tabloid syiar edisi mei 2013

16
Alamat Redaksi : Kompleks Royal Sincom, Blok F No. 3, Batam Center, Batam–Kepulauan Riau. Telp : 0778 - 7061006 - Hp : 0813 7233 7121, Email : [email protected] Politik Bermartabat, Cermin Muslim Sejati dan Budaya Bangsa Hadapi Persaingan Dengan Bekal Ilmu Di Al-Kautsar Hidup Sederhana, Ciri Seorang Muslim Bukit Bestari Kem- bali Juara Umum MTQ 2013 Hal. 4 Hal. 7 Hal. 11 Hal. 14

Upload: isukepricom

Post on 25-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Tabloid Syiar Edisi Mei 2013Batam

TRANSCRIPT

Page 1: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

Alamat Redaksi : Kompleks Royal Sincom, Blok F No. 3, Batam Center, Batam–Kepulauan Riau. Telp : 0778 - 7061006 - Hp : 0813 7233 7121, Email : [email protected]

Politik Bermartabat,Cermin Muslim Sejati dan Budaya Bangsa

Hadapi Persaingan Dengan Bekal IlmuDi Al-Kautsar

Hidup Sederhana, Ciri Seorang Muslim

Bukit Bestari Kem-bali Juara Umum MTQ 2013

Hal. 4 Hal. 7 Hal. 11 Hal. 14

Page 2: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

2 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013

Tabloid Syi’ar Islam berada di bawah naungan Majelis Syi’ar Islam Kepulauan Riau

Diterbitkan Oleh : CV. Insan Cita.

Penanggungjawab: Rizaldy Siregar, S.Ag. Pemimpin Umum: Suprapto, ST. Dewan Redaksi : Suprapto, ST, Rizaldy Siregar, S.Ag, Bima Sakti, S.Ag, Saud. Desain dan Layot : Deni Wawok. Pemimpin Perusahaan: Suprapto, ST. Manager Iklan: Kadril, A.Md. Manager Sirkulasi: Masirwan.

Alamat Redaksi: Kompleks Royal Sincom, Blok F No. 3 Batam Center, Batam - Kepulauan Riau. Hp: 0823 9080 8668 - Hp: 0813 7233 7121 - Email: [email protected]

Redaksi menerima tulisan lepas dari pembaca dengan tema yang sesuai dengan kebijakan Tabloid Syi’ar. Untuk berlangganan & pemasangan iklan hubungi: 0852 6443 6831.Tarif Iklan: 1/8 Halaman: Rp 500.000, 1/4 Halaman: Rp 1.000.000. 1/2 Halaman: Rp 1.500.000, 1 Halaman: Rp 2.000.000.

Bacaan Ummat Muslim Kepri TABLOID SYI’AR ISLAM

TAJUK

Indonesia adalah negara yang 89% penduduknya beragama Islam. Dalam peringkat korupsi negara-negara di dunia yang dibuat oleh salah satu lembaga pemantau korupsi internasional, Indonesia menempati urutan ketiga negara paling tinggi ko-rupsinya di dunia, bahkan urutan pertama di Asia.

Apa atinya data tersebut? Dalam logika yang sederhana, kalau dua pernyataan di atas dianggap sebagai premis mayor dan premis minor, maka akan menghasilkan konklusi sebagai berikut; Negara yang 89% pen-duduknya muslim adalah negara yang paling korup di Asia, dan juara ketiga korupsi di dunia.

Tapi benarkah demikikan? Benarkah Islam mengajarkan budaya korupsi? Tentu saja dengan tegas kita akan mengatakan tidak. Kita akan dengan lantang me-nyatakan bahwa dalam Qur’anpun Allah dengan tegas melarang pedagang yang mengurangi kadar timbangannya.

Lalu siapa yang salah? Islam-nya, muslimnya, atau Indone-sianya? Ibda’ binafsik, begitu Nabi Saw bersabda. Kalau mau jujur, mungkin diri kita sendiri pernah, atau bahkan sering, menikmati hasil korupsi. Mungkin juga kita sendiri yang melakukan korupsi itu. Kalau kita sudah mampu jujur pada diri sendiri, dan ternyata kita memang benar pernah melaku-kannya, maka sudah saatnya kita mengutuk hal itu, lalu memulai ke-hidupan baru tanpa korupsi, sekecil apapun. Percayalah, tidak ada yang mampu mengubah perilaku kita kecuali diri kita sendiri.

***Terungkapnya kembali indi-

kasi kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di instansi pemer-intah yang menangani keuangan Negara merupakan bukti sahih bawa negeri ini belum sepenuhnya terbebas dari kejahatan korupsi. Meski pemerintah telah melaku-

kan berbagai upaya pencegahan, termasuk didalamnya reformasi birokrasi namun upaya tersebut belum berhasil secara maksi-mal. Apabila hal ini tidak segera mendapatkan perhatian khusus dan maksimal dari pemerintah, kita khawatir negeri ini akan hancur oleh perilaku korup para pejabatnya.

Fakta ini mungkin terasa menyakitkan, tetapi baik kita mengungkap kerusakan untuk kemudian kita perbaiki bersama secara terbuka demi masa depan anak cucu keturunan kita. Upaya saling menyalahkan baik antar institusi maupun antar individu pejabat instansi terkait bisa jadi kontraproduktif dengan upaya pemberantasan kejahatan korupsi itu sendiri, hukum harus ditegakan tanpa pandang status bagi siapa-pun yang terbukti bersalah.

Apa itu KorupsiKata “korupsi” berasal dari

bahasa Latin corruptio, secara harfi ah korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakju-juran, dapat disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan dari kesucian.

Meskipun kurang tepat, ko-rupsi seringkali disamakan sengan suap (risywah), yakni sebagai “perangsang (seorang pejabat pemerintah) berdasarkan itikad buruk agar ia melakukan pelang-garan kewajibannya.” Suapan sendiri diartikan sebagai “hadiah, penghargaan, pemberian atau keistimewaan yang dianugerah-kan atau dijanjikan dengan tujuan merusak pertimbangan atau tingkah laku, terutama dari seorang dalam kedudukan terper-caya (sebagai pejabat pemerintah). “Dalam kitab Hâsyiah Ibn ‘Abidin, suapan (risywah) dipahami se-bagai sesuatu yang diberikan seseorang kepada hakim, pejabat pemerintah atau lainnya supaya orang itu mendapatkan kepastian hukum atau memperoleh keingi-nannya.

Pada intinya korupsi adalah

pencurian melalui penipuan dalam situasi yang mengkhianati keper-cayaan. Jika kita pegangi penger-tian ini, maka tradisi korupsi telah merambah ke seluruh dimensi kehidupan manusia.

Pandangan dan Sikap Is-lam

Pandangan dan sikap Islam terhadap korupsi sangat tegas: haram dan melarang. Banyak ar-gumen mengapa korupsi dilarang keras dalam Islam. Selain karena secara prinsip bertentangan den-gan misi sosial Islam, menegakkan keadilan sosial dan kemaslahatan semesta. Korupsi dinilai sebagai tindakan pengkhianatan dari amanat yang diterima dan pen-grusakan yang serius terhadap bangunan sistem yang bertang-gungjawab. Oleh karena itu, baik al-Qur’an, al-Hadits maupun ijmâ’ al-’ulamâ menunjukkan pelaran-gannya secara tegas.

Dalam al-Qur’an, misalnya, dinyatakan: “Dan janganlah se-bagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan cara batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari-pada harta benda orang lain itu dengan (cara berbuat) dosa pa-dahal kamu mengetahui.” Dalam ayat yang lain disebutkan: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara batil, kecu-ali dengan cara perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…”

Sedangkan dalam al-Hadits lebih konkret lagi, dinyatakan bahwa Rasulullah SAW bers-abda: “Allah melaknati penyu-ap dan penerima suap dalam proses hukum.” Dalam redaksi lain, dinyatakan: “Rasulullah SAW melaknati penyuap, penerima suap, dan perantara dari keduanya (Al-Hadits).

Secara mendasar, Islam me-mang sangat anti korupsi. Yang dilarang dalam Islam bukan saja perilaku korupnya, melainkan juga pada setiap pihak yang ikut terlibat dalam kerangka terjadinya tindakan korupsi itu. Bahkan ka-sus manipulasi dan pemerasan juga dilarang secara tegas, dan masuk dalam tindakan korupsi.

Ibn Qudamah dalam al-Mughnî menjelaskan bahwa “memakan makanan haram” itu identik den-gan korupsi. Zamakhsyari dalam tafsir al-Kasysyaf juga menyebut hal yang sama. Umar Ibn Khath-thab berkata: “menyuap seorang hakim” adalah tindakan korupsi.

Dalam sejarah Islam sering dikutip kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, salah seorang Khalifah Bani Umayyah. Beliau adalah fi gur unik di tengah-tengah para pemimpin yang korup dalam komunitas istana. Ia sangat ketat mempertimbangkan dan memi-lah-milah antara fasilitas negara dengan fasilitas pribadi dan kelu-arga. Keduanya tidak pernah dan tidak boleh dipertukarkan.

Pada suatu malam, Khalifah Umar bin Abdul Aziz berada di kamar istana melakukan sesuatu berkaitan dengan urusan negara. Tiba-tiba salah seorang anaknya mengetuk pintu ingin menemui bapaknya. Sebelum masuk, di-tanya oleh Khalifah, “Ada apa malam-malam ke sini?” “Ada yang ingin dibicarakan dengan bapak”, jawab anaknya. “Urusan keluarga atau urusan negara?” tanya balik Khalifah. “Urusan keluarga,” tegas anaknya. Seketika itu, Khalifah mematikan lampu kamarnya dan mempersilakan anaknya masuk. “Lho, kok lampunya dimatikan,” tanya anaknya sambil keheranan. “Ini lampu negara, sementara kita mau membicarakan urusan keluarga, karena itu tidak boleh menggunakan fasilitas negara,” demikian jawab Khalifah. Sang anak pun mengiyakannya.

Itulah sekelumit cerita tentang Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam upayanya untuk menegak-kan pemerintahan yang bersih bebas korupsi melalui sikap-sikap yang bertanggungjawab den-gan menghindari pemanfaatan fasilitas negara untuk kepentin-gan diri, kelompok, dan keluarg-anya. Adakah pemimpin sekarang seperti Umar bin Abdul Aziz? Wallahu’alambishawab

[Referensi: disarikan dari berbagai sumber - berbagai sumber red/Marzuki Wahid. “Anti Korupsi dalam Perspektif Islam”. Staf Pengajar Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung]

Pembaca tabloid Syi’ar yang budi-man, tiada kata yang patut kami rang-kai kecuali rasa syukur kehadirat Alloh SWT. Sehingga kami dapat menyusun kembali tabloid Syi’ar untuk edisi ke-5. Kehadiran Syi’ar sebagai sebuah media yang diharapkan mampu menjadi penghilang dahaga akan berbagai informasi seputar dakwah Islam di Kepulauan Riau merupakan harapan kami.

Dengan segala keterbatasan baik resource maupun materi maka, kami sangat yakin bahwa terbitnya tabloid ini adalah karena semata-mata izin Al-loh SWT. Tentunya kami sangat berharap dukungan dari semua pihak dalam upaya bersama-sama memberikan pencerahan kepada ma-syarakat mengenai permasalahan keumatan dan kebangsaan hari ini.

Saat ini, kita senantiasa di pertontonkan dengan maraknya kasus korupsi yang terjadi di tanah air. Ibarat sebuah menu makanan baik itu sarapan pagi, siang maupun malam maka kasus-kasus korupsi seolah-olah juga menjadi konsumsi masyarakat Indonesia. Korupsi bukan lagi menjadi barang baru dan tabu untuk di dengar, bahkan anak-anak usia dini pun sudah mengetahui apa itu korupsi.

Sebagai sebuah negara hukum, maka kita harus tunduk dan patuh terhadap aturan yang berlaku di negara kita. Keberhasilan KPK dalam mengungkap kasus-kasus korupsi di tanah air tentunya harus mendapatkan apresiasi. Banyaknya buron-buron kasus korupsi ternyata tidak membuat jera untuk orang tidak melakukan korupsi.

Lalu bagamann pandangan islam mengenai korupsi? Islam dengan tegas dan jelas menentang karupsi, apalagi mengambil hal dan keuntungan dari sesuatu yang bukan menjadi haknya. Firman Allah Swt., Artinya: “dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (terj. QS. Al-Baqarah: 42).

Hampir semua orang di negeri ini tahu bahwa korupsi adalah suatu tindakan tercela, dilarang dan pelakunya dapat dikenai sangsi pidana. Banyak pakar juga telah membahas defi nisi, faktor penyebab hingga dampak yang ditimbulkan akibat tindakan korupsi. Tidak terkecuali, para ulama, tokoh agama termasuk para dai juga sering menyuarakan bahwa korupsi itu suatu perbuatan tercelah yang dila-rang oleh agama, haram dan tentu saja hasil dari perbuatan tersebut juga masuk dalam kategori sebagai harta Haram, lengkap dengan istilah-istilah hingga dalil-dalil agama untuk menggambarkan istilah korupsi itu sendiri, diantaranya; Risywah, ghulul, dan lain sebagainya.

Namun memberantas korupsi tidak semudah yang di bayang-kan, diperlukan ketegasan, kemauan serta kesadaran yang tinggi. Pemerintah harus bersikap dan bertindak tegas terhadap apapun yang berkaitan dengan korupsi. Selain itu kemauan dan kesadaran juga menjadi faktor yang sangat penting. Kita semua sebagai ele-men kelompok masyarakat bangsa harus merawat dan menjaga keberlangsungan negara ini dari berbagai ancaman dan tantangan. Kita semua juga harus menanamkan semangat jihat melawan korupsi dimanapun kita berada. Baik itu birokrat, pengusaha, petani, guru, pedagang, dan lain sebagainya. Korupsi tidak hanya menrugikan kita, namun korupsi akan berimbas pada keberlangsungan anak cucu kelak.

Untuk itu, selain perbaikan atas carut marutnya persoalan hu-kum dalam penanganan tindak kejahatan korupsi, pendidikan anti korupsi sebagai upaya pencegahan juga patut mendapat perhatian dan keperdulian semua pihak. Tidak hanya oleh lembaga anti korupsi yang dikelola pemerintah maupun swasta, juga bagi para ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, termasuk bagi umat Islam.

Demikianlah pembaca yang budiman, terkait apa-apa yang ingin kami sajikan pada penerbiatan ini. Kami berharap kritik dan saran serta masukan yang membangun dari pembaca semua. Besar harapan kami, media ini dapat menjadi media umat dan media kita bersama. Semoga semua kerja kita mendapatkan Ridho Allah SWT. Amin.

Suprapto, Pimpinan Umum

Salam Redaksi Jihad Melawan Tindak Kejahatan KorupsiDalam al-Qur’an, misalnya, dinyatakan: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta seba-gian yang lain di antara kamu dengan cara batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan seba-gian daripada harta benda orang lain itu dengan (cara berbuat) dosa padahal kamu mengetahui

Page 3: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 3OLAHRAGA MUSLIM

1. Muhammad AliKeberhasilan seorang Cassius Mar-

cellus Clay Junior atau yang lebih dike-nal dengan nama Muhammad Ali tidak terlepas dari keyakinannya mengingat Allah SWT setelah ia memuluk Islam.

Nama sebagai ‘Yang Terbesar’ ini dis-ematkan padanya sejak ia mengalahkan para petinju yang juga memiliki nama besar. Di antaranya George Foreman, Sony Liston, Joe Frazier, dan lainnya. Bahkan, pertarungannya melawan Foreman serta Joe Frazier menjadi pertarungan terbaik sepanjang abad ke-20. Ali juga dinobatkan sebagai seorang petinju terbesar di abad 20. Karena kemampuannya mengalahkan para petinju itu, ia pun dijuluki ‘Yang Terbesar’ (The Greatest).

Iman Ali bertambah kuat, ketika para dokter di AS memvonisnya dengan penyakit Sindroma Parkinson, Ali men-gatakan bahwa dia telah mendapatkan hidup yang baik sebelumnya dan sekarang. Dia tidak membutuhkan sim-pati dan belas kasihan. Dia hanya ingin menerima kehendak Allah SWT. Pe-nyakitnya ini, menurut dia, merupakan cara Allah SWT merendahkannya untuk

mengingatkannya pada kenyataan bahwa tak ada seorang pun yang lebih hebat dari Allah.

2. Mike TysonSiapa yang tidak kenal dengan

petinju yang dijuluki ‘Leher Beton’ atau disebut Mike Tyson memiliki nama lengkap Michael Gerard Tyson lahir di New York City, Amerika, 30 Juni 1966. Pemegang sabuk juara dunia termuda sepanjang sejarah ini mengganti na-manya menjadi Malik Abdul Aziz setelah ia memeluk Islam pada tahun 1995.

