teori dasar pengelasan busur listrik

Upload: sepdali

Post on 09-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teknik las

TRANSCRIPT

LAS BUSURLISTRIKBAB VITEKNIK DASAR LAS

6. 1 PendahuluanPengelasan posisi datar dan fillet merupakan teknik dasar las busur listrik, yaitu salah satu caramenyambung logam dengan jalan menggunakan nyalabusur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akandisambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500C.Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.6.1.1 Tujuan khususMelatih ketrampilan praktikan di bidang las busur listrik dan memberikan pengetahuan dasarnya sehingga dapat memahami prosedur pelaksanannya dengan benar.

6.2.1. Pembentukan busur listrik proses penyulutan6.2.1.1. Pembentukan Busur ListrikPada pembentukan busur listrik elektroda keluar dari kutub negatif (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutub positif (anoda).Dari kutub positif mengalir partikel positif (ion positif) ke kutub negatif. Melalui proses ini ruang udara diantara anoda dan katoda (benda kerja dan elektroda) dibuat untuk menghantar arus listrik (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur listrik.Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif. Jika elektroda misalnya dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus searah, maka arah arusnya dari benda kerja ke elektroda.Setelah arus elektroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).1.kawat inti2.selubung elektroda3.busur listrik4.pemindahan logam5.gas pelindung6.terak7.kampuh lasDengan penyentuhan singkat elektroda logam pada bagian benda kerja yang akan dilas,berlangsung hubungan singkat didalam rangkaian arus pengelasan, suatu arus listrik yang kekuatannya tinggi mengalir, yang setelah pengangkatan elektroda itu dari benda kerja menembus celah udara, membentuk busur cahaya diantara elektroda dengan benda kerja, dan dengan demikian tetap mengalir.Suhu busur cahaya yang demikian tinggi akan segera melelehkan ujung elektroda dan lokasi pengelasan.Didalam rentetan yang cepat partikel elektroda menetes, mengisi penuh celah sambungan las dan membentuk kepompong las.Proses pengelasan itu sendiri terdiri atas hubungan singkat yang terjadi sangat cepat akibat pelelehan elektroda yang terus menerus menetes.6.2.1.2. Proses penyulutanSetelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis tengah elektroda).6.2.1.3. Menyalakan busur listrikPenyalaan busur listrik dapat di lakukan dengan menghubungkan singkat ujung elektroda dengan logam induk (yang akan dilas) dan segera memisahkan lagi pada jarak yang pendek, hal tersebut dapat dilakukan dengan 2 cara seperti pada gambar di bawah ini :Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :a.Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarakujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk.b.Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk.c.Kalau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengahpenampang tadi.6.2.1.4. Memadamkan busur listrikCara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring.Pemadaman busur sebaiknya tidak dilakukanditengah-tengah kawah las tetapi agak berputar sedikit seperti pada gambar di bawah ini :6.3. Alat dan Bahan1. Mesin las listrik2. Palu las3. Tang4. Tang penjepit5. Elektroda6. Kacamata las listrik7. Mistar baja8. Penyiku9. Stopwatch10. Sarung tangan11. Sikat besi6.4. Cara Kerja6.4.1. Persiapana.Sebelum pekerjaan dimulai, menyiapkan dan memeriksaalat utamanya dan semua peralatan bantunya.b.Memakai alat-alat pelindung yang sudah disediakan yaitu kacamata las listrik.c.Menyiapkan benda kerja dan elektrodanya.d.Memasang elektroda pada penjepitnya dan memasangpenjepit bendakerja pada bendakerja (bisa pada meja kerjanya). Memperhatikan sebelum mesin las dihidupkan, letak dari penjepit elektroda jangan sampai menempel penjepit logam atau logam induknya.e.Mengatur besarnya arus dengan memutar handel pada mesin las, dengan memperhatikan besarnya diameter elektroda, sesuai dengan tabel yang sudah ada.6.4.2. Pelaksanaan(1)Latihan menyalakan busur listrik dan membuat rigi-rigi las serta mengatur panjang busur (jarak antara ujung elektroda ke benda kerja).a. Bila panjang busur tepat (kurang lebih garis