ta dwi karyadi p
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
1/69
LAPORAN KERJA
PENENTUAN POLA MEKANISME SUMBERGEMPABUMI BERDASARKAN POLARISASI
PERTAMA GELOMBANG P(Studi Kasus Gempabumi Bengkulu 12 September 2007)
OLEH
DWI KARYADI PRIYANTO
13.05.1435
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
JURUSAN GEOFISIKA
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
AGUSTUS, 2008
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
2/69
LAPORAN KERJA
PENENTUAN POLA MEKANISME SUMBERGEMPABUMI BERDASARKAN POLARISASI
PERTAMA GELOMBANG P(Studi Kasus Gempabumi Bengkulu 12 September 2007)
OLEH
DWI KARYADI PRIYANTO
13.05.1435
LAPORAN KERJA INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN
PERSYARATAN MENJADI AHLI MADYA GEOFISIKA
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III
JURUSAN GEOFISIKA
AKADEMI METEOROLOGI DAN GEOFISIKA
AGUSTUS, 2008
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
3/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
4/69
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Kerja yang
dirumuskan dalam judul: PENENTUAN POLA MEKANISME SUMBER
GEMPABUMI BERDASARKAN POLARISASI PERTAMA GELOMBANG P
(Studi kasus gempabumi Bengkulu tanggal 12 September 2007).
Laporan kerja ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi pada Program Diploma 3 (tiga) Jurusan Geofisika, Akademi
Meteorologi dan Geofisika,
Penulis menyadari bahwa laporan kerja ini dapat terselesaikan dengan
bantuan dan kemudahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
yang baik ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulus-tulusnya
kepada :
Orang tua tercinta ayahanda C. Priyanto Hadi dan ibunda Lina Hadi besertasaudara-saudara penulis yang telah memberikan semangat, dukungan lahir batin
dan doa restunya.
Bpk. Drs. Mulyono R. Prabowo, M.Sc selaku Direktur Akademi
Meteorologi dan Geofisika, yang telah memberikan dukungan secara langsung
dan tidak langsung selama penulis menuntut ilmu di AMG Jakarta.
Bpk. Drs. Soenarjo, M.Sc selaku Pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan petunjuk untuk memberikan bimbingan,
serta bantuan dalam penulisan laporan kerja ini.
Bpk. Agus Marsono, M.Si atas bantuannya selama saya menyusun laporan
kerja ini.
Ibu. Nurella selaku Bintal jurusan Geofisika yang memberikan bantuannya
dalam penulisan laporan kerja ini.
Pusat Gempa Nasional (PGN) dan Balai Besar wilayah II Jakarta, yang telah
memberikan data dan bantuannya untuk menyusun laporan kerja ini.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
5/69
Rekan-rekan taruna/i geofisika angkatan 41 Akademi Meteorologi dan
Geofisika yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan kerja ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Maka, dengan hati yang ikhlas penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan laporan kerja ini
agar lebih baik.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga laporan kerja ini bermanfaat bagi
semua pihak dan khususnya bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan di
bidang Geofisika.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis,
DWI KARYADI PRIYANTO
13.05.1435
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
6/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
7/69
Dwi Karyadi Priyanto
NPT: 13.05.1435
AMG, Jurusan Geofisika
Dosen Pembimbing
Drs. Soenarjo M.Sc
NIP:120 085 512
PENENTUAN POLA MEKANISME SUMBER
GEMPABUMI BERDASARKAN POLARISASI
PERTAMA GELOMBANG P(Studi Kasus Gempabumi Bengkulu 12 September 2007)
ABSTRAK
Metode mekanisme fokal yaitu suatu metode dalam geologi struktur yangmenerangkan sistem stress atau gaya tektonik yang bekerja pada suatu
bidang sesar. Ada beberapa cara untuk menentukan atau untuk
mengidentifikasi mekanisme sumber gempa bumi, di antaranya dengan
menggunakan data awal arah gelombang P. Dari seismogram dapat di
ketahui gerakan awal dari gelombang P. Untuk gerakan ke atas
dinotasikan dengan C (kompresi), sedangkan gerakan ke bawah
dinotasikan D (dilatasi). Dengan data awal dari gelombang P disekitar
pusat gempa bumi, maka jenis sesar yang terjadi dapat diidentifikasi.
Metode ini diterapkan untuk mencari orientasi bidang sesar gempa bumi
Bengkulu yang terjadi pada tanggal 12 September 2007 dengan epicenter
4.67 LS 101.13BT atau 195 km barat daya Bengkulu, dengan magnitude7.9 SR dan kedalaman 10 km. Hasil analisis yang diperoleh dari
pengolahan menggunakan software dari International of Seismology and
Earthquake Engineering (IISE) Jepang, adalah:
Nodal Plane 1: Strike 334 Dip 10 Rake 122 Nodal Plane 2: Strike 121 Dip 82 Rake 85
Dari hasil analisis diperoleh bahwa, orientasi bidang sesar gempa utama
Bengkulu tanggal 12 September 2007 merupakan sesar naik /
Thrust Fault. Dari hasil analisis pengeplotan bola fokus di dareah
kejadian gempa dan sesuai dengan peta hasil distribusi gempa didapatkan
bahwa gempa bumi Bengkulu terletak pada daerah Subduksi di sebelah
barat daya Bengkulu dan patahannya bergerak ke arah barat lautBengkulu. Nodal plane yang dipilih adalah nodal plane 1 dengan alasan,
penyesuaian terhadap kondisi geologi dan tektonik serta dipilih Nodal
plane yang memiliki dip terkecil
Kata kunci: sesar, orientasi bidang sesar, solusi mekanisme focal.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
8/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
9/69
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAMLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................... iii
ABSTRAK.................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii
DAFTAR TABEL...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan........................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................... 3
1.4 Metode Penelitian ............................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan ....................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 5
2.1 Teori Tektonik Lempeng .................................................. 5
2.2 Teori Elastic Rebound....................................................... 6
2.3 Jenis-Jenis Gempabumi..................................................... 6
2.4 Teori Dasar Mekanisme Fokal .......................................... 8
2.4.1Teori Kopel Ganda .................................................. 8
2.4.2Teori Mekanisme Pusat Gempa............................... 9
2.5 Teori Mekanisme dengan Metode Impuls Pertama
Gelombang P..................................................................... 15
2.5.1Bola Fokus............................................................... 17
2.6 Sesar ( Fault) ..................................................................... 18
2.6.1Parameter Bidang Sesar........................................... 18
