the marriage you've always wanted

21

Upload: pt-visi-anugerah-indonesia

Post on 07-Apr-2016

239 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

"Mungkinkah apa yang kita sebut 'cinta' sebenarnya sama sekali bukan cinta?" "Mungkinkah terjadi hal yang oleh banyak pasangan beranggapan, cinta datang setelah kita menikah...? Tapi bagaimana sebenarnya cinta bertumbuh? Konselor pernikahan yang disegani, Gary Chapman, penulis dari buku terlaris New York Times - Lima Bahasa Kasih, memandang pada masalah-masalah kunci yang akan menolong Anda membangun pernikahan yang selalu Anda dambakan, menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan nyata seperti... Mengapa kita menikah? Mengapa mereka tidak berubah? Mengapa kita selalu berselisih paham tentang hal-hal penting? Mengapa kita harus berlatih dalam seks?

TRANSCRIPT

Page 1: The Marriage You've Always Wanted

NEWCOVER

&REVISED

Page 2: The Marriage You've Always Wanted
Page 3: The Marriage You've Always Wanted

This book was first published in the United States by Moody Publisher,820N. LaSalle Blvd., Chicago, IL 60610with the title The Marriage You’ve Always Wanted,copyright © 2005, 2009 by Gary Chapman.Translated by permission.

Gary Chapman photo picture courtesy ofAlysia Grimes Photography

Penerjemah : James YanuarProff Read : Jonathan Arifin dan Josef GunawanDesain Sampul : Denny OctavianusTata Letak : Riky Setiadi dan Felly Meilinda

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada :

PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJl. Karasak Lama No.2 - Bandung 40235Email : [email protected]

ISBN : 978-602-8073-28-8Cetakan pertama, Februari 2010Cetakan kedua, Januari 2013Indonesian Edition © visipress 2010

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Member of CBA IndonesiaNo : 05/PBL-tBS/1108/CBA-Ina

Member of IKAPINo : 185/JBA/2010

Page 4: The Marriage You've Always Wanted

Didedikasikan untukKAROLYN

Page 5: The Marriage You've Always Wanted
Page 6: The Marriage You've Always Wanted

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................... 7

PENDAHULUAN ................................................................................ 9

1. MENGAPA KITA Menikah? .................................................... 13

2. “MENGAPA Mereka TIDAK BERUBAH?” ........................... 23

3. APAKAH MAKNA CINTA YANG Sebenarnya? .................. 49

4. “DENGARKAN Saya!” .............................................................. 69

5. SIAPA YANG Melakukan APA? ............................................... 95

6. KEPUTUSAN, keputusan ..................................................... 113

7. “MENURUTMU KITA Harus BERLATIH SEKS?” ............ 131

8. MENINGGALKAN dan Menghormati ORANGTUA ....... 153

9. CINTA dan UANG ................................................................... 169

PENUTUP ........................................................................................ 191

CATATAN-CATATAN ................................................................... 193

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 195

Daftar IsI

Page 7: The Marriage You've Always Wanted
Page 8: The Marriage You've Always Wanted

UcapanterIma KasIh

SAYA SANGAT BERHUTANG BUDI kepada begitu banyak pa-sangan yang telah mengizinkan saya masuk ke dalam kehidupan pribadi mereka untuk mencari pemahaman yang lebih baik dan cara yang lebih efektif dalam berhubungan. Baik dalam sesi priba-di ataupun dalam pertemuan kelompok kecil, banyak orang telah mendengar gagasan yang disajikan di sini dan telah kembali dengan berbagai saran praktis, banyak kisah yang telah terjalin dalam buku ini. Saya menggunakan kisah mereka, tetapi saya me-nyamarkan nama mereka untuk menjaga privasi mereka.

Saya sangat berterima kasih kepada Tricia Kube, asisten ad-ministrasi saya yang tidak hanya membantu dalam menyiapkan banyak naskah, tetapi yang juga menyelesaikan berbagai tugas kan-tor sehingga memungkinkan saya untuk berpikir dan menulis. Betsey Newenhusye dari Moody Publisher adalah seorang yang be-gitu pantas mendapatkan penghargaan atas kesediaannya mempe-lajari teks asli buku ini, mempertahankan yang baik dan mengaju-

7

Page 9: The Marriage You've Always Wanted

the marrIaGe YOU’Ve aLWaYs WanteD

8

kan materi baru bila diperlukan. Dia telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam menyatukan materi asli dengan materi baru.

