ti ngkat penget ahuan i bu nifa s tenta ng infeksi … · seorang bidan harus memiliki kompetensi...
TRANSCRIPT
TIN
IN
D
PR
SEKOLA
NGKAT P
NFEKSI L
Diajukan Un
P
ROGRAM
AH TINGG
PENGETA
LUKA PER
GEMOL
KARYA
ntuk Memen
Pendidikan D
Di
F
NI
M STUDI D
GI ILMU
SUR
i
AHUAN IB
RINEUM
LONG SR
A TULIS IL
nuhi Salah Sa
Diploma III
susun Oleh
FIDIYANTI
IM : B10.02
DIPLOMA
KESEHA
RAKART
2013
BU NIFAS
DI RSU A
RAGEN
LMIAH
atu Syarat T
Kebidanan
:
I
1
A III KEB
ATAN KU
TA
S TENTAN
ASSALAM
ugas Akhir
BIDANAN
USUMA HU
NG
M
N
USADA
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah – Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ‘’Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSUD Assalam Gemolong Sragen.’’
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian
akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Dra.Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT selaku ketua Prodi Diploma III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Siti Nurjanah, SST selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan teori dan metode penelitian dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini.
4. Ibu dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum Assalam
Gemolong Sragen yang telah memberikan izin dalam pengambilan data awal.
5. Seluruh Dosen Prodi Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukan-
masukan dari semua pihak yang berupa masukan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta, Juni 2013
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
FIDIYANTI
B10 021
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG INFEKSI
LUKA PERINEUM DI RSU ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
(xv + 43 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 16 lampiran)
ABSTRAK
Latar Belakang : Infeksi pada ibu nifas disebabkan oleh beberapa factor antara
lain adanya robekan pada perineum sebagai akibat rupture spontan dan
episiotomi. Apabila pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum
rendah akan memungkinkan terjadinya infeksi. Karena perawatan perineum yang
tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang lembab akan sangat
menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada
perineum. Berdasarkan studi pendahuluan di RSU Assalam Gemolong Sragen
dengan menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas
mengetahui tentang infeksi masa nifas dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang
infeksi masa nifas luka perineum.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen 2013.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah deskriftif kuantitatif. Penelitian ini
dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen pada bulan Desember 2012 –
Januari 2013 dengan sampel ibu nifas normal sebanyak 30 orang menggunakan
teknik pengambilan sampel dengan teknik total Sampling. Instrument yang
digunakan yaitu kuesioner tertutup sedangkan teknik analisa data univariat.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong
Sragen 2013 dapat dikatagorikan pengetahuan cukup 25 responden (83,33),
pengetahuan baik 3 responden (10,00%) dan pengetahuan kurang 2 responden
(6,67%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di
RSU Assalam Gemolong Sragen 2013 adalah cukup.
Kata kunci : Pengetahuan Nifas, Infeksi Perineum.
Kepustakaan : 22 literatur (2004-2012)
vii
MOTTO
Sesungguhnya, sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk
Allah SWT, Tuhan semesta alam. (Q.S. Al.An’aam : 162)
Siapa yang bersungguh – sungguh dalam proses pencarian, maka ia akan
menemukan apa yang akan dicarinya. (Thomas Aquinas)
Banyak orang gagal karena tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan
sukses ketika menyerah. (Thomas Alpha Edison)
Man jadda wajada, siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan berhasil.
Dengan do’a dan usaha yakinlah tangan Tuhan akan merubah angan jadi
nyata. (Usman Hawali)
Hidup tanpa ilmu itu buta dan hidup tanpa agama itu binasa.
Esok bisa berlalu, maka bangunlah dari harapan kosongmu yang tak berguna.
(Fatkur rozaq A)
PERSEMBAHAN
1. Allah SWT yang senantiasa melindungi dan
selalu memberikan kemudahan dalam setiap
langkah ku.
2. Bapak dan Ibu ku tersayang yang selalu
mencukupi kebutuhanku dengan usaha yang tak
pernah mengenal kata lelah dan kasih sayang,
cinta kasihnya selama ini serta senantiasa
mendo’akan ku dalam setiap sujudnya. Dan
kedua adik tercintaku Abdul Azis dan Bait
Cahya Maulana, kalian adalah penyemangat
hidupku. Serta terima kasih pada pacarku
Usman Hawali yang selalu mendukung dan
setia menemaniku dalam suka dan duka selama
ini.
viii
3. Seluruh dosen dan staf STIKes KUSUMA
HUSADA SURAKARTA, terutama dosen
akbid terima kasih dan ibu Siti Nurjanah, SST
terima kasih atas bimbingannya selama ini.
