timpanomastoiditis

18
TASK READING TYMPANOMASTOIDITIS DAN PENATALAKSANAAN NYA BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gangguan pendengaran salah satunya disebabkan oleh penyakit infeksi. Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Salah satu penyakit tersebuat adalah otitis media. Penyakit ini disebabkan oleh adanya sumbatan pada tuba eustachius, sehingga fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman juga jadi terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan menjadi peradangan. Otitis media yang tidak ditangani akan mengalami komplikasi menjadi tympanomastoiditis yaitu peradangan pada membran timpani dan tulang mastoid. Telinga mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Mendengar dapat menyerap informasi 20%, lebih besar daripada membaca. Gangguan telinga tengah dapat menyebabkan gangguan pada saraf yang dapat menyebabkan peradangan pada otak. Mengingat pentingnya masalah ini, beberapa negara asia tenggara termasuk indonesia menyepakati bahwa pada tanggal 3 maret tahun 2010 sebagai hari kesehatan telinga. Gannguan pendengaran dan ketulian masih merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil survei Nasional Kesehatan Indra pendengaran dan penglihatan di 7 provinsi 1993 sampai 1996, gangguan pendengaran 16,8%, disebabkan oleh infeksi telinga tengah (3,1%), tuli akibat ototoksik (0,3%), dan KELOMPOK 6 1

Upload: aribowo-ikdk

Post on 22-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

TIMPANOMASTOIDITIS

TRANSCRIPT

TASK READINGTYMPANOMASTOIDITIS DAN PENATALAKSANAAN NYA

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGGangguan pendengaran salah satunya disebabkan oleh penyakit infeksi. Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Salah satu penyakit tersebuat adalah otitis media. Penyakit ini disebabkan oleh adanya sumbatan pada tuba eustachius, sehingga fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman juga jadi terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan menjadi peradangan. Otitis media yang tidak ditangani akan mengalami komplikasi menjadi tympanomastoiditis yaitu peradangan pada membran timpani dan tulang mastoid.Telinga mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. Mendengar dapat menyerap informasi 20%, lebih besar daripada membaca. Gangguan telinga tengah dapat menyebabkan gangguan pada saraf yang dapat menyebabkan peradangan pada otak. Mengingat pentingnya masalah ini, beberapa negara asia tenggara termasuk indonesia menyepakati bahwa pada tanggal 3 maret tahun 2010 sebagai hari kesehatan telinga.Gannguan pendengaran dan ketulian masih merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil survei Nasional Kesehatan Indra pendengaran dan penglihatan di 7 provinsi 1993 sampai 1996, gangguan pendengaran 16,8%, disebabkan oleh infeksi telinga tengah (3,1%), tuli akibat ototoksik (0,3%), dan tuli sejak lahir (0,1%) dan tuli hasil pemaparan bising (13,3%).Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi gangguan pendengaran di Indonesia yaitu dilakukan dengan upaya promotif dan praventif dengan cara memberikan informasi kepada masyarakat agar dapat mecegah terjadinya gangguan pendengaran.

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Menjelaskan tentang Tymapanomastoiditis dan penatalaksanaaanya

1.3 TUJUANDiharapkan agar mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar Mataram dapat memahami tentang Tympanomastoiditis dan Penatalaksanaaanya sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran mata perkuliahan yang lainnya yang lebih spesifik.

BAB IIPEMBAHASAN2.1Definisi TympanomastoiditisTympanomastoiditis adalah Suatu infeksi bakteri pada cavum timpani dan prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang telinga) atau proses peradangan mastoideus sel-sel udara dalam tulang temporal. Peradangan pada cavum timpani dihubungkan aditus antrum menuju antrum mastoid.Tulang mastoid terletak tepat di belakang telinga luar dan terdiri dari sel-sel berongga yang mengalirkan udara dari telinga tengah. Tympanomastoiditis lebih sering terjadi pada anak-anak akan tetapi dapat juga terjadi pada orang dewasa. Penyebab penyakit ini biasanya terjadi jika otitis media akut yang tidak diobati secara tuntas menyebar dari telinga tengah ke tulang di sekitarnya, yaitu prosesus mastoideus. Bisa juga karena infeksi telinga tengah.

