taici biaya+jadwal
TRANSCRIPT
![Page 1: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/1.jpg)
1
A. JUDUL
Pengaruh Penambahan TAICI pada Baglog Terhadap Pertumbuhan dan
Perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)
B. LATARBELAKANG MASALAH
Kota Malang dan Batu merupakan kawasan yang sejuk dengan kondisi di
dataran tinggi, wilayahnya cukup luas, dan merupakan kota pelajar sekaligus kota
wisata. Terdapat berbagai element pendidikan, kemudian dikelilingi tempat wisata
yang dapat menarik berbagai kalangan dari wisatawan lokal hingga domestik.
Peluang ini dimanfaatkan sebagian besar peternak kelinci untuk mengais rejeki
melalui perdagangan kelinci hias yang begitu diminati para wisatawan. Selain itu
juga untuk menyuplai permintaan daging kelinci di wilayah sekitar mengingat
tekstur dan nutrisinya yang rendah kolesterol bagus mencukupi kebutuhan tubuh .
Kondisi lingkungan di Malang dan Batu sangat sesuai, hal ini dibuktikan dengan
jumlah produksi kelinci yang terus meningkat.
Peningkatan jumlah kelinci yang pesat menghasilkan limbah berupa kotoran
padat dan cair cukup banyak. Namun para peternak tidak keinginanmeningkatkan
limbah terutama limbah padat(feses) sebagai hal baru agar memiliki manfaat yang
lebih efisien.Kalaupun ada sebatas sebagai pupuk tanpa pengolahan lebih lanjut,
sehingga potensi yang begitu besar dengan kandungan hara kompleks.
Untuk itu kami mengusulkan penelitian terbaru berupa pengaruh
pemanfaatan TAICI (feses Kelinci) sebagai bahan pembuatan baglog jamur tiram
dilihat dari perkembangan dan produksi jamur yang dihasilkan, mengingat
permintaan jamur terus meningkat dengan lahan terbatas mampu diproduksi dan
pemanenan dapat dilakukan berkali-kali tanpa pestisida, sedangkan ketersediaan
media pembuatan baglog jamur yaitu dedak tidak tentu.
Menurut Yono (2010) potensi limbah yang dihasilkan dari ternak kelinci
lebih bagus karena pencernaan kelinci yang tidak maksimal dan banyak pelet yang
tercecer dibawah kandang. Sehingga dari sini kami optimis pengruh positif yang
dihasilkan dari pemanfaatan limbah kelinci sebagai media pertumbuhan jamur
tiram. Kemudian Susilawati dan Raharjo (2010) menambahkan bahwa pH yang
dibutuhkan jamur tiram sesuai dengan pH TAICI yaitu 6-7.
![Page 2: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/2.jpg)
2
C. PERUMUSAN MASALAH
Peternak kelinci di Malang dan sekitarnya terus berkembang, sehingga
menghasilkan feses kelinci yang melimpah, dalam feses tersebut memiliki
kandungan nutrisi kompleks yang dibutuhkan jamur. Karena pemanfaatannya
yang terbatas kami mengusulkan feses kelinci sebagai sebagai subtitusi dedak
yang harganya kian mahal dan sulit diperoleh. Kami meneliti produksi yang
dihasilkan jamur tiram dari penambahan kompos TAICI pada persentase berbeda
dalam baglog sebagai media petumbuhan jamur tiram.
D. TUJUAN
1. Membuat formulasi TAICI dalam mencukupi nutrisi jamur
2. Mencari subtitusi bahan pembuatan baglog jamur tiram
3. Meningkatkan produksi jamur tiram
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Penelitian diharapkan mampu mengoptimalkan potensi yang terkandung di
dalam TAICI dengan inovasi terbaru pada budidaya jamur tiram, sehingga mampu
menbuka cakrawala peternak kelinci dan petani jamur tiram untuk meningkatkan
nilai TAICI dan menekan biaya pembuatan baglog jamur tiram.