Dengan memuluk Islam, karirnya sebagai petinju tidak semakin mem-baik. Hingga beberapa media asing memberintakan ‘Tyson jatuh bangkrut’. Namun merosotnya karir dan ekonom-minya, tidak membuat ia melepaskan Islam. Akan tetapi, keislamannya mem-buat ia memiliki kebahagian tersendiri yang sebelumnya ia mengaku adalah seorang psikopat.

“Saat itu saya psikopat, dan kotor. Saya pikir saya raja dunia. Tidak akan ada petinju yang menelan obat-obatan lebih banyak daripada saya. Bahkan saya tidak menyangka bisa hidup lebih dari 30 tahun. Saya beruntung masih bisa hidup. Tinju telah membuat saya gila,” ujar Tyson.

Te t a p i , k e t i k a i a memeluk Islam dan per-tama kali Mike Tyson men-gambil wudhu, lalu masuk menuju mimbar Masjid An-Nabawi di Madinah. Mengenakan kopiah putih, rahangnya yang kokoh itu bergetar, mulutnya merapal doa, matanya berkaca-kaca.

Lalu, di depan makam Nabi Muhammad SAW, tangis Tyson pecah. Seten-gah jam dia terbata-bata membaca ayat-ayat al-Qur’an. “Aku tak sang-gup menahan tangis saat berada di salah satu taman surga ini,” ujar Tyson.

Seperti diakuinya kepada media, sejak berjumpa dengan Islam, dia lebih

sabar. “Saya menjadi lebih baik. Saya menyerahkan diri kepada Allah”, ujarnya. Dia juga berusaha salat lima waktu.

Kini, si Leher Beton itu tak lagi jaya. Dia miskin dan bangkrut. Tapi dia m e n g a k u s e m e n j a k memeluk Islam hidupnya lebih tenang, sabar dan ikhlas. “Saya punya istri, dan anak-anak terbaik, yang rasanya tak pantas saya miliki. Tapi mereka ada untuk saya. Saya san-

gat bersyukur,” ujarnya.3. Anthony SmallMantan petinju professional Ing-

gris yang lahir di Lewisham, London pada 20 Juni 1981 ini memiliki tekanan sosial di London menyaksikan bentuk kekerasan dan pola hidup di ibu kota Inggris tersebut.

Sebagai mantan petinju di kota yang banyak kriminalitas, dia melihat cara hidup banyak orang tapi tidak melihat tidak banyak dari mereka yang saleh. Kemudian bertemulah ia dengan

Islam. Berawal ketika ia mengenal kaum Muslim, Anthony Small melihat banyak pembunuh, pemerkosa, dan pencuri yang masuk Islam dan berhasil mengubah kehidupan mereka menjadi jauh lebih baik.

Seperti suatu rahmat, ia merasakan ada kebahagiaan yang baik di dalam Islam “Saya selalu tahu bahwa Tuhan membantu kita melakukan perubahan. Saya melihat perubahan menyeluruh di dalam diri begitu banyak orang,” ujar Anthony.

Meskipun tidak banyak mengenal orang muslim, namun Anthony ingin mencari kebahagian yang lebih baik

dari yang ia rasakan ketika itu, hinggga berjumpalah ia dengan seorang te-mannya dan memberikan buku Tauhid kepada Anthony.

“Saat saya diberikan buku tentang Tauhid tersebut, saya terkesan dengan ide bahwa jika Al Qur’an tidak berasal dari Tuhan maka pasti akan ada banyak kesalahan, tapi kenyataannya tidak ada sama sekali kesalahan dalam Alquran,” ujarnya.

Semenjak itu, di usianya 24 tahun

Kebahagiaan Sejati Didalam IslamAnthony memeluk Islam dan mengganti nama menjadi Abdul Haqq. “Saya benar-benar ingin menjadi Muslim ketika mema-hami semua ini. Saya bertekad mengubah kehidupan saya men-jadi lebih baik,” ujar Abdul Haqq.

4. Bernard Hop-kins

Penggemar tinju dunia tentu tak asing dengan nama Bernard Hopkins. Dialah sang algojo (The Executioner). Julukan ini diberikan karena kemam-puannya dalam mengalahkan lawan-lawannya di atas ring tinju seperti Oscar de la Hoya, Roy Jones Jr, Felix Trinidad, Antonio Tarver, dan Glen Johnson. Menjadikannya sebagai petinju terbaik Amerika dan oleh majalah The Ring dan World Boxing Hall of Fame, Hopkins di-nobatkan sebagai petinju terbaik dunia tahun 2001. Namun, khilafnya sebagai seorang manusia membuat ia harus mendekap dipenjara selama 18tahun di Graterford.

Selama menjalani masa hukuman di penjara, Hopkins banyak menyaksikan berbagai aksi kejahatan yang dilaku-kan oleh sesama narapidana, mulai pemerkosaan hingga pembunuhan sesama tahanan. Pada tahun-tahun ter-sulitnya saat mendekam di penjara, ia justru menemukan petunjuk, sehingga ia cukup dipenjara selama 5 tahun. Dari kejadian tersebut, Hopkins akhirnya pidah ke Agama Islam.

Menjadi seorang Muslim tidak menghalangi Hopkins untuk terus berkarier di dunia adu jotos ini. Bahkan, tanpa sepengetahun banyak orang, ia kerap berdoa sebelum bertarung.

Dalam kesehariannya, Hopkins pun tampak tenang. Kendati dulunya dia pernah menikam orang, hal itu seakan menjadi pengalaman pahit yang harus diubahnya. Ia tidak ingin lagi tenggelam dalam kehidupan kelam seperti itu.

Baginya, perbuatan itu benar-benar buruk. Dalam organisasi keislaman, ia bergabung dengan Nation of Islam (NOI) yang didirikan oleh Elijah Muham-mad. Setiap akan naik ke atas ring tinju, dua orang rekannya dari NOI senantiasa mengiringinya dengan doa.

Ketika ditanya mengapa tidak mengganti namanya sebagaimana lainnya setelah masuk Islam, Hopkins mengatakan, baginya hal itu tidak terlalu penting. “Islam bukan soal nama, tapi masalah sikap dan perbuatan serta keyakinan kepada Sang Pencipta,” ujarnya.

5. Danny WilliamsPetinju yang pernah mengalah-

kan Mike Tyson ini mengaku kagum mendengar suara Azan ketika berlibur ke Turky pada tahun 2000 lalu. “Aku merinding saat mendengar suara azan tersebut,” ujar Williams.

Sejak saat itu, ia mengaku bahwa hatinya terketuk dan segera masuk Islam. “Saat itu yang ada di pikiranku inilah (Islam, red) cara hidup yang dicontohkan Tuhan dan aku harus mengikutinya,” ujar Williams.

Meskipun mudah baginya me-jalankan perintah Sholat, namun ke-tika Ramadhan, ia sering mengalami kekalahan dalam betanding. Ketika melawan Matt Skelton pada Juli 2006, sampai-sampai ia mengalami cedera serius pada bagian hidung. Namun, hal tersebut tidak membuatnya lalai terhadap perintah Allah.

“Sepanjang Ramadhan, aku me-mang menghentikan semua kegiatan bertinju, karena ingin mengisinya dengan kegiatan ibadah dan memuji Allah, sebisa mungkin aku akan menjadi hamba Allah yang baik, dimana pada bulan suci tersebut Nabi Muhammada menerima wahyu untuk pertama ka-linya,” katanya.

Wiliam menambahkan, dalam bulan puasa, Allah melarang umatnya untuk mencaci, memukul dan lain sebagainya, karena bisa mengurangi pahala puasa. “Sebagai Muslim yang baik, tentunya di saat Ramadhan harus melakukan hal-hal yang baik. Tidak ada memukul, berdebat dengan orang, intinya Anda harus dalam kondisi bersih dari perbuatan tercela sebisa mungkin,” ungkap Williams.

Page 4: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

4 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013POLITIK ISLAM

Politik adalah seni mengatur ma-syarakat. Politik bukanlah wujud kotor yang harus dijauhi. Ungkapan “politik itu kotor” hanya benar bila di dalam politik itu tidak ada etika atau akhlak. Kita sebagai bangsa relijius harus men-gisikan muatan-muatan etis dan moral ke dalam politik. Tanpa misi ini, politik akan terus menjadi wilayah abu-abu yang banyak menghadirkan kemada-ratan ketimbang kemaslahatan. Umat Islam tidak perlu pesimis terhadap masalah politik, karena sikap pesimis justru akan menjauhkan jarak politik dengan pemerintah. Mengedepankan sikap optimis (husnudzan) justru lebih baik karena ia menjadi media dialog dan komunikasi politik yang baik. Inilah salah satu akhlak politik yang diajarkan oleh Islam.

Pentingnya Moral dan Etika dalam Politik

Pembicaraan tentang etika adalah pembicaraan tentang moral. Etika adalah sendi bagi kehidupan berma-syarakat. Manusia sebagai makluk politik (zoon politicon: hewan berpoli-tik) memerlukan itu sebagai perekat perilaku-perilaku sosial yang berakhlak dan beretika di dalam sebuah ma-syarakat. Karena itu, dalam politik keberadaan etika sangat penting.

Di sinilah perlunya moral dan etika diketengahkan. Moral merupakan nilai yang menentukan baik-buruk, benar-salah, yang akan dirasakan oleh manu-sia yang meyakini hidup ini punya mak-na. Moralitas adalah norma atau standar tingkah laku yang didasarkan atas pertimbangan benar-salah, baik-buruk. Persoalan moral adalah bagaimana ma-nusia menahan diri sendiri, menunda kesenangan atau keinginan dan tidak hanya mementingkan diri sendiri. Lain halnya dengan binatang yang tidak bisa mengendalikan diri, karena binatang tidak memiliki moral.

Jadi, moral merupakan hal yang ha-rus dilakukan manusia. Moral menunjuk kualitas dan martabat kepribadian manusia. Pribadi yang dapat menegak-kan kebenaran dan keadilan sebagai kebajikan, serta menegakkan hak asasi yang seimbang dengan kewajiban asasi adalah contoh manusia yang memiliki kesadaran moral yang memadai. Sedan-gkan etika membahas makna moral, merupakan pemeliharaan sistematis tentang moralitas atau menyangkut upaya menjadikan moralitas sebagai landasan berperilaku. Dalam Islam bisa disebut akhlak sebagai pranata perilaku

Politik Bermartabat, Cermin Muslim Sejati dan Budaya Bangsa

yang didasarkan pada nilai ihsan, nilai iman, dan nilai Islam. Sering dikenal akhlakul karimah yang bersumbar pada nilai Ilahiah (al-Qur’an dan Sunnah) yang mengatur ibadah dan mu’amalah, dan nilai Duniawi yang tidak berten-tangan dengan al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Menurut etika Islam, akhlak harus berkualifikasi ihsan untuk mencapai al-Islam. Pentingnya akhlak mulia itu sesuai dengan Hadist Rasulullah SAW “ Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan keu-tamaan akhlak.”

Etika politik merefl eksikan kualitas moral para pelaku politik dan sekaligus masalah tatanan hidup kemasyara-katan, hukum, keadilan, karena etika politik akan berpegang pada nilai-nilai, norma, etik, dan moral. Etika politik melandaskan pada nilai keluhuran dan moral, dan tidak bertolak dari pandan-gan yang membolehkan cara-cara yang jahat untuk mencapai tujuan. Etika poli-tik merupakan abstraksi moral untuk memberi arti bagi kehidupan politik, yang pada gilirannya akan memacu berfungsinya hati nurani para pelaku politik yang dimanifestasikan dalam tindakan. Etika politik menunjukkan tentang baik-buruk, benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan politik, seka-ligus menyoroti kewajiban-kewajiban pelaku politik yang harus diikuti agar bersikap dan berperilaku benar, lurus, bersih, terpuji, dan konsisten memper-juangkan kesejahteraan rakyat.

Pancasila Sebagai Sumber NilaiPara the founding fathers bangsa

ini dengan legowo telah menyepakati Pancasila sebagai dasar negara Indone-sia. Keberadaaan Pancasila memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem nilai dan etika”. Bangsa Indonesia dengan dasar Negara yang dimilikinya telah diakui dan dikenal oleh dunia internasional sebagai salah satu negara yang memiliki etika yang baik, rakyat-nya yang ramah tamah, sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak lagi, dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini sehingga bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia.

Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi

penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Yakni: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, serta nilai keadilan.

Upaya mewujudkan pancasila se-bagai sumber nilai adalah dengan menjadikan nilai dasar Pancasila seb-agai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan ber-masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai etika politik di-dasarkan atas sila-sila yang terkandung di dalamnya. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara, Pancasila sebagai etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan: Pertama; Asas legalitas atau legitimasi hukum, yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku dalam negara RI yang berdasarkan Pancasila; Kedua; Disahkan dan di-jalankan secara demokkratis; Ketiga; Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengan moral.

Khazanah Etika Dalam Politik Islam

Islam merupakan agama moral. Ibnul Qayyim bahkan mengatakan bahwa semua isi agama adalah etika. “Barangsiapa bertambah etikanya, maka bertambah pula agamanya”, kata Ibnul Qayyim. Ungkapan ini menunjuk-kan perhatian Islam terhadap masalah moral dan etika yang tujuannya adalah untuk menegakkan kehidupan yang lebih adil, harmonis, dan kemauan untuk bekerja sama. Selain itu, sebuah Hadis Nabi mengatakan, “Sesungguh-nya aku diutus untuk menyempurnakan budi pekerti” (HR. Bukhari).

Logika hadis ini hendak menge-mukakan bahwa masyarakat tidak akan sempurna tanpa moral atau budi pekerti (akhlak). Nabi tidak perlu diutus jika tidak ada misi penyempurnaan moral. Masalah moral, karena itu, ter-kait dengan kehidupan bersama baik di dalam masyarakat maupun negara. Kumpulan orang-orang di dalam suatu masyarakat harus diikat oleh suatu konsensus-konsensus sosial yang ber-moral sehingga kepentingan setiap

orang tidak saling bertabrakan. Itulah sebabnya, kepemimpinan dibutuhkan untuk mengorganisasikan berbagai kepentingan itu dalam wadah sistem politik.

Pemerintahan Nabi Muhammad SAW di Madinah adalah pemerintahan yang berjalan berdasarkan moral al-Qur’an. Hukum ditegakkan dan ketida-kadilan tak boleh hidup di sana. Selama pemerintahannya, Nabi di samping berpegang pada wahyu juga mengajak bermusyawarah dengan para sahabat-nya. Karena itu, hamper bisa dikatakan tidak ada gerakan perlawanan yang be-rarti menggerogoti pemerintahannya. Hal ini terjadi karena dua hal. Pertama, pemerintahan Nabi Muhammad SAW berlandaskan etika. Kedua, tindakan makar tidak diperkenankan karena ia sama dengan melanggar kepatuhan kepada ulil amr dan Rasulullah.

Dalam politik itu ada etika. Kritik ha-ruslah disampaikan secara konstruktif dan dengan alasan-alasan yang rasional serta mengedepankan etika moral sehingga ia berguna bagi perubahan-perubahan kebijakan pemerintahan.

Selanjutnya, dalam pemerintahan para Khulafa’ al-Rasyidin juga telah me-nampilkan sebuah etika pemerintahan. Supremasi hukum ditegakkan dan ke-pentingan rakyat dikedepankan. Masa pemerintahan Khulafa’ al-Rasyidin dinilai banyak sejarahwan sebagai pal-ing etis, bermoral, dan demokratis meski ada sejumlah kelemahan-kelemahan. Namun kelemahan-kelemahan itu ditutup oleh kecemerlangan etis yang menghadirkan keadilan dan rasa aman.

Pelajaran praktik politik dalam sejarah Islam di atas harus menjiwai moral masyarakat Indonesia. Para pemimpin bangsa harus mengusung tema-tema moral dan etika sebagai dasar kepemimpinan politik. Dengan dasar etika, sebuah kepemimpinan akan menampilkan keadilan, keluhuran budi, kepekaan terhadap rakyat, dan memiliki visi kesejahteraan bagi semua.

***Untuk mempelajari, memahamami,

serta mencari model etika politik yang baik tidak harus jauh-jauh ke pergi sampai ke Yunani yang memakan bi-aya tidak sedikit, sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa anggota Parlemen kita beberapa saat lalu. Apa-lagi anggaran tersebut bersumber dari uang rakyat. Kita tahu saat ini sebagian rakyat kita masih ada di barak-barak pengungsian akibat berbagai bencana alam dengan kondisi memprihat-inkan dan membutuhkan bantuan yang mendesak. Alih-alih belajar etika politik jangan sampai justru mencederai etika dan perasaan rakyat itu sendiri yang sedang menderita. Alangkah bijak dan beretika-nya apabila para wakil rakyat tersebut menunjukan ‘sedikit’ empat-inya dengan membatalkan atau paling tidak menunda untuk sementara waktu. Menurut hemat kami itu akan lebih baik dan sesuai dengan etika politik yang berlaku universal. Termasuk dengan falsafah Pancasila serta nilai-nilai moral agama (Islam) yang ada.

