teknologi bahan

39
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penugasan ini diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa mengetahui sifat dan karakteristik material bangunan berdasarkan enam faktor kerangka teori ilmiah (umum/tapak, lingkungan/kesehatan, biaya/ekonomi, indera/sensorial, sosiokultural, dan teknik. Serta mengetahui sejauh mana suatu material bangunan digunakan secara tepat guna dan ramah lingkungan maupun aspek estetisnya. Dan mengetahui sejauh mana suatu material bangunan dapat diaplikasikan dalam suatu konteks desain bangunan dikaitkan dengan wilayah dan iklim. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari atap ? 2. Apa bahan penyusun atap ? 3. Apa bahan penutup kap ? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui lebih dalam mengenai pengertian dari atap, bahan penyusunnya serta bahan penutup kap 2. Mampu memahami hubungan dan pengaruh erat antara sifat bahan dengan tuntutan fungsi suatu ruang selain faktor estetika 3. Dapat mempertimbangkan faktor-faktor potensial pemilihan bahan untuk menilai performa bahan tersebut 1

Upload: regaputra

Post on 22-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Matkul Teknologi Bahan

TRANSCRIPT

1

1. Pendahuluan1.1 Latar Belakang

Penugasan ini diberikan kepada mahasiswa agar mahasiswa mengetahui sifat dan karakteristik material bangunan berdasarkan enam faktor kerangka teori ilmiah (umum/tapak, lingkungan/kesehatan, biaya/ekonomi, indera/sensorial, sosiokultural, dan teknik. Serta mengetahui sejauh mana suatu material bangunan digunakan secara tepat guna dan ramah lingkungan maupun aspek estetisnya. Dan mengetahui sejauh mana suatu material bangunan dapat diaplikasikan dalam suatu konteks desain bangunan dikaitkan dengan wilayah dan iklim.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari atap ?

2. Apa bahan penyusun atap ?

3. Apa bahan penutup kap ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui lebih dalam mengenai pengertian dari atap, bahan penyusunnya serta bahan penutup kap

2. Mampu memahami hubungan dan pengaruh erat antara sifat bahan dengan tuntutan fungsi suatu ruang selain faktor estetika

3. Dapat mempertimbangkan faktor-faktor potensial pemilihan bahan untuk menilai performa bahan tersebut

1.4 Sistematika Pembahasan

Laporan ini dibagi atas beberapa bagian. Bagian pertama adalah bagian pendahuluan. Pada bagian ini diuraikan latar belakang penugasan, permasalahan-permasalahan yang tercakup pada penelitian, tujuan penelitian, dan dibagian akhir diuraikan sistematikan penyajian laporan.

Bagian kedua berisi tinjauan pustaka. Pada bagian ini dipaparkan teori-teori serta pustaka yang dipakai pada waktu penelitian. Teori-teori ini diambil dari buku literatur dan dari internet. Teori-teori yang menyangkut dengan pokok bahasan yaitu bahan penyusun atap dan penutup atap.

Bagian ketiga mulai membahas pemasalahan-permasalahn dalam laporan.

Bagian keempat berisi analisis dan aplikasi bahan bangunan yang tepat guna, ramah lingkungan, dan estetis yang merupakan bagian dari tugas kedua

Bagian kelima berisi kesimpulan dan daftar pustaka dari laporan.

2. Landasan Teori

2.1 Teknologi Bahan

Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan adalah ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan, teknik kimia, mesin, sipil dan listrik. Ilmu material juga mempelajari teknik proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisis, kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain), serta analisis biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri. Sifat-sifat bahan bangunan :

1. Sifat Kimia

Sifat senyawa kimia yang penting dan ada kaitannya dengan bahan bangunan antara lain adalah asam, basa, dan garam sedangkan bahan bangunan pada umumnya dapat digolongkan dalam senyawa organis dan anorganis. Senyawa organis misalnya, plastik, cat, bitumen. Sedangkan senyawa anorganis misalnya baja, besi, tembaga, seng, aluminium dan timah.

2. Sifat Fisis

Sifat fisis dalam bangunan yang perlu diketahui diantaranya yaitu sifat kerapatannya, porositasnya, konduktifitasnya dengan panas serta keawetannya.

