tenun dan sulaman
DESCRIPTION
sulaman di MinangkabauTRANSCRIPT
DESAIN TEKSTIL
OLEH : Ariana Restu Handari
TEKSTIL
TEKSTIL adalah sebuah hasil karya buatan manusia yang berfungsi sebagai alat untuk melindungi tubuh dari udara panas dan dingin, kebutuhan dari sikap kesusilaan, dan sebagai wujud/ bagian dari gaya hidup sebagai manusia modern.
Tekstil terbuat dari lembaran kain yang terbentuk dari anyaman benang lungsi dan pakan. Digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kebutuhan sandang dan sejenisnya.
DESAIN TEKSTIL
Desain tekstil adalah `rancangan motif dan corak baik struktur kain maupun permukaan kain dengn teknik titik,garis,bidang warna.
Proses merencana motif atau pola pada kain dengan memperhatikan fungsi,komposisi warna, bentuk, taawal/pra desain tata letak,harga dan bisa di produksi banyak,sambungan ,langkah dan pengulangan motif.juga dipikirkan keinginan pasar serta bisa laku dijual.
Desain
Artinya membuat pola-pola; proses merencana suatu karya seni yang terpakai dengan meningdahkan fungsi,komposisi warna,tata letak,bentuk,harga memenuhi keinginan pasar dan bisa dijual.
Tahap-Tahap desain:
1. Desain awal/pra desain
Rancangan awal desain, biasanya hanya brupa beberapa skets dengan beberapa alternative motif dan warna yang akan dipilih.
2. Desain pengembangan/developing desain
Sesudah ada yang terpilih dari pra desain maka angsung diproses lenngkap menjadi desain utuh dengan beberapa alternative lain untuk dipilih.
3. Desain akhir
Sesudah ada yang dipilih dari developing desain maka ditambah atau dikurangi sesuai dengan keinginan konsumen lalu dibuatkan color way-nya serta model sehingga menjadi satu port folio.
Unsur desain tekstil
Beberapa unsur yang harus diperhatikan di dalam membuat desain tekstil antara lain:
1. Ide2. Motif3. Warna4. Teknik5. Ukuran6. Step dan repeat7. Joint8. Colour window9. Drapping model10. Presentasi
Jenis desain tekstil:
1. desain flora2. Desain fauna3. Desain geometris4. Desain abstrak5. Desain tradisional/etnik6. Desain polkadot7. Desain paisley8. Desain black and white9. Desain strip/garis10. Desain check/kotak
Perkembangan teknologi finishing tekstil dalam memberikan nilai pada permukaan kain yaitu painting,batik,cap, print.
Penggunaan alat produksi kain/motif dengan beragam jenis mesin:
Mesin otomatis
Mesin semi otomatis
Mesin computer
Era digital
Sejarah tekstil.
Di masa lalu nenek moyang kita yang sudah mulai mengenal dan berfikir untuk menutupi sebagian dari auratnya berusaha menutupinya dengan daun-daunan atau kulit kayu dll, kemudian mereka berfikir dan mencari akal untuk menganyam serat alam yang terbuat dari sejenis tumbuhan menjadi sebuah benang, dan akhirnya ditenun menjadi kain.
Maka diciptakan selembar kain sebagai alat untuk melindungi badan dari cuaca dan keadaan alam. Sejalan dengan ditemukannya ATBM yaitu alat tenun bukan mesin, maka dapat dibuatlah kain dengan cara yang sederhana.
Secara garis besarnya desain tekstil terbagi menjadi 2 bentuk. Yaitu:
1. Desain struktural
Adalah sebuah cara membuat desain pada kain yang dilakukan perubahan pada struktur kain itu sendri. Contoh antara lain adalah: tapestry, pembuatan seni serat yang diberlakukan hiasan struktur benangnya.
Yang dimaksud desain struktural yaitu bentuknya menyatu dengan struktur tenunan kainnya. Desain tersebut diperoleh dengan merubah variasi konstruksi tenunan, merubah variasi susunan bentuk maupun warna benang yang ditenun.
Celup ikat pada serat /benang di daerah NTT khususnya di Manggarai, watublapi dan Ende.dan juga berkembang di Timor Timur, Sumba,Waingapu dll.
contoh tapestry
2. Desain permukaan.
Membuat hiasan atau motif tertentu pada kain namun hanya pada permukaannya saja. Atau membuat pola motif di atas kain.Contoh: batik, menyulam, melukis diatas kain, tie dye, jumputan, sasirangan dan lain lain.
contoh karya lukis yang disulam
RUANG LINGKUP TEKSTIL
Yang termasuk dalam tekstil adalah mulai dari bahan baku pembuatan tekstil, serat atau benang, kain dengan segala jenisnya yang sangat beragam dan hasil karya menjadi sebuah benda pakai.
