th penerapan strategi transit oriented development (tod)
TRANSCRIPT
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019
691
PENERAPANSTRATEGITRANSITORIENTEDDEVELOPMENT(TOD)PADAPERANCANGANMICEDIKOTATASIKMALAYAJAWABARAT
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih
ProdiArsitekturFakultasSainsdanTeknologiUniversitasTeknologiYogyakartarochmanishaq@gmail.com
Abstrak
MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) merupakan wahana atau wadah yangdiharapkanmampumengakomodirkegiatanindustriwisatabaiksecaralokal,nasional,maupuninternasionalsertadapatmeningkatkankualitaspengembangandanpenataankawasankota.PerancanganMICEdiKotaTasikmalaya mengusung pendekatan Sistem Transit Oriented Development (TOD) yang memaksimalkanpenggunaan angkutanmassal sertamengintegrasikannya dengan simpul-simpul transportasi dan blok kotasekitar sebagai suatu solusi atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (dalam faktor jarak dan waktu tempuh).Penggunaan angkutan massal khususnya diperuntukkan bagi para wisatawan dalam pengalamannyaberwisata di Kota Tasikmalaya sebagai destinasi unggulan yang sesuai dalam rancangan Rencana Strategi(RENSTRA) Kota Tasikmalaya Bidang Pariwisata tahun 2013-2018 dan PERMEN RI Nomor 5 Tahun 2017tentang Pedoman Destinasi Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi, dan Pameran.Perancangan MICE berbasis TOD di Kota Tasikmalaya menggunakan metode elaborasi yang menekankanpendekatansecaraumumkekhususyangditunjangdenganstudipresedenuntukdapatmenarikkesimpulansetelah tahap eksplorasi. Dalam perancangannya,MICE berbasis TOD di Kota Tasikmalaya dibekali denganstrategidesainsirkulasiyangmengalirdanterintegrasilangsungdenganfungsiExhibition,InformationCenter,Meeting, dan Convention untuk menciptakan pengalaman ruang yang berbeda sebagai alur integrasi dankonektivitasdalampergerakantanpabatasdariberbagaiblok-blokkotasekitarnyayangterfragmentasi.
Katakunci:MICE,TransitOrientedDevelopment,KotaTasikmalaya
1.PENDAHULUAN
Berdasar data Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat dan KotaTasikmalayaBidangPariwisatatahun2013-2018danAssociationofTheIndonesianToursAndTravelAgencies (ASITA) tahun 2016, seiring dengan kemajuan penyelenggaraan kegiatan industri wisataMICE, Indonesia masih menghadapi beberapa kendala salah satunya adalah masih terbatasnyainfrastruktur atau kemudahan dan fasilitas pendukung kegiatan MICE seperti convention centerdenganskalainternasional.
KotaTasikmalayadengantittlesebagaipusatparahyanganataupriangantimurdiJawaBaratmemilikiberbagaimacamkegiatandidalamnyaseperti;perekonomian,olahraga,senidanbudaya,sosial, rekreasi, dan edukasi yang mampu menawarkan potensi tinggi, sehinggi akan sangat disayangkan apabila tidak dikembangkannya kegiatan dan aktivitas industri wisata dalam bentukmeetings, incentive travels, conventions/conferences, and exhibition, yang berbasis leisure danbusiness sesuai dengan arah kebijakan dan strategi pengembangan destinasi industri wisata yangunggulberdasarrancanganRencanaStrategis(RENSTRA)KotaTasikmalayaBidangPariwisatatahun2013-2018.
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________
692
Aksesibilitas atau akses dalam pengembangan pariwisata merupakan hal yang harusdiperhatikanuntukmenunjangkebutuhanMICEsebagaiattraction.Sebagaimanadiketahuiaktivitaskepariwisataansangattergantungdalamseberapacepattransportasidankomunikasidapatdiakses,faktor seperti jarakdanwaktuadalahhalutamayangmempengaruhi seseorangdalammelakukanperjalananwisata.
