tantangan indonesia dalam penataan pariwisata …

20
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602- 73470-5-2 1551 TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA SUPER PRIORITAS DALAM PERSAINGAN GLOBAL Akbar Prawira Bima 1 , Hendrawan Ahmad Jofari 2 , Egar Pangestu CandraWidodo 3 Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi: [email protected] ABSTRAK Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada pada wisata 10 Bali Baru. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Dimana penelitian studi kasus ini merupakan suatu penelitian kualititaf yang berusaha untuk menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendaalam dari suatu fenomena. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melihat berbagai literature review yang ada, seperti jurnal-jurnal dan RKPJM dari Kementrian Pariwisata. Dalam hasil paper yang ditemukan adalah untuk mengembangkan program 10 Bali Baru ini pemerintah mempromosikan destinasi baru di Indonesia. Selain itu Kementria Pariwisata bekerjasama dengan berbagai pihak yang dianggap mampu mengsukseskan program 10 Bali Baru. Hal ini dilakukan dan menjadi fokus utama pemerintah dalam pengembangan sektor wisata dengan meningkatkan ekonomi kesejahteraan masyarakat lokal dan perluasan lapangan pekerjaan yang nantinya dapat membantu negara dalam pemenuhan cita-cita sesuai pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Kata Kunci : Pariwisata, Pengembangan, Wisata Bahari ABSTRACT The writing of this paper aims to find out and develop the potential that exists in the tourism of 10 New Bali. This type of research is a case study research. Where this case study research is a quality study that seeks to find meaning, investigate the process, and gain understanding and deep understanding of a phenomenon. The data collection used is to look at various existing literature reviews, such as journals and RKPJM from the Ministry of Tourism. In the results of the paper found is to develop the 10 New Bali program the government is promoting new destinations in Indonesia. In addition the Ministry of Tourism in collaboration with various parties deemed capable of succeeding the 10 New Bali program. This was done and became the main focus of the government in developing the tourism sector by increasing the economic welfare of the local community and expanding employment that would later help the country in fulfilling its ideals in accordance with Pancasila and the 1945 Constitution. Keywords : Tourism, Development, Marine Tour PENDAHULUAN Sejak berlangsungnya konferensi dunia di bidang lingkungan hidup (Globe’90) di Vancouver Kanada, para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam bidang pariwisata mulai menaruh perhatian terhadap arti penting pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development). Data pertumbuhan pariwisata dunia semenjak 1960an sebagaimana dipublikasikan oleh World Tourism Organization (WTO) setiap tahunnya menarik perhatian banyak negara atau daerah untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja pembangunan di negara atau daerah masing-masing.

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1551

TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN

PARIWISATA SUPER

PRIORITAS DALAM PERSAINGAN GLOBAL

Akbar Prawira Bima1, Hendrawan Ahmad Jofari2, Egar Pangestu CandraWidodo3

Universitas Muhammadiyah Malang

Alamat Korespondensi: [email protected]

ABSTRAK

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan mengembangkan potensi yang ada pada

wisata 10 Bali Baru. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus. Dimana

penelitian studi kasus ini merupakan suatu penelitian kualititaf yang berusaha untuk menemukan

makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendaalam dari

suatu fenomena. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melihat berbagai literature

review yang ada, seperti jurnal-jurnal dan RKPJM dari Kementrian Pariwisata. Dalam hasil paper

yang ditemukan adalah untuk mengembangkan program 10 Bali Baru ini pemerintah

mempromosikan destinasi baru di Indonesia. Selain itu Kementria Pariwisata bekerjasama dengan

berbagai pihak yang dianggap mampu mengsukseskan program 10 Bali Baru. Hal ini dilakukan dan

menjadi fokus utama pemerintah dalam pengembangan sektor wisata dengan meningkatkan

ekonomi kesejahteraan masyarakat lokal dan perluasan lapangan pekerjaan yang nantinya dapat

membantu negara dalam pemenuhan cita-cita sesuai pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kata Kunci : Pariwisata, Pengembangan, Wisata Bahari

ABSTRACT

The writing of this paper aims to find out and develop the potential that exists in the tourism of 10

New Bali. This type of research is a case study research. Where this case study research is a quality

study that seeks to find meaning, investigate the process, and gain understanding and deep

understanding of a phenomenon. The data collection used is to look at various existing literature

reviews, such as journals and RKPJM from the Ministry of Tourism. In the results of the paper found

is to develop the 10 New Bali program the government is promoting new destinations in Indonesia.

In addition the Ministry of Tourism in collaboration with various parties deemed capable of

succeeding the 10 New Bali program. This was done and became the main focus of the government

in developing the tourism sector by increasing the economic welfare of the local community and

expanding employment that would later help the country in fulfilling its ideals in accordance with

Pancasila and the 1945 Constitution.

Keywords : Tourism, Development, Marine Tour

PENDAHULUAN

Sejak berlangsungnya konferensi dunia di bidang lingkungan hidup

(Globe’90) di Vancouver Kanada, para pemangku kepentingan (stakeholders)

dalam bidang pariwisata mulai menaruh perhatian terhadap arti penting

pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development). Data

pertumbuhan pariwisata dunia semenjak 1960an sebagaimana dipublikasikan oleh

World Tourism Organization (WTO) setiap tahunnya menarik perhatian banyak

negara atau daerah untuk mengembangkan pariwisata sebagai salah satu alternatif

untuk meningkatkan kinerja pembangunan di negara atau daerah masing-masing.

Page 2: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1552

Akan tetapi, sayangnya banyak daerah dilaporkan mengalami kegagalan dalam

pembangunan pariwisata karena kurang memperhatikan arti penting keberlanjutan

(sustainability) dimaksud. Pariwisata dinilai oleh banyak pihak memiliki arti

penting sebagai salah satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau

daerah yang memiliki keterbatasan sumberdaya alam. Untuk memaksimumkan

dampak positip dari pembangunan pariwisata dan sekaligus menekan serendah

mungkin dampak negatip yang ditimbulkan, diperlukan perencanaan yang bersifat

menyeluruh dan terpadu.

Pengembangan pariwisata di Indonesia sejalan dengan program pemerintah

dalam menggalakkan pariwisata sebagai penambah devisa negara diluar sektor

migas. Program pengembangan pariwisata yang dicanangkan sejak tahun 1988,

diharapkan mampu menarik kehadiran wisatawan domestik dan asingyang pada

akhirnya akan mendatangkan pemasukan bagi keuangan negara. Pengeluaran

belanja olehwisatawan diharapkan meningkatkan pendapatan penduduk setempat.