2.2Anatomi Telinga TengahTelinga tengah atau rongga telinga adalah suatu ruang yang terisi udara yang terletak di bagian petrosum tulang pendengaran. Ruang ini berbatasan di sebelah posterior dengan ruang-ruang udara mastoid dan disebelah anterior dengan faring melaluisaluran (tuba auditiva)Eustachius.Epitel yang melapisi rongga timpani dan setiap bangunan di dalamnya merupakan epitelselapis gepeng atau kuboid rendah, tetapi di bagian anterior pada pada celah tuba auditiva (tuba Eustachius) epitelnyaselapis silindris bersilia. Lamina propria tipis dan menyatu dengan periosteum.

Di bagian dalam rongga ini terdapat 3 jenis tulang pendengaran yaitu tulang maleus,inkus dan stapes. Ketiga tulang ini merupakan tulang kompak tanpa rongga sumsum tulang. Tulang maleus melekat pada membran timpani. Tulang maleus dan inkus tergantung pada ligamen tipis di atap ruang timpani. Lempeng dasar stapes melekat pada tingkap celah oval (fenestra ovalis) pada dinding dalam. Ada2 otot kecilyang berhubungan dengan ketiga tulang pendengaran. Otot tensor timpani terletak dalam saluran di atas tuba auditiva, tendonya berjalan mula-mula ke arah posterior kemudian mengait sekeliling sebuah tonjol tulang kecil untuk melintasi rongga timpani dari dinding medial ke lateral untuk berinsersi ke dalam gagang maleus. Tendo otot stapedius berjalan dari tonjolan tulang berbentuk piramid dalam dinding posterior dan berjalan anterior untuk berinsersi ke dalam leher stapes. Otot-otot ini berfungsiprotektif dengan cara meredam getaran-getaran berfrekuensi tinggi.Tingkap oval pada dinding medial ditutupi oleh lempeng dasar stapes, memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skal vestibuli koklea. Oleh karenanya getaran-getaran membrana timpani diteruskan oleh rangkaian tulang-tulang pendengaran ke perilimf telinga dalam. Untuk menjaga keseimbangan tekanan di rongga-rongga perilimf terdapat suatu katup pengaman yang terletak dalam dinding medial rongga timpani di bawah dan belakang tingkap oval dan diliputi oleh suatu membran elastis yang dikenal sebagaitingkap bulat (fenestrarotundum). Membran ini memisahkan rongga timpani dari perilimf dalam skala timpani koklea.Tuba auditiva (Eustachius) menghubungkan rongga timpani dengan nasofarings lumennya gepeng, dengan dinding medial dan lateral bagian tulang rawan biasanya saling berhadapan menutup lumen. Epitelnya bervariasi dari epitel bertingkat, selapis silindris bersilia dengan sel goblet dekat farings. Dengan menelan dinding tuba saling terpisah sehingga lumen terbuka dan udara dapat masuk ke rongga telinga tengah. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi membran timpani menjadi seimbang.2.3 EpidemiologiInsidensi kasus Tympanomastoiditis mengalami penurunan, hanya 1,2-2 kasus per 100.000 orang per tahun karena semakin baiknya penanganan kasus otitis media akut.Masih ada sekitar 1-18% pasien yang tidak atau belum tertangani dengan tepat sehingga menimbulkan komplikasi. Tympanomastoiditis kebanyakan terjadi pada anak-anak, utamanya kurangdari 2 tahun dan orang yang belum diberi terapi antibiotic oral yang tepat untuk mengatasi otitis media akut. Angka kejadian pada laki-laki dan perempuan sama.

