terbit 2 bulan sekali volume 11 nomor 3. juni...
TRANSCRIPT
Volume 11 Nomor 3. Juni 2016 Terbit 2 bulan sekali
Data Iklim Unduhan Gratis Untuk Penelitian Agroklimat
ISSN 1907 - 8773
Iklim dan cuaca adalah salah satu faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi
pertanian. Seringkali petani dan penyuluh tidak mengetahui kondisi iklim wilayah
mereka masing-masing. Karena data iklim memang kadang sangat susah untuk
diakses
Data sering kali menjadi kendala dalam penelitian agroklimat karena periode
ketersediaan data yang singkat, stasiun pengamatan yang tidak tersedia maupun
karena data susah diakses. Data pengamatan iklim permukaan di Indonesia dikelola
oleh BMKG. Namun ada beberapa lembaga lain yang juga melakukan pengamatan
untuk tujuan khusus seperti yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Kementrian Pertanian, LAPAN, maupun perguruan tinggi seperti
IPB dan ITB. Untuk dapat menggunakan data dari beberapa instansi di atas
diperlukan persyaratan tertentu.
Permasalahan ketidaktersediaan data tersebut dapat diatasi dengan
memanfaatkan data unduhan gratis yang tersedia di beberapa situs web. Untuk
kondisi tertentu, pengaplikasiaan data ini harus ada penyesuain dengan kondisi
lokal karena setiap data ini menggunakan pendekatan dan metode pengamatan
yang berbeda. Kualitas maupun sebaran pengamatannya juga berbeda. Sehingga
perlu kehati-hatian dalam menggunakan data unduhan gratis ini. Ada beberapa ba-
sis data iklim global yang dapat digunakan untuk kegiatan penelitian agroklimat
yaitu data global summary of the day (GSOD), data Tropical Rainfall Measuring Mis-
sion (TRMM), CPC Merged Analysis of Precipitation (CMAP) maupun Global Precipi-
tation Climatology Centre (GPCC) dan Asian Precipitation-Highly-Resolved Observa-
tional Data Integration towards Evaluation of Water Resources (Aphrodite).
Tulisan ini bertujuan memberikan informasi tentang data iklim global yang
dapat digunakan untuk berbagai kepentingan baik untuk penelitian, pendidikan
maupun kepentingan lainnya. Dengan data-data unduhan gratis ini, kendala ke-
kurangan atau kesulitan data iklim dapat teratasi.
2
Data GSOD (global summary of the day)
GSOD adalah data iklim global yang dikelola Oleh National Oceanic and At-
mospheric Administration (NOAA). Data ini dapat diunduh pada NNDC climate data
o n l i n e h t t p : / / w w w 7 . n c d c . n o a a . g o v / C D O / c d o s e l e c t . c m d ?
datasetabbv=GSOD&countryabbv=&georegionabbv= atau pada web OGIMET
http://www.ogimet.com/home.phtml.en. Data GSOD adalah kumpulan pertukaran
data lembaga meteorologi setiap negara melalu world weather watch program di-
bawah koordinasi world meteorology organization (WMO). Data-data ini dapat
digunakan secara bebas untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan berbagai
kegiatan non komersial lainnya. Tampilan web GSOD di Ogimet atau di NOAA di-
tampilkan pada gambar 1.
Gambar 1. Tampilan GSOD pada NNDC climate data online NOAA dan OGIMET
Data iklim yang dapat diakses pada ogimet meliputi suhu udara maksimum,
suhu udara minimum, suhu udara rata-rata, curah hujan, kelembapan, suhu titik
embun, angin, tekanan dan kondisi perawanan. Data ini adalah data tabular pada
titik stasiu pengamatan. Khusus untuk wilayah Indonesia terdapat 164 stasiun, den-
gan periode data yang beragam. Secara umum stasiun pengamatan untuk wilayah
Indonesia yang ada dalam GSOD ini berlokasi di lapangan terbang.
3
Gambar 2. List stasiun OGIMET Indonesia
Data GSOD ini sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai penelitian (Lee,
2015; Moron et al. 2008, Maulana, 2015). Walaupun demikian data ini memiliki
keterbatasan. Sehingga dalam penggunaannya perlu disesuaikan dengan tujuan
penelitian dan kajian itu sendiri. Untuk Kajian dengan keluaran informasi yang san-
gat detail, penggunaan data ini perlu dipertimbangkan sedangkan penelitian untuk
mengetahui karakter umum suatu wilayah mungkin dapat menjadi pilihan.
