tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik … · 2017-02-20 · teknik...
TRANSCRIPT
i
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
SITI MAESAROH
TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA,
DAN KETAHANAN FISIK EKONOMI KELUARGA
DI PEMUKIMAN MARJINAL
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Tekanan Ekonomi,
Manajemen Keuangan Keluarga, dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di
Pemukiman Marjinal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Siti Maesaroh
NIM I24110057
v
ABSTRAK
SITI MAESAROH. Tekanan Ekonomi, Manajemen Keuangan Keluarga, dan
Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di Pemukiman Marjinal. Dibimbing oleh
EUIS SUNARTI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan ekonomi dan
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga di
pemukiman marjinal. Lokasi penelitian terletak di Kelurahan Balumbang Jaya dan
Kelurahan Kebon Pedes. Contoh di setiap kelurahan dipilih sebanyak 80 keluarga
lengkap yang memiliki anak usia remaja (12-19 tahun) dengan menggunakan
teknik simple random sampling sehingga total 160 keluarga. Hasil uji PLS-Path
Modelling menunjukkan bahwa komponen tekanan ekonomi objektif dan tekanan
ekonomi subjektif menggambarkan tekanan ekonomi, komponen evaluasi dan
pelaksanaan menggambarkan manajemen keuangan keluarga, dan komponen
sumber daya fisik, masalah keluarga fisik serta kesejahteraan fisik
menggambarkan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hasil uji hubungan
menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara tekanan ekonomi
dengan ketahanan fisik ekonomi, dan terdapat hubungan positif signifikan antara
manajemen keuangan keluarga dengan sumber daya fisik dan kesejahteraan fisik
keluarga. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan peningkatan tekanan
ekonomi akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga, dan manajemen
keuangan keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik keluarga.
Kata kunci: ketahanan fisik ekonomi keluarga, manajemen keuangan keluarga,
tekanan ekonomi
ABSTRACT SITI MAESAROH. Economic Pressures, Family Financial Management, and
Family Physical Economic Strength in Marginal Settlements. Supervised by EUIS
SUNARTI.
The aim of this research is to analyze the influence of economic pressures
and financial management of the family on the family physical economic strength
in marginal settlements. This research was conducted at Balumbang Jaya Village
and Kebon Pedes Village. Samples in each village were choosen as many as 80
complete families which had adolescents (12-19 years) by simple random
sampling techinque so that the total samples were 160 families. The result of PLS-
Path Modelling showed that the components of objective economic pressures and
subjective economic pressures describe economic pressures, the component of
evaluation and implementation describe family financial management, and the
components of physical resources, physical family problems and physical
wellbeing describe family physical economic strength. The correlate analysis
showed that there was a negative significant correlation beetwen economic
pressure and family physical economic strength, and there was a positive
significant correlation beetwen family financial management and family physical
economic strength. Multiple linear regression analysis showed that the increasing
of economic pressure would decrease family physical economic strength, and
family financial management not influence of the family physical economic
strength.
Keywords: family physical economic strength, family financial management,
economic pressures
vii
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
SITI MAESAROH
TEKANAN EKONOMI, MANAJEMEN KEUANGAN KELUARGA,
DAN KETAHANAN FISIK EKONOMI KELUARGA
DI PEMUKIMAN MARJINAL
Judul
Nama NIM
Tekanan Ekonomi, Manajemen Keuangan Keluarga, dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di Pemukiman Marjinal Siti Maesaroh 124110057
Prof Dr Ir Euis Sunarti, MSi Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Ujang Sumarwan, MSc Ketua Depat1emen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Tanggal Lulus: 3 '( AUIJ 2U15
xi
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia yang
telah diberikan sehingga karya ilmiah mengenai Tekanan Ekonomi, Manajemen
Keuangan Keluarga, dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di Pemukiman
Marjinal dapat diselesaikan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof Dr Ir Euis Sunarti, MSi selaku dosen skripsi yang telah membimbing dan
memberikan dukungan, motivasi dan arahan sehingga terselesaikannya karya
tulis ini.
2. Dr Megawati Simanjuntak, SP, MSi dan Nur Islamiyah SPsi, MPsi selaku
dosen penguji atas segala masukannya dalam penyempurnaan skripsi ini. Dr
Tin Herawati, SP, MSi selaku dosen pemandu seminar atas segala masukannya
dalam penyempurnaan skripsi ini. Dr Ir Herien Puspitawati, MSc, MSc selaku
pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh
pendidikan di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen.
3. Seluruh dosen dan staf Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Departemen
Ilmu Keluarga dan Konsumen.
4. Ayahanda tercinta, H Nuryadi dan Ibunda tercinta, Hj Siti Rohmah serta kakak
tersayang, Syarif Hidayatullah dan Siti Nuryanti serta seluruh keluarga atas
segala doa, dukungan moril dan kasih sayangnya.
5. Sahabat seperjuangan (Rulya Rizki Ramadina, Nunung Nurlaelasari, dan Nafi
Yuliana Endah), Al Ihya 48, Al Ihya Dramaga, Forsia, dan semua sahabat yang
telah memberikan banyak inspirasi dan semangat yang telah diberikan selama
ini. Teman-teman IKK 48 yang telah memberikan banyak inspirasi, semangat,
ruang untuk diskusi dan berbagi serta bantuan lainnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2015
Siti Maesaroh
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xiv
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
KERANGKA PEMIKIRAN 3
METODE 7
Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian 7
Data dan Teknik Pengumpulan Data 7
Teknik Pengambilan Contoh 8
Pengolahan dan Analisis Data 8
Definisi Operasional 13
HASIL 14
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 14
Karakteristik Keluarga 15
Tekanan Ekonomi Keluarga 15
Manajemen Keuangan Keluarga 17
Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga 18
Analisis Path Menggunakan Partial Least Square (PLS) 19
Hubungan Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen
Keuangan Keluarga dengan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga 23
Pengaruh Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen
Keuangan Keluarga terhadap Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga 24
PEMBAHASAN 27
SIMPULAN DAN SARAN 29
Simpulan 29
Saran 29
DAFTAR PUSTAKA 30
LAMPIRAN 32
RIWAYAT HIDUP 45
xiv
DAFTAR TABEL
1 Variabel penelitian, skala, dan sumber kuesioner 7 2 Sebaran karakteristik keluarga 15
3 Sebaran pekerjaan istri dan suami 15 4 Sebaran contoh berdasarkan komponen tekanan ekonomi objektif 16 5 Sebaran rataan indeks komponen tekanan ekonomi subjektif 17 6 Sebaran rataan indeks manajemen keuangan keluarga 17 7 Sebaran rataan indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga 18
8 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai model reflektif 21 9 Hasil hipotesis penelitian 22 10 Koefisien kolerasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen
keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga 23 11 Ringkasan model regresi tekanan ekonomi, manajemen keuangan
keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga 24 12 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga 25 13 Ringkasan model regresi komponen tekanan ekonomi, komponen
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga 26 14 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, komponen tekanan
ekonomi, dan komponen manajemen keuangan keluarga terhadap
ketahanan fisik ekonomi keluarga 26
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen
keuangan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga 6 2 Teknik pengambilan contoh 8 3 Model awal penelitian 20 4 Model lanjutan penelitian 20
5 Model akhir penelitian 21
DAFTAR LAMPIRAN
1 Sebaran istri dan suami berdasarkan lama pendidikan 33 2 Sebaran contoh berdasarkan jumlah anggota keluarga 33
3 Sebaran contoh berdasarkan usia istri dan suami 33 4 Sebaran tekanan ekonomi keluarga 33
5 Sebaran manajemen keuangan keluarga 34 6 Sebaran ketahanan fisik ekonomi keluarga 35
xv
7 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading
Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural
pada PLS. (Model awal penelitian) 36 8 Uji validitas 36 9 Uji realibiltas 37 10 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading
Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural
pada PLS. (Model lanjutan penelitian) 37 11 Uji validitas 37 12 Uji realibiltas 38 13 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading
Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural
pada PLS. (Model akhir penelitian) 38 14 Uji validitas 38
15 Uji realibiltas 38 16 Sebaran koefisien korelasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi dan
manajemen keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi
keluarga 39
17 Hasil uji asumsi klasik regresi linier berganda 40 18 Model 1 pengaruh tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga
terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga 42 19 Model 2 : pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga 42 20 Model 3 : pengaruh capaian dimensi tekanan ekonomi, dan capaian
dimensi manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga 42
21 Model 4 : pengaruh karakteristik keluarga, dimensi tekanan ekonomi,
dan dimensi manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga 43
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wilayah perkotaan yang cepat berkembang akan membawa dampak pada
perubahan kehidupan kota yang saat ini menjadi sentral pertumbuhan ekonomi
(Ramadhany 2014). Dibalik pertumbuhan ekonomi wilayah perkotaan yang cepat
berkembang terdapat fenomena sosial yang kontradiktif yaitu kemiskinan.
Kemiskinan di perkotaan disebabkan oleh kurangnya pendidikan, kemampuan dan
keahlian yang terbatas, sebagian bekerja di sektor informal, dan secara ekonomi
rentan (Sumbodo 2011). Menurut BPS (2014) penduduk miskin di wilayah
perkotaan adalah sebesar 8.16 persen. Penduduk miskin yang tinggal di perkotaan
sebagian besar hidup di pemukiman marjinal (Sumbodo 2011).
Tempat tinggal yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar fisik yang
harus dipenuhi. Menurut Surtiani (2006) pemukiman marjinal ditinjau dari
Standar Direktorat Cipta Karya dinilai kurang memberikan nilai kelayakan yang
signifikan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gangguan polusi kawasan, kurang
tersedianya air bersih, tidak memiliki kemungkinan untuk berkembang, serta
daerah rawan genangan. Pemukiman marjinal biasanya berada di bantaran sungai,
sepanjang rel kereta api, serta saat ini umumnya memiliki bangunan rumah
permanen yang cukup baik (Yudhohusodo dalam Poedjioetami 2005).
Kualitas pemukiman marjinal yang rendah berkontribusi terhadap tingkat
kemiskinan. Tingkat kemiskinan akan memengaruhi ketahanan keluarga
khususnya ketahanan fisik ekonomi keluarga. Keluarga yang tinggal di
pemukiman marjinal akan mengalami ketidakpastian dalam sistem mata
pencaharian (Ramadhany 2014). Keluarga dengan ketidakstabilan dalam
pekerjaan akan memiliki kesejahteraan keluarga objektif maupun subjektif yang
rendah (Sunarti et al. 2013). Situasi ini memengaruhi keadaan fisik, ekonomi,
maupun psikologis keluarga. Keluarga yang tidak memiliki kemampuan dalam
merespon dan beradaptasi dengan lingkungan menyebabkan keluarga mengalami
tekanan ekonomi.
Tekanan ekonomi yang terus menerus akan membuat keluarga yang tak
mampu bertahan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan fungsi
keluarga (Robila dan Krismakumar 2006). Tekanan ekonomi terus menerus
meningkatkan kadar kemarahan, permusuhan, depresi, kecemasan, dan
menurunkan kesehatan fisik (Fox dan Bartholomae 2000). Tekanan ekonomi
dapat mengakibatkan perubahan peran dan fungsi dalam keluarga. Untuk itu,
keluarga harus melakukan strategi dalam mengatasi tekanan ekonomi agar fungsi
dan peran dalam keluarga dapat tetap berjalan dengan baik.
Keluarga yang melakukan manajemen sumber daya akan memiliki
ketahanan keluarga yang baik (Sunarti et al. 2013). Menurut Sunarti (2013a),
ketahanan keluarga merupakan kemampuan keluarga untuk mengelola segala
sumberdaya yang dimiliki dan masalah yang dihadapi agar keluarga sejahtera.
Strategi yang bisa dilakukan dalam mengelola sumber daya salah satunya adalah
dengan menerapkan manajemen keuangan keluarga sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan keluarga. Keluarga yang menerapkan manajemen keuangan dengan
baik akan mampu mengalokasikan keuangan sesuai dengan kebutuhan keluarga.
2
Manajemen keuangan keluarga yang optimal akan meningkatkan kesejahteraan
yang maksimal (Deacon dan Firebaugh (1988) dalam (Fajrin 2011). Terdapat
beberapa faktor pendukung timbulnya manajemen yang buruk bahkan mengalami
kegagalan diantaranya: gaya hidup, pola belanja yang tidak terencana, biaya sosial
yang tidak dianggarkan, lingkungan, dan literasi manajemen keuangan
(Subiaktono 2013).
Ketahanan dapat mengurangi akibat perubahan yang terjadi dalam keluarga.
Perkembangan keluarga dipengaruhi oleh perubahan sosial, ekonomi, dan
teknologi informasi (Sunarti 2013a). Keluarga yang kurang mampu menyesuaikan
perubahan ekonomi akan mengalami ketahanan fisik ekonomi rendah. Ketahanan
fisik ekonomi berkaitan dengan kemampuan anggota keluarga dalam memperoleh
sumberdaya ekonomi dari luar sistem untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Ketahanan fisik ekonomi terdiri dari sumber daya fisik, masalah keluarga fisik,
penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan
sosial fisik.
Perumusan Masalah
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam
pembangunan keluarga Indonesia. Data tingkat kesejahteraan keluarga tahun 2013
menunjukkan keluarga yang masuk dalam kategori belum sejahtera (Pra-Sejahtera
dan Keluarga Sejahtera-1) sebesar 42 persen, belum memiliki rumah sebesar 20.5
persen, densitas rumah kurang 7.2m2 perkapita sebesar 11.8 persen, sulit
memperoleh air minum layak sebesar 32 persen dan sanitasi layak sebesar 39
persen (Sunarti 2015). Kondisi ini sejalan dengan masih besarnya penduduk
miskin di Indonesia. Berdasarkan BPS (2014) jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada September 2014 mencapai 27.78 juta orang. Kemiskinan
mencerminkan belum optimalnya pembangunan pendidikan, kesehatan dan
ekonomi serta masih banyak keluarga yang tinggal di pemukiman marjinal.
