teori pembangunan dalam pemerintahan ... orde lama, baru, dan reformasi berdasarkan undang-undang ri...
TRANSCRIPT
TUGAS MEMBUAT MAKALAH / KARYA ILMIAH
MATA KULIAH:
TEORI PEMBANGUNAN DALAM PEMERINTAHAN
ANALISIS PERBEDAAN PENCAPAIAN PEMBANGUNAN
SEKTOR PARIWISATA INDONESIA
PADA ERA ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN REFORMASI
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI
NO. 9 TAHUN 1990 SERTA NO. 10 TAHUN 2009
SEBAGAI SALAH SATU PENUNJANG PEREKONOMIAN NEGARA
…………………………………………………………………………………………………
OLEH
Agnes Subrata, SE
NPM : 153 131 350 102 004
Dosen Pengajar
Dr. Drs. H. Budi Supriyatno, MM., MSi
PROGRAM PASCASARJANA
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat dan berket-Nya sehingga karya tulis ini dapat disusun dan diselesaikan
tepat waktu untuk memenuhi sebagian persyaratan dari mata kulian Teori
Pembangunan Dalam Ilmu Pemerintahan pada program pasca sarjana Universitas
Satyagama.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik secara moril,
material, bimbingan, dukungan, nasehat, dan doa kepada:
1. Keluarga tercinta (ayah, ibu, kaka, dan adik-adik penulis)
2. Dosen Teori Pembangunan Dalam Ilmu Pemerintahan (Dr. Budi Supriyatno,
MM., M.Si)
3. General Manager PT Boga Makmur Gracia, Galen E. Suwito, SE
4. Segenap Board of Director PT. Greatech Artanindo (Ferdinand Constant Arnan,
MSME; Ir. Jansen Sutanto; Alfian Sutanto)
4. Segenap karyawan PT Sarana Abadi Makmur Bersama (Wenny, Dian, Stefanus
Iwanata Sutedjo, Yuli, Wati, dan yang lainnya)
5. Rekan-rekan Alumni Trisakti School of Management yang hingga sekarang
masih saling menguatkan dan mendukung satu sama lain (Ani Nasikah, Sulistiani,
Elvina Damastuti, Suci Susanti, Elvi Novarini, Yuliani Almalita, Olivia Ong, dan
yang lainnya)
6. Personal Trainer yang sering mengajak bertukar pikiran sehubungan deng an ilmu
pemerintahan Indonesia (Hendratno Cahyo, S.Or)
7. Rekan – rekan dari tim olahraga dan pecinta alam (Alfahrie Ale, Raden Mas
Prasetya Kusumatmadja, Fitria, Kiki Suandy, Bernard Mulyadi, Lukman Hakim,
Fredo Rossoneri, Ricky Omie) dan teman-teman penulis lainnya yang tidak dapat
disebutkan namanya satu per satu.
ii
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan yang ditemukan
dalam penulisan makalah penelitian atau karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis
akan sangat menyambut masukan yang membangun dari berbagai pihak. Akhir
kata, penilis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
Jakarta, 19 Desember 2015
Agnes Subrata, SE
iii
ANALYSIS OF DIFFERENCES IN THE ACHIEVEMENT OF
INDONESIAN TOURISM SECTOR DEVELOPMENT
IN THE OLD ORDER ERA, NEW ERA, AND REFORM
BASED ON INDONESIAN REPUBLIC STATUTORY
NO. 9 IN 1990 AND NO. 10 IN 2009
AS ONE OF THE ECONOMIC SUPPORT FOR THE COUNTRY
ABSTRACT
As we can look, Indonesia is a vast country and consists of many islands. It’s one of our pride
as part of the nation's children to become actively involved in research and develop the full
potential of this highway by Indonesia nature.
Indonesia Ministry of Tourism and all other government agencies seek to diversify the
Indonesian tourism sector in order to reduce society's dependence on countries, especially in
Southeast Asia. Tourism as a source of state revenue that may often not thought of our own
nation. A wide range of cultural arts and all other natural potential can be utilized for the
common welfare. Showing the world community that Indonesia is a rich country in all the
natural resources which’s exist.
Key Words: Indonesian Tourism Sector
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………………. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………... ii
Abstract …………………………………………………………………………………………. iv
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. v
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Permasalahan ………………………………………… 1
1.2. Perumusan Masalah ………………………………………………………. 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………. 2
1.3.1. Tujuan Penelitian ……………………………………………….. 2
1.3.2. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 3
1.4. Sistematika Pembahasan …………………………………………………. 3
Bab II Kerangka Teoritis
2.1. Pengertian Pariwisata …………………………………………………….. 5
2.2. Subyek Pariwisata ………………………………………………………… 5
2.3. Obyek Pariwisata …………………………………………………………. 6
2.4. Dasar Pendapatan dari Pariwisata Negara …………………………… .. 46
2.5. Perbedaan Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1990 dengan Undang-
Undang RI No. 10 Tahun 2009 ……………………………………………… 47
Bab III Metoda Penelitian
3.1. Bentuk Penelitian ……………………………………………………….. 48
3.2. Obyek Penelitian ………………………………………………………… 48
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………. 50
3.4. Metode Analisis Data …………………………………………………… 50
Bab IV Analisa dan Pembahasan
4.1. Deskriptif Obyek Penelitian ……………………………………………. 51
4.2. Pencapaian Pembangunan Sektor PAriwisata Indonesia Pada Era Orde
Lama, Orde Baru, dan Reformasi …………………………………………… 52
v
4.2.1. Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia Pada Era
Orde Lama .,…………………………………………..………………………. 51
4.2.2. Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia Pada Era
Orde Baru ……………………………………………...……………………… 53
4.2.3. Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia Pada Era
Reformasi …………………………………………………...………………… 54
4.2.4. Keselarasan Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia Pada
era Orde Lama, Baru, dan Reformasi Berdasarkan Undang-Undang RI No. 9
Tahun 1990 Serta No. 10 Tahun 2009 ………………………………………. 56
4.3. Potensi Obyek dan Atraksi Wisata …………………………………….. 57
4.4. Upaya Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia ……………………. 57
4.4.1. Pembangunan Pariwisata Zaman Orde Lama & Orde Baru … 58
4.4.2. Pembangunan Pariwisata Era Reformasi …………………….. 59
4.5. Kendala yang Dihadapi ………………………………………………..... 59
4.6. Strategi Pengembangan …………………………………………………. 60
4.7. Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata …….....…………. 61
Bab V Penutup
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………….……… 63
5.2. Keterbatasan ……………………………………………………..………. 64
5.3. Rekomendasi …………………………………………………………….. 64
Daftar Referensi ……………………………………………………………………… 65
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Mulai tahun 2009, penerapan pada Undang – Undang RI tentang kepariwisataan
sudah diarahkan pada peraturan terbaru. Undang – Undang RI No. 9 Tahun 1990 telah
diganti dengan Undang – Undang RI No. 10 Tahun 2009. Peraturan baru ini
mengamandemenkan bahwa semua keadaan alam Indonesia beserta isinya merupakan
modal pembangunan kepariwisataan yang bertujuan sebagai salah satu penunjang dan
peningkatan kemakmuran serta kesejahteraan rakyat seperti yang terkandung dalam
Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Perkembangan pembangunan Indonesia di sektor pariwisata berdasarkan Undang –
Undang RI No. 9 Tahun 1990 dan No. 10 tahun 2009, masih banyak yang kurang dapat
memahaminya. Hal ini dapat menyebabkan:
- Ketidakpuasan (banyak penduduk lokal akan memilih berwisata ke luar negeri)
yang berimbas pada kurangnya rasa bangga dan mengurangi pendapatan negara
- Hilangnya kesempatan penyorotan lokasi perfilman dan periklanan dari berbagai
sumber
- Mengurangi peluang datangnya devisa negara (wisatawan asing akan beralih ke
negara tujuan wisata lain)
- Wawasan budaya negeri tidak akan banyak diketahui oleh generasi penerus bangsa
Oleh karena itu, adapun hal yang ingin dacapai dalam karya tulis ini adalah untuk
mengevaluasi perbedaan kemajuan obyek pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada
era orde lama, orde baru, dan reformasi, kemudian menganalisa apakah ada ketidak
sesuaian pembangunan sektor pariwisata tersebut dengan Undang-Undang sehingga dapat
menjadi faktor penghambat kemajuan negara untuk dapat lebih dikenal oleh industri
pariwisata dunia.
1
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
“Perbedaan Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia Pada Era Orde
Lama, Orde Baru, dan Reformasi Berdasarkan Undang – Undang RI No. 9 Tahun
1990 Serta No. 10 Tahun 2009 Sebagai Salah Satu Penunjang Perekonomian
Negara.”
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang keadaan tersebut di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde
lama ?
2. Apakah pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde
baru ?
3. Apakah pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era
reformasi ?
4. Apakah pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde
lama, orde baru, dan reformasi yang dilakukan sesuai dengan Undang – Undang
RI No. 9 Tahun 1990 serta No. 10 Tahun 2009
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era
orde lama
2. Untuk mengetahui pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era
orde baru
3. Untuk mengetahui pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era
reformasi
4. Untuk mengetahui kesesuaian pencapaian pembangunan sektor pariwisata
Indonesia pada era orde lama, orde baru, dan reformasi yang dilakukan dengan
Undang – Undang RI No. 9 Tahun 1990 serta No. 10 Tahun 2009
2
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak – pihak di antaranya yaitu:
1. Warga Negara Indonesia
Menambah wawasan penduduk untuk dapat meliat Indonesia ke jendela
pariwisata yang lebih luas sehingga dapat memaksimalkan daya tarik tujuan
wisata ke dalam negeri.