2.6.2Jenis-Jenis Sesar ...................................................... 19
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
10/69
BAB III DATA DAN METODE PENGOLAHAN ................................. 21
3.1 Data ................................................................................... 21
3.2 Metode Pengolahan........................................................... 22
3.2.1Pengolahan dengan Program FOCAL ..................... 22
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................ 24
4.1 Analisa Bola Fokus ........................................................... 24
4.2 Pembahasan....................................................................... 25
4.3 Hasil Pengeplotan Gempabumi Susulan ........................... 27
4.4 Perbandingan Antara Hasil Analisa Dengan
Hasil dari USGS dan Harvard........................................... 30
BAB V PENUTUP
5 Kesimpulan ....................................................................... 32
DAFTAR ACUAN ..................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... 35
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
11/69
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Pergerakan lempeng tektonik di Indonesia ....................................... 1
Gambar 2. Pergerakan lempeng tektonik ............................................................ 5
Gambar 3. Mekanisme gempabumi yang menjadi sumber gempa tektonik ....... 6
Gambar 4. Polarisasi gerakan pertama gelombang P dan S................................ 8
Gambar 5. Bola pusat gempa yang menggambarkan hypocenter ....................... 10
Gambar 6. gambaran 3 D radiasi gelombang gempa model kopel ganda......... 10
Gambar 7. Proyeksi bola pusat gempa ke bidang equatorial .............................. 11
Gambar 8. Orthogonalitas dua bidang nodal....................................................... 12
Gambar 9. Bidang proyeksi luasan sama (bidang stereografis) .......................... 12
Gambar 10. Pengukuran sudut strike dan dip pada diagram ............................. 13
Gambar 11. Penentuan sumbu P dan T 450dari dua kutub garis nodal............. 14
Gambar 12. Penentuan sudut rake pada reverse fault (kiri)
dan normal fault (kanan)................................................................ 15
Gambar 13. Pola radiasi system kopel tunggal.................................................. 16
Gambar 14. Pola radiasi system kopel ganda .................................................... 16
Gambar 15. Gerakan awal gelombang P pada stasiun pencatat gempa yang
dipengaruhi oleh gaya compressi dan dilatasi ............................... 18
Gambar 16. Jenis-jenis sesar.............................................................................. 19
Gambar 17. Orientasi bidang patahan ............................................................... 20
Gambar 18. Diagram Flow Chart Pengolahan Data .......................................... 23
Gambar 19. Diagram proyeksi stereographic menentukan mekanisme gempa .. 25
Gambar 20. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa utama Bengkulu ....... 26
Gambar 21. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu..... 27
Gambar 22. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu..... 28
Gambar 23. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu..... 28
Gambar 24. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu..... 29
Gambar 25. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu..... 29
Gambar 26. Peta distribusi pergerakan gempa .................................................. 30
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
12/69
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Stasiun pencatat gempa utama Bengkulu Tanggal 12-09-2007......... 35
Tabel 2. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu Tanggal 12-09-2007 ...... 36
Tabel 3. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu Tanggal 13-09-2007 ...... 37
Tabel 4. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu Tanggal 14-09-2007 ...... 38
Tabel 5. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu Tanggal 15-09-2007 ...... 39
Tabel 6. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu Tanggal 19-09-2007 ...... 40
Table 7. Stasiun pencatat gempa di Indonesia tahun 2007 .............................. 41
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
13/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
14/69
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia mempunyai tatanan geologi yang cukup rumit, hal ini disebabkan
Indonesia terletak pada jalur pertemuan tiga lempeng besar dunia
(Triple Junction Convergen) yaitu Lempeng Eurasia yang bergerak relatif ke arah
selatan, lempeng Indo-Australia yang relatif bergerak ke arah utara, serta
Lempeng Pasifik yang bergerak relatif ke arah barat daya, serta salingbertumbukan, satu sama lain (gambar 1). Lempeng Indo-Australia bertumbukan
dengan Lempeng Eurasia, dimana Lempeng Indo-Australia menyusup masuk ke
bawah Lempeng Eurasia dengan kedalaman 300 km tepat di bawah Pulau
Sumatera dengan Dip 60-80 (Tajan, 1997), serta dengan kecepatan rata-rata
5,5 - 7,0 cm/tahun (Hamilton, 1979), dan dengan kedalaman 650 km di
bawah Pulau Jawa. Sedangkan Lempeng Pasifik bertumbukan dengan Lempeng
Indo-Australia dan Lempeng Philipina dengan kecepatan 11 cm/tahun
(ERI-JAPAN). Pada daerah pertemuan tersebut menyebabkan sering terjadinya
gempabumi karena aktifitas pergerakan lempeng-lempeng tersebut. Oleh karena
itu Indonesia merupakan kawasan pinggiran benua yang paling aktif di dunia.
Gambar 1. Pergerakan lempeng tektonik di Indonesia
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
15/69
Stress yang terjadi dalam batuan kerak bumi dapat mengakibatkan batuan
tersebut patah. Patahan tersebut mengakibatkan pelepasan energi stress yang telah
terakumulasi berupa gelombang elastis. Apabila energi tersebut cukup besar maka
getaran-getaran akibat penjalaran gelombang gempa dapat dirasakan sampai di
permukaan bumi. Gelombang gempa yang biasa disebut dengan gelombang
seismik menjalar dari sumber gempa ke berbagai arah dan akan tercatat oleh
seismograph sebagai seismogram. Bentuk gelombang seismik pada seismogram di
setiap stasiun pencatat gempa tidak sama, hal ini dipengaruhi oleh adanya respon
alat yang berbeda dan medium perantaranya.
Disamping faktor-faktor tersebut, gelombang seismik tergantung dari
sumber gempa yang berupa sesar atau patahan. Oleh karena itu dengan informasi
gelombang seismik yang tercatat di dalam seismogram dapat ditentukan
karakteristik sesar atau patahannya. Untuk mengetahui karakteristik tersebut
diperlukan analisa tentang mekanisme fokal gempabumi yaitu penentuan
parameter bidang sesar atau patahan yang antara lain meliputi penentuan harga
strike, dip dan rake.
