, mendidik dan mendoakan
penulis tiada henti, semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan,
kekuatan dan kebahagiaan dunia wal akhirat, Aamiin.
ix
2. Dr, Ir. Hj. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Abdul Haris, S.Pi., M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Rahmi, S.Pi.,
M.Si. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
4. Dr. Hamsah, S.Pi., M.Si. selaku penguji I dan Nur Insana Salam, S.Pi., M.S.i.
selaku penguji II yang memberikan masukan dan saran guna kesempurnaan
skripsi ini.
5. Muhammad Ikbal, S.Pi.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Ucapan terima kasih kepada rumah probiotik binaan PT Pertamina DPPU
(Depot Pengisian Pesawat Udara) Hasanuddin, yang telah memfasilitasi dan
memberikan izin melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat
terlaksana dengan baik dan lancar.
7. Ucapan terima kasih juga Penulis Sampaikan kepada teman teman kelompok
rumah probiotik , mahasiswa kedokteran hewan Universitas Hasanuddin, dan
saudara Rudianto atas bantuan dan kerja sama nya.
8. Ucapan terima kasih juga Penulis Sampaikan kepada lembaga forum
mahasiswa lambu (FORMAL) Makassar tempat saya berproses selama di
perantauan.
9. Untuk diri sendiri yang tak pernah menyerah berjuang sehingga bisa sampai
pada titik ini.
x
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Makassar, 2021
Muhammad arafah
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI viii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2.Tujuan dan kegunaan penelitian 2 1.
II.TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) 3
2.2 Pakan simbiotik 5
2.3. Probiotik Bacillus subtilis 6
2.4. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila 8
2.5. Laju Pertumbuhan 8
2.6. Kualitas Air 9
III.METODE PENELITIAN 11
3.1.Waktu dan Tempat Penelitian 11
3.2.Alat dan Bahan 11
3.3.Metode Penelitian 11
3.3.1. Persiapan Wadah Pemeliharaan 11
3.3.2. Persiapan Pakan Simbiotik 12
3.3.3. Pemeliharaan Ikan Uji 12
3.4. Rancangan Percobaan 12
3.5. Peubah yang Diamati 13
xii
3.5.1. Laju Pertumbuhan Mutlak 13
3.5.2.Pertumbuhan Panjang Mutlak 14
3.5.3. Rasio Konversi Pakan (FCR) 14
3.5.4. Tingkat Kelangsungan Hidup 14
3.6. Analisis Kualitas Air 15
3.7. Analisis Data 15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16
4.1. Laju Pertumbuhan Spesifik dan Panjang Mutlak 16
4.2. Rasio Konversi Pakan (FCR) 19
4.3. Kelangsungan Hidup 21
4.4. Kualitas Air 22
V. KESIMPULAN DAN SARAN 25
5.1. Simpulan 25
5.2. Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
RIWAYAT HIDUP 36
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) 5
2. Skema Penempatan Aquarium 14
3. Laju Pertumbuhan Mutlak 17
4. Pertumbuhan Panjang Mutlat 18
5. Food Convertion Rasio (FCR) 21
6. Kelangsungan hidup Ikan Nila Salin 23
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Tabel Laju Pertumbuhan Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan dengan
penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang
berbeda. 29
2. Tabel Pertumbuhan Berat Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan dengan
penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang
berbeda. 30
3. Tabel Rasio Konversi Pakan (FCR) ikan nila salin yang diberi pakan dengan
penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang
berbeda 31
4. Tabel Tingkat Kelangsungan hidup ikan nila salin yang diberi pakan dengan
penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis pemberian pakan yang
berbeda. 32
5. Tabel Kualitas Air Media pemeliharaan yang diberi pakan dengan
penambahan Simbiotik Bacillus Subtilis dengan dosis berbeda. 33
6. Dokumentasi Penelitian 34
7. Riwayat Hidup 37
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan
konsumsi yang mudah dibudidayakan dan sangat diminati masyarakat. Produksi
nasional ikan nila salin (Oreochromis niloticus) pada tahun 2012 telah mencapai
sekitar 947.000 ton dan diperkirakan meningkat menjadi 15.000.000 ton pada
tahun 2030 (Phillips dkk., 2016). Masalah utama yang dihadapi pembudidaya ikan
nila salin adalah efisiensi pemanfaatan pakan yang kurang maksimal dari pakan
komersil. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus efektif dan efisien agar
dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
agar pemberian pakan lebih efisien dan dapat dimanfaatkan secara efektif adalah
dengan menambahkan probiotik Bacillus subtilis.
Probiotik merupakan organisme hidup yang bermanfaat pada kesehatan dan
dapat diberikan secara oral. Probiotik dapat menjadi alternatif dalam kontrol
maupun pencegahan secara biologi terhadap organisme parasit atau patogen
spesifik. Probiotik memiliki beberapa manfaat pada hewan akuatik diantaranya
adalah mempercepat pertumbuhan termasuk ukuran dan penambahan berat badan
serta meningkatkan tingkat konversi pakan, resistensi terhadap penyakit, serta
mengurangi mikrobiologi dalam usus (Newaj-Fyzul dan Austin, 2015).
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan probiotik
mampu memberikan keuntungan pada budidaya ikan nila dan jenis ikan lainnya
antara lain meningkatkan sistem imun, pertumbuhan dan tingkat kelangsungan
hidup ikan serta resistensi terhadap penyakit, diantaranya pemberian probiotik
2
dengan dosis yang berbeda dapat meningkatkan sintasan dan pertumbuhan benih
patin jambal Pangasius djambal (Andriyanto., 2010). Ulkhaq dkk. (2014)
mengatakan bahwa jenis probiotik Bacillus subtilis. yang diberikan pada media
pemeliharaan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dapat mencegah penyakit
Aeromonads septicemia, selain itu pemberian probiotik Bacillus subtilis . melalui
pakan mampu meningkatkan kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan ikan nila
(Rusdani dkk., 2016).
Salah satu probiotik yang sering digunakan yaitu probiotik Bacillus
subtilis. Pemberian bakteri Bacillus subtilis. Pada ikan mampu memperbaiki
kualitas air dan meningkatkan pertumbuhan ikan serta tahan terhadap serangan
penyakit. Penelitian tentang pengaruh pemberian probiotik Bacillus subtilis.
