tesis kepemimpinan kepala sekolah dasar dalam …
TRANSCRIPT
TESIS
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DASAR DALAM PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( MBS )
DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA
THE LEADERSHIP OF THE HEADMASTERSrsquo ELEMENTARY SCHOOL IN APLICATION SCHOOL BASED MANAGEMENT
IN SEVERAL ELEMENTARY SCHOOL OF MANUJU IN GOWA REGENCY
OLEH
JUMIATI 03 07 231 11
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIR RAHMANI RAHIM
Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis penelitian dengan judul ldquo Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowardquo
Dalam penulisan tesis penelitian ini penulis tidak luput dari berbagai
rintangan dan hambatan namun berkat bantuan arahan serta petunjuk dan kerja
sama dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian
ini Oleh karena itu sudah sewajarnyalah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof Dr HMIde Said
DM MPd sebagai Direktur Program Pascasarjana sekaligus Pembimbing I
yang senantiasa memberikan arahan bimbingan serta petunjuk demi selesainya
tesis penelitian ini Dr Abdul Mahsyar MSi sebagai Ketua Program Studi dan
juga sekaligus Pembimbing II di tengah kesibukannya yang dengan penuh
kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis Rektor para dosen dan pihah-
pihak yang terkait dalam proses pendidikan sampai penelitianpenulisan tesis ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang konstruktif serta bimbingan demi kesempurnaan tesis penelitian ini
Gowa Maret 2014
Penulis
ABSTRAK
JUMIATI 2014 Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa (dibimbing oleh M Ide Said DM dan Abdul Mahsyar)
Penelitian ini bertujuan mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penerapan MBS dan untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai dengan konsep karakteristik MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa 17 buah penelitian ini dilaksanakan di 6 sekolah dasar Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan mengkonparasikan dengan teori yang ada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS yang meliputi kepala sekolah sebagai edukator leader dan motivator Sedangkan MBS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju menunjukkan terbangunnya komitmen bersama yaitu kekompakan kebersamaan dan kekeluargaan terhadap sasaran organisasi serta memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada guru staf dan stakeholder lainnya serta membangun profesionalisme kebijksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahan sesuai dengan job description Dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan melalui tahapan- tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakati bersama memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para guru staf dan stakeholder lainnya untuk mencapai sasaran jalannya organisasi bukan digerakkan oleh birokrasi tetapi oleh kesadaran bersama hal ini sejalan dengan MBS atau sudah sesuai dengan konsepkarakteristik MBS karena kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi aktif
ABSTRACT
JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar
The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory
The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv
BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10
C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13
b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17
c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20
2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23
c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24
3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30
c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36
B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47
C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49
BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55
E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan
Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60
c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75
3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81
4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84
5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88
6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja
yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92
D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIR RAHMANI RAHIM
Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis penelitian dengan judul ldquo Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowardquo
Dalam penulisan tesis penelitian ini penulis tidak luput dari berbagai
rintangan dan hambatan namun berkat bantuan arahan serta petunjuk dan kerja
sama dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian
ini Oleh karena itu sudah sewajarnyalah pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof Dr HMIde Said
DM MPd sebagai Direktur Program Pascasarjana sekaligus Pembimbing I
yang senantiasa memberikan arahan bimbingan serta petunjuk demi selesainya
tesis penelitian ini Dr Abdul Mahsyar MSi sebagai Ketua Program Studi dan
juga sekaligus Pembimbing II di tengah kesibukannya yang dengan penuh
kesabaran membimbing dan mengarahkan penulis Rektor para dosen dan pihah-
pihak yang terkait dalam proses pendidikan sampai penelitianpenulisan tesis ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan yang konstruktif serta bimbingan demi kesempurnaan tesis penelitian ini
Gowa Maret 2014
Penulis
ABSTRAK
JUMIATI 2014 Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa (dibimbing oleh M Ide Said DM dan Abdul Mahsyar)
Penelitian ini bertujuan mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penerapan MBS dan untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai dengan konsep karakteristik MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa 17 buah penelitian ini dilaksanakan di 6 sekolah dasar Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan mengkonparasikan dengan teori yang ada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS yang meliputi kepala sekolah sebagai edukator leader dan motivator Sedangkan MBS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju menunjukkan terbangunnya komitmen bersama yaitu kekompakan kebersamaan dan kekeluargaan terhadap sasaran organisasi serta memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada guru staf dan stakeholder lainnya serta membangun profesionalisme kebijksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahan sesuai dengan job description Dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan melalui tahapan- tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakati bersama memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para guru staf dan stakeholder lainnya untuk mencapai sasaran jalannya organisasi bukan digerakkan oleh birokrasi tetapi oleh kesadaran bersama hal ini sejalan dengan MBS atau sudah sesuai dengan konsepkarakteristik MBS karena kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi aktif
ABSTRACT
JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar
The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory
The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv
BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10
C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13
b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17
c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20
2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23
c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24
3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30
c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36
B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47
C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49
BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55
E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan
Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60
c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75
3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81
4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84
5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88
6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja
yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92
D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
ABSTRAK
JUMIATI 2014 Kepemimpinan Kepala Sekolah Dasar dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS ) di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa (dibimbing oleh M Ide Said DM dan Abdul Mahsyar)
Penelitian ini bertujuan mengetahui kepemimpinan Kepala Sekolah dalam penerapan MBS dan untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai dengan konsep karakteristik MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa Jumlah Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa 17 buah penelitian ini dilaksanakan di 6 sekolah dasar Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya dan mengkonparasikan dengan teori yang ada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS yang meliputi kepala sekolah sebagai edukator leader dan motivator Sedangkan MBS pada Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju menunjukkan terbangunnya komitmen bersama yaitu kekompakan kebersamaan dan kekeluargaan terhadap sasaran organisasi serta memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada guru staf dan stakeholder lainnya serta membangun profesionalisme kebijksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahan sesuai dengan job description Dalam proses pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan melalui tahapan- tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakati bersama memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para guru staf dan stakeholder lainnya untuk mencapai sasaran jalannya organisasi bukan digerakkan oleh birokrasi tetapi oleh kesadaran bersama hal ini sejalan dengan MBS atau sudah sesuai dengan konsepkarakteristik MBS karena kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi aktif
ABSTRACT
JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar
The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory
The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv
BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10
C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13
b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17
c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20
2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23
c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24
3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30
c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36
B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47
C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49
BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55
E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan
Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60
c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75
3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81
4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84
5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88
6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja
yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92
D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
ABSTRACT
JUMIATI 2014 ldquoThe Leadership of the Headmastersrsquo Elementary School in Aplication School Based Management in Several Elementary School of Manuju in Gowa Regencyrdquo under supervisor of M Ide Said And Abdul Mahsyar
The objective of the research was intended to know the real implementation of School based management in Elementary School in Manuju Subdistrict of Gowa Regency Subject in this research was the Elementary School in Manuju Subdistrict where there was seventeen school in there but the researcher just took six school for the research This research used kualitative method as one kind of the research described the fact something based on the theory
The findings of the research showed the leadership of the headmasters in aplication school based management as educator leader and motivator It also showed that the aplication school based management has created coalescence togetherness and friendship in all of school Not only that it has created believeness for the teacher staf organisation and stakeholder and also improved professional wide school according to job description from the botton up Nevertheless the researcher knew that the awareness was needed to achieve that
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv
BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10
C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13
b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17
c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20
2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23
c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24
3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30
c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36
B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47
C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49
BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55
E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan
Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60
c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75
3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81
4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84
5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88
6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja
yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92
D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip i
HALAMAN PENGESAHAN helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii
KATA PENGANTAR helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii
DAFTAR ISI helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv
BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
A Latar Belakang Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1
B Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10
C Tujuan Penulisan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
D Manfaat Penulisanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
A Tinjauan Pustakahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
1 Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 13
a Definisi dan Hakekat Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphellip 13
b Pendekatan Kepemimpinan Transformasionalhellip 17
c Fungsi Kepemimpinanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20
2 Kepemimpinan Kepala Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
a Sekolah Sebagai Sistemhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 22
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala sekolahhelliphelliphelliphellip 23
c Kepala Sekolah Pengambil Keputusanhelliphelliphelliphelliphellip 24
3 Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
a Pengertian MBShelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30
c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36
B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47
C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49
BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55
E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan
Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60
c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75
3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81
4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84
5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88
6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja
yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92
D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBShelliphelliphelliphelliphelliphellip 30
c Strategi Implementasi MBS helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip31
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphellip36
B Kerangka Pikirhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47
C Definisi Operasional Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip49
BAB III METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
A Desain dan Jenis Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
B Lokasi dan Waktu Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip53
C Fokus Penelitian dan Informan helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
1 Fokus Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 53
2 Informanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 54
D Jenis dan Sumber Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55
E Teknik Pengumpulan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
F Teknik Analisis Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
A Deskripsi Lokasi Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
1 Gambaran tentang keadaan sekolah dasar di Kecamatan
Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 58
2 Kepala sekolahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
a Kepala Sekolah sebagai Edukatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 59
b Kepala Sekolah selaku PimpinanLeaderhelliphelliphelliphelliphelliphellip60
c Kepala Sekolah sebagai Motivatorhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 60
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBShelliphelliphellip62
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75
3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81
4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84
5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88
6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja
yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92
D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah Dasar di
Kecamatan Manujuhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
1 Pelimpahan dan Distribusi Kewenanganhelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 71
2 Mekanisme Pembuatan Keputusanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 75
3 Proses Penetapan Kebijakanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 81
4 Membangun Pola Komunikasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 84
5 Melakukan Pengawasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 88
6 Memberikan Motivasi dan Membangun Suasana Kerja
yang Kondusifhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 92
D Pembahasanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
A Kesimpulanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 100
B Saranhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 101
DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah salah satu aspek pembangunan dan sekaligus
syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional Oleh karena itu
pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan bangsa
khusus pada upaya pengembangan sumber daya manusia Dewasa ini keunggulan
suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan
keunggulan sumber daya manusia (SDM) Mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan
Pidarta (1988) mengemukakan bahwa hambatan utama dalam
pengembangan pendidikan bukan pada aspek keuangan tetapi berada pada aspek
mamajemen Manajemen pendidikan merupakan salah satu factor yang perlu
mendapat perhatian dari berbagai pihak dalam meningkatkan mutu pendidikan
Manajemen merupakan ilmu kiat seni dan profesiOleh karena itu upaya
memperbaiki mutu pendidikan harus dimulai dari perbaikan manajemen
pendidikan Sejalan dengan itu Hamalik (1991) menyatakan bahwa manajemen
adalah suatu kekuatan dalam organisasi mengatur atau mengkoordinasikan
kegiatan Suatu proses di mana sumber-sumber yang semula tidak berhubungan
dengan yang lainnya lalu diintegrasikan menjadi suatu system yang menyeluruh
untuk mencapai tujuan organisasiDari beberapa pendapat tersebut maka
kepemimpinan dalam manajemen pendidikan merupakan factor kunci
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
2
keberhasilan suatu organisasi Maju mundurnya suatu organisasi banyak
dipengaruhi oleh factor kepemimpinannya
Bukti-bukti empiric bahwa kelemahan system pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya dalam manajemen pendidikan baik pada level makro meso
maupun mikro Padahal peningkatan mutu pendidikan tidak terjadi begitu saja
Mutu yang diinginkan harus direncanakan dan wajib menggunakan pendekatan