4. Teman-teman kost Wisma Husada (Novel,
Ririn, Upic, Purwanti) serta teman - teman
jelajah dan kelas 3A seper-juanganku yang
selalu berjalan bersama di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
5. Serta saya ucapkan terimakasih banyak kepada
saudari saya Ahsun Inayati dan fitriani mu’in
yang selalu menemaniku dan menuntunku untuk
tetap selalu istiqomah dijalan-Nya. Jazakillah
ukhti.
x
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURICULUM VITAE .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 6
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 8
1. Pengetahuan .................................................................... 8
2. Nifas ................................................................................ 13
3. Infeksi Perineum ............................................................. 19
B. Kerangka Teori....................................................................... 25
C. Kerangka Konsep ................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ............................... 28
D. Instrumen Penelitian .............................................................. 29
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32
F. Variabel Penelitian ................................................................. 33
G. Definisi Operasional .............................................................. 33
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 34
I. Etika Penelitian ...................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 38
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 39
C. Pembahasan ............................................................................ 40
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 41
xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................ 42
B. Saran ....................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Perubahan Tinggi dan Berat Uterus Masa Nifas ........................... 15
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner .................................................................... 30
Tabel 3.2 Validitas Kuisioner ....................................................................... 31
Tabel 3.3 Definisi Operasional ..................................................................... 34
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi ................................................... 39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pengetahuan .................................................................................. 40
xiv
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori........................................................................... 25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 26
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Responden
Lampiran 5. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6. Lembar Kuesioner dan lembar jawaban
Lampiran 7. Surat ijin uji validitas
Lampiran 8. Surat balasan ijin uji validitas
Lampiran 9. Hasil uji validitas
Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas
Lampiran 11. Permohonan ijin penggunaan lahan
Lampiran 12. Pemberian ijin penelitian
Lampiran 13. Data tabulasi kuisioner
Lampiran 14. Data Perhitungan manual
Lampiran 15. Tabel r Product Moment
Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2010
menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 125
per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di ASEAN
(Dinkes, 2010). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah
komplikasi pada kehamilan, persalinan dan nifas yang tidak tertangani
dengan baik dan tepat waktu. Hal ini menempatkan upaya penurunan angka
kematian ibu sebagai program prioritas pemerintah (Maulana, 2010).
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan
antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat
menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat melihat, memegang dan
memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali (Muslihatun, 2011).
Persalinan sering kali menyebabkan perlukaan jalan lahir. Luka yang
terjadi ringan tetapi sering kali juga terjadi luka yang berbahaya. Robekan
perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
persalinan berikutnya (Sumarah, 2009).
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika organ-organ
reproduksi pulih seperti keadaan sebelum hamil. Infeksi nifas adalah infeksi
pada traktus genitalis setelah persalinan (Saifuddin, 2010).
2
Kasus infeksi dapat terjadi pada kehamilan, persalinan dan nifas. Infeksi
pada ibu nifas disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya robekan
pada perineum sebagai akibat ruptur spontan dan episiotomi
(Manuaba, 2008).
Fase penyembuhan akan tergantung pada beberapa faktor termasuk
ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien dan cara perawatan
luka perineum yang tepat. Laserasi atau episiotomi yang terinfeksi akan
tampak kemerahan dan bengkak (Weeler, 2004).
Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior), sehingga apabila pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan luka perineum rendah kemungkinan terjadinya infeksi akan lebih
besar karena kesalahan dalam perawatan luka perineum.
Perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi
perineum yang lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri
yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum
(Sujiyatini, dkk 2010).
Seorang bidan harus memiliki kompetensi yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku dalam melakukan praktik bidan secara aman dan
bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan, sehingga
dalam hal ini bidan berhak menangani perawatan luka perineum
(Ariyanti, 2009).
3
Menurut data yang diperoleh dari Rekam Medik di RSU Assalam
Gemolong Sragen data ibu nifas selama bulan Januari sampai bulan Oktober
2012 terdapat 360 ibu nifas dengan persalinan spontan, ibu nifas yang
melahirkan dengan tindakan operasi caesar sebanyak 482 ibu nifas.
Sedangkan rata-rata jumlah ibu nifas dengan persalinan spontan tiap bulannya
sekitar 30 ibu nifas. Dan infeksi luka perineum ibu nifas sebanyak 10 ibu
nifas.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam
Gemolong Sragen dengan menggunakan 5 pertanyaan diperoleh data yaitu
dari 10 ibu nifas, 3 ibu nifas mengetahui tentang infeksi masa nifas luka
perineum dan 7 ibu nifas kurang mengetahui tentang infeksi masa nifas luka
perineum.
Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul tentang
“Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU
Assalam Gemolong Sragen”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana Tingkat
Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Perineum di RSU Assalam
Gemolong Sragen?”.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka
perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka
perineum pada tingkat baik di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka
perineum pada tingkat cukup baik di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka
perineum pada tingkat kurang baik di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
dan pengetahuan tentang infeksi luka perineum.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan
pengetahuan lebih lanjut mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
infeksi luka perineum.
5
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dan masukan untuk peningkatan kualitas mengenai ibu
nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
b. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi
tambahan dan informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya pada
ibu nifas tentang infeksi luka perineum.
4. Bagi Ibu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu nifas
mengenai infeksi luka perineum.
E. Keaslian Penelitian
Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan
penelitian yang akan dilakukan diantaranya:
1. Dwi Rahayu (2006) dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi
Luka Jahitan Perineum di UPTD RSD Kota Surakarta”. Penelitian ini
menggunakan metode diskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan
cross sectional. Hasil penelitian dalam kategori baik sejumlah 56%,
kategori cukup 32,35% dan kategori kurang baik sejumlah 11,77%.
6
2. Tri Makarti (2006) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Tanda Bahaya Ibu Nifas”. Penelitian ini menggunakan sampling jenuh.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di RSUD Surakarta.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara. Hasil penelitian
menunjukkan pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya ibu nifas
mayoritas kategori baik sejumlah 51 %, kategori cukup 32%, kategori
kurang baik 12%.
Persamaan keaslian penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada
jenis metode penelitian, sedangkan perbedaannya terletak pada tempat,
waktu, sampel dan hasil penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas lima bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan gambaran tentang Karya Tulis Ilmiah,
latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, keaslian penelitian, sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan teori yang meliputi: Pengetahuan
mencangkup pengertian, fungsi, sumber, faktor yang
mempengaruhi, proses adopsi perilaku, cara memperoleh; Nifas
yang mencangkup pengertian, tujuan asuhan masa nifas, perubahan
fisiologis pada ibu nifas, tahap masa nifas; luka robekan perineum
7
yang mencangkup robekan perineum, derajad robekan perineum,
penanganan, perawatan luka perineum; infeksi perineum yang
mencangkup pengertian, cara terjadinya infeksi, penyebab infeksi,
tanda dan gejala, faktor yang mempengaruhi; Pengobatan luka
perineum yang mencangkup cara pengobatan luka perineum;
Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metodologi yang akan digunakan dalam
penelitian, jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi,
sampel dan teknik pengambilan sampel, alat atau instrumen
penelitian – penelitian, teknik atau metode pengumpilan data,
variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis
data dan etika penelitian serta jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi gambaran umum tempat penelitian, hasil
penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2010),
pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu.
Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa
dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan manusia diperoleh intensitas perhatian persepsi terhadap
objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga.
b. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif
Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berinteraksi,
analisa, memecahkan masalah dan lain – lain). Yang berjenjang
sebagai berikut :
1) Tahu (Knowledge)
Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterang apa adanya.
Termasuk dalam katagori ini adalah kemampuan mengenali atau
9
mengingat kembali hal – hal atau keterangan yang pernah
berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
2) Memahami (Comprehention)
Pemahaman di artikan dicapainya pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal
yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi
meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini
misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterprestasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.
3) Menerapkan (Aplication)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang
sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
4) Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi
rincian yang terdiri unsur –unsur atau komponen – komponen
yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu
bentuk susunan berarti.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali
bagian – bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan
yang mengandung arti tertentu.
10
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan
hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya,
sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang
hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2010)
c. Fungsi Pengetahuan
Mendorong manusia ingin tahu, untuk mencari penalaran, dan
untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur
pengalaman yang semula tidak konsisten dengan apa yang diketahui
oleh individu akan disusun, ditata, atau diubah sedemikian rupa,
sehingga tercapai suatu konsisten (Azwar, 2007).
d. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo,2007).
e. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wawan dan Dewi (2011), faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
11
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi.
2) Pekerjaan
Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang dan
sosial ekonomi seseorang berpengaruh kepada pengetahuan.
3) Informasi/media masa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia
bermacam – macam media masa yang dapat mempengaruhi
pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.
4) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
12
5) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam
individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
kerena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan
direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
6) Sosial Budaya
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersediannya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
f. Kategori Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum maka digunakan
perhitungan sebagai berikut:
1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1
SD
2) Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD x mean + 1
SD
13
3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1
SD
2. Nifas
a. Pengertian Nifas
1) Nifas adalah periode setelah melahirkan sampai pulihnya organ
reproduksi seperti keadaan normal sebelum hamil, yang lamanya
6-8 minggu (Kurniawan dan Mirzanie, 2009).