Keuntungan lainadalah dibangunnya infrastuktur penunjang menuju lokasi wisata

tersebut termasuk transportasi, penginapan, bahkan pertokoan.. Di samping itu,

semakin terbukanya wawasan masyarakat tentang dunia luar akibat interaksi

langsung antara penduduk setempat dengan wisatawan baik domestik maupun

asing. Pembangunan sektor kepariwisataan daerah merupakan bagian dari

pembangunan daerah secara keseluruhan. Hal ini di harapkan dapat memberikan

dampak positif seperti terbukanya kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan

daerah dan masyarakat serta dapat mengarahkan kegiatan positif bagi masyarakat

dan generasi muda. Meski mengalami pertumbuhan jumlah wisatawan baik

mancanegara maupun domestik saat ini, penyebaran wisatawan terbanyak masih

menumpuk di Bali,Jakarta dan kepuluan Riau. hanya 10 persen wisatawan yang

berkunjung ke tempat selain Bali, Jakarta dan Riau. Menurut, Hospitality

Investment Conference Indonesia 2017 (HlCl),Jadi singkatnya kalau bicara objek

pariwisata di domestik itu 50 persen datang ke Bali, 30 persen ke Jakarta dan

sekitarnya, dan 20 persen ke Kepulauan Riau, sedangkan sisanya 10 persen yg

tersebar ke tempat seperti Borobudur Toraja dan Raja Ampat. Hal ini sangat

disayangkan, karena Indonesia dengan lebih dari 17 ribu pulau, keragaman sumber

daya, dan budaya, membuat para wisatawan juga mengunjungi destinasi wisata

Page 3: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1553

selain Bali.Artinya harus ada upaya untuk penyebaran destinasi pariwisata. Oleh

karena itu, Kementerian Pariwisata telah membuat daftar sejumlah destinasi yang

ditandai dalam rencana 10 Bali Baru ini untuk dilakukan pengembangan lebih

lanjut, termasuk peningkatan kualitas bandara dan pembangunan fasilitas baru:

Danau Toba, Sumatra Utara,Tanjung Lesung, Banten,Kepulauan Seribu,

Jakarta,Pantai Tanjung Kelayang, Bangka Belitung,Candi Borobudur, Jawa

Tengah,Gunung Bromo, Jawa Timur,Mandalika, Nusa Tenggara Barat,Labuan

Bajo, Nusa Tenggara Timur,Wakatobi, Sulawesi Selatan,Pulau Morotai, Maluku

Utara. Menurut kementerian tersebut, lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan tiga hal,

dimana: Tempat-tempat ini telah memiliki daya tarik tersendiri, dan mereka akan

memberikan keuntungan dari akses yang lebih baik dan fasilitas yang lebih

memadai. namun masih memiliki jumlah pengunjung yang relatif rendah, dan kami

melihat bahwa semua tempat-tempat tersebut memiliki masalah yang serupa, yaitu

terkait akses dan infrastruktur.

Tourism Market Development Strategy Menurut Weeks et al. (2014),

keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh lima faktor: (1) perlunya

multi-stakeholder dan lembaga terkait, (2) integrasi keterampilan sains dengan

pengetahuan lokal dan manajemen berbasis masyarakat, (3) pembangunan lokal

kapasitas, (4) implementasi zonasi multi guna untuk menyeimbangkan tujuan yang

bersaing, dan (5) partisipasi dalam jaringan pembelajaran dan tata kelola. Tuntutan

pariwisata terkait erat dengan pengguna atau konsumen (mis., Wisatawan).

Wisatawan dianggap sebagai pasar karena wisatawan adalah target atau target yang

harus ditangani oleh penawaran wisata. Dengan demikian, permintaan pasar yang

dibuat oleh wisatawan sangat berpengaruh pada pengembangan pariwisata.

Tiga prinsip utama dalam sustainability development (McIntyre, 1993:

10):Ecological Sustainability, yakni memastikan bahwa pengembangan yang

dilakukan sesuai dengan proses ekologi, biologi, dan keragaman sumber daya

ekologi yang ada.Social and Cultural Sustainability, yaitu memastikan bahwa

pengembangan yang dilakukan memberi dampak positif bagi kehidupan

masyarakat sekitar dan sesuai dengan kebudayaan serta nilai-nilai yang berlaku

pada masyarakat tersebut. Economic Sustainability, yaitu memastikan bahwa

pengembangan yang dilakukan efisien secara ekonomi dan bahwa sumber daya

Page 4: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1554

yang digunakan dapat bertahan bagi kebutuhan di masa mendatang. Menurut

Godfrey & Clarke “Goals and Objectives” yang realistis adalah inti untuk

pengembangan pariwisata yang bersukses. Tourism Action Steps menyangkut siapa,

apa, dimana dan bagaimana yang menjelaskan bagaimana caranya goals and

objectives akan dilaksanakan. Tindakan pariwisata menyatakan apa yang akan

dilakukan, kapan akan dilakukan dan oleh siapa. Tourism Action Steps harus jelas

dan mempunyai jangka waktu yang ditentukan dan tujuan yang diharapkan.

Pelaksanaan tindakan itu dapat didelegasikan secara individu atau berkelompok.

Menurut Godfrey and Clarke proses membentuk strategi pariwisata terdiri dari tiga

langkah, yaitu: Mengidentifikasi Peluang dan Kendala (Berdasarkan evakuasi

pasokan dan permintaan). Menetapkan Tujuan dan Sasaran pengembangan

(Mengatasi masalah yang membutuhkan perhatian dalam jangka pendek, menengah

dan panjang).Tetapkan serangkaian langkah tindakan (Dirancang untuk mencapai

sasaran dan sasaran dalam beberapa jangka waktu tertentu).