2.4EtiologiTympanomastoiditis terjadi karena Streptococcus hemoliticus / pneumococcus. Selain itu kurang dalam menjaga kebersihan pada telinga seperti masuknya air ke dalam telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi .Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid.Penyebab lain dari Tympanomastoiditis antara lain:a. Terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akutb. Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut yang dideritanya. Berkaitan dengan virulensi dari organisme penyebab otitis media akut yaitustreptococcus pnemonieae.c. Bakteri lain yang sering ditemukan adalah adalah branhamella catarrhalis, streptococcus grup Adanstaphylococcusaureus, streptococcus aureus. Bakteri yang biasanya muncul pada penderita tympanomastoiditis anak-anak adalahstreptococcus pnemonieae.2.5Manifestasi Klinis Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi. Gejaladari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid. Demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga tengah sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal perjalanan penyakit. Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar.

2.5Patofisiologi

2.6DiagnosisDiagnosa Tympanomastoiditis dimulai dari anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosa biasanya ditegakkan berdasarkan kondisi klinis tanpa pemeriksaan radiologi. Foto polos akan menunjukkan perselubungan pada mastoid atau koalesen padaair cellsmastoid (rusaknya struktur septum tulang yang tipis akibat peningkatan tekanan dan iskemia). Perselubungan pada pada mastoid bukanlah suatu tanda yang patognomonik untuk Tympanomastoiditis, karena gambaran ini juga ditemukan pada 50% penderita dengan OMA tanpa komplikasi. Meskipun gambaran koalesen pada mastoid pada pemeriksaan radiologi memiliki nilai diagnostik, namun gambaran ini hanya ditemukan pada sejumlah kecil penderita. Bahkan pada beberapa kasus dilaporkan adanya gambaran radiologi normal pada penderita tympanomastoiditis dan tympanomastoiditis dengan komplikasi.Computed Tomography(CT)dapat berperan dalam penegakan diagnosa tympanomastoiditis, terutama jika terdapat komplikasi intrakranial atau pada pasien yang diduga menderita tympanomastoiditis terselubung. Gambaran yang dapat dijumpai pada CT Scan antara lain : (1) Rusak atau kaburnya outline mastoid, (2) berkurang atau menghilangnya ketajaman septum tulang yang semakin memperluasair cells.Terkadang lesi litik pada tulang temporal dan abses jaringan lunak juga dapat terlihat. Perselubungan di daerah yang secara normal mengalami pneumatisasi (yang juga terlihat pada OMA tanpa komplikasi) tidak memiliki nilai diagnostik. Gambaran destruksi tulang akan tampak secara radiograf bila demineralisasitulang mencapai 30-50%. Jika pada CT scan hanya tampak perselubungan, maka bone scan dengan technetium 99 akan sangat bermanfaat karena metode ini sensitif terhadap perubahan proses osteolitik.Magnetic Resonance Imaging (MRI) dianjurkan pada pasien dengan kecurigaan trombosis vaskular sebagai salah satu komplikasi dari tympanomastoiditisPada pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan beberapa keadaan berikut: Pemeriksaan darah rutin akan menunjukkan adanya leukositosis Dapat ditemukan peningkatan Laju Endap Darah Kultur darah Kultur cairan yang diperoleh dari miringotomi dan dilakukan pewarnaan gram dan basil tahan asam Jika membran timpani sudah mengalami perforasi, maka kanalis aurikularis eksterna dibersihkan terlebih dahulu kemudian sampel sekret yang segar.Sekret/cairan yang diambil harus berasal dari telinga tengah, bukan dari kanalis aurikularis eksterna. Kultur dapat menunjukkan hasil negatif bila penderita telah mendapatkan pengobatan antibiotika.Penelitian mikrobiologi pada kasus-kasus tympanomastoiditis pada anak pertama kali dipublikasikan pada tahun 1987. Pada tahun berikutnya, penelitian mikrobiologi dipersulit dengan adanya pengobatan dengan antibiotik yang tidak adekuat. Sebagian besar penelitian yang dilakukan di era pemakaian antibiotik menggunakan metode retrospektif.Spesimen yang diambil harus berasal dari telinga tengah dengan timpanosintesis melalui membran timpani yang intak atau dengan aspirasi melalui pipa timpanostomi atau membran timpani yang mengalami perforasi setelah terlebih dahulu dilakukan sterilisasi di daerah sekitarnya. Kultur cairan serebrospinal bermanfaat jika terdapat tanda-tanda komplikasi meningitis. Umumnya kultur darah akan memberikan hasil yang positif. Aspirasi perkutan pada abses subperiosteal perlu dilakukan, terutama jika terapi pembedahan ditunda. Material yang diperoleh dari aspirasi abses (otak, subdural atau epidural) harus dikultur untuk menentukan bakteri aerob/anaerob serta dilakukan pewarnaan gram.Bakteri patogen yang menyebabkan tympanomastoiditis berbeda dengan bakteri patogen yang menyebabkan OMA.Pada OMA umumnya ditemukanSteptococcus pnemoniae, Haemophillus influenzadanMoraxella catarrhalis. Sedangkan pada tympanomastoiditis didapatkan S. pneumoniae, streptococcus pyogenesdan Staphylococcus aureus. Pada satu penelitian prospektif didapatkan bakteri anaerob merupakan penyebab yang dominan. Namum umumnyaH. Influenza,Enterobacteriaceae dan organisme anaerob hanya didapatkan pada beberapa kasus saja.Penelitian Ingelstedt yang dikutip Papastavros menyatakan bahwa kadar oksigen di dalam telinga tengah melalui hubungan langsung dari perforasi membran timpani meyebabkan kuman anaerob tidak dapat tumbuh

