taici biaya+jadwal

21

Click here to load reader

Upload: riska-nurul-faizah

Post on 02-Aug-2015

34 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAICI BIAYA+JADWAL

1

A. JUDUL

Pengaruh Penambahan TAICI pada Baglog Terhadap Pertumbuhan dan

Perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)

B. LATARBELAKANG MASALAH

Kota Malang dan Batu merupakan kawasan yang sejuk dengan kondisi di

dataran tinggi, wilayahnya cukup luas, dan merupakan kota pelajar sekaligus kota

wisata. Terdapat berbagai element pendidikan, kemudian dikelilingi tempat wisata

yang dapat menarik berbagai kalangan dari wisatawan lokal hingga domestik.

Peluang ini dimanfaatkan sebagian besar peternak kelinci untuk mengais rejeki

melalui perdagangan kelinci hias yang begitu diminati para wisatawan. Selain itu

juga untuk menyuplai permintaan daging kelinci di wilayah sekitar mengingat

tekstur dan nutrisinya yang rendah kolesterol bagus mencukupi kebutuhan tubuh .

Kondisi lingkungan di Malang dan Batu sangat sesuai, hal ini dibuktikan dengan

jumlah produksi kelinci yang terus meningkat.

Peningkatan jumlah kelinci yang pesat menghasilkan limbah berupa kotoran

padat dan cair cukup banyak. Namun para peternak tidak keinginanmeningkatkan

limbah terutama limbah padat(feses) sebagai hal baru agar memiliki manfaat yang

lebih efisien.Kalaupun ada sebatas sebagai pupuk tanpa pengolahan lebih lanjut,

sehingga potensi yang begitu besar dengan kandungan hara kompleks.

Untuk itu kami mengusulkan penelitian terbaru berupa pengaruh

pemanfaatan TAICI (feses Kelinci) sebagai bahan pembuatan baglog jamur tiram

dilihat dari perkembangan dan produksi jamur yang dihasilkan, mengingat

permintaan jamur terus meningkat dengan lahan terbatas mampu diproduksi dan

pemanenan dapat dilakukan berkali-kali tanpa pestisida, sedangkan ketersediaan

media pembuatan baglog jamur yaitu dedak tidak tentu.

Menurut Yono (2010) potensi limbah yang dihasilkan dari ternak kelinci

lebih bagus karena pencernaan kelinci yang tidak maksimal dan banyak pelet yang

tercecer dibawah kandang. Sehingga dari sini kami optimis pengruh positif yang

dihasilkan dari pemanfaatan limbah kelinci sebagai media pertumbuhan jamur

tiram. Kemudian Susilawati dan Raharjo (2010) menambahkan bahwa pH yang

dibutuhkan jamur tiram sesuai dengan pH TAICI yaitu 6-7.

Page 2: TAICI BIAYA+JADWAL

2

C. PERUMUSAN MASALAH

Peternak kelinci di Malang dan sekitarnya terus berkembang, sehingga

menghasilkan feses kelinci yang melimpah, dalam feses tersebut memiliki

kandungan nutrisi kompleks yang dibutuhkan jamur. Karena pemanfaatannya

yang terbatas kami mengusulkan feses kelinci sebagai sebagai subtitusi dedak

yang harganya kian mahal dan sulit diperoleh. Kami meneliti produksi yang

dihasilkan jamur tiram dari penambahan kompos TAICI pada persentase berbeda

dalam baglog sebagai media petumbuhan jamur tiram.

D. TUJUAN

1. Membuat formulasi TAICI dalam mencukupi nutrisi jamur

2. Mencari subtitusi bahan pembuatan baglog jamur tiram

3. Meningkatkan produksi jamur tiram

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Penelitian diharapkan mampu mengoptimalkan potensi yang terkandung di

dalam TAICI dengan inovasi terbaru pada budidaya jamur tiram, sehingga mampu

menbuka cakrawala peternak kelinci dan petani jamur tiram untuk meningkatkan

nilai TAICI dan menekan biaya pembuatan baglog jamur tiram.