Dengan dosis yang berbeda terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan nila
salin belum pernah dilakukan, oleh karena itu hal ini dipandang perlu untuk
mengkaji probiotik ini terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila salin. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam memperbaiki kualitas
benih ikan nila salin.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui tingkat kelangsungan hidup dan
laju pertumbuhan ikan nila salin (Oreochromis niloticus) yang diberikan pakan
simbiotik Bacillus subtilis dengan dosis berbeda. Sedangkan kegunaan
penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi pembudidaya ikan nila salin
terhadap penggunaan dosis pakan simbiotik bagi ikan nila salin budidaya.
3
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus)
Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) merupakan ikan nila yang banyak
dibudidayakan di Indonesia.Selain karena kemampuan dalam berkembang dengan
cepat, ikan nila salin menjadi salah satu spesies ikan air payau yang dapat
dinikmati semua lapisan masyarakat karena harganya yang terjangkau dan
teknologi reproduktif yang cukup mudah untuk dilakukan. Ikan nila salin
memiliki sifat euryhaline, telah terdomestikasi, bernilai ekonomi tinggi,
dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat, mampu hidup pada perairan
marjinal, dapat dibudidayakan baik dalam skala rumah tangga untuk
meningkatkan ketahanan pangan nasional dan sumber protein hewani masyarakat,
maupun skala industri sebagai komoditas ekspor (Aliah, 2017).
Menurut Kordik (2013), taksonomi dari ikan nila salin adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Klas : Osteichthyes
Divisi : Halecostomi
Ordo : Perciformes
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromisniloticus
4
Gambar 1.Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) (Kordik, 2013).
Morfologi dari ikan nila salin yaitu lebar badan ikan nila salin umumnya
sepertiga dari panjang badannya. Bentuk tubuh ikan memanjang dan ramping,
sisik ikan nila relatif besar, matanya menonjol dan besar dengan tepi berwarna
putih. Ikan nila salin memiliki lima buah sirip yang berada di dada, perut,
punggung, ekor, dan anus. Pada sirip dubur (anal fin) terdapat 3 jari-jari sirip
keras dan 9-11 jari-jari sirip lemah. Pada sirip ekornya (caudal fin) terdapat 2 jari-
jari lemah dan mengeras dan 16-18 jari-jari sirip lemah.Pada sirip punggung
(dorsal fin) terdapat 17 jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah.Sedangkan
di sirip dadanya (pectoral fin) memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jari-jari sirip
lemah. Dan yang terakhir di sirip perut (ventral fin) memilki 1 jari-jari sirip keras
dan 5 jari-jari sirip lemah.Ikan nila memiliki sisik cycloid yang menutupi seluruh
tubuh ikan nila salin (Lukman dkk. 2014).
Bentuk tubuh dari ikan nila salin jantan yaitu membulat dan agak pendek
dibandingkan dengan ikan nila salin betina.Warna dari ikan nila salin jantan pada
umumnya lebih cerah dibandingkan dengan betina. Pada bagian reproduksi ikan
nila jantan.terdapat alat kelamin yang berbentuk memanjang dan memiliki warna
yang terlihat cerah. Alat kelamin ini semakin cerah ketika telah dewasa atau
matang gonad dan siap membuahi telur. Sementara itu, ikan nila betina memiliki
5
warna sisik yang sedikit kusam dan bentuk tubuh agak memanjang. Pada bagian
anus ikan nila betina terdapat dua tonjolan membulat, yang memiliki fungsi yang
berbeda yaitu saluran keluarnya telur dan yang satunya lagi saluran pembuangan
feses. Ikan nila mencapai masa dewasa pada umur 4 sampai 5 bulan.Induk betina
bertelur 1.000 - 2.000 butir. Setelah telur dibuahi oleh induk, telur akan dierami
dimulut induk betina hingga menjadi larva (Lukman dkk. 2014).
Ikan nila salin bersifat euryhaline hal ini yang menjadikan ikan nila
memiliki habitat hidupnya sangat luas dapat meliputi perairan tawar, muara sungai
dan payau, selain itu ikan nila salin tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan
yang cukup ekstrim. Akan tetapi, pada fase benih ikan nila masih rentan terhadap
perubahan lingkungan yang drastis terutama adalah salinitas. Secara langsung,
salinitas air mempengaruhi tekanan osmotic cairan tubuh ikan. Apabila osmotic
lingkungan (salinitas) berbeda jauh dengan tekanan osmotic cairan tubuh (kondisi
tidak ideal) maka osmotic media/air akan menjadi beban bagi ikan sehingga
dibutuhkan tekanan yang osmotic besar untuk mempertahankan osmotic tubuhnya
agar tetap berada pada keadaan yang ideal (Arie. 2000).
2.2. Pakan Simbiotik
Pakan simbiotik dapat meningkatkan efisiensi pakan, pertumbuhan,
kelangsungan hidup dan populasi BAL ikan (Pangaribuan dkk. 2017).
Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa simbiotik yang diberikan
melalui pakan secara efektif dapat meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan
imunitas pada ikan, serta meningkatkan resistensi inang terhadap infeksi pathogen
(Geraylou dkk. 2013).
6
Menurut Pangaribuan dkk (2017) penambahan simbiotik dalam pakan ikan
nila (Oreochromis niloticus) dapat meningkatkan efisiensi pakan sebesar 55,46%,
kecernaan protein 82,41%, laju pertumbuhan spesifik 4,18% serta kelangsungan
hidup, hasil ini sangat bagus dibandingkan tanpa pemberian simbiotik. Selain itu
aplikasi simbiotik dapat meningkatkan respon imun karena mampu
mempertahankan kelangsungan hidup ikan nila salin yang lebih tinggi sebesar
83,33% setelah diuji tantang dengan Streptococcus agalactiae dibandingkan
kontrol positif sebesar 25%.
Probiotik Bacillus subtilis ditanam di NB (nutrient broth), diinkubasi di
shaker inkubator selama 24 jam,setelah itu di sentrifuge 6000 rpm selama 10
menit, supernatant dibuang, pellet bakteri diresuspensi dengan saline solution,
prebiotik (tepung pisang) ditambahkan kedalam larutan probiotik sebanyak 1%
kemudian diinkubasi di waterbath shaker selama 15 menit-30 menit,setelah itu
disemprot ke pakan dengan perbandingan 1 simbiotik : 10 pakan (v/w)
2.3 Probiotik Bacillus subtilis
Probiotik dalam bidang akuakultur adalah mikroorganisme hidup yang
mempunyai sifat menguntungkan bagi hewan inang, sehingga populasi
mikroorganisme yang merugikan tidak bertambah dan menjaga keseimbangan
mikroba serta pengendalian patogen dalam saluran pencernaan, air, dan
lingkungan perairan (Andriyanto dkk., 2010).