Bahan baku dalam pembuatan tekstil dikategorikan dalam 2 jenis yaitu:
1. Bahan alamBahan alam yaitu jenis bahan untuk pembuatan tekstil yang berasal dari bahan alam baik dari binatang dan juga tumbuhan. Yang berasal dari binatang terbagi menjadi beberapa jenis:a. Dari sutera alam, benang dan kain suterab. Dari kulit binatang,benang dan kain wool
Yang berasal dari tumbuhan antara lain adalah:
a. Serat kapas, disebut kain katunb. Serat rami,jenis kain karungc. Serat sisal,untuk pembuatan tali atau kerajinan tas dlld. Serat nanas,menjadi kain serat nanase. Serat cemara,menjadi kain serat cemara
2. Bahan buatanBahan buatan yang digunakan dalam pembuatan serat dan kain yaitu berasal dari kimia polimer, sejenis senyawa an organik yang diciptakan manusia dengan teknologi canggih, sehingga dapat dijadikan benang dan akhirnya diproduksi menjadi kain.Beberapa jenis serat buatan antara lain:a. Serat nilonb. Serat serat polimerc. Serat fiber
3. Campuran bahan alam dan bahan buatanPenemuan baru dalam industri modern dihasilkan jenis bahan alam, buatan atau campuran keduanya sehingga dihasilkan sebuah bahan yang lebih lentur dan
lebih tahan lama, dan dapat digunakan dalam industri atau kebutuhan produksi barang khususnya.Misalnya adalah: pembuatan bahan jok, taplak plastik, dan lain-lain
Proses karya tekstil
Serat dan benang baik dari alam maupun buatan dapat dibuat menjadi barang kerajinan maupun benda lainnya, antara lain menghasilkan karya dalam bentuk:
1. MELUKIS DENGAN BERBAGAI CARA MENGGUNAKAN BAHAN KAIN DAN SERAT
2. SENI SERAT MENGGUNAKAN JENIS SERAT YANG BERAGAM; dengan teknik ikat dan simpul, tempel, jahit, rajut, susun, kait mengkait dll.
3. TAPESTRY: karya tenun sederhana dengan bahan serat alam dan buatan serta penambahan dalam kreasi unik lainnya.
4. LENAN RUMAH TANGGAMeliputi semua hasil karya yang terbuat dari serat dan kain yang digunakan untuk menunjang keindahan rumah tangga secara keseluruhan.
5. ASSESORIES,kalung,gelang,rompi, tas, ikat pinggang, scraf, selendang dll dari bahan serat tertentu.
MENGHIAS KAIN
BERBAGAI MACAM CARA ORANG UNTUK MENGHIAS SEBUAH KAIN DAN MENJADIKANNYA SEBUAH BENDA PAKAI YANG MEMILIKI NILAI TAMBAH LEBIH DENGAN HIASAN YANG SESUAI.
Cara untuk menghias desain permukaan pada kain sangat beragam, baik dengan cara di sulam, maupun di songket atau dilukis atau dapat pula dengan cara dicelup dan diikat, atau di hias dengan motif dan teknik pembatikan.
Kain-kain di Indonesia diproduksi dengan berbagai macam cara dan dihias juga dengan cara yang beragam;Kain tersebut dapat dibuat menjadi pakaian, pelengkap pakaian seperti selendang, scraf, topi,ikat pinggang dll. Namun dapat pula menjadi hasil lenan rumah tangga.
Lenan rumah tangga adalah hasil yang dibuat dari bahan kain menjadi barang kebutuhan rumah tangga; misalnya: sapu tangan, horden, taplak meja dll.Sekarang ini dengan kemajuan cara hidup manusia yang berbeda dan beragam, maka pembuatan kain menjadi lenan rumah tangga pun menjadi kebutuhan utama, seperti misalnya; membuat celemek, membuat tas , mukena dan sejadah yang digunakan oleh para wanita.
Teknik campuran; sulaman dan lukisan
Teknik menghias kain dengan cara disulam
Teknik menghias kain dengan aplikasi
batik yang menjadi busana siap pakai
Terdapat beberapa model dan cara menjahit, misalnya untuk menyelesaikan sebuah pakaian atau lenan rumah tangga.
Hasil karya makrame
Batik tie dye
Melukis di atas kain
JENIS-JENIS TUSUK DASAR
Ada beberapa jenis tusuk dasar yang seringkali digunakan dalam menjahit atau menyulam, baik secara manual maupun dengan mesin. Seringkali disebut juga dengan tusuk hias,diantaranya adalah:
1. Tusuk jelujur 2. Tusuk feston3. Tusuk flanel 4. Tusuk sejajar5. Tusuk silang 6. Tusuk rantai7. Tusuk tangkai 8. Tusuk tikam jejak/tusuk balik9. Tusuk batang10.Tusuk ikat11.Tusuk lurus12.Tusuk chevron13.Tusuk bulion14.Tusuk bulu15.Tusuk meander16.Tusuk anyam sarang laba-laba17.Tusuk timbul/rya18.Tusuk gerigi
TENUN SONGKET
SEJARAH TENUN
Asal mula penemuan teknik tenun diilhami oleh sarang laba-laba. Sejak saat itu
penguasa Mesir di tahun 2500 SM memerintahkan rakyatnya untuk membuat bentuk
yang serupa untuk membuat busana para bangsawan pada saat itu.
