teori perilaku kolektif

6
Teori Perilaku Kolektif Kolektif menjelaskan tentang kumpulan individu yang lebih daripada sekedar agregrat, tapi juga bukan kelompok yang sebenarnya. Kolektif dibagi kedalam 2 tipe, yaitu : Social Agregrat = collective outburst (riots, mobs, dsb), dan Collective Movement = organisasi politik, kampanye nasional, dsb. Teori perilaku kognitif itu sendiri dibagi kedalam beberapa teori lagi, yaitu : Teori Convergen, Teori Contangion atau yang biasa disebut teori penularan dan Teori Emergent Norm atau teori Perkemangan Norma. Teori Convergen mengemukakan bahwa agregat mewakili dengan berbagai kebutuhan,keinginan dan emosi yang memancing perilaku yang spontan dan yang sudah terkontrol sebelumnya. Teori Contangion atau yang biasa disebut teori penularan menjelaskan bahwa emosi dan perilaku itu dapat ditukar dari satu individu ke individu lainnya. Teori Emergent Norm atau teori Perkembangan Norma menjelaskan tentang teori penggabungan konvergen. Tahapan Perkembangan Konflik Setelah adanya Forming, dalam Proses dasar dalam kelompok ada juga yang disebut Storming. Storming Merupakan tahapan dimana Munculnya disagreement atau pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan. Hal ini sering terjadi dan wajar adanya karena didalam sebuah kelompok itu terdapat berbagai macam individu yang berlainan satu dan lainnya sehingga kerap timbul pertengkaran atau ketidak sepahaman dalam pemikiran setiap anggotanya. Adapun tahap-tahap perkembangan konflik itu sendiri, yaitu :

Upload: chlarissa-wahab

Post on 26-Jul-2015

448 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Perilaku Kolektif

Teori Perilaku Kolektif

Kolektif menjelaskan tentang kumpulan individu yang lebih daripada sekedar agregrat, tapi juga bukan kelompok yang sebenarnya.

Kolektif dibagi kedalam 2 tipe, yaitu : Social Agregrat = collective outburst (riots, mobs, dsb), dan Collective Movement = organisasi politik, kampanye nasional, dsb.

Teori perilaku kognitif itu sendiri dibagi kedalam beberapa teori lagi, yaitu : Teori Convergen, Teori Contangion atau yang biasa disebut teori penularan dan Teori Emergent Norm atau teori Perkemangan Norma.

Teori Convergen mengemukakan bahwa agregat mewakili dengan berbagai kebutuhan,keinginan dan emosi yang memancing perilaku yang spontan dan yang sudah terkontrol sebelumnya.

Teori Contangion atau yang biasa disebut teori penularan menjelaskan bahwa emosi dan perilaku itu dapat ditukar dari satu individu ke individu lainnya.

Teori Emergent Norm atau teori Perkembangan Norma menjelaskan tentang teori penggabungan konvergen.

Tahapan Perkembangan Konflik

Setelah adanya Forming, dalam Proses dasar dalam kelompok ada juga yang disebut Storming. Storming Merupakan tahapan dimana Munculnya disagreement atau pertengkaran dan friksi diantara anggota kelompok yang melibatkan kata-kata, emosi dan tindakan. Hal ini sering terjadi dan wajar adanya karena didalam sebuah kelompok itu terdapat berbagai macam individu yang berlainan satu dan lainnya sehingga kerap timbul pertengkaran atau ketidak sepahaman dalam pemikiran setiap anggotanya.

Adapun tahap-tahap perkembangan konflik itu sendiri, yaitu :1.   Disagreement

> perlu segera diindentifikasi disagreementnya:• apakah benar-benar ada atau sekedar kesalahpahaman• apakah perlu segera ditangani atau terselesaikan sendiri• jika benar-benar ada dan menyangkut beberapa faktor situasional minor

2.   Confrontation> Adanya pertentangan dua orang atau lebih yang disebut verbal attack.> diakhir tahap ini, tingkat koalisi (sub kelompok dalam kelompok) dimana anggota kelompok menjadi terpolarisasi (membentuk blok-blok). Atau gampangnya munculnya kelompok didalam kelompok.

3.   Escalation

Page 2: Teori Perilaku Kolektif

> pada tahap ini, anggota kelompok menjadi semakin kasar, suka memaksa, mengancam, sampai pada kekerasan fisik → timbul mosi tidak percaya (distrust), frustasi dan negatif reciprocity.

4.   Deescalation> berkurang atau menurunnya konflik> anggota mulai sadar waktu dan energi yang terbuang sia-sia dengan berdebat.sues : negosiasi berhasil, kedua pihak merasa puas (winwin solution)b. Membangun kepercayaan : dengan mengkomunikasikan keinginanindividu secara hati-hati dan harus konsisten antara apa yang diomongkandengan perilaku aktualnya

5.   Conflict Resolution> tiap konflik sampai pada tahap ini, meskipun tidak semua pihak puas akan hasilnya. Belum adanya penyelesaian yang membuat setiap individu dalam kelompok puas.

Konflik menurut Stoner dan Freeman

Storming merupakan Konflik yang terjadi didalam sebuah Kelompok. Sebetulnya apa definisi dari konflik itu sendiri?Menurut Stoner dan Freeman(1989:392) membagi pandangan Konflik itu sendiri menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old view) dan pandangan modern (Current View):

1.   Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari. Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan. Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan pemimpin dalam sebuah kelompok atau organisasi dalam merancang dan memimpin organisasi. Dikarenakan kesalahan ini, seorang pemimpin sebagai pihak yang  bertugas meminimalisasikan konflik. Maksudnya tugas pemimpinlah yang mempunyai wewenang untuk mencegah terjadinya konflik disebuah kelompok.

