tinea pedis

16
TINEA PEDIS I. PENDAHULUAN Tinea pedis atau sering disebut athelete foot adalah infeksi jamur yang paling sering terjadi pada sela jari dan telapak kaki. Penggunaan istilah athlete foot digunakan untuk menunjukan bentuk jari kaki yang seperti terbelah. 1,2 , 3 Jamur dapat bertumbuh jika ada faktor kelembaban. Sedangkan jari-jari kaki sangat mudah terkena infeksi jamur dikarenakan kaki lebih mudah berkeringat, dan memakai sepatu tertutup dalam keseharian, serta kaus kaki yang kurang dijaga kebersihannya. 1,2,4 II. EPIDEMIOLOGI Tinea pedis terdapat di seluruh dunia sebagai dermatofitosis yang paling sering terjadi. Prevalensi keseluruhan dalam masyarakat dan mencakup semua kelompok usia namun dari survei menunjukkan bahwa di negara maju sebanyak 10 % dari total populasi memiliki infeksi dermatofit pada jari kaki. Laki-laki dewasa memiliki risiko 20 % terkena tinea pedis , sementara di kalangan perempuan hanya 5 % cenderung menjadi infeksi kronis . Kondisi ini lebih umum pada orang dewasa daripada anak- anak. 2 1

Upload: marina-asmala-dewi

Post on 19-Jan-2016

490 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TINEA

TRANSCRIPT

Page 1: Tinea Pedis

TINEA PEDIS

I. PENDAHULUAN

Tinea pedis atau sering disebut athelete foot adalah infeksi jamur yang paling

sering terjadi pada sela jari dan telapak kaki. Penggunaan istilah athlete foot

digunakan untuk menunjukan bentuk jari kaki yang seperti terbelah.1,2,3 Jamur dapat

bertumbuh jika ada faktor kelembaban. Sedangkan jari-jari kaki sangat mudah

terkena infeksi jamur dikarenakan kaki lebih mudah berkeringat, dan memakai sepatu

tertutup dalam keseharian, serta kaus kaki yang kurang dijaga kebersihannya. 1,2,4

II. EPIDEMIOLOGI

Tinea pedis terdapat di seluruh dunia sebagai dermatofitosis yang paling

sering terjadi. Prevalensi keseluruhan dalam masyarakat dan mencakup semua

kelompok usia namun dari survei menunjukkan bahwa di negara maju sebanyak 10 %

dari total populasi memiliki infeksi dermatofit pada jari kaki. Laki-laki dewasa

memiliki risiko 20 % terkena tinea pedis , sementara di kalangan perempuan hanya 5

% cenderung menjadi infeksi kronis . Kondisi ini lebih umum pada orang dewasa

daripada anak-anak.2

Kejadiaan tinea pedis lebih tinggi diantara penduduk yang menggunakan

tempat-tempat umum seperti kamar mandi, pancuran atau kolam renang.4

III. ETIOLOGI DAN PATHOGENESIS

Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum(umumnya), Trichophyton

mentagrophytes, Epidermophyton floccosum. T. rubrum lazimnya menyebabkan lesi

yang hiperkeratotik, kering menyerupai bentuk sepatu sandal (mocassinlike) pada

kaki; T. mentagrophyte seringkali menimbulkan lesi yang vesikular dan lebih

meradang sedangkan E. floccosum bisa menyebabkan salah satu diantara dua pola lesi

diatas. Namun, penyebab utama dari setiap pasien rumit dengan adanya jamur

saprofit, ragi dan bakteri. Telah di observasi bahwa 9% dari kasus tinea pedis

diakibatkan oleh agen infeksi selain dermatofit. karakteristik dari T.rubrum

1

Page 2: Tinea Pedis

menghasilkan jenis yang relatif tidak ada peradangan dari dermatofitosis dengan

eritema kusam dan sisik keperakan yang melibatkan seluruh telapak kaki dan sisi kaki

menampilkan moccasin. Erosi juga terbatas pada infeksi jamur pada jari kaki atau

bawah jari kaki, kadang-kadang bersisik dan meluas sampai pada badan, gluteus, dan

extremiti. Individu dengan imun yang rendah mudah terkena infeksi, HIV/AIDS,

transplantasi organ, kemoterapi, steroid dan nutrisi parenteral diakui dapat

menurunkan resistansi pasien terhadap infeksi dermatofitosis. Kondisi seperti umur,