2. Warga Negara Asing
Memperkenalkan Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki
kekayaan alam, budaya, dan daerah-daerah wisata lainnya yang layak untuk
dipamerkan dan disebar luaskan.
3. Lembaga Pendidikan (sekolah, universitas, dsb.)
Memperkenalkan kebudayaan dan tempat tujuan wisata melalui lingkungan
yang lebih kecil dengan cara pengajaran lisan, leterlek, kunjungan resmi, dan
grup perjalanan sekolah.
4. Perusahaan
Pariwisata dapat dijadikan ajang sebagai pencarian lokasi untuk perkenalan
prodak, perluasan usaha, peningkatan income, dan lain sebagainya.
5. Pemerintah
Perkenalan indonesia dengan masyarakat dunia luas, sarana pameran
keindahan negara, peningkatan income melalui pajak, membantu program
peningkatan lapangan kerja bagi warga negara dan lain sebagainya.
6. Peneliti selanjutnya
eneliti selanjutnya sudah dapat memiliki gambaran, memahami, dan
mengembangkan pariwisata Indonesia yang lebih up to date di tahun-tahun
mendatang.
1.4 Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah proses pengkajian, maka sistematika pembahasan penelitian ini
adalah:
3
BAB I PENDAHULUAN
Mengulas tentang latar belakang permasalahan penelitian, perumusan
masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika
pembahasan yang dilakukan
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Mengkaji tentang teori-teori yang dijadikan pedoman dasar dalam
penelitian terkait
BAB III METODA PENELITIAN
Menguraikan tentang bentuk penelitian, obyek penelitian, sumber atau
bahan untuk menganalisis, dan metode analisis data
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Mengulas perbedaan pencapaian pembangunan sektor pariwisata
Indonesia pada era orde lama, orde baru, dan reformasi berdasarkan
Undang – Undang RI No. 9 Tahun 1990 serta No. 10 Tahun 2009
sebagai salah satu penunjang perekonomian negara
BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang dilakukan
maupun rekomendasi positif untuk penelitian selanjutnya
4
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1 Pengertian Pariwisata
Secara Etomoogi pariwisata berasal dari dua kta yaitu “ pari” yang berarti
banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus besar
indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi.
Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang
dilakukan seseorang untuk sementara waktuyang diselenggarakan dari suatu tempat
ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau
bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk
menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang
beraneka ragam. (Assharrefdino)
Pariwisata menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
2.2 Subyek (Pelaku) Pariwisata
Para pelaku pariwisata Indonesia di antaranya:
1. Warga Negara Indonesia
Pelajar, wiraswasta, buruh, dan lain sebagainya
2. Warga Negara Asing
Para pendatang yang berasal dari luar negeri
Sebutan atau istilah pada orang yang melakukan kegiatan pariwisata:
(Assharrefdino)
1. Visitor atau pengunjung adalah sesorang yang melakukan perjalanan kesuatu negara
yang bukan tempat negara yang mereka tinggal, karean suatu alasan yang bukan
pekerjaannya sehari-hari.
5
2. Tourist atau wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara disuatu tempat
paling sedikit 24 jam di negara yang dikunjungi dengan motivasi perjalanannya yang
berhubungan dengan berlibur, berdagang, kunjungan keluarga, misi dan pertemuan-
pertemuan.
3. Excursionist (pelancong) adalah pengunjung sementara di suatu negara tanpa
menginap.
2.3 Obyek (Sektor) Pariwisata
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. (Undang-Undang RI No. 10
Tahun, bulir 5)
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
(Undang-Undang RI No. 10 Tahun, bulir 6)
Obyek Pariwisata Indonesia terdiri dari:
1. Pegunungan
2. Pantai
3. Lembah dana tau kawah
4. Pusat Perbelanjaan
5. Kesenian dan Kebudayaan Indonesia
6. Cagar Alam
7. Taman Nasional atau kawasan terlindung
8. dan lain sebagainya
Daftar Obyek wisata Indonesia: (Wikipedia Indonesia)
6
1. Sumatera Utara
Kota Medan
Istana Maimun
Masjid Raya Medan
Rumah Tjong A Fie di kawasan Jl. Jend. Ahmad Yani (Kesawan).
Gedung Balai Kota lama
Menara Air Medan (yang merupakan ikon kota Medan)
Titi Gantung (sebuah jembatan di atas rel kereta api)
Gedung London Sumatera
Kantor Pos Medan
Kabupaten Pakpak Bharat
Air Terjun Lae Une
Air Terjun Simbilulu
Air Terjun Lae Singgabit
Mbue Deng Sideban
Kabupaten Deli Serdang
Green Hill City
Sungai Sembahe
Air Terjun Dua Warna
Sampuran putih negeri sua
Kabupaten Karo
Gundaling
7
Mikie Holiday (sebuah resort dengan fasilitas theme park)
Gunung Sibayak
Gunung Sinabung
Taman Simalem Resort
Air Terjun Si Piso-piso
Desa Tongging (dikenal juga dengan nama Desa Tambusan)
Deleng Sibuaten (kampung Naga Lingga Desa Merek)
Kabupaten Simalungun
Timuran
Kebun Teh Sidamanik
Tanjung Unta
Tiga Ras
Puncak Simarjarunjung
Hutan Lindung Aek Nauli
Haranggaol
Kota Madya Pematangsiantar
Taman Hewan Pematangsiantar
Karang Anyer
Kuil Buddha Quan im
Kabupaten Samosir
Danau Toba
Pulau Samosir
Pusuk Buhit
8
Tomok
Hot Spring Panguluran
Museum Batak
Kabupaten Nias
Museum Pusaka Nias
Pantai Sorake
Pantai Lagundri
Lompat batu Nias
Pantai Lawomaru
Pantai Lawomaru
Pantai Carlita
Pantai Foa
Muara Indah
Kota Padang
Batu Malin Kundang
Jembatan Sitti Nurbaya
Museum Adityawarman
Panorama Sitinjau Lauik
Pantai Carolina
Pantai Gandoriah
Pantai Nirwana
Pantai Padang
Pantai Pasia Jambak
Pulau Pasumpahan
Pulau Sikuai
Taman Raya Bung Hatta
Taman Siti Nurbaya
9
Kota Bukittinggi
Benteng Fort de Kock
Bukit Takuruang
Istana Bung Hatta
Jam Gadang
Jembatan Limpapeh
Jenjang 40
Jenjang Koto Gadang
Koto Gadang, IV Koto, Agam
Masjid Jamik Parabek
Masjid Jamik Taluak Bukittinggi
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta
Museum Tri Daya Eka Dharma
Ngarai Sianok
Lubang Jepang Bukittinggi
Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan
Tugu Pahlawan Tak Dikenal
Kabupaten Agam
Danau Maninjau
Danau Tarusan Kamang
Kelok 44
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka
Puncak Lawang
Rumah Budaya Fadli Zon
10
Kabupaten Lima Puluh Kota
Batang Tabik
Goa Ngalau Indah
Kelok 9
Lembah Arau
Kabupaten Tanah Datar
Batu Batikam
Benteng Van der Capellen
Danau Singkarak
Gedung Indo Jolito
Istana Pagaruyung
Lembah Anai
Mifan
Panorama Tabek Patah
Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau
Rumah Gadang Kampai Nan Panjang
Puncak Pato
Kabupaten Solok
Danau Diatas dan Danau Dibawah
