taken from
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Taken From
1/18
Taken from:http://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-
partikel.html#ixzz2jRvVOKAo
Grace
Cara Penentuan Ukuran Partikel Menggunakan Mikroskop
at7:30 PMLabels:farmakognosi analitik,praktikum,teknologi likuid-semisolida,teknologi
steril,ujian apoteker
Untuk mengukur partikel yang tidak nampak secara visual, kita dapat menggunakan bantuan
mikroskop. Selain mikroskop, perlengkapan penting yang harus disediaakan adalah lensa okuler
dan kaca objek khusus yang namanya ocular and stage micrometer. Penggunaan alat ini pernah
disinggung dalam kuliah Farmakognosi Analitik dalam topik mengukur ukuran serbuk. Namunyang akan saya tulis di sini adalah penggunaannya dalam evaluasi sediaan (sediaan dalam sistem
terdispersi dan sediaan yang dipersyaratkan jumlah partikel dengan ukuran tertentu). Penentuan
ukuran partikel ini digunakan dalam evaluasi sediaan dengan sistem terdispersi. Yang akanditentukan adalah distribusi ukuran partikel dalam sediaan dispersi tersebut. Selain itu, juga
untuk menentukan jumlah partikel dengan rentang ukuran tertentu pada salep mata.Untuk ulasan
mengenai evaluasi distribusi ukuran partikel dan evaluasi jumlah partikel dalam salep mata bisa
klik di sini.
Pada lensa mikrometer okuler (ocular micrometer) terdapat garis-garis yang diberi angka
(ukuran), maksudnya seperti gambar berikut:
http://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.html#ixzz2jRvVOKAohttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.html#ixzz2jRvVOKAohttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.html#ixzz2jRvVOKAohttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.html#ixzz2jRvVOKAohttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/search/label/farmakognosi%20analitikhttp://grace107.blogspot.com/search/label/farmakognosi%20analitikhttp://grace107.blogspot.com/search/label/farmakognosi%20analitikhttp://grace107.blogspot.com/search/label/praktikumhttp://grace107.blogspot.com/search/label/praktikumhttp://grace107.blogspot.com/search/label/praktikumhttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20likuid-semisolidahttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20likuid-semisolidahttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20likuid-semisolidahttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20sterilhttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20sterilhttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20sterilhttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20sterilhttp://grace107.blogspot.com/search/label/ujian%20apotekerhttp://grace107.blogspot.com/search/label/ujian%20apotekerhttp://grace107.blogspot.com/search/label/ujian%20apotekerhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://4.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvZhIW1I/AAAAAAAAAUs/xyxXssRpK2E/s1600/measure.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvhhoLCI/AAAAAAAAAU0/5OS5STTNInU/s1600/Ocular-Micrometer.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvZhIW1I/AAAAAAAAAUs/xyxXssRpK2E/s1600/measure.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvhhoLCI/AAAAAAAAAU0/5OS5STTNInU/s1600/Ocular-Micrometer.jpghttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/search/label/ujian%20apotekerhttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20sterilhttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20sterilhttp://grace107.blogspot.com/search/label/teknologi%20likuid-semisolidahttp://grace107.blogspot.com/search/label/praktikumhttp://grace107.blogspot.com/search/label/farmakognosi%20analitikhttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.htmlhttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.html#ixzz2jRvVOKAohttp://grace107.blogspot.com/2011/01/cara-penentuan-ukuran-partikel.html#ixzz2jRvVOKAo -
7/22/2019 Taken From
2/18
Pada mikrometer kaca objek (stage micrometer) terdapat garis-garis dengan panjang total dari
garis pertama hingga garis terakhir adalah 0.01 mm = 10 m. Gambarnya sebagai berikut:
Fungsi dari mikrometer kaca objek adalah sebagai pemberi ukuran standar. Pada kaca tersebutterdapat garis-garis skala dengan ukuran tertentu. Agar saat pengamatan, agar dapat ukuran
partikel dapat diukur saat diamati, maka perlu dilakukan terlebih dahulu kalibrasi garis pada
mikrometer okuler terhadap ukuran standar.