Figur kepemimpinan Nabi Mu-hammad SAW serta sosok beliau yang lembut, santun, dan bermartabat juga dapat dijadikan rujukan dan suri tau-ladan untuk membangun satu system etika politik yang bermartabat. Karena beliau adalah sosok pemimpin yang mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang kehidupan. Mulai dari pengembangan diri, bisnis dan kewirausahaan, rumah tangga, etika politik yang bermartabat,, system pendidikan yang bermoral, hukum yang berkeadilan, strategi pertahanan dan keamanan yang menjamin seluruh warga Negara.

Semoga sosok dan suri tauladan kepemimpinan beliau dapat men-ginspirasi kita semua, terutama para pemimpin serta elite politik bangsa ini, dalam rangka mengembangkan etika politik yang lebih bermartabat. Wallahu A’lamu Bil-Shawab.

Page 5: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 5INFO KEPRI

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Pendidikan di Kota Tan-jungpinang patut berbangga hati. Pasalnya, angka kelulusan untuk tingkat sekolah menen-gah umum di Kota Tanjungpi-nang pada tahun 2013, men-capai sekitar 99,80 persen. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdik) Kota Tanjungpinang, HZ Dadang AG, Jumat (24/5).

“Siswa yang lulus sekitar 99.80 persen tersebut, ber-dasarkan dari jumlah siswa yang ikut ujian sekitar 3.055 orang. Artinya yang tidak lulus hanya sekitar 6 orang dan yang lulus sekitar 3049 orang,” kata HZ Dadang AG.

Dia mengatakan, untuk ke-lulusan siswa tersebut tidak lepas dari peran para guru yang mengajar dan juga kegigihan para murid yang ingin mereka capai untuk lulus sekolah dan ini juga merupakan target yang diinginkan oleh Dinas pendidi-kan Kota Tanjungpinang.

“Target untuk tahun 2013 i n i , A l h a m d u l i l l a h te rc a p a i , bila dibandingkan pada tahun 2012 lalu. Karena target tahun 2013 naik sekitar 0,11 persen,” ujarnya.

Kemudian, untuk masalah konvoi para siswa yang lulus untuk turun ke jalan, kata dia, sebelumnya sudah memberi-tahukan kepada siswa supaya tidak turun ke jalan.

“Tapi bagaimana lagi, kita tidak bisa melarang mereka. Namun untuk para guru tolong memantau mereka yang konvoi turun ke jalan, supaya jangan sampai terjadi insiden di jalan. Tapi sebelumnya, kami sudah berkoordinasi dan memberita-hukan kepada pihak kepolisian,” kata Dadang. (Rizal)

Pelajar SMU se-Kota

Tanjungpinang

Lulus 99,80 Persen

Pelajar MAN Tanjungpinang Lulus UN 100 %

Bintan, – Remaja masjid di ha-rapkan mampu menjadi fi lter paham radikal. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Bupati Bintan, Khazalik saat membuka acara seminar keagamaan yang di ge-lar oleh Forum Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia Kabupaten Bintan bersama Forum Pelajar Muslim Kepulauan Riau di Pondok Pesantren Al-Madani, Kamis (23/5).

Khazalik mengungkapkan, peran remaja masjid perlu di tingkatkan. Remaja masjid harus dapat berperan aktif dalam memberdayakan masjid sebagai jantungnya umat.

“Kegiatan positif remaja masjid harus terus digalakkan, seperti penga-jian dan silaturahim antar masjid,” ujar Khazalik.

Ia juga mengatakan bahwa meng-kaji paham radikal harus berhati-hati. Perlu pemahaman yang mendalam, sehingga tidak salah dan asal membe-likan label radikal.

“Radikal itu apa, dan sejauh mana batasan-batasannya sehingga sebuah tindakan dan paham itu di kategorikan sebagai radikal,” ujarnya.

Khazalik juga mengajak semua pi-hak untuk menjaga Bintan dari paham dan aliran yang tidak sesuai dengan akidah dan ajaran Islam.

“Hingga saat ini Bintan masih aman dan kondusif, belum ada ditemukan tindakan yang mengarah kepada ter-

Selama Januari hingga April 2013, kasus pencabulan anak dibawah umur meningkat. Hingga saat ini, kasus pen-

BKPRMI Gelar Seminar Keagamaan di Al-Madaniorisme,” ujarnya.

Kegiatan yang dihadiri sekitar 130 peserta yang terdiri dari remaja masjid dan pengurus masjid dan mushalla se-Bintan tersebut mengambil tema optimalisasi peran remaja masjid dalam memfi lter paham radikal. Em-pat narasumber dari berbagai instansi dihadirkan dalam dialog tersebut, di antaranya Kepala Kementrian Agama Kabupaten Bintan Arusman Yusuf, Kepala Kesbangpol Bintan Irma Anisa, Kasat Binmas Polres Karimun, Iptu Tasriadi dan Sekjen Ikatan Persaudaraan Mubaligh Kepri Syamsul Ibrahim.

Kepala Kesbangpol Bintan, Irma mengatakan, remaja adalah ujung tom-bak bangsa dalam memfi lter paham asing. Remaja harus peduli kondisi seki-tarnya dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan. Selain itu, ia juga menghimbau untuk memperdalam ilmu agama namun tetap dalam syariat agama Islam.

“Remaja harus peka terhadap kondisi sekitar, apabila ada tindakan orang-orang yang mencurigakan maka sebaiknya sedini mungkin diinformasi-kan kepada perangkat desa,” imbuhnya.

Permasalah terorisme dan radi-kalisme dikupas oleh Sekjen Ikatan Persaudaraan Mubaligh Kepri, Syamsul Ibrahim. Ia mengatakan bahwa banyak faktor orang menjadi radikal, salah sa-tunya adalah lemahnya dan dangkalnya

cabulan se-Kepri terdapat 72 kasus. Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kepulauan Riau, menduga jika peningkatan kasus pencabulan tersebut disebabkan oleh faktor 95 lantaran dipengaruhi oleh situs internet.

“Secara umum ada 72 kasus terha-dap anak, dari 72 kasus tersebut kasus pencabulan yang paling banyak terjadi dan diikuti dengan kasus yang lain ter-hadap anak, baik itu sebagai korban atau pelaku, yang semuanya itu kebanyakan dipengaruhi oleh situs internet,” ujar Komisioner KPPAD Kepri, Rosnawati, Kamis (23/5).

pemahaman tentang islam. Selain itu, paham radikal juga muncul karena adanya kesenjangan yang terjadi di lingkungan masyarakat.

“Orang yang melakukan perlawan-an terhadap negara biasanya dikatakan radikal,

orang yang radikal, biasanya juga selalu melakukan teror, atau ancaman di mana-mana,” ujarnya.

Pimpinan Pondok Pesantren Mada-ni, Ustadz Teten sangat mengapresiasi kegiatan seminar keagamaan tersebut. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan.

“Di pesantren mengajarkan toleran-si yang tinggi. Citra positif pesantren ha-rus terus di upayakan, karena pesantren adalah lembaga pendidikan informal

Menurutnya, kesalahan anak dalam menggunakan Informasi Teknologi (IT) berupa internet karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Selain itu, pihaknya tidak bisa menyebutkan secara teperinci berapa jumlah kasus pencabu-lan tersebut.

“Selain internet, faktor yang mem-pengaruhi tindak cabul ini adalah kurangnya pengawasan orang tua ter-hadap anak yang dalam usia rata-rata.sekolah, anak-anak sangat butuh bimb-ingan dan pengawasan, terutama dari orang tua untuk menghadapi pengaruh lingkungan yang lain,” katanya.

Tambah Rosnawi, jika dilihat dari usia

yang mendidik anak-anak dari ke-mampuan intelektual hingga spiritual,” ujarnya.

Ketua BKPRMI Bintan, Indra Gu-nawan saat ditemui di sela-sela ke-giatan mengatakan bahwa seminar keagamaan tersebut diadakan karena kepedulian akan kondisi bangsa hari ini.

“Setiap hari seolah-olah masyarakat disuguhkan dengan tontonan, yang menyudutkan islam. Bukankah Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin, islam yang senantiasa menebar keda-maian dan kasih sayang sesama. Oleh sebab itu, kami berharap dengan dialog ini, maka masyarakat mampu menilai dan mengambil perannya dalam men-jaga keamanan dan kenyamanan di sekitanya, “ ujar Indra.

anak yang rata-rata merupakan pelajar, kasus pencabulan paling banyak terjadi di tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP), setelah itu pada pelajar SMA.

Apalagi yang sangat disesalkan itu, sambung Rosnawati, pelakunya itu adalah para pendidik yang seharusnya memberikan perlindungan kepada anak, bukan malah merusak anak tersebut.

“Sekarang kita lihat lingkungan yang sudah tidak lagi peduli terhadap perlakuan anak-anak sekarang, untuk itu kita mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat mulai dari orang tua sampai lingkungan bisa memiliki kepedulian terhadap anak-anak,” ucapnya. (Saud)

Pencabulan Meningkat, Diduga Akibat Situs Internet

Demikian yang disampaikan oleh Bapak Karnain dalam wawancara singkat.

Pengumuman yang diumumkan serentak di seluruh Indonesia (24/05) membuat 127 siswa kelas akhir yang hadir awalnya masih terlihat khawatir dan cemas dengan hasil yang akan mereka terima, tetapi wajah tegang itu berubah seketika ketika mereka membuka amplop hasil ujian nasional tersebut, semua loncat kegirangan dan melakukan sujud syukur di lapangan upacara MAN tersebut.

Menurut Santi salah seorang siswi

MAN Tanjungpinang, ia mengatakan ia dan teman-teman sangat bersyukur dengan hasil yang mereka capai, dan ini merupakan langkah awal mereka untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu melanjutkan pendidikan ke universitas dan meraih cita-cita yang mereka impikan. Hal tersebut sesuai dengan harapan Kepala Madrasah, mereka harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi karena dengan itulah mereka bisa meraih impian, apalagi sek-arang dunia kerja dipenuhi oleh orang

Laporan Terrik, Tanjungpinang – Dua tahun berturut-turut di bawah kepemimpinan Kepala Madrasah Drs. Kar-nain, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tan-jungpinang membuat prestasi gemilang dengan kelulusan 100%. Hasil ini semua dicapai berkat semangat anak-anak se-lama ini dalam menghadapi UN kemarin. Guru dan sekolah hanya membimbing dan memfasilitasi mereka agar terus giat belajar, dan semua hasil dikembalikan kepada kemampuan anak masing-masing dan Alhamdulillah itu telah mereka capai.

berpendidikan tinggi, bagaimana cara mencari kerja dengan gaji tinggi kalo hanya tamatan sekolah menengah.

Tahun ini siswa jurusan IPA MAN Tanjungpinang nilai tertinggi diraih rata-rata 7,4 dan yang jurusan IPS ber-nilai 7,9. Dari informasi yang didapatkan oleh penulis, tahun ini secara keseluru-han Kota Tanjungpinang belum juga berhasil mencapai tingkat kelulusan 100% tingkat SLTA dengan siswa yang tidak lulus tahun ini berjumlah 6 orang. (kemenag kepri)

Page 6: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

6 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013GALERI

“Optimalisasi Peran Remaja Masjid Dalam Memfi lter Paham Radikal”

Seminar Keagamaan Forum Pelajar

Muslim Kepulauan Riau Bersama

Badan Komunikasi Pemuda Remaja

Masjid Indonesia Kabupaten Bintan

Kata sambutan sekaligus membuka acara dari Wakil Bupati Bintan, Drs. Khazalik

Kata sambutan dari pimpinan pondok pesantren Madani, Ustadz Teten.

Pembacaan do’a oleh Kepala KUA Bintan Timur.

Salah satu pelajar menanyakan pertanyaan kepada narasumber

Suasana seminar keagamaan yang dihadiri pelajar dan tamu undangan lainnya.

Salah satu pelajar putri menanyakan pertanyaan ke-pada narasumber.

Foto bersama panitia seminar dan narasumberPantia seminar menyerahkan cenderamata kepada narasumber.

Kata sambutan dari ketua pelaksana Seminar, Cahya Sumirat.

AKP Tasriadi, salah satu narasumber memaparkan pemaparannya.

Pemberian cenderamata dari Forum Pelajar Muslim Kepulauan Riau dan BKPRMI Bintan kepada Wakil Bupati Bintan.

Page 7: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 7

pesantren, seperti pembuatan makan-an ringan berupa kue keju, kripik, kue bawang dan lain sebagainya.

Melihat minat murid menimba ilmu serta padatnya pengetahun untuk diberikan kepada santri, penge-lolah yayasan terus menurus berupaya memberikan kenyaman di pesantren dengan areal tanah yang disediakan berkisar 24.150m yang berstatus

sertifi kat wakaf tersebut diwujudkan dengan pengadaan 5 unit ruang kelas, ruang kepala sekolah, 3 asrama guru, ruang tata usaha, ruang keorgan-isasian, 2 wc guru dan 20 wc murid. Dilengkapi adanya ruang ibadah, 5 unit asrama santri dan masih banyak lagi fasilitas yang ada dengan kisaran luas dari 20m2 sampai 400m2 sebagai pen-dukung proses belajar dan mengajar di Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar.

Kemudian, untuk melengkapi sarana tersebut, furnitur yang be-rada di sekolah juga turut mendukung pendidikan yang akan diberikan, dari mulai jumlah kursi yang memadai, komputer dan alat-alat olah raga yang bisa dinikmati oleh santri.

Namun, selengkap apapun sarana yang dimiliki, tidaklah ada artinya jika tidak dilengkapi dengan tenaga pengajar yang profesional. Sebab itu,

Al-Kautsar mengedepankan mutu para pendidik yang profesional dan berkompeten di bidangnya masing-masing. Sehingga para santri memiliki mutu pendidikan yang baik pula. Sebagai contoh, guru bahasa Inggris dan guru bahasa Arab yang dituntut tidak hanya menguasai teori na-mun juga praktek, sehingga mampu berkomunikasi dan menyampaikan

pelajarannya dengan menggunakan bahasa tersebut.

Kesemuanya ber tujuan untuk mengembangkan sikap mental dan kemampuan serta memberikan pen-getahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam hidup berma-syarakat, mempersiapkan anak asuh yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Serta Dengan adanya berbagai keterampilan yang disediakan dan kelola oleh Yayasan Askandariyah maka diharapkan santri dan anak asuh mampu mengambil pengetahuan dan menerapkanya di masyarakat, se-hingga melahirkan santri-santri yang mampu menjawab perkembangan jaman yang semakin pesat sehingga melahirkan generasi dan alumni-alumni serta anak asuh yang tangguh mandiri sesuai dengan harapan.

PESANTREN

Hadapi Persaingan Dengan Bekal Ilmu Di Al-Kautsar

Pondok Pesantren Al-Kautsar Tanjungpinang

yang lebih signifikan keislamannya seperti pesantren lain pada umum-nya, diantaranya, pengkajian ulang (takror) pelajaran yang dilakukan pada pukul 20.00 – 21.30 WIB.

Serta mengembangkan dan mem-bina Kegiatan ekstra kurikuler untuk menampung dan menyalurkan bakat dan minat para santri, antara lain Jam’iatul Quro’, Pidato (Bahasa Arab, Inggris dan Indonesia), Kepramu-kaan, Cabang – cabang olah raga, Penguasaan Teknologi Informatika, Kursus bahasa Arab dan bahasa Ing-gris dengan sarana penunjang Labo-ratorium Bahasa (rencana jangka pendek), Kesenian, Kaligrafi, Letter, dan memberikan mimbingan pen-didikan untuk ketrampilan life Skill seperti, Pertanian (Sayur-sayuran dan palawija), Perikanan (jangka pendek), Tata boga (Kek Pisang, Kek Ubi, Kue Bawang, Kue Keju, keripik, Roti), Mebeler, serta ketempilan membuat Paving dan batako.

Hal menarik yang dimiliki Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar Yayasan

Askandariyah Cabang Tanjungpinang memilih mengembangkan usaha bidang agrobisnis holtikultura karna dipandang sangat menjanjikan dan sangat cocok karena letak lahan yang dimiliki Yayasan Askandariyah Cabang Tanjungpinang dekat dengan sumbermata air yang mempermudah proses pengairan yang notabene san-gat diperlukan dalam usaha ini serta sudah tersedianya lahan yang berupa perkebunan yang dapat di tanami dengan berbagai tanaman seperti jagung, kacang panjang, ubi pisang dan lain sebagainya.

