tesis kepemimpinan kepala sekolah dasar dalam …

114
TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( MBS ) DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA THE LEADERSHIP OF THE HEADMASTERS’ ELEMENTARY SCHOOL IN APLICATION SCHOOL BASED MANAGEMENT IN SEVERAL ELEMENTARY SCHOOL OF MANUJU IN GOWA REGENCY OLEH JUMIATI 03 07 231 11 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Upload: others

Post on 29-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

TESIS

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( MBS )

DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA

THE LEADERSHIP OF THE HEADMASTERSrsquo ELEMENTARY SCHOOL IN APLICATION SCHOOL BASED MANAGEMENT

IN SEVERAL ELEMENTARY SCHOOL OF MANUJU IN GOWA REGENCY

OLEH

JUMIATI 03 07 231 11

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIR RAHMANI RAHIM

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis penelitian dengan judul ldquo Kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowardquo

Dalam penulisan tesis penelitian ini penulis tidak luput dari berbagai

rintangan dan hambatan namun berkat bantuan arahan serta petunjuk dan kerja

sama dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian

ini Oleh karena itu sudah sewajarnyalah pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof Dr HMIde Said

DM MPd sebagai Direktur Program Pascasarjana sekaligus Pembimbing I

yang senantiasa memberikan arahan bimbingan serta petunjuk demi selesainya

tesis penelitian ini Dr Abdul Mahsyar MSi sebagai Ketua Program Studi dan

juga sekaligus Pembimbing II di tengah kesibukannya yang dengan penuh

kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis Rektor para dosen dan pihah-

pihak yang terkait dalam proses pendidikan sampai penelitianpenulisan tesis ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis penelitian ini

masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang konstruktif serta bimbingan demi kesempurnaan tesis penelitian ini

Gowa Maret 2014

Penulis

ABSTRAK

JUMIATI 2014 Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa (dibimbing oleh M Ide Said DM dan Abdul Mahsyar)

Penelitian ini bertujuan mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penerapan MBS dan untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai dengan konsep karakteristik MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa 17 buah penelitian ini dilaksanakan di 6 sekolah dasar Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan mengkonparasikan dengan teori yang ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS yang meliputi kepala sekolah sebagai edukator leader dan motivator Sedangkan MBS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju menunjukkan terbangunnya komitmen bersama yaitu kekompakan kebersamaan dan kekeluargaan terhadap sasaran organisasi serta memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada guru staf dan stakeholder lainnya serta membangun profesionalisme kebijksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahan sesuai dengan job description Dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan melalui tahapan- tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakati bersama memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para guru staf dan stakeholder lainnya untuk mencapai sasaran jalannya organisasi bukan digerakkan oleh birokrasi tetapi oleh kesadaran bersama hal ini sejalan dengan MBS atau sudah sesuai dengan konsepkarakteristik MBS karena kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi aktif

ABSTRACT

JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar

The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory

The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13

b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17

c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23

c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24

3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36

B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49

BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan

Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60

c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75

3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81

4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84

5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88

6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja

yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92

D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 2: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIR RAHMANI RAHIM

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis penelitian dengan judul ldquo Kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowardquo

Dalam penulisan tesis penelitian ini penulis tidak luput dari berbagai

rintangan dan hambatan namun berkat bantuan arahan serta petunjuk dan kerja

sama dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian

ini Oleh karena itu sudah sewajarnyalah pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof Dr HMIde Said

DM MPd sebagai Direktur Program Pascasarjana sekaligus Pembimbing I

yang senantiasa memberikan arahan bimbingan serta petunjuk demi selesainya

tesis penelitian ini Dr Abdul Mahsyar MSi sebagai Ketua Program Studi dan

juga sekaligus Pembimbing II di tengah kesibukannya yang dengan penuh

kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis Rektor para dosen dan pihah-

pihak yang terkait dalam proses pendidikan sampai penelitianpenulisan tesis ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis penelitian ini

masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan

kritikan yang konstruktif serta bimbingan demi kesempurnaan tesis penelitian ini

Gowa Maret 2014

Penulis

ABSTRAK

JUMIATI 2014 Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa (dibimbing oleh M Ide Said DM dan Abdul Mahsyar)

