tajuk rencana menjemput impian si miskin -...

2
(D3 17 18 19 o Senin o Selasa o Rabu • Kamis 0 Jumat o Sabtu 45 20 6 7 21 22 8 9 10 11 23 24 25 26 12 13 27 28 29 30 31 OJan ePeb o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags o Sep 0 Okt 0 Nov 0 Des Tajuk Rencana Menjemput Impian si Miskin P erguruan tinggi negeri (PTN) tetap menjadi pilihan utama bagi siswa se- kolah menengah atas (SMA) dan sekolah sederajat untuk melanjutkan pendidikannya. Posisi strategis tersebut hendaknya dimanfaatkan sebe- sar-besarnya bagi para calon mahasiswa berprestasi akademik bagus, terutama yang berasal dari keluarga miskin dan siswa-siswi berprestasi dari kawasan ping- giran dan daerah terpencil. PTN yang sebagian besar anggarannya bersumber dari APBN hendaknya tetap menjadi sarana baqi anak-anak miskin berprestasi untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. . Sejalan dengan hal itu, kita mendukung pemberian kesempatan bagi anak- anak miskin berprestasi untuk kuliah di PTN melalui jalur undangan. Pada tahun ini, panitia seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) rnelalui 62 PTN di seluruh Indonesia telah meminta semua SMA dan sekolah sederajat untuk mengirim data para siswa yang memiliki nilai akademik bagus sesuai nilai rapor sejak kelas dua. Data yang masuk itu lalu diseleksi secara objektif, kemudi- an diumumkan siapa saia yang berhak kuliah di PTN tanpa perlu mengikuti ujian tulis dalam SNMPTN. Mengapa jalur undangan masuk PTN itu penting? Kita mengetahui adanya ke- senjangan kualitas pendidikan di negeri ini. Kualitas lulusan sekolah di Jawa pada umumnya lebih baik dibanding sekolah-sekolah di luar Jawa. Tak heran bila anak- anak di Jawa lebih mudah melanjutkan pendidikannya, bahkan hingga ke luar negeri. Sebaliknya, siswa SMA dari luar Jawa sulit bersaing untuk merebut kursi PTN di Jawa. Kesenjangan pendidikan itu tak hanya terjadi antara Jawa dan luar Jawa, tetapi juga di masing-masing provinsi. Kualitas pendidikan di ibukota provinsi dan kabupaten/kota relatif lebih baik dibanding sekolah-sekolah di tingkat kecamatan dan desa. Bertolak dari kenyataan tersebut, kita yakin siswa-siswi SMA dari kecamatan dan desa terpencil akan sulit bersaing masuk PTN di masing-masing provinsi. Pa- dahal, bukan tidak mungkin mereka memiliki potensi yang bagus, tetapi sulit ber- kerribang karena minimnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Untuk itu, mereka seharusnya difasilitasi melalui jalur undangan masuk PTN dan juga beasiswa agar dapat mengembangkan dirinya. Melalui jalur undangan siswa berprestasi, kita berharap PTN bisa menjaring sebanyak mungkin ana~:a!:lak ber- KIIping Bumas Onpad 2011

Upload: ngoanh

Post on 28-Apr-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

(D317 18 19

o Senin o Selasa o Rabu • Kamis 0 Jumat o Sabtu

4 520

6 721 22

8 9 10 1123 24 25 26

12 1327 28 29 30 31

OJan ePeb oMar OApr OMei OJun OJul 0 Ags o Sep 0 Okt 0Nov 0 Des

Tajuk Rencana

Menjemput Impian si Miskin

Perguruan tinggi negeri (PTN) tetap menjadi pilihan utama bagi siswa se-kolah menengah atas (SMA) dan sekolah sederajat untuk melanjutkanpendidikannya. Posisi strategis tersebut hendaknya dimanfaatkan sebe-

sar-besarnya bagi para calon mahasiswa berprestasi akademik bagus, terutamayang berasal dari keluarga miskin dan siswa-siswi berprestasi dari kawasan ping-giran dan daerah terpencil. PTN yang sebagian besar anggarannya bersumberdari APBN hendaknya tetap menjadi sarana baqi anak-anak miskin berprestasiuntuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. .

Sejalan dengan hal itu, kita mendukung pemberian kesempatan bagi anak-anak miskin berprestasi untuk kuliah di PTN melalui jalur undangan. Pad a tahunini, panitia seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) rnelalui62 PTN di seluruh Indonesia telah meminta semua SMA dan sekolah sederajatuntuk mengirim data para siswa yang memiliki nilai akademik bagus sesuai nilairapor sejak kelas dua. Data yang masuk itu lalu diseleksi secara objektif, kemudi-an diumumkan siapa saia yang berhak kuliah di PTN tanpa perlu mengikuti ujiantulis dalam SNMPTN.

Mengapa jalur undangan masuk PTN itu penting? Kita mengetahui adanya ke-senjangan kualitas pendidikan di negeri ini. Kualitas lulusan sekolah di Jawa padaumumnya lebih baik dibanding sekolah-sekolah di luar Jawa. Tak heran bila anak-anak di Jawa lebih mudah melanjutkan pendidikannya, bahkan hingga ke luarnegeri. Sebaliknya, siswa SMA dari luar Jawa sulit bersaing untuk merebut kursiPTN di Jawa. Kesenjangan pendidikan itu tak hanya terjadi antara Jawa dan luarJawa, tetapi juga di masing-masing provinsi. Kualitas pendidikan di ibukotaprovinsi dan kabupaten/kota relatif lebih baik dibanding sekolah-sekolah di tingkatkecamatan dan desa.

Bertolak dari kenyataan tersebut, kita yakin siswa-siswi SMA dari kecamatandan desa terpencil akan sulit bersaing masuk PTN di masing-masing provinsi. Pa-dahal, bukan tidak mungkin mereka memiliki potensi yang bagus, tetapi sulit ber-kerribang karena minimnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.Untuk itu, mereka seharusnya difasilitasi melalui jalur undangan masuk PTN danjuga beasiswa agar dapat mengembangkan dirinya. Melalui jalur undangan siswaberprestasi, kita berharap PTN bisa menjaring sebanyak mungkin ana~:a!:lak ber-

KIIping Bumas Onpad 2011

prestasi dari berbagai pe OSOK

,

'

Indonesia, sehingga setiap anakIndonesia mendapat kesempatanyang sama untuk menikmati pen-

Bagi kita, pendidikan didikan tinggi.

merupakao salah satu sarana Tak hanya itu, kita juga men-k k f hi d ' dorong semua PTN untuk proaktif

untu mengang at tara . I up' menjemput siswa berprestasi darisebuah keluarga.lmplan sekolah-sekolah di kawasan ping-

keluarga untuk lepas dari jerat ' giran dan daerah terpencil. Bukan• • • tidak mungkin jaringan internet di

kemlsklnan akan terwuJud sekolah-sekolah di wilayah terse-apabila anak-anaknya but mengalami gangguan ataumendapat pendidikan bahkan tak ada jaringan internet,

• sehingga mereka tidak bisa men-yang balk. daftarkan siswa berprestasi mela-

lui jalur undangan masuk PTN.Sejalan dengan itu, kita tetap mendorong pemerintah melalui Kementerian

P~ndidikan dan Kebudayaan (KemdikbuQ) untuk memperbanyak .heasiswa bagimahasiswa dari"keluarga miskin. Beaslswa merupakan hal pentinq untuk rnewu-judkan cita-cita si miskin. Anggaran pendidikan terus meningkat signifikan,demikian juga hendaknya dengan beasiswa mulai tingkat sekolah dasar hinggaperguruan tinggi. Semua anak dari keluarga miskin hendaknya mendapatkanbeasiswa dari pemerintah.

Pada 2012, Kemdikbud menyediakan beasiswa Bidik Misi bagi 30.000 calonmahasiswa dari keluarga tidak mampu. Penerima beasiswa akan bebas biaya ku-liah selama tiga tahun untuk program diploma tiga (03) dan empat tahun untuksarjana strata satu (S1). Mereka juga mendapat bantuan biaya hidup Rp 600.000setiap bulan. Sebelumnya, pemerintah telah menyalurkan beasiswa Bidik Misibagi 50.000 mahasiswa.

Tak hanya pemerintah, PTN pun bisa menjalin kerja sama dengan pihak •swasta untuk memberikan beasiswa. Banyak perusahaan telah menyisihkan ke-untungan dan mengembalikannya kepada masyarakat melalui program corporatesocial responsibility (CSR). Potensi itu bisa dimanfaatkan semaksimal mungkinuntuk membantu kalangan miskin.

Lalu, bagaimana dengan anak-anak miskin yang hanya memiliki prestasi aka-demik biasa-biasa saja? Kita mendorong mereka untuk melanjutkan pendidikanke sekolah menengah kejuruan (SMK). Sekarang ini, SMK merupakan sekolahfavorit, menyusul kemampuan mereka memproduksi berbagai produk otomotif,teknologi informasi, dan lain-lain. Dengan bekal ijazah SMK, mereka bisa lang-sung bekerja dan mendapat penghasilan bagi keluarga.

Ba.gi kita, pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengangkat tarafrudup sebuah keluarga. Impian keluarqa untuk lepas dari jerat kemiskinan akanterwujud apabila anak-anaknya rnendapat pendidikan yang baik. Setelah lulusSMK dan PTN, mereka berpeluang mendapat pekerjaan dan memiliki penghasil-an yang memadai. Semua itu akan terealisasi apabila pemerintah dan swastabahu-membahu memberikan beasiswa bagi anak-anak dari keluarga miskin agarpendidikannya tak putus di tengah jalan.