technique documentation and internal...

24
1 TECHNIQUE DOCUMENTATION AND INTERNAL CONTROL SYSTEM IN CASH EXPENDITURE IN INDUSTRIAL SYSTEM UPSTREAM OIL AND GAS PT. PERTAMINA ENERGY HULU RISNA HARIANISYA Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma [email protected] ABSTRACK PT Pertamina Hulu Energi (PT PHE) has the activity of cash expenditure incurred in cash and checks. In the cash expenditure activity in general, the risk that the company has an impact on corporate losses. To determine the system of cash expenditure at PT Pertamina Hulu Energi done with documentation technique consisting of the Document Flow Chart and Data Flow Diagrams (DFD). Through this technique can be known documentation of the internal control system applied by the company. After analyzing, the system of cash expenditure at PT Pertamina Hulu Energi has conducted risk assessments and implementing appropriate control systems are well recommended by COSO. Keywords: Cash Expenditure System, Technical Documentation, Commite of Sponsoring Organizations of the Treadway (COSO) PENDAHULUAN Sistem pada dasarnya merupakan seke lompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama- sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi. Sistem biasanya erat kaitannya dengan komputer, namun sebenarnya segala sesuatu yang membutuhkan proses pasti terdapat sistem didalamnya seperti organ tubuh yang mempunyai sistem secara alami. Sedangkan sistem buatan yang dapat dipelajari salah

Upload: dangkhue

Post on 07-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

TECHNIQUE DOCUMENTATION AND INTERNAL CONTROL SYSTEM IN

CASH EXPENDITURE IN INDUSTRIAL SYSTEM UPSTREAM OIL AND GAS

PT. PERTAMINA ENERGY HULU

RISNA HARIANISYA

Fakultas Ekonomi

Universitas Gunadarma

[email protected]

ABSTRACK

PT Pertamina Hulu Energi (PT PHE) has the activity of cash expenditure incurred in

cash and checks. In the cash expenditure activity in general, the risk that the company

has an impact on corporate losses. To determine the system of cash expenditure at PT

Pertamina Hulu Energi done with documentation technique consisting of the Document

Flow Chart and Data Flow Diagrams (DFD). Through this technique can be known

documentation of the internal control system applied by the company. After analyzing,

the system of cash expenditure at PT Pertamina Hulu Energi has conducted risk

assessments and implementing appropriate control systems are well recommended by

COSO.

Keywords: Cash Expenditure System, Technical Documentation, Commite of

Sponsoring Organizations of the Treadway (COSO)

PENDAHULUAN

Sistem pada dasarnya merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem

diciptakan untuk menangani sesuatu yang berulang kali atau yang secara rutin terjadi.

Sistem biasanya erat kaitannya dengan komputer, namun sebenarnya segala sesuatu

yang membutuhkan proses pasti terdapat sistem didalamnya seperti organ tubuh yang

mempunyai sistem secara alami. Sedangkan sistem buatan yang dapat dipelajari salah

2

satunya adalah Sistem Informasi Akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi adalah

kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah

data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil

keputusan.

Aspek yang terpenting dalam sistem informasi akuntansi adalah bahwa sistem

itu sudah berjalan dengan baik dalam sistem pengendalian internal perusahaan. Sistem

pengendalian internal menyarankan tindakan – tindakan yang harus diambil dalam

perusahaan untuk mengatur dan mengarahkan aktivitas – aktivitas perusahaan. Sistem

pengendalian internal merupakan kewajiban pihak manajemen yang mendasar sebagai

bentuk tanggung jawab penyediaan informasi. Melalui pengendalian internal yang baik

memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham bahwa perusahaan dikendalikan

dengan baik. Sistem pengendalian Internal dibutuhkan untuk mengurangi eksposur-

eksposur yang dapat menimbulkan efek - efek yang buruk bagi operasi dalam Sistem

Informasi Akuntansi.

Adapun komponen pengendalian internal adalah lingkungan pengendalian,

penilaian resiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian.

(James A Hall. 2009).

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah salah satu Anak Perusahaan

PERTAM INA yang bergerak sebagai operator dan pengelola portofolio usaha sektor

hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya yang memiliki anak perusahaan sebagai

special purpose vehicle. Pada awal berdirinya tahun 1989, perusahaan ini bernama PT.

Aroma Operation Services, bergerak di bidang pengadaan jasa untuk mendukung

operasi kilang petrokimia di Cilacap. Perubahan menjadi PT PERTAHULU Energy

terj adi pada tahun 2002, dan akhirnya pada tahun 2008 telah berganti nama menj adi PT

Pertamina Hulu Energi. Perusahaan mengelola usaha kemitraan di bidang hulu migas

PERTAMINA melalui Participating Interest (PI). Usaha kemitraan meliputi 9 JOB-

PSC (Joint Operating Body–Production Sharing Contract), 14 Penyertaan PSC, 3 PSC

GMB (Production Sharing Contract Gas Metana Batubara), dan 7 penyertaan saham

dan PI di dalam maupun di luar negeri yang saat ini sedang diproses pengalihannya.

PHE mempunyai begitu banyak aktifitas yang mekanisme pencatatan dan pelaporannya

harus berjalan dengan baik untuk tujuan akuntabilitas perusahaan dan Good Corporate

Governance. Untuk mencapai tujuan diatas Perusahaan harus mempunyai Sistem

3

Informasi Akuntansi yang sesuai dengan tujuan Perusahaan. Sistem Informasi

Akuntansi yang baik adalah sistem yang cocok dengan nature transaksi yang

berhubungan dengan aktifitas Perusahaan dan efisien sehingga dapat digunakan untuk

melakukan pengendalian internal yang ada pada perusahaan tersebut. Didalam PHE

kegiatan pengeluaran kas dibagi menjadi dua garis besar yaitu pengeluaran kas untuk

kegiatan Pendanaan Operasi dan kegiatan untuk Pendanaan Investasi, namun karena

karakteristik Perusahaan ini agak berbeda dengan perusahaan pada umumnya sehingga

semua pengeluaran kas operasional ada pada Induk Perusahaan (Cost Center) seperti

pembayaran gaji, pembayaran pada pihak ketiga, pembayaran pihak terkait, pembayaran

perjalanan dinas dan akomodasi, pengeluaran layanan pegawai, pembayaran pajak, dan

pembayaran atas kegiatan operasional lainnya (biaya umum dan biaya kantor, ATK,

cash call, dll) ini semua merupakan biaya operasional yang ada di PHE kantor pusat

untuk mendukung kegiatan operasional Perusahaan, sedangkan Pendanaan untuk

kegiatan Operasi merupakan pembiayaan untuk kegiatan operasi operator yang sudah

berproduksi baik yang ada di Onshore maupun Offshore yang disebut dengan Cash

Call, dan pembiayaan untuk kegiatan investasi merupakan pembiayaan untuk wilayah

kerj a baru yang masih development.

Dan hal ini berkaitan erat dengan jalannya kegiatan pendanaan yang ada dalam

perusahaan, dan tidak menutup kemungkinan dapat terjadi penyimpangan dalam

prosedur pengeluaran kas seperti dokumen yang dibutuhkan tidak lengkap, bagian dari

surat permintaan pembayaran (tanggal, nomor referensi, keterangan pembayaran) tidak

dicantumkan secara jelas, dan penyimpanan dokumen yang tidak rapih sehingga dapat

menyebabkan hilangnya dokumen. Penyimpangan – penyimpangan ini dapat

menyebabkan keterlambatan pembayaran kepada pihak terkait dan terganggunya

kegiatan operasional karena pembayaran sebelumnya belum dilakukan, dan

penumpukan tagihan yang belum terbayarkan serta banyaknya klaim dari pihak terkait.

Karena setiap pengeluaran yang dilakukan PHE harus dipertanggungjawabkan, maka

sistem pengendalian internal yang baik sangat dibutuhkan untuk memperkecil

kemungkinan penyimpangan yang dapat terjadi.

4

TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM

Menurut Steven A. Moscove (accounitng information system, 2001), sistem adalah

suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian – bagian yang saling berhubungan untuk

mencapai tujuan tertentu.

SISTEM INFORMASI

sistem informasi adalah kumpulan informasi didalam sebuah basis data

menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan

keputusan bisnis sebuah organisasi. Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan

sesuatu yang penting dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak

manajemen. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti

bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Menurut Barry E. Chusing sistem informasi akuntansi suatu sumberdaya

manusia dan modal dalam suatu organisasi yang bertugas untuk menyiapkan informasi

keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan dan

pengolahan data akuntansi.

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran –

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan – kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian internal tersebut

menekankan tujuan yang hendak ingin dicapai, dan bukan pada unsur – unsur yang

membentuk sistem tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian internal tersebut

diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual,

dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.

5

TEKNIK DOKUMENTASI

1. Bagan alir dokumen ( dokumen flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir

(form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

menunj ukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

2. Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-

notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat

membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan j elas.

METODE PENELITIAN

Objek Penelitian

Pengolahan data dalam penelitian ini diperoleh dari PT Pertamina Hulu Energi

yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur No.6 Jakarta Pusat.

Metode Pengumpulan Data/ Variabel

Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan data primer dan sekunder yang

diperoleh dengan cara wawancara, dengan melakukan tanya jawab untuk memperoleh

keterangan secara langsung dengan karyawan yang bersangkutan yang dilakukan

langsung di PT Pertamina Hulu Energi

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan dalam menganalisis permasalahan yang ada pada skripsi ini

yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif, yaitu teknik analisis yang

mendeskripsikan atau menggambarkan/ mengungkapakan karakteristik variabel –

variabel yang menjadi fokus kajian, serta penggunaan bagan alir dokumen, teknik

dokumentasi dan diagram Alir Data (DFD) dalam menganalisis masalah dan

mengembangkan data pada penulisan skripsi ini

6

Langkah – langkah Analisis

Adapun langkah analisis yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data

Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data guna

untuk mendukung pembahasan pada penelitian ini.

2. Memahami alir dokumen dan data

Pada langkah analisis ini pneliti menanyakan secara langsung bagaimana

proses dari sistem pengeluaraan kas pada perusahaan, serta mempelajarinya.

3. Teknik dokumentasi

Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan alir dokumen dan alir

data (DFD). Bagan alir dokumen ( dokumen flowchart) atau disebut juga bagan alir

formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan -tembusannya.

Sedangkan Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow Diagram (DFD) adalah

suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari

data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem

secara logika, tersruktur dan jelas. DFD merupakan alat bantu dalam

menggambarkan atau menjelaskan DFD ini sering disebut juga dengan nama

Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alir kerja, atau model

fungsi. Pembuaatan DFD ini bertujuan untuk memberikan indikasi mengenai

bagaimana data ditransformasi pada saat data bergerak melalui sistem dan

menggambarkan fungsi-fungsi(dan sub fungsi) yang mentransformasi aliran

data.

4. Sistem Pengendalian Internal yang digunakanDalam penelitian kali ini peneliti menggunakan sistem pengendalian

internal yang ada dalam Pernyataan Standar Akuntansi No.78 (SAS 78). yang

juga sesuai dengan rekomendasi Committee of Sponsoring Organization of The

Treadway (COSO). Komite Organisasi Sponsor Komisi Treadway (COSO)

adalah sebuah organisasi swasta sukarela, didirikan di Amerika Serikat ,

didedikasikan untuk memberikan bimbingan kepada manajemen eksekutif dan

tata entitas pada aspek-aspek penting tata organisasi, etika bisnis, pengendalian

internal, perusahaan manajemen risiko, penipuan, dan pelaporan keuangan.

7

COSO telah menyusun suatu model pengendalian bersama internal terhadap

perusahaan dan organisasi dapat menilai sistem pengendalian mereka.

Kontrol lingkungan

Penilaian risiko

kegiatan Control

Informasi dan komunikasi

Monitoring

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Sistem Pengeluaran Kas Pada PT Pertamina Hulu Energi

Sistem pengeluaran kas pada PHE terdapat dua macam yaitu, pengeluaran kas

secara tunai yang ditujukan kepada pihak internal dan pengeluaran kas yang ditujukan

untuk pihak ekstern atau yang disebut juga sebagai pengeluaran bank. proses pengeluran

kas pada PT PHE yaitu diawali dengan penerimaan invoice lalu Pembuatan PR

(Purchasse Requisition) oleh user dan release sehingga dapat menghasilkan nomor PO

yang akan digunakan untuk proses selanjutnya. Dan melakukan pengesahan kepada

pejabat terkait kemudian Pembuatan PO (Purchase order) oleh SPC (Shared Processing

Center ) sehingga menghasilkan nomor PO yang akan digunakan untuk proses

selanjutnya. Selanjutnya kelengkapan dokumen (PR, PO, SP3) harus dicek kembali,

setelah dokumen lengkap akan diserahkan kepada bagian keuangan untuk dicatat hasil

pencatatan transaksi akan dikirim ke bagian SPC dan akan mengha silkan nomer

dokumen sesuai transaksi. Setelah nomor dokumen diperoleh, bagian keuangan akan

mencetak bukti kas keluar yang akan siap dibayarkan melalui cek oleh bagian kasir.

Kemudian melakukan pembayaran melalui bank dokumen akan disimpan arsip tetap

oleh bagian peyimpanan dokumen.

Formulir yang digunakan

Dalam transaksi pengeluaran kas dibutuhkan adanya dokumen sebagai barang

bukti dalam transaksi, dokumen juga dibutuhkan agar dapat mempermudah dalam

menilai pengendalian internal suatu perusahaan. Adapun dokumen yang digunakan

dalam transaksi pengeluaran kas pada PHE adalah :

8

a. Cek

b. Form Request

- PR, Purchase Requisitioner adalah formulir yang digunakan untuk

mencatat barang/ jasa yang akan digunakan perusahaan.

- PO, Purchase Order adalah formulir yang akan digunakan untuk

memesan barang/ jasa yang akan digunakan perusahaan.

- SA/ GR, Services Acceptance/ Goods Receipt adalah formulir yang

digunakan pada saat barang/ jasa sudah diterima oleh perusahaan.

- BOC/ Payment, formulir ini digunakan untuk mencatat sejumlah

transaksi yang akan dibayar. Formulir ini dibuat untuk menutup jurnal

yang nantinya akan dicatat bersamaan dengan formulir Expenses

(clearing). Formulir ini akan menghasilkan nomor dokumen 1 5xxxxxxxx

yang akan digunakan untuk clearing

- EXPENSES, formulir ini digunakan untuk mencatat biaya yang akan

dikeluarkan. Formulir ini akan menghasilkan nomor dokumen dengan

kepala 19xxxxxxxx / 51xxxxxxxx, yang akan digunakan untuk proses

clearing

- PANJAR, formulir ini digunakan untuk mencatat transaksi panjar oleh

para vendor setelah itu akan diminta oleh pejabat terkait untuk divalidasi,

dan pembayran baru dapat dilakukan.

- CASH CALL, formulir ini digunakan untuk mencatat transaksi cash call

(tagihan/ biaya yang diminta oleh anak perusahaan operator untuk

melakukan kegiatan operasi seperti pengeboran minyak, dll) dalam jurnal

cash call akan menutup dengan vendor terkait, formulir ini akan

menghasilkan nomor dokumen 14xxxxxxxx

- SP3 (Surat Permintaan Proses Pembayaran), Surat ini digunakan untuk

permintaan pembayaran kepada perusahaan. Dokumen ini juga sangat

membantu dalam proses penginput-an data, karena bagian dari dokumen

ini berupa tanggal, nomer referensi, keterangan transaksi, jumlah dana

yang diminta, dan juga terdapat tandatangan otorisasi dari pihak yang

terlibat sehingga keabsahan data dapat dipercaya dan dipertanggung

jawabkan.

9

- Invoice, surat tagihan yang diajukan dari vendor kepada perusahaan yang

harus segera dibayarkan.

- Outgoing payment voucher, bukti kas keluar / sej enis surat persetuj uan

dari pejabat yang terlibat untuk membayarkan tagihan – tagihan yang

datang kepada perusahaan. Setelah surat ini ditandatangani oleh yang

mempunyai otoritas maka pembayaran baru dapat dilakukan

Fungsi yang terkait

Berikut fungsi – fungsi terkait dalam sistem pengeluaran kas PT PHE :

a. Procurement/MMNH (Material Management non Hydro)

b. Treasury

c. Controller

d. Pendanaan & Perbendaharaan

Prosedur pengeluaran kas

Untuk melakukan pembayaran kepada pihak yang membutuhkan yang

menyebabakan terjadinya pengeluaran kas, PT PHE mempunyai prosedur pengeluaran

kas agar proses proses pembayaran dapat berlangsung dengan baik, berikut adalah

prosedur pengeluaran kas pada PT PH E :

1. Semua Invoice akan masuk ke Keuangan terlebih dahulu untuk dituangkan GL

account dan Cost Center.

2. Routing Slip akan dimulai dari Keuangan dan berakhir di Treasury.

3. Sesuai SLA proses pembayaran Procure to Pay paling lambat 7 hari, hal ini

akan dievaluasi setiap bulan.

4. Setiap form request harus melalui otorisasi pejabat terkait

5. Bagian keuangan terpisah dari kasir

6. Transaksi pengeluaran kas tidak dilaksanakan sendiri oleh kasir sejak awal

sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain

7. Pencatatan dalam jurnal kas harus didasarkan bukti pengeluaran kas harus

terlebih dahulu disahkan oleh pejabat terkait

8. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetuj uan dari

pejabat berwenang

9. Pencocokan kas antara pencatatan bank dan catatan perusahaan dilakukan setiap

hari

10

10. Penggunaan nomer referensi untuk membedakan dokumen – dokumen yang

ada

Berikut ini adalah gambar flowchart prosedur pengeluaran kas :

Sumber : PT PERTAM INA HULU ENERGI

Semua Invoice akan masuk ke Keuangan terlebih dahulu untuk dituangkan GL

account dan Cost Center. Kemudian akan diserahkan ke bagian SDM/MDTI untuk

membuat Purchase Requisition (PR) dan langsung Approve PR untuk setiap

Invoice/SP3 yang telah diverifikasi kelengkapannya oleh Keuangan. Setelah itu akan

dibuat form untuk Purchase Order (PO) dan Release PO yang di lakukan oleh level

Manager, dalam hal ini bisa dari M DTI/SDM yang tujuannya pengecekan kembali

(pengerjaannya akan dilakukan oleh SPC). Setelah PO jadi akan dibuat Service Entry

sheet dan Release Service Entry sheet . Setelah Service Entry sheet j adi lal u akan dibuat

C

a

11

Goods Receipt (GR) atau Service Acceptance (SA) oleh SDM/MDTI untuk di print dan

ditandatangani oleh User masing-masing. Setelah GR/SA selesai maka akan dibuat

MIRO (pengakuan hutang di Keuangan) oleh bagian kontroller dengan mengisi form

request, posting MIRO ini akan dilakukan oleh SPC. Setelah MIRO hal ini berarti

pengakuan hutang di keuangan telah berjalan sehingga Treasury dapat langsung

Over / Undermembayar setelah proses ini, akan lebih baik lagi jika pembuatan form outgoing

Eppayment (BOC) dilakukan juga, hal ini akan dilakukan oleh bagian perbendaharaan

termasuk membuat form request Bank Charges sehingga pada pembayaran dilakukan,

pencocokkan data (clearing) di server BANK

melalui Electronic Bank Transfer (EBS) akan lebih cepat dan dan menghindari

terjadinya Backlog antara data EBS dengan BOC di dalam MySAP, kecuali satu

payment request terdiri lebih dari satu pembayaran satu Invoice sehingga tetap harus

dilakukan proses clearing antara data MySAP dengan EBS Bank, setelah hal ini baru

proses pembayaran secara keseluruhan telah selesai, hal ini akan dilakukan olehMIRO Jurnal

Pendanaan & Perbendaharaan.

Adapun transaksi lain seperti panjar kerja, prosedurnya adalah sebagai berikut :

Sumber : PT PERTAMINA HULU ENERGI

12

Untuk Permintaan Panjar Kerja melalui kategori USER PURCHASE yaitu

melalui pembuatan PR dengan tujuan untuk dicatatkan pekerja mana yang meminta

dana Panjar Kerja setelah itu langsung ke Treasury untuk dibuatkan form request BOC

ke SPC yang membutuhkan waktu antara 1-3 hari, setelah itu dapat dilakukan

pembayaran. Pertanggungjawaban adalah 15 hari kerja setelah uang Panjar Kerja

diterima, proses MySAP adalah meneruskan PR yang telah dibuat tadi ke PO dengan

tujuan pembebanan biaya yang telah diketahui di bukukan dengan memilih GL Account

Expense sesuai penggunaan dan langsung di MIRO agar tercatat di Vendor Employee di

Keuangan. setelah Expense tercatat, maka kelebihan/kekurangan Panjar Kerja tersebut

akan dicatat di COH. Setelah tercatat di Keuangan, maka Fungsi Perbendahaaraan akan

mencocokkan beban dengan uang yang dikeluarkan dan men-clearing sehingga di dalam

Vendor Employee tersebut akan matched dan outstanding-nya akan hilang.

Teknik Dokumentasi

Bagan Alir Dokumen Pengeluaran Kas (Invoice)

Keterangan :

1. Surat tagihan / invoice yang datang dari vendor yang meminta perusahaan

untuk melakukan pembayaran, pertama kali akan diterima oleh bagian

keuangan.

13

2. Invoice yang masuk akan terlebih dahulu dilakukan pengecekan oleh bagian

keuangan mengenai kelengkapan bagian invoice, yang terdiri dari tanggal,

nomor invoice, nama vendor, keterangan pembayaran, dan jumlah yang akan

dibayarkan

3. Setelah dilakukan pengecekan maka akan dilanjutkan dengan keputusan

diterima atau ditolak. Jika bagian dari invoice tidak jelas atau tidak lengkap

maka invoice akan dikembalikan kepada vendor. Tapi jika invoice sudah

memenuhi kelengkapan maka invoice tersebut akan dibuatkan Surat

Permintaan Pembayaraan (SP3) dengan menggunakan aplikasi Microsoft

Office Word

4. Setelah pembuatan SP3 selesai, maka akan divalidasi oleh bagian

procurement (user). User adalah fungsi yang mempunyai wewenang untuk

memvallidasi dokumen –dokumen sebelum melakukan pembayaran.

5. Setelah mendapatkan validasi, invoice & SP3 selanj utnya akan dibuatkan PR

(Purchase Requisition)oleh fungsi procurement/MMNH (Processor) dengan

menggunakan aplikasi SAP. Processor adalah fungsi yang bertugas untuk

menindaklanjuti dokumen setelah mendapatkan validasi dari user. PR yang

dibuat akan kembali di validasi oleh user

6. Dengan menggunakan Form PR akan menghasilkan nomer dokumen PR

yang akan dilanj utkan ke proses selanj utnya.

7. Nomer PR yang dihasilkan dengan dilampiri dengan invoice dan SP3 akan

dibuatkan PO oleh processor dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office

Excel untuk pembuatan request dan SAP untuk mem-posting ke SPC. ()

8. Pembuatan PO akan divalidasi oleh user terlebih dahulu.

9. Setelah mendapat kan validasi maka dari proses tersebut akan menghasilkan

nomer dokumen PO.

10. Setelah mendapatkan nomor dokumen PO dengan dilampiri dengan invoice,

SP3, dan nomor PR, maka proses selanj utnya akan dibuatkan SA/GR/M IRO

dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel untuk pembuatan

request dan SAP untuk mem-posting ke SPC.

11. Selesai pembuatan SA/GR/M IRO akan divalidasi terlebih dahulu oleh

controller. Hal ini dilakukan karena proses pengeluran kas ini akan

14

berpindah fungsi kepada fungsi treasury dan akan segera dilakukan

pembayaran maka harus melalui persetujuan controller.

12. Setelah mendapatkan validasi maka akan menghasilkan

nomor SA/GR/MIRO untuk proses selanjutnya.

13. Setelah mendapatkan nomor dokumen PR,PO,SA/GR/MIRO maka

invoice siap dibayarkan dan diberikan kepada fungsi treasury untuk

dibuatkan BOC nya (dalam pembuatan BOC, aplikasi yang digunakan

adalah Microsoft office Excel).(a&4b)

14. Setelah BOC selesai dibuat maka akan divalidasi oleh controller.

15. Kemudian akan menghasilkan nomor dokumen.

16. Dari nomer dokumen tersebut maka akan dibuatkan bukti kas keluar(dalam

pembuatan bukti kas keluar ini menggunakan aplikasi SAP) (Lampiran 8)

17a. Bukti kas keluar yang telah dibuat harus melalui validasi fungsi controller

terlebih dahulu.

17. Setelah divalidasi maka akan dilakukan pembayran dan kliring oleh

fungsi treasury.

1 8a. Bukti kas keluar, SP3, Invoice, PR,PO,SA/GR/MIRO akan diarsip tetap.

18. Proses pengeluran kas invoice selesai, yang berarti transaksi untuk

invoice tersebutditutup.

15

1. Vendor employee adalah pekerja yang membutuhkan uang panjar untuk

keperluan perusahaan dan akan menyerahkan SP3 panjar kepada fungsi Treasury

untuk diproses.(b)

2. Kemudian SP3 akan dilanjutkan dengan pembuatan PR oleh fungsi Procurement

(processor). (Lampiran 3)

3. Yang kemudian akan divalidasi oleh user.

4. Dari hasil validasi akan menghasilkan nomor dokumen PR untuk panjar.

5. Dari nomor dokumen tersebut akan dibuatkan form request BOC dengan

menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel (Lampiran 6a)

6. BOC kemudian akan divalidasi oleh fungsi controller

7. Dari hasil validasi akan dihasilkan nomor BOC unutk Panjar

8. Yang kemudian akan dibuatkan bukti kas keluar oleh fungsi

pendanaan&perbendaharaan (Lampiran 8)

8a. Bukti kas keluar beserta SP3 panjar akan diarsip tetap oleh fungsi

pendanaan&perbendahraan

9. Bukti kas keluar tersebut akan divalidasi terlebih dahulu oleh fungsi controller

16

Dalam transaksi panjar ini penjurnalan yang dicatat adalah :

Vendor Employee xxx

BOC xxx

Setelah kas keluar untuk panjar dan pihak terkait melakukan tugasnya terlebih

dahulu, dan pada saat pihak terkait selesai melakukan tugas nya maka pihak terkait

tersebut harus menyerahkan surat pertanggungjwaban atas panjar yang telah

diberikan. Waktu yang diberikan untk pertanggungjawaban adalah 15 hari setelah

setelah selesai melakukan tugas, jika surat pertanggungjawaban tidak diberikan

dalam jangka waktu tersebut maka akan dikenakan denda melalui pemotongan gaji.

10. Surat pertanggungjawaban panjar akan diterima oleh fungsi keuangan. (c)

11. Kemudian akan dibuatkan PO oleh fungsi procurement (processor) ()

12. Dan akan divalidasi oleh user

13. Setelah proses validasi akan menghasilkan nomor dokumen PO.

14. Dengan melampirkan PTJ panjar dan nomor dokumen PO maka akan diserahkan

kembali kepada fungsi pendanaan&perbendahraan untuk dibuatkan

MIRO/SA/GR (Lampiran 5)

15. MIRO yang selesai dibuat akan divalidasi oleh fungsi controller

16. Dan akan menghasilkan nomor dokumen MIRO/SA/GR

17. Dari nomor dokumen tersebut maka akan dibuatkan BOC/Expenses (Lampiaran

5B)

18. BOC yang selesai dibuat akan divsalidasi oleh fungsi controller

19. Dan menghasilkan nomor dokumen

1 9a. Nomor dokumen yang dihasilkan akan dibuatkan bukti kas keluar kembali.

(Lampiran 8) Bukti kas keluar PO/MIRO, PTJ panjar akan diarsipkan tetap

20. Setelah membuat bukti kas keluar tersebut maka akan dilakukan proses kliring

untuk menutup jurnal

Pada transaksi pertanggungjawaban ini jurnal yang akan dicatat adalah :

Beban/ Biaya Panjar xxx

Vendor employee xxx

Maka setelah jurnal untuk menutup transaksi panjar ini akan dicatat sebagi

berikut :

Beban/biaya panjar xxx

17

BOC xxx

20a. Transaksi selesai

Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi

untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu

untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas.

18

Keterangan :

DFD Pengeluaran kas (Invoice)

Diagram konteks

Sistem pengeluaran kas diawali dengan invoice yang akan diinput kedalam sistem. Lalu

sistem menghasilkan tanda terima untuk kembali diserahkan kepada vendor sebagai

tanda invoice telah diterima. Kemudian sistem menghasilkan laporan pengeluaran kas

yang akan digunakan oleh manajemen perusahaan.

Diagram Zero

Dalam sistem pengeluran kas terdapat 4 proses yang terdiri dari, pembuatan PR,

pembuatan PO, pembuartan GR/SA/MIRO, dan proses pencatatan. Masing – masing

memil ki proses lanj utan. Pada proses pembuatan PR terdapat proses validasi data dan

menghasilkan nomer dokumen untuk PR. Begitu pun dengan proses pembuatan PO dan

SA/GR/M IRO. Pada proses pencatatan terdapat pula proses validasi dan pembuatan

jurnal.

Diagram Level

Arus data pada sistem ini adalah sebgai berikut :

Proses pembuatan PR

a. Validasi data

Data input : f.invoice

- No.invoice

- Tanggal

- Nama vendor

- Keterangan pembayaran

- Amount

Data output : f. Transaksi

b. Pencetakan PR

Proses pembuatan PO

a. Validasi data

Data input : f. PR

- Nomor dokumen PR

Data output : f. Transaksi

b. Pencetakan PO

19

Proses pembuatan GR/SA/MIRO

a. Validasi data

Data input : data PO & PR

- Nomor dokumen PR&PO

Data output : f. Transaksi

b. Pencetakan SA/GR/MIRO

Proses pencatatan

a. Validasi data

Data input : data PO,PR, SA/GR/MIRO

-Nomor dokumen PO,PR, SA/GR/MIRO

Data output : bukti kas keluar

b. Pencatatan

Data input : d. Bukti kas keluar

- Nomor dokumen BKK

Data output : laporan pengeluran kas

SLaPeng.KasMAJEMEN

Keterangan

DFD Pengeluaran kas (Panjar)

Diagram konteks

Sistem pengeluaran kas untuk panjar kerja diawali dari vendor employee yang

membawa SP3 panjar kepada sistem. Lalu sistem menghasilkan tanda terima untuk

kembali diserahkan kepada vendor sebagai tanda telah diterima. Kemudian sistem

menghasilkan laporan pengeluaran kas yang akan digunakan oleh manajemen

perusahaan.

Diagram Zero

Dalam sistem pengeluran kas terdapat 4 proses yang didalamnya yaitu pembuatan PR,

pencatatan panjar , pembuatan MIRO panjar , dan proses pencatatan

pertanggungjawaban. Masing – masing memilki proses lanjutan. Pada proses

20

pembuatan PR terdapat proses validasi data dan menghasilkan nomer dokumen untuk

22

PR. Begitu pun dengan proses pembuatan MIRO. Pada proses pencatatan terdapat pula

proses validasi dan pembuatan jurnal.

Diagram Level

Arus data pada sistem ini adalah sebgai berikut :

Proses pembuatan PR

a. Validasi data

Data input : f.invoice

- No.invoice

- Tanggal

- Nama vendor

- Keterangan pembayaran

- Amount

Data output : f. Transaksi

b. Pencetakan PR

Proses pencatatan

a. Validasi data

Data input : data PR

- Nomor dokumen PR

Data output : bukti kas keluar

b. Pencatatan

Data input : d. Bukti kas keluar

- Nomor dokumen BKK

Data output : PO

Proses pembuatan MIRO

a. Validasi data

Data input : f. PR & PO

- Nomor dokumen PR&PO

Data output : f. Transaksi

b. Pencetakan MIRO

23

Proses pencatatan

a. Validasi data

Data input : data PO,PR, MIRO

- Nomor dokumen PR, PO, MIRO

Data output : bukti kas keluar

b. Pencatatan

Data input : d. Bukti kas keluar

- Nomor dokumen BKK

Data output : laporan keuangan

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Sistem pengeluaran kas pada PT Pertamina Hulu Energi melibatkan fungsi – fungsi

antara la in fungsi keuangan, Control le r , Procurement , dan fungsi

Pendanaan& Perbendaharaan. Pada proses pengeluaran kas dibutuhkan adanya

dokumen – dokumen pendukung sebagai bukti konkrit pembayaran seperti Invoice yang

diterima dari vendor, SP3, BOC, PO,PR,SA/GR/MIRO, dan Bukti kas keluar.

Resiko yang akan dihadapi oleh PT PHE adalah kecurangan dalam jumlah

nominal tagihan, otorisasi validasi dokumen yang masuk dan kerusakan data. Hal ini

akan berdampak pada keterlambatan pembayaran, banyaknya klaim dari vendor terkait

dan tagi han – tagihan yang menumpuk.

Sistem pengeluaran kas pada PT Pertamina Hulu Energi telah melakukan

penilaian resiko dan penerapan sistem pengendalian internal yang baik sesuai dengan

sistem pengendalian yang direkomendasikan oleh COSO. Sistem pengendalian internal

ini mencakup 5 komponen yaitu lingkungan pengendalian, informasi dan komunikasi,

penilaian resiko, aktifitas pengendalian, dan pengawasan.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian diatas adalah sebagai berikut :

1. Pengecekan terhadap invoice yang masuk ke perusahaan harus lebih teliti

sebelum invoice tersebut diproses

24

2. Jalannya proses invoice dari satu fungsi ke fungsi yang lain harus terdapat tanda

terima penerimaan invoice

3. Batas waktu penerimaan invoice harus diperhatikan agar tidak terjadi

penumpukan tagihan

4. User/ divisi harus aktif memantau perkembangan GL yang terdapat pada

MySap untuk segera melakukan kliring

5. Pada saat pemrosesan kliring bukti formulir permintaan harus ditunjukan kepada

SPC agar tidak terjadi kesalahan dalam peng-inputan data

6. Pem-back up-an harus dilakukan setiap hari

7. Prosedur, peraturan maupun SLA yang berlaku harus benar- benar dijalankan

dan harus ada pengawsan khusus untuk semua kegiatan agar prosedur, peraturan

maupun SLA tidak hanya dilakukan secara teori

DAFTAR PUSTAKA

Hall, A James. 2009. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. Salemba 4. Jakarta

Romney, B Marshall. 2009. ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM, buku 1 Edisi

9. Salemba 4. Jakarta

Sarosa, Samiaji. 2009. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. Gramedia. Jakarta

Tata, Sutabari. 2004. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI. Andi, Yogyakarta.

Yogyakarta

Sistem Informasi Akuntansi. 2007.UPP STIM YKPN. Yogyakarta

Pertamina Hulu Energi (GCG). 2000. Jakarta

Wikipedia.com

Hardian Frasetya / 20204422

Linawati / 21299097

M. Yusuf (mahasiswa Prog.S2. Fak. Ekonomi UGM Yogyakarta)

PP Nomor 60 Tahun 2008

Romney & Steinbart (2004 :229)