tesis - nilaimoral kcb

148
i NILAI MORAL NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH (KCB) KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY THE MORAL VALUES OF THE NOVEL “WHEN LOVE READING PRAYER BEADS” BY HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Master Pendidikan (S-2) Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ZAHRINI YAHYA, S.Pd. 04.03.452.2009 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: deddy-be-te

Post on 19-Jan-2016

137 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tesis - Nilaimoral Kcb

i

NILAI MORAL NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH (KCB) KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

THE MORAL VALUES OF THE NOVEL “WHEN LOVE READING PRAYER BEADS” BY HABIBURRAHMAN

EL SHIRAZY

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Master

Pendidikan (S-2) Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ZAHRINI YAHYA, S.Pd. 04.03.452.2009

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 2: Tesis - Nilaimoral Kcb

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAM MAKASSAR

ii

PESETUJUAN PEMBIMBING

Tesis dengan

judul

: Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Karya Habiburrahman El Shirazy

Oleh Mahasiswa : ZAHRINI YAHYA

Stambuk : 04.03.452.2009

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, Tesis ini dinyatakan telah

memenuhi persyaratan untuk diujikan di hadapan Tim Penguji ujian Tesis

Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Mei 2014

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Muhammad Rapi Tang, M.S.

Pembimbing II

Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum.

Direktur Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar

Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M. Pd.

Page 3: Tesis - Nilaimoral Kcb

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAM MAKASSAR

iii

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama : Zahrini Yahya Stambuk : 04.03.452.2009 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Judul Tesis : Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB)

Karya Habiburrahman El Shirazy Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya tesis ini, saya

menyusunnya sendiri dan tidak dibuatkan oleh siapa pun.

2. Selama penyusunan tesis ini saya akan selalu berkonsultasi

dengan pembimbing yang telah ditetapkan.

3. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan

tesis ini

4. Apabila saya melanggar perjanjian sebagaimana pada butir 1, 2,

dan 3, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang

berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Makassar, Mei 2014 Yang membuat pernyataan

Zahrini Yahya

Diketahui Oleh,

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. A. Rahman Rahim, M.Hum.

Page 4: Tesis - Nilaimoral Kcb

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAM MAKASSAR

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zahrini Yahya Stambuk : 04.03.452.2009 Program Studi

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Tesis : Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Karya Habiburrahman El Shirazy

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya ajukan di depan Tim

Penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau

dibuatkan oleh siapa pun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima

sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Mei 2014

Yang membuat Pernyataan,

Zahrini Yahya

Disetujui Oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Muhammad Rapi Tang, M.S.

Pembimbing II

Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum.

Page 5: Tesis - Nilaimoral Kcb

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Pendidikan, Pengetahuan, dan Pengalaman adalah harta yang tidak akan habis dicari dan tidak akan habis dibagi ….

Manusia berhenti belajar hanya ketika jasad dan jiwa telah terpisah, dan tak ada warisan yang lebih berharga ketimbang ilmu yang bermanfaat …

Kupersembahkan karya ini, sebagai sebuah bukti bakti dan terima kasih bagi orang-orang terhebat yang diciptakan dan diutus oleh Allah Swt., untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam menjawab doa-doaku sehingga setiap kerja kerasku dalam mencapai cita-cita dapat terwujud …

Page 6: Tesis - Nilaimoral Kcb

vi

ABSTRAK

Zahrini Yahya, 2014. Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB)

Karya Habiburrahman El Shirazy. Tesis Magister Bahasa dan Sastra

Indonesia Unismuh Makassar. Dibimbing oleh Muhammad Rapi

Tang dan Abd. Rahman Rahim

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, berdasarkan

pendekatan mimetis. Sumber data penelitian ini adalah Novel Ketika

Cinta Bertasbih bagian pertama Karya Habiburrahman El Shirazy.

Data yang diperoleh dari kalimat atau paragraf dalam novel Ketika

Cinta Bertasbih, yang dianggap memiliki kandungan nilai moral.

Data dianalisis dengan mengidentifikasi kalimat dan paragraf,

mengklasifikasi kalimat dan ungkapan berdasarkan ciri dan nilai

moralnya, menganalisis nilai moral dalam setiap kalimat dan

ungkapan, kemudian mendeskripsikan nilai moral secara

keseluruhan.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa novel KCB

mengusung tema romansa cinta islami dan perjuangan meraih cita-

cita. Setting atau latar novel KCB ini adalah Mesir pada masa per

gantian musim dingin ke musim semi. Adapun tokoh utamanya ber

nama Khairul Azzam. Nilai moral yang temukan dalam novel KCB,

diklasifikasikan berdasarkan empat persoalan hidup manusia yakni:

1) Moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri; menjaga

kehormatan, berakhlak mulia, menjaga kesucian diri dengan men

jauhi perbuatan-perbuatan tercela, menghindari berprasangka buruk,

menuntut ilmu setinggi mungkin. 2) Moral dalam hubungan manusia

dengan manusia lain; mengakui kesalahan dan meminta maaf,

ikhlas saling memaafkan, tolong menolong tanpa pamrih. 3) Moral

dalam hubungan manusia dengan lingkungan sosial; menjauhi

fitnah, saling menghargai sesama manusia, setiap manusia memiliki

derajat yang setara, menjalin silaturahmi yang luas akan memper

banyak rizki. 3) Moral dalam hubungan manusia dengan Tuhan;

ketundukan penuh kepada Allah dan hanya menghamba kepada

Allah, keyakinan bahwa Allah telah mengatur segala sesuatunya

Page 7: Tesis - Nilaimoral Kcb

vii

sementara tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa. Pesan

moral novel KCB disampaikan secara langsung, yakni melalui

penuturan pengarang, dan secara tidak langsung, yakni melalui

cerita, konflik, ucapan/dialog tokoh, serta sikap tokoh dalam

menghadapi persoalan hidupnya.

Kata Kunci: Nilai Moral, Novel, Ketika Cinta Bertasbih

Page 8: Tesis - Nilaimoral Kcb

viii

ABSTRACT

Zahrini Yahya, 2014. The Moral values of the Novel “When Love Rading Prayer Bead”, by Habiburrahman EL Shirazy. The Master Thesis of Indonesian Language and Litarure Education Graduate Program, University of Muhammadiyah Makassar. (Supervised by Muhammad Rapi Tang, and Abd. Rahman Rahim.

The research was compiled by qualitative descriptive research design based on mimetic approach. The data source of this thesis “When Love Reading Prayer Beads” part 1 by Habiburrahman El Shirazy. Data obtained from the from the sentence or paragraph in the novel which are considered to contain moral values. Data were analyzed by identifying sentences and paragraph, sentences and phrases based on the classifying traits and moral values, analyzing the moral values in every sentence and phrases, the describe the overall moral values.

Based on the result of the found that the novel theme of love and the struggle for Islamic ideals. The setting or background of this novel is Egypt at turn of winter into spring. The main character is named Khairul. The moral values found in the novel is classified based on the four on the four human life namely 1) moral human relationship with oneself; maintain the honor, noble, keeping away from the sanctity of themselves with moral turpitude, to avoid prejudice, studying high as possible. 2) morals in human relationship with other humans; admitting mistakes and apologizing, sincere mutual forgiveness, please help unconditionally. 3) moral human relationship with the social environment: avoid slander, mutual respect for fellow human beings, every human being has equal degree, to establish relationship will multiply good luck. 4) moral in man‟s relationship with God: full submission to God and Him servile, the belief that God has set everything while human tasks simply struggle and pray.

The moral of the novel delivered directly through the narrative of the author, and indirectly through the story. Conflict also conveyed in speech or dialogue of the characters, as in speech of dialogue of the characters as well as the attitudes of the characters to characters to face the life of issues.

Page 9: Tesis - Nilaimoral Kcb

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhana wa ta‟ala, Sang Maha

Pencipta lagi Maha Penyayang, pemilik segala ilmu pengetahuan

yang telah menganugerahkan kemampuan berpikir dan bernalar

kepada manusia untuk dapat membedakan baik dan buruk dalam

menjalani kehidupan. Salam dan Shalawat bagi baginda Rasulullah

Muhammad saw., utusan pembawa pesan terakhir penyempurna

pesan-pesan surgawi dari kitab-kitab sebelumnya dalam

sempurnanya kitab suci Al-Quran, karya sastra tiada tandingan,

yang menuntun manusia dunia akhirat.

Tesis dengan judul “Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih

(KCB) Karya Habiburrahman El Shirazy” ini merupakan salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar S-2 pada Program Pasca

sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar. Tesis ini akhirnya

rampung setelah melalui serangkaian penelitian pustaka yang cukup

menyita waktu dan tenaga. Meski demikian, karya tulis sederhana ini

dapat diselesaikan tepat pada waktu yang diharapkan.

Tentu saja, penulis tidak akan mampu menyelesaikan tesis

ini tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan yang tidak

Page 10: Tesis - Nilaimoral Kcb

x

ternilai harganya dari berbagai pihak. Untuk itu rasa syukur yang

tidak terkira penulis panjatkan kepada Sang Maha Kuasa lagi Maha

Mengetahui kelemahan hambanya, yang telah mengutus hamba-

hambanya yang berhati ikhlas untuk membantu dan mendukung

penulis selama proses penyusunan hingga terselesaikannya tesis

ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

pembimbing, Prof. Dr. Muhammad Rapi Tang, M.S., pembimbing I

dan Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum., pembimbing II, yang telah

dengan sabar memberi bimbingan dan arahan sejak penyusunan

proposal hingga terselesaikannya tesis ini.

Terima kasih dan penghormatan setinggi-tingginya kepada

pihak Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi

kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan

menyelesaikan studi S-2 di “Kampus Biru” yang selalu saya

banggakan, kepada yang terhormat Rektor Unismuh Makassar,

Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Direktur Program Pascasarjana Unismuh

Makassar, Prof. Dr. Ide Said DM.,M.Pd., Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia, Dr. Abd .Rahman Rahim, M.Hum.

Kepada pihak-pihak yang telah turut memberi sumbangsih

baik dalam bentuk tenaga, pikiran, maupun dukungan moral, penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besar

Page 11: Tesis - Nilaimoral Kcb

xi

nya. Kepada segenap keluarga besar, terkhusus kepada Ayahanda

H. Muh Hayat dan Ibunda Hj. Bachriah Tadja tercinta, saudaraku

terkasih Siti Yammani Yahya, Hasnawiyah Yahya, dan Agusnaedi

Putra Yahya, yang selalu setia mendampingi dan mendoakan

penulis dalam mengejar cita-cita. Terima kasih kepada Ibu

Khuldiana, S.Pd., M.Pd., dan Asrianti, S.Pd., kepada suami dan

anak terkasih, serta sahabat-sahabat terbaik yang tidak sempat

penulis sebutkan satu-persatu, yang telah bersedia meluangkan

waktu untuk memberi arahan dan semangat selama penyusunan

tesis ini.

Demikian penulis ungkapkan rasa syukur dan terima kasih

yang sebesar-besarnya dan penghormatan yang setinggi-tingginya,

kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan tesis ini,

serta rasa syukur yang tidak terkira kepada Allah Swt, atas limpahan

kesehatan dan kesempatan yang tidak ternilai sehingga tesis ini

terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Semoga tesis ini

memberi manfaat yang berarti bagi bangsa Indonesia pada

umumnya, dan dunia pendidikan di Indonesia pada khususnya.

Makassar, Juni 2014

Zahrini Yahya

Page 12: Tesis - Nilaimoral Kcb

xii

DAFTAR ISI

Halaman

PESETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ii

SURAT PERJANJIAN ........................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN .....................................................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................... v

ABSTRAK ..........................................................................................vi

ABSTRACT ...................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..........................................................................ix

DAFTAR ISI ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ....................... 11

A. Kajian Pustaka ......................................................................... 11

1. Penelitian yang Relevan ...................................................... 11

2. Konsep Nilai Moral ............................................................... 11

3. Hubungan Nilai Moral dan Pendidikan ................................. 18

4. Pengertian dan Unsur-Unsur Novel ..................................... 20

Page 13: Tesis - Nilaimoral Kcb

xiii

5. Bentuk Penyampaian Pesan Moral dalam Karya Sastra ..... 32

B. Kerangka Pikir .......................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 37

A. Desain Penelitian ..................................................................... 37

B. Definisi Istilah ........................................................................... 38

C. Data dan Sumber Data ............................................................ 39

1. Data ...................................................................................... 39

2. Sumber Data ........................................................................ 39

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 39

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 42

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 42

1. Unsur Intrinsik Novel Ketika Cinta Bertasbih ....................... 42

2. Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih ............................. 82

3. Bentuk Penyampaian Pesan Moral Novel KCB ................... 99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 104

1. Gambaran Umum Novel KCB ............................................ 104

2. Nilai Moral Novel KCB........................................................ 105

3. Bentuk Penyampaian Nilai Moral Novel KCB .................... 107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................... 108

A. Simpulan ................................................................................ 108

B. Saran...................................................................................... 109

Page 14: Tesis - Nilaimoral Kcb

xiv

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 111

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 15: Tesis - Nilaimoral Kcb

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu

berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu.

Sastra lahir dari masyarakat dan untuk masyarakat, berguna

mengarahkan pola hidup dan kehidupan masyarakat ke arah yang

lebih baik. Sastra merupakan bagian dari kehidupan yang sering

dikaji untuk menyingkap misteri kehidupan. Sastra adalah karya

seni, seperti karya seni yang lainnya, mempunyai tujuan membantu

manusia menyingkap rahasia keadaannya, memberi makna pada

eksistensinya serta membuka jalan menuju kebenaran (Semi, 1990:

39).

Seni sastra sejak awal kehadirannya sebagai jejak sejarah,

dan mengandung informasi tentang apa yang terjadi dan bermakna

dalam skala luas dan sempit. Melalui karya sastra, rekaman

peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau memberi informasi

sebagai bahan dokumenter yang dapat dijadikan pelajaran untuk

kehidupan di masa mendatang. Oleh karena itu, selain mengandung

suatu keindahan tersendiri yang dapat menimbulkan rasa senang,

Page 16: Tesis - Nilaimoral Kcb

2

terharu dan menarik perhatian para penikmatnya, karya sastra juga

diharapkan dapat menggerakkan pembaca kepada kegiatan yang

bertanggungjawab, sekaligus menuntut suatu kejelian di dalam

menangkap segala fenomena yang terjadi di sekitarnya.

Karya sastra adalah pengejawantahan kehidupan, hasil

pengamatan sastrawan atas kehidupan sekitarnya, kehidupan yang

diwarnai dengan sikap penulisnya, latar belakang pendidikan,

keyakinan dan sebagainya (Suharianto, 1982:11). Karya sastra

sebagai suatu karya seni diciptakan oleh pengarang untuk dinikmati

dan berusaha menampilkan nilai-nilai keindahan yang bersifat aktual

dan imajinatif sehingga mampu memberikan hiburan dan kepuasan

rohaniah pembacanya (Aminuddin, 2002:37).

Sebagai bentuk seni, karya sastra bersumber dari kehidupan

sehari-hari yang dipadukan dengan imajinasi pengarang.

Singkatnya, sebuah karya sastra diilhami oleh pengalaman sehari-

hari. Tetapi, seorang pencipta sastra tidak hanya ingin

mengekspresikan pengalaman jiwanya, melainkan juga bermaksud

mendorong, mempengaruhi, dan menyadarkan penikmatnya tentang

permasalahan serta ide yang dituangkan di dalam karyanya.

Sastra banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,

sebagaimana yang dikatakan oleh Sumardjo (2008: 16) bahwa,

"dengan membaca karya sastra, pengetahuan yang dimiliki akan

Page 17: Tesis - Nilaimoral Kcb

3

lebih hidup dan berdaya guna. Rohani akan lebih kaya sehingga

pembaca akan lebih mampu menjadi manusia yang berbudaya".

Karya sastra dapat membuka mata pembaca untuk mengetahui

realitas sosial, politik dan budaya dalam bingkai moral dan estetika.

Tidak heran jika kemudian karya sastra dianggap sebagai medium

yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu

kelompok masyarakat (Semi, 1990:49).

Sumardjo (1991: 14) menyatakan, "Sastra dihargai karena ia

berguna bagi hidup manusia. Sastra mengungkapkan berbagai

pengalaman manusia, agar manusia lain dapat memetik pelajaran

baik daripadanya, agar manusia lebih mengerti manusia lain. Agar

manusia menjadi lebih baik hidupnya. Ini tidak berarti bahwa sastra

yang baik adalah sastra yang penuh nasihat. Sastra yang baik kalau

ia berhasil menunjukkan suatu pengalaman sehingga manusia dapat

belajar daripadanya". Artinya, Karya sastra dianggap bermutu tinggi

jika mengandung nilai moral yang tinggi dan dapat membina

kepribadian suatu masyarakat.

Pesan moral dalam karya sastra atau amanat yang diperoleh

pembacanya, selalu dalam pengertian yang baik, sekalipun dalam

karya sastra tersebut ditampilkan tokoh-tokoh dengan tingkah laku

yang tidak terpuji. Untuk menemukan nilai luhur itu diperlukan suatu

analisis dengan melalui suatu pendekatan tertentu. Analisis tidak

Page 18: Tesis - Nilaimoral Kcb

4

dapat dipisahkan dengan penafsiran dan evaluasi, karena ketiganya

merupakan aspek-aspek pokok dalam kritik sastra. Analisis

merupakan salah satu sarana penafsiran atau interpretasi.

Untuk menganalisis, menafsirkan, dan menilai karya sastra

ada beberapa pendekatan yang sering digunakan, pendekatan yang

dimaksud yakni: (1) pendekatan mimesis; pendekatan ini bertolak

dari pemikiran bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan

nyata; (2) pendekatan pragmatik, yaitu pendekatan yang menganut

prinsip bahwa sastra yang baik adalah sastra yang dapat

memberikan kesenangan dan faedah bagi pembaca; (3)

pendekatan ekspresif. Pendekatan ini menitikberatkan perhatian

kepada pengarang yang mengekspresikan idenya ke dalam karya

sastra; (4) pendekatan Objektif. Pendekatan ini membatasi diri pada

penelahan karya sastra itu sendiri, terlepas dari soal pengarang dan

pembaca; (5) pendekatan semiotik, yakni penelahan sastra dengan

memelajari setiap unsur yang ada di dalamnya, tanpa ada yang

dianggap tidak penting; (6) pendekatan kemasyarakatan;

pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa sastra merupakan

pencerminan kehidupan masyarakat; (7) pendekatan psikologis.

Pendekatan ini menekankan pada segi psikologis yang terdapat

dalam suatu karya sastra (Wahid 1993: 24).

Page 19: Tesis - Nilaimoral Kcb

5

Karya sastra khususnya novel dapat digunakan sebagai alat

untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Di satu pihak,

melalui membaca novel, masyarakat dapat menyadari masalah-

masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa mereka

lah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka

sendiri. Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi

kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan

dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian,

keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Novel sebagai salah satu karya sastra pada hakikatnya adalah

suatu bagian karya sastra yang menceritakan atau melukiskan

kejadian yang melingkupi kehidupan manusia baik dalam kondisi

sedih, gembira, cinta, benci, bahagia, sengsara, dan derita. Novel

merupakan pancaran kehidupan sosial dan gejolak kejiwaan

pengarang. Pengarang berhadapan langsung dengan kenyataan

yang ditemukannya dalam masyarakat (realitas objektif) yang dapat

berbentuk peristiwa, norma (tata nilai), ajaran-ajaran agama, dan

pandangan hidup yang ada dalam masyarakat.

Novel merupakan sarana yang cukup efektif dalam

menyampaikan pesan dan amanat dari satu generasi ke generasi

selanjutnya. Novel merupakan sarana yang cukup efektif dalam

menyampaikan pesan dan amanat dari satu generasi ke generasi

Page 20: Tesis - Nilaimoral Kcb

6

selanjutnya. Sebagai bentuk penuturan yang tumbuh dan menyebar

dikalangan masyarakat. Novel yang baik adalah novel yang

memberikan pesan moral kepada pembaca dan senantiasa

menghadirkan yang terbaik sehingga mampu tampil sebagai sarana

pendidikan moral (Heriyanto, 2008: 73).

Membaca novel mendorong orang untuk menerapkan moral

yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia

akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk

sosial dan memiliki kepribadian yang luhur. Selain melestarikan nilai-

nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat

modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan

manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang

universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam

penalaran seseorang.

Salah satu novel yang menarik dikaji, adalah novel karya

Habiburrahman EL Shirazy yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih.

Novel ini merupakan salah satu novel Best Seller di Asia Tenggara.

Novel karya Habiburrahman EL Shirazy ini disuguhkan dalam

bahasa yang transparan, serta alur ceritanya yang ringan, sehingga

mudah dicerna dan dapat dinikmati oleh pembaca dari berbagai

kalangan. Meski demikian, Habiburrahman melalui novel Ketika

Cinta Bertasbih, menyajikan sebuah dunia imajinatif yang realistis, di

Page 21: Tesis - Nilaimoral Kcb

7

mana watak tokoh-tokohnya dan konflik yang dialami tokoh-

tokohnya merupakan sebuah fenomena yang sangat mungkin

ditemukan dalam kehidupan nyata.

Novel Ketika Cinta Bertasbih, mengisahkan kehidupan

seorang tokoh bernama Azzam, yang telah sembilan tahun menimba

ilmu di Al Ahzar namun ta kunjung memeroleh gelar S1-nya sekali

pun. Bukan karena malas, bukan pula karena tidak mampu bersaing,

melainkan karena keterbatasan ekonomi dan keadaan keluarganya

yang memaksanya harus “mengubah haluan” dari mahasiswa yang

kompeten dan berprestasi menjadi seorang pengusaha tempe demi

menghidupi ibunya dan membiayai sekolah adik-adiknya di

Indonesia. Keadaan yang demikian bermula ketika ayahnya

meninggal dalam sebuah kecelakaan. Azzam dalam menghadapi

realita kehidupannya, dengan latar belakang pendidikannya,

terbentuk menjadi sosok pemuda yang tangguh, pantang menyerah,

penyayang dan peduli terhadap sesama. Seorang pemuda berakat

dan berakhlak mulia yang mampu mengubah tantangan menjadi

peluang keberhasilan.

Mengiringi perjalanan tokoh Azzam, disajikan konflik-konflik

yang dialami tokoh-tokoh lain, yang membentuk suatu tema cerita

tersendiri. Sebuah kisah cinta ala mahasiswa-mahasiswi Al Azhar

asal Indonesia yang dideskripsikan sebagai pemuda-pemudi yang

Page 22: Tesis - Nilaimoral Kcb

8

menjalani hidup sehari-hari mengikuti tuntunan ajaran Islam.

Romansa cinta tokoh-tokoh ini membentuk konflik-konflik sosial yang

unik, yang membedakannya dengan novel-novel percintaan lainnya.

Habiburrahman mampu memanfaatkan romansa cinta yang sangat

digandrungi kalangan remaja, sebagai sebuah media

menyampaikan pesan-pesan islami yang mendidik. Novel ini

memberikan gambaran tentang cinta yang sesungguhnya, sejati

antar dua insan yang beradab, dan bermoral sebagaimana yang

diimpikan dan di-harapkan oleh masyarakat mana pun.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka muncul inisiatif untuk

menyikapi, menanggapi, dan menganalisis nilai-nilai moral yang ter

dapat dalam salah satu novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Sebuah

novel populer yang sarat dengan pesan-pesan islami, tentang kerja

keras, dan cinta sejati yang menempatkan Allah SWT., sebagai

objek cinta sejati di atas segala-galanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang

ada sekarang adalah upaya yang perlu dilakukan agar novel

tersebut sebagai salah satu karya sastra tidak hanya sekedar benda

mati, tetapi dapat mengungkapkan sesuatu. Oleh karena itu, upaya

penggalian, penganalisisan, dan pengungkapan nilai-nilai moral

Page 23: Tesis - Nilaimoral Kcb

9

dalam novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) perlu dilakukan secara

mendalam.

Berdasarkan uraian di atas, dalam novel Ketika Cinta

Bertasbih (KCB) maka rumusan masalah yang akan diangkat

adalah:

1. Bagaimanakah nilai moral yang terdapat di dalam novel Ketika

Cinta Bertasbih (KCB) karya Habiburrahman El Shirazy?

2. Bagaimanakah bentuk penyampaian pesan moral di dalam novel

Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Habiburrahman El Shirazy?

C. Tujuan Penelitian

Pada hakikatnya, tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan

jawaban terhadap masalah yang dirumuskan. Adapun tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel

Ketika Cinta Bertasbih (KCB) karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Untuk mendeskripsikan bentuk penyampaian pesan moral dalam

novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Karya Habiburrahman El

Shirazy.

Page 24: Tesis - Nilaimoral Kcb

10

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah

dikemukakan di atas maka dalam penelitian ini diupayakan untuk

memperoleh hasil yang memadai agar dapat dijadikan bahan

pengetahuan mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam karya sastra

pada umumnya. Selain itu, penulis juga mengharapkan para

pembaca untuk dapat:

1. Memberikan sumbangan pikiran akan eksistensi sastra sebagai

media dakwah dan bukan sekedar bacaan hiburan belaka.

2. Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca dalam memahami

kandungan isi dan amanat yang disampaikan pengarangnya.

3. Bagi peneliti, sekiranya peneliti dapat menjadikan hasil penelitian

nya sebagai penyejuk jiwa dan mengambil contoh-contoh positif

kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 25: Tesis - Nilaimoral Kcb

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang analisis nilai moral novel sudah dilakukan

oleh beberapa peneliti seperti Rifaldi (2010) dengan judul, Analisis

Nilai Moral Dan Etika Novel Sukresi Gadis Bali. Penelitian serupa

juga dilakukan Triyastuti (2009) dengan judul, Nilai-Nilai Moral dal-

am Novel Tanah Baru, Tanah Air Kedua Karya N. H. Dini dan

Kemungkinannya sebagai Bahan Ajar di SMPN 2 Semarang.