Penentuan mekanisme fokal dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya dengan menggunakan kombinasi gelombang P dan S, dan arah
gerakan pertama gelombang P, serta dengan menggunakan bentuk gelombang.
Dalam Tugas Akhir ini dibahas penentuan mekanisme fokal dengan menggunakan
data awalan arah gerakan pertama gelombang P. Sebagai studi kasus penulis
membahas penentuan mekanisme fokal pada gempabumi Bengkulu. Gempabumi
Bengkulu yang dibahas pada tulisan ini terjadi pada tanggal 12 September 2007,
dengan koordinat epicenter 4.67LS 101.13BT dan magnitude 7.9 SR serta
kedalaman 10 km. Sumber gempa berada di Samudera Hindia 195 km BaratDaya Bengkulu. Gempa ini menimbulkan kerusakan yang hebat pada infrastruktur
dan prasarana lain di propinsi Bengkulu.
Secara goegrafis propinsi bengkulu terletak pada 3- 4LS dan 102- 103BT
Secara geologis propinsi Bengkulu terletak pada daerah seismik aktif, yaitu
dengan adanya sesar Semangko yang memanjang dari Aceh sampai teluk
Semangka di Lampung, adanya zone subduksi disebelah barat Bengkulu dimana
lempeng Indo-Australia menyusup ke dalam lempeng Eurasia, kemudian terdapat
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
16/69
sesar Mentawai yang berada di lautan di antara daerah subduksi dan Pulau
Sumatera yang memanjang sejajar dengan sesar Semangko melalui Kep.
Mentawai. Fakta ini menyebabkan Bengkulu memiliki kerawanan terhadap
gempabumi yang cukup tinggi.
1.2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
Menentukan parameter orientasi bidang sesar yang diakibatkan oleh
gempabumi Bengkulu pada tanggal 12 September 2007 dengan menggunakan
analisa mekanisme sumber gempa, mengetahui jenis sesar yang terjadi dan
mengidentifikasi posisi sumber gempa.
1.3 BATASAN MASALAH
Adapun daerah penelitian yang dipilih adalah daerah di sebelah barat daya
Bengkulu dengan koordinat antara 0 5 LS - 90 105 BT. Data yang
dikumpulkan meliputi data gempa utama dengan koordinat epicenter
4.67 LS 101.13 BT, magnitude 7.9 SR, kedalaman 10 km dan data gempa
susulan dengan magnitude 5.5 SR dikumpulkan sebanyak 5 gempa (PGN, 2007)
untuk dibuat solusi mekanisme fokalnya, serta data gempa susulan dengan
magnitude kecil ( 5.5 SR) periode 1 bulan untuk menunjukkan adanya
keterkaitan antara gempa utama dengan gempa susulan.
Penentuan parameter bidang sesar dan penentuan jenis sesar yang terjadi
dengan data yang digunakan adalah data awal arah gelombang primer (P) dari
sinyal gelombang (wave form) yang tercatat di Pusat Gempa Nasional, Jakarta
dan data gempa dari beberapa stasiun luar negeri yang bersumber dariInternasional Seismological Center (ISC), United State Geological Service
(USGS) dan Harvard. Adapun metoda yang digunakan dalam analisa ini penulis
menggunakan metode fokal mechanism dengan data awal arah gelombang P.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
17/69
1.4 METODE PENELITIAN
Pada penulisan ini, penulis menggunakan metode pembacaan impuls
gelombang P yang diolah secara otomatis dengan menggunakan Program FOCAL
yang didapat dari International of Seismology and Earthquake Engineering (IISE)
Jepang. Hasil dari pengolahan ini yaitu parameter bidang sesar yang berupa strike,
dip, dan rake.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan penulis dalam membahas tugas akhir ini, penulis
membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUANMembahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, batasan
masalah, metode penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas tentang teori tektonik lempeng, teori elastic rebound, jenis-jenis
gempabumi, teori dasar mekanisme fokal yang terdiri dari teori kopel ganda dan
teori mekanisme pusat gempa, teori mekanisme dengan metode impuls pertama
gelombang primer (P), dan penentuan tipe sesar (fault).
BAB III DATA DAN METODE PENGOLAHAN
Membahas tentang data dan metode yang digunakan dalam pengolahan data
serta pengolahan dengan program FOCAL
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Analisa bola fokus, pembahasan hasil analisa, hasil pengeplotan data
gempabumi susulan, Perbandingan antara hasil analisa dengan hasil dari USGS
dan Harvad.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan terhadap hasil pembahasan
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
18/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
19/69
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 TEORI TEKTONIK LEMPENG
Teori ini menerangkan pergerakan kulit bumi yang bergerak secara dinamis,
yang disebabkan oleh stress yang bekerja terus menerus dan melewati batas
kekuatan batuan. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut menurut teori tektonik
lempeng disebabkan oleh arus konveksi yang terdapat di dalam bumi, dimana
gerakannya bisa divergen,yaitu pergerakan dua buah lempeng tektonik atau lebihyang bergerak saling menjauh satu sama lainnya yang mengakibatkan material
mantel naik keatas atau terjadi pergerakan mantel (mantel convection) membentuk
lantai samudera (sea floor spreading). Pergerakan mantel ini terjadi karena adanya
pendinginan dari atas dan pemanasan dari bawah sehingga mantel akan bergerak
ke atas. Pergerakan lempeng yang kedua yaitu konvergen, pergerakan lempeng
tektonik yang bergerak saling mendekat (bertemu). Pergerakan ini dapat
menyebabkan salah satu lempeng menyusup di bawah lempeng yang lainnya,
membentuk zona subduksi atau menyebabkan lempeng-lempeng saling
bertumbukan ke atas, membentuk zona tumbukan. Pada zona subduksi, di
kedalaman sekitar 150 200 km, karena gesekan dan tekanan yang tinggi, akan
terjadi diferensiasi magma yang dapat naik ke permukaan bumi menjadi gunung
api. Pergerakan yang terakhir yaitu transform atau konservatif yaitu pergerakan
lempeng yang bergerak lateral satu sama lainnya atau bergerak saling bergesekan
tanpa membentuk atau merusak lithosfer.