Probiotik dalam budidaya akuakultur memiliki beberapa peranan antara
lain : 1). menekan populasi mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam
saluran pencernaan dengan cara berkompetisi untuk menempati ruang (tempat
7
menempel) dan kesempatan mendapatkan nutrisi. 2). menghasilkan senyawa anti
mikroba yang secara langsung akan menekan pertumbuhan mikroba dan
mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan dalam sistem pencernaan
hewan inang. 3). menghasilkan senyawa yang bersifat imunostimulan yaitu
meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang) dalam menghadapi serangan
penyakit dengan cara meningkatkan kadar antibodi dan aktivitas makrofag,
misalnya lipo polisakarida, glikan dan peptidoglikan. 4). menghasilkan senyawa
vitamin yang bermanfaat bagi hewan inang yang diberikan probiotik dan secara
tidak langsung akan menaikkan nilai nutrisi pakan. (Atmomarsono dkk., 2009).
Penggunaan probiotik pada budidaya perikanan dapat memberikan manfaat
yang menjanjikan, namun masih memerlukan penelitian lebih lanjut (Gatesoupe,
1999). Menurut Newaj-Fyzul dan Austin (2015), yang melakukan penelitian
mengenai pemberian probiotik tidak berbahaya pada inang yang diberikan masih
kurang. Selain itu, hanya ada beberapa penelitian yang menyebutkan lama efek
menguntungkan dari pemberian probiotik. Menurut Gatesoupe (1999), bakteri
yang biasanya dominan pada hewan sehat mungkin merupakan sumber probiotik,
tetapi terdapat banyak patogen potensial di antaranya adalah Vibrionaceae dan
pseudomonas. Perlu dilakukan survei jangka panjang untuk memastikan bahwa
bakteri tetap tidak berbahaya, tanpa risiko munculnya mutan yang berpotensi
merugikan. Bakteri asam laktat juga merupakan kandidat yang baik, dan
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi sebagai probiotik. Spora
Bacillus subtilis. sangat mudah dimasukkan dalam makanan kering, dan ini
merupakan keuntungan tambahan dari kandidat probiotik ini.
8
2.4. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila
Kelangsungan hidup ikan sangat tergantung dari kondisi perairan tempat
hidupnya. Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya
rasio jumlah pakan, kepadatan, serta kualitas air meliputi suhu, kadar amoniak dan
nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat keasaman (pH) perairan. ( Praseno dkk,
2010). Dugaan tingkat kelulushidupan dihitung berdasarkan pencatatan yang
akurat terhadap tingkat mortalitas setiap harinya (Goddard, 1996) yang umum
digunakan untuk menduga tingkat kelangsungan hidup adalah dengan
membedakan jumlah ikan yang hidup pada akhir periode dengan jumlah ikan yang
hidup pada akhir periode (Effendie, 1997).
2.5. Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan bobot ikan nila salin tergantung dari pengaruh fisika,
kimia perairan, dan interaksinya. Menurut Khairuman dan Amri (2013) bahwa
laju pertumbuhan ikan nila lebih cepat jika dipelihara dikolam yang airnya
dangkal dibandingkan dengan di kolam yang airnya dalam. Penyebabnya adalah
diperairan dangkal pertumbuhan tanaman air sangat cepat sehingga ikan nila
menjadikannya sebagai makanan alami. Oleh karena itu, laju pertumbuhan ikan
nila relative lambat jika pemeliharannya tidak memperhatikan faktor fisika, kimia
dan interaksinya terhadap lingkungan.
Pengelolaan budidaya perikanan, pakan merupakan salah satu faktor
terpenting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
yang dibudidayakan. Biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan pakan pada suatu
kegiatan budidaya mencapai sekitar 60 – 70 % dari biaya produksi yang
9
dikeluarkan oleh pembudidaya. Agar pakan tersebut dapat memberikan pengaruh
secara maksimal dan menghasilkan bobot ikan yang lebih besar, maka perlu
adanya inovasi untuk memberikan unsur tambahan yang tercampur pada pakan.
Salah satu inovasi yang saat ini telah menjadi perhatian para pembudaya, dan
diharapkan dapat meningkatkan mutu pakan buatan adalah dengan penambahan
probiotik pada pakan tersebut.
2.6. Kualitas Air
Air memiliki peranan yang sangat penting sebagai media dalam
pertumbuhan ikan. Sebagai kunci keberhasilan dalam budidaya ikan, maka
perlumemperhatikan kualitas dan kuantitas air yang memenuhi syarat. Oleh sebab
itu, kualitas dan kuantitas air merupakan salah satu hal yang dijadikan sebagai
ukuran untuk dapat menilai layak tidaknya suatu perairan atau sumber air untuk
digunakan dalam budidaya ikan dengan menggunakan wadah tertentu (Kordi,
2004). Parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas air diantaranya adalah
Menurut baku mutu SNI (2014), ikan nila salin akan bertahan hidup
dengan suhu optimal berkisar 24-320C. Keadaan suhu ini akan mempengaruhi
metabolisme dan pertumbuhan ikan. Selain itu juga, suhu memperngaruhi tingkat
konsumsi pakan pada organisme air.
Menurut buku catatan mutu SNI (2014) menjelaskan bahwa pH optimal
untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan nila salin berkisar antara 7-8,5. Kadar
pH sebagai indikator tingkat keasaman dalam air ini sangat bergantung pada suhu
air, fotosintesis dan keberadaan anion dan kation dalam air.
10
Keberadaan oksigen dalam air sangat dibutuhkan ikan untuk proses
respirasi berenang, proses pertumbuhan, reproduksi, pembakaran makanan dan
sebagainya. Kandungan oksigen yang optimal ntuk kehidupan ikan kakap putih
dalam air sekitar 4mg/l. Kadar okigen ini dapat diperoleh dari fotosintesis
fitoplankton dan difusi oksigen dari atmodfer sekitar 35% (SNI, 2014).
Menurut menurut baku mutu SNI (2014) salinitas memengang peranan
penting untuk proses osmoregulasi dalam tubuh ikan nila salin, salinitas yang baik
untuk pemeliharaan ikan nila salin yaitu >5 ppm.