tengah elektroda) dan kecepatan pengelasan yang tepat maka akan menghasilkan bunyi mendesisyang tetap dan halus (tidak meledak-ledak) dengan lebar jalur las sebesar kurang lebih dua kali garis tengah elektroda, karena cairan elektroda akan mengalir dan mengendapdengan baik.Hasilnya rigi-rigi las yang halus dan baik, tembusan las yang baik, dan terak halus dan mengkilat.b.Bila busur terlalu panjang, maka timbulbagian-bagian yang berbentuk bola (percikan-percikan kecil) dari cairan elektroda.Hasilnya rigi-rigi las kasar, tembusan las dangkal (melebar), dan percikan teraknya kasar.c. Bila busur terlalu pendek, akan sukarmemeliharanya, kalau terjadi kontak butiranlogam cair yang menyambung elektroda dan logam induknya maka akan terjadi hubungan singkat dan busur akan mati, sehinggaelektroda akan menempel kuat pada benda kerja.(2)Posisi ElektrodaPada pengelasan dengan elektroda terbungkus yang biasanya dengan mesin las konvensional maka posisi elektroda terhadap benda kerja berdasarkan eksperimen dan pengalaman yangpaling baik hasilnyaadalah yang sebagai berikut :a.Posisi elektroda bersudut 70-80dengan arah memanjang las dan bersudut 90arah melintang las.b.Melatih gerakan-gerakan tangan dengan arah. memutar arah kanan maupun kiri dengan diameter yang relatif kecil.c.Elektroda pada ujungnya akan mencair secara kontinyu sehingga perlu digerakkan searah dengan sumbunya secara kontinyu pula.(3) Gerakan Elektroda.Gerakan-gerakan elektroda pada pengelasan ada dua cara yaitu :a.Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.b.Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda.Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak (panjang busur) agar tetap, hal tersebut disebabkan karena busur pada ujungnya mencair terus menerus sehingga mengalami pemendekan.c.Gerakan ayunan elektroda.Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.(4) Pengaruh kecepatan elektroda.Kecepatan menggerakkan elektroda harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus.a.Jika elektroda digerakkan terlalu lambat akan didapatkan jalur yang lebar, kasar dan kuat tetapi dapat menimbulkan kerusakan sisi las (padalogam induknya).b.Jika elektroda digerakkan terlalu cepat,tembusan lasnya dangkal karena kurangnyawaktu pemanasan bahan dasar dan kurangnya waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar.c.Jika kecepatan geraknya elektroda tepat,daerah perpaduan dengan bahan dasar dantembusan lasnya baik.6.4.3. Kesehatan dan keselamatan kerjaa.Arus ListrikBekerja dengan menggunakan energi listrik kita tidak perlu takut tetapi jangan sembrono. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian :1. Harus dijaga agar jangan sampai terjadi korslet (hubungan singkat) arus listrik, hindarkan agar kabel tidak terluka oleh benda tajam atau api, jauhkan penjepit elektroda dari logam lain, sambung-sambungan dan terminal-terminal kabel harus benar-benar kuat.2. Bahaya terkena sengatan arus listrik oleh alat las relatif kecil karena tegangan yang dihasilkan cukup rendah (pada alat ini 30-78 volt).b.Nyala Busur ListrikBusur listrik yang terjadi akan menghasilkan panas yang cukup besar sehingga logam yang dilas akan mencair dengan cepat pada bagian yang terkena busur listrik.Yang perlu diperhatikan adalah :1.Busur listrik akan disertai percikan-percikan api yang dapat melukai kulit.2.Busur listrik akan juga mengeluarkan sinar ultraviolet dan infra merah denga intensitas yang cukup tinggi.Kedua sinar tersebut sangat membahayakan bagi kesehatan mata dan kulit jika lama-lama terkena langsung. Akibat dari radiasi kedua sinar tersebut adalah mata akan pedih dan akan mengeluarkan air mata, jika lebih lanjut mata akan rusak bahkan akan terjadi iritasi dan kebutaan. Dengan demikian memakai pelindung mata adalah keharusan.c.Gas atau Asap PengelasanPada pengelasan dengan elektroda terbungkus ini akan dihasilkan asap atau gas yang cukup banyak. Asap tersebut berfungsi untuk melindungi logam cair terhadap oksidasi oksigen dari udara. Gas atau asap tersebut jika dihirup dalam waktu yang panjang akan merusak kesehatan bahkan dapat meracuni darah. Oleh sebab itu harus ada pelindung terhadap gas tersebut untuk mengusir gas tersebut dari ruang pengelasan yang tertutup dengan blower.