Gambar 2. Pergerakan lempeng tektonik
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
20/69
2.2 TEORI ELASTIC REBOUND
Seorang seismolog Amerika, Reid (Bullen, 1965 ; Bolt 1988)
mengemukakan suatu teori yang menjelaskan mengenai bagaimana umumnya
gempabumi terjadi. Teori ini dikenal dengan nama Elastic Rebound theory.
Mekanisme sumber gempabumi dapat dijelaskan sebagai berikut, jika
terdapat 2 buah gaya yang bekerja dengan arah berlawanan pada batuan kulit
bumi, batuan tersebut akan terdeformasi, karena batuan mempunyai sifat elastis.
Bila gaya yang bekerja pada batuan dalam waktu yang lama dan terus-menerus,
maka lama-kelamaan daya dukung pada batuan akan mencapai batas maksimum
dan akan mulai terjadi pergeseran. Akibatnya batuan akan mengalami patahan
secara tiba-tiba sepanjang bidang sesar (fault) setelah itu batuan akan kembali
stabil, namun sudah mengalami perubahan bentuk atau posisi. Pada saat batuan
mengalami gerakan yang tiba-tiba akibat pergeseran batuan, energi stress yang
tersimpan akan dilepaskan dalam bentuk getaran yang kita kenal sebagai
gempabumi.
Gambar 3. Mekanisme gempabumi yang menjadi sumber gempa tektonik
2.3 JENIS-JENIS GEMPABUMI
Gempabumi adalalah suatu gerakan tiba-tiba atau suatu rentetan gerakan
tiba-tiba dari tanah yang bersifat transient (sambung menyambung) yang berasal
dari suatu daerah terbatas dan menyebar dari titik tersebut ke segala arah
(M.T. Zein 1983).
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
21/69
Jenis gempabumi berdasarkan penyebab terjadinya dikenal ada empat
macam yaitu :
1)Gempabumi Tektonik, yaitu gempabumi yang terjadi karena adanya gejala
tektonik alam, seperti adanya pergeseran lempeng benua.
2)Gempabumi Vulkanik, yaitu gempabumi yang terjadi karena adanya
aktivitas vulkanik (gunung api).
3)Gempabumi Terban/runtuhan, yaitu gempabumi yang terjadi karena adanya
runtuhan pada dinding-dinding goa.
4)Gempabumi Buatan, yaitu gempabumi yang terjadi karena adanya ledakan
dinamit atau nuklir.
Menurut Mogi (1967) pola umum gempabumi berdasarkan aktivitasnya
dibedakan dalam tiga jenis, yaitu :
a)Tipe I : yaitu gempabumi utama (main shock), yang tanpa didahului
gempa pendahuluan (foreshock), tetapi diikuti oleh banyak gempa susulan
(after shock). Gempabumi tipe ini biasanya terjadi di daerah yang
mempunyai medium homogen dengan stress yang bekerja hampir merata.
Sebagian besar gempabumi tektonik yang terjadi di bumi tergolong jenis
ini.
b)Tipe II : yaitu sebelum gempabumi utama (main shock) terjadi, didahului
oleh gempa-gempa pendahuluan (fore shock) dan kemudian diikuti oleh
gempa susulan yang cukup banyak. Gempabumi tipe ini terjadi pada
daerah dengan struktur batuan/medium yang tidak seragam dengan
distribusi stress yang bekerja juga tidak seragam.
c)Tipe III : yaitu gempa yang tidak mempunyai gempa utama (main shock).Gempabumi tipe ini disebut gempabumi swam dan gempabumi ini
biasanya terjadi dalam daerah yang terbatas. Pada umumnya gempabumi
ini terjadi di daerah gunung api dan pada daerah yang struktur mediumnya
tidak seragam dengan stress yang bekerja terkonsentrasi pada area yang
terbatas.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
22/69
2.4 TEORI DASAR MEKANISME FOKAL
2.4.1 Teori Kopel Ganda
Honda (1957) mengatakan ada 2 (dua) tipe gaya yang mungkin untuk
sumber gempa (diasumsikan sumber gempa berupa titik) sistem gaya tipe I Single
Couple ( Kopel Tunggal) dan sistem gaya tipe II Double Couple (kopel Ganda),
namun pada dasarnya gempa bumi yang terjadi disebabkan oleh sistem gaya
tipe II.
Kopel tunggal menyatakan pada sumber gempa bekerja sepasang gaya
dengan arah berlawanan tetapi sejajar dan bergerak sepanjang sumbu Y.
Pergerakan ini ditransmisikan ke permukaan sebagai gelombang P, menjadi
gerakan kompresi dan dilatasi.
Kopel ganda menyatakan pada sumber gempa bekerja empat gaya sama
besar dan berlawanan arah yang berlaku sebagai sepasang momen gaya yang
saling tegak lurus. Sistem ini dapat menerangkan posisi gaya yang bekerja pada
akhir proses patahnya atau bergesernya suatu lapisan sesuai teori pegas elastis
(Elastic Rebound Theory). Teori ini dapat juga menerangkan polaritas gelombang
P dari tempat gempabumi alami.
Gambar 4. Polarisasi gerakan pertama gelombang P dan S untuk sumber :
a) Kopel Tunggal dan b) Kopel Ganda
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
23/69
Karakteristik model kopel ganda:
a)Asumsi sumber titik:Dengan asumsi bahwa sumber gempa adalah sebuah
titik. Hal ini cocok apabila jarak hipocenter dan stasiun lebih besar dari
ukuran sesar.
b)Konfigurasi sistem gaya kopel ganda: Model ini mempunyai dua pasang
gaya yang masing-masing mempunyai magnitude yang sama dan
berlawanan arah.
c)Ekuivalen sistem gaya kopel ganda dengan dislokasi geser (gerak sesar).
Sistem gaya kopel ganda menghasilkan medan perpindahan yang sama
terhadap sumber gempa seperti yang sama berkenaan dengan dislokasi
geser (shear dislocation) di sepanjang sesar.
Salah satu dari dua orientasi kopel ganda merupakan orientasi dari sesar, sehingga
kopel ganda menghasilkan dua orientasi bidang sesar yang mungkin terjadi.