Sejalan dengan itu Armani (2011) dengan judul Analisis Intrinsik

Novel Ketika Cinta Bertasbih.

2. Konsep Nilai Moral

a. Pengertian Nilai

Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value yang artinya

berdaya guna, dan berlaku (Tilman, 2004). Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia nilai diartikan sebagai sifat-sifat (hal-hal) yang

penting atau berguna bagi kemanusiaan (Depdikbud, 1998: 615).

Nilai merupakan kualitas yang tidak riil, dimana nilai suatu objek

merupakan sifat atau kualitas yang dimiliki objek tersebut (Frondizi,

Page 26: Tesis - Nilaimoral Kcb

12

2001:8). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sesuatu

dianggap memiliki nilai apabila sesuatu tersebut secara intrinsik

memang berharga, berguna, benar (nilai kebenaran), indah (nilai

estetis).

Nilai dalam pengertian sehari-hari dapat diartikan sebagai

sifat, kualitas, harga, ukuran, kadar, mutu, banyak sedikitnya isi dan

sebagainya yang dapat dijadikan pembanding antara satu objek

dengan objek lainnya. Sesuatu yang memiliki nilai tidak hanya

sesuatu yang terwujud benda material, melainkan juga sesuatu yang

berwujud benda immaterial (Novia, 2007:615).

Dalam kehidupan sosial, nilai merupakan seperangkat ide,

gagasan, serta sesuatu yang berharga menurut standar logika,

estetika, etika, agama, dan hukum yang menjadi orientasi motivasi

dalam berperilaku dan bersikap maka nilai yang dianut dapat

dijadikan standar dalam mengukur suatu aktivitas (Djahiri, 1996 :

23). Sementara itu, Suriasumantri, (1998:263) mengartikan nilai

sebagai keyakinan yang dipilih dan dipergunakan untuk

mempertimbangkan semua tindakan seseorang yang berbeda pada

setiap orang atau masyarakat. Dengan kata lain, nilai merupakan

suatu konsepsi yang secara eksplisit maupun implisit menjadi milik

atau ciri khas seseorang atau masyarakat berfungsi mendorong dan

mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Sebagai konsepsi umum

Page 27: Tesis - Nilaimoral Kcb

13

yang terorganisasi, nilai mempengaruhi perilaku yang berhubungan

dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang

dengan orang dan tentang hal-hal yang diingini dan tidak diingini

yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan

dan sesama manusia (Koentjaraningrat, 1981:85).

Nilai lahir dan terbentuk di tengah-tengah masyarakat,

menjadi landasan, alasan, atau motivasi dalam segala perbuatan,

standar tingkah laku, dan kebenaran yang mengikat, yang secara

umum digunakan untuk mengorganisasikan sistem tingkah laku

suatu masyarakat (Prayitno, 1989:1). Nilai bersumber pada akal budi

yang berfungsi untuk mendorong dan mengarahkan sikap dan

perilaku manusia. Sejalan dengan hal tersebut, Mulyana (2004:78)

menambahkan bahwa nilai merupakan rujukan dan keyakinan dalam

menentukan pilihan dan bertindak. Rujukan tersebut dapat berupa

norma, etika, peraturan undang-undang, adat kebiasaan, aturan

agama dan rujukan lainnya yang memiliki harga dan dirasakan

berharga bagi seseorang. Artinya, nilai adalah standar tingkah laku,

dan kebenaran yang bersumber pada budi pekerti yang mengikat

masyarakat manusia, sehingga menjadi kepatutan untuk dijalankan

dan dipertahankan.

Nilai dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu nilai-nilai nurani

(values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving) (Linda,

Page 28: Tesis - Nilaimoral Kcb

14

1995: xxvii). Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri

manusia dan berkembang menjadi perilaku serta cara manusia

memperlakukan orang lain. Termasuk dalam nilai-nilai nurani adalah

kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin,

tahu batas, dan kemurnian. Sedangkan nilai-nilai memberi adalah

nilai yang perlu dipraktikkan atau diberikan yang kemudian secara

langsung ataupun tidak langsung akan diterima sebanyak yang

diberikan. Yang termasuk nilai-nilai memberi di antaranya adalah

setia, dapat dipercaya, hormat, cinta, kasih sayang, peka, tidak

egois, baik hati, ramah, adil, dan murah hati.

Selanjutnya Kemendiknas (2010:148) memetakan nilai baik-

buruk dan benar-salah, diklasifikasikan menjadi lima yaitu:

1. Nilai-nilai yang terkait dengan hubungan manusia dengan

Tuhan YME,

2. Nilai-nilai yang terkait dengan adab terhadap diri sendiri,

3. Nilai-nilai tentang hubungan dengan sesama,

4. Nilai-nilai kebangsaan, dan

5. Nilai-nilai yang terkait dengan lingkungan

Bertitik tolak dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai

merupakan suatu kualitas atau ukuran, yang bersifat abstrak dan

menjadi standar yang mengikat atas tingkah laku manusia dalam

bermasyarakat, sehingga setiap individu dalam melaksanakan

Page 29: Tesis - Nilaimoral Kcb

15

aktifitas sosialnya, bertindak dan menentukan pilihan berdasarkan

atau berpedoman kepada nilai-nilai atau sistem nilai yang ada dan

hidup dalam masyarakat itu sendiri. Artinya, nilai memengaruhi

tindakan dan perilaku manusia, baik secara individual, kelompok

atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar

salah, patut atau tidak patut, etis atau tidak etis.

b. Pengertian Moral

Istilah moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata

moral yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang

masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat,

atau tabiat. Moral menurut Salam (2000: 12) adalah ilmu yang

mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia (tindakan

insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh

dengan akal budi manusia yang sesuai ukuran (nilai-nilai)

masyarakat yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang

disertai pula oleh rasa tanggung jawab atas kelakuan (tindakan)

tersebut. Tindakan ini haruslah mendahulukan kepentingan umum

daripada kepentingan pribadi.

Menurut Hurlock (1990) moral adalah tata cara, kebiasaan,

dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi

anggota suatu budaya. Sedangkan pengertian moral menurut

Page 30: Tesis - Nilaimoral Kcb

16

Wantah (2005) adalah sesuatu yang berkaitan atau ada

hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan

baik buruknya tingkah laku. Sementara Chaplin (2006) menjelaskan

bahwa moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan

sosial, atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur

tingkah laku.

Dari tiga pengertian moral di atas, dapat disimpulkan bahwa

moral adalah suatu keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk,

yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan

atau pemikiran. Moral sangat berhubungan dengan benar salah,

baik buruk, keyakinan, diri sendiri, dan lingkungan sosial.

Seorang pribadi yang taat pada aturan-aturan, kaidah-kaidah

dan norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap sesuai

dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi,

maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam

perwujudannya dapat berupa peraturan, prinsip-prinsip yang benar,

baik, terpuji, dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan

terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat,

negara, dan bangsa.

Moral memiliki kesamaan arti dengan Etika dan akhlak.

Ketiganya memiliki objek yang sama, yakni membahas tingkah laku

manusia, yang terbagi ke dalam kategori baik dan buruk.

Page 31: Tesis - Nilaimoral Kcb

17

Perbedaannya terletak pada sumber yang dijadikan dasar ukuran

tentang baik dan buruk tersebut. Etika berdasarkan akal pikiran,

akhlak berdasarkan al-Quran dan hadits, sedangkan moral

berlandaskan pada kebiasaan umum yang berlaku umum di

masyarakat secara general ataupun terbatas pada kelompok

masyarakat tertentu. Seseorang dikatakan bermoral, bilamana orang

tersebut bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang terdapat

dalam masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa moral

adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap

aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar

atau salah. Acuan moral adalah sistem nilai yang hidup dan

diberlakukan dalam masyarakat.

Jenis moral dapat mencakup masalah, yang boleh dikatakan,

bersifat tak terbatas. Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup

dan kehidupan, seluruh persoalan hidup manusia. Menurut Suseno

(dalam Dirgantara, 2012:99), secara garis besar persoalan hidup

dan kehidupan manusia tersebut dapat dibedakan kedalam

persoalan;

1) Hubungan manusia dengan diri sendiri

2) Hubungan manusia dengan manusia lain.

3) Hubungan manusia dalam lingkup sosial dan lingkungan alam

Page 32: Tesis - Nilaimoral Kcb

18

4) Hubungan manusia dengan Tuhannya.

3. Hubungan Nilai Moral dan Pendidikan

Moral dan pendidikan adalah suatu yang tidak dapat

dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Pendidikan budi

pekerti memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan

moral dan pendidikan karakter. Tujuannya adalah membentuk

karakter atau pribadi seseorang, agar menjadi manusia yang baik,

warga masyarakat, dan warga negara yang baik.

Sejalan dengan empat kategori moral berdasarkan garis besar

persoalan hidup manusia yang diutarakan oleh Suseno dalam

Dirgantara (2012:99), dan pembagian nilai baik dan buruk oleh

Kemendiknas (2010:148), Megawangi (2005:95) mengajukan

sembilan nilai moral universal yang menjadi pilar pembentuk

karakter, meliputi:

1) Cinta Tuhan dengan segala ciptaannya (love Allah, trust,

reverence, loyalty),

2) Kemandirian dan tanggung jawab (responsibility, excellence, self-

reliance, discipline, orderliness),

3) Kejujuran, amanah dan bijaksana (trustworthiness, reliability and

honesty),

4) Hormat dan santun (respect, courtesy, obedience),

Page 33: Tesis - Nilaimoral Kcb

19

5) Dermawan suka menolong dan gotong royong (love compassion,

caring empathy, generosity, moderation, cooperation),

6) Percaya diri kreatif dan pekerja keras (confidence, assertiveness,

creativity, resourcefulness, courage, determination, and

enthusiasm),

7) Kepemimpinan dan keadilan (justice, fairness, mercy, leadership,

8) Baik dan rendah hati (kindness, friendliness, humility, modesty),

9) Toleransi, kedamaian dan persatuan (tolerance, flexibility,

peacefullness, unity).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan nilai adalah

suatu ukuran atau standar yang berlaku atas suatu objek, dalam hal

ini manusia beserta sikap dan tingkah lakunya dalam bersosialisasi,

sementara moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat

atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,

baik atau buruk. Dengan demikian, nilai moral mengandung

pengertian prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri

individu/seseorang tentang kebaikan/kebenaran, sehingga manusia

dengan sengaja melakukan yang baik berdasarkan kualitas atau

standar tertentu yang diakui dan diyakini kebenarannya dalam

kelompok masyarakat tertentu.

Page 34: Tesis - Nilaimoral Kcb

20

4. Pengertian dan Unsur-Unsur Novel

a. Pengertian Novel

Kata novel berasal dari bahasa Italia yaitu Novella yang berarti

kabar atau berita atau pemberitahuan Mambo (dalam Saharuddin,

1995:9). Pengertian ini lama kelamaan mengalami perubahan

menjadi suatu prosa cerita yang berisikan humor mengandung sinis,

pengertian ini sudah jauh berbeda artinya dengan pengertian novel

sekarang.

Novel adalah cerita prosa tentang kehidupan manusia seperti

halnya roman. Hanya novel isinya lebih terbatas dari-pada roman.

Novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan

orang-orang. Luar biasa karena kejadian ini lahir suatu konflik,

sesuatu pertikaian yang menimbulkan pergolakan jiwa tokoh-

tokohnya, sehingga mengubah jalan hidup tokoh-tokoh tersebut.

Novel lebih ditekankan pada peristiwa yang terjadi pada diri

sendiri, pengembangan tokoh cerita, keberpihakan atau

ketidakberpihakan pada beberapa kejadian dan banyak lagi

penekanan lainnya. Novel adalah jenis prosa yang mengandung

unsur tokoh, alur, latar, rekaan yang menggelarkan kehidupan

manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung

nilai dasar konvensi penulisannya (Zaidan dalam Lubis, 1981). Novel

tidak sekedar merupakan serangkaian tulis-an yang menarik ketika

Page 35: Tesis - Nilaimoral Kcb

21

dibaca, tetapi merupakan struktur pikir-an yang tersusun dari unsur-

unsur yang padu.

Berbeda halnya dengan roman. Roman pada mulanya

mengandung cerita yang ditulis dalam bahasa roman, yaitu bahasa

rakyat di Prancis pada abad pertengahan. Pengertian roman

sekarang adalah cerita prosa yang menggambarkan pengalaman

baik lahir maupun batin dari beberapa orang yang berhubungan satu

dengan yang lain dalam suatu keadaan. Roman menceritakan

seluruh kehidupan pelaku-pelakunya dari kecil hingga matinya, dari

ayunan hingga ke kubur. Novel lebih banyak melukiskan satu saat

dari kehidupan seseorang mengenai suatu episode (bagian cerita

seakan berdiri-sendiri).

Menurut Jassin (1991: 64-65), novel adalah suatu karya prosa

yang bersifat cerita, yang menceritakan suatu kejadian luar biasa

dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita), dari kejadian ini muncul

konflik suatu pertikaian yang mengalihkan jurusan nasib mereka,

wujud dari novel adalah konsentrasi, pemusatan atau memfokuskan

kehidupan dalam suatu krisis yang menentukan.

Oleh karena itu novel menceritakan sesuatu kejadian yang

luar biasa dari kehidupan orang-orang, maka terjadilah digresi, yaitu

peristiwa-peristiwa lain yang tidak langsung berhubungan dengan

peristiwa pokok. Novel hanya menceritakan salah satu segi

Page 36: Tesis - Nilaimoral Kcb

22

kehidupan sang tokoh yang benar-benar istimewa yang

mengakibatkan terjadinya perubahan nasib. Apakah itu dari segi

ceritanya, kerakusannya, dan Iain-lain. Sudah barang tentu di

dalamnya menceritakan peristiwa kehidupan tokoh-tokohnya.

Berdasarkan isinya, novel dapat dibedakan menjadi:

a) Novel sosial, adalah novel yang isinya menceritakan corak

kehidupan dan penghidupan masyarakat, adat istiadat,

kepercayaan masyarakat kota dan masyarakat desa. Dapat pula

menceritakan kepincangan masyarakat.

b) Novel bertendens, adalah novel yang isinya mengungkapkan

tendensi atau tujuan tertentu untuk membuat keadaan men-jadi

baik atau lebih baik.

c) Novel psikologi, adalah novel yang mengutamakan

pengungkapan tokoh-tokoh pelaku dari aspek kejiwaannya,

mengungkapkan penggolongan jiwa, batin dan penderitaan yang

dialami tokoh dalam cerita.

d) Novel sejarah, adalah novel yang ceritanya erat atau

berhubungan dengan peristiwa sejarah, baik tahunnya maupun

mengenai pelakunya.

e) Novel detektif, adalah novel yang isinya mengungkapkan

peristiwa yang bersifat detektif, menceritakan kelihaian pelaku

Page 37: Tesis - Nilaimoral Kcb

23

dalam melakukan teknik terpadu untuk membaca dan

memenangkan pihak yang benar.

f) Novel adat, adalah novel yang berisi masalah adat, biasanya

mengisahkan pertentangan adat istiadat dengan perubahan yang

diinginkan kaum muda-mudi sebagai upaya tradisi untuk

kemajuan.

g) Novel percintaan, adalah novel yang mengisahkan hubungan

percintaan antara pria dan wanita dengan berbagai rintangan dan

cobaan.

h) Novel anak-anak, adalah novel yang isinya menceritakan dunia

anak-anak, kecerdikannya, pengalamannya dan suka dukanya.

b. Unsur-Unsur Novel

1) Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang secara langsung

membangun cerita dari dalam novel itu sendiri, seperti tema, alur,

tokoh, latar, sudut pandang (point of view), amanah, dan gaya

bahasa.

a) Tema

Istilah tema menurut Seharbach (dalam Saharuddin, 1995:19)

berasal dari bahasa latin yang berarti tempat me-letakkan suatu

perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang

Page 38: Tesis - Nilaimoral Kcb

24

mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal

tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.

Tema menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2000:88) adalah

makna yang terkandung oleh sebuah cerita. Senada dengan itu,

tema menurut Hartoko dan Rahmanto (dalam Nurgiyantoro, 2000:

142) adalah: "gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya

sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis

dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan".

Pada hakikatnya, tema adalah permasalahan yang merupakan

titik tolak pengarang dalam menyusun cerita atau karya sastra

tersebut, sekaligus merupakan permasalahan yang ingin dipecahkan

pengarang dengan karya sastra itu.

Tema suatu karya sastra dapat tersurat dan dapat pula

tersirat. Disebut tersurat apabila tema tersebut dengan jelas

dinyatakan oleh pengarangnya. Disebut tersirat apabila tidak secara

tegas dinyatakan, tetapi terasa dalam keseluruhan cerita yang dibuat

pengarang.

Menurut jenisnya tema dapat dibedakan atas dua macam,

yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor ialah tema pokok,

yakni permasalahan yang paling dominan menjiwai suatu karya

sastra, sedangkan tema minor yang sering juga disebut sebagai

tema bawahan ialah permasalahan yang merupakan cabang dari

Page 39: Tesis - Nilaimoral Kcb

25

tema mayor. Sebagai contoh dapat kita ambil misalnya buku Siti

Nurbaya, tema mayor novel ini adalah pertentangan antara adat

timur dan adat barat, sementara itu tema minornya adalah Kawin

Paksa.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

tema adalah inti permasalahan dalam sebuah cerita, yang

mendominasi sebuah karya.

b) Alur (plot)

Istilah Iain untuk alur ialah plot, yakni cara mengarang

menjalin kejadian-kejadian secara berurutan dengan memperhatikan

hukum sebab akibat sehingga merupakan kesatuan yang padu,

bulat dan utuh.

Djunaedie (1995:8), mengemukakan bahwa alur adalah

rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa sehingga

membentuk satu kesatuan yang utuh. Hubungan unsur cerita yang

satu dengan peristiwa yang lain bersifat logis, juga mengandung

hubungan kualitas, yaitu peristiwa yang satu menjadi penyebab

timbulnya peristiwa yang lain. Cara menentukan alur cerita dilakukan

dengan menguji sebab akibat peristiwa pokok. Sebab alur cerita

adalah sambung-sinambung. peristiwa berdasarkan hubungan

sebab akibat.

Page 40: Tesis - Nilaimoral Kcb

26

Dilihat dari cara penyusunan-bagian-bagian plot tersebut, plot

atau alur cerita dapat dibedakan menjadi alur lurus atau alur sorot

balik. Suatu cerita disebut beralur lurus apabila cerita tersebut

disusun mulai kejadian awal diteruskan dengan kejadian-kejadian

berikutnya dan berakhir pada pemecahan permasalahan. Apabila

suatu cerita disusun secara sebaliknya, yakni dari bagian akhir dan

bergerak ke muka menuju titik awal cerita, alur cerita demikian

disebut alur sorot balik. Contoh novel dengan alur jenis ini adalah

Atheis karangan Acdhiat K. Mihardja dan Keluarga Permata oleh

Ramadhan K.H.

Selain itu, ada pula cerita yang menggunakan kedua alur

tersebut secara bergantian, maksudnya sebagian ceritanya

menggunakan alur lurus dan sebagian menggunakan alur sorot

balik. Akan tetapi, keduanya dijalin dalam kesatuan yang padu

sehingga tidak menimbulkan kesan adanya dua buah cerita atau

peristiwa yang terpisah baik waktu maupun tempat kejadiannya.

c) Tokoh dan Penokohan

Penokohan atau perwatakan adalah pelukisan mengenai

tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat

berupa pandangan hidup, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya,

dan sebagainya.

Page 41: Tesis - Nilaimoral Kcb

27

Penokohan adalah penggambaran tokoh baik secara fisik

maupun psikis, yang dapat diketahui melalui penggambaran

pengarang secara langsung maupun berdasarkan sikap dan

tindakan tokoh tersebut dalam kaitannya dengan keadaan maupun

tokoh lainnya, melalui dialog antar tokoh maupun komentar dari

tokoh lainnya. Dengan demikian, penokohan dapat diartikan sebagai

cara pengarang menampilkan tokoh fiksinya.

Ada tiga cara yang sering digunakan oleh pengarang untuk

menggambarkan tokoh ceritanya yaitu:

(1) Cara langsung (cara analitik), yaitu pengarang secara terurai

menggambarkan ceritanya, bagaimana perwatakan tokoh cerita

itu. Jadi, diceritakan secara langsung watak yang dikehendaki

pengarang. Bilamana pengarang hendak menggambarkan orang

yang lemah lembut, di-katakanlah ia lemah lembut atau yang

keras kepala di-gambarkan langsung dengan kata-kata

pengarang sendiri dan seterusnya.

(2) Cara tidak langsung, yaitu pengarang secara tersamar dalam

memberitahukan wujud atau keadaan tokoh ceritanya. Termasuk

ke dalam cara tidak langsung ini adalah:

(a) Dengan gambaran tentang lingkungan atau tindakan dan

sifat-sifat lainnya; untuk menggambarkan watak orang yang

Page 42: Tesis - Nilaimoral Kcb

28

ceroboh digambarkan dengan pakaiannya yang tidak rapi,

rambutnya yang tidak disisir, dan lain sebagainya.

(b) Dengan melukiskan sikap tokoh dalam menanggapi suatu

kejadian atau peristiwa dan sebagainya; melalui cara ini

pembaca dapat mengetahui apakah tokoh cerita tersebut

seorang yang berpendidikan, acuh tak acuh, yang besar rasa

kemanusiaannya, dan sebagainya.

(c) Dengan melukiskan bagaimana tanggapan tokoh-tokoh lain

dalam cerita tersebut.

(3) Secara campuran, yaitu pengarang secara bergantian

atau bahkan mencampurkan antara cara langsung dan cara

tidak langsung, jadi dengan kata lain dalam sebuah novel atau

cerpen umumnya tidak akan dijumpai pelukisan tokoh secara

langsung atau tidak langsung saja.

d) Setting (latar)

Setting adalah penempatan mengenai waktu dan tempat

termasuk lingkungannya. Yang dimaksud dengan lingkungan ialah

kebiasaan, adat istiadat, latar belakang alam atau keadaan

sekitarnya. Suatu cerita pada hakikatnya tidak lain adalah lukisan

peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau

beberapa orang tokoh pada suatu waktu di suatu tempat karena

Page 43: Tesis - Nilaimoral Kcb

29

manusia atau tokoh cerita itu tidak pernah lepas dari ruang dan

waktu, maka tidak mungkin ada cerita tanpa ada latar atau setting.

Kegunaan latar atau setting dalam cerita biasanya bukan hanya

sekadar sebagai petunjuk kapan dan di mana cerita itu terjadi,

melainkan juga sebagai tempat pengambilan nilai-nilai yang ingin di

ungkapkan pengarang melalui cerita tersebut.

Waktu terjadinya cerita dapat semasa dengan kehidupan

pembaca dan dapat pula sekian bulan, tahun, atau abad yang lalu.

Sementara itu, tempatnya dapat di suatu desa, kantor, kota, bahkan

akan dijumpai pelukisan tokoh secara langsung atau tidak langsung

saja.

e) Sudut pandang

Abrams dalam Nurgiyantoro (2000: 142), mengatakan bahwa

sudut pandang menyarankan pada sebuah cerita dikisahkan. la

merupakan cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang

sebagai sarana untuk menyajikan tokoh tindakan latar, dan berbagai

peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca.

Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para

pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Sudut pandang atau biasa

diistilahkan dengan sudut pandang atau titik kisah meliputi narator

Page 44: Tesis - Nilaimoral Kcb

30

omniscient dan narator observer. Nara-tor omniscient adalah narator

atau pengisah yang juga berfungsi sebagai pelaku cerita, karena

pelaku juga adalah pengisah, maka akhirnya pengisah atau penutur

serba tahu tentang apa yang ada dalam benak pelaku utama

maupun sejumlah pelaku lainnya, baik secara fisik maupun

psikologis. Narator observer adalah bila pengisah hanya berfungsi

sebagai pengamat terhadap pemunculan para pelaku serta hanya

tahu dalam batas tertentu dalam perilaku batiniah para pelaku

narator observer pengarang menyebutkan nama pelaku dengan ia,

dia, nama-nama lain maupun dengan mereka.

Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan

strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih oleh pengarang

untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.

f) Amanat

Pada dasarnya karya sastra adalah perwujudan pengarang,

ekspresif tanggapan terhadap suatu permasalahan yang menarik

bagi karya itu. Pengarang menuangkan ide, tanggapan, kesan dan

pesan bahkan melalui karya sastra, sastrawan menggambarkan

solusi dari sebuah permasalahan.

Esten (1990: 92) mengemukakan bahwa amanat merupakan

hasil akhir dari pemecahan berbagai persoalan yang terkandung

Page 45: Tesis - Nilaimoral Kcb

31

dalam tema sentral. Amanat adakalanya diungkapkan secara implisit

merupakan sesuatu yang kurang jelas dan kabur. Adakalanya

kekaburan memungkinkan mengandung makna satu sama lainnya

sesuai dengan kadar kemampuan yang dimiliki setiap orang dalam

menghayati setiap persoalan. Sedangkan amanat yang diungkapkan

secara eksplisit memungkinkan setiap orang berada dalam kadar

keputusan yang sejalan atau satu dengan yang lain-nya.

