the gastrointestinal system

33
Human Physiology/The gastrointestinal system 1 Fisiologi Manusia/Sistem Gastrointestinal ← The respiratory system — Human Physiology — Nutrition → Homeostasis — Cells — Integumentary — Nervous — Senses — Muscular — Blood — Cardiovascular — Immune — Urinary — Respiratory — Gastrointestinal — Nutrition — Endocrine — Reproduction (male) — Reproduction (female) — Pregnancy — Genetics — Development — Answers Pengenalan Organ mana yang paling penting dalam tubuh? Kebanyakan orang akan mengatakan jantung atau otak, mengabaikan traktus gastrointestinal (GI Tract). Walaupun bukan merupakan organ yang paling menarik di tubuh, mereka juga berada pada deretan paling penting. Tabung sepanjang lebih dari 30 kaki mulai dari mulut hingga anus bertanggung jawab pada banyak fungsi tubuh yang berbeda yang akan dibahas pada bagian ini. Traktus GI penting sekali untuk kehidupan dan kesehatan jangka panjang. Traktus GI yang tidak berfungsi ataupun terganggu bisa menjadi sumber dari banyak penyakit kronis yang bisa mengganggu kualitas hidup. Di banyak kasus, kematian seseorang dimulai dari pencernaannya. Orang tua mengatakan “kamu adalah apa yang kamu makan” mungkin akan lebih akurat jika berbunyi “kamu adalah apa yang kamu serap dan kamu cerna”. Di sini kita akan mencari kepentingan dari dua fungsi dari saluran cerna tadi: cerna dan serap. Sistem Gastrointestinal bertanggungjawab atas pencernaan dan penyerapan berbagai macam makanan dan cairan yang diperlukan untuk bertahan hidup. Banyak organ berbeda memiliki peran yang sangat penting dalam mencerna makanan, dari pencernaan mekanik oleh gigi sampai pembentukan bili(pengemulsi) oleh hati. Produksi bili di hati memegang peran penting dalam pencernaa: mulai dari penyimpanan dan pemekatan di kantung empedu ketika fase makan dan di distribusi ke usus halus. Untuk mengetahui interaksi dari komponen-komponen yang berbeda, kita harus mengikuti perjalanan makanan melewati tubuh manusia. Saat mencerna, dua proses terjadi pada saat yang bersamaan; Pencernaan Mekanik: Makanan yang berukuran besar dipecah ke dalam bentuk yang lebih kecil sebagai persiapan untuk pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik dimulai dari mulut dan berlanjut ke lambung.

Upload: qoryfar

Post on 05-Feb-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

GIT

TRANSCRIPT

Page 1: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 1

Fisiologi Manusia/Sistem Gastrointestinal

← The respiratory system — Human Physiology — Nutrition →

Homeostasis — Cells — Integumentary — Nervous — Senses — Muscular — Blood — Cardiovascular — Immune — Urinary — Respiratory

— Gastrointestinal — Nutrition — Endocrine — Reproduction (male) — Reproduction (female) — Pregnancy — Genetics — Development —

Answers

PengenalanOrgan mana yang paling penting dalam tubuh? Kebanyakan orang akan mengatakan jantung atau otak, mengabaikan traktus gastrointestinal (GI Tract). Walaupun bukan merupakan organ yang paling menarik di tubuh, mereka juga berada pada deretan paling penting. Tabung sepanjang lebih dari 30 kaki mulai dari mulut hingga anus bertanggung jawab pada banyak fungsi tubuh yang berbeda yang akan dibahas pada bagian ini. Traktus GI penting sekali untuk kehidupan dan kesehatan jangka panjang. Traktus GI yang tidak berfungsi ataupun terganggu bisa menjadi sumber dari banyak penyakit kronis yang bisa mengganggu kualitas hidup. Di banyak kasus, kematian seseorang dimulai dari pencernaannya.

Orang tua mengatakan “kamu adalah apa yang kamu makan” mungkin akan lebih akurat jika berbunyi “kamu adalah apa yang kamu serap dan kamu cerna”. Di sini kita akan mencari kepentingan dari dua fungsi dari saluran cerna tadi: cerna dan serap.

Sistem Gastrointestinal bertanggungjawab atas pencernaan dan penyerapan berbagai macam makanan dan cairan yang diperlukan untuk bertahan hidup. Banyak organ berbeda memiliki peran yang sangat penting dalam mencerna makanan, dari pencernaan mekanik oleh gigi sampai pembentukan bili(pengemulsi) oleh hati. Produksi bili di hati memegang peran penting dalam pencernaa: mulai dari penyimpanan dan pemekatan di kantung empedu ketika fase makan dan di distribusi ke usus halus.

Untuk mengetahui interaksi dari komponen-komponen yang berbeda, kita harus mengikuti perjalanan makanan melewati tubuh manusia. Saat mencerna, dua proses terjadi pada saat yang bersamaan;

• Pencernaan Mekanik: Makanan yang berukuran besar dipecah ke dalam bentuk yang lebih kecil sebagai persiapan untuk pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik dimulai dari mulut dan berlanjut ke lambung.

• Pencernaan Kimiawi: Dimulai dari mulut dan berlanjut ke usus. Beberapa enzim yang berbeda memecah molekul makro ke bentuk yang lebih sederhana yang dapat diserap.

Traktus GI dimulai dari mulut dan berlanjut ke esofagus, lambung, usus halus(duodenum, jejunum, ileum), dan lalu ke usus besar(kolon), rektum dan berakhir di anus. Anda bisa membayangkan tubuh manusia sebagai donat yang besar. Traktus GI adalah lubang donatnya. Kita juga akan membahas pankreas dan hati, dan organ tambahan dari sistem gastrointestinal yang membantu usus halus.

Lapisan dari Traktus GITraktus GI berkomposisi dari empat lapisan atau yang dikenal dengan Tunika. Setiap lapisan memiliki jaringan dan fungsi yang berbeda. Dari dalam ke luar, disebut: mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa.

Mukosa: Mukosa adalah lapisan yang bersifat menyerap dan sebagai sekretor. Terdiri dari sel epitel selapis dan jarinngan ikat longgar. Terdapat sel goblet yang mensekresi mukus di sepanjang Traktus GI. Di lapisan mukosa juga terdapat Villi dan Mikro Villi.

Page 2: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 2

Submukosa: Submukosa merupakan lapisan yang relatif tebal, banyak pembuluh darah, dan melayani mukosa. Elemen yang diabsorpsi melalui mukosa diambil dari pembuluh darah pada submukosa. Submukosa juga memiliki kelenjar dan saraf.

Muskularis: Muskularis bertanggungjawab dalam kontraksi segmental dan pergerakan peristaltik pada traktus GI. Muskularis terdiri dari dua lapisan otot polos: otot sirkular di bagian dalam dan otot longitudinal di bagian luar. Otot ini menyebabkan makanan untuk bergerak dan bercampur dengan enzim pencernaan sepanjang traktus GI.

Serosa: Lapisan terakhir yang merupakan lapisan pelindung. Terdiri atas jaringan ikat tak berpembuluh darah dan epitel gepeng selapis. Ia mensekresi cairan pelumas serosa. Lapisan ini dapat dilihat di bagian luar organ.

Organ Tambahan1.Kelenjar Saliva

• Kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, kelenjar sublingualis • Kelenjar eksokrin yang memproduksi saliva yang memulai proses

pencernaan dengan enzim amilase

2. Lidah

• Manipulasi makanan untuk mengunyah• Organ pengecap pusat, dibungkus oleh kuncup pengecap

3. Gigi

• Untuk mengunyah makanan

4. Hati

• Memproduksi dan mengekskresikan bili yang diperlukan untuk mengemulsi lemak. Beberapa dari bili terdistribusi langsung ke duodenum dan sisanya disimpan di kantung empedu.

• Membantu memetabolis protein, lemak dan karbohidrat• Urea, dan produk dari metabolisme mamalia dibentuk di hati dari asam amino dan juga membentuk senyawa

amonia.• Memecah insulin dan hormon lainnya.• Memproduksi faktor koagulan

5. Kantung Empedu

• Menyimpan bili.

6. Pankreas

• Fungsi eksokrin: Sekresi enzim pencernaan

• Menyimpan zimogen (enzim inaktif) yang akan diaktifkan oleh membran brush border pada usus halus ketika seseorang makan protein (asam amino).

• Tripsinogen- Tripsin: mencerna protein• Simotipsinogen – Simotripsin: mencerna protein• Karboksipeptidase: mencerna protein• Lipase-lemak: mencerna lemak• Amilase: mencerna karbohidrat• Fungsi endokrin: Sekresi hormon

• Somatostatin: Menghambat fungsi insulin. Diproduksi jika tubuh kelebihan glukosa.

Teeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary GlandsTeeth, Tongue, and Salivary Glands

Page 3: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 3

• Glukagon: Menstimulasi glikogen yang disimpan di hati untuk dikonversi menjadi glukosa. Diproduksi jika tubuh tidak memiliki kadar glukosa yang cukup.

• Insulin: Dibuat di sel beta pada Pulau Langerhans di dalam pankreas. Insulin adalah hormon yang meregulasi glukosa darah.

7. Appendiks Vermiformis

• Hanya ada beberapa teori tentang apa itu appendiks.

• Organ vestigal• Fungsi imun• Membantu memperbaiki flora usus

Langkah pertama dalam sistem pencernaan sebenarnya dimulai sebelum makanan masuk ke dalam mulut. Ketika Anda menghidu atau melihat sesuatu yang ingin Anda makan, Anda mulai mengeluarkan air liur sebagai antisipasi dari makan. Lalu, dimulailah proses pencernaan.