Pembangunan infrastrukturmenjadi poin utama dalam isu strategis Kota Tasikmalaya yaitudengan membuat kebijakan agar dapat mengintegrasikan, memadukan, dan mensinergikan baikantardaerah,antarruang,antarwaktu,danantarfungsipemerintah,maupunantarapusatdengandaerah.TerlebihKotaTasikmalayayangstrategisdikelilingiolehberbagai fungsisarana,prasarana,dan infrastruktur kota seperti; pusat pertokoan dan perbelanjaan, pendidikan, serta simpultransportasiseperti;StasiunKotaTasikmalaya,TerminalKotaTasikmalaya,danBandaraWiriadinataKota Tasikmalaya yang sedang dalam tahap pengembangan mampu menciptakan daya tariksekaligusmendukungfungsikegiatandanpencitraanMICE.
Dalam peancangannya, desain MICE di Kota Tasikmalaya akan terintegrasi dengan sistemTransit Oriented Development (TOD) yang memaksimalkan penggunaan angkutan massal sertamengintegrasikannya dengan simpul-simpul transportasi, pusat kota, pertokoan atau pusatperbelanjaan, pusat pendidikanmaupunpusat pemerintahan sebagai solusi aksesibilitas bagi parawisatawan dalam pengalamannya berwisata di Kota Tasikmalaya untuk mendukung kegiatannyasebagai destinasi pariwisata unggulan yang sesuai dalam rancangan Rencana Strategis (RENSTRA)KotaTasikmalayaBidangPariwisatatahun2013-2018danTODStandar3.0.
Secarakomprehensif,konsepTransitOrientedDevelopment (TOD)didefinisikansebagaipolapembangunan yang memaksimalkan manfaat dari sistem angkutan umum, juga secara tegasmengembalikan fokus pembangunan kepada penggunanya yaitu manusia. Transit OrientedDevelopment (TOD)menyiratkanprosesperencanaandanperancanganberkualitas tinggidaripolatata ruang dan wilayah untuk mendukung, memfasilitasi, dan memprioritaskan tidak hanyapenggunaanangkutanumum,tapijugamodatransportasiyangpalingmendasaryaituberjalankakidanbersepeda(InstituteorTransportationandDevelopmentPolicyStandar3.0,diakses2018).
FungsidantujuandariTransitOrientedDevelopment(TOD)secarakeseluruhanadalahuntukmeningkatkanaksesibilitasdanmenghidupkanberagamfungsitatagunalahandalamsuatukawasanyangterpadudenganmendorongpenggunaantransitdanmengurangipenggunaanpribadidenganmenempatkan fungsi komersial sebagai daya tarik (Institute or Transportation and DevelopmentPolicyStandarStandar3.0,diakses2018).
MenurutWidayanti, Susanto (2019)mengungkapkanbahwa TODdapat dibangundi sebuahkawasanyangdianggapmengalamipenurunanbaikfungsidankualitasfisiknyadanharusmengalamiproses redevelopment (pengembangan kembali), pada kawasan infill sites (lahan yang sudahberkembang), maupun pada new growth areas (area pengembangan baru). Konsep atau strategiTOD biasanya memberikan atau menciptakan fungsi-fungsi baru dan perbaikan jaringan sistemtransit yang berada dalam kawasan ataupun menciptakan jaringan sistem transit baru. Namundalampelaksanaannya, Jati,Nurhadi,danRini (2017)mengungkapkanbahwaperencanaankonsepataustrategiTODtidakdapatdicapaidenganhanyamelihatperantitiktransitsebagaitempatnaikdanturunpenumpangatautidakhanyadenganmenyediakantransportasiumummassalyangcepatdan menarik bagi masyarakat. Pengembangan kawasan berkonsep TOD memerlukan kajian yangmendalammengenaititiktransitbesertakawasansekitartitiktransityangmenunjangaktivitasnya.HaltersebutsejalandenganpemikiranOregomReviserStatues(dalamTCRP2002)yangmengatakanbahwasalahsatukuncidalammenerapkankonsepataustrategiTODadalahpemanfaatantatagunalahanpadakawasancampuran(mixed-use).