2.7 PenatalaksanaanBeberapa pilihan terapi pada tympanomastoiditis antara lain terapi antibiotik tunggal, antibiotik plus miringotomi, insisi atau drainase abses dan mastoidektomi. Pada periostitis dilakukan timpanosintesis diikuti dengan miringotomi dan pemberian antibiotik sesuai dengan hail pewarnaan gram. Pada kasus ini sebaiknya drainase dilakukan dengan memasukkantubeyang berperan menyeimbangkan tekanan yang dipasang selama beberapa waktu. Gejala periostitis biasanya timbul 24-48 jam setelah terapi dimulai. Jika muncul gejala berupa demam persisten, dan otalgia, atau pembentukan subperiosteal abses, maka tindakan pembedahan lebih lanjut dapat dilakukan. Sekitar 57% kasusberhasil ditangani dengan prosedur ini.Adapun indikasi pembedahan pada kasus ini antara lain subperiosteal abses, akut tympanomastoiditis yang tidak memberikan respon terhadap terapi dalam 24-48 jam setelah diberikan antibiotik dan dilakukan miringotomi serta adanya tanda komplikasi intrakranial yang ditandai dengan terlihatnya gambaran tympanomastoiditis koalesen. Indikasi ini diperoleh dari literatur terkini.Prosedur pembedahan yang lazim dilakukan adalahcomplete simple mastoidectomy.Simple mastoidectomy adalah prosedur emergensi yang dilakukan bilakondisi pasien stabil dengan pengawasan ketat terhadap kemungkinan terjadinya sepsis sebelum dilaksanakan persiapan anestesi. Mastoidektomi dapat ditunda apabila keadaan pasien tidak stabil paska drainase pada kasus dengan komplikasi intraktranial. Tujuan pembedahan adalah untuk melancarkan drainase pus dengan memperbaiki jalur penghubung antara telinga tengah dengan mastoid, yaitu dengan mengatasi edema dan membersihkan jaringan granulasi di aditus ad antrum.Pada kasus ini juga diperlukan drainase eksternal pada cavitas mastoid untuk mengeringkan/mengosongkan pus di antrum kemudian diletakkan tube penyeimbang tekanan untuk ventilasi telinga tengah.