Data TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission)
Tropical rainfall measuring mission (TRMM) merupakan misi kerja sama antara
NASA, USA dan JAXA Jepang yang ditujukan untuk memonitor curah hujan tropis
(Shofiyati dan Supriatna, 2011). Namun sejak tanggal 8 April 2015 TRMM sudah
berhenti beroperasi. Periode data TRMM yang bisa dimanfaatkan adalah 17 tahun.
Data TRMM dapat diunduh melalui halaman http://disc.sci.gsfc.nasa.gov/
precipitation/tovas/.
4
TRMM adalah data satelit yang penggunaanya dapat menggantikan data-
data permukaan. Namun untuk itu perlu dilakukan uji untuk mengetahui hubungan
antara data TRMM dan data pengataman Permukaan. Prasetia et al., (2012) me-
lakukan validasi data curah hujan TRMM bulanan dan musiman pada 20 statsiun
hujan Indonesia yang dibagi berdasarkan tipe hujan Indonesia. Korelasi antara
TRMM dan data stasiun hujan bervariasi berdasarkan tipe hujannya. Kendarto et al
(2012) menguji penggunaan data TRMM untuk menduga curah hujan di lampung
tengah. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa data TRMM dapat digunakan untuk
menggantikan data curah hujan permukaan dimana curah hujan bulanan mempun-
yai nilai korelasi 0.7 dan untuk hujan dasarian mempunyai nilai korelasi 0.8. lebih
lanjut Saifullah, (2014) menvalidasi penggunaan data TRMM pada tiga daerah
aliran sungai (DAS) Indonesia. Secara umum kesimpulan berbagai penelitian terse-
but adalah data TRMM dapat digunakan untuk melengkapi keterbatasan data curah
hujan di Indonesia.
Gambar 3. Tampilan halaman web TRMM (https://pmm.nasa.gov/data-access/data-sources)
Tipe data yang dikeluarkan oleh TRMM sangat beragam yang terdiri dari be-
berapa level yaitu level 1 sampai level 3. Level 1 adalah data mentah (raw data)
tapi sudah dikalibrasi dan dilakukan koreksi geometric. Sedangkan level data yang
memiliki data dalam bentuk mm adalah level 3. Resolusi spasial data TRMM ini
adalah 0.25ox 0.25o dan resolusi temporal setiap 3 jam.
5
Data TRMM ini jug sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan
penelitian. Baik menggunakan data ini sebagai bahan utama atau data ini duguna-
kan untuk mengisi kekosongan data.
Data Aphrodite
Asian Precipitation-Highly-Resolved Observational Data Integration towards Evalua-
tion of Water Resources (Aphrodite water resources) adalah data curah hujan har-
ian dari tahun 1951 untuk seluruh wilayah Asia yang meliputi wilayah pegunungan
Himalaya, Asia Selatan, dan daerah pegunungn timur tengah. Jumlah stasiun data
ini adalah 5000- 12 000 stasiun. Namun demikian untuk wilayah Indonesia jumlah
stasiun yang ada dalam data base iklim ini sangat terbatas, dengan sebaran sta-
siun yang tidak merata, sebagian besar hanya di Pulau Jawa. Disamping itu kualitas
data iklim terutama untuk Indonesia perlu dikaji. Data aphtodite ini dapat diunduh
di web: http://www.chikyu.ac.jp/precip/english/products.html. Tampilan halaman
web ini disajikan pada gambar 4 sedangkan list dan sebaran stasiun di tampilkan
pada gambar 5.
Gambar 4. Tampilan data Aphrodite (http://www.chikyu.ac.jp/
precip/english/products.html)
Gambar 5. Sebaran stasiun aphrodite
6
CPC Merged Analysis of Precipitation
CPC Merged Analysis of Precipitation (CMAP) adalah kumpulan data global curah
hujan bulanan dengan grid 2.5 x 2.5o. Data ini adalah data global yang hampir mel-
ingkupi semua negara dengan record data yang panjang yaitu dari tahun 1979.
Kelemahan data ini adalah sebaran kualitas data yang tidak sama. Kualitas data ini
sangat tergantung pada jumlah dan sebaran stasiun serta ke akuratan prakiraan
hujan dari data satelit. Secara umum kualitas data di daerah tropis lebih bagus di-
bandingkan di daearah kutub. Data CMAP dapat diunduh pada halaman web:
http://www.esrl.noaa.gov/psd/data/gridded/data.cmap.html.
Secara umum data CMAP dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu data
curah hujan standar (STD) dan curah hujan terkoreksi (enhanced prepicipitation).