Makanan adalah sumber bahan bakar tubuh. Nutrisi dalam makanan memberikan sel tubuh energi yang mereka perlukan untuk beroperasi. Sebelum makanan bisa digunakan, ia harus dipecah terlebih dahulu menjadi bentuk yang lebih sederhana sebelum diabsorpsi dan digunakan dalam tubuh. Dalam tubuh manusia, protein perlu dipecah menjadi asam amino, zat tepung menjadi gula, dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Saat pencernaan terjadi dua proses pada waktu yang bersamaan:

• Pencernaan Mekanik: Makanan yang berbentuk lebih besar dipecah ke dalam bentuk yang lebih kecil ketika sedang dipersiapkan untuk pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik dimulai di mulut dan

berlanjut ke dalam lambung.

• Pencernaan Kimiawi: Beberapa enzim yang berbeda memecah makromolekul menjadi mikromolekul agar bisa lebih mudah dicerna. Pencernaan kimiawi mulai dengan saliva dan berlanjut ke dalam usus.

Sistem pencernaan terbuat dari kanal alimentaris, atau traktus pencernaan, dan organ abdomen lainnya yang memegang perang penting dalam pencernaan seperti hati dan pankreas. Kanal alimentaris adalah tabung panjang dari organ-organ yang berjalan dari mulut sampai anus. Organ-organ kanal alimentari termasuk esofagus, lambung dan usus. Traktus pencernaan pada orang dewasa panjangnya sekitar 30 kaki. Ketika di dalam traktus pencernaan, makanan benar-benar melewati tubuh daripada berada di dalam tubuh . Otot polos dari organ pencernaan berbentuk tubulus menggerakan makanan seefisien mungkin sejalan dengan pemecahan ke dalam atom dan molekul yang mudah diserap. Selama absorpsi, nutrisi yang berasal dari makanan (seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) melewati dinding-dinding usus halus ke dalam aliran darah dan limfa. Dengan

Sistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem PencernaanSistem Pencernaan

Page 4: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 4

cara ini nutrisi dapat didistribusikan ke semua bagian tubuh. Dalam usus besar terjadi reabsorpsi air dan beberapa mineral yang akan digunakan dalam pembentukan feses. Bagian makanan yang keluar melewati anus disebut feses.

Mastikasi

Pencernaan dimulai di mulut. Refleks otak memicu aliran saliva ketika kita melihat atau bahkan memikirkan tentang makanan. Saliva melembutkan makanan ketika gigi mengunyah dan memudahkannya untuk ditelan. Amilase, yang merupakan enzim pencernaan yang ditemukan di saliva, memecah zat tepung menjadi gula sederhana sebelum makanan meninggalkan mulut. Jaras saraf terlibat dalam ekskresi memerlukan stimulasi pada reseptor dalam mulut, impuls sensorik ke batang otak, dan impuls parasimpatis ke kelenjar saliva.

Menelan makanan terjadi ketika otot lidah dan mulut menggerakan makanan ke faring. Faring, yang merupakan jalur untuk makanan dan udara kira-kira sepanjang 5 inci. Sebuah lipatan kulit kecil yang disebut epiglotis menutup seluruh faring untuk mencegah makanan memasuki trakea dan tersedak. Untuk menelan membutuhkan kombinasi kerja bersamaan dari 25 otot. Kelenjar saliva juga memproduksi kira-kira 3 liter saliva per hari.

Enzyme Produced In Site of Release pH Level

Carbohydrate Digestion:

Salivary amylase Salivary glands Mouth Neutral

Pancreatic amylase Pancreas Small intestine Basic

Maltase Small intestine Small intestine Basic

Protein Digestion:

Pepsin Gastric glands Stomach Acidic

Trypsin Pancreas Small intestine Basic

Peptidases Small intestine Small intestine Basic

Nucleic Acid Digestion:

Nuclease Pancreas Small intestine Basic

Nucleosidases Pancreas Small intestine Basic

Fat Digestion:

Lipase Pancreas Small intestine Basic

EsofagusEsofagus (juga dibaca oesophagus/esofaghus) atau kerongkongan adalah tabung otot di vertebra yang mana mencerna makanan melewati tenggorokan ke lambung. Esofagus merupakan lanjutan bagian laring pada faring setinggi vertebra C6. Ia menghubungkan faring, yang mana merupakan rongga tubuh yang berhubungan dengan proses respirasi dan pencernaan di belakang mulut, dengan lambung, di manan proses pencernaan

Page 5: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 5

kedua terjadi (proses pertama terjadi di mulut dengan lidah dan gigi sebagai fungsi mengunyah makanan dan mencampurnya dengan saliva).

Setelah melewati kerongkongan, makanan bergerak ke dalam esofagus dan didorong ke bawah ke dalam lambung oleh proses gerak peristaltik (kontraksi otot involunter di sepanjang traktus G.I). Pada ujung esofagus terdapat sfingter yang membolehkan makanan masuk ke dalam lambung dan akan menutup kembali sehingga makanan tidak bisa kembali ke esofagus.

Histologi

Esofagus terdiri dari membran mukosa, dan menggunakan aksi peristaltik untuk menggerakan makanan yang ditelan ke dalam lambung.

Esofagus juga terdiri dari epitel gepeng berlapis, yang dengan cepat berbalik dan bertugas sebagai efek protektif sehubungan dengan tingginya volume transit makanan, saliva, dan mukus yang masuk ke lambung. Lamina propria jarang ditemukan pada esofagus. Kelenjar yang mensekres mukus terletak di submukosa, and struktur jaringan yang disebut papila.

Propria muskularis esofagus terdiri dari otot lurik di bagian sepertiga (superior) esofagus. Sepertiga tengah terdiri dari kombinasi otot lurik dan otot polos, dan bagian sepertiga bawah (inferior) hanya terdiri dari otot polos. Ujung distal dari esofagus mengalami penebalan otot sirkuler. Bagian ini disebut sfingter esofageal inferior. Bantuan ini menjaga makanan tetap turun dan tidak merembes.

Esofagus juga memiliki drainase limfatik yang banyak.

LambungLambung adalah organ berdinding tebal yang terletak di antara esofagus dan bagian pertama dari usus halus (duodenum). Ia terletak di bagian kiri dari rongga perut; fundus lambung terletak berlawanan arah dengan diafragma. Di bagian bawah lambung terdapat pankreas. Omentum majus bergantung dari kurvatura major.

Membran mukosa menjalar di sepanjang lambung yang mana terdapat kelenjar (dengan sel chief) yang mensekresi cairan gaster, sampai dengan 3 quart cairan lambung per hari. Kelenjar gaster memulai sekresinya sebelum makanan masuk ke lambung berhubungan dengan impuls parasimpatis dari nervus vagus, membuat lambung juga menjadi kuali penyimpan asam lambung.

Sekresi dari cairan gaster terjadi dalam 3 fase:sefalik, gastrik, dan usus. Fase sefalik diaktivasi oleh penghidu dan pengecap makanan dan menelan. Fase gastrik diaktivasi oleh efek kimiawi dari makanan dan distensi lambung. Fase usus menghadang efek dari fase sefalik dan gastrik. Cairan gastrik juga mengandung yang bernama pepsin, yang mana berfungsi untuk mencerna protein, asam hidroklorida dan mukus. Asam hidroklorida menyebabkan lambung untuk menghasilkan suasana asam pada pH kira-kira 2, yang mana membantu untuk membunuh bakteri yang masuk ke sistem pencernaan via makanan.

Cairan gaster bersifat sangat asam dengan pH dari 1-3. Hal ini bisa menyebabkan atau menimbun kerusakan pada dinding lambung atau lapisan dari mukusnya, menyebabkan tukak lambung. Di dalam lambung terdapat lipatan-lipatan kulit yang disebut rugae. Rugae lambung membuat lambung sangat mudah mengembang, khususnya setelah makan besar.

Lambung dibagi menjadi empat seksi, tiap seksi memiliki sel dan fungsi yang berbeda, yaitu: 1) Bagian cardiac, di manan isis dari esofagus

Page 6: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 6

dikosongkan ke lambung, 2) Fundus, dibentuk oleh kurvatura organ bagian atas, 3) Corpus, bagian pusat paling utama, dan 4)Pilorus atau Antrum, bagian bawah dari organ yang memfasilitasi pengosongan isi lambung ke usus halus. Dua katup otot halus, atau sfingter, menjaga isi dalam lambung tetap pada tempatnya. Mereka adalah 1) Cardiac atau sfingter esofageal, memisahkan traktus di atasnya, dan 2) Sfingter pilorus, memisahkan lambung dari usus halus.

Setelah menerima bolus(makanan yang sudah dikunyah) proses peristaltik dimulai; dicampur dan dikocok dengan cairan gaster, bolus berubah menjadi substansi hampir cair yang disebut kimus. Otot lambung mencampur makanan dengan enzim dan asam untuk membuat bagian lebih kecil yang mudah dicerna. Sfingter pilori, tabung otot di bagian akhir lambung, menjaga kimus agar tetap di dalam lambung sampai ia mencapai konsistensi yang tepat untuk disalurkan ke usus halus. Makanan meninggalkan lambung secara perlahan bukan dengan cara sekaligus.

Air, alkohol, garam, dan gula sederhana dapat diserap secara langsung melalui dinding lambung. Namun, sebagian besar substansi dalam makanan kita butuh proses pencernaan lagi dan berjalan ke usus selanjutnya sebelum mereka bisa diserap.

Kelenjar Lambung

Terdapat banyak kelenjar lambung yang berbeda dan mereka mensekresi bahan kimia yang berbeda pula. Sel parietal mensekresi asam hidroklorida; sel chief mensekresi pepsinogen; sel goblet mensekresi mukus; sel argentafin mensekresi serotonin dan histamin; dan sel G mensekresi hormon gastrin.

Pembuluh darah dan saraf

Arteri: Arteri yang mensuplai lambung adalah a.gastrica sinistra, a.gastrica dextra dan a.gastroepiploica dextra yang merupakan cabang dari a.hepatica, dan a.gastroepiploica sinistra dan a.gastrica brevis cabang dari a.linealis. Mereka mensuplai lapisan muskularis, ramus di dalam lapisan submukosa, dan akhirnya disitribusikan ke membran mukosa.