Taman Nasional Kerinci Seblat
Danau singkarak
Janjang seribu Sulit Air
Kebun teh Alahan Panjang
11
Kabupaten Pesisir Selatan
Air Terjun Bayang Sani
Jembatan akar
Puncak langkisau di Painan (kota)
Pantai Carocok
Pantai Sago
Peninggalan Istana Kerajaan Inderapura
Pulau Cubadak
Pulau Keong
Kota Sawahlunto
Danau Kandi
Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto
Gudang Ransum
Lubang Suro
Museum Kereta Api Sawahlunto
Taman Satwa Kandi (Kebun Binatang Sawahlunto)
Puncak Poland
Kabupaten Sijunjung dan Dharmasastra
Ngalau Indah Aie Angek Sijunjung
DAM Batang Hari Dharmasraya
Bukit Kelelawar Aie Angek Sijunjung
Candi Padang Raco Dharmasastra
Napak tilas ekspedisi Pamalayu (tempat peletakan Arca Amogsaphasa)
Dharmasraya
12
Riau
Alam Mayang
Mal SKA
Masjid Raya Senapelan
Danau Limbungan
Bandar Serai
Kubang Zoo
Pasar Bawah
Stanum
Pustaka Soeman HS
Masjid Jami' Air Tiris
Pacu Jalur
Air Terjun Guruh Gemurai
Air Terjun Batangkuban
Candi Muara Takus
Istana Siak
Taman Nasional Tesso Nilo
Taman Nasional Bukit Tigapuluh
Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit batu
Istana Kesultanan Pelalawan
Kepulauan Arwah
Pulau Jemur
Tugu Khatulistiwa Pangkalan Kuras
Istana Kesultanan Indragiri
Sumber Air Pawan
Benteng Tujuh Lapis
Danau Raja
Bakar Tongkang
Danau Napangga
13
Pantai Teluk Makmur
Bono Sungai Kampar
Panorama Bukit Cokiak
Air Terjun Aek Martua
Benteng Tujuh Lapis
Pantai Selatbaru Bengkalis
Pantai Rupat Utara
Masjid Agung An-Nur Pekanbaru
Kepulauan Riau
Pulau Penyengat
Pantai Penat
Pulau Bintan
Gunung Ranai
Sungai Sebong
Pantai Trikora
Gunung Bintan
Air Terjun Temurun
Jambi
Danau Kerinci
Taman Nasional Kerinci Seblat
Museum Negeri Jambi
Gunung Kerinci
Kebun Binatang Taman Rimbo
Candi Muaro Jambi
14
Air Panas Semurup
Kebun Teh Kayu Aro
Danau Kaco
Air Terjun Telun Berasap
Air Terjun Pancaro Rayo
Gunung Tujuh
Danau Gunung Tujuh
Sumatera Selatan
Danau Ranau
Gunung Dempo
Sungai Musi
Jembatan Ampera
Danau Ulak Lia
Danau Segayam
Goa Putri
Bangka Belitung
Pantai Parai Tenggiri
Pantai Parai Tenggiri
Pantai Matras
Pantai Tanjung Pesona
Pantai Rebo
Pantai Batu Berdaun
Pantai Pasir Padi
Pantai Tanjung Ru Sadai,Bangka Selatan
15
Pantai Tanjung Kerasak, Bangka Selatan
Pantai Gunung Namak, Bangka Selatan
Pantai Teluk Uber
Gunung Maras
Tanjung Kelayang
Tanjung Binga
Tanjung Tinggi
Pulau Lengkuas
Pantai Punai
Pantai Tanjung Pendam
Pantai Bukit Batu
2. Jakarta
Kebun Binatang Ragunan
Museum Nasional "Gajah"
Taman Impian Jaya Ancol
Taman Mini Indonesia Indah
Museum Satria Mandala
Gedung Joang '45
Museum Bank Mandiri
Museum Bank Indonesia
Museum Sejarah Jakarta
Monas
Museum Tekstil
Museum Wayang
Pantai Anyer
Pulau Tidung
16
3. Jawa Barat
Kabupaten Garut
Kawah Papandayan
Pemandian Cipanas
Puncak Darajat
Sentra Kulit Sukaregang
Sentra Batik Garutan
Sentra Tenun Sutra
Situ Cangkuang
Masjid Asy-Syura
Kawah Talaga Bodas
Curug Orok
Kampung Sampireun
Kebun Mawar Situhapa
Taman Satwa Cikembulan
Pantai Sayangheulang
Pantai Pameungpeunk
Pantai Santolo
Situ Bagendit
Makam Keramat Godog
Kota Bandung
Curug Luhur
Kebun Raya Bogor
Puncak
Waduk Jatiluhur
Taman Safari
Tangkuban Perahu
Pelabuhan Ratu
Kawah Putih
17
Pantai Pangandaran
Green Canyon
Kampung Naga
Ciater
Maribaya
Tahura Ir H Djuanda
Gunung Galunggung
Taman Wisata Mekarsari
Taman Nasional Gunung Ciremai
Wisata Desa Jelat
Curug Cigeuntis Karawang
Ujung Genteng Sukabumi
Cirebon
Keraton Kasepuhan
Keraton Kanoman
Keraton Kacirebonan
Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid Merah Panjunan
Kompleks Makam Sunan Gunung Jati dan makam para tokoh penyebar Agama
Islam di Cirebon
Obyek Wisata Kura-Kura Belawa
Masjid Agung Sumber
Gua Sunyaragi
Majalengka
Agro Batu Luhur
Air Terjun Cibali
Air Terjun Cilutung
18
Bendungan Rentang
Curug Muara Jaya
Curug Sawer
Curug Tonjong
Gunung Batu Tilu
Kebun Teh Cipasung
Kolam Renang/Balong Sangraja
Pendakian Gunung Ceremai
Panorama Cikebo
Panorama lemahputih
Situ Anggrahan
Situ Batu
Situ Cijawura
Situ Cipanten
Situ Cikuda
Situ Janawi
Situ Sangiang (Makam Sunan Parung)
Talaga Herang
Talaga Loa
4. Jawa Tengah
Kota Semarang
Lawang Sewu
Kota Lama
Taman Budaya Raden Saleh
Puri Maerokoco
Pantai Marina
Pantai Maron
Sunan Kuning
19
Tanggul Indah
Masjid Agung Jawa Tengah
Kabupaten Semarang
Bandungan
Rawa Pening
Candi Gedongsongo
Museum KA Ambarawa
Kopeng
Museum Ronggowarsito
Museum Palagan Ambarawa
Monumen Palagan Ambarawa
Bukit Cinta
Taman Wisata Alam Umbul Sidomukti
Kabupaten Jepara
Pulau Karimunjawa dan Gugusannya
Pulau Panjang
Pulau Mandalika
Gunung Genuk
Pantai Kartini
Pantai Tirto Samodra
Pantai Empu Rancak
Pantai Pungkruk
Pantai Guamanik Pecatu
Pantai Teluk Awur
Pantai Semat
Pantai Ombak Mati
20
Pantai Pailus
Pantai Blebak
Pantai Suweru
Pantai Bayuran
Pantai Beringin
Pantai Pailus
Air Terjun Songgo Langit
Air Terjun Jurang Nganten
Air Terjun Suroloyo
Air Terjun Banyu Anjlok
Air Terjun Nglamer
Air Tejun Nglumprit
Air Terjun Grinjingan Dowo
Belik Bidadari dan Jaka Tarub
Telaga Sejuta Akar
Gua Tritip
Gua Manik
Gua Sakti
Wono Pinus Setro
Sreni Indah
Benteng Portugis
Benteng VOC
Museum R.A Kartini
Museum Gong Perdamaian Dunia
Monumen Plasenta R.A Kartini
Masjid Mantingan
Gapura Masjid Jami' Baiturrohman I
Masjid Agung Baitul Makmur Jepara
Kelenteng Hian Thian Siang Tee
Candi Angin
Candi Bubrah
21
Siti Inggil Keraton Kalinyamat
Pertapaan Sonder
Kura-Kura Ocean Park
Tiara Park Waterboom and 3D Theater
Kebonan Kampoeng Maen
Pasar Apung Demaan
Pasar Karangrandu (Pasar Jajanan tradisional khas Jepara)
Pasar Ngabul (Pasar Durian)
Jepara Trade and Tourism Center
Shopping Centre Jepara (S.C.J)
Kabupaten Kudus
Masjid Menara Kudus
Air Terjun Monthel
Air Terjun Gonggomino
Air Tiga Rasa Rejenu
Tugu Identitas Kudus
The Peak View Waterboom
Kolam Renang dan Pemancingan Honocoroko
Kabupaten Demak
Masjid Agung Demak
Makam Kadilangu
Pantai Morosari
Agro Wisata Mlatiharjo
Agro Wisata Citra-Delima Mranak
22
Wisata Hutan Mangrove
Penangkaran Burung Hantu (Tyto alba), Guntur
Kabupaten Temanggung
Monumen Meteorit
Pikatan Water Park
Taman Rekreasi Kartini
Rest Area Kledung Pass
Air Terjun Surodipo/Trocoh
Air Terjun Lawe
Kabupaten Wonosobo
Agrowisata Tambi - Kec. Kejajar
Agrowisata Tanjungsari - Kec. Sapuran
Agrowisata Bedakah - Kec kertek
Telaga Menjer - Kec. Garung
Telaga Warna - Kec. Kejajajr
Air Terjun SiKarim - Kec. Watumalang
Curug Winong - Kec. Selomerto
Pemandian Kalianget dan Mangli - Kec. Wonosobo
Waduk Wadaslintang - Kec. Wadaslintang
Kuburan Budha - Mlipak Kec. Wonosobo