Pengembangan destinasi pariwisata tidak hanya berfokus pada potensi daya

tarik wisata saja, namun juga harus memperhatikan aspek 3A (Accessibility,

Amenities dan Attraction). Hal ini karena aspek 3A tersebut yang menjadi

pelengkap keberadaan daya tarik wisata. Adanya daya tarik wisata saja tanpa

adanya aksesibilitas, amenitas dan fasilitas pendukung lainnya, menjadikan suatu

kawasan atau daerah tidak layak menjadi destinasi pariwisata. Ketersediaan tiga

aspek tersebut yang dapat dijadikan patokan untuk mengukur kualitas suatu

destinasi pariwisata. Pertama ,Aksesibilitas yang dapat memudahkan wisatawan

menuju lokasi wisata meliputi sarana transportasi, petunjuk arah, bandara, stasiun

atau terminal, jalan dan lain-lain. Kedua ,Amunitas yang berupa hotel dan

penginapan yang digunakan sebagai tempat menetap sementara wisatawan, restoran

atau rumah makan yang menjual makanan khas dari suatu daerah akan menjadi

ketertarikan tersendiri di mata wisatawan. Ketiga,atraksi yang berupa 1) Natural

Resources (alami) seperti gunung, danau, pantai dan bukit; 2)atraksi wisata budaya

seperti arsitektur rumah tradisional di desa, situs arkeologi, seni dan kerajinan,

ritual, festival, kehidupan masyarakat sehari-hari, keramahtamahan, makanan; dan

3)atraksi buatan seperti acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi dan lain-

lain.

Page 5: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1555

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian terkait strategi

pengembangan destinasii pariwisata Strategi tersebut terkait dengan upaya yang

tepat dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi. Indonesia menargetkan 15 juta

kedatangan wisatawan pada akhir tahun ini, sehingga sektor tersebut dapat

memberikan kontribusi sebesar 13 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.Untuk

memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dilakukan secara efisien,

kementerian pariwisata telah menyediakan proses proyek persetujuan, yang

sebelumnya bekerja sama dengan berbagai pemerintah setempat.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemerintah dalam menata pariwisata super prioritas bidang wisata

bahari

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui usaha pemerintah dalam menata pariwisata super prioritas

bidang wisata bahari

LITERATUR REVIEW

Penelitian ini menggunakan acuan dari beberapa penelitian terdahulu yang

sejenis,yaitu :

Anang(2018) meneliti tentang pentingnya pariwisata karena dapat

membangkitkan kembali ekonomi masyarakat di sekitar tempat wisata. Provinsi

Sumatera Utara, yang meliputi Medan, menunjukkan potensi besar untuk

pengembangan wisata bahari. Namun, itu tidak berjalan optimal. Selain itu,

infrastruktur dan sumber daya manusia yang berkualitas buruk juga menjadi

ancaman bagi wisata bahari di Indonesia.

Metodologi penelitian ini melibatkan metode kualitatif dan menggunakan

diskusi kelompok terarah (FGD) untuk mendapatkan data dari 25 agen perjalanan

informan di Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini menemukan bahwa

strategi pemasaran memerlukan dukungan yang konsisten dari pemerintah dan agen

perjalanan. Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah

menjadi salah satu elemen terpenting dalam pengembangan strategi pemasaran.

Marceillia (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, Pariwisata dapat

didefinisikan sebagai seluruh kegiatan oleh orang yang melakukan perjalanan untuk

Page 6: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1556

tinggal di satu tempat di luar kegiatan sehari-hari karena tidak lebih dari satu tahun

untuk liburan, bisnis, dan keperluan lainnya. Ekowisata seperti yang disebutkan

dalam UU No.9 tahun 1990, pasal 16 sebagai objek obyek untuk wisata yang

menarik dapat didefinisikan sebagai perjalanan unik di taman nasional, hutan dan

wisata alam. Wisata teluk dan wisata bahari merupakan bagian dari Ekowisata.

Pengembangan wisata bahari secara umum merupakan upaya untuk

mengembangkan dan menggunakan objek wisata dan wisata bahari di laut

Indonesia. Pola perilaku konsumen dari wisatawan, mereka tidak fokus pada waktu

luang menikmati matahari, laut dan pasir tetapi berubah menjadi pariwisata yang

lebih tinggi, yaitu menikmati produk atau ciptaan budaya dan warisan. Daripada

alam atau ekowisata dari satu tempat ke negara lain. Perubahan ini perlu dijaga

dengan banyak pengembangan produk pariwisata serta promosi pada pemerintah

dan investor mandiri. Kegiatan wisata bahari akan membutuhkan investasi besar,

kondisi, dan hukum. Untuk menangani semua masalah kompleks ini dengan

optimal, perlu mengatur regulasi agar menggunakan potensi laut untuk kegiatan

pariwisata dalam pengembangan pariwisata bahari. Indonesia sangat kaya dengan

aset laut yang dapat digunakan atau diorientasikan, sehingga paradigma

pengembangan wisata bahari harus segera ditangani dengan regulasi dari semua

pihak, untuk mengeksplorasi semua potensi wisata bahari melalui perencanaan

strategis dengan mematuhi prinsip penyelamatan.

Alghisna (2017) Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi daya dukung

sebagai kondisi supply, mengestimasi kondisi demand dan nilai ekonomi kawasan,

serta merumuskan strategi kebijakan pengembangan wisata bahari secara

berkelanjutan di Pantai Kuta (Lombok Tengah) dengan model dinamik.Hasil

penelitian menunjukkan jumlah wisatawan di Pantai Kuta masih di bawah dari daya

dukungnya, sehingga adanyaupaya untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Hasil

analisis permintaan berdasarkan TCM adalah Rp 8.614.874.595/tahun dengan

ratarata surplus konsumen sebesar Rp 42.250 dengan jumlah 203.899 wisatawan

pada tahun 2015. Berdasarkan analisis kelayakan finansial seperti NPV, Net B/C,

dan IRR dapat disimpulkan bahwa usaha pariwisata di Pantai Kuta layak secara

finansial dan ekonomi.

Page 7: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1557

Rizki (2018) Indonesia memiliki banyak potensi wisata bahari untuk

dikembangkan, tetapi telah terjadi penurunan kunjungan yang signifikan ke tujuan

wisata bahari utama di Indonesia, salah satunya adalah Provinsi Banten. Di antara

berbagai faktor yang menyebabkan menurunnya kunjungan wisatawan, strategi

promosi yang lemah diduga patut diperhatikan. Penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis strategi dan kegiatan promosi mengenai Provinsi Banten selama tiga

tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi promosi tidak

konsisten dengan kekuatan dan peluang yang dibutuhkan Provinsi Banten dan

kelemahan serta ancaman yang harus diatasi untuk menjadi tujuan wisata

terkemuka di Indonesia.