Kapiler: arteti terpecah ke dasar tubulus gaster menjadi anyaman kapiler, yang menjalar ke atas diantara tubulus-tubulus dan saling beranastomose, dan berakhir di anyaman kapiler yang lebih besar, yang mengelilingi mulut dari tabung, dan juga membentuk jala segi enam di sekitar duktus.

Vena: Vena mengikuti jalur yang dilalui oleh arteri, berjalan di antara tubulus-tubulus, memasuki jaringan submukosa; mereka juga berasal dari v. Linealis dan vena mesentrika superior atau langsung bermuara ke vena porta.

Limfatik: Limfatik sangat banyak terdapat di sini. Mereka terdiri dari limfatik dalam dan superfisial, dan terhubung ke kelenjar limfatik ditemukan di sepanjang kurvatura major maupun minor.

Saraf: Saraf adalah cabang akhir dari uretra kanan dan uretra kiri dan bagian lainnya, awalnya berasal dari tulang belakang, dan menjalar ke lateral pada bagian depan organ. Cabang yang banyak berasal dari anyaman simpatis seliaka yang juga didistribusikan ke sana. Anyaman saraf ditemukan di lapisan submukosa dan antara lapisan muskularis di usus. Dari anyaman ini, fibril didistribusikan ke jaringan otot dan membran mukosa.

Gangguan pada Lambung

Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.Nerves in the lower abdomen.

Page 7: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 7

Gangguan pada lambung merupakan hal biasa. Banyak penyebab berbeda yang mengakibatkan gejala yang berbeda pula. Kekuatan bagian dalam lambung memrlukan keseimbangan yang naik antara asam dan mukus. Jika tidak terdapat mukus yang cukup di lambung, tukak, nyeri perut, pencernaan tidak sempurna, dada terbakar, mimisan dan muntah dapat disebabkan karena asam yang berlebih.

Erosi, tukak, dan tumor dapat menyebabkan perdarahan. Ketika darah dalam lambung, ia memulai proses pencernaan dan terus berulang. Saat ini terjadi, orang tersebut bisa mengalami muntah. Beberapa tukak dapat berdarah sangat lambat sehingga orang tersebut tidak menyadari kehilangan darah. Dari waktu ke waktu, besi di dalam tubuh Anda akan habis, yang mana akan berdampak dan menyebabkan anemia.

Tidak diketahui diet apa yang bisa mencegah tukak lambung. Makanan yang seimbang, sehat selalu direkomenasikan. Merokok juga bisa menjadi dalang gangguan pada lambung. Tembakau meningkatkan produksi asam dan merusak lambung. Juga bukan sesuatu yang baru lagi kalau stress dapat menyebabkan tukak.

Histologi lambung manusia

Seperti bagian lain dari traktus gastrointestinal, dinding lambung juga terdiri dari banyak lapisan.

Dari dalam ke luar, lapisan pertama dan utama adalah mukosa. Terdiri dari epitel, lamina propria di bawahnya, dan sebuah lapisan otot polos tipis disebut muskularis mukosa.

Submukosa terletak di bawah mukosa dan terdiri dari jaringan ikat fibros, memisahkan mukosa dari lapisan yang lain, muskularis eksterna. Otot di lambung berbeda dari organ GI lainnya, ia memiliki tiga lapisan otot bukan hanya dua lapisan. Di bawah lapisan otot ini terdapat adventitia, lapisan dari jaringan ikat yang berlanjut ke omentum.

Epitel lambung membentuk parit yang dalam, disebut fundik atau kelenjar oksintik. Banyak tipe sel yang berbeda terdapat dalam parit ini. Sel di basis parit ini adalah sel chief, bertanggung jawab atas produksi dati pepsinogen, sebuah prekursor inaktif dari pepsin, yang memecah protein. Sekresi dari pepsinogen mencegah pencernaan diri sendiri dari sel lambung.

Lebih jauh lagi, sel parietal memproduksi asam lambung dan substansi penting lainnya, faktor intrinsik. Fungsi dari asam lambung terdiri dari dua tingkat 1) Membunuh sebagian besar bakteri dalam makanan, merangsang lapar dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, dan 2) mengubah sifat molekul protein kompleks sebagai prekursor pencernaan protein melalui aksi enzim di lambung dan usus halus. Dekat puncak dari parit, paling dekat dengan isi lambung, terdapat sel penghasil mukus disebut dengan sel goblet yang membantu untuk melindungi lambung dari pencernaan diri sendiri.

Muskularis eksterna terbuat dari tiga lapisan otot polos. Lapisan paling dalam berbentuk obliquus, hal ini tidak terlihat di bagian lain dari sistem pencernaan: lapisan ini bertanggungjawab dalam pembuatan gerakan yang mengocok dan memecah makanan secara fisik. Lapisan selanjutnya adalah longitudinal, yang mana juga terdapat pada bagian lain pada traktus Gi. Antrum pilorus yang memiliki dinding otot sirkular tebal dan membuat kontraksi paksa lebih kuat dari fundus. Pilorus dikelilingi oleh dinding otot sirkuler yang tebal membentuk sfingter pilorus yang mengatur peregrakan kimus.

Pengaturan sekresi dan motilitas

Pergerakan dan aliran dari bahan kimia di dalam lambung diatur baik oleh sistem saraf maupun oleh hormon pencernaan yang berbeda-beda.

Hormon gastrin menyebabkan peningkatan sekresi HCL, pepsinogen dan faktor intrinsik dari sel parietal dalam lambung. Ini juga meningkatkan motilitas di dalam lambung. Gastrin melepaskan sek G ke dalam lambung. Hal ini dihambat oleh pH yang biasanya kurang dari 4(tinggi asam), sama juga halnya dengan hormon somatostatin.

Kolesistokinin (CCk) memiliki efek terbesar pada kantung empedu, tapi juga menurunkan pengosongan lambung. Pada saat dan kondisi yang langka, sekretin, yang diproduksi di usus halus, memiliki efek terbesar pada pankreas, tapi juga mengurangi sekresi asam di lambung.

Page 8: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 8

Gastrik inhibitor peptida (GIP) dan enteroglukagon menurunkan baik motilitas gastrin dan sekresi pepsin. Selain gastrin, gormon ini bekerja untuk menonaktifkan kerja lambung. Ini adalh respons kepada produk makanan dalam hati dan kantung empedu, yang mana belum diserap. Lambung hanya dibutuhkan untuk mendorong makanan ke usus halus ketika usus tidak sibuk. Ketika usus penuh dan masih mencerna makanan, lambung bekerja sebagai tempat penyimpanan makanan.

Usus halusUsus halus merupakan situs di manan sebagian besar pencernaan mekanik dan kimiawi terjadi. Proyeksi kecil yang disebut vili berjajar di sepanjang usus halus yang bertugas menyerap makanan yang telah dicerna ke dalam kapiler. Sebagian besar absorpsi makanan terjadi di jejunum dan ileum.

Fungsi dari usus halus adalah mencerna protein menjadi peptida dan asam amino sebenarnya terjadi di lambung tapi juga terjadi di usus halus. Peptida dipecah menjadi asam amino; lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol; dan karbohidrat dipecah menjadi gula sederhanan.

Tiga bagian utama dari usus halus adalah duodenum, jejunum dan ileum.

Duodenum

Dalam anatomi sistem pencernaan, duodenum adalah tabung berlubang yang menghubungkan lambung ke jejunum, ini adalah bagian pertama dan paling pendek dari usus halus. Dimulai dari pentolan duodenal di akhir ligamen Treitz. Duodenum hampir semuanya merupakan organ retro peritoneal. Duodenum juga di mana cairan biliaris dan pankreas memasuki usus.

Jejunum

Jejunum adalah bagian dari isi perut kecil, terletak di antara distal duodenum dan proksimal ileum. Jejunum dan ileum digantung oleh mesenterium yang mudah memanjang memberikan mobilitas yang besar di dalam abdomen. Permukaan dalam dari jejunum adalah membran mukosa, ditutupi oleh proyeksi yang disebut vili, yang meningkatkan area permukaan dari jaringan yang ada untuk menyerap nutrisi dari isi usus. Hal ini berbeda dari ileum sehubungan dengan sel goblet dan jarang ada plak Preyer.

Ileum

Fungsinya untuk menyerap vitamin B12 dan garam biliaris. Dindingnya sendiri terdiri dari lipatan-lipatan, tiap lipatannya memiliki vili di permukaannya. Selanjutnya, sel epitel yang berjajar di sepanjang vili bahkan memiliki mikrovili dalam jumlah yang besar. Sel yang berjajar di sepanjang ileum berisi protease dan enzim karbohidrat yang bertanggungjawab pada tahap akhir pencernaan protein dan karbohidrat. Enzim ini berada di sitoplasma dari sel epitel. Vili meiliki banyak kapiler yang membawa asam amini dan glukosa hasil pencernaan ke vena porta hepatis dan hati.

Ujung ileum berlanjut dengan menyerap garam biliaris, dan juga menyerap vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin, A,D,E, dan K). Untuk terjadinya penyerapan vitamin yang larut dalam lemak harus ada asam biliaris.

Usus besar(kolon) memanjang dari ujung ileum sampai ke anus. Kira-kira panjangnya sekitar 5 kaki. Bagian terbesarnya terdapat di sekum,

Diagram showing the small intestine

Usus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besarUsus besar

Diagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestineDiagram showing the small intestine

Page 9: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 9

dan secara bertahap berkurang sampai ke rektum, di mana terjadi dilatasi tepat di atas canalis anal. Berbeda dengan ukuran usus halus dan posisinya juga lebih teratur, serabut otot longitudinalnya tidak membentuk lapisan berlanjut disekeliling usus melainkan teratur dalam tiga pita longitudinal dikenal dengan taeniae.Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon, rektum dan canalis anal. Dalam jalurnya, terlihat adanya arkus yang mengelilingi lilitan usus halus. Dimulai dari regio iliaca dextra, bagian yang dilatasi, sekum. Lalu menanjak naik melalui regio lumbal dan hipocondriaca ke bagian bawah permukaan hati; di sini terjadi belokan, fleksura colica dextra, ke kiri dan lewat secara transverum melewati abdomen pada regio epigastric dan umbilical, ke regio hipocondriaca sinistra; lalu ia berbelok lagi, fleksura colica sinistra, dan turun melalui regio lumbal sinistra dan iliaca sinstra ke pelvis, di mana ia membentuk sebuah fleksura sigmoid; dari sini berlanjut di sepanjang dinding posterior pelvis ke anus.