Tenun ikat mulai diperkenalkan ke Eropa sektar tahun 1880 oleh Prof. A.R Hein
dengan nama Ikatten. sejak itu nama “ikat” menjadi populer di manca Negara sebagai
sebuah istilah internasional untuk menyebut jenis tenunan dengan menggunakan tehnik
ini.
Mahatma Gandhi seorang tokoh masyarakat di India; membuat sendiri pakaian
sederhana yang dikenakannya dengan menenun dengan alat tenun bukan mesin;
sebagai sebuah propaganda kepada rakyatnya agar melakukan gerakan Swadesi, yaitu
membuat barang-barang produksi negaranya sendiri dan menolak hasil dan barang dari
Negara lain (Inggris).
Mahatma Gandhi menenun
Pada zaman dahulu, menurut Warming dan Gaworski tenunan dengan desain
ikat pakan diterapkan di Indonesia yang dibawa oleh pedagang Islam India dan Arab ke
Sumatera dan Jawa. Terutama di daerah yang telah kontak dengan islam dan letaknya
strategis penting bagi lalu lintas perdagangan. Pada saat itulah awal mulanya
berkembang seni tenun yang menggunakan sutera dan benang emas ini.
Gittinger menambahkan bahwa daerah yang menghasilkan tenunan dengan desain
benang emas dan perak terdapat di daerah yang membuat desain ikat pakan dan
mempergunakan benang sutera. Daerah itu diantaranya Sumatera dan kepulauan Riau.
Bahkan di Palembang sejak abad ke-15 telah ditanam pohon murbei dan peternakan
ulat sutera.
PENGERTIAN TENUN
Tenun merupakan hasil kerajinan manusia di atas kain yang terbuat dari benang,
serat kayu, kapas, sutera dll dengan cara memasukkan benang pakan secara
melintang pada benang yang membujur atau lungsi. Kualitas sebuah tenunan biasanya
tergantung pada bahan dasar, motif, keindahan tata warna, ragam hiasnya. Seni tenun
ini berkaitan dengan budaya, kepercayaan, lingkungan, pengetahuan dll.
Tenun yang berkembang di Sumatera khususnya memiliki kreasi baru dalam
desain serta penggunaan bahan emas dan perak khususnya benang sutera dan
benang kapas. Kadangkala ditambahi dengan aplikasi, manik-manik dan kaca. Secara
keseluruhan tenunan yang kompleks, rumit dan indah dengan kemilau benang emas
dipadu dengan sutra menjadi warna yang hidup, agung dan bergairah.
Namun selain penggunaan benang sutera, kapas/katun, juga ada yang
menggunakan benang sulam, benang sintetis lain seperti: rayon, benang wol dsb.
KAIN TENUN SUMATERA
Sebagai sebuah negeri yang kaya dengan berbagai jenis kain tenun
tradisionalnya, maka Sumatera memiliki keragaman yang sangat variatif antar satu
propinsi dengan propinsi lainnya. Tenun Tapis Lampung, tenun Songket Palembang,
Tenun Songket Padang (Pande Sikek) dan Silungkang, Tenun songket Jambi serta
tenun Riau semuanya dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM); namun satu
sama lain memiliki teknik pengerjaan yang sama dengan motif dan bahan serta ciri
khas berbeda-beda.
ATBM jenis Tijak
Songket
Songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau
benang perak dan dihasilkan di daerah daerah tertentu saja; misalnya: Palembang,
Minangkabau dan sebagainya.
Songket adalah kain yang termasuk dalam brokat /keluarga tekstil . Ini adalah
tenunan tangan dalam sutra atau kapas dan rumit, berpola dengan emas atau perak
benang. Benang metalik mencolok dengan kain latar belakang untuk menciptakan efek
berkilau. Dalam proses menjalin benang logam dimasukkan di antara kapas sutra atau
pakan (garis lintang) benang.
Desain pola motif songket ini timbul pada permukaan kain. Ada yang menghias
dan menutup seluruh permukaan kain, ada yang menghias bagian tertentu dimana
motif yang dibentuk menyebar di berbagai bagian dari kain. Ada kombinasi, ada yang
menyebar pada satu permukaan kain. Benang yang disongket tersebut disisipkan
dengan benang tambahan di atas maupun di bawah benang lungsi dan benang pakan.
Istilah kata songket kalau di Palembang berarti Songko yaitu orang yang
pertama menggunakan benang emas itu untuk hiasan ikat kepala. Ikat kepala itu
bernama songko. Kemudian benang emas dipakai sebagai hiasan pada kain tenun
lainnya yaitu kain sarung dan baju kurung.
Istilah songket berasal dari Malaysia . Dalam Bahasa Indonesia sungkit berarti
"hook". Ini ada hubungannya dengan metode pembuatan songket, untuk hook dan
memilih kelompok benang, dan kemudian slip benang emas di dalamnya. Berarti
menyongket yaitu 'untuk menyulam dengan emas atau perak' . Benang Songket
merupakan produk mewah tradisional dipakai selama acara-acara seremonial sebagai
sarung , kain bahu atau ikatan kepala.
Tanjak atau hiasan kepala Songket yang dikenakan di pengadilan dari
kesultanan Malaysia . Secara tradisional perempuan muslim dan remaja perempuan
menenun songket; "beberapa anak laki-laki dan laki-laki juga menenun ".