Sungguh tidak adil jika saya tidak menyebutkan mereka yang selama bertahun-tahun silam telah membantu saya dengan teks asli, Toward a Growing Marriage, mereka adalah: Melinda Powell, Ellie Shaw, Karen Dresser, Doris Manuel, dan istriku, Karolyn. Mereka semua bekerja tanpa upah untuk membantu menyatukan pemikiran seorang konselor muda menjadi sesuatu yang berguna bagi ribuan pasangan. Untuk mereka semua saya sangat berterima kasih.

Para tim editorial dan administrasi di Moody Publishers yang telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam menyusun, mengemas, dan memproduksi buku ini. Saya memandang mereka sebagai keluarga besar saya.

Page 10: The Marriage You've Always Wanted

9

penDahULUan

CATATAN STATISTIK menemukan hal yang semakin serius.Menurut seorang peneliti Kristen, George Barna, 35 persen dari

mereka yang disebutnya sebagai orang Kristen yang sudah “Lahir Baru”—mereka yang telah menerima Yesus Kristus sebagai Juru-selamat dan Tuhan—telah mengalami satu kali perceraian. Lebih buruk lagi, 23 persen—hampir seperempat—sudah bercerai lebih dari sekali! “Tetapi,” sahut Anda, “pastilah orang-orang Kristen lebih sedikit yang bercerai dibanding dengan orang-orang yang ti-dak percaya.” Tidak juga, jawab Barna: gambaran yang ada begitu serupa. Tiga puluh lima persen bagi “kita,” tiga puluh lima persen bagi “mereka.”

Dan mulai dari generasi boomer (lahir antara 1946-1964), generasi yang lebih muda lebih cenderung untuk bercerai dibanding dengan generasi yang lebih tua. Diduga setengah dari semua pasangan yang menikah hari ini suatu saat akan berpisah. Dan ribuan pasangan lain yang mencintai serta mengikut Yesus tinggal bersama dalam sesuatu yang jauh dari “hidup berkelim-pahan” seperti yang dijanjikan-Nya.

Page 11: The Marriage You've Always Wanted

the marrIaGe YOU’Ve aLWaYs WanteD

10

Jelaslah, menjadi seorang Kristen dan “mencintai” tidak cukup untuk suatu pernikahan yang berhasil. Bertahun-tahun saya mem-beri konseling, saya telah melihat banyak pasangan yang berangkat dari “Segalanya begitu sempurna!” menjadi “Aku tidak tahan ter-hadap suami (atau istri)-ku.” Bagaimana mungkin harapan sepa-sang kekasih jatuh dari ketinggian Gunung Everest hingga pada kedalaman dasar samudra, yang sering kali hanya terjadi dalam hitungan beberapa bulan?

Ini merupakan petuah kuno, tetapi suatu petuah yang perlu di-pelajari kembali oleh setiap generasi: kebahagiaan pernikahan tidak terjadi secara otomatis.

Untunglah, Tuhan tidak meninggalkan kita tanpa bantuan. Di dalam Alkitab, Dia mengatakan kepada kita bagaimana kita hidup. Melalui Yesus, Ia menunjukkan bagaimana kita hidup. Dan para suami atau istri, baik mereka pengantin baru maupun pasangan yang telah begitu lama menikah, dapat mempelajari dan bertum-buh dari petuah ini. Kesimpulannya, mereka berhasil.

Tentu saja, penekanan intelektual semata-mata pada kebenaran tersebut akan membuahkan sedikit hasil. Penerapan praktis dari kebenaran itulah yang menghasilkan banyak buah. Dengan kata lain, jangan sekadar membaca buku ini, mengangguk setuju, dan berkata, “Dr. Chapman, Anda benar!” Aku mendesak Anda ber-dua, suami dan istri untuk menyelesaikan bagian refleksi “Giliran Anda” pada setiap akhir bab. Seraya Anda membaca, merefleksi-kan dan mendiskusikan gagasan yang dipaparkan di sini, lakukan dengan penuh harap dan doa, percayakan pernikahan Anda kem-bali kepada Tuhan Sang Pencipta pernikahan—dan yang secara khusus peduli akan pernikahan Anda.