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019
693
Adapun hasil penelitian dan pembahasan dalam perancangan MICE di Kota Tasikmalayaadalah mengacu pada strategi atau prinsip-prinsip dalam Transit Oriented Development (TOD)Standar 3.0. Seperti yang diungkapkanWirasmoyo, Ratriningsih, dan Rahman (2019), prinsip dankuncipenerapansasarankinerjastandarTODadalahsebagaiberikut:1. Walk atau berjalan kaki, membangun lingkungan yang mendukung kegiatan berjalan kaki
menjadimudah danmenarik dengan tiga kunci sasaran yaitu; infrastruktur pejalan kaki aman,lengkap,dandapatdiaksesolehsemuakalangantermasukorangdengandisabilitas,infrastrukturpejalankakiyangaktifdanhidupdenganmemberikanruangpublikyangaktif,daninfrastrukturpejalankakiyangmemilikifasilitassepertipenerangan,pepohonanpelindungdanpeneduh,arahjalan,danlainsebagainya.
2. Cycleataubersepeda,memberikan prioritas kepada jaringan transportasi tidak bermotor yangterjangkaumenujutujuanjarakpendek.Bersepedamenjadilebihamandanmenarikdenganduakunci sasaran yaitu; jaringan infrastruktur bersepeda tersedia lengkap, aman, terlindungi danterpisah dari lajur kendaraan bermotor, dan memiliki fasilitas penyimpanan serta teknologipenguncikemanan.
3. Connectataumenghubungkan,menciptakanjaringanjalandanjalurpejalankakiyangpadatdanterhubung satu sama lain dengan blok-blok perkotaan, dengan dua kunci sasaran yaitu; ruteberjalan kaki dan bersepeda pendek, langsung, dan bervariasi, dan rute berjalan kaki danbersepedalebihpendekdaripadarutekendaraanbermotoruntukmemprioritaskankonektivitas.
4. Transitatau angkutan umum,menempatkan pembangunan di dekat jaringan umumangkutanmassalyangberkualitastinggiyangmerupakanaksesmenujulayananangkutanumumcepatdanberkala dengan simpul transportasi publik berkualitas tinggi untuk menghubungkan danmengintegrasikanpejalankakidengankotayangmelebihijarakpejalankakidanbersepedaolehsemuaorang.
5. Mix atau pembauran, merencanakan pembangunan dengan tata guna lahan, pendapatan dandemografi lahan bercampur untuk menghasilkan perjalanan jarak dekat yang dapat ditempuhdengan hanya berjalan kaki, bersepeda, dan memaksimalkan angkutan umum. Terdapat duakunci sasaran yaitu; kesempatan dan jasa berada pada jarak berjalan kaki yang pendek daritempat dimanaorang tinggal dan bekerja, dan ruang publik yang aktif untukwaktu yang lamamenuju pelayanan lokal, serta demografi dan tingkat pendapatan yang beragam di kalanganpenduduksetempat.
6. Densify atau memadatkan, mengoptimalkan kepadatan ruang dan menyesuaikan kapasitasangkutan umum yang berkualitas tinggi, pelayanan lokal, dan aktivitas ruang publik sepertipenerangan,sirkulasiudarasegar,sertaaksesmenujutaman,tempatrekreasi,preservasialam,danperlindunganterhadaplingkunganbersejarahdanbudaya.
7. Compact atau merapatkan, membangun wilayah-wilayah dengan jarak kebutuhan pelayananyangpendekdari satuaktivitas keaktivitas lainnyayang terintegrasidengan sistem tranportasipublik dengan dua kunci sasaran yaitu; pembangunan terjadi di dalam atau di sebelah areaperkotaanyangsudahadapembangunansebelumnya,dantersedianyaberbagaipilihanangkutanumumtermasuksistembikesharepublic.