3. Sifat Mekanis

Bahan bangunan yang digunakan dalam kontruksi bangunan mengalami bermacam-macam beban, seperti beban tekan, beban geser, dan lain-lain. Maka setiap bahan harus diketahui kekuatan tekan, tarik, lentur, dan kekuatan gesernya

2.2 Atap

Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus. Karena dilihat dari penampakannya ataplah yang paling pertama kali terlihat oleh pandangan setiap yang memperhatikannya. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya arstistik. Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah. Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan.

Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.

Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Sudah sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua.Syarat-Syarat Konstruksi Atap. Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :

1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya.

2. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.3. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain lainnya.Syarat-Syarat Umum Penutup Atap Adapun syarat-syarat umum penutup atap antara lain 1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi

2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air

3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca

4. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca

5. tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.6. tidak mudah terbakar

7. bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang 3. Pembahasan3.1 Struktur Atap

Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.

Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.

Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:

1. struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu

2. kuda-kuda dan rangka kayu

3. struktur baja konvensional

4. struktur baja ringan

Atap dan bagian-bagiannya

1. Jurai dalam. Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.

2. Jurai luar. Jurai luar,ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.3. Bubungan (nok). Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan arah bangunan.

4. Gording. Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.

5. Kasau. Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.

6. Reng. Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih terikat. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng,semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.

7. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek).

8. Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk.

3.2 Penutup Atap

Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut kemiringan.3.3 Bentuk Model AtapBentuk atau model konstruksi atap bermacam macam sesuai dengan peradaban dan perkembangan teknologi serta sesuai dengan segi arsitekturnya. Bentuk atap yang banyak terdapat adalah :1. Gambar : Atap Datar

Modelnya bidang datar memanjang horizontal biasanya dipakai untuk atap teras. Atau bahkan digunakan untuk membuat taman di atas rumah. Atap bentuk ini paling susah perawatannya terutama dalam masalah mendeteksi kebocoran. Yang perlu diperhatikan dalam merencana atap ini adalah memperhitungkan ruang sirkulasi udara di bawahnya supaya suhu ruangan tidak terlalu panas.2. Atap Sandar. Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan bangunan tambahan misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk rumah - rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya dengan atap model pelana.

Gambar : Atap Sandar

3. Atap Pelana. Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun bangunan atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis pertemuan yang disebut bubungan.

Gambar : Atap Pelana

Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran. Atap pelana terdiri atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis lurus yang biasa kita sebut bubungan. Sudut kemiringan antara 30 sampai dengan 45 derajat.

4. Atap Tenda Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan lebarnya, sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari empat bidang atap yang bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang disebut jurai.

Gambar : Atap Tenda

5. Atap Limas (perisai).Atap berbentuk limas terdiri dari empat bidang atap, dua bidang bertemu pada satu garis bubungan jurai dan dua bidang bertemu pada garis bubungan atas atau pada nook. Jika dilhat terdapat dua bidang berbentuk trapesium dan dua dua bidang berbentuk segitiga.

Gambar : Atap Perisai

Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan kemiringan yang biasanya sama.

6. Bentuk Atap Kombinasi Pelana+Perisai. Bentuk atap ini adalah kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan perisai (limasan). Ada yang juga menyebut jenis atap ini sebagai atap tenda patah atau atap joglo.

Gambar : Atap Kombinasi Pelana+Perisai

7. Atap Mansard. Bentuk atap model ini seolah olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, karena sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.

Gambar : Atap Mansard

8. Atap Menara Bentukatap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan bangunan gereja, atap menara masjid dan lain lain.

Gambar : Atap Menara

9. Atap Piramida. Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk denah bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya.

Gambar : Atap Piramida

10. Atap Minangkabau. Atap minangkabau seolah olah berbentuk tanduk pada tepi kanan dan kiri. Bentuk atap ini banyak kita jumpai di Sumatra.

Gambar : Atap Minang

11. Atap Joglo. Model atap joglo hampir sama dengan atap limas tersusun sehingga atapnya seperti bertingkat. Atap ini banyak dibangun di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Gambar : Atap Joglo

12. Atap Setengah Bola (Kubah). Model atap berbentuk melengkung setengah bola. Atap ini banyak digunakan untuk bangunan masjid dan gereja.