yang sistimatis dengan menggunakan proses perencanaan yang matang
Munculnya paradigmamodel baru tentang manajemen berbasis sekolah
(MBS) yang bertumpu pada penciptaan iklim yang demokratisasi dan pemberian
kepercayaan yang lebih luas kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan
secara efisien dan berkualitas Dengan demikian dapat mendorong
profesionalisme guru dan kepala sekolah dalam peranannya sebagai manajer
maupun pemimpin pendidikan di sekolah Hal ini sangat memungkinkan dengan
dikeluarkannya UU Pemerintah No 22 Tahun 1999 selanjutnya diubah dengan
UU No32 Tahun 2004 yaitu Undang-Undang Otonomi Daerah yang kemudian
diatur oleh PP No 33 Tahun 2004 yaitu adanya penggeseran kewenangan dan
pemerintah pusat ke pemda dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan
Pola bidang pendidikan di atas oleh UU No20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional dengan pasal 51 menyatakan pengadaan satuan pendidikan
anak usia dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah didasarkan pada
standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS Kepemimpinan adalah cara
seseorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi Kepemimpinan akan
berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh pemimpin yang jujur
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
3
bertanggung jawab transparan cerdas memahami tugas dan kewajibannya
memahami anggotanya mampu memotivasi dan berbagai sifat baik yang terdapat
dalam diri seorang pemimpin Ia sadar bahwa pemimpin memiliki arti sebagai
kemampuan untuk memengaruhi dirinya sendiri dan orang lain melalui
keteladanan nilai-nilai serta prinsip yang akan membawa kebahagiaan dunia dan
akhirat Seorang yang mendapat amanah sebagai eksekutif dan menunjukkan
nilai-nilai moral tersebut sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip
(principle centered leadership) Bagi seorang muslim memimpin berarti
memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah Mereka menampilkan
diri sebagai teladan dan memberikan aspirasi bagi bawahannya untuk
melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi Sehingga mereka memimpin
berdasarkan visi atau mampu melihat dan menjangkau ke masa depan (visionary
leadership)
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan
implementasi MBS Sebagaimana dikemukakan oleh Nurkolis setidaknya ada
empat alasan kenapa diperlukan figur pemimpin yaitu
1) Banyak orang memerlukan figur pemimpin
2) Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili
kelompoknya
3) Sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap
kelompoknya
4) Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan
Minarti (201265) menyatakan bahwa MBS memberikan keleluasaan
kepada sekolah untuk mengelola potensi yang dimiliki dengan melibatkan semua
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
4
unsure stakeholder untuk mencapai peningkatan kualitas sekolah tersebut Karena
sekolah memiliki kewenangan yang sangat luas itu maka kehadiran figure
pemimpin menjadi sangat penting Kepemimpinan yang baik tentunya sangat
berdampak pada tercapainya tujuan organisasi karena pemimpin memiliki
pengaruh terhadap kinerja yang dipimpinya Kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan merupakan bagian dari kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan konsep kekuasaan
Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para
pengikutnya Terdapat beberapa sumber dan bentuk kekuasaan yaitu kekuasaan
dengan paksaan legitimasi keahlian penghargaan referensi informasi dan
hubungan
Sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik sehingga memerlukan
tingkat koordinasi yang tinggi Oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu
tercapainya tujuan sekolah serta tujuan dari para individu yang ada di dalam
lingkungan sekolah harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerja sama antara individu Untuk membantu para kepala sekolah di
dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat diperlukan adanya satu esensi
pemikiran yang teoritis hierarki kewibawaan dan mekanisme demi pencapaian
kordinasi di lingkungan sekolah Kepala sekolah perlu juga memahami teori
organisasi formal yang akan bermanfaat untuk menggambarkan (depict) hubungan
kerja sama antara struktur dan hasil (outcomes) sebuah sekolah
Upaya meningkatkan mutu hasil belajar kepala sekolah mempunyai
pengaruh yang dominan dan merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-
5
keberhasilan sekolah yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan pendidikan
Setiap tingkah laku kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan diarahkan untuk
membantu pencapaian tujuan pendidikan sehingga kepala sekolah harus mampu
menugasi memeriksa mengukur hasil kerja para guru di sekolah yang
dipimpinnya
Pada Pasal 5 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
Pendidikan yang bermutu dapat dicapai jika kepala sekolah melakonkan
kepemimpinannya secara efektif Oleh sebab itu maka kepemimpinan yang
menjadi perhatian utama oleh para praktisi dan akademisi Hal ini disebabkan
karena para pemimpin organisasi termasuk di sekolah memiliki posisi sentral
dalam menggerakkan seluruh komponen atau sumber daya untuk mencapai tujuan
organisasi Pandangan yang lebih tegas mengenai pentingnya peran
kepemimpinan dalam rangka pencapaian kinerja organisasi berbicara tentang
kinerja organisasi dalam hal ini sekolah tidak lain sesungguhnya adalah
pencapaian visi organisasi tersebut pencapaian visi sekolah sesungguhnya adalah
kinerja sekolah tersebut Kepala sekolah dalam mewujudkan visi sekolahnya perlu
ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda
kepemimpinannya Oleh sebab itu maka peningkatan mutu pendidikan yang
merupakan kinerja sekolah harus segera dilaksanakan dengan menata faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
6
Terkait dengan peran kepala sekolah di atas MBE Project
(httpwwwmbeprojectnetmbe59html) melaporkan bahwa Kepala sekolah
mempunyai dua peran utama pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru
dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen Pembaharuan pendidikan
melalui MBS dan komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari
desentralisasi pendidikan memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap berbagai fungsi dari kedua
peran tersebut
Banyak kepala sekolah telah menyesuaikan kinerjanya agar memenuhi
situasi baru di sekolah dan di masyarakat dan menerapkan perubahan-perubahan
Mereka menyadari bahwa mereka harus lebih menjadi kolega dari pada atasan
dari para guru dan bekerjasama lebih erat dengan para guru dan masyarakat dalam
menangani permasalahan-permasalahan pendidikan Beberapa perubahan kinerja
kepala sekolah yang dilaporkan termasuk
(1) manajemen terbuka-menjadi transparan akuntabel dan melibatkan banyak
pihak dalam perencanaan keuangan dan pengembangan program sekolah
bersama sama dengan para guru dan masyarakat luas
(2) menciptakan dan mengelola suasana belajar yang ramah dan positif di
sekolah dan
(3) terbuka dan mendukung inovasi
Kinerja seorang kepala sekolah harus dilihat pada komponen EMASLIM
(Educator Manager Administrator Supervisor Leader Innovator Motivator)
Bahkan ranah Entrepreneurship juga harus menjadi garapan seorang kepala
7
sekolah Sejak dikembangkan MBS di tahun 2000-an seorang kepala sekolah
harus sanggup mengembangkan kegiatan produksijasa sekolah sebagai sumber
belajar harus mampu pula menjadi seorang pelaksana proyek bangunan untuk
swakelola block grant di lingkungan sekolahnya dan peran lainnya yang
terkadang bisa menyebabkan munculnya anggapan bahwa seorang kepala sekolah
sudah melakukan kesalahan dan penyimpangan karena tidak lazimnya ditemui
pada dua dekade yang lalu
Berhubungan dengan peran kepala sekolah di atas hasil kajian
mengungkapkan bahwa kepala sekolah di Kecamatan Manuju kurang
mendapatkan bimbingan khusus tentang pengelolaan manajemen yang terbuka
dan partisipatif serta kurang melakukan kontrol terhadap proses dan hasil yang
dicapai di setiap sekolah Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala
sekolah kurang melibatkan stakeholders sebagai pemangku kepentingan di
sekolah sehingga cenderung masih otoriter padahal sekolah yang mampu
mendorong warganya (guru peserta didik karyawan orang tua peserta didik
tokoh masyarakat) berkontribusi untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan terhadap pencapaian tujuan sekolah merupakan suatu proses yang
demokratis Hal ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang dilibatkan
(berpartisipasi) dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada
rdquorasa memilikirdquo terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan juga
akan bertanggungjawab dan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan
sekolah Semakin besar tingkat partisipasi makin besar pula rasa memiliki makin
besar sara memiliki makin besar pula rasa tanggung jawab makin besar rasa
8
tanggung jawab makin besar pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga
sekolah dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan keahlian batas
kewenangan dan relevansinya dengan tujuan pengambilan keputusan sekolah
Dalam Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga
harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan
masyarakat dan lingkungannya Pelaksanaan peran fungsi dan tugas tersebut
tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling
mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah yang
profesional Kepala sekolah yang demikianlah yang akan mampu mengelola
sekolah secara efektif dan efisien dan mampu mendorong visi menjadi aksi dalam
paradigma baru manajemen pendidikan
Perkembangan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah mensyaratkan
kinerja yang tinggi Program pengembangan kepala sekolah umunnya berdasarkan
pada hasil pengamatan sporadis di lapangan Selain itu penilaian tentang kinerja
kepala sekolah yang dikaitkan dengan faktor-faktor internal yang berpengaruh
terhadap kinerjanya perlu dilakukan Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah bagaimana hubungan antar faktor tersebut
dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja kepala sekolah perlu diketahui
dalam usaha rmeningkatkan kinerja mereka sehingga pelaksanaan kegiatan
pendidikan yang berorientasi pada peningkatan mutu segera tercapai
Motivasi kerja serta terjaminnya kerja sama yang harmonis dan
kompetisi secara sehat tidak ada tekanan tumbuhnya keinginan untuk maju dan
9
berprestasi bagi guru dan personil lainnya di sekolah sangat ditentukan oleh
kepemimpinan kepala sekolah
Program kerja sama dengan pihak UNICEF dengan pemerintah Kabupaten
Gowa tentang implementasi Program MBS di sekolah dasar sangat berpengaruh
terhadap kepemimpinan kepala sekolah Program kerja sama yang dilaksanakan
selama ini sejalan dengan pola bidang pendidikan yang diatur dalam UU No20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan pasal 51 menyatakan
pengadaan satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan menengah
didasarkan pada standar pelayanan minimum dengan prinsip MBS
Sekolah yang menerapkan manajemen mutu para kepala sekolahnya
memiliki peran yang kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan
menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong untuk dapat
mewujudkan visi misi tujuan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh karena itu kepala sekolah
dituntut mempunyai kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang memadai
agar mampu mengambil inisiatifprakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah
Sebagai dukungan teori maka berikut ini diuraikan beberapa hasil-hasil
penelitian terdahulu yang relevan sebagai berikut
Budiningsih (2004) dari hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas
Pendidikan Kabupaten Klatenrdquo menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun
stimultan ada pengaruh dan signifikan antara kepemimpinan motivasi dan
10
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Secara variabel berbeda peneliti hanya fokus pada pola pengambilan keputusan
Sudaryanto (2005) meneliti mengenai ldquo Pengaruh pola Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
(MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur bahwa
kepemimpinan dengan MBS dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses
belajar mengajar Sujoko (2006) hasil penelitiannya yang berjudul ldquoPengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Lingkungan Kerja dalam penerapan MBS
terhadap Kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjordquo menunjukkan bahwa baik
secara parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan
kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMU Negeri 3 Sukoharjo
Penelitian yang dilakukan ketiganya tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS perlu diterapkan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugas Penerapan MBS secara teori memberikan kemungkinan hasil yang lebih
baik dalam kepemimpinan
Berdasarkan masalah dan dukungan teori dari hasil penelitian tersebut di
atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ldquo Kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa ldquo
B Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan masalah
yang dibahas dalam penelitian ini adalah
11
1 Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Apakah implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik MBS di
sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
C Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
2 Untuk mengetahui implementasi MBS sudah sesuai konsepkarakteristik
MBS di sekolah dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
D Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis
1 Manfaat Teoretis
a Sebagai masukan untuk menambah perbendaharaan kepemimpinan
kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di Kecamatan
Manuju Kabupaten Gowa
b Sebagai penambah kepustakaan untuk hasil penelitian mengenai
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS di sekolah
dasar
12
2 Manfaat Praktis
a Hasil penelitian ini digunakan untuk menjadi pedoman bagi para
kepala sekolah sebagai penguat teori kepemimpinan dalam penerapan
MBS
b Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan pengalaman
dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan kepemimpinan di
tempat tugas
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Tinjauan Pustaka
1 Kepemimpinan
a Definisi dan Hakikat Kepemimpinan
Definisi sebagai rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep
yang menjadi pokok pembicaraan sempat menimbulkan selisih paham para pakar
dari satu pihak berpendapat membicarakan definisi akan sungguh-sungguh
merupakan suatu maut tetapi definisi tentang suatu pokok persoalan diperlukan
Demikian pula walaupun ada di antara para pakar berpendapat definisi suatu
pokok pembicaraan (subject matter) tidak akan dapat membantu banyak tujuan
tetapi satu pendekatan yang memiliki alasan kuat tampil bahwa definisi
memberikan satu landasan pemahaman fenomena untuk dipelajari Dari definisi
sesuatu pokok permasalahan (subject matter) akan dapat diperoleh keterangan
atau frase yang mengungkapkan makna atau ciri-ciri utama dari subject matter
tersebut baik berupa orang benda proses atau kegiatan
Para peneliti biasanya mendefinisikan rdquokepemimpinanldquo menurut
pandangan pribadi mereka serta aspek-aspek fenomena dari kepentingan yang
paling baik bagi para pakar yang bersangkutang Bahkan stogdil membuat
kesimpulan bahwa There are almostas many definitions of leadership as there
are persons who have attempted to define the concept Kepemimpinan
diterjemahkan ke dalam istilah sifat-sifat perilaku pribadi pengaruh terhadap
orang lain pola-pola interaksi hubungan kerja sama antarperan kedudukan dari
14
satu jabatn administratif dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang
bersifat umum seperti
a di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau
lebih
b di dalam melibatkan proses mempengaruhi di mana pengaruh yang sengaja
(intentional influence) digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan
Disamping kesamaan asumsi yang umum di dalam definisi tersebut juga
memiliki kelainan sedikit yang bersifat umum pula seperti
a siapa yang mempergunakan pengaruh
b tujuan daripada usaha untuk mempengaruhi dan
c dan cara pengaruh itu dipergunakan
Kepemimpinan memiliki peranan yang dominan dalam sebuah organisasi
Peranan yang dominan tersebut dapat mempengaruhi moral kepuasan kerja
keamanan kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi
Sebagaimana dikatakan (Handoko 1999 286) bahwa pemimpin juga memainkan
peranan kritis dalam membantu kelompok organisasi atau masyarakat untuk
mencapai tujuan Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan adalah faktor
penting dan efektifitas seorang manajer Bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan
kemampuan mengidentifikasikan perilaku dan tehnik-tehnik kepemimpinan
efektif Kepemimpinan dalam bahasa inggris tersebut leadership berarti being a
leader power of leading atau the qualities of leader (Tanjung 2006 8)
15
Secara bahasa makna kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas
seseorang pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai
tujuan (Handoko1999 293) Seperti halnya manajemen kepemimpinan atau
leadership telah didefinisikan oleh banyak para ahli antaranya adalah Stoner
mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai
suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang selain berhubungan dengan tugasnya
Ada beberapa pendapat tentang kepemimpinan Menurut Mulyasa
(2002107) kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-
orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi Dharma (2000 42)
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu
Pendapat Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja
untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan
bertindak sehingga melalui perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata
dalam pencapaian tujuan organisasi (Anwar2003 66) Transformasi sekolah
bermutu terpadu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu
oleh dewan sekolah administrator staf siswa guru dan komunitas (Arcaro
2006 10) Oleh karena itu pemimpin seharusnya dapat memandu menuntun
membimbing memberi atau membangun motivasi kerja mengemudikan
organisasi menjalin jaringan komunikasi yang lebih baik sehingga mampu
membawa para bawahan untuk mencapai tujuan yang direncanakan
16
Kartono (dalam Anwar 2003 67) menyatakan bahwa pada setiap
kepemimpinan minimal mencakup tiga unsur yakni 1) ada seorang pemimpin
yang memimpin mempengaruhi dan memberikan bimbingan 2) ada bawahan
yang dikendalikan 3) ada tujuan yang diperjuangkan melalui serangkaian
kegiatan
Seorang pemimpin hendaknya dapat membentuk memperhatikan memelihara
dan menjaga kehendak dan keperluan atasan kepada bawahan dengan baik
mampu bekerja sama mencapai tujuan bersama (keberhasilan tim) Jadi
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan merupakan proses mengubah sikap
dan perilaku seseorang atau sekelompok orang baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terjadi peningkatan dan produktivitas kerjanya lebih baik dan
ada peningkatan Pada dasarnya kepemimpinan dapat dibagi menjadi lima tipe
yaitu 1) otokratik 2) paternalistik 3) kharismatik 4) Laissez Faire dan 5)
demokratik (Djatmiko2002 52-54)
a Tipe otokratik pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan menggunakan pendekatan formal berdasarkan
kedudukan dan status berorientasi pada kekuasaan
b Tipe paternalistic pengambilan keputusan dilakukan sendiri oleh pimpinan
hubungannya dengan bawahan lebih banyak bersifat bapak dan anak
Pemimpin menganggap bawahan sebagai orang yang belum dewasa sehingga
pemimpin bersikap terlalu melindungi bawahan
c Tipe kharimatik menekankan pada dua hal yakni pemimpin berusaha agar
tugas-tugas dapat terselenggara dengan sebaik-baiknya dan memberikan kesan
17
bahwa hubungan dengan bawahan didasarkan pada relasional bukan
kekuasaan
d Tipe laissez faire semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan sendiri oleh
bawahan Pemimpin hanya merupakan simbol dan tidak memiliki
keterampilan teknis Situasi kerja bawahan tidak terpimpin tidak terkontrol
dan tanpa disiplin kerja
e Tipe demokratik tipe ini dipandang paling ideal Dalam proses pengambilan
keputusan pemimpin mengikut sertakan bawahan Pemimpin cenderung