11
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Oktober 2020 sampai dengan Januari 2021 di
Rumah Probiotik Binaan PT Pertamina, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU)
Hasanuddin. Warehouse Perikanan, Jln Goa Ria No 4, Sudiang, Kec
Biringkanaya, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah akuarium dengan
dengan volume 20 liter digunakan sebagai wadah penelitian, Penggaris untuk
mengukur panjang ikan, timbangan digital untuk mengukur berat ikan. DO meter
digunakan untuk mengukur oksigen terlarut, termometer digunakan untuk
mengukur suhu, kertas lakmus digunakan untuk mengukur pH, lakban digunakan
untuk memberi label pada wadah penelitian, timbangan digital , pengukur ikan
spidol untuk menulis penanda, perangkat aerasi, dan kamera untuk dokumentasi.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan nila salin,
probiotik Bacillus subtilis, air tawar, tepung pisang sebagai prebiotik dan air laut.
3.3 Metode Penelitian.
3.3.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan
Wadah pemeliharaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium
sebanyak 12 buah dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm . Ikan nila salin didatangkan
dari Balai Perikanan Air Payau Takalar yang digunakan sebagai ikan uji dengan
bobot ± 2g yang sebelumnya diaklimatisasi selama satu minggu dan diberikan
12
pakan komersil standar. Pakan terlebih dahulu ditimbang sesuai dengan bobot
ikan uji.
3.3.2 Pembuatan Pakan Simbiotik
Pakan dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan buatan yang
berasal dari Balai Riset Budidaya Air Payau Maros. Pakan uji dibuat dengan
menggunakan pakan dasar dan ditambahkan dengan kandidat probiotik Bacillus
subtilis yang mengacu pada penelitian Kurniawan et al (2019) dengan cara spray
(disemprot). Tahapan pembuatan pakan simbiotik yaitu (1) Probiotik Bacillus
subtilis di sentrifuge 6000 rpm selama 10 menit, (2) Penambahan tepung pisang
1%, (3) Pakan ikan komersil + probiotik 10% (4) Pakan komersil di semprotkan
secara merata (5) Pakan diberikan ke ikan sesuai dengan dosis masing-masing.
3.3.3 Pemeliharaan Ikan Uji
Ikan nila salin (Oreochromis niloticus) yang berukuran 3-5 cm diperlihara di
akuarium selama 30 hari dengan kepadatan 20 ekor/ akuarium dan diberikan
pakan sesuai dengan dosis setiap kelompok perlakuan. Pergantian air dilakukan 3
kali selama penelitian berlangsung dengan menggunakan metode penyimponan
terhadap kotoran yang terdapat di dasar perairan.
3.4 Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan 4 perlakuan dan 3
kali ulangan. Berdasarkan penelitian Melianawati dan Ketut (2006) yang
memberikan dosis pemberian pakan 2 kali sehari, maka kelompok perlakuan
yang diberikan sebagai berikut :
13
1. Perlakuan A : Tanpa Pemberian Pakan Simbiotik.
2. Perlakuan B : Pemberian Pakan Simbiotik 105
CFU/ml.
3. Perlakuan C : Pemberian Pakan Simbiotik 10⁷ CFU/ml.
4. Perlakuan D : Pemberian Pakan Simbiotik 109
CFU/ml.
Penempatan unit-unit tersebut dilakukan secara acak menurut pola
rancangan acak lengkap (RAL) (Gasperz, 1991). Denah penelitian dapat dilihat
pada Gambar.
Gambar 2. Skema penempatan aquarium
3.5. Peubah yang Diamati
3.5.1 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR)
Laju pertumbuhan spesifik merupakan persentase dari selisih berat akhir
dan berat awal, dibagi lamanya waktu pemeliharaan. Menurut Zonneveld dkk.,
(1991), rumus perhitungan laju pertumbuhan spesifik adalah:
SGR
Keterangan :
SGR : Laju pertumbuhan spesifik (% / hari)
W0 : Berat rata- rata benih pada awal penelitian (g)
Wt : Berat rata- rata benih pada akhir penelitian (g)
B3 D3 C3
A1 C2 C1 A3
D2
A2
14
t : Lama pemeliharaan (hari).
3.5.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak
Pertumbuhan panjang mutlak dihitung pada akhir perlakuan dengan
menggunakan rumus Effendie (1997):
Lm = Lt – L0
Keterangan :
Lm : Pertumbuhan Panjang mutlak ikan (cm)
Lt : Panjang rata- rata ikan pada akhir penelitian (cm)
L0 : Panjang rata- rata ikan pada awal penelitian (cm)
3.5.3 Rasio Konversi Pakan (FCR)
Perhitungan nilai rasio konversi pakan dengan menggunakan rumus Tacon
(1987), sebagai berikut :
Keterangan:
FCR : Konversi Pakan
F : Jumlah pakan yang dikonsumsi (g)
W : Berat ikan yang dihasilkan (g)
3.5.4 Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup ikan (Survival rate) dihitung dari persentase
jumlah ikan yang hidup di akhir masa pemeliharaan dibanding dengan jumlah
15
ikan pada saat tebar. Tingkat kelangsungan hidup ikan dihitung dengan rumus
(Effendie 1979) :
SR (%) =
x 100
Keterangan :
SR : Kelangsungan hidup (%)
Nt : Populasi saat akhir pemeliaraan (ekor)
N0 : Populasi awal (ekor)
3.6 Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur meliputi DO, PH, Amoniak dan suhu.
Pengamatan DO, pH dan suhu dilakukan setiap satu minggu sekali diwaktu sore.
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus dengan cara
mencelupkan indikator lakmus pada wadah pemeliharaan dan melihat hasilnya.
Pengukuran oksigen terlarut (DO) menggunakan DO meter dengan mencelupkan
ujung alat indikator (probe) ke dalam air kemudian menunggu hingga konstan dan
mencatat nilainya. Begitupun dengan suhu mengukurnya dengan thermometer dan
pengukuran amoniak .
3.7 Analisis Data
Penelitian ini mengunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Data
dianalisis menggunakan One Way - ANOVA melalui program SPSS versi 16
dengan selang kepercayaan 95% jika ada perbedaan antar perlakuan maka
dilanjutkan dengan uji duncan.
16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Laju Pertumbuhan
Hasil pengamatan laju pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan panjang mutlak
(cm) ikan nila salin yang diberi pakan buatan dengan penambahan pakan
simbiotik Bacillus subtilis dengan dosis berbeda selama pemeliharaan dapat
dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 3, sedangkan untuk nilai rata ratanya
disajikan pada Gambar 3 dan 4
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05)
Gambar 3. Grafik laju pertumbuhan Mutlak ikan nila salin
Berdasarkan analisis varian (ANOVA) menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan Spesifik ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan
Probiotik Bacillus subtilis pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (P<0.05) dibandingkan control (tanpa pemberian pakan simbiotik).