Pendapatan yang rendah dan kadang tak pasti akan memengaruhi kondisi
keuangan keluarga. Kemiskinan merupakan potret rendahnya daya beli,
kekurangan gizi, rendahnya status kesehatan, dan kurangnya pendidikan.
Rendahnya sumber daya keluarga yang menghuni pemukiman marjinal
mengakibatkan tekanan ekonomi baik subjektif maupun objektif. Menurut Okech
et al. (2012) tekanan ekonomi memiliki efek negatif pada keluarga yang hidup
dalam kemiskinan. Keluarga harus memiliki kelentingan dan ketahanan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi. Keluarga dituntut untuk melakukan
pengelolaan keuangan dengan baik. Hal ini, merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan ketahanan keluarga khususnya ketahanan fisik ekonomi keluarga.
Pemukiman marjinal umumnya dihuni oleh keluarga miskin yang memiliki
keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terkait
tekanan ekonomi, manjemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi
keluarga, dengan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan
keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman
marjinal?
3
2. Apakah terdapat hubungan karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan
manajemen keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga di
daerah pemukiman marjinal?
3. Apakah terdapat pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga di
daerah pemukiman marjinal?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh tekanan
ekonomi dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga di daerah pemukiman marjinal.
Tujuan Khusus
1. Menganalisis karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan
keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah pemukiman
marjinal.
2. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen
keuangan keluarga, dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah
pemukiman marjinal.
3. Menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen
keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga di daerah
pemukiman marjinal.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi umum
mengenai tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan ketahanan fisik
ekonomi keluarga. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan dalam bidang keluarga. Bagi institusi IKK (Ilmu
Keluarga Konsumen), penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi dan
data baru guna pengembangan pendidikan khususnya bidang keluarga. Bagi
pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan terkait keluarga upaya mewujudkan keluarga yang
harmonis dan sejahtera.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran penelitian yang berjudul Tekanan Ekonomi,
Manajemen Keuangan Keluarga, dan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga di
Pemukiman Marjinal disajikan pada Gambar 1. Kerangka tersebut menunjukkan
bahwa keluarga memiliki karakteristik yang beragam. Hal ini akan memengaruhi
keadaan ekonomi, manajemen keuangan, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga.
Teori keluarga yang digunakan pada penelitian ini adalah teori struktural
fungsional yang berlandaskan empat konsep yaitu sistem, struktural, fungsi, dan
4
keseimbangan. Teori ini memandang perilaku individu dipengaruhi orang lain dan
oleh institusi sosial, dan bagaimana perilaku tersebut pada gilirannya
memengaruhi orang lain dalam proses aksi-reaksi berkelanjutan (Sunarti 2001).
Tekanan ekonomi keluarga terbagi dua komponen, yaitu tekanan ekonomi
objektif dan subjektif (Sunarti et al. 2005). Tekanan ekonomi objektif dapat
diukur dengan menghitung tingkat kemiskinan, status pekerjaan suami,
perbandingan pendapatan dan pengeluaran, serta rasio aset dan hutang. Tekanan
ekonomi subjektif dapat diukur dengan melihat bagaimana persepsi keluarga
terhadap permasalahan keuangan yang dihadapi.
Tekanan ekonomi suatu keluarga dipengaruhi oleh besar keluarga, semakin
besar keluarga maka tekanan ekonomi semakin tinggi (Firdaus dan Sunarti 2009).
Hal ini diduga karena keluarga yang memiliki anggota keluarga yang lebih banyak
akan memiliki tanggungan keluarga yang lebih besar. Pendidikan contoh memiliki
hubungan nyata dengan permasalahan keuangan keluarga. Semakin tinggi
pendidikan maka permasalahan keuangan keluarga semakin rendah. Contoh yang
berpendidikan tinggi memiliki penghasilan yang tinggi sehingga mengurangi
permasalahan keuangan keluarga. Semakin tua usia contoh maka permasalahan
keuangan keluarga semakin rendah dan tekanan ekonomi semakin rendah. Hal ini
diduga karena usia yang lebih tua akan lebih lama bekerja dan pendapatan yang
diperoleh semakin tinggi. Selain itu, biasanya mempunyai anak yang bekerja dan
dapat menambah pendapatan keluarga (Firdaus dan Sunarti 2009). Menurut
Sunarti (2013b) keluarga dengan pekerjaan stabil memiliki kondisi sosial ekonomi
yang lebih baik dibandingkan keluarga dengan pekerjaan tidak stabil. Keluarga
dengan pekerjaan stabil memiliki kepastian perolehan pendapatan. Kepastian
tersebut berkaitan dengan kemudahan keluarga mengelola sumber daya keluarga.
Tekanan ekonomi yang dialami keluarga akan menurunkan ketahanan keluarga
(Nurillah 2013). Tekanan ekonomi berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga. Tekanan ekonomi yang tinggi akan memengaruhi ketahanan fisik
keluarga (Ramadhany 2014). Keluarga yang mengalami tekanan ekonomi akan
melakukan strategi untuk mengurangi tekanan tersebut. Strategi yang dilakukan
dengan mengelola sumber daya keluarga.
Manajemen keuangan keluarga merupakan cara keluarga dalam mengelola
keuangan agar kebutuhan hidup keluarga dapat terpenuhi dengan segala
keterbatasan sumber daya keluarga (Sunarti 2013a). Manajemen keuangan terdiri
dari tiga komponen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Firdaus daan
Sunarti 2009). Merencanakan keuangan keluarga dengan menghitung jumlah uang
yang diperoleh per satuan waktu, mengimplementasikan keuangan keluarga sesuai
rencana, dan mengevaluasi perencanaan dan implementasi keuangan keluarga
secara menyeluruh (Sunarti 2013a).
Manajemen keuangan keluarga dipengaruhi oleh usia dan besar keluarga.
Usia yang semakin tua dan semakin besar jumlah anggota keluarga maka
manajemen keuangan keluarga semakin rendah (Fajrin 2011). Semakin tinggi
pendidikan yang ditempuh maka semakin baik manajemen keuangan keluarga.
Pendidikan memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan manajemen
keuangan keluarga. Semakin tinggi pendidikan maka manajemen keuangan yang
dilakukan semakin baik. Usia berhubungan dengan mekanisme koping. Keluarga
dengan usia suami istri yang tinggi maka tekanan ekonomi yang dialami keluarga
semakin rendah sehingga mekanisme koping dalam hal ini manajemen keuangan
5
keluarga dilakukan lebih sedikit (Firdaus dan Sunarti 2009). Manajemen
keuangan keluarga berpengaruh terhadap ketahanan fisik keluarga, semakin baik
manajemen keuangan maka akan meningkatkan ketahanan fisik keluarga, dan
pendidikan istri akan meningkatkan ketahanan fisik keluarga (Ramadhany 2014).
Ketahanan fisik ekonomi keluarga merupakan kemampuan keluarga
memenuhi kebutuhan pokok, seperti pangan, papan, sandang, pendidikan dan
kesehatan. Menurut Sunarti (2001), ketahanan fisik ekonomi sangat berkaitan
dengan kesejahteraan fisik keluarga dan kemampuan ekonomi keluarga. Keluarga
dinilai memiliki ketahanan fisik ekonomi yang baik apabila minimal ada satu
orang dalam keluarga yang bekerja dan memperoleh sumber daya ekonomi
melebihi kebutuhan fisik minimum. Ketahanan fisik ekonomi keluarga memiliki
beberapa komponen, antara lain: sumber daya fisik, masalah keluarga fisik,
penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan
sosial fisik (Sunarti 2001). Tekanan ekonomi yang tinggi maka ketahanan
keluarga semakin rendah (Okech et al. 2012). Ketahanan fisik ekonomi keluarga
akan tercapai apabila keluarga terhindar dari masalah ekonomi dan terpenuhinya
kebutuhan fisik dengan baik (Sunarti et al. 2003).
6
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang berpengaruh
Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga
Karakteristik Keluarga:
- Usia
- Lama Pendidikan
- Pekerjaan
- Besar Keluarga
- Lama Menikah
- Pendapatan
- Pengeluaran
- Aset
- Hutang
Tekanan Ekonomi :
- Obyektif
- Subjektif
Manajemen Keuangan
Keluarga:
- Perencanaan
- Pelaksanaan
- Evaluasi
Ketahanan Fisik Ekonomi
Keluarga
7
METODE
Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul
“Lingkungan Spasial, Modal Sosial, Perkembangan Remaja, dan Kesejahteraan
Keluarga di Pemukiman Marjinal”. Disain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional study yang dilakukan di Kecamatan Bogor Barat, yaitu di Kelurahan
Balumbang Jaya dan Kecamatan Tanah Sareal yaitu di Kelurahan Kebon Pedes.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive dengan pertimbangan lokasi tersebut
memenuhi kriteria marjinal, seperti berada di bantaran sungai, rel kereta api,
memiliki jarak rumah kurang dari satu meter, rawan bencana, dan merupakan
pemukiman kumuh. Waktu penelitian terdiri dari persiapan, pengumpulan data,
pengolahan data, dan penulisan laporan yang dilakukan dari bulan November
2014 hingga Juli 2015.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data
primer yang diambil adalah karakteristik keluarga (usia suami dan usia istri, lama
pendidikan, pekerjaan, besar keluarga, lama menikah, pendapatan, pengeluaran,
aset, dan hutang), tekanan ekonomi (objektif dan subjektif), manajemen keuangan
keluarga (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi), ketahanan fisik ekonomi
keluarga (sumber daya fisik, masalah keluarga fisik, penanggulangan masalah
keluarga fisik, kesejahteraan fisik, dan kesejahteraan sosial fisik). Data yang
dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder yang
diambil berupa gambaran umum lokasi penelitian dan data penduduk Kecamatan
Bogor Barat dan Tanah Sareal serta dokumen-dokumen lembaga/instansi yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Tabel 1 Variabel penelitian, skala, dan sumber kuesioner
Variabel Skala Sumber Kuesioner
Karakteristik Keluarga:
Usia (suami, istri) Rasio
Lama pendidikan Rasio
Pekerjaan (suami, istri) Nominal
Besar keluarga
Lama menikah
Rasio
Rasio
Pendapatan Rasio
Pengeluaran Rasio
Kepemilikan aset Rasio
Kepemilikan hutang Rasio
Tekanan ekonomi
Interval Diacu dan modifikasi dari Sunarti et
al. (2005) α = 0.679
Manajemen keuangan
keluarga
Interval Diacu dan modifikasi dari Firdaus dan
Sunarti (2009) α = 0.772
Ketahanan fisik ekonomi
keluarga
Interval Diacu dan modifikasi dari Sunarti
(2001) α = 0.782
8
Teknik Pengambilan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga lengkap bertempat tinggal di
pinggiran sungai atau bantaran rel kereta api yang memiliki anak remaja usia 12-
19 tahun. Contoh dalam penelitian adalah 160 keluarga memiliki anak remaja
usia 12-19 tahun dengan teknik simple random sampling di masing-masing
kelurahan. Contoh diambil dari dua kelurahan yaitu Kelurahan Kebon Pedes dan
Kelurahan Balumbang Jaya. Data populasi diperoleh dari Kelurahahan, RW, dan
RT Kebon Pedes dan Balumbang Jaya. Unit analisis dalam penelitian ini keluarga,
dan responden penelitian ibu. Penentuan jumlah contoh yang diambil dari
populasi menggunakan rumus Slovin:
n=
=
= 159.75 ≈ 160 orang
Keterangan :
n = jumlah keluarga yang diambil (dijadikan contoh)
N = jumlah keluarga lengkap memiliki anak remaja di Kelurahan
Kebon Pedes dan Balumbang Jaya
e = batas kesalahan pengambilan contoh
Gambar 2 Teknik pengambilan contoh
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh, diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry,
cleaning, analyzing serta intepretasi data. Pengolahan data menggunakan
perangkat lunak Microsoft Excel for Windows, Smart Partial Least Square
(SmartPLS), dan Statistical Package for Social Science (SPSS). Analisis statistik
yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan inferensia. Pengolahan data
dilakukan sebagai berikut:
Kota Bogor
Kecamatan Tanah Sareal
Kelurahan Kebon Pedes
Kecamatan Bogor Barat
Kelurahan Balumbang Jaya
N=173
n = 80
Purposive
Keluarga lengkap
memiliki anak
remaja
Simple Random
Sampling
N=144
n = 80
9
1. Tekanan ekonomi diukur berdasarkan dua komponen, yaitu tekanan
ekonomi objektif (permasalahan keuangan keluarga) dan tekanan ekonomi
subjektif (tekanan ekonomi persepsi) dengan pengolahan sebagai berikut:
a. Tekanan ekonomi objektif diperoleh dari tingkat kemiskinan, status
pekerjaan suami, perbandingan pendapatan dan pengeluaran serta rasio
hutang dan aset. Data tingkat kemiskinan dikategorikan menjadi dua, yaitu
tidak miskin dan miskin berdasarkan garis kemiskinan BPS Kota Bogor
tahun 2013 (pendapatan per kapita tidak miskin >Rp360 518; pendapatan
per kapita miskin ≤ Rp360 518). Pemberian nilai tekanan ekonomi objektif
adalah sebagai berikut :
1. Tingkat kemiskinan:
a) Tidak miskin = 0
b) Miskin = 1
2. Status pekerjaan suami:
a) Tetap = 0
b) Tidak tetap = 1
c) Tidak bekerja = 2
3. Perbandingan pendapatan dan pengeluaran
a) Pendapatan lebih besar dari pengeluaran = 0
b) Pendapatan sama dengan pengeluaran = 1
c) Pendapatan lebih kecil dari pengeluaran = 2
4. Perbandingan antara hutang dan aset:
a) Tidak berhutang = 0
b) Berhutang ≤ 50% = 1
c) Berhutang ≥ 50% = 2
Data status rasio hutang dengan aset diperoleh dengan rumus:
Rasio Hutang-Aset = Hutang x 100%
Aset
Setiap item tekanan ekonomi objektif dijumlahkan sehingga diperoleh total
skor tekanan objektif. Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks dengan
skor minimum 0 dan nilai maksimum 7.
b. Tekanan ekonomi subjektif (tekanan ekonomi persepsi) diukur dengan
pertanyaan yang mengarahkan pada cara pandang contoh dalam menerima
kondisi ekonomi yang dirasakannya, terdiri dari 11 pertanyaan dengan nilai
1 = Ya dan 0 = Tidak. Setiap item pertanyaan dijumlahkan sehingga
diperoleh skor total tekanan ekonomi subjektif. Selanjutnya, dilakukan
perhitungan indeks dengan skor minimum 0 dan nilai maksimum 11.