F. KEGUNAAN

Keutungan yang mampu diperoleh dari penelitian ini adalah:

a) Setelah diperoleh formulasi yang tepat, maka mampu diproduksi jamur dalam

jumlah besar dengan biaya lebih murah. Sehingga petani jamur menghasilkan

jamur dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah.

b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani jamur dan

peternak kelinci.

c) Membuka peluang ekspor jamur tiram sebagai daerah tropis pusat

pertumbuhan jamur

d) Penelitian ini akan membuka pola pikir kaum intelektual untuk

mengembangkan pemanfaatan TAICI yang memiliki potensi besar dalam

meningkatkan prosuktivitas jamur tiram.

Page 3: TAICI BIAYA+JADWAL

3

G. TINJAUAN PUSTAKA

1. Syarat Tumbuh Jamur Tiram Putih

Pada umumnya, jamur ini bisa tumbuh pada suhu 24°-28°C, Kelembaban

yang diperlukan dalam budidaya jamur tiram ± 80 – 90% dengan keadaan air

pada substrat tanaman antara 60-65% (Djarijah, 2001). Budidaya jamur tiram

putih sebaiknya dilakukan dalam ruangan saja supaya tidak terkena sinar

matahari secara langsung sehingga tidak kering karena jamur tiram putih

membutuhkan kelembaban yang tinggi. Sedangkan Intensitas cahaya yang

dibutuhkan pada saat pertumbuhan jamur tiram sekitar 10 % saja (Cahyana et al.,

1997).

Pertumbuhan miselium membutuhkan kandungan karbondioksida tinggi

sekitar 15%-20% dari volume udara. Jika kandungan tersebut terlalu tinggi

akan terjadi gangguan pertumbuhan sehingga bentuk tudung jamur akan lebih

kecil dari tangkainya (Adiyuwono, 2001).

Jamur tiram tumbuh pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi berupa

senyawa karbon, nitrogen, vitamin dan mineral. Karbon digunakan sebagi sumber

energi sekaligus unsur pertumbuhan. Nitrogen diperlukan dalam sintesis protein,

purin, dan pirimidin. Vitamin seperti B1, B2, B5 dan B7 diperlukan sebagai

katalisator sekaligus sebagai koenzim. Unsur mineral untuk pertumbuhan jamur

meliputi unsur makro (K, P, Ca, Mg dan lain-lain) dan unsur mikro (Cu, Zn, dll)

(Sumiati, E. dan D. Djuariah., 2005)

Unsur hara yang paling banyak diperlukan bagi pertumbuhan jamur adalah

unsur P dan K. Unsur P diperlukan untuk pembentukan organ tanaman untuk

reproduksi, selain P juga berfungsi dalam mendorong pertumbuhan akar tanaman.

Unsur K umumnya berperan dalam bentuk membentuk dan mengangkut

karbohidrat, katalisator dalam pembentukan protein, menaikkan pertumbuhan

jaringan meristem, tanaman menjadi lebih berisi dan padat, meningkatkan kualitas

buah, dan meningkatkan tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan

penyakit (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Nutrisi utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon yang

dapat disediakan melalui berbagai sumber seperti sebuk kayu gergajian dan

berbagai limbah organik lain (Susilawati dan Raharjo, 2010)

Page 4: TAICI BIAYA+JADWAL

4

2. Potensi Kotoran Padat Kelinci

Feses kelinci sangat potensial sebagai sumber pakan atau pupuk tanaman,

karena mengandung protein yang tinggi, pospor, potassium, calcium serta elemen

lain yang dibutuhkan oleh tanaman dan ternak. Untuk mempertahankan nilai

nutrisi yang optimum, mengurangi emisi bau, dan kontrol terhadap bakteri

pathogen, maka material organik membutuhkan kestabilan. Pengomposan adalah

suatu proses dekomposisi yang mengkonversikan bahan organic padat menjadi

produk yang stabil dibawah kondisi lingkungan yang terkendali. Komposting pada

feses merupakan suatu teknik untuk memproduksi bahan organik menjadi stabil

dengan cara membatasi hilangnya nutrisi (Yurmiati, 2010).