Dari pernyataan di atas, jelas bahwa dalam karya sastra ada

pesan khusus penulis yang dimaksud dalam hal ini adalah pesan

yang dapat dijadikan pegangan agar lebih arif dalam meniti hidup,

seandainya pembaca mengalami, menemui, dan menghadapi

permasalahan yang sama dengan cerita dalam karya itu, pesan

khusus itulah yang disebut amanat.

2) Unsur Ekstrinsik

Unsur Ekstrinsik menurut Nurgiyantoro (2001:23) adalah unsur

yang berada di luar karya fiksi yang memengaruhi lahirnya karya

namun tidak menjadi bagian di dalam karya fiksi itu sendiri.

Sebelumnya Wellek dan Warren (dalam Nurgiyantoro, 2001: 23)

juga berpendapat bahwa unsur ekstrinsik merupakan keadaan

subjektivitas pengarang yang tentang sikap, keyakinan, dan

pandangan hidup yang melatarbelakangi lahirnya suatu karya fiksi,

Page 46: Tesis - Nilaimoral Kcb

32

dapat dikatakan unsur biografi pengarang menentukan ciri karya

yang akan dihasilkan.

5. Bentuk Penyampaian Pesan Moral dalam Karya Sastra

Kebenaran dan moral dalam novel bukanlah yang seperti

keadaan hidup sehari-hari, tetapi kebenaran dan moral yang dituju

adalah yang tidak hanya bertumpu pada kehidupan nyata melainkan

yang sepatutnya terjadi dan diinginkan.

Dari sisi tertentu karya sastra, fiksi, dapat dipandang sebagai

bentuk manifestasi keinginan pengarang untuk mendialog,

menawarkan, dan menyampaikan sesuatu. Sesuatu itu mungkin

berupa pandangan tentang suatu hal, gagasan, moral atau amanat.

Dalam pengertian ini, karya sastra pun dapat dipandang sebagai

sarana komunikasi yang lain, tertulis ataupun lisan, karya sastra

yang merupakan salah satu wujud karya seni yang notabene

mengemban tujuan estetik, tentunya mempunyai kekhususan sendiri

dalam menyampaikan pesan-pesan moralnya. Secara umum dapat

dikatakan bahwa bentuk penyampaian moral dalam karya fiksi

bersifat langsung dan tidak langsung (Nurgiyantoro, 2005:335).

a. Bentuk Penyampaian Langsung

Bentuk penyampaian pesan moral yang bersifat langsung,

boleh dikatakan identik dengan cara pelukisan watak tokoh yang

Page 47: Tesis - Nilaimoral Kcb

33

bersifat uraian, telling, atau penjelasan. Jika dalam teknik uraian

pengarang secara langsung mendeskripsikan perwatakan tokoh-

tokoh cerita yang bersifat “memberitahu” atau memudahkan

pembaca untuk memahaminya, hal yang demikian juga terjadi dalam

penyampaian pesan moral. Artinya, moral yang ingin disampaikan

atau diajarkan kepada pembaca itu dilakukan secara langsung.

Pengarang dalam hal ini tampak bersifat menggurui pembaca,

secara langsung memberikan nasihat dan petuahnya (Nurgiyantoro,

2005:335).

b. Bentuk Penyampaian Tidak Langsung

Jika dibandingkan dengan bentuk sebelumnya, bentuk

penyampaian pesan moral di sini tidak bersifat langsung. Pesan itu

hanya tersirat dalam cerita, berpadu secara koherensif dengan

unsur-unsur cerita yang lain. Walau betul pengarang ingin

menawarkan dan menyampaikan sesuatu, ia tidak melakukannya

secara serta-merta dan vulgar. Karya yang terbentuk cerita

bagaimanapun hadir kepada pembaca pertama-tama haruslah

sebagai cerita, sebagai sarana hiburan untuk memperoleh berbagai

kenikmatan. Kalaupun ada yang ingin dipesankan dan yang

sebenar-benarnya justru hal inilah yang mendorong ditulisnya cerita

Page 48: Tesis - Nilaimoral Kcb

34

itu, hal itu hanyalah lewat siratan saja dan terserah kepada

penafsiran pembaca. (Nurgiyantoro, 2005:339).

B. Kerangka Pikir

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi

bukan semata-mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk

dan hasil sebuah pekerjaan kreatif. Pada hakikatnya karya sastra

adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk meng-

ungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah

karya sastra pada umumnya berisi tentang permasalahan yang

melingkupi kehidupan manusia.

Karya sastra merupakan salah-satu medium yang paling

efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok

masyarakat (Semi, 1990:49). Hal tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan moral sebagai perekam keperluan

zaman, yang akan mampu menggerakkan masyarakat ke arah budi

pekerti luhur dan terpuji. Karya sastra dianggap bermutu tinggi jika

mengandung nilai moral yang tinggi dan dapat membina kepribadian

suatu masyarakat.

Pesan moral dalam karya sastra atau amanat yang diperoleh

pembacanya, selalu dalam pengertian yang baik, sekalipun dalam

karya sastra tersebut ditampilkan tokoh-tokoh dengan tingkah laku

Page 49: Tesis - Nilaimoral Kcb

35

yang tidak terpuji. Membaca novel mendorong orang untuk

menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan

menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai

makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.

Sehubungan dengan hal di atas, Hill (dalam Pradopo, 1995:

93) bahwa untuk memahami sebuah karya sastra perlu adanya

analisis yang merupakan penguraian terhadap bagian atau

unsurnya.

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang cukup

efektif dalam menyampaikan pesan dan amanat dari satu generasi

ke generasi selanjutnya. Novel yang baik adalah novel yang

memberikan pesan moral kepada pembaca dan senantiasa

menghadirkan yang terbaik sehingga mampu tampil sebagai sarana

pendidikan moral (Heriyanto, 2008: 73).

Dalam penelitian ini karya sastra yang akan dianalisis adalah

novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) bagian pertama karya Habibur-

rahman Al Shirazy. Novel ini akan dianalisis hingga mendapatkan

suatu temuan. Adapun bagan kerangka pikir dapat dilihat berikut:

Page 50: Tesis - Nilaimoral Kcb

36

BAGAN KERANGKA PIKIR

Karya Sastra

Puisi Prosa Fiksi Drama

Novel Cerpen

Analisis Nilai Moral KCB

Temuan

Page 51: Tesis - Nilaimoral Kcb

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada hakikatnya desain penelitian merupakan strategi yang

mengatur ruang dan teknis agar suatu penelitian memperoleh data

maupun kesimpulan penelitian dengan kemungkinan munculnya

kontaminasi yang paling kecil sekalipun dari variabel lain.

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Rancangan yang

digunakan adalah rancangan deskriptif karena mendeskripsikan

nilai-nilai moral dalam novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB), di mana

data yang diuraikan berupa kata-kata.

Langkah awal yang bisa memudahkan peneliti untuk

memperoleh data dan kesimpulan secara objektif mengenai analisis

nilai moral dalam novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB), adalah melalui

studi pustaka. Adapun metode yang digunakan adalah metode

analisis deskriptif dengan pendekatan mimetik, yakni suatu

pendekatan apresiasi sastra yang memandang sastra sebagai

bentuk tiruan kehidupan nyata.

Page 52: Tesis - Nilaimoral Kcb

38

B. Definisi Istilah

Untuk menghindari adanya salah penafsiran mengenai

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu

mengemukakan definisi istilah-istilah yang digunakan dalam

penelitian ini.

Istilah-istilah yang dimaksud, adalah sebagai berikut:

1. Novel adalah karya prosa yang menceritakan suatu kejadian luar

biasa dari kehidupan tokoh-tokoh fiksi tertentu.

2. Novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB), adalah novel Karya

Habiburrahna El Shurazy, bagian pertama yang terdiri dari 483

halaman yang diterbitkan oleh Republika pada tahun 2007. Pada

bab berikutnya, istilah ini disingkat menjadi Novel KCB.

3. Nilai Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi

pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam yang mengatur

tingkah lakunya dalam bersikap dan berinteraksi dengan

seseorang atau kelompok lain.

4. Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur pembangun dalam novel,

dalam hal ini Novel Ketika Cinta Bertasbih bagian Pertama Karya

Habiburrahman El Shurazy, yang terdiri dari 483 halaman yang

diterbitkan oleh Republika pada tahun 2007. Unsur-Unsur intrinsik

yang dimaksud meliputi tema, latar, tokoh dan penokohan, dan

amanat.

Page 53: Tesis - Nilaimoral Kcb

39

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian ini adalah, kalimat, ungkapan yang

mengandung nilai moral dalam novel pertama (I) Ketika Cinta

Bertasbih (KCB) Karya Habiburrahman El Shirazy.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Ketika Cinta

Bertasbih (KCB) Karya Habiburrahna El Shirazy, terdiri dari 483

halaman yang diterbitkan oleh Republika pada tahun 2007.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mencari dan mengumpulkan data sebagai standar, acuan, dan

rujukan yang dapat dijadikan pedoman dalam meneliti secara

sistematis.

2. Membaca secara berulang-ulang novel Ketika Cinta Bertasbih

Karya Habiburrahman El Shirazy,sampai betul-betul mendapat-

kan data yang akurat.

Page 54: Tesis - Nilaimoral Kcb

40

3. Menentukan bagian-bagian yang sesuai dengan masalah yang

akan diteliti, yaitu kata, kalimat, dan ungkapan-ungkapan yang

dapat mendukung data.

4. Mengelompokkan data-data yang di dalamnya mengandung

nilai-nilai moral.

Data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan menjadi

dua bagian yaitu:

1. Data primer adalah data yang diangkat dalam objek yang dikaji

atau diteliti yaitu novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Karya

Habiburrahna El Shirazy,.

2. Data sekunder adalah data penunjang berupa literatur yang

relevan dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Data yang membangun masalah penelitian dianalisis sesuai

dengan perangkat teori dan metode yang digunakan. Hasil penelitian

dianalisis dengan menggunakan urutan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Mengidentifikasikan data berupa kalimat atau alinea menjadi

bagian-bagian yang selanjutnya dapat dianalisis. Identifikasi

Page 55: Tesis - Nilaimoral Kcb

41

dilakukan dengan pembacaan dan pengamatan secara cermat

terhadap novel yang di dalamnya terkandung nilai-nilai moral

2. Mengklasifikasikan kalimat atau ungkapan-ungkapan berdasar-

kan ciri atau bentuk nilai moralnya, sehingga ditemukan deskripsi

nilai-nilai moral dalam novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Karya

Habiburrahman El Shirazy secara menyeluruh.

3. Menganalisis kalimat atau ungkapan-ungkapan yang memuat

nilai moral dalam novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) Karya

Habiburrahman El Shurazy,

4. Mendeskripsikan nilai-nilai moral dalam novel Ketika Cinta

Bertasbih (KCB Karya Habiburrahman El Shirazy.

Page 56: Tesis - Nilaimoral Kcb

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Unsur Intrinsik Novel Ketika Cinta Bertasbih

a. Tema

Sebagaimana telah diuraikan pada bab III, tema adalah inti

permasalahan dalam sebuah cerita, novel KCB secara keseluruhan

bercerita tentang kehidupan beberapa mahasiswa asal Indonesia

yang menuntut ilmu di Mesir. Dalam kesehariannya, mahasiswa-

mahasiswa ini diceritakan hidup dan berinteraksi dengan sesama

mahasiswa maupun dengan penduduk lokal berlandaskan ajaran

agama Islam. Selain itu, mereka juga digambarkan sebagai

mahasiswa yang sangat tekun, cerdas, memiliki motivasi dan

semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu, menyayangi keluarga

dan menghormati sesama manusia, serta menempatkan Sang

Pencipta di atas segala-galanya.

Novel ini secara umum berkisah tentang petualangan cinta ala

remaja yang hidup dengan gaya Islami, sehingga menimbulkan

konflik batin dan konflik sosial yang lebih rumit dan menarik jika

dibandingkan dengan cerita percintaan semisal kisah Romeo dan

Page 57: Tesis - Nilaimoral Kcb

43

Juliet, yang rela mengorbankan apa saja, menghadapi siapa saja

demi lawan jenis yang dicintainya, maka novel KCB ini

menyuguhkan kisah yang berlawanan. Dalam novel ini, tokoh-

tokohnya yang tetap digambarkan sebagai manusia biasa yang juga

merasakan sesuatu yang dinamakan “cinta” kepada lawan jenis,

tetapi tetap berusaha menjalaninya sesuai dengan tuntunan agama.

Tema yang diusung novel KCB tidaklah begitu jauh dari

judulnya sendiri, yakni tentang rasa cinta kepada lawan jenis, yang

dialami oleh tokoh-tokohnya. Novel KCB menyuguhkan suatu model

berbeda dalam ungkapan kata “cinta” itu sendiri. Dalam novel ini

digambarkan sifat dan cara mencintai yang sesuai dengan ajaran

agama Islam. Model percintaan yang dimaksud, sebagaimana yang

terlihat dalam kutipan-kutipan berikut:

Ia (Azzam) tersenyum sendiri. Entah kenapa tiba-tiba berkelebat pikiran, andai yang berjalan itu adalah dirinya dan Eliana. Alangkah indahnya. Astaghfirullal! la beristighfar. Ia merasa apa yang berkelebat dalam pikirannya itu sudah tidak dianggap benar. (KCB: 6)

Kutipan di atas menggambarkan bagaimana Azzam merasa

bersalah dan berdosa ketika tanpa sadar telah terpikat akan pesona

Eliana, sehingga iapun membayangkan dirinya dan Eliana tengah

berjalan berdua di sebuah pantai. Dengan segera ia sadar dan

Page 58: Tesis - Nilaimoral Kcb

44

beristigfar. Kutipan cerita ini mengacu pada ayat Alquran yang

berbunyi;

ولا تقربوا الزنا إنه كان فاحشة وساء سبيلا

Artinya: Dan jangan kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(QS. Al- Israa: 32)

Hal serupa kembali terungkap ketika Azzam menolak hadiah

“ciuman ala prancis” dari Eliana. Menanggapi tawaran Eliana

tersebut, Azzam berujar;

Azzam memutus pembicaraan dan meletakkan gagang telponnya sambil mendesis kesal, "Dasar perempuan didikan Prancis tidak tahu adab kesopanan. Sudah tahu aku ini mahasiswa Al Azhar mau disamakan sama bule saja! Sinting kali!" (KCB: 28)

Lebih lanjut, model percintaan yang ideal dalam pandangan

Islam kembali terungkap ketika Azzam menjelaskan alasan

penolakannya yang menyinggung perasaan Eliana yang memang

menyelesaikan kuliahnya di Prancis, dan sangat akrab dengan

pergaulan “ala barat”.

Islam sama sekali tidak membolehkan ada persentuhan intim antara pria dan wanita kecuali itu adalah suami isteri yang sah. Dan ciuman gaya Prancis itu bagi saya sudah termasuk kalegori sentuhan sangat intim. Yang dalam Islam tidak boleh dilakukan kecuali oleh pasangan suami isteri. Ini demi menjaga kesucian. Kesucian kaum pria dan kaum wanita. (KCB: 65)

Page 59: Tesis - Nilaimoral Kcb

45

Diceritakan bahwa kutipan di atas yang merupakan ucapan

Azzam, adalah prinsipnya dalam menjalani hubungan dengan lawan

jenis.

Tokoh lainnya, Fadhil, menunjukkan sikap serupa ketika ia

merelakan dan menyarankan Tiara, seorang yang ia idamkan

menjadi istri dan akan ia lamar begitu ia mendapat gelar S.1-nya.

Sayangnya, sebelum cita-citanya tercapai, ia didahului oleh kawan

akrabnya sendiri. Sementara Tiara yang juga sangat

mengidamkannya sebagai pendamping hidupnya, mencoba

meminta pertimbangan pertimbangan kepada Fadhil apakah harus

menerima atau menolak, dengan harapan Fadhil segera

menyatakan perasaannya dan melamarnya. Namun Fadhil justru

menunjukkan sikap seorang muslim sejati, sebagaimana terlihat

pada kutipan berikut:

Fadhil tersadar. Ia harus berani menghadapi realita …. Ia merasa sangat jahat jika meminta kepada Tiara menolak lamaran itu, agar ia bisa melamarnya setelah ujian. Ia merasa jika melakukan hal itu, ia seperti menikam temannya sendiri. Ia merasa kebesaran jiwa dan kesabarannya benar-benar sedang diuji. Ia harus bisa memberikan jawaban sebagai seorang Muslim sejati. (248)

Sikap Fadhil dalam kutipan di atas mengacu pada hadis

Rasulullah Muhammad SAW:

أخيه سوم على يسوم ولا أخيه خطبة على الرجل يخطب لا

Page 60: Tesis - Nilaimoral Kcb

46

"Janganlah meminang wanita yang telah dipinang saudaranya, dan janganlah menawar barang yang telah ditawar saudaranya “ (HR Muslim, no : 2519 )

Akan tetapi, kemudian Fadhil ragu dan menyesali

keputusannya. Sehubungan dengan sikap Fadhil yang demikian,

Azzam berkomentar:

Mencintai makhluk itu sangat berpeluang menemui kehilangan. Kebersamaan dengan makhluk juga berpeluang mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak. (KCB: 338)

Lebih lanjut, Azzam mengingatkan sahabatnya itu dengan

mengutip perkataan Ibnu Athaillah,

“tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangan duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana! (KCB: 337)

Di sisi lain, Tiara, yang masih belum juga bisa menerima

pernikahannya, tetap berusaha membujuk Fadhil, dan memintanya

segera melamar dirinya dan berencana membatalkan pernikahannya

dengan Zulkifli yang akan berlangsung beberapa hari lagi. Dalam

suratnya, Tiara berkata:

Jika kakak mau dan jika kakak berani. Sebab risiko selanjutnya adalah aku dan kakak yang akan menghadapi. Memang kita akan menantang badai. Tapi bukankah pencinta sejati selalu siap menantang badai. Aku yakin kakak adalah seorang pencinta sejati. Ya,

Page 61: Tesis - Nilaimoral Kcb

47

kakak adalah seorang pencinta sejati yang gagah berani, yang siap mengarungi perjalanan panjang hidup dengan gagah berani pula: demi orang-orang yang dicintai.

Membaca surat dari Tiara tersebut, keyakinan Fadhil kembali

diuji, bahkan nyaris runtuh. Beruntung, Azzam selalu kembali

mengingatkan sahabatnya bahwa adalah kesalahan besar

memenuhi permintaan Tiara yang dianggapnya sudah kehilangan

akal sehat. Pernyataan Azzam mengenai keraguan Fadhil adalah

sebagai berikut:

"Pesanku hanya satu, kau jangan jadi pecundang, jangan jadi pengkhianat! Jadilah kau lelaki sejati. Kau jangan kalah oleh perasaan. Sebagian perasaan itu datangnya dari nafsu yang mengajak dosa. Tapi ikutilah petunjuk Nabi.(KCB:346)

Apa bangganya kita mendapatkan cinta dari orang yang kita damba, namun kita kehilangan cinta Allah 'Azza wa Jalla. Apa bangganya?(KCB:347)

Dua kutipan di atas menunjukkan bahwa cinta yang sejati

terutama hanya kepada Sang Pencipta, bukan kepada ciptaanNya.

Dengan demikian, Fadhil pun kembali meneguhkan keyakinan, dan

pendiriannya sebagai seorang muslim sejati. Dalam surat

balasannya kepada Tiara, Fadhil mengutarakan ungkapan yang

akhirnya menyadarkan Tiara atas kekhilafannya.

Page 62: Tesis - Nilaimoral Kcb

48

Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak mau kehilangan cinta- Nya. Aku mendamba hidup bersamamu, tapi aku lebih mendamba hidup bersama ridha-Nya.(KCB:348) Demikianlah Fadhil meneguhkan keimanannya untuk tetap

berpegang dan tunduk kepada Allah Swt., dan menolak menghianati

Sang Pencipta demi makhluk ciptaanNya. Menerima surat balasan

dari Fadhil, Tiara pun sadar atas kekhilafannya, sebagaimana

digambarkan dalam kutipan di bawah ini:

Ia merasa bahwa Fadhil benar. Kata-katanya benar. Seorang Muslim tidak boleh menzalimi Muslim yang lain. Apapun alasannya dalam Islam kezaliman tidak dibenarkan. Termasuk kezaliman dengan alasan cinta. Sungguh naif, cinta macam apa yang mendatangkan kezaliman? (KCB:349)

Tema cinta islami ini semakin dipertegas dengan kutipan

berikut:

Yang kucari adalah yang agamanya baik dan aku yakin bisa mencintainya. Aku bisa berbakti padanya dengan penuh rasa suka, rasa cinta dan ikhlas. (193)

Tokoh lain yang menunjukkan cerita berbeda, dan harus

menerima akibat yang tidak menyenangkan, adalah Pak Ali. Dalam

Novel KCB, Pak Ali mengisahkan kisah hidupnya kepada Azzam.

Kepada Azzam ia bercerita tentang mantan istrinya, yang akhirnya

menghancurkan hidupnya dan keluarganya sebagaimana terlihat

dalam kutipan berikut:

Page 63: Tesis - Nilaimoral Kcb

49

"Demi cintaku padanya segala yang kumiliki aku korbankan. Harta orangtuaku aku habiskan untuk membiayai hidup di London. Kau tahu sendiri kan, betapa mahal hidup di London. Sekaya-kayanya orang Pedan yang mengandalkan hasil pertanian mampu kuat berapa lama hidup di London? Akhirnya harta orang tuaku ludes. Aku sendiri menanggung utang tidak sedikit. Aku benar-benar tidak memiliki apa-apa. Aku hanya bisa kerja part time di sebuah toko swalayan di London.

Berdasarkan kisah cinta Pak Ali yang kontras dengan model

cinta yang disuguhkan dalam kisah Azzam dan Fadhil, dapat

disimpulkan bahwa Novel KCB berusaha menonjolkan model cinta

Islami, sebagai salah satu tema yang diusung dalam rangkaian kisah

cinta tokoh-tokohnya.

Tema lainnya yang dapat diangkat ke permukaan dari novel

KCB, juga terlihat dari tokoh Azzam. Latar belakang dan perjalanan

hidup pribadinya sebagai tokoh utama dalam novel KCB memiliki ciri

tersendiri terlepas dari tema cinta islami, yang melibatkan beberapa

tokoh lainnya. Hidup dan kehidupan pribadi tokoh Azzam secara

khusus berkisah tentang perjuangan seorang pemuda asal

Indonesia yang menuntut ilmu di Mesir, yang terpaksa menunda

mengejar gelar sarjananya karena ayahnya meninggal ketika ia baru

satu tahun menimba ilmu. Musibah tersebut kemudian memaksanya

mengabaikan kepentingan dan ambisi pribadinya untuk mengejar

gelar sarjana karena tanggung jawab keluarga untuk menghidupi ibu

dan membiayai pendidikan dua adiknya. Di tengah tanggung jawab

Page 64: Tesis - Nilaimoral Kcb

50

yang besar itu, ia tetap tidak lantas mengabaikan teman-temanya

yang membutuhkan bantuannya.

Bagian-bagian novel yang menceritakan kisah pribadi Azzam

dapat dilihat pada kutipan-kutipan berikut:

"Ah Pak Ali terlalu perhatian pada saya. Saya memang harus bekerja keras Pak. Bagi saya ini bukan beban. Saya tidak merasakannya sebagai beban. Meskipun orang lain mungkin melihatnya sebagai beban. Saya memang harus bekerja untuk menghidupi adik-adik saya di Indonesia. Ayah saya wafat saat saya baru satu tahun kuliah di Mesir. Saya punya tiga adik. Semuanya perempuan. Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jalan. Maka satu-satunya jalan adalah saya harus bekerja keras di sini. Jadi itulah kenapa saya sampai jualan tempe, jualan bakso, dan membuka jasa katering." (KCB: 25)

Kutipan di atas merupakan sebagian kecil kehidupan Azzam

yang diceritakannya kepada Pak Ali. Berdasarkan kutipan di atas,

diketahui bahwa Azzam, walau bagaimanapun tidak ingin putus

kuliah, ia rela menunda menunggu, dan tetap mendahulukan

keluarganya di Indonesia.

Mengetahui kebenaran di balik sosok Azzam yang tertutup itu,

Pak Ali berkomentar;

"Aku sama sekali tak menyangka bahwa kau menghidupi adik-adikmu di Indonesia. Aku sangat salut dan hormat padamu Mas. Sungguh. Ketika banyak mahasiswa yang sangat manja dan menggantungkan kiriman orangtua, kau justru sebaliknya. Teruslah bekerja keras Mas. Aku yakin engkau kelak akan meraih kejayaan dan

Page 65: Tesis - Nilaimoral Kcb

51

kegemilangan. Teruslah bekerja keras Mas, setahu saya yang membedakan orang yang berhasil dengan yang tidak berhasil adalah kerja keras. Dan nanti kalau kau sudah sukses jagalah kesuksesan itu. Setahu saya, dari membaca biografi orang-orang sukses, ternyata hal paling berat tentang sukses adalah menjaga diri yang telah sukses agar tetap sukses." (KCB: 26)

Kutipan lainnya yang menguraikan inti cerita kehidupan

Azzam adalah sebagaimana yang terdapat dalam kutipan berikut:

Ia (Azzam) menancapkan tekadnya untuk bekerja lebih keras lagi. Dan ia akan belajar lebih keras. (KCB: 72)

Dalam kutipan tersebut di atas, digambarkan sosok Azzam

yang memang pantang menyerah. Ia tidak gampang berputus asa.