Kebun Salak - Kec. Sukoharjo
Sentra Kerajinan - Kec. Sapuran
23
Kabupaten Grobogan
Bleduk Kuwu
Api Abadi(Mrapen)
Kedung Ombo
Pesawahan Selojari
sendang coyo
waduk nglangon
Kabupaten Tegal
Guci Indah
Pantai Purwahamba
Waduk Cacaban
Kabupaten Pemalang
Water Park Widuri
Pemandian Moga
Kabupaten Brebes
Ciblon Waterboom Brebes
Waduk Malahayu
Waduk Penjalin
Pantai Randusanga
Telaga Renjeng
24
Kabupaten Batang
Pantai Sigandu
Kabupaten Magelang
Losari Coffee Plantation
Candi Borobudur
Candi Mendut
Ketep Pass
Candi Ngawen
Babadan (Gardu Pandang/Pos Pengamatan Merapi)
Curug Silawe
Selomoyo (pemandangan alam lereng Gunung Sumbing)
Kota Magelang
Bukit Tidar
Taman Kyai Langgeng
Kabupaten Kebumen
Gua Jatijajar
Pantai Ayah/Pantai Logending
Gua Petruk
Waduk Sempor
Benteng Van Der Wijk
Kabupaten Banyumas
Baturaden
25
Bumi Perkemahan Baturraden
Curug Cipendok
Air Panas Kalibacin
Museum Bank Rakyat Indonesia
Curug Gede
Masjid Saka Tunggal
Kabupaten Cilacap
Pantai Permisan
Pantai Widarapayung
Benteng Pendem
Air Panas Cipari
Gunung Selok
Kabupaten Banjarnegara
Pegunungan Dieng
Kabupaten Boyolali
Waduk Kedungombo
Waduk Cengklik
Candi Lawang
Umbul Tlatar
New Selo
26
Kabupaten Karanganyar
Grojogan Sewu (Tawangmangu)
Candi Sukuh
Candi Cetho
Astana Giribangun
Kebun Teh Kemuning
Pemandian Sapta Tirta
Kota Surakarta
Keraton Kasunanan
Taman Jurug (Taman Satwa Taru Jurug)
Pura Mangkunegaran
Museum Radya Pustaka
Taman Balekambang
Pasar Klewer
Pasar Gede
Benteng Vastenburg
Taman Sriwedari (THR)
Pasar Windujenar
Solo City Walk
Gladhag Langen Bogan
House of Danar Hadi (Museum Batik Danar Hadi)
Pusat Grosir Solo [PGS]
Beteng Trade Center [BTC]
Kabupaten Sukoharjo
Batu Seribu
Pemandian Air Hangat Langenharjo
27
Pandawa Water World
Waduk Mulur
Kabupaten Klaten
Umbul Cokro
Candi Sewu
Candi Plaosan
Rawa Jombor
Makam Bayat
Pabrik Gula Gondang Baru
Deles Indah
Kabupaten Sragen
Ganesha Technopark
Taman Dayu (Dayu Park/Taman Dayu Alam Asri)
Sangiran
Bayanan
Waduk Ngablak
Waduk Ketro
Waduk Dung Ombo
Gunung Kemukus
Waduk Brambang
Kabupaten Wonogiri
Girimanik atau Air Terjun Setren
Hutan Wisata Ketu
Waduk Gajah Mungkur
28
Pantai Sembukan
Pantai Nampu
Khayangan
Museum Karst
Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Kraton Yogyakarta
Taman Sari Yogyakarta
Purawisata
Taman Pintar Yogyakarta
Kotagede
Kebun Binatang Gembira Loka
Jalan Malioboro
Tugu Yogyakarta
Pasar Beringharjo
Benteng Vredeburg
Kabupaten Sleman
Kaliurang
Candi Prambanan
Candi Ratu Boko
Monumen Yogya Kembali
Desa Wisata Ketingan
Desa Wisata Kembangarum
29
Kabupaten Gunungkidul
Pantai Baron
Pantai Kukup
Pantai Krakal
Pantai Sundak
Pantai Wediombo
Pantai Siung
Pantai Indrayanti
Pantai Dlingi
Kabupaten Bantul
Pantai Samas
Parangtritis
Pantai Pandansimo Baru
Gua Selarong
Imogiri
Kasongan
Grand Puri Water Park
Pantai Kuwaru
Pantai Depok
Gua Cemara
Pantai Baru
Pantai Pandansari
Kabupaten Kulon Progo
Pantai Glagah
Waduk Sermo
30
Pantai Congot
Kawasan Ancol Kalibawang
Makam Simbah Kyai Krapyak Tsani
Makam Nyi Ageng Serang
Puncak Suroloyo
Pantai Bugel
Pantai Trisik
Makam Girigondo
5. Jawa Timur
Kota Jember
Alun-alun Kota Jember
Cafe Gumitir Rest Area
Wisata Agro Mumbul Garden
Pemandian dan Wisata Alam Patemon
Pemandian Oleng Sibutong
Pemandian Pontang
Pemandian Kimmo
Pemandian Kebon Agung
Pantai Payangan
Wisata Alam dan Pemandian Taman Botani
Wisata Pantai Kucur dan Kampung Nelayan Puger
Wisata Alam dan Pemandian Rembangan Resort
Water Boom Niagara
Pantai Paseban
Pembuatan Crutu Bobbin Cigars
Pantai Watu Ulo Jember
31
Papuma Beach (Pasir Putih Malikan) - Jember
Paintai Bandealit dan Taman Nasional Meru Betiri - Jember
Kota Surabaya
Jembatan Suramadu
Kota Malang
Kota Malang
Taman Wisata Air Wendit - Malang
Museum Sejarah Bentoel - Malang
Taman Tlogomas - Malang
Pantai Sendang Biru - Malang Selatan
Pulau Sempu - Malang Selatan
Pantai Balekambang - Malang Selatan
Pantai Ngliyep - Malang Selatan
Kota batu
Batu Secret Zoo - Batu
Museum Satwa - Batu
Jawa Timur Park - Batu
Batu Night Spectacular (BNS) - Batu
Taman Rekreasi Selecta - Batu
Kusuma Agrowisata - Batu
Klub Bunga - Batu
Wisata Petik Apel – Batu
32
Desa Wisata - Batu
Museum Angkut – Batu
Kota Mojokerto
Air Terjun Dlundung - Trawas – Mojokerto
Madura
Kabupaten Sumenep
Pantai Lombang - Sumenep
Pantai Slopeng - Sumenep
Asta Tinggi Sumenep - Sumenep
Keraton Sumenep – Sumenep
Kota dan kabupaten Kediri
Goa Selomangkleng
Museum Airlangga
Air Terjun Dolo
Gereja puhsarang
Waterpark kediri
Arca Totok Kerot
Monumen Simpang Lima Gumul
Alun-Alun kota kediri
Masjid agung kota kediri
Alun-alun kabupaten kediri-pare
33
Taman Ngronggo
Taman kilisuci
Pusat oleh-oleh Tahu Pong
Candi surowono – pare
Gumul Paradise Island
Arum jeram-kepung
kampung inggris-pare
Wisata gunung kelud
Jalan dhoho kota kediri
Kota Trenggalek
Pantai Karanggongso - Trenggalek
Pantai Prigi - Trenggalek
Pantai Blado - Trenggalek
Goa Lawa - Trenggalek
Pantai Pelang – Trenggalek
Kota dan Kabupaten Blitar
Makam Bung Karno - Kota Blitar
Istana Gebang - Kota Blitar
Pantai Serang - Panggungrejo - Kabupaten Blitar
Candi Penataran - Nglegok - Kabupaten Blitar
Gunung Kelud - Kabupaten Blitar
Pantai Tambakrejo - Tambakrejo - Kabupaten Blitar
Candi Simping - Sumberjati - Kabupaten Blitar
Kebon Rojo - Kota Blitar
Makam Aryo Blitar - Kota Blitar
34
Candi Sawentar - Garum - Kabupaten Blitar
Candi Plumbangan Doko - Kabupaten Blitar
Pantai Jolosutro Wates - Kabupaten Blitar
Wisata Rambut Monte Gandusari - Kabupaten Blitar
Goa Embultuk Bakung - Kabupaten Blitar
Monumen PETA Kota Blitar
Sumber Udel Kota Blitar
Agrowisata Karangsari Karangsari - Kota Blitar
Songgoriti
Tirta Nirwana Songgoriti
Pemandian Air Panas Alami Songgoriti
Cangar
Pemandian Air Panas Cangar
Kota Banyuwangi[
Gunung Ijen - Banyuwangi
Watu Dodol
Pantai Blimbingsari
Pantai Rajegwesi
Teluk Biru – Muncar
Kota Pasuruan
Wisata Agro
Banyu Biru
35
Petirtaan Belahan
Gunung Bromo
Coban Baung
Finna Golf
Air Terjun Kakekbodo
Sien Orchid
Kebun Raya Purwodadi
Taman Safari Indonesia 2
Tamandayu
Ranu Grati
Flora Hill
Gunung Gangsir Temple
Kota probolinggo
Gunung Bromo
Kota Lumajang
Kota lumajang atau disebut kabupaten lumajang adalah salah satu kabupaten di jawa
timur yang memiliki pesona alam luar biasa. Lebih dari 65 objek wisata di 21
destinasi. Anda bisa menikmati keindahan alam yang alami
Gunung Semeru
Gunung Panderman
Kota Tulungagung
Pantai Popoh - Tulungagung
Pantai Sidem
Goa Pasir
36
Candi Gayatri
Makam Sunan Kuning.