http://1.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TSrha5U9M5I/AAAAAAAAAWU/sD8RfLtpD6o/s1600/TS-M1.jpghttp://3.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvgl-PeI/AAAAAAAAAU8/6xpbNdIZQBM/s1600/Stage+Micrometer+Shibuya.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZv_PqJhI/AAAAAAAAAVE/HfPcPH5c8AM/s1600/stage-micrometer.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TSrha5U9M5I/AAAAAAAAAWU/sD8RfLtpD6o/s1600/TS-M1.jpghttp://3.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvgl-PeI/AAAAAAAAAU8/6xpbNdIZQBM/s1600/Stage+Micrometer+Shibuya.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZv_PqJhI/AAAAAAAAAVE/HfPcPH5c8AM/s1600/stage-micrometer.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TSrha5U9M5I/AAAAAAAAAWU/sD8RfLtpD6o/s1600/TS-M1.jpghttp://3.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvgl-PeI/AAAAAAAAAU8/6xpbNdIZQBM/s1600/Stage+Micrometer+Shibuya.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZv_PqJhI/AAAAAAAAAVE/HfPcPH5c8AM/s1600/stage-micrometer.jpg -
7/22/2019 Taken From
3/18
Kalibrasi dilakukan dengan menhitung jumlah garis yang berhimpit. Pada contoh gambar di atas,
jumlah total garis pada mikrometer okuler (eyepiece lines, disebut X) adalah dari 21 hingga 59
atau 38 garis skala. Jarak garis pertama hingga garis akhir pada kaca mikrometer objek(calibration slide lines, disebut Y) adalah 10 garis skala. Dengan begitu, dapat dikatakan:
38 skala pada mikrometer okuler ~ 10 garis skala kaca mikrometer objek.
1 skala pada mikrometer okuler ~ (10/38) x 10m = 2.63 m
1 skala pada mikrometer okuler= (Y/X) x 10 m
Prosedur pengukuran ukuran partikel:
1. Siapkan mikroskop, pasang mikrometer okuler dan mikrometer kaca objek padatempatnya.
2. Lakukan kalibrasi mikrometer okuler terhadap mikrometer objek dengan perbesaran yangakan digunakan (jika beberapa perbesaran yang digunakan, kalibrasikan pada seluruh
perbesaran yang digunakan). Pada tahap ini, putar mikrometer okuler dan geser posisimikrometer kaca objek hingga didapatkan posisi yang berhimpit antara garis-garis pada
mikrometer okuler dan mikrometer kaca objek. Tentukan berapa garis pada mikrometer
okuler yang berhimpit (superimpose) dengan garis pada mikrometer kaca objek.Disarankan untuk menggunakan garis awal dan garis akhir terhimpit dengan jarak yang
paling jauh untuk mengurangi kesalahan.
3. Siapkan sampel pada kaca objek yang lain. Jangan gunakan di mikrometer kaca objek,toh fungsi dari mikrometer kaca objek itu hanya untuk kalibrasi saja, lagipula saat diberi
sampel garis-garis pada mikrometer kaca objek akan tertutup sampel.. apalah bedanya
dengan kaca objek biasa jadinya? Terlebih lagi mengingat harga mikrometer kaca objek
yang pasti tidak murah.
4.
Lepas mikrometer kaca objek, hati-hati jangan mengubah tinggi tabung mikroskop.5. Tempatkan kaca objek yang sudah berisi dengan sampel pada tempatnya.6. Silakan cari partikel yang akan diukur, ukur ukuran partikel dengan skala pada
mikrometer okuler.
7. Hitung ukuran sesungguhnya partikel yang diukur.
Sumber isi dan gambar:
http://3.bp.blogspot.com/_eX5d-7I4JH4/TShZvbprAKI/AAAAAAAAAUk/xGk8Q9rJ4HY/s1600/micrometer_scope_calibration3c.gif -
7/22/2019 Taken From
4/18
1. Biology Program Iowa State University: "Lab Topic 2: Technique in Microscopy"2. Gustavus Adolphus College: "Exercise 1.3 - Measurements: Ocular and Stage
Micrometers"3. LabShop.com - Affordable Lab Shop4. Mr. Damon: "Laboratory Investigation: The Micrometer Eyepiece"5.
MxRady Lab Solutions Pvt.Ltd.6. Shibuya Optical Co., Ltd. : Objective Micrometer
7. The blog of rosadora: Distribusi Ukuran Partikel
II. DASAR TEORI
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang
kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran
luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah
ukuran diameter rata-rata.
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya jumlah bahan
besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang representatif. Karenanya suatu pemisahan
bahan awal dihindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus
atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang
disebut Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik
beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut program acak
(Voigh, 1994).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle. Dispersi
koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang
partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop
optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular
berada dalam kisaran ayakan.
http://www.biology.iastate.edu/Courses/211L/Microscopes/scopes.htmhttp://www.biology.iastate.edu/Courses/211L/Microscopes/scopes.htmhttp://homepages.gac.edu/~cellab/chpts/chpt1/ex1-3.htmlhttp://homepages.gac.edu/~cellab/chpts/chpt1/ex1-3.htmlhttp://homepages.gac.edu/~cellab/chpts/chpt1/ex1-3.htmlhttp://homepages.gac.edu/~cellab/chpts/chpt1/ex1-3.htmlhttp://homepages.gac.edu/~cellab/chpts/chpt1/ex1-3.htmlhttp://www.labshops.com/shop/index.php?cPath=67_91http://www.labshops.com/shop/index.php?cPath=67_91http://www.mr-damon.com/experiments/1ib_bio/micrometer.htmhttp://www.mr-damon.com/experiments/1ib_bio/micrometer.htmhttp://www.scientificdealers.com/mxrady/http://www.scientificdealers.com/mxrady/http://www.shibuya-opt.co.jp/eng/stage.htmlhttp://www.shibuya-opt.co.jp/eng/stage.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://rosadora.blogspot.com/2011/01/distribusi-ukuran-partikel.htmlhttp://www.shibuya-opt.co.jp/eng/stage.htmlhttp://www.scientificdealers.com/mxrady/http://www.mr-damon.com/experiments/1ib_bio/micrometer.htmhttp://www.labshops.com/shop/index.php?cPath=67_91http://homepages.gac.edu/~cellab/chpts/chpt1/ex1-3.htmlhttp://homepages.gac.edu/~cellab/chpts/chpt1/ex1-3.htmlhttp://www.biology.iastate.edu/Courses/211L/Microscopes/scopes.htm -
7/22/2019 Taken From
5/18
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-
partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu sutau perkiraan kisaran
ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini
kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (Martin, 1990).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab
ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek
fisiologisnya (Moehtar, 1990).
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu:
1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan topikal
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan
pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh)
digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Parrot, 1970).
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi,
begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran
dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik.
Makanya harus dicari jalan untuk menggunakansuatu garis tengah bulatan yang ekuivalen, yang
menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas permukaan,
-
7/22/2019 Taken From
6/18
volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds, adalah garis tengah suatu
bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa.
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak
diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah
mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk
memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan
ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa
dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur.
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua
dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa
diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi,
jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang
baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian
pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan
metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari
satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan metode ini.
Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel
adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel.
Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji yang
disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling
-
7/22/2019 Taken From
7/18
besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan
melewatinya. Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada
ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-
150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah
yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan (Martin, 1990).
III.ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Mikroskop
2. Mikrometer
3. Beker Glass 250 mL
4. Batang Pengaduk
5. Timbangan
6. Ayakan
7. Obyek glass dan dek glass
Bahan : 1. Amylum
2. Aquadest
3. Granul berbagai ukuran
IV. CARA KERJA SKEMATIS
A. Mengukur diameter partikel secara mikroskopis
1. Kalibrasi Alat
Ditempatkan mikrometer di bawah mikroskop
Dihimpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala obyektif
-
7/22/2019 Taken From
8/18
Ditentukan garis kedua skala yang tepat berimpit
Ditentukan harga skala okuler
2. Dibuat suspensi encer partikel yang akan dianalisis di atas obyek glass
3. Ditentukan ukuran partikel monodispers atau polydispers:
a. Ditentukan ukuran partikel sebanyak 20-25 partikel dari seluruh sediaan
b. Ditentukan harga logaritma masing-masing ukuran partikel
c. Ditentukan harga logaritma ukuran partikel dan harga standard deviasi (SD) purata yang
bersangkutan
d. Ditentukan harga antilogaritma purata ukuran partikel (dgeometrik) dan antilog SD
e. Disebut siste polidispers jika harga antilog SD 1,2 dan sistem disebut monodispers jika antilog
< 1,2
4. Jika monodispers tentukan ukuran partikel sebanyak 300 partikel dan jika sistem polydispers
tentukan sebanyak 500 partikel.
Dilakukan grouping :
Ditentukan ukuran partikel yang terkecil dan yang terbesar
Dibagi jarak ukur yang diperoleh menjadi beberapa bagian yang gasal (paling sedikit 5 bagian)
Diukur partikel dan digolongkan kedalam group yang telah ditentukan
5. Dibuat kurva distribusi ukuran partikel dan tentukan harga diameter-diameter berikut ini:
Length-Number Mean : dln=
Surface Number Mean : dsn =
-
7/22/2019 Taken From
9/18
Volume number Mean : dvn =
Volume Surface Mean : dvs =
Volume Weight Mean : dwm =
Dimana n = jumlah partikel dalam tiap range ukuran partikel (size range)
d = rata-rata range ukuran partikel (mid size) dalam mikron
bahan yang dipakai : amylum / lycopodium
6. Ditentukan arti dari harga diameter-diameter diatas
B.
Metode Pengayakan
Dibersihkan ayakan dengan menggunakan vaccum cleaner
Ditimbang tiap-tiap ayakan kosong
Disusun beberpa ayakan dengan nomor berurutan, dengan makin besar nomor ayakan dari atas
kebawah
Dimasukkan granul ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang seksama
(100 mg)
Diayak granul selama 5 menit pada 500 rpm
Dikeluarkan ayakan secara hati-hati tanpa kehilangan berat sampel
-
7/22/2019 Taken From
10/18
Ditimbang kembali tiap ayakan dan ditentukan bobot sampel pada tiap ayakan
Dibuat kurva distribusi pesen bobot di atas dan di bawah ukuran versus ukuran partikel
Plot data pada kertas probabilitas lognormal, tentukan harga dg dan g
V. HASIL PERCOBAAN
A. Metode mikroskopi
a) Kalibrasi Alat
= 0,1 mm = 100 m
1 skala obyektif = skala okuler
b) Penentuan Monodispers atau Polydispers
No Ukuran
partikel (m)
Log ukuran
partikel
Rata-rata log
ukuran partikel (x)
SD Antilog
X
Antilog
SD
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3
5
8
10
11
14
17
18
21
24
0,47
0,69
0,90
1
1,04
1,14
1,23
1,25
1,32
1,38
1,36 0,34 22,90 2,18
-
7/22/2019 Taken From
11/18
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
25
28
31
33
34
37
38
40
42
43
45
47
48
50
50
1,39
1,44
1,49
1,51
1,53
1,56
1,57
1,60
1,62
1,63
1,65
1,67
1,68
1,69
1,69
Sistem tersebut adalah : Polydispers
c) Penentuan ukuran partikel
Size Range
Mid Range
(d)
Jumlah
partikel (n)
n.d n.d2 n.d
3 n.d
4
1-5
6-10
11-15
3
8
13
47
56
54
141
448
702
423
3584
8694
1269
28672
93312
3807
229376
1542294
-
7/22/2019 Taken From
12/18
16-20
21-25
26-30
31-35
36-40
41-45
46-50
18
23
28
33
38
43
48
49
52
50
48
50
53
41
882
1196
1400
1584
1900
2279
1968
15876
27508
39200
52272
72200
97997
94464
285768
632684
1097600
1724976
2743600
4213871
4534272
5143824
14551732
30732800
56924208
104256800
181196453
217645056
255 n = 500
nd =
12500
nd2
=
412218
nd3
=
15356024
nd4=
612226350
B. Metode Pengayakan
No ayakan
Ukuran
Lubang
Size Range
(mm)
Mid Size
(m)
Berat
Granul
(g)
% bobot di
atas
ukuran
% bobot di
bawah
ukuran
8
12
20
40
60
100
2,360
1,700
0,850
0,425
0,250
0,150
> 2,360
2,360-1,700
1,700-0,850
0,850-0,425
0,425-0,250
0,250-0,150
2360
3210
1280
640
340
200
4,4
5,8
22,8
28,6
9,9
6,2
4,46
10,34
33,47
62,47
72,51
78,80
100
95,54
89,66
66,53
37,53
27,48
-
7/22/2019 Taken From
13/18
penampung 0 0-0,150 75 20,9 100 21,20
VI. PERHITUNGAN
A. Metode pengayakan
% bobot diatas ukuran =
Diket : berat granul = 98,6 g
No ayakan 8 : =
= 4,46 %
No ayakan 12 : =
= 10,34 %
No ayakan 20 : =
= 33,47 %
No ayakan 40 : =
= 62,47 %
No ayakan 60 : =
= 72,51 %
No ayakan 100 : == 78,80 %
Penampung : == 100 %
% bobot diatas ukuran =
Diket : berat granul = 98,6 g
-
7/22/2019 Taken From
14/18
No ayakan 8 : == 100 %
No ayakan 12 : =
= 95,54 %
No ayakan 20 : == 89,66 %
No ayakan 40 : =
= 66,53 %
No ayakan 60 : == 37,53%
No ayakan 100 : == 27,48%
Penampung : == 21,20%
Harga dg atas = 700 m
Harga standart deviasi (g) atas = = = 2,5
Harga dg bawah = 380 m
Harga standart deviasi (g) atas = = = 2,9
B. Metode Mikrometik
1. Rata-rata ukuran partikel (x) = 1,36
2. SD = 0,34
-
7/22/2019 Taken From
15/18
3. Antilog SD = 2,18
4. Antilog x = 22,90
Harga antilog SD > 1,2 maka sistem pada percobaan ini adalah polydispers
Perhitungan berbagai diameter
a. LengthNumber Mean (dln)
dln = = = 25 m
b. Surface Number Mean (dsn)
dsn =
c.
Volume Number Mean (dvn)
dvn =
d. Volume Surface Mean (dvs)
dvs = = = 37, 2530 m
e. Volume Weight Mean (dwm)
dwm = = = 39, 8688 m
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan penentuan ukuran partikel ini bertujuan untuk mengukur partikel zat
dengan metode mikroskopi dan pengayakan (shieving). Bahan yang digunakan untuk metode
pengayakan adalah granul, sedangkan bahan yang digunakan untuk metode mikroskopi optik
adalah amylum. Digunakan amylum karena ukuran partikel amylum lebih kecil dari pada granul.
Pada metode mikroskopi yang dilakukan pertama kali adalah kalibrasi alat yang
bertujuan untuk menentukan ukuran skala okuler. Kalibrasi alat dilakukan dengan cara
menempelkan mikrometer dibawah mikroskop, dihimpitkan garis awal skala okuler dengan skala
obyektif. Kemudian menentukan garis kedua skala yang tepat berhimpit dan diketahui harga
-
7/22/2019 Taken From
16/18
skala okuler setelah dilihat dibawah mikroskop maka akan terdapat kotak dengan ukuran 10 x
10.
Kemudian dilakukan preparasi sampel dengan membuat suspensi encer dari
campuran amylum dan aquadest dan dianalisa di atas obyek glass dan dilihat di bawah
mikroskop sehingga akan terlihat partikel-partikel yang ada di setiap kotak.
Setelah itu dilakukan perhitungan, pada percobaan yang dilakukan termasuk
polydispers karena harga SD > 1,2 yaitu 2,18. Tujuan pembuatan suspensi yang encer adalah
untuk mempermudah dalam perhitungan partikel, karena bila suspensi tidak encer maka pertikel
yang terjadi akan berhimpitan dan menyulitkan dalam perhitungan.
Keuntungan dari metode mikroskopi dapat mendeteksi aglomerat dan partikel
partikel yang terdiri lebih dari satu komponen. Sedangkan kelemahan kelemahannya adalah
diameternya hanya dapat dilihat secara dua dimensi yaitu panjang dan lebar. Selain itu metode
ini agak lambat dan melelahkan karena harus menghitung sekitar 500 partikel (polydispers).
Metode pangayakan adalah alat yang digunakan untuk mengukur partikel secara
kasar. Sehingga dalam percobaan ini digunakan bahan yang partikelnya kasar dibandingkan
dengan bahan yang lain. Pada metode pengayakan ini, digunakan 6 nomor ayakan yang berbeda-
beda. Dimulai dari nomor ayakan yang rendah sampai yang tinggi. Diantaranya nomor ayakan 8,
12, 20, 40, 60, dan 100.
Metode ayakan dilakukan dengan menyusun ayakan dari nomor mesh yang terkecil
(yang paling atas) sampai pada nomor mesh yang paling besar (yang paling bawah) hal ini
ditujukan agar partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang ukurannya sesuai dengan nomor
ayakan. Jika nomor ayakan besar maka residu yang diperoleh memiliki ukuran partikel kecil.
-
7/22/2019 Taken From
17/18
Dalam pengayakan dibantu dengan alat vibrator (mesin penggerak), mesin ini
digerakkan secara elektrik dan dapat diatur kecepatannya dan waktunya. Dalam percobaan ini
kecepatan mesin penggerak diatur 500 rpm ditujukan untuk menghindari pemaksaan partikel
besar melewati ayakan akibat tingginya intensitas penggoyangan atau tertahannya partikel kecil
akibat lambatnya intensitas penggoyangan sehingga dipilih intesitas penggoyangan setengah dari
kecepatan maksimum.
Pada bagian paling atas dari susunan ayakan dipasang penutup dari mesin penggerak
bertujuan agar tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhi gerakan mesin, misalnya tekanan
udara di atasnya atau yang faktor yang lainnya, sehingga tidak ada gaya lagi yang bekerja kecuali
gaya gravitasi yang mengarah jatuhnya partikel ke arah bawah.
Metode yang digunakan ini merupakan metode yang sangat sederhana karena cukup
singkat. Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan yang diperoleh tidaklah seakurat dengan
metode secara mikroskopik.
Dari data yang diperoleh umumnya diperoleh zat sisa yang tertahan dengan semakin
tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang tersisa. Hal ini karena ukuran dalam tiap inci
semakin kecil lubangnya. Metode ini merupakan metode untuk mengetahui tingkat kehalusan
dari suatu zat. Dengan melihat semakin banyak zat yang tertinggal dalam ayakan maka semakin
kasar zat tersebut.
Setelah diperoleh data, dihitung % bobot diatas ukuran dan % bobot dibawah ukuran.
Kemudian data dimasukkan pada kertas probabilitas log normal dan di cari d g dan g. Data dari
hasil kelompok kami diperoleh dgbawah = 380 m dan gbawah 2,9, dgatas = 700 m dan g
atas 2,5.
-
7/22/2019 Taken From
18/18
VIII. KESIMPULAN
Pada percobaan kali ini digunakan metode mikroskopi dan metode pengayakan.
Metode mikroskopi digunakan untuk partikel emulsi, suspesi, dan serbuk halus. Contohnya
amylum.
Metode pengayakan digunakan untuk partikel yang mempunyai partikel atau ukuran serbuk
lebih besar atau kasar.
Ukuran partikel dari amylum pada percobaan ini adalah polydispers karena harga antilog SD
nya > 1,2 yaitu 2,18.
Semakin besar nomor ayakan, semakin halus hasil yang di dapat, karena lubangnya semakin
kecil.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. 1990.Farmasi Fisika jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Moechtar. 1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press
Parrot, L, E. 1970.Pharmaceutical Technologi. Mineapolish : Burgess Publishing Company
Voigt, R. 1994.Buku Pelajaran teknologi Farmasi edisi V Cetakan I. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada Press