2) Nifas yaitu dimulai setelah setelah partus selesai, dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3
bulan (Wiknjosastro, 2008).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Semua kegiatan mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut
terarah dan diadakan evaluasi dan penelitian. Tujuan dari perawatan
nifas ini adalah :
1) Memulihkan kesehatan umum penderita, dengan :
a) Menyediakan makanan sesuai kebutuhan.
b) Mengatasi anemia.
c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan
sterilisasi.
d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot
untuk memperlancar peredaran darah.
14
2) Mempertahankan kesehatan psikologis.
3) Mencegah komplikasi dan infeksi.
4) Memperlancar pembentukan air susu ibu ( ASI ).
5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai
masa nifas selesai dan memelihara bayi dengan baik.
( Bahiyatun, 2009).
c. Tahap Masa Nifas
Menurut Suherni dkk (2009), tahapan masa nifas dibagi 3 tahap yaitu :
1) Puerpurium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerpurium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari
organ-organ genetalia, kira-kira antara 6-8 minggu.
3) Remote puerpurium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau
persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila kondisi sehat prima,
atau bisa juga berminggu-minggu, bulan, bahkan tahunan, bila ada
gangguan-gangguan kesehatan lainnya.
d. Perubahan Fisiologi pada Ibu Nifas
1) Involusio
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
15
sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam
keseluruhannya involusio (Wiknjosastro, 2008).
Tabel 2.1.
Perubahan tinggi dan berat uterus masa nifas.
Involusi
Uteri
Tinggi Fundus
Uteri
Berat
Uterus
Diameter
Uterus
Plasenta
lahir
Setinggi pusat 1000
gram
12,5 cm
7 hari
(minggu 1)
Pertengahan pusat
dan simpisis
500
gram
7,5 cm
14 hari
(minggu 2)
Tidak teraba 350
gram
5 cm
6 minggu Normal 60
gram
2,5 cm
Sumber : Ambarwati dan Wulandari (2008)
2) Involusio tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat
dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak
tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2
hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Regenerasi
endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta sekitar 6
minggu (Sujiyatini dkk, 2010).
3) Rasa nyeri atau mules-mules (after pains)
Disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan. Perasaan mules ini lebih terasa bila sedang
menyusui. Perasaan sakit bila masih terdapat sisa-sisa selaput
ketuban, sisa-sisa plasenta, atau gumpalan darah didalam kavum
uteri (Wiknjosastro, 2008).
16
4) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama nifas. Lochea
mengalami perubahan karena proses involusio. Lochea
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat daripada kondisi asam pada vagina
normal, baunya amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat
dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita
(Pusdiknakes, 2003).
Menurut Sujiyatini dkk (2010), jenis Lochea, yaitu :
a) Lochea Rubra (Cruenta)
Keluar pada hari pertama sampai hari ketiga, berwarna
merah kehitaman. Terdiri dari darah segar bercampur sisa-
sisa selaput ketuban, vernik caseosa, rambut lanugo dan
meconeum.
b) Lochea Sanguinolenta
Terjadi pada hari ketiga sampai hari ketujuh, berwarna
merah kuning. Sisa darah bercampur lendir.
c) Lochea Serosa
Terjadi pada hari ketujuh sampai hari keempat belas,
berwarna kekuningan/kecoklatan. Lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan
laserasi plasenta.
17
d) Lochea Alba
Terjadi pada hari keempat belas ke atas, berwarna
putih. Mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan
serabut mati.
Sedangkan lochea patologi ada 2, yaitu :
a) Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau.
b) Lochiostasis
Lokia tidak lancar keluarnya.
5) Serviks
Bentuk serviks agak menganga seperti corong, disebabkan
oleh karena korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada
perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk seperti
cincin. Warna serviks sendiri menjadi merah kehitam-hitaman
karena penuh pembuluh darah (Wiknjosastro, 2008).
6) Endometrium
Tempat implantasi plasenta akan timbul thrombosis,
degenerasi, dan nekrosis. Pada hari pertama endometrium yang
kira-kira setebal 2-5 cm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin, setelah 3 hari
permukaan endometrium akan rata akibat lepasnya sel-sel dari
bagian yang mengalami degenerasi (Wiknjosastro, 2008).