8. Shiftatau beralih,meningkatkanmobilitasmelalui penataan parkir dan kebijakan penggunaanlahanuntukmengurangi ketergantunganpenggunaan kendaraanpribadi denganmeningkatkanmobilitasangkutanumumdanregulasimengenaiparkirdanpenggunaanjalan.
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________
694
2.METODEPENELITIAN
PenelitiandalamperancanganMICEdiKotaTasikmalayainimenggunakanmetodeelobarasiyaitu mencari dan mengambil informasi secara umum yang kemudian di eksplorasi menjadiinformasisecarakhususdimulaidariprosespengolahandataawalsampaiakhirsecarabertahapdanterperinciuntukmenghasilkanidedandesainyangtepatsasaran.
Lokasi penelitian dan perancangan berada di Kawasan Terpadu Dadahayang merupakanbagiandaripusatKotaTasikmalayayangmemilikizonaataublok-blokkotaterfragmentasi.
Gambar1
LokasiTapakdanUrbanNeightborhoodContext
TahapanPenelitian1. TahapPertama:Persiapan
Merupakantahapanmengidentifikasimasalah,batasanstudi,danstudi literaturyangdilakukandengan meninjau isu atau latar belakang permasalahan dan potensi yang di wacanakan olehpemerintahmaupunpihak swasta terkait, sertadenganmembacapenelitian terdahulu, artikel,danbukuyangberkaitandenganpenelitianini.
2. TahapKedua:PelaksanaanMerupakan tahapan pencarian dan pengumpulan data-data primer dan sekunder. Data primerdidapatmelaluisurveylapangandanwawancara.Datasekunderdidapatdaristudiliteratur,danstudibanding.
3. TahapKetiga:PengolahanDataMerupakan tahapanpengolaandata yang sudahdikumpulkanuntukmenanggapi isu atau latarbelakang permasalahan dan potensi perkembangan kota terhadap aksesibilitas, intergrasi dankonektivitasblokperkotaandalammemaksimalkanstrategiTransitOrientedDevelopment(TOD)terhadapfungsibangunandankawasansekitar.
4. TahapKeempat:AnalisisDatadanKonsepMerupakan tahapan sintesis dari alternatif dan pemecahan masalah yang telah dikaji danditerjemahkan sebelumnya melalui metode elaborasi ke dalam skematik ide desain denganmempertimbangkankelayakanfungsibangunandankebutuhanruang,hinggamendapatkanhasil
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019
695
yangkemudiandapatditarikkesimpulandansaranterhadappenerapanstrategiTransitOrientedDevelopment(TOD).
3.HASILDANPEMBAHASAN
SebagaisalahsatukotatujuandanpariwisatadiJawaBarat,statusKotaTasikmalayasebagaikawasan pusat di Parahyangan atau Priangan Timur tidak hanya ditandai dengan tingkatpertumbuhan aktivitas ekonomi yang tinggi. Keberadaan infrastruktur transportasi penunjangseperti Landasan Udara Wiriadinata yang akan dikomersilkan serta rencana pembangunan TolCileunyi-Garut-Tasikmalayamenjadiunsurlainyangmengkokohkanstatussebagaikawasanpusat.