2.4.2 Teori Mekanisme Pusat Gempa
Studi mekanisme pusat gempa bertujuan untuk menentukan model sesar
gempa berdasarkan bidang nodal dari hasil pengamatan polaritas gelombang P
yang dipancarkan oleh Hipocenter. Jika stasiun seismograf yang melingkupi pusat
gempa cukup banyak maka dengan mudah dapat dipisahkan antara kelompok
stasiun yang merekam kompresi dan kelompok stasiun yang merekam dilatasi.
Kadang-kadang jumlah stasiun tidak cukup sehingga tidak semua gempa dapat
ditentukan solusi mekanisme pergerakan pusat gempanya.
Untuk menggambarkan distribusi polaritas gerakan awal gelombang P
secara global dapat digunakan prosedur grafik untuk menentukan dua bidang
nodal. Hipocenter diasumsikan sebagai bola dengan radius sangat kecil yang
disebut bola pusat gempa (gambar 5). Gelombang gempa mencapai stasiun
seismograf S meninggalkan bola pusat gempa dengan sudut elevasi i dan azimuth
. Ditentukan S pada bola pusat gempa dengan polaritas gelombang P kompresi
atau dilatasi yang diamati di stasiun seismograf S. Prosedur ini dilakukan untuk
semua stasiun yang merekam getaran gempa sehingga diperoleh polaritas
gelombang P secara global yang yang dipancarkan dari Hipocenter. Metode ini
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
24/69
didasarkan pada kenyataan bahwa polaritas gerakan awal gelombang langsung P
tidak berubah selama penjalarannya sehingga polaritas pada bola pusat gempa
masih sama dengan polaritas pada Hipocenter.
Untuk kasus gelombang seismik refleksi seperti gelombang P, polaritas
gerakan awal akan berubah sebaliknya setelah meninggalkan bidang refleksi.
Karena bola pusat gempa merupakan bentuk dimensi ruang maka polaritas
gerakan awal gelombang P akan terdistribusi dalam tiga dimensi. Hal ini sangat
sulit untuk diinterpretasikan secara visual (gambar 6). Untuk mengatasi masalah
tersebut perlu dibuat proyeksi dari bentuk tiga dimensi ke bentuk dua dimensi
yang disebut sebagai diagram mekanisme pusat gempa yang lebih mudah dibuat
interpretasinya secara visual (gambar 7).
Gambar 5. Bola pusat gempa yang menggambarkan Hipocenter
Gambar 6. gambaran tiga dimensi radiasi gelombang gempa model kopel ganda.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
25/69
Gambar 7. Proyeksi bola pusat gempa ke bidang equatorial.
Sebelum membuat diagram mekanisme pusat gempa perlu ditentukan lebih
dahulu bagaimana cara menginterpretasikannya. Gambar 7 menunjukkan cara
memproyeksikan dari bola pusat gempa ke diagram pusat gempa. Pada model
kopel ganda pola radiasi gelombang seismik simetri dengan Hipocenter sehingga
yang dapat diproyeksikan hanya setengah bola pusat gempa. Bola pusat gempa
dibelah menjadi dua (bagian atas dan bawah) oleh bidang horizontal yang melalui
Hipocenter. Polaritas data S (kompresi atau dilatasi) pada belahan bola bagian
bawah diproyeksikan ke titik pada diagram. Polaritas data pada belahan bola bagia
atas simetri dengan data yang ada di belahan bola bagian bawah.
Dua bidang nodal dinyatakan pada diagram sebagai dua garis (gambar 8)
Karena dua bidang tersebut tegak lurus satu sama lain maka masing-masing
bidang saling berpotongan melalui pusatnya. Pusat ini merupakan vektor yang
tegak lurus bidang. Arah vektor yang menjauhi Hipocenter ditandai dengan titik
potong antara vektor dan bola pusat gempa yang dinyatakan titik pada diagram.
Gambar 8 menunjukkan titik potong tersebut sebagai titik A dan B pada garis
nodal b dan a.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
26/69
Gambar 8. Orthogonalitas dua bidang nodal.
Dua garis nodal membagi diagram ke dalam empat kuadran kompresi dan
dilatasi gelombang seismik. Kuadran kompresi biasanya dinyatakan dengan
gambar arsiran. Pada diagram dapat dibaca parameter bidang nodal yang terdiri
dari sudut strike, dip, dan rake (slip). Penting untuk diketahui bahwa salah satu
dari bidang nodal merupakan sesar/patahan gempa.
Gambar 9. Bidang proyeksi luasan sama (bidang stereografis).
Gambar 9 digunakan untuk menentukan parameter bidang sesar/patahan dari
diagram mekanisme pusat gempa. Bagian kanan gambar tersebut digunakan untuk
menggambar garis nodal. Sedangkan bagian kiri digunakan untuk menentukan
azimuth dan sudut busur pada garis nodal. Garis horizontal digunakan untuk
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
27/69
menentukan sudut atau bidang nodal yang diukur dari garis vertikal. Gambar 10,
11 dan 12 menunjukkan cara bagaimana menentukan strike, dip, rake, lokasi
(plunge dan azimuth) sumbu P dan T pada diagram yang merupakan parameter
bidang sesar.
Prosedur untuk menentukan parameter bidang sesar dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1)Untuk menentukan strike, posisi hanging wall di sebelah kanan arah strike
dan diukur searah jarum jam dari arah utara (gambar 10).
2)Dip diukur dengan menggunakan setengah lingkaran bagian kanan
(gambar 10).
Gambar 10. Pengukuran sudut strike dan dip pada diagram.
3)Sumbu tekanan P dan sumbu tarikan T terletak pada titik 450dari dua titik
A dan B (gambar 2.11). Sumbu P di kuadran dilatasi dan sumbu T di
kuadran kompresi dengan gambar arsiran. Perpotongan antara dua garis
nodal disebut sumbu N (null) yang merupakan arah stress nol. Sumbu P, T,
dan N ditentukan oleh azimuth (diukur searah jarum jam dari arah utara)
dan plunge (diukur ke arah bawah dari horizontal). Kedua sudut tersebut
diukur dengan menggunakan kertas stereografis. Tekanan dan tarikan
menunjukkan arah gaya yang bekerja pada Hipocenter, sedangkan
kompresi dan dilatasi merupakan arah gerakan awal gelombang P
seismogram.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
28/69
Gambar 11. Penentuan sumbu P dan T 450dari dua kutub pada garis nodal.