Hasil indeks tekanan ekonomi subjektif dan tekanan ekonomi obejktif
dikompositkan sehingga diperoleh indeks tekanan ekonomi keluarga total
yang dihitung dengan rumus:
Tekanan Ekonomi Keluarga =
(indeks tekanan ekonomi objektif + indeks tekanan ekonomi subjektif)
2
10
2. Manajemen keuangan keluarga diukur dari kebiasaan contoh dalam
membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keuangan. Item
pertanyaan manajemen keuangan berjumlah 10 item. Setiap item
pertanyaan disediakan enam jawaban menggunakan skala semantik, yaitu
untuk nilai 0 “tidak pernah melakukan” hingga nilai 5 “selalu melakukan”.
Manajemen keuangan keluarga terdiri dari 3 komponen, yaitu:
a) Perencanaan terdiri dari 3 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan
maksimum 15.
b) Pelaksanaan terdiri dari 4 pertanyaan, dengan niali minimum 0 dan
maksimum 20.
c) Evaluasi terdiri dari 3 pertanyaan, dengan nilai minimum 0 dan
maksimum 15.
Masing-masing jawaban responden dijumlahkan sesuai item
pertanyaan pada masing-masing komponen manajemen keuangan
keluarga. Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks masing-masing
komponen manajemen keuangan keluarga dengan rumus sebagai
berikut :
Manajemen Keuangan Keluarga =
(indeks perencanaan + indeks pelaksanaan + indeks evaluasi)
3
3. Ketahanan fisik ekonomi keluarga diberi nilai 0 untuk jawaban “Tidak”
dan nilai 1 untuk jawaban “Ya”. Ketahanan fisik ekonomi keluarga terdiri
dari lima komponen, yaitu :
a) Sumber daya fisik terdiri dari 4 pertanyaan, dengan nilai minimum 0
dan maksimum 4.
b) Masalah keluarga fisik terdiri dari 7 pertanyaan, dengan nilai minimum
0 dan maksimum 7.
c) Penanggulangan masalah keluarga fisik terdiri dari 7 pertanyaan,
dengan nilai minimum 0 dan maksimum 7.
d) Kesejahteraan fisik terdiri dari 8 pertanyaan, dengan nilai minimum 0
dan maksimum 8.
e) Kesejahteraan sosial fisik terdiri dari 2 pertanyaan, dengan nilai
minimum 0 dan maksimum 2.
Masing-masing jawaban responden dijumlahkan sesuai item
pertanyaan pada masing-masing komponen ketahanan fisik ekonomi
keluarga. Selanjutnya, dilakukan perhitungan indeks masing-masing
komponen ketahanan fisik ekonomi keluarga dan dikompositkan sehingga
diperoleh indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga dengan rumus sebagai
berikut :
Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga =
(indeks sumber daya fisik + indeks masalah keluarga fisik + indeks
penanggulangan masalah keluarga fisik + indeks kesejahteraan fisik +
indeks kesejahteraan sosial fisik)
5
11
Variabel tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga dan ketahanan
fisik ekonomi keluarga dilakukan dengan perhitungan indeks dengan rumus
sebagai berikut:
Y= Skor total yang didapat – nilai minimum x 100
Nilai maksimal – nilai minimum
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan analisis
deskriptif dan analisis inferensia. Pemaparan analisis data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat sebaran karakteristik keluarga usia
suami, usia istri, lama pendidikan, pekerjaan, besar keluarga, lama menikah,
pendapatan, pengeluaran, aset, dan hutang), tekanan ekonomi, manajemen
keuangan keluarga, dan ketahanan fisik ekonomi keluarga.
2. Analisis inferensia yang digunakan adalah uji PLS-Path Modelling, uji
kolerasi, uji regresi.
a. Uji PLS-Path Modelling menggunakan Smart Partial Least Square
(SmartPLS). PLS-Path Modelling digunakan untuk menjelaskan ada atau
tidaknya hubungan antar variabel laten. Pemodelan dalam PLS-Path Modelling
terdapat dua model:
- Model pengukuran (outer model) yaitu model ini menspesifikasi hubungan
antar variabel laten dengan komponen-komponennya. Outer model
mendefinisikan bagaimana setiap komponen berhubungan dengan variabel
latennya.
- Model struktural (inner model) yaitu model struktural yang menghubungkan
antar variabel laten.
Pada uji kolerasi dan regresi menggunakan beberapa komponen hasil uji
PLS-Path Modelling yang telah memenuhi syarat nilai outer loading (>0.5).
b. Uji kolerasi digunakan untuk melihat hubungan karakteristik keluarga, tekanan
ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dengan ketahanan fisik ekonomi
keluarga.
c. Uji regresi digunakan untuk melihat pengaruh karakteristik keluarga, tekanan
ekonomi, manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga. Data penelitian harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
terlebih dahulu sebelum melakukan uji regresi. Pemeriksaan pemenuhan
syarat-syarat tersebut dilakukan dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji
autokorelasi.
- Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normal P-P
plot. Prinsip pengujiannya dengan melihat histogram dan residualnya. Jika
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya maka pola dstribusi normal dan model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika polanya menyebar jauh dari garis diagonal
atau tidak mengikuti atargaris diagonal maka pola distribusinya tidak normal,
sehingga model regresi dapat dikatakan tidak memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali 2011).
- Uji multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan antara variabel bebas yang diteliti. Ketika tidak terjadi
12
multikolinearitas, maka variabel yang diteliti dapat dikatakan telah memenuhi
syarat uji regresi.Variabel bebas yang diuji memiliki multikolinearitas jika
nilai tolerance di bawah 0.1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) di atas
10. Uji multikolinearitas menunjukkan nilai VIF dari variabel yang dianalisis
kurang dari 10. Multikolinearitas antarvariabel bebas untuk model regresi
dapat dilihat dengan melihat hubungan antarvariabel tersebut. Apabila nilai
korelasi antarvariabel tersebut lebih dari 0.80, maka terjadi multikolinearitas.
Variabel yang digunakan adalah variabel bebas yang memiliki nilai
signifikansi paling kecil (paling mendekati nilai signifikansi 0.05).
- Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Model regresi dikatakan terjadi heterokedastisitas apabila memiliki nilai
signifikansi di bawah 0.05 dan pada grafik scatterplot titik-titik tidak
menyebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y (Ghozali 2011).
- Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi
ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada variabel
yang diteliti adalah dengan melihat Durbin Watson dari model regresi.
Apabila nilai Durbin Watson mendekati +2 maka model regresi dikatakan
tidak terjadi autokorelasi, sehingga dapat dilakukan uji regresi. Uji regresi
dilakukan dengan menggunakan empat model, dengan rumus sebagai berikut:
Model Regresi 1: Y1 = α + β1X1 + β2X2 + ɛ
Model Regresi 2: Y2 = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 +
β1X1 + β2X2 + ɛ
Model Regresi 3 : Y3 = α + β1aX1a + β1bX1b+ β2aX2a + β2bX2b + β2cX2c + ɛ
Model Regresi 4 : Y4 = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β9X9 +
β1aX1a + β1bX1b+ β2aX2a + β2bX2b + β2cX2c + ɛ
Keterangan :
Y : Ketahanan fisik ekonomi keluarga
Α : Konstanta regresi
β1-8 : Koefisien regresi
X1 : Tekanan ekonomi
X1a : Tekanan ekonomi objektif
X1b : Tekanan ekonomi subjektif
X2 : Manajemen keuangan keluarga
X2a : Perencanaan manajemen keuangan keluarga
X2b : Pelaksanaan manajemen keuangan keluarga
X2c : Evaluasi manajemen keuangan keluarga
X3- X8 : Usia istri, usia suami, lama pendidikan istri, lama pendidikan suami, besar keluarga, dan lama menikah
ɛ : Error
13
Definisi Operasional
Tekanan ekonomi adalah permasalahan keuangan keluarga meliputi tekanan
ekonomi objektif atau permasalahan keuangan keluarga dan tekanan
ekonomi subjektif atau tekanan ekonomi yang dirasakan contoh.
Tekanan ekonomi objektif adalah permasalahan keuangan keluarga dengan
menghitung tingkat kemiskinan, status pekerjaan, perbandingan pendapatan
dan pengeluaran, serta rasio aset dan hutang.
Tekanan ekonomi subjektif adalah diukur dengan melihat bagaimana persepsi
keluarga terhadap permasalahan keuangan yang dihadapi.
Manajemen keuangan keluarga adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi penggunaan sumber daya berupa uang yang dimiliki
untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan keluarga.
Manajemen keuangan keluarga perencanaan adalah kegiatan merencanakan
sumber daya berupa uang untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan keluarga.
Manajemen keuangan keluarga pelaksanaan adalah tindakan nyata yang
dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
Manajemen keuangan keluarga evaluasi adalah memutuskan keberhasilan
perencanaan atau mengontrol pelaksanaan dan mengukur kepuasan yang
dirasakan untuk mencapai tujuan.
Ketahanan fisik ekonomi keluarga adalah kemampuan ekonomi keluarga untuk
memenuhi sumber daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga fisik,
menanggulangi masalah keluarga fisik, mencapai kesejahteraan fisik, dan
kesejahteraan sosial fisik.
Contoh adalah istri yang berasal dari keluarga utuh yang memiliki anak remaja
usia 12-19 tahun.
Keluarga di pemukiman marjinal adalah susunan orang-orang yang disatukan
oleh ikatan perkawinan darah atau adopsi, terdiri dari suami, istri, anak-
anak, serta anggota keluarga lainnya yang bertempat tinggal di daerah
marjinal.
Pemukiman marjinal adalah pemukiman yang berada di bantaran sungai,
sepanjang rel kereta api, memiliki jarak antar rumah yang kurang dari satu
meter, rawan bencana, dan kurang tersedianya tempat sampah termasuk di
dalamnya pemukiman kumuh dan pemukiman liar.
Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri keluarga contoh yang tinggal di
pemukiman marjinal terdiri dari usia, lama pendidikan, pekerjaan, besar
keluarga, lama menikah, pendapatan, pengeluaran, aset dan hutang.
Usia istri adalah jumlah tahun lengkap istri sejak lahir.
Usia suami adalah jumlah tahun lengkap suami sejak lahir.
Lama pendidikan adalah lama waktu pendidikan yang ditempuh oleh suami dan
istri.
Pekerjaan adalah usaha atau pekerjaan yang dilakukan oleh suami dan istri untuk
menghasilkan uang.
Besar keluarga adalah jumlah seluruh anggota keluarga dalam satu keluarga inti.
Lama menikah adalah lama waktu menikah suami dan istri.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan total dalam sebulan yang diperoleh
keluarga dari pendapatan seluruh anggota keluarga baik dari bekerja utama
14
maupun tambahan dibagi jumlah anggota keluarga yang dinyatakan rupiah
per kapita per bulan.
Pengeluaran adalah pengeluaran untuk konsumsi pangan mencakup (makanan
dan minuman) dan non pangan (perumahan, sandang, biaya kesehatan
sekolah dan sebagainya).
Kepemilikan aset keluarga adalah jumlah dari seluruh kekayaan yang dimiliki
keluarga berupa barang elektronik kendaraan barang berharga tabungan dan
lain lain.
Hutang adalah biaya yang belum dilunasi oleh keluarga dalam memenuhi
kebutuhan keluarga.
HASIL
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Balumbang Jaya terletak di wilayah Bogor Barat dan Kelurahan
Kebon Pedes terletak di wilayah Tanah Sareal. Kelurahan Balumbang Jaya
mempunyai luas sebesar 124,595 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT
sebanyak 45. Letak geografis Kelurahan Balumbang Jaya 200 m di permukaan
laut dengan curah hujan 3000-4000 mm. Kelurahan Balumbang Jaya mempunyai
batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Situ Gede, sebelah Timur dengan
Kelurahan Bubulak dan Kelurahan Situ Gede, sebelah Selatan dengan Kelurahan
Marga Jaya, serta sebelah Barat dengan Desa Babakan Kecamatan Dramaga.