F. KEGUNAAN
Keutungan yang mampu diperoleh dari penelitian ini adalah:
a) Setelah diperoleh formulasi yang tepat, maka mampu diproduksi jamur dalam
jumlah besar dengan biaya lebih murah. Sehingga petani jamur menghasilkan
jamur dalam jumlah besar dengan harga yang lebih murah.
b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani jamur dan
peternak kelinci.
c) Membuka peluang ekspor jamur tiram sebagai daerah tropis pusat
pertumbuhan jamur
d) Penelitian ini akan membuka pola pikir kaum intelektual untuk
mengembangkan pemanfaatan TAICI yang memiliki potensi besar dalam
meningkatkan prosuktivitas jamur tiram.
![Page 3: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/3.jpg)
3
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Syarat Tumbuh Jamur Tiram Putih
Pada umumnya, jamur ini bisa tumbuh pada suhu 24°-28°C, Kelembaban
yang diperlukan dalam budidaya jamur tiram ± 80 – 90% dengan keadaan air
pada substrat tanaman antara 60-65% (Djarijah, 2001). Budidaya jamur tiram
putih sebaiknya dilakukan dalam ruangan saja supaya tidak terkena sinar
matahari secara langsung sehingga tidak kering karena jamur tiram putih
membutuhkan kelembaban yang tinggi. Sedangkan Intensitas cahaya yang
dibutuhkan pada saat pertumbuhan jamur tiram sekitar 10 % saja (Cahyana et al.,
1997).
Pertumbuhan miselium membutuhkan kandungan karbondioksida tinggi
sekitar 15%-20% dari volume udara. Jika kandungan tersebut terlalu tinggi
akan terjadi gangguan pertumbuhan sehingga bentuk tudung jamur akan lebih
kecil dari tangkainya (Adiyuwono, 2001).
Jamur tiram tumbuh pada tempat-tempat yang mengandung nutrisi berupa
senyawa karbon, nitrogen, vitamin dan mineral. Karbon digunakan sebagi sumber
energi sekaligus unsur pertumbuhan. Nitrogen diperlukan dalam sintesis protein,
purin, dan pirimidin. Vitamin seperti B1, B2, B5 dan B7 diperlukan sebagai
katalisator sekaligus sebagai koenzim. Unsur mineral untuk pertumbuhan jamur
meliputi unsur makro (K, P, Ca, Mg dan lain-lain) dan unsur mikro (Cu, Zn, dll)
(Sumiati, E. dan D. Djuariah., 2005)
Unsur hara yang paling banyak diperlukan bagi pertumbuhan jamur adalah
unsur P dan K. Unsur P diperlukan untuk pembentukan organ tanaman untuk
reproduksi, selain P juga berfungsi dalam mendorong pertumbuhan akar tanaman.
Unsur K umumnya berperan dalam bentuk membentuk dan mengangkut
karbohidrat, katalisator dalam pembentukan protein, menaikkan pertumbuhan
jaringan meristem, tanaman menjadi lebih berisi dan padat, meningkatkan kualitas
buah, dan meningkatkan tanaman lebih tahan terhadap serangan hama dan
penyakit (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Nutrisi utama yang dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon yang
dapat disediakan melalui berbagai sumber seperti sebuk kayu gergajian dan
berbagai limbah organik lain (Susilawati dan Raharjo, 2010)
![Page 4: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/4.jpg)
4
2. Potensi Kotoran Padat Kelinci
Feses kelinci sangat potensial sebagai sumber pakan atau pupuk tanaman,
karena mengandung protein yang tinggi, pospor, potassium, calcium serta elemen
lain yang dibutuhkan oleh tanaman dan ternak. Untuk mempertahankan nilai
nutrisi yang optimum, mengurangi emisi bau, dan kontrol terhadap bakteri
pathogen, maka material organik membutuhkan kestabilan. Pengomposan adalah
suatu proses dekomposisi yang mengkonversikan bahan organic padat menjadi
produk yang stabil dibawah kondisi lingkungan yang terkendali. Komposting pada
feses merupakan suatu teknik untuk memproduksi bahan organik menjadi stabil
dengan cara membatasi hilangnya nutrisi (Yurmiati, 2010).
