tetanus

6
TETANUS ANAK 1. Definisi : Penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot tanpa disertai gangguan kesadaran. 2. Anamnesis : Port d”entre; luka tusuk/luas, radang telinga, karies dentis. Riwayat imunisasi tetanus tidak lengkap/tidak pernah. 3. Pemeriksaan Fisis: Trismus, kaku kuduk, resus sardonikus, opistotonus, perut papan, kejang rangsang/spontan, Status konvulsivus pada kasus berat. Kesadaran tidak terganggu. 3. Diagnosis Banding : Abses gigi, abses faring/tonsil, meningitis bakterialis, ensefalitis, rabies,Tetani, epilepsi, keracun striknin. 4. Pemeriksaan penunjang : Darah tepi (Hb, Ht, Lekosit, Trombosit, hitung jenis lekosit) 5. Konsultasi THT, Bedah, Gigi Mulut, Rehabilitasi Medik 6. Perawatan Rumah Sakit: Semua dirawat inap. 7. Terapi : A. Medikamentosa Antibiotika Penisillin Prokain 50.000 IU/kgbb/kali IM tiap 12 jam, atau Ampisillin 100-150 mg/kgbb/hari IV, dibagi 4 dosis, atau Metronidazol loading dose 15 mg/kgbb/jam, selanjutnya 7,5 mg/kgbb PO dibagi 4 dosis, atau

Upload: maria-tan

Post on 17-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

TETANUS

TRANSCRIPT

TETANUS ANAK 1. Definisi :Penyakit toksemik akut yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot tanpa disertai gangguan kesadaran. 2. Anamnesis : Port dentre; luka tusuk/luas, radang telinga, karies dentis. Riwayat imunisasi tetanus tidak lengkap/tidak pernah.3. Pemeriksaan Fisis: Trismus, kaku kuduk, resus sardonikus, opistotonus, perut papan, kejang rangsang/spontan, Statuskonvulsivus pada kasus berat. Kesadaran tidak terganggu.

3. Diagnosis Banding : Abses gigi, abses faring/tonsil, meningitis bakterialis, ensefalitis, rabies,Tetani, epilepsi, keracun striknin. 4. Pemeriksaan penunjang : Darah tepi (Hb, Ht, Lekosit, Trombosit, hitung jenis lekosit)5. KonsultasiTHT, Bedah, Gigi Mulut, Rehabilitasi Medik6. Perawatan Rumah Sakit: Semua dirawat inap. 7. Terapi : A. Medikamentosa Antibiotika Penisillin Prokain 50.000 IU/kgbb/kali IM tiap 12 jam, atau Ampisillin 100-150 mg/kgbb/hari IV, dibagi 4 dosis, atau Metronidazol loading dose 15 mg/kgbb/jam, selanjutnya 7,5 mg/kgbb PO dibagi 4 dosis, atau Eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari oral dibagi 4 dosis.

Netralisasi toksin Human Tetanus Immunoglobulin (kalau ada) 3000 6000 IU intra muskuler. Atau serum Antitoksin Tetanus (ATS) 50.000 100.000 IU, setengah dosis diberikan intra vena dan setengahnya lagi intra muskuler (lakukan uji kulit). Anti Konvulsi Diazepam 0,1 0,3 mg/kg bb/kali intra vena tiap 2 - 4 jam Dalam keadaan berat , diazepam drip 20 mg/kg bb/hari, dirawat di ICU Dosis pemeliharaan 8 mg/kg bb/hari peroral, dibagi 6 - 8 dosis Perawatan luka terbuka/portd entre B. Terapi suportif Bebaskan jalan napas Hindarkan aspirasi dengan menghisap perlahan-lahan dan merubah-rubah posisi pasien. Pemberian oksigen Perawatan dengan stimulasi minimal Pemberian cairan dan nutrisi yang adequat, bila trismus berat pasang sonde nasogastrik Bantuan nafas pada tetanus berat Pemantauan/monitoring kejang dan tanda penyulit.

7. Tempat pelayanan : Ruang rawat isolasi/ PICU8. Lama perawatan : sampai tidak terdapat kejang rangsang atau spontan dan tidak terdapat komplikasi.9. Masa pemulihan: imunisasi tetanus toksoid, tergantung penyulit yang timbul.10. Output: Sembuh/ Sembuh dengan gejala sisa/ Meninggal11. PA: bila diperlukan untuk penelitian atau hukum12. Otopsi: bila diperlukan untuk penelitian atau hukum13. Prognosis: baik bila tidak terdapat komplikasi.