Songket sebagai gaun raja juga disebutkan oleh Abdullah bin Abdul Kadir
tulisan 1849. -pola tradisional tekstil Sumatera mewujudkan suatu sistem lambang
diinterpretasi.
Di Indonesia, songket diproduksi di Sumatera , Kalimantan , Bali , Sulawesi ,
Lombok dan Sumbawa . Di Sumatra pusat produksi songket terkenal adalah di
Minangkabau , Sumatera Barat dan Palembang.
Luar Indonesia, lebih lanjut daerah produksi meliputi pantai timur Semenanjung
Malaysia dan Brunei . Songket tenun secara historis terkait dengan bidang Malay
pemukiman, dan teknik produksi bisa saja diperkenalkan oleh Arab dan India
pedagang. Secara historis, produksi terletak di kerajaan politik yang signifikan karena
tingginya biaya bahan; benang emas yang digunakan adalah awalnya luka dengan
nyata daun emas .
Gedogan
Jenis-jenis kain tenun songket:
Kain tenun Siak Kain tenun Indragiri Kain tenun Bengkalis Songket Silungkang Songket Palembang Songket Pande sikek Tenun Tapis Lampung
TENUN DATAR
Tenun datar merupakan proses persilangan benang lungsi dan benang pakan
berdasarkan pola anyam datar dengan menggunakan alat tenun. Lungsi adalah benang
yang panjangnya sejajar vertikal dengan panjang kain pada saat menenun. Benang
pakan adalah benang yang lebarnya sejajar horizontal dengan lebar kain. Pola anyam
datar ini ini terjadi secara sama dan merata. Karena itu hasil tenunan datar
menampilkan permukaan yang rata dan datar karena meratanya persilangan kedua
arah benang tersebut. Penyebaran tenun datar di Nusantara memiliki kekayaan akan
teknik,corak dan warna.
TEHNIK TENUN
Teknik tenun datar yang biasa digunakan untuk menenun adalah teknik tenun
ikat. Corak kain dibuat dengan cara mengikat bagian-bagian tertentu dari benang
hingga warna tidak menyerap pada bagian-bagian tertentu pada saat pencelupan
berlangsung. Bagian yang tidak terwarnai ini akan membentuk corak pada kain ketika
kain ditenun.
ALAT TENUN
Alat tenun yang digunakan yaitu alat tenun Gedogan dan alat tenun tijak.
Alat tenun gedogan terdiri dari 2 macam yaitu gedogan berfungsi sinambung dan
gedogan berfungsi tak lanjut. Alat tenun Tijak merupakan bentuk dasar dari sebuah alat
tenun mulai dari ATBM sampai dengan mesin tenun modern. Ada juga alat Tenun kartu
yakni alat tenun yang menggunakan kartu-kartu yang diberi lubang jenis tenunan ini
khusus untuk membuat kain berukuran sempit seperti sabuk, pita hiasan dll.
TENUN IKAT
Tenun ikat adalah proses penenunan benang-benang yang telah diberi corak.
Bersamaan pada saat kain ditenun corakpun muncul di permukaan. Caranya adalah
benang direntangkan pada alat perentang sambil memastikan posisi posisi, warna,
ukuran dan corak. Perentangan dibuat sama dengan lebar atau panjang kain. Bagian
yang akan diberi warna sesuai corak dan diikat perkelompok benang.
Benang yang sudah selesai diikat kemudian dilepas dari rentangan dan dicelup
dalam zat pewarna. Setelah pencelupan, benang dikeringkan,ikatan dibuka. Ketika
ikatan dibuka,bagian yang terikat tidak yang terikat tidak berwarna. Tahap berikutnya
adalah benang dipasang sesuai peruntukannya. Benang lungsi dipasang pada alat
tenun, sedangkan benang pakan digulung pada kumparan atau sekoci. Corak yang
dibuat pada kelompok benang searah lebar kain(pakan) disebut tenun ikat pakan.
Corak yang dibuat pada kelompok benang lungsi disebut tenun ikat lungsi. Adapun dari
keduanya disebut tenun ikat ganda.
JENIS-JENIS TENUN IKAT
1. TENUN IKAT LUNGSI
Tenun ikat lungsi adalah kain yang coraknya dibuat pada benang lungsi.urutan
pembuatan kain tenun ikat lungsi adalah:
1. Membentang benang lungsi pada alat perentang.kemudian benang diberi tanda
pada bagian-bagian yang akan diikat sesuai dengan corak.
2. Mengikat benang lungsi yang sudah ditandai
3. Mencelup dalam larutan warna benang yang sduah dilepas dari bentangan
4. Melepaskan ikatan setelah benang kering
5. Benang yang sudah bercorak digulung dengan alat penggulung lungsi (BUM)
lalu dipasang pada alat tenun.setelah terpasang corak hasil ikatan akan terlihat
jelas
6. Menenun dengan benang pakan warna polos
2. Teknik tenun ikat pakan
Benang yang diikat adalah benang pakan yang searah dengan lebar kain.
setelah benang diikat, dicelup dan dikeringkan benang kemudian digulung pada
kumparan atau sekoci yang akan menjalinkannya dengan ada benang lungsi.