Data hujan standar ini terdiri dari data pengamatan stasiun maupun data pen-
ginderaan jauh yang terdiri dari indeks curah hujan outgoing longwave radiation
(OLR), indeks curah hujan geostationary operational environmental satellite
(GEOS), gelombang microwave, sebaran microwave menggunakan sensor khusus
dan emisis microwave dri SSM. Curah hujan standar ini memiliki data kosong maka
untuk pengisian data kosong ini data NCE-NCAR reanalysis digunakan.
Data GPCC
Global Precipitation Climatology Centre (GPCC) adalah set data curah hujan
global dengan periode mulai 1901 sampai sekarang. Data ini dikenalkan oleh
Schneider et al (2011) yang memuat 67.238 stasiun hujan. Data ini adalah data
gabungan cari pertukaran data berbagai negara di dunia. Sampai tahun 2010 jum-
lah negara yang berkontribusi pada sistem data base ini mencapai 190 negara.
Data ini sudah banyak digunakan secara global baik untuk kepentingan pendidikan,
penelitian maupun untuk kepentingan global. Sebaran stasiun hujan yang ada
dalam basis data GPCC ditampilkan pada gambar 6 dan basis data ini dapat diun-
duh pada web URL:http://gpcc.dwd.de.
7
GPCC dikembangkan melalui program World Climate Research Program
(WCRP) pada tahun 1968. Sama dengan CMAP, GPCC juga merukan gabungan
data dari berbagai sistem pengamatan mulai dari data pengamatan permukaan dan
berbagai macam data satelit.
Gambar 6. Distribusi curah hujan pada GPCP data (sumber: http://www.goes-r.gov/users/comet/tropical/textbook_2nd_edition/
print_5.html)
Gambar 7. Contoh data curah hujan harian seluruh dunia pada tanggal 30 Juni 2011
8
Yeli Sarvina
Alamat Penyunting: Jl. Tentara Pelajar No 1A, Bogor 16111 Telp : (0251) 8312760 E-mail : [email protected] http://www.balitklimat.litbang.pertanian.go.id
Penanggung jawab : Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Redaktur : Haryono, Yeli Sarvina, Adang Hamdani Editor : Woro Estiningtyas, Fadhlullah Ramadhani, Hendri
Sosiawan, Le Istiqlal Amien Redaktur Pelaksana : Eko Prasetyo dan Tuti Muliani
Info Agroklimat dan Hidrologi memuat informasi aktual dan inovasi teknologi hasil-hasil penelitian bidang agroklimat, hidrologi, dan pengelolaan air
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Daftar Pustaka
Arkin, Phil, Xie, PIngping & National Center for Atmospheric Research Staff (Eds).
Last modified 14 Jul 2016. "The Climate Data Guide: CMAP: CPC Merged Analysis of Precipitation." Retrieved from https://climatedataguide.ucar.edu/climate-data/cmap-cpc-merged-analysis-
precipitation Kendarto, R.D. 2012. Penggunaan Data Satelit cuaca TRMM untuk menduga
curah hujan di Perkebunan Lampung Tengah. JRL Vol. 8 No.2 Hal 241-
247 Lee, S.H. 2015. General Rainfall Pattern in Indonesia and the Potential Impacts of
local seas on rainfall intensity. Water Journal. Water 2015, 7, 1751-1768; doi:10.3390/w7041751
Maulana, I.S. 2015. Prediksi Musim Kebakaran Hutan dan Lahan di Papua Ber-
dasarkan Oceanic Nino Index (ONI) dan Variabilitas curah hujan. http://pmbpasca.ipb.ac.id/id/registerform/arsip//16012739/sinopsis.pdf. Diunduh pada tanggal 11 Agustus 2016
Moron, V., Robertson, W.A., Boer, R. 2008. Spatila Coherence and seasonal pre-dictability of monsoon onset over Indonesia. Journal of climatology.
Prasetia, R., As-Syakur, A.R., Osawa, T. 2013. Validation of TRMM Precipitation
Radar Satelite data over Indonesian Region. Theor Appl Climatol (2013) 112: 575-587.
Shofiyati, R dan Supriatna W. 2011. Pemanfaatan Data Unduhan Gratis Dari Inter-
net Untuk Penelitian Sumber Daya Lahan. Jurnal Informatika Pertanian. Vol 20. No1.2011
Syafullah, M.D. 2014. Validasi data TRMM terhadap data curah huja Aktual di tiga
DAS di Indonesia. Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 15 No. 2 Tahun 2014. 109-118