obesitas, diabetes melitus juga mempunyai dampak negatife terhadap kesehatan

pasien secara keseluruhan dan dapat menurunkan imunitas dan meningkatkan

terjadinya tinea pedis. Diabetes melitus itu sendiri dikategorikan sebagai penyebab

infeksi, pasien dengan penyakit ini 50% akan terkena infeksi jamur. Secara histologi,

hiperkeratotis tinea pedis memiliki karakteristi berupa akantosis, hiperkeratosis, dan

infiltrasi perivaskular yag dangkal, kronik dan dapat menyebar pada dermis. Bentuk

vesicle-bula menampilkan spongiosis, parakeratosis, dan subkornea atau spongiosis

intraepitel vesiculasi dengan kedua tipe, foci dari neutrofil biasanya dapat dilihat pada

daerah stratum kornea. PAS atau pewarnaan silver methenamine menampilkan

organisme jamur.2,4,5,6

Gambar 1. Tipe kering dari infeksi T. Rubrum

IV. GEJALA KLINIS

2

Page 3: Tinea Pedis

Ada 4 jenis tinea pedis interdigitalis, moccasin, tipe akut ulserasi dan tipe

vesiculbulosa semua dengan karakteristik kulit masing-masing.

1. Interdigitalis[1,6,7]

- Diantara jari 4 dan 5 terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis.

- Dapat meluas ke bawah jari(subdigital) dan ke sela jari yang lain.

- Sering terlihat maserasi. Aspek klinis berupa kulit putih dan rapuh. Dapat

disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi selulitis, limfangitis,

limfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas.

Gambar 2. Tinea pedis interdigitalis. Maserasi dan terdapatopaque putih dan

beberapa erosi

3

Page 4: Tinea Pedis

Gambar 3. Tinea pedis pada bagian bawah jari kaki.

2. Moccasin foot[1, 7,8]

- Pada seluruh kaki, dari telapak kaki, tepi sampai punggung kaki, terlihat kulit

menebal dan bersisik halus dan seperti bedak

- Eritema biasanya ringan dan terlihat pada bagian tepi lesi

- Tepi lesi dapat dilihat papul dan kadang-kadang vesikel

Gambar 4. Tinea pedis. Terdapat distribusi tipe moccasin. Bentuk arciform

dari sisik yang merupakan karakteristik

Tipe ini adalah bentuk kronik tinea yang biasanya resisten terhadap pengobatan.9

3. Vesiculo bulosa[3,5]

- Diakibatkan karena T.mentagrophytes

- Diameter vesikel lebih besar dari 3mm

- Jarang pada anak-anak, tapi etiology yang sering terjadi pada anak-anak

adalah T.rubrum

- Vesikel pustul atau bula pada kulit tipis ditelapak kaki dan area periplantar

4

Page 5: Tinea Pedis

Gambar 5. Tinea pedis tipe bulosa. Vesicle pecah, bula, eritema, dan erosi pada

bagian belakang dari ibu jari kaki.

4. Tipe akut ulserasi[4,5,10]

- Mempengaruhi telapak kaki dan terkait dengan maserasi, penggundulan kulit

- Ko infeksi bakterial ganas biasanya dari garam negative kombinasi dengan

T.mentagrophytes menghasilkan vesikel pustule dan ulcer bernanah yang

besar pada permukaan plantar

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis dari tinea pedis biasanya dilakukan secara klinikal dan berdasarkan

examinasi dari daerah yang terinfeksi. Diagnosis yang digunakan biasanya dengan

cara kulit dikerok untuk preparat KOH, biopsi skin, atau kulture dari daerah yang

terinfeksi. [7]

5

Page 6: Tinea Pedis

1. KOH

Hasil preparat KOH biasanya positive di beberapa kasus dengan maserasi pada

kulit. Pada pemeriksaan mikroskop KOH dapat ditemukan hifa septate atau

bercabang, arthrospore, atau dalam beberapa kasus, sel budding menyediakan

bukti infeksi jamur. [5]

2. Kultur

Kultur dari tinea pedis yang dicurigai dilakukan SDA(sabouraud’s dextrose

agar), pH asam dari 5,6 untuk media ini menghambat banyak spesies bakteri dan

dapat dibuat lebih selektif dengan penambahan suplemen kloramfenikol. Ini

dapat selesai 2-4 minggu. Dermatophyte test medium(DTM) digunakan untuk

isolasi selektif dan mengenali jamur dermatofitosis adalah pilihan lain

diagnostik, yang bergantung pada indikasi perubahan warna dari oranye ke

merah untuk menandakan kehadiran dermatofit. [5]