Terdapat triliunan bakteri, jamur dan parasit hidup di dalam usus kita, sebagian besar di kolon. Lebih dari 400 spesies organisme hidup di kolon. Sebagian besar dari mereka membantu kesehatan kita, sebagian kecilnya lagi, berbahaya. Organisme baik mensintesis vitamin, misalnya B12, biotin, dan vitamin K. Mereka memecah racun dan menghentikan proliferasi dari organisme berbahaya. Mereka merangsang sistem imun dan memproduksi rantai pendek asam lemak (SCFAs) yang diperlukan untuk kesehatan dari sel kolon dan mencegah kanker kolon. Banyak terdapat bakteri yang menguntungkan namun yang paling umum dan penting adalah Lactobacillus Acidophilus dan berbagai spesies dari Bifidobacterium.

Pankreas, Hati, dan Kantung EmpeduPankreas, hati dan kantung empedu sangan penting dalam proses pencernaan. Pankreas memproduksi enzim yang membantu pencernaan protein, lemak, dan karbohidrat, hati memproduksi bili yang membantu tubuh untuk menyerap lemak, dan kantung empedu menyimpan bili sampai ia dibutuhkan. Enzim dan bili berjalan melalui saluran khusus yang disebut duktus dan masuk ke usus halus di mana menerak membantu memecah makanan.

Pankreas

Pankreas terletak di posterior lambung dan dekat dengan duodenum.

Di manusia, pankreas adalah organ panjang sekitar 6-10 inci di dalam perut terletak retro peritoneal. Biasanya terlihat memiliki tiga regio yaitu: kepala, badan, dan ekor. Kepala pankreas terletak di bagian kedua duodenum sedangkan ekornya memanjang sampai ke lien. Duktus pankreatikus memanjang di sepanjang pankreas dan mengosongkan diri ke bagian kedua dari duodenum di ampula of Vater. Duktus biliaris communis bertemu dengan duktus pankreatikus tepat di tempat ini.

Pankreas mendapat suplai darah dari a.pankreatikoduodenale yang merupakan cabang dari a. Mesentrika superior dari a. Hepatica (cabang dari trunkus celiaca dari aorta abdominis). A. Mesentrica superior melayani a. Pankreaticoduodenale inferior ketika a. Gastroduodenale mesuplai a. Pankraeticoduodenale superior. Drainase vena melalui v, pankreaticoduodenale dan berakhir di vena porta. Vena lienalis melewati posterior pankreas tapi tidak menjadi drainase dari pankreas itu sendiri. Vena porta terbentuk dari persatuan v. Mesentrica superior dan v. Lienalis posterior pankreas.

Fungsi pankreas adalah produksi enzim yang memecah semua kategori makanan yang dapat dicerna. (eksokrin pankreas) dan sekresi hormon yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat (endokrin pankreas).

• Eksokrin

Pankreas tersusun dari sel eksokrin pankreas, yang duktusnya diatur dalam kelompok yang disebut asini (asinus tunggal). Selnya terisi granula sekretoris berisi enzim pencernaan prekursor (biasanya tripsinogen, kimotripsinogen, lipase pankreas, dan amilase) yang disekresikan ke dalam lumen asinus. Granula ini adalah granula yang disebut zimogen (zimogen mengacu pada enzim prekursor inaktif). Hal ini penting untuk sistesis enzim inaktif dalam pankreas untuk menjauhi pemecahan otomatis, yang mana dapat menyebabkan pankreatitis.

Page 10: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 10

Pankreas terletak dekat hati, dan merupakan sumber utama enzim untuk mencerna lemak dan protein-dinding usus memiliki enzim yang akan mencerna polisakarida. Sekresi pankreas dari sel duktal mengandung ion bikarbonat dan bersifat alkalin yang bertujuan untuk menetralkan kimus yang bersifat asam berasal dari lambung. Kontrol dari fungsi eksokrin pankreas dipegang oleh hormon gastrin, kolesistokinin dan sekretin, yang merupakan hormon yang disekresikan oleh sel-sel di lambung dan duodenum, sebagai respons dari distensi dan menyebabkan sekresi cairan pankreas.

Dua protease utama yang berasal dari pankreas adalah tripsinogen dan kimotripsinogen. Enzim ini adalah bentuk inaktif dari tripsin dan kimotripsin. Sekali dilepaskan, enzim enterokinase yang ada di mukosa usus akan mengaktifkan tripsinogen dengan cara membelahnya menjadi tripsin. Tripsin bebas kemudian membelah sisa dari tripsinogen dan kimotripsinogen menjadi bentuk aktifnya.

Sekresi pankreas terakumulasi di duktus intralobular yang merupakan drainase dari duktus pankreatikus utama, yang didrainasekan langsung ke duodenum.

Sehubungan dengan kepentingan dari isi suatu enzim, merusak pankreas adalah situasi yang sangat berbahaya.

• Endokrin

Tersebar diantara asini adalah sel endokrin pankreas, dalam kelompok, sel ini disebut Pulau Langerhans. Mereka adalah:

sel beta penghasil insulin (50—80% dari sel pulau) sel alfa pelepas glukagon (15-20%) sel delta penghasil somatostatin (3-10%) SelPP mengandung polipeptida pankreas (sisa %)

Pulau merupakan koleksi kompak dari sel endokrin yang teratur dalam kelompok dan saling bersilangan dengan jaringan kapiler. Kapiler pulau terdiri dari lapisan sel endokrin yang kontak langsung dengan pembuluh darah dan sebagian besar sel endokrin memiliki kontak langsung dengan pembuluh darah, dengan cara melalui proses plasma ataupun aposisi langsung.

Hati

Hati adalah sebuah organ untuk mahluk bertulang belakang, termasuk manusia. Ia memegang peran besar dalam metabolisme dan memiliki fungsi yang sangat banyak di dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sistesis protein plasma, dan detoksifikasi obat. Ia juga menghasilkan bili, yang sangat penting bagi pencernaan. Ia melakukan dan meregulasi berbagai reaksi biokimia tinggi yang memerlukan jaringan khusus.

Berat hati normal antara 1,3-3,0 kg dan lembut, berwarna coklat kemerahan dan organ “berbentuk bumerang”. Ini adalah organ kedua terbesar (yang terbesar adalah kulit) dan kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia. Secara anatomis terletak tepat di bawah difragma bagian kanan atas abdomen, hati terletak di sebelah kanan lambung dan menjadi alas dari kantung empedu.

Hati disuplai dua pembuluh darah utama di lobus kanannya: artei hepatis dan vena porta. Arteri hepatis normalnya berasal dari trunkus celiaca. Vena porta membawa darah vena dari lien, pankreas, dan usus halus, supaya hati dapat memproses nutrisi dan produk lainnya dari hasil pencernaan makanan. Vena hepatika bermuara langsung ke vena kava inferior.

Bili dihasilkan di hati dan mengalir ke kanalikuli biliaris, yang bersatu membentuk duktus biliaris. Ini juga bermuara ke duktus hepatis kiri dan kanan, yang pada akhirnya bergabung membentuk duktus hepatis komunis. Duktus sistikus (dari kantung empedu) bersatu dengan duktus hepatis komunis dan membentuk duktus biliaris komunis. Lalu bili dapat langsung bermuara ke duodenum via duktus biliaris komunis atau disimpan sementara di kantung empedu via duktus sistikus. Duktus biliari komunis dan duktus pankreatikus memasuki duodenum bersama-sama di ampula of Vater. Percabangan dari duktus biliaris seperti percabangan pohon, dan disebutlah “pohon biliaris” yang umumnya digunakan.

Hati diantara beberapa organ dalam di tubuh manusia sanggup melakukan regenerasi jaringan yang hilang atau rusak: Minimal 25% hati yang tersisa dapat meregenerasi dirinya menjadi hati yang utuh. Ini sehubungan dengan

Page 11: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 11

kerja sel hati sebagai sel bantang unipotensial. Ada juga bukti tentang sel batang bio potensial dikenal dengan sel oval, yang dapat berdiferensiasi ke dalam sel hati ataupun kolangiosit (sel yang ada di duktus biliaris).

Berbagai fungsi dari hati dilakukan oleh sel hati.

• Hati menghasilkan dan mengekskresikan bili yang diperlukan untuk memecah lemak. Beberapa dari bili bermuara langsung ke duodenum, dan sisanya disimpan sementara di kantung empedu.

• Hati melakukan beberapa peran metabolisme karbohidrat:• Glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari asam amino, laktat atau gliserol)• Glikogenolisis (pembentukan glukosa dari glikogen)• Glikogenesis (pembentukan glikogen dari glukosa)• Pemecahan insulin dan hormon lainnya• Hati bertanggungjawab untuk menjaga keseimbangan metabolisme protein• Hati juga memegang peran penting dalam metabolisme lemak:• Sistesis kolesterol• Produksi trigilserida (lemak)• Hati menghasilkan faktor koagulasi I (fibrinogen), II (prothrombin), V, VII, IX, X dan XI, dan juga protein C, Protein

S, dan antitrhrombin.• Hati memecah hemoglobin, menciptakan metabolit yang ditambahkan ke bili sebagai pigmen.