Disamping itu, agar dapat men-gangkat perekonomian dan perta-nian masyarakat disekitar pondok pesantren. Bidang tersebut diharapkan bisa menjadikan sumber dana yang mampu menopang kebutuhan op-erasional pendidikan dilembaga yang dikelola yayasan ini sehingga menjadi yayasan yang mandiri.

Selain memiliki program unggulan, Al-Kautsar juga mampu mengimbangi perkembangan dunia modern saat ini, dengan mengembangkan pro-gram keterampilan (life skill) berupa kursus komputer, kaligrafi, sablon, pembudidayaan serta pembenihan ikan lele dan pembudidayaan ikan air tawar, pembuatan batako dan paving serta tata boga yang banyak dimi-nati oleh santri dan masyarakat sekitar

dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Tan-jungpinang, Batam, Karimun, Bintan, Lingga, Siak Propinsi Riau dan lain sebagainya.

Sebagai suatu lembaga pendi-dikan Islam di tanah Melayu, yang berbatasan dengan Malaysia, Singa-pur dan negara lainnya, Al-Kautsar menggunakan kurikulum Kementrian Pendidikan Nasional dan Kemen-trian Agama serta kurikulum Pondok Pesantren Modern dengan bahasa pengantar menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris yang diter-apkan rutin pada tingkat Sekolah Menengah Per tama dan Sekolah Madrasah Aliyah Takhosus dari pukul 06.45 – 12.30 WIB.

Tidak ketinggalan juga, untuk mutu pendidikan tingkat Madrasah Diniyah, Al-Kautsar menggunakan kurikulum Pondok Pesantren Salafi-yah dengan sistem makna gandul dan materi kitab–kitab kuning dengan spesialisasi aqidah akhlaq, fiqih dan ilmu alat yang rutin dilaksanakan dari pukul 14.30 sampai 15.30 WIB. Modernnya lagi, Al-Kautsar member-lakukan bahasa Arab dan berbahasa Inggris bagi santri lama dan diper-bolehkan berbahasa Indonesia bagi santri baru selama 6 bulan. Sehingga pembiasaan ini membuat para santri lebih mudah mempelajari bahasa asing tersebut.

Selain mengedepankan bahasa komunikasi dunia, Al-Kautsar mem-punyai kegiatan rutin dan aturan

Mengimbangi kuatnya arus pe-rubahan di zaman sekarang ini, hadir-lah suatu lembaga Islam yang mampu memberi bekal ilmu namun tetap beraqidah bernamakan Al-Kautsar.

Sebagai lembaga pendidikan yang berdasarkan rasa tanggung jawab untuk membina dan mendidik generasi penerus yang bertaqwa kepada Allah SWT, serta memiliki akhlaqul karimah, wawasan yang luas, kualitas ilmu yang memadai, mandiri dan disiplin yang tinggi ser ta beraqidah ala Ahlussunah Waljama’ah, maka hadirlah Pondok Pesantren Modern Al-Kautsar pada 1 Januari 2006 di di jalan Adisucipto 10 RT 011/04 Tanjungpinang.

Di tanah sertifikat wakaf seluas 24.150m2 pondok pesantren yang merupakan cabang dari Yayasan Askandariyah yang berpusat di Desa Sumberberas/Wringinputih, Keca-matan Muncar, Kabupaten Banyu-wangi, Jawa Timur yang didirikan dengan Akta Notaris R.E. BAWOLJE S.H. Nomor: 40 tertanggal 19 Mei 1984 tersebut, berhasil mengelola lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Aliyah Khusus (Rencana Jangka panjang), Madrasah Diniyah dan TPQ.

Sehingga tujuh tahun berdiri di Tanjungpinang hingga saat ini, Pondok Pesatren Modern Al-Kautsar Tanjungpinang mememiliki santri yang berasal dari dalam dan luar Provinsi Kepulauan Riau, di antaranya 58 santri mukim dan kurang lebih 65 santri TPQ hingga semua berjumlah kurang lebih 123 santri yang berasal

Page 8: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

8 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 201388 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013KAJIAN UTAMAKAJIAN UTAMA

Firman Allah Swt, Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (terj. QS. Al-Baqarah: 42).

Hampir semua orang di negeri ini tahu bahwa korupsi adalah suatu tin-dakan tercela, dilarang dan pelakunya dapat dikenai sangsi pidana. Banyak pakar juga telah membahas defi nisi, faktor penyebab hingga dampak yang ditimbulkan akibat tindakan korupsi. Tidak terkecuali, para ulama, tokoh agama termasuk para dai juga sering menyuarakan bahwa korupsi itu suatu perbuatan tercelah yang dilarang oleh agama, haram dan tentu saja hasil dari perbuatan tersebut juga masuk dalam kategori sebagai harta Haram, lengkap dengan istilah-istilah hingga dalil-dalil agama untuk menggambarkan istilah korupsi itu sendiri, diantaranya; Risywah, ghulul, dan lain sebagainya.

Namun semakin sering dibahas, semakin banyak diulas oleh hampir semua kalangan di negeri ini, persoa-lan korupsi seolah menjadi persoalan biasa, wajar dan lumrah. Faktanya, ka-sus korupsi justru semakin bertambah dan makin merajalela dengan jumlah kerugian yang makin ‘menggila’ juga. Himbauan, larangan hingga ancaman termasuk akibat yang ditimbulkan dari tindak kejahatan korupsi di jabarkan dan disuarakan seolah tidak mampu mencegah apalagi mengatasi persoa-lan korupsi di negeri kita tercinta ini.

Untuk itu, selain perbaikan atas ca-rut marutnya persoalan hukum dalam penanganan tindak kejahatan korupsi, pendidikan anti korupsi sebagai upaya pencegahan juga patut mendapat perhatian dan keperdulian semua pihak. Tidak hanya oleh lembaga anti korupsi yang dikelola pemerintah maupun swasta, juga bagi para ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, termasuk bagi umat Islam.

Sebagai elemen penting dalam masyarakat Indonesia, umat Islam juga memiliki kewajiban untuk turut serta dalam upaya pencegahan dan pem-berantasan tindak kejatahatan korupsi yang telah terbukti merugikan dan dapat membangkrutkan negara yang pada giliranya dapat menyengsarakan jutaan masyarakat bangsa Indonesia jika tidak mendapat perhatian, pen-anganan yang serius dari pihak terkait dan seluruh elemen bangsa.

Untuk itulah pembahasan kembali seputar persoalan korupsi dalam per-spektif islam perlu terus dikemukan dan disuarakan secara lebih ‘dekat’ agar umat Islam tidak terjebak, ter-jerat, apalagi terlibat dalam tindakan tercela yang dilarang dalam Islam ini. Hal ini penting mengingat banyak diantara para pelaku kejahatan korupsi beragama Islam, bahkan ada dian-tara mereka yang melakukan korupsi dengan mangatasnamakan untuk kepentingan umat Islam.

Sebagai contoh untuk kritik sosial bagi kita semua; berapa banyak dari kita yang perduli dan memperhtikan, apalagi mempertanyakan kemudian menelusuri sumber dana suatu keg-iatan sosial maupun keagamaan, sep-erti; santunan yatim, pembangunan masjid, lembaga sosial dan lain seb-againya yang diberikan oleh donatur?

Kita juga pernah mendengar per-nyataan sekelompok orang dari ka-langan Islam yang menyatakan ‘halal’ terhadap harta yang diperoleh dari hasil mencuri, merampok, maupun dari kejahatan lainya jika di gunakan untuk kepentingan jihad fisabililah. Kemudian pengertian jihad fi sabili-lah diartikan secara sederhana oleh mereka yang awam diantaranya adalah dengan membangun masjid, pesantren, kegiatan rohis, santunan yatim dan lain sebagainya.

Fakta lain yang memprihatinkan adalah ternyata tidak hanya muslim

yang minim pemahaman agamanya, mereka yang fasih dan memiliki wawasan keilmuan dan pemahaman agama yang luas pun dapat terjerat dalam kubangan lumpur korupsi. Se-bagaimana kasus terbaru yang men-impa salah satu tokoh lembaga (red: partai) yang katanya berasaskan islam serta gigih mempromosikan bersih dan anti korupsi. Sebagai to-koh lembaga yang berjuang dengan berlandaskan dan berdasarkan syariat Islam tentu tidak diragukan pemaha-man agama dan wawasan ilmu keis-lamanya. Namun mengutip apa yang disampaikan pihak yang berwenang, bahwa berdasarkan bukti permulaan yang diperoleh, yang bersangkutan diduga turut serta dalam tindakan tercela tersebut. Meskipun kemudian pernyataan itu dibantah oleh rekan sejawat di lembaga tersebut. Wal-lahuálam.

Menghakimi tindakan individu yang terjerat dalam kasus korupsi sebagai kesalahan lembaga adalah langkah yang kurang bijak, apalagi menjadikan Islam sebagai pembenar tindakan tersebut. Namun demikian, membela secara membabi buta den-gan menggunakan berbagai dalih dan argumentasi termasuk dalil-dalil agama tanpa berlandaskan fakta yang ada serta argumentasi bahwa setiap orang dapat terlibat dalam tindakan kejahatan tersebut juga langkah yang kurang tepat, bahkan keliru.

Untuk itu semua pihak diharapkan dapat menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. Sementara sebagai seorang muslim, langkah bijak yang dapat dilakukan adalah; hen-daknya kita semua dapat melakukan introspeksi diri, mengkoreksi, jika perlu melakukan kontemplasi (muhasbah). Bisa jadi tanpa disadari kita pernah atau bahkan sering melakukan tinda-kan-tindakan tercela yang terkait den-gan korupsi. Wallahuálambisahwab.

Pengertian KorupsiIstilah korupsi sebenarnya bukan

istilah yang berasal dari istilah yang terdapat dalam bahasa Arab; bahasa Kitab Suci al-Quran, dan bukan pula istilah yang berasal dari bahasa In-donesia, hanya saja sudah menjadi bahasa Indonesia. Kata korupsi berasal dari bahasa Inggris yaitu Corrupt yang secara harfiah berarti disuap, jahat, buruk, curang, atau merusak. Di dalam kamus bahasa Indonesia, korupsi berarti perbuatan busuk seperti peng-gelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain sebagainya.

Istilah ini kemudian dikaitkan dengan perilaku jahat, buruk atau curang dalam hal keuangan dimana individu berbuat curang ketika men-

gelola uang milik bersama. Oleh karena itulah maka korupsi adalah merupakan pemanfaatan dana publik yang seharusnya untuk kepentingan umum dipakai secara tidak sah un-tuk memenuhi kebutuhan peribadi. Dan inilah istilah korupsi yang lazim dipakai dalam istilah sehari-hari.

Korupsi sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 pasal 2 ayat 1 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Dalam terminologi Islam dikenal istilah yang hampir sama dengan korupsi yaitu Risywah (suap), hanya saja risywah ini hanya menyangkut sebahagian dari istilah korupsi yaitu suap menyuap antara seseorang den-gan orang lain dengan imbalan uang tertentu guna memperoleh pekerjaan atau jabatan. Istilah korupsi ini jauh lebih dari sekedar suap menyuap sebab korupsi termasuk di dalamnya manipulasi, pungli, mark up, dan pen-cairan dana pubik secara terselubung dan bersembunyi di balik dalil-dalil konstitusi, dengan niat untuk mem-peroleh keuntungan yang lebih besar secara tidak sah dari apa yang seha-rusnya diperoleh menurut kadar dan derajat pekerjaan seseorang.

Dengan pengertian tersebut istilah yang paling mendekati penjelasan tentang praktik korupsi yang terjadi di Indonesia dalam terminologi bahasa Arab adalah ghulul (pengkhianatan terhadap harta negara). Ghulul berarti sikap seorang mujahid yang meng-gelapkan harta rampasan perang sebelum dibagi. (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, XXXI/272).

Abu Bakar berkata, “Aku diberitahu bahwa Nabi Saw bersabda, “Barang-siapa (aparat) yang mengambil harta negara selain untuk hal yang telah dijelaskan sungguh ia telah berbuat ghulul atau dia telah mencuri”. (HR. Abu Daud. Hadis ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Ibnu Hajar Al Haitami (wafat: 974 H) berkata, “Sebagian para ulama berpendapat bahwa menggelapkan harta milik umat Islam yang berasal dari baitul maal (kas negara) dan za-kat termasuk ghulul“. (Az Zawajir an Iqtirafi l Kabair, jilid II, Hal. 293).

Istilah ghulul untuk korupsi harta negara juga disetujui oleh komite fatwa kerajaan Arab Saudi, dalam fatwa No. 9450, yang berbunyi, “Ghulul, yaitu: mengambil sesuatu dari harta

BENTENG TERAKHIR ANTrampasan perang sebelum dibagi oleh pimpinan perang dan termasuk juga ghulul harta yang diambil dari baitul maal (uang negara) dengan cara berkhianat (korupsi)”. (Fataawa Lajnah Daimah, jilid XII, Hal 36).

Sementara atas desakan masyara-kat yang telah lama resah dengan praktik risywah dan status hukumnya, hukum korupsi, dan pemberian hadiah kepada pejabat atau sebaliknya, maka dalam Musyawarah Nasional VI Majelis Ulama Indonesia yang berlangsung pada tanggal 23-27 Rabi’ul Akhir 1421 H/ 25-29 Juli 2000 M. MUI mengelu-arkan fatwa haram tentang korupsi. Memudian dalam fatwa Nomor 10/MUNAS VII/MUI/14/2005 MUI juga membolehkan negara menjatuhkan hukuman mati dalam tindak pidana tertentu, diantaranya bagi pelaku kejahatan korupsi.

Di dalam Fatwa Nomor 4/Munas VI/MUI/2000 MUI menjelaskan ten-tang praktik korupsi dengan mengkat-egorikan korupsi kedalam tiga kriteria yaitu: Praktik Suap (Risywah), Korupsi (Ghulul), dan Hadiah kepada Pejabat yang kesemuanya dianggap perbuatan yang tidak benar (batil).

Korupsi dalam Pandangan Islam

Islam adalah agama yang senan-tiasa menyuarakan keadilan dan mengajarkan kebenaran, sehingga kehadiranya semestinya mampu men-jadi rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam, terutama bagi yang mengi-maninya. Karena itu Islam dengan sangat jelas dan tegas melarang serta mengharamkan harta hasil korupsi.

Banyak argumen mengapa korupsi dilarang keras dalam Islam. Selain karena secara prinsip bertentangan dengan misi sosial Islam yang ingin menegakkan keadilan sosial dan kemaslahatan semesta (iqâmat al-’adâlah alijtimâ’iyyah wa al-mashlahat al-’âmmah), korupsi juga dinilai seb-agai tindakan pengkhianatan dari am-anat yang diterima dan pengrusakan yang serius terhadap bangunan sistem yang akuntabel. Oleh karena itu, baik al- Qur’an, al-Hadits maupun ijmâ’ al- ‘ulamâ menunjukkan pelarangannya secara tegas (sharih).

Allah SWT berfi rman dalam Surat An Nisa: 29., Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu saling me-makan harta sesamamu dengan cara batil, kecuali dengan cara perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…”

Firman Allah lain dalam surat Al Baqarah:188., Artinya: “Dan jan-ganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan

Page 9: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 9TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 KAJIAN UTAMAKAJIAN UTAMA 99

TI KORUPSI “KEIMANAN”(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui”

Kedua ayat tersebut menunjukkan larangan Allah SWT kepada muslim untuk tidak memakan harta sesama muslim dengan jalan yang bathil. Hal ini merujuk pada praktik korupsi saat ini, yaitu menyalahgunakan uang negara yang seharusnya dipergunakan untuk kepentingan umum justru dinik-mati diri sendiri dan dipergunakan untuk kepentingan kelompoknya saja. Pada Al Baqarah ayat 188 juga disebut-kan bagaimana larangan membawa urusan sengketa harta ini ke penga-dilan, merujuk bagaimana fenomena pemberantasan korupsi yang sering mandek karena sang tersangka kasus korupsi berusaha meyakinkan hakim akan legalitas harta yang dia miliki.

Dalam beberapa Hadis Sahih, Nabi Muhammad Saw juga telah memberikan tuntunan yang tegas bagaimana perbuatan korupsi, suap (risywah), tidak diperbolehkan dalam habluminannas, penyelenggaraan pemerintahan, diantarnaya:

Hadits Nabi Saw:“Hai manusia, barang siapa yang mejalankan tugas untuk kami, lalu dia menyembun-yikan dari kami barang sekecil jarum atau lebih, maka apa yang disem-bunyikannya itu adalah kecurangan (korupsi) yang kelak akan dibawa pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan Ahmad).

Hadist lain menegaskan bagaima-na Rasulullah melarang menyuap maupun menerima suap: “Penyuap dan yang disuap tempat mereka

adalah neraka jahannam”. (HR Thab-rani).

Abdullah bin Mas’ud berkata: “Suap menyuap dalam masalah hukum adalah kekufuran (pelakunya bisa dikafirkan) sedangkan di kalan-gan orang biasa adalah dosa yang sangat keji”. (HR Thabrani).