Kelurahan Kebon Pedes terletak diwilayah Tanah Sareal. Kelurahan Kebon
Pedes mempunyai luas 104 Ha dengan jumlah RW sebanyak 13 dan RT sebanyak
74. Letak geografis Kelurahan Kebon Pedes berada pada ketinggian 250 m
dengan curah hujan rata-rata 3500-4000 mm. Kelurahan Kebon Pedes mempunyai
batas wilayah sebelah Utara dengan Kelurahan Kedung Badak, sebelah Selatan
dengan Kelurahan Cibogor, sebelah Barat dengan Kelurahan Ciwaringin dan
sebelah Timur dengan Kelurahan Tanah Sareal.
Kedua kelurahan tersebut berada di bantaran sungai, pemukiman yang
rawan bencana, memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dengan jarak rumah
kurang dari satu meter. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka lokasi penelitian
termasuk dalam wilayah pemukiman marjinal. Kualitas pemukiman marjinal yang
rendah berkontribusi terhadap tingkat kemiskinan yang akan mengakibatkan
keluarga mengalami tekanan ekonomi. Keluarga dalam mengatasi tekanan
ekonomi biasanya melakukan pola nafkah ganda. Pola nafkah ganda yang
dilakukan oleh keluarga di pemukiman marjinal biasanya istri melakukan
pekerjaan sampingan untuk membantu pendapatan keluarga. Selain itu, keluarga
dipemukiman marjinal harus memiliki manajemen sumber daya keluarga yang
baik, terutama manajemen keuangan agar dapat terpenuhi kebutuhan pangan,
sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Terpenuhinya kebutuhan pokok
keluarga maka ketahanan fisik ekonomi keluarga akan semakin baik.
15
Karakteristik Keluarga
Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata usia suami dan istri berada
pada kategori dewasa madya (40-60 tahun) (Hurlock 1980). Rata-rata pendidikan
suami dan istri belum mencapai pendidikan wajib sembilan tahun. Rata-rata lama
menikah selama 21 tahun. Rata-rata jumlah anggota keluarga termasuk dalam
kategori keluarga sedang (5-7 orang).
Tabel 2 Sebaran karakteristik keluarga
Karakteristik keluarga Min-Maks Rataan ± SD
Usia istri (tahun) 32-66 41.94 ± 5.82
Usia suami (tahun) 32-74 46.49 ± 7.13
Lama pendidikan istri (tahun) 0-16 7.74 ± 2.82
Lama pendidikan suami (tahun) 0-15 8.12 ± 2.77
Lama menikah (tahun) 4-40 21.47 ± 6.018
Besar keluarga 3-9 4.91 ± 1.1
Tabel 3 menunjukkan sepertiga istri (75 persen) berstatus sebagai ibu rumah
tangga. Terdapat istri yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) sebesar
8.8 persen, guru sebesar 1.2 persen, serta sebesar 1.9 persen sebagai wiraswasta
dan lainnya. Jenis pekerjaan suami memiliki proporsi sebesar 68.8 persen yaitu
sebagai buruh. Selain itu suami yang bekerja sebagai pedagang sebesar 6.9 persen,
dan tidak bekerja memiliki persentase sebesar 1.2 persen.
Tabel 3 Sebaran pekerjaan istri dan suami
Kategori pekerjaan Suami (%) Istri (%)
Tidak bekerja 1.20 75.00
Guru 0.00 1.20
Buruh 68.80 5.60
PRT 0.00 8.80
Pedagang 6.90 0.60
Wiraswasta 4.40 1.90
Sopir angkot 6.20 0.00
Juru parkir 1.90 0.00
Karyawan swasta 5.60 0.00
Satpam 1.20 0.00
Lainnya 3.80 1.90
Total 100.00 100.00 Keterangan lainnya : tukang jahit, tukang ojek, ustadz, pangkas rambut, tukang urut, pembuat kue, dan penjaga toko
Tekanan Ekonomi Keluarga
Tekanan ekonomi meliputi tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi
subjektif (Sunarti et al. 2005). Tekanan ekonomi objektif merupakan
permasalahan keuangan keluarga. Rendahnya sumber daya ekonomi keluarga
seperti rendahnya pendapatan, ketidakstabilan pekerjaan, ketidakstabilan hutang
dan aset, serta ketidakstabilan antara pendapatan dan pengeluaran merupakan
akibat dari adanya tekanan ekonomi secara objektif. Tekanan ekonomi subjektif
merupakan persepsi atau cara pandang seseorang dalam menanggapi dan
16
menerima keadaan ekonomi yang dirasakannya, terutama dalam mempersepsi
pengeluaran keuangan (belanja), pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuan materi
keluarga.
Data pada Tabel 4 menunjukkan sebesar 60.60 persen contoh berada pada
kategori miskin. Status pekerjaan salah satu anggota keluarga akan memengaruhi
pendapatan total keluarga, terutama suami sebagai kepala keluarga. Suami yang
memiliki pekerjaan yang tidak tetap dinilai akan memiliki permasalahan
keuangan. Hampir seluruh suami contoh memiliki pekerjaan sebesar 98.80 persen,
akan tetapi 92 persen suami contoh memiliki pekerjaan yang tidak tetap. Besarnya
pengeluaran seseorang bergantung pada pendapatan yang dihasilkan. Keluarga
contoh dinilai bermasalah jika pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan
pengeluaran karena keluarga tersebut tidak mampu mencukupi kebutuhan
keluarga. Sebesar 60.60 persen pendapatan keluarga contoh lebih kecil dari
pengeluaran. Cara yang dilakukan keluarga contoh ketika pendapatan tidak
mencukupi kebutuhan salah satunya berhutang. Keluarga contoh yang memiliki
hutang sebesar 41.90 persen.
Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan komponen tekanan ekonomi objektif
Karakteristik Tekanan Ekonomi Objektif Total (%)
Tingkat kemiskinan
Tidak miskin (>Rp360.518) 39.40
Miskin (≤Rp360.518) 60.60
Total 100.00
Status Pekerjaan suami
Tetap 6.80
Tidak tetap 92.00
Tidak bekerja 1.20
Total 100.00
Perbandingan pendapatan dan pengeluaran
Pendapatan lebih besar dari pengeluaran 39.40
Pendapatan sama dengan pengeluaran 00.00
Pendapatan lebih kecil dari pengeluaran 60.60
Perbandingan antara hutang dan aset (rasio)
Tidak berhutang 58.10
<50% 24.40
>50% 17.50
Total 100.00
Tekanan ekonomi keluarga juga dinilai melalui persepsi keluarga mengenai
keadaaan ekonomi keluarga (tekanan ekonomi subjektif). Tabel 5 menunjukkan
sebaran terbesar contoh pada komponen tekanan ekonomi subjektif adalah merasa
penghasilan keluarga lebih kecil dari pengeluaran, yaitu sebesar 96.25 persen.
Contoh merasa bahwa penghasilan keluarga lebih kecil dibandingkan dengan
pengeluaran keluarga, hal ini sesuai dengan perbandingan antara pendapatan dan
pengeluaran dimana pendapatan lebih kecil dari pengeluaran sebesar 60.60 persen.
Hal ini dikarenakan pengeluaran yang dikeluarkan oleh keluarga lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan. Sebaran terkecil berada pada
indikator tekanan ekonomi subjektif adalah merasa terpaksa perlu berhutang untuk
membeli kebutuhan material (perabotan rumah tangga), yaitu sebesar 27.50
17
persen. Indikator tekanan ekonomi subjektif yang memiliki skor dibawah 50
persen yaitu merasa kecewa dengan ketidakmampuan suami dalam mencari
penghasilan. Sementara itu, pencapaian indikator tekanan ekonomi subjektif
diatas 50 persen adalah merasa tidak puas dengan penghasilan keluarga, merasa
kurang puas dengan pekerjaan suami saat ini, merasa penghasilan keluarga tidak
mencukupi kebutuhan, berpikir bahwa anggota keluarga perlu mencari pekerjaan
sampingan, terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok (makanan,
pakaian, dan perumahan), merasa perlu menghemat pengeluaran dan merasa
kesulitan keuangan. Rata-rata skor contoh pada indikator tekanan ekonomi
subjektif adalah sebesar 67.56 persen. Secara keseluruhan rataan indeks tekanan
ekonomi adalah sebesar 57.80 persen.
Tabel 5 Sebaran rataan indeks komponen tekanan ekonomi subjektif
Tekanan Ekonomi Rataan
Merasa tidak puas dengan penghasilan keluarga 55.00
Merasa kecewa dengan ketidakmampuan suami dalam mencari
penghasilan
33.13
Merasa kurang puas dengan pekerjaaan suami saat ini 52.50
Membutuhkan bantuan keuangan dari orang tua atau kerabat 69.38
Merasa penghasilan keluarga tidak mencukupi kebutuhan 83.75
Berpikir bahwa anggota keluarga perlu mencari pekerjaan
sampingan
91.88
Merasa penghasilan keluarga lebih kecil dari pengeluaran 96.25
Terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok (makanan,
pakaian, perumahan)
53.13
Terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan material
(perabotan rumah)
27.50
Merasa perlu menghemat pengeluaran 95.63
Merasa kesulitan keuangan 85.00
Rataan indeks tekanan ekonomi subjektif 67.56
Manajemen Keuangan Keluarga
Manajemen keuangan keluarga adalah kemampuan keluarga mengelola
sumber daya keuangan yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Manajemen keuangan keluarga terdiri dari kebiasaan keluarga membuat
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keuangan keluarga. Data pada Tabel 6
menunjukkan rataan indeks contoh pada indikator manajemen keuangan keluarga
adalah sebesar 51 persen.
Tabel 6 Sebaran rataan indeks manajemen keuangan keluarga
Manajemen Keuangan Keluarga Rataan
Perencanaan 51.13
Pelaksanaan 59.00
Evaluasi 43.00
Rataan indeks manajemen keuangan keluarga 51.00
Rataan indeks terbesar contoh pada indikator manajemen keuangan keluarga
terdapat pada komponen manajemen keuangan keluarga pelaksanaan sebesar 59
18
persen. Komponen dari manajemen keuangan keluarga pelaksanaan terdiri dari
berusaha untuk menabung, mengelompokkan uang sesuai kebutuhan,
mendahulukan kebutuhan yang paling utama (terutama untuk pangan dan
pendidikan anak), dan membicarakan masalah keuangan dengan pasangan. Rataan
indeks terendah pada komponen evaluasi yaitu sebesar 43 persen yang terdiri dari
mencatat biaya pengeluran, mengevaluasi pengeluaran secara rutin dan
menyeluruh, serta membandingkan pendapatan dan pengeluaran. Rataan indeks
pada komponen perencanaan sebesar 51.13 persen terdiri dari membuat
perencanaan keuangan setiap bulannya, menghitung perkiraan biaya hidup sehari–
hari, dan melakukan perencanaan sebelum membeli.
Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga
Ketahanan fisik ekonomi keluarga berkaitan dengan kemampuan anggota
keluarga dalam memperoleh sumber daya ekonomi dari luar sistem untuk
memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan
kesehatan (Sunarti 2013a). Ketahanan fisik ekonomi keluarga terdiri dari berbagai
komponen, diantaranya: sumber daya fisik, masalah keluarga fisik,
penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik dan kesejahteraan
sosial fisik (Sunarti 2001).
Tabel 7 Sebaran rataan indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga
Komponen Rataan
Sumber daya fisik 61.09
Masalah keluarga fisik 59.91
Penanggulangan masalah keluarga fisik 75.27
Kesejahteraan fisik 85.86
Kesejahteraan sosial fisik 71.88
Rataan indeks ketahanan fisik ekonomi keluarga 70.80
Data pada Tabel 7 menunjukkan rataan indeks terbesar contoh pada
komponen kesejahteraan fisik, yaitu sebesar 85.86 persen. Komponen
kesejahteraan fisik terdiri dari frekuensi makan utama anggota keluarga sebanyak
3 kali atau lebih dalam sehari, anggota keluarga makan lengkap minimal 1 kali
dalam sehari, keluarga mampu membeli pakaian minimal 2 potong dalam setahun,
keluarga memiliki luas rumah ≥8 m per orang, keluarga memiliki kamar mandi
dan jamban sendiri di rumah, keluarga mendatangi puskesmas atau rumah sakit
ketika sakit dan keluarga mampu menyekolahkan anak. Kesejahteraan fisik
keluarga contoh sudah baik karena didukung oleh banyaknya program pemerintah
yang dapat membantu mensejahterahkan keluarga, diantaranya jika keluarga
contoh berobat maka dapat dengan mudah ke puskesmas tanpa perlu
mengeluarkan biaya yang tinggi. Rataan indeks terkecil contoh pada komponen
masalah keluarga fisik sebesar 59.91 persen. Komponen masalah keluarga fisik
adalah keluarga tidak memiliki kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan,
tidak mengalami kesulitan dalam membayar pengobatan, tidak mengalami
kesulitan dalam membiayai pendidikan, tidak mengalami kesulitan dalam
keuangan, anak tidak mengalami sakit atau kecelakaan serius, suami tidak
mengalami kecelakaan serius, dan suami memiliki pekerjaan (6 bulan terakhir).
19
Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 59.91 persen keluarga tidak mengalami
masalah keluarga fisik. Saat ini untuk pendidikan terutama sekolah dasar tidak
dipungut biaya. Hal ini meringankan pengeluaran keluarga untuk biaya
pendidikan. Adanya jaminan kesehatan juga membantu meringankan biaya
keluarga.
Rataan indeks contoh pada komponen sumber daya fisik adalah sebesar
61.09 persen. Komponen sumber daya fisik adalah keluarga mendapatkan
pendapatan per kapita lebih dari garis kemiskinan, memiliki rumah sendiri,
memiliki tanah sendiri dan memiliki kendaraan bermotor. Rataan indeks contoh
dalam penanggulangan masalah keluarga fisik sebesar 75.27 persen, seperti
keluarga mampu menanggulangi kesulitan pangan, mengatasi kesulitan ekonomi,
mengatasi kesulitan pengobatan, anggota keluarga membantu ibu melakukan
pekerjaan rumah, keluarga besar membantu mengatasi kesulitan keuangan, dan
tetangga membantu meringankan pekerjaan rumah tangga serta meringankan
masalah ekonomi keluarga. Rataan indeks komponen kesejahteraan sosial fisik
sebesar 71.88 persen, seperti keyakinan bahwa tetangga akan membantu jika
mengalami kesulitan ekonomi dan seringnya contoh membantu tetangga yang
mengalami kesulitan ekonomi.
Analisis Path Menggunakan Partial Least Square (PLS)
Alat analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dengan
menggunakan metode PLS Path Modeling (PLS-PM). Variabel laten (konstruk)
dalam penelitian ini yaitu tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan
ketahanan fisik ekonomi keluarga. Setiap variabel memiliki beberapa variabel
manifest (komponen) yang reflektif terhadap setiap variabel latennya. Dalam PLS
model dibagi menjadi dua yaitu, model pengukuran atau sering disebut dengan
outer model dan model struktural atau sering disebut dengan inner model.
Outer model menunjukkan variabel manifest yang mempresentasikan
variabel laten untuk diukur. Apabila nilai loading pada masing-masing
indikator ≥ 0.5 maka ukuran reflektif dikatakan valid, jika salah satu indikator
memiliki nilai loading <0.5 maka indikator tersebut harus dibuang (dropping)
karena mengindikasikan bahwa indikator tidak cukup baik untuk mengukur
variabel laten secara tepat. Sementara itu, inner model menunjukkan kekuatan
estimasi (hubungan) antar variabel laten atau konstruk.
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Gambar 3 menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural
pada PLS. Masing-masing direfleksikan oleh 10 komponen yang berasal dari tiga
variabel laten yaitu tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, dan
ketahanan fisik ekonomi keluarga. Berdasarkan gambar tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tidak semua komponen memiliki nilai loading factor lebih
besar dari 0.5. Artinya terdapat beberapa komponen yang harus dibuang
(dropping), yaitu komponen penanggulangan masalah fisik keluarga dan
kesejahteraan sosial fisik pada variabel laten ketahanan fisik ekonomi keluarga.
Pada variabel manajemen keuangan keluarga dan tekanan ekonomi komponen-
komponennya memiliki nilai outer loading diatas 0.5. Artinya komponen-
komponen tersebut dapat menggambarkan setiap variabel latennya.
20
Keterangan: Tekom: tekanan ekonomi, Mkk: manajemen keuangan keluarga, Kfe: kesejahteraan fisik ekonomi, Sdf: Sumber daya fisik, Pmkf:
penanggulangan masalah keluarga fisik, mkf: masalah keluarga fisik, kesosfis: kesejahteraan sosial fisik, dan kesfis: kesejahteraan fisik.
Gambar 3 Model awal penelitian
Variabel dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai loading factor lebih
dari 0.5. Model awal penelitian terdapat dua komponen yang memiliki nilai
loading factor kurang dari 0.5 yaitu, komponen penanggulangan masalah keluarga
fisik dan kesejahteraan sosial fisik. Oleh karena itu, kedua komponen tersebut
dibuang (dropping) dan dilakukan uji lanjutan. Gambar 4 merupakan model
lanjutan, hasil setelah dilakukan dropping terhadap komponen penanggulangan
masalah keluarga fisik dan kesejahteraan sosial fisik pada variabel ketahanan fisik
ekonomi keluarga. Berdasarkan model lanjutan terdapat komponen yang memiliki
nilai loading factor kurang dari 0.5 yaitu, komponen perencanaan pada variabel
manajemen keuangan keluarga.
Keterangan: Tekom: tekanan ekonomi, Mkk: manajemen keuangan keluarga, Kfe: kesejahteraan fisik ekonomi, Sdf: Sumber daya fisik, mkf: masalah
keluarga fisik, dan kesfis: kesejahteraan fisik.
Gambar 4 Model lanjutan penelitian
21
Keterangan: Tekom: tekanan ekonomi, Mkk: manajemen keuangan keluarga, Kfe: kesejahteraan fisik ekonomi, Sdf: Sumber daya fisik, mkf: masalah
keluarga fisik, dan kesfis: kesejahteraan fisik.
Gambar 5 Model akhir penelitian
Variabel dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai loading factor lebih
dari 0.5. Berdasarkan model awal penelitian dan model lanjutan terdapat beberapa
komponen yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0.5 yaitu komponen
perencanaan, penanggulangan masalah keluarga fisik dan kesejahteraan sosial
fisik. Oleh karena itu, ketiga komponen tersebut dibuang (dropping). Gambar 5
merupakan hasil dari model akhir setelah dilakukan dropping terhadap komponen
perencanaan pada variabel manajemen keuangan keluarga dan komponen
penanggulangan masalah fisik keluarga serta kesejahteraan sosial fisik pada
variabel ketahanan fisik ekonomi keluarga.
Tabel 8 Hasil penilaian kriteria dan standar nilai model reflektif
Kriteria Penjelasan Standar Hasil
Loading factor Kekuatan indikator
merefleksikan laten
>0.5 Tekanan ekonomi
Objektif = 0.8234
Subjektif = 0.6551
Manajemen keuangan
keluarga
Pelaksanaan = 0.7972
Evaluasi = 0.85659
Composite reliability Konsistensi internal >0.7 Tekanan ekonomi =
0.7100
Manajemen keuangan
keluarga = 0.8181
Ketahanan fisik ekonomi
= 0.730
Average Variance
Extracted (AVE)
Validitas kontruk >0.5 Tekanan ekonomi =
0.5535
Manajemen keuangan
keluarga = 0.6926
Ketahanan fisik ekonomi
= 0.4448
22
Pada outer model ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar model
dapat dikatakan realiabel dan valid. Kriteria tersebut diantaranya adalah loading
factor, Average Variace Extracted (AVE), composite reliability, akar kuadrat
AVE dan cross loading (Ghozali dan Latan 2015). Outer model pada penelitian
telah memenuhi tiga kriteria tersebut seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8. Hal
ini mengindikasikan bahwa model memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup
baik.
Evaluasi Model Strktural (Inner Model)
Evaluasi model struktural dapat dilihat dari nilai R square pada variabel
endogen. Model penelitian memiliki nilai R square sebesar 0.059 yang dapat
dipresentasikan bahwa ketahanan fisik ekonomi keluarga dapat dijelaskan oleh
tekanan ekonomi dan manajemen keuangan keluarga sebesar 5.9 persen
sedangkan 94.1 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Tabel 9
menunjukkan hipotesis dalam penelitian.
Tabel 9 Hasil hipotesis penelitian
Variabel
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STER
R|)
Kesimpulan
Manajemen
Keuangan Keluarga-
>Ketahanan Fisik
Ekonomi
0.0655 0.1032 0.0904 0.6726 Hipotesis
Diterima
Tekanan Ekonomi-
>Ketahanan Fisik
Ekonomi
-0.2204 -0.2341 0.0574 3.6943 Hipotesis
Ditolak
H0: Manajemen keuangan keluarga memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga yang bersifat positif. Hasil uji-t pada Tabel 9
menunjukkan nilai t-hitung (0.6726) < t-tabel (1.96) artinya hipotesis
diterima. Manajemen keuangan keluarga tidak berpengaruh langsung dan
positif terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga.
H1: Tekanan ekonomi memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi yang
bersifat negatif. Hasil uji-t pada Tabel 9 menunjukkan nilai t-hitung
(3.6943) > t-tabel (1.96) artinya hipotesis ditolak. Tekanan ekonomi
berpengaruh langsung dan negatif terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga.
Uji hubungan dan uji pengaruh menggunakan komponen hasil uji PLS-Path
Modelling. Uji PLS-Path Modelling dilakukan untuk mengetahui komponen-
komponen yang mengambarkan setiap variabel latennya. Terdapat beberapa
komponen yang dibuang (dropping) karena memiliki nilai loading factor <0.5.
Pada variabel tekanan ekonomi terdiri dari dua komponen diantaranya tekanan
ekonomi objektif dan subjektif memiliki nilai loading factor ≥0.5. Variabel
manajemen keuangan keluarga terdiri dari tiga komponen diantaranya komponen
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Komponen yang memiliki nilai loading
factor ≥0.5 pada variabel manajemen keuangan keluarga yaitu komponen
23
pelaksanaan dan evaluasi. Variabel ketahanan fisik ekonomi terdiri dari lima
komponen diantaranya sumber daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga
fisik, penanggulangan masalah keluarga fisik, kesejahteraan fisik, dan
kesejahteraan sosial fisik. Komponen pada variabel ketahanan fisik ekonomi yang
memiliki nilai loading factor ≥0.5 diantaranya sumber daya fisik, tidak
mengalami masalah keluarga fisik, dan kesejahteraan fisik. Sementara itu,
komponen penanggulangan masalah keluarga fisik dan kesejahteraan sosial fisik
memiliki nilai loading factor <0.5, maka komponen tersebut harus dibuang
(dropping).
Hubungan Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen
Keuangan Keluarga dengan Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga
Data Tabel 10 menunjukkan hasil uji hubungan antara karakteristik
keluarga, tekanan ekonomi, mananjemen keuangan keluarga dengan ketahanan
fisik ekonomi keluarga menggunakan komponen hasil uji analisis PLS-Path
Modelling. Usia istri dan suami memiliki hubungan positif signifikan dengan
komponen sumber daya fisik keluarga. Artinya semakin tinggi usia istri dan suami
maka akan semakin baik sumber daya fisik. Lama pendidikan istri memiliki
hubungan dengan kesejahteraan fisik keluarga. Besar keluarga tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi. Lama menikah
memiliki hubungan positif dengan komponen sumber daya keluarga dan
ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya semakin lama usia pernikahan maka
akan semakin baik sumber daya fisik yang dimiliki dan ketahanan fisik ekonomi
keluarga semakin baik.
Tabel 10 Koefisien kolerasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, manajemen
keuangan keluarga dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga
Variabel Sdf Tmkf Kesfis KFE
Usia istri 0.140* 0.000 -0.104 0.050
Usia suami 0.143* 0.091 -0.092 0.106
Lama pendidikan istri 0.033 -0.020 0.147* 0.049
Lama pendidikan
suami
0.044 -0.056 0.032 0.006
Besar keluarga -0.057 0.006 0.004 -0.030
Lama menikah 0.182**
0.073 -0.021 0.137*
Tekanan ekonomi -0.301***
-0.184**
-0.290***
-0.353***
Objektif -0.144*
-0.087 -0.252***
-0.200**
Subjektif 0.293***
-0.177**
-0.173**
-0.312***
Manajenen keuangan 0.132* -0.108 0.174
** 0.062
Pelaksanaan 0.160**
-0.127 0.026 0.027
Evaluasi 0.078 -0.067 0.240***
0.072 Keterangan: ***) signifikan pada p<0.01, **) siginfikan pada p<0.05, *) siginfikan pada p<0.1 Sdf: sumber daya fisik, Tmkf: tidak mengalami masalah
keluarga fisik, Kesfis: kesejahteraan fisik, dan KFE : ketahanan fisik ekonomi
Tekanan ekonomi memiliki dua komponen yaitu tekanan ekonomi objektif
dan tekanan ekonomi subjektif. Tekanan ekonomi objektif memiliki hubungan
negatif signifikan dengan sumber daya keluarga, kesejahteraan fisik dan ketahanan
fisik ekonomi keluarga. Artinya semakin tinggi tekanan ekonomi objektif maka
24
semakin rendah sumber daya fisik keluarga, semakin rendah kesejahteraan fisik
keluarga, dan semakin rendah pula ketahanan fisik ekonomi keluarga. Tekanan
ekonomi subjektif memiliki hubungan negatif signifikan dengan ketahanan fisik
ekonomi keluarga. Semakin tinggi tekanan ekonomi subjektif maka semakin
rendah sumber daya fisik keluarga, semakin rendah tidak memiliki masalah
keluarga fisik, semakin rendah kesejahteraan fisik, dan semakin rendah ketahanan
fisik ekonomi keluarga. Secara keseluruhan tekanan ekonomi berhubungan negatif
signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya semakin tinggi
tekanan ekonomi keluarga maka akan semakin rendah sumber daya fisik, semakin
rendah tidak mengalami masalah keluarga fisik, dan semakin rendah kesejahteraan
fisik.
Manajemen keuangan keluarga pada komponen pelaksanaan berhubungan
positif signifikan dengan sumber daya keluarga. Artinya semakin baik pelaksanaan
manajemen keuangan keluarga maka semakin baik pula sumber daya keluarga.
Manajemen keuangan keluarga dengan komponen evaluasi berhubungan positif
signifikan dengan kesejahteraan fisik. Artinya semakin baik manajemen keuangan
keluarga maka akan semakin baik kesejahteraan fisik keluarga. Selain itu, secara
keseluruhan manajemen keuangan keluarga berhubungan positif signifikan dengan
sumber daya fisik dan kesejahteraan fisik. Artinya semakin baik manajemen
keuangan keluarga maka akan semakin baik sumber daya fisik keluarga dan
semakin baik kesejahteraan fisik keluarga.
Pengaruh Karakteristik Keluarga, Tekanan Ekonomi, dan Manajemen
Keuangan Keluarga terhadap Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga
Data Tabel 11 menunjukkan model regresi liner berganda. Model pertama
terlihat bahwa variabel yang berpengaruh negatif signifikan terhadap ketahanan
fisik ekonomi keluarga adalah tekanan ekonomi (β= -0.447). Artinya, setiap
peningkatan tekanan ekonomi akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi
keluarga sebesar 0.447 poin. Hasil Adjusted R square sebesar 0.114 yang berarti
11.4 persen faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga
dapat dijelaskan oleh model.
Tabel 11 Ringkasan model regresi tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan
keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga
Variabel Beta Sig F Adj R2
Model 1: Y1 = α + β1X1 + β2X2 + ɛ
Konstanta regresi 0.000 11.191 0.114
Tekanan ekonomi keluarga -0.447 0.000***
Manajemen keuangan
keluarga
-0.022 0.806
Keterangan: ***) signifikan pada <0.01 **) signifikan pada <0.05 dan *) signifikan pada <0.1
Uji hasil regresi pada Tabel 12 menunjukkan pengaruh karakteristik
keluarga, tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan
fisik ekonomi keluarga. Hasil Adjusted R square sebesar 0.117. Artinya 11.7
persen faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga dapat
dijelaskan oleh model. Variabel yang berpengaruh terhadap ketahanan fisik
25
keluarga adalah usia istri (β = -0.805). Adanya peningkatan usia istri maka akan
menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.805 poin. Lama menikah
berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga (β = 0.661). Peningkatan
lama pernikahan akan meningkatkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar
0.661 poin. Tekanan ekonomi berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga (β = -0.427). Adanya peningkatan tekanan ekonomi akan menurunkan
ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.427 poin. Tekanan ekonomi memiliki
pengaruh signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hasil dari kedua
model menunjukkan kekonsistenan pengaruh tekanan ekonomi terhadap
ketahanan fisik ekonomi keluarga.
Tabel 12 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga
Variabel Beta Sig F Adj R2
Model 2: Y2 = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β1X1 + β2X2 + ɛ
Konstanta regresi 0.000 3.640 0.117
Usia istri
Usia suami
-0.805
0.452
0.085*
0.192
Lama pendidikan istri 0.411 0.512
Lama pendidikan suami -0.292 0.639
Besar keluarga -0.480 0.671
Lama menikah
Tekanan ekonomi
Manajemen keuangan keluarga
0.661
-0.427
0.012
0.049**
0.000***
0.893
Keterangan: ***) signifikan pada <0.01 **) signifikan pada <0.05 dan *) signifikan pada <0.1
Tabel 13 menunjukkan hasil uji regresi komponen tekanan ekonomi, dan
komponen manajemen keuangan keluarga berpengaruh terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga menggunakan komponen hasil uji analisis PLS-Path Modelling.
Hasil Tabel 13 menunjukkan bahwa komponen dari variabel tekanan ekonomi
memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Variabel tekanan
ekonomi memiliki dua komponen, yaitu komponen tekanan ekonomi objektif dan
tekanan ekonomi subjektif. Kedua komponen tersebut berpengaruh negatif
signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Tekanan ekonomi objektif
berpengaruh negatif signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga (β =
0.174). Artinya, peningkatan tekanan ekonomi objektif keluarga akan menurunkan
ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.174 poin, sedangkan tekanan ekonomi
subjektif berpengaruh negatif signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga sebesar 0.290 poin. Artinya, peningkatan tekanan ekonomi subjektif
akan menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.290 poin.
Sementara itu komponen pada manajemen keuangan keluarga memiliki pengaruh
tidak langsung terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Model ini memiliki
nilai Adjusted R square sebesar 0.118 yang berarti 11.8 persen faktor yang
berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga dapat dijelaskan oleh
model dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti.
26
Tabel 13 Ringkasan model regresi komponen tekanan ekonomi, dan komponen
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga
Variabel Beta Sig F Adj R2
Model 3: Y3 : α + β1aX1a + β1bX1b+ β2bX2b + β2cX2c + ɛ
Konstanta regresi 0.000 6.307 0.118
Tekanan ekonomi
Tekanan ekonomi
objektif
-0.174 0.014**
Tekanan ekonomi
subjektif
-0.290 0.000**
Manajemen keuangan
keluarga
Pelaksanaan -0.123 0.213
Evaluasi 0.061 0.394 Keterangan: ***) signifikan pada <0.01 **) signifikan pada <0.05 dan *) signifikan pada <0.1
Tabel 14 menunjukkan pengaruh karakteristik keluarga, komponen tekanan
ekonomi, komponen manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga. Komponen dari masing-masing variabel yang digunakan
merupakan hasil dari uji analisis PLS-Path Modelling. Model keempat memiliki
nilai Adjusted R square sebesar 0.126 yang berarti 12.6 persen faktor yang
berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga dapat dijelaskan oleh
model.
Tabel 14 Ringkasan model regresi karakteristik keluarga, komponen tekanan
ekonomi, dan komponen manajemen keuangan keluarga terhadap
ketahanan fisik ekonomi keluarga
Variabel Beta Sig F Adj R2
Model 4: Y4 : = α + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + β1aX1a + β1bX1b+ β2bX2b
+ β2cX2c + ɛ
Konstanta regresi 0.000 3.301 0.126
Usia istri -0.826 0.077*
Usia suami 0.380 0.274
Lama pendidikan istri 0.351 0.575
Lama pendidikan suami -0.329 0.595
Besar keluarga -0.408 0.727
Lama menikah 0.776 0.023**
Tekanan Ekonomi
Tekanan ekonomi
objektif -0.145 0.041
**
Tekanan ekonomi
subjektif -0.301 0.000
***
Manajemen Keuangan
Keluarga
Pelaksanaan -0.107 0.296
Evaluasi 0.078 0.294 Keterangan :***) signifikan pada <0.01 **) signifikan pada <0.05 dan *) signifikan pada <0.1
27
Model keempat faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga diantaranya: usia istri, lama menikah, tekanan ekonomi objektif dan
tekanan ekonomi subjektif. Usia istri berpengaruh negatif signifikan sebesar 0.826
poin. Lama menikah memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga sebesar 0.776 poin. Artinya semakin lama usia pernikahan maka semakin
meningkatkan ketahanan fisik ekonomi. Variabel tekanan ekonomi memiliki dua
komponen diantaranya; tekanan ekonomi objektif dan tekanan ekonomi subjektif.
Kedua komponen tekanan ekonomi memiliki pengaruh terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga. Komponen tekanan ekonomi objektif memiliki hubungan
negatif signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya
peningkatan komponen tekanan ekonomi objektif akan menurunkan ketahanan
fisik ekonomi keluarga sebesar 0.145 poin. Tekanan ekonomi subjektif memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Artinya
peningkatan tekanan ekonomi subjektif maka akan semakin menurunkan
ketahanan fisik ekonomi keluarga sebesar 0.301 poin. Komponen manajemen
keuangan keluarga tidak memiliki pengaruh langsung terhadap ketahanan fisik
ekonomi.
PEMBAHASAN
Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat. Keluarga
memiliki peran dan fungsi yang harus dijalankan. Salah satu fungsi keluarga yang
ialah ekonomi. Faktor ekonomi merupakan faktor penting dalam kehidupan
berkeluarga. Ekonomi merupakan salah satu penyangga keseimbangan hidup
keluarga dan salah satu indikator kesejahteraan keluarga (Firdaus 2008). Disisi
lain faktor ekonomi dapat menjadi faktor yang menimbulkan tekanan tersendiri
dalam kehidupan berkeluarga. Tekanan ekonomi keluarga adalah kondisi yang
diukur dengan dua komponen diantaranya tekanan ekonomi objektif dan tekanan
ekonomi subjektif.
Tekanan ekonomi objektif diantaranya kepemilikian aset, hutang, tingkat
kemiskinan dan status pekerjaan (Sunarti et al. 2005). Tekanan ekonomi objektif
di keluarga pemukiman marjinal menunjukkan sebesar 92 persen suami bekerja
tidak tetap dengan pendapatan per kapita sebesar 60.6 persen berada di bawah
garis kemiskinan, sebesar 60.6 persen pengeluaran keluarga lebih besar dari
pendapatan dan sebesar 41.9 persen keluarga memiliki hutang. Besar keluarga
dalam penelitian ini termasuk dalam keluarga sedang. Besar keluarga berkaitan
dengan jumlah pengeluaran keluarga. Semakin besar jumlah anggota keluarga,
maka semakin besar alokasi pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan keluarga
(Rusydi 2011). Semakin besar jumlah anggota keluarga maka akan meningkatkan
tekanan ekonomi keluarga (Firdaus dan Sunarti 2009).
Rataan indeks pada indikator tekanan ekonomi subjektif adalah sebesar
67.56 persen dengan skor tertinggi pada indikator penghasilan keluarga lebih kecil
dibandingkan pengeluaran keluarga. Hal ini dapat disebabkan oleh sebagian besar
suami memiliki pekerjaan tidak tetap sehingga pendapatan keluarga menjadi tidak
menentu yang dapat mendukung keluarga merasa pendapatan keluarga lebih kecil
dibandingkan dengan pengeluaran keluarga. Menurut Sunarti (2013b) keluarga
dengan pekerjaan yang tidak stabil memiliki tekanan ekonomi yang lebih tinggi
28
dibandingkan dengan keluarga yang memiliki pekerjaan stabil. Secara
keseluruhan rataan indeks tekanan ekonomi keluarga sebesar 57.80 persen.
Rataan indeks pada indikator manajemen keuangan keluarga adalah sebesar
51 persen. Manajemen keuangan keluarga didukung oleh rata-rata contoh yang
melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum membeli dan contoh
berkomunikasi dengan pasangan untuk membicarakan masalah keuangan
keluarga. Rataan indeks pada indikator ketahanan fisik ekonomi keluarga adalah
sebesar 70.80 persen. Ketahanan fisik ekonomi keluarga sangat berkaitan dengan
kesejahteraan fisik keluarga dan kemampuan ekonomi keluarga (Sunarti 2001).
Ketahanan fisik ekonomi keluarga didukung oleh hampir seluruh 98.8 persen
suami melaksanakan fungsi instrumental keluarga sebagai pencari nafkah utama
di dalam keluarga. Akan tetapi sumber daya fisik keluarga yang dimiliki masih
kurang baik dikarenakan 60.6 persen pendapatan per kapita dibawah garis
kemiskinan. Hal ini menyebabkan keluarga mengalami tekanan ekonomi.
Keluarga yang mengalami tekanan ekonomi akan mengalami konflik keluarga
yang lebih tinggi dan secara tidak langsung dapat meningkatkan depresi ibu serta
menurunkan dukungan sosial (Robila dan Khirsnakumar 2005).
Hasil penelitian menggunakan uji PLS-Path Modelling menunjukkan bahwa
komponen tekanan ekonomi objektif dan subjektif menggambarkan tekanan
ekonomi. Komponen pelaksanaan dan evaluasi menggambarkan manajemen
keuangan keluarga. Komponen sumber daya fisik, tidak mengalami masalah
keluarga fisik, dan kesejahteraan keluarga fisik menggambarkan ketahanan fisik
ekonomi keluarga. Hasil dari uji PLS-Path Modelling digunakan untuk uji
hubungan dan uji pengaruh.
Hasil uji hubungan menunjukkan tekanan ekonomi memiliki hubungan
negatif signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hal ini sejalan
dengan penelitian Ramadhany (2014) bahwa tekanan ekonomi berhubungan
negatif dengan ketahanan fisik keluarga. Menurut Fox dan Bartholomae (2000)
kemampuan keluarga dalam mengatasi tekanan ekonomi dipengaruhi oleh
bagaimana keluarga mendefinisikan kondisi ekonomi mereka. Manajemen
keuangan keluarga berhubungan positif signifikan dengan sumber daya fisik dan
kesejahteraan fisik. Hal ini sejalan dengan penelitian Ramadhany (2014), bahwa
manajemen keuangan keluarga memiliki hubungan positif signifikan dengan
kesejahteraan fisik. Artinya semakin baik manajemen keuangan keluarga maka
semakin baik kesejahteraan fisik keluarga.
Hasil uji regresi berganda dilakukan dengan menguji karakteristik keluarga,
variabel tekanan ekonomi, manajemen keuangan keluarga, serta komponen
tekanan ekonomi dan komponen manajemen keuangan keluarga. Hasil pengujian
karakteristik menunjukkan usia istri berpengaruh negatif signifikan terhadap
ketahanan fisik ekonomi keluarga. Lama menikah berpengaruh positif signifikan
terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Tekanan ekonomi berpengaruh
negatif signifikan dengan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hal ini sejalan
dengan penelitian Nurillah (2013), menyebutkan bahwa keluarga yang mengalami
tekanan ekonomi yang tinggi akan memiliki ketahanan keluarga yang lebih
rendah. Manajemen keuangan keluarga memiliki pengaruh tidak langsung
terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hal ini dapat dikarenakan karena
sebagian besar keluarga suaminya bekerja tidak tetap dan pendapatan yang
diperoleh oleh keluarga di pemukiman marjinal biasanya perhari menyebabkan
29
keluarga sulit untuk melakukan manajemen keuangan. Ketahanan fisik ekonomi
keluarga dipengaruhi oleh tekanan ekonomi dan secara tidak langsung
dipengaruhi oleh manajemen keuangan keluarga. Selain itu, terdapat beberapa
faktor yang dapat memengaruhi ketahanan fisik ekonomi diantaranya dukungan
sosial, modal sosial, strategi koping, interaksi keluarga, kepadatan, kepuasan
lingkungan, manajemen waktu, manajemen stress, dan lain sebagainya. Penelitian
ini akan memberikan makna yang lebih lengkap apabila di lakukan dengan
mewawancarai suami.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian terhadap keluarga di daerah pemukiman marjinal,
menunjukkan bahwa rata-rata usia suami dan istri adalah dewasa madya dengan
lama pendidikan belum mencapai pendidikan wajib sembilan tahun. Rata-rata
besar keluarga termasuk dalam keluarga sedang. Hasil uji hubungan dan hasil uji
regresi dilakukan menggunakan komponen yang terlebih dahulu diuji
menggunakan PLS-Path Modelling untuk melihat komponen-komponen yang
menggambarkan setiap variabel latennya. Komponen tekanan ekonomi objektif
dan subjektif menggambarkan tekanan ekonomi, komponen pelaksanaan dan
evaluasi menggambarkan manajemen keuangan keluarga dan komponen sumber
daya fisik, tidak mengalami masalah keluarga fisik, dan kesejahteraan fisik
menggambarkan ketahanan fisik ekonomi keluarga. Hasil uji hubungan
menunjukkan bahwa semakin tinggi tekanan ekonomi maka ketahanan fisik
ekonomi keluarga semakin rendah. Semakin baik manajemen keuangan keluarga
maka sumber daya fisik dan kesejahteraan fisik semakin baik. Semakin tua usia
istri dan suami maka ketahanan fisik ekonomi keluarga semakin baik. Hasil uji
regresi linier berganda menunjukkan peningkatan tekanan ekonomi akan
menurunkan ketahanan fisik ekonomi keluarga.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ketahanan fisik ekonomi dipengaruhi
langsung oleh tekanan ekonomi dan dipengaruhi tidak langsung oleh manajemen
keuangan keluarga. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat memperluas
lapangan pekerjaan bagi anggota keluarga agar mendapatkan pekerjaan yang
layak untuk mendapatkan sumber daya ekonomi yang mencukupi pemenuhan
kebutuhan fisik keluarga. Institusi pendidikan diharapkan dapat mengadakan
penyuluhan manajemen sumber daya keluarga khususnya manajemen sumber
daya keuangan keluarga agar keluarga di pemukiman marjinal mampu
menerapkan manajemen keuangan keluarga secara optimal. Bagi peneliti
selanjutnya, diharapkan tidak hanya meneliti di daerah pemukiman marjinal Kota
Bogor tetapi di daerah marjinal lainnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah penduduk, persentase penduduk
miskin dan garis kemiskinan, 1970-2013. Jakarta (ID): BPS. [internet]. [27
Juni 2015] tersedia dari bps.go.id.
________________________. 2014. Jumlah dan persentase penduduk miskin,
garis kemiskinan, indeks kedalaman kemiskinan (P1), dan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) menurut Provinsi. Jakarta (ID): BPS. [internet].
[2 Januari 2015] tersedia dari bps.go.id.
Fajrin F. 2011. Manajemen keuangan dan kesejahteraan keluarga perempuan
buruh pabrik di Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Firdaus. 2008. Hubungan antara tekanan ekonomi, manajemen keuangan, dan
mekanisme koping dengan kesejahteraan keluarga wanita pemetik teh
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Firdaus, Sunarti E. 2009. Hubungan antara tekanan ekonomi dan mekanisme
koping dengan kesejahteraan keluarga wanita pemetik teh. Jurn. Ilmu
Keluarga dan Konsumen. 2 (1). ISSN: 1907 – 6037.
Fox JJ, Bartholomae S. 2000. Families and individuals coping with financial
stress. Di dalam: McKency PC & Price SJ. Families and Change: Coping
with Stressful Events and Transition. California (US): Sage Publication, Inc.
250-271.
Ghozali I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang (ID): Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
_______ dan Latan H. 2015. Partial Least Square Konsep, Teknik, dan Aplikasi
menggunakan SmartPLS 3.0 Ed 2. Semarang (ID): Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Ed ke-5. Jakarta (ID):
Erlangga.
Nurillah H. 2013. Strategi koping, tekanan ekonomi dan ketahanan keluarga di
kawasan kumuh [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Okech D, Howard WJ, Mauldin T, Mimura Y, Kim J. 2012. Effect of economic
pressure on resilience and strengths of indivisuals living in extreme poverty.
Journal of Poverty. 16: 429-446. ISSN: 1087 – 5549.
Poedjioetami. 2005. Lokasi strategis sebagai potensi ketahanan hidup di
Pemukiman Marjinal. Jurnal Rekayasa Perencanaan. (2:1).
Ramadhany D. 2014. Pengaruh tekanan ekonomi dan manajemen keuangan
keluarga terhadap ketahanan fisik keluarga [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Robila M, Khishnakumar A. 2005. Effect of economic pressure on Marital
Conflict in Romania. Journal of Familu Psychology. 19(2): 246-251.
31
_______________________. 2006. Economic pressure and children’s
psyhological functioning. Journal Child Fam Stud. Doi 10.1007/s1082-006-
9053-x
Rusydi LN. 2011. Analisis perbandingan manajemen sumber daya dan
kesejahteraan keluarga pada keluarga miskin dan tidak miskin [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Subiaktono. 2013. Pengaruh personality traits terhadap perencanaan keuangan
keluarga. Jurnal Dinamika Manajemen. 4 (2): 150-63. ISSN 2337 – 5434.
Sumbodo B. 2011. Pandangan masyarakat miskin perkotaan mengenai
kesejahteraan sosial. Dialektika. 6 (2).
Sunarti E. 2001. Studi ketahanan keluarga dan ukurannya: Telaah kasus
pengaruhnya terhadap kualitas kehamilan [disertasi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
________, Syarief H, Megawangi R, Hardiansyah, Saefuddin A, Husaini. 2003.
Perumusan ukuran ketahanan keluarga. Media Gizi dan Keluarga. 27 (1): 1-
11.
________, Tati, Atat SN, Noorhaisma, Lembayung DP. 2005. Tekanan ekonomi
keluarga, dukungan sosial, kualitas perkawinan, pengasuhan dan kecerdasan
emosi anak terhadap prestasi belajar anak. Media Gizi dan Keluarga. 29 (1):
hal 34-40. ISSN : 02116 – 9363.
________. 2013a. Ketahanan Keluarga (Penjelasan Materi Family Kit). Bogor
(ID): IPB pr.
________. 2013b. Work stability, economic pressure, and family welfare.
Makalah dipresentasikan pada 5th
International Work and Family
Conference, Universstity of Sydney.
________, Kholifah I, Vidiastuti F, Kharisme N, Rochimah N, Herawati T. 2013.
Family vurnerability, family resource management and family strength of
aging family members. Makalah dipresentasikan pada 5th
International Work
and Family Conference, Universstity of Sydney.
_________. 2015. Orasi Guru Besar IPB: Ketahanan Keluarga Indonesia, dari
Kebijakan dan Penelitian Menuju Tindakan. Bogor (ID): IPB pr.
Surtiani EE. 2006.. Faktor-faktor yang mempengaruhi terciptanya kawasan
Pemukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan
Pancuran, Salatiga). [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.
33
Lampiran 1 Sebaran istri dan suami berdasarkan lama pendidikan
Kelompok umur (tahun) Istri (%) Suami (%)
<9 tahun 80.00 75.00
≥9 tahun 20.00 25.00
Min-maks (tahun) 0-16 0-15
Rataan ± Std (tahun) 7.74 ± 2.82 8.12 ± 2.771
Lampiran 2 Sebaran contoh berdasarkan jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota keluarga Total (%)
Kecil ≤ 4 orang 38.80
Sedang (5-7 orang) 58.10
Besar (>7 orang) 3.10
Min-maks (orang 3 – 12
Rataan ± Std 4.93 ± 1.203
Lampiran 3 Sebaran contoh berdasarkan usia istri dan suami
Kelompok umur (tahun) Istri (%) Suami (%)
Dewasa muda (18-40) 43.80 23.10
Dewasa madya (41-60) 55.60 72.50
Dewasa akhir (60) 0.60 4.40
Min-maks (tahun) 32-66 32-74
Rataan ± Std 41.94 ± 5.82 46.49 ± 7.13
Lampiran 4 Sebaran tekanan ekonomi keluarga
No Pernyataan 0 1
1 Saya merasa tidak puas dengan penghasilan keluarga 45.00 55.00
2 Saya merasa kecewa dengan ketidakmampuan suami dalam
mencari penghasilan
66.87 33.13
3 Saya merasa kurang puas dengan pekerjaan suami saat ini 47.50 52.50
4 Saya membutuhkan bantuan keuangan dari orang tua atau
kerabat
30.63 69.38
5 Saya merasa penghasilan keluarga tidak mencukupi
kebutuhan
16.25 83.75
6 Saya berpikir bahwa anggota keluarga perlu mencari
pekerjaan sampingan
8.12 91.88
7 Saya merasa penghasilan keluarga lebih kecil dari
pengeluaran
3.75 96.25
8 Saya terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan pokok
(makanan, pakaian, dsn perumahan)
46.87 53.13
9 Saya terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan material
(perabotan rumah)
72.50 27.50
10 Saya perlu menghemat pengeluaran 4.47 95.63
11 Saya merasa kesulitan keuangan 15.00 85.00
34
Lampiran 5 Sebaran manajemen keuangan keluarga
No Pernyataan Persentase (%)
0 1 2 3 4 5
Perencanaan
1 Membuat perencanaan keuangan
setiap bulannya
16.20 21.20 17.50 23.80 14.40 6.90
2 Menghitung perkiraan biaya hidup
sehari-hari
7.50 18.10 17.50 29.40 12.50 15.00
3 Melakukan perencanaan sebelum
membeli sesuatu
6.90 11.20 10.60 45.60 16.20 9.40
Pelaksanaan
4 Berusaha menabung 23.80 18.80 16.90 18.10 18.80 3.80
5 Mengelompokkan uang sesuai
kebutuhan
15.00 18.10 20.60 25.60 11.20 9.40
6 Mendahulukan kebutuhan yang
paling utama (terutama untuk
pangan dan pendidikan anak)
0.60 3.80 2.50 25.00 40.00 28.10
7 Membicarakan masalah keuangan
dengan pasangan
2.50 3.80 6.20 21.90 43.80 21.90
Evaluasi
8 Mencatat biaya pengeluaran 37.50 23.10 13.80 11.20 6.20 8.10
9 Mengevaluasi pengeluaran secara
rutin dan menyeluruh
15.60 20.00 18.80 30.00 11.20 4.40
10 Membandingkan pendapatan dan
pengeluaran
5.00 8.80 15.60 45.00 22.50 3.10
35
Lampiran 6 Sebaran ketahanan fisik ekonomi keluarga
No Pernyataan 0 1
Sumber daya fisik
1 Keluarga mendapatkan pendapatan per kapita lebih dari garis
kemiskinan
60.60 39.40
2 Keluarga memiliki rumah sendiri 28.80 71.20
3 Keluarga memiliki tanah sendiri 30.60 69.40
4 Keluarga memiliki kendaraan bermotor 35.60 64.40
Masalah keluarga fisik
1 Keluarga tidak memiliki kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan pangan
45.00 55.00
2 Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam membayar
pengobatan
43.80 56.20
3 Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam membiayai
pendidikan
61.30 38.80
4 Keluarga tidak mengalami kesulitan dalam keuangan 57.50 42.50
5 Anak tidak mengalami sakit/kecelakaan serius 27.50 72.50
6 Suami tidak mengalami sakit/kecelakaan serius 31.20 68.30
7 Suami memiliki pekerjaan (6 bulan terakhir) 14.40 85.60
Penanggulangan masalah keluarga fisik
1 Keluarga mampu menanggulangi kesulitan pangan 3.10 96.90
2 Keluarga mampu mengatasi kesulitan ekonomi 18.10 81.90
3 Keluarga mampu mengatasi kesulitan pengobatan 13.80 86.20
4 Anggota keluarga membantu ibu dalam melakukan pekerjaan
rumah
10.00 90.00
5 Keluarga besar membantu mengatasi kesulitan ekonomi 13.10 86.90
6 Tetangga membantu meringankan pekerjaan rumah tangga 63.10 36.90
7 Tetangga membantu meringankan masalah ekonomi keluarga 51.90 48.10
Kesejahteraan fisik
1 Frekuensi makan utama anggota keluarga sebanyak 3 kali
atau lebih dalam sehari
26.90 73.10
2 Anggota keluarga makan lengkap minimal 1 kali dalam
sehari
19.40 80.60
3 Keluarga mampu membeli pakaian minimal 2 potong dalam
setahun
10.00 90.00
4 Keluarga memiliki luas rumah ≥8 m per orang 28.70 71.20
5 Keluarga memiliki kamar mandi dan jamban sendiri di
rumah
17.50 82.50
6 Keluarga mendatangi puskesmas atau rumah sakit ketika
terdapat anggota keluarga yang sakit
0.00 100.00
7 Keluarga mendapatkan perawatan kesehatan setiap sakit 8.10 91.90
8 Keluarga mampu menyekolahkan anak 2.50 97.50
Kesejahteraan sosial fisik
1 Ibu yakin tetangga akan membantu jika ibu mengalami
kesulitan ekonomi
31.90 68.10
2 Ibu sering membantu tetangga yang mengalami kesulitan
ekonomi
24.40 75.60
36
Lampiran 7 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading
Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural
pada PLS. (Model awal penelitian)
Variabel Laten Indikator Outer Loading
Tekanan ekonomi Objektif 0.8853
Subjektif 0.5601
Manajemen keuangan
keluarga
Evaluasi 0.9842
Pelaksanaan 0.5450
Perencanaan 0.6104
Ketahanan fisik ekonomi
keluarga
Kesejahteraan sosial fisik 0.3947
Kesejahteraan fisik 0.7600
Penanggulangan masalah
keluarga 0.1633
Masalah keluarga fisik 0.5407
Sumber daya fisik 0.6080
Lampiran 8 Uji validitas
Variabel laten Indikator
Original
sample
(O)
Sample
mean
(M)
T Statistics
(|O/STER
R|)
Keterangan
Tekanan
Ekonomi
Objektif 0.885 0.754 2.507 Valid dan
Signifikan
Subjektif 0.560 0.488 1.457
Tidak Valid
dan Tidak
Signifikan
Manajemen
Keuangan
Keluarga
Evaluasi 0.984 0.534 2.017 Valid dan
Signifikan
Pelaksanaan 0.545 0.442 0.952
Tidak Valid
dan Tidak
Signifikan
Perencanaan 0.610 0.449 1.367
Tidak Valid
dan Tidak
Signifikan
Ketahanan
Fisik Ekonomi
Keluarga
Kesejahteraan
sosial fisik 0.395 0.276 0.858
Tidak Valid
dan Tidak
Signifikan
Kesejahteraan
fisik 0.760 0.540 2.819
Valid dan
Signifikan
Penanggulangan
masalah keluarga
fisik
0.163 0.157 0.566
Tidak Valid
dan Tidak
Signifikan
Masalah keluarga
fisik 0.541 0.411 2.092
Valid dan
Signifikan
Sumber daya
fisik 0.608 0..453 1.705
Tidak Valid
dan Tidak
Signifikan
Keterangan : jika t-statistik > t tabel (1,96) maka VALID dan SIGNIFIKAN
37
Lampiran 9 Uji realibiltas
Variabel AVE Composite
Reliability
R
Square
Cronbachs
Alpha
Ketahanan Fisik Ekonomi 0.284
4 0.6297 0.0651 0.4555
Manajemen Keuangan
Keluarga
0.546
1 0.7707
0.7074
TekananEkonomi 0.548
7 0.6983
0.1992
Lampiran 10 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading
Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan
struktural pada PLS. (Model lanjutan penelitian).
Variabel Laten Indikator Outer Loading
Tekanan Ekonomi Objektif 0.8214
Subjektif 0.6577
Manajemen Keuangan
Keluarga
Evaluasi 0.8475
Pelaksanaan 0.8097
Perencanaan 0.4953
Kesejahteraan fisik 0.7454
Ketahanan Fisik Ekonomi Masalah keluarga fisik 0.5429
Sumber daya fisik 0.6939
Lampiran 11 Uji validitas
Variabel
Laten Indikator
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
T Statistics
(|O/STER|) Keterangan
Tekanan
Ekonomi
Objektif 0.7579 0.6962 2.7723 Valid dan
Signifikan
Subjektif 0.5739 0.5544 2.5618 Valid dan
Signifikan
Manajemen
Keuangan
Keluarga
Evaluasi 0.692 0.4095 1.5945
Tidak Valid dan
Tidak
Signifikan
Pelaksana-
an 0.5864 0.4417 1.3643
Tidak Valid dan
Tidak
Signifikan
Perenca-
naan -0.1236 0.0943 0.2805
Tidak Valid dan
Tidak
Signifikan
Ketahanan
Fisik Ekonomi
Kesejahte-
raan fisik 0.6171 0.5365 2.1702
Valid dan
Signifikan
Masalah
keluarga
fisik
0.2932 0.2645 1.2496
Tidak Valid dan
Tidak
Signifikan
Sumber
daya fisik 0.5489 0.5018 1.9328
Tidak Valid dan
Tidak
Signifikan
Keterangan : jika t-statistik > t tabel (1,96) maka VALID dan SIGNIFIKAN
38
Lampiran 12 Uji realibiltas
Variabel AVE Composite
Realiability
R
square
Cronbachs
Alpha
Ketahanan fisik ekonomi 0.4440 0.7020 0.0614 0.4058
Manajemen keuangan keluarga 0.5397 0.7704 0.7074
Tekanan ekonomi 0.5536 0.7102 0.1992
Lampiran 13 Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Standardized Loading
Factor menunjukkan hasil output diagram jalur persamaan struktural
pada PLS. (Model akhir penelitian).
Variabel Laten Indikator Outer Loading
Tekanan Ekonomi Objektif 0.8234
Subjektif 0.6551
Manajemen Keuangan
Keluarga
Evaluasi 0.8659
Pelaksanaan 0.7972
Kesejahteraan fisik 0.7506
Ketahanan Fisik Ekonomi Masalah keluarga fisik 0.5517
Sumber daya fisik 0.6830
Lampiran 14 Uji validitas
Variabel Laten Indikator
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
T Statistics
(|O/STER|) Keterangan
Tekanan
Ekonomi
Objektif 0.8234 0.7984 3.8575 Valid dan
Signifikan
Subjektif 0.6551 0.5957 2.6182 Valid dan
Signifikan
Manajemen
Keuangan
Keluarga
Evaluasi 0.8659 0.7213 2.8828 Valid dan
Signifikan
Pelaksanaan 0.7972 0.7272 2.2654 Valid dan
Signifikan
Ketahanan Fisik
Ekonomi
Kesejahtera-
an fisik 0.7506 0.6772 3.336
Valid dan
Signifikan Masalah
keluarga
fisik
0.5517 0.4933 2.2968
Valid dan
Signifikan
Sumber
daya fisik 0.683 0.6311 2.7197
Valid dan
Signifikan
Keterangan : jika t-statistik > t tabel (1,96) maka VALID dan SIGNIFIKAN
Lampiran 15 Uji realibiltas
Variabel AVE Composite
Realiability
R
square
Cronbachs
Alpha
Ketahanan fisik ekonomi 0.4448 0.7030 0.0595 0.4058
Manajemen keuangan keluarga 0.6926 0.8181 0.5593
Tekanan ekonomi 0.5535 0.7100 0.1992
39
Lampiran 16 Sebaran koefisien korelasi karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan keluarga dengan
ketahanan fisik ekonomi keluarga
Keterangan : ***) signifikan pada p<0.01, **) siginfikan pada p<0.05, *) siginfikan pada p<0.1
Keterangan: U_i=usia istri, U_s=usia suami, Lpen_i=lama pendidikan istri, Lpen_s=lama pendidikan suami, B_kel=besar keluarga, La_Me=lama
menikah, Tek_o=tekanan ekonomi objektif, Tek_s=tekanan ekonomi subjektif, Tekom=tekanan ekonomi, Mkk_p=manajemen keuangan
keluarga pelaksanaan, Mkk_e= manajemen keuangan keluarga evaluasi, Mkk=manajemen keuangan keluarga, Sdf=sumber daya fisik,
Tmkf=tidak mengalami masalah fisik, Kesfis=kesejahteraan fisik, KFE= ketahanan fisik ekonomi
U_i U_s Lpen_i Lpen_s B_kel La_Me Tek_o Tek_s Tekom Mkk_p Mkk_e Mkk Sdf Tmkf Kesf
is
KFE
U_i 1
U_s 0.834*** 1
Lpen_i -0.080 -0.064 1
Lpen_s -0.001 0.006 0.626*
**
1
B_kel 0.001 0.060 0.019 0.053 1
La_me 0.728*** 0.654*** -
0.172*
*
-0.008 0.090 1
Tek_o -0.017 -0.021 -0.060 -0.009 --0.098 -0.101 1
Tek_s -0.009 -0.006 -0.114 -0.040 0.215*** -0.092 0.056 1
Tekom -0.019 -0.019 -0.120 -0.035 0.080 -0.007 0.718*** 0.735*** 1
Mkk_p -0.139* -
0.220***
-0.002 -0.025 -0.099 -0.109 -0.155** -0.230*** -0.264*** 1
Mkk_e 0.133* -0.146* 0.132* 0.079 0.155** -0.132* -0.137* -0.066 -0.141* 0.432*** 1
Mkk -0.159** -0.209** 0.088 0.041 0.056 -0.143* -0.170** -0.159** 0.227*** 0.794*** 0.891**
*
1
Sdf 0.140* 0.143* -0.033 0.044 -0.057 0.182** -0.144* -0.293*** -0.301*** 0.160** 0.078 0.132* 1
Tmkf 0.000 0.091 -0.020 -0.056 0.006 0.073 -0.087 -0.177** -0.184** -0.127 -0.067 -0.108 0.255*** 1
Kesfis -0.104 -0.092 0.147* 0.032 0.004 -0.021 -
0.252***
-0.173** -0.290*** 0.026 .0.240**
*
0.174** 0.294*** 0.180*
*
1
Kf 0.050 0.106 0.049 0.006 -0.030 0.137* -0.200** -0.312*** -0.353*** 0.027 0.072 0.062 0.785*** 0.742*
**
0.54
2***
1
41
Uji multikolineritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 idktekom .951 1.051
idk_MKK .951 1.051
a. Dependent Variable: idx_KF
Uji Heterokedastisitas
Uji autokolersi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .295a .087 .076 17.1617813 1.173
a. Predictors: (Constant), idk_MKK, idktekom
b. Dependent Variable: idx_KF
42
Lampiran 18 Model 1 pengaruh tekanan ekonomi, dan manajemen keuangan
keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi keluarga
Variabel independen Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga
B β Sig
Konstanta regresi 94.442 0.000
Tekanan Ekonomi -0.447 -0.357 0.000**
Mananjemen Keuangan Keluarga -0.022 -0.019 0.806
F 11.191
Sig 0.006
R2
0.125
Adj R2
0.114
Lampiran 19 Model 2 : pengaruh karakteristik keluarga, tekanan ekonomi, dan
manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik ekonomi
keluarga
Variabel independen Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga
B β Sig
Konstanta regresi 91.751 0.000
Usia istri -0.805 -0.263 0.085
Usia suami 0.452 0.181 0.192
Lama pendidikan istri 0.411 0.065 0.512
Lama pendidikan suami -0.292 -0.045 0.639
Besar keluarga -0.480 -0.032 0.671
Lama menikah 0.661 0.224 0.049
Tekanan ekonomi -0.427 -0.342 0.000
Mananjemen keuangan keluarga 0.012 0.011 0.893
F 3.640
Sig 0.001
R2
0.162
Adj R2
0.117
Lampiran 20 Model 3 : pengaruh capaian dimensi tekanan ekonomi, dan capaian
dimensi manajemen keuangan keluarga terhadap ketahanan fisik
ekonomi keluarga
Variabel Independen Ketahana Fisik Ekonomi Keluarga
B β Sig
Konstanta regresi 100.182 0.000
Tekanan ekonomi -0.174
Tekanan ekonomi objektif -0.174 -0.189 0.014
Tekanan ekonomi subjektif -0.290 -0.321 0.000
Manajemen keuangan keluarga
Pelaksanaan -0.123 -0.106 0.213
Evaluasi 0.061 0.071 0.394
F 6.307
Sig 0.000
R2
0.140
Adj R2
0.118
43
Lampiran 21 Model 4 : pengaruh karakteristik keluarga, dimensi tekanan
ekonomi, dan dimensi manajemen keuangan keluarga terhadap
ketahanan fisik ekonomi keluarga
Variabel independen Ketahanan Fisik Ekonomi Keluarga
B Sig
Konstanta regresi 100.290 0.000
Usia istri -0.826 -0.270 0.077
Usia suami 0.380 0.152 0.274
Lama pendidikan istri 0.351 0.056 0.575
Lama pendidikan suami -0.329 -0.051 0.595
Besar keluarga -0.408 -0.028 0.727
Lama menikah 0.776 0.263 0.023
Tekanan Ekonomi
Tekanan ekonomi objektif -0.145 -0.158 0.041
Tekanan ekonomi subjektif -0.301 -0.333 0.000
Mananjemen Keuangan Keluarga
Pelaksanaan -0.107 -0.092 0.296
Evaluasi 0.078 0.090 0.294
F 3.301
Sig 0.001
R2
0.181
Adj R2
0.126
45
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tangerang, Banten pada tanggal 19 Maret 1994.
Penulis merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak H Nuryadi dan Ibu Hj Siti
Rohmah. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1999-2005 di Sekolah Dasar
Negeri 01 Sepatan dan melanjutkan masa pendidikannnya di SMP Al-Ghazaly
2005-2008 serta MA Negeri 01 Bogor tahun 2008-2011. Tahun 2011 penulis lulus
seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur SNMPTN Undangan
dan diterima di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi
Manusia. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai pengajar Madrasah
Diniyah Al-Ihya Dramaga. Penulis juga aktif sebagai anggota Divisi Syiar
Lembaga Struktural Forum Syiar Islam (FORSIA) tahun 2012-2013, bendahara
FORSIA tahun 2013-2014, anggota Divisi Senja Ikatan Santri Mahasiswa Al-Ihya
Dramaga (ISMA) tahun 2013-2014, bendahara ISMA tahun 2014-2015, dan
anggota Divisi Keagamaan dan Pendidikan ISMA tahun 2015-2016. Penulis lolos
PKM-KC didanai DIKTI dengan judul E-LEG3D (Emotional Legend 3-
Dimension). Penulis juga menulis buku dongeng bersama tim yang berjudul
Eleg3d (Emosional Legend 3 Dimension). Bulan Juli–Agustus 2014 penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Bersama Masyarakat (KKBM) di Desa Wirajaya,
Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Penulis juga pernah melaksanakan Praktek
Kerja Lapang/Magang pada bulan Pebruari 2015 di Badan Penasihatan Pembinaan
dan Pelestarian Perkawinan, KUA Kecamatan Bogor Barat.