• Hati memecah substansi racun dan sebagian besar produk obat0obatan dalam sebuah proses yang disebut metabolisme obat. Biasanya hal ini dapat menyebabkan keracunan jika metabolitnya lebih beracun dari prekursornya.

• Hati merubah amonia menjadi urea. • Hati menyimpan berbagai macam substansi, termasuk glukosa dalam bentuk glukogen, vitamin B12, iron, dan

perunggu• Fetus trisemester pertama, hati memiliki situs produksi sel darah merah utama. Pada minggu ke-32, sumsum

tulang mengambil tugas tersebut.• Hati bertanggungjawab untuk efek imunologis sistem retikuloendotelial jika hati mengandung banyak sel

imunologis aktif, bekerja sebagai kerah bagi antigen yang masuk via vena porta.

Kantung Empedu

Kantung empedu adalah organ berbentuk pir yang menyimpan sekitar 50 ml bili sampai tubuh membutuhkannya untuk pencernaan. Kantung empedu panjangnya kira-kira 7-10 cm dan berwarna hijau gelap sesuai dengan isinya (bili), bukan jaringannya. Ia terhubung ke hati dan duodenum melalui traktus biliaris.

Kantung empedu dihubungkan ke duktus biliaris utama melalui duktus kantung empedu (duktus sistikus). Traktus biliaris berasal dari hati lalu berlanjut ke duodenum, dan duktus sistikus, bekerja sebagai pintu masuk dan keluar ke kantung empedu. Tanda kantung empedu di permukaan tubuh adalah pertemuan antara garis midklavikula dan planus trans pilori, di ujung tulang iga ke sembilan. Suplai darah oleh arteri dan vena sistikus, yang menjalar paralel ke duktus sistikus.

Kantung empedu memiliki jajaran epitel terkarakterisasi oleh resesus yang disebut resesus Aschoff, yang berbentunk seperti kantung di dalam permukaannya. Di bawah epitel terdapat lapisan jaringan ikat, diikuti oleh dinding otot yang berkontraksi akibat efek dari kolesistokinin, sebuah hormon peptida dari duodenum.

Kantung empedu menyimpan bili, yang dilepaskan ketika makanan yang mengandung lemak masuk ke traktus digestivus, merangsang sekresi kolesistokinin. Bili mengemulsi lemak dan menetralkan asam yang dibawa kimus. Setelah disimpan di kantung empedu, bili akan lebih dipekatkan daripada ketika meninggalkan hati, meningkatkan potensialnya dan mengintensifkan efeknya pada lemak.

Page 12: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 12

AnusAnus manusia terletak di bokong, posterior dekat perineum. Ia memiliki dua sfingter ani, satu internal, dan satu juga eksternal yang menjaga anus tetap tertutup sampai terjadi proses defekasi. Satu sfingter terdiri otot polos dan bekerja secara involunter, sfingter yang lain terdiri dari otot lurik dan bekerja secara volunter. Di banyak hewan, anus dikelilingi sakus analis. Peran dari anus adalah ketika rektum sudah penuh, meningkatnya tekanan intrarektal memaksa dinding canalis anal membolehkan zat fekal untuk memasuki kanal. Rektum memendek kemudian materi dipaksa menuju ke kanal anal dan gelombang peristaltik mendorong feses keluar dari rktum. Sfingter ani internal dan eksternal membolehkan feses keluar dengan bantuan dari otot-otot anus.

Kondisi yang Mempengaruhi EsofagusTerdapat dua kondisi berbeda yang dapat mempengaruhi esofagus. Tipe pertama disebut kongenital: Berarti seseorang lahir dengan kondisi tersebut. Tipe kedua disebut non-kongenital: berarti seseorang mendapatkan kondisi tersebut setelah lahir. Sebagai contohnya yaitu Tracheoesophageal fistula and esophageal atresia.

Kedua kondisi ini adalah kongenital. Di Fistula Tracheoesofageal, terdapat hubungan langsung antara esofagus dan trakea di mana seharusnya tidak ada. Di Atresia Esofagus, esofagus pada bayi baru lahir tidak terhubung ke lambung tapi malah buntu. Kedua kondisi ini butuh pembedahan untuk memperbaikinya dan biasanya akan segera diketahui sesaat setelah lahir.

Esofagitis

Esofagitis adalah peradangan pada esofagus dan ini adalah kondisi non-kongenital. Esofagitis bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi. Juga bisa disebabkan oleh Gastroesofageal reflux disease (GERD), sebuah kondisi di mana sfingter esofagus membolehkan bahan asam dari lambung kembali ke atas ke dalam esofagus. GERD bisa diobati dengan mengonsumsi obat, tapi juga bisa diobati dengan merubah apa yang kita makan.

Kondisi yang Mempengaruhi Lambung dan UsusSemua orang telah merasakan konstipasi atau diare dalam hidup mereka. Konstipasi, isi dari usus besar tidak bergerak cukup cepat dan sampah terlalu lama tinggal di dalam usus besar. Semua air diektraksi keluar dari sampah dan menjadi keras. Diare, terjadi mekanisme yang terbalik dari konstipasi. Sampah bergerak terlalu cepat dan usus besar tidak mampu menyerap air sebelum sampah tersebut dikeluarkan. Flora usus membantu dalam pencegahan masalah serius. Berikut ini merupakan beberapa gangguan lambung dan usus:

Apendisitis

Apendisitis adalah peradangan dari apendiks, kantong berbentuk seperti jari yang merupakan lanjutan dari sekum. Gejala yang paling sering adalah nyeri abdomen, kehilangan nafsu makan, demam, dan muntah. Anak-anak dan remaja adalah korban terbanyak dari apendisitis dan arus diperbaiki dengan cara pembedahan.

Page 13: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 13

Divertikulitis

Divertikulitis berkembang dari divertikulosis, yang terjadi pembentukan kantung (divertikula) di bagian luar kolon. Divertikulitis terjadi jika salah satu divertikula ini mengalami peradangan. Komplikasinya, bakteri bisa saja secara bertahap menginfeksi bagian luar kolon jika divertikulanya terbuka. Jika infeksinya melebar ke peritonium, hal ini bisa menyebabkan peritonitis fatal. Terkadang, divertikula yang merdang menyebabkan paritnya membentuk sudut ke dalam dan mengakibatkan obstruksi. Juga, bagian kolon yang terpengaruh akan terdorong ke organ terdekat dalam rongga pelvis, menyebabkan fistula, atau hubungan abnormal antara kolon dan organ lainnya.

Ulkus Gaster dan Peptik

Biasanya lambung dan duodenum tahan terhadap iritasi karena asam kuat yang diproduksi oleh lambung. Tapi terkadang ada bakteri yang dikenal dengan Helicobacter pylori atau penggunaan obat kronis, melemahkan lapisan mukosa yang melapisi lambung dan duodenum. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan dinding lambung disebut dengan gastritis, atau ulkus peptik yang menyebabkan lubang atau luka yang menyebabkan daerah lambung terasa nyeri dan terjadi perdarahan.

Infeksi Gastrointestinal

Infeksi gastrointestinal dapat disebabkan oleh bakteri seperti Campilobakter, Salmonella, E. Coli, atau Shigella. Infeksi juga disebabkan oleh virus atau parasit seperti amebiasis dan giardiasis. Gejala yang paling umum adalah nyeri abdomen, kram, diare dan muntah. Kondisi ini biasanya akan sembuh sendiri.

Penyakit peradangan usus

Peradangan usus yang biasanya terjadi pada anak-anak, remaja dan orang dewasa. Ada dua tipe, yaitu kolitis ulceratif dan Crohn’s disease dan kolitis yang tidak diketahui yang terjadi di 10-15% pasien. Kolitis ulceratif biasanya mempengaruhi rektum dan usus halus, sedangkan Crohn’s disease dapat mempengaruhi seluruh traktus GI dari mulu sampai anus. Pasien dengan penyakit ini juga menderita gejala ekstraintestinal termasuk nyeri sendi dan mata merah yang merupakan sinyal dari penyakit ini. Penyakit ini ditangani dengan obat-obatan dan bila perlu, dilakukan pembedahan untuk mengangkat bagian usus yang rusak.

Polip

Polip adalah pertumbuhan abnormal dari jaringan (tumor) yang berasal dari membran mukosa. Polip biasanya ditemukan di kolon, lambung, hidung, kantung kemih dan uterus. Ini juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya di mana terdapat membrana mukosa seperti di serviks dan usus halus.

Gangguan Pankreas, Hati dan Kantung Empedu

Fibrosis Sistikus

Fibrosis sistikus adalah penyakit kronis, penyakit yang di manan terjadi produksi abnormal dari mukosa tebal yang menghalangi duktus atau jalan di dalam pankreas dan mencegah cairan pencernaan untuk memasuki usus, membuat seseorang dengan penyakit ini kesulitan untuk mencerna protein dan lemak sehingga mengakibatkan nutrisi penting untuk lewat begitu saja tanpa dicerna. Orang dengan gangguan ini dapat mengonsumsi suplemen dan enzim pencernaan untuk membantu mereka mengatasi masalah.

Hepatitis

Benign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcerBenign gastric ulcer

Page 14: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 14

Hepatitis adalah kondisi infeksi virus yang menyebabkan peradangan hati sehingga ia kehilangan kemampuan untuk menjalankan fungsinya. Virus hepatitis, seperti hepatitis A, B, dan C, sangatlah berbahaya. Hepatitis A adalah bentuk ringan dari hepatitis, dapat dirawat di rumah, namun kasus yang lebih serius yang melibatkan kerusakan hati harus dirawat di rumah sakit.

Kolesistitis

Peradangan kantung empedu akut atau kronis menyebabkan nyeri perut. 90% kasus dari kolesistitis akut disebabkan oleh keberadaan batu empedu. Peradangan yang sebenarnya terjadi sehubungan dengan infeksi bakteri di kantung empedu yang terbendung, dengan bendungan yang disebabkan oleh batu empedu. Kondisi ini sangat jarang ditemukan pada remaja dan anak-anak tapi dapat terjadi ketika anak atau remaja tersebut terkena anemia sel sabit atau sedang dalam perawatan obat jangka panjang.