1. Membentang benang pakan pada alat perentang, kemudian kumpulan benang pakan
itu ditandai menurut corak
2. Mengikat kumpulan benang pakan yang sudah ditandai
3. Melepas kumpulan benang dari bentangan dan mencelupnya dalam larutan warna
4. Mengeringkan ikatan benang yang sudah dicelup
5. Melepas ikatan
6. Menggulung benang yang sudah bercorak pada kumparan
7. Menenun benang lungsi warna polos.
3. TENUN IKAT GANDA
Teknik ikat ini mengikat corak kain pada kumpulan benang lungsi dan benang
pakan sekaligus. Corak terbentuk pada persilangan antara benang lungsi dan benang
pakan tepat pada titik pertemuannya. Setiap benang bercorak harus bersilang pada titik
yang tepat agar corak dapat muncul.
4. TENUN IKAT KHUSUS/ikat tambahan
Yang dimaksud dengan tenun ikat khusus yakni adanya pakan tambah (songket)
dan lungsi tambah. Jadi tenun songket merupakan teknik menenun dengan
menambahkan bahan lain ke dalam struktur kain. Bahan tambahan yang digunakan
yaitu benang emas. Kain-kain dengan teknik ini yaitu tenun songket Sumatra Barat,
Jambi, Palembang dan Riau.
JENIS ALAT TENUN
ALAT tenun yang digunakan untuk tenun khusus sama dengan tenun datar yaitu
Gedogan, Tijak dan ATBM.
1. GEDOGAN
Gedogan adalah alat tenun yang pada bagian ujungnya diikatkan pada badan
penenun. Ujung lainnya dipasang pada bagian rumah atau pohon, oleh karena itu kain
yang dihasilkan mempunyai lebar maksimum 80 cm sesuai dengan jangkauan tangan
penenun. Penenun dengan gedogan umumnya dilakukan oleh kaum perempuan saat
menunggu panen.
Alat tenun Gedogan
ALAT tenun gedogan ada 2 jenis yitu:
1. Gedogan lungsi sinambung
2. Gedogan lungsi tak lanjut/tidak sinambung.
2. Alat tenun TIJAK
Alat tenun yang dapat berdiri sendiri. Alat ini memiliki bingkai-bingkai persegi
yang mengikat sejumlah kawat berlubang tempat lewat benang lungsi. Alat tenun ini
dilengkapi dengan seperangkat pedal (tijakan) yang berfungsi untuk menaik-turunkan
bingkai lungsi.
Naik turunnya bingkai-bingkai diperlukan untuk membuat bukaan diantara
susunan benang benang lungsi sehingga benang pakan dapat lewat dengan mudah.
Umumnya alat tenun Tijak digunakan secara penuh waktu bukan digunakan untuk
kegiatan musiman. Alat ini digunakan untuk membuat kain songket
RAGAM HIAS DI KAIN TENUN
Pada umumnya desain motif ragam hias yang diterakan pada kain dengan
songket ini berupa motif: geometris dan stilasi flora dan meander. Terdapat pula motif
binatang tertentu; misalnya: berbagai jenis burung, reptilia, dan naga. Seperti burung
kakak tua, burung merak, burung phoenix, ayam, itik, motif naga dan sayap burung
garuda dsb. Terdapat pula motif yang merupakan unsur hindu, misalnya: nekara, motif
bunga manggis. Tetapi pada umumnya dipengaruhi oleh unsur-unsur agama islam.
Bentuk desain geometris menurut masyarakat Minangkabau bersumber dari
alam lingkungannya sendiri. Misalnya: motif kaluak paku yang berarti: mencerminkan
budi pekerti yang luhur, atau sulur daun pakis, pucuak rebung atau motif tumpal artinya:
sifat yang pandai menyesuaikan diri.
Motif yang digunakan dalam kain tenun Riau diambil dari lingkungan sehari-hari
seperti tumbuhan, hewan dal alam yang kemudian di stilir menjadi motif yang menarik.
Motif asli ini tidak diketahui siapa perancang dan penciptanya. Jenis-jenis motif antara
lain: tampuk manggis, bunga melur, bunga cina, bunga tanjung, bunga teratai, bunga
kecubung, kaluk paku, akar berjalin, pucuk rebung dll
TENUNAN SONGKET SILUNGKANG
Di Sumatra Barat ada dua daerah yang dikenal sebagai penghasil tenunan
songket yang bagus. Selain Pandai Sikek di Kabupaten Tanah Datar, satu lagi adalah
Silungkang, Kota Sawahlunto. Tenunan Silungkang mempunyai kelebihan pada motif.
Keistimewaan lain terdapat pada ragamnya. Ada songket ikat, songket batabua, penuh,
benang dua, dan songket selendang lebar. Keunikan itulah yang membuat songket
Silungkang diminati pembeli dari Malaysia dan Singapura.
Asal Usul
Silungkang adalah sebuah desa di Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung, Sumatera
Barat, Indonesia. Desa kecil yang luasnya sekitar 4800 hektar ini penduduknya
sebagian besar bermatapencaharian dalam bidang pertanian (padi dan palawija).