Proses pengomposan secara alami membutuhkan waktu cukup lama,
namun proses ini dapat dipercepat dengan bantuan mikroorganisme tambahan
diantaranya adalah EM4 (Effective Microorganism 4), yang merupakan kultur
campuran dari berbagai mikroorganisma yang menguntungkan terutama bakteri
fotosintetis, asam laktat, ragi, actinomycetes dan jamur fermentasi yang dapat
dipergunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme
menguntungkan dalam tanah (APNAN, 1995).
![Page 5: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/5.jpg)
5
H. METODE PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan poncokusumo Kota Malang
bertopografi terjal dengan kemiringan diatas 45 % dan berada di ketinggian 1400
Mdpl kelembaban 85 % dengan suhu rata-rata 270C. Penelitian ini akan
dilaksanakan selama lima bulan.
2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jamur Tiram putih
(Pleurotus florida), EM4, serbuk gergaji kayu sengon, dedak, alkohol, CaCO3,
CaSO4, dan air. Alat yang digunakan meliputi ketel uap, tongkat kayu, spatula
besi, bunsen, plastik polibag dari plastik PP (Polipropilene), kapas, plastik
penutup, cincin, karet gelang, kertas grafik, penggaris dan timbangan.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 10 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali. Masing – masing
ulangan terdapat perlakuan terdapat 25 baglog, sehingga keseluruhan terdapat 250
baglog pada tiap perlakuan menggunakan berat 28 kg. bentuk perlakuan, semua
perlakuan diberikan komposisi 80% serbuk pada baglog, kemudian untuk dedak
dan Kompos TAICI dikontrol dengan persentase yang berbeda, dari P1 diawali
dengan persentase dedak sebanyak 20% dan Kompos Taici 0% Penghitungan
persentase dedak terus berkurang 2,5% hingga pada P9 Persentase dedak 0% dan
Kompos Taici setiap perlakuan terus ditambah 2,5% hingga mencapai persentase
pada P9 pemambahan 20%. Untuk P10 hanya serbuk gergaji (100%) tanpa
penambahan
4. Pelaksanaan Penelitian
4.1 Persiapan
Penelitian ini menggunakan bahan yaitu serbuk kayu, dedak, tepung
TAICI,dan tepung Kompos TAICI. Serbuk kayu yang digunakan berasal dari jenis
kayu sengon (Albasia sp) karena mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi
sehingga sangat membantu pertumbuhan miselium jamur. Serbuk yang digunakan
harus dikomposkan dahulu agar terpecah menjadi senyawa sederhana.
![Page 6: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/6.jpg)
6
Pengomposan dilakukan dengan menambahkan kalsium sulfat (CaSO4) sebanyak
2% dan CaCO3 1% dari jumlah total serbuk gergaji. Pengomposan dilakukan
selama ± 14 hari. Setelah dikompos, serbuk gergaji kemudian diayak untuk
mendapatkan ukuran yang seragam.
Menurut Afifudin (2011) untuk pengomposan TAICI dengan takaran
pelarutan 3 – 10 cc EM4 kedalam 0,25 liter air, semprotkan pada kotoran ternak
sebanyak 2 kg dengan kelembaban 30 - 40 %, Dibalik setiap tiga hari selama 2
minggu. dengan demikian akan diproduksi kompos berkadar nitrogen dan fosfor
maksimal, unsur hara tersebut sangat dibutuhkan jamur tiram untuk berkembang
dan berproduksi, hal ini sesuai dengan pernyataan Anonimous (2012) bahwa
fosfor,kalium dan nitrogen, ketiga hara ini di butuhkan jamur tiram terutama
nitrogen dan fosfor. Tepung Kompos TAICI diperoleh dengan menggiling
kompos TAICI yang telah kering. kompos TAICI yang digunakan harus bersih,
dan tidak berjamur. Kompos TAICI digiling hingga menghasilkan tepung dengan
ukuran ± 0,02 cm. Tepung kompos TAICI diayak terlebih dahulu untuk
mendapatkan ukuran yang seragam.