18
7) Ligamen – Ligamen
Ligamen – Ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
meragang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak
jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang
mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak jarang
pula wanita mengeluh ‘’kandungannya turun’’ setelah
melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat
genetalia menjadi agak kendor (Sujiyatini dkk, 2010).
8) Perubahan pada vulva, vagina dan perineum.
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan
vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan rugea dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara
labia menjadi lebih menonjol.
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Pada post natal hari ke-5 perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur
daripada keadaan sebelum melahirkan (Sujiyatini dkk, 2010).
19
3. Infeksi Perineum
a. Pengertian
Infeksi nifas adalah infeksi pada traktus genitalis setelah persalinan
(Saifuddin, 2002).
Infeksi luka perineum adalah infeksi yang disertai dengan
pembengkakan dan perubahan warna pada luka perineum
(Sujiyatini dkk, 2010).
b. Cara Terjadinya Infeksi
Menurut Wiknjosastro (2008), cara terjadinya infeksi melalui:
1) Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan
pada pemeriksa dalam atau operasi membawa bakteri yang
sudah ada dalam vagina ke dalam uterus.
2) Droplet Infection yaitu sarung tangan atau alat – alat terkena
kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan
dokter atau pembantu – pembantumya.
3) Dalam rumah sakit biasanya banyak kuman – kuman pathogen
berasal dari penderita – penderita dengan berbagai jenis infeksi.
4) Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi
penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
5) Infeksi Intrapartum gejala – gejala dapat terlihat pada waktu
berlangsungnya persalinan, biasanya terjadi pada partus lama,
air ketuban sudah pecah, beberapa kali dilakukan pemeriksa.
20
c. Penyebab infeksi karena bakteri
1) Streptococcus haemoliticus aerobicus
Merupakan penyebab infeksi yang berat, khususnya golongan A.
Infeksi ini biasanya eksogen atau berasal dari penderita lain, alat
atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain.
2) Staphylococcus aureus
Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun
kadang-kadang menjadi sebab infeksi umum. Stafilokokus
banyak ditemukan di rumah sakit dan dalam tenggorokan orang-
orang yang nampaknya sehat.
3) Esherichia coli
Kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing atau rectum
dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva,
dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab penting dari
infeksi traktus urinarius.
4) Clostridium welchii
Infeksi dengan kuman ini, yang bersifat anerobik jarang
ditemukan, akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering
terjadi pada abortus kriminalis (Wiknjosastro, 2008).
d. Tanda dan gejala infeksi perineum
Menurut (Sujiyatini dkk, 2010), tanda dan gejala infeksi perineum
adalah:
21
1) Infeksi lokal
a) Pembengkakan luka perineum.
b) Terjadi pernanahan.
c) Perubahan warna lokal.
d) Pengeluaran lokea bercampur nanah.
e) Mobilisasi terbatas karena nyeri.
f) Temperature badan dapat meningkat.
2) Infeksi general
a) Tampak sakit dan lemah
b) Temperature meningkat diatas 39 C
c) Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
d) Pernafasan dapat meningkat dan terasa sesak.
e) Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
f) Terjadi gangguan involusio uterus.
g) Lokea berbau, bernanah dan kotor.
e. Faktor-faktor yang mempengarui penyembuhan luka perineum
Menurut Suwiyoga (2004), faktor-faktor yang mempengarui
penyembuhan luka perineum yakni:
1) Gizi
Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengarui
terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena
penggantian jaringan sangat membutuhkan protein.
22
2) Keturunan
Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan
dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang
mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat
dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat.
Dapat terjadi penipisan protein - kalori.
3) Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana
dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi
penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam
menyediakan antiseptik.
4) Budaya dan Keyakinan
Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan
perineum, misalnya kebiasaan makan telur, ikan dan daging
ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat
mempengarui penyembuhan luka.
f. Cara Perawatan Luka Perineum
Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin
agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian
daerah perineum memberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi
secara seksama pada daerah tersebut dan mengurangi sakitnya
(Farrer, 2009). Waktu perawatan menurut (Farrer, 2009) adalah
sebagai berikut:
23
1) Saat mandi, pada saat mandi ibu post partum pasti melepas
pembalut setelah terbuka maka kemungkinan terjadi kontaminasi
bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut untuk itu
maka perlu dilakukan penggantian pembalut demikian pula pada
perineum ibu untuk itu perlu dilakukan pembersihan perineum.
2) Setelah BAK (Buang Air Kecil), pada saat buang air kecil
kemungkinan besar bisa terjadi kontaminasi air seni pada rectum
akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum
untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3) Setelah BAB ( Buang Air Besar), pada saat buang air besar
diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perinium
yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan
anus dan perineum secara keseluruhan.
Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan
posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi
kaki terbuka (Nurhayati, 2009)
g. Pengobatan perineum menurut (Saifuddin, 2010) yaitu:
1) Jika terdapat pus atau cairan buka dan diraih luka tersebut
2) Angkat kulit nekrotik dan jahitan subkutis dan lakukan
debridement, jangan angkat jahitan fasia.
3) Jika infeksi hanya superficial dan tidak meliputi jaringan dalam,
pantau akan timbulnya abses dan berikan antibiotika.
24
a) Ampisilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 5 hari.
b) Ditambah metronidazol 400 mg per oral sehari selama 5 hari.
4) Kompres luka dan minta pasien untuk kompres sendiri.
5) Minta ibu untuk mengganti baju, pembalut dan menjaga hygiene.
h. Cara perawatan perineum
Perawatan perineum yang baik dapat menghindarkan hal berikut ini:
1) Infeksi
Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangaat
menunjang perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan
timbulnya infeksi pada perineum.
2) Komplikasi
Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran
kandung kemih atau pun pada jalan lahir yang dapat berakibat
pada munculnya komlikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi
pada jalan lahir.
25
B. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah kesimpulan dari tinjauan pustaka yang berisi
tentang konsep – konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan (Silalahi, 2003).
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Wawan dan Dewi (2011)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Infromasi/ media
d. Usia
e. Lingkungan
f. Sosial Budaya
Tingkat pengetahuan
1. Tahu
2. Memahami
3. Menerapkan
4. Analisa
5. Sintesis
6. Evaluasi
Pengetahuan
Infeksi Luka Perineum
1. Pengertian
2. Cara terjadinya
infeksi
3. Penyebabi nfeksi
karena bakteri
4. Tanda dan gejala
infeksi perineum
5. Faktor – faktor yang
mempengaruhi
penyembuhan luka
perineum
6. Cara perawatan luka
perineum
7. Pengobatan
perineum
26
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2002).
Variabel Penelitian
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang infeksi luka perineum
Baik
Cukup
Kurang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
yaitu :
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Informasi/ media
d. Usia
e. Lingkungan
f. Sosial Budaya
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif
adalah penelitian yang menggambarkan fenomena yang ditemukan dan hasil
penelitian disajikan apa adanya (Sugiyono, 2010). Penelitian deskiriptif
kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena
dengan berbentuk angka-angka (Hidayat, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang di butuhkan penulis
untuk memperoleh data studi penelitian yang dilaksanakan
(Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31
Desember 2012 – 31 Januari 2013.
28
C. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah ibu nifas normal
dengan persalinan spontan di Rumah Sakit Assalam Gemolong Sragen
bulan Januari sampai Oktober 2012 terdapat 360, Rata – rata jumlah ibu
nifas dengan persalinan spontan tiap bulannya sekitar 30 ibu nifas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Arikunto (2006), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar,
maka dapat di ambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan
peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi
menjadi sampel. Karena populasi 30 responden, maka populasi dijadikan
sampel.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
29
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
teknik total Sampling yaitu jika jumlah populasi dijadikan sampel dalam
penelitian (Arikunto, 2010).
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah lembar kuesioner tertutup yang diisi oleh
responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-
hal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010).
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk
pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban
“benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban
tersebut. Pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar
nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavorable)
bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1.
Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang ( )
pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Untuk memudahkan dalam
menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Berikut Kisi-kisi dari
instrumen dalam penelitian ini:
30
Tabel 3.1
Kisi-kisi Kuesioner
Variabel
Penelitian Indikator
No Item Jumlah item
Favorable Unfavorable
Pengetahuan ibu
tentang infeksi
luka perineum
a. Infeksi nifas
b. Infeksi
perineum
c. Cara terjadinya
infeksi
d. Penyebab
infeksi
e. Tanda gejala
infeksi
f. Faktor yang
mempengaruhi
kesembuhan
luka
g. Tujuan
perawatan luka
1
3
27
7
6, 8, 12, 14, 29
17, 30
19, 20, 22, 24
2
5, 9, 26
4
10, 11, 13, 15
16, 18, 28
21, 23, 25
2
1
4
2
9
5
7
Jumlah Item 15 15 30
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diujikan terlebih
dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas di lakukan di RSUD
Surakarta kepada 30 ibu nifas normal dengan 30 pernyataan.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
seharusnya hendak diukur. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan
komputerisasi menggunakan program SPSS for windows versi 21, dengan
rumus product moment dari Pearson yaitu:
31
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk melihat apakah suatu item pernyataan valid, maka angka
korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu pernyataan
dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dimana r tabel adalah 0,361,
dengan taraf signifikan 0,05. Uji validitas telah dilakukan di RSUD
Surakarta kepada 30 ibu nifas normal didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.2
Validitas Kuesioner
Valid Tidak Valid No. soal yang tidak valid Nilai r Hitung
28 2 22
24
0,278
0,250
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Notoatmodjo, 2005).