Jika pusat diagram (Hipocenter) berada di kuadran kompresi (arsiran)
maka sesar gempa disebut reverse fault dan jika berada di kuadran dilatasi
maka disebut normal fault. Dengan kata lain bila sumbu T berada pada
satu kuadran dengan pusat diagram akan diperoleh reverse fault.
Sebaliknya bila sumbu P berada dalam kuadran yang sama dengan
Hipocenter maka akan dihasilkan normal fault. Jika pusat diagram berada
pada atau dekat dua garis nodal maka akan dihasilkan strike slip fault.
4)Vektor slip untuk satu bidang nodal tegak lurus pada bidang nodal lainnya
sehingga vektor slip untuk bidang nodal berhubungan dengan kutub vektor
bidang nodal lainnya. Rake dari vektor slip didefinisikan dengan sudut
antara arah strike dan vektor slip (kutub vektor) (gambar 12). Atau dengan
kata lain :
a)Untuk normal fault, rake dari bidang nodal ditandai dengan [sudut
antara strike bidang dan kutub bidang yang lain].
b)Untuk reverse fault rake bidang nodal diperoleh dengan 1800 [sudut
antara strike bidang dan kutub bidang yang lain].
Sudut rake diukur menggunakan setengah lingkaran bagian gambar
stereografis.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
29/69
Sudut rake negatif untuk normal fault karena sudut rake negatif
menunjukkan bahwa hangingwall block bergerak turun secara relatif terhadap
footwall block. Untuk reverse fault bila vektor slip menunjuk ke arah atas dan
diukur sudut antara arah strike dan kutub pada setengah lingkaran bagian atas.
Untuk membuat diagram mekanisme pusat gempa digunakan setengah bola
bagian bawah kemudian mengkonversi sudut yang telah diukur pada setengah
bola bagian bawah ke sudut rake dengan mengurangkan sudut tersebut dari 1800.
Gambar 12. Penentuan sudut rake pada reverse fault (kiri) dan normal fault (kanan).
2.5 TEORI MEKANISME DENGAN METODE IMPULS PERTAMA
GELOMBANG P
Ketika gempabumi terjadi maka gelombang gempabumi akan terpancarkan
ke segala arah berbentuk phase gelombang. Phase awal yang tercatat lebih dahulu
ialah gelombang P, karena memiliki kecepatan terbesar dari pada gelombang yang
lainnya.
Arah gerakan pertama impuls dari gelombang P inilah yang kemudian
diamati untuk mempelajari fokal mekanisme. Hal ini dapat disebabkan karena
gelombang P yang paling jelas pembacaannya. Dan alat yang digunakan pada
umumnya adalah seismograf tipe vertikal sehingga pembacaan gelombang S
menjadi sulit. Selain untuk menentukan gerakan awal gempa dan studi solusi
bidang sesar, metode ini penting untuk menentukan gerakan dari plate tektonik
dan penting untuk menentukan gerakan relative dari Lithosfer.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
30/69
Solusi untuk menentukan arah dan orientasi menyebabkan terjadinya
bidang sesar yang disebut sebagai Fault Plane Solution. Ada beberapa
ketentuan dalam mempelajari solusi bidang sesar ini :
a)Arah gerak awal gelombang P harus dianggap sama atau sesuai dengan
arah gaya kopel yang bekerja di sumber gempa.
Dalam mekanisme gempabumi terdapat dua hipotesa yang berlaku. Pertama
adalah teori kopel tunggal yang menyatakan bahwa di dalam sumber gempa
bekerja dua gaya yang sama besar dan berlawanan arahnya dan berlaku sebagai
momen.
Gambar 13. Pola radiasi system kopel tunggal
Sedangkan teori kopel ganda menyatakan bahwa pada sumber bekerja empat gaya
yang sama besar dan berlaku sebagai pasangan momen gaya yang saling tegak
lurus.
Gambar 14. Pola radiasi system kopel ganda
b)Focus harus dianggap berbentuk bola di dalam bumi di mana bumi
dianggap homogen.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
31/69
Pada dasarnya solusi bidang sesar adalah mencari dua bidang nodal
orthogonal (orthogonal nodal plane) yang memisahkan gerakan pertama
gelombang dalam kuadran kompresi dan dilatasi pada bola fokusnya.
2.5.1 Bola Fokus
Bola fokus merupakan ilustrasi penjalaran gelombang yang berpusat pada
hipocenter pusat gempa. Bola fokus digunakan untuk menggambarkan radiasi
gelombang seismik dari sebuah sumber gempa. Penyelesaian bola fokus diperoleh
dari distribusi gerakan kompresi dan dilatasi di permukaan bumi yang
diproyeksikan melalui lintasan yang sama dengan penjalaran gelombangnya ke
permukaan bola fokus. Bola fokus adalah bola satuan (jari-jari 1 satuan) yang
fiktif (dimisalkan) berpusat pada fokus gempa (sumber dianggap titik). Bola fokus
mengandaikan medium penjalaran gelombang adalah homogen (gelombang
menjalar lurus didalamnya), hal ini dilakukan karena polaritas gerakan pertama
gelombang P adalah tetap disepanjang penjalarannya. Mekanisme pusat gempa
merupakan metode peninjauan parameter bidang sesar. Konsep dasar penentuan
mekanisme pusat gempa berkembang dari konsep kopel ganda. Parameter bidang
sesar meliputi stike, dip dan slip dari bidang sesar.
Penentuan parameter bidang sesar dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan menggunakan polarisasi gerakan awal gelombang P. Pola
polarisasi gelombang P yang berupa kompresi (tekanan) dan dilatasi (tarikan)
mengakibatkan ruang disekitar episenter gempa (hipocenter), yang dimisalkan
suatu bola, dapat dibagi menjadi empat kuadran yang dipisahkan oleh dua buah
bidang nodal yang membentuk suatu mekanisme gempa.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
32/69
Gambar 15. Gerakan awal gelombang P pada stasiun pencatat gempa yang dipengaruhi oleh gayacompresi dan dilatasi.