Gambar : Atap Kubah

3.4 Macam-Macam Penutup Atap

1. Atap sirapa. Sirap kayuPenutup atap yang terbuat dari kepingan tipis kayu ulin (eusideroxylon zwageri) ini umur kerjanya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Penutup atap jenis ini bisa bertahan antara 25 tahun hingga selamanya. Bentuknya yang unik cocok untuk rumah rumah bergaya country dan yang menyatu dengan alam.Gambar Atap Sirap Kayub. Sirap aspal. Sebuahsirap aspaladalah jenisatap sirap.Mereka adalah salah satu atap yang paling banyak digunakan meliputi karena mereka relatif murah dan cukup mudah untuk menginstal.

Gambar Atap Sirap Aspal2. Genteng a. Genteng tanah liat. Genteng jenis ini banyak dibuat secara tradisional. Dibuat dari bahan tanah liat, dicetak, dan dibakar pada tungku tradisional. Karena proses pembuatannya dilakukan secara tradisional, genteng ini hanya memiliki kekuatan, kepresisian, dan kerapihan yang cukup. Biasanya terdapat dua jenis, ukuran yang kecil dengan kebutuhan 24 bh/m2, dengan harga Rp.750 s/d 950 per buah. Ukuran yang lebih besar dengan kebutuhan 19 bh/m2, dengan harga Rp. 1500 per buah. Genteng jenis ini dicetak dengan berbagai bentuk sesuai khas daerah produksi masing-masing, dengan nama yang berbeda-beda, yaitu genteng kodok, genteng plentong/manthili, genteng garuda, genteng paris, dll. Untuk finishing tersedia dalam pilihan natural dan glazuur transparan. Glazuur adalah sejenis coating untuk menutup pori-pori genteng dan memberikan tampilan lebih mengkilap.

b. Yang disebut dengan genteng keramik, sebenarnya memiliki bahan yang sama dengan genteng tradisional, yaitu dari tanah liat. Tetapi material tanah liat pada genteng keramik disortir, dicetak, dan dipress dengan peralatan modern di pabrik besar, sehingga memiliki kekuatan, kepresisian, dan kerapihan yang tinggi. Proses pemanasan juga dilakukan hingga suhu 1200 derajad celcius, sehingga tanah liat berubah menjadi sangat keras menyerupai keramik lantai. Pilihan warna dan finishing glazuur pada genteng keramik juga jauh lebih beragam dan halus, karena dilakukan secara mekanis dengan peralatan modern. Tidak heran, harganya pun juga lebih mahal daripada genteng tradisional. Diperlukan 13-14 buah genteng / m2, dengan harga Rp.7.800 s/d Rp.8.0000 per buah. Jenis-jenis genteng keramik biasa dinamai sesuai dengan nama pabrikan masing-masing.

c. Sebenarnya atap ini bisa bertahan hampir selamanya, tetapi lapisan pelindungnya hanya akan bertahan antara 30 tahun hingga 40tahun. Genteng beton terbuat dari pasir, semen, dan Fly Ash, yang dicampur dengan air dan dicetak, lalu dikeringkan. Kekuatan genteng beton tentu dipengaruhi oleh kebersihan dan ukuran butiran pasir yang dipergunakan, serta semen sebagai bonding agent. Fly ash dibutuhkan sebagai filler untuk mengisi celah-celah di antara butiran pasir, sehingga didapatkan genteng yang lebih padat dan kuat. Genteng beton banyak terdapat di pasaran pada dua jenis bentuk. Yang pertama adalah genteng beton gelombang dan genteng beton flat. Daya tutup keduanya hampir sama, yaitu 11 buah genteng per m2 dengan harga Rp.3800 s/d Rp.4000 per buah. Dibandingkan dengan genteng keramik, genteng beton memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelebihannya adalah lebih kuat dan lebih ekonomis, sementara kelamahannya adalah bobotnya yang berat sehingga membebani struktur. Finishing genteng beton biasanya dilakukan dengan cat.

d. Genteng Aspal. Bahan meterial yang satu ini dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.

e. Genteng Metal. Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran.Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara 1.2-12m.