Ketiga hadist di atas menunjukkan bagaimana Rasulullah SAW melarang penyalahgunaan wewenang tugas (korupsi) serta segala bentuk suap yang dilakukan untuk mempermulus kepentingan pribadi/golongan.

Riwayat kehidupan Nabi Muham-mad SAW juga diceritakan beberapa kali kisah kaum yang melakukan korupsi dalam peperangan, seperti Perang Khaibar, dll. Ini menegaskan bagi kita bahwa perbuatan korupsi dengan berusaha mengambil keun-tungan yang bukan hak nya dalam setiap tugas yang diberikan, serta melakukan sesuatu hal yang sifat-nya materiil kepada pihak lain demi mempermulus kepentingan dir i sendiri dan golongan adalah hal yang dilarang/ diharamkan.

Bentuk korupsi saat ini yang dinamis pun tidak menjadi alasan bagaimana suatu praktik korupsi dihalalkan dalam syariat Islam karena belum diatur dalam Al Quran maupun Al Hadist, karena pada dasarnya korupsi adalah penyalahgunaan wewenang (amanah), hal tersebut adalah sifat tercela dan perbuatan yang diharamkan. Mengkhianati amanah (kepercayaan) adalah salah satu dari 3 sifat munafik yang meru-pakan salah satu dosa besar.

Dengan demikian, korupsi dengan segala bentuk dan modus operasinya adalah haram. Karena pada dasarnya

korupsi adalah bentuk lain pencurian dan penghianatan terhadap amanah yang di embanya.

PenutupKorupsi adalah merupakan per-

buatan yang dilarang dalam ajaran agama Islam yang hukumnya adalah HARAM. Korupsi dapat dilakukan oleh siapa saja, baik yang orang awam yang tidak berpendidikan hingga mereka yang bergelar H. Dr. Prof. dan sederet gelar lainya. Mereka yang beragama Islam maupun Non-Islam.

Korupsi menimbulkan dampak negatif yang sangat besar bagi suatu bangsa dan negara, oleh karena itu

maka pencegahan dan penanggu-langannyapun harus dilakukan se-cara sungguh-sungguh dan terpadu antara seluruh komponen bangsa, termasuk umat Islam. Mengingat wa-bah penyakit korupsi telah merasuki seluruh sendi kehidupan masyarakat, oleh karena itu maka perilaku ko-rupsi harus menjadi perhatian serius ummat beragama sebab bangsa Indonesia dikenal sebabagi bangsa yang religius.

Tidak ada langkah ajaib untuk menghilangkan penyakit korupsi di Indonesia. Langkah terbaik dalam penanganan korupsi adalah mence-

gah. Sementara upaya pencegahan yang paling efektif adalah menum-buhkan keimanan dan nilai-nilai aja-ran agama (Islam)., karena keimanan ajaran agama mampu memfilter dan mengarahkan umat beragama dari adanya ketidaksempurnaan hukum positif dan seperangkat peraturan yang ada.

Akhirnya, semoga apa yang kita cita-cita dan usahakan mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Allah SWT. Sehingga kedepannya impian kita agar Indonesia menjadi sebuah negara yang bersih dan bebas dari korupsi terwujud. Amin.

Page 10: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

10 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013KISAH SAHABAT

Kisah Sahabat Nabi: Mu’adz bin Jabal, Pelita Ilmu dan AmalTatkala Rasullulah mengambil baiat

dari 70 orang utusan kaum Anshar pada perjanjian Aqabah yang kedua, terlihat sosok wajah berseri dari seorang anak muda di antara para utusan tersebut. Pandangan menarik dengan gigi putih berkilat serta memikat ditambah lagi perhatian dan sikap tenang ketika ia berbicara, membuat siapapun yang melihat atau mendengarkan akan ter-pesona. Ia adalah, Mu’adz bin Jabal RA.

Ia adalah seorang tokoh dari ka-langan Anshar yang ikut baiat pada Perjanjian Aqabah kedua, sekaligus termasuk Ash-Shabiqul Awwalun—golongan yang pertama masuk Islam. Maka sebab itu, dengan keislaman dan keimanan seperti itu, mustahil jika ia tidak turut selalu bersama Rasulullah dalam setiap perjuangan.

Selain memiliki karakter Islam yang kuat, Mu’adz juga memiliki keis-timewaan utama, yakni keahliannnya dalam fiqih atau hukum Islam. Ke-ahlian Mu’adz dalam fiqih dan ilmu pengetahuan ini mencapai taraf yang menyebabkannya berhak menerima pujian dari Rasulullah SAW dengan sabdanya: “Umatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu’adz bin Jabal.

Dalam kecerdasan otak dan ke-beraniannya mengemukakan pendapat, Mu’adz memiliki karakter yang hampir sama dengan Umar bin Khathab. Di-mana ketika Rasulullah SAW hendak mengirimnya ke Yaman, lebih dulu ia mendapat beberapa pertanyaan dari Baginda Nabi. “Apa yang menjadi pe-domanmu dalam mengadili sesuatu, hai Mu’adz?”

“Kitabullah,” jawab Mu’adz.“Bagaimana jika kamu tidak jumpai

dalam Kitabullah?”, tanya Rasulullah pula.

“Saya putuskan dengan Sunnah Rasul,” ucap Mu’adz.

“Jika tidak kamu temui dalam Sun-nah Rasulullah?”, Rasulullah kembali bertanya.

“Saya pergunakan pikiranku untuk berijtihad dan saya takkan berlaku sia-sia,” jawab Mu’adz.

Maka berseri-serilah wajah Ra-sulullah mendengar jawaban dari Mu’adz. “Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufi q kepada utusan Rasulullah sebagai yang diridhai oleh Rasulullah,” sabda beliau.

Segala kelebihan serta kemam-puan untuk berijtihad, ditambah lagi keberanian dan kecerdasannya, Mu’adz berhasil mencapai kekayaan dalam ilmu fi qih mengatasi batas kemampuan te-man dan saudara-saudaranya, hingga dinyatakan oleh Rasulullah sebagai “Orang yang paling tahu tentang yang halal dan yang haram”.

Kharismatik seorang Mu’adz bin Jabal RA, tidak sampai sebatas itu saja, bahkan dalam suatu riwayat menceritakan pada masa pemerintahan

Khalifah Umar, A’idzullah bin Abdillah masuk masjid bersama beberapa orang sahabat untuk mengikuti suatu majelis yang dihadiri oleh tiga puluh orang lebih. Masing-masing menyebutkan sebuah hadits yang mereka terima dari Rasulullah SAW.

Betapa terkejutnya A’idzullah bin Abdillah bila melihat suasana dalam majelis tersebut, dimana pada halaqah atau lingkaran itu ada seorang anak muda yang amat tampan, hitam ma-nis warna kulitnya, bersih, baik tutur katanya dan termuda usianya di antara mereka. Jika pada mereka yang ha-dir dalam majelis tersebut mendapat keraguan tentang suatu hadits, mereka malah menanyakan kepada anak muda itu yang segera memberikan fatwanya.

“Dan ia tak berbicara kecuali bila diminta. Dan tatkala majelis itu berakhir, saya dekati anak muda itu dan saya tanyakan siapa namanya, ia menjawab, saya adalah Mu’adz bin Jabal,” tutur A’idzullah.

Keistimewaan Mu’adz juga disam-paikan oleh Shahar bin Hausyab, “Bila para sahabat berbicara, sedang di anta-ra mereka hadir Mu’adz bin Jabal, tentu-lah mereka akan sama-sama meminta pendapatnya karena kewibawaannya,” kata Shahar bin Hausyab.

Bahkan, untuk seorang Amirul Mukminin Umar bin Khatab RA sendiri sering meminta pendapat dan buah pikirannya. Dalam salah satu peristiwa dimana Umar memanfaatkan pendapat dan keahlian Mua’adz dalam hukum, Umar pernah berkata, “Kalau tidaklah berkat Mu’adz bin Jabal, akan celakalah Umar!”

Sebagai seorang yang pendiam, Mu’adz tak hendak bicara kecuali atas permintaan hadirin. Tetapi, jika terjadi perbedaan pendapat dalam suatu hal, mereka pulangkan kepada Mu’adz untuk memutuskannya. Sebagaimana dilukiskan oleh salah seorang yang mengenalnya, maka jika ia telah buka suara; “Seolah-olah dari mulutnya keluar cahaya dan mutiara.”

Meskipun Mu’adz memiliki kedudu-kan yang tinggi di bidang pengetahuan dengan segala penghormatan yang di-berikan kaum Muslimin kepadanya, baik selagi Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat, Mu’adz adalah seorang yang murah tangan, lapang hati dan tinggi budi. Tidak sesuatu pun yang diminta kepadanya, kecuali akan diberinya secara berlimpah dan dengan hati yang ikhlas. Sungguh kemurahan Mu’adz telah menghabiskan semua hartanya. Kesemuanya itu berhasil ia capai dengan usia yang masih relative muda, hingga di masa pemerintahan Umar, Mu’adz telah lebih dulu mening-gal dunia sebelum usianya mencapai 33 tahun.

Di masa pemerintahan Abu Bakar, Mu’adz kembali ke Yaman. Meskipun sebelumnya dimasa ketika Rasulullah

wafat, Mu’adz sudah berada di Yaman atas perintah Nabi untuk membimbing kaum Muslimin Yaman dan mengajari mereka tentang seluk-seluk Agama Is-lam.

Hingga kembalinya Mu’adz ke Ya-man, Umar tahu bahwa Mu’adz telah menjadi seorang yang kaya raya, maka Umar mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar agar kekayaan Mu’adz itu dibagi dua. Tanpa menunggu jawaban Abu Bakar, Umar segera pergi ke rumah Mu’adz dan mengemukakan masalah tersebut.

Mu’adz adalah seorang yang bersih tangan dan suci hati. Dan seandainya sekarang ia telah menjadi kaya raya, maka kekayaan itu diperolehnya se-cara halal, tidak pernah diperolehnya dengan berbuat dosa. Bahkan juga tak hendak menerima barang yang syubhat.

Oleh sebab itu, usul Umar ditolaknya dan alasan yang dikemukakannya dipa-tahkannya dengan alasan pula. Umar berpaling meninggalkannya. Pagi-pagi ke esokan harinya Mu’adz pergi ke rumah Umar. Ketika sampai di sana, Mu’adz merangkul dan memeluk Umar, sementara air mata mengalir menda-hului kata-katanya. “Malam tadi saya bermimpi masuk kolam yang penuh dengan air, hingga saya cemas akan tenggelam. Untunglah anda datang, hai Umar, dan menyelamatkan saya!”

Kemudian bersama-sama mereka datang kepada Abu Bakar, dan Mu’adz meminta kepada khalifah untuk men-gambil seperdua hartanya. “Tidak satu pun yang akan kuambil darimu,” ujar Abu Bakar.

“Sekarang harta itu telah halal dan jadi harta yang baik,” kata Umar menghadapkan pembicaraannya kepada Mu’adz.

Andai diketahuinya bahwa Mu’adz memperoleh harta itu dari jalan yang tidak sah, maka tidak satu dirham pun Abu Bakar yang saleh itu akan menyisakan baginya. Namun, Umar tidak pula berbuat salah dengan melemparkan tuduhan atau menaruh dugaan yang bukan-bukan terhadap Mu’adz.

Hanya saja masa itu adalah masa gemilang, penuh dengan tokoh-tokoh utama yang berpacu mencapai puncak keutamaan. Di antara mereka ada yang berjalan secara santai, tak ubah bagi burung yang terbang berputar-putar, ada yang berlari cepat, dan ada pula yang berlari lambat, namun semua be-rada dalam kafi lah yang sama menuju kepada kebaikan.

Mu’adz pindah ke Syria (Suriah), di mana ia tinggal bersama penduduk dan orang yang berkunjung ke sana sebagi guru dan ahli hukum. Tatkala Abu Ubaidah bin Jarrah—amir atau gubernur militer di sana serta shaha-bat karib Mu’adz—meninggal dunia, ia diangkat oleh Amirul Mukminin Umar sebagai penggantinya di Syria.

Tetapi hanya beberapa bulan saja ia memegang jabatan itu, Mu’adz di-panggil Allah untuk menghadap-Nya dalam keadaan tunduk dan meny-erahkan diri.

Pada suatu hari Rasulullah SAW bersabda, “Hai Mu’adz! Demi Al-lah, aku sungguh sayang kepadamu. Maka jangan lupa setiap habis shalat mengucapkan: ‘Ya Allah, bantulah aku untuk selalu ingat dan syukur serta beribadat dengan ikhlas kepada-Mu.”

Mu’adz mengerti dan memahami ajaran tersebut dan telah menerap-kannya secara tepat.

Pada suatu pagi Rasulullah ber-temu dengan Mu’adz, maka beliau

bertanya, “Bagaimana keadaanmu di pagi hari ini, hai Mu’adz?”

“Di pagi hari ini aku benar-benar telah beriman, ya Rasulullah,” jaw-abnya.

“Setiap kebenaran ada hakikat-nya,” kata Nabi pula, “maka apakah hakikat keimananmu?”

“Setiap berada di pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi. Dan tiada satu langkah pun yang kulangkahkan, kecuali aku menyangka tiada akan diiringi dengan langkah lainnya. Dan seolah-olah kesaksian setiap umat jatuh berlutut, dipanggil melihat buku catatannya. Dan seolah-olah ku-saksikan penduduk surga menikmati kesenangan surga. Sedang penduduk neraka menderita siksa dalam neraka.”

Maka sabda Rasulullah SAW, “Me-mang, kamu mengetahuinya, maka pegang teguhlah jangan dilepaskan!”

Menjelang akhir hayatnya, Mu’adz berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya se-lama ini aku takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku mengharapkan-Mu. Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku tidaklah mencintai dunia demi untuk mengalirkan air sungai atau menanam kayu-kayuan, tetapi hanyalah untuk menutup haus di kala panas, dan menghadapi saat-saat yang gawat, serta untuk menambah ilmu penge-tahuan, keimanan dan ketaatan.”

Lalu diulurkanlah tangannya seo-lah-olah hendak bersalaman dengan maut, dan dalam keberangkatannya ke alam gaib, ia masih sempat berujar, “Selamat datang wahai maut. Kekasih tiba di saat diperlukan...” Dan nyawa Mu’adz pun melayanglah menghadap Allah. (ROL)

Page 11: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 11FIQIH

Sederhana adalah kata sifat yang bermakna “bersahaja” atau “tidak berlebih-lebihan”. Orang yang hidup sederhana adalah orang yang hidup den-gan bersahaja dan tidak ber-lebih-lebihan. Ketika kekuran-gan, orang yang sederhana ti-dak akan menghalalkan segala cara, termasuk menyusahkan dirinya, untuk memperoleh har ta agar dihormati oleh orang lain. Begitu pula, ketika mempunyai harta lebih, orang sederhana tidak akan tergoda untuk bermewah-mewahan, menumpuk hartanya di rumah sendiri, tidak pula memanjakan diri dengan segala fasilitas serba lux.

Kesederhanaan adalah kisah langka di era modern. Buktinya, banyak dari kita yang selalu merasa “tidak cukup”, meski hidup sudah tercukupi. Bahkan karena tidak bisanya hidup sederhana, ada orang yang sedang dihukum pun nekad membawa kemewahan ke dalam penjara. Mungkin baginya, tidak sah hidup di zaman kini tanpa melekatkan berbagai atribut kemewahan dalam dirinya.

Di era yang menjadikan benda sebagai pujaan, kes-ederhanaan adalah nilai usang.

Hidup Sederhana, Ciri Seorang Muslim

Hidup sederhana dianggap tidak populer dan tidak mem-populerkan. Kalau pun banyak orang sederhana, itu karena tidak ada pilihan lain kecuali hidup “seadanya”. Orang yang hidup terjepit nasib dan pe-miskinan.

Anjuran Hidup Seder-hana

Padahal Islam adalah aga-ma yang menganjurkan umat-nya untuk hidup sederhana. Islam mengajarkan agar mem-belanjakan harta tidak secara berlebih-lebihan dan tidak pula kikir (QS Al-Furqaan 25: 67). Di sisi lain, Islam juga mengecam mereka menumpuk-numpuk harta dengan akan memasu-kan ke neraka Huthamah (QS. Al-Humazah: 1-9). Sementara mereka yang sukanya menim-bun emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Al-lah, diancam dengan siksaan pedih dan menyakitkan (QS. At-Taubah:34).

Bukan tanpa alasan Islam menganjurkan umatnya untuk hidup sederhana. Pola hidup sederhana sejatinya akan mem-bawa ketenangan hidup. Pola hidup sederhana juga bisa menjauhkan diri dari gaya hid-up boros dan berlebih-lebihan (konsumtivisme). Orang yang

sederhana, hidupnya tidak diburu oleh nafsu, pikiran se-lalu kurang, dan oleh berbagai ambisi yang membuat jiwa semakin kering.