Di indonesia pada era yang sekarang ini yang menjadi perhatian dunia yaitu

keindahan alam yang berada di indonesia sehingga mau tidak mau pemerintah

perlu megembangkan SDA (Sumber Daya Alam) ini sehingga dapat dimanfaatkan

negara baik untuk kepentingan negara maupun kepentingan umum yaitu

masyarakat. Dalam hal ini tentu saja pemerintah perlu memikirkan ataupun

membuat strategi ataupun perencanaan yang perlu dilakukan untuk mengenalkan

sekaligus megembangkan tempat-tempat yang mempunyai peluang untuk dijadikan

sebagai tempat wisata yang nantinya akan mendorong perekonomian yang ada di

indonesia. Bagi kementerian pariwisata sendiri sudah mengupayakan pemilihan

tempat tersebut dengan hasil terbentuknya 10 tempat pariwisata yang ingin

dijadikan sebagai suatu objek wisata seperti yang di bali yaitu Danau Toba, Sumatra

Utara,Tanjung Lesung, Banten,Kepulauan Seribu, Jakarta,Pantai Tanjung

Kelayang, Bangka Belitung,Candi Borobudur, Jawa Tengah,Gunung Bromo, Jawa

Timur,Mandalika, Nusa Tenggara Barat,Labuan Bajo, Nusa Tenggara

Timur,Wakatobi, Sulawesi Selatan,Pulau Morotai, Maluku Utara.

Namun dengan terbentuknya 10 tenpat pariwisata yang nantinya akan

dikembangkan oleh kementerian pariwisata ini tentu memiliki pernasalahan -

permasalahan yang akan muncul dalam hal ini ada 3 kategori yang menjadi

permasalahan yang akan perlu dibahas dalam pengembangan tempat objek wisata

ini yaitu : yang pertana atraksi, di dalan atraksi ini pemerintah perlu menentukan

pariwisata apa yang akan digunakan ataupun ingin diperkenalkan di dalam 10

tempat pariwisata bali baru ini yang perlu kita ketahui bahwa dalam 10 objek wisata

Page 8: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1558

yang akan dikembangkan oleh kementerian pariwisata ini memiliki berbagai

macam kebudayaan yang berbeda sehingga perlu adanya pemerintah untuk

memilah mana yang akan di pakai dalam menarik minat wisatawan baik itu

wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Dalam RPJPN kementerian

pariwisata poin 22 dijelaskan bahwa kepariwsataan dikembangkan agar mampu

mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra indonesia, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja.

Dengan begitu membuka potensi nasional sebagai wilayah bahari terluas di dunia

secara arif dan berkelanjutan, sehingga pemerintah perlu memiliki strategi ataupun

rencana yang dapat diandalkan. Yang kedua yaitu Aksesbilitas dalam pengertian ini

dalam mewujudkan suatu tempat ataupun objek wisata yang akan dilakukan seperti

bali yaitu perlunya askes yang dapat dengan mudah diakses oleh para wisatawan

lokal khususnya wisatawan dari mancanegara sehingga perlu adanya peran

pemerintah dalam hal ini untuk memberikan akses kepada para wisatawan sehingga

dapat sampai di tujuan dengan aman dan cepat dalam hal ini berfokus bagaimana

pemerintah sendiri dapat mengatur ataupun menyiapkan akses tersebut dalam

waktu yang singkat dan dapat dengan mudah di akses dalam hal ini pemerintah

perlu memastikan kondisi jalan apakah layak ataupun tidak, rute perjalanan yang

harus dilalui oleh para wisatawan sehingga pada saat wisatawan nantinya akan

tempat wisata tersebut tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan terus

tersedianya transportasi yang memadai di tempat objek wisata tersebut sehingga

para wisatawan tidak perlu lagi kesulitan dalam bepergian dalam hal ini tentu saja

pemerintah perlu memikirkan hal tersebut seperti kendaraan apa saja yang cocok

digunakan dalam melintasi jalan tersebut agar dapat sampai ketempat tujuan dan

juga apakah pemerintah dapat bekerjasama dengan sektor privat dalam mengelola

transportasi ini dikarenakan tidak semua hal bisa dilakukan oleh pemerintah

sendirian perlu adanya kerja sama dengan sektor publik dalam mengelola tempat

objek wisata ini yang nantinya akan dijadikan sebagai bali baru. Yang ketiga yaitu

Amenitas, dalam amunitas ini sendiri yang menjadi permasalahan yaitu bagaimana

pemerintah dapat menyiapkan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh para

wisatawan pada saat berwisata seperti listrik,air,jaringan makanan dll. Dalam hal

ini pemerintah perlu menyiapkan sehingga pada saat berwisata nanti para

Page 9: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1559

wisatawan tida perlu bingung apabila kehabisan kebutuhan individunya dalam hal

ini yang di capai oleh amunitas ini dalam mengembangkan suatu tempat objek

wisata agar terpenuhnya rasa nyaman dikarenakan apabila sudah memenuhi rasa

nyaman dalam berwisata ini maka para wisatawan akan datang terus menerus ke

tempat tersebut dan dengan terpenuhinya kebutuhan para wisatwan ini maka akan

mengundang para wisatawan baru lagi sehingga dapat meningkatkan jumlah

pengungjung dalam hal akan sangat menguntungkan negara maupun masyarakat

lokal. Dalam amenitas ini juga perlu dilakukan pengawasan oleh pemerintah

sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal amunitas

juga pemerintah perlu menyediakan tempat menginap ataupun menentukan

nantinya lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai wilayah pembangunan hotel dan

restoran yang tidak merusak alam dikarenakan pemerintah juga perlu memerhatikan

proses pembangunan apalagi dalam pengembangan 10 tempat objek wisata ini yang

juga memerlukan biaya yang banyak agar tidak merusak ekosistem yang sudah di

jaga.