Laju Pertumbuhan Spesifik ikan nila salin tertinggi pada perlakuan B (105
CFU/ml) sebesar 31,33 %/hari disusul perlakuan D (109 CFU/ml) sebesar 27,90
19.2
31.33
26.11 27.9
0
5
10
15
20
25
30
35
40
A (Kontrol) B C D
Laju
Per
tum
bu
han
Sp
esif
ik
(% /
hari
)
Perlakuan
a b b b
17
%/hari, perlakuan C (107 CFU/ml) sebesar 26,11%/hari dan laju pertumbuhan
spesifik terendah diperoleh pada perlakuan A (Kontrol) 19,20%/hari.
Keterangan : Huruf yang berbeda menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0.05)
Gambar 4. Grafik Panjang Mutlak ikan nila salin
Panjang Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan
pakan simbiotik Bacillus subtilis pada setiap perlakuan menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (P<0.05) terhadap kontrol. Panjang mutlak ikan nila salin tertinggi
pada perlakuan B (105 CFU/ml) sebesar 3,49 cm disusul perlakuan C (10
7
CFU/ml) sebesar 3,23 cm, perlakuan D (109 CFU/ml) sebesar 3,22 cm dan
panjang mutlak ikan nila salin terendah diperoleh pada perlakuan A (Kontrol)
sebesar 2,52 cm.
Kenaikan laju pertumbuhan ikan nila salin pada setiap perlakuan (Gambar
3 dan 4) selama penelitian menunjukan bahwa seluruh ikan uji mengalami laju
pertumbuhan tertinggi pada perlakuan B (105 CFU/ml). Hal ini diduga karena
dosis pakan simbiotik Bacillus subtilis 105 CFU/ml dapat meningkatkan daya
cerna pada ikan. Pemberian probiotik ikan nila salin dalam pakan juga
berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan,
2.52
3.49 3.23 3.22
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
A (Kontrol) B C D
Pa
nja
ng
Mu
tla
k (
cm)
Perlakuan
b b b a
18
yang dapat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan
sehingga mampu digunakan ikan untuk tumbuh dengan baik. namun pada
perlakuan D (109 CFU/ml) dan C (10
7 CFU/ml), pertumbuhan benih ikan nila
salin mengalami penurunan, diduga bahwa pemberian pakan simbiotik dengan
dosis lebih tinggi belum optimal untuk pertumbuhan ikan nila salin. Sedangkan
pada kontrol tanpa pemberian probiotik Bacillus subtilis menghasilkan laju
pertumbuhan spesifik (19,20%/hari) dan panjang mutlak (2,52 cm). Hal ini
dikarenakan tidak adanya enzim pencernaan karena tidak diberikan pakan
simbiotik Bacillus subtilis. Peningkatan aktifitas enzim pencernaan dapat
dilakukan dengan penambahan pakan simbiotik pada ikan nila salin. Proses
hidrolisis protein menjadi senyawa yang lebih sederhana tidak maksimal dan
menyebabkan penyerapan protein kurang optimal dan pertumbuhan menjadi
lambat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Noviana dkk (2014) Penyerapan protein
yang tidak maksimal dapat mengganggu pertumbuhan pada ikan.
Penambahan probiotik yang optimal pada pakan yang diberikan ke benih
ikan nila salin dapat meningkatkan populasi bakteri dalam saluran pencernaan,
Peningkatan populasi bakteri probiotik mampu memperbaiki penyerapan nutrisi
dalam saluran pencernaan. Seperti yang diungkapkan oleh Narges dkk., (2012)
yang menyatakan bahwa dengan adanya bakteri probiotik dalam saluran
pencernaan ikan akan sangat menguntungkan dikarenakan bakteri probiotik
menghasilkan exogenous enzim seperti amilase, lipase dan protease pada sistem
pencernaan ikan. Dengan adanya enzim-enzim tersebut dapat mengurangi
pengeluaran energi (expenditure energy) untuk proses pencernaan sehingga energi
19
yang ada dapat digunakan untuk pertumbuhan. Peningkatan laju pertumbuhan
juga diduga karena adanya kontribusi enzim pencernaan oleh bakteri probiotik
yang mampu meningkatkan proses pencernaan kultivan. Hal ini dinyatakan
dengan pendapat Praditia (2009) yang dijelaskan bahwa keberadaan probiotik
dalam saluran pencernaan dapat meningkatkan aktivitas enzim yang mampu
memaksimalkan saluran pencernaan. selain itu hasil uji proksimat pakan yang
diberi penambahan probiotik Bacillus subtilis mengalami peningkatan kandungan
nutrien yaitu Kadar Abu 7,31%, Kadar Air 8, 86%, Kadar Lemak 4,25 %, Kadar
Protein 26,09% dan Kadar Serat 7,48%, tingginya kandungan nutrien pada pakan
tersebut juga merupakan salah satu faktor pendukung meningkatkan pertumbuhan
pada ikan.
Peningkatan laju pertumbuhan melalui penambahan probiotik pada
beberapa jenis ikan juga telah dibuktikan pada beberapa penelitian sebelumnya.
Agustin et al, (2014), yang memelihara ikan gabus dengan penambahan probiotik
mendapatkan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 3,17% dan laju pertumbuhan
terendah 2,14 % tanpa pemberian probiotik. Pertumbuhan benih ikan gurami juga
tertinggi didapatkan (1,67%) dengan penambahan probioik Bacillus subtilis.
dibanding dengan laju pertumbuhan pada benih yang diberi pakan tanpa probiotik
sebesar (0,41%) (Suminto., 2015).
4.2. Food Convertion Ratio
Food Convertion Ratio (FCR) menunjukan perbandingan bobot pakan
yang dikomsumsi dengan penambahan berat ikan. Pemberian pakan dengan
penambahan probiotik Bacillus subtilis pada benih ikan nila salin tidak
20
memberikan pengaruh berbeda nyata (P>0.05). jumlah konversi pakan terendah
diperoleh pada pemberian Bacillus subtilis 105 CFU/ml (Perlakuan B) sebesar
1,04, disusul oleh pemberian Bacillus subtilis 107 CFU/ml (Perlakuan C) sebesar
1,06, Bacillus subtilis 109 CFU/ml (Perlakuan D) sebesar 1,40, dan FCR tertinggi
di peroleh pada kontrol A tanpa pemberian Bacillus subtilis sebesar 1,55. Jumlah
konsumsi pakan yang digunakan pada pemeliharaan ikan nila salin dengan
penambahan probiotik Bacillus subtilis disajikan pada Gambar 5.