Dahulu, hasil pertaniannya tidak hanya dipasarkan di daerah sekitarnya saja, tetapi juga
ke provinsi lain, malahan sampai ke Pahang (Malaysia).
Dewasa ini pengrajin tenun Songket Silungkang tidak hanya memproduksi satu jenis
songket tertentu, seperti sarung dan atau kain saja. Akan tetapi, sudah merambah ke
produk jenis lain, seperti: gambar dinding, taplak meja, permadani bergambar, baju
wanita, sprey, baju kursi, bantal permadani, selendang, serber, kain lap dapur, sapu
tangan, bahan kemeja (“hem”), tussor (bahan tenun diagonal), dan taplak meja polos.
Peralatan dan Bahan
Peralatan tenun songket Silungkang sama dengan tenun Pandai Sikek.
Peralatan itu pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni peralatan pokok
dan tambahan. Keduanya terbuat dari kayu dan bambu.
Peralatan pokok adalah seperangkat alat tenun itu sendiri yang oleh mereka disebut
sebagai “panta”. Seperangkat alat yang berukuran 2 x 1,5 meter ini terdiri atas
gulungan (suatu alat yang digunakan untuk menggulung benang dasar tenunan), sisia
(suatu alat yang digunakan untuk merentang dan memperoleh benang tenunan),
pancukia (suatu alat yang digunakan untuk membuat motif songket, dan turak (suatu
alat yang digunakan untuk memasukkan benang lain ke benang dasar).
Panta tersebut ditempatkan pada suatu tempat yang disebut pamidangan (tempat
khusus untuk menenun songket), di depannya diberi dua buah tiang yang berfungsi
sebagai penyangga kayu paso. Gunanya adalah untuk menggulung kain yang sudah
ditenun.
Sedangkan, yang dimaksud dengan peralatan tambahan adalah alat bantu
yang digunakan sebelum dan sesudah proses pembuatan songket. Alat tersebut adalah
penggulung benang yang disebut ani dan alat penggulung kain hasil tenunan yang
berbentuk kayu bulat dengan panjang sekitar 1 meter dan berdiameter 5 cm.
Bahan dasar kain tenun songket adalah benang tenun yang disebut benang
lusi atau lungsin. Benang tersebut satuan ukurannya disebut palu. Sedangkan,
hiasannya (songketnya) menggunakan benang makao atau benang pakan. Benang
tersebut satuan ukurannya disebutpak. Benang lusi dan makaoitu pada dasarnya
berbeda, baik warna, ukuran maupun bahan seratnya.
Perbedaan inilah yang menyebabkan ragam hias kain songket terlihat menonjol dan
dapat segera terlihat karena berbeda dengan tenun latarnya. Di Silungkang dan Pandai
Sikek tenunan dasar atau latar biasanya berwarna merah tua (merah vermillion), hijau
tua, atau biru tua.
Motif ragam hias Songket Silungkang selain dibentuk dengan benang mas, juga
dengan benang berwarna lainnya. Oleh sebab itu, terdapat dua macam kain songket
yaitu:
(1) kain songket dengan ragam hias yang dibentuk oleh benang mas; dan
(2) kain songket dengan ragam hias yang dibentuk bukan dari benang yang berwarna
emas.
Kain songket yang motifnya dibuat dengan benang mas pemasarannya relatif terbatas
karena harganya mahal dan pemakaiannya hanya pada saat ada peristiwa-peristiwa
atau kegiatan-kegiatan tertentu, seperti: perkawinan, batagakgala (penobatan
penghulu), dan penyambutan tamu-tamu penting.
Sedangkan, kain songket jenis kedua yang motifnya tidak dibuat dengan benang mas
adalah untuk memenuhi pasaran yang lebih luas karena jenis ini tidak hanya untuk
busana tradisional, tetapi juga untuk bahan kemeja, selendang, taplak meja dan hiasan
dinding.
Sebagai catatan, pada masa lalu pewarnaan benang lusi dilakukan secara tradisional.
Caranya, sebelum diberi warna, benang harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
unsur-unsur lain yang akan menghalangi masuknya zat pewarna. Kemudian, benang
diberi zat pemutih (soda abu). Zat itu dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko kimia
atau apotek. Setelah itu, benang itu dibagi menjadi beberapa bagian yang kemudian
dicelup dengan warna yang diperlukan.
Proses selanjutnya adalah mencelupkan benang tersebut ke air panas (mendidih) yang
telah diberi zat pewarna tertentu (sesuai selera atau pesanan), kemudian dijemur. Saat
ini proses pewarnaan dengan cara-cara tersebut sudah jarang dilakukan sebab
penenun dapat langsung membeli benang-warna yang telah banyak diproduksi oleh
pabrik-pabrik tekstil.
Teknik Pembuatan Tenun Songket
Pembuatan tenun songket pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama adalah menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos. Tahap
kedua adalah menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari
benang pakan. Masyarakat Amerika dan Eropa menyebut cara menenun seperti ini
sebagai “inlayweavingsystem”.