Kolestasis

Kolestasis adalah penghadangan dari suplai bili ke dalam traktus digestivus. Bisa terjadi secara intrahepatik (obstruksi di dalam hati) atau ekstrahepatik (di luar hati). Bisa berlanjut ke jaundice, dan dapat diidentifikasi dari peningkatan bilirubin terkonjugasi.

Kolik biliaris

This is when a gallstone blocks either the common bile duct or the duct leading into it from the gallbladder. This condition causes severe pain in the right upper abdomen and sometimes through to the upper back. It is described by many doctors as the most severe pain in existence, between childbirth and a heart attack. Other symptoms are nausea and vomiting and diarrhea, bleeding caused by continual vomiting, and dehydration caused by the nausea and diarrhea. Another more serious complication is total blockage of the bile duct which leads to jaundice, which if it is not corrected naturally or by surgical procedure can be fatal as it causes liver damage. The only long term solution is the removal of the gallbladder.

Disfungsi GastrointestinalSejalan dengan penuaan, jumlah dari enzim pencernaan yang diproduksi tubuh perlahan menurun. Hal ini menyebabkan penurunan dan perlambatan proses pencernaan, absorpsi nutrisi yang lebih lambat dan meningkatnya akumulasi materi fekal di dalam traktus usus. Material makanan yang belum dicerna dan sampah metabolik juga akan bertumpuk sehubungan eliminasi yang lambat, memulai rangkaian masalah kesehatan.

Saat pencernaan menjadi lambat, ia merubah usus menjadi lingkungan beracun. Organisme baik tidak dapat hidup dalam lingkungan beracun. Saat organisme menguntungkan mati, mereka digantikan oleh organisme jahat, seperti jamur dan parasit, yang paling umum adalah Candida albicans. Hal ini akan berujung pada perubahan dinding usus yang menghasilkan leaky gut syndrom yang mengizinkan berbagai bahan kimia beracun untuk masuk ke dalam aliran darah. Sebagai hasilnya terjadi peningkatan kadar racun dalam tubuh, yang mana menghasilkan beban yang semakin berat untuk hati, ginjal dan organ tubuh lainnya. Saat hal ini terjadi, organ yang normalnya berfungsi untuk mengeliminasi sampah dan mensuplai nutrisi berubah menjadi tempat sampah raksasa. Masalah ini dapat diperburuk oleh junk food, obat-obatan, antibiotik dan diet kurang serat.

Kebanyakan orang bahkan tidak pernah berfikir terhadap keadaan traktus GI. Kita hanya terfokus tentang bagaimana tampak luar tubuh kita, tapi kita tidak menghiraukan yang di dalam. Karena tubuh kita sangat kenyal seperti karet: memburuknya keadaan sistem pencernaan tidak memiliki gejala selama beberapa tahun atau tidak memiliki efek samping. Ketika gejalanya muncul, biasanya mereka tidak spesifik, seperti: energi berkurang, sakit kepala, diare, konstipasi, dada terasa terbakar, dan refluks asam. Bertahun-tahun berikutnya barulah gejala ini mejadi lebih serius, seperti: asma, alergi makanan, artritis, dan kanker.

Pencernaan yang buruk, penyerapan yang buruk, dan tidak seimbangnya bakteri bisa ditelusuri akibatnya ke berbagai kondisi kronis. Setiap organ dalam tubuh menerima nutrisi dari traktus Gi. Jika traktus GI kehilangan fungsinya maka seluruh tubuh akan menderita.

Page 15: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 15

Sangat mungkin untuk kembali dalam kondisi sehat dengan cara meningkatkan pencernaan di traktus GI, mengonsumsi jumlah serat yang tepat, memotong konsumsi junk food dan gula buatan.

Sindrom Isi Perut Mudah Iritasi

Gangguan dengan gejala yang umumnya terjadi perut kembung, nyeri perut, kram, konstipasi, dan diare. IBS menyebabkan banyak nyeri dan ketidaknyamanan. Ia tidak menyebabkan kerusakan permanen terhadap usus dan tidak berujung pada penyakit serius seperti kanker. Kebanyakan orang yang terkena IBS bisa mengontrol gejalanya dengan manajemen stres, diet, dan resep obat. Untuk orang lain, IBS bisa sangat mengganggu, mereka tidak bisa berangkat bekerja, bepergian, mendatangi acara sosial atau meninggalkan rumah bahkan dalam jangka waktu pendek.

Sekitar 20% dari orang dewasa memiliki beberapa gejala IBS, membuat ia sebagai gangguan usus yang paling umum didiagnosa oleh dokter. Pasien pria lebih sering terkena daripada pasien wanita dan sekitar 50% orang yang terkena mulai dari usia 35 tahun.

Peneliti tidak menemukan penyebab pasti dari IBS. Suatu hal yang khas dari IBS adalah orangnya memiliki usus besar yang lebih sensitif terhadap makanan tertentu dan mudah stress. Sistem imun juga ikut terlibat. Juga terdapat laporan bahwa serotonin berhubungan dengan fungsi normal GI. 95% serotonin tubuh terdapat di traktus GI (sisanya 5% ada di otak). Orang dengan IBS memiliki akitivitas reseptor yang menurun. Menyebabkan tingkat serotonin di traktus GI menjadi abnormal. Karena pasien IBS mengalami masalah pergerakan isi perut, mobilitas, sensasi memiliki reseptor nyeri yang lebih sensitif di traktus GI. Banyak pasien IBS yang menderita dari depresi dan gelisah yang mana akan memperparah keadaan.

Tidak ada pengobatan IBS, tapi konsumsi obat-obatan adalah salah satu bagian penting dalam pemulihan gejala. Suplemen serat atau laksatif sangat baik untuk meringankan konstipasi. Anti diare seperti imodium dapat meringankan diare. Sebuah antispasmodik merupakan resep umum untuk kekakuan otot kolon. Antidepresan dan obat pereda nyeri juga biasa diresepkan.

Gastrointestinal Stromal Tumor

Gastrointestinal Stromal Tumors atau GIST adalah tipe kanker yang tidak biasa di dalam traktus GI (esofagus, lambung, usus halus, dan kolon) Tipe kanker ini dimulai dari jaringan ikat seperti lemak, saraf, otot, kartilago dan lain-lain.

GIST awalnya dari sel stroma. Sel stroma berjajar di sepanjang traktus GI dan merupakan bagian dari sistem yang membantu tubuh untuk tahu kapan harus menggerakan makanan melewati sistem pencernaan. Lebih dari setengah GIST terjadi dalam lambung. Sebagian besar kasus terjadi pada orang yang berusia anatar empat puluh sampai delapan puluh, tapi juga bisa terjadi pada semua usia.

All GIST's of any size or location have the ability to spread. Even if a GIST is removed, it can reappear in the same area, or may even spread outside of the GI tract. Semua GIST dari berbagai ukuran dan lokasi memiliki kemampuan untuk menyebar. Bahkan apabila GIST dihilangkan, ia bisa muncul kembali di area yang sama, atau bisa menyebar di luar traktus GI.

GIST tahap awal sangat susah untuk didiagnosa karena gejalanya susah dikenali. Pada tahap berikutnya seseorang dapat merasakan nyeri perut tidak jelas, muntah, perdarahan abdomen yang terlihat dalam batuk atau muntah, jumlah darah rendah yang menyebabkan anemia, dan mendapatkan sensasi kenyang terlalu cepat sehingga kehilangan nafsu makan.

GIST sekarang dikenal dengan kanker agresif yang dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Orang yang didiagnosa menderita GIST harus mendapatkan perawatan sesegera mungkin.

Alergi Makanan

Alergi makanan terjadi ketika sistem imun menganggap protein tertentu sebagai objek asing dan mencoba untuk melawannya.

Page 16: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 16

Hanya sekitar 8% dari anak-anak dan 2% dari orang dewasa yang sebenarnya memiliki alergi makanan. Seseorang bisa alergi terhadap semua macam makanan, tapi sebagian besar alergi umumnya pada makanan seperti kacang, susu sapi, telur, kedelai, ikan, dan kerang. Kebanyakan orang yang alergi biasanya hanya alergi kurang dari 4 macam makanan.

Tanda yang paling umum dari alergi adalah bersin, kulit gatal, bengkak, geli, atau gatal di dalam mulut, batuk, susah bernafas, diare, dan muntah. Dua penyakit kronis yang berhubungan dengan alergi makanan adalah aksesma dan asma.

Alergi makanan bisa menjadi fatal jika menyebabkan sebuah reaksi yang disebut dengan anaphylaxis. Reaksi ini mengakibatkan kesusahan untuk bernapas. Hal ini dapat diatasi dengan injeksi epinefrin.

GERD, Dada terbakar, Refluks Asam

GERD, atau Gastroesophageal Reflux Disease terjadi ketika sfingter esofageal bagian bawah tidak mampu menutup secara baik. Saat ini terjadi, isi dari lambung mengalir kembali ke esofagus dan lambung yang dikenal dengan refluks.

Saat lambung refluks, asam lambung menyentuh dinding esofagus dan menyebabkan perasaan terbakar di bagian kerongkongan atau dada. Inilah yang disebut dada terbakar. Ketika Anda mengecap cairan di bagian belakang kerongkongan, ini disebut indigesti asam. Hal ini normal ketika seseorang merasakan dada terbakar, tapi bila hal ini terjadi lebih dari dua kali seminggu, dapat dianggap sebagai GERD. GERD bisa terjadi pada semua orang di segala usia termasuk pada bayi.

Beberapa gejala GERD seperti nyeri dada, susah menelan, atau merasa bahwa makanan menyangkut di kerongkongan. Gejala utamanya adalah dada terasa terbakar dan rembesan asam yang terus menerus. GERD juga menyebabkan napas bau dan batuk kering.