2.6 SESAR ( FAULT)
Sesar adalah suatu rekahan pada batuan dan bagian-bagian yang dipisahkan
oleh rekahan tersebut bergerak satu sama lain. Sesar dapat mempunyai ukuran
hingga ratusan kilometer. Mekanisme gempabumi umumnya diakibatkan oleh
deformasi batuan akibat adanya aktivitas dari sesar.
2.6.1 Parameter Bidang Sesar
Orientasi bidang sesar ditentukan oleh parameter bidang sesar yang terdiri
atas:
a)strike (), adalah sudut yang dibentuk oleh jurus sesar dengan arah utara.
Strike diukur dari arah utara ke timur / searah jarum jam hingga jurus
patahan (0360).
b)dip (), adalah sudut yang dibentuk oleh bidang sesar dengan bidang
horizontal, dan diukur pada bidang vertikal yang arahnya tegak lurus jurus
patahan (090).
c)Rake atau Slip (), adalah sudut pergerakan hanging-wall terhadap strike (-
180180), Rake berharga positif untuk sesar naik dan negatif untuk
sesar turun.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
33/69
Gambar 16. Orientasi bidang patahan
2.6.2 Jenis-jenis sesar
Berdasarkan gaya penyebabnya, sesar dapat dibagi menjadi:
1)Sesar Mendatar (Stike slip fault), yaitu sesar dengan blok bergerak relatif
mendatar / horizontal satu sama lainnya. Tipe ini dibagi menjadi dua,
yaitu:
a)Sesar mendatar menganan (right lateral-strike slip fault), arah gerakan
sesar mendatar searah jarum jam.
b)Sesar mendatar mengiri (left lateral-strike slip fault), arah gerakan sesar
mendatar berlawanan arah jarum jam.
2)Sesar tidak mendatar, yaitu sesar dengan blok bergerak relatif vertikal atau
miring. Tipe ini dibagi menjadi dua, yaitu:
a)Sesar Naik(Trust fault atauReverse fault), yaitu sesar dengan pergerakan
hanging wallbergerak relatif naik terhadapfootwall.
b)Sesar Turun(Normal fault), yaitu sesar dengan pergerakan hanging wall
bergerak relatif turun terhadapfootwall.
c)Sesar Miring (Obliqeu Fault), yaitu sesar dengan pergerakan blok
vertikal yang diiringi dengan gerakan horizontal.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
34/69
Gambar 17. Jenis-jenis sesar
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
35/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
36/69
BAB III
DATA DAN METODE PENGOLAHAN
3.1 DATA
Dalam pengolahan ini penulis menggunakan data gempa utama Bengkulu
tanggal 12 September 2007 serta data gempa susulan sebanyak 5 data dengan
klasifikasi batasan antara 05LS - 90105BT, magnitude 5.5 SR,
(PGN, 2007). Parameter gempa-gempa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
No TanggalOrigin Time
(GMT)Epicenter Depth Magnitude
1 12/09/2007 11:10:23 4.67 LS - 101.13 BT 10 7.9
2 12/09/2007 23:49:04 2.88 LS - 100.43 BT 24 7.7
3 13/09/2007 16:08:53 4.49 LS - 101.01 BT 10 5.7
4 14/09/2007 6:01:31 4.26 LS - 100.88 BT 10 6.9
5 15/09/2007 14:45:29 2.91 LS - 100.82 BT 10 5.9
6 19/09/2007 07:27:53 2.70 LS - 100.82 BT 26 6.4
Data yang diperlukan dalam pengolahan ini yaitu data arah gerakan awal
dari gelombang P untuk komponen Z (komponen vertikal) yang tercatat pada
setiap stasiun gempabumi.
Data yang akurat adalah data yang berasal dari stasiun yang berkualitas serta
posisi stasiun harus melingkari sumber gempa tersebut, sehingga akan
memberikan gambaran yang mendekati keadaan sebenarnya yang terjadi di
sumber gempa.
Penentuan jenis dan arah bidang sesar dengan hanya berdasarkan
mekanisme fokal belum cukup. Perlu adanya penyesuaian dengan data geologi,
dan kondisi tektonik setempat, sehingga akan diperoleh jenis dan arah bidang
nodal yang sesuai dengan garis-garis struktur sebenarnya di daerah kegempaan
tersebut.
Data yang dipakai dalam penulisan ini bersumber dari 4 sumber data yaitu
meliputi Pusat Gempa Nasional (PGN), Internasional Seismology Center (ISC),
United State Geological Service (USGS) dan Harvard.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
37/69
3.2 METODE PENGOLAHAN
Metoda pengolahan berdasarkan impuls pertama gelombang primer (P) yang
berupa pembacaan jejak pertama gelombang primer yaitu kompresi/naik (C) atau
dilatasi/turun (D) dari setiap stasiun pencatat gempa.
Dalam mengeplot titik kompresi maupun dilatasi pada bola fokus
membutuhkan input data yang berupa azimuth stasiun dari sumber gempa dan
sudut keberangkatan sinar / ih (take off angle).
Azimuth diukur searah jarum jam dengan arah utara sebagai 0. Sedangkan
sudut keberangkatan sinar diukur dari arah vertikal sampai arah sinar. Apabila
pengolahan dilakukan dengan Program FOCAL, harga azimuth stasiun dan sudut
keberangkatan sinar dari masing-masing stasiun dapat diketahui dengan
mejalankan Perintah (Command) AZMTAK. Nilai dari sudut ih dihasilkan dari
Perintah RITSEMA. Hasil dari RITSEMA adalah berupa grafik sudut ihterhadap
jarak stasiun dari sumber gempa.
3.2.1 Pengolahan dengan Program FOCAL
Input data yang dibutuhkan dalam Program FOCAL yaitu koordinat pusat
gempa (lintang dan bujur), kedalaman sumber gempa, dan jumlah data yang
dipakai atau jumlah stasiun yang mencatat gelombang gempa. Pada program ini,
pengeplotan koordinat stasiun dilakukan dari hasil perhitungan azimuth dan take
off angle yang telah didapat dari perintah program AZMTAK.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengoperasian Program FOCAL :
1)Ambil data polaritas gelombang P pada setiap event gempa yang terekam
dari GFZ. Buka notepad untuk membuat file data. Ketik lintang, bujur,
kedalaman, dan jumlah stasiun.2)Kemudian ketik kode stasiun dan polaritas polaritas gelombang P yang
tercatat pada event gempa yang dimaksud. Ketik 1 untuk pola gelombang
kompresi (naik) dan -1 untuk pola gelombang dilatasi (turun). Simpan
nama file (Nama File.Dat).