Mastoidektomi radikal dilakukan jika tidak terdapat respon setelah dilakukan mastoidektomi sederhana yang ditandai dengan munculnya otore yang berkelanjutan.Beberapa antibiotik intravena yang dapat diberikan pada kasus tympanomastoiditis antara lain cefuroxime, 150 mg/kg/hari setiap 8 jam, atau ampisilin-sulbaktam, 200 mg/kg/hari tiap 6 jam (tidak boleh dipergunakan untuk anak dibawah 12 tahun). Jika penderita alergi terhadap penisilin , maka dapat diberikan klindamisin, 40 mg/kg/hari setiap 6 jam, meskipun obat ini tidak memberikan hasil yang optimal pada infeksi yang disebabkan oleh H. influenza.Jika pewarnaan gram menunjukkan indikasi adanya infeksi campuran dari bakteri jenis lain, maka dapat diberikan terapi antibiotik kombinasi dari golongan lain. Namun jika hasil kultur dan uji sensitifitas telah tersedia, maka dapat diberikan antibiotik yang tepat. Antibiotik secara intravena dapat diberikan selama 7-10 hari.Jika pasien memberikan respon klinis yang memuaskan, maka dapat dilanjutkan dengan antibiotik oral selama 3 minggu(total masa rawatan 4 minggu).Diagnosis dan pengobatan pada tympanomastoiditis ditentukan oleh kondisi klinis. Jika pada penderita ditemukan tanda-tanda tympanomastoiditis, maka perlu dilakukan observasi terhadap kemungkinan terjadinya komplikasi intrakranial. Munculnya tympanomastoiditis tidak menyingkirkan kemungkinan adanya kelainan telinga yang kronis, untuk itu evaluasi berkala terhadap penderita dan pengobatan yang dijalaninya sangat diperlukan.2.8 PrognosisPengobatan yang adekuat akan memberikan penyembuhan yang optimal. Prognosis pasien baik selama belum terjadi komplikasi ke intrakranial. Pada kasus dengan komplikasi intrakranial dibutukan penatalaksanaan yang lebih komprehensif.

2.9 PencegahanKarena umumnya tympanomastoiditis timbul sebagai akibat dari pengobatan yang tidak adekuat dari OMA, maka upaya pencegahan meliputi pengobatan yang adekuat dan tuntas terhadap setiap kasus OMA.Pada anak-anak, pencegahan terhadap OMA harus menjadi fokus utama mengingat kerentanan mereka terhadap infeksi telinga tengah.Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko OMA pada anak antara lain:a. Pencegahan ISPA pada bayi dan anak-anakb. Pemberian ASI minimal selama 6 bulanc. Hindari pemberian susu di botol saat anak berbaringd. Hindari pajanan rokok2.10 KomplikasiKomplikasi yang terjadi bila mastoiditis tidak ditangani dengan baik adalah1. Petrositis yaitu infeksi pada tulang disekitar tulang telinga tengah peforasi gendang telinga dengan cairan yang terus menerus keluar.2. Labyrintitis yaitu peradangan labyrint ini dapat disertai dengan kehilangan pendengaran atau vertigo disebut juga otitis imtema3. Meningitis yaitu peradangan meningen (ragdang membran pelindung sistem saraf) biasanya penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme.4. Abses otak yaitu kumpulan nanah setempat yang terkumpul dalam jaringan otak

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULAN Tymapnomastoiditis adalah Suatu infeksi bakteri pada cavum timpani dan prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang telinga) atau proses peradangan mastoideus sel-sel udara dalam tulang temporal. Peradangan pada cavum timpani dihubungkan aditus antrum menuju antrum mastoid.Tympanomastoiditis kebanyakan terjadi pada anak-anak, utamanya kurangdari 2 tahun dan orang yang belum diberi terapi antibiotic oral yang tepat untuk mengatasi otitis media akut.Tympanomastoiditis terjadi karena Streptococcus hemoliticus atau pneumococcus. Selain itu kurang dalam menjaga kebersihan pada telinga seperti masuknya air ke dalam telinga serta bakteri yang masuk dan bersarang yang dapat menyebabkan infeksi .Menyebarnya infeksi dari telinga bagian tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid

DAFTAR PUSTAKAAnonymous. 2010. Tympanomastoiditis. Diakses pada tanggal 20 oktober 2012 dari http://hennykartika.wordpress.com/2009/01/25/tympanomastoiditisAnonymous. 2010. Tuba Eustachius. Diakses pada tanggal 20 oktober 2012 dari.http://www.med.bcdecker.com/sample of chapter/1550090666.pdfBallenger, John Jacob.2011. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi 13. Jakarta: Binarupa AksaraBoies. Et al. 2010. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta : EGC

KELOMPOK 6 1