Dalam budidaya jamur, alat dan ruangan yang digunakan harus steril. Oleh
karena itu sebelum digunakan, alat dan ruangan disterilkan dengan menggunakan
alkohol 70%.
4.2 Pembuatan Media
Bahan – bahan yang dipergunakan komposisi sesuai perlakuan. Pada setiap
perlakuan, ditambahkan kalsium karbonat (CaCO3) sebanyak 0,7% dari berat
total bahan. Tujuan dari penambahan (CaCO3) adalah sebagai sumber mineral dan
mengatur pH media sehingga media memiliki pH yang sesuai untuk pertumbuhan
jamur. Semua bahan dicampur hingga merata dan ditambahkan air hingga ± 65%.
Setelah semua bahan tercampur rata, dimasukkan dalam plastik polipropilene
dengan ukuran 18cm x 36 cm x 0,03 mm. Bahan tersebut kemudian dipadatkan
hingga memiliki berat tiap media tanam 1,2 kg dengan ketinggian 19–20 cm dan
pada ujungnya diberi cincin. Cincin kemudian diberi kapas lalu ditutup dengan
plastik dan diikat dengan karet gelang.
![Page 7: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/7.jpg)
7
4.3 Sterilisasi
Media tanam dalam plastik tersebut ditata dalam krat untuk disterilkan.
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan ketel uap pada ruang sterilisasi dengan
suhu 950C konstan selama 5 jam. Baglog ditata dengan jarak yang teratur, tidak
terlalu rapat agar proses sterilisasi bisa merata pada seluruh media tanam yang
ada. Setelah media tanam disterilkan, kemudian dilakukan pendinginan dengan
membiarkan media tanam tetap dalam ruang sterilisasi selama ± 24 jam sampai
suhu dalam ruangan tersebut ± 260C. Media tanam kemudian dikeluarkan dan
dibiarkan hingga tidak panas lagi.
4.4 Inokulasi
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit jamur pada media tanam yang
telah disterilkan dan didinginkan. Bibit dalam botol terlebih dahulu dihancurkan
dengan menggunakan spatula panjang yang telah disemprot alkohol dan dibakar
diatas api bunsen. Bibit tersebut kemudian dimasukkan pada media tanam melalui
mulut cincin plastik dengan membuka kapas dan plastik penutup terlebih dahulu.
Bibit yang dimasukkan sebanyak ± 15 gram. Setelah dimasukkan, cincin ditutup
kembali dengan menggunakan kapas tanpa plastik. Pada proses inokulasi, alat dan
ruangan yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dengan menyemprotkan
alkohol. Pelaksana inokulasi harus memakai masker, pakaian yang bersih serta
tangan terlebih dahulu disemprot dengan alkohol. Proses inokulasi harus
dilakukan dengan cepat untuk mengurangi terjadinya kontak media bagian dalam
dengan udara sehingga kontaminasi bisa dihindari
4.5 Inkubasi
Dilakukan dengan menyimpan media yang telah diisi bibit pada ruangan
dan kondisi tertentu agar miselium jamur tumbuh. Suhu yang diperlukan untuk
proses inkubasi adalah 25-30ºC dengan kelembaban 65-70% dan intensitas cahaya
± 10%. Ruangan yang digunakan harus selalu dibersihkan. Inkubasi dilakukan
hingga seluruh media berwarna putih oleh miselium secara merata antara 30 hari
setelah inokulasi. Keberhasilan pertumbuhan miselium jamur dapat diketahui ±1
minggu setelah inokulasi. Pada setiap media ditempel dengan kertas grafik untuk
mempermudah pengamatan panjang miselium.
4.6 Penumbuhan
![Page 8: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Penumbuhan dilakukan pada ruangan khusus dengan kondisi yang
diperlukan yaitu suhu antara 16-22ºC dan kelembaban 80-90%. Ruang yang akan
digunakan dibersihkan terlebih dahulu dan semprot dengan alkohol
70%.Penempatan media tanam secara horizontal untuk efektifitas ruang dan
memudahkan proses pemanenan. Sedangkan pembukaan kapas dimaksudkan
untuk memberikan oksigen yang cukup bagi pertumbuhan tubuh buah jamur.