Ia meyakini pepatah Cina kuno, yang selalu berhasil memicu

semangatnya untuk terus berjuang dan berusaha lebih keras untuk

mendapatkan apa yang dikehendakinya, sebagaimana yang

tertuang dalam kutipan berikut:

Ia teringat satu ajaran dari Cina kuno: "Kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, jika kamu bekerja keras dan tidak keburu mati dulu" (KCB:130)

Kutipan lainnya, yang merupakan prinsip hidupnya adalah

sebagai berikut:

Ajaran itu senada dengan kata mutiara bangsa Arab yang sangat dahsyat: Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh sungguh berusaha akan mendapatkan yang diharapkannya. (KCB:130)

Page 66: Tesis - Nilaimoral Kcb

52

Kalau kamu ingin menciptakan sesuatu, kamu harus melakukan sesuatu! Demikianlah kata Johann Wolfgang von Goethe yang pernah disitir Prof. Dr. Hamdi Zaqzuq dalam kuliahnya. (131)

Dua kutipan di atas menjadi prinsip hidup Azzam dalam

berusaha dan terus berusaha, sebagaimana yang tertuang dalam

kutipan berikut:

Sekali lagi ia harus melakukan sesuatu. Yaitu bekerja lebih serius, belajar lebih serius, dan berdoa lebih serius. Tak ada yang lain. (KCB: 132)

Kehidupan Azzam yang memang pejuang keras yang

berjuang demi keluarganya, kembali dipertegas dalam kutipan

berikut:

Dalam kondisi seletih apapun, ia harus tetap sabar dan tegar melakukan itu semua. Jika tidak, ia takkan hidup layak, juga adik-adiknya di Indonesia. Namun karena sudah biasa, itu semua sudah tak lagi menjadi sesuatu yang berat baginya. (KCB: 154)

Kemudian, tema perjuangan mengejar cita-cita terlukis pada

karakter Azzam, ditegaskan kembali dalam kutipan berikut,

Dan yang paling penting bagi dirinya, dengan kerja keras yang sudah biasa ia lakukan, ia sama sekali tak khawatir akan masa depannya. (KCB:154)

Kutipan di atas merupakan bentuk optimisme tokoh Azzam

dalam mengejar cita-cita. Baginya, selama tetap berusaha dan

Page 67: Tesis - Nilaimoral Kcb

53

bekerja keras, masa depannya bukanlah sesuatu yang harus

dikhawatirkan. Ia akan mendapatkan apa yang pantas untuknya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel

KCB mengusung tema romansa cinta islami dan perjuangan meraih

cita-cita.

b. Latar

Latar atau setting adalah tempat waktu ataupun suasana

terjadinya peristiwa dalam sebuah karya sastra. Secara umum,

dikisahkan bahwa cerita yang ada dalam novel KCB berlangsung di

Mesir, pada saat menjelang pergantian musim dingin ke musim

semi. Tetapi secara spesifik beberapa nama tempat di negara Mesir

disebutkan sebagai latar terjadinya cerita dan kisah yang dialami

tokoh-tokoh dalam novel KCB. Tempat dan waktu tersebut

diungkapkan dalam kutipan-kutipan berikut;

1) Tempat

Hotel Al Haram

Dari jendela kamarnya yang terletak di lantai lima Hotel Al Haram,

ia menyaksikan sihir itu. Di matanya, Alexandria sore itu telah membuatnya seolah tak lagi berada di dunia. Namun di sebuah alam yang hanya dipenuhi keindahan dan kedamaian saja. (KCB:2)

Page 68: Tesis - Nilaimoral Kcb

54

Pantai El Mumtazah

Ia berkata begitu karena nanti malam ada jadwal makan malam bersama seluruh staf KBRI di Pantai El Mumtazah. la yakin akan

bertemu lagi dengara Eliana disana. (KCB: 7)

El Ghaish Street dan Pusat Perbelanjaan El Manshiya

Eliana memberi instruksi kepada Pak Ali agar membawa ke kedai penjual bumbu secepat mungkin. Pak Ali langsung tancap gas melintas di atas El Ghaish Street menuju ke arah pusat perbelanjaan di kawasan El Manshiya. (16)

Hay El Asher

Azzam langsung meluncur pulang kerumahnya di Hay El Asher. (KCB:67)

Hadiqah Dauliyah di Nasr City

Mereka lalu berjalan ke selatan menuju Hadiqah Dauliyah. Sebuah taman kota di Nasr City yang sangat dibanggakan oleh orang Mesir. Taman yang terdiri hanya atas beberapa hektar itu, mereka sebut Hadiqah Dauliyah, artinya International Garden, Taman Internasional. (KCB:87-88)

Pasar Sayyeda Zaenab

Pasar Sayyeda Zaenab masih ramai meskipun tak seramai ketika pagi hari, sebelum Zuhur.(KCB:133)

Selain beberapa tempat yang disebut secara detail di atas,

juga disebutkan beberapa tempat lain di kota-kota negara Mesir.

2) Waktu

Kisah fiktif dalam novel Ketika Cinta Bertasbih ini, diceritakan

berlangsung pada masa pergantian musim dingin ke musim semi,

sebagaimana yang tertuang dalam kutipan berikut:

Page 69: Tesis - Nilaimoral Kcb

55

Peralihan dari musim dingin ke musim semi. Sisa-sisa musim dingin masih terasa. (KCB: 33) Malam itu Kota Cairo terasa sejahtera. Angin musim semi mengalir semilir. Pelan. Berhembus dari utara ke selatan. Menerobos sela-sela pintu dan jendela apartemen. Menebarkan kesejukan-kesejukan.(KC:75) Musim semi kali ini ia tidak ingin diganggu siapa saja, termasuk apa saja yang berkenaan dengan Furqan.(100)

c. Tokoh dan Penokohan

Berikut diuraikan tokoh dan penokohan dalam novel Ketika

Cinta Bertasbih. Analisis tokoh dan penokohan ini, difokuskan

terutama tokoh utama dan beberapa tokoh-tokoh pembantu yang

banyak terlibat konflik sepanjang cerita, yang sikap, sifat, kehidupan,

serta dialog-dialognya dianggap memiliki pesan moral. Tokoh-tokoh

yang dimaksud adalah Azzam selaku tokoh utama, Eliana, Anna,

Furqan dan Fadhil. Setiap tokoh yang dimaksud dianalisis

berdasarkan kutipan-kutipan dari novel KCB, baik secara fisik

maupun wataknya masing-masing, kemudian dibandingkan satu

sama lain untuk mempermudah penulis dalam menganalisis nilai

moral yang diusung oleh Habiburrahman dalam setiap tokoh

novelnya.

Page 70: Tesis - Nilaimoral Kcb

56

1) Khairul Azzam

Khairul Azzam merupakan tokoh utama dalam novel KCB.

Diceritakan bahwa ia adalah seorang pemuda yang bertanggung

jawab terhadap keluarga dan atas setiap perbuatannya. Serta

menjaga kesucian dirinya. Azzam dikenal sebagai seorang pemuda

yang ulet dan pekerja keras.

Secara fisik, Azzam dideskripsikan sebagai seorang pemuda

bertubuh kurus, sebagaimana komentar tokoh Eliana tentangnya.

"Saya dari jalan jalan menghirup udara pantai. Biar segar. Tukang masak kurus itu yang Mbak Eliana maksud siapa? Si Romi?"

"Bukan si Romi. Itu si Khairul." (55)

Selengkapnya karakter Azzam dideskripsikan sebagaimana

kutipan-kutipan novel KCB berikut:

Meskipun ia di kalangan mahasiswa Cairo dikenal sebagai penjual tempe, ia tidak mau diperlakukan seenaknya. Ia sangat sensitif terhadap hal-hal yang terasa melecehkan harga dirinya. Memberi perintah seenaknya kepadanya adalah bentuk dari penjajahan atas harga dirinya. Azzam adalah orang yang sangat menghargai kemerdekaannya sebagai manusia yang hanya menghamba kepada Allah SWT. (KCB: 13)

Dalam kutipan novel KCB di atas, Azzam dilukiskan sebagai

tokoh yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Sekalipun ia dikenal

sebagai seorang penjual tempe oleh kalangan mahasiswa Cairo, ia

Page 71: Tesis - Nilaimoral Kcb

57

tetaplah seorang yang cerdas dan berpendidikan, ia tahu posisinya

dalam masyarakat sebagai makhluk yang merdeka.

Ketegasan Azzam dalam menjaga harga diri kehormatannya

memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia tidak takut

berhadapan dengan siapa pun selama ia merasa benar. Dikisahkan

bahwa Azzam bahkan berani beradu mulut dengan mabahits

(intelijen Mesir) yang seenaknya masuk ke kediamannya tanpa izin.

"Kapten, meskipun kalian mabahits, kalian tidak bisa seenaknya masuk rumah kami tanpa ijin. Tidak bisa seenaknya menginjak-injak kehormatan kami.(KCB:197)

Kutipan di atas merupakan sikap Azzam yang cerdas dan

berpendidikan, yang selalu berpegang teguh pada kebenaran.

Baginya ia tidak ada yang patut ditakuti selama yang dilakukannya

adalah sesuatu yang benar. Memang “sudah menjadi watak Azzam

untuk sebuah kebenaran ia siap berduel sampai mati”(KCB:203).

Azzam bukanlah seorang manusia munafik yang hanya

menjaga kehormatannya di hadapan sesama manusia, ia pun selalu

menjaga kesucian dirinya sebagai seorang muslim dengan menjauhi

hal-hal yang terlarang menurut keyakinan yang dianutnya,

sebagaimana tampak ketika ia dengan geram menolak hadiah

ciuman ala prancis dari Eliana. Terkait tawaran itu, Azzam berkata:

"Dasar perempuan didikan Prancis tidak tahu adab kesopanan. Sudah tahu aku ini mahasiswa Al Azhar mau disamakan sama bule saja! Sinting kali!"(KCB: 28)

Page 72: Tesis - Nilaimoral Kcb

58

Lebih lanjut sikap Azzam yang sangat menjaga kesucian

imannya ditekankan dalam kutipan berikut:

Dan ia ditawari untuk jadi lelaki ke sekian yang berciuman dengannya. Ini jelas bertentangan dengan apa yang ia jaga selama ini. Yaitu kesucian. Kesucian jasad, kesucian jiwa, kesucian hati, kesucian niat, kesucian pikiran, kesucian hidup dan kesucian mati.(KCB:31)

Dalam kutipan di atas, dikisahkan bahwa Azzam yang sangat

“anti” dengan perbuatan-perbuatan tidak terpuji, karena hal-hal yang

demikian adalah haram baginya, sesuatu yang terlarang dalam

pandangan agama Islam, yang diyakininya.

Dilukiskan pula bagaimana seorang Azzam adalah seorang

pemuda yang patut diacungi jempol, yang pantas dikagumi, seorang

muslim yang ideal, yang begitu cinta kepada Allah dan rasulNya.

Berikut kutipannya,

Azzam sendiri hanyut dalam keindahan ayat demi ayat yang dibaca sang imam. Hati dan pikirannya terbetot dalam tadabbur yang dalam. Ia merasakan seolah-olah Tuhan yang menurunkan Al-Quran mengabarkan kepadanya bagaimana Rasulullah menerima wahyu yang diturunkan.(35)

Demikianlah Azzam dilukiskan sebagai sosok yang mencintai

Allah dan selalu menempatkan Allah di atas segala-galanya. Dengan

iman yang demikian tebal, ia mampu menaklukkan syahwatnya, dan

menolak mentah-mentah tawaran dari seorang Eliana, gadis cantik

nan cerdas lulusan salah satu universitas Prancis, yang dikagumi

Page 73: Tesis - Nilaimoral Kcb

59

bukan hanya oleh mahasiswa Indonesia melainkan juga mahasiswa

dari negara-negara lain. Sedemikian cintanya kepada Pemilik setiap

nafasnya, sehingga ia mampu mengabaikan godaan dari seorang

gadis yang dikaguminya, yang dengan kecantikan dan

kecerdasannya membuat Azzam begitu terpesona bahkan sebelum

bertemu.

Azzam memang termasuk pemuda yang berselera tinggi

dalam hal mencari pasangan. Maksud dari selera tinggi ini tentu saja

tidak terbatas pada kualitas fisik semata, sebagaimana yang tampak

pada sosok Eliana, melainkan juga kualitas keimanannya. Selera

tinggi Azzam dalam memilih pendamping hidup ini pun diakui oleh

Eliana.

"Wow. Tak kusangka. Mas Insinyur ternyata benar-benar pemuda berselera tinggi …. (KCB: 19)

Kutipan di atas merupakan bentuk rasa tidak percaya Eliana

akan tipikal calon istri idaman Azzam, meskipun komentar tersebut

terkesan mengejek karena Azzam di matanya hanyalah seorang

mahasiswa gagal yang hanya menghabiskan hari-hari produktifnya

dengan berjualan tempe.

Selera Azzam dalam mencari pasangan, memang tidak main-

main, baginya seberapapun cantiknya, “…. tapi kalau tidak bisa

Page 74: Tesis - Nilaimoral Kcb

60

menjaga aurat, tidak memiliki rasa malu, tidak memakai jilbab, tidak

mencintai cara hidup yang agamis ….”, bukanlah gadis yang ia

idamkan (KCB: 30). Tipikal gadis idaman Azzam ini adalah tipe

langka jika melihat kondisi jaman yang semakin merosot.

Sebagaimana tampak di berbagai media cetak maupun televisi, di

mana hampir semua kalangan telah terpengaruh idealisme

pergaulan liberal yang mengabaikan norma-norma agama dan

budaya ketimuran.

Dalam lingkungan keluarga, Azzam adalah seorang anak yang

berbakti kepada orang tua dan sangat penyayang dan perhatian

kepada adik-adiknya. Ia rela menunda mengejar gelar sarjananya

setelah Ayahnya meninggal karena kecelakaan, sehingga tanggung

jawab menghidupi ibu serta adik-adiknya pun menjadi miliknya.

Meski demikian, tidak sedikitpun ada keluh kesah Azzam

dalam menghadapi keadaan yang dihadapinya adalah sebuah

beban yang berat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak Ali

berikut:

"Kalau aku perhatikan, gurat wajahmu lebih tua sedikit dari umurmu. Kayaknya kau memikul sebuah beban yang lumayan berat. Aku perhatikan kau lebih banyak bekerja daripada belajar di Mesir ini. Boleh aku tahu tentang hal ini?"(KCB: 25)

Page 75: Tesis - Nilaimoral Kcb

61

Sehubungan dengan komentar Pak Ali tersebut, Azzam

berujar:

"Ah Pak Ali terlalu perhatian pada saya. Saya memang harus bekerja keras Pak. Bagi saya ini bukan beban. Saya tidak merasakannya sebagai beban. Meskipun orang lain mungkin melihatnya sebagai beban. Saya memang harus bekerja untuk menghidupi adik adik saya di Indonesia. Ayah saya wafat saat saya baru satu tahun kuliah di Mesir. Saya punya tiga adik. Semuanya perempuan. Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jalan. Maka satu-satunya jalan adalah saya harus bekerja keras di sini. Jadi itulah kenapa saya sampai jualan tempe, jualan bakso, dan membuka jasa katering." (KCB: 25)

Kutipan di atas memperjelas watak Azzam yang pekerja

keras, yang membedakannya dengan mahasiswa lain yang

menggantungkan hidupnya pada kiriman bulanan dari orang tua.

Melihat watak Azzam yang demikian, sekali lagi Pak Ali

berkomentar:

Ketika banyak mahasiswa yang sangat manja dan menggantungkan kiriman orangtua, kau justru sebaliknya. (KCB: 26)

Karakter Azzam yang mengagumkan, tidaklah terbatas

ketegasannya dalam menjaga kehormatan, ia juga adalah seorang

pemuda yang mampu menempatkan diri pada tempatnya. Azzam

mampu mengukur apa yang pantas dan apa yang tidak pantas untuk

dimilikinya. Hal ini tampak ketika Azzam berbesar hati ketika

lamarannya kepada Anna, ternyata telah ada yang mendahului.

Page 76: Tesis - Nilaimoral Kcb

62

Walaupun sempat merasakan kekecewaan yang teramat dalam,

Azzam tetap mampu berpikir positif.

Menanggapi penolakan tersebut, dalam hatinya ia berkata

kepada diri sendiri:

Saya ini S.1 saja sudah sembilan tahun belum juga selesai. Dan apa prestasi saya? Apa yang bisa saya andalkan? Membuat tempe? Apa ada kiai yang mau anaknya menikah dengan penjual tempe?"(KCB: 48)

Dalam berinteraksi dengan teman-teman maupun masyarakat

di mana ia berada, Azzam termasuk pemuda yang selalu siap

menolong serta ikhlas dengan apapun yang ia korbankan untuk

membantu orang lain. Hal ini tampak dari penuturan pengarang

novel KCB tentang karakter Azzam berikut:

Ia memang tidak ingin namanya diketahui dua mahasiswi itu. Ia mau menjaga keikhlasannya. Maka meskipun mahasiswi cantik berjilbab biru itu bertanya namanya, ia tidak gantian menanyakan namanya. (145)

Kutipan di atas menggambarkan keikhlasan Azzam ketika

membantu sesama. Bahkan ia enggan menyebutkan namanya

ataupun menanyakan nama orang yang ia tolong demi menjaga

keikhlasannya.

Selanjutnya, tokoh Azzam sebagai tokoh utama, semakin

ditonjolkan sebagai sosok yang ideal yang patut ditiru dan

Page 77: Tesis - Nilaimoral Kcb

63

ditauladani tidak terbatas hanya dalam mengejar kepentingan

duniawi. Azzam ternyata adalah seorang pemuda yang mampu

menyeimbangkan kepentingan akhirat dengan kepentingan duniawi.

Terlepas, dari cintanya kepada Allah, terlepas dari baktinya kepada

keluarga, dan keikhlasannya kepada sesama, Azzam memiliki jiwa

pekerja keras, dan memiliki bakat bisnis yang tidak bisa dipandang

sebelah mata.

Jiwa pekerja kerasnya diuraikan dalam kutipan beberapa

kutipan berikut:

"Benar kata kakak, dia seorang pekerja keras. Wajahnya adalah wajah lelah pekerja keras," kata gadis itu dalam hati.(KCB: 237)

Ia tidak menyangka orang yang tadi duduk di sampingnya dengan wajah begitu lelah adalah seorang petarung yang mati-matian menghidupi keluarganya jauh di Indonesia sana. (KCB: 246).

Jiwa pekerja kerasnya ini didukung oleh bakat serta semangat

dan pengalaman bisnis tidak bisa diremehkan. Sebagaimana ketika

ia ditawari untuk menjalin kerja sama oleh Pak Amrun.

Pak Amrun langsung paham dengan siapa ia berhadapan. Azzam sudah cukup kenyang berbisnis. Meskipun tempe dan bakso. Tapi pengalaman itu sangat membedakan Azzam dengan Aan. (361)

Bakatnya dalam berbisnis pun ia tegaskan dalam kutipan

berikut:

Page 78: Tesis - Nilaimoral Kcb

64

…. Ini bisnis Nang. Bisnis! Nyawa bisnis itu keberanian Nang. Dalam dunia bisnis yang berhasil adalah mereka yang memahami bahwa, hanya ada perbedaan sedikit antara tantangan dan peluang, dan mereka bisa mengubahnya menjadi keuntungan. (KCB: 170)

Prestasinya di bidang akademik pun, tidaklah kalah dengan

mahasiswa sekaliber Furqan, Anna, dan Eliana. Hanya keterbatasan

dan keadaan keluarganya yang membuat prestasinya menurun

dibandingkan teman-temanya. Sementara telah banyak kawannya

sudah mulai mendapat gelar S.2, ia bahkan belum mampu

menggenggam gelar S.1.

Hal ini diakui oleh orang-orang terdekatnya, sebagaimana

pengakuan dari salah satu adiknya berikut:

Sebab kami tahu mental kakak sejatinya adalah mental berkompetisi dan berprestasi.(KCB: 259)

Pengakuan lainnya datang dari adik Fadhil yang juga

mengenalnya dari cerita-cerita kakaknya tentang Azzam, berikut:

…. Kang Azzam itu sangat cerdas. Tak kalah dengan dirimu. Dulu, tahun pertama di Al Azhar ia jayyid jiddan. Ia juga dapat beasiswa dari Majlis A'la. Namun tahun kedua ayah beliau meninggal. Sementara ibunya sering sakit sakitan. Ia akhirnya mengalihkan konsentrasinya. Dari belajar ke bekerja. Ia di Cairo ini untuk bekerja sambil belajar. Sejak itu prestasinya menurun. Beberapa kali tidak naik tingkat. Ia sudah sembilan tahun di Mesir tapi masih juga belum lulus S.1.(245)

Page 79: Tesis - Nilaimoral Kcb

65

Demikianlah kutipan demi kutipan novel KCB ini melukiskan

karakter Azzam yang merupakan tokoh utama, sebagai tokoh

percontohan, sosok yang ideal yang disodorkan oleh Habiburrahman

kepada para pembaca novelnya. Berdasarkan analisis di atas,

karakter Azzam dirangkum sebagai seorang pemuda yang memiliki

iman sekeras baja, berhati lembut dan penyayang kepada keluarga

dan orang-orang di sekitarnya, ikhlas membantu sesama, cerdas

dan berprestasi, pantang menyerah, memiliki semangat yang keras

dalam bekerja, serta berbakat dalam dunia bisnis.

2) Eliana Pramesthi Alam

Eliana adalah seorang Gadis Putri dari Dubes Indonesia untuk

mesir, yang dikenal cantik parasnya dan pendidikannya yang tinggi.

Keberadaanya di Mesir adalah untuk melanjutkan studi S.2-nya,

sebagaimana dikutip dari novel Ketika Cinta Bertasbih Berikut.

Dialah Eliana Pramesthi Alam. Putri satu-satunya Bapak Duta Besar Republik Indonesia di Mesir. Hampir genap satu tahun gadis itu tinggal di Mesir. Selain untuk menemani kedua orangtuanya, keberadaannya di Negeri Pyramid itu untuk melanjutkan S.2-nya di American University in Cairo (AUC). (KCB: 3)

Secara fisik, Eliana dideskripsikan langsung oleh

Habiburrahman sebagai berikut:

Wajahnya yang takkalah pesonanya dengan diva pop dari Lebanon, Nawal Zoughbi, dianggap layak tampil di layar kaca. (KCB: 4)

Page 80: Tesis - Nilaimoral Kcb

66

Bagaimana tidak, gadis jelita itu (Eliana) seolah begitu menghormatinya. (KCB: 5)

Gadis berpostur tubuh indah itu berbalut kaos lengan panjang ketat berwarna merah muda dan celana jeans putih ketat. Balutan khas gadis-gadis aristokrat Eropa itu membuatnya tampak langsing, padat, dan berisi. Parfumnya menebarkan aroma bunga-bungaan segar dan sedikit aroma apel. Wajahnya yang putih dengan mata yang bulat jernih memancarkan pesona yang mampu menghangatkan aliran darah setiap pemuda yang menatapnya. (KCB:11)

Dalam tiga kutipan di atas, secara detail pengaran novel

Ketika Cinta Bertasbih melukiskan tampilan fisik tokoh Eliana. Eliana

adalah seorang gadis yang cantik mempesona, dengan postur tubuh

yang menawan, memiliki suara yang jernih, wajah putih, dan mata

yang indah. Bukan hanya pesona fisik yang membuat Eliana

menjadi pusat perhatian, ia pun adalah seorang gadis yang cerdas

dan berprestasi, sebagaimana yang diutarakan langsung oleh

pengarang dalam kutipan berikut:

Gadis itu adalah kilau matahari di musim semi. Sosok yang sedang menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Mesir. Gadis yang pesonanya dikagumi banyak orang. Dikagumi tidak hanya karena kecantikan fisiknya, tapi juga karena kecerdasan dan prestasi-prestasi yang telah diraihnya. Lebih dari itu, gadis itu adalah putri orang nomor satu bagi masyarakat Indonesia di Mesir.

Akan tetapi di balik status sosialnya seorang anak orang

pejabat, kaya, cerdas, dan cantik (KCB: 39), Eliana memiliki akhlak

Page 81: Tesis - Nilaimoral Kcb

67

yang berkebalikan jika dibandingkan dengan tokoh-tokoh

perempuan lainnya yang juga dideskripsikan sebagai mahasiswi-

mahasiswi yang cantik, cerdas, dan berprestasi seperti Anna, Cut

Mala, Maupun Tiara.

Eliana di balik kecantikan dan prestasi-prestasinya, adalah

seorang gadis yang sombong dan arogan. Watak Eliana

selengkapnya diuraikan dalam kutipan-kutipan berikut:

Anak muda Indonesia yang punya impian mengendarai mobil BMW saya rasa tidak banyak. Apalagi yang bermimpi mengendarainya bersama isterinya di kota ini. Jangankan bermimpi seperti itu, BWM saja mungkin ada yang belum tahu apa itu dan ada yang belum pernah lihat bentuknya. Lha bagaimana bisa bermimpi? Bahkan, mungkin di antara anak muda Indonesia, terutama di daerah terbelakang masih ada yang beranggapan bahwa BMW itu merk sepeda, sejenis dengan BMX." (16)

Kutipan di atas merupakan ujaran Eliana terhadap mahasiswa

sebangsanya, yang dianggapnya masih terbelakang. Hanya karena

ia menyelesaikan studi S.1-nya di Prancis, dianggapnya pemuda-

pemuda di Indonesia bahkan tidak mengenal, dan tidak sanggup

membeli mobil BMW. Selain sifatnya yang sombong dan cenderung

memandang sebelah mata orang lain, Eliana juga digambarkan

sebagai sosok yang arogan.