memperlakukan bawahan sebagai rekan kerja menjaga keseimbangan antara
hubungan formal dan informal juga menjaga keseimbangan antara orientasi
penyelesaian tugas dan orientasi hubungan yang bersifat relasional
Kepemimpinan adalah bagian penting manjemen tetapi tidak sama dengan
manajemen Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang
untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran
Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi lainnya
seperti perencanaan penorganisasian pengawasan dan evaluasi Kepemimpinan
atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu proses kegiatan
dalam hal memimpin membimbing mengontrol perilaku perasaan serta tingkah
laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya
b Kepemimpinan Transformational
Kepemimpinan transformasional dapat didefinisikan sebagai gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan dan atau mendorong
semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values
18
system) yang luhur sehingga semua unsur yang ada di sekolah (guru siswa
pegawai orangtua siswa masyarakat dan sebagainya) bersedia tanpa paksaan
berpartisipasi secara optimal dalam mencapai tujuan ideal sekolah
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai
proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan
meningkatkan dirinya yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan
kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan Terdapat empat faktor untuk
menuju kepemimpinan tranformasional yang dikenal sebutan 4 I yaitu idealized
influence inspirational motivation intellectual stimulation dan individual
consideration
1 Idealized influence kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat
dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya dipercaya
dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan sekolah
2 Inspirational motivation kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru
dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi organisasi dan
mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan di
sekolah
3 Intellectual Stimulation kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas
dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan mengembangkan
pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk menjadikan sekolah ke
arah yang lebih baik
19
4 Individual consideration kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih
dan penasihat bagi guru dan stafnya
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan Northouse (2001)
menyimpulkan bahwa seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan
transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin
yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik Oleh karena itu merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para kepala sekolah dapat menerapkan
kepemimpinan transformasional di sekolahnya Karena kepemimpinan
transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional
yang efektif membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan
sunggug-sungguh dari yang bersangkutan Northouse (2001) memberikan
beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan transformasional yakni sebagai
berikut
1 Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk
organisasi
2 Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang
tinggi
3 Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat
kerja sama
4 Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
20
5 Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan
contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan
6 Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk
berkontribusi terhadap organisasi
c Fungsi Kepemimpinan
Dalam kehidupan organisasi fungsi kepemimpinan adalah bagian dari
tugas utama yang harus dilaksanakan Tetapi untuk merumuskan apa yang
dimaksud fungsi kepemimpinan adalah sulit sama sulitnya memberikan definisi
tentang kepemimpinan itu sendiri Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan
menarik perhatian para pakar untuk menelitinya sehingga melahirkan penelitian
kepemimpinan yang berbeda-beda hamper sebanyak mereka para pakar yang
melakukan penelitian Berbagai macam pendekatan di bidang kepemimpinan
lahirlah pendekatan sifat perilaku situasi dan pendekatan kontigensi untuk lebih
memahami fungsi kepemimpinan lebih lanjut perlu lebih dahulu mempelajari
makna yang terkandung dalam definisi antara lain
a membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan
b mengomunikasikan gagasan kepada orang lain
c dengan berbagai cara memengaruhi orang lain
dseorang pemimpin adalah seorang besar yang dikagumi dan mempesona dan
dibanggakan oleh para bawahan
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi atau
serangkaian tugas-tugas yang harus dilaksanakan seorang pemimpin atau yang
21
lazim disebut fungsi pemimpin menurut pendapat dari pakar adalah sebagai
berikut
a James AFStoner (1982) agar kelompok dapat beoperasi secara efektif seorang
pemimpin mempunyai dua fungsi pokok yaitu
1 task related atau problem solving function dalam fungsi ini pemimpin
memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat
2 group maintenance function atau social function meliputi pemimpin
membantu kelompok beroperasi lebih lancer pemimpin memberikan
persetujuan bagi anggota kelompok misalnya menjembatani kelompok
yang sedang berselisih pendapat memerhatikan diskusi kelompok Seorang
pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin mampu menampilkan
kedua fungsi tersebut dengan jelas
b Selznick dalam bukunya Organization Structure and Process (1982176)
mengemukakan ada empat tugas seorang pemimpin
1 mendefinisikan misi dan peranan organisasi (involves the definition of the
institutional organizational mission and role)
2 pengejawantahan tujuan organisasi (the institutional embodiment of
purpose)
3 mempertahankan keutuhan organisasi (to defend the organizationrsquos
integration)
4 mengendalikan konflik internal yang terjadi di dalam organisasi (the
ordering of internal conflict)
22
2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
a Sekolah Sebagai Sistem
Sekolah sebagai sistem artinya semua elemen atau unsure yang ada di
sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh tidak terpisahkan satu dengan yang lain
seperti siswa guru kepala sekolah gedung alat peraga dan perangkat
pembelajaran dan sebagainya
Dalam era kemandirian sekolah dan era MBS tugas dan tanggung jawab
yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan
sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif dalam arti menjadi semakin
bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakat luas penggunanya Agar
tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata kiranya
mereka perlu memahami mendalami dan menerapkan beberapa konsep ilmu
manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir
dalam dunia bisnis
Konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang
tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat
merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya (Thomas B
Santoso 2001) Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan
seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu satu sama lain saling
berkaitan erat mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan antara lain
input proses output dan outcome (Depdiknas 20075)
23
b Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan salah satu elemen penting dalam mencapai
mempertahankan dan meningkatkan kinerja organisasi Konseptualisasi teori-teori
kepemimpinan telah menarik perhatian dan diskusi panjang para peneliti dan para
praktisi Menurut Pawar dan Eastman (1997) penelitian tentang kepemimpinan
lebih ditekankan pada kepemimpinan transformasional Penelitian di bidang ini
telah dilakukan baik dalam rangka mencari konsepsi yang tepat terhadap gaya
kepemimpinan yang paling efektif maupun prasyarat-prasyarat kontekstual yang
harus diciptakan agar proses kepemimpinan tersebut efektif (Fahruddin Js Pareke
2004)
Menurut Wahyudi (200964) menyatakan bahwa kepala sekolah harus
bertindak sebagai manajer dan pemimpin yang efektif Sebagai manajer ia harus
mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal Hal
ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi
manajemen dengan baik meliputi (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3)
pengarahan dan (4) pengawasan Kepala sekolah adalah pelaksana suatu tugas
yang sarat dengan harapan dan pembaharuan kemasan cita-cita mulia pendidikan
kita secara tidak langsung diserahkan kepada kepala sekolah singkatnya kepala
sekolah merupakan tokoh sentral pendidikan Sekolah sebagai suatu komunitas
pendidikan membutuhkan seorang figur pemimpin yang dapat mendayagunakan
semua potensi yang ada dalam sekolah untuk suatu visi dan misi sekolah Pada
level ini kepala sekolah sering dianggap satu atau identik bahkan secara begitu
saja dikatakan bahwa wajah sekolah ada pada kepala sekolahnya Akhirnya
24
kepala sekolah berperanan sebagai manager yang mengelola sekolah sayang
sekali kalau kedua peran itu yakni sebagai tokoh sentral dan manajer dalam
sekolah diharubirukan oleh ketidakmampuan mengatasi aneka krisis yang ada
dalam sekolah (Xaviery 2007)
c Kepala Sekolah sebagai Pengambil Keputusan
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Adapun tanggung jawab pembinaan dari kepala sekolah antara lain
identifikasi (rekuritmen seleksi) pengangkatan (pekerjaan awal pekerjaan
berikutnya pekerjaan yang dibeda-bedakan) penyesuaian (kurikulum guru-guru
siswa masyarakat) penilaian (waktu alasan sasaran cara) perbaikan (observasi
kelas pertemuan individu kunjungan kelas asosiasi profesi perpustakaan
profesi program mengajar siswa program pelatihan inservice) Di samping
tanggung jawab proses kepala sekolah juga bertanggung jawab atas input
25
sekolah yang mencakup tujuan prioritas dan kontrol sumber daya daya
manusia (human resource) dan sumber material Kepala sekolah sebagai pejabat
formal manajer pemimpin pendidik dan kepala sekolah sebagai staf seperti
halnya pemimpin organisasi yang lain jabatan kepala sekolah juga memerlukan
persyaratan universal yang perlu dimiliki oleh siapapun yang akan menduduki
pemimpin Kepala sekolah mempunyai dua peran utama pertama sebagai
pemimpin institusi bagi para guru dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen Pembaharuan pendidikan melalui MBS dan komite sekolah yang
diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan kepada kepala
sekolah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi-fungsi dari kedua peran yang ada tersebut (Jurnal MBE 2007)
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara efisien
atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari berbagai
keputusan yang diambil pimpinan Untuk mendukung proses pengambilan
keputusan yang tepat setiap sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi
yang baik karena setiap keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat
tepat dan akurat Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita
dihadapkan pada persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi informasi
(hardware maupun software) sangat besar artinya dalam mengembangkan sistem
informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi yang perlu dikemukakan
26
kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa tingkat partisipasi anggota
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan sangat menentukan
keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang bersangkutan Oleh karena itu
sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh mungkin mengambil
keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan bawahan sehingga
tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan keputusan tersebut
semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru sebagai bawahan
lebih terlihat sikap subjektif Guru yang sering menemui kepala walau sembrono
dalam mengajar maka itulah yang dianggap baik dan loyal sehingga bisa tinggi
dalam penilaian DP3-nya Sedangkan guru yang biasa saja pada hal sangat
bertanggung jawab dalam pelaksanaan KBM karena kurang ngomong maka
dinilai biasa-biasa saja Jadi inilah akibat kepala sekolah yang malas mengadakan
turba (turun ke bawah) untuk meninjau guru-guru dan sekaligus menjalin
hubungan sosial dan emosional
Seperti yang kita kenal tentang tipe guru secara umum yaitu guru yang
suka menolak gagasan kepala yang karena dianggap kurang tepat dan guru yang
suka lsquonrimorsquo atau guru yang berwatak lsquoyes-manrsquo Guru yang pertama selalu
menghadapi kesukaran karena adanya benturan-benturan pendapat dengan sang
kepala Dan sebetulnya tentang pendekatan ada mereka yang melakukan tapi
caranya kerap kurang mengena Seorang guru wanita mengatakan bahwa ada
kepala yang dekat dengan bawahan tetapi tetap mempunyai wibawa Sebenarnya
inilah kepala yang mempunyai tipe lsquoleadershiprsquo amp ini adalah tipe kepala yang
dapat dijadikan kepala unggulan Dan ada pula kepala yang dekat dengan
27
bawahan tetapi dibawa lalu saja ini terjadi karena ia tidak punya potensi dan
bakat dan berhak untuk dimutasikan sebagai guru biasa saja (Marjohan 2007)
Kepala sekolah dituntut memiliki beberapa kompetensi dasar yang
diisyaratkan oleh Anwar (200377) bahwa kompetensi yang dimiliki kepala
sekolah mengacu pada tiga hal yakni menunjuk pada karakteristik pribadi
pemimpin yang tercermin pada setiap sikap dan tindakannya mengacu pada suatu
kemampuan untuk melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan dan menunjuk pada suatu kinerja yang bersifat
rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu untuk mendeskripsikan tingkat kinerja
seorang pegawai perlu adanya komponen yang jelas sebagai aspek penilaian
Sebagaimana diungkapkan Umar (2002 104) bahwa komponen kinerja
meliputi kualitas pekerjaan kejujuran inisiatif kehadiran sikap kerjasama
keandalan pengetahuan tentang pekerjaan tanggung jawab dan pemanfaatan
waktu Dalam pendapat lain dinyatakan bahwa indikator kinerja meliputi kualitas
kerja kuantitas etika kreatifitas pengetahuan kemandirian dan tanggung jawab
(Sugiyono 2003 235)
3 Manajemen Berbasis Sekolah
a Pengertian MBS
Secara bahasa MBS berasal dari tiga katayaitu manajemen berbasis dan
sekolah Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar
atau asas Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat untuk
menerima dan memberikan pelajaran Berdasarkan makna leksikal tersebut maka
28
MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber (Nurkolis 2005 172) daya
yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran
Gagasan MBS dalam Bahasa Inggris School-Based Management pada
dewasa ini menjadi perhatian para pengelolaan pendidikan mulai dari tingkat
pusat provinsi kabupatenkota sampai dengan tingkat Sekolah Sebagaimana
dimaklumi gagasan ini semakin mengemuka setelah dikeluarkannya kebijakan
desentralisasi pengelolaan pendidikan seperti disyaratkan oleh UU Nomor 32
Tahun 2004 Produk hukum tersebut mengisyaratkan terjadinya pergeseran
kewenangan dalam pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas
pendidikan Gagasan MBS perlu dipahami dengan baik oleh seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholder) dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
sekolah karena implementasi MBS tidak sekedar membawa perubahan dalam
kewenangan akademik Sekolah dan tatanan pengelolaan sekolah akan tetapi
membawa perubahan pula dalam pola kebijakan dan orientasi partisipasi orang tua
dan masyarakat dalam pengelolaan sekolah Minarti Sri (201265)
mengemukakan MBS sebagai sistem pengelolaan persekolahan yang memberikan
kewenangan dan kekuasaan kepada institusi sekolah untuk mengatur kehidupan
sesuai dengan potensi tuntutan dan kebutuhan sekolah yang bersangkutan Dalam
MBS sekolah merupakan institusi yang memiliki full authority and responsibility
untuk secara mandiri menetapkan program-program pendidikan (kurikulum) dan
implikasinya terhadap berbagai kebijakan sekolah sesuai dengan visi misi dan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai sekolah
29
Dalam konteks manajemen pendidikan menurut MBS berbeda dari
manajemen pendidikan sebelumnya yang semua serba diatur dari pemerintah
pusat Sebaliknya manajemen pendidikan model MBS ini berpusat pada sumber
daya yang ada di sekolah itu sendiri Dengan demikian akan terjadi perubahan
paradigma manajemen sekolah yaitu yang semula diatur oleh birokrasi di luar
sekolah menuju pengelolaan yang berbasis pada potensi internal sekolah itu
sendiri Dari asal usul peristilahan MBS adalah terjemahan langsung dari School-
Based Management (SBM) Istilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada
tahun 1970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau
sekolah Reformasi itu dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan
tahun tidak dapat menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan
perubahan lingkungan sekolah Dengan demikian pada hakekatnya MBS
merupakan desentralisasi kewenangan yang memandang sekolah secara
individual Sebagai bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi bidang
pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah dapat leluasa mengelola
sumberdaya dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan di
samping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat Secara umum
manajemen berbasis sekolahSekolah dapat diartikan sebagai model manajemen
yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan parsitipatif yang melibatkan secara langsung semua
warga sekolah (guru siswa kepala sekolah karyawan orangtua siswa dan
masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional
30
Menurut Rohiat (201047) bahwa sekolah memiliki kewenangan yang
lebih besar dalam mengelola sekolahnya secara mandiri dan lebih berdaya dalam
mengembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang
dimilikinya Demikian juga dengan pengambilan keputusan partisipatif yaitu
pelibatan warga sekolah secara langsung dalam pengambilan keputusan maka
rasa memiliki warga sekolah dapat meningkat Peningkatan rasa memiliki ini akan
menyebabkan peningkatan rasa tanggungjawab dan peningkatan rasa
tanggungjawabdan peningkatan rasa tanggungjawab akan meningkatkan dedikasi
warga sekolah terhadap sekolahnya Inilah esensi pengambilan keputusan
partisipatif Baik peningkatan otonomi sekolah maupun pengambilan keputusan
partisipatif tersebut kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional yang berlaku
b Tujuan dan Alasan Menerapkan MBS
MBS di Indonesia yang menggunakan muncul karena beberapa alasan
sebagaimana diungkapkan oleh Nurkolis antara lain pertama sekolah lebih
mengetahui kekeuatan kelemahan peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga
sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya Kedua sekolah lebih mengetahui kebutuhannya Ketiga
keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat
Menurut bank dunia terdapat beberapa alasan diterapkannya MBS antara
lain alasan ekonomis politis professional efisiensi administrasi finansial
prestasi siswa akuntabilitas dan efektifitas sekolah Tujuan penerapan MBS
31
adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara umum baik itu
menyangkut kualitas pembelajaran kualitas kurikulum kualitas sumber daya
manusia baik guru maupun tenaga kependidikan lainnya dan kualitas pelayanan
pendidikan secara umumBagi sumber daya manusia peningkatan kualitas bukan
hanya meningkatnya pengetahuan dan ketrampilannya melainkan meningkatkan
kesejahteraanya pula Keuntungan-keuntungan penerapan MBS sebagaimana
dikutip dari hasil pertemuan The American Association of School Administration
The National Association of Elementary School Principal The National of
Secondary School Principal Pertama secara formal MBS dapat memahami
keahlian dan kemampuan orang-orang yang bekerja di sekolah
Kedua meningkatkan moral guru Ketiga keputusan yang diambil sekolah
mengalami akuntabilitas Hal ini terjadi karena konstituen sekolah mengalami
andil yang cukup dalam setiap pengambilan kepurusan Keempat menyesuaikan
sumber keuangan terhadap tujuan instruksioanl yang dikembangkan di sekolah
Kelima menstimulasi munculnya pemimpin baru di sekolah Keputusan yang
diambil pada tingkat sekolah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran
seorang pemimpin Keenam meningkatkan kualitas kuantitas dan fleksibilitas
komunikasi tiap komunitas sekolah dalam rangka mencapai kebutuhan sekolah
c Strategi Implementasi MBS
MBS merupakan strategi peningkatan kualitas pendidikan melalui otoritas