Gambar Atap Genteng Metal3. Seng. Atap ini sebenarnya dibuat dari lembaran baja tipis yang diberi lapisan zinc secara elektrolisa. Tujuannya untuk membuatnya menjadi tahan karat. Jadi, kata seng berasal dari bahan pelapisnya. Jenis ini akan bertahan selama lapisan zinc ini belum hilang, yang terjadi sekitar tahun ke-30-an.Setelah itu, atap akan mulai bocor apabila ada bagian yang terserang karat.Gambar Atap Seng4. Plat Beton. Atap ini biasanya merupakan atap datar yang terbuat dari kombinasi besi dan beton. Banyak digunakan pada rumah-rumah modern minimalis dan kontemporer. Konstruksinya yang kuat memungkinkan untuk mempergunakan atap ini sebagai tempat beraktifitas. Contohnya menjemur pakaian dan bercocok tanam dengan pot. Kebocoran pada atap dak beton sering sekali terjadi. Maka perlu pengawasan pada pengecoran dan pemakaian waterproofing pada lapisan atsanya.

5. Plat Kaca. Pemakaian atap kaca semakin popular untuk mendapatkan penerangan alami dalam rumah pada siang hari. Biasa dipakai pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung dari jendela atau sebagai aksen yang melengkapi design sebuah rumah. Bentuknya pun bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan

Gambar Atap Plat kaca6. Atap Polikarbonat. Atap ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari. Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.

7. Atap Asbes. Asbes sering digunakan untuk bangunan berbiaya rendah. Tidak hanya karena harga materialnya yang murah. Atap asbes juga memerlukan rangka atap yang lebih jarang. Asbes langsung dipasang pada gording, sehingga tidak memerlukan usuk dan reng. Asbes tersedia dalam 2 jenis, yaitu asbes gelombang besar dan asbes gelombang kecil. Untuk asbes gelombang besar, ukuran yang tersedia adalah panjang 100, 125, 150, 180, 210, 240, 270, 300cm, dengan lebar 108cm. Untuk asbes gelombang besar, overlap sambungan di ujung adalah 25cm, dan 8 cm di bagian tepi. Untuk asbes gelombang kecil, ukuran yang tersedia adalah 150, 180, 210, 240, 270, 300cm dengan lebar 105cm. Untuk asbes gelombang kecil, overlap sambungan di ujung adalah 25cm dan 7,5cm di bagian tepi.

8. Atap Ijuk. Atap ijuk dibuat dari serabut palem aren. Ijuk digunakan sebagai bahan penutup atap dengan dibentuk ikatan sepanjang 120cm dan diameter 6cm. Ikatan tersebut dijepit dengan bilah bambu, lalu diikatkan ke reng. Lapisan ijuk minimal 2 lapis, semakin tebal lapisannya akan semakin lama daya tahannya. Atap ijuk dengan kualitas yang baik bisa mencapai umur hingga 30 tahun.

9. Atap Onduline. Onduline adalah produk atap bergelombang dan material penutup dinding yang atraktif, ringan dan sangat kuat. Onduline merupakan atap lembaran 10 gelombang yang pertama kali diperkenalkan kepada pasar dan telah banyak digunakan saat ini. Kelebihan atap onduline sebagai berikut fleksibel, kuat, meredam suara, tahan bocor, ringan. Kekurangannya adalah harganya mahal dan umurnya tidak lebih dari 10-15 tahun.

10. Atap Onduvilla. Onduvilla adalah material atap ringan dan memiliki tekstur atap yang sama dengan Onduline. Terbuat dari fiber selulosa, bitumen dan resin yang tahan terhadap tekanan dan panas. Komposisi bahan onduvilla identik dengan atap onduline yang terbuat dari teknologi tinggi dan memenuhi standar European Norm EN 534. Oleh karena itu, atap onduvilla tahan terhadap air dan melindungi dari kondisi cuaca dengan suhu tinggi atau kondisi cuaca yang sangat ekstrim sekalipun. Kelebihannya adalah fleksibel, kedap air, berbobot ringan, instalasi yang mudah, overlapping yang aman3.5 Struktur Atap Kayu

Atap dengan konstruksi kuda kuda kayu termasuk paling banyak digunakan di negeri kita. Selain karena material kayu yang sangat mudah didapatkan di toko toko material, konstruksi kayu juga dikuasai oleh tukang tukang lokal. Konstruksi kayu yang dipakai di kebanyakan bangunan di Indonesia saat ini, tekniknya didapatkan dari bangunan bangunan kolonial Belanda? Konstruksi kayu model Belanda ini bisa digambarkan sebagai berikut:

Gambar : Konstruksi Kayu Yang Diadaptasi Dari Sistem Konstruksi Kayu Dari Belanda