Gambar2
ZonasiFungsiKawasanSekitarKotaTasikmalaya
Ada pun Kota Tasikmalayamemiliki berbagai kegiatan ekonomi, olahraga, seni dan budaya,sosial, dan rekreasi didalamnya dengan menawarkan potensi tinggi bagi perkembangan disekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya bangunan-bangunan komersial seperti hotel,pertokoan, area kuliner dan bangunan komersil lainnya serta perkembangan sistem transportasidisekitaran pusat Kota Tasikmalaya. Adanya sarana dan prasarana tersebut mampu mendukungaktivitasuntukmempermudahkegiatandanpelaksanaankegiatanindustriwisatayangmendukungkonektivitasdanintegrasiruangdalampenerapanstrategiTransitOrientedDevelopment(TOD).Analisis Potensi Penerapan StrategiTransitOrientedDevelopment (TOD) Terhadap PerancanganMICEdiKotaTasikmalaya
BerlokasidikawasanterpaduDadaha,KotaTasikmalaya,yangdikelilingiolehberbagaifungsidan kegiatan seperti perekonomian, olahraga, seni danbudaya, sosial, serta rekreasi danedukasi,yangberartisecarakeseluruhandikelilingiolehakivitasruangpublik.Didalamzonasitapakkawasan,peletakkan fungsiMICE di dasarkanmengikuti alur dari ruang publik atau ruang terbukamenujuruangprivatsesuaidenganfungsinya.ZonadanpeletakkanmassaConvention/ConferenceHallandMeeting,danExhibitionHall jugamerespondarihasilanalisisaksesibilitasdansirkulasi,danzonasimesso dan mikro Kota Tasikmalaya serta pemenuhan strategimix atau pembauran, densify atau
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________
696
memadatkan, dan compact ataumerapatkan pada TOD Standar 3.0, hal ini bertujuan agar dapatmembuatsistemaliranpegerakanyangsesuaikonteksdenganmobilitasurbankawasansekitar.
Gambar3
SkenarioPergerakanInternalDiDalamTapakKawasan
Penerapan StrategiTransit Oriented Development (TOD) Terhadap Perancangan MICE di KotaTasikmalaya1. Walk:LajurPedestrian,Jembatan,danFasilitasPejalanKakiYangAktif
Dalam perancangannya, bangunan, lansekap, dan kawasan ditujukan untuk saling terintegrasi,opsi ini dicapai dengan strategi berupa lajur pedestrian serta penyebrangan atas yangmenghubungkan zona-zona terfragmentasi di dalam dan menuju keluar kawasan maupunmenujupertukaranmodatransportasilaindisekitarnya,denganfiturbench,potablewater,sign-signate, serta fasad bangunan yang aktif dan ruang publik yang aktif untuk dapat menarikperhatiandanmembuatpergerakanorang-orangyangmengalirsecaraalami.Selainitu,menurutRatriingsih(2017)konsepruangpublikyangaktifharusmemilikifitursafetyatauamandarisegalamacam hal yang mengganggu selama dalam kegiatan pada ruang jalan, comfort atau halkelaluasaan gerak, darimaterial jalan yangdipijak, kejelasan rambu ataupenanda jalanhinggaperindangyangsangatdibutuhkanbagipengguna.
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019
697
Gambar4
ImplementasiKonsepWalk
2. Mix dan Densify: Mengkolaborasikan dan Memadatkan Pergerakan Yang Konteks DenganSekitarnyaStrategi berupa skenario untuk dapat mengalirkan pergerakan secara terkontinyu dari blokperkotaanmenuju zona publik dan zona privat di dalam tapak kawasan dan bangunan sesuaifungsinya,diharapkandapatmembukaruangkolaborasiuntukaksesdankonektivitasyangudahdalammengakomodirpergerakanyanglebihbaikdimasakinidandimasayangakandatang.
Gambar5ImplementasiKonsepMixdanDensify
3. Connect:MenghubungkanKawasanSekitarDenganFungsiMICEdanSebaliknyaFungsi kawasan sekitar merupakan blok perkotaan seperti area komersial, pendidikan,permukiman, simpul transportasi, dll yang terfragmentasi. Strategi yang di rencanakan adalahmengintegrasikandanmeng-konektivitaskanantar fungsibangunansesuaidenganzonasi tapakkawasan dari zona publik menuju zona privat, bangunan dengan ruang publik, dan bangunan
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________
698
denganblokperkotaansertasimpultransportasidisekitarnyamelaluiprinsipwalk,cycle,transit,danshift.
4. Transit:MengintegrasikanDenganOpsiTrekTransportasiMassalStrategiberupaopsitrekdarifungsiMICEmenujublokperkotaansekitaratausebaliknyadenganpergantianmoda transportasi yangmencakup shelter (bus, online transportation) dengan fiturarea tunggu dan informasi yang kemudian dialirkan kembali menuju tapak kawasan maupunmenujublok-blokperkotaandisekitarnya.