Written by Administrator Monday, 11 August 2008 20:00

Pada saat sekarang ini teknik las telah dipergunakan secara luas yang dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Luasnya penggunaan teknologi las disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan mempergunakan teknik pengelasan ini menjadi lebih murahLingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran, kendaraan rel dan sebagainya.Disamping itu untuk pembuatan las, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan konstruksi serta keadaan sekitarnya1. Pengertian Pengelasan Asetilin dan Pengelasan Listrik.Pengelasan asetilin adalah pengelasan dengan gas yang dilakukan dengan membakar bahan bakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.Pengelasan listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan mempergunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan untuk las listrik adalah tetap.1. Peralatan Las Listrik dan Las Asetilin# Peralatan las listrik terdiri dari :1. Pesawat lasPesawat-pesawat las yang dipakai bermacam-macam tapi bila ditinjau dari jenis arus yang keluar dapat digolongkan atas 3 macam yaitu : Pesawat las arus bolak balik (AC) Pesawat las arus searah (DC) Pesawat las arus bolak balik dan searah (AC-DC) yang merupakan gabungan dari pesawat las AC dan DC. Pesawat Las arus bolak-balik (AC).Macam-macam pesawat las ini seperti transformator las, pembangkit listrik motor Diesel, atau motor bensin. Transformator las yang banyak digunakan diindustri-industri mempunyai kapasitas 200 500 A. Pesawat las ini dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat trafo ini antara 36 70 Volt Pesawat Las arus searah (DC).Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat trafo rectifier, pembangkit listrik motor Diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik. Salah satu jenis pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik (generator). Pesawat Las AC DCPesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak balik dan arus searah. Dengan pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat berupa arus searah maupun arus bolak balik. Pesawat las jenis ini misalnya trafo-rectifier maupun pembangkit listrik motor Diesel.

Last Updated ( Monday, 25 August 2008 23:31 )Teori Dasar PengelasanPengelasan adalah cara penyambungan dua benda padat melalui pencairan dan perpaduan dengan menggunakan panas .Berdasarkan terminologi tersebut diatas , maka berlaku dua syarat yang menentukan dalam pengelasan , yakni : 1) bahan yang disambung harus dapat mencair oleh panas ,2) bahan yang disambung harus cocok ( compatible ) satu dengan lainnya 3) penyambungan dua buah bahan yang tidak cocok harus menggunakan bahan antara yang cocok bagi kedua bahan yang akan disambung tersebut .Sumber panas diambil antara lain dari : busur listrik , campuran gas bakar(hydro carbon) dan oksigen , tahanan listrik , sinar laser , gabungan busur listrik dan gas lindung ( Argon , Helium ) , getaran ultra , gesekan (friction), pengeboman electron (electron bombardment) , ledakan thermal , getaran ultrasonic , dll.Dari jenis sumber panas tersebut diciptakan jenis jenis las antara lain seperti : OAW (oxy acetylene weld ) atau lazim disebut las karbid , SMAW (shielded metal arc welding) atau las listrik busur terlindung , GTAW (gas tungsten arc welding ) atau tungsten inert gas welding ( TIG ) atau lazim disebut las Argon karena menggunakan gas pelindung berupa gas Argon atau Helium , GMAW (gas metal arc welding) atau MIG (metal inert gas welding ) / MAG (metal active gas welding) , SAW (submerged arc welding) atau disebut las listrik busur terpendam , ERW (electric resistance weld ) atau las tahanan listrik , EBW (electron bombardment weld) , dan EW (explosion weld) atau lazim disebut CAD weld , dan lain lain.