"Dasar pemuda kampungan kolot! Pemuda konservatif! Pemuda bahlul bin tolol! Awas nanti ya!" Geramnya.(29)

Page 82: Tesis - Nilaimoral Kcb

68

Ia menanti Azzam untuk dilabraknya. Ia hendak memarahinya seperti ia memarahi pembantu-pembantunya yang melakukan sesuatu yang membuatnya murka. (KCB:50) Ia ingin segera menumpahkan segala murkanya. Ia ingin segera melumatnya jika bisa.(KCB:51)

Eliana mendengus. Wajah yang biasanya putih cemerlang itu tampak merah padam. (KCB: 55) "Kenapa tidak dia sendiri yang memberikan pada saya!?" Tanya Eliana ketus (KCB: 57)

Dalam empat kutipan di atas, arogansi Eliana ditonjolkan oleh

pengarang. Selain arogansi dan kesombongannya, Eliana lebih jauh

dilukiskan sebagai seorang muslim yang mengesampingkan urusan-

urusan akhirat.

Gadis berpostur tubuh indah itu berbalut kaos lengan panjang ketat berwarna merah muda dan celana jeans putih ketat. (KCB:11)

Kutipan di atas mendeskripsikan cara berpakaian Eliana yang

tidak menutup aurat, sebagaimana mahasiswa lain asal Indonesia

yang menuntut ilmu di Mesir. Dalam hal beribadah, Eliana pun

bukanlah sosok muslimah yang tidak taat, dan selalu mengabaikan

perintah melaksanakan Shalat. Hal ini tampak dalam dua kutipan

berikut:

"Ah shalat itu gampang! Yang penting itu. Ada tugas penting untuk Mas Khairul malam ini. Tugas terakhir. Aku janji!" sahut Eliana nyerocos tanpa rasa dosa karena menggampangkan shalat. (KCB:12)

Page 83: Tesis - Nilaimoral Kcb

69

“Aduh, shalat lagi, shalat lagi. Shalat itu gampang!" (KCB:14)

Kutipan di atas menunjukkan watak Eliana dalam beragama,

shalat yang merupakan tiang agama, hanyalah masalah sepele

baginya. Lebih jauh, Furqan, sahabat Azzam memberikan

penjelasan lebih lanjut tentang Eliana yang tidak menjaga akhlak

sebagai seorang muslimah.

"Benar. Aku tidak bohong. Kau tahu sendirilah Rul. Eliana itu bukan mahasiswi Al Azhar yang sangat menjaga akhlak …. Ia telah menceritakan semua hubungannya dengan pacar-pacarnya yang gagal. Ia sudah pernah ganti pacar lima kali. Sekali waktu di SMA. Empat kali waktu di Prancis. Dua pacarnya yang terakhir adalah orang bule." (KCB:60)

Kutipan di atas merupakan pernyataan dari Furqan yang

sudah lama mengenal Eliana. Di matanya, Eliana bukanlah tipe

gadis yang pantas diidamkan khususnya bagi seorang muslim yang

mendambakan pendamping yang berakhlak mulia.

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, secara keseluruhan,

Eliana digambarkan sebagai seorang putri tunggal Dubes Indonesia

untuk Mesir yang sedang menempuh studi S.2 di Cairo. Eliana

adalah seorang gadis cantik mempesona dan berprestasi, tetapi

memiliki banyak kekurangan sebagai makhluk sosial maupun

sebagai makhluk bertuhan. Eliana, selain arogan dan sombong di

hadapan sesama manusia, ia juga sombong di hadapan Sang

Page 84: Tesis - Nilaimoral Kcb

70

Pencipta. Enggan melaksanakan kewajiban kepada Allah SWT.,

dengan melaksanakan shalat 5 waktu maupun menutup auratnya.

3) Anna Altafunnisa

Seorang gadis yang sangat sempurna di mata semua orang,

selain pintar dan cantiknya, dia juga mempunyai budi pekerti yang

baik. Anna dalam novel KCB ini adalah saingan berat Eliana dalam

hal kecantikan fisik maupun prestasi akademik. Deskripsi fisiknya

diutarakan oleh Pak Ali sebagaimana dialognya dengan Azzam yang

dikutip berikut:

Pak Kiai Luffi punya anak gadis yang sangat cerdas. Dan sangat cantik. Sungguh sangat cantik. Kecantikannya ibarat permata maknun yang mengalahkan semua permata yang ada di dunia. Aku berani bertaruh kecantikannya bisa mengatasi Eliana. (KCB:46) Kutipan di atas merupakan deskripsi fisik Anna yang sulit

untuk digambarkan, sehingga kecantikan parasnya disamakan

dengan batu permata yang sangat indah. Dalam dialog lainnya, Pak

Ali lebih lanjut memberikan perbandingan pencapaian prestasi Anna

dengan Eliana.

Jika Eliana bisa bahasa Prancis dan Inggris. Maka Putri Pak Kiai Lutfi ini bisa bahasa Arab, Inggris dan Mandarin. Saat di Madrasah Aliyah dia pernah ikut program pertukaran pelajar ke Wales,U.K. (KCB :46-47)

Dan masih dalam perbandingan pencapaian akademik antara

Anna Eliana, Pak Ali lanjut menjelaskan:

Page 85: Tesis - Nilaimoral Kcb

71

"Dia sekarang ada di Carro. Sedang menempuh S.2 di Kuliyyatul Banat, Al Azhar. Dia sedang mengajukan judul tesisnya."

Lebih lanjut diterangkan oleh Ustadz Mujab, paman Anna.

Anna adalah bintangnya Pesantren Daaru Quran. Sejak kecil ia menghiasi dirinya dengan prestasi, dan prestasi selain dengan akhlak mulia tentunya. (KCB:70)

Kutipan-kutipan memberikan deskripsi fisik dan watak Anna,

yang cantik dan soleha (KCB:47), berprestasi dan berakhlak mulia.

Seorang gadis yang lahir dan tumbuh besar dalam keluarga yang

taat beragama. Putri dari Kiyai Luthfi pendiri pesantren Daaru Quran.

Dalam novel KCB bagian pertama ini, Anna dikisahkan sebagai

calon istri yang diidamkan oleh Azzaam dan Furqan.

4) Furqan

Pemuda yang berasal dari keluarga mewah, pendidikan yang

tinggi dan sangat ingin untuk menikahi Anna Althafunnisa serta

menjadi suami Anna yang pertama. Furqan adalah sahabat dekat

Azzam, yang dalam hal ketaatan beribadah dan prestasi akademik,

memiliki kesamaan dengan Azzam. Selain itu kedua tokoh ini

diceritakan memiliki tipikal calon istri idaman yang sama, yakni

cantik dan Soleha. Hal ini dikarenakan keduanya memang sama-

sama adalah muslim yang selalu menjaga kesucian dan

kehormatannya baik di hadapan sesama manusia maupun di

Page 86: Tesis - Nilaimoral Kcb

72

hadapan Sang Pencipta. Kesamaan ini pula yang kemudian

mengantarkan keduanya jatuh hati pada satu sosok yang sama pula,

yakni Anna Althafunnisa.

Perbedaan keduanya terletak pada strata sosial, dan

kesabarannya dalam menghadapi cobaan. Jika Azzam berasal dari

keluarga yang biasa-biasa saja, maka Furqan adalah seorang anak

pengusaha. Jika Azzam mampu bertahan menghadapi berbagai

cobaan yang menimpanya, Furqan justru sering ragu dalam

mengambil keputusan serta lebih rentan dan mudah kehilangan

kepercayaan diri bahkan kehilangan imannya.

Lebih lanjut karakter dan watak Furqan diuraikan dalam

kutipan-kutipan berikut:

Azzam jadi ingat kalau Furqan memang memiliki darah Sulawesi. Meskipun ia lahir dan besar di Jakarta. Ayahnya asli Makasar. Ibunyalah yang asli Betawi. Karena memiliki dua darah itulah, darah Betawi dan Makasar, ia dulu bisa terpilih menjadi Ketua Umum PPMI. Sebab ia mendapat dukungan penuh dari KPJ dan KKS.(KCB: 278)

Dalam kutipan di atas, pengarang menjelaskan asal usul

keluarga Furqan yang berdarah campuran Makassar dan Betawi,

Furqan memperkenalkan dirinya sebagai mahasiswa pascasarjana Cairo University, jurusan tarikh wal hadharah, sejarah dan peradaban.(KCB: 103)

Page 87: Tesis - Nilaimoral Kcb

73

Furqan lebih dikenal sebagai intelektual muda yang sering diminta menjadi narasumber di pelbagai kelompok kajian …, (KCB: 23)

Kutipan di atas memberikan gambaran tokoh Furqan adalah

seorang mahasiswa pascasarjana Cairo University, jurusan tarikh

wal hadharah yang memiliki prestasi akademik yang tidak bisa

dipandang sebelah mata. Bahkan Anna yang sebenarnya masih

belum siap menikah, kesulitan menemukan alasan untuk menolak

lamarannya sebagaimana dideskripsikan dalam kutipan berikut

Namun lamaran dari Furqan, Mantan Ketua Umum PPMI, dan kandidat M.A. dari Cairo University, ia rasakan agak lain.(KCB: 99)

Dengan prestasi yang demikian, Furqan tidak lantas

menyombongkan diri, malah menjadikan segala pencapaiannya

sebagai sebuah cambuk yang memacunya untuk terus berprestasi.

Dengan semua pencapaiannya, dengan sendirinya ia menjadi

seorang yang optimis.

Ia sangat optimis. Dan selama ini, jika ia optimis, ia selalu berhasil meraih apa yang diinginkannya. (KCB: 294)

Optimisme yang dimiliki Furqan dalam meraih apa yang

diinginkannya ini memiliki kesamaan dengan apa yang diyakini oleh

Azzam. Namun di sisi lain. Kesamaan lainnya adalah ketika Furqan

berhadapan dengan gadis cantik asal Jepang bernama Fujita, ia

Page 88: Tesis - Nilaimoral Kcb

74

memalingkan wajah bahkan memilih pergi karena “Imannya tidak

akan kuat berhadapan dengan gadis secantik Fujita” (KCB: 181-

182).

Namun kualitas Furqan tak mampu menyangi Azzam tatkala

menghadapi sebuah cobaan berat. Seperti yang diungkap

pengarang dalam kutipan berikut:

Ia tak tahu harus berbuat apa saat itu. Dan ia tidak kuat membayangkan jika hasil test darah itu memvonisnya positif terkena HIV. Hancur sudah masa depannya. Jika itu yang terjadi, ia merasa akan menjadi bangkai yang berjalan. Ia akan dianggap lebih menjijikkan dari kotoran dan lebih busuk dari sampah yang paling busuk. Jika itu yang terjadi, ia merasa riwayatnya telah tamat sebelum ia mati.(KCB:300)

Dalam kutipan di atas, Furqan diceritakan “kalah sebelum

berperang”, ia tidak siap menghadapi kenyataan kalau ia telah

terjangkit virus HIV, akibat perbuatan seorang intelijen Israel.

Ia baru merasa betapa lemah, kerdil dan tiada berdaya dirinya. Semua rasa optimisnya lenyap. Kalkulasi-kalkulasi dan prediksi-prediksinya yang selama ini ia agungkan sebagai pilar paling vital untuk menentukan hukum-hukum takdir yang diyakininya sama sekali sirna. Tak ada lagi kalkulasi matematis. Tak ada lagi hitung-hitungan strategis. Tak ada lagi prediksi-prediksi logis. Semua lenyap di hadapan rasa cemas, takut dan sedih tiada terkira. Semuanya lenyap di hadapan kenyataan yang dialaminya. (KCB:300)

Berdasarkan kutipan di atas, Furqan tidak mampu

menggunakan akal sehatnya di mana ia selalu berpikir logis atas

Page 89: Tesis - Nilaimoral Kcb

75

keyakinannya pada hukum sebab akibat, dalam menjalani hidup

karena cobaan yang diterimanya. Lebih lanjut diuraikan runtuhnya

optimisme Furqan dalam kutipan berikut.

Jika akhirnya ia benar-benar mengidap HIV, habis sudah masa depannya. Ia merasa menjadi orang paling malang dan paling sengsara di dunia. Ia merasa menjadi manusia paling hina dan paling tiada berguna. Ia akan dipandang sebagai makhluk yang menjijikkan oleh siapa saja. Bahkan juga oleh keluarganya.

Bukan hanya keyakinan dan optimismenya yang runtuh

karena cobaan yang dihadapinya, bahkan ia kehilangan

keimanannya kepada Allah SWT., sebagaimana reaksinya ketika

harus menerima kenyataan bahwa dirinya positif HIV. Furqan

merasa telah sia-sia menyembah Allah SWT.

"Aku tak percaya lagi Allah Maha Penyayang. Aku tak percaya lagi hi... hi...!" Hati Furqan benar-benar terguncang. Ia merasa dunianya telah kiamat. Belajar kerasnya selama ini sia-sia. Gelar masternya sia-sia. Hidupnya sia-sia. Dan ibadahnya menyembah Allah selama ini ia rasakan sia-sia. (KCB:313)

"Aku tak percaya lagi Allah Maha Penyayang. Aku tak percaya lagi...!" Furqan kembali mengulang apa yang baru saja diucapkannya sambil menangis. (KCB:314)

Dua kutipan di atas, mempertegas mental Furqan yang lemah,

dan hanya optimis menjalani hidup ketika semua keinginannya

tercapai dengan mudah. Dengan demikian karakter dan Watak

Furqan adalah seorang anak orang kaya, berdarah Makassar-

Page 90: Tesis - Nilaimoral Kcb

76

Betawi, memiliki prestasi cemerlang dalam bidang akademik, tetapi

lemah dalam menghadapi kesulitan.

5) Fadhil

Teman satu serumah dan satu perkuliahan dengan Azzam di

Mesir. Ia asli orang Aceh, bingung bersikap ketika di hadapkan

dengan soal cintanya. Fadhil dideskripsikan sebagai seorang

mahasiswa yang cerdas, sebagaimana yang diungkapkan oleh

Azzam dalam percakapannya dengan Cut Mala berikut:

"Jangan kuatir. Kakakmu itu termasuk orang cerdas yang bisa meresapi soal ujian dengan baik. Dia selalu naik tingkat dengan predikat jayyid tiap tahun. Semoga sakitnya kali ini menjadi penebus dosanya sehingga ia bisa lulus ujian akhir dengan nilai terbaik."(KCB: 238)

Kutipan di atas merupakan pengakuan Azzam tentang

prestasi salah satu sahabat dekatnya itu. Di matanya, Fadhil adalah

seorang yang cerdas dan selalu mampu melewati ujian dengan baik.

Watak Fadhil digambarkan tidak jauh berbeda dengan dua tokoh

laki-laki lainnya yang telah dibahas sebelumnya, yakni Azzam dan

Furqan. Fadhil adalah salah satu sosok yang ideal seorang muslim

sejati yang ditawarkan pengarang. Sebagaimana Azzam dan

Furqan, Fadhil pun selalu mendasarkan segala sikap dan

tindakannya di jalan yang diridhai oleh Allah SWT.

Page 91: Tesis - Nilaimoral Kcb

77

Hal ini dinyatakan ketika Fadhil yang terlibat cinta lama harus

menghadapi merelakan Tiara, seorang gadis yang sudah

diimpikannya menjadi istrinya kelak, dilamar oleh salah satu teman

dekatnya sendiri.

Fadhil tersadar. Ia harus berani menghadapi realita …. Ia merasa sangat jahat jika meminta kepada Tiara menolak lamaran itu, agar ia bisa melamarnya setelah ujian. Ia merasa jika melakukan hal itu, ia seperti menikam temannya sendiri. Ia merasa kebesaran jiwa dan kesabarannya benar-benar sedang diuji. Ia harus bisa memberikan jawaban sebagai seorang Muslim sejati. (KCB: 248)

Ya, seorang Muslim sejati. Yaitu Muslim yang gentle, yang berani melepaskan Muslimah yang dicintainya kepada saudara Muslim lainnya yang lebih siap darinya dalam urusan menikah. (KCB: 248)

Kutipan di atas mengisahkan sikap Fadhil tatkala Tiara

meminta pertimbangannya apakah harus menerima atau menolak

lamaran yang ditujukan kepadanya. Saat itu Fadhil harus

berhadapan dengan perasaannya sendiri. Karena bagaimanapun,

Fadhil berencana akan melamar Tiara begitu ia lulus kuliah. Tanpa

keraguan sedikitpun, ia tidak mendahulukan kepentingannya, dan

meminta Tiara menolak lamaran tersebut, apalagi ia sendiri memang

belum pernah menyatakan perasaan dan niatnya.

Page 92: Tesis - Nilaimoral Kcb

78

Sehubungan dengan keputusan Fadhil tersebut, pengarang

sendiri lebih lanjut menegaskan watak Fadhil dalam kutipan di

bawah ini:

Cut Mala menangkap ketegasan dari ucapan kakaknya itu. Ia tidak menangkap sedikit pun keraguan dari kata -katanya. (KCB: 249)

Kakaknya (Fadhil) adalah pemuda yang tegas, yang selalu mengutamakan ilmu dan belajar di atas segalanya. (KCB: 249)

Ketegasan dalam mengambil sikap inilah yang membedakan

Fadhil dengan Furqan yang pada saat yang sama tengah bimbang

memutuskan akan melamar Anna atau Eliana. Ketegasan dalam

bersikap ini pun diakui oleh Cut Mala, adiknya yang tidak bisa

berbuat banyak untuk membujuk Fadhil merubah keputusannya.

Ia tahu persis watak kakaknya (Fadhil) yang tidak mungkin mencabut apa yang dikatakannya. (KCB:252)

Kutipan di atas melengkapi ketegasan Fadhil dalam bersikap

dengan sebuah prinsip laki-laki sejati, yang didasarkan pada

tuntunan agama. Prinsip “pantang menelan ludah sendiri” ini

walaupun dinyatakan oleh pengarang sebagai watak tinggi hati yang

dimiliki Fadhil, namun demikian, Fadhil memiliki alasan yang jelas

dalam mengambil sikap saat menghadapi suatu permasalahan,

bahkan watak tinggi hati inilah yang menghindarkan Fadhil dari

Page 93: Tesis - Nilaimoral Kcb

79

perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT., sebagaimana

yang diuraikan pengarang dalam kutipan berikut:

Ia merasa, sebenarnya ia bisa meralat perkataannya secepatnya. Namun rasa tinggi hatinyalah yang mencegahnya. Ia berteduh di bawah alasan seorang lelaki tidak akan mencabut apa yang telah dikatakannya.(KCB: 280)

Dengan demikian watak Fadhil yang terangkum berdasarkan

analisis dari kutipan novel KCB di atas, di antaranya adalah cerdas,

berprestasi, tegas, memiliki pendirian yang teguh. Selain yang telah

diketahui di atas, Fadhil juga digambarkan sebagai sosok yang baik

hati dan ramah, serta selalu mendahulukan ilmu dan belajar

sebagaimana yang dijelaskan dalam kutipan berikut:

Kakaknya adalah pemuda yang tegas, yang selalu mengutamakan ilmu dan belajar di atas segalanya.

"Fadhil itu kan temannya Zulkifli sejak dulu. Saya beberapa kali bertemu dengan dia di pesantren dulu. Dia itu baik, ramah dan sangat perhatian. Saya masih ingat saat saya ke pesantren dulu sandal saya hilang di-ghosob oleh para santri, saat itu Fadhil-lah yang bingung ke sana kemari mencari sandal saya.(KCB: 350-351)

d. Amanat

Berdasarkan novel KCB dibaca dan dikaji berulang-ulang,

khususnya berdasarkan tema cerita, tokoh dan penokohan, serta

konflik yang dialami setia tokoh dalam novel KCB, maka dapat

disimpulkan bahwa pengarang menitip 2 pesan utama yang sarat

Page 94: Tesis - Nilaimoral Kcb

80

dengan nilai-nilai islami dalam kisah fiksi gubahannya sebagai

berikut:

1. Cinta sejati adalah cinta kepada Sang Pencipta, dan mencintai

ciptaan Allah, haruslah sesuai dengan petunjuk-petunjukNya,

sebagaimana yang ditanamkan dalam sebuah dialog singkat

berikut:

Mencintai makhluk itu sangat berpeluang menemui kehilangan. Kebersamaan dengan makhluk juga berpeluang mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak. (KCB: 338) Apa bangganya kita mendapatkan cinta dari orang yang kita damba, namun kita kehilangan cinta Allah 'Azza wa Jalla. Apa bangganya? (KCB: 347)

Bahkan pada bagian awal novel, pengarang menegaskan

bahwa cinta yang tidak pada tempatnya atau tidak seusai dengan

segala kehendakNya, akan dipertanggungjawabkan oleh masing-

masing yang menjalani. Penegasan tersebut berbunyi sebagai

berikut:

Ya, kelak ketika masa muda mereka harus dipertanggung-jawabkan di hadapan Sang Pencipta Cinta. Dan jatuh cinta mereka pun harus dipertanggung jawabkan kepada-Nya: Di hadapan pengadilan Dzat Yang Maha Adil, yang tidak ada sedikit pun kezaliman dan ketidakadilan di sana.

2. Setiap usaha dan kerja keras yang dikerjakan dengan penuh

kesungguhan dengan jalan yang benar, akan membuahkan hasil

yang memuaskan.

Page 95: Tesis - Nilaimoral Kcb

81

Amanat ini disisipkan pengarang melalui tokoh utamanya,

yakni Azzam, yang digambarkan memiliki jiwa pekerja keras yang

selalu berusaha tanpa ragu akan apa yang akan diperolehnya kelak,

sebagaimana yang dikutip berikut:

Dan yang paling penting bagi dirinya, dengan kerja keras yang sudah biasa ia lakukan, ia sama sekali tak khawatir akan masa depannya. (KCB: 154)

Selain itu, pengarang mengutip pula dalam novelnya beberapa

kutipan terkenal sebagai salah satu pegangan Azzam dalam setiap

usaha dan kerja kerasnya. Kutipan-kutipan yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

Untuk menjaga hal itu memang perlu keseriusan dan kerja keras. Tidak hanya konsep dalam pikiran atau di atas kertas. Ia teringat satu ajararan dari Cina kuno: "Kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, jika kamu bekerja keras dan tidak keburu mati dulu" (KCB:130) Ajaran itu senada dengan kata mutiara bangsa Arab yang sangat dahsyat: Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh sungguh berusaha akan mendapatkan yang diharapkannya. (KCB:130)

Lalu sebelum mengakhiri khutbah pertamanya, Syaikh Muda itu menyitir nasihat James Allen, "Jangan biarkan orang lain lebih tahu banyak tentang dirimu. Bekerjalah dengan senang hati dan dengan ketenangan jiwa, yang membuat kamu menyadari, bahwa muatan pikiran yang benar dan usaha yang benar akan mendatangkan hasil yang benar!"(156)

Page 96: Tesis - Nilaimoral Kcb

82

2. Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih

Pada kajian teori, telah diuraikan bahwa pesan moral memiliki

ruang lingkup yang tidak terbatas, dan berkaitan dengan seluruh

persoalan hidup dan kehidupan manusia. Secara garis, persoalan

hidup tersebut dapat dibedakan ke dalam 4 hal, di antaranya:

1) Hubungan manusia dengan diri sendiri

2) Hubungan manusia dengan manusia lain.

3) Hubungan Manusia dengan Lingkungan Sosial

4) Hubungan manusia dengan Tuhannya.

Berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam analisis novel

ini, yakni pendekatan mimetik, yang menekankan pada peneladanan

sesuai kenyataan, yang berarti bahwa yang ditampilkan dalam karya

sastra adalah hal-hal yang mengandung kebenaran yang dapat

diteladani dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai moral dalam

novel KCB diuraikan berdasarkan keempat poin di atas, yang

masing-masing terdiri atas nilai moral yang baik dan nilai moral yang

buruk.

a. Nilai Moral dalam Hubungan Manusia Dengan Diri Sendiri

Novel ini banyak bercerita tentang kehormatan dan harga diri.

Di mana tokoh-tokoh di dalamnya digambarkan tingkah laku yang

Page 97: Tesis - Nilaimoral Kcb

83

kemudian menjadi penggambaran watak dirinya masing-masing.

Dalam kehidupan nyata, sikap dan perbuatan seseorang semisal

kehormatan dan harga diri, tak lepas dari cara dan sikap seseorang

tersebut dalam berinteraksi dengan orang individu atau kelompok

lain.

Beberapa kutipan novel yang memuat nilai moral dalam

hubungannya diri sendiri adalah sebagai berikut:

"Cantik iya. Tapi kalau tidak bisa menjaga aurat, tidak memiliki rasa malu, tidak memakai jilbab, tidak mencintai cara hidup yang agamis, berarti bukan gadis yang aku idamkan!"(KCB: 30)

Kutipan di atas mengacu pada kaum wanita dalam menjaga

kehormatan dan harga dirinya. Dalam sudut pandang islam, tidak

menutup aurat adalah salah satu perbuatan yang memalukan, dan

muslimah yang tidak menutup aurat adalah perempuan yang tidak

memiliki rasa malu. Sehingga bisa dipandang sebagai muslimah

yang tidak menjaga kehormatan dirinya.

Selanjutnya, pengarang menuturkan pentingnya menjaga

kesucian diri dari perbuatan-perbuatan tercela, sebagaimana yang

ditampilkan dalam sosok Azzam tatkala ia dengan tegas menolak

ciuman “ala prancis” dari Eliana.