Gambar6
ImplementasiKonsepConnectdanTransit5. Cycle:LajurPesepedaDenganFiturParkir,Keamanan,danPencucian
Untuk meningkatkan mobilitas pengguna, dalam perancangannya, tapak kawasan dirancanguntukmemiliki lansekap dan ruang publik aktif yang ter-integrasi dengan lajur sepeda denganfiturpencucian,keamanan,danpenyimpanansepedaEco-CyclePark.
6. CompactdanShift:Merapatkan FungsiMICEDenganBlok Perkotaan Sekitar atau SebaliknyaDenganBeralihMenggunakanSistemTransportasiMassalBerupaya untuk mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi, kemacetan, dan polusi,dalamperancangannyadisediakan lajur flyover baru yang terkoneksi dengan fungsiMICE sertaruang parkir yang dapat menampung kendaraan pribadi untuk kemudian di alihkan menujufasilitas pergantian moda transportasi massal seperti shelter, pedestrian way dan pedestrianbridge, serta eco-cycle park dengan fitur ruang publik yang aktif dalam tapak kawasan untukdapatmerapatkanfungsiMICEdenganblokberkotaan.
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019
699
Gambar7
ImplementasiKonsepCycledanKonsepCompactdanShift
4.KESIMPULANDANSARAN
Berdasarkan hasil penelitian dalam perancangan MICE di Kota Tasikmalaya yang telahdilakukan menunjukkan bahwa penerapan strategi Transit Oriented Development (TOD) mampumengintegrasikan dan mengkonektivitaskan simpul-simpul transportasi dan blok-blok perkotaanyang terfragmentasi. Selain itu sekaligus menjadi sebuah wadah dan konektor pergerakan tanpabatasdalamserangkaianruangcampuranberbedayangmengalirdalamsatudestinasidaninteraksiterhadapkota,bangunan,alam,dankomunitas.
Gambar8
AerialView,HasilPerancanganYangMenenujukanIntegrasidanKonektivitasPadaFungsiMICETerhadapSimpul-simpulTransportasidanBlok-blokPerkotaanSekitar
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________
700
AdapunkesimpulanpenerapanstrategiTransitOrientedDevelopment (TOD)yangdiperolehdalampenelitianinisebagaiberikut:
TABEL1PENERAPANSTRATEGITRANSITORIENTEDDEVELOPMENT(TOD)TERHADAPPERANCANGANMICEDIKOTA
TASIKMALAYAJAWABARAT
Strategi/PrinsipTOD PenerapanStrategi Target
WalkatauBerjalanKaki
Mendesain lajur pedestrian yang ramah denganfasilitas ruang publik yang aktif dengan fitur-fiturdidalam nya seperti bench, potable water, sign-signate, dll agar dapat mengalirkan yang mengalirsecaraalamidanterintegrasidenganfungsiMICEdanblokkotasekitarnya.
Gambar9
LajurPedestrian,HasilPerancanganPadaPrinsipWalk
Membuatkualitaslingkungandanmembangun
koneksiantarblokperkotaanyang
terfragmentasidenganfungsiMICEdansebaliknya.
Mix,Densify,danCompactatauPembauran,
Memadatkan,danMerapatkan
Mengintegasikan dan mengkonektivitaskan antarfungsi bangunan, bangunan dengan ruang publik,bangunandenganareakomersialataublokperkotaansekitarnya,danbangunandengansimpultransportasi.
Gambar10
HumanPerspectiveViewYangMenunjukanSirkulasiPergerakanPadaGroundFloordanFlyoverUntukMembaurkan,Memadatkan,Merapatkan,danMenghubungkanBangunandenganBlokKota
Sekitar,HasilPerancanganPadaPrinsipMix,Densify,Compact,danConnect
Menghubungkanzona-zonamultifungsisepertiblok-blokperkotaandenganfungsi
MICE.