3)Buka program AZMTAK.exe untuk menentukan azimuth dan take off
angle dari masing-masing stasiun.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
38/69
Masukkan nama input data, nama stasiun, nama file output
(Nama File.Out). Hasil dari program ini dijadikan sebagai input untuk
program PINV maupun PMAN.
4)Buka program PINV.exe, untuk untuk penentuan bidang nodal secara
otomatis. Masukkan nama file output yang sesuai dengan file ouput
program AZMTAK.
5)Untuk penentuan bidang nodal secara manual, buka program PMAN.exe
atau klik pada bagian dalam dari diagram bola fokus hasil dari program
PINV. Penentuan bidang nodal yang baik dapat dilihat dari data yang tidak
konsisten (inconsistent data) yang mendekati nol.
Untuk mempermudah dalam pengolahan data, dapat dilihat pada diagram
flow chart berikut ini.
Gambar 18. Diagram Flow Chart Pengolahan Data
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
39/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
40/69
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISA BOLA FOKUS
Setelah dilakukan pengolahan dengan menggunakan program fokal, akan
didapatkan hasil berupa bola fokus. Dalam menginterpretasikan bola fokus perlu
diingat bahwa sumbu pressure (P) dan tension (T) menyatakan arah dari gaya
yang bekerja di hipocenter, sementara gelombang P compresi dan dilatasi
merupakan arah dan gerakan menuju stasiun. Sumbu P diletakkan pada suatukuadran dilatasi (daerah yang tidak diarsir/putih) dan sumbu T pada suatu kuadran
kompresi (daerah yang diarsir).
Cara untuk menganalisa suatu gempabumi berpola sesar normal, sesar naik
atau strike slip adalah :
1)Jika pusat diagram (hipocenter) berada di dalam kuadran kompresi
(daerah yang diarsir), atau sumbu T terletak satu kuadran dengan fokus,
maka diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola,
sesar naik (thrust fault).
2)Jika pusat diagram (hipocenter) berada di dalam kuadran dilatasi
(daerah yang tidak diarsir/putih), atau sumbu P terletak satu kuadran
dengan fokus, maka diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola,
sesar turun (normal fault).
3)Jika pusat diagram (hipocenter) berada atau dekat dua garis nodal, maka
disebut mekanisme strike slip.
Dalam pengukuran sudut rake/slip () bernilai negatif (-) untuk sesar
turun/normal yang menandakan bahwa blok hanging wall bergerak ke bawah
terhadap footwall.
Sudut rake/slip () bernilai positif (+) untuk sesar naik/thrustmenandakan
bahwa blok hanging wall bergerak ke atas terhadap footwall.
Sedangkan harga sudut rake yang mendekati atau sama dengan 0atau 180
menandakan bahwa gempabumi tersebut berpolastrike slip .
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
41/69
Gambar 19. Diagram proyeksi stereographic menentukan mekanisme gempa
4.2 PEMBAHASAN
Gempabumi utama yang terjadi di Bengkulu tanggal 12 September 2007jam 18:10:23 WIB, dengan magnitude 7.9 SR. Epicenter berada pada 4.67 LS
101.13BT atau 195 km barat daya Bengkulu, pada kedalaman 10 km. Stasiun
pencatat gempabumi yang mencatat peristiwa tersebut sebanyak 28 buah yang
terdiri dari 13 stasiun nasional dan 15 stasiun Internasional (lampiran 1). Arah
gerakan pertama gelombang P, azimuth, dan take off angle tiap-tiap stasiun
pencatat seperti pada (lampiran 1). Berdasarkan mekanisme fokal diperoleh dua
bidang nodal plane (gambar 19) yang masing-masing nodal plane memiliki
parameter bidang sesar berupa strike, dip dan slip. Untuk bidang nodal yang
pertama arah strike 334, dip 10 dan slip 122 artinya jika berdasarkan
parameter-parameter bidang sesar tersebut, maka bidang sesar yang terjadi adalah
sesar naik (thrust fault) dengan arah gerakan ke arah barat laut. Sedangkan untuk
bidang nodal yang kedua mempunyai arah strike 121, dip 82 dan slip 85.
Berdasarkan parameternya, maka bidang sesar yang terjadi adalah sesar naik
(thrust fault).
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
42/69
Gambar 20. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa utama Bengkulu
tanggal 12-09-2007, Origin time11:10:23 GMT dan Magnitude 7.9 SR
Jika diamati dari peta distribusi pergerakan gempa, gempabumi Bengkulu,
peristiwanya terjadi di lautan yaitu di sekitar zone subduksi di sebelah barat pulau
Sumatera. Zona subduksi ini terjadi akibat dari pertemuan Lempeng Indo-
Australia yang bergerak relative ke arah utara dan bertumbukan dengan Lempeng
Eurasia, sehingga menyebabkan patahan-patahan disekitarnya memiliki
kecenderungan bergerak ke arah barat daya. Kemudian berdasarkan hasil
penelitian diketahui juga bahwa patahan gempabumi Bengkulu tersebut
menimbulkan tsunami yang kecil karena patahannya landai (memiliki dip yang
kecil) dengan kedalaman lautnya sangatlah dangkal yaitu kurang dari 1500m, hal
ini dibuktikan dengan adanya barisan kepulauan di utara sumber gempa
Kepulauan Mentawai dan Pulau Enggano di selatan (Irwan Meilano, 2007). Jadi,
berdasarkan kondisi geologis dan fakta-fakta di lapangan tersebut nodal plane
yang dipilih adalah nodal plane dengan dip yang terkecil yaitu dengan arah strike
334, dip 10 dan slip 122 dengan jenis sesarnya naik (thrust fault) dan bergerak
ke arah barat laut.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
43/69
4.3 HASIL PENGEPLOTAN GEMPABUMI SUSULAN
Gempa susulan (after shock) yang terjadi sebanyak 4650 dalam kurun waktu
1 bulan, 5 diantaranya dirasakan dengan skala III IV MMI, dengan magnitude
masing-masing 7.7 SR, 5.7 SR, 6.9 SR, 5.9 SR dan