Keterangan : Huruf yang sama menunjukan tidak memberikan pengaruh berbeda
nyata (P>0.05).
Gambar 5. Grafik FCR ikan nila salin
Berdasarkan perhitungan rasio konversi pakan dapat diketahui bahwa nilai
rasio konversi pakan (FCR) terendah yaitu perlakuan B (105 CFU/ml) sebesar
1,04 artinya untuk mendapatkan 1 kg daging ikan membutuhkan pakan sebanyak
1,04 kg. Pada perlakuan B (105 CFU/ml) merupakan rasio konversi pakan
terendah dan terbaik, ini dikarenakan penyerapan ikan terhadap pakan lebih
tinggi. Nilai konversi pakan (FCR) yang paling besar terdapat pada kontrol A.
Rasio konversi pakan yang semakin kecil menunjukkan pakan yang dikonsumsi
1.55
1.04 1.06
1.4
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
A (Kontrol) B C D
Food
Con
vert
ion
Rati
o
Perlakuan
a a a a
21
oleh ikan lebih efisien digunakan untuk pertumbuhan sebaliknya rasio konversi
pakan yang semakin besar menunjukkan pakan yang dikonsumsi oleh ikan kurang
efisien (pemanfaatan pakan rendah) (Sudaryono dkk ., 2014).
Menurut Mudjiman (2001), menyatakan bahwa nilai rasio konversi pakan
berhubungan erat dengan kualitas pakan, semakin rendah nilainya maka semakin
baik kualitas pakan dan makin efisien ikan dalam memanfaatkan pakan yang
dikonsumsinya untuk pertumbuhan. Sehingga bobot ikan dapat meningkat
dikarenakan pakan dapat dicerna secara optimal. Sugih (2005) menyatakan enzim-
enzim pencernaan yang dihasilkan mikroba selama proses fermentasi akan
membantu dalam memecah senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana
sehingga pakan akan mudah diserap usus.
4.3. Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan
pakan simbiotik Bacillus subtilis tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata
(P>0.05) (Lampiran 7 dan 8). Sintasan benih ikan nila salin yang dipelihara
selama 30 hari dengan pemberian pakan yang ditambahkan probiotik Bacillus
subtilis disajikan pada Gambar 6.
100 100 100 100
0
20
40
60
80
100
120
A (Kontrol) B C D
Sin
tasa
n (
%)
Perlakuan
22
Gambar 6. Grafik kelangsungan hidup ikan nila salin
Berdasakan Gambar 6. Terlihat bahwa nilai kelangsungan hidup yang
diperoleh dengan penambahan pakan simbiotik Bacillus subtilis dengan dosis 105
CFU/ml (Perlakuan B), 107 CFU/ml (Perlakuan C), 10
9 CFU/ml (Perlakuan D),
dan kontrol (tanpa probiotik Bacillus subtilis) yaitu sebesar 100%. Hal ini
menunjukan selama pemeliharaan tidak terjadi kematian pada ikan. Hal tersebut di
duga karena penggunaan probiotik dapat meningkatkan tingkat kelangsungan
hidup ikan dan daya tahan tubuh ikan terhadap infeksi patogen sejalan dengan
penelitian Iribarren dkk., 2012, terkait penggunaan probiotik yang dapat
meningkatkan kelangsungan hidup pada ikan dan mengurangi beban lingkungan
karena akumulasi limbah di perairan. Dengan demikian penggunaan pakan yang
diberi probiotik dapat mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh patogen
serta limbah perairan.
4.4. Kualitas Air
Pada penelitian ini kualitas air yang diukur adalah salinitas, derajat
keasaman (pH), DO, dan amoniak. Data hasil pengukuran kualitas air dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Data hasil pengukuran kualitas air selama penelitian
Parameter Satuan Rata Rata Seiap
Perlakuan
Kisaran
Optimal
Menurut
Salinitas* Ppt 5-10 20 BPPT (2011)
pH* - 7,2-8,3 7-8,5 Rukmana (2010)
Suhu oC 24-32 23-34 SNI (2014)
DO mg/L
>4 >4 SNI (2014)
Amoniak mg/L 0,0802-3,5573 > 1 BSNI (2009)
23
Keterangan : (* Diukur dilapangan setiap hari 2 kali)
Kualitas Air Selama penelitan berlangsung dilakukan pengukuran kualitas
air benih ikan nila salin setiap 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Beberapa parameter kualitas air yang diukur seperti salinitas, pH, suhu, oksigen
terlarut (O2) dan amoniak. Hasil pengukuran kualitas air disajikan pada lampiran
5. Nilai salinitas yang diperoleh selama penelitian benih ikan nila salin yang diberi
pakan dengan tambahan probiotik Bacillus subtilis. yaitu 5-10 ppt. Ikan nila salin
toleran terhadap air payau dan laut dengan salinitas mencapai 20 ppt (BPPT,
2011).
pH atau derajat keasaman yang diperoleh selama penelitian yaitu 7,02-8,3.
Kisaran pH yang optimal untuk perkembangbiakan ikan nila salin adalah 7-8,5
(Rukmana., 2010).
kualitas suhu yang berkisar 24-32 oC. dan masih tergolong baik untuk
ikan. Pangukuran suhu ini sudah sesuai dengan buku mutu SNI (2014) Hal ini
berdasarkan Baku Mutu SNI (2014) yang mengatakan suhu aman untuk budidaya
ikan nila salin berkisar antara 23-34 oC
Oksigen terlarut selama penelitian berkisar antara 4-6,5 mg/L. Menurut
SNI (2014) untuk budidaya ikan memiliki batas aman oksigen terlarut yaitu >4
mg/L. Ditambahkan oleh (Sedana et al, 2001) untuk kandungan oksigen 8 mg/L
tergolong sangat baik, < 6 mg/L digolongkan baik, dan jika < 4 mg/L kritis serta 2
mg/L digolongkan sangat buruk.
Konsentrasi amoniak selama penelitian benih ikan nila salin yang diberi
pakan dengan tambahan probiotik Bacillus subtilis. adalah 0,0802-3,5573 ppm.
24
Batas toleransi amoniak di perairan untuk ikan nila yaitu tidak melebihi 1 ppm
(BSNI, 2009). Amoniak bersifat toksit sehingga dalam konsentrasi yang tinggi
dapat meracuni organisme perairan (Karim.,1998). Secara umum parameter
kualitas air yang diamati selama penelitian tidak pada kisaran yang optimal untuk
pemeliharaan ikan nila salin.