Ketiga hal tersebut menjadi suatu permasalahan yang nantinya akan

dihadapi pemerintah dalam hal ini kementerian pariwisata nantinya dalam

mengembangkan suatu tempat objek wisata yang ingin diperkenalkan kepada dunia

bahwasanya indonesia memiliki tenpat objek wisata yang tidak kalah bagusnya

dengan negara lain. Pengembagan tempat objek wisata ini tidak hanya

dikembangkan namun perlu juga dijaga sehingga menjadi tugas bagi pemerintah

lagi dalam proses pengawasan dalam hal ini sebagai pengawas sehingga para

wisatawan tidak merusak tempat-tempat objek wisata yang sudah dikembangkan

dengan saat baik nantinya. Selain itu pemerintah perlu melakukan sosialisasi

kepada masyarakat yang berada ataupun bertempat tinggal di dekat daerah objek

wisata dikarenakan perlu adanya komunikasi antara masyarakat setempat dengan

pemerintah sehingga dapat berjalan dengan baik nantinya dalam mengelola objek

wisata ini. Dan yang menjadi hal terakhir dalam pernasalahan yang dihadapi oleh

pemerintah yaitu promosi, dalam hak ini bagaimana pemerintah dalam

memperkenalkan tempat wisata ini kepada wisatawan lokal maupun mancanegara

sehingga dapat menarik perhatian dalam hal ini perlu adanya perkenalan yang

dilakukan oleh pemerintah kedunia bahwa di indonesia telah ditenukan atau telah

Page 10: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1560

dikembangkan tempat-tempat objek wisata yang dapat bersaing dengan dengan

tempat wisata yang ada di negara lain maka dari itu pemerintah dalam hal ini perlu

melakukan lintas sektoral dengan beberapa kementerian dalam mempromosikan

objek wisata ini dikarenakan untuk memenuhi target pengunjung pertahun yang

menjadi patokan pemerintah apabila total pengunjung yang datang sudah mencapai

standar pemerintah yang sudah ditetapkan bahkan melebihi jumlah yang sudah

ditetapkan barulah pemerintah dapat dikatakan berhasil dalam mengembangkan

suatu objek wisata dalam hal ini pencapaian yang dilakukan dapat mendapat

imbalan yang menguntungkan kedua belah pihak baik dari pihak pemerintah sendiri

maupun dari masyarakat lokal.

Dalam hal ini yang menjadi fokus utama pemerintah dalam pengembangan

sektor wisata yaitu peningkatan ekonomi.kesejahteraan masyarakat lokal dan

perluasan lapangan pekerjaan yang nantinya dapat membantu negara dalam

pemenuhan cita-cita sesuai pancasila dan UUD 1945 maka dari itu dengan adanya

pengembangan penelitian ini dapat menjadi suatu pemahaman akan permasalahn

yang akan dihadapi oleh pemerintah dalam pengembagan suatu objek wisata

khususnya 10 tempat objek wisata yang dijadikan 10 bali baru oleh pemerintah.

METODE PENELITIAN

What : Judul riset Kabinet Kementerian Pariwisata dan tentang apa program

ini

Peningkatan wisata bahari dalam 10 bali baru : dimana pemerintah dan

masyarakat indonesia berupaya untuk menjaga dan melestarikan warisan struktur

dan pembentukan bumi, sekaligus untuk memperoleh manfaat yang berkelanjutan

dengan adanya warisan tersebut. Pemerintah berupaya untuk mengembangkan dan

melakukan pembangunan wisata untuk menjadi daya tarik parawisatawan lokal

maupun mancanegara. Perkembangan wisata khususnya yang ada di Indonesia,

pada tahun 2016 pemerintah memperioritaskan 10 tempat wisata, pemerintah dalam

menyebut 10 tempat wisata sebagai 10 Bali Baru, dimana destinasi mampu

mendatangkan para wisatawan untuk menyaingi pulau Bali. Pemerintah berupaya

untuk mengembangkan destinasi wisata bukan hanya di bali tetapi wisata yang ada

di indonesia. Maka dari itu pemerintah berupaya untuk mengembangkan dan

Page 11: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1561

memanfatkan destinasi wisata 10 bali baru menjadikan tempat wisata bahari yang

mempunyai daya tarik tersendiri.

When : Waktu dilakukan riset kabinet Kementerian Pariwisata

Riset kabinet ini dilakukan pada bulan februari 2019 hingga bulan mei 2019.

Adapun penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan literature review

berupa pengumpulan 20 jurnal terkait judul program Kementerian Pariwisata.

Where : Objek riset kabinet Kementerian Pariwisara

Adapun sesuai dengan judul pada program yang diusungkan oleh cabinet yaitu “

Peningkatan Wisata Bahari dalam 10 Bali Baru”, maka berikut ini merupakan peta

terkait objek riset kabinet :

Dimana peta diatas merupakan lokasi pengembangan wisata bahari pada 10

bali baru. Adapun pengembangan wisata bahari dalam 10 bali tersebut terbagi pada

beberapa daerah di Indonesia seperti yang terlihat pada gambar peta diatas.

Who : Subjek pada riset kabinet Kementerian Pariwisata

Dimana pada program yang berjudul “Peningkatan wisata bahari dalam 10

bali baru” ini yang menjadi subjek yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta.

Dimana pemerintah disini yaitu Kementerian Pariwisata sebagai pengusung

program terkait pengembangan maritime Indonesia, yang mana Kementerian

Pariwisata juga melakukan kerjasama dengan beberapa kementerian lainnya,

seperti pada tabel dibawah ini

Lintas Sektoral Bentuk Kerja Sama

Kementerian PUPR Membangun pembangunan

Kementerian Dalam Negeri Perizinan buka usaha disekitar daerah

wisata

Kementerian Kelautan dan

Perikanan

Menjaga ekosistem laut

Page 12: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1562

Kementerian Luar Negeri Promosi wisata diluar negeri

Polisi air Menjaga keamanan di sekitar daerah

wilayah wisata air

BMKG Peringatan Dini Bencana

Sedangkan untuk responden pada riset kabinet, dimana riset ini melibatkan

masyarakat di sekitar lokas 10 bali baru. Adapun masing-masing daerah

menggunakan 5 orang responden. Kemudian keterlibatan pihak swasta dalam

program ini yaitu sebagai investor.

How : Upaya dan solusi yang diberikan

Pemerintah dalam mengembangkan destinasi wisata tersebut

mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan wisata

tersebut agar lebih populer dengan merumuskan strategi-strategi untuk mendukung

tempat tersebut. Maka pemerintah berupaya untuk memecahkan permasalahan

untuk meminimalisr ancamanan bagi para wisatawan baik ancaman alam maupun

non-alam. Dengan begitu akan terciptanya kondisi yang baik dan terciptanya

alternatif wisata yang belum atau kurang di kembangkan sehingga parawisatawan

tidak ragu untuk mendatangi destinasi tersebut. Maka dari dengan adanya

pengembangan dan pemanfaat destinasi wisata 10 bali baru, perlu adanya timbal

balik atau respon dari masyarakat atau para wisatawan mengenai wisata bahari 10

bali baru. Dengan adanya destinasi wisata bahari 10 bali baru di harapkan akan

memberikan dampak yang baik atau signifikan bagi perekembangann wilayah serta

untuk menunjang perekonomian di tengah tengah masyarakat.