Tidak ada yang tahu mengapa seseorang terjangkit GERD. Beberapa hal yang bisa memicu GERD diantaranya adalah konsumsi alkohol, hamil, obesitas dan merokok. Makanan tertentu juga bisa seperti buah sitrus, kafein, lemak, dan makanan kering, dan juga pemberian rasa mint.

Antasida atau obat lain yang mampu menghentikan produksi asam dan membantu otot-otot untuk mengosongkan lambung biasa digunakan untu perawtan GERD.

Konstipasi

Tidak semua orang pada jadwal yang sama mengalami pergerakan isi perut. Tergantung orangnya, jadwal normal mulai dari tiga kali sehari sampai tiga kali seminggu. Jika Anda mulai merasakan pergerakan isi perut kurang dari jadwal normal, mungkin Anda terkena konstipasi.

Konstipasi adalah ketika Anda memiliki masalah dalam pergerakan isi perut. Fesesnya terlalu keras menyebabkan terlalu sulit untuk keluar mengakibatkan seseorang harus mengejan lebih kuat. Anda mungkin merasakan ingin defekasi lagi padahal Anda baru saja melakukannya.

Saat Anda mencerna makanan, produk sampah berjalan melewati usus oleh kontraksi otot. Saat berada di usus besar, sebagian besar air dan garam dari produk sampah kembali diserap karena mereka dibutuhkan tubuh untuk fungsi sehari-hari. Anda bisa merasakan konstipasi juga bila air yang diserap terlalu banyak, atau jika produk sampah bergerak terlalu lambat.

Tidak mendapatkan cukup cairan, makan makanan rendah serat, usia, fisik tidak terlalu aktif, depresi, stres, dan kehamilan dapat menjadi penyebab konstipasi. Obat dan narkotika juga dapat menyebabkan konstipasi. Konstipasi kronis mungkin adalah gejala dari masalah hati seperti gangguang siklus urea.

Jalan terbaik bagi seseorang untuk mengatasi konstipasi adalah untuk memastikan bahwa Anda mendapat cairan yang cukup serta serat. Dengan melakukan ini, ukuran feses menjadi lebih besar dan lebih lembut sehingga jalannya lancar. Menjadi lebih aktif dan meningkatkan frekuensi latihan juga membantu Anda tetap teregulasi.

Page 17: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 17

Hemorrhoid

Hemorrhoid (juga dikenal dengan istilah haemorrhoids, ambeien, atau wasir) adalah pembengkakan dan peradangan pada vena rektum dan anus.

Dua tipe hemoroid yang paling umum adalah hemoroid eksternal dan hemoroid internal.

• External hemorrhoids are those that occur outside of the anal verge (the distal end of the anal canal). They are sometimes painful, and can be accompanied by swelling and irritation. Itching, although often thought to be a symptom from external hemorrhoids, is more commonly due to skin irritation.

• If the vein ruptures and a blood clot develops, the hemorrhoid becomes a thrombosed hemorrhoid.

• Internal hemorrhoids are those that occur inside the rectum. As this area lacks pain sensory receptor|receptors, internal hemorrhoids are usually not painful and most people are not aware that they have them. Internal hemorrhoids, however, may bleed when irritated.

• Untreated internal hemorrhoids can lead to two severe forms of hemorrhoids: prolapsed and strangulated hemorrhoids.

• Prolapsed hemorrhoids are internal hemorrhoids that are so distended that they are pushed outside of the anus.

• If the anal sphincter muscle goes into spasm and traps a prolapsed hemorrhoid outside of the anal opening, the supply of blood is cut off, and the hemorrhoid becomes a strangulated hemorrhoid.

Bleeding in the Gastrointestinal tractBleeding in the gastrointestinal tract doesn't always mean you have a disease, it's usually a symptom of a digestive problem. The cause of the bleeding may not be that serious, it could be something that can be cured or controlled such as hemorrhoids. However, locating the source of the bleeding is very important. The gastrointestinal tract contains many important organs like the esophagus, stomach, small intestine, large intestine or colon, rectum, and anus. Bleeding can come from one or more of these area from a small ulcer in the stomach, or a large surface like the inflammation of the colon. Sometimes a person doesn't even know they are bleeding. When this happens, it is called hidden, or occult bleeding. Simple tests can detect hidden blood in the stool.

What Causes Bleeding in the Digestive Tract

Esophageal bleeding may be caused by Mallory-Weiss syndrome which is a tear in the esophagus. Mallory-Weiss syndrome is usually caused by excessive vomiting or may be caused by childbirth, a hiatal hernia, or increased pressure in the abdomen caused by coughing. Various medications can cause stomach ulcers or inflammations. Medications containing aspirin or alcohol, and various other medications(mainly those used for arthritis) are some examples of these.

Benign tumors or cancer of the stomach may also cause bleeding. These disorders don't usually produce massive bleeding. The most common source of bleeding usually occurs from ulcers in the duodenum. Researchers believe that these ulcers are caused by excessive stomach acid and a bacteria called Helicobacter Pylori.

In the lower digestive tract, the most common source of bleeding is in the large intestine, and the rectum. Hemorrhoids are the most common cause of bleeding in the digestive tract. Hemorrhoids are enlarged veins in the anal area which produces bright red blood that you see in the toilet or on the toilet paper.

Direct view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopyDirect view of hemorrhoid seen on sigmoidoscopy

Page 18: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 18

How do you Recognize Bleeding in the Digestive Tract

The signs of bleeding in the digestive tract vary depending on the site and severity of the bleeding. If the blood is coming from the rectum, it would be bright red blood. If it was coming from higher up in the colon or from the small intestine, the blood would be darker. When the blood is coming from the stomach, esophagus, or the duodenum, the stool would be black and tarry.

If the bleeding is hidden, or occult, a person may not notice changes in the stool color. If extensive bleeding occurs, a person may feel dizzy, faint, weak, short of breath, have diarrhea or cramp abdominal pain. Shock can also occur along with rapid pulse, drop in blood pressure, and difficulty urinating. Fatigue, lethargy, and pallor from anemia will settle in if the bleeding is slow. Anemia is when the bloods iron-rich substance, hemoglobin, is diminished. Common Causes of Bleeding in the Digestive Tract

• Hemorrhoids• Gastritis (inflammation)• Inflammation (ulceratice colitis)• Colo rectal Polyps• Colo rectal Cancer• Duodenal Ulcer• Enlarged Veins• Esophagitis (inflammation of the esophagus)• Mallory-Weiss Syndrome• Ulcers

Iron and beets can also turn the blood red or black giving a false indication of blood in the stool.

How Bleeding in the Digestive Tract is Diagnosed

To diagnose bleeding in the digestive tract the bleeding must be located and a complete history and physical are very important. Here are some of the procedures that diagnose the cause of bleeding.

Endoscopy

An endoscopy is a common diagnostic technique that allows direct viewing of the bleeding site. Since the endoscope can detect lesions and confirm the absence or presence of bleeding, doctors often use this method to diagnose acute bleeding, the endoscope can also be used to treat the cause of bleeding as well.

The endoscope is a flexible instrument that can be inserted through the mouth or rectum. The instrument allows the doctors to see inside the esophagus, stomach, duodenum(esophagoduodenoscopy), sigmoid colon(sigmoidoscopy), and rectum(rectoscopy, to collect small samples of tissues, take pictures, and stop the bleeding. There is a new procedure out using a long endoscope that can be inserted during surgery to locate a source of bleeding in the small intestine.

Capsule Endoscopy

Capsule endoscopy helps doctors to see and examine the lining of the middle part of the gastrointestinal tract, which includes the three parts of the small intestine (duodenum, jejunum, ileum). The capsule is a small pill sized video camera called an endoscope. It has its own lens and light that transfers the images to a monitor so the doctor can view them outside of the body. This process is also referred to as small bowel endoscopy, capsule endoscopy, or wireless endoscopy.

The most common reason for doing a capsule endoscopy is to look for the causes of bleeding that is coming from the small intestine. It is also able to help detect ulcers, tumors, and Crohn's disease.

Angiography

Page 19: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 19

Angiography is a technique that uses dye to highlight blood vessels. This procedure is used when the patient is bleeding badly enough that it allows the dye to leak out of the blood vessels and identifies the bleeding site. In some situations, Angiography allows the patient to have medication injections that may stop the bleeding.

Radionuclide Scanning

Radionuclide scanning is a non-invasive screening technique used for locating sites of acute bleeding, especially in the lower GI tract. This procedure injects small amounts of radioactive material that either attach to the persons red blood cells or are suspended in the blood. Special pictures are taken that allows doctors to see the blood escaping. Barium x-rays, angiography, and radionuclide scans can be used to locate sites of chronic occult bleeding.

How to Recognize Blood in the Stool and Vomit

• Bright red blood coating the stool• Dark blood mixed with the stool• Black or tarry stool• Bright red blood in the vomit• Grainy appearance in vomit

Symptoms of Acute Bleeding

• Weakness• Shortness of breath• Dizziness• Cramp abdominal pain• Feeling light headed• Diarrhea

Symptoms of Chronic Bleeding

• Fatigue• Shortness of breath• Lethargy• Pallor

ColonoscopyA colonoscopy is a test to look at the inside of your colon. Everyone should have a colonoscopy by the time they are 50 to check for diseases of the colon. Colonoscopy is best known for its use in early detection of colorectal cancer, the second leading cause of cancer deaths in the United States. Colon cancer develops from growths like polyps within the intestinal wall. These growths often take 5-10 years to develop usually without symptoms. You are at a higher risk to have this disease if you have a close relative who has had it. If you are going to develop a polyp, you will probably do so after age 50. So the American College of Gastroenterology (the digestive specialists) recommends screening examinations every 5 years for early detection and removal of these cancer-causing growths after that age. Don't make excuses! It's not so bad and it may save your life!