pengambilan keputusan dari pemerintah daerah ke sekolah Dalam hal ini sekolah
dipandang sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada redistribusi
otoritas pengambilan keputusan di dalamnya terkandung desentralisasi
32
kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat keputusan Dengan
demikian pada hakekatnya MBS merupakan desentralisasi kewenangan yang
memandang sekolah secara individual Sebagai bentuk alternative sekolah dalam
program desentralisasi bidang pendidikan maka otonomi diberikan agar sekolah
dapat leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai dengan
prioritas kebutuhan disamping agar sekolah lebih tanggap terhadap kebutuhan
setempat Merupakan suatu model manajemen yang memberikan otonomi lebih
besar kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan
keputusan secara partisipatif dalam memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk
mencapai sasaran mutu sekolah Keputusan partisipatif yang dimaksud adalah
cara pengambilan keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratik dimana warga sekolah (guru siswa karyawan orangtua siswa tokoh
masyarakat) didorong untuk terlibat langsung dalam proses pengambilan
keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah MBS
menyediakan layanan pendidikan yang komprehensif dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat sekolah setempat Karena siswa biasanya datang dari
berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial salah satu perhatian sekolah
harus ditujukan pada asas pemerataan (peluang yang sama untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang sosial ekonomi dan politik) di pihak lain Sekolah
juga harus meningkatkan efisiensi partisipasi dan mutu serta bertanggung jawab
kepada masyarakat dan pemerintah Ciri-ciri MBS bisa diketahui antara lain dari
sudut sejauh mana sekolah dapat mengoptimalkan kemampuan manajemen
sekolah terutama dalam pemberdayaan sumber daya yang ada menyangkut
33
sumber daya kepala sekolah dan guru partisipasi masyarakat pendapatan daerah
dan orang tua juga anggaran sekolah
Secara konsepsional MBS diharapkan membawa dampak terhadap
peningkatan kerja sekolah dalam hal mutu efisiensi manajemen keuangan
pemerataan kesempatan dan pencapaian tujuan politik (perkembangan iklim
demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai
aspek seperti politik edukatif administrasi manajemen dan anggaran
pendidikan Konsekuensi penerapan MBS menjadi tanggung jawab dan ditangani
oleh Sekolah secara profesional untuk mencapai tujuan yang diinginkan
Aspek-aspek yang menjadi bidang garapan Sekolah meliputi
a Perencanaan dan evaluasi program Sekolah
b Pengelolaan kurikulum yang bersifat inklusif
c Pengelolaan proses belajar mengajar
d Pengelolaan ketenagaan
e Pengelolaan perlengkapan dan peralatan
f Pengelolaan keuangan
g Pelayanan siswa
h Hubungan Sekolah-masyarakat
i Pengelolaan iklim Sekolah
Seperti telah dinyatakan di atas konsep MBS dalam prakteknya
menggambarkan sifat-sifat otonomi Sekolah dan oleh karenanya sering pula
disebut sebagai Site-Based Management yang merujuk pada perlunya
memperhatikan kondisi dan potensi kelembagaan setempat dalam mengelola
34
sekolah Makna berbasis sekolah dalam konsep MBS sama sekali tidak
meninggalkan kebijakan-kebijakan startegis yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat atau daerah otonomi Misalnya standar kompetensi siswa standar materi
pelajaran pokok standar penguasaan minimum standar pelayanan minimum
penetapan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun dan
lain-lain (lihat UU No 202003 Pasal 51 PP Nomor 25 Tahun 2000 yang telah
diubah dengan PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom)
Implementasi MBS akan berlangsung secara efektif dan efesien apabila
didukung oleh sumber daya manusia yang professional untuk mengoperasikan
sekolah dana yang cukup agar sekolah mampu menggaji staf sesuai dengan
fungsinya sarana prasarana yang memadai untuk mendukung proses belajar-
mengajar serta dukungan masyarakat yang tinggiPadahal kondisi sekolah sangat
bervariasi dilihat dari kualitas lokasi sekolah dan partisipasi masyarakat (orang
tua) Kualifikasi sekolah bervariasi dari sekolah yang sangat maju sampai
sekolah yang sangat ketinggalan sedangkan lokasi sekolah bervariasi dari sekolah
yang terletak di perkotaan sampai sekolah yang letaknya di daerah terpencil
Demikian pula partisipasi orang tua bervariasi dari yang partisipasinya tinggi
sampai yang kurang bahkan tidak berpartisipasi sama sekaliOleh karena itu agar
MBS dapat diimplementasikan secara optimal perlu adanya pengelompokkan
sekolah berdasarkan tingkat kemampuan manajemen masing-masing Menurut
Buku pedoman MBS yang diterbitkan Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004
35
ada empat tahapan implementasi MBS yaitu sosialisasi piloting pelaksanaan
dan diseminasi
Tahap sosialisasi merupakan tahap penting mengingat luasnya wilayah nusantara
terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media informasi baik cetak
maupun elektronik Ini bahkan menjadi lebih sulit karena masyarakat Indonesia
pada umumnya tidak mudah menerima perubahan Banyak perubahan baik
personal maupun organisasional memerlukan pengetahuan dan keterampilan baru
Dalam mengefektifkan pencapaian tujuan perubahan diperlukan kejelasan tujuan
dan cara yang tepat baik menyangkut aspek proses maupun pengembangan
Tahap piloting merupakan tahap uji coba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko Efektifitas model uji coba memerlukan persyaratan dasar
yaitu akseptabilitas akuntabilitas reflikabilitas dan substainabilitas
Akseptabilitas artinya adanya penerimaan dari para tenaga kependidikan
khususnya guru dan kepala sekolah sebagai pelaksana dan penanggungjawab
pendidikan di sekolah
Akuntabilitas artinya bahwa program MBS harus dapat
dipertanggungjawabkan baik secara konsep opersional maupun pendanaannya
Reflikabilitas artinya MBS yang diujicobakan dapat direflikasi di Sekolah lain
sehingga perlakuan yang diberikan kepada sekolah uji coba dapat dilaksanakan di
sekolah lain Sementara sustainabilitas artinya program tersebut dapat dijaga
kesinambungannya setelah dilakukan ujicoba Tahap pelaksanaan merupakan
tahap untuk melakukan berbagai diskusi curah pendapat dan lokakarya mini
antara kelompok kerja MBS dengan berbagai unsur terkait yakni guru kepala
36
sekolah pengawas tokoh agama pengusaha dan para akademisi Sedang tahap
diseminasi merupakan tahapan memasyarakatkan MBS yang telah diujicobakan
ke berbagai sekolah dapat mengimplementasikan secara efektif dan efisien sesuai
dengan kondisi masing-masing
Kewenangan penuh dan luas bagi sekolah untuk mengembangkan lembaga
menjadi sebuah pendidikan yang mandiri maju dan mandiri serta
bertanggungjawab terimplementasikan dalam bentuk manajemen yang berbasis
sekolah Kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang kependidikan yang harus ditumbuhkembangkan dengan
meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar disiplin kerja keteladanan dan
hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif
Impelementasi MBS di Indonesia perlu didukung oleh perubahan mendasar dalam
kebijakan pengelolaan sekolah dengan memperhatikan iklim yang kondusif
dalam perencanaan pengorganisasian pelaksanaan pengawasan pendidikan
d Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah
MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang
akan menerapkannya Dengan kata lain jika sekolah ingin sukses dalam
menerapkan MBS sejumlah karakteristik MBS perlu dimiliki Karakteristik MBS
tidak dapat dipisahkan dengan karakteristik sekolah efektif Jika MBS merupakan
wadahkerangka sekolah efektif merupakan isinya Oleh karena itu karakteristik
MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif yang dikategorikan
menjadi input proses dan output
37
Dalam menguraikan karakteristik MBS pendekatan system yaitu input
proses dan output digunakan untuk memandunya Hal ini didasari oleh pengertian
bahwa sekolah merupakan sebuah system sehingga penguraian karakteristik MBS
(yang juga karakteristik sekolah efektif didasarkan pada input proses dan
output) Uraian berikut dimulai dari output dan diakhiri dengan input karena
output memiliki tingkat kepentingan tertinggi sedangkan proses memiliki tingkat
kepentingan satu tingkat lebih rendah dari output dan input memiliki tingkat
kepentingan dua tingkat lebih rendah dari output
1 Output yang Diharapkan
Sekolah memiliki output yang diharapkan Output sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan melalui proses pembelajaran dan manajemen di sekolah
Pada umummya output dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu output berupa
prestasi akademik (academic achievement) dan output berupa prestasi non-
akademik (nonacademic achievement) Output prestasi akademik misalnya
NUANNUNAS lomba karya ilmiah remaja lomba (Bahasa Inggris Matematika
Fisika) cara berpikir (kritis kreatif divergen nalar rasional induktif deduktif
dan ilmiah) Output nonakademik misalnya akhlakbudi pekerti dan prilaku
social yang baik seperti bebas narkoba kejujuran kerjasama yang baik rasa kasih
sayang yang tinggi terhadap sesama solidaritas yang tinggi toleransi
kedisiplinan kerajinan prestasi olahraga kesenian dan kepramukaan
2 Proses
Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik proses
sebagai berikut
38
a Proses Belajar Mengajar dengan Efektivitas yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki efektifitas proses belajar
mengajar (PBM) yang tinggi Hal ini ditunjukkan oleh sifat PBM yang
menekankan pada pemberdayaan peserta didik PBM bukan sekedar
memorisasi dan recall atau penekanan pada penguasaan pengetahuan
tentang apa yang diajarkan (logos) tetapi lebih menekankan pada
internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan bertanam
dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos) serta
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik (pathos)
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui
(learning to know) belajar bekerja (learning to do) belajar hidup bersama
(learning to live together) dan belajar menjadi diri sendiri (learning to
be)
b Kepemimpinan sekolah yang kuat
Pada sekolah yang menerapkan MBS kepala sekolah memiliki peran yang
kuat dalam mengoordinasikan menggerakkan dan nenyerasikan semua
sumberdaya pendidikan yang tersedia Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah sekolah untuk
dapat mewujudkan visi misi tujuan dan sasaran sekolahnya melalui
program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap Oleh
karena itu kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil keputusan dan
inisiatif prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah Secara umum kepala
39
sekolah yang tangguh memiliki kemampuan memobilisasi sumberdaya
sekolah terutama sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan sekolah
c Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman tertib dan
nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
nyaman (enjoyable learning) Karena itu sekolah yang efektif selalu
menciptakan iklim sekolah yang aman nyaman dan tertib melalui
pengupayaan factor-faktor yang dapat menumbuhkan iklim tersebut
Dalam hal ini kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting
d Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif
Tenaga kependidikan terutama guru merupakan jiwa dari sekolah
Sekolah hanyalah merupakan wadah dan sekolah yang menerapkan MBS
menyadari tentang hal ini Oleh karena itu pengelolaan tenaga
kependidikan mulai dari analisa kebutuhan perencanaan pengembangan
evaluasi kinerja hubungan kerja hingga imbal jasa merupakan garapan
penting bagi seorang kepala sekolah Pada pengembangan tenaga
kependidikan hal tersebut harus dilakukan secara terus-menerus
mengingat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian
pesat Tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menyukseskan MBS
adalah tenaga kependidikan yang mempunyai komitmen tinggi dan selalu
mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik
e Sekolah Memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah sehingga setiap
perilaku selalu didasari oleh profesionalisme Budaya mutu memiliki
40
elemen-elemen sebagai berikut (a) informasi kualitas harus digunakan
untuk perbaikan bukan untuk mengadilimengontrol orang (b)
kewenangan harus sebatas pada tanggung jawab (c) hasil harus diikuti
penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment) (d) kolaborasi dan
sinergi bukan kompetisi harus menjadi basis untuk kerjasama (e) warga
sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya (f) atmosfir keadaan
(fairness) harus ditanamkan (g) imbas jasa harus sepadan dengan nilai
pekerjaannya dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah
f Sekolah Memiliki Teamwork yang Kompak Cerdas dan Dinamis
Kebersamaan (teamwork) merupakan karakteristik yang dituntut oleh
MBS karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah
bukan hasil individual Olah karena itu budaya kerjasama antar fungsi dan
antar individu dalam sekolah harus menjadi kebiasaan hidup sehari-hari
warga sekolah
g Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)
Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tidak selalu bergantung pada atasan Untuk
menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumberdaya yang cukup untuk
menjalankan tugasnya
h Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki karakteristik bahwa partisipasi
warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian kehidupannya Hal ini
41
dilandasi oleh keyakinan bahwa makin tinggi tingkat partisipasi makin
besar rasa memiliki makin besar rasa memiliki makin besar pula rasa
tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar pula
tingkat dedikasinya
i Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaantransparansi dalam pengelolaan sekolah merupakan
karakteristik sekolah yang menerapkan MBS Keterbukaantransparansi ini
ditunjukkan dalam pengambilan keputusan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan penggunaan uang dan sebagainya yang selalu melibatkan pihak-
pihak terkait sebagai alat control
j Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik)
Perubahan harus merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi semua
warga sekolah Sebaliknya kemapanan merupakan musuh sekolah Tentu
saja yang dimaksud dengan perubahan adalah peningkatan baik bersifat
fisik maupun psikologis Artinya setiap perubahan dilakukan hasilnya
diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan) terutama mutu
peserta didik
k Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui
tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik tetapi yang terpenting
adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk
memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah
Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka
42
meningkatkan mutu peserta didik dan mutu sekolah secara keseluruhan
dan terus menerus Perbaikan secara terus menerus harus menjadi
kebiasaan warga sekolah Tiada hari tanpa perbaikan Oleh karena itu
harus ada system mutu yang baku sebagai acuan bagi perbaikan System
mutu yang dimaksud harus mencakup struktur organisasi tanggung jawab
prosedur proses dan sumberdaya untuk menerapkan manajemen mutu
l Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan
Sekolah selalu tanggapresponsive terhadap berbagai aspirasi yang muncul
bagi peningkatan mutu Oleh karena itu sekolah harus selalu dapat
membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat Sekolah
dituntut untuk tidak hanya mampu menyesuaikan diri terhadap
perubahantuntutan akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang
mungkin akan terjadi Menjemput bola adalah padanan kata yang tepat
bagi istilah antisipasi
m Memiliki Komunikasi yang Baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama
antar warga sekolah dan juga antara sekolah dan masyarakat sehingga
kegiatan yang dilakukan oleh tiap-tiap warga sekolah dapat diketahui
Dengan cara seperti itu keterpaduan semua kegiatan sekolah dapat
diupayakan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah dipatok
Selain itu komunikasi yang baik juag akan membentuk teamwork yang
kuat kompak dan cerdas sehingga berbagai kegiatan sekolah dapat
dilakukan secara merata oleh warga sekolah
43
n Sekolah Memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan
sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan
Akuntabilitas ini berbentuk laporan prestasi yang dicapai dan dilaporkan
kepada pemerintah orangtua siswa dan masyarakat Berdasarkan laporan
hasil program tersebut pemerintah dapat menilai apakah program MBS
telah mencapai tujuan yang dikehendaki atau tidak Jika berhasil
pemerintah perlu memberikan penghargaan kepada sekolah yang
bersangkutan sehingga dapat menjadi factor pendorong untuk terus
meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang Akan tetapi jika
program tidak berhasil pemerintah perlu memberikan teguran sebagai
hukuman atas kinerjanya yang dianggap tidak memenuhi syarat Demikian
pula para orangtua siswa dan anggota masyarakat dapat memberikan
penilaian apakah program ini dapat meningkatkan prestasi anaknya secara
individual dan kinerja sekolah secara keseluruhan Apabila hal ini berhasil
dilakukan orangtua peserta didik perlu memberikan semangat dan
dorongan untuk peningkatan program yang akan datang Akan tetapi jika
program tersebut kurang berhasil orangtua siswa dan masyarakat berhak
meminta pertanggungjawaban dan penjelasan sekolah atas kegagalan
program MBS yang telah dilakukan Dengan cara seperti ini sekolah tidak
akan main-main dalam melaksanakan program pada tahun-tahun yang
akan datang
o Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Baik
Sekolah efektif melaksanakan manajemen lingkungan hidup sekolah
secara efektif Sekolah memiliki perencanaan pengorganisasian
pelaksanaan pengoordinasian dan pegevaluasian pendidikan kecakapan
hidup (program adiwiyata) yang dikembangkan secara terus menerus dari
waktu ke waktu Sekolah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kesadaran warga sekolah tentang nilai-
44
nilai lingkungan hidup dan mampu mengubah perilaku dan sikap warga
sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang sehat
p Sekolah Memiliki Kemampuan Menjaga Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga
kelangsungan hidupnya (sustainabilitas) baik dalam program maupun
pendanaannya Sustainabilitas program dapat dilihat dari berkelanjutan
program-program yang telah dirintis sebelumnya dan bahkan berkembang
menjadi program-program baru yang belum pernah ada sebelumnya
Sustainabilitas pendanaan dapat ditunjukkan oleh kemampuan sekolah
dalam mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin
besar jumlahnya Sekolah memiliki kemampuan menggali sumberdana
dari masyarakat dan tidak sepenuhnya menggantungkan subsidi dari
pemerintah bagi sekolah-sekolah negeri
3 Input Pendidikan
a Memiliki Kebijakan Tujuan dan Sasaran Mutu yang Jelas
Secara formal sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan
kebijakan tujuan dan sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu
Kebijakan tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala
sekolah dan disosialisasikan kepada semua warga sekolah sehingga
tertanam pemikiran tindakan kebiasaan hingga sampai pada kepemilikan
karakter mutu oleh warga sekolah
b Sunberdaya Tersedia dan Siap
Sumberdaya merupakan input penting yang diperlukan untuk
kelangsungan proses pendidikan di sekolah Tanpa sumberdaya yang
45
memadai proses pendidikan di sekolah tidak akan berlangsung secara
memadai dan pada akhirnya sasaran sekolah tidak akan tercapai
Sunberdaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sumberdaya manusia
dan sumberdaya selebihnya (uang peralatan perlengkapan bahan dan
sebagainya) dengan penegasan bahwa sumberdaya selebihnya tidak
memunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur
tangan sumberdaya manusia
Secara umum sekolah yang menerapkan MBS harus memiliki tingkat
kesiapan sumberdaya yang memadai untuk menjalankan proses
pendidikan Artinya segala sumberdaya yang diperlukan untuk
menjalankan proses pendidikan harus tersedia dan dalam keadaan siap Ini
bukan berarti bahwa sumberdaya yang ada harus mahal tetapi sekolah
yang bersangkutan dapat memanfaatlkan keberadaan sumberdaya yang ada
di lingkungan sekolahnya Oleh karena itu diperlukan kepala sekolah
yang mampu memobilisasi sumberdaya yang ada di sekitarnya
c Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi
Meskipun pada butir (b) telah disinggung tentang ketersediaan dan
kesiapan sumberdaya manusia (staf) pada butir ini perlu ditekankan lagi
karena staf merupakan jiwa sekolah Sekolah yang efektif pada umumnya
memiliki staf yang mampu (konpeten) dan berdedikasi tinggi terhadap
sekolahnya Implikasinya jelas yaitu bagi sekolah yang ingin memiliki
efektivitas yang tinggi kepemilikan staf yang kompeten dan berdedikasi
tinggi merupakan suatu keharusan
46
d Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi
Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai dorongan dan harapan yang
tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya Kepala
sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan
mutu sekolah secara optimal Guru memiliki komitmen dan harapan yang
tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang
maksimal walaupun dengan segala keterbatasan sumberdaya pendidikan
yang ada di sekolah Peserta didik juga memunyai motivasi untuk selalu
meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan
kemampuannya Harapan terbesar dari ketiga unsure sekolah ini
merupakan salah satu factor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis
untuk menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya
e Focus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)
Pelanggan terutama siswa harus menjadi focus dari semua kegiatan
sekolah Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah
tujuan utamanya adalah meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik
Konsekuensi logis dari semua hal tersebut adalah penyiapan input dan
proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu
dan kepuasan yang diharapkan dari siswa
f Input Manajemen
Sekolah yang menerapkan MBS memiliki input manajemen yang memadai
untuk menjalankan roda sekolah Kepala sekolah dalam mengatur dan
mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen
47
Kelengkapan dan kejelasan input manajemen akan membantu kepala
sekolah mengelola sekolahnya dengan efektif Input manajemen yang
dimaksud meliputi tugas yang jelas rencana yang rinci dan sistematis
program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana ketentuan-ketentuan
(aturan main) yang jelas sebagai panutan bagi warga sekolahnya untuk
bertindak dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efesien
untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai
B Kerangka Pikir
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuia dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
48
tenaga kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat
memimpin membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah
Menurur Suryadi (2009 7) bahwa khusus di sekolah dasar kepala sekolah
selaku pemimpin diharapkan menerapkan MBS dalam melaksanakan program-
program yang ada di sekolah secara mandiri untuk mencapai tujuan dan sasaran
manajemen yang mencakup peran dan fungsi kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki
visi dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengmbil keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan
berupa pujian bila melihat bawahannya menerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
49
BAGAN KERANGKA PIKIR
C Definisi Operasional Variabel
1 Kepemimpinan (Ledership) dalam pengertian umum adalah suatu proses
mempengaruhi melalui kekuatan untuk mengarahkan dan mendorong
seseorang atau kelompok agar mengerahkan tenaganya untuk mencapai
sasaran yang dirumuskan bersama dalam hal memimpin membimbing
mengontrol perilaku perasaan terhadap orang lain yang ada dibawah
pengawasannya
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
1 Edukator 2 Leader 3 Motivator
PENERAPAN MBS
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
2 Mekanisme pembuatan keputusan
3 Proses penetapan kebijakan
4 Membangun pola komunikasi
5 Melakukan pengawasan
6 Memberikan motivasi dan suasana kerja yang kondusif
50
2 Efektivitas kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan oleh seorang pemimpin untuk mengukur tingkat pencapaian proses
kepeimpinannya
3 Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai model manajemen yang
memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah memberi
fleksibilitaskeluwesan kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah
4 Pelimpahan dan distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional Kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan
profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada
bawahannya sesuai dengan job description
5 Mekanisme pembuatan keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari
kepemimpinan Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manajer
6 Proses penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasiSebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung
aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya
51
7 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasi yaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara
dirinya dengan orang lain
8 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah memiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
9 Memberikan motivasi dan membangun suasana kerja yang kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman
baik fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah untuk menciptakan iklim yang kondusif
10 Edukator yaitu kepala sekolah melakukan bimbingan pengarahan kepada
guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya serta selalu
berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik dan menjadi tauladan
yang baik dalam berbagai halsehingga dapat dicontoh anak didiknya
11 Leader yaitu kepala Sekolah mampu menampilkan pribadinya memiliki visi
dan misi serta mampu berkomonikasi dan mengambil keputusan
52
12 Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik fisik
maupun psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa
pujian bila melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan
menyampaikan teguran secara terhormat untuk perbaikan
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A Desain dan Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggambarkan keadaan sebenarnya Dalam menganalisis data
menggunakan model strategi analisis deskriptif
B Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di sekolah yang ada di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Adapun yang melatar belakangi sehingga lokasi tersebut
ditetapkan sebagai objek yakni berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan
Manuju sejak tahun 2005 telah melaksanakan program MBS kerja sama
Pemerintah Kabupaten Gowa dengan UNICEF Penelitian ini dilaksanakan sejak
bulan September sampai bulan Nopember 2013
C Fokus Penelitian dan Informan
1 Fokus Penelitian
Pada dasarnya yang dimaksud dengan fokus penelitian adalah jumlah
keseluruhan objek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian Untuk
mendeskripsikan tentang data penelitian diperlukan objek data yang relevan
dengan masalah yang diteliti Cara untuk mengumpulkan data dilakukan dengan
meneliti seluruh anggota atau objek yang diharapkan dapat memberikan
keterangan yang diperlukan seluruh anggota atau objek disebut informan Bila
dikaitkan dengan keadaan objek penelitian ini maka yang menjadi sasaran
54
penelitian adalah 6 kepala sekolah dari 16 kepala sekolah di Kecamatan Manuju
Kabupaten Gowa Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1
Deskripsi Keadaan Informan Kepala Sekolah
No Nama Kepala Sekolah Umur Pendidikan Tempat Tugas
1 Hj Irnawati SPd 45 Tahun S1 SDI Pattallikang
2 Asrul Bani SPd 51 Tahun S1 SDI Pattiro
3 H Idris Dolo SPd 45 Tahun S1 SDI Tanakaraeng
4 Muh Yunus SPdMSi
44 Tahun S2 SDI Lata
5 Muh Harun SPd 42 Tahun S1 SDI Kananga
6 SudirmanSPdMM 45 Tahun S2 SD Uminda
Data primer bulan September 2013
2 Informan
Informan penelitian adalah sasaran penelitian yang jumlahnya bisa tidak
sama dengan keadaan secara menyeluruh dari fokus penelitian hanya
menggambarkan secara kualitatif penelitian hal ini sesuai dengan penafsiran
secara umum
Berhubung pelaksanaan wawancara mendalam pada penelitian kualitatif
memakai waktu yang lama maka jumlah informan yang dipakai dalam penelitian
biasanya sangat terbatasUntuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai
dengan fokus penelitianmaka informan diambil berdasarkan perposif sampling
(pengambilan informan sesuai kebutuhan) Sumber informasi dalam penelitian
55
diambil baik dari data primer maupun sekunder Sumber informasi kunci (Key
informan) yaitu kepala sekolah dan sumber informasi penunjang (Supportive
informan )yang terdiri dari gurukomite sekolah dan pengawas dengan perincian
6 orang kepala sekolah 6 orang guru 4 orang komite dan 1 orang pengawas
TKSD
Tabel 2 Deskripsi Keadaan Informan Pengawas Ketua Komite dan Guru
No Nama Informan Umur Jabatan
1 Abd Azis SPd MM 52 tahun Pengawas TKSD
2 N Dg Nakku 60 tahun Ketua komite
3 H Sampara Rate SSos 47 tahun Ketua Komite
4 Mustafa SPdi 40 tahun Ketua Komite
5 Zainuddin 40 tahun Ketua Komite
6 Marliang SPd 44 tahun Guru
7 Muhammadong SPd 35 tahun Guru
8 Basriati SPd 43 tahun Guru
9 Abd RahmanSPd 43 tahun Guru
10 Abd GaffarSPdi 40 tahun Guru
11 Abd HafidSPd 43 tahun Guru Data primer bulan September 2013
D Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder
a Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
informan misalnya kepala sekolah guru komite sekolah siswa yang
menjadi objek penelitian kepemimpinan
56
b Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi pada sampel
penelitian di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa seperti daftar hadir dan
hasil kerja lainnya Sumber data adalah para kepala sekolah guru komite
sekolah orang tua siswa dan siswa di Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
E Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut
1 Observasi hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS yang menjadi objek
penelitian
2 Wawancara dengan guru komite dan pengawas SD untuk mengungkap
bagaimana proses kepemimpinan kepala sekolah dalam kinerja sekolah
3 Dokumentasi untuk melihat bagaimana kualitas kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan MBS yang dimaksud dengan melihat dokumen-
dokumen sebagai hasil dari pekerjaannya
4 Kuesioner berupa penyataan tertutup dengan menggunakan skala Likert
untuk mengungkap variabel kepemimpinan kepala sekolah dalam
penerapan MBS
F Teknik Analisis Data
Moleong (2011330) mengemukakan dalam proses analisis data dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
observasi wawancara dokumentasi dan kuesioner Setelah itu mengadakan
reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu usaha membuat
57
rangkuman kemudian menyusunnya dalam satuan-satuan sambil membuat
pengelolaan data Dalam proses analisis data penelitian kualitatif terdapat 3
komponen penting yaitu reduksi data sajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
interaktif yaitu analisis yang dilakukan dalam bentuk interaktif dari para kepala
sekolah guru-guru dan komite sekolah Peneliti menggunakan analisis interaktif
dengan alasan karena dalam penelitian kualitatif menggunakan proses siklus yaitu
pada waktu pengumpulan data peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian
data kemudian data tersebut dikumpulkan berupa notescatatan di lapangan yang
terdiri dari berbagai deskripsi dan refleksi Pemeriksaan keabsahan data dengan
triangulasi Pemeriksaan keabsahan data dengan triangulasi menurut Moleong
(2011330) adalah teknik pemeriksaan data dengan memanfaatkan sesuatu yang
lain untuk membandingkan dari berbagai sudut sehingga dicapai suatu
keabsahan (validitas) yang tinggirdquo Untuk mengecek kebenaran data dalam
penelitian ini digunakan tiga teknik triangulasi yang dikemukakan Sugiyono
(2009125) yaitu Triangulasi sumber triangulasi waktu triangulasi teknik dan
member chek
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan data dari pembahasan menyangkut
variabel penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data dengan
instrumen wawancara observasi dan dokumentasi Setelah melakukan penelitian
langsung terhadap sasaran penelitian yang telah ditetapkan dalam batasan dan
rumusan masalah sesuai prosedur metode penelitian yang telah ditetapkan
A Deskripsi Lokasi Penelitian
Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data tentang
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
1Gambaran Tentang Keadaan Sekolah Dasar di Kecamatan Manuju
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai pihak antara lain kepala
sekolah guru komite sekolah pengawas dan kompenen sekolah lainnya serta hasil
studi dokumentasi diperoleh gambaran umum sekolah dasar yang ada di
Kecamatan Manuju sebagai berikut
a Jumlah sekolah dasar 17 sekolah yang melaksanakan pengelolaan berdasarkan
program kerja yang di tuangkan dalam RKSRKAS yang ditetapkan melalui
rapat kerja tahunan atau musyawarah dengan melibatkan semua komponen
sekolah seperti kepala sekolahgurustaforang tua siswakomite sekolah
dengan pihak-pihak lainnya yang terkait
b Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga formal di
bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga berupaya dengan
59
Meningkatkan peran dan sekolah dalam pengembangan ilmu
pengetahuan melalui peningkatan kualitas dan sumber daya
kependidikan
Memberikan bekal kemamupuan dasar sebagai perluasan serta
peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah
Mempersiapkan out put untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebuttelah mennyusun sebuah
rencana strategis untuk 4 tahun kedepan yang dijabarkan dalam rencana
kerja sekolah dalam bentuk tahunan (RKT) dengan membuat
visimisitujuan dan sasaran
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaandengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolahdan mendistribusiakan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan joc description
2 Kepala sekolah
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah Kepala sekolah berfungsi dan
bertugas sebagai edukator pemimpinleader motivator rincian tugasnya sebagai
berikut
1 Kepala sekolah sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien (lihat tugas guru)
60
2 Kepala sekolah selaku PimpinanLeader
a Dapat dipercaya jujur dan bertanggungjawab
b Memahami kondisi kondisi guru karyawan dan siswa
c Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e Membuat mencari dan memilih gagasan baru
3 Kepala sekolah sebagai Motivator
a Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBMBK
c Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e Mengatur halamanlingkungan sekolah yang sejuk dan teratur
f Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan
g Menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan
h Menerapkan prinsip penghargaan dan hukum Dalam melaksanakan
tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang
dianggap senior
Untuk mencapai tujuan secara optimal diperlukan adanya jadwal kerja kepala
sekolah yang meliputi kegiatan rutin harian mingguan bulanan
semesteran dan tahunan
1 Kegiatan Harian
a Memeriksa daftar hadir guru tenaga teknis pendidikan dan tenaga tata
usaha
61
b Mengatur dan memeriksa kegiatan 5K di sekolah (Keamanan Kebersihan
Ketertiban Keindahan dan Kekeluargaan)
c Memeriksa program satuan pelajaran guru dan persiapan lainnya yang
menunjang proses belajar mengajar
d Menyelesaikan surat-surat menerima tamu dan menyelenggarakan
pekerjaan kantor lainnya
e Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu
2 Kegiatan Mingguan
a Upacara bendera pada hari Senin dan hari istimewa lainnya
b Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat
c Mengadakan rapat dengan guru-guru pada hari Sabtu
d Memeriksa keuangan sekolah
e Mengatur menyediakan perlengkapan lainnya
3 Kegiatan bulanan
a Mengecek penyelesaian kegiatan laporan bulanan rencana keperluan
perlengkapan kantor sekolah dan rencana belanja bulanan
b Melaksanakan pemeriksaan umum antara lain
- Agenda kelas
- Daftar hadir guru dan pegawai tata usaha
- Kumpulan bahan evaluasi berikut bahan analisisnya
- Kumpulan program satuan pelajaran
- Diagram pencapaian kurikulum
- Diagram daya serap muridsiswa
62
- Buku catatan pelaksanaan harian
- Memberikan petunjuk catatan kepada guru-guru tentang siswa
yang perlu diperhatikan kasus yang perlu diketahui dalam rangka
kegiatan pembinaan siswa
c Penutupan buku
d Pertanggung jawaban keuangan
e Evaluasi terhadap persediaan penggunaan dan bahan praktek
f Kegiatan semester
g Menyelenggarakan perbaikan alat sekolah alat kantordan alat
praktek
h Mengecek pengisian buku induk siswa
B Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan MBS
Berikut ini akan diuraikan hasil kajian lapangan yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS
Tampilan kepemimpinan kepala sekolah diperoleh dari hasil wawancara langsung
baik dengan kepala sekolah maupun dengan elemen lain yang masih dalam
lingkup sekolah Penerapan MBS merupakan bukti fisik hasil tampilan kepala
sekolah dan komponen lainnya dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan
Bukti fisik MBS ini dikumpulkan berdasarkan pedoman observasi yang diisi
langsung oleh peneliti pada saat mengadakan uji lapangan
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah guru
komite sekolahdan pengawas seputar upayanya dalam memajukan sekolah yang
terindikasikan melalui peranan kepala sekolah sebagai edukator leader dan
63
motivator diperoleh jawaban rata-rata positif seperti pertanyaan tentang
peranannya
1 Kepala sekolah sebagai edukator
Kepala sekolah ternyata telah sedang dan terus melakukan upaya
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme pendidik
dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
Pelaksanaan MBS pada tingkat sekolah kepala sekolah sebagai figur
kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah Kepala sekolah
sebagai pendidik selain mengatur sekolah secara umum juga memberikan
pembelajaran baik pada guru dan siswai oleh karena itu maka kepala sekolah
juga menjadi guru dalam bidang bimbingan dan penyuluhan Membimbing guru
dalam menyusun melaksanakan program pembelajaran sampai tehnik evaluasi
bagian dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
Dalam rangka mengarahkan dan membimbing siswa dalam kegiatan ekstra
kuriluler kepala sekolah juga mengirimkan siswai untuk mengikuti perlombaan
hal ini dimaksudkan untuk membekali siswai nya pengetahuan baru dan
pengalaman juga untuk mengembangkan kemampuan komunikasi intra dan
antarpersonal Dalam kerangka mengimplementasikan MBS kepala sekolah juga
menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah berupa prestasi-prestasi baik
guru atapun siswa sebagai akuntabilitas publik kepada stakeholder di luar sekolah
Dengan demikian peningkatan profesionalisme guru tidak luput dari perhatian
kepala sekolah seperti mengikutsertakan guru-guru dalam berbagai penataran dan
64
pelatihan Peran kepala sekolah sebagai pendidik dalam bingkai pelaksanaan
MBS
Kepala sekolah juga memberi contoh dalam mendidik misalkan dengan
mengajar 6 jam seminggu sebelum mengajar kepala sekolah membuat program
tahunan program semester syllabus rencana pembelajaran analisis sistem
evaluasi Hal ini dilakukan untuk memberi tauladan kepada rekan kerja atau guru-
guru yang lain
2 Kepala sekolah sebagai leader
Mampu menampilkan pribadinya memiliki visimisi serta mampu
berkomunikasi dan mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah
sebagai pemimpin Sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diurai di atas telah
menunjukan sikap sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalkan dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah Kepala sekolah
sudah melakukan proses pengarahan dan mempengaruhi berbagai aktifitas yang
berhubungan dengan tugas-tugas guru dan semua aktifitas sekolah
Mengatur orang adalah suatu hal yang kompleks karena orang yang diatur
(bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin) sering mempunyai penadapat
pengalaman kematangan jiwa kemauan dan kemampuan menghadapi situasi
yang berbeda Kepala sekolah juga dalam menghadapi keadaan tersebut sering
melihat situasi dan kondisi sebelum mengambil keputusan yang tepat
Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah memiliki
kematangan baik dari sisi pekerjaan ataupun psikologis Dalam hal ini kepala
65
sekolah dengan kematangan pekerjaannya memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan kematangan psikologis dapat
memotivasi orang lain untuk melakukan pekerjaan