Gary Chapman Ph.D.

Page 12: The Marriage You've Always Wanted
Page 13: The Marriage You've Always Wanted
Page 14: The Marriage You've Always Wanted

13

1menGapa KIta

menikah ?

SEBELUM KITA MULAI masuk dalam diskusi mengenai bagaimana menjadikan pernikahan yang sukses, mungkin kita perlu berhenti cukup lama untuk bertanya, “Apakah tujuan perni-kahan?” Apa yang kita coba peroleh di dalam pernikahan?

Jika Anda menanyakan kedua pertanyaan tersebut kepada banyak kawan dan meminta mereka untuk menuliskan jawaban mereka secara pribadi, menurut Anda berapa banyak macam jawaban yang akan Anda terima? Berikut ini adalah beberapa tang-gapan yang saya terima dari para lajang dan mereka yang sudah menikah:

• Seks• Persahabatan• Cinta

Page 15: The Marriage You've Always Wanted

the marrIaGe YOU’Ve aLWaYs WanteD

14

• Menyediakan rumah bagi anak-anak• Penerimaan sosial• Keuntungan ekonomi• Keamanan

Debat nasional terkini terhadap makna pernikahan telah mengedepankan pertanyaan tersebut. Beberapa menyatakan, “Tetapi Anda dapat memperoleh semua itu tanpa pernikahan!” Anda tidak perlu menikah untuk melakukan hubungan seksual—masyarakat Amerika memutuskan hal ini satu dekade yang lalu. Dalam suatu masa di mana setengah dari seluruh rumah tangga dijalani oleh para lajang, menurut sensus terbaru, menikah tidak lagi merupakan jaminan bagi penerimaan sosial atau keuntungan ekonomi. Kecenderungan hidup bersama semakin meningkat. Un-tuk apa cinta, keamanan, persahabatan, dan sebuah rumah bagi anak-anak? Dapatkah berbagai hal ini sampai derajat tertentu di-penuhi tanpa pernikahan? Lalu mengapa menikah?

Untuk menjawab pertanyaan ini sepenuhnya, kita perlu melihat dengan mata iman, mencari kebijaksanaan Tuhan. Di dalam Alkitab, kita melihat suatu gambaran yang begitu berbeda. Diawali dengan Kejadian, kitab pertama Alkitab di mana kita membaca kisah penciptaan, kita mendapati bahwa gagasan Tuhan akan per-nikahan adalah bersatunya dua kehidupan dalam jalan yang ter-dalam menuju suatu unit baru yang akan memuaskan individu yang berperan di dalamnya dan melayani kehendak Tuhan dalam sikap paling mulia yang mungkin dilakukan.

Page 16: The Marriage You've Always Wanted

menGapa KIta menikah?

15

PERSAHABATAN DAN KOMITMEN

Hati manusia merindukan persahabatan. Kita adalah makhluk so-sial. Tuhan sendiri yang mengatakannya kepada Adam, “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja” (Kejadian 2:18). Saya hendak mengingatkan Anda bahwa analisis ini terjadi sebelum kejatuhan manusia, dan orang ini sudah menerima peringatan, persahabatan pribadi dengan Tuhan. Tetapi Tuhan berkata, “Itu tidak cukup!”

Jawaban Tuhan atas kebutuhan laki-laki adalah dengan mencip-takan perempuan (Kejadian 2:18). Bahasa Ibrani yang digunakan di sini secara harfiah berarti “saling berhadapan.” Yaitu Tuhan menciptakan seseorang yang dengannya laki-laki dapat memiliki hubungan yang saling berhadapan. Ayat itu mengatakan suatu hubungan yang begitu mendalam di mana keduanya disatukan dalam persekutuan yang tidak terpisahkan yang memuaskan kerinduan paling dalam di dalam hati manusia. Pernikahan meru-pakan jawaban Tuhan bagi kebutuhan manusia yang terdalam—hidup bersekutu dengan seseorang.

Persekutuan ini mencakup seluruh kehidupan. Persekutuan ini bukan sekadar hubungan fisik. Bukan juga sekedar saling memberi dan menerima dukungan emosional. Namun, merupakan perse-kutuan menyeluruh dari dua kehidupan dalam tingkat intelektual, sosial, spiritual, emosional, dan fisikal.

Persekutuan semacam ini tidak dapat terwujud tanpa komit-men yang mendalam dan kekal yang Tuhan kehendaki guna mengiringi pernikahan. Pernikahan bukan merupakan kontrak untuk menjadikan hubungan seksual dapat diterima. Pernikahan bukan semata-mata suatu institusi sosial pemeliharaan anak-anak. Pernikahan lebih dari suatu sarana untuk mencapai status sosial atau keamanan ekonomi. Tujuan mendasar pernikahan tidak akan tercapai bila itu merupakan sarana karena cinta dan persahabatan sama berharganya.

Page 17: The Marriage You've Always Wanted

the marrIaGe YOU’Ve aLWaYs WanteD

16

Tujuan tertinggi dari pernikahan adalah persekutuan dua in-dividu pada tingkatan yang paling mendalam dan dalam segala bidang, yang pada gilirannya memberikan kemungkinan terbesar atas rasa puas pada pasangan tersebut dan sekaligus memberikan yang terbaik atas kehendak Tuhan bagi kehidupan mereka.

APA ARTINYA MENJADI “SATU”?

Jelaslah, sekadar menikah tidak menjamin kesatuan. Ada perbe-daan antara “menjadi satu” dan “kesatuan.” Seperti yang biasa di-ucapkan oleh pendeta tua, “Bila Anda mengikat ekor dua kucing menjadi satu dan menggantung binatang itu ke seberang pagar, Anda telah menyatukannya, tetapi kesatuan merupakan hal yang berbeda.”

Mungkin contoh Alkitab yang terbaik yang kita miliki mengenai kesatuan seperti ini adalah Tuhan sendiri. Merupakan hal yang me-narik bahwa kata yang dipakai untuk “satu” dalam Kejadian 2:24, di mana Tuhan berkata, “Sebab itu seorang laki-laki akan mening-galkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (huruf italic ditambahkan), sama dengan kata Ibrani yang digunakan Tuhan dalam kitab Ulangan 6:4 yang berbunyi, “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!” (huruf italic ditambahkan).

Kata “satu” menyatakan kesatuan dari keragaman sebagai lawan dari kesatuan absolut. Firman Tuhan menyatakan Tuhan sebagai Bapa, Putra dan Roh Kudus, tetapi satu. Kita tidak mempunyai tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan, tiga kesatuan. Terdapat banyak ilustrasi Tritunggal, dan pada poin tertentu kesemua ilustrasi tersebut ga-gal menggambarkan Tritunggal dengan benar, tetapi izinkan saya menggunakan yang paling umum untuk menggambarkan bebera-pa implikasi dari kesatuan ini.

Page 18: The Marriage You've Always Wanted

menGapa KIta menikah?

17

Allah Bapa

Allah Putra Allah Roh Kudus

Segitiga tersebut boleh diletakkan pada sisi mana pun, dan la-bel Bapa, Putra dan Roh Kudus boleh dipindahkan pada posisi apa pun. Tidak akan ada bedanya, karena Tuhan adalah satu. Yang tidak boleh kita lakukan adalah menghapus satu sisi atau menghilang-kan satu nama. Semuanya harus bersama-sama. Tuhan adalah tiga kesatuan, dan Tuhan adalah satu. Kita tidak dapat sepenuhnya memahami pernyataan ini, tetapi kita harus membicarakan Tuhan dengan cara demikian, karena inilah cara Tuhan telah menyatakan diri-Nya. Kita tidak akan mengetahui bahwa Tuhan merupakan tiga kesatuan kecuali Tuhan telah menyatakan diri-Nya sebagai tiga kesatuan. Kita tidak akan tahu bahwa Tritunggal merupakan suatu kesatuan kecuali Tuhan telah menyatakan demikian.

Tuhan adalah kesatuan. Di lain pihak, Tuhan merupakan ke-anekaragaman. Kita tidak dapat mengatakan dengan tepat bahwa tidak ada perbedaan di antara Tritunggal. Sejujurnya, Roh Kudus tidak mati bagi kita di atas kayu salib. Hal itu merupakan karya Allah Putra. Sebagai orang percaya, Allah Bapa tidak tinggal di dalam kita, melainkan Roh Kudus. Anggota Tritunggal memang memiliki peran yang berbeda-beda, tetapi tetap satu. Sungguh tidak masuk akal anggota Tritunggal akan bekerja sebagai wu-jud yang terpisah-pisah. Dari kitab Kejadian 1:26 di mana Tuhan berkata, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” (huruf italic ditambahkan) sampai kitab Wahyu 22:16-

Page 19: The Marriage You've Always Wanted

the marrIaGe YOU’Ve aLWaYs WanteD

18

21, kita menemukan Tritunggal bekerja bersama-sama sebagai gabungan kesatuan.

Dampak apakah yang ditimbulkan oleh kesatuan sorgawi bagi pernikahan? Berikut ini merupakan segitiga kedua:

Tuhan Allah

Suami Istri

Kali ini segitiga tersebut tidak boleh diubah letaknya sehingga berdiri pada sisi yang lain. Tuhan harus tetap berada pada puncak pernikahan kristiani. Namun demikian, kita dapat saling menukar tempat suami dan istri, karena mereka adalah satu.

Di dalam era individualistik ini, “kesatuan” bukan merupa-kan konsep yang dihargai. Namun, kesatuan pernikahan bukan semacam kesatuan yang meniadakan kepribadian. Pernikahan justru merupakan semacam kesatuan yang membebaskan Anda untuk mengungkapkan keragaman dalam diri Anda sendiri, tetapi alamilah kesatuan yang seutuhnya bersama pasangan Anda. Anda bebas menjadi semua yang dikehendaki Tuhan atas diri Anda, se-lagi mengalami segala kehendak Tuhan ketika Dia mempersatukan kita dalam pernikahan. Tiada kebenaran yang lebih membebaskan dan memuaskan.

Baik Anda sedang memulai kehidupan yang baru sebagai suami dan istri, atau Anda adalah veteran pengantin yang sedang beru-saha menghadapi berbagai tantangan, saya berharap Anda memi-liki tujuan pernikahan yang jelas dalam benak Anda—kesatuan

Page 20: The Marriage You've Always Wanted

menGapa KIta menikah?

19

pada tingkat paling mendalam yang mungkin terjadi di dalam seluruh bidang kehidupan Anda. Mungkin itu hanya impian bagi Anda, tetapi jika Anda bersedia untuk mengusahakannya, hal itu akan menjadi kenyataan. Dapatkah Anda membayangkan memi-liki suatu derajat kesatuan yang intelek? Kesatuan sosial? Kesatuan spiritual? Kesatuan fisik? Jangan menyerah. Mungkin Anda berada di pinggir suatu penemuan baru.

“Tetapi pasangan saya tidak tertarik bekerja sama bersama saya,” jawab Anda. “Saya tidak dapat melakukan semuanya sendirian.” Benar, tetapi Anda dapat melakukan sesuatu sendirian. Dan sesuatu itu mungkin dipakai Tuhan untuk merangsang perubahan dalam diri pasangan Anda. Saya percaya bahwa prinsip yang akan dibicarakan pada bab berikut ini merupakan prinsip nomor satu bagi kebahagiaan pernikahan dan kesehatan yang prima. Bacalah dengan saksama, pikirkan secara jelas, dan jangan lupa tugas-tugas yang terdapat pada setiap akhir bab.

Page 21: The Marriage You've Always Wanted

the marrIaGe YOU’Ve aLWaYs WanteD

20

GIL Iran anDa

1. Periksa pernikahan Anda sebaik-baiknya. Kita pasti menemukan banyak kelemahan sebelum kita dapat mu-lai melakukan perbaikan. Pada lembar kertas yang lain, buatlah kolom pararel dengan beberapa judul sebagai berikut:

Intelektual Sosial Fisikal Spiritual

Di bawah setiap judul ini, tulis daftar karakteristik yang menurut Anda biasa Anda pegang bersama pasangan Anda. Dalam bidang apakah kesatuan Anda berada pada titik terlemah? Apa yang dapat Anda lakukan un-tuk merangsang terjadinya pertumbuhan pada bidang ini? Apa yang akan Anda lakukan?

2. Sarankan agar pasangan Anda membaca bab ini, mem-buat daftar yang sama, dan menjawab pertanyaan di atas. Ketika Anda merasa nyaman dan terbuka un-tuk bertumbuh, diskusikan hasilnya dan bersepakatlah atas tindakan yang akan meningkatkan kesatuan Anda. Berkonsentrasi pada satu area setiap waktu.