2.   Pandangan modern.Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan. Jika terjadi konflik, pemimpin sebagai pihak yang bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal

Page 3: Teori Perilaku Kolektif

untuk mencapai tujuan bersama.Jadi, Pemimpin mempunyai wewenang untuk menengahi apabila adanya konflik yang terjadi dalam kelompok.

Penyebab Konflik terjadi

Adapun Penyebab konflik dalam tahapan perkembangan konflik didalam kelompok yaitu Resolusi,diantaranya :

1.   Interdepence> tidak semua interdependence menyebabkan konflik, jika:a. ada kerjasama antar anggota dalam interdepence shg konflik ↓, maksudnya ketika dalam setiap anggota didalam kelompok itu memiliki kerjasama maka cenderung akan menurunkan konflik yang ada.b. ada kompetisi antar anggota dalam interdepence shg konflik ↑,Berbanding terbalik, jika diantara anggota kelompok itu saling berkompetisi, maka situasi akan semakin memanas dan cenderung akan meningkatkan konflik yang ada. Menurut Deutch (1949):

         pure cooperation → promotive interdependence : dengan menolong         pure competition → contrient interdependence : anggota bisa meraih tujuannya hanya

jika anggota lain gagal memilihnya.2.   Influence strategies

> Stategi Untuk mempengaruhi orang lain, seperti Ancaman, Hukuman dan TReinforcement juga akan meningkatkan konflik yang ada.

3. Misunderstanding dan misperception> Kadang ketika adanya konflik sering terjadinya kesalahpahaman-kesalahpahaman yang akan membuat konflik yang telah ada menjadi semakin memburuk didalamnya.

Kondisi Psikologis yang terjadi pada Individu dalam Massa

Seperti apakah Kondisi Individu didalam Massa?Ada pendapat beberapa tokoh mengenai hal tersebut:

         Gustav Lee BonMenurutnya Didalam Massa, terdapat bentuk psikologis tersendiri, Seseorang yang bergabung didalamnya akan berbuat sesuatu yang tidak akan ia perbuat apabila ia tidak bergabung didalam Massa. Jadi, Massa membuat keterkaitan tersendiri

Page 4: Teori Perilaku Kolektif

didalamnya yang membuat setiap individu dapat larut didalamnya bahkan bisa sampsi kehilangan pemikiran kritisnya. Gustav juga mengungkapkan adanya Mental Unity atau Law Mental Unity didalam massa.

         DurkheimBerbeda dengan Gustav Lee Bon, Durkheim mengungkapkan adanya Individual Mind yaitu pemikiranyang berasal dari setiap individu dan Collective Mind Antara yaitu pemikiran yang ada dalam kelompok atau pemikiran bersama  yang satu dan yang lainnya.

         AllportAllport tidak menetujui pendapat Durkheim tentang adanya Collective Mind didalam Massa, ia berpendapat bahwa didalam pemikiran adanya Conformity atau Kesamaan yang tidak hanya ada dalam hal berfikir dan kepercayaan, tapi ada didalam perasaan (feeling) dan ada dalam perbuatan yang tampak (overt behaviour).

Hubungan Psikologi Kelompok dengan Psikologi Sosial

Untuk lebih mengetahui dan memahami seperti apa hubungan antara psikologi kelompok dan psikologi socsal. Maka kita perlu mengkajinya satu persatu.

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatunya tentang perilaku manusia.Kelompok adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena adanya hubungan antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi (Soerjono Soekanto)Bisa didefinisikan bahwa sebuah kelompok itu bisa terjadi apabila memiliki factor tertentu yang dimiliki bersama antar anggota kelompok tertentu,misalnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, dalam satu tempat, satu perkumpulan bahkan pola pikir ataupun kepentingan yang sama. Sosial adalah kemasyarakatan,yang sangat erat hubungannya dengan orang lain baik itu orang yang sudah dikenal ataupun orang yang ada dalam imajinasi kita.

Jadi Psikologi Kelompok adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang berkaitan dengan kesatuan ataupun himpunan manusia yang mempunyai factor tertentu, Sedangkan Psikologi Sosial adalah Suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia yang erat kaitannya dalam hubungan kemasyarakatan manusia sebagai mahluk social.

Apakah ada hubungannya antara psikologi kelompok dan psikologi social itu sendiri? Jawabannya tentu erat kaitan antara 2 ilmu tersebut, psikologi kelompok merupakan bagian dari psikologi social. Mengapa dikatakan seperti itu? Karena kelompok merupakan bagian dari kemasyarakatan itu sendiri dan terutama penting kedudukannya dalam hubungan sosial.Dan yang paling utama adalah manusia merupakan mahluk social yang tidak mungkin untuk melakukan segala sesuatunya tanpa bantuan mahluk hidup lainnya. Dalam suatu anggota kelompok, mereka merupakan bagian dari masyarakat. disebabkan keduanya merupaakan suatu

Page 5: Teori Perilaku Kolektif

ilmu yang sangat sering kita temui dikehidupan kita sehari-hari, Hubungan timbal balik juga yang sarat didalamnya. Bahkan Aristoteles berkata bahwa manusia adalah mahluk social, karena hampir semua aspek kehidupan manusia yang tentu didalamnya terdapat kelompok-kelompok berada didalam situasi social.