32
Reliabilitas internal menunjukan keadaan instrument yang diperoleh
berdasarkan uji coba data dan instrument tersebut. Dalam penelitian
terhadap gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka
perineum hanya dilakukan uji coba reliabilitas internal dalam satu kali
pengetesan terhadap responden. Menurut Arikunto (2012), teknik
perhitunganya dengan rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r11 : Reliabilitas Instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b² : Jumlah varians butir
t² : Varians total
Dengan menggunakan Alfha Cronbach, kuesioner dikatakan
reliabel apabila nilai reliabilitas instrumen > 0,75 (Riwidikdo, 2010).
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS for
windows versi 21 diperoleh nilai alfa sebesar 0,899. Oleh karena itu nilai
alpha > 0,75 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk
mengumpulkan data (Hidayat, 2007).
Pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui pengumpulan:
33
1. Data primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner
pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder pada penelitian ini
yaitu data ibu nifas normal yang didapatkan dari rekam medis Rumah
Sakit Assalam Gemolong Sragen 2013 meliputi jumlah, nama, dan umur
yang didapat dari data Rekam Medik.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam
penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang infeksi luka perineum.
G. Definisi Opersional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010)
34
Tabel 3.3
Definisi operasional
Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala Kategori
Pengetahuan
ibu nifas
tentang
infeksi luka
perineum
Segala sesuatu yang
diketahui ibu nifas
tentang infeksi luka
perineum yaitu
infeksi nifas, infeksi
perineum, cara
terjadinya infeksi,
penyebab infeksi,
tanda dan gejala
infeksi, faktor yang
mempengaruhi
kesembuhan luka,
tujuan perawatan
luka perineum.
Kuesioner Ordinal Baik
(x) > mean + 1 SD
Cukup
Mean – 1SD <x <
mean + 1SD
Kurang
(x) < mean – 1SD
(Riwidikdo, 2010)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan
beikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut
(Arikunto, 2010) adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil
jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan
kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap.
Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau
tidak sesuai segera dilengkapi.
35
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap
tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam
pengolahan data selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari
jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian
dimasukkan ke dalam tabel.
2. Analisis Data
Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil
tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase
dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut (Riwidikdo, 2010), untuk mengetahui tingkat pengetahuan
ibu nifas tentang infeksi luka perineum maka digunakan perhitungan
sebagai berikut:
4) Baik : Nilai responden yang diperroleh (x) > mean + 1 SD
5) Cukup : Nilaai responden mean – 1 SD x + 1 SD
6) Kurang : Nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
36
Menurut (Riwidikdo, 2009), rumus mean yaitu:
Keterangan:
X : Rata-rata (mean)
x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku (standar deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran
nilai – nilai (data) terhadap rata – ratanya. Dengan rumus menurut
(Riwidikdo, 2010)
Keterangan :
SD : Simpangan baku
x : nilai responden
n : jumlah responden
Rumus prosentase untuk ibu nifas tentang tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang infeksi luka perineum menurut tingkat pengetahuan.
37
I. Etika Penelitian
Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut (Hidayat, 2007), meliputi:
1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan
serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan
penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika
subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan, namun jika subjek penelitian menolak untuk diteliti
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subjek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing-masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasian semua informasi yang diperoleh oleh subjek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen. Rumah
sakit RSU Assalam Gemolong Sragen berdiri pada tahun 2003 dengan nama
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Assalam yang beralamat di DesaNgembat
Padas Gemolong Sragen Jawa Tengah.
RSU Assalam Gemolong dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan berkualitas kepada masyarakat, maka RSIA Assalam padaakhir
tahun 2008 berbenah untuk mengembangkan statusnya menjadi Rumah Sakit
Umum (RSU). Pada tanggal 15 juni 2011 status badan hukum RSU Assalam
berpindah dari KOPINKES ASSALAM menjadi PT. Wahyu Isma Putra
untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum (RSU) Assalam selama 5
tahun.