3. Tes PAS

PAS menunjukkan dinding polisakarida-sarat dari organisme jamur yang terkait

dengan kondisi ini dan merupakan salah satu teknik yang paling banyak

digunakan untuk mendeteksi karbohidrat protein terikat (glikoprotein). Tes ini

dilakukan dengan mengekspos jaringan dari berbagai substrat untuk serangkaian

reaksi oksidasi-reduksi, sebagai hasil akhir, elemen positif seperti karbohidrat,

bahan membran basement menjadi permen apel merah(candy apple red). PAS

kontras positif komponen ini tajam terhadap latar belakang biru merah muda.

Tidak seperti kulture pada SDA atau DTM, hasil PAS dapat selesai sekitar 15

menit. PAS juga telah menjadi tes diagnostik yang paling dapat diandalkan untuk

tinea pedis, dengan keberhasilan 98,8% dengan biaya paling efektif.[5]

VI. DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinis khas.

Pemeriksaaan laboratorium berupa a) Pemeriksaan langsung dengan KOH 10-20%

ditemukan hifa yaitu double conture (dua garis lurus sejajar dan transparan), dikotomi

6

Page 7: Tinea Pedis

(bercabang dua) dan bersepta. Selain itu di dapatkan artrokonidia yaitu deretan spora

di ujung hifa. Hasil KOH (-) tidak menyingkirkan diagnosis bila klinis menyokong.

b) Kultur ditemukan dermatofit.4

VII. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding klinis dari erupsi cutaneus kaki seperti kontak dermatitis,

psoriasis, dihydrosis, eczema, dermatitis atopic, keratoderma, liken planus dan

beberapa infeki bacterial seperti C.minutissimum, streptococcal cellulitis dan lain-lain

yang umumnya susah dibedakan dengan tinea pedis.[2, 5]

Diagnosis banding dari tinea pedis dapat di bedakan menjadi

1. Interdigitalis

Diagnosis banding berupa psoriasis, “soft corns”, koinfeksi bakteri, kandidiasis,

erythrasma[4]

2. Tipe Moccasin

Diagnosis banding berupa psoriasis, keturunan atau yang diperoleh keratoderma

pada telapak tangan dan kaki, dyshidrosis[4]

3. Vesicul-bulosa

Diagnosis banding berupa Pustular psoriasis, palmoplantar pustolosis, pyoderma

bakteri[4]

7

Page 8: Tinea Pedis

VIII. Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaan tinea pedis didasarkan atas klasifikasi dan

tipenya.Klasifikasi jenis Tinea Pedis dan pengobatannya 9

Tipe Organisme Penyebab

Gejala Klinis Pengobatan

Moccasin Trichophyton rubrum

Epidermophyton floccosum

Scytalidium hyalinum

S. dimidiatum

Hiperkeratosis yang difus, eritema dan retakan pada permukaan telapak kaki; pada umumnya sifatnya kronik dan sulit disembuhkan; berhubungan dengan defisiensi Cell Mediated

Antifungal topikal disertai dengan obat-obatan keratolitik asam salisilat, urea dan asam laktat untuk mengurangi hiperkeratosis; dapat juga ditambahkan dengan obat-

8

Page 9: Tinea Pedis

Immunity (CMI) obatan oralInterdigital T. mentagrophytes

(var. interdigitale)

T. rubrum

E. floccosum

S. hyalinum

S. dimidiatum

Candida spp.

Tipe yang paling sering; eritema, krusta dan maserasi yang terjadi pada sela-sela jari kaki,

Obat-obatan topikal; bisa juga menggunakan obat-obatan oral dan pemberian antibiotik jika terdapat infeksi bakteri; kronik : ammonium klorida hexahidrate 20 %

Inflamasi / Vesikobulosa

T. mentagrophytes

(var. mentagrophytes)

Vesikel dan bula pada pertengahan kaki; berhubungan dengan reaksi dermatofit

Obat-obatan topikal biasanya cukup pada fase akut, namun apabila dalam keadaan berat maka indikasi pemberian glukokortikoid