Dan ia ditawari untuk jadi lelaki ke sekian yang berciuman dengannya. Ini jelas bertentangan dengan apa yang ia jaga selama ini. Yaitu kesucian. Kesucian jasad,

Page 98: Tesis - Nilaimoral Kcb

84

kesucian jiwa, kesucian hati, kesucian niat, kesucian pikiran, kesucian hidup dan kesucian mati.(KCB:31)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa bersentuhan secara

“fisik” dengan lawan jenis yang bukan muhrim adalah perbuatan

yang merusak kesucian diri. Kedua kutipan di atas mengacu pada

tokoh Eliana yang digambarkan sebagai seorang gadis berprestasi

lulusan salah satu universitas di Prancis yang terbiasa dengan

“kehidupan bebas” ala barat.

Eliana adalah tokoh yang merepresentasikan moral buruk

terhadap diri sendiri. Hal ini dijelaskan ketika akhirnya Eliana

menyadari bahwa perilakunya adalah sesuatu yang tidak baik dan

berdampak buruk pada citranya sebagai seorang muslimah,

sebagaimana dikutip berikut:

Tiba-tiba ia (Eliana) merasa dirinya sangat kotor. Bibirnya entah berapa kali bercium dengan pria yang belum menjadi suaminya. Ia tidak bisa menghitungnya. Untuk pertama kalinya ia merasa menjadi perempuan yang tidak berharga. (KCB:66)

Tokoh Eliana sebagai tokoh yang tidak menjaga kehormatan

diri, yang berarti tidak bermoral dengan dirinya sendiri, dipertegas

oleh pengarang dalam sebuah dialog antara Azzam dan dan Pak Ali

(KCB:38)

"Itu tak penting. Yang penting Bapak ingin memberi saran sama kamu. Ini serius, sebaiknya orang seperti kamu

Page 99: Tesis - Nilaimoral Kcb

85

jangan jatuh cinta sama sekali pada Eliana, dan orang seperti kamu jangan sekali-kali memimpikan isteri model Eliana. Itu saja! ".

Penegasan bahwa tokoh Eliana bukanlah sosok yang patut

ditiru, diperjelas dalam dialog antara Azzam dan Furqan.

Kau tahu sendirilah Rul. Eliana itu bukan mahasiswi Al Azhar yang sangat menjaga akhlak. Ia lulusan Prancis. Ia langsung saja bicara terus terang padaku. Tadi malam dia menanyakan lagi jawabanku. Aku belum jawab. Eliana aku lihat sudah berusaha fair dan jujur. Ia telah menceritakan semua hubungannya dengan pacar-pacarnya yang gagal. Ia sudah pernah ganti pacar lima kali. Sekali waktu di SMA. Empat kali waktu di Prancis. Dua pacarnya yang terakhir adalah orang bule. Eliana menyadari tidak cocok dengan mereka. Ia ingin hidup yang lurus-lurus saja. Dia bilang ingin memiliki suami yang bisa membimbingnya. Jujur saja Rul. Aku tertarik padanya. Aku tertarik tidak semata-mata karena kecantikan wajahnya. Tapi aku tertarik karena potensi yang ada dalam dirinya yang jika diarahkan di jalur yang benar bisa sangat bermanfaat bagi umat." (KCB: 60)

Selain Eliana, tokoh lainnya yang mewakili moral buruk dalam

hubungannya dengan diri sendiri, adalah istri Pak Ali yang dengan

perbuatannya bukan hanya merusak kehormatan diri, melainkan

juga kehormatan suaminya di mata orang lain. Hal itu diceritakan

sebagai berikut:

Tapi ia tanpa risih sedikit pun mengatakan kepadaku, 'Ali di rumah aku isterimu, tapi di luar rumah aku milik banyak orang. Kau jangan cemburu ya. Kau justru harus bangga memiliki isteri yang disukai banyak orang!'

Page 100: Tesis - Nilaimoral Kcb

86

Dalam kutipan di atas, digambarkan bahwa Istri Pak Ali adalah

seorang istri yang tidak bermoral. Yang tidak menghormati diri

sebagai seorang istri dengan bergaul dengan banyak laki-laki lain,

dan mengabaikan rumah tangga dan suaminya. Dalam novel KCB,

Habiburrahman bukan hanya mengangkat tokoh-tokoh sebagai

representasi nilai moral baik maupun buruk. Dalam salah satu

bagian novelnya, pengarang mencontohkan bintang-bintang

Hollywood sebagai contoh orang-orang yang bermoral buruk.

Seperti tampak dalam kutipan berikut:

Aku katakan: jangan mengagumi orang yang suka bermaksiat terangterangan itu! (KCB:40)

Kutipan di atas, menunjukkan bahwa, seorang muslimah yang

tidak menjaga kehormatan dan harga dirinya, seberapa pun

cantiknya, tidak ada nilainya di mata orang lain. Di bagian lain novel

KCB, pengarang pada saat yang sama memberikan tauladan

perilaku bermoral baik terhadap diri sendiri melalui penceritaan,

maupun konflik serta watak tokoh-tokoh lainnya. Salah satunya

adalah kutipan berikut.

Alangkah indahnya. Astaghfirullal! la beristighfar. Ia merasa apa yang berkelebat dalam pikirannya itu sudah tidak dianggap benar. (KCB:6)

Page 101: Tesis - Nilaimoral Kcb

87

Kutipan di atas merupakan bagian cerita, ketika Azzam

membayangkan dirinya tengah berduaan dengan Eliana, ia segera

sadar bahwa yang dipikirkannya adalah sesuatu yang tidak benar.

Kutipan ini memiliki pesan tersendiri bahwa menjaga pikiran dari hal-

hal tercela adalah salah satu contoh perbuatan yang tidak baik bagi

diri sendiri. Selanjutnya, pengarang memberi salah satu bentuk

moral yang baik pada diri sendiri, yakni dengan menuntut ilmu

setinggi-tingginya.

"Abah dulu berpesan agar kakak dan kamu menuntut ilmu setinggi mungkin. Ilmulah yang membuat derajat seseorang dan derajat suatu bangsa terangkat.(KCB: 244)

Dalam kutipan di atas, dikatakan bahwa menuntut ilmu adalah

salah satu perbuatan yang bernilai moral baik bagi diri, dan tentu

saja pada akhirnya jika digunakan dengan baik, akan berguna pula

bagi orang lain.

"Yang paling penting, saat kamu bermasyarakat jagalah akhlak muliamu agar kamu dimuliakan oleh orang lain. Ingat pesanku ini baik-baik ya Mas." Kata Pak Ali sambil menepuk-nepuk pundak Azzam. (362) Contoh lainnya adalah kutipan di bawah ini

Namun Cut Mala tidak mau terlalu jauh menduga dan berprasangka. Bukankah sebagian prasangka adalah dosa? (236)

Page 102: Tesis - Nilaimoral Kcb

88

Kutipan di atas menegaskan bahwa menjaga prasangka

adalah perbuatan yang bermoral, selain menghindarkan diri dari

perbuatan dosa memfitnah orang lain, perbuatan tersebut juga

menghindarkan orang lain dari akibat prasangka tersebut.

Selanjutnya, dalam salah satu dialog antara Azzam dan Eliana,

pengarang menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesucian diri

ini dalam pandangan Islam. Kutipannya sebagai berikut:

Islam sama sekali tidak membolehkan ada persentuhan intim antara pria dan wanita kecuali itu adalah suami isteri yang sah. Dan ciuman gaya Prancis itu bagi saya sudah termasuk kategori sentuhan sangat intim. Yang dalam Islam tidak boleh dilakukan kecuali oleh pasangan suami isteri. Ini demi menjaga kesucian. Kesucian kaum pria dan kaum wanita. (KCB:65)

Dalam kutipan di atas, ditunjukkan bahwa sentuhan intim

antara pria dan wanita hanya dibenarkan jika keduanya adalah

suami istri. Sehingga bagi yang melakukan hal tersebut di luar syarat

yang ditentukan, dianggap sebagai tidak menjaga kehormatan diri,

atau dengan kata lain merendahkan harga dirinya sendiri.

Selain menjaga kehormatan, pengarang juga berusaha

menyampaikan kepada pembaca, bahwa belajar dengan sungguh-

sungguh adalah salah satu perbuatan yang bernilai moral baik

terhadap sendiri. Hal ini disampaikan melalui sebuah dialog singkat

berikut:

Page 103: Tesis - Nilaimoral Kcb

89

"Kalau saya dulu serius belajar dan mau kuliah, pasti sudah jadi pegawai bank dengan gaji tinggi dan tidak susah seperti sekarang. Kalau saja..." (136)

Kutipan tersebut, merupakan bentuk penyesalan Pak Ali yang

tidak belajar dengan serius ketika masih muda. Perbuatannya

tersebut kemudian berakibat buruk bagi dirinya sendiri di kemudian

hari. Ia berasal dari keluarga kaya raya, dan di masa mudanya

karena pendidikannya yang rendah, ia hanya bekerja sebagai

seorang supir.

Sehubungan dengan penyesalan Pak Ali pada kutipan di atas,

pentingnya menuntut ilmu dengan serius, disuguhkan oleh

pengarang dalam kutipan berikut:

"Abah dulu berpesan agar kakak dan kamu menuntut ilmu setinggi mungkin. Ilmulah yang membuat derajat seseorang dan derajat suatu bangsa terangkat.(KCB: 244)

b. Nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Manusia Lain

Salah satu bagian terpenting dalam menjalani kehidupan

sehari-hari, adalah adanya interaksi antar individu, di mana setiap

individu memiliki pandangan yang berbeda perihal baik buruknya

sesuatu, meskipun ada nilai-nilai yang secara global dipandang baik

atau buruk dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam kaitannya

dengan individu lain. Novel ini melandaskan nilai-nilai moral pada

ajaran Islam. Sehingga selain menganalisis nilai moral yang tertuang

Page 104: Tesis - Nilaimoral Kcb

90

dalam novel ini dari sudut pandang umum, secara khusus nilai moral

yang dibahas, juga dipandang dari perspektif islami.

Tokoh-tokoh dan kehidupannya serta konflik-konflik yang

terjadi dalam novel KCB memang dibuat layaknya apa yang terlihat

dalam kehidupan sehari-hari, meski tentu saja pengarang

memberikan sedikit bumbu-bumbu yang merupakan refleksi dari

idealismenya yang kemudian disisipkan pada karakter-karakter

tertentu.

Adapun nilai-nilai moral yang berkaitan dengan hubungan

manusia dengan manusia lainnya dalam artian antar individu,

ditonjolkan dalam novel ini dalam kutipan-kutipan berikut:

Eliana yang pernah sekian tahun tinggal di Prancis agaknya langsung menyadari kekhilafannya. Ia buru buru meralat ucapannya dan meminta maaf. (KCB:13)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa manusia cenderung

melakukan kesalahan, dan hal tersebut adalah sesuatu yang wajar.

Menyadari kesalahan dan meminta maaf, adalah salah satu nilai

moral yang disuguhkan oleh pengarang dalam kutipan tersebut.

Kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang rentan berbuat

salah, ditegaskan dalam kutipan berikut:

Tidak ada manusia yang sempurna di atas muka bumi ini kecuali Rasulullah Saw.(248)

Page 105: Tesis - Nilaimoral Kcb

91

Meminta maaf atas kesalahan, baik yang disengaja maupun

tidak, adalah salah satu perbuatan yang dipandang baik dalam

kebudayaan maupun ajaran agama manapun.

"Saranku. Sebaiknya kau minta maaf. Lalu jelaskan dengan detil dan baik-baik kenapa menolak ciuman itu. Tidak usah dihadapi dengan emosi. Api bertemu api akan semakin panas. Emosi lebih banyak merugikannya daripada menguntungkannya (KCB:54)

Pada kutipan di atas, selain meminta maaf atas kesalahan,

ditunjukkan pula bahwa dalam kehidupan sehari-hari, dalam

berinteraksi dengan orang lain, kesediaan mengalah adalah sesuatu

yang bernilai moral baik. Kemudian, keikhlasan dan kesediaan untuk

saling memaafkan ditekankan dalam pernyataan yang dilontarkan

oleh ayah Fadhil,

"Jangan menyimpan dendam. Jadilah Muslim sejati!" (KCB:198)

Selanjutnya masih pada Bab yang sama, pengarang

menunjukkan salah satu perilaku ideal dalam bermasyarakat, dan

sudah lama dikenal dalam kebudayaan Indonesia. Perbuatan yang

dimaksud adalah tolong menolong.

“Ya sebagai sahabat yang harus saling tolong menolong. Saling bantu membantu.” (KCB:13)

Page 106: Tesis - Nilaimoral Kcb

92

Hal ini erat kaitannya dengan kenyataan bahwa manusia

adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya.

Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya, sehingga

dengan kelebihan dan kekurangan itu, setiap manusia saling

menutupi satu sama lain. Dalam ajaran islam, tolong menolong ini

sangat ditekankan agar dilakukan dengan ikhlas tanpa harap

pamrih. Sikap seperti ini banyak ditonjolkan dalam diri tokoh Azzam

sebagaimana dalam kutipan berikut.

"Baiklah, sekarang masalah bantu membantu. Bukan bisnis. Saya (Azzam) ingin murni membantu, jadi saya tidak akan mengharapkan apapun dari Mbak." (KCB:15)

Keikhlasan dalam menolong sesama kembali ditonjolkan

dalam karakter Azzam ketika ia menolong seorang mahasiswi asal

Indonesia yang bukunya tertinggal di atas Bus. Ia kemudian

membantunya mengejar Bus tersebut kemudian mengambil dan

mengembalikan buku yang dibeli dengan harga yang tidak sedikit.

Ia memang tidak ingin namanya diketahui dua mahasiswi itu. Ia mau menjaga keikhlasannya. Maka meskipun mahasiswi cantik berjilbab biru itu bertanya namanya, ia tidak gantian menanyakan namanya. (KCB:145)

Dalam kutipan di atas pengarang menunjukkan salah satu

sikap ideal seseorang dalam hal tolong menolong. Sikap Azzam

yang diperlihatkan dalam kutipan di atas merupakan bentuk

Page 107: Tesis - Nilaimoral Kcb

93

keikhlasan membantu tanpa berharap apa-apa. Tolong-menolong

yang dimaksud tentu saja dalam hal kebaikan, sebagaimana dalam

kutipan berikut:

"Ingat Kak, kita harus saling tolong menolong dalam kebaikan. Tolonglah panitia Kak!" desak Wan Aina.(268)

Berdasarkan kutipan di atas, pengarang menunjukkan bahwa

tolong menolong antara sesama yang baik dan yang tentu saja

diharapkan oleh siapa pun adalah tolong menolong dalam hal

kebajikan.

c. Moral dalam Lingkungan Sosial

Dalam lingkungan sosial, pembahasan nilai moral merupakan

sesuatu yang sifatnya sensitif, yang lebih luas dari nilai moral antar

individu. Dalam kehidupan sehari-hari nilai moral dalam menjalani

kehidupan sebagai makhluk sosial, setiap individu hidup

berdasarkan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan sosial

tertentu maupun berdasarkan ajaran agama tertentu. Dalam novel

ini, lingkungan sosial yang dimaksud adalah lingkungan sosial di

mana orang-orang yang hidup di dalamnya meyakini ajaran islam

sebagai landasan moral, atau dalam islam sendiri lebih dikenal

dengan sebutan akhlak.

Page 108: Tesis - Nilaimoral Kcb

94

Novel KCB tentu saja sarat dengan pesan-pesan islami

tentang bagaimana sebenarnya seseorang harus berperilaku dalam

kehidupan sosialnya. Pesan moral ini diawali dengan menghindar

fitnah, sebagaimana dalam kutipan berikut:

"Pak jangan membuka aib orang, jangan memfitnah orang dong!" (KCB: 39)

Kutipan di atas memang sejalan dengan ajaran islam yang

melarang dengan keras perbuatan yang bersifat merugikan orang

lain. Fitnah adalah salah satu perbuatan yang merugikan korbannya,

sehingga dengan tegas dinyatakan bahwa memfitnah sama dengan

memakan bangkai saudara sendiri.

Perbuatan-perbuatan bernilai moral mulia juga disisipkan

dalam sosok Haji Luthfi yang dikisahkan sebagai orang yang ikhlas

dan tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan “harta atau

strata duniawinya”, sebagaimana dalam kutipan berikut:

Pak Kiai Lutfi itu tidak pernah memandang dunia. Dunia itu remeh bagi beliau. (KCB: 48)

Dalam kutipan di atas, pengarang menyodorkan sebuah

contoh sikap hidup seseorang, yang idealnya tidak membeda-

bedakan orang atau pilih kasih dalam menjalin silaturahmi dengan

sesama. Hal ini tentu sejalan dengan ajaran islam bahwa setiap

manusia memiliki derajat yang sama, hanya ketakwaan yang

Page 109: Tesis - Nilaimoral Kcb

95

membedakannya di mata Sang Pencipta. Sejalan dengan kutipan di

atas, pengarang menegaskan dalam salah satu kutipan berikut,

tentang pentingnya silaturahmi. Silaturahmi merupakan salah satu

pintu rizki, baik bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain.

Tanpa banyak silaturrahmi seorang pebisnis tidak akan banyak memiliki jalan dan peluang. Benarlah anjuran Rasulullah Saw., agar siapa saja yang ingin diluaskan rezekinya, hendaklah ia melakukan silaturrahmi.(KCB: 163)

Kemudian, dalam menjalin silaturahmi, saling menghargai dan

menghormati merupakan salah satu elemen yang penting. Hal ini

dinyatakan dalam salah satu konflika antara Azzam dan polisi Mesir,

yang dikutip berikut:

"Kapten, meskipun kalian mabahits, kalian tidak bisa seenaknya masuk rumah kami tanpa ijin. Tidak bisa seenaknya menginjak-injak kehormatan kami.(KCB: 197)

Kutipan di atas merupakan salah satu contoh bahwa jabatan

ataupun kekuasaan bukanlah alat yang pantas digunakan untuk

menjadikan diri berhak atas hak orang lainnya. Jabatan haruslah

dimanfaatkan sebagaimana mestinya tanpa merugikan orang lain.

Lebih lanjut, pengarang menunjukkan bahwa dalam menjalin

silaturahmi, seharusnya dijalani sewajarnya.

Jangan sok terlalu akrab. Bergaul sewajarnya selain membuat kita waspada juga membuat kita lebih dihormati di negeri orang. (KCB: 214)

Page 110: Tesis - Nilaimoral Kcb

96

Dari sisi lain silaturahmi, pengarang juga menekankan

pentingnya berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan sesama.

Silaturahmi yang baik, adalah silaturahmi yang dijalani sewajarnya

tanpa mengabaikan keselamatan diri sendiri.

d. Hubungan manusia dengan Tuhannya

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa novel KCB

sarat dengan pesan-pesan moral Islami, maka novel ini tentu saja

tidak lepas dari hubungan yang erat manusia dengan Penciptanya.

Hal ini terbukti dengan tokoh-tokohnya yang kebanyakan

digambarkan sebagai hamba-hamba yang taat dan melandaskan

segala pola hidupnya berdasarkan tuntunan agama.

Azzam adalah orang yang sangat menghargai kemerdekaannya sebagai manusia yang hanya menghamba kepada Allah Swt. (KCB:13)

Dalam kutipan di atas, digambarkan bahwa seorang manusia

yang beriman, hanya menghamba kepada Allah, bukan kepada hal-

hal seperti harta, pangkat maupun jabatan. Tentu saja menjalin

hubungan dengan Sang Pencipta tidak dapat disamakan dengan

hubungan dengan manusia. Tetapi hubungan ini berbentuk

ketundukan dan kepatuhan penuh terhadap apa yang diperintahkan

dan menjauhi yang tidak dibenarkan, hal ini terlihat dari sikap Azzam

menolak ciuman dari Eliana karena keduanya tidak memiliki

Page 111: Tesis - Nilaimoral Kcb

97

hubungan yang sah. Perbuatan seperti ini dalam islam, disebut

sebagai perbuatan zinah yang bahkan mendekatinya sekalipun

tidaklah dibenarkan.

Islam sama sekali tidak membolehkan ada persentuhan intim antara pria dan wanita kecuali itu adalah suami isteri yang sah. Dan ciuman gaya Prancis itu bagi saya sudah termasuk kalegori sentuhan sangat intim. Yang dalam Islam tidak boleh dilakukan kecuali oleh pasangan suami isteri. (KCB:65)

Sikap yang ditunjukkan oleh Azzam merupakan salah satu

bentuk kepatuhan kepada Allah SWT., kepatuhan yang dilandasi

kesadaran penuh bahwa setiap perbuatannya akan

dipertanggungjawabkan kelak, sebagaimana yang diungkapkan

secara langsung oleh pengarang berikut:

Ya, kelak ketika masa muda mereka harus dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta Cinta. Dan jatuh cinta mereka pun harus dipertanggung jawabkan kepada-Nya: Di hadapan pengadil an Dzat Yang Maha Adil, yang tidak ada sedikit pun kezaliman dan ketidakadilan di sana (KCB:2)

Berikutnya, dalam novel KCB, beberapa kali diuraikan

pentingnya keikhlasan dalam menjalani kehidupan. Baik dalam

keadaan senang maupun ketika menghadapi keadaan yang sulit,

dengan tetap berkeyakinan, bahwa Allah Maha Penyayang kepada

hambaNya.

Page 112: Tesis - Nilaimoral Kcb

98

"Ah semua sudah ada yang mengatur. Yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jika saatnya ketemu nanti akan ketemu juga." Gumamnya (Azzam) dalam hati. (KCB: 73)

"Sudahlah diihklaskan saja. Semoga diganti yang lebih baik oleh Allah. (KCB:140)

Tak ada yang mereka lakukan kecuali menyerahkan semuanya kepada Allah yang Maha Menentukan Takdir. (KCB:142) Kutipan di atas merupakan salah satu sikap seorang muslim

yang diidealkan sebagai tauladan oleh pengarang. Keikhlasan dalam

kutipan di atas merupakan bentuk kepatuhan kepada Allah, dengan

keyakinan bahwa Allah-lah yang mengatur segalanya, tugas

manusia hanyalah berusaha.

"Begini Anakku, jika suatu ketika kau dimurkai ibumu misalnya, carilah sebab kenapa kau dimurkai ibumu. Hayati perasaanmu saat itu, saat kau dimurkai. Ibumu murka kemungkinan besar karena kau melakukan suatu kesalahan, yang karena kesalahamnu itu ibumu murka. Dan saat kau dimurkai pasti kau merasakan kesedihan, bercampur ketakutan dan juga penyesalan atas kesalahanmu. Itulah yang kau temui dan kau rasakan, saat itu. Lalu hayati hal itu sungguh sungguh, dan hubungkan dengan akhirat. Bagaimana rasanya jika yang murka kepadamu adalah Allah. Murka atas perbuatan-perbuatanmu yang membuat-Nya murka. Bagaimana perasaanmu saat itu. Mampukah kau menanggungnya. Jika yang murka adalah ibumu, kau bisa meminta maaf. Karena kau masih ada di dunia. Jika di akhirat bisakah minta maaf kepada Allah saat itu? " (KCB: 94)

Kutipan di atas merupakan nasihat Hj. Luthfi kepada putrinya.

Kutipan tersebut mengandung pesan sederhana yang penuh makna,

Page 113: Tesis - Nilaimoral Kcb

99

bahwa jika murka seorang ibu sudah cukup menakutkan bagi

seorang anak, maka murka Allah adalah sesuatu yang tidak akan

pernah bisa dibayangkan akibatnya.

"Hikmahnya sudah aku dapatkan. Ini jadi teguran Allah atas kebakhilanku selama ini. Sebenarnya uang itu tadi pagi mau dipinjam Mbak Hanum dua ratus dollar tapi aku tidak boleh. Aku sungguh menyesal,'' Jawab Erna sambil menundukkan kepalanya. (KCB: 150)

Kutipan di atas memberikan tauladan bagaimana cara

seorang muslim menyikapi suatu musibah. Kutipan di atas

merupakan salah satu cuplikan ketika seorang mahasiswi bernama

Erna menjadi korban pencopetan. Bukannya menyesali ataupun

berkeluh kesah, kejadian yang menimpanya justru dijadikan sebagai

bahan refleksi diri, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang

pantas ia terima atas kesalahan yang pernah diperbuatnya.

3. Bentuk Penyampaian Pesan Moral Novel KCB

Sebagaimana telah dijelaskan pada kajian pustaka, bahwa

bentuk penyampaian pesan moral merupakan cara pengarang untuk

menyalurkan atau mengirimkan pesan-pesan yang dimaksudkan

untuk direnungkan oleh pembaca. Dalam menyampaikan pesan

kepada pembaca, terdapat dua cara yang ditempuh oleh pengarang,

yaitu penyampaian secara langsung dan secara tidak langsung.

Page 114: Tesis - Nilaimoral Kcb

100

Bentuk penyampaian pesan moral secara langsung adalah

cara di mana pengarang secara langsung memberikan simpulan

atau komentar atas isi cerita, karakter tokoh, konflik yang dialami

tokoh tersebut, maupun cara tokoh tersebut menyikapi

permasalahan yang dihadapinya. Bentuk penyampaian pesan moral

secara tidak langsung adalah cara penyampaian pesan, di mana

pengarang membebaskan pembaca menyimpulkan sendiri tentang

baik atau buruknya sesuatu yang ditampilkan dalam karyanya.

Dalam novel KCB, pengarang menampilkan berbagai tokoh dengan

karakter berbeda, konflik berbeda, serta sikapnya masing-masing

dalam menghadapi persoalan yang dihadapinya. Sehingga dengan

memahami tema sebagai konteks yang melatarbelakangi konflik

yang terjadi, pembaca akan mampu menangkap pesan-pesan yang

dimaksud.