Secara sosiologis, pola hid-up sederhana dapat merekat-kan semua kelompok dalam masyarakat. Orang kaya yang sederhana, akan dengan mu-dah membangun relasi den-gan orang miskin. Begitu pula seorang pejabat yang seder-hana bisa berinteraksi dengan rakyatnya tanpa ada jurang pemisah.

Selain itu, kesederhanaan bisa juga menimbulkan em-pati satu sama lain. Seorang pe-mimpin yang sederhana akan dicintai oleh rakyatnya. Se-mentara pemimpin yang gemar menumpuk harta akan dibenci bahkan ditumbangkan oleh rakyatnya. Ingatlah para pe-mimpin dunia yang dijatuhkan oleh rakyatnya sendiri karena pemimpin itu gemar menum-puk harta, termasuk dengan jalan korupsi.

Kesederhanaan Muham-mad SAW

Kesederhanaan juga di-tunjukkan oleh Nabi Muham-mad SAW. M. Quraish Shihab dengan mengesankan meng-gambarkan kesederhanaan

Nabi dengan menulis bahwa harta beliau yang paling me-wah hanyalah sepasang alas kaki berwarna kuning yang merupakan hadiah dari Nigus dari Abbisinia. Beliau tinggal di pondok kecil beratapkan jerami yang tingginya dapat dijangkau oleh seorang remaja. Sekat-sekat kamarnya terbuat dari batang pohon yang dilekatkan dengan lumpur bercampur kapur. Beliau sendiri yang me-nyalakan api, mengepel lantai, memerah susu, dan menjahit alas kakinya yang putus. San-tapannya yang paling mewah dan jarang dinikmatinya adalah

madu, susu, dan lengan kamb-ing (M. Quraish Shihab: 1994).

Begitu sederhananya Nabi Muhammad SAW, meskipun su-dah menguasai seluruh Jazirah Arab, tetap tidak tergoda den-gan kemewahan dan kekuasaan duniawi. Padahal, jika saja Nabi mau, keinginan apa pun, sebagai penguasa waktu itu, akan dipenuhi. Namun, Nabi bukanlah sosok yang gemar memamerkan harta, bukan pula manusia yang siap angkuh berdiri di tengah kekuasaannya. Beliau adalah sosok sederhana yang justru sangat populer tatkala dirinya tidak berambisi untuk dipopulerkan.

Sepanjang hayatnya, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang konsisten pada pola hidup yang sederhana. Ketika beliau wafat, tidak banyak harta yang ditinggalkannya. Amru bin Harith meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ketika wafat tidak meninggalkan dinar, dir-ham, hamba sahaya lelaki atau perempuan, dan tiada sesuatu apa pun, kecuali keledai yang putih yang biasa dikendarainya dan sebidang tanah yang dise-dekahkan untuk kepentingan orang rantau (HR. Bukhari).

Berbanding terbalik dengan para pemimpin kita yang seolah terus merasa kekurangan. Meski hidup sudah lebih dari cukup, masih minta naik gaji. Meski be-lum bisa dijadikan teladan oleh rakyatnya, sudah minta fasilitas nomor wahid. Meski belum bisa bekerja secara maksimal, tetap ingin merencanakan gedung baru yang lebih besar dan mewah. Selain itu, banyak

pula pemimpin yang setelah menjabat ditemukan limpahan nominal uang di rekeningnya. Ada pula yang menjadi orang nomor satu di negeri ini, tatkala lengser dari jabatannya, har-tanya berlimpah, bahkan ada yang menganggapnya tidak akan habis “tujuh turunan”.

Pemujaan terhadap hidup mewah, glamour, dan selalu merasa kurang adalah cermi-nan hidup yang jauh dari prak-tik Nabi. Hidup yang demikian menempatkan benda sebagai dewa. Seolah ketenangan dan kebahagian hidup tergantung pada banyaknya harta. Prestasi kemanusiaan hanya ditentukan fasilitas mewah. Padahal, Nabi Muhammad SAW telah mem-buktikan bahwa dengan hidup sederhana kemajuan bidang sosial maupun politik bisa di-raih. Pun, kesederhanaan hidup tidak lantas harga diri beliau tu-run. Tidak pula pengaruh beliau menyusut. Jikalau ada lembaga survei waktu itu, akan terbukti bahwa kesederhanaan beliau tidak pernah menjadi variabel yang membuat angka populari-tas Nabi menurun. Sebaliknya, beliau semakin dikenal karena banyak orang kagum atas kes-ederhanaannya.

Tapi, dasar manusia itu seperti seekor keledai (kata seorang penulis), setelah di-beritahu dan dicambuk pun, sering tidak bergeming. Ketika diperingatkan, termasuk dian-jurkan untuk hidup sederhana, banyak manusia masih saja asyik mengikuti hawa nafsu-nya, hidup glamour dan tidak terkendali.

Page 12: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

12 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013POLITIK ISLAM

Allah berfi rman dalam Al-Quran: Artinya: “dan di antara mereka ada orang yang ben-doa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka”. (QS. Al-Baqarah: 201).

Ayat diatas merupakan harapan dan doa kita sebagai seorang muslim agar didalam menjalani kehidupannya selalu dalam kebaikkan, selamat di dunia juga di akhirat kelak serta terhindar dari siksa [adzab] neraka. Dan untuk mencapai harapan tersebut paling sedikit 17 kali Allah SWT mewajibkan kepada umat Islam untuk bermohon kepada-NYA melalui doa yang tertuang dalam ayat Al-Quran yang selalu dibaca ketika kita shalat, yakni Surat Al-Fatikhah: 1-7 berikut:

Artinya: “dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyay-ang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. yang menguasai di hari Pembalasan hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolon-gan. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Dan sholat itu sendiri merupakan ben-teng seorang muslim dari pengaruh negative yang bersifat internal dan eksternal (Keji dan Mungkar). Sebagaimana fi rman Allah SWT.berikut:

Artinya: “bacalah apa yang telah diwa-hyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbua-tan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Pentingya Penguasaan Ilmu Pen-getahuan

Islam mewajibkan kepada pemeluknya lelaki atau perempuan dimanapun dan kapanpun mulai dari lahir sampai mati un-tuk menuntut ilmu pengetahuan, baik ilmu yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.Hal tersebut telah ditegaskan oleh Nabi Muham-mad SAW dalam sabdanya: “Barangsiapa menginginkan soa-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya;

dan barangsiapa yang ingin (selamat dan berbahagia) diakhirat, wajiblah ia menge-tahui ilmunya pula; dan wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula” (HR. Bukhari dan Muslim).

Perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi merupakan salah satu potensi yang harus digali, ditumbuhkan dan dikem-bangkan untuk kemudian dimanfaatkan oleh umat agar derajat manusia lebih tinggi bila dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain. Allah SWT menerangkan hal tersebut dalam Alqur’an:

Artinya: “bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka men-jaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Raad: 11).

Upaya perubahan kearah kemajuan harus dilakukan dan diupayakan oleh umat Islam diberbagai bidang kehidupan, termasuk dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini penting dilakukan untuk meningkat-kan kualitas hidup umat Islam agar menjadi rahmatan lil alamiin.

Firman Allah SWT: “dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa: 107).

Derajat manusia ditentukan oleh kualitas keyakinan dan keilmuannya. Keyakinan akan membentuk pribadi yang kuat pendirian-nya dan optimis dalam hidupnya, serta tidak pernah mengenal putus asa. Keilmuan akan membentuk pribadi yang cerdas dan berkualitas dalam kehidupannya baik secara lahiriyah maupun batiniyah, karena manusia memiliki dua demensi fisik dan non fisik, dimana keduanya harus diketahui dan digali potnsinya melalui ilmu pengetahuan.

Manusia, tumbuhan, hewan, setan, jin dan malaikat serta makhluk makluk Tuhan yang lain baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi senantiasa berinter-aksi (berhubungan) setiap saat. Dan derajat mereka tergantung iman dan ilmu yang dimilikinya, sebagaimana Firman Allah Swt

dalam Al-Quran:Artinya: “Hai orang-orang beriman apa-

bila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujaadilah [58]: 11).

Ketinggian derajat bagi orang yang me-miliki keimanan dan keilmuan mengadung pengertian pula mereka akan banyak mem-beri manfaat dan maslahat (kebaikan) bagi dirinya, lingkungannya dan kepada semua makhluk Tuhan yang lainnya. Kemulian orang yan beriman dan berilmu merupakan pancaran akhlak yang tinggi sehingga umat Islam menjadi pelopor dan pengekspor kedamaian (agent of peace) bagi semua mahluk. Kemuliaan Islam sebagai agama yang menjadi pokok tugas kenabian dan kera-sulan Muhammad Saw harus diaplikasikan oleh semua umat Islam siapaun, dimanapun dan kapan pun.

Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya tida-klah aku diutus kecuali untuk menyempur-nakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari).

Inilah hadits yang menegaskan misi kenabian Muhammad Saw sebagai Rasul Allah. Dimulai dengan kata “Sesungguhnya” hal ini untuk memberikan keyakinan yang kuat bagi kita bahwa “tidaklah aku di utus” artinya menolak semua alasan mengapa rasul di utus, “kecuali untuk menyempur-nakan Akhlak”; itulah kebenaran mengapa Rasulallah Saw di utus. Jadi sesungguh-nya Agama (Islam) diturunkan supaya umat Islam (Manusia) berakhlak sempurna. Semua ibadah-ibadah ritual keagamaan dari mulai shalat, puasa, zakat, hingga iba-dah haji bermuara pada akhlak yang mulia.Firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90).

Menyikapi Kemajuan IPTEK Secara Bijak

Perubahan zaman dengan segala perkembangannya telah memengaruhi hidup dan kehidupan umat manusia secara umum. Sebagai contoh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah terbukti membawa banyak perubahan perilaku manusia dalam segala aspek kehidu-pan. Dewasa ini manusia dapat melakukan komunikasi bahkan bertukar data dan infor-masi dalam waktu yang relative singkat tanpa sekat jarak dan waktu. Hal ini di mungkinkan melalui perkembangan teknologi informasi, seperti jaringan internet dan sejenisnya.

Membanjirnya arus data dan informasi yang mengalir dengan deras ke segala ruang kehidupan masyarakat, hingga ke ruang-ruang private keluarga, secara otomatis akan mempengaruhi pola pikir, pola hidup, dan pola asuh orang tua dan para pendidik (baca: orang tua dan guru) dalam mengarahkan anak didiknya agar menyikapi perubahan tersebut secara bijak dan selektif serta tidak mengabaikan norma-norma yang berlaku di lingkungan keluarga maupun masyarakat, baik norma sosial maupun norma agama.

Allah berfi rman: “Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum se-hingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Raad: 11).

Ayat diatas menunjukkan bahwa umat Islam semestinya bukan hanya menjadi objek (korban) perubahan, justru harus men-jadi subjek (pelopor ) perubahan tersebut. Sehingga perkembangan yang ada dapat bermanfaat dan dapat dikendalikan untuk kepentingan umat Islam sebagai khalifatullah fi l’ard sehingga menjadi rahmatanlil’alamin.

A. Memanfaatkan Kemajuan IPTEK untuk Kemaslahatan Ummat

Perkembangan zaman dengan segala kemajuannya merupakan wujud lain dari rahmat Allah yang wajib kita syukuri. Firman Allah: “dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nik-mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim [14]: 7).

Sebagai contoh, kemajuan IPTEK meski-pun memiliki potensi yang dapat merusak dan menghancurkan keimanan dan akhlak generasi muda Islam, tetapi banyak juga manfaat serta potensi yang dapat dipergu-nakan untuk kebaikan dan kemaslahatan. Jadi dalam hal ini umat Islam harus menyikapi setiap perubahan yang terjadi secara bijak, tidak harus di curigai apalagi ditolak dengan mengesampingkan sisi positif dan manfaat dari perubahan yang ada.

Sebaliknya kemajuan IPTEK tersebut justru harus dapat dimanfaatkan dan dikem-bangkan sebagai sarana untuk kepentingan umat Islam itu sendiri dalam berbagai aspek. Misalnya, kemajuan teknologi internet dan telekomunikasi lainya dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan-pesan agama secara lebih luas, mudah, murah, dan cepat; ghirah (semangat) mempelajari Islam melalui diskusi, kajian agama serta penyebarluasan informasi seputar dunia Islam juga dapat dilakukan secara online melalui website, blog, milis, email, dan seterusnya. Itulah diantara sedikit dari banyak manfaat positif yang dapat kita peroleh dari kemajuan IPTEK.

B. Mengantisipasi Dampak Negatif

Kemajuan IPTEKKemajuan dan kecanggihan teknologi

informasi dan komonikasi yang dicapai, mempunyai dampak positif sebagaimana telah dijelaskan diatas. Namun demikian, kemajuan tersebut juga tidak luput dari dampak negative yang ditimbulkan. Dampak negative yang nyata dan sangat terasa adalah adanya gap (jarak) hubungan antara orang tua dengan anak, guru dengan anak didik dan seterusnya.

Dampak negative ini timbul akibat berkurangnya (intensitas & kualitas) perha-tian orang tua dengan anaknya, guru dengan muridnya. Anak-anak saat ini lebih akrab dengan dunianya sendiri seperti games, dunia maya, dan lain sebagainya. Melalui teknologi internet mereka dapat berinteraksi secara bebas, murah dan mudah dengan teman maupun sesama pengguna internet lainnya yang tidak dikenal sebelumnya. Kebebasan berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya secara perlahan akan mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola hidup mereka. Lebih jauh dari itu, mereka dapat melakukan suatu tindakan radikal, bahkan tindakan ekstrim yang bertentangan dengan norma yang berlaku, hanya berdasarkan informasi dan interaksi yang diperoleh melalui dunia maya.

Dapat kita lihat dan saksikan bersama dari berbagai peristiwa pelanggaran hu-kum dan aksi kejahatan yang terungkap akhir-akhir ini, termasuk tindak kejahatan terorisme dan anarkisme yang dilakukan, diantara pelakunya berasal dari kalangan muda, bahkan anak-anak.

Anak anak adalah generasi muda yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis (jiwa). Apabila tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak negative dari derasnya arus informasi dan komunikasi tersebut, generasi muda kita akan mudah dipengaruhi dan dibentuk oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Masuknya faham-faham keagamaan yang menyimpang dan menabrak norma sosial dan aturan Negara, bahkan bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri merupakan fakta yang memprihatinkan dan harus segera diantisipasi serta dicarikan solusi pencegah-anya.

Upaya antisipasi perlu dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, dimulai dari ling-kungan keluarga, sekolah, mayarakat, hingga pemerintahan. Kerja besar ini membutuhkan kerjasama semua fi hak, termasuk para orang tua, para guru, para ulama, para ustadz, para kiai, para tokah adat dan mayarakat termasuk tokoh pemerintahan juga para ilmuan dari ber bagai disiplin ilmu.

Berikut Upaya-upaya yang dapat dilaku-kan sebagai antisipasi dampak negatif dari

Hakekat Pendidikan Islam: Islam Menghendaki Keselamatan Manusia Dunia dan Akhirat

(Catatan Dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2013Dalam Upaya Menyikapi dan Mengantisipasi Perkembangan Iptek)

Bersambung ke hal 13

Page 13: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 13OASEOASEOASE

Hakekat Pendidikan Islam: Islam Menghendaki Keselamatan Manusia Dunia dan Akhirat................................................................................

Bersambung ke hal 15

adanya kemajuan IPTEK, mulai dari 3 central konsentrasi, yaitu:

a). Peran Keluarga dalam Mengantisipasi Dampak Negatif Perkembangan IPTEK

Keluarga merupakan basis pen-didikan dasar suatu masyarakat atau bangsa. Dimana didalam ke-luarga manusia lahir, tumbuh dan berkembang membentuk karakter secara fi sik maupun psikis. Allah SWT menyinggung hal ini dalam Al-Quran, ayat berikut:

Artinya: “Hai manusia, Sesung-guhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujuraat: 13).

Didalam sebuah Hadits Nabi Saw bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fi rah, maka orangtu-nya yang membetuk menjadi yahudi, majusi atau nasrani”. (H.R.muslim).

Maka untuk mengantisipasi dampak negative perkembangan IPTEK didalam lingkungan keluar-gaa, setiap keluarga Muslim perlu melakukan langkah-langkah berikut, antara lain:

1. Membekali anak dengan Ket-akwaan (QS. At-Tahriim [66]: 6)

2. Mengajari dan Melatih Anak untuk beribadah, Nabi bersabda: “per-intahkanlah anak-anakmu menger-jakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka (jika tidak mengerjakannya) ketika beru-mur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidut mereka” (HR. Abu Daud).