Proses pengomposan secara alami membutuhkan waktu cukup lama,

namun proses ini dapat dipercepat dengan bantuan mikroorganisme tambahan

diantaranya adalah EM4 (Effective Microorganism 4), yang merupakan kultur

campuran dari berbagai mikroorganisma yang menguntungkan terutama bakteri

fotosintetis, asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur fermentasi yang dapat

dipergunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme

menguntungkan dalam tanah (APNAN, 1995).

Page 5: TAICI BIAYA+JADWAL

5

H. METODE PELAKSANAAN

1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan poncokusumo Kota Malang

bertopografi terjal dengan kemiringan diatas 45 % dan berada di ketinggian 1400

Mdpl kelembaban 85 % dengan suhu rata-rata 270C. Penelitian ini akan

dilaksanakan selama lima bulan.

2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jamur Tiram putih

(Pleurotus florida), EM4, serbuk gergaji kayu sengon, dedak, alkohol, CaCO3,

CaSO4, dan air. Alat yang digunakan meliputi ketel uap, tongkat kayu, spatula

besi, bunsen, plastik polibag dari plastik PP (Polipropilene), kapas, plastik

penutup, cincin, karet gelang, kertas grafik, penggaris dan timbangan.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan 10 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali. Masing – masing

ulangan terdapat perlakuan terdapat 25 baglog, sehingga keseluruhan terdapat 250

baglog pada tiap perlakuan menggunakan berat 28 kg. bentuk perlakuan, semua

perlakuan diberikan komposisi 80% serbuk pada baglog, kemudian untuk dedak

dan Kompos TAICI dikontrol dengan persentase yang berbeda, dari P1 diawali

dengan persentase dedak sebanyak 20% dan Kompos Taici 0% Penghitungan

persentase dedak terus berkurang 2,5% hingga pada P9 Persentase dedak 0% dan

Kompos Taici setiap perlakuan terus ditambah 2,5% hingga mencapai persentase

pada P9 pemambahan 20%. Untuk P10 hanya serbuk gergaji (100%) tanpa

penambahan

4. Pelaksanaan Penelitian

4.1 Persiapan

Penelitian ini menggunakan bahan yaitu serbuk kayu, dedak, tepung

TAICI,dan tepung Kompos TAICI. Serbuk kayu yang digunakan berasal dari jenis

kayu sengon (Albasia sp) karena mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi

sehingga sangat membantu pertumbuhan miselium jamur. Serbuk yang digunakan

harus dikomposkan dahulu agar terpecah menjadi senyawa sederhana.

Page 6: TAICI BIAYA+JADWAL

6

Pengomposan dilakukan dengan menambahkan kalsium sulfat (CaSO4) sebanyak

2% dan CaCO3 1% dari jumlah total serbuk gergaji. Pengomposan dilakukan

selama ± 14 hari. Setelah dikompos, serbuk gergaji kemudian diayak untuk

mendapatkan ukuran yang seragam.

Menurut Afifudin (2011) untuk pengomposan TAICI dengan takaran

pelarutan 3 – 10 cc EM4 kedalam 0,25 liter air, semprotkan pada kotoran ternak

sebanyak 2 kg dengan kelembaban 30 - 40 %, Dibalik setiap tiga hari selama 2

minggu. dengan demikian akan diproduksi kompos berkadar nitrogen dan fosfor

maksimal, unsur hara tersebut sangat dibutuhkan jamur tiram untuk berkembang

dan berproduksi, hal ini sesuai dengan pernyataan Anonimous (2012) bahwa

fosfor,kalium dan nitrogen, ketiga hara ini di butuhkan jamur tiram terutama

nitrogen dan fosfor. Tepung Kompos TAICI diperoleh dengan menggiling

kompos TAICI yang telah kering. kompos TAICI yang digunakan harus bersih,

dan tidak berjamur. Kompos TAICI digiling hingga menghasilkan tepung dengan

ukuran ± 0,02 cm. Tepung kompos TAICI diayak terlebih dahulu untuk

mendapatkan ukuran yang seragam.