Indonesia sebagai Negara kepulauan tentunya akan memiliki potensi yang

besar dalam industri maritim. Dalam industri maritim banyak yang dapat

dikembangkan mulai dari sistem pertahanan, perkapalan, kebutuhan pangan,

ekonomi, perhubungan, lintasan pengiriman barang dan jasa, dan lain sebagainya.

Dengan kelebihan inilah yang menjadikan Presiden Joko Widodo ingin menjadikan

Indonesia sebagai poros maritim dunia. Pariwisata merupakan salah satu sektor

yang menyumbang devisa terbanyak. Oleh karena itu, pengembangan sektor

pariwisata sanga digencarkan oleh pemerintah. Letak Indonesia yang strategis

sangat menguntungkan, mulai dari terletak di garis khatulistiwa, terletak dia antara

Page 13: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1563

dua benua, Benua Asia dan Benua Australia, hingga di apit oleh dua samudera,

yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Indonesia memiliki kekayaan dan keindahan alam yang sangat beragam.

Mulai dari darat hingga perairan Indonesia memiliki semuanya di seluruh wilayah

tanah air, dari Sabang hingga Merauke. Di dalam sektor pariwisata maritim sendiri

Indonesia memiliki banyak objek wisata yang sudah banyak diakui keindahannya

oleh dunia. Beberapa destinasi wisata favorit wisatawan asing adalah Pulau Bali,

Pulau Lombok, Wakatobi, Raja Ampat, Pulau Komodo, dan masih banyak destinasi

lain.

Untuk meningkatkan parawisita ini pemerintah sedang mengembangkan

program 10 Bali Baru. Yaitu program pemerintah untuk mempromosikan destinasi

baru di Indonesia yang tidak kalah eksotis dari Bali. Program ini memperkenalkan

destinasi Bali baru tetapi tetap mempertahankan kelestarian alam dan budaya yang

ada. Bukan membuat destinasi yang sama dengan Bali. Karena hingga sekarang

Bali masih menjadi primadona di kalangan wisatawan. 10 Bali Baru ini mencakup

Morotai, Lombok, Bromo, Tanjung Lesung, Wakatobi, Labuan Bajo, Danau Toba,

Mandalika, Kepulauan Seribu, dan Candi Borobudur. Jika dilihat dari 10 destinasi

pariwisata ini delapan di antaranya termasuk dalam wisata maritim.

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata melakukan promosi gencar-

gencaran untuk memperkenalkan destinasi 10 Bali Baru ini kepada dunia ataupun

nasional. Setiap objek memiliki daya tarik dan karakteristik yang berbeda-beda.

Untuk menarik wisatawan bahwa Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang

dapat dinikmati bahkan menemukan sensi yang berbeda di setiap daerahnya. Untuk

memajukan program ini pemerintah semakin gencar memperbaiki sarana dan

prasarana untuk menuju destinasi tersebut. Mulai dari petunjuk arah, akses ke

destinasi pariwisata, informasi tentang destinasi, kegiatan yang dapat dilakukan,

penginapan dan lain sebagianya. Kementerian pariwisata senderi telah melakukan

banyak kerja sama dengan berbagai pihak demi mensukseskan program ini.

Ada tiga masalah yang harus diselesaikan demi membuka jalur bagi

program 10 Bali Baru, yaitu aksesibilitas, atraksi, dan amenitas. Aksesibilitas

adanya kemudahan untuk mencapai destinasi tersebut, karena berbicara tentang

maritim yang tentunya berhubungan dengan perairan apakah telah tersedia

Page 14: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1564

penyebarangan antar pualau, akses jalan, dermaga dan lain sebagainya. Atraksi,

maksud atraksi di sini adalah hal-hal yang ditawarkan setiap destinasi untuk

menarik pengunjung. Misalnya, acara adat pesisir, kegiatan di air, dan lain

sebagainya. Amenitas yaitu segala kebutuhan wisatawan berupa fasilitas ataupun

akomodasi dapat terpenuhi.

Pemerintah tinggal perlu mengembangkan potensi yang ada hingga. Karena

dengan program ini pemerintah tidak hanya memajukan pariwisata Indonesia. Tapi,

pemerintah juga dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar karena dapat menjadi

lapangan pekerjaan baru. Pesona Indonesia terutama kekayaan maritimnya akan

mampu membius siapa saja untuk betah berlama-lama. Contoh saja banyak yang

berkunjung ke Wakatobi ataupun Raja Ampat karena mendengar keindahan karang

yang ada di perairan Indonesia. Danau Toba yang terbentuk dari letusan gunung.

Panorama yang ditawarkan pantai-pantai di Indonesia akan sulit ditemui di Negara

manapun.

Peningkatan ini perlu dilakukan demi manarik banyak minat wisatawan.

Bahwa Indonesia memiliki banyak pesona mulai dari orang-orangnya, alam dan

kebudayaan. Wisata maritim menjadi prioritas pengembangkan karena Indonesia

yang memiliki sekitar ± 17.000-an pulau baik kecil maupun besar. Yang tentunya

memiliki potensi yang sama. Alasan Kementerian Pariwisata untuk gencar-

gencarnya membangun program ini adalah jika dilihat dari total 100% wisatawan

asing yang masuk ke Indonesia sebanyak 50%-nya pergi ke Bali. Artinya banyak

wisatawan yang tertumpuk di sana. Oleh karena itu perlu penyebaran wisatawan,

dengan mempromosikan destinasi yang Indonesia miliki. Destinasi yang tidak

kalah indahnya dengan pulau Dewata.

Selain itu Indonesia sebagai Indonesia termasuk sebagai segitiga terumbu

karang dunia, yang artinya Indonesia memiliki keindahan bawah laut yang sangat

menakjubkan. Dan banyak dari satwa bahwa laut yang kebanyakan ada di perairan

Indonesia yang tidak ditemukan di laut lain. Kelebihan inilah yang harus

dimanfaatkan oleh pemerintah menarik wisatawan. Terutama para wisatawan

mancanegara yang menyukai keindahan alam. Ini menjanjikan jika pariwisata

maritim dikembangkan dengan maksimal. Selain mendatangkan finansial yang

menguntungkan, terbukanya lapangangan pekerjaan akan memberikan dampak

Page 15: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1565

positif bagi kehidupan sosial masyarakat. Perkembangan demi perkembangan telah

ditunjukkan dari destinasi yang menjadi priotitas utama ini. mulai dari fasilitas yang

semakin baik, akses yang mudah, serta informasi yang dapat diakses oleh

wisatawan. Selain promosi yang gencar dilakukan di berbagai event nasional

maupun internasional. Kerjasama melalui berbagai pihak juga dilakukan, travel

agent, hotel, restoran, dan lain-lain.

Setelah promosi tentang 10 Bali Baru ini berlangsung, memang telah terjadi

peningkatan pada objek wisata yang menjadi prioritas. Keindahan alam yang

dimiliki dan menjadi daya tarik Indonesia telah memberikan suatu peluang yang

memberikan Indonesia kesempatan untuk berkembang lebih lagi. Manusia, alam,

dan budaya yang ada telah memberikan nama yang indah bagi Indonesia. Terutama

pariwisatanya yang telah di kenal dunia yang memiliki banyak keindahan dan

jarang ditemui di Negara lain kecuali berkunjung ke Indonesia.

Usaha pemerintah memberikan perhatian terhadap sektor wisata. Terutama

wisata yang berbau maritime yang menjadi kelebihan bagi sektor pariwisata.

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak pulau dan

menjadi salah satu dari setiga terumbu karang dunia. Dengan adanya kelebihan ini

yang harus dilakukan adalah dikembangkan dan dirawat. Tentunya hal ini tidak

bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, perlu bantuan dari berbagai pihak agar

program tersebut bisa berjalan dengan baik. Wisatawan sekarang banyak memilih

wisata berbau alam. Yang tentunya keindahan alam merupakan sesuatu yang

mengalami proses yang panjang dan mempunyai ciri khas yang berbeda-beda.

Adanya program 10 Bali Baru ini bukan mengubah destinasi yang ada menjadi

seperti Bali tetapi menunjukkan bahwa ada destinasi berbeda yang memiliki pesona

tak kalah seperti Bali dan memiliki karakteristik yang berbeda di setiap

destinasinya.

KESIMPULAN

Sebagai negara kepualuan, tentunya industri maritim di Indonesia

merupakan suatu hal yang menjadi salah satu daya tarik dari negara

tersebut,industri tersebut datang dari berbagai sektor mengingat tata letak Indonesia

yang sangat strategis, beberapa program mulai dicanangkan mulai dari ketahanan,

pangan, ekonomi serta jasa menjadi salah satu fokus yang digagas oleh negara

Page 16: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1566

Indonesia, namun dari sekian sektor maritim khusunya pariwisata lah yang paling

gencar untuk dilakukan mengingat sektor ini menjadi salah satu penyumbang

devisa tertinggi.Indonesia sudah dikenal memiliki potensi alam yang sangat kaya

mulai dari pegunungan hingga daratan hal ini kita ketahui karena letak indonesia

yang sangat strategis dari segi wilayah dan geografis.Dari sektor pariwisata dari

sektor maritim tentunya pesona Bali dan Lombok telah menjadi pionir dalam sektor

parwisata untuk maritim di seantero dunia, kedua wilayah ini adalah destinasi yang

paling terekspose dari sektor pariwisata.Namun, sebagai negara kepulauan tentunya

bukan hanya kedua destinasi tersebut yang dimiliki oleh Indonesia, mengingat

indonesia adalah negara kepulauan, tentunya masih banyak destinasi-destinasi yang

berpotensi menjadi salah satu favorit destinasi selanjutnya, oleh karena itu

Pemerintah menggiatkan suatu program yang dinamakan 10 Bali baru, program ini

bukan saja sebagai destinasi yang sama dengan Bali melainkan beberapa wilayah

yang memiliki potensi-potensi besar untuk menjadi primadona selanjutnya,

wulayah ini diantaranya : Borobudur, Lombok, Wakatobi, Kepulauan

Seribu,Mandalika,Tanjung Lesung,Morotai,Labuan Bajo,Bromo dan Danau Toba

yang sebagian besar diantaranya terdapat di sektor perairan. Dalam program ini

tentunya pengenalan dan promosi menjadi suatu faktor penting agar wisatawan

tertarik mengunjungi destinasi tersebut mengingat setiap destinasi memiliki

karakteristik dan keunikanya di setiap masing-masing daerahnya mencaakup segala

budaya dan keindahan alamnya.Untuk melancarkan gagasanya tentunya bukan saja

dari sisi promosi melainkan pembenahan dalam berbagai sektor mencakup

infrastuktur, sarana prasarana dan kerjasama dari pemerintah daerah terebut

menjadi faktor yang sangat penting dalam pelaksanaanya, mengingat sebagai

destinasi baru harusnya memiliki segala kebutuhan yang ada sehingga menarik

perhatian dari wisatawan lokal mapun kuar negeri

Dalam usaha menjalankan rencana ini, tentunya tidak lepas dari berbagai

hambatan ,untuk sektor pariwisata ini hambatan yang ditemukan adakah dari

aksebilitas,atraksi dan amenitas untuk segi aksebilitas dan amenutas mencakup

infrastukur dan segala akomodasi yang dibutuhkan mengingat sektor yang paling

difokuskn adalah maritim, untuk atraksi tentunya sudah menjadi kewajiban setiap

destinasi, karena bukan hanya keindahan alam nya saja yang dicari melainkan

Page 17: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1567

kuktur dan budaya dari tiap-tiap daerah.Rencana ini tentunya bukan hanya

berdampak positif bagi bidang pariwisata saj tetapi mencakup bidang ekonomi

sekaligus, karena dengan terbukanya destinasi-destinasi baru memungkinkan juga

terciptanya lapangan pekerjaan dari daerah-daerah yang berpotensi tersebut, hal itu

juga turut membantu meningkatkan ekonomi daerah, serta otomatis mengurangi

tingkat oengangguran yang tentunya menjadi hal yang sangat positif.Hal ini

merupakan terobosan baru, terlepas dari kekayaan alam Indonesia yang beragam

namun selama ini hanya bertitik pada Bali, oengembangan tentunya sangat

diperlukan karEena banyak destinasi yang belum terjamah, apalagi untuk dari

wisata bawah laut mengingat Indinesia memounya salah satu terumbu karang yang

terbaik di dunia yang harusya bisa dimaksimalkan dengan baik

Berkembangnya pariwisata maritim tentunya mempunyai banyak dampak

yang positif,selain menambah devisa negara, terbukanya destinasi di berbagai

daerag juga memperbaiki kondisi ekonomi daerah masing-masing yang tentunya

berdampak pada kemajuan daerah itu sendiri. Indonesia sebagai poros maritim

dunia didukung oleh luas wilayah pesisir dan pesisir. Wilayah pesisir adalah

wilayah daratan yang berbatasan dengan laut, dengan batas daratan meliputi

wilayah yang tergenang atau tidak tergenang dan masih dipengaruhi oleh proses

laut seperti pasang surut dan lainnya. Wilayah Pesisir dinamis dan rentan dengan

perubahan lingkungan baik oleh proses alami maupun aktivitas manusia. Pesisir

sebagai daerah peralihan antara ekosistem darat dan lautan adalah kawasan di

permukaan bumi yang sebagian besar penduduknya padat.