3. Menghindarkan anak dari perilaku syirik. Allah SWT.berfi rman: “Hai anakku, janganlah kamu mem-persekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Lukman [31]: 13)

4. Membekali Anak dengan Ilmu dan Etos Kerja, Firman Allah

Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama. Lalu, adakah pentingnya kerukunan umat beragama di Indo-nesia? Jawabannya adalah iya.

Indonesia Negara yang BeragamaSejak zaman dahulu, nenek moyang bangsa

Indonesia sudah memiliki agama. Akan tetapi, agama yang dianutnya adalah suatu kepercayaan, yaitu animisme dan dinamisme. Sesuai dengan perkembangan bangsa ini, Indonesia memiliki berbagai macam agama. Agama-agama tersebut berasal dari luar Indonesia. Karena masyarakat Indonesia waktu itu masih menganut sistem kepercayaan nenek moyang, maka agama yang masuk ke dalam negara Indonesia tidak dengan

Ciptakan Kerukunan di Indonesiamudah diterima begitu saja.

Agama nenek moyang bangsa Indonesia su-dah meresap dalam tubuh masyarakat Indonesia saat itu. Jadi, tidak heran apabila agama baru yang masuk ke Indonesia mengalami perubahan atau percampuran, antara agama yang baru dengan kepercayaan dari pribumi. Hal tersebut memang lumrah terjadi waktu itu. Apabila agama baru yang ingin masuk ke Indonesia, maka harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di negara Indonesia ini.

Agama yang masuk ke Indonesia yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia adalah agama Hindu, Budha, Kristen, Khatolik, dan Islam. Perkembangan masing-masing agama tersebut, memiliki kisah perkembangannya masing-masing. Semua agama tersebut tidak langsung diterima oleh masyarakat pribumi. Ada perjuangan di dalam menyebarkan agama

tersebut di lingkungan masyarakat Indonesia, se-hingga agama tersebut diterima oleh masyarakat.

Agama Islam adalah agama yang banyak pemeluknya. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, meskipun mayoritas masyara-kat Indonesia memeluk agama Islam, bukan berarti negara Indonesia adalah negara Islam. Ada agama-agama lain yang pemeluknya juga membutuhkan pengakuan untuk dijadikan sebagai agama yang sah di negara Indonesia ini. Untuk itu, negara Indonesia adalah negara yang beragama, yang penduduknya menganut agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.

Di dalam pancasila dan undang-undang negara Indonesia, dicantumkan tentang kebe-basan memeluk agama bagi warga Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa pentingnya memeluk agama bagi setiap warga negara Indonesia. Setiap warga negara Indonesia harus

SWT., Artinya: “...Allah akan mening-gikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.. Al-Mujaadilah [58]: 11) . “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah [9]: 105). Nabi Saw bersabda: “Barang siapa yang menginginkan dunia atau akhirat maka kuasailah ilmunya”. (H.R.Bukhari dan Muslim)

5. Mengajari anak toleransi, kasih sayang, dan musyawarah terhadap sesame. Firman Allah SWT: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terha-dap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekel-ilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah mem-bulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bert-awakkal kepada-Nya.” (QS. Al Imran [3]: 159)

6. Menghargai, menghormati, dan menyayangi serta mendoakan sesama anggota keluarga (QS. Al-Furqaan: 74).

b). Peran serta Masyarakat dalam Upaya Antisipasi Dampak Negatif Perkembangan IPTEK.

Lingkungan masyarakat meru-pakan pembentuk karakter bagi anak setelah lingkungan keluarga, karena disanalah terjadinya proses penyesuaiaan (adaptasi), pembau-ran dan peleburan (asimilasi) yang membentuk karakter (ciri khas) suatu masyarakat. Didalam kehidupan masyarakat majemuk (heterogen) seperti di Indonesia, berbagai karak-ter manusia, kelompok, ekonomi, bu-

daya, pendidikan, agama dan kelom-pok sosial yang lain bertemu. Disini diperlukan sikap dewasa, toleran, dan sikap-sikap saling menghargai lainya diperlukan untuk menciptakan kondisi kehidupan masyarakat yang kondusif dan ideal, sebagai syarat pokok dalam rangka membentuk generasi muda yang handal, kuat dan tangguh dari pengaruh negative perkembangan IPTEK.

Adapun bentuk antisipasi yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Membangun sinergi antara Ulama dan Umara (Penguasa)

Firman Allah SWT : “... dan to-long-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2).

2. Membangun hubungan yang harmonis antara Rakyat dan Pen-guasa

Firman Allaah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman ke-pada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nissa [4]: 59).

3. Membangun Komitmen dan Tujuan bersama

Setiap individu didalam suatu masyarakat atau bangsa perlu me-miliki suatu ikatan yang kuat dan kokoh dalam rangka perwujudan cita-cita bersama menuju baldatun toyibatun warobbun ghofur (Pen. Gus Dur: suatu masyarakat yang adil, rakyatnya makmur, hidupnya teratur sehingga dicintai Allah Swt).

Firman Allah SWT. Artinya: “Jika-lau Sekiranya penduduk negeri-neg-eri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-

ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al- A’raaf [7]: 96)

4. Membangun kebersa-maan dalam pembangunan

Didalam perwujudan cita-cita sebagaimana disebut diatas, selain membutuhkan komitmen yang kuat, juga diperlukan kesadaran serta kerjasama seluruh komponen bangsa dalam bekerja dan bertawakal.

Firman Allah SWT: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya...“ (QS. Ath-Thalaaq [65]: 2-3).

c). Fungsi Pemerintah dalam Upaya Antisipasi Dampak Nega-tif Perkembangan IPTEK

Dalam Al-Quran surah Al-Ahzab: 72, Al-Araaf: 96 dan An Nisa: 103 Allah Swt berfi rman:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat ke-pada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianat-inya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh, (QS. Al-Azhab: 72)

Artinya: “Jikalau Sekiranya pen-duduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan me-limpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)

Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentu-kan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nissa: 103).

Beberapa fi rman Allah Swt diatas

merupakan suatu pesan moral uni-versal ajaran Islam tentang penting-nya suatu pemerintahan yang baik, adil, dan amanah untuk menciptakan kondisi kehidupan masyarakat yang ideal atau madani (Madani: masyara-kat yang berkembang sesuai dengan potensi budaya, adat istiadat, dan agama).

Keberadaan pemerintah dengan segala fungsi dan kewenangan-nya memiliki peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka upaya pencegahan dampak negative dari perkembangan IPTEK terhadap generasi muda dan masyarakat pada umumnya.

Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk tujuan tersebut, antara lain:

Membuat regulasi (Peraturan, UU, Perpu, dan sejenisnya) yang mengatur dan membatasi peman-faatan IPTEK didalam realisasi tujuan pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya.

Menciptakan dan menjamin kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kantibmas) yang baik.

Melaksanakan fungsi pemerin-tahan secara efi sien dan efektif serta transparan.

Menjalankan peraturan dan pe-rundangan secara adil dan bijaksana

Membuat terobosan dan langkah-langkah strategis untuk mempercepat tujuan pembangu-nan dengan tanpa mengabaikan norma-norma sosial dan agama yang berlaku di masyarakat.

Menjadikan kepentingan ma-syarakat, bangsa, dan Negara sebagai arah tujuan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Melibatkan dan bekerjasama dengan komponen bangsa yang lain, seperti; tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para ulama, kyai, ustadz, ilmuwan, seni-man, dan lainnya.

Selain antisipasi yang bersifat umum, umat Islam sebagai bagian penting dari masyarakat bangsa Indonesia harus saling menjaga dan melindungi antar sesama. Dalam

melaksanakan pesan-pesan uni-versal ajaranya, umat Islam ditun-tut untuk tetap memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mencurigai bahkan menolak perkembangan IPTEK bu-kanlah solusi yang bijak, bahkan berlawanan dengan semangat dan pesan moral universal ajaran Islam yang mengajarkan kemajuan.

Jadi disamping perintah untuk melaksanakan ibadah yang bersifat ritual, umat Islam juga diajarkan untuk melaksanakan ibadah sos-ial (muamalah). Pencapaian umat manusia dengan segala kemajuan yang berhasil diciptakan merupakan wujud rahmat yang wajib di syukuri.

Namun demikian, prestasi dan kemajuan yang berhasil dicapai serta telah sama-sama kita rasakan seperti sekarang ini juga memiliki efek dan dampak negative yang tidak terhindarkan. Upaya kita adalah meminimalisir (mengurangi) dam-pak negative tersebut, agar tidak menghancurkan tujuan pembangu-nan itu sendiri (manusia Indonesia seutuhnya).

Seluruh komponen bangsa me-miliki tanggungjawab yang sama sesuai dengan peran dan kemam-puanya masing-masing dalam upaya mengantisipasi dampak negative dari perkembangan IPTEK seb-agaimana telah dijelaskan diatas.

Sementara bentuk antisipasi sederhana yang memungkinkan untuk dapat dilakukan oleh umat Islam, sebagaimana yang telah dia-jarkan oleh agama kita, antara lain: Melaksanakan ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadis Nabi Saw, saling menyayangi dan menghormati antar sesama, yang besar menyayangi yang kecil yang kuat menyayangi yang lemah yang pandai menyayangi yang bodoh yang kaya menyayangi yang miskin yang sehat menyayangi yang sakit dan seterusnya. Hal inilah yang akan membentuk kedamaian hidup lahir batin di dunia sampai diakhirat kelak sebagai mana doa kita semua. SEMOGA. Wallahu’alambishawab.

memeluk agama dengan diberikan kebebasan untuk memeluk agama sesuai dengan keper-ayaannya masingmasing. Jadi, negara Indonesia sangat menunjujung tinggi tentang agama.

Karena keragaman agama yang ada di

negara Indonesia ini, maka hal tersebut dapat menimbulkan perbedaan. Setiap agama me-mang memiliki perbedaan, sehingga dibutuhkan sesuatu hal untuk menyatukan perbedaan

Page 14: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

14 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013ULASAN

Tanjungpinang, IsuKepri.com – Kecamatan Bukit Bestari terpilih kembali sebagai juara umum dalam pelaksanaan Mu-sabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke VII tingkat Kota Tanjungpi-nang, yang digelar sejak 19 – 22 Mei 2013 di halaman Kantor Per-pustakaan dan Arsip Daerah, dan ditutup pada Rabu (22/5) malam oleh Walikota Tanjungpinang H Lis Darmasyah.

Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang, sebelum-nya juga menjadi juara MTQ ke VI se-Kota Tanjungpinang pada 2012. Tentunya, piala bergilir tersebut tetap dipertahankan Kecamatan Bukit Besatari.

Dalam sambutanya, Walikota Tanjungpinang mengatakan, Alqur’an dan isi yang terkand-ung didalamnya akan membawa keselamatan menuju kehidupan yang madani. Dengan MTQ yang menampilkan sejumlah perlom-baan syiar Islam, hendaknya dapat memberikan pengaruh positif pada peserta serta selu-ruh masyarakat Tanjungpinang.

“Suksesanya penyeleng-garaan MTQ, tidak semata-mata

Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BK-PRMI) Kecamatan Seri Kuala Lobam gelar Musyawarah Keca-matan (MUSCAM), Kamis (9/5). Dalam muscab tersebut, ketua BKPRMI Bintan, Indra Gunawan mengatakan, keberadaan remaja masjid diharapkan mampu men-jadi penyejuk di tengah-tengah masyarakat.

“Sesuai dengan moto BKPRMI yakni Muwahhid, Mujahhid, Musy-addid, Muaddid dan Mujaddid,” Kata Indra. Selain itu, kata dia, BKPRMI harus mampu menjalin

Bukit Bestari Kembali Juara Umum MTQ 2013

Remaja Masjid Diharapkan Mampu Jadi Peyejuk Masyarakat

dilihat dari sisi teknis penyeleng-garaan, tetapi juga harus dilihat dari sisi proses internalisasi atau pemahaman nilai-nilai kandun-gan Al-Qur’an itu sendiri yang merupakan pedoman hidup, agar tercapai tujuan kebaha-giaan hidup di dunia dan akhi-rat,” kata Lis.

MTQ merupakan wahana untuk berkompetisi dalam ke-baikan untuk memacu diri agar lebih mengenal, memahami, menghayati dan mengamal-kan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya perlombaan MTQ ini dapat melahirkan Qori dan Qoriah sebagai duta terbaik Tanjunginang di cabang-cabang yang dipelombakan pada seleksi Tilawatil Quran Tingkat Provinsi Kepri yang sebagai tuan rumah nantinya.

“Selamat kepada para juara atas prestasi yang diraih, semoga prestasi ini dapat disyukuri dan terus dikembangkan dimasa mendatang, kepada yang be-lum memperolehi juara, saya berharap jangan berkecil hati , kegagalan dalam MTQ kali ini

komunikasi dengan lembaga vertikal dan horizontal.

“Koordinasi dengan lembaga vertikal, seperti dengan keca-matan dan kepala desa perlu di-jalin dan dimaksimalkan. Namun lembaga horizontal seperti OKP kecamatan perlu dilakukan siner-gitas bersama,” ujar Indra.

Indra juga mengajak semua remaja masjid untuk dapat mem-berikan kontribusi didaerahnya. Peran remaja masjid sangat vital dalam memberikan nuansa re-ligius di masyarakat.

Hal senada juga di sampai-

hendaknya menjadi cambuk dalam meningkatkan prestasi yang lebih baik dimasa yang akan datang. Dan kami men-gucapkan terimakasih kepada seluruh panitia yang telah me-nyukseskan penyelengaraan MTQ ini,” kata Lis.

Selanjutnya panitia penye-lenggara MTQ ke-VII tahun 2013 Tingkat Kota Tanjungpinang Raja Al Hafi s mengumumkan, Keca-matan Bukit Bestari mendapat nilai tertinggi dan sekaligus menjadi juara umum.

Namun untuk juara ke II, sambung dia, diraih Kecamatan Tanjungpinang Timur, juara III

kan oleh Wakil Ketua I BKPRMI Bintan yang juga ketua Forum Pelajar Muslim Kepulauan Riau, Suprapto. Ia mengatakan bahwa remaja muslim merupakan icon kebangkitan Islam. Remaja muslim seharusnya mengambil peran yang signifi kan dalam masyarakat.

“ Sebagai generasi Islami, maka patut kita sadari bahwa tanggungjawab remaja muslim sangat besar sekali. Remaja mus-lim harus benar-benar hadir di ten-gah-tengah masyarakat,menjadi penyejuk dan member warna di masyarakat, ” ujarnya.

Selain itu, Suprapto juga berharap remaja masjid di Sri Kuala Lobam dapat mengaktifkan kegiatan-kegiatan di masjid. Ia menambahkan bahwa membuat kegiatan yang kecil namun isti-gomah adalah lebih penting dari pada kegiatan yang besar namun tidak memiliki keberlanjutan.

Kecamatan Tanjungpinang Kota, dan disusul peringkat ke IV di-raih Kecamatan Tanjungpinang Barat dan Juara Harapan diraih oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Tanjungpinang.

Kemudian diacara terse-but Walikota juga memberikan piala kepada pemenang Juara umum Kecamatan Bukit Bestari. Dan diakhir acara dilakukan pencabutan kupon berhadiah dengan hadiah utama untuk satu orang berangkat umroh dan juga hadiah menarik lainya seperti TV LCD, Sepeda dan lain-lain. (Rizal)

“ Jangan terpaku dengan ang-garan pemerintah ketika ingin membuat kegiatan, apalagi yang berkaitan dengan kegiatan remaja masjid. Memulai dengan kegiatan yang kecil-kecil di lingkungan war-ga masjid dan di lakukan secara is-tiqomah itu sangat penting sekali, disbanding harus memaksakan kegiatan yang besar namun tidak memiliki keberlanjutan, ” ujarnya.

Kegiatan itu juga, di hadiri oleh sekcam Sri Kuala Lobam, Emiati, Kepala desa Teluk Sasah, KNPI Ke-camatan Sri Kuala Lobam, Badko, DMI kecamatan, serta berbagai organisasi kemasyarakatan.

Dalam sambutannya, Sekcam Lobam, Emiati mengatakan, saat ini pihak kecamatan sedang men-galakkan program gemar baca al-quran. Emiati mengajak kepada pengurus BKPRMI kecamatan un-tuk bersama-sama mensukseskan program tersebut.

“Program gemar baca al-qur’an perlu di dukung semua pihak, terutama remaja masjid. Karena remaja masjid merupakan ujung tombak jantungnya masjid,” ujar Emiati.

Camat Sri Kuala Lobam, Hasfi Handra yang berhalangan hadir mendukung sepenuhnya kegiatan BKPRMI. “Kegiatan tersebut positif, dan perlu di dukung,” ujarnya saat di konfi rmasi. (Slk)

Tanjungpinang, IsuKe-pri.com – Badan Komuni-kasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRM) Kepri, bersama Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan Riau, menggelar pelatihan terhadap 80 remaja masjid dari Kabupaten/ Kota se-Kepulauan Riau, di Comport Hotel Tan-jungpinang, Rabu (29/5). 80 peserta itu juga akan mengi-kuti pelatihan selama dua hari.