Penelitian ini bertujuan mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penerapan MBS dan untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai dengan konsep karakteristik MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa 17 buah penelitian ini dilaksanakan di 6 sekolah dasar Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan mengkonparasikan dengan teori yang ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS yang meliputi kepala sekolah sebagai edukator leader dan motivator Sedangkan MBS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju menunjukkan terbangunnya komitmen bersama yaitu kekompakan kebersamaan dan kekeluargaan terhadap sasaran organisasi serta memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada guru staf dan stakeholder lainnya serta membangun profesionalisme kebijksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahan sesuai dengan job description Dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan melalui tahapan- tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakati bersama memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para guru staf dan stakeholder lainnya untuk mencapai sasaran jalannya organisasi bukan digerakkan oleh birokrasi tetapi oleh kesadaran bersama hal ini sejalan dengan MBS atau sudah sesuai dengan konsepkarakteristik MBS karena kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi aktif

ABSTRACT

JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar

The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory

The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13

b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17

c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23

c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24

3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36

B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49

BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan

Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60

c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75

3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81

4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84

5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88

6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja

yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92

D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 3: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

ABSTRAK

JUMIATI 2014 Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa (dibimbing oleh M Ide Said DM dan Abdul Mahsyar)

Penelitian ini bertujuan mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penerapan MBS dan untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai dengan konsep karakteristik MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa 17 buah penelitian ini dilaksanakan di 6 sekolah dasar Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan mengkonparasikan dengan teori yang ada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS yang meliputi kepala sekolah sebagai edukator leader dan motivator Sedangkan MBS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju menunjukkan terbangunnya komitmen bersama yaitu kekompakan kebersamaan dan kekeluargaan terhadap sasaran organisasi serta memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada guru staf dan stakeholder lainnya serta membangun profesionalisme kebijksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahan sesuai dengan job description Dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan melalui tahapan- tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakati bersama memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para guru staf dan stakeholder lainnya untuk mencapai sasaran jalannya organisasi bukan digerakkan oleh birokrasi tetapi oleh kesadaran bersama hal ini sejalan dengan MBS atau sudah sesuai dengan konsepkarakteristik MBS karena kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi aktif

ABSTRACT

JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar

The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory

The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13

b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17

c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23

c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24

3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36

B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49

BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan

Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60

c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75

3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81

4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84

5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88

6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja

yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92

D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 4: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

ABSTRACT

JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar

The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory

The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13

b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17

c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23

c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24

3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36

B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49

BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan

Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60

c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75

3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81

4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84

5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88

6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja

yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92

D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 5: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i

HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13

a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13

b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17

c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23

c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24

3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36

B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49

BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan

Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60

c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75

3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81

4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84

5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88

6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja

yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92

D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 6: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36

B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49

BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53

C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53

2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54

D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan

Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58

2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59

b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60

c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75

3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81

4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84

5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88

6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja

yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92

D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 7: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di

Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71

2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75

3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81

4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84

5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88

6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja

yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92

D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100

B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 8: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus

syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu

pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa

khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan

suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan

keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan

mutu pendidikan

Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam

pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek

mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu

mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan

Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya

memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen

pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen

adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan

kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan

dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh

untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka

kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 9: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

2

keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak

dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya

Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia

adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso

maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja

Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan

yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang

Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah

(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian

kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan

secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong

profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer

maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan

dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan

UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian

diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan

pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan

Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan

anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada

standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara

seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan

berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 10: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

3

bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya

memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat

dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai

kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui

keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan

akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan

nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip

(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti

memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan

diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk

melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin

berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary

leadership)

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada

empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu

1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin

2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili

kelompoknya

3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap

kelompoknya

4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan

Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan

kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 11: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

4

unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena

sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure

pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat

berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki

pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi

suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan

Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan

Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para

pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan

dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan

hubungan

Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan

tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu

tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam

lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan

hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di

dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi

pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian

kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori

organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan

kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah

Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai

pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 12: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …

5

keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan

Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk

membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu

menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang

dipimpinnya

Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu

Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan

kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang

menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan

karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral

dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran

kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang

kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah

pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah

kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu

ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda

kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang

merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-

faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah

6

Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project

(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah

mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru

dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan

melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari

desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang

lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua

peran tersebut

Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi

situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan

Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan

dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam

menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja

kepala sekolah yang dilaporkan termasuk

(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak

pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah

bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas

(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di

sekolah dan

(3) terbuka dan mendukung inovasi

Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM

(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)

Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala

7

sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah

harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber

belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk

swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang

terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah

sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui

pada dua dekade yang lalu

Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian

mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang

mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka

dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang

dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala

sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di

sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu

mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik

tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang

demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan

(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada

rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga

akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan

sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin

besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa

8

tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga

sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas

kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah

Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga

harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan

masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut

tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling

mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang

profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola

sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam

paradigma baru manajemen pendidikan

Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan

kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan

pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja

kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh

terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut

dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui

dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan

pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai

Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan

kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan

9

berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh

kepemimpinan kepala sekolah

Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten

Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh

terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan

selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan

pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah

didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS

Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya

memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan

menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan

kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat

mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah

dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai

agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah

Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil

penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut

Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun

stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan

10

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan

Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah

(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa

kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses

belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS

terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik

secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo

Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan

tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih

baik dalam kepemimpinan

Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di

atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa ldquo

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah

yang dibahas dalam penelitian ini adalah

11

1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di

sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

C Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik

MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

D Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis

1 Manfaat Teoretis

a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan

kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan

Manuju Kabupaten Gowa

b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah

dasar

12

2 Manfaat Praktis

a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para

kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan

MBS

b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman

dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di

tempat tugas

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Pustaka

1 Kepemimpinan

a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan

Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep

yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar

dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh

merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan

Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu

pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan

tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi

memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi

sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan

atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter

tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan

Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut

pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang

paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat

kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there

are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan

diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap

orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari

14

satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh

Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang

bersifat umum seperti

a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

lebih

b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja

(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan

Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga

memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti

a siapa yang mempergunakan pengaruh

b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan

c dan cara pengaruh itu dipergunakan

Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi

Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja

keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan

peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk

mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor

penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat

mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan

kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan

efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a

leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)

15

Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas

seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai

tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau

leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner

mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai

suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari

sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya

Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa

(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-

orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu

Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja

untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan

bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata

dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah

bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu

oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro

2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun

membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan

organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu

membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan

16

Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap

kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin

yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan

yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian

kegiatan

Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara

dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik

mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi

kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap

dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak

langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan

ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe

yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)

demokratik (Djatmiko2002 52-54)

a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan

kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan

b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan

hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak

Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga

pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan

c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar

tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan

17

bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan

kekuasaan

d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh

bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki

keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol

dan tanpa disiplin kerja

e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan

keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung

memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara

hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi

penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional

Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan

manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya

seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan

atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan

dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah

laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya

b Kepemimpinan Transformational

Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya

kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong

semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

18

system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa

pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan

berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk

menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized

influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual

consideration

1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan sekolah

2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru

dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan

mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di

sekolah

3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas

dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan

pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke

arah yang lebih baik

19

4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih

dan penasihat bagi guru dan stafnya

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)

menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan

transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin

yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal

yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan

kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan

transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek

kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional

yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan

sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan

beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai

berikut

1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

20

5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk

berkontribusi terhadap organisasi

c Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang

dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi

tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan

menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian

kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang

melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan

lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih

memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari

makna yang terkandung dalam definisi antara lain

a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan

b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain

c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain

dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan

dibanggakan oleh para bawahan

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau

serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang

21

lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai

berikut

a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang

pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu

1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat

2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan

persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok

yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan

kedua fungsi tersebut dengan jelas

b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)

mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin

1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the

institutional organizational mission and role)

2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of

purpose)

3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos

integration)

4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the

ordering of internal conflict)

22

2 Kepemimpinan Kepala Sekolah

a Sekolah Sebagai Sistem

Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di

sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain

seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat

pembelajaran dan sebagainya

Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab

yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan

sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin

bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar

tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya

mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu

manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir

dalam dunia bisnis

Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang

tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat

merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B

Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan

seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling

berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain

input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)

23

b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai

mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori

kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para

praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan

lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini

telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya

kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang

harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke

2004)

Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus

bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus

mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal

ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi

manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)

pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas

yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan

kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala

sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas

pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan

semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada

level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu

saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya

24

kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang

sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam

sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada

dalam sekolah (Xaviery 2007)

c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain

identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan

berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru

siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi

kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan

profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping

tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input

25

sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya

manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat

formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti

halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan

persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki

pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai

pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam

manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang

diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala

sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap

berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien

atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai

keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi

yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat

tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita

dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi

(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem

informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan

26

kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota

dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan

keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu

sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil

keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga

tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut

semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan

lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono

dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi

dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat

bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka

dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan

turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin

hubungan sosial dan emosional

Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang

suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang

suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu

menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang

kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi

caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada

kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya

inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang

dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan

27

bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan

bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)

Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang

diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala

sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi

pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu

kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat

rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja

seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian

Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja

meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama

keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan

waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas

kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab

(Sugiyono 2003 235)

3 Manajemen Berbasis Sekolah

a Pengertian MBS

Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan

sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar

atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk

menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka

28

MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau

pembelajaran

Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada

dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat

pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana

dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan

desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32

Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran

kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas

pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang

berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya

sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam

kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi

membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua

dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)

mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan

kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan

sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam

MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility

untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan

implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan

tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah

29

Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari

manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah

pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber

daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan

paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar

sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu

sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-

Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada

tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau

sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan

tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan

perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS

merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara

individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang

pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola

sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di

samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum

manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen

yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong

pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua

warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan

masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan

nasional

30

Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang

lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam

mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang

dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu

pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka

rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan

menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa

tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi

warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan

partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan

partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku

b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS

MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan

sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih

mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga

sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk

memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga

keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat

menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat

Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara

lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial

prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS

31

adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu

menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya

manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan

pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan

hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan

kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana

dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration

The National Association of Elementary School Principal The National of

Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami

keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah

Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah

mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami

andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan

sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah

Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang

diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran

seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas

komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah

c Strategi Implementasi MBS

MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas

pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah

dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi

otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi

32

kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan

demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang

memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam

program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah

dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan

setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih

besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan

keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk

mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah

cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh

masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan

keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS

menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari

berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah

harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh

kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah

juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab

kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari

sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen

sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut

33

sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah

dan orang tua juga anggaran sekolah

Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap

peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan

pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim

demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai

aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran

pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani

oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi

a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah

b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif

c Pengelolaan proses belajar mengajar

d Pengelolaan ketenagaan

e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan

f Pengelolaan keuangan

g Pelayanan siswa

h Hubungan Sekolah-masyarakat

i Pengelolaan iklim Sekolah

Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya

menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula

disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya

memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola

34

sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak

meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi

pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum

penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan

lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah

diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat

dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)

Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila

didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan

sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan

fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-

mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat

bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang

tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai

sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah

yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil

Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi

sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar

MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan

sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut

Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004

35

ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan

dan diseminasi

Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara

terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak

maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia

pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik

personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru

Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan

dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan

Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak

mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar

yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas

Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan

khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab

pendidikan di sekolah

Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat

dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya

Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain

sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di

sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga

kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan

tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini

antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala

36

sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap

diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan

ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai

dengan kondisi masing-masing

Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga

menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta

bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis

sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan

meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan

hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif

Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam

kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif

dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan

d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam

menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS

tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan

wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik

MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan

menjadi input proses dan output

37

Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input

proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian

bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS

(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan

output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena

output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat

kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat

kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output

1 Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah

Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-

akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya

NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika

Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif

dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku

social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih

sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi

kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan

2 Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses

sebagai berikut

38

a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar

mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar

memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan

tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta

dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)

PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui

(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama

(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to

be)

b Kepemimpinan sekolah yang kuat

Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang

kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua

sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah

merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk

dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui

program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh

karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala

39

sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya

sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah

c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu

menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui

pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut

Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting

d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah

Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS

menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga

kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan

evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan

penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga

kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus

mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS

adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik

e Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap

perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki

40

elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)

kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan

sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan

(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah

f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis

Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh

MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah

bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan

antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari

warga sekolah

g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi

sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan

kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk

menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk

menjalankan tugasnya

h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi

warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini

41

dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin

besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa

tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula

tingkat dedikasinya

i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen

Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan

karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini

ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan

kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-

pihak terkait sebagai alat control

j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua

warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu

saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat

fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu

peserta didik

k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk

memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah

Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka

42

meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan

dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi

kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu

harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System

mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab

prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu

l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan

Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul

bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat

membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah

dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap

perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat

bagi istilah antisipasi

m Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama

antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga

kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui

Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat

diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok

Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang

kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat

dilakukan secara merata oleh warga sekolah

43

n Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan

sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan

Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan

kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan

hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS

telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil

pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang

bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus

meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika

program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai

hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian

pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan

penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara

individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil

dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan

dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika

program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak

meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan

program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak

akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang

akan datang

o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik

Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah

secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian

pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan

hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari

waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-

44

nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat

p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga

kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun

pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan

program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang

menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya

Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah

dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin

besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana

dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari

pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri

3 Input Pendidikan

a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan

kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu

Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala

sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga

tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan

karakter mutu oleh warga sekolah

b Sunberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk

kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang

45

memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara

memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai

Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia

dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan

sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak

memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur

tangan sumberdaya manusia

Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat

kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses

pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk

menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini

bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah

yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada

di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah

yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya

c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan

kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi

karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya

memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap

sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki

efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi

tinggi merupakan suatu keharusan

46

d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang

tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala

sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan

mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang

tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang

maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan

yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu

meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan

kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini

merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis

untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya

e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan

sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah

tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik

Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan

proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu

dan kepuasan yang diharapkan dari siswa

f Input Manajemen

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai

untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan

mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen

47

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala

sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang

dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis

program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk

bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien

untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai

B Kerangka Pikir

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

48

tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat

memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah

Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah

selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-

program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran

manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki

visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan

berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

49

BAGAN KERANGKA PIKIR

C Definisi Operasional Variabel

1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses

mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong

seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai

sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing

mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah

pengawasannya

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

1 Edukator 2 Leader 3 Motivator

PENERAPAN MBS

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

2 Mekanisme pembuatan keputusan

3 Proses penetapan kebijakan

4 Membangun pola komunikasi

5 Melakukan pengawasan

6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif

50

2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan

dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses

kepeimpinannya

3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang

memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi

fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara

langsung warga sekolah

4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan

profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada

bawahannya sesuai dengan job description

5 Mekanisme pembuatan keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari

kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang

dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer

6 Proses penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung

aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya

51

7 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara

dirinya dengan orang lain

8 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman

baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif

10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada

guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu

berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan

yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya

11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi

dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan

52

12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik

maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa

pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan

menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A Desain dan Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data

menggunakan model strategi analisis deskriptif

B Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut

ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan

Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama

Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak

bulan September sampai bulan Nopember 2013

C Fokus Penelitian dan Informan

1 Fokus Penelitian

Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah

keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk

mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan

dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan

meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan

keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila

dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran

54

penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju

Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1

Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah

No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas

1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang

2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro

3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng

4 Muh Yunus SPdMSi

44 Tahun S2 SDI Lata

5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga

6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda

Data primer bulan September 2013

2 Informan

Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak

sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya

menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran

secara umum

Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif

memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian

biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai

dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling

(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian

55

diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key

informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive

informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian

6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas

TKSD

Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru

No Nama Informan Umur Jabatan

1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD

2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite

3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite

4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite

5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite

6 Marliang SPd 44 tahun Guru

7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru

8 Basriati SPd 43 tahun Guru

9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru

10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru

11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013

D Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder

a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang

menjadi objek penelitian kepemimpinan

56

b Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel

penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan

hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite

sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

E Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut

1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang

kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek

penelitian

2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap

bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah

3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-

dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya

4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert

untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam

penerapan MBS

F Teknik Analisis Data

Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan

reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat

57

rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat

pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3

komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasi

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis

interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala

sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif

dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu

pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian

data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang

terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan

triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong

(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu

keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam

penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono

(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan

member chek

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut

variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan

instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian

langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan

rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan

A Deskripsi Lokasi Penelitian

Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju

Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala

sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil

studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di

Kecamatan Manuju sebagai berikut

a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan

program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui

rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen

sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah

dengan pihak-pihak lainnya yang terkait

b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di

bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan

59

Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu

pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya

kependidikan

Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta

peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di

sekolah

Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah

rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana

kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat

visimisitujuan dan sasaran

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan joc description

2 Kepala sekolah

Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan

bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai

berikut

1 Kepala sekolah sebagai Edukator

Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)