Kepala sekolah mempunyai pola kepemimpinan yang bersifat demokratis
dan situasional yang didukung oleh sistem organisasi dengan ciri-ciri antara lain
1) dalam mengambil kebijakan selalu dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan komponen sekolah 2) organisasi sekolah telah berbadan hukum dalam
bentuk yayasan 3) kegiatan sekolah berjalan secara vertical dan horizontal
Kepemimpinan kepala sekolah tumbuh berkembang atas dasar
kompetensi yang dimiliki berupa
a) kompetensi profesional meliputi menyusun perencanaan madarsah
mengelola kelembagaan sekolah menerapkan kepemimpinan dalam
pekerjaan mengelola sarana dan prasarana mengelola tenaga kependidikan
mengelola hubungan sekolah dan masyarakat mengelola sistem informasi
sekolah mengelola kesiswaan mengelola pengembangan kurikulum dan
kegiatan belajar mengajar mengelola ketatausahaan dan keuangan sekolah
melakukan supervisi melakukan evaluasi dan menciptakan budaya dan iklim
kerja yang kondusif
b) kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen meliputi
menguasai landasan pendidikan menguasai kebijakan pendidikan dan
menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan
c) kompetensi kepribadian berupa bertaqwa kepada Tuhan YME berakhlak
mulia memiliki etos kerja yang tinggi bersikap terbuka berjiwa pemimpin
66
mampu mengendalikan diri mampu mengembangkan diri dan memiliki
integritas kepribadian dan 4) kompetensi sosial meliputi mampu bekerja
sama denganorang lain berpartisipasi dalm kegiatan kelembagaan dan
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan job description
yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan kewenangan
kepada komponen-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif dapat
melibatkan dan menggerakan semua komponen atau stakeholders Kepala
sekolah dalam menggerakan komponen-komponen sekolah selain dengan
memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Beliau sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja
dengan diarahkan dan diberi tauladan Sebagai seorang yang bijaksana dalam
mengambil keputusan Biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada
tingkat sekolah dalam kerangka MBS pertama kepala sekolah berkonsultasi
dengan komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas
perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah
Kedua komite melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite
mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran
yang terukur Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-
saran dari komite Untuk mengambil keputusan yang rasional dibutuhkan
kreativitas Kreativitas memungkinkan kepala sekolah lebih menghargai dan
67
memahami masalah termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat orang
lain
3 Kepala sekolah sebagai motivator
Sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun psikis Kepala
sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila melihat
bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan teguran
secara terhormat untuk perbaikan Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan menyalurkan dan memelihara manusia
Kepala sekolah menyadari betul bahwa motivasi subyek yang penting bagi
seorang pemimpinmaka kemudian kepala sekolah berusaha bagaimana dapat
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan Sifat-sifat kepala sekolah juga
cukup dikagumi dengan keikhlasan dan kesabarannya oleh guru-guru hidup yang
sederhana menjadi kepribadiannya bersikap tawakal dan pengabdian yang penuh
dedikasi Dalam menciptakan suasan kerja yang kondusif dan dapat menjadi
panutan bagi komponen sekolah Peranan inovator ditunjukan dalam bentuk
kemampuan membangun inovasi mengadopsi atau memodifikasi gagasan baru
yang berguna bagi kepentingan sekolah Berkaitan perannya sebagai inovator
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Hasil wawancara dengan dengan pedoman model kedua berkaitan dengan
pertanyaan seputar kewenangan kepala sekolah mekanisme pembuatan
keputusan proses penetapan keputusan pola komunikasi proses pengawasan
68
proses aktualisasi idesaran pemberian motivasi kondisi kesetiaan dan suasana
kerja Item-item tersebut disampaikan oleh IRN Oktober 2013
Sebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah Pola
komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan berlangsung timbal
balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama
Proses pengawasan bersifat wajar dan sesuai dengan standar norma yang
seharusnya Ide dan saran dari semua urusan terus dikembangkan untuk lebih
menyempurnakan program sekolah Pembagian tugas mengajar dan lainnya
ditetapkan berdasarkan forum rapat yang demokratis Dalam hal pemberian
motivasi kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian dan terus mendorong
prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kesetiaan seluruh
aparat kepada kepala sekolah berlangsung secara wajar dengan nuansa
tenggangrasa dan teposeliro Suasana kerja berlangsung penuh kekeluargaan
kompak dan solid dalam menggalang keberhasilan sekolah untuk mencapai
tujuan
Jawaban pengawas seputar kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai
berikut Kewenangan dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar bersifat
luwes dan terbuka artinya kewenangan lebih banyak didelegasikan kepada
bawahan sebatas yang mampu dikerjakan Mekanisme pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakn berciri bottom up yang berarti memperhatikan masukan atau
saran dari bawah Pola komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga
69
setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Proses pengawasan sesuai
dengan job discription tata tertib yang telah disepakati bersama
Aktualisasi idesaran dari semua unsur sekolah terus meningkat seiring
dengan kesempatan yang dibuka secara lebar oleh kepala sekolah Pembuatan
surat keputusan pembagian tugas guru dan staf terlebih dahulu didiskusikan
dengan berbagai pihak terkait agar terus terpelihara tanggungjawab dan rasa
memiliki
Potensi yang dimiliki oleh sumber daya sekolah terus dibina dan
dikembangkan demi optimalnya hasil kinerja yang diraih Kondisi kesetiaan dan
suasana kerja menunjukkan pola kolegialitas dengan merasa ikhlas beramal dan
penuh kesejukan
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang prototype kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pimpinan memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun beliau lebih menghargai potensi yang
dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan wewenang Proses
pembuatan keputusan dan kebijakan melaui tahapan-tahapan yang kesemuaannya
ditempuh dengan musyawarahrapat komite atau dewan guru Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf Proses pengawasan
berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar persiapan pemeriksaan mengajar
dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan dengan mutu pendidikan Proses
aktualisasi idesaran antara lain berupa penampungan aspirasi musyawarah
langsung dan evaluasi substansi ide atau saran Mekanisme pembagian tugas
70
bersandarkan pada rencana program dan struktur sekolah yang ada
Terselenggaranya pembagian tugas atas kontrak tugas selama 1 (satu) tahun
ajaran Pemberian motivasi diwarnai oleh penghargaan terhadap staf untuk
mengikuti diklat seminar diskusi panel dan kegiatan positif lainnya Pendapat
Kepala Urusan Tata Usaha tentang figur kepala sekolah adalah Menyangkut
kewenangan beliau tidak menjadikan dirinya pemegang kewenangan mutlak
tetapi tidak sedikit kewenangan yang dilimpahkan kepada bawahannya Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat Pola komunikasi yang terjadi antar unsur
sekolah secara timbal balik serta bersifat terbuka sesuai dengan norma yang
disepakati bersama Proses pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengarah kepada sikap tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan oleh guru
staf dan siswa secara wajar sesuai dengan standar Kepala sekolah sangat peduli
terhadap masukan ide dan saran dari semua komponen sekolah karena sangat
berguna dalam menambah referensi pada saat pembuatan keputusan dan
penetapan kebijakan Mekanisme pembagian tugas berjalan menurut permintaan
yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat yang demokratis
Beliau selalu berkesempatan memberikan motivasi dan mendorong prestasi guru
dan staf menuju hasil kerja yang optimal Kepala sekolah membiasakan
mengedepankan tenggang rasa dan tepo seliro sehingga terbangun kondisi
tanggungjawab dan suasana kerja yang kompak solid penuh kekeluargaan saling
percaya serta saling menghormati dan menghargai
71
C Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
1 Pelimpahan dan Distribusi kewenangan
Salah satu kompotensi profesional kepala sekolah adalah menerapkan
kepemimpinan dalam pekerjaan dengan subdimensi mengembangkan profesional
kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan kewenangan kepada bawahannya
sesuai dengan job description
Dalam hal ini sebagai mana disampaikan informan A sebagai berikut
Saya menggunakan kewenangan sesuai dengan aturan main yang telah disepakati dan tunduk terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Saya juga menyusun struktur organisasi dan sesuai kewenangan yang saya miliki saya memilih orang yang kompeten untuk menjalankan tugas kemudian saya membuat job deskription dan semua pekerjaan dibagi habis sesuai dengan fungsinya masing-masing
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan IRNmaka
dapat dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Kewenangan yang dimiliki oleh kepala sekolah seharusnya kewenangan yang luas dan otonom karena menjadi figur sentral dalam memegang kewenangan yang ada di sekolah sesuai dengan jabatan akan tetapi kepala sekolah tidak demikian beliau lebih menghormati dan menghargai seluruh potensi yang ada dengan melimpahkan sebgaian wewenangnya sesuai dengan tingkatannya
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013)
Beberapa kewenangan kepala sekolah diantaranya kepala sekolah sebagai
pemimpin formal yakni kepala sekolah dipilih dan diangkat oleh pemerintah
dan diserahi tanggungjawab untuk mengelola segala sesuatu yang melekat pada
72
lembaga tersebut diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai
kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku
Secara hirarkis mempunyai atasan atasan yang lebih tinggi dan memilki
bawahan
Memiliki hak kepangkatan gaji dan karier
Terikat oleh kewajiban peraturan dan ketentuan yang berlaku
Berkewajiban dan bertanggungjawab atas keberhasilan sekolah dalam
pencapaian tujuan
Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah Untuk melaksanakan fungsinya dengan baik maka
kepala sekoah harus memahami menguasai dan mampu menganalisis kebutuhan-
kebutuhan sekolah dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus berperan aktif dan kreatif secara optimal
dalam melibatkan berbagai komponen khususnya guru sebagai tenaga pengajar
murid sebagai subjek didik sarana dan fasilitas sekolah lainnya
Kepala sekolah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan yang dibuat oleh segenap keluarga besar tetapi dia tidak bertindak secara otoriter akan tetapi lebih bersifat terbuka dengan banyak mendelegasikan wewenang kepada orang lain atau ldquobawahanrdquo sebatas yang mampu dikerjakan
(wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Komite memberi kewenangan penuh kepada kepala sekolah untuk menyelenggarakan pelaksanaan proses belajar mengajar sesuai dengan aturan Komite dilibatkan dalam berbagai keputusan penting yang
73
menyangkut kemajuan kualitas pendidikan di SD (Wawancara dengan informan NDN Oktober 2013)
Kedudukan komite dalam sekolah merupakan unsur yang sangat penting
dan merupakan salah satu pilar MBS Jika dulu masyarakat hanya sebagai objek
atau sasaran pendidikan maka sekarang komite atau masyarakat dijadikan sebagai
mitra atau subjek dengan kata lain pemerintah dan masyarakat bersinerji
membangun pendidikan
Untuk itu komite telah masuk dalam struktur kependidikan di sekolah secara
formal yang ditandai dengan keikutsertaan komite dalam beberapa komponen
administrasi kepala sekolah seperti yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kecamatan Manuju
Jadi jika kita sudah memahami komite sebagai bagian dari keluarga besar
pendidikan maka tugas kepala sekolah bersama dengan guru menjalankan
program yang telah disusun bersama sesuai mekanisme Dari hasil wawancara
dengan informan tersebut di atas penulis melihat bahwa sesuai dengan job
description yang telah dibuat kepala sekolah mendistribusikan tugas dan
kewenangan kepada kompon-komponen sekolah Hal ini dilakukan untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien karena kepemimpinan yang efektif
dapat melibatkan dan menggerakkan semua komponen atau stakeholder
Sekolah dalam menggerakkan komponen-komponen sekolah selain
dengan memberikan petunjuk dan pengarahan juga memberikan contoh kepada
bawahan yang merupakan rekan kerja Kepala sekolah sadar bahwa sulit untuk
mencapai visi dan misi sekolah tanpa bekerja sama dan sama-sama kerja dengan
diarahkan dan diberi tauladan
74
Salah seorang guru mengemukakan pendapatnya tentang protatif kepala
sekolahnya antara lain meskipun sudah lazim seorang pemimpin memiliki
kewenangan yang luas atau otonom namun kepala sekolah lebih menghargai
potensi yang dimiliki stafnya sehingga tidak sedikit terjadi pelimpahan
wewenang Selanjunya mekanisme pembagian tugas berdasarkan pada rencana
program dan struktur sekolah yang ada Terselenggaranya pembagian tugas atas
kontrak selama satu tahun ajaran Mekanisme pembagian tugas berjalan
menurut permintaan yang dikaitkan dengan kondisi sekolah melalui forum rapat
yang demokratis
Dalam kerangka implementasi MBS kepala sekolah melakukan
Pertama Perencanaan dengan matang dengan menentukan tujuan dan strategi
untuk mencapai tujuan Kedua Mengorganisasikan kepala sekolah mendesain
dan membuat struktur organisasi termasuk dalam menjalankan pekerjaan dan
mencari sumber daya pendukung yang paling sesuai seperti Bendahara
pustakawan pembina pramuka pembina UKS dan kepanitiaan baik permanen
maupun temporer
Dari hasil kajian tersebut di atas menurut penulis ada beberapa point yang
dapat diperoleh oleh kepala sekolah bila ia melakukan pelimpahan dan distribusi
kewenangan itu diantaranya adalah
1 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
dapat mencapai lebih dari bila ia mengerjakan semuanya dengan
sendiri Delegasi wewenang dari atasan kepada bawahan merupakan
proses yang diperlukan dalam meningkatkan efisiensi penyelesaian
seluruh tugas-tugas dan tanggung dan jawab
75
2 Pelimpahan kewenangan memungkinkan manajer (kepala sekolah)
memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting
3 Pelimpahan kewenangan memungkinkan bawahan (guru pegawai)
untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat
untuk belajar dari kesalahan
4 Pelimpahan kewenangan dibutuhkan karena manajer tidak selalu
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan
Mereka mungkin menguasai ldquothe big picturerdquo tetapi tidak cukup
terperinci
Sejalan dengan tiori Sondang P Siagian mengemukakan
ldquoBetapapun seorang eksekutif berusaha untuk melakukan tugasnyadapat
dipastikan bahwa ia tidak akan mampu melakukan semua tugas tersebut
sendirian Bahkan semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi ia
semakin memerlukan bantuan semakin banyak pihak meskipun pada analisa
terakhir tanggungjawab untuk mengambil keputusan dalam mengemudikan
organisasi terletak dipundaknya seorang Hal ini merupakan kenyataan pada
semua bentuk dan jenis organisasi Oleh karena itu salah satu ciri yang perlu
dimiliki oleh seorang eksekutif adalah keberaniannya untuk mendelegasikan
wewenangnya sebagian kepada para eksekutif yang lebih rendah tingkat
kedudukannya dan jabatannya dalam organisasirdquo
2 Mekanisme Pembuatan Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu hal terpenting dalam
manajemen Pengambilan keputusan tidak dapat dipisahkan dari kepemimpinan
Untuk mengetahui mekanisme pembuatan keputusan yang dilakukan oleh kepala
76
sekolah sebagai manajer maka dapat dilihat sebagaimana yang diungkapkan oleh
informan A B adalah sebagai berikut
Langkah-langkah yang biasa saya lakukan adalah melalui musyawarah kecuali dalam hal-hal tertentu yang sifatnya mendesakterpaksa (emergensi) saya mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin saya harus sering mengambil keputusan dengan mengambil resiko terkecil dan kemaslahatan yang banyak dengan meminta masukan dari para guru (Wawancara dengan informan A B Oktober 2013)
Menurut penulis tehnik pengambilan keputusan seperti yang dilakukan
oleh beberapa kepala sekolah ini dilandasi oleh keyakinan bahwa jika seseorang
dilibatkan dalam pengambilan keputusan maka yang bersangkutan akan ada rasa
memiliki terhadap keputusan tersebut sehingga yang bersangkutan akan
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan sekolah singkatnya makin besar tingkat
partisipasi makin besar pula rasa memiliki dan makin besar rasa memiliki makin
besar pula rasa tanggungjawab dan makin besar rasa tanggungjawab makin besar
pula dedikasinya Tentu saja pelibatan warga sekolah dalam pengambilan
keputusan harus mempertimbangkan keahlian dan relevansinya dengan tujuan
pengambilan keputusan sekolah
Pengambilan keputusan merupakan salah satu konsep dasar dari MBS
Adapun yang dimaksud pengambilan keputusan adalah suatu cara untuk
mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yang terbuka dan
demokratis dimana warga sekolah didorong untuk terlibat langsung dalam proses
pengambilan keputusan yang dapat berkonstribusi terhadap pencapaian tujuan
sekolah Esensi proses pengambilan keputusan adalah untuk mencari wilayah
kesamaan antara kelompok-kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah
77
yaitu kepala sekolah guru siswa orang tua siswa dan pemerintahyayasan
Wilayah kesamaan inilah yang menjadi modal dasar untuk menumbuhkan rasa
memiliki bagi semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah dan ini
dapat dilakukan secara efektif melalui pelibatan semua kelompok kepentingan
dalam proses pengambilan keputusan
Menurut penulis bahwa kepala sekolah sebagai leader mampu
menampilkan pribadinya memiliki visi dan misi serta mampu berkomunikasi dan
mengambil keputusan Salah satu fungsi kepala sekolah adalah sebagai pemimpin
sifat-sifat kepala sekolah sebagaimana diuraikan di atas telah menunjukkan sikap
sebagai seorang pemimpin yang demokratis misalnya dalam mengambil
keputusan selalu didasarkan pada hasil musyawarah dengan semua
komponen dan dapat mendengarkan suara-suara yang dari bawah
Sebagai seorang kepala sekolah memutuskan sesuatu yang menyangkut
sekolah tersebut harus dengan jalan musyawarah sebab sebagaimana telah diatur
dalam mekanisme pendidikan juga telah diamatkan UUD 1945 dimana seluruh
warga negara berhak dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa Keputusan
yang sifatnya insidentil dapat diminimalisir dengan adanya program penyusunan
RKS dan RKAS yang dibuat satu tahun atau lebih sebagai acuan sekolah agar
kegiatan yang nantinya dilaksanakan sistematis dan terkoordinasi Dengan
demikian adanya skedul yang telah disusun dan disahkan oleh sekolah dan pihak
terkait maka diharapkan indikator yang diharapkan dapat tercapai tanpa harus
menerima konsekwensi yang besar sebab semua telah dipetakan dengan baik
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan AB maka dapat
dikutip hasil wawancara dengan informan guru yaitu
78
Pembuatan keputusan cenderung bersifat bottom up dengan mekanisme pertama mengidentifikasi berbagai komponen yang menjadi bahan pembuatan keputusan dari seluruh komunitas sekolah kedua pengumpulan dan pemilihan komponen-komponen sesuai dengan skala prioritas ketiga mempersiapkan draft pembuatan keputusan untuk dibahas pada proses penetapan kebijakan
(Wawancara dengan informan AR Oktober 2013)
Kepala sekolah dalam pandangan guru sebagai seorang yang bijaksana
dalam mengambil keputusan biasanya kepala sekolah mendengarkan masukan-
masukan sebagai data untuk dianalisis Dalam membuat keputusan pada tingkat
sekolah dalam kerangka MBS Pertama kepala sekolah berkonsultasi dengan
komite sekolah yang terdiri dari kepala sekolah sendiri pengawas perwakilan
guru orang tua siswa anggota masyarakat dan staf sekolah Kedua komite
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah Ketiga komite mengembangkan
perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran yang terukur