25
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis 105 CFU/ml dalam pakan
(Perlakuan B) mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan, kelangsungan hidup
dan menurunkan nilai rasio konversi pakan dibandingkan dengan dosis lainnya.
5.2. Saran
Pemberian pakan dengan penambahan simbiotik Bacillus subtilis pada
pakan disarankan dilakukan pada dosis probiotik Bacillus subtilis dengan dosis
105 CFU/ml ,Perlu juga dilakukan kajian terkait pemberian pakan dan
penambahan pakan simbiotik untuk jenis ikan komersial lainnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adiwidjaya D., Erik. S dan Dwi S. 2003. Produktifitas Pada Budidaya Ikan
Tertutup. Peluang Usaha Untuk Mencari Nilai Tambah Bagi Petambak,
Balai BPBAP. Pertemuan UPT Budidaya Air Payau dan Laut Ditjen
Perikanan Budidaya. Jepara.
Agustin Ruli,. Ade D S,. Yulisman. 2014. Konversi Pakan, Laju Pertumbuhan,
Kelangsungan Hidup dan Populasi Bakteri Benih Ikan Gabus (Channa
striata) Yang Diberi Pakan Dengan Penambahan Probiotik. Ps Budidaya
Perairan Fakultas Pertanian Unsri. Palemban
Aliah, R. S. 2017. Rekayasa Produksi Ikan Nila Salin Untuk Perairan Payau di
Wilayah Pesisir. Jurnal Rekayasa Lingkungan. 10 (1) : 17-24.
Aly, S. M., Ahmed, Y. A. G., Ghareeb, A. A. A., & Mohamed, M. F. 2008.
Studies on Bacillus subtilis and Lactobacillus acidophilus, as potential
probiotics, on the immune response and resistance of Tilapia nilotica
(Oreochromis niloticus) to challenge infections. Fish & shellfish
immunology. 25 (1-2) : 128-136.
Arie, U. 2000. Pembenihan Dan Pembesaran Nila GIFT. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Atmormasono, M., Muliani, & Nurbaya. 2014. Penggunaan Bakteri Probiotik
Dengan Komposisi Berbeda Untuk Perbaikan Kualitas Air dan Sintasan
Pascalarva Udang Windu. Pusat Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. J.
Ris. Akuakultur, 4 (1): 73-83
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2011. BBPT Kembangkan Ikan Nila
Payau Untuk Berdayakan 600.000 Ha Tambak Terlantar. Artikel
Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.
Badan Standardisasi Nasional Indonesia (BSNI). 2009. Produksi Benih Ikan Nila
Hitam (Oreochromis niloticus) Kelas Benih Sebar. SNI : 6141:2009.
Jakarta.
Effendie MI. 1979. Metode biologi perikanan. Yayasan Dewi Sri Bogor, Bogor.
Gatesoupe, F.J. 1999. The Use Of Probiotics In Aquaculture. Aquaculture. 180 :
147-165.
Iribarren, D., P, Dagá. M. T. Moreira., And G. Feijoo. 2012. Potensial
Environmental Effects Of Probiotics Used In Aquaculture. Aquacult Int
20:779-789
Karim, M. Y., 1998. Aplikasi Pakan Alami (Brachionus plicatilis dan Nauplius
Artemia) yang Diperkaya Dengan Asam Lemak Omega-3 Dalam
27
Pemeliharaan Larva Kepiting Bakau (Scylla serrata Forskal). Tesis.
Program Pascasarjana IPB, Bogor. Hal 95.
Kordi. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Kordik, M. Ghufran H. 2013. Budidaya Nila Unggul. Agromedia Pustaka :
Jakarta.
Melianawati, Regina dan Ketut Suwirya. 2006. Pengaruh Perbedaan Frekuensi
Pemberian Pakan terhadap Pertambahan Bobot Yuwana Kakap Merah,
Lutjanus arfentimaculatus. Jurnal Riset Akuakultur. 1 (2) : 151-159.
Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Narges, S., Hoseinifar, S. H., Merrifield, D.L., Barati, M. 2012. Dietary
Supplementation Of Fructooligosaccharide (FOS) Imfroves The Innate
Imunne Response, Stres Resistence, Digestive Enzyme Activitis And Growt
Peformance Of Caspian Roach (Rutilus rutilus) Fry. Fish And Shellfish
Immunology 32: 316- 321 hlm.
Newaj‐Fyzul, A., & Austin, B. 2015. Probiotics, Immunostimulants, Plant
Products And Oral Vaccines, And Their Role As Feed Supplements In The
Control Of Bacterial Fish Diseases. Journal Of Fish Diseases. 38 (11) :
937-955.
Noviana, P,. Subandiyono, dan Pinandoyo. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik
Dalam Pakan Buatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pakan dan
Pertumbuhan Penih Ikan Nila (Oreochromis niloticus).Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.
Phillips M., P.J.G. Henriksson, N. Tran, C.Y. Chan, C.V. Mohan, U-P. Rodriguez,
S. Suri, S. Hall dan S. Koeshendrajana. 2016. Menjelajahi masa depan
perikanan budidaya Indonesia. Penang, Malaysia: WorldFish. Laporan
Program, pp. 1-15
Praditia dan Fiska Puspita. 2009. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Melalui
Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Windu
(Penaeus Monodon). Jurnal. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Standar Nasional Indonesia. 2014. Pedoman Kualitas Air Budidaya Ikan Kakap
Putih. Jakarta. Badan Stadarisasi Nasional
Sudaryono, A., Hermawan, T. E. S. A dan Slamet, B. P. 2014. Pengaruh Padat
Tebar Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Benih Ikan
Lele (Clarias gariepinus) Dalam Media Bioflok. 3 (3). Hlm 35-42
28
Sugih, F. H. 2005. Penagruh Penambahan Probiotik Dalam Pakan Komersil
Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus Goramy Lac).
Skripsi. Jurusan Perikanan. Universitas Padjajaran. Bandung.
Tacon, A. E. J. 1987. The Nutrition And Feeding Formed Fish And Shrimp. a
Training Manual Food and Agriculture of United Nation Brazilling ,
Brazil. 108 p.
29
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabel Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Nila Salin Yang Diberi
Pakan Dengan Penambahan Probiotik Bacillus subtilis Dengan
Dosis Yang Berbeda.
Ulangan Perlakuan
A B C D
1 12,79 32,46 28,46 29,88
2 23,42 33,46 26,38 29,67
3 23,21 28,13 23,5 24,17
Lampiran 2 : Analisis Statistik Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Nila Salin Yang
Diberi Pakan Dengan Penambahan Probiotik Bacillus subtilis
Dengan Dosis Yang Berbeda.