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019
701
Connect,Transit,danShiftatau
Menghubungkan,AngkutanUmum,
danBeralih
Mendesain fasilitas seperti shelter/bushubdandrop-off secara indoordanoutdoorpadaground floordansirkulasi fly over yang terkoneksi langsung denganfungsiMICEdanblokperkotaansekitar.
Gambar11
OutdoorShelter,HasilPerancanganPadaPrinsipTransitdanShift
Membuatdanmenghu-bungkanzonamultifungsiyangterfragmentasidengansimpul-simpultransportasi
untukmen-dukungpenggunaantransportasimassaldanmengurangipenggunaantransportasi
pribadi.
Cycle
Mendesain lajur sepeda yang aktif untukmeningkatkanmobilitas prnggunadengan fitur parkirberupa echo-cycle park, kemanan, dan pencuciannyayangterintegrasidengansimpultransportasidanlajurpedestriandidalammaupundiluartapakkawasan.
Gambar12
LajurSepedadanPedestrianKhususPadaAreaMeetingdanConvention,HasilPerancanganPada
PrinsipCycle
Membuatdanmengem-bangkanalternatifpeng-
gunaantransportasipublik.
Melalui penerapan strategiTransit OrientedDevelopment (TOD) pada perancanganMICE di
Kota Tasikmalaya diharapkan mampu menjadi solusi bagi permasalahan arsitektural yang terkaitdengan daya tarik, sirkulasi, pengaturan tata ruang, infrastruktur, maupun fasilitas daerah untukmeningkatkan kualitas pengembangan dan penataan kawasan kota. Salah satu caranya adalahdenganmengintegrasikandanmengkonektivitaskanantarruanggunamemenuhikebutuhandimasakini dan di masa yang akan datang agar dapat menjadi destinasi pariwisata yang unggul sesuaidengan rancangan Rencana Strategi (RENSTRA) Kota Tasikmalaya Bidang Pariwisata tahun 2013-2018danprinsipStandarTOD3.0.
IshaqRochman,DesrinaRatriningsih/JurnalSENTHONG2019__________________________________________________________________________________________
702
REFERENSI
ITDP. (2017). Transit Oriented Development (TOD) Standar 3.0. Institute for Transportation andDevelopmentPolicy:NewYork.
Ratriningsih,Desrina.(2017).ArahanPenataanKampungTradisionalWisataBatikKaumanSurakarta.INERSIA,Vol.XIIINo.2,Desember2017
Jati, Dwiki K., Nurhadi, K., Rini, Erma F., (2017). Kesesuaian Kawasan Transit di Kota SurakartaBerdasarkanKonsepTransitOrientedDevelopment.
PERMEN Pariwisata. (2017). Peraturan Menteri Pariwisata RI Nomor 5 Tahun 2017 TentangPedomanDestinasiPenyelenggaraanPertemuan,PerjalananInsentif,Konvensi,danPameran.
RENSTRA. (2017). Rencana Strategi (RENSTRA) Kota Tasikmalaya: Pengembangan Destinasi danIndustriPariwisata.Tahun2017.
RENSTRA. (2015). Rencana Strategi (RENSTRA): Pengembangan Destinasi dan Industri PariwisataKementrianPariwisataTahun2015-2019.
RPJMDJawaBaratdanKotaTasikmalaya.(2013).RencanaJangkaMenengahPanjang(RPJMD)JawaBaratdanKotaTasikmalayaTahun2013-2018.
StatisticalReportonVisitorArrivalstoIndonesia2012and2016.September18,2018.CenterofDataandInformation:MinistryofTourismandCreativeEconomyDatabase.Widayanti,R.,Susanto,HariR.KajianSistemTransitOrientedDevelopmentdiDaerahMixedUsedan
KepadatanTinggi.StudiKasus:KotaDepok.Wirasmoyo, W., Ratriningsih, D., Rahman, M.A., (2019). Ruang Transit Bus Trans Jogja Berbasis
KesesuaiandenganStandarTransitOrientedDevelopment(TOD).StudiKasus:HalteBusTransJogjaMalioboro1danParkirNgabean.SENTHONG,2(1),213-224.