Keempat mengambil keputusan dengan mendengarkan saran-saran dan komite
Sejak adanya MBS masyarakat bebas mengungkapkan unek-uneknya
kepada pemerintah atau dalam hal ini penyelenggara pendidikan di sekolah yang
diistilahkan dengan aspirasi arus bawah PSM sebagai salah satu pilar MBS
merupakan wadah yang diakui pemerintah Tidak dapat dipungkiri yang namanya
mengelola sebuah institusi pasti ada tantangan dan hambatan Untuk itu sebagai
kepala maupun guru penyelenggara pendidikan harus peka mengamati fenomena-
fenomena sosial yang terjadi dan menyangkut warga sekolah Jadi dalam
mengatasi suatu persoalan harus didasarkan pada beberapa aspek yaitu
menentukan skala prioritas masalahnya karena dengan mengetahui pokok
79
masalah maka kita tentunya dapat mengetahui substansi persoalannya sehingga
jika semua informasi telah lengkap dan akurat barulah diputuskan
Setiap keputusan yang diambil seringnya dilakukan melalui musyawarah hal ini sering saya melihat bahwa kepala sekolah tidak memaksakan keinginannya saja tapi dengan hasil musywarah setelah melalui proses dari bawah Keputusan menjadi salah satu pijakan pelaksanaan organisasi dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan
(Wawancara dengan informan MHD Oktober 2013)
Sebagaimana diuraikan pada beberapa komentar di atas bahwa
musyawarah merupakan mekanisme pengambilan keputusan yang terbaik Dalam
musyawarah tidak ada pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan yang ada
adalah masing-masing pihak melahirkan suatu kesepakatan untuk satu tujuan
dan kebaikan bersama Keputusan yang dibuat dari hasil musyawarah tentunya
apapun konsekwensinya menjadi tanggungan bersama sebab semua akibatnya
telah dipertimbangkan bersama-sama Keputusan berdasarkan musyawarah
akan menjadi suatu program yang lebih fundamental untuk diaplikasikan karena
telah disepakati oleh forum yang berkepentingan
Setiap keputusan yang diambil sudah ada mekanismenya dengan
mempertimbangkan hasil masukan dan hasil analisis yang juga
dikonsultasikan kepada kami Kepala sekolah lebih bersifat mendengar
dari pihak lain dan keputusan didasarkan atas pertimbangan itu namun
kami menyerahkan akhirnya kepada beliau yang menentukan
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013 )
Beberapa kepala sekolah telah melibatkan seluruh personil dalam
menyusun perencanaan sehingga perencanaan yang dibuat dapat diterima oleh
semua pihak dan menyangkut berbagai hal dengan pertimbangan yang matang
80
selanjutnya perencanaan tersebut dilaksanakan melalui berbagai metode demi
optimalisasi pelaksanaan suatu rencana Apabila fungsi manajemen dilaksanakan
maka akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru atau pegawai secara
keseluruhan demi pencapaian tujuan organisasi sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan merupakan peran
yang paling penting dari peranan yang lain seperti informasional dan
interpersonal Ada empat peran sebagai pengambil keputusan yaitu enterpreneur
artinya kepala sekolah berusaha memperbaiki penampilan sekolah Disturbance
handler artinya memperhatikan gangguan yang timbul di sekolah Resource
allocater artinya menyediakan segala sumber daya sekolah Negotiator roles
artinya kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan
musyawarah dengan pihak luar (Wahyosumidjo 200294) Lebih lanjut
menambahkan bahwa dalam pengambilan keputusan kepala sekolah berperan
sebagai manajer artinya berperan dalam proses pendayagunaan seluruh sumber
organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
Pada dasarnya seluruh kegiatan yang berlangsung dalam sebuah sekolah
merupakan akibat atau konsekuensi dari berbagai keputusan yang diambil
pimpinan Apakah pada akhirnya sekolah berhasil mencapai sasaran secara
efisien atau sebaliknya mengalami kegagalan ditentukan oleh ketepatan dari
berbagai keputusan yang diambil pimpinan
Untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang tepat setiap
sekolah perlu memiliki sistem pengelolaan informasi yang baik karena setiap
keputusan memerlukan dukungan informasi yang cepat tepat dan akurat
81
Kebutuhan sistem seperti itu semakin dirasakan ketika kita dihadapkan pada
persaingan terbuka yang semakin ketat seperti sekarang ini
Dukungan dari berbagai perangkat telekomunikasi dan teknologi
informasi (hardware maupun software) sangat besar artinya dalam
mengembangkan sistem informasi yang handal rapi dan fungsional Satu hal lagi
yang perlu dikemukakan kaitannya dengan pengambilan keputusan ialah bahwa
tingkat partisipasi anggota dalam pelaksanaan setiap keputusan yang diambil akan
sangat menentukan keberhasilan pencapaian sasaran keputusan yang
bersangkutan
Oleh karena itu sangat bijaksana apabila pimpinan berusaha untuk sejauh
mungkin mengambil keputusan yang bersifat kelompok dengan cara melibatkan
bawahan sehingga tanggungjawab bawahan dalam mengimplementasikan
keputusan tersebut semakin besar dalam interaksi antara kepala dengan guru-guru
sebagai bawahan lebih terlihat sikap subjekti
3 Proses Penetapan kebijakan
Dalam mengambil suatu kebijakan kepala sekolah melaksanakan rapat
khusus untuk menampung usulan dan aspirasi Sebelum diambil kebijakan
terlebih dahulu disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi
maka dibuatlah kebijakan sambil memantu perkembangannya Hal ini dikuatkan
oelh informan kepala sekolah sebagai berikut
Untuk menghasilkan kebijakan yang maksimal dalam kerangka MBS saya pastikan dulu untuk mendapatkan informasi yang cukupDalam mengimplementasikan MBS ada 4 lngkah yang saya lakukan antara lain 1)sekolah membentuk dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa anggota masyarakat staf sekolah dan siswa2) selanjutnya dewan sekolah melakukan pengukuran kebutuhan
82
sekolah 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang mencakup tujuan dan sasaran dan 4) mengambil keputusan untuik membuat program-program untuk kemajuan sekolah
(Wawancara dengan informan ID November 2013)
Penerapan MBS sangat ditentukan oleh pola pikir dan sumber daya
manusia yang menjalankannya butuh ide atau gagasan yang cemerlang dalam
menjabarkan apa makna dari beberapa program MBS Untuk itu dalam
penerapannya saya mempunyai 4 formulasi khusus 1)sekolah membentuk
dewan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah perwakilan guru orang tua siswa
anggota masyarakat staf sekolah dan siswa artinya kita melakukan
pengorganisasian terhadap beberapa potensi yang dianggap mampu membantu
mengatasi atau mengerjakan kegiatan tersebut 2) selanjutnya dewan sekolah
melakukan pengukuran kebutuhan sekolah dengan kata lain kita harus
menginventarisir komponen apa saja yang kita butuhkan guna menghasilkan
kebijakan tersebut 3) dewan sekolah mengembangkan perencanaan tindakan yang
mencakup tujuan dan sasaran maksudnya adalah tim yang telah kita bentuk
mengidentifikasi merencanakan dan menyusun tindakan yang akan dijalankan
dengan tetap mempertimbangkan esensinya dan 4) mengambil keputusan untuik
membuat program-program untuk kemajuan sekolah Yaitu kebijakan yang
diterapkan nantinya merupakan kebijakan unggulan
Melihat setiap keputusan yang sudah disepakati bersama sebagai bahan muasyawarah Mengundang khusus dan memusyawarahkannya setiap personil terkait terutama orang-orang penting pengambil kebijakan antara lain kepala sekolah SD ketua Komite Sebelum diambil kebijakan terlebih disosialisasikan kepada warga sekolah untuk menampung aspirasi Setelah mempertimbangkan usul dan aspirasi maka dibuatlah kebijakan sambil memantau perkembangannya
83
(Wawancara dengan informan MYS November 2013)
Hasil keputusan yang telah menjadi sebuah kebijakan merupakan
mekanisme yang harus pula dipatuhi oleh setiap anggota musyawarah atau pihak-
pihak yang berkepentingan sebab sebelum keluarnya kebijakan tersebut telah
diundang orang-orang yang mempunyai kepentingan pada lembaga tersebut
seperti komite sekolah dan warga sekolah maupun masyarakat yang terkait baik
secara formal maupun informal Namun pun begitu tetap saja kebijakan
tersebut harus senantiasa dievaluasi implementasinya apakah masih relevan atau
perlu dilakukan suatu perubahan
Sebelum mengambil kebijakan biasanya kepala sekolah mengadakan rapat khusus untuk menampung usulan dan aspirasi kemudian dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan mendengarkan masukan-masukan dari peserta rapat yang kemudian diambil keputusan Setelah itu hasilnya disosialisasikan kepada semua warga sekolah
(Wawancara dengan informan AA November 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah juga sering mengadakan rapat
internal antar kepala sekolah dan guru untuk menentukan hari dan tanggal serta
siapa saja yang harus diundang dalam proses pengambilan suatu keputusan
setelah semua disiapkan oleh pihak sekolah maka musyawarahpun dilakukan
yang didahului dengan mendengarkan masukan dari para komite atau warga
masyarakat serta pengawas pendidikan sebagai narasumber membahas penentuan
kebijakan yang akan diputuskan Dan lahirlah sebuah konsensus atau keputusan
bersama dan disosialisasikan kepada warga masyarakat maupun sekolah serta
pihak-pihak yang terkait Ukuran kebijakan yang dibuat oleh kepala sekolah
dalam rangka kepentingan bersama sehingga kepala sekolah dalam hal tertentu
84
mengkonsultasikannya kepada kami dan selalu kami dukung Setiap pengambilan
kebijakan kami selalu diberi tahu hasilnya sambil memberi hasil manfaat dan
mudaratnya
Kebijakan kepala sekolah lahir dari hasil musyawarah Untuk itu sebagai
guru kita berkewajiban menjalankan kebijakan itu sesuai dengan porsinya
Dalam setiap pengambilan keputusan kepala sekolah senantiasa mencari
masukan dari guru sehingga kami pun merasa bagian dari kebijakan tersebut
Seluruh potensi pengambilan kebijakan diikutsertakan dalam musyawarah untuk diminta usulan dan aspirasi dari seluruh peserta rapatHasil pertimbangan yang matang dijadikan suatu kebijakan (Wawancara dengan informan MTF Oktober 2013)
Pengawas kepala sekolah guru komite dan para anggota dan para
undangan lainnya adalah merupakan potensi pengambilan sebuah keputusan Dari
merekalah ide-ide cemerlang diharapkan lahir dalam proses pengambilan sebuah
kebijakan Dan dari ide-ide cemerlang itulah beberapa diantaranya akan dijadikan
sebagai ide pokok menentukan suatu kebijakan yang menjadi sebuah
keputusanSebagai kepala sekolah ia senantiasa mengedepankan musyawarah dan
konsultasi kepada komite sekolah Pembuatan keputusan dan proses penetapan
kebijakan juga dilakukan berdasarkan masukan dari semua elemen sekolah
Pola komunikasi yang dikembangkan pula bercorak terbuka dan
berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat bottom up
melalui tahapan musyawarah dan rapat
4 Membangun pola komunikasi
Untuk mengetahui bagaimana kepala sekolah dalam membangun pola
komunikasiyaitu dengan komunikasi dua arah antara orang lain dan dirinya
85
Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya
dengan orang lain Maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan
kepala sekolah sebagai berikut
Saya melakukan komunikasi dua arah dengan baik dengan warga sekolah ataupun denga masyarakat Saya menjelaskan kepada semua stakeholder semua program yang saya telah sedang dan akan dilakukan agar dipahami oleh semua pihak
(Wawancara dengan informan IRN Oktober 2013)
Dalam penerapan MBS kepala sekolah dalam membangun komunikasi
kepala sekolah senantiasa menginformasikan apa yang telah diraih oleh sekolah
berupa prestasi-prestasi baik guru ataupun siswa sebagai akuntabilitas publik
kepada stakeholder di luar sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam juknis maupun mekanisme penerapan
MBS bahwa sekolah harus transparan dalam manajemen pelajaran manajemen
pembelajaran dan manajemen administrasi keuangan agar semua pihak tidak
saling mencurigai dan pada akhirnya tercipta akselarasi antar kepala sekolah
guru komite dan masyarakat secara luas
Menurut saya kepala sekolah melakukan komunikasi dengan timbal balik baik yang terjadi antara kepala sekolah dengan guru dan staf ataupun antar mereka Kepala sekolah membangun pola komunikasi terbuka tetapi sesuai dengan norma yang disepakati bersama
(Wawancara dengan informan MHRN Oktober 2013)
Penulis melihat dari beberapa sekolah bahwa kepala sekolah dalam
membangun komunikasi pola komunikasi yang dikembangkan bercorak terbuka
dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang disepakati bersama Pola
komunikasi berjalan dua arah (komunikatif) sehingga setiap masalah apapun
86
dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi dijalankan secara dialogis dan
multi arah dalam arti mengacu kepada potensi yang dimiliki oleh komite sekolah
atau guru dan staf
Menurut penulis komunikasi yang baik antar berbagai personil harus
dikembangkan demikian rupa untuk mencapai hasil seoptimal mungkin Kurang
komunikasi akan mengakibatkan kurangnya hasil yang dapat diwujudkan bahkan
sering gagal dalam mencapai tujuan Dalam suatu sekolah yang hubungan
antarpersonalnya kurang harmunis acuh tak acuh satu sama lain dalam berbagai
masalah pendidikan karena setiap personil menghadapi masalah pekerjaannya
masing-masing dan mencari alternatif pemecahan masalah tersebut sendiri-
sendiri Alangkah berat dan tidak sejalannya pemecahan-pemecahan yang diambil
masing-masing tersebut Karena itu kepala sekolah mempunyai kewajiban untuk
membina komunikasi dengan sebaik-baiknya agar para guru mau dan mampu
bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan dan kinerjanya
Kepala sekolah cukup komunikatif dalam menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya Dia mampu memainkan peranannya sebagai seorang manajer atau pimpinan yang baik Komunikasi yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan AGFR September 2013)
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
87
Saya kira kepala sekolah sudah melakukan komunikasi yang cukup efektif berkaitan dengan berbagai hal Komunikasinya yang dipakai dua arah antara orang lain dan dirinya Sering meminta informasi dan masukan tentang hubungan kerja antara dirinya dengan orang lain Bahkan dia minta dikritik apabila kurang pas bahkan dia membuka layanan surat baik terbuka atau pun rahasia asal sifatnya untuk membangun Dia berani dikoreksi ataupun dimintai saran dan pendapat
(Wawancara dengan informan ZND Nopember 2013)
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut penulis
melihat di beberapa sekolah bahwa pola komunikasi berjalan dua arah
sehingga setiap masalah apapun dapat dipecahkan bersama Bentuk komunikasi
dijalankan secara dialogis dan multi arah dalam arti mengacu kepada potensi
yang dimiliki oleh komite sekolah atau guru dan staf
Menurut penulis keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala
sekolah karena hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa
melibatkan orang lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu
keberhasilan organisasi secara keseluruhan
Dalam pelaksanaan MBS pengembangan komunikasi antar personil yang
sehat harus senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh guru
dan personil lainnya Komunikasi yang terbina akan memberikan kemudahan dan
keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan pekerjaan di sekolah yang
menjadi tugas bersama
Seorang kepala sekolah harus membangun komunikasi terhadap
bawahan yang dipimpinnya bahkan kepada siapa saja yang dianggap memiliki
hubungan emosional apakah dia masyarakat atau dunia usaha yang kesemuanya
itu merupakan aspek-aspek pendukung sebagai manager Komunikasi dua arah
sangat diperlukan bagi seorang kepala sekolah agar terjadi interaksi yang lebih
88
interaktif sehingga apabila tercipta suasana keakraban maka potensi yang
ada dapat dikembangkan demikian pula dengan persoalan akan dapat diatasi
dengan bantuan semua pihak Pemimpin haruslah menyadari bahwa menjadi
seorang pimpinan tidak sama menjadi seorang raja Tetapi pimpinan adalah
seorang yang diserahi amanah oleh publik untuk sebuah institusi pendidikan
yaitu sekolah
5 Melakukan pengawasan
Kepala sekolah meiliki tugas untuk melakukan pengawasan pembinaan
atau bimbingan kepada guru dan tenaga kependidikan serta administrator
Untuk mengetahui hal ini maka dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
informan 3 kepala sekolah sebagai berikut
Dalam kaitannya kepala sekolah dengan supervisi pendidikan saya melakukan langkah-langkah antara lain Melaksanakan program supervisi melalui adanya program supervisi kelas dadakan (inspeksi) dan kegiatan ekstrakurikuler Supervisi dilakukan dengan membuat instrumen guna mengukur tingkat keberhasilannya Saya memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan maupun untuk pengembangan Sekolah Hasil supervisi dikomunikasikan agar menjadi timbal balik bagi kepentingan lembaga ataupun kepentingan peningkatan kualitas guru atau karyawan
(Wawancara dengan informan SDR Oktober 2013)
Penulis melihat dibeberapa sekolah bahwa dalam proses pengawasan yang
dilakukan kepala sekolah berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan permeriksaan mengajar dan evaluasi secara keseluruhan yang
berkaitan dengan mutu pendidikan
Sesuai perkembangan keadaan yang sudah demikian maju maka kepala
sekolah sebagai pemimpin harus berwawasan luas dan memahami menghayati
89
dan melaksanakan fungsi dan kedudukannya sebagai Top Manager pada lembaga
pendidikan formal itu Untuk itu sebelum tim supervisi akademik yang dalam hal
ini pengawas sekolah datang sebaiknya sebagai tuan rumah harus membenahi diri
dengan mengecek semua kelengkapan administrasi pembelajaran dan keuangan
Dengan berbekal informasi dari hasil supervisi tahun lalu kita mendapat
gambaran tentang keadaan yang terjadi sebelumnya untuk dijadikan bahan
rujukan perubahan yang lebih baik ke masa mendatang
Untuk menguatkan pernyataan yang disampaikan oleh informan kepala
sekolah maka dapat dikutip hasil wawancara dengan informan yaitu
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Norma-norma pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan
(Wawancara dengan informan AA Oktober 2013)
Tingkat kemampuan berfikir yang dimiliki oleh kepala sekolah haruslah
memiliki kecerdasan yang tinggi agar dapat menghubungkan antara bagian-bagian
dari pengetahuannya dengan mudah dan menafsirkan kecenderungan-
kecenderungan baik yang ada di internal sekolah maupun di luar sekolah Hal ini
diperlukan dalam menganalisis data dan fakta yang muncul dan berkembang
dalam lingkungan organisasi dan menafsirkan kecenderungan-kecenderungan
yang akan terjadi sehingga mudah direspon diantisipasi untuk kepentingan warga
sekolah
Akan sesuai standar yang pertama dilakukan adalah dengan melihat kepada job yang diberikan kepada masing-masing berbeda antara guru dengan staf Kalau dipandang tugas pokoknya berjalan tak jarang ia
90
memberi semacam pujian dan bagi yang belum berjalan tertib ia memberi support atau memanggilnya dengan gayanya tersendiri sehingga tidak merasa tersinggung termasuk mengawasi dalam hal kecakapan tingkah laku dan sikapnya Terhadap siswa juga dilakukan dengan menerapkan tata tertib yang harus diikuti antara hak siswa dan kewajiban siswa sehingga siswa mempunyai hak dan kewajiban yang tentunya berbeda halnya dengan warga sekolah lainnya
(Wawancara dengan informan BST Oktober 2013)
Kepala sekolah harus pula memiliki kemampuan untuk mengendalikan
perasaannya dalam menghadapi hambatan-hambatan atau masalah-masalah
terutama pada saat-saat kritis yang dihadapi sekolah Jadi kepemimpinan berarti
kemampuan untuk mempengaruhi menggerakkan dan mengarahkan orang lain
untuk mencapai suatu tujuan tertentu Dengan demikian pengertian
kepemimpinan akan timbul dimanapun asalkan unsur-unsurnya terpenuhi yaitu
Orang-orang yang mempengaruhi menggerakkan atau mengarahkan yang
disebut pemimpin termasuk penerapan tata tertib kepada siswa agar sejak dini
siswa mengetahui hak dan kewajibannya
Pengawasan terhadap sikap tingkah laku perbuatan atau kegiatan yang dilakukan guru dan staf secara wajar Aturan-aturan pengawasan sering disosialisasikan kepada guru staf dan seluruh siswa agar dapat dilaksanakan sesuai standar
(Wawancara dengan informan SPROktober 2013 )
Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan harus mampu menguasai dan
memiliki keterampilan berkomunikasi demi kelancaran pelaksanaan tugas-
tugasnya Disamping itu harus mampu memahami kondisi dan kemampuan yang
dimiliki sipenerima pesan agar semua aturan yang dibuat baik oleh pemerintah
91
secara umum maupun tata tertib sekolah dapat diterima dengan dan dilaksanakan
dengan penuh dedikasi oleh semua warga sekolah sesuai porsinya