Kabupaten Pasuruan
Air Terjun Kakek Bodo - Pandaan, Pasuruan
Taman Safari Indonesia II - Prigen, Pasuruan
Kabupaten Magetan
Telaga Sarangan – Magetan
Kabupaten Nganjuk
Air Terjun Sedudo - Sawahan, Nganjuk
Kabupaten Lamongan
Wisata Bahari Lamongan - Lamongan
Maharani Zoo and Goa – Lamongan
Kota Gresik
Pasir Putih Pantai Delegan - Delegan – Gresik
6. Bali
Kuta
Candi Dasa
Garuda Wisnu Kencana
Jimbaran
Kintamani
37
Pantai Kuta
Nusa Dua
Sangeh
Pantai Sanur
Tanah Lot
Istana Tampaksiring
Tenganan
Ubud
Legian
Uluwatu
Pedungan
7. Lombok
Pantai Senggigi
Taman Narmada
Taman Suranadi
Pantai Kuta Lombok
Taman Mayura
Pura Miru
Pura Lingsar
Kampung Bayan
Air Terjun Sendang Gile
Gili Nanggu
Taman Nasional Gunung Rinjani
Kampung Rambitan - Sade
Banyumulek
Air Terjun Otak Kokoq
38
8. Nusa Tenggara Timur
Larantuka
Taman Nasional Komodo
Labuan Bajo
9. Kalimantan Barat
Tugu Khatulistiwa
Kota Singkawang
Museum Negeri Kalimantan Barat
Museum Dara Juanti Sintang
Museum Kapuas Raya
Istana Kesultanan Kadariah Pontianak
Makam Juang Mandor
Taman Alun Kapuas
Sinka Island Park
Pantai Pasir Panjang
Pantai Kijing
Pantai Tanjung Belandang
Pantai Batu Payung
Pantai Gosong
Pantai Kura-kura
Pantai Polaria
Pantai Sinam
Air Terjun Melanggar
Air Terjun Banangar
Air Terjun Riam Merasap
Lawang Kuari
Riam Kenebak
39
Gua Sanjan
Danau Sebedang
Danau Jemelak dan Kebiau
Bukit Kelam
Hutan Wisata Baning
Taman Nasional Danau Sentarum
Taman Nasional Betung Kerihun
Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Taman Nasional Gunung Palung
Cagar Alam Raya Pasi
Cagar Alam Kepulauan Maya Karimata
Pulau Randayan
Pulau Temajuk
Pulau Datok
Pulau_Simping
10. Kalimantan Selatan
Pasar Terapung Muara Kuin (Kota Banjarmasin)
Pasar Terapung Lok Baintan (Kabupaten Banjar)
Museum Lambung Mangkurat (Kota Banjarbaru)
Museum Wasaka (Kota Banjarmasin)
Pulau Kembang (Kota Banjarmasin)
Pulau Kaget
Pulau Datu (Kabupaten Tanah Laut)
Masjid Sultan Suriansyah (Kota Banjarmasin)
Komplek Makam Sultan Suriansyah (Kota Banjarmasin)
Komplek Makam Pangeran Antasari (Kota Banjarmasin)
Pantai Takisung (Kabupaten Tanah Laut)
Pantai Batakan (Kabupaten Tanah Laut)
40
Taman Nasional Pegunungan Meratus (Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
Air Terjun Rampah Sungai Karuh (Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
Pagat, Batu Benawa (Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
Air Panas Hantakan (Kabupaten Hulu Sungai Tengah)
Lok Laga (KabupatenHulu Sungai Tengah)
Air Terjun Bajuin (Kabupaten Tanah Laut)
Pantai Swarangan (Kabupaten Tanah laut)
Pantai Pagatan (KabupatenTanah Bumbu)
Jembatan Barito
Gunung Kayanga (Kabupaten Tanah Laut)
Loksado (Kabupaten Hulu Sungai Selatan)
Air Terjun Haratai (Kabupaten Hulu Sungai Selatan)
Air Panas Tanuhi (Kabupaten Hulu Sungai Selatan)
Candi Agung Amuntai (Kabupaten Hulu Sungai Utara)
Danau Panggang (Kabupaten Hulu Sungai Utara)
11. Sulawesi Selatan
Danau Tempe
Monumen Mandala
Pantai Tanjung Bira
Pantai Losari
Pulau Kayangan
Pulau Samalona
Tana Toraja
Danau Tempe
Taman Prasejarah Leang Leang
Bantimurung
Danau Matano
41
Fort Rotterdam
Benteng Somba Opu
12. Sulawesi Utara
Gunung Mahawu
Taman Laut Bunaken
Gunung Mahawu
Pantai Likupang
Kuil Ban Hin Kiong
Kota Bunga Tomohon
Danau Tondano
Bukit Kasih
Bukit Doa
Pantai Malalayang
Danau Linau
13. Sulawesi Tenggara
Kota Kendari
Kendari Beach
Pantai Toronipa
Pantai Batu Gong
Pantai Nambo
Permandian Nanga-nanga
Amarilis
42
Museum Sulawesi Tenggara
Taman Walikota
Kabupaten Muna
Danau Napabale
Situs Peninggalan Purbakala Liang Kobori dan Metanduno
Masjid Tua Kota Muna
Pantai Walengkabola
Pantai Lagili
Pantai Topa
Pantai Meleura
Permandian Wakantee
Permandian Matakidi
Permandian Lakanaha
Permandian Wakumoro
Permandian Katilombu
Benteng Kota Tiworo
Benteng Kota Lambiku
Sentra Sarung Muna
Pulau Indo
Gua Lamburaya
Kabupaten Wakatobi
Taman Nasional Wakatobi
43
Kabupaten Konawe Utara
Pantai Tanjung Taipa
Sumber Air panas Wolasea
Telaga Tiga Warna
Kabupaten Konawe Selatan
Air Terjun Moramo
Pulau Hari
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai
Sumber Air Panas Kaeendi
Kota Bau-Bau
Benteng Keraton Buton
Benteng Keraton* Istana Malige
Pulau Liwutongkidi
Pantai Kamali
Pantai Nirwana
14. Sulawesi Tengah
Danau Lindu
Pasir Putih Paleleh
Batu Susun, Pantai Lakea
Pantai Talise
Taman Nasional Lore Lindu
44
Danau Poso
Taman Wisata Wera
Gua Latea
15. Gorontalo
Danau Limboto
Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
Benteng Otanaha
Monumen Nani Wartabone
16. Maluku
Museum Siwa Lima
Pulau Banda
Gereja Banda Neira
Istana Soa Siu
Benteng Belicar
Ora Beach
Pantai Ngurbloat
Pulau Molana
Sibu-Sibu Cafe
Pulau Geser
Pulau Aru
Pulau Osi
Pulau Pombo
Pulau Ay
Pantai Natsepa
45
Desa Budaya Banda Ely
Pantai Jikumerasa
Pantai Liang
Pantai Ngurtafur
17. Papua
Taman Nasional Lorentz
Kaimana
Taman Nasional Lorentz
Taman Nasional Wasur
Raja Ampat
2.4. Dasar Pendapatan dari Pariwisata Negara
Banyak negara yang mengantungkan pendapatan pada sektor pariwisata
karena industri tersebut merupakann sumber pajak dan pendapatan. (Assharrefdino)
Dasar yang digunakan sebagai pendapatan dari sektor pariwisata negara ialah:
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2010 Tentang “Jenis
dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata”
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/3/PBI/2015 tentang “Kewajiban Penggunaan
Rupiah Di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini menimbulkan
adanya pertukaran valuta asing ke dalam kurs rupiah. Surplus yang terjadi karena
tukar menukar mata uang negara asing dapat menambah income atau devisa
negara.
3. Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1990 yang telah direvisi menjadi Undang-
Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (terutama di Pasal 14 dan
19)
46
2.5. Perbedaan Undang-Undang RI No. 9 Tahun 1990 dengan Undang-Undang RI No.
10 Tahun 2009
Perbedaan antara UU No 9 tahun 1990 dengan UU No 10 tahun 2009 (Anoelbjong)
1. Pada undang-undang No 10 tahun 2009 dijelaskan dalam dictum menimbang bahwa
tujuan dari pariwasata untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana
terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
2. Dalam UU 10 Tahun 2009 pada dictum menimbang menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia dalam ber pariwisata.
3. UU No 10 tahun 2009 menganut asas demokrasi dalam berpariwisata.
4. Tujuan dalam pariwisata dal UU tahun 2009 salah satunya yaitu mengangkat citra
bangsa, yang mana tak terdapat dalam UU no 9 tahun 1990.
5. Ruang lingkup usaha dala UU 10 tahun 2009 sangat luas meliputi kegiatan hiburan
dan Spa.
6. Dalam UU no 10 tahun 2010 Pemerintah daerah memegang peranan penting dalam
mengatur dan mengelola pelaksanaan pariwisata.
7. Dalam UU no 10 tahun 2010 terdapat pembagian kewenangan antara pemerintah
pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten.
8. Dalam UU no 10 tahun 2010 terdapat badan promosi pariwisata
47
BAB III
METODA PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Model Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yang mana
penelitian dilakukan untuk memahami perbedaan pencapaian pembangunan sektor
pariwisata Indonesia pada era orde lama, orde baru, dan reformasi berdasarkan Undang –
Undang RI No. 9 Tahun 1990 Serta No. 10 Tahun 2009 Sebagai Salah Satu Penunjang
Perekonomian Negara.
3.2. Obyek Penelitian
Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah Negara Indonesia yang salah satu sumber
perekonomian negaranya berasal dari kegiatan pariwisata. Lokasi Indonesia (Juan
Dynash):
1. Secara Astronomis Indonesia adalah 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS (Lintang Selatan)
dan antara 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur Timur).
Jika dilihat dari posisi astronomis Indonesia terletak di kawasan iklim tropis dan
berada di belahan timur bumi.
2. Secara Geografis, Indonesia berada di kawasan tropis, hal ini membuat Indonesia
selalu disinari matahari sepanjang tahun. Di Indonesia hanya terjadi dua kali
pergantian musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan. Negara-negara yang
memiliki iklim tropis pada umumnya dilimpahi alam yang luar biasa. Curah hujan
tinggi akan membuat tanah menjadi subur. Flora dan fauna juga sangat beraneka
ragam.