ANOVA
LPS
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 210,442 3 70,147 4,555 ,038
Within Groups 123,211 8 15,401
Total 333,653 11
LPS
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
1,00 3 19,8067
3,00 3 26,1133 26,1133
4,00 3 27,9067
2,00 3 31,3367
Sig. ,085 ,157
30
Lampiran 3 : Tabel Pertumbuhan panjang Mutlak ikan nila salin yang diberi
pakan dengan penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis
yang berbeda
Ulangan Perlakuan
A B C D
1 2,39 3,7 3,21 3,46
2 2,45 3,49 3,46 3,4
3 2,74 3,28 3,03 2,8
Lampiran 4 : Analisis Statistik panjang Mutlak ikan nila salin yang diberi pakan
dengan penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang
berbeda
ANOVA
PanjangMutlak
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,535 3 ,512 7,905 ,009
Within Groups ,518 8 ,065
Total 2,053 11
Panjang Mutlak
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
1,00 3 2,5267
4,00 3 3,2200
3,00 3 3,2333
2,00 3 3,4900
Sig. 1,000 ,248
31
Lampiran 5 : Tabel FCR ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan
probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda
Ulangan Perlakuan
A B C D
1 2,21 1,08 1,02 1,16
2 1,22 1,03 1,02 0,92
3 1,22 1,03 1,16 1,12
Lampiran 6 : Analisis Statistik FCR ikan nila salin yang diberi pakan dengan
penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda
ANOVA
FCR
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups ,559 3 ,186 1,388 ,315
Within Groups 1,075 8 ,134
Total 1,634 11
FCR
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha
= 0.05
1
2,00 3 1,0467
3,00 3 1,0667
4,00 3 1,4000
1,00 3 1,5500
Sig. ,152
32
Lampiran 7 : Tabel Sintasan ikan nila salin yang diberi pakan dengan penambahan
probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda
Ulangan Perlakuan
A B C D
1 100 100 100 100
2 100 100 100 100
3 100,00 100 100 100
Lampiran 8 : Analisis Statistik Sintasan ikan nila salin yang diberi pakan dengan
penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis yang berbeda
ANOVA
Sintasan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups ,000 3 ,000 . .
Within Groups ,000 8 ,000
Total ,000 11
33
Lampiran 9 : Tabel Kualitas Air Media pemeliharaan yang diberi pakan dengan
penambahan probiotik Bacillus subtilis dengan dosis berbeda.
Tanggal 16 Februari 2021.
Variabel Satuan Kode
A B C D
Amoniak (NH3-N) mg/L 3,5573 0,9235 0,7208 0,2886
Nitrit (NO2N) mg/L 1,1401 1,1264 0,9811 1,4678
Nitrat (NO3-N) mg/L 7,6704 7,5101 6,2155 7,0665
BOT mg/L 69,94 52,3 52,55 48,17
pH 7,27 7,42 7,15 7,25
Salinitas Ppt 6 5 7 7
Tanggal 17 Februari 2021.
Variabel Satuan Kode
A1 A2 A3 B1 B2 B3 C2 C3 D2
Amoniak (NH3-N) mg/L 3,5571 2,0001 2,7222 3,5501 3,5498 3,5561 3,5399 3,5508 3,5517
Nitrit (NO2N) mg/L <0,0001 0,0639 0,0127 0,0633 <0,0010 <0,0010 <0,0010 0,495 0,0249
Nitrat (NO3-N) mg/L 0,3017 0,6142 0,2368 4,2749 1,6486 0,1103 0,1875 2,6529 0,716
BOT mg/L 67,38 58,37 66 64,06 66,25 64,13 67,07 97,98 72,82
Ph
7 7,04 7,02 7,22 7,23 7,21 7,29 7,33 7,24
Salinitas Ppt 7 7 7 7 6 7 5 5 5
Tanggal 24 Februari 2021.
Variabel Satuan Kode
A1 A2 A3 B2 C2 D1 D2 D3
Amoniak (NH3-N) mg/L 0,3776 1,1016 0,0934 0,0802 0,082 3,5557 0,2369 0,1298
Nitrit (NO2N) mg/L <0,0001 0,0639 0,0127 0,0633 <0,0010 <0,0010 <0,0010 0,495
Nitrat (NO3-N) mg/L 27,4485 27,592 18,3865 36,577 30,1955 7,5285 27,9365 17,5105
BOT mg/L 60,12 50,61 64,44 80,83 61,37 74,7 70,57 73,26
Ph 7,41 7,43 7,42 7,4 7,37 7,31 7,23 7,17
Salinitas Ppt 5 5 5 5 6 5 5 5
34
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
Persiapan Benih Persiapan Wadah Pemeliharaan
Penimbangan Bobot Ikan Pengukuran Panjang Ikan
Kegiatan Penyiponan Bak Penampung Air
35
Pengenceran Air Payau Penimbangan Pakan
Pengukuran pH Sampel Air
Pengukuran Salinitas probiotik Bacillus Subtilis
36
Persiapan Pakan Pemberian Pakan
37
RIWAYAT HIDUP
MUHAMMAD ARAFAH, Dilahirkan di Kecamatan Lambu
Kabupaten Bima pada tanggal 16 April 1998, sebagai anak
ke-enam dari enam bersaudara dari pasangan H. Ridwan dan
Hadijah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar
(SD) pada tahun 2010 di SDN Rato, setelah tamat SD penulis melanjutkan ke
sekolah manengah pertama (SMP) pada tahun 2010 di SMP Negeri 1 Lambu dan
diselesaikan pada tahun 2013 pada tahun yang sama penulis masuk ke sekolah
manengah atas (SMA) di SMA Negeri 1 Lambu dan lulus pada tahun 2016. Dan
pada tahun 2016 penulis diterima sebagai mahasiswa program studi budidaya
perairan, fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar melalui jalur
tes.
Selama kuliah penulis pernah magang di Balai Perikanan Budadaya Laut
Lombok. Sekotong Kabupaten Lombok Barat NTB, selama kurang lebih 1 bulan.
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul
“Tingkat Kelangsungan Hidup dan Laju Pertumbuhan Ikan Nila Salin
(Oreochromis niloticus ) Yang Diberikan Pakan Simbiotik Bacillus subtilis
Dengan Dosis Yang Berbeda” . Dibawah bimbingan Dr. Abdul Haris, S.Pi.,M.Si.
dan Dr. Rahmi, S.Pi.,M.Si.
38