Maka berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan tersebut di
atas maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor dalam
melakukan pengawasan ia mampu melaksanakan program-program pengawasan
lewat supervisi untuk meningkatkan kinerja guru dan karyawan sekolah dan
menjadi feed-back bagi kepentingan sekolah Sebagai supervisor maka kepala
sekolah berkewajiban untuk memberikan pembinaan atau bimbingan kepada para
guru dan tenaga kependidikan
Tentunya sebelum melakukan pembinaan kepada orang lain kepala
sekolah terlebih dahulu membina diri sendiri supervisi ini dapat dilakukan di
dalam kelas Hasil kerja supervisi itu kemudian dikomunikasikan dengan pihak
terkait untuk menjadi bahan perbaikan bagi guru maupun untuk kepentingan
sekolah
Kepala sekolah juga telah melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai
seorang manajer ia mampu menyusun program dan mengoptimalkan seluruh
sumber daya yang ada Karena kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin
saja seperti yang telah dikemukakan di atas Sebagai seorang manajer kepala
sekolah juga memerankan fungsi manajerial dengan melakukan proses
perencanaan pengorganisasian menggerakkan dan pengawasan
Proses pengawasan berlangsung melalui evaluasi tugas mengajar
persiapan pemeriksaan mengajar dan evaluai secara keseluruhan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan Proses aktualisasi idesaran antara lain berupa
92
penampungan aspirasi musyawarah langsung dan evaluasi substansi ide atau
saran
6 Memberikan Motivasi Dan Membangun Suasana Kerja Yang Kondusif
Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru tenaga
kependidikan dan administratir sangat penting sehingga mereka bersemangat
dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik
fisik maupun non-fisik Dalam memberikan motivasi kepala sekolah
mempertimbangkan rasa keadilan dan kelayakan karena hal ini penting bagi
kepala sekolah unutk menciptakan iklim yang kondusif Untuk mengetahui hal ini
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan informan ID yaitu
Saya sebagai kepala sekolah dalam kaitannya dengan pemberian motivasi diantaranya dengan memberikan penghargaan baik berupa materil maupun immateril kepada guru staf yang berprestasi Saya juga mendorong guru atau staf untuk selalu mengembangkan diri melalui penyediaan bukudan pelatihan Tapi saya tidak segan menegur dan memberikan sanksi sesuai dengan tingkat kesalahan agar tujuan dapat tercapai
(Wawancara dengan informan ID Oktober 2013)
Penulis melihat bahwa kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya
sebagai seorang motivator sering memberikan motivasi baik berupa fisik maupun
psikis Kepala sekolah tidak pelit memberikan penghargaan berupa pujian bila
melihat bawahannya mengerjakan tugas dengan baik dan juga menyampaikan
teguran secara terhormat untuk perbaikan Berkaitan perannya sebagai motivator
93
kepala sekolah mampu mengatur lingkungan sekolah dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis dan kondusif
Seorang kepala sekolah dituntut untuk memahami betul akan sistem
hubungan komunikasi yang ada agar di dalam melaksanakan tugas-tugas
senantiasa dapat memperkecil kemungkinan timbulnya hambatan yang merugikan
dalam membina kerja sama dalam menyelenggarakan sekolah secara keseluruhan
Kepala sekolah harus kreatif dan mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah Ide kreatifnya dapat digunakan untuk
membuat perencanaan melaksanakan program pengajaran dan melaksanakan
pengawasan dan pembinaan serta evaluasi dalam meningkatkan proses belajar
mengajar Jadi jika kesemua hal tersebut berjalan dengan selaras maka seorang
kepala sekolah juga harus menunjukkan penghargaannya dihadapan warga
sekolah apakah dengan memberikan apresiasi positif atau pemberian paket
hadiah Menanggapi hasil wawacara dengan informan tersebut di atas menurut
penulis motivasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan memberikan
penghargaan ini sangat penting untuk meningkatkan profesionalismne tenaga
kependidikan dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif
Melalui penghargaan ini para tenaga kependidikan dapat dirangsang untuk
meningkatkan profesionalisme kerjanya secara positif dan produktif Pelaksanaan
penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka
sehingga mereka memiliki peluang untuk meraihnya Kepala sekolah harus
berusaha menggunakan penghargaan ini secara tepat efektif dan efisien untuk
menghindari dampak negatif yanmg ditimbulkannya
94
Selanjutnya hasil wawancara dengan informan guru yaitu
Tercipta suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai seluruh komunitas sekolah selalu kompak dan solid dalam mengusung keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuan Kepala sekolah tidak enggan memberikan pujian terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak canggung dalam menyampaikan kritik terhadap hasil kerja yang belum optimal Kepala sekolah terus mendorong prestasi sempurna para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing
(Wawancara dengan informan AHFD Oktober 2013)
Untuk menjaga normalisasi organisasi maka kepala sekolah harus berperan
aktif dalam membangun komunikasi dengan guru-guru atau pegawai agar
lingkungan sekolah secara internal dapat berjalan tanpa adanya masalah-masalah
yang dapat mengganggu proses belajar mengajar Dengan adanya komunikasi
yang aktif antara guru-guru pegawai dan kepala sekolah akan menyebabkan
masalah-masalah yang ada dapat diselesaikan dengan cepat sehingga tidak
mempengaruhi proses pelaksanaan belajar mengajar di sekolah tersebut Dengan
kata lain kepala sekolah harus objektif dan berimbang dalam menerapkan
kebijakan dan wewenangnya di sekolah serta membagi tugas kepada bawahan
sesuai dengan porsi dan kompetensinya
Kepala sekolah tidak enggan memberikan penghargaan terhadap hasil kerja yang maksimal tetapi juga tidak segan dalam hal mengkoreksi terhadap guru atau karyawan yang lainnya bila melihat hal yang kurang sesuai Kepala sekolah terus mendorong prestasi para guru dan staf sesuai kemampuan masing-masing Kepala sekolah juga berusaha menciptakan suasana kerja yang penuh kekeluargaan yaitu adanya saling percaya saling menghormati dan saling menghargai
(Wawancara dengan informan MLG Oktober 2013 )
95
Kepala sekolah mengembangkan pepatah ing ngarso sung tulodo ing madya mangun karso dan tut wuri handayani sehingga semuanya berjalan bersama dan kerja bersama sehingga hasilnya pun hasil bersama Kepala Sekolah selalu memberi motivasi kepada seluruh potensi yang ada dengan memberi dukungan menumbuhkan kemampuan percaya diri Dengan tampilnya kepercayan diri seluruh kegiatan menjadi tidak canggung untuk dilaksanakan Tidak segan-segan sekali-kali kepala sekolah memberikan pujian terhadap hasil kerja yang dicapainya Kepala sekolah menciptakan suasana yang sejuk dan tenang dan belum pernah ada gejolak jika ada sesuatu hal yang kurang pas ada mekanismenya tersendiri Kepala sekolah menciptakan suasana bahwa di tempat ini kita bekerja dan di tempat ini juga modal ibadah serta di tempat ini kita hidup sehingga tidak ada hal yang membuat tidak nyaman Maka dibangunlah suasana kebersamaan yang penuh kekeluargaa
(Wawancara dengan informan SPR Oktober 2013)
Kepala sekolah adalah sosok pemimpin yang terpandang di lingkungan
masyarakat sekolah ia juga merupakan pusat tauladan bagi masyarakat sekolah
dan warga masyarakat di sekitar sekolah Karena itu penampilan kepala sekolah
harus berperan kreatif dan aktif untuk mengembangkan kebudayaan yang menjadi
tauladan bagi masyarakat sekitarnya Tingkat kemampuan seorang kepala sekolah
dalam melaksanakan fungsinya atau tugas-tugas jabatannya itulah yang akan
menentukan apakah ia dapat menjadi administrator pendidikan di sekolah yang
bertanggngjawab terhadap pelaksanaan perogram pembelajaran dan pendidikan
Seorang kepala sekolah harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan
yang salah adalah salah Agar proses inovasi di sekolah dapat berjalan dengan
baik kepala sekolah perlu dan harus bertindak sebagai pemimpin (leader) dan
bukan bertindak sebagai bos Seorang pemimpin terkadang menerima masukan
dari bawahannya melalui diskusi sedangkan seorang bos terkadang memberikan
perintah kepada bawahannya dan biasanya tidak mau menerima masukan dari
96
bawahannya Dengan demikian maka kekeluargaan yang kondusif akan senantiasa
terpelihara bagi semua warga sekolah dan akan menjadi tradisi turun temurun
Sebagai motivator maka kepala sekolah harus selalu memberikan
motivasi kepada guru tenaga kependidikan dan adminnistrator sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan Motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah
atau hukumanbaik fisik maupun non fisiknamun dalam memberikan motivasi ini
harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya Dalam hal ini penting
bagi kepala sekolah untuk menciptakan iklim kondusif ( Nurkolis2005121-122)
Keterampilan komunikasi sangat penting bagi kepala sekolah karena
hampir sebagian tugas dan pekerjaan kepala sekolah senantiasa melibatkan orang
lain Komunikasi yang efektif akan sangat membantu keberhasilan organisasi
secara keseluruhan
D Pembahasan
Kepemimpinan kepala sekolah dalam penerapan MBS sekolah dasar di
Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa merupakan suatu hal yang harus
dilaksanakan dan tidak terpisahkan sesuai dengan konsep dan karakteristik MBS
MBS yang mengetengahkan prinsip-prinsip yang demokratis partispatif
dan akuntabilitas pada hakekatnya merupakan desentralisasi kewenangan yang
lebih besar dalam mengelolah sekolahnya sehingga sekolah lebih mandiri lebih
berdaya dalam mengembangkan program yang disesuaikan dengan potensi yang
dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa para kepala sekolah dasar di
kecamatan Manuju dalam menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan dengan
97
subdimensi membangun profesional kebijaksanaan sekolah dan mendistribusikan
kewenangan kepada bawahannya sesuai dengan job description Dalam proses
pembuatan keputusan dan penetapan kebijakan cenderung bersifat botton up dan
melalui tahapan-tahapan musyawarah dan rapat pola komunikasi bercorak
terbuka dan berlangsung timbal balik sesuai dengan norma yang telah disepakai
bersama Peranan kepala sekolah dalam memberikan motivasi kepada guru dan
tenaga kependidikan dan administratif sangat penting sehingga mereka
bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan
Konsep MBS diharapkan dapat menciptakan pemimpin yang dapat memimpin
membimbing mengontrol perilaku dan perasaan orang lain di bawah
kepengawasannya dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin (leadership) di
sekolah Kepala sekolah merupakan guru yang memiliki kompetensi tinggi dan
diberi tanggung jawab sebagai pemimpin di satuan pendidikan tertentu Pada
tanggungjawab seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah melekat
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
kependidikan seperti dikemukakan oleh Tim Dosen AP UPI Bandung (2012125)
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah 1) keterampilan dalam memimpin 2)
keterampilan dalam hubungan insani 3) keterampilan dalam proses kelompok 4)
keterampilan dalam administrasi personil dan 5) keterampilan dalam menilai
Pada akhirnya dalam diri seorang pemimpin melekat tuntutan kompetensi-
kompetensi yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
98
Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 yakni kompetensi kewirausahaan kompetensi
supervisi kompetensi manejerial kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
Peneliti melihat bahwa para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju
telah memiliki keterampilan seperti yang disebutkan di atas Keterampilan dalam
memimpin tampak dalam pertemuan-pertemuan rutin yang dilaksanakan di
berbagai kesempatan baik dalam perencanaan pelaksanaan maupun evaluasi
kegiatan Membagi dan menyerahkan tanggungjawab juga dilakukan dalam
berbagai kegiatan dan kesempatan misalnya dalam rapat pembagian tugas
mengajar Pemberdayaan guru tata usaha sekolah secara maksimal sesuai dengan
bidang yang ditangani (kesiswaan sarana prasarana kurikulum dan hubungan
masyarakat) bukti bahwa pekerjaan tidak ditangani sendiri Keterampilan dalam
hubungan insani yang ada dalam diri kepala sekolah terungkap dalam sikap saling
menghargai Sikap penghargaan ditunjukkan oleh kepala sekolah dengan
perlakuan yang wajar dan penuh sikap hormat kepada bawahan Pada waktu-
waktu tertentu bahkan setiap hari beliau menyempatkan diri untuk bergabung
bersama-sama guru di ruang guru atau dengan staf tata usaha di tata usaha
Kesempatan itu digunakan untuk sekedar menyapa minum atau baca koran
bersama Ada keakraban dalam kekerabatan yang dibangun oleh kepala sekolah
Beliau meupakan pribadi yang luwes ini berarti kepala sekolah telah
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai educator leader dan motivator
Untuk mengimplementasikan MBS secara efektif dan efisien kepala
sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan perencanaan dan pandangan
yang luas tentang sekolah dan pendidikan Wibawa kepala sekolah harus
99
ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian semangat belajar
disiplin kerja keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai model perwujudan
iklim kerja yang kondusif Lebih lanjut kepala sekolah dituntut untuk melakukan
supervisi kelas membina dan memberikan saran-saran positif kepada guru
(Mulyasa 200457)
Tuntutan kemandirian dalam pengelolaan sekolah merupakan tuntutan
yang mendesak untuk dilakukan Kemandirian pengelolaannya bagi peneliti
merupakan indicator tersendiri dari keberhasilan pelaksanaan MBS Prinsip
pengelolaan murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali merupakan
suatu kemustahilan Sekolah dasar di Kecamatan Manuju dalam beberapa hal
masih bergantung kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah Tidak
dipungkiri sama sekali ketergantungan itu menjadi semakin kuat manakala
kepemimpinan tidak terlaksana dengan baik Sehingga peneliti menganggap
bahwa implementasi MBS di Kecamatan Manuju sudah sesuai dengan
konsepkarakteristik MBS
100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kepemimpinan kepala
sekolah dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar
Kecamatan Manuju Kab Gowa dapat dikemukakan sebagai berikut
A Kesimpulan
1 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah yang meliputi Kepala sekolah sebagai
a Edukator yaitu kepala sekolah telah dan sedang dan terus melakukan
bimbingan pengarahan kepada guru dan siswa dalam melaksanakan tugas
atau kewajibannya serta selalu berusaha mengembangkan profesionalisme
pendidik dan menjadi tauladan yang baik dalam berbagai hal
b Leader yaitu kepala sekolah menampilkan pribadinya sebagai seorang
pemimpin memiliki visi dan misi mampu berkomunikasi dan mengambil
keputusan
c Motivator yaitu kepala sekolah sering memberikan motivasi baik berupa
dalam bentuk fisik maupun psikis
2 Penerapan MBS di Sekolah Dasar Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa
kepala sekolah dalam berbagai hal membangun komitmen bersama yaitu
Kekompakan Kebersamaan dan Kekeluargaan (3 K) terhadap sasaran
organisasi dan memberikan kewenangan berupa kepercayaan kepada para
pengikutnya yaitu guru staf dan karyawan untuk mencapai sasaran
101
Jalannya organisasi bukan digerakan oleh birokrasi tetapi oleh
kesadaran bersama hal ini sejalan dengan karakteristik MBS dimana
kewenangan sekolah dalam pengelolaan sangat luas juga adanya partisipasi
aktif dari stakeholder Namun tidak dipungkiri bahwa prinsip pengelolaan
murni dan otonom tanpa ketergantungan sama sekali dari pemerintah pusat
dan pemerintah daerah merupakan hal suatu kemustahilan apalagi jika
kepemimpinan kepala sekolah tidak terlaksana dengan baik
B Saran-Saran
1 Kepada para kepala sekolah dasar di Kecamatan Manuju Kab Gowa pada
umumnya dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk terus
mengembangkan lembaga yang dipimpinnya Disarankan agar prestasi yang
sudah dicapai sekarang ini dapat didesiminasikan kepada sekolah lain
sehingga kehadiran sekolah dasar ini dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi kemajuan lingkungan di sekitarnya
2 Kepada para kepala sekolah disarankan untuk menjadikan hasil penelitian ini
sebagai salah satu pedoman dalam memimpin sekolahnya Perlu kiranya
dikembangkan MBS yang sehat sesuai dengan tujuan diterapkannya MBS
serta karakteristik MBS
3 Kepada birokrasi disarankan agar selalu memantau kinerja kepala sekolah
serta perkembangan penerapan MBS di wilayahnya karena pada dasarnya
dewan pendidik (kepala sekolah guru) memiliki potensi yang cukup tinggi
untuk berkreasi dan meningkatkan kinerja namun banyak factor yang
menghambat mereka dalam mengembangkan berbagai potensinya secara
optimal Oleh karena itu sangat dirasakan perlunya pembinaan yang kontinu
dan berkesinambungan dengan program yang terarah dan sistematis terhadap
para guru dan personil pendidikan lain di sekolah
102
DAFTAR PUSTAKA
Anwar 2003 Perilaku dalam Pencapaian Tujuan Organisasi Bulan Bintang
Jakarta
Arcaro 2006 Transformasi Sekolah Bermutu Terpadu P T Sarana Panca Karya Bandung
Budiningsih 2004 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Depdiknas 2007 Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Jakarta
Dharma 2000 Kepemimpinan adalah Proses Mempengaruhi Kegiatan Gema Media Jakarta
Ditjen Kelembagaan Agama Islam 2004 Buku Pedoman MBS Balitbang Jakarta
Djatmiko 2002 Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan AV Publisher Jakarta
FachruddinJSPareke 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja bawahan
Hamalik Oemar 1991 Manajemen dan Organisasi Gramedia Jakarta
HandokoTHani 1999 Manajemen edisi 2 BPPEPustaka Karya Jakarta
Marjohan 2007 Artikel Tanggung jawab Kepala Sekolah atas Mutu Pendidikan wwwedu-artcies-com
MBE 2007 Jurnal Peran Kepala Sekolah dan Komite Sekolah http Imberprojectnetmbe 59html
Moleong Lexy J 2011 Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung PT Remaja
Mulyasa Emco 2002 Manajemen Berbasis Sekolah tentang Konsep Strategi dan Implementasi PT Remaja Rosdakarya Bandung
Mulyasa Emco 2004 Manajemen Berbasis Sekolah Rosadakarya Bandung
Mulyasa Emco 2011 Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Jakarta Bumi Aksara
103
Northouse (2001) Transformational leadershipThe Transformation of Managers and associatis
Nurkolis 2005 Manajemen Berbasis Sekolah PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta
Pareka FachruddinJS 2004 Jurnal Kepemimpinan Transformasional dan Prilaku Kerja Bawahan
Pawar dan Eastman 1997 Penelitian tentang Kepemimpinan Transformasional
Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Kompetensi Kepala Sekolah
Pidarta 1988 Hambatan-hambatan dalam pengembangan pendidikan Kencana Predana Media Group Jakarta
PP Nomor 33 Tahun 2004 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
Rohiat 2010 Manajemen Sekolah tentang Teori Dasar dan Praktek PT Reftika Aditama Bandung
Santoso Thomas B 2001 Jurnal Manajemen Sekolah di Masa Kini
Setznick 1982 Organization Structure and Process
Siagian Sondang P 1994 Manajemen Strategik Bumi Aksara Bandung
Stoner James AF 1982 Managementsixth edition Mc Graw-Hill Book Company New York
Sudaryanto 2005 (Tesis) Pengaruh Pola Kepemimpinan terhadap Kinerja guru dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Jawa Timur
Sugiyono 2003 Indikator Kinerja PT Gramedia Jakarta
Sugiyono 2009 Memahami Penelitian kualitatif Bandung Alfabeta
Sujoko 2006 (Tesis) Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Lingkungan kerja dalam Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah terhadap Kinerja SMU Negeri 5 Sukoharjo
Suryadi 2009 Manajemen Mutu Berbasis Sekolah tentang Konsep dan Aplikasi PT Sarana Panca Karya Nusa
Tim Dosen Administrasi Pendidikan 2012 Manajemen Pendidikan Alfabeta Bandung
104
Umar 2002 Komponen dan Aspek Kinerja Angkasa Bandung
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Direktorat Depdiknas Jakarta
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Desentralisasi Pengelolaan Pendidikan Direktorat Depdiknas Jakarta
Wahyudi 2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah Bandung Alfabeta
Wahyusumidjo 2002 Peranan Kepala Sekolah Sebagai Pengambil Keputusan Rosdakarya Bandung
Xaviery 2007 Jurnal Benarkah Wajah Sekolah Ada pada Kepala Sekolahwwwtikkysuwantiknowordpresscom
- Sampulpdf (p1-7)
- Scan Berkaspdf (p8-10)
- TESIS HJ JUMIATIpdf (p11-114)
-