Novel ini dilatarbelakangi oleh kehidupan islami, watak tokoh

dan sikap yang ditunjukkan oleh setiap tokoh dalam menjalani

kehidupannya dinilai dari perspektif Islam. Meski demikian, nilai-nilai

moral baik buruk dalam novel ini tentu saja juga mampu

merepresentasikan nilai-nilai moral secara universal.

Page 115: Tesis - Nilaimoral Kcb

101

a. Bentuk Penyampaian Secara langsung

Pengarang novel KCB memposisikan diri sebagai pencerita

yang serba tahu termasuk yang dipikirkan oleh toko-tokoh di

dalamnya. Pengarang sendiri tidak melibatkan diri dalam setiap

cerita. Sehubungan dengan setiap tokoh serta konflik yang

dialaminya, pengarang sering menyisipkan komentar-komentar

pribadinya, sebagaimana yang terdapat pada bagian awal novel.

Tak terlintas sedikit pun bahwa senja yang indah yang mereka lalui itu akan menjadi saksi sejarah bagi mereka kelak. Ya, kelak ketika masa muda mereka harus dipertanggungjawabkan di hadapan Sang Pencipta Cinta. Dan jatuh cinta mereka pun harus dipertanggung jawabkan kepada-Nya: Di hadapan pengadilan Dzat Yang Maha Adil, yang tidak ada sedikit pun kezaliman dan ketidakadilan di sana (KCB:2). Kutipan di atas merupakan pernyataan pengarang sendiri

untuk menyampaikan kepada pembaca bahwa setiap perbuatan

manusia kelak akan dipertanggungjawabkan kepada Sang Pencipta.

Dengan demikian hendaklah manusia menjaga diri dari perbuatan-

perbuatan yang dilarangNya, dalam hal ini yang dimaksud adalah

mencintai makhlukNya dengan mengabaikan segala perintah dan

larangannya.

Sebab, jika Tuhan itu lebih dari satu pastilah terjadi kerusakan di alam semesta ini. Sebab masing-masing akan merasa paling berkuasa. Masing-masing akan memaksakan keinginan-Nya. Mereka akan berkelahi. Misalnya satu menghendaki matahari terbit dari timur, sementara yang satu menghendaki matahari terbit dari

Page 116: Tesis - Nilaimoral Kcb

102

barat. Terjadilah perseteruan. Dan rusaklah alam (KCB:8). Dalam kutipan di atas, pengarang menyampaikan kepada

pembaca kemahatunggalan Allah sebagai pencipta, tiada tuhan

selain Allah. Sesuatu yang harus diyakini, dan landasan utama

umat Islam dalam lafaz Lailaha Illallah.

Ia membenarkan tindakannya itu dengan berpikir bahwa datangnya azan yang memanggilnya itu lebih dulu dari datangnya dering telpon itu. Dan ia harus mendahulukan yang datang lebih dulu. Ia harus mengutamakan undangan yang datang lebih dulu. Apalagi undangan yang datang lebih dulu itu adalah undangan untuk meraih kebahagiaan akhirat. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (KCB: 11). Kutipan di atas merupakan komentar pengarang atas sikap

Azzam yang lebih mendahulukan melaksanakan kewajibannya

kepada Allah dan mengabaikan urusan dunia. Karena

bagaimanapun, Allah telah lebih dahulu mengundangnya untuk

melaksanakan shalat ketimbang dering teleponnya.

Contoh lain dari bentuk penyampaian langsung oleh

pengarang adalah kutipan berikut.

Sebab tak ada yang baik di dunia ini kecuali datangnya dari Allah Subhanahu wa ta'ala (KCB: 62). Jika yang jadi landasannya adalah kebaikan, jalannya adalah kebaikan, dan tujuannya adalah kebaikan.(KCB: 152)

Page 117: Tesis - Nilaimoral Kcb

103

Dengan demikian, berdasarkan kutipan-kutipan di atas,

pengarang menggunakan cara penyampaian pesan moral secara

langsung kepada pembacanya.

b. Bentuk Penyampaian Tidak Langsung

Selain menyampaikan secara langsung pesan-pesan

moralnya, pengarang juga menggunakan cara tidak langsung, yakni

melalui watak tokoh, serta sikap tokoh-tokoh tersebut dalam

menyikapi persoalan hidupnya.

Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa kutipan berikut:

"Wah kamu itu Nang, penakut. Tak punya nyali. Ini bisnis Nang. Bisnis! Nyawa bisnis itu keberanian Nang. Dalam dunia bisnis yang berhasil adalah mereka yang memahami bahwa, hanya ada perbedaan sedikit antara tantangan dan peluang, dan mereka bisa mengubahnya menjadi keuntungan. (KCB: 170) Kutipan di atas merupakan dialog Azzam dengan Nanang,

teman sekamarnya. Dalam dialog tersebut, melalui tokoh Azzam,

pengarang menyisipkan pesan optimisme dalam bekerja. Pesan ini

kemudian di pertegas dalam dialog selanjutnya,

"Aku tahu yang paling penting aku yakin bisa."(KCB: 171)

Kutipan ini dimaksudkan untuk menyampaikan bahwa,

keberhasilan hanya bisa diketahui dan diperoleh dengan berusaha.

Selanjutnya, nilai moral yang sangat penting dalam hidup

Page 118: Tesis - Nilaimoral Kcb

104

bermasyarakat adalah komitmen, dan ketegasan, yang disisipkan

dalam sikap Fadhil terhadap permintaan Tiara untuk melamarnya

sementara ia sendiri saat itu telah dilamar oleh Zulkifli.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam novel

Ketika Cinta Bertasbih, Habiburrahman menggunakan kedua bentuk

penyampaian pesan moral, yakni secara langsung dan secara tidak

langsung.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Novel KCB

Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa novel KCB

mengusung tema romansa cinta islami dan perjuangan meraih cita-

cita. Cerita dalam novel KCB ini berlangsung di Mesir pada masa

pergantian musim dingin ke musim semi.

Tokoh-tokoh yang terlibat dalam novel KCB di antaranya

adalah Azzam sebagai tokoh utama, yang bertubuh kurus,

sederhana, pekerja keras, ikhlas, cerdas, dan melandaskan hidup

dan kehidupannya pada ajaran Islam; Eliana, seorang putri Dubes,

berparas cantik, cerdas, kaya, emosional, arogan, dan berakhlak

buruk; Furqan, sahabat Azzam, seorang mahasiswa S2, anak

pengusaha yang taat dan tunduk kepada Allah, tidak tegas dalam

menentukan sikap, serta tidak mampu menghadapi cobaan yang

Page 119: Tesis - Nilaimoral Kcb

105

berat; Anna Alfathunnisa, seorang putri pendiri pesantren, berakhlak

mulia, cerdas dan berprestasi, serta memiliki paras yang sangat

cantik; Fadhil, Sahabat Azzaam, seorang mahasiswa yang taat

beragama, selalu mendahulukan pendidikan di atas segala-galanya,

tegas dan teguh pada pendirian.

Berdasarkan tema, karakter dan konflik tokoh-tokoh dalam

novel KCB, secara keseluruhan novel KCB menyampaikan dua

pesan/amanat utama yakni, 1) cinta sejati adalah cinta kepada Sang

Pencipta, dan 2) setiap usaha dan kerja keras yang dikerjakan

dengan penuh kesungguhan di jalan yang benar, akan membuahkan

hasil yang memuaskan.

2. Nilai Moral Novel KCB

Novel KCB sangat sarat akan nilai-nilai moral islami. Nilai-nilai

moral yang telah dikaji tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori

yang merupakan persoalan-persoalan pokok yang dihadapi manusia

dalam kesehariannya sebagaimana yang diutarakan oleh Suseno

(dalam Dirgantara, 2012:99) dan Kemendiknas (2010:148), yakni

dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia

dengan orang lain, hubungan manusia dengan lingkungan sosial,

serta hubungan manusia dengan Tuhan.

Page 120: Tesis - Nilaimoral Kcb

106

Moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, di

antaranya adalah menjaga kehormatan, berakhlak mulia, menjaga

kesucian diri dengan menjauhi perbuatan-perbuatan tercela,

menghindari berprasangka buruk, menuntut ilmu setinggi mungkin.

Dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, di antaranya

adalah, mengakui kesalahan dan meminta maaf, ikhlas saling

memaafkan, tolong menolong tanpa pamrih. Dalam lingkungan

sosial, nilai moral yang disajikan dalam novel KCB, di antaranya,

menjauhi fitnah, jujur, saling menghargai sesama manusia, setiap

manusia memiliki derajat yang setara, dan menjalin silaturahmi.

Dalam hubungan dengan Tuhan, nilai moral yang disajikan dalam

novel KCB, di antaranya ketundukan penuh kepada Allah dan hanya

menghamba kepada Allah, keyakinan bahwa Allah telah mengatur

segala sesuatunya sementara tugas manusia hanyalah berusaha

dan berdoa.

Nilai moral novel KCB sejalan dengan sembilan nilai moral

menurut Megawangi (2005:95), yaitu1) Cinta Tuhan dengan segala

ciptaannya, 2) Kemandirian dan tanggung jawab, 3) Kejujuran,

amanah dan bijaksana, 4) Hormat dan santun, 5) Dermawan suka

menolong dan gotong royong, 6) Percaya diri kreatif dan pekerja

keras, 7) Kepemimpinan dan keadilan, 8) Baik dan rendah hati,

9)Toleransi, kedamaian dan persatuan

Page 121: Tesis - Nilaimoral Kcb

107

3. Bentuk Penyampaian Nilai Moral Novel KCB

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nurgiyantoro (2005),

bahwa pesan atau nilai dalam novel dapat disampaikan secara

langsung atau tidak langsung, pesan atau nilai moral dalam novel

KCB disampaikan secara langsung dan secara tidak langsung oleh

pengarang secara bergantian. Pesan secara langsung disampaikan

dalam bentuk komentar atau kesimpulan pengarang sendiri,

sementara bentuk penyampaian pesan secara tidak langsung

disisipkan melalui watak tokoh, serta sikap tokoh dalam menghadapi

persoalan hidupnya.

Page 122: Tesis - Nilaimoral Kcb

108

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Nilai moral yang disajikan dalam novel KCB mewakili empat

persoalan utama yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-

hari, yakni dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan

manusia dengan orang lain, hubungan manusia dengan lingkungan

sosial, serta hubungan manusia dengan Tuhan.

Moral dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, di

antaranya adalah menjaga kehormatan, berakhlak mulia, menjaga

kesucian diri dengan menjauhi perbuatan-perbuatan tercela,

menghindari prasangka buruk, menuntut ilmu setinggi mungkin.

Dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, di antaranya

adalah, mengakui kesalahan dan meminta maaf, ikhlas saling

memaafkan, tolong menolong tanpa pamrih. Dalam lingkungan

sosial, nilai moral yang disajikan dalam novel KCB, di antaranya,

menjauhi fitnah, saling menghargai sesama manusia, setiap

manusia memiliki derajat yang setara, menjalin silaturahmi yang luas

akan memperbanyak rizki. Dalam hubungan dengan Tuhan, nilai

moral yang disajikan dalam novel KCB, di antaranya ketundukan

Page 123: Tesis - Nilaimoral Kcb

109

penuh kepada Allah dan hanya menghamba kepada Allah,

keyakinan bahwa Allah telah mengatur segala sesuatunya

sementara tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka nilai moral novel Ketika

Cinta Bertasbih (KCB) merupakan nilai moral yang pantas diteladani

dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan atau nilai moral dalam novel KCB disampaikan secara

langsung dan secara tidak langsung oleh pengarang secara

bergantian. Pesan secara langsung disampaikan dalam bentuk

komentar atau kesimpulan pengarang sendiri, sementara bentuk

penyampaian pesan secara tidak langsung disisipkan melalui watak

tokoh, serta sikap tokoh dalam menghadapi persoalan hidupnya.

B. Saran

1. Kepada Pembaca

Analisis ini dilakukan berdasarkan pendekatan mimetik, yang

memandang karya sastra sebagai peneladanan, di mana karya

sastra menyajikan hal-hal diharapkan dapat diteladani dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga hasil analisis hanya terbatas pada

hal-hal yang dianggap pantas diteladani baik dari isi cerita maupun

dari watak tokoh serta sikap tokoh-tokoh tersebut dalam

menghadapi persoalan hidupnya. Berdasarkan hasil analisis

Page 124: Tesis - Nilaimoral Kcb

110

ditemukan berbagai nilai moral yang sangat bermanfaat. Sehingga

pembaca diharapkan membaca dan mempelajari nilai-nilai moral

dalam novel Ketika Cinta Bertasbih.

2. Kepada Guru Bahasa Indonesia

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa novel KCB

sarat dengan nilai-nilai pendidikan islam, novel KCB ini dapat

dijadikan salah satu media pembelajaran yang menghibur dan

mampu membentuk karakter peserta didik.

3. Kepada Peneliti Lain

Kepada peneliti lain di masa yang akan datang, yang tertarik

untuk mengkaji novel KCB, disarankan agar menggunakan

pendekatan berbeda, sehingga memberikan hasil yang lebih lengkap

dan terperinci.

Page 125: Tesis - Nilaimoral Kcb

111

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Suatu Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

_________. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra Sekitar Masalah Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

_________. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Agesindo.

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Rhineka Cipta.

Armani, Ahmad. 2011. Analisis Intrinsik Novel Ketika Cinta Bertasbih. Tesis. UIN Ciputat. Tidak Diterbitkan.

Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra). Surabaya: Usaha Nasional.

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikolog. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Depdikbud. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dirgantara, Y.A. 2012. Pelangi Bahasa Sastra dan Budaya Indonesia: Kumpulan Apresiasi dan Tanggapan. Yogyakarta: Garudhawaca.

Djahiri, A.K. 1996. Menelusuri Dunia Afektif: Pendidikan Nilai dan Moral Edisi Pembaharuan. Bandung: IKIP Bandung.

Djunaedie, Moha. 1995. Apresiasi Sastra Indonesia. UP Putra Maspul Offset.

Drijarkoro, N. 1980. Drijarkoro Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

El Shirazy, Habiburrahman. 2007. Ketika Cinta Bertasbih I. Jakarta: Republika.

______________________. 2008. Ketika Cinta Bertasbih II. Jakarta: Republika.

Page 126: Tesis - Nilaimoral Kcb

112

Enre, Fachruddin Ambo. 1990. Teori Sastra. Diktat. IKIP UP.

Esten, Mursal. 1980. Sastra Indonesia dan Tradisi. Bandung: Angkasa.

___________. 1990. Sastra Indonesia dan Tradisi Sub Kultur. Bandung: Angkasa.

Gaffar, F. M. 2005. Perencanaan Pendidikan, Teori dan Metodologi. Jakarta: PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud

Hardjana, Andrea. 1996. Pengantar Apresiasi Sastra. Jakarta: Pustaka.

Hardjana, Andrea. 1991. Kritik Sastra : Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Heriyanto. 2008. Pendekatan Sastra Kontekstual. Jakarta: Raja Wali.

Hurlock, E.B. 1990. Psikologi Perkembangan. Edisi 5.

Jassin, H.B. 1991. Pengarang Indonesia dan Dunianya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kamisa, 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Nilai

Koentjaraningrat.1981. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Lasijo, 2000. Ilmu Budaya Dasar. Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.

Megawangi, Ratna. 2004. Pendidikan Karakter. Solusi yang Tepat Membangun Bangsa. Jakarta: Star Energy.

Mulyana, R. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung. CV. Alfabeta.

Linda & Eyre, R. 1995. Mengajarkan Nilai-Nilai Kepada Anak. Jakarta: Gramedia.

Lubis, Mochtar. 1981. Teknik Mengarang. Jakarta: Kurnia Esa.

Nensilianti. 2003. Teori Sastra (Diktat) UNM Makassar.

Page 127: Tesis - Nilaimoral Kcb

113

Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

__________________. 2001. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.

__________________. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Novia, Windi. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: PT Kashiko Publihser.

Novita. 2008. Analisis Nilai Moral dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. Skripsi. FKIP Unismuh Makassar.

Nurjannah. 2006. Analisa Nilai Moral Dalam Novel Bunda Karya Puthut EA. Skripsi. FKIP Unismuh Makassar.

Nursamsul. 2006. Analisis Nilai Moral Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Skripsi. FKIP Unismuh Makassar.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadja Mada.

____________________. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.

____________________. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hinindita.

Prayitno, 1989. Motivasi dalam belajar . Jakarta: PPPLPTK.

Rifaldi. 2010. Analisis Nilai Moral dan Etika Novel Sukreni Gadis Bali. Tesis. Tidak Diterbitkan.

Rosidi, Ajip. 1968. Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Bina Cipta.

Saharuddin. 1995. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Badai Pustaka

Salam, Burhanuddin H. 2000. Etika Sisoal Asasa Moral Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Rineka Cipta

Semi, Atar. 1990. Kritik Sastra. Bandung: Angkasa.

Sofa. 2008. Pengertian Etika, Moral, dan Etiket. http:/www.google.com.

Page 128: Tesis - Nilaimoral Kcb

114

Suharianto, S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta

Sumaatmadja, N. 2005. Manusia Dalam Konteks Sosial, Budaya dan Lingkungan Hidup. Alfa Beta. Bandung.

Sumardjo dan Saini, K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.

Suriasumantri, J.S. 1998. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Syamsuri. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Sinar Baru.

___________________. 1994. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Sinar Baru.

Teeuw, Anrea. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Pengantar Teori Sastra. Yogyakarta: Pustaka Jaya.

Tilman, Diane. 2004. Living Values Activities for Children. PT. Gramedia Widyasarana Indonesia

Triyastuti. 2009. Nilai-Nilai Moral dalam Novel Tanah Baru, Tanah Air Kedua Karya NH. Dini dan Kemungkinannya sebagai Bahan Ajar di SMPN 2 Semarang. Jurnal Vol. 3 No. 2.

Wantah, M.J. 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta. Depnaker.

Wahid, Sugira. 1993. Pengantar Kritik Sastra. Diktat. FBPS. IKIP Ujung Pandang.

Page 129: Tesis - Nilaimoral Kcb

115

Page 130: Tesis - Nilaimoral Kcb

116

Page 131: Tesis - Nilaimoral Kcb

Lampiran 1. Sinopsis Novel Ketika Cinta Bertasbih

117

SINOPSIS NOVEL

KETIKA CINTA BERTASBIH

Azzam adalah seorang pemuda sederhana yang memilih untuk

menuntut ilmunya di Kampus Al Azhar, Cairo. Azzam dikenal

sebagai sosok yang tegas dan dewasa. Dia sangat memegang

teguh prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Di

kalangan teman-temannya pun Azzam menjadi panutan dan sosok

yang bisa diandalkan. Setelah bapaknya meninggal, sebagai anak

tertua dalam keluarganya, dialah yang menanggung kehidupan

keluarganya di Solo. Oleh karena itu, selain sebagai mahasiswa, dia

juga bekerja keras sebagai pembuat tempe dan bakso untuk

menghidupi ibu dan adik-adik perempuannya di Indonesia serta

kehidupannya sendiri di Cairo. Bahkan Azzam, rela meninggalkan

kuliahnya untuk sementara dan lebih berfokus untuk mencari rezeki.

Meski terkadang ada rasa iri melihat teman-teman satu angkatannya

yang sudah terlebih dahulu lulus, bahkan ada yang hampir

menyelesaikan S2-nya tapi Azzam segera sadar kalau dia tidak

sama dengan teman-temannya yang lain. Azzam lebih dikenal

sebagai tukang tempe di kalangan mahasiswa Indonesia yang

sedang kuliah di Al Azhar. Azzam juga sering mendapatkan

undangan dari duta besar Indonesia yang ada di Mesir untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi pada acara-acara kebesaran. Jadi,

selain terkenal di kalangan mahasiswa sebagai tukang tempe,

Azzam juga terkenal di kalangan para duta besar.

Saat bekerja itulah Azzam mengenal sosok Eliana. Eliana

adalah sosok yang sempurna secara fisik. Putri duta besar, cantik,

dan salah seorang lulusan Universitas di Jerman. Akan tetapi,

prinsip-prinsi keislaman yang Azzam pegang teguh membuat Azzam

mampu menepis perasaannya.

Saat bekerja juga Azzam secara tidak sengaja bertemu dengan

Anna Althafunnisa. Dialah perempuan yang memikat hatinya dan

hendak ia lamar. Namun, status sosialnya membuat Azzam ditolak.

Yang lebih mencengangkan Azzam adalah Anna justru menerima

lamaran dair Furqan, sahabat Azzam sendiri yang memiliki status

sosial lebih tinggi daripada Azzam.

Page 132: Tesis - Nilaimoral Kcb

118

Azzam akhirnya mampu melanjutkan kuliahnya setelah adiknya

menyelesaikan pendidikan. Setelah dia lulus dari Al Azhar dengan

nilai yang cukup memuaskan, akhirnya setelah 9 tahun terpisah

dengan keluarganya, dia pun kembali ke tengah-tengah keluarga

tercintanya.

Page 133: Tesis - Nilaimoral Kcb

Lampiran 2. Riwayat Hidup Pengarang

119

RIWAYAT HIDUP

HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY

Habiburrahman El Shirazy yang lebih dikenal dengan panggilan Kang Abik adalah seorang dai, novelis, dan penyair yang karya-karyanya terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi di negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Nama Kang Abik mulai melambung ketika karya novelnya yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” tampil di layar kaca. Sejak itulah banyak karya-karyanya yang juga difilmkan dan diminati

oleh khalayak ramai. Kang Abik lahir di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976.

Habiburrahman el-Shirazy adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri.

Ketika menempuh studi di Kairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997). Pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir (Juli 1996). Dalam perkemahan itu, ia berkesempatan memberikan orasi berjudul Tahqiqul Amni Was Salam Fil „Alam Bil Islam (Realisasi Keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta perkemahan tersebut. Pernah aktif di Mejelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000). Pernah menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Sastrawan muda ini pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual

Page 134: Tesis - Nilaimoral Kcb

120

Nahdhatul Ulama yang berpusat di Kairo. Dan sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Kairo.

Setibanya di tanah air pada pertengahan Oktober 2002, ia diminta ikut mentashih Kamus Populer Bahasa Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU Mesir dan diterbitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, (Juni 2003). Ia juga diminta menjadi kontributor penyusunan Ensiklopedi Intelektualisme Pesantren: Potret Tokoh dan Pemikirannya, (terdiri atas tiga jilid ditebitkan oleh Diva Pustaka Jakarta, 2003).

Antara tahun 2003-2004, ia mendedikasikan ilmunya di MAN I Jogjakarta. Selanjutnya sejak tahun 2004 hingga 2006, ia menjadi dosen Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Surakarta. Saat ini ia mendedikasikan dirinya di dunia dakwah dan pendidikan lewat karya-karyanya dan pesantren Karya dan Wirausaha Basmala Indonesia bersama adik dan temannya.

Kang Abik, demikian novelis ini biasa dipanggil adik-adiknya, semasa di SLTA pernah menulis teatrikal puisi berjudul Dzikir Dajjal sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994). Pernah meraih Juara II lomba menulis artikel se-MAN I Surakarta (1994). Pernah menjadi pemenang I dalam lomba baca puisi relijius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair‟94 dan ICMI Orwil Jateng di Semarang, 1994). Pemenang I lomba pidato tingkat remaja se-eks Keresidenan Surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta, 1994). Ia juga pemenang pertama lomba pidato bahasa Arab se- Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994). Meraih Juara I lomba baca puisi Arab tingkat Nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Jogjakarta (1994). Pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi acara Syharil Quran Setiap Jumat pagi. Pernah menjadi pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K Jateng (1995) dengan judul tulisan, Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja. Beberapa penghargaan bergengsi lain berhasil diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006. Dari novelnya yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” dia sudah memperoleh royalti lebih dari 1,5 Milyar, sedangkan dari buku-bukunya yang lain tidak kurang ratusan juta sudah dia kantongi.

Page 135: Tesis - Nilaimoral Kcb

Lampiran 3. Klasifikasi Nilai Moral Novel Ketika Cinta Bertasbih

121

Nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri

KUTIPAN Hal.

Ia tersenyum sendiri. Entah kenapa tiba-tiba berkelebat pikiran, andai yang berjalan itu adalah dirinya dan Eliana. Alangkah indahnya. Astaghfirullal! la beristighfar. Ia merasa apa yang berkelebat dalam pikirannya itu sudah tidak dianggap benar.

6

Meskipun ia di kalangan mahasiswa Cairo dikenal sebagai penjual tempe, ia tidak mau diperlakukan seenaknya. Ia sangat sensitif terhadap hal-hal yang terasa melecehkan harga diriya. Memberi perintah seenaknya kepadanya adalah bentuk dari penjajahan atas harga dirinya. Azzam adalah orang yang sangat menghargai kemerdekaannya sebagai manusia yang hanya menghamba kepada Allah Swt.

13

Tiba tiba rasa tinggi hatinya muncul. Ia tidak mau mengakui begitu saja kecantikan Putri Duta Besar itu. Ia tidak mau menyanjungnya sebagaimana orang-orang banyak menyanjungnya.

19

Saya tidak ingin pulang dan putus kuliah di tengah jalan. Maka satu-satunya jalan adalah saya harus bekerja keras di sini. Jadi itulah kenapa saya sampai jualan tempe, jualan bakso, dan membuka jasa katering."

25

Ketika banyak mahasiswa yang sangat manja dan menggantungkan kiriman orangtua, kau justru sebaliknya. Teruslah bekerja keras Mas. Aku yakin engkau kelak akan meraih kejayaan dan kegemilangan. Teruslah bekerja keras Mas, setahu saya yang membedakan orang yang berhasil dengan yang tidak berhasil adalah kerja keras. Dan nanti kalau kau sudah sukses jagalah kesuksesan itu. Setahu saya, dari membaca biografi orang-orang sukses, ternyata hal paling berat tentang sukses adalah menjaga diri yang telah sukses agar tetap sukses."