4.7 Pemeliharaan
Suhu dan kelembaban ruang penumbuhan tetap sesuai untuk perkembangan
badan buah dengan cara menyiram lantai ruang penumbuhan dan pengkabutan
atau penyemprotan air dengan hand sprayer pada ruang penumbuhan. Air yang
disemprotkan diusahakan tidak mengenai bagian dalam baglog karena bias
menyebabkan kebusukan media.
4.8 Pemanenan
Satu minggu setelah media tanam dipindah dalam ruang penumbuhan,
kemudian dipanen. Pemanenan dilakukan dengan mencabut semua bagian dari
jamur hingga pangkalnya. Bagian jamur yang tertinggal pada media biasa
menyebabkan kebusukan pada media. Sehingga tidak bisa berproduksi lagi.
Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran jamur tersebut.
4.9 Parameter pengamatan
1. Saat panen pertama (HSI)
Jamur yang telah siap dipanen memiliki ciri badan buah yang bagian tepi
telah menipis dan memiliki ukuran yang optimal, pada umumnya panen dilakukan
2-3 hari setelah munculnya pin head. Pemanenan dilakukan dengan mencabut
keseluruhan bagian dari jamur hingga tidak meninggalkan sisa pada media tanam
pada pagi atau sore hari untuk menjaga kesegaran jamur.
2. Berat segar total badan buah (gram)
Jamur yang telah dipanen dibersihkan dari kotoran yang masih menempel
kemudian ditimbang untuk mengetahui berat segar total. Berat segar badan buah
per baglog yang telah ditimbang setiap panen kemudian dijumlahkan untuk
mendapatkan produktifitas jamur tiap baglog.
3. Frekuensi panen (kali).
![Page 9: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/9.jpg)
9
Setiap baglog dicatat berapa kali panen atau bisa berproduksi dalam jangka
waktu 100 hari setelah media tanam tersebut dipindahkan ke ruang penumbuhan.
5. Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis (uji F) uji taraf 5 % apabila terjadi beda
nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5 %.
![Page 10: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/10.jpg)
10
I. JADWAL KEGIATAN
1. Penyiapan bahan, bibit dan alat2. Pencampuran bahan3. Pengomposan4. Pengisian bahan pada plastik5. Sterilisasi dan Pengisian bibit6. Inkubasi7. Pemanenan8. Pengamatan9. Analisa data 10. Penyusunan Laopran Akhir11. Revisi Laporan Akhir
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4Jenis Kegiatan
Waktu Kegiatan (Minggu ke-)Bulan 5
J. RANCANGAN BIAYA
Biaya bahan yang sama untuk semua perlakuan
No. Jenis Bahan Biaya satuan kebutuhan Total
3. Serbuk gergaji 911 kg
4. Tenaga kerja buat baglog 400.000 - 400.000
5. Tenaga kerja sterilisasi 50.000 - 50.000
6. Tenaga kerja untuk Inokulasi 75.000 - 75.000
7. Plastik PP 5000 20 bungkus 100.000
8. Cincin paralon 300 1000 buah 300.000
9. LPG 14.000 35 LPG 490.000
10. Kapas steril dan kapuk - - 170.000
11. Bibit jamur tiram 8.000 34 botol 272.000
12. Sewa alat sterilisasi 300.000 - 300.000
13. Sekop 50.000 1 50.000
14. Terpal 150.000 - 150.000
15. Pembuatan Kumbung Jamur 1.500.000 - 1.500.000
16. Penyewaan lahan 300.000 300.000
17. Feses Kelinci (TAICI) 112 kg
18. EM4 14 liter
![Page 11: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/11.jpg)
11
19. Transportasi 16 kali 15.000 240.000
20. Dedak 112 kg
21. Spatula besi
22. CaCO3 9,11 kg
23. CaSO4 18,22 kg
24. Sewa Timbangan 20.000 20.000
![Page 12: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Daftar Pustaka
Adiyuwono, H. 2001. Mengenal kayu untuk Media Jamur. Trubus XXXI (362).