Ulseratif T. rubrum

T. mentagrophytes

E. floccosum

Eksaserbasi pada daerah interdigital; Ulserasi dan erosi; biasanya terdapat infeksi sekunder oleh bakteri; biasanya terdapat pada pasien imunokompromais dan pasien diabetes

Obat-obatan topikal; antibiotik digunakan apabila terdapat infeksi sekunder

1. Topikal

Menggunakan topikal agen seperti bedak, krim atau spray. Krim dan spray

lebih berguna daripada bedak. Topikal antifungal seperti Clotrinazole, miconazole,

sulconazole, oxiconazole, ciclopirox, econazole, ketoconazole, naftifine, terbinafine,

flutnmazol, bifonazole, dan butenafine tetapi clotrhnazole, miconazole membutuhkan

waktu 4 minggu dibandingkan jika menggunakan terbinafine yang membutuhkan

waktu 1-2 minggu. Kalau terjadi maserasi diantara jari, pisahkan jari dengan busa

atau gunakan kapas pada malam hari. Aluminium kloride10% atau aluminium acetat

9

Page 10: Tinea Pedis

juga dapat berguna. Topikal yang berguna untuk organisme gram-negatif adalah

salep antibiotik seperti gentamicin untuk lesi interdigitalis. Keratolitik agen

mengandung salisil acid, resorcinol, lactic acid dan urea berguna di beberapa kasus

walaupun dapat mengakibatkan maserasi.[3,7]

2. Sistemik [3]

- Griseofulvin 500-1000 mglhari. Buat anak-anak 10- 20 mglkglhari.

- Terbinafine 250 mglhari untuk 1-2 minggu

- Itraconazole 200 mg/2 kali sehari untuk 1 minggu. Untuk kasus ringandi

berikan 100mg 2 kali sehari

- Fluconazole 150 mg/minggu untuk 4 minggu

IX. PENCEGAHAN

Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya kebersihan pada

kaki, menjaga kaki tetap kering , membersikan kuku kaki, menggunakan sepatu yang

pas dan kaos kaki kering dan bersih, serta menggunakan sandal pada tempat mandi

umum atau kolam renang dapat mencegah terjadinya tinea pedis.[5,7]

X.  PROGNOSIS

Tinea pedis pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Beberapa minggu

setelah pengobatan dapat menyembuhkan tinea pedis, baik akut maupun kronik.

Kasus yang lebih berat dapat diobati dengan pengobatan oral. Walaupun dengan

pengobatan yang baik, tetapi bila tidak dilakukan pencegahan maka pasien dapat

terkena reinfeksi.(4)

Daftar pustaka

10

Page 11: Tinea Pedis

1. Budimulja U. Mikosis. Dalam: Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan

kelamin. 5thedition. Jakarta; Fk-UI,2007;p 93

2. Berth-jones J. Rook’s Textbook of Dermatology. Mycology. 8 th edition.1.

Cambridge; Wiley-Balckwell, 2010;p 36.30-36.32

3. James D William, Berger G Timothy, Elston M Dirk. Andrews’ disease of

the skin; Diseases resulting from fungi and yeast . 10th edition. Canada;

Saunders Elsevier, 2008;p 303-305

4. Chamlin L Sarah, Lawley P Leslie. Fitzpatrick’s Dermatology in General

Medicine. Tinea Pedis. 7th edition.2. New York; McGraw-Hill Medicine

2008; 709-712

5. Kumar V, Tilak R, Prakash P, Nigam C, Gupta R. Asian journal of

medical science. Tinea Pedis, 2011; p134- 135

6. Sterry W, Paus R, Burgdorf W. Dermatology. Tinea Pedis. Thieme

Clinical Companions, 2006;p109-110

7. Claire J. Carlo, MD, Patricia MacWilliams Bowe, RN, MS. Tinea

Pedis(athelete foot) available at http://www.bhchp.org/BHCHP

%20Manual/pdf_files/Part1_PDF/TineaPedis.pdf

8. Barankin Banjamin, Freiman Anatoli. Derm Notes. Clinical Dermatology

Pocket Guide. Tinea pedis. Philadelphia; Davis Company 2003; 160-161

9. Habif TP. Clinical Dermatology : a color guide to diagnosis and therapy.

4 th ed. London: Mosby; 2004 p409-416

10. Bolognia JL, Jorizzo L, Rapini RP. Dermatology. Tinea Pedis. 2 nd ed.

British Library; 2008. p19-21

11