26

"Cantik iya. Tapi kalau tidak bisa menjaga aurat, tidak memiliki rasa malu, tidak memakai jilbab, tidak mencintai cara hidup yang agamis, berarti bukan gadis yang aku idamkan!"

30

Page 136: Tesis - Nilaimoral Kcb

122

Dan ia ditawari untuk jadi lelaki ke sekian yang berciuman dengannya. Ini jelas bertentangan dengan apa yang ia jaga selama ini. Yaitu kesucian. Kesucian jasad, kesucian jiwa, kesucian hati, kesucian niat, kesucian pikiran, kesucian hidup dan kesucian mati.

31

Tapi ia tanpa risih sedikit pun mengatakan kepadaku, 'Ali di rumah aku isterimu, tapi di luar rumah aku milik banyak orang. Kau jangan cemburu ya. Kau justru harus bangga memiliki isteri yang disukai banyak orang!'

42

Dan Anna lebih memilih menutup diri dari kegiatan-kegiatan yang bersifat glamour.

47

Ia (Eliana) memang orang yang mudah emosi jika ada sedikit saja hal yang tidak sesuai dengan suasana hatinya.

50

"Setiap orang punya prinsip. Dan prinsip seseorang itu biasanya berdasar pada apa yang diyakininya. Iya kan Mbak?" Kata Azzam mengawali jawabannya.

64

Tiba-tiba ia (Eliana) merasa dirinya sangat kotor. Bibirnya entah berapa kali bercium dengan pria yang belum menjadi suaminya. Ia tidak bisa menghitungnya. Untuk pertama kalinya ia merasa menjadi perempuan yang tidak berharga.

66

Sejak kecil selalu memakai jilbab. Saat diajak salaman ayahnya saja tidak mau. Ayahnya sempat tersinggung. Tapi sepupunya yang sekarang menjadi pengajar di sebuah Madrasah Ibtidaiyyah itu bersikukuh dengan pendiriannya. Tidak mau bersentuhan kecuali denganlelaki yang halal baginya.

66

"Tidak usah malu. Jika kebaikan yang dicari tidak usah malu."

68

Ia (Azzam) berusaha meneguhkan hatinya bahwa hidup ini terus bergulir dan berproses.

71

Ia (Azzam) menancapkan tekadnya untuk bekerja lebih keras lagi. Dan ia akan belajar lebih keras.

72

Dalam kondisi sangat letih, ia harus tetap bekerja. Ia tak mau kalah oleh keadaan. Ia (Azzam) tak mau semangatnya luntur begitu saja oleh rasa kantuk yang

76

Page 137: Tesis - Nilaimoral Kcb

123

terus menderanya.

Tingkah laku dan perangainya yang halus, sopan, dan sangat menjaga diri. Prestasi prestasinya yang selalu terukir dengan gemilang. Bahkan pendapat-pendapatnya yang tertuang dalam pelbagai buletin kemahasiswaan di Cairo.

79

"Kau harus berhasil mengatasi dirimu. Kau harus bisa mengatasi perasaanmu.

87

"Itulah bedanya orang Indonesia dengan orang Mesir. Orang Indonesia terlalu rendah diri, terlalu minder dengan kemampuannya, dan tidak bisa memotivasi diri. Sedangkan orang Mesir selalu percaya diri. Selalu bisa memotivasi diri! Kita bisa menginternasionalkan yang kecil."

88

"Anakku, alangkah indahnya jika apa saja yang kau temui. Apa saja yang kaurasakan. Suka, duka, nikmat, musibah, marah, lega, kecewa, bahagia. Pokoknya apa saja, Anakku. Bisa kau hubungkan derngan akhirat, dengan hari akhir. Dengan begitu hatimu akan sangat peka menerima cahaya hikmah dan hidayah. Hatimu akan lunak dan lembut Selembut namamu. Dan tingkah lakumu juga akan tertib setertib namamu!"

93

AKU TAK AKAN PULANG KE INDONESIA SEBELUM MENGONDOL DOKTOR. DAN AKAN AKU BIKIN REKOR SEBAGAI DOKTOR TERCEPAT DI AL AZHAR!

116

"Tetaplah puas melakukan perbuatan yang baik. Dan biarkanlah orang lain membicarakan dirimu sesuka mereka. "

118

Ia teringat satu ajararan dari Cina kuno: "Kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, jika kamu bekerja keras dan tidak keburu mati dulu"

130

Ajaran itu senada dengan kata mutiara bangsa Arab yang sangat dahsyat: Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh sungguh berusaha akan mendapatkan yang diharapkannya.

130

Kalau kamu ingin menciptakan sesuatu, kamu harus melakukan sesuatu! Demikianlah kata Johann Wolfgang von Goethe yang pernah disitir Prof. Dr. Hamdi Zaqzuq

131

Page 138: Tesis - Nilaimoral Kcb

124

dalam kuliahnya.

Sekali lagi ia harus melakukan sesuatu. Yaitu bekerja lebih serius, belajar lebih serius, dan berdoa lebih serius. Tak ada yang lain.

132

"Kalau saya dulu serius belajar dan mau kuliah, pasti sudah jadi pegawai bank dengan gaji tinggi dan tidak susah seperti sekarang. Kalau saja..."

136

Jika yang jadi landasannya adalah kebaikan, jalannya adalah kebaikan, dan tujuannya adalah kebaikan.

142

"Jangan isenglah Nang. Kalo bikin cerpen mbok ya yang serius. Menulis ya yang serius. Kalau iseng itu percuma! Komputernya bukan milik sendiri, listrik juga bayar, waktu habis, lha kok masih iseng!" (152)

152

Ia memang tidak ingin namanya diketahui dua mahasiswi itu. Ia mau menjaga keikhlasannya. Maka meskipun mahasiswi cantik berjilbab biru itu bertanya namanya, ia tidak gantian menanyakan namanya.

154

Dalam kondisi seletih apapun, ia harus tetap sabar dan tegar melakukan itu semua. Jika tidak, ia takkan hidup layak, juga adik-adiknya di Indonesia. Namun karena sudah biasa, itu semua sudah tak lagi menjadi sesuatu yang berat baginya.

154

Lalu sebelum mengakhiri khutbah pertamanya, Syaikh Muda itu menyitir nasihat James Allen, "Jangan biarkan orang lain lebih tahu banyak tentang dirimu. Bekerjalah dengan senang hati dan dengan ketenangan jiwa, yang membuat kamu menyadari, bahwa muatan pikiran yang benar dan usaha yang benar akan mendatangkan hasil yang benar!"

156

"Wah kamu itu Nang, penakut. Tak punya nyali. Ini bisnis Nang. Bisnis! Nyawa bisnis itu keberanian Nang. Dalam dunia bisnis yang berhasil adalah mereka yang memahami bahwa, hanya ada perbedaan sedikit antara tantangan dan peluang, dan mereka bisa mengubahnya menjadi keuntungan.

170

"Aku tahu yang paling penting aku yakin bisa." 171

Lha bagaimana lagi? Masak harus menjilat ludah sendiri. 187

Page 139: Tesis - Nilaimoral Kcb

125

Ya sudah akhirnya saya ajak dia."

"Jangan menyimpan dendam. Jadilah Muslim sejati! Jadilah orang Aceh sejati!"

198

Sudah menjadi watak Azzam untuk sebuah kebenaran ia siap berduel sampai mati.

203

Ia berusaha mengendalikan dirinya. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia adalah seorang lelaki. Ya. Seorang lelaki sejati tepatnya. Seorang yang berani menghadapi masa-lah yang ada di hadapannya. Ia adalah Mantan Ketua PPMI yang disegani. Ia harus bisa menguasai diri. Harus bisa bertindak tepat, cepat dengan akal sehat.

209

"Abah dulu berpesan agar kakak dan kamu menuntut ilmu setinggi mungkin. Ilmulah yang membuat derajat seseorang dan derajat suatu bangsa terangkat.

244

Ia ingin dirinya hanya dikenal sebagai mahasiswa kawakan yang tidak lulus, dan dikenal sebagai pembuat tempe dan bakso. Itu saja. Ini amanah lho Dik!"

246-247

Kakaknya (Fadhil) adalah pemuda yang tegas, yang selalu mengutamakan ilmu dan belajar di atas segalanya.

249

Ia tahu persis watak kakaknya (Fadhil) yang tidak mungkin mencabut apa yang dikatakannya.

252

Sebab kami tahu mental kakak sejatinya adalah mental berkompetisi dan berprestasi.

259

Ia merasa, sebenarnya ia bisa meralat perkataannya secepatnya. Namun rasa tinggi hatinyalah yang mencegahnya. Ia berteduh di bawah alasan seorang lelaki tidak akan mencabut apa yang telah dikatakannya.

280

Ia sangat optimis. Dan selama ini, jika ia optimis, ia selalu berhasil meraih apa yang diinginkannya.

294

"Aku tahu berita ini sangat berat bagimu Furqan. Tapi kamu harus tegar menghadapinya.

299

Bersabarlah. Ujian Allah bisa datang dalam bentuk apa saja. Bersabarlah!"

314

"Sabarlah saudaraku. Sabarlah. Tenangkan pikiranmu. 314

Page 140: Tesis - Nilaimoral Kcb

126

Tapi kau harus dewasa menghadapi sesuatu yang di luar harapan kita. Dan sebelum aku memberitahu kamu apa hasilnya kamu jangan banyak tanya ya?"

328

"Pesanku hanya satu, kau jangan jadi pecundang, jangan jadi pengkhianat! Jadilah kau lelaki sejati. Kau jangan kalah oleh perasaan. Sebagian perasaan itu datangnya dari nafsu yang mengajak dosa. Tapi ikutilah petunjuk Nabi.

346

Nilai Moral dalam Hubungan dengan Manusia Lain (Individu)

KUTIPAN HAL

"Mbak Eliana sudah shalat?" tanya Azzam pelan. Ia mencoba menguasai dirinya, yang sesaat sempat oleng. Ia memanggilnya 'Mbak', meskipun ia tahu Eliana lebih muda tiga tahun dari dirinya. Tak lain, hal itu karena rasa hormatnya pada gadis itu sebagai Putri Pak Duta Besar.

12

“Ya sebagai sahabat yang harus saling tolong menolong. Saling bantu membantu.”

13

"Baiklah, sekarang masalah bantu membantu. Bukan bisnis. Saya ingin murni membantu, jadi saya tidak akan mengharapkan apapun dari Mbak."

15

Saya tidak merasakannya sebagai beban. Meskipun orang lain mungkin melihatnya sebagai beban.

25

Azzam memutus pembicaraan dan meletakkan gagang telponnya sambil mendesis kesal, "Dasar perempuan didikan Prancis tidak tahu adab kesopanan. Sudah tahu aku ini mahasiswa Al Azhar mau disamakan sama bule saja! Sinting kali!"

28

"Demi cintaku padanya segala yang kumiliki aku korbankan. Harta orangtuaku aku habiskan untuk membiayai hidup di London

42

Yang menyakitkan, isteriku yang cantik itu kerja di Club Malam. Ia bisa menari ala India. Dan tiap malam ia pulang diantar pasangan barunya. Ia hidup tanpa menganggapku sebagai suaminya. Saat itu aku nyaris gila.

42

Page 141: Tesis - Nilaimoral Kcb

127

Tidak usah dihadapi dengan emosi. Api bertemu api akan semakin panas. Emosi lebih banyak merugikannya daripada menguntungkannya

54

"Kedelainya biar saya angkat Kang." Nanang menawarkan diri. Azzam yang sangat lelah menurunkan karungnya yang berisi kedelai. Nanang langsung memanggulnya. Mereka berdua menaiki tangga.

239

Nilai Moral dalam Hubungan dengan Lingkungan Sosial

KUTIPAN HAL.

"Dasar pemuda kampungan kolot! Pemuda konservatif! Pemuda bahlul bin tolol! Awas nanti ya!" Geramnya.

29

"Pak jangan membuka aib orang, jangan memfitnah orang dong!"

39

"Untungnya ada seorang kiai yang menyelamatkan nyawaku. Kiai itu memiliki pesantren tak jauh dari tempat aku mencuri. Di tangan kiai itu aku insyaf. Kiai itu begitu baik. Ia bagai malaikat. (KCB:43)

43

'Tidak apa-apa. Kalau kau mau kau berarti menolong janda dan dua anaknya. Kalau ikhlas besar pahalanya. Dan kau di Mesir sana akan langsung dapat pekerjaan. Jangan kuatir.'

44

Aku tahu betul kualitas Anna, ayahnya, dan keluarganya. Mereka dari golongan orang-orang yang ikhlas.

47

Eliana mondar-mandir di lobby hotel. Ia memperhatikan dengan seksama orang-orang yang duduk dan lalu lalang di situ. Ia menanti Azzam untuk dilabraknya. Ia hendak memarahinya seperti ia memarahi pembantu-pembantunya yang melakukan sesuatu yang membuatnya murka.

50

Marahnya orang kaya sering membuat susah orang miskin. Marahnya pejabat sering membuat susah rakyat.

51

"Mas Khairul. Saya sarankan kau damai saja sama putrinya Pak Dubes itu. Tidak usah cari penyakit. Aku tidak tahu masalahmu dengannya. Tapi damai adalah hal

53

Page 142: Tesis - Nilaimoral Kcb

128

yang disukai oleh fitrah umat manusia di mana saja." Saran Pak Ali.

"Semestinya Mbak Eliana harus berterima kasih pada Mas Khairul. Enam hari ini tenaga dan waktunya ia curahkan untuk membantu Mbak Eliana. Bahkan dalam kondisi sangat letih, dia masih mau membakarkan ikan untuk membantu Mbak Eliana. Dan pagi ini, dia mengirim sesuatu yang sangat Mbak suka. Semestinya Mbak berterima kasih sama dia. Saya dengar orang Barat yang terdidik itu mudah mengucapkan terima kasih pada orang yang membantunya." Sambung Pak Ali.

58

Islam sama sekali tidak membolehkan ada persentuhan intim antara pria dan wanita kecuali itu adalah suami isteri yang sah. Dan ciuman gaya Prancis itu bagi saya sudah termasuk kalegori sentuhan sangat intim. Yang dalam Islam tidak boleh dilakukan kecuali oleh pasangan suami isteri. Ini demi menjaga kesucian. Kesucian kaum pria dan kaum wanita.

65

Tingkah laku dan perangainya yang halus, sopan, dan sangat menjaga diri. Prestasi prestasinya yang selalu terukir dengan gemilang. Bahkan pendapat-pendapatnya yang tertuang dalam pelbagai buletin kemahasiswaan di Cairo.

79

"Keinginan menikah itu baik. Keinginan melamar seseorang juga tidak salah. Namun jika waktunya tidak tepat, yang didapat bisa hal yang tidak diinginkan.

86

Dalam hati ia istighfar, ia berdoa semoga suatu kali nanti perempuan itu tahu adab memakai pakaian dan parfum. Mengenai bule yang menggandengnya ia tidak mau berpurbasangka. Mungkin itu adalah suaminya.

102

"Maaf, kalau kita tidak bisa banyak berbicara seperti biasa. Waktunya memang sempit. Jangan lupa doakan kami. Doa penuntut ilmu dari jauh yang ikhlas sepertimu pasti di dengar Allah," tukas Ibrahim.

135

Ia merasakan benar bahwa rezeki yang didatangkan oleh Allah dari silaturrahmi sangat dasyat. Ia bisa sampai belajar di Al Azhar University juga bermula dari silatur-rahmi.(162)

162

Page 143: Tesis - Nilaimoral Kcb

129

Tanpa banyak silaturrahmi seorang pebisnis tidak akan banyak memiliki jalan dan peluang. Benarlah anjuran Rasulullah Saw., agar siapa saja yang ingin dililuaskan rezekinya, hendaklah ia melakukan silaturrahmi

163

Yang kucari adalah yang agamanya baik dan aku yakin bisa mencintainya. Aku bisa berbakti padanya dengan penuh rasa suka, rasa cinta dan ikhlas.

193

"Kapten, meskipun kalian mabahits, kalian tidak bisa seenaknya masuk rumah kami tanpa ijin. Tidak bisa seenaknya menginjak-injak kehormatan kami.(KCB: 197)

197

"Jangan menyimpan dendam. Jadilah Muslim sejati! Jadilah orang Aceh sejati!"

198

Jangan sok terlalu akrab. Bergaul sewajarnya selain membuat kita waspada juga

membuat kita lebih dihormati di negeri orang.

214

Fadhil tersadar. Ia harus berani menghadapi realita …. Ia merasa sangat jahat jika meminta kepada Tiara menolak lamaran itu, agar ia bisa melamarnya setelah ujian. Ia merasa jika melakukan hal itu, ia seperti menikam temannya sendiri. Ia merasa kebesaran jiwa dan kesabarannya benar-benar sedang diuji. Ia harus bisa memberikan jawaban sebagai seorang Muslim sejati.

248

"Fadhil itu kan temannya Zulkifli sejak dulu. Saya beberapa kali bertemu dengan dia di pesantren dulu. Dia itu baik, ramah dan sangat perhatian. Saya masih ingat saat saya ke pesantren dulu sandal saya hilang di-ghosob oleh para santri, saat itu Fadhil-lah yang bingung ke sana kemari mencari sandal saya.

350-351

"Ingat Kak, kita harus saling tolong menolong dalam kebaikan. Tolonglah panitia Kak!" desak Wan Aina.

268

Di negeri orang, kawan satu bangsa beda pulau ibarat saudara. Apalagi kawan satu daerah dan satu alumni.

334

Kalau kau mau jadi pahlawan jangan setengah- setengah. Jadilah pahlawan yang benar benar pahlawan, meskipun harus mengorbankan sesuatu yang kau anggap pa ling berharga. Tidak ada pahlawan yang tidak berkorban apa-apa!

337-338

Page 144: Tesis - Nilaimoral Kcb

130

"Yang paling penting, saat kamu bermasyarakat jagalah akhlak muliamu agar kamu dimuliakan oleh orang lain. Ingat pesanku ini baik-baik ya Mas." Kata Pak Ali sambil menepuk-nepuk pundak Azzam.

362

Nilai Moral dalam Hubungan Manusia dengan Tuhan

KUTIPAN HAL.

Tuhan Yang Menciptakan alam semesta ini adalah satu. Yaitu „Allah Wa Jalla, Tuhan Yang Maha Kuasa.

14

Jika Tuhan itu lebih dari satu, bisa saja terjadi pembagian tugas. Ada yang bertugas mencipta matahari, ada yang bertu - gas mencipta bumi, ada yang bertugas mencipta langit dan seterusnya. Jika demikian, mereka bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebab pembagian tugas itu menunjukkan kelemahan, menunjukkan ketidak-mahakuasaan.

16

Ia membenarkan tindakannya itu dengan berpikir bahwa datangnya azan yang memanggilnya itu lebih dulu dari datangnya dering telpon itu. Dan ia harus mendahulukan yang datang lebih dulu. Ia harus mengutamakan undangan yang datang lebih dulu. Apalagi undangan yang datang lebih dulu itu adalah undangan untuk meraih kebahagiaan akhirat. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal

11

"Sebentar. Apa tidak sebaiknya Mbak shalat Maghrib dulu kalau belum shalat?"

15

“Aduh, shalat lagi, shalat lagi. Shalat itu gampang!" 15

"Lho jangan meremehkan shalat dong Mbak. Kalau bak belum shalat mending Mbak shalat saja. Biar saya dan Pak Ali saja yang belanja."

15

Pak Kiai Lutfi itu tidak pernah memandang dunia. Dunia itu remeh bagi beliau.

48

"Ah semua sudah ada yang mengatur. Yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala. Jika saatnya ketemu nanti akan ketemu juga." Gumamnya (Azzam) dalam hati.

73

Page 145: Tesis - Nilaimoral Kcb

131

Bagaimana rasanya jika yang murka kepadamu adalah Allah. Murka atas perbuatan-perbuatanmu yang membuat-Nya murka. Bagaimana perasaanmu saat itu. Mampukah kau menanggungnya. Jika yang murka adalah ibumu, kau bisa meminta maaf. Karena kau masih ada di dunia. Jika di akhirat bisakah minta maaf kepada Allah saat itu? "

94

Tak ada yang mereka lakukan kecuali menyerahkan semuanya kepada Allah yang Maha Menentukan Takdir.

142

"Hikmahnya sudah aku dapatkan. Ini jadi teguran Allah atas kebakhilanku selama ini. Sebenarnya uang itu tadi pagi mau dipinjam Mbak Hanum dua ratus dollar tapi aku tidak boleh. Aku sungguh menyesal,'' Jawab Erna sambil menundukkan kepalanya.

150

Apa yang perlu dicemaskan oleh seorang manusia yang diberi pikiran sehat, anggota badan yang genap, dan mengimani adanya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?

154

"Kenapa Allah mengaruniakan kepada kita dua tangan, dua kaki, dua mata, dua telinga, jutaan syaraf otak, tapi hanya mengaruniakan kepada kita satu mulut saja? Jawabnya, karena Allah menginginkan agar kita lebih banyak bekerja, lebih banyak beramal nyata daripada bicara. Maka ada ungkapan, man katsura kalamuhu katsura khatauhu. Siapa yang banyak bicaranya maka banya dosanya! Dan karenanya Rasulullah Saw. Menasihati kita semua, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam saja!' Umat dan bangsa yang besar adalah umat dan bangsa yang lebih banyak kerjanya daripada bicaranya. Orang orang besar sepanjang sejarah adalah mereka yang lebih banyak bekerja daripada bicara!" kata Syaikh Muda itu.

155

Ia hanya mengatakan dalam hati bahwa kezaliman sekecil apapun akan ada hisabnya kelak. Biarlah pengadilan Allah kelak yang memutuskan.

232

"Semoga dia bisa menerima kenyataan yang ada. Bukankah Al-Quran menjelaskan tidak semua yang diharap manusia itu akan ia dapat. Insya Allah, Zulkifli

284

Page 146: Tesis - Nilaimoral Kcb

132

akan menjadi yang terbaik baginya."

Takdir itu mengikuti aturan sebab dan akibat. Ia merasa telah menemukan kebenaran pendapat-nya itu lewat ratusan kejadian yang telah ia alami selama ini. Juga kejadian yang dialami oleh orang lain.

292

Manusia sama sekali tidak bisa sombong bisa menentukan takdirnya. Kewenangan yang diberikan Tuhan untuk manusia hanyalah berikhtiar dan berusaha. Adapun takdir sepenuhnya ada-lah hak dan keputusan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan-lah yang berhak memutuskan segala-galanya. Dan Dialah Yang Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui.(301)

301

Bersabarlah. Ujian Allah bisa datang dalam bentuk apa saja. Bersabarlah!"

314

"Sabarlah saudaraku. Sabarlah. Tenangkan pikiranmu. Percayalah Allah Maha Pengasih dan Penyayang."

314

Hati Furqan benar-benar terguncang. Ia merasa dunianya telah kiamat. Belaiar kerasnya selama ini sia-sia. Gelar masternya sia-sia. Hidupnya sia-sia. Dan Ibadahnya menyembah Allah selama ini ia rasakan sia-sia.

314

"Aku tak percaya lagi Allah Maha Penyayang. Aku tak percaya lagi...!" Furqan kembali mengulang apa yang baru saja diucapkannya sambil menangis.

315

Mencintai makhluk itu sangat berpeluang menemui kehilangan. Kebersamaan dengan makhluk juga berpeluang mengalami perpisahan. Hanya cinta kepada Allah yang tidak.

338

Apa bangganya kita mendapatkan cinta dari orang yang kita damba, namun kita kehilangan cinta Allah 'Azza wa Jalla. Apa bangganya?

347

Page 147: Tesis - Nilaimoral Kcb

RIWAYAT HIDUP PENULIS

133

ZAHRINI YAHYA, lahir dari pasangan H. Muh.

Hayat dan Hj. Bachriah Tadja pada tanggal 9

Oktober 1980. Mulai menempuh pendidikan formal

tingkat dasar, di SD No. 94 Katampuan, Kabupaten

Takalar pada tahun 1988 dan tamat pada tahun

1993. Pendidikan tingkat lanjutan pertama dimulai pada tahun yang

sama di SMP Negeri 1 Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, dan

tamat pada tahun 1996, kemudian pada tahun itu melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Binamu, dan tamat pada tahun 1996.

Pendidikan pada perguruan tinggi mulai ditempuh pada tahun

1996, di Universitas Muhammadiyah Makassar, dan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan pada tahun 2003, dan melanjutkan studi Pascasarjana di

Universitas yang sama pada tahun 2009. Pada tahun yang itu juga,

Zahrini Yahya mulai mengabdikan diri pada dunia pendidikan

dengan bertugas sebagai tenaga pengajar di SMA Negeri 1

Bontolempangang sampai sekarang. Setahun kemudian, pada tahun

2010, selain tetap mengabdikan diri di SMA Negeri

Bontolempangang, tugas sebagai dosen di Universitas

Muhammadiyah Buton (UMB) Kendari. Masih dengan menyandang

tugas guru di SMA Negeri 1 Bontolempangang dan dosen di UMB,

pada tahun tugas lainnya dalam rangka mencerdaskan anak bangsa

juga diemban di Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STIP) Bombana

Kondari.

Dengan sebuah tesis berjudul, “Nilai Moral Novel Ketika Cinta

Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy”, pendidikan pada tingkat

pascasarjana akhirnya terselesaikan dan memperoleh gelar Master

Page 148: Tesis - Nilaimoral Kcb

134

Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Makassar pada tahun 2014.