Afifudin, M. 2011. Pengaruh Berbagai Aktivator Terhadap C/N Rasio Kompos Kotoran Kelinci. http://komposkotorankelinci.blogspot.com
APNAN. 1995. EM4 Application Manual for APNAN Countries.1st ed. Asia
Pacific Natural Agriculture Network.
Anonimous. 2012. Media Budidaya Jamur Tiram.
http://jamurtiramjepara.blogdetik.com/2012/05/13/media-budidaya-jamur-
tiram/. Diakses pada 3 Oktober 2012
Cahyana, Muchroji dan M. Bakrun. 1997. Jamur Tiram. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Djarijah. 2001. Budidaya Jamur Tiram. Kanisius. Jakarta. pp.67
Richard,T. And N. Trautmann. 2005. C/N Ratio. Cornell Waste Management
Institute. Dalam : http://www.compost, css.cornell.edu/calc/cn ratio.html.
Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.
Jakarta : AgroMedia Pustaka.
Sumiati, E. dan D. Djuariah. 2005. Perbaikan Teknologi Produksi Jamur Tiram
dengan Variasi Waktu Perendaman Media Tumbuh Serbuk Kayu Gergaji.
J. Hort. 15(3):177-183.
Susilawati., dan Raharjo,Budi. 2010. Petunjuk Teknis Budidaya Jamur Tiram
(Pleourotus ostreatus var florida) yang ramah lingkungan (Materi
Pelatihan Agribisnis bagi KMPH).Sumatra Selatan.
Yono, C. Rahardjo., Sajimin., dan D. Purwantari, Nurhayati. 2010. Potensi
Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik Dan Pemanfaatannya Pada
Tanaman Pakan Dan Sayuran. Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang
Pengembangan Usaha Agribisnis Kelinci. Balitnak Bogor.
Yurmiati, Husmi. 2010. Kualitas Pupuk Organik Hasil Biokonversi Limbah
Peternakan Kelinci
![Page 13: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/13.jpg)
13
K. LAMPIRAN
1. Daftar riwayat hidup ketua dan anggota :
Daftar riwayat hidup ketua
Nama Lengkap :Basthomi Izza A.
NIM :105050100111168
Tempat Tanggal Lahir :Kediri, 18 Februari 1992.
Alamat asal :Desa Kuwik Kecamatan Kunjang
Kabupaten Kediri.
Alamat Malang : Jl. MT-Haryono. Gg. 2 508A Malang.
Daftar riwayat hidup angota
1. Nama Lengkap : Jeffi Adam P.
NIM : 105050100111165
Tempat Tanggal Lahir : Malang, 06 November 1991.
Alamat asal : Desa Wringin Anom, Kecamatan
Poncokusumo, Malang.
Alamat Malang : Desa Wringin Anom, Kecamatan
Poncokusumo, Malang.
2. Nama Lengkap : Ulwan Hawari
NIM : 125020307111021
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Agustus 1994
Alamat asal : Perumahan Cahaya Permata V/6 Pakunden
Kediri
Alamat Malang : Jl. MT-Haryono. Gg. 2 508A Malang
3. Nama Lengkap :
NIM :
Tempat Tanggal Lahir :
Alamat asal :
Alamat Malang :
![Page 14: TAICI BIAYA+JADWAL](https://reader038.vdocuments.site/reader038/viewer/2022100507/557210eb497959fc0b8debc9/html5/thumbnails/14.jpg)
14
Nama dan biodata dosen pendamping
Nama Lengkap dan Gelar :
Golongan Pangkat dan NIP :
Jabatan Fungsional :
Jabatan Struktural :
Fakultas/Prodi :
Perguruan Tinggi :
Bidang Keahlian :
Waktu untuk kegiatan PKM :
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
( ........................................... ) NIP. .......................................