Sedangkan pengaruh dari letak dilihat dari garis bujur, maka Indonesia memiliki
perbedaan waktu yang dibagi menjadi tida daerah waktu yaitu Indonesia bagian timur
(WIT), Indonesia bagian tengah(WITA), dan Indonesia bagian barat(WIB). Letak
geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain. Indonesia
terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta Samudera Hindia dan
48
Samudera Pasifik. Posisi Indonesia sangat setrategis dan penting dalam kaitannya
dengan perekonomian. Indonesia berada persimpangan lalu lintas dunia.Letak
geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari suatu
negara dalam melakukan hubungan internasional. Meski untuk sementara waktu
diacuhkan, kondisi geografis suatu negara sangat menentukan peristiwa-peristiwa yang
memiliki pengaruh secara global. Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara
luas akan menjadi determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa lebih dari pada
yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09).
3. Letak Geologis Indonesia:
Letak geologis adalah letak suatu wilayah melihat keadaan geologinya. Berdasarkan
keadaan geologinya, kepulauan di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 3 daerah,
yaitu :
1.Daerah-dangkalan-Sunda
2.Daerah-dangkalan-Sahul
3.Daerah-antara-dangkalan-Sunda-dan-dangkalan-Sahul
Indonesia bagian barat merupakan bagian dari Benua Asia, Indonesia bagian timur
merupakan bagian dari Benua Australia, sedangkan Indonesia bagian tengah
merupakan peralihan yang disebut daerah Wallace. Dilihat dari segi jalur pegunungan
yang ada, kepulauan Indonesia terletak di antara dua rangkaian pegunungan muda.
Pegunungan di Indonesia bagian barat merupakan bagian dari rangkaian pegunungan
Sirkum Mediterania, sedangkan pegunungan Indonesia bagian timur merupakan
bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik.
Akibat dari letak geologis Indonesia tersebut adalah:
1. Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif.
2. Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia tengah
lautnya dalam.
3. Indonesia menyimpan banyak barang tambang mineral
4. Wilayah Indonesta termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa bumi
tektonik dan vulkanik
49
5. Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipakai dalam pengumpulan data penelitian ini adalah berasal dari
data literature dan kunjungan lapangan. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
data sekunder yang diperoleh dari kawasan pariwisata Negara Indonesia dan studi
kepustakaan (buku-buku teks, Undang-Undang Kepariwisataan Negara RI, dan Peraturan
Pemerintah lainnya).
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Data pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde lama,
2. Data pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde baru,
3. Data pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era reformasi
4. Undang – Undang RI No. 9 Tahun 1990
5. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009
3.4. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
1. Menganalisis perbedaan pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada
era orde lama, orde baru, dan reformasi
2. Menganalisis kesesuaian pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada
era orde lama, orde baru Undang – Undang RI No. 9 Tahun 1990
3. Menganalisis kesesuaian pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada
era reformasi dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009
50
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskriptif Obyek Penelitian
Pariwisata di Indonesia (Wikipedia Indonesia) merupakan sektor ekonomi
penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal
penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit
Berdasarkan data tahun 2014, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia
sebesar 9,4 juta lebih atau tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di
Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di
antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan
Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk
terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam diBunaken, Gunung Rinjani
di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata
alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya
yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719
bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan
Borobudur, Toraja,Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata
budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah ditetapkan
oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Sementara itu, empat
wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda
Warisan Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering
dikunjungi oleh para turis adalah Bali sekitar lebih dari 3,7 juta disusul, DKI Jakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur. Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung,
51
Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis
berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis.
Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak
yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak
termasuk ASEAN) wisatawan RRC berada di urutan pertama disusul Jepang,Korea
Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari
negara Britania Raya disusul oleh Belanda, Jerman dan Perancis.
Pengelolaan kepariwisataan, kebijakan nasional, urusan pemerintahan di bidang
kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia diatur oleh Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata Indonesia.
4.2. Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia Pada Era Orde Lama,
Orde Baru, dan Reformasi
4.2.1. Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Pada Zaman Orde Lama
Beberapa kemegahan Indonesia peninggalan aman orde lama, antara
lain: (Allen Poppe. RM)
1. Masjid Istiqlal (DKI Jakarta)
2. Monumen-Monumen Nasional (DKI Jakarta)
3. Istana Bogor (Jawa Barat)
4. Istana Tampak Siring (Bali)
5. Universitas Res Republica atau Trisakti (DKI Jakarta)
6. Universitas Indonesia (Jawa Barat)
7. Universitas Bung Karno & Bung Hatta (DKI Jakarta)
8. Taman Impian Jaya Ancol (DKI Jakarta)
9. Pasukan-Pasukan Khusus TNI
10. Cakrabirawa (resimen yang merupakan pasukan gabungan dari TNI Angkatan
Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian Republik Indonesia yang
bertugas khusus menjaga keamanan Presiden RI pada zaman pemerintahan Soekarno.
52
Komandan Resimen Cakrabirawa pada saat itu adalah Brigadir Jendral Moh. Sabur.
Pada zaman pemerintahan Suharto, resimen ini diubah namanya menjadi Paspampres
(Pasukan Pengaman Presiden) yang merupakan organisasi yang berbeda 100% dengan
prinsip yang sama.
Pada saat cakrabirawa ini dibentuk diantaranya merupakan pasukan khusus, yang
memiliki banyak kemampuan, dari anti teror-pasukan perang profesional. Laskar
cakrabirawa sendiri saat itu mencapai 500 personel di sekitar istana negara kediaman
Soekarno dan ribuan tersebar di Indonesia.)
12. Gelora Bung Karno (DKI Jakarta)
13. Gedung Kura-Kura atau MPR-DPR Pusat (DKI Jakarta)
Peninggalan zaman pemerintahan Kolonial Belanda, ada 5 tempat di
Pulau Sulawesi yang ditetapkan sebagai tempat peristirahatan, yaitu : (1)
Tomohon dekat danau Tondano dengan keindahan alam dan air panas alamnya
di Sulawesi Utara, (2) Makula’ di Makale Tana Toraja dengan permandian air
panas alamnya, (3) Malino dengan udaranya yang sejuk serta pemandangan
pegunungan yang indah, (4) Soppeng dengan udara sejuk dan permandian
alamnya, dan (5) Mamasa ditetapkan sebagai tempat peristirahatan yang
penting dan dikenal sebagai kota sejuk dan kota bunga dengan permandian air
panas dan pemandangan alamnya yang mempesona. (The Interseksi
Foundation – Mithen Lullulangi)
4.2.2. Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Pada Zaman Orde Baru
Pada saat Orde Baru, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia bertumbuh
dengan cara perlahan. Pemerintah dulu mengadakan program utk menambah jumlah
kehadiran wisatawan asing ke Indonesia yang dimaksud dengan Tahun Kunjungan
Indonesia. Program ini menambah kunjungan turis internasional sampai 400. 000 orang.
Disamping itu pada tahun 1992, pemerintah mencanangkan Dekade Kunjungan
Indonesia, yakni tema tahunan pariwisata sampai dengan tahun 2000. (Pariwisata
Indonesia)
53
Konprensi PATA (Pasific Asia Travel Association) di Jakarta dan Bali
tahun 1974, Panitia Penyelanggara melakukan kunjungan ke daerah-daerah
potensial di bidang pariwisata, dan tiba di Mamasa tanggal 31 Juni – 01 Juli
1973, dan memberi julukan Mamasa sebagai The Smiling Mountain of
Mamasa, artinya “Senyuman Pegunungan Mamasa”.
Selanjutnya, berdasarkan Rencana Induk Pengembangan (RIP)
Pariwisata Daerah Tkt.I Propinsi Sulawesi Selatan, menetapkan 5 Daerah
Tujuan Wisata (DTW), yaitu: DTW Makassar dengan nilai 28 (ranking I),
DTW Entalu dengan nilai 26,5 (ranking II), DTW Mapol dengan nilai 21,5
(ranking III), DTW Sinbu dengan nilai 16,5, DTW Bosowa dengan nilai 13,5,
dan DTW Bapapinsid dengan nilai 11,5. Mamasa ditetapkan sebagai pusat
pengembangan DTW Mapol, (Majene, Polewali Mamasa) karena memiliki
potensi objek dan atraksi wisata yang menarik. (The Interseksi Foundation –
Mithen Lullulangi)
4.2.3. Pencapaian Pembangunan Sektor Pariwisata Pada Era Reformasi
Keyakinan dunia internasional pada pariwisata Indonesia mulai alami
penurunan pada insiden pengeboman Bali th. 2002 yang mengakibatkan penurunan
wisatawan yang datang ke Bali sebesar 32%. Aksi teror yang lain layaknya Bom JW
Marriott 2003, Pengeboman terhadap Kedutaan Besar Australia, Bom Bali pada 2005
dan Bom Jakarta 2009 juga merubah jumlah kehadiran wisman ke Indonesia. Aksi
terorisme di Indonesia pada saat itu menyebabkan dikeluarkannya peringatan perjalanan
oleh sebagian negara layaknya Australia dan Britania Raya pada th. 2006.
Pada tahun. 2008, pemerintah Indonesia mengadakan program Tahun
Kunjungan Indonesia 2008 utk menambah jumlah wisatawan nusantara dan wisatawan
asing ke Indonesia, disamping itu program ini sekalian utk memperingati 100 tahun
kebangkitan nasional Indonesia. Dana yang dikeluarkan utk program ini sebesar 15 juta
54
dolar Amerika Serikat yang beberapa besar dipakai utk program pengiklanan dlm
ataupun luar negeri. Hasil dari program ini yaitu peningkatan jumlah wisatawan asing
yang meraih 6, 2 juta wisatawan dibanding th. pada mulanya sebesar 5, 5 juta
wisatawan.