Pada tahap pertama benang-benang yang akan dijadikan kain dasar
dihubungkan ke paso. Posisi benang yang membujur ini oleh masyarakat Silungkang
disebut “benang tagak”.
Setelah itu, benang-benang tersebut direnggangkan dengan alat yang disebut
palapah. Pada waktu memasukkan benang-benang yang arahnya melintang, benang
tagak direnggangkan lagi dengan palapah. Pemasukkan benang-benang yang arahnya
melintang ini menjadi relatif mudah karena masih dibantu dengan alat yang disebut
pancukia. Setelah itu, pengrajin menggerakkan karok dengan menginjaksalah satu tijak-
panta untuk memisahkan benang sedemikian rupa, sehingga ketika benang pakan yang
digulung pada kasali yang terdapat dalam skoci atau turak dapat dimasukkan dengan
mudah, baik dari arah kiri ke kanan (melewati seluruh bidang karok) maupun dari kanan
ke kiri (secara bergantian). Benang yang posisinya melintang itu ketika dirapatkan
dengan karok yang bersuri akan membentuk kain dasar.
Tahap kedua adalah pembuatan ragam hias dengan benang makao (benang
masatau benang yang berwarna lain). Ragam hias tenun diciptakan dengan teknik
menenun yang dikenal dengan teknik pakan tambahan atau suplementaryweft. Caranya
agak rumit karena untuk memasukkannya ke dalam kain dasar harus melalui
perhitungan yang teliti. Dalam hal ini bagian-bagian yang menggunakan benang lusi
ditentukan dengan alat yang disebut pancukie yang terbuat dari bambu.
Konon, pekerjaan ini memakan waktu yang cukup lama karena benang makaoitu
harus dihitung satu persatu dari pinggir kanan kain hingga pinggir kiri menurut hitungan
tertentu sesuai dengan contoh motif yang akan dibuat. Setelah jalur benang makao itu
dibuat dengan pancukie, maka ruang untuk meletakkan turak itu diperbesar dengan alat
yang disebut palapah. Selanjutnya, benang tersebut dirapatkan satu demi satu,
sehingga membentuk ragam hias yang diinginkan.
Sebenarnya lama dan tidaknya pembuatan suatu tenun songket, selain
bergantung pada jenis tenunan yang dibuat dan ukurannya, juga kehalusan dan
kerumitan motif songketnya. Semakin halus dan rumit motif songketnya, akan semakin
lama pengerjaannya.
Pembuatan sarung dan atau kain misalnya, bisa memerlukan waktu kurang lebih
satu bulan. Bahkan, seringkali lebih dari satu bulan karena setiap harinya seorang
pengrajin rata-rata hanya dapat menyelesaikan kain sepanjang 5--10 sentimeter.
Sebagai catatan, kain songket tidak boleh dilipat, tetapi harus digulung
dengan kayu bulat yang berdiameter 5 cm. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar
bentuk motifnya tetap bagus dan benang mas-nya tidak putus, sehingga songketnya
tetap dalam keadaan baik dan rapi.
Motif Ragam Hias Tenun Songket Silungkang
Kekayaan alam Minangkabau sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias
denganpola-pola yang mengagumkan. Sekalipun ragam hiasnya tercipta dari alat yang
sederhana dan proses kerja yang terbatas, namun tenunannya merupakan karya seni
yang amat tinggi nilainya. Jadi, songket bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah
menjadi suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya.
Motif-motif ragam hias biasanya diberi nama tumbuh-tumbuhan, binatang ataupun
benda-benda yang ada di alam sekitar.
Beberapa nama ragam hias dari Nagari Silungkang antara lain adalah:
Bungo Malur, Pucuak Ranggo Patai, Kudo-Kudo, Pucuak Jawa, Pucuak Kelapa, Tigo
belah, Kain Balapak Gadang, Bungo Kunyik, Kaluak Paku, Bungo Ambacang, Barantai,
Sisiak dan lain-lain. Sedangkan untuk hiasan tepi kain terdapat beberapa nama motif
seperti Bungo Tanjung, Lintahu Bapatah, Itiak Pulang Patang, Bareh Diatua, Ula
Gerang dan lain-lain. Melihat bentuk ragam hiasnya, kelihatan bahwa ragam hias
songket dari Silungkang terkesan lebih sederhana bila dibandingkan dengan ragam
hias dari Pandai Sikek. Ragam hias Pandai Sikek kelihatan lebih rumit-rumit dan
bervariasi.
Selain bersifat menghias, ragam hias kain songket tersebut juga memiliki makna.
Salah satu contohnya adalah bentuk ragam hias yang tekenal yaitu “pucuak rabuang”.
Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil sudah berguna bagi
masyarakat. Sewaktu rebung masih kecil dapat digunakan untuk bahan sayuran. Ketika
telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih tetap berguna, yaitu sebagai bahan
bangunan dan lain sebagainya. Orang yang memakai motif ini tentulah diharapkan akan
berguna pula bagi masyarakatnya (seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia).
NILAI BUDAYA
Tenun Songket Silungkang, jika dicermati secara seksama, di dalamnya
mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam
kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain:
kesakralan, keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.