DEMAM BERDARAH DENGUE1. Definisi : Merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus genus Flavivirus, Famili Flaviviridae, mempunyai 4 serotipe, den 1, den2, den 3 dan den 4, melalui perantara nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus.2. Kriteria diagnosis3. Kriteria klinis Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus 2 -7 hari. Manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung (+), petekie, ekimosis, perdarahan gusi, hematemesis, dan/melena. Pembesaran hati. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah, penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah. Kriteria Laboratorium Trombositopenia(100.000/l atau kurang). Hemokonsentrasi, ditandai dengan peningkatan hematokrit 20% menurut standar umur dan jenis kelamin. Diagnosa berdasarkan dua kriteria klinis pertama, ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi, serta dikonfirmasi dengan uji serologik hemaglutinas.4. Diagnosis banding Demam dengue, campak, rubella, demam chikungunya, leptospirosis, malaria, demam tifoid. Penyakit Infeksi lain seperti, sepsis, meningitis, meningokokus. Penyakit darah, ITP, leukemia, anemia aplastik.

5. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium a. Darah perifer ; kadar hemoglobin, leukosit, hitung jenis, hematokrit, trombosit.b. Uji serologis, imuno serologi dilakukan pemeriksaan IgG dan IgM Dengue, dilakukan pada hari ke 5-6 demam.c. Pemeriksaan laboratorium yang lain sesuai kebutuhan.RadiologiPemeriksaan foto dada dilakukan atas indikasi.6. Konsultasi Dokter Subspesialis Anak (PICU) / ICU, dokter Spesialis lainnya sesuai kebutuhan.7. Perawatan Rumah Sakit : Rawat Inap

8. Terapi :Dibagi menjadi 4 bagian, 1. Tersangka infeksi dengue, 2. DBD derajat I dan II tanpa peningkatan Hematokrit, 3. DBD`derajat II dengan peningkatan Hematokrit, 4. DBD derajat III dan IV.DBD~tanpa syok (derajat I dan II) :Medikamentosa : Antipiretik, diberikan parasetamol 10 15 mg / Kg BB / kali , 4 5 kali sehari selama panas. Hindari pemberian obat-obat yang tidak diperlukan (antasid, anti emetik ) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati. Anti biotika atas`indikasi.

Suportif : Mengatasi kehilangan cairan plasma, dengan banyak minu . Cairan intra vena diperlukan, apabila : anak terus menerus muntah, tidak mau minum, dehidrasi, nilai hematokrit terus meningkat pada pemeriksaan berkala.

DBD disertai syok ( DSS, DBD derajat III dan IV ). Penggantian volume palasma segera dengan cairan Ringer Laktat 10 20 ml/kgbb, IV, dibolus dalam waktu 30 menit. Apabila syok belum teratasi, tetap berikan Ringer Laktat 20 ml/kgbb, ditambah koloid 20-30 ml/kgbb/ jam, ( maksimal 1500 ml/hari ). Pemberian cairan tetap dilanjutkan 10 ml/kgbb/jam sampai 24 jam pasca syok. volume cairan diturunkan menjadi 7 ml/kgbb/jam, dan selanjutnya 5 ml dan 3 ml apabila tanda vital baik. Jumlah urine 1 ml/kgbb/jam merupakan indikasi bahwa sirkulasi membaik. Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi. Oksigen 2-4 L/menit, sewaktu syok. Koreksi asidosis metabolik dan elektroli kalau ada. Pemberian darah apabila : Terdapat perdarahan secara klinis Setelah pemberian cairan kristaloid dan koloid, syok menetap, hematokrit menurun tanpa perbaikan klinsi (diduga terjadi perdarahan), berikandarah segar 10 ml/kgbb. Apabila kadar hematokrit tetap diatas 40 vol%, berikan darah dalam vol kecil. Plasma segar beku dan suspensi trombosit diberikan untuk koreksi gangguan koagulopati atau koagulasi intra vaskuler desiminator (KID) pada syok berat yang menim bulkan perdarahan masif ( pemberian suspensi trombosit pada KID selalu disertai plasma segar untuk mencegah perdarahan lebih hebat). Pasien DBD perlu dirujuk ke PICU/ICU atas indikasi : Syok berkepanjangan (syo yng tidak teratasi dalam 60 menit) Asyok berulang ( umumnya disebabkan perdarahan internal ) Perdarahan saluran cerna hebat DBD ensefalopati. Pemantauan selama perawatan Tanda klinis, apakah syok telah teratasi dengan baik, adakah pembesran hati, tanda perdarahan saluran cerna, tanda ensefalopati. Kadar Hb , HT dan trombosit 4-6 jam, minimal setiap 12 jam. Balans cairan, jumlah cairan masuk, diuresis ditampung, dan jumlah perdarahan.

9. Tempat pelayanan :

Poliklinik Anak/IGD, Ruang Rawat Inap, ICU.10. Lama Perawatan : Pasien dipulangkan apabila : Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik Nafsu makan membaik Secara klinis baik Hematokrit stabil Tiga hari setelah Syok teratasi Jumlah trombosit diatas 50.000/ml11. Masa Pemulihan : Tergantung ada / tidaknya penyulit.12. Output :

Sembuh /sembuh dengan gejala sisa/meninggal.13. P A : -

14. Otopsi : Kalau ada permintaan (hukum/penelitian).

15. Prognosis :

Baik, bila tioak ada komplikasi / gejala sisa.