RSU Assalam melaksanakan pelayanan yaitu pelayanan Medik
Rawat Jalan, Pelayanan Medik Rawat Inap terdiri dari bangsal umum / Anak
terdiri dari kamar VIP kelas I, II, III dan Ruang Isolasi. Bangsal Kebidanan
dan Kandungan, kamar bayi (Perinatologi), kamar bersalin dan kamar
operasi. Pelayanan medik terdiri dari Laboratorium, Radiologi, Instalasi
Farmasi (Apotik) dan Pemeriksaan EKG.
39
B. Hasil Penelitian
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU
Assalam Gemolong SragenTahun 2013.
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka perineum di RSU
Assalam Gemolong. Sragen dengan metode deskriftif kuantitatif. Dan jumlah
responden 30 ibu nifas normal dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Nilai Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
infeksi luka perineum di RSU Assalam
Gemolong Sragen
22,57 1,81
Sumber : Data Primer Diolah, 2013
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen.
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
3
25
2
10,00
83,33
6,67
Total 30 100,00
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka
perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen dapat dikategorikan
pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (83,33%), pengetahuan baik
sebanyak 3 responden (10,00%), dan pengetahuan kurang sebanyak 2
responden (6,67%).
40
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen
kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 25 responden
(83,33%).
Tingkat pengetahuan yang baik pada responden mungkin
dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi yang lebih banyak serta
pendidikan yang tinggi. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang infeksi luka
perineum pada tingkatan baik yaitu sebanyak 3 responden (10,00%). Pada
tingkat baik ini responden mampu menjawab hampir semua soal dengan baik
terutama soal mengenai infeksi luka perineum.
Tingkat pengetahuan responden yang kurang baik kemungkinan
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya konsentrasi
responden dalam menerima informasi dan pengalaman. Responden dengan
pengetahuan kurang baik sebanyak 2 responden (6,67%) yang tidak mampu
menjawab pertanyaan dengan baik soal – soal tentang infeksi luka perineum.
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan salah satunya faktor pendidikan dan faktor umur, makin tinggi
tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang di milikinya. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai – nilai baru yang di perkenalkan.
41
Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa umur mempengaruhi tingkat
penerimaan informasi yakni semakin tua umur seseorang maka ingatannya
semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan,
sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang di
dapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala
Tempat penelitian letaknya cukup jauh dari kampus ataupun tempat
tinggal peneliti, sehingga peneliti tidak bisa melakukan penelitian setiap
hari.
2. Keterbatasan
a. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden
hanya menjawab benar atau salah dan jawaban mereka belum bisa
mengukur pengetahuan secara mendalam.
b. Variabel
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
42
42
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas tentang infeksi luka
perineum di RSU Assalam Gemolong Sragen yang berjumlah 30 responden.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan :
1. Tingkat pengetahuan baik tentang infeksi luka perineum di RSU Assalam
Gemolong Sragen sebanyak 3 responden (10,00%).
2. Tingkat pengetahuan cukup tentang infeksi luka perineum di RSU
Assalam Gemolong Sragen sebanyak 25 responden (83,33%).
3. Tingkat pengetahuan kurang tentang infeksi luka perineum di RSU
Assalam Gemolong Sragen sebanyak 2 responden (6,67%).
B. Saran
1. Bagi RSU Assalam Gemolong Sragen
Diharapkan pihak RSU dapat meningkatkan pemberian pendidikan
kesehatan pada ibu nifas tentang infeksi luka perineum.
2. Bagi Ibu Nifas
Diharapkan untuk lebih aktif mengikuti penyuluhan dan lebih
banyak mencari informasi tentang infeksi luka perineum melalui media
massa, sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang baik tentang infeksi
luka perineum.
43
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian dengan variabel
yang lebih luas, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
V. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S. 2007. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka
Cipta.
Bahiyatun, dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.
Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.
Dewi, M dan Wawan, T. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Farrer, H. 2009. Perawatan Maternitas. Jakarta : ECG.
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Kurniawan, M. 2009. Obgynacea. Yogyakarta : TOSCA Enterprise.
Makarti, T. 2006. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Ibu
Nifas di RSUD Kota Surakarta. Surakarta. STiKes Kusuma Husada.
Karya Tulis.
Manuaba, IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Muslihatun, W.N. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurhayati. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba.
Rahayu, D. 2006. Pengetahuan Ibu Nifas tentang Infeksi Luka Jahitan Perineum
di UPTD RSD Surakarta. Surakarta. STiKes Kusuma Husada. Karya
Tulis Ilmiah.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendekia Press.
Saifuddin, AB. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.
Sujiyatini, dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas Askeb III. Yogyakarta : Cyrillius
Publisher.
Sumarah. 2010. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Vitra Maya.
Weeler, L. 2004. Asuhan Prenatal dan Pascapartum. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, H. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.