tempat kejadian perkara
DESCRIPTION
hasjahsgdjhaTRANSCRIPT
SUCI RAMADANI – MULYA – RINA HELNIJAR – CHICI OLYVIA
Tempat Kejadian Perkara
Tempat Kejadian Perkara (TKP) tempat ditemukannya benda bukti dan/atau tempat terjadinya peristiwa kejahatan atau yang diduga kejahatan menurut suatu kesaksian.
DEFINISI
Lokasi‑lokasi yang dapat digolongkan sebagai TKP adalah :
Tempat dimana korban ditemukan.Tempat dimana tubuh korban dipindahkan.Tempat dimana telah terjadi serangan yang
mengakibatkan kematian korban.Tempat‑tempat dimana ditemukan barang bukti
yang ada hubungannya dengan kejahatan (bagian dari tubuh manusia, kendaraan yang dipakai untuk mengangkut korban, dan lain-lainnya).
Tindakan Pertama di TKP
Tindakan pertama yang dilakukan di TKP biasanya dikerjakan oleh polisi yang datang pertama kali di TKP setelah mendengar, menjumpai, menerima laporan, pengaduan dari masyarakat tentang adanya tindak pidana. Kegiatan yang dilakukan oleh petugas ini bertujuan untuk:
Memberikan perlindungan dan pertolongan pertama terhadap masyarakat maupun korban.
Menutup dan mengamankan TKP terhadap barang bukti manusia maupun benda.
Dalam rangka mengamankan TKP, batas pengaman ditentukan dengan perkiraan:
membuat batas TKP seluas mungkin, baru kemudian dipersempit kalau perlu.
mengevaluasi TKP atas dasar lokasi dimana tubuh korban ditemukan, adanya barang-barang bukti lain, keterangan saksi, dan batas-batas yang sudah ada.
Pengolahan TKP
Pengolahan TKP ini terdiri dari :
a. Pengamatan Umum Pemeriksaan TKP dilakukan untuk mengidentifikasi barang bukti yang menungkinkan, awal dan akhir dari kasus, dan mendapatkan gambaran umum dari TKP
b. Sketsa dan Foto Sketsa merupakan gambaran sederhana yang menunjukkan letak dan posisi tubuh diantara objek yang tidak bergerak terhadap objek-objek lain yang ada di TKP.
c. Penanganan korbanDalam menangani seorang korban perlu dibedakan apakah korban hidup, diragukan hidup, atau mati. Pada setiap korban hidup atau diragukan kehidupannya, prinsip tindakan pertolongan pertama harus diprioritaskan. Sementara tindakan pertolongan pertama diberikan penyidik meminta bantuan petugas kesehatan atau segera melarikannya ke Rumah Sakit
DASAR HUKUM MENDATANGKAN DOKTER PADA PENYIDIKAN DI TKP
Pihak penyidik yang mendapatkan laporan telah terjadi suatu tindak pidana, dapat meminta bantuan dari dokter untuk melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara sesuai dengan Pasal 120 KUHAP, yang bunyinya sebagai berikut:
(1) Dalam hal penyidik mengangap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.
(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan harkat dan martabat, pekerjaan atau jabatan yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.
Selain itu, terdapat juga Pasal 133 ayat (1) KUHAP yang berbunyi:
“Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.”
Bila dokter menolak untuk datang ke tempat kejadian perkara, sanksi yang dikenakan padanya adalah dipidana sesuai dengan Pasal 224 KUHAP, yang berbunyi:
“Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya, diancam:
Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama 9 bulan.
Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama 6 bulan.”
Barang Bukti Pada TKP
Bercak DarahBercak darah pada tindak pidana sering ditemukan pada tubuh korban, lantai sekitar tubuh korban, dinding, perabot rumah tangga (almari atau meja), senjata tajam, pakaian dan kendaraan bermotor (pada kecelakaan lalu lintas).
Apabila ditemukan bercak darah, maka perlu diperhatikan :
letak bercak darah untuk mengetahui bagaimana posisi korban saat menerima luka dan untuk mengetahui dari mana darah berasal
perlu diperhatikan bentuk atau gambaran bercak darah untuk mengetahui bagaimana cara darah menempel pada obyek dan dari mana darah berasal
Sperma1. Pemeriksaan Spermatozoa (Sel Sperma)
Spesimen basah diambil langsung dari liang senggama dengan oese platina atau pipet. Jika tidak bisa diambil menggunakan cara ini, maka perlu penyemprotan cairan fisiologis ke fornix posterior untuk dipusingkan (di-sentrifuge), diendapkan kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
2. Pemeriksaan Cairan Sperma (Semen)
Pemeriksaan ini digunakan untuk menghindari salah penafsiran terhadap bercak sperma yang tidak dapat ditemukan spermatozoa (sel sperma) sehingga dianggap bukan sperma.
Pemeriksaan sperma sangat penting pada tindak pidana perkosaan atau kejahatan seksual untuk menerangkan kasus tersebut dan mengungkap identitas pelaku.
Rambut
Pemeriksaan rambut yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui keaslian rambut, membedakan rambut manusia dan rambut binatang, menentukan identitas pemilik rambut serta informasi-informasi lain tentang kejahatan
Senjata Api
Dapat ditentukan secara pasti senjata api yang di pakai dengan anak peluru atau selongsong yang di temukan di TKP.
●AmunisiDapat mengetahui tipe senjata yang di pakai.
Racuna. Mempermudah pemeriksaan bedah mayat.b. Dapat di ketahui jenis racun (identitas) penyidik dapat terarah (termasuk pemeriksaan toksikologi)
Obat-obatanDapat diketahui apakah narkotika atau bukan dan dapat di ketahui jenis obat yang sebenarnya.