Ketua DPW BKPRMI Kepri, Maryono mengatakan, keg-iatan yang diselenggarakan tersebut merupakan upaya bersama untuk memaksimal-kan potensi remaja masjid sekaligus upaya pembinaan kepada remaja masjid dalam menghadapi tantangan glo-balisasi yang kian mempriha-

Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke VII tingkat Kota Tanjungpinang, yang digelar sejak 19-22 Mei 2013 di halaman Kantor Per-pustakaan dan Arsip Daerah, dan ditutup pada Rabu (22/5) malam oleh Walikota Tanjung-pinang H Lis Darmasyah.

Walikota Tanjungpinang H Lis Darmansyah mengatakan, Alqur’an dan isi yang terkan-dung didalamnya akan mem-bawa keselamatan menuju kehidupan yang madani. Den-gan MTQ yang menampilkan sejumlah perlombaan sy-iar Islam, hendaknya dapat memberikan pengaruh positif pada peserta serta seluruh masyarakat Tanjungpinang.

“Suksesanya penyeleng-garaan MTQ, tidak semata-mata dilihat dari sisi teknis penyelenggaraan, tetapi juga harus dilihat dari sisi proses internalisasi atau pemaha-

BKPRMI Gelar Pelatihan Remaja Masjid se-Kepri

Tumbuhkan Rasa Kecintaan

Terhadap Al Qur’an

tinkan.“ Pe m b i n a a n p e m u d a

haruslah dilakukan secara berkelanjutan, agar remaja mampu membentengi dirinya sendiri,” kata Maryono usai mengisi materi.

Maryono juga mengatakan, kegiatan pembinaan kepada pemuda dan remaja mesjid tersebut akan dilakukan secara berkelanjutan disetiap kabu-paten/ kota masing-masing.

Pada kegiatan itu juga, peserta perwakilan dari Tan-jungpinag sebanyak 32 orang, perwakilan Batam 12 peserta, perwakilan Bintan 10 peser-ta, perwakilan Karimun 10 peserta, perwakilan Lingga 10 peserta, serta perwakilan Natuna dan Anambas ada 6 peserta. (Iwan)

man nilai-nilai kandungan Al-Qur’an itu sendiri yang merupakan pedoman hidup, agar tercapai tujuan keba-hagiaan hidup di dunia dan akhirat”, katanya.

MTQ merupakan wahana untuk berkompetisi dalam kebaikan untuk memacu diri agar lebih mengenal, mema-hami, menghayati dan men-gamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya perlom-baan MTQ ini dapat melahir-kan Qori dan Qoriah sebagai duta terbaik Tanjungpinang di cabang-cabang yang dip-elombakan pada seleksi Tila-watil Quran Tingkat Provinsi Kepri yang sebagai tuan rumah nantinya.

“Selamat kepada para juara atas prestasi yang diraih, semoga prestasi ini dapat disyukuri dan terus dikem-bangkan dimasa mendatang,

kepada yang belum memperolehi juara, saya berharap jangan berkecil hati, kegagalan dalam MTQ kali ini hendaknya menjadi cambuk dalam meningkatkan prestasi yang lebih baik dimasa yang akan datang. Dan kami mengucapkan terimakasih ke-

pada seluruh panitia yang telah menyukseskan penyelengaraan MTQ ini,” kata Lis.

Pada kesempatan tersebut Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang, menjadi juara MTQ ke VII se-Kota Tanjungpi-nang pada 2013.

Page 15: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013 15CATATAN

Sejatinya kata ulama, berdasarkan makna literalnya, bisa disandang oleh mereka yang ahli dalam satu atau be-berapa bidang ilmu pengetahuan seperti kimia, fi sika, biologi, geologi, astronomi dan lain sebagainya. Tidak hanya orang yang ahli ilmu agama saja. Agar tidak terjadi kerancuan, kata ulama yang dimak-sud dalam tulisan ini adalah orang yang mempunyai keluasan dan kedalaman ilmu-ilmu agama.

Umara’ adalah bentuk plural dari kata amir. Kata amir adalah ismul fa’il dari kata “amara-ya’muru” yang berarti memerin-tah atau memimpin. Jadi, amir bermakna orang yang memerintah. Sepanjang perin-tah amir (pemimpin)—yang diistilahkan al-Qur’an dengan kata ulil amri—tidak bertentangan dengan syariah, umat Islam wajib mentaatinya. Allah Swt berfi rman, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu,” (QS. an-Nisa’ [4]; 59).

Sinergi Ulama dan Umara dalam Lintasan Sejarah Islam

Dalam rentetan sejarah Islam, sikap penguasa—kecuali empat khalifah pertama dan Umar bin Abdul Aziz dari Bani Umawiyah—dinilai jauh dari nilai-nilai Islam. Karena itu, banyak ulama yang menjauhi penguasa, bahkan melakukan penentangan terbuka seperti yang dilaku-kan Imam Ahmad Bin Hanbal terhadap Khalifah al-Maimun. Al-Ghazali juga melakukan hal yang sama, meskipun tidak konfrontatif. Realitas ini, memengaruhi pemikiran Al-Ghazali yang pesimis ter-hadap kesatuan ulama dan Umara. Imam al-Ghazali menyatakan tidak pantas dan tidak terpuji ulama mendekatkan diri ke-pada penguasa. Ulama yang bersentuhan dengan dinding kekuasaan dikategorikan oleh Sang Hujjatul Islam sebagai ulama su’ (buruk). al-Ghazali hidup di masa kekua-saan Bani Abbasiah. Sebuah masa di mana penguasa berusaha mengkoptasi ulama untuk melanggengkan kekuasaan dan mendukung kebijakan penguasa.

Hubungan tidak harmonis, bahkan antagonis, antara ulama dan umara (pemimpin pemerintahan) setelah bera-khirnya era khalifatur rasyidun, menim-bulkan kesan bahwa antara ulama dan umara tidak bisa bersatupadu, bahkan dinilai bertentangan. Sebagian umat

menilai, kualitas takwa ulama yang dekat dengan penguasa patut dipertanyakan atau diragukan.

Pandangan yang mempertentangkan hubungan ulama dan umara ini perlu diperbaiki. Sejatinya di antara keduanya terjalin hubungan erat untuk mencapai tujuan mulia, yaitu hidup di bawah naungan nilai-nilai agama dan terciptanya ma-syarakat yang adil dan makmur. Empat khalifah pertama Islam; Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib adalah ulama. Kapitas penguasaan keempat sahabat nabi ini mengenai ajaran Islam dan pengamalannya tidak diragukan. Mereka adalah ulama sekaligus penguasa.

Era khalifatur rasyidun menjadi bukti bahwa tidak ada gap atau jurang pemisah antara ulama dan umara. Pada masa mereka tergalang kerja sama yang baik dengan para ulama yang berada di luar pagar kekuasaan. Sehingga dalam pengem-bangan dan penerapan hukum Islam tidak timbul kesulitan atau konfl ik.

Permasalahan muncul saat Umawiyah naik ke panggung kekuasaan dan era kepe-mimpinan sesudahnya. Praktek-praktek pe-nyelenggaraan kekuasaan yang dijalankan oleh umara mulai dari model kekhalifahan, kesultanan, dan terakhir dalam model neg-ara dengan bentuk-bentuk pemerintahan modern ada kalanya sehati dengan keingi-nan para ulama dan ada masanya tidak sejalan atau berseberangan.

Saat imamah (kepemimpinan) umat berada di tangan non-ulama, menurut Ali Yafie, ada ketidakseimbangan orientasi fungsi pemerintahan antara harasat ad-din (pemeliharaan kepentingan agama) dan fungsi siasat ad-dunya (kebijakan pena-taan urusan pemerintahan). Penguasa lebih menitikberatkan orientasinya pada siasat ad-dunya. Inilah yang tidak bisa diterima oleh para ulama sehingga mereka men-gambil sikap oposisi. Hal ini pulalah yang menyebabkan al-Ghazali menghimbau para ulama untuk menjauhi penguasa.

Menjadi Inspirasi dan Pembela Kepentingan Umat

Karena itu, sepanjang ulama bisa men-jaga independesinya di hadapan penguasa, tidak terwarnai tapi mewarnai kekuasaan dengan nilai-nilai Islam, adalah sah dan legal ulama berada dalam pagar kekuasaan. Mengedepankan, membela, dan memper-

juangkan terealisasinya nilai-nilai Islam dan kepentingan rakyat daripada kepentingan penguasa adalah sikap yang harus diambil ulama saat masuk dalam pagar kekuasaan.

Perlu diingat, ketika seorang ulama memutuskan untuk terjun dalam politik, hendaknya ia menjadi perekat umat, bukan pemecah belah. “Ulama politik” sejatinya bisa menjadi mediator bagi kelompok-kelompok politik yang mempunyai ke-pentingan yang saling bertentangan dan memberikan solusi dengan mencari titik temu (kalimatun sawa’) di antara perbe-daan dan pertentangan kepentingan yang ada. Merekat kembali “piring yang retak” adalah tugas tambahan para ulama, baik yang berada di dalam maupun di luar pagar kekuasaan.

Seorang guru leadership mengatakan bahwa pemimpin yang baik memberikan inspirasi. Begitulah seharusnya sosok seorang pemimpin, sebagaimana Nabi Mu-hammad Saw yang telah memberikan tidak hanya teladan yang baik (uswah), tetapi baginda nabi Saw juga memberikan banyak inspirasi dan kebijaksanaan (wisdom) yang dapat di ikuti (copy/paste) oleh kita semua.

Sekali lagi keturpurukan dan keterbe-lakangan umat Islam haruslah dijadikan fokus utama para ulama, tokoh agama, dan tokoh masyarakat manapun demi kemaslahatan ummat.

*** Duet ulama dan umara merupakan

sebuah keharusan guna menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman, damai, dan sejahtera serta berjalan dalam koridor agama sehingga mendapat perkenan Tuhan dan demi kemakmuran rakyat. Umara menetapkan kebijakan demi kemakmuran rakyat. Sedangkan ulama memberi arahan dan nasehat agar kebijakan yang diputuskan umara tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Salah satu kelebihan lain yang dimiliki oleh seorang ulama dengan penguasaan ilmu dan keshalihanya adalah fungsi `tawashi bil-haq` (mengingatkan dalam kebaikan). Namun demikian, dalam rangka menjalankan fungsi tersebut ulama harus tetap proporsional dan memperhatikan jatidiri keulamaan. Yaitu senantiasa meng-gunakan cara yang baik, pilihan kata yang tepat dan tidak menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. Kebenaran harus tetap disuarakan, tetapi juga harus tetap menebarkan kedamaian dan kesantunan.

Singkatnya, ulama dan umara berkolaborasi untuk kemaslahatan umat; memajukan perekonomian, pendidikan umat, menanamkan akhlakul karimah dan melawan segala bentuk kekerasan dan terorisme. Dari sinilah harapan akan lahirnya negeri yang makmur, aman, damai dan diridhai Allah Swt (baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur) dapat terwujud. Hara-pan kita bersama dan hanya akan tercapai jika hubungan ulama dan umara berjalan harmonis, saling bersinergi juga dengan komponen bangsa yang lain., bukan jus-tru sebaliknya. Wallahu a’lamu bis shawab. [referensi: berbagai sumber]

Sinergitas Ulama dan Umara Ciptakan Kerukunan di Indonesiatersebut. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama.

Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatolik, Hindu, dan Budha adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh warga Indonesia. Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun, perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia agar negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.

Negara Indonesia adalah negara yang banyak perbedaannya. Untuk menyatukan masyarakat Indonesi dari ujung Sabang sampai Merauke membutuhkan kerja keras. Mulai dari perbedaan suku, budaya, adat istiadat, bahasa, dan agama. Semuanya membutuhkan sesuatu hal untuk menyatukan perbedaan tersebut.

Perbedaan agama yang terjadi di ling-kungan masyarakat Indnesia bukan menjadi penghalang bagi masyarakat untuk saling berinteraksi. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain. Jadi, bersosialisasi dengan orang yang berbeda suku atau agama, bukan penghalang untuk berinteraksi.

Kerukunan antar umat beragama sudah dicantumkan dalam pancasila dan undang-undang negara Indonesia. Tinggal masyarakat Indonesia yang menerapkan peraturan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Rasa tenggang rasa, toleransi, saling menghormati, saling menghargai, bersahabat antara orang yang berbeda agama, harus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kehidupan di negara ini aman dan tentram, tidak ada pertikaian atau permusuhan antar agama.

Setiap orang mempunyai hak untuk memeluk agama yang dipercayainya. Tidak ada paksaan dari orang lain atau hasutan dari orang lain. Untuk itu, dalam memilih agama, seseorang mempunya haknya masing-masing. Seiring dengan perkembangan zaman, agama di Indonesia semakin banyak. Masing- masing agamanya mempunyai aliran yang berbeda-beda. Agama Hindu, Budha, Kristen, Islam, semuanya berpecah lagi men-jadi aliran-aliran agama tersebut.

Sekarang ini, kerukunan antar beragama juga diperlukan. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia akibat pertikaian antara pemeluk seagama. Pertikaian tersebut terjadi karena perbedaan aliran antara agama mereka. Semua orang merasa benar sendiri terhadap agama dan alirannya. Sikap tenggang rasa, toleransi, saling menghormati, sudah tidak diterapkan lagi. Padahal di setiap agama diajarkan tentang hal tersebut, sikap salin menghormati antara sesama manusia.

Kemajuan teknologi yang terjadi di In-donesia bukannya menjadi pemicu manusia untuk hidup rukun, tapi malah menjadikan manusia menjadi keras dan tidak mempunyai rasa solidaritas terhadap sesama. Moral yang rusak menjadi pemicu manusia memiliki sikap ingin menang sendiri, tidak peduli terhadap lingkungannya, dan akibatnya kehidupannya tidak tentram dan nyaman. Seharusnya per-bedaan agama dan perbedaan aliran dalam agama bukan menjadi pemecah kerukunan bangsa Indonesia, tapi menjadi pemicu ma-syarakat Indonesia untuk menjadi satu.

Macam-Macam Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang ter-jalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.

Bagaimana Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

• Menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik sesama antar pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda. Rasa toleransi bisa berbentuk dalam macam-macam hal. Misal, perijinan pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain, atau memberi waktu pada umat lain untuk beriba-dah bila memang sudah waktunya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama di Indonesia.

• Selalu siap membantu sesama. Jangan melakukan diskriminasi terhadap suatu agama, terutama saat mereka membutuhkan bantuan. Misalnya, di suatu daerah di Indo-nesia mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi Anda yang memeluk agama lain, jangan lantas malas untuk membantu saudara se-bangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbedaan agama.

• Menghormati orang lain. Selalu jagalah rasa hormat pada orang lain tanpa meman-dang agama apa yang mereka anut. Misalnya dengan selalu berbicara halus dan tidak sinis. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia.

• Menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Bila terjadi masalah yang menyang-kut agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin tanpa harus saling menyalahkan. Para pemuka agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak manapun, atau mungkin malah menguntungkan semua pihak.

Kerukunan umat beragama di Indonesia adalah harapan semua orang. Semua men-ginginkan hidup aman dan tentram. Untuk itu, diperlukan kesadaran di dalam dirinya masing-masing untuk hidup rukun dan damai. Tidak ada lagi pertikaian antara agama karena berbeda agama atau pertikaian antara aliran agama karena perbedaan aliran. Semua orang itu memiliki hak yang sama untuk memeluk agama dan menganut aliran manapun.

Hal yang penting adalah kembali lagi pada sikap diri masing-masing. Apakah dirinya sendiri sudah mencerminkan orang yang beragama. Karena semua agama mengajarkan tentang hidup rukun dan damai. Tidak ada agama yang mengajarkan tentang kejelekan. Apabila orang yang beragama tersebut dapat mempelajari agamanya dengan sungguh-sungguh, maka orang tersebut dapat menjadi orang yang membawa ketenangan, bukan kekacauan. Kedamaian di negara ini akan tercipta dengan orang-orang seperti itu. Apabila negara ini tenang dan damai, maka semua orang akan tenang dalam menjalani ibadahnya juga. Tidak ada yang mengganggu atau memusuhi.

Untuk itu, kerukunan umat beragama di Indonesia diperlukan untuk menciptakan negara Indonesia yang aman, damai, dan tentram. Semua orang menginginkan hal itu, maka mulailah dari diri sendiri untuk bersikap baik dan menciptakan kedamaian.

Page 16: Tabloid Syiar Edisi Mei 2013

16 TABLOID SYI’AR ISLAMEdisi 5 Mei – Juni 2013