Konstruksi kayu ini terdiri dari:a) Kuda-kudaKuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di bagian bawah) yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik, serta tiang tengah (kayu vertikal) yang mendukung balok bubungan dan menerima gaya tekan. Prinsip dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya kepada kolom atau dinding bangunan rumah. Bentuk kuda-kuda yang segitiga bertangkup merupakan bentuk yang sangat stabil atau tidak mudah berubah bentuk. Dalam menentukan kemiringan atap berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masing-masing pasangan kasau dan balok kuda-kuda (batang tarik) membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut kemiringan atap, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut kemiringan atap tersebut sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat.b) Gording, usuk dan RengGording adalah balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda. Gording menahan beban dari kayu usuk dan reng sebagaimana bisa kita lihat pada gambar ilustrasi diatas. Usuk menahan kayu reng. Kayu reng menahan atau menjadi pijakan meletakkan genteng di bagian atasnya. Usuk dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan genteng. Bila atap menggunakan penutup seng atau asbes, maka tidak perlu menggunakan usuk dan reng, langsung saja asbes atau seng diletakkan diatas gording.3.6 Rangka Atap Baja Ringan

Pemakaian Rangka Atap Baja Ringan untuk atap rumah sebagai pengganti kayu saat ini semakin popular.Secara tinjaun mekanika teknik, rangka atap baja ringan adalah suatu struktur yang tidak bisa dirancang dan dibangun asal asalan tanpa hitungan dan desain teknis tertentu. Kegagalan struktur kemungkinan akan terjadi bila desain dan perhitungan teknis diabaikan

Gambar : Rangka Atap Baja Ringan

Sistem rangka atap baja ringan.

Konsep rangka merupakan satu unit kesatuan sistem terintegrasi secara struktural. Sehingga dibutuhkan hitungan atau desain yang secara mekanika teknis mampu mampu mengakomodir kebutuhan sistem tersebut. Rangka baja atap ringan ini terbuat dari bahan dasar baja yang dilapisi oleh seng atau aluminium. Property mekanika teknis idealnya tidak kurang dari 550 Mpa.

Bahan pelapis yang digunakan untuk Rangka Baja Atap Ringan, yakni Zinc (seng) dan aluminium.

Pelapis aluminium mempunyai sifat tahan karat yang lebih bagus dibanding pelapis seng, dimana pelapisan dengan seng oleh masyarakat umum sering disebut galvanis. Bahan pelapis baja galvanis harus jauh lebih tebal untuk menyamai ketahanan karat yang sama terhadap bahan pelapis Aluminium. Mutu pelapis aluminium mempunyai ketahanan karat 4x lebih lama bila dibandingkan dengan pelapis seng untuk ketebalan yang sama.

Tidak semua rangka baja atap ringan dipasaran telah mempunyai sistem atau spesifikasi dan uji lab.

Properti atau sifat mekanika teknis Rangka Atap baja ringan

Rangka baja ringan sangat tipis kurang dari 1mm bila dibandingkan dengan baja biasa, tujuannya untuk memudahkan dalam perakitan dan konstruksi, tetapi properti kekuatan tariknya cukup tinggi 550 Mpa.

Struktur Rangka atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda, reng, sekrup dan jurai dalam untuk mencegah tampias. Dimana kuda kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh, cermati lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima,demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Dimana besar beban terdiri dari beban rangka sendiri, beban genting yang digunakan, dan beban angin.

Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,7-1 mm. Sementara untuk reng sekitar 0,4-0,7 mm.

4. Studi Kasus

5. Penutup

5.1 Simpulan

Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus mendapat perhatian yang khusus. Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan.Terdapat beberapa bahan penutup atap yang ada di Indonesia yang namun sebagian besar masyarakat lebih banyak menggunakan genteng tanah liat karena dianggap lebih murah serta memiliki nilai estetis tersendiri.5.2 Daftar Pustaka

http://www.ilmusipil.com/jenis-atap-rumah http://birobangunan.blogspot.com/2013/07/jenis-jenis-genteng_16.html http://architectaria.com/mengenal-atap-rumah-berbagai-jenis-desain-atap-dan-bahan-penyusunnya.html http://ahluldesigners.blogspot.com/2012/05/struktur-atap.html Gambar Atap Genteng Keramik

Gambar Atap Genteng Aspal

Gambar Atap Plat Beton

Gambar Atap Plat Polikarbonat

Gambar Atap Ijuk

PAGE 28