Case StudyBob had a history of chronic pain in his intestinal area. He wasn't so sure what it was. The doctor suspected what it was and gave Bob antibiotics. It helped. It so happened that whenever Bob ate popcorn or nuts he would get this pain. Sometimes it would just go away... other times he had to go on antibiotics. The doctor ordered some tests. Bob would have to stay away from nuts, popcorn, tomatoes, strawberries, and anything else with seeds or hard parts. Seems something in his bowels couldn't tolerate those foods. Bob ate a pretty healthy diet so he couldn't understand what was happening. A few years later, Bob had another series of painful episodes. The pain was so

Page 20: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 20

great Bob could hardly stand let alone go to work. This time the doctor did more tests and found out that his lower intestine was almost blocked. Surgery was ordered. What did Bob have?

GlossaryAmebiasis

An inflammation if the intestines caused by infestation with Entameba histolytica (a type of ameba) and characterized by frequent loose stools flecked with blood and mucus Amylase

An enzyme produces in the pancreas and salivary glands that help in the digestions of starches.

Bile

A bitter, alkaline, brownish-yellow or greenish-yellow fluid that is secreted by the liver, stored in the gallbladder, and discharged into the duodenum and aids in the emulsification, digestion, and absorption of fats. Also called gall.

Biotin

Biotin is used in cell growth, the production of fatty acids, metabolism of fats, and amino acids. It plays a role in the Krebs Cycle. Biotin is also helpful in maintaining a steady blood sugar level. It is often recommended for strengthening hair and nails.

B12

A vitamin important for the normal formation of red blood cells and the health of the nerve tissues. Undetected and untreated B12 deficiency can lead to anemia and permanent nerve and brain damage

Candida Albicans

Found in animals and in man. Has been isolated from the skin and mucosa of man, but has also been recovered from leaves, flowers, water, and soil. Reported to be allergenic. A common cause of superficial infection, oral and vaginal infection, sepsis, and disseminated disease. Cells from the organism are usually not airborne and are considered to be normal component of the flora of the mouth and other mucous membranes on the body.

Chemical digestion

Is a chemical breakdown of food when being in the mouth (oral cavity). Is the digestive secretions of saliva that moistens food and introduces gastric juices and enzymes that are produced in the stimulation to certain macronutrients, such as, carbohydrates. In this, the mouth saliva carries an enzyme called amylase for breaking down carbohydrates.

Cholecystokinin (CCK)

Cholecystokinin (also called pancreozymin), this is a hormone in the small intestinal cells (intestinal mucosa) that is produced in response to food. This hormone regulates the release of secretions of many organs that aid digestion, such as, bicarbonate from the pancreas to reduce the acidity of digestive juices like the chyme that enters the small intestine form the stomach that contains hydrochloric acid (HCL). Chylomicrons

The lipoproteins first formed after absorption of lipids form food.

Chyme

The thick semi fluid mass of partly digested food that is passed from the stomach to the duodenum.

Crohn's Disease

Described as skip lessions in the large and small bowel it is a malabsorption disorder that can affect the gastrointestinal tract for the mouth to the anus.

Deamination

Page 21: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 21

When an amino acid group breaks off an amino acid that makes a molecule of ammonia and keto acid.

Emulsifier

A mixture of two immiscible (unblendable) substances.

Gastrin

The stomach mucosa secretes a hormone gastrin that increases the release of gastric juices.

GI tract

Gastrointestinal Tract, The tube that extends from the mouth to the anus in which the movement of muscles and release of hormones and enzymes digest food.

Hydrochloric

The chemical substance hydrochloric acid is the water-based solution of hydrogen chloride (HCI) gas. It is a strong acid, the major component of stomach acid and of wide industrial use.

Lactobacillus Acidophilus

Important resident inhabitant of the human small and large intestines, mouth, and vagina. Secretes natural antibiotic substances which strengthen the body against various disease-causing microbes

Leaky gut syndrome

Abnormal level of intestinal permeability

Lingual lipase

An enzyme produced only in infancy to aid digestion of long-chain fatty acids.

Lipase

An enzyme produced by microorganisms that split the fat molecules into fatty acids which create flavor

Mechanical digestion

The crushing of the teeth and rhythms made by the movement of the tongue, the teeth aid in tearing and pulverizing food, while the tongue helps with peristalsis (movement), of food down the esophagus.

Micelles

A product of lipids and bile assist in lipid absorption.

Microvilli

On the villi in the small intestine is mivrovilli, these projections called brush border microvilli secrete specific enzymes for disaccharide hydrolysis, these further aid the absorption of the carbohydrate by yielding a monosaccharide that then can go through portal circulation to liver circulation to be further processed into immediate use for energy or glycogen storage.

Peristalsis

The wavelike muscular contractions of the intestine or other tubular structure that propel the contents onward by alternate contraction and relaxation.

Pharynx

Proliferation

The process of reproduction or division of cells

Proteases

Protein enzyme

Rennin

Page 22: The Gastrointestinal System

Human Physiology/The gastrointestinal system 22

Only produced during infancy and is a gastric protease and functions with calcium to clot with milk proteins casein, to slow the movement of milk so that digestion is prolonged.

Serotonin chemical messenger in the brain that affects emotions, behavior, and thought

Synthesize

To create something, such as chemicals in the body, from simpler, raw materials

Ulcerative Colitis

Villi

A minute projection arising from a mucous membrane, especially one of the vascular projections of the small intestine.

Vitamin K

A substance that promotes the clotting of blood

Case Study Answer Bob has diverticulitis. The doctor was afraid that if he had another bad infection that scar tissue would eventually block his colon completely and burst, which would necessitate a colostomy. Bob ended up having to have surgery to remove the damaged part of his colon. The doctor removed almost 18 inches of Bob's large intestine. Bob is doing fine now and most importantly, he can now eat his favorite food - nuts! Note: Sometimes a diet rich in fiber can help you avoid this dreaded problem. Sometimes, like in Bob's case, the predisposition to have this problem runs in the family. All of his siblings and his father suffered from this same ailment. Stress is another factor that can exacerbate this disease. So.. don't worry, be happy and eat fiber!

External links• Appendicitis Update Review [1], An updated Issue on Appendicitis

References1: Chen Ts, Chen PS. Intestinal autointoxication: A gastrointestinal leitmotive: Journal Clinical Gastroenterology

2: Ernst E. Colonic irrigation and the theory of autointoxication: A triumph of ignorance over science. Journal of Gastroenterology

3: Alvarez WC. Origin of the so-called auto-intoxication symptoms.

4: Donaldson AN. Relation of constipation to intestinal intoxication.

5: Kenney JJ. Fit for Life: Some notes on the book and its roots. Nutrition Forum

6: Use of enemas is limited. FDA consumer

7: Amebiasis associated with colonic irrigation - Colorado. Morbidity and Mortality Weekly Report

8: Istre GR and others. An outbreak of amebiasis spread by colonic irrigation at a chiropractic clinic

9: Benjamin R and others. The case against colonic irrigation

10: Eisele JW, Reay DT. Deaths related to coffee enemas

11: Jarvis WT. Colonic Irrigation. National Council Against Health Fraud.

12: National Digestive Disease Information Clearinghouse (NDDIC)

References[1] http:/ / www. appendicitisreview. com/

Page 23: The Gastrointestinal System

23

Article Sources and Contributors

Article Sources and ContributorsHuman Physiology/The gastrointestinal system Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?oldid=1753452 Contributors: AmWengert, Andybee, Angie atkin, Angieatkin, Brentwaldrop,BriannaLenford, Carlosmoreno, Cde grey, CommonsDelinker, Danseyffert, Danyellmarie, Darklama, Daynaclegg, ElizabethDurham, Erasmussen, Eugene1221, Jaredjohnson, Jguk, Jomegat,Kpjas, Melissasmith, Meric-lmt, Never2late, Panic2k4, Provophys, QuiteUnusual, Shakah, Shellybird2, Stephanie greenwood, Sterlingsilver, TATENSMOM, Toriloveless, Whiteknight, Xania,49 anonymous edits

Image Sources, Licenses and ContributorsImage:Gray1024.png Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Gray1024.png License: unknown Contributors: Arcadian, DO11.10, Magnus Manske, RosarioVanTulpe

Image:Digestive_system_diagram_en.svg Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Digestive_system_diagram_en.svg License: Public Domain Contributors: User:LadyofHats

Image:gray1032.png Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Gray1032.png License: unknown Contributors: Arcadian, Magnus Manske

Image:Gray1050-stomach.png Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Gray1050-stomach.png License: unknown Contributors: Bemoeial2, Haabet

Image:gray532.png Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Gray532.png License: unknown Contributors: Sjoehest

Image:stomach colon rectum diagram.gif Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Stomach_colon_rectum_diagram.gif License: Public Domain Contributors: Bemoeial1, Denniss, Green Snake, Indolences, Lennert B, Madden, Medium69, NickGorton, Oxam Hartog, 1 anonymous edits

Image:Illu intestine.jpg Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Illu_intestine.jpg License: Public Domain Contributors: Arcadian, Ashcraft, Bestiasonica, Beyond silence,M.Komorniczak

Image:Gray1078.png Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Gray1078.png License: unknown Contributors: Arcadian, Magnus Manske

Image:Acute Appendicitis.jpg Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Acute_Appendicitis.jpg License: Creative Commons Attribution-Sharealike 2.0 Contributors: EdUthman, MD

Image:Benign gastric ulcer 1.jpg Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Benign_gastric_ulcer_1.jpg License: Public Domain Contributors: Ed Uthman, MD

Image:Hemorrhoids2.jpg Source: http://en.wikibooks.org/w/index.php?title=File:Hemorrhoids2.jpg License: Creative Commons Attribution-Sharealike 2.0 Germany Contributors:Albertinen-Krankenhaus 2.Medizin, 2006 (www.Endoskopiebilder.de)

LicenseCreative Commons Attribution-Share Alike 3.0 Unported http:/ / creativecommons. org/ licenses/ by-sa/ 3. 0/