Ujali (1989) menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata didasarkan pada

sifat, kemampuan, fungsi, ruang jangkauan pemasaran yang akan dicapai. Adapun

alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah yaitu untuk tujuan

wisata, dan ada kaitannya dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara

tersebut (Oka A Youti, 1990). Selain itu pengembangan pariwisata juga mempunyai

tujuan yaitu untuk memperoleh nilai- nilai ekonomi positif sebagai katalisator

dalam pembangunan ekonomi pada beberapa sektor yang ada. Untuk

mengembangkan setiap sektor pembangunan, sebagai landasan awal juga harus

mengetahui kondisi ekonomi pada masa mendatang karena akan menjad

Page 18: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1568

landasannya. Selain itu perlu diperhatikan bahwa perencanaan ssangat diperlukan

unit besaran tertentu (Oka A Youti, 1990).

Menurut Weeks et al. (2014), keberhasilan pengembangan pariwisata

ditentukan oleh lima faktor:

1) perlunya multi-stakeholder dan lembaga terkait,

2) integrasi keterampilan sains dengan pengetahuan lokal dan manajemen

berbasis masyarakat,

3) pembangunan lokal kapasitas,

4) implementasi zonasi multi guna untuk menyeimbangkan tujuan yang bersaing,

dan

5) partisipasi dalam jaringan pembelajaran dan tata kelola. Tuntutan pariwisata

terkait erat dengan pengguna atau konsumen.

Kelima factor ini sangat mempengaruhi para wisatawan asing maupun

wisatawan domestic untuk melakukan wisata bahari, karena seperti yang kita tahu

factor – factor yang sangat mempengaruhi satu tempat wisata adalah aksesbilitas

dimana ini adalah komponen terpenting dalam suatu pelaku wisata, pemerintah di

tuntut untuk mampu melakaukan kerja sama dengan para inverstor asing atau multi

stakeholoder untuk membangun suautu pelayanan yang memang memudahkan para

wisatawan ketika berkunjung ke daerah itu. Yang tidak kalah penting adalah

masyarakat di sekitar tempat wisata tersebut, karena membuka atau

mengembangkan suatu tempat maka juga membukalapangan pekerjaan, dari sini

masyakat dilatih sosialdan skil untuk kepentingan dan kenyamanan para wisatawan.

Keamanan maritim merupakan perhatian utama di Asia Pasifik, namun

penuh dengan "masalah jahat" yang sangat rumit yang sejauh ini menentang solusi.

Ini termasuk interpretasi yang berbeda dari Hukum Laut yang mendasari keamanan

maritim regional, kurangnya ketertiban di laut, banyak klaim yang bertentangan

dengan yurisdiksi maritim, implikasi dari peningkatan aktivitas angkatan laut di

wilayah tersebut dan kurangnya batas laut yang disepakati. Menurut Londynsky

dari Matson Navigation, untuk meningkatkan keamanan maritim, dua hal harus

terjadi. Pertama, Departemen Keamanan Dalam Negeri harus menemukan cara

untuk berbagi informasi ancaman aktual dengan komunitas operator sehingga

ancaman sebenarnya dapat dikuantifikasi. Ini akan membantu kami dalam.

Page 19: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1569

Teori komponen pariwisata menyatakan bahwa pariwisata terdiri dari

berbagai sumber daya potensial yang terkandung dalam area tertentu yang dapat

dikembangkan menjadi tempat wisata (Mowforth & Munt, 2015, Weaver, 2006).

Oleh karena itu, dalam konteks pengelolaan kawasan wisata bahari, prinsip-prinsip

dasar yang harus dikembangkan adalah (1) prinsip kepemilikan bersama, (2) prinsip

kerja sama, dan (3) prinsip tanggung jawab bersama ( Valentine, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

Asworo, listiana. (2018). Economic Development-Based on Local Tourism in

Yogyakarta. Journal of Local Government Issues, 1(1),105-126,

DOI: https://doi.org/10.22219/logos.Vol1.No1.105-126.

Briandana, R., Doktoralina, C. M., & Sukmajati, D. (2018). Promotion analysis of

marine tourism in Indonesia: A case study. European Research Studies

Journal, 21(1), 602-613.

Sutono, A., Briandana, R., Doktoralina, C. M., Rekarti, E., & Dwityas, N. A.

(2018). Exploration of Marine Tourism in North Sumatra: An Analysis of

Promoting Tourism. Journal of Social Studies Education Research, 9(4), 185-

197.

Rustam, I. (2016). Tantangan ALKI dalam Mewujudkan Cita‐cita Indonesia

sebagai Poros Maritim Dunia. Indonesian Perspective, 1(1), 1-21.

Brotosusilo, A., Apriana, I. W. A., Satria, A. A., & Jokopitoyo, T. (2016). Littoral

and coastal management in supporting maritime security for realizing

Indonesia as world maritime axis. In IOP Conference Series: Earth and

Environmental Science (Vol. 30, No. 1, p. 012016). IOP Publishing.

Mahardika, A. (2018). Fundraising Berbasis Website Vitamin Sea: Program

Inovatif Pengeksploran Dan Promosi Destinasi Wisata Bahari Untuk

Mensukseskan Pesona Indonesia (Wonderful Indonesia) Dalam

Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia.

Wahidah, Syafrieyana, Sukmana. (2020). Collaboration with Pentahelix Model in

Developing Kajoetangan Heritage Tourism in Malang City. Journal of

Page 20: TANTANGAN INDONESIA DALAM PENATAAN PARIWISATA …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

1570

Local Government Issues, 3 (1), 1-17,

DOI: https://doi.org/10.22219/logos.v3i1.10699.