Nilai kesakralan tercermin dari pemakaiannya yang umumnya hanya
digunakan pada peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan
upacara, seperti perkawinan, upacara batagakgala (penobatan penghulu) dan lain
sebagainya. Nilai keindahan tercermin dari motif ragam hiasnya yang dibuat sedemikian
rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan
kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan,
ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak mungkin akan terwujud
sebuah tenun songket yang bagus.
TENUN SONGKET RIAU
Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah tenun tumpu,kemudian berganti dengan
alat yang bernama “Kik”. Kik adalah alat tenun sederhana terbuat dari bahan kayu
berukuran sekitar 1 X 2 meter. Kain ini tidak terlalu lebar maka untuk menjadi satu
sarung harus disambung dua yang disebut kain berkampuh. Untuk menghasilkan 1 kain
diperlukan waktu 3-4 minggu.
Tenun songket Riau seringkali disebut dengan tenun songket Indragiri. Pada
awalnya alat tenun Indragiri adalah alat tenun Tumpu yang kemudian diganti dengan
Kik dan ATBM. Pada tahun 1992 pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hulu mengkaji
dan mengangkat tenun songket Indragiri.
Dalam perkembangan tenun saat ini sudah tidak digunakan Kik atau gedokan
sebagai alat tenun, digantikan dengan menggunakan ATBM. Dengan ATBM maka
pembuatan sehelai kain tenun membutuhkan waktu 4 atau 5 hari saja. Dan
dipergunakan benang border sebagai pengganti benang emas.
Kerajinan kain tenun songket yang sangat popular adalah tenun Siak, Bengkalis,
Indragiri Hulu, Indragiri Hilir.
Jenis-jenis kain tenun songket Riau antara lain:
Kain tenun songket bahan katun
Kain tenun bahan katun dengan variasi benang emas
Kain tenun songket bahan sutera
Kain tenun songket bahan sutera dengan variasi benang emas
Kain tenun lejo(lajur)
Kain tenun pola berkotak-kotak
Pada bagian ujung terdapat gulungan benang yang sudah diani dengan benang
lungsi dan ditarik ke pangkal dengan terlebih dulu disisipkan melalui gun dan sisir besi.
Pada diikatkan ke paku penggulung kain.
Pemasangan benang pakan pada benang lungsi dimasukkan dari kiri ke kanan
melalui sebuah teropong yang dalamnya terdapat peleting yang melalui celah benang
lungsi lalu sisir dihentakkan kea rah penenun sehingga berbunyi plak-plak tak maka
terbentuklah satu garis kain baru dari persilangan benang lungsi dan pakan.
Keindahan kain tenun Siak antara lain terletak pada pada perpaduan warna serta
rapat tidaknya susunan benang yang digunakan.pewarna pada benang dapat dilakukan
dengan pencelupan sendiri dengan pilihan yang mudah dan banyak diperjual belikan di
pasaran.
Di dekranasda Riau dikelola unit pelatihan bagi pengrajin tenun songket Riau.
Digunakan alat tenun bukan mesin beberapa jenis antara lain: Tijak, ATBM yang
menggunakan kartu, mesin jaguar. Dengan ATBM yang sudah lebih disesuaikan ini,
proses penenunan bisa dilakukan oleh lebih dari 1 orang, dan pengerjaannya relative
lebih cepat.
PENUTUP
Seni tenun di daerah Sumatera sangat besar pengaruh keragaman seni kain
songketnya. Yang khusus menggunakan benang emas sebagai pakan atau lebih
dikenal dengan tenun ikat khusus atau ikat tambahan. Untuk benang lungsi digunakan
bahan sutera, katun maupun campuran(rayon dll).
Songket Sumatera memiliki kualitas yang baik, dari sisi penggunaan seratnya
dan juga teknik penggunaan ATBM dari yang sederhana Gedogan/kik, Tijak sampai
dengan yang lebih agak modern(jaguar)=bisa dikerjakan oleh 2 orang sehingga
memungkinkan diproduksi lebih cepat(di Riau).
Yang disebut dengan kain tenun disini adalah kain yang dibuat dengan cara
sederhana, tradisional yaitu dilakukan oleh seorang penenun secara perseorangan.
Membuat atau menenunnya memerlukan waktu khusus antara 3 hari sampai dengan
3/6 bulan. Lebar kain tenun tidak lebih dari 1 meter dan panjang biasanya sepanjang 1
kain antara 2 sampai dengan 2,5 meter.
Motif pada benang lungsi diikat pada bagian seratnya sesuai dengan desain
motif yang diinginkan dan dibuat pula pola motif pada benang pakannya. Sehingga hasil
tenun songket ini begitu rumit dari sisi motif dan cara menenunnya.
Dapat dikatakan bahwa kain tenun Sumatera atau songket, adalah seni tenun
yang sangat tinggi nilainya; sangat berhubungan erat dengan Kebudayaan dan
kebiasaan masyarakat setempat dalam kegiatan adatnya seringkali berpakaian
menggunakan kain tenun songket; baik untuk kain kebaya, ikat kepala, sarung, baju
teluk belanga,dll