60

2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader

a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab

b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa

c Memiliki visi dan memahami misi sekolah

d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah

e Membuat mencari dan memilih gagasan baru

3 Kepala sekolah sebagai Motivator

a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja

b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK

c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum

d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar

e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur

f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan

g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan

h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan

tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang

dianggap senior

Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala

sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan

semesteran dan tahunan

1 Kegiatan Harian

a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata

usaha

61

b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan

Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)

c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang

menunjang proses belajar mengajar

d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan

pekerjaan kantor lainnya

e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu

2 Kegiatan Mingguan

a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya

b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat

c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu

d Memeriksa keuangan sekolah

e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya

3 Kegiatan bulanan

a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan

perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan

b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain

- Agenda kelas

- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha

- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya

- Kumpulan program satuan pelajaran

- Diagram pencapaian kurikulum

- Diagram daya serap muridsiswa

62

- Buku catatan pelaksanaan harian

- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa

yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka

kegiatan pembinaan siswa

c Penutupan buku

d Pertanggung jawaban keuangan

e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek

f Kegiatan semester

g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat

praktek

h Mengecek pengisian buku induk siswa

B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS

Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS

Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung

baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam

lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala

sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan

Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi

langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru

komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang

terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan

63

motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang

peranannya

1 Kepala sekolah sebagai edukator

Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau

kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik

dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur

kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah

sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan

pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah

juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru

dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi

bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah

Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra

kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan

hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan

pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan

antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga

menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik

guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah

Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian

kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan

64

pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan

MBS

Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan

mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program

tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem

evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-

guru yang lain

2 Kepala sekolah sebagai leader

Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu

berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah

sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah

menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam

mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah

sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang

berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah

Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur

(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat

pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi

yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering

melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki

kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala

65

sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman

untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat

memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan

Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis

dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain

1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu

dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam

bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal

Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar

kompetensi yang dimiliki berupa

a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah

mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam

pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan

mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi

sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan

kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah

melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim

kerja yang kondusif

b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi

menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan

menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan

c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak

mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin

66

mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki

integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja

sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan

berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description

yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan

kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai

tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat

melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala

sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan

memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja

dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam

mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada

tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi

dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas

perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah

Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite

mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran

yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-

saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan

kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan

67

memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang

lain

3 Kepala sekolah sebagai motivator

Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala

sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat

bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran

secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang

mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia

Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi

seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat

menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga

cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang

sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh

dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi

panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk

kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru

yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan

pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan

keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan

68

proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana

kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013

Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola

komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal

balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama

Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang

seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih

menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya

ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian

motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong

prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh

aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa

tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan

kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai

tujuan

Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai

berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat

luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada

bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau

saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga

69

setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai

dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama

Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring

dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan

surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan

dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa

memiliki

Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan

dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan

suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan

penuh kesejukan

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang

dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses

pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya

ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan

berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar

dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses

aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah

langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas

70

bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada

Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun

ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk

mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat

Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut

kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak

tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur

sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang

disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru

staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli

terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat

berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan

penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan

yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis

Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru

dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan

mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi

tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling

percaya serta saling menghormati dan menghargai

71

C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah

1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan

Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan

kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional

kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya

sesuai dengan job description

Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut

Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka

dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)

Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai

pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah

dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada

72

lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai

kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang

berlaku

Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki

bawahan

Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier

Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku

Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam

pencapaian tujuan

Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses

pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka

kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-

kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal

dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar

murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya

Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan

(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang

73

menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)

Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting

dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek

atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai

mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji

membangun pendidikan

Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara

formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen

administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di

Kecamatan Manuju

Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar

pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan

program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara

dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job

description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan

kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif

dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder

Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain

dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada

bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk

mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan

diarahkan dan diberi tauladan

74

Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala

sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki

kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai

potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan

wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana

program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas

kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan

menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat

yang demokratis

Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan

Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi

untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain

dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan

mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara

pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen

maupun temporer

Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang

dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi

kewenangan itu diantaranya adalah

1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan

sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan

proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian

seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab

75

2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)

memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting

3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)

untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat

untuk belajar dari kesalahan

4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu

mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan

Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup

terperinci

Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan

ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat

dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut

sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia

semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa

terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan

organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada

semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu

dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan

wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat

kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo

2 Mekanisme Pembuatan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam

manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan

Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala

76

sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A B adalah sebagai berikut

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)

Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan

oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang

dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa

memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan

bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat

partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin

besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar

pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan

keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan

pengambilan keputusan sekolah

Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS

Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk

mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan

demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses

pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan

sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah

kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah

77

yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan

Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa

memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini

dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan

dalam proses pengambilan keputusan

Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu

menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan

mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin

sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap

sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil

keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua

komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah

Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut

sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur

dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh

warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan

yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan

RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar

kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan

demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak

terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus

menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat

dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu

78

Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan

(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)

Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana

dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-

masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat

sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan

komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan

guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan

perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur

Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite

Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya

kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang

diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS

merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya

mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai

kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-

fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam

mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu

menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok

79

masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga

jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan

Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan

(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)

Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa

musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam

musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada

adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan

dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya

apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya

telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah

akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena

telah disepakati oleh forum yang berkepentingan

Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan

mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga

dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar

dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun

kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )

Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam

menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh

semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang

80

selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi

optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan

maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara

keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah

Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran

yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan

interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur

artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance

handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource

allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles

artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan

musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut

menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan

sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber

organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah

merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil

pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara

efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari

berbagai keputusan yang diambil pimpinan

Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap

sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap

keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat

81

Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada

persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini

Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi

informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam

mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi

yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa

tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan

sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang

bersangkutan

Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh

mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan

bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan

keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru

sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti

3 Proses Penetapan kebijakan

Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat

khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan

terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi

maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan

oelh informan kepala sekolah sebagai berikut

Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan

82

sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah

(Wawancara dengan informan ID November 2013)

Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya

manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam

menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam

penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk

dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa

anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan

pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu

mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah

melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus

menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan

kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang

mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk

mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan

dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik

membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang

diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan

Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya

83

(Wawancara dengan informan MYS November 2013)

Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan

mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-

pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah

diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut

seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik

secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan

tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau

perlu dilakukan suatu perubahan

Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah

(Wawancara dengan informan AA November 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat

internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta

siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan

setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan

yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga

masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan

kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan

bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta

pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah

dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu

84

mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan

kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan

mudaratnya

Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai

guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya

Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari

masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut

Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)

Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para

undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari

merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah

kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan

sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah

keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan

konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan

kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah

Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan

berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up

melalui tahapan musyawarah dan rapat

4 Membangun pola komunikasi

Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola

komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya

85

Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya

dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan

kepala sekolah sebagai berikut

Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak

(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)

Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi

kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah

berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik

kepada stakeholder di luar sekolah

Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan

MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen

pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak

saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah

guru komite dan masyarakat secara luas

Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama

(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)

Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam

membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka

dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola

komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun

86

dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan

multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah

atau guru dan staf

Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus

dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang

komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan

sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan

antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai

masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya

masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-

sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil

masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk

membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu

bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya

Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

87

Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat

(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis

melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah

sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi

dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi

yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf

Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala

sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa

melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu

keberhasilan organisasi secara keseluruhan

Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang

sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru

dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan

keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang

menjadi tugas bersama

Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap

bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki

hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya

itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah

sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih

88

interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang

ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi

dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi

seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah

seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan

yaitu sekolah

5 Melakukan pengawasan

Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan

atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator

Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

informan 3 kepala sekolah sebagai berikut

Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan

(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)

Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang

berkaitan dengan mutu pendidikan

Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala

sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati

89

dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga

pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal

ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri

dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan

Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat

gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan

rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang

Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala

sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan

(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)

Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah

memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian

dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini

diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang

dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan

yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga

sekolah

Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia

90

memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya

(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)

Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan

perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah

terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti

kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain

untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian

kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu

Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang

disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini

siswa mengetahui hak dan kewajibannya

Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar

(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )

Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan

memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-

tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang

dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah

91

secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan

dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya

Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di

atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam

melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan

lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan

menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala

sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para

guru dan tenaga kependidikan

Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala

sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di

dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak

terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan

sekolah

Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai

seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh

sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin

saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala

sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses

perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan

Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar

persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan

dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa

92

penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau

saran

6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif

Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga

kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat

dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik

fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah

mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi

kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini

dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu

Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai

(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)

Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya

sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun

psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila

melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan

teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator

93

kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan

kerja yang harmonis dan kondusif

Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem

hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas

senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan

dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan

Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang

menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk

membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan

pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar

mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang

kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga

sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket

hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut

penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan

penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga

kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif

Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk

meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan

penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka

sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus

berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk

menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya

94

Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu

Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing

(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)

Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan

aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar

lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah

yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi

yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan

masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak

mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan

kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan

kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan

sesuai dengan porsi dan kompetensinya

Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai

(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )

95

Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa

(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)

Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan

masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah

dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah

harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi

tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah

dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan

menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang

bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan

Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan

yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan

baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan

bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan

dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan

perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari

96

bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa

terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun

Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan

motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah

atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini

harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting

bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)

Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena

hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang

lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi

secara keseluruhan

D Pembahasan

Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di

Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus

dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS

MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif

dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang

lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih

berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang

dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di

kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan

97

subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan

kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses

pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan

melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak

terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai

bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan

tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan

Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin

membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah

kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di

sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan

diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada

tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat

keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin

kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)

Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)

keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)

keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai

Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-

kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

98

Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi

supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian

Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju

telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam

memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di

berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi

kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam

berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas

mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan

bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan

masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam

hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling

menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan

perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-

waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung

bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha

Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran

bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah

Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah

melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator

Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala

sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan

yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus

99

ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar

disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan

iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan

supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru

(Mulyasa 200457)

Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan

yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti

merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip

pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan

suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal

masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak

dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala

kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap

bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan

konsepkarakteristik MBS

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala

sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut

A Kesimpulan

1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai

a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan

bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas

atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme

pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal

b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang

pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil

keputusan

c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa

dalam bentuk fisik maupun psikis

2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu

Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran

organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para

pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran

101

Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh

kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana

kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi

aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan

murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat

dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika

kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik

B Saran-Saran

1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada

umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus

mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang

sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain

sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya

2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini

sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya

dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS

serta karakteristik MBS

3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah

serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya

dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi

untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang

menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara

optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu

dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap

para guru dan personil pendidikan lain di sekolah

102

DAFTAR PUSTAKA

Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang

Jakarta

Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung

Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten

Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta

Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta

Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta

Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta

FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan

Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta

HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta

Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com

MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html

Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja

Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung

Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung

Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara

103

Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis

Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta

Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan

Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional

Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah

Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta

PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung

Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini

Setznick 1982 Organization Structure and Process

Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung

Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York

Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur

Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta

Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta

Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo

Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa

Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung

104

Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta

Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta

Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung

Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom

  • Sampulpdf (p1-7)
  • Scan Berkaspdf (p8-10)
  • TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
Page 13: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 14: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 15: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 16: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 17: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 18: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 19: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 20: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 21: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 22: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 23: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 24: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 25: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 26: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 27: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 28: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 29: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 30: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 31: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 32: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 33: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 34: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 35: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 36: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 37: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 38: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 39: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 40: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 41: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 42: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 43: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 44: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 45: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 46: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 47: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 48: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 49: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 50: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 51: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 52: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 53: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 54: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 55: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 56: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 57: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 58: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 59: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 60: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 61: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 62: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 63: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 64: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 65: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 66: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 67: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 68: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 69: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 70: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 71: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 72: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 73: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 74: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 75: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 76: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 77: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 78: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 79: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 80: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 81: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 82: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 83: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 84: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 85: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 86: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 87: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 88: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 89: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 90: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 91: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 92: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 93: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 94: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 95: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 96: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 97: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 98: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 99: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 100: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 101: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 102: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 103: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 104: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 105: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 106: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 107: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 108: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 109: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 110: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …
Page 111: TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM …