tb mata merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi

3
TB mata: tantangan diagnosis dan terapi TB mata merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi. TB mata dibagi menjadi TB ekstraokular dan intraokular. TB ekstraokular bisa berupa abses palpebra, blepharitis kronis, khalazion apikal atau konjungtivitis dengan sekret mukopurulen yang disertai limfadenopati regional. Pada TB ekstraokular mudah didiagnosis karena spesimen untuk kultur dan biopsi mudah didapatkan. TB intraokular bisa berupa uveitis dimana tanda dan gejala tidak khas. Diagnosis TB intraokular sangat sulit karena kultur dan PRC cairan introkular sering menunjukkan hasil negatif (true negatif dan false negatif). Biopsi sering kali tidak mungkin dilakukan jika inflamasi mengenai retina posterior, khoroid atau nervus optikus. PCR mempunyai peran yang penting untuk mendiagnosis TB mata, tetapi akurasi dan teknik laboratorium dalam mengolah spesimen merupakan hambatan dalam menetapkan keakuratan diagnosis. Salah satu kriteria untuk mendiagnosis adalah respons pasien terhadap terapi Anti TB. Kesulitan dalam mendiagnosis satu TB mata menyebabkan kesalahan dalam pemilihan terapi. Penggunaan steroid untuk

Upload: nino123456

Post on 10-Jul-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

abstrak jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: TB Mata Merupakan Penyakit Yang Sangat Jarang Terjadi

TB mata: tantangan diagnosis dan terapi

TB mata merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi. TB mata dibagi menjadi TB

ekstraokular dan intraokular. TB ekstraokular bisa berupa abses palpebra, blepharitis kronis,

khalazion apikal atau konjungtivitis dengan sekret mukopurulen yang disertai limfadenopati

regional. Pada TB ekstraokular mudah didiagnosis karena spesimen untuk kultur dan biopsi

mudah didapatkan. TB intraokular bisa berupa uveitis dimana tanda dan gejala tidak khas.

Diagnosis TB intraokular sangat sulit karena kultur dan PRC cairan introkular sering

menunjukkan hasil negatif (true negatif dan false negatif). Biopsi sering kali tidak mungkin

dilakukan jika inflamasi mengenai retina posterior, khoroid atau nervus optikus. PCR

mempunyai peran yang penting untuk mendiagnosis TB mata, tetapi akurasi dan teknik

laboratorium dalam mengolah spesimen merupakan hambatan dalam menetapkan keakuratan

diagnosis. Salah satu kriteria untuk mendiagnosis adalah respons pasien terhadap terapi Anti

TB.

Kesulitan dalam mendiagnosis satu TB mata menyebabkan kesalahan dalam

pemilihan terapi. Penggunaan steroid untuk mengurangi inflamasi intraokular bisa

membahayakan pasien dengan TB aktif. Sebelum memberikan terapi pastikan diagnosis TB

dengan menentukan faktor resiko, melakukan radiologi, dan mantoux test. Diagnosis banding

meliputi sarcoidosis, sifilis, toksoplasmosis, SLE, dan penyakit kolagen vaskular.

Ketika tidak tersedianya fasilitas untuk melakukan pemeriksaan penunjang pada

pasien yang dicurigai TB mata, berikan first line drug anti TB yaitu isoniazid, rifampicin,

pyrazinamide, dan ethambutol selama 2 bulan. Terapi bisa dilanjutkan atau diganti sesuai

dengan respon pasien.

Steroid direkomendasikan untuk bentuk lain dari TB ekstrapulmonal, contohnya

perikaditis TB dan meningitis TB, tetapi tidak ada percobaan klinis yang menunjukkan

Page 2: TB Mata Merupakan Penyakit Yang Sangat Jarang Terjadi

efikasi topikal atau sistemik steroid pada TB mata. Pada TB MDR perlu penanganan ahli dan

prognosisnya jelek. Pada pasien dengan HIV, terapi anti TB harus segera diberikan setelah

diagnosis TB mata ditegakkan, akan tetapi waktu optimal untuk pemberian ARV harus

ditentukan oleh ahli. Biasanya ARV diberikan lebih awal pada pasien dengan imunosupresi

berat yang diukur dengan CD4, dan untuk pasien yang lebih stabil pemberian ARV ditunda

sampai fase intensif anti TB selesai.