Sebagai usaha saat meningkatkan jumlah wisatawan ke Indonesia,
Kementerian Kebudayaan dan juga Pariwisata Indonesia meneruskan program Tahun
Kunjungan Indonesia pada tahun 2009 dengan tujuan 6,4 juta wisatawan dan
mendapatkan devisa sebesar 6, 4 miliar dolar Amerika Serikat, namun pergerakan
wisatawan nusantara ditargetkan 229,95 juta perjalanan dengan keseluruhan
pengeluaran kian lebih 128,77 triliun rupiah. Program ini difokuskan ke pertemuan,
insentif, konvensi dan pertunjukan dan wisata laut. Pada tahun 2010, pemerintah
Indonesia mencanangkan kembali Tahun Kunjungan Indonesia dan Th. Kunjung
Museum 2010. Program ini dikerjakan utk mendorong kesadaran penduduk pada
museum dan menambah jumlah pengunjung museum. Pada th. 2011, pemerintah
Indonesia mengambil keputusan Wonderful Indonesia sbg manajemen merk baru
pariwisata Indonesia, sesaat utk tema pariwisata dipilih Eco, Culture, and MICE. Logo
pariwisata terus memakai logo Tahun Kunjungan Indonesia yang dipergunakan sejak th.
2008
Sejak beberapa periode pemerintahan pada era reformasi, kepulauan
dimekarkan menjadi kabupaten dan bergabung dengan beberapa propinsi, hal
tersebut menyebabkan wilayah pantai di sekkitarnya ditetapkan sebagai
destinasi unggulan wisata Indonesia. Kebijakan Pemerintah Propinsi, telah
menetapkan banyakk pola perjalanan wisata (travel pattern). Bahkan Dinas
Pariwisata sering memberi nama yang cukup menarik terhadap beberapa pola
perjalanan wisata tersebut, seperti : Night Mamasa smiling higland tour, Night
higland paradise Sambabo waterfall tour, Night lovely forest and waterfals
adventure trekking tour , dan sebagainya. (The Interseksi Foundation – Mithen
Lullulangi)
55
Seiring dengan berkembangnya zaman yang disertai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadikan pariwisata pun berkembang pesat. Dari pelaku,
fasilitas, akomodasi dan sebagainya semakin kompleks. Faktor-faktor penunjang
pariwisata pada pasca orde baru (era reformasi) adalah sebagai berikut:
1. Pengadaan sarana dan prasarana Transportasi yang semakin dinomor satukan
2. Hotel dan restoran (jika tidak ada, pemerintah kini sering kali mengimbau para
pengusaha kecil, menengah, maupun besar untuk dapat berjualan dan membuka usaha
yang layak di sekitar tempat pariwisata dengan berbagai undangan, pameran, dan lain
sebagainya).
3. Atraksi wisata semakin bervariatif
4. Cindera mata unik khas daerah tertentu
Pada pasca orde baru jenis pariwisata berkembang menjadi beberapa jenis di antaranya
adalah:
1. Sejarah dan Budaya: peninggalan sejarah, adat dan pertunjukan.
2. Alam: gunung, panati dan gua.
3. Belanja: pasar-pasar dan sentra kerajinan.
4. Minat Khusus Wisata untuk mengetahui hal-hal khusus: konservasi peninggalan,
sejarah dan purbakala, system tetentu.
5. Religius: pusat-pusat keagamaan, ziarah, dan peninggslsn sejarah penyebaran agama.
Pasca Orde baru, ditemukan juga beberapa kendala yang dihadapi oleh dunia
pariwisata seperti aksi terorisme dan stabilitas politik yang kurang stabil.
4.2.4. Keselarasan Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia Pada Era Orde Lama,
Orde Baru, dan Reformasi Berdasarkan Undang – Undang RI No. 9 Tahun 1990
Serta No. 10 Tahun 2009 Sebagai Salah Satu Penunjang Perekonomian Negara
Pada era orde lama, belum ada Undang-Undang yang mengatur industry
pariwisata Indonesia secara khusus, namun pemerintah menjalankan pernanan yang
sesuai dengan Undang-Undang 1945 secara umum dan Pancasila sebagai dasar negara
di mana keadaan negara saat itu juga dapat dilihat sebagai negara yang baru merdeka
dengan segala keterbatasan sumberdaya manusia dan iptek yang dimiliki.
56
Pada era orde baru, pemerintah menjalankan peranan penting di sisi
pemasaran dan pariwisata Indonesia, namun masukan dari masyarakat tidak dapat
sepenuhnya tersampaikan untuk dijalankan sesuai dengan aspirasi yang ada. Orde ini
dirasa belum sepeuhnya dapat memenuhi kesesuaian dengan Undang – Undang RI
No. 9 Tahun 1990 yang ada.
Reformasi merupakan era di mana masyarakat dapat menyampaikan aspirasi
dan seninya secara menyeluruh. Pembangunan dilaksanakan secara besar-besaran
hampir di semua bidang. Era ini dapat dikatakan sesuai dengan Undang – Undang RI
No. 10 Tahun 2009 sebagai salah satu penunjang perekonomian negara.
Dari penjelasan ini, sangat jelas peranan masing-masing pihak pada
setiap periode pemerintahan, yaitu Pemerintah memperbaiki infrastrukur dan
suprastruktur, yang pada gilirannya akan memberi dampak yang luas bagi
kehidupan masyarakat, termasuk peluang berusaha di bidang pariwisata,
serta bersama-sama masyarakat mempersiapkan objek dan atraksi wisata dan
mengembalikan wajah kota yang dipimpin sebagai kota yang memiliki
konsep. Dengan demikian, akan terbuka peluang bagi masyarakat untuk
berusaha, termasuk usaha di bidang industri pariwisata. Jika kondisi ini
tercipta, harapan untuk menjadikan masyarakat menjadi aktor utama dalam
pembangunan pariwisata dapat tercapai.
4.3. Potensi Obyek dan Atraksi Wisata
Uraian yang telah dijabarkan dalam penelitian ini, memperlihatkan
bahwa dari tiga dekade pemerintahan, yaitu era orde lama, orde baru, dan
reformasi, Beberapa tempat pariwisata alam selalu mendapat tempat terhormat
sebagai destinasi unggulan. Hal ini beralasan karena wisata alam memiliki
potensi objek dan atraksi wisata yang banyak dan menarik. Tetapi sejauh itu
pula, potensi objek dan atraksi wisata yang ada tetaplah menjadi potensi jika
belum dimanfaatkan semaksimal mungkin. (The Interseksi Foundation –
57
Mithen Lullulangi) Namun demikian, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah
dari masa ke masa cukup membawa kemajuan yang signifikan di rancah dunia
pariwisata.
Secara umum, objek dan atraksi wisata yang seringkali menjadi daya
Tarik para pengunjung sebenarnya, dapat dikelompokkan menjadi:
1. Objek wisata alam:
Pemandangan alam
Hutan tropis
Air terjun
Air panas
2. Objek wisata budaya:
Rumah tradisional/kampung tradisional
Atraksi budaya
Arsitektur kuburan
3. Minat khusus:
Rafting
Trekking
Wisata keagamaan
4.4. Upaya Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia
4.4.1. Pembangunan Pariwisata Pada Zaman Orde Lama & Orde Baru
Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa daerah
belum mampu berbicara banyak di bidang pariwisata. Zaman pemerintahan
Orde Lama, pembangunan di bidang pariwisata memang masih sangat
terbatas. Namun di era pemerintahan Orde Baru, pembangunan di bidang
pariwisata merupakan salah satu prioritas utama Pemerintah, dan mampu
menduduki peringkat ketiga pemasok devisa negara. Walaupun secara
Nasional dan secara Regional Sulawesi Selatan pembangunan pariwisata
58
digalakkan, namun nasib pulau-pulau cantik indonesia belumlah cerah seperti
daerah tujuan wisata lainnya. Hal ini terutama disebabkan oleh terbatasnya
imprastruktur jalanan, sehingga para pelaku pariwisata utamanya biro
perjalanan, sangat sulit untuk menjual paket tour untuk tujuan wisata ke sana,
utamanya untuk paket regular tour. Kalaupun ada, hanya terbatas pada paket
wisata minat khusus (Special Interest), seperti paket trakking yang banyak
diminati wisatawan mancanegara di era tahun 1990-an. (The Interseksi
Foundation – Mithen Lullulangi)
4.4.2. Pembangunan Pariwisata Era Reformasi
Berbicara tentang pembangunan Pariwisata kepulauan pada masa kini,
pertanyaan yang timbul adalah hendak dimulai dari mana? Kenyataan di
lapangan, masih banyak kepulauan Indonesia yang sudah berusia 13 tahun,
walaupun telah dimekarkan melalui Undang-Undang Nomor No. 11 Tahun
2002, ternyata potensi objek dan atraksi wisata di beberapa kepulauan, tetap
menjadi potensi yang tidur dan belum memberikan kontribusi yang terlalu
berarti bagi masyarakat. Pada hal Undang-undang No.32 tahun 2003 tentang
Otonomi Daerah setiap daerah di Indonesia berupaya memperoleh Pendapatan
Asli Daerah (PAD). Salah satu upaya untuk memperoleh pemasukan
pendapatan tersebut dengan menggalakkan kegiatan pariwisata yang ada di
daerah. Hal ini juga sejalan dengan bunyi pasal 3 ayat d Undang-undang No.9
tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yaitu meningkatkan pendapatan nasional
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Berdasarkan kenyataan ini, hendaknya stakeholder kepariwisataan yang ada di
Mamasa berpikir ulang untuk menata pembangunan kepariwisatan di Mamasa,
sehingga amanat undang-undang yang berhubungan dengan kepariwisataan
dapat dilaksanakan dengan baik. (The Interseksi Foundation – Mithen
Lullulangi)
4.5. Kendala yang dihadapi
Kendala utama yang dihadapi untuk membangun pariwisata daerah
59
(terutama kepulauan) di Indonesia adalah terbatasnya imprastruktur jalanan.
Sejak pemerintahan Orde Baru hingga pada saat ini, sarana jalanan di
kepulauan sebagai urat nadi perekonomian dan jalur wisata kondisinya sangat
jelek. Begitupun halnya beberapa di kepulauan yang sudah sering dikunjungi
wisatawan, jalan yang sudah dirintis tapi kondisinya juga terlihat tidak
dilakukan perawatan ulang sehingga harapan para praktisi wisata untuk
menjual paket tour yang sudah ditetapkan Pemerintah Propinsi, masih jauh.
Pemerintah Propinsi Sulbar telah menetapkan daerah yang dipimpinnya
sebagai destinasi unggulan, dan beberapa pola perjalanan wisata yang dikemas
dalam bentuk Travel Pattern, siap dijual tapi apa daya, semuanya belum dapat
berbuah manis akibat dari imprastruktur jalan yang sangat jelek. Beberapa
bandara yang telah dibangun di sebagai bandara perintis, telah dibangun
dengan maksud untuk memperpendek jarak para wisatawan secara regional
dari satu pulau ke pulau lain tetapi jalan arteri sebagai jalur wisatawan ke
tempat objek dan atraksi wisata kondisinya masih sangat jelek, sehingga w
isatawan enggan membeli paket tour yang ditawarkan. Oleh sebab itu, tidaklah
berlebihan kalau banyak yang berpendapat bahwa, “Sebagus apapun program
yang disusun atau dikemas dalam bentuk travel yang sempurna, tetapi
infrastruktur tetap dalam keadaan yang tidak terawat, semuanya akan sia-sia.”
Juga “Seberapa lama dan sering pun seminar diadakan, jika infrastruktur tidak
diperbaiki, hal tersebut tidak pernah akan ada gunanya.”
4.6. Strategi Pengembangan
Pemerintah Propinsi telah menetapkan wilayah yang dipimpinnya
sebagai destinasi unggulan. Juga telah menetapkan beberapa pola perjalanan
wisata (travel pattern) Propinsi. Oleh sebab itu, untuk menunjang program
tersebut tidak ada pilihan lain, selain dari pada memperbaiki imprastruktur
jalanan agar pola perjalanan yang sudah disusun itu, dapat tercapai.
Secara lokal, Pemerintah dan masyarakat harus mempersiapkan diri,
utamanya menata objek dan atraksi wisata yang ada, sehingga memenuhi
60
harapan wisatawan, yaitu objek dan atraksi wisata, diarahkan untuk
memenuhi: (1) Something to see , (2) Something to do, dan (3) Something to
buy. Agar pembangunan objek dan atraksi wisata tetap
berkelanjutan (sustainable), strategi pengembangan yang harus diperhatikan
adalah :
1. Potensi wisata alam dan budaya dikembangkan dan dipromosi secara
bertahap (tidak diobral).
2. Dipesfikasi Objek dan Atraksi Wisata
3. Harus ada ciri khas (Apa yang kita miliki, jangan sama persis dengan milik
orang lain).
4. Berupaya menonjolkan asal-usul budaya dari tiap daerah yang dipimpin
oleh masing-masing Pemerintah Daerah sebagai kota yang memiliki ciri
khas agar dapat dikenang. Untuk itu, pelestarian lingkungan hidup harus
diperhatikan, serta menata kembali kota sesuai konsep utama dan budaya
yang dimiliki.
4.7. Peran Masyarakat Dalam Pembangunan Pariwisata
Pasal 30 Undang-undang Nomor 9 tahun 1990 tentang
Kepariwisataan, menjelaskan bahwa peran serta masyarakat dalam
membangun kepariwisataan adalah : (1) Masyarakat memiliki kesempatan
yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
kepariwisataan, (2) Dalam rangka proses pengambilan keputusan,
Pemerintah dapat mengikutsertakan masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) melalui penyampaian saran, pendapat, dan pertimbangan.
Berdasarkan pasal 7 Undang-undang nomor 9 tahun 1990 tersebut,
menjelaskan berbagai jenis usaha pariwisata yang dapat dikembangkan oleh
masyarakat, yaitu : (1) Usaha jasa pariwisata, (2) Pengusahaan objek dan
daya tarik wisata, dan (3) Usaha sarana wisata. Ketiga jenis usaha tersebut
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal 8 sampai dengan pasal 29 yang lebih
diperinci berdasarkan jenis usaha pariwisata yang dapat dilakukan oleh
61
masyarakat. Oleh sebab itu, jika pariwisata dapat berjalan di suatu daerah,
akan membuka kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang seluas-
luasnya bagi masyarakat.
62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap sektor pariwisata Indonesia,
maka ditemukan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde lama (tahun 1945
– 1968) secara umum, meliputi monumen-monumen, beberapa universitas negeri
ternama, Istana-istana Negara, taman rekreasi. Pada era ini, kekayaan alam belum
diberdayakan semaksimal mungkin sebagai tempat tujuan wisata, namun sudah dapat
dikatakan sesuai pelaksanaannya dengan sumber daya manusia dan tehknologi yang
sejalan dengan zamannya.
2. Pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde baru (tahun 1968-
1998) lebih mengutamakan pada pemasaran untuk kunjungan kepariwisataan negara.
Sarana & prasarana (terutama jalan dan transportasi) belum dipugar atau diperbantukan
ketersediaannya semaksimal mungkin). Aspirasi maupun masukan yang manarik dari
masyarakat tidak sepeuhnya dapat didengar oleh pemerintah pusat untuk dijalankan.
Komunikasi antara masyarakat dan pemerintah pusat kurang dapat berjalan dengan baik
(dibatasi).
3. Pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era reformasi (1998-
sekarang) sudah mulai merambah pada penambahan maupun perbaikan sarana dan
prasarana rekreasi di segala bidang (baik seni, budaya, bahasa, keagamaan, kunjungan
museum atau peninggalan-peninggalan rekreasi antar pulau bahkan pulau-pulau yang
hampir tidak pernah dijamah penduduk kini sudah mulai ramai didatangi wisatawan lokal
hingga mancanegara).
63
4. Pencapaian pembangunan sektor pariwisata Indonesia pada era orde lama telah sesuai
dengan Undang –Undang RI No. 9 Tahun 1990. Untuk sektor pariwisata Indonesia pada
era orde baru belum sepenuhnya sesuai dengan Undang –Undang RI No. 9 Tahun 1990.
Pencapaian sector pariwisata Indonesia pada era reformasi, telah sesuai dengan Undang –
Undang RI No. 10 Tahun 2009 dan terus menjalani evaluasi kea rah yang semakin lebih
baik sebagai salah satu penunjang perekonomian negara
5.2. Keterbatasan
Keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah:
1. Wilayah Negara Indonesia yang luas sehingga memakan waktu yang cukup lama jika
peneliti harus menjangkaunya satu per satu dari keseluruhan daerah
2. Kurang lengkapnya data yang diperoleh dari kepustakaan mengingat tidak banyak
terbitan buku yang sesuai dengan tema pembahasan dan kalaupun ada, stok belum dapat
dipastikan ketersediaanya
3. Rujukan berisi banyak pendapat yang kurang netral secara politik atas periode
kepemimpinan kepala negara atas kajian pariwisata negara yang dipimpinnya pada era
terkait
5.3. Rekomendasi
Melihat keterbatasan yang dimiliki dalam karya tulis ini, maka rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Memakai contoh beberapa wilayah yang pernah dikunjungi dan atau sudah dibahas
oleh peneliti sebelumnya saja
2. Mencara sumber bacaan lain, seperti internet atau wawancara dengan pengunjung
3. Mengambil inti sari pembahasan dari berbagai sumber, menyimpulkan, dan meminta
pendapat pembaca lain sebelum makalah atau penelitian ini diterbitkan sebagai salah
satu acuan netralitas dari isi pokok bahasan
64
DAFTAR REFERENSI
Anonim. 1998. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990 Tentang
Kepariwisataan. Jakarta : Sekretariat Kabinet RI
Mandadung, Arianus, 1999. Mamasa Dalam Lintasan Sejarah, Bidaya, Pariwisata ,
Seri A, Makassar : Pustaka Pribadi
__________ 2014. Potensi Wisata Kabupaten Mamasa dari Masa ke Masa .
Makassar: Pustaka Pribadi
http://www.wisatakandi.com/2011/11/undang-undang-ri-no-10-tahun-2009.html
https://history1978.wordpress.com/2013/04/06/12-bukti-kemegahan-indonesia-peninggalan-orde-
lama/
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/Permen%20Par%20No_1%20Tahun%202015.pdf
Sharpley, Richard. 2009. Tourism Development and the Environment : Beyond
Sustainability. London : Earthscan
https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia
65