Dalam budidaya jamur, alat dan ruangan yang digunakan harus steril. Oleh

karena itu sebelum digunakan, alat dan ruangan disterilkan dengan menggunakan

alkohol 70%.

4.2 Pembuatan Media

Bahan – bahan yang dipergunakan komposisi sesuai perlakuan. Pada setiap

perlakuan, ditambahkan kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 0,7% dari berat

total bahan. Tujuan dari penambahan (CaCO3) adalah sebagai sumber mineral dan

mengatur pH media sehingga media memiliki pH yang sesuai untuk pertumbuhan

jamur. Semua bahan dicampur hingga merata dan ditambahkan air hingga ± 65%.

Setelah semua bahan tercampur rata, dimasukkan dalam plastik polipropilene

dengan ukuran 18cm x 36 cm x 0,03 mm. Bahan tersebut kemudian dipadatkan

hingga memiliki berat tiap media tanam 1,2 kg dengan ketinggian 19–20 cm dan

pada ujungnya diberi cincin. Cincin kemudian diberi kapas lalu ditutup dengan

plastik dan diikat dengan karet gelang.

Page 7: TAICI BIAYA+JADWAL

7

4.3 Sterilisasi

Media tanam dalam plastik tersebut ditata dalam krat untuk disterilkan.

Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan ketel uap pada ruang sterilisasi dengan

suhu 950C konstan selama 5 jam. Baglog ditata dengan jarak yang teratur, tidak

terlalu rapat agar proses sterilisasi bisa merata pada seluruh media tanam yang

ada. Setelah media tanam disterilkan, kemudian dilakukan pendinginan dengan

membiarkan media tanam tetap dalam ruang sterilisasi selama ± 24 jam sampai

suhu dalam ruangan tersebut ± 260C. Media tanam kemudian dikeluarkan dan

dibiarkan hingga tidak panas lagi.

4.4 Inokulasi

Inokulasi merupakan proses penanaman bibit jamur pada media tanam yang

telah disterilkan dan didinginkan. Bibit dalam botol terlebih dahulu dihancurkan

dengan menggunakan spatula panjang yang telah disemprot alkohol dan dibakar

diatas api bunsen. Bibit tersebut kemudian dimasukkan pada media tanam melalui

mulut cincin plastik dengan membuka kapas dan plastik penutup terlebih dahulu.

Bibit yang dimasukkan sebanyak ± 15 gram. Setelah dimasukkan, cincin ditutup

kembali dengan menggunakan kapas tanpa plastik. Pada proses inokulasi, alat dan

ruangan yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan menyemprotkan

alkohol. Pelaksana inokulasi harus memakai masker, pakaian yang bersih serta

tangan terlebih dahulu disemprot dengan alkohol. Proses inokulasi harus

dilakukan dengan cepat untuk mengurangi terjadinya kontak media bagian dalam

dengan udara sehingga kontaminasi bisa dihindari

4.5 Inkubasi

Dilakukan dengan menyimpan media yang telah diisi bibit pada ruangan

dan kondisi tertentu agar miselium jamur tumbuh. Suhu yang diperlukan untuk

proses inkubasi adalah 25-30ºC dengan kelembaban 65-70% dan intensitas cahaya

± 10%. Ruangan yang digunakan harus selalu dibersihkan. Inkubasi dilakukan

hingga seluruh media berwarna putih oleh miselium secara merata antara 30 hari

setelah inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselium jamur dapat diketahui ±1

minggu setelah inokulasi. Pada setiap media ditempel dengan kertas grafik untuk

mempermudah pengamatan panjang miselium.

4.6 Penumbuhan

Page 8: TAICI BIAYA+JADWAL

8

Penumbuhan dilakukan pada ruangan khusus dengan kondisi yang

diperlukan yaitu suhu antara 16-22ºC dan kelembaban 80-90%. Ruang yang akan

digunakan dibersihkan terlebih dahulu dan semprot dengan alkohol

70%.Penempatan media tanam secara horizontal untuk efektifitas ruang dan

memudahkan proses pemanenan. Sedangkan pembukaan kapas dimaksudkan

untuk memberikan oksigen yang cukup bagi pertumbuhan tubuh buah jamur.

4.7 Pemeliharaan

Suhu dan kelembaban ruang penumbuhan tetap sesuai untuk perkembangan

badan buah dengan cara menyiram lantai ruang penumbuhan dan pengkabutan

atau penyemprotan air dengan hand sprayer pada ruang penumbuhan. Air yang

disemprotkan diusahakan tidak mengenai bagian dalam baglog karena bias

menyebabkan kebusukan media.

4.8 Pemanenan

Satu minggu setelah media tanam dipindah dalam ruang penumbuhan,

kemudian dipanen. Pemanenan dilakukan dengan mencabut semua bagian dari

jamur hingga pangkalnya. Bagian jamur yang tertinggal pada media biasa

menyebabkan kebusukan pada media. Sehingga tidak bisa berproduksi lagi.

Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran jamur tersebut.

4.9 Parameter pengamatan

1. Saat panen pertama (HSI)

Jamur yang telah siap dipanen memiliki ciri badan buah yang bagian tepi

telah menipis dan memiliki ukuran yang optimal, pada umumnya panen dilakukan

2-3 hari setelah munculnya pin head. Pemanenan dilakukan dengan mencabut

keseluruhan bagian dari jamur hingga tidak meninggalkan sisa pada media tanam

pada pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran jamur.

2. Berat segar total badan buah (gram)

Jamur yang telah dipanen dibersihkan dari kotoran yang masih menempel

kemudian ditimbang untuk mengetahui berat segar total. Berat segar badan buah

per baglog yang telah ditimbang setiap panen kemudian dijumlahkan untuk

mendapatkan produktifitas jamur tiap baglog.

3. Frekuensi panen (kali).

Page 9: TAICI BIAYA+JADWAL

9

Setiap baglog dicatat berapa kali panen atau bisa berproduksi dalam jangka

waktu 100 hari setelah media tanam tersebut dipindahkan ke ruang penumbuhan.

5. Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis (uji F) uji taraf 5 % apabila terjadi beda

nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 %.

Page 10: TAICI BIAYA+JADWAL

10

I. JADWAL KEGIATAN

1. Penyiapan bahan, bibit dan alat2. Pencampuran bahan3. Pengomposan4. Pengisian bahan pada plastik5. Sterilisasi dan Pengisian bibit6. Inkubasi7. Pemanenan8. Pengamatan9. Analisa data 10. Penyusunan Laopran Akhir11. Revisi Laporan Akhir

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4Jenis Kegiatan

Waktu Kegiatan (Minggu ke-)Bulan 5

J. RANCANGAN BIAYA

Biaya bahan yang sama untuk semua perlakuan

No. Jenis Bahan Biaya satuan kebutuhan Total

3. Serbuk gergaji 911 kg

4. Tenaga kerja buat baglog 400.000 - 400.000

5. Tenaga kerja sterilisasi 50.000 - 50.000

6. Tenaga kerja untuk Inokulasi 75.000 - 75.000

7. Plastik PP 5000 20 bungkus 100.000

8. Cincin paralon 300 1000 buah 300.000

9. LPG 14.000 35 LPG 490.000

10. Kapas steril dan kapuk - - 170.000

11. Bibit jamur tiram 8.000 34 botol 272.000

12. Sewa alat sterilisasi 300.000 - 300.000

13. Sekop 50.000 1 50.000

14. Terpal 150.000 - 150.000

15. Pembuatan Kumbung Jamur 1.500.000 - 1.500.000

16. Penyewaan lahan 300.000 300.000

17. Feses Kelinci (TAICI) 112 kg

18. EM4 14 liter

Page 11: TAICI BIAYA+JADWAL

11

19. Transportasi 16 kali 15.000 240.000

20. Dedak 112 kg

21. Spatula besi

22. CaCO3 9,11 kg

23. CaSO4 18,22 kg

24. Sewa Timbangan 20.000 20.000

Page 12: TAICI BIAYA+JADWAL

12

Daftar Pustaka

Adiyuwono, H. 2001. Mengenal kayu untuk Media Jamur. Trubus XXXI (362).

Afifudin, M. 2011. Pengaruh Berbagai Aktivator Terhadap C/N Rasio Kompos Kotoran Kelinci. http://komposkotorankelinci.blogspot.com

APNAN. 1995. EM4 Application Manual for APNAN Countries.1st ed. Asia

Pacific Natural Agriculture Network.

Anonimous. 2012. Media Budidaya Jamur Tiram.

http://jamurtiramjepara.blogdetik.com/2012/05/13/media-budidaya-jamur-

tiram/. Diakses pada 3 Oktober 2012

Cahyana, Muchroji dan M. Bakrun. 1997. Jamur Tiram. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Jakarta. pp.67

Richard,T. And N. Trautmann. 2005. C/N Ratio. Cornell Waste Management

Institute. Dalam : http://www.compost, css.cornell.edu/calc/cn ratio.html.

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.

Jakarta : AgroMedia Pustaka.

Sumiati, E. dan D. Djuariah. 2005. Perbaikan Teknologi Produksi Jamur Tiram

dengan Variasi Waktu Perendaman Media Tumbuh Serbuk Kayu Gergaji.

J. Hort. 15(3):177-183.

Susilawati., dan Raharjo,Budi. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Jamur Tiram

(Pleourotus ostreatus var florida) yang ramah lingkungan (Materi

Pelatihan Agribisnis bagi KMPH).Sumatra Selatan.

Yono, C. Rahardjo., Sajimin., dan D. Purwantari, Nurhayati. 2010. Potensi

Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik Dan Pemanfaatannya Pada

Tanaman Pakan Dan Sayuran. Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang

Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Balitnak Bogor.

Yurmiati, Husmi. 2010. Kualitas Pupuk Organik Hasil Biokonversi Limbah

Peternakan Kelinci

Page 13: TAICI BIAYA+JADWAL

13

K. LAMPIRAN

1. Daftar riwayat hidup ketua dan anggota :

Daftar riwayat hidup ketua

Nama Lengkap :Basthomi Izza A.

NIM :105050100111168

Tempat Tanggal Lahir :Kediri, 18 Februari 1992.

Alamat asal :Desa Kuwik Kecamatan Kunjang

Kabupaten Kediri.

Alamat Malang : Jl. MT-Haryono. Gg. 2 508A Malang.

Daftar riwayat hidup angota

1. Nama Lengkap : Jeffi Adam P.

NIM : 105050100111165

Tempat Tanggal Lahir : Malang, 06 November 1991.

Alamat asal : Desa Wringin Anom, Kecamatan

Poncokusumo, Malang.

Alamat Malang : Desa Wringin Anom, Kecamatan

Poncokusumo, Malang.

2. Nama Lengkap : Ulwan Hawari

NIM : 125020307111021

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Agustus 1994

Alamat asal : Perumahan Cahaya Permata V/6 Pakunden

Kediri

Alamat Malang : Jl. MT-Haryono. Gg. 2 508A Malang

3. Nama Lengkap :

NIM :

Tempat Tanggal Lahir :

Alamat asal :

Alamat Malang :

Page 14: TAICI BIAYA+JADWAL

14

Nama dan biodata dosen pendamping

Nama Lengkap dan Gelar :

Golongan Pangkat dan NIP :

Jabatan Fungsional :

Jabatan Struktural :

Fakultas/Prodi :

Perguruan Tinggi :

Bidang Keahlian :

Waktu untuk kegiatan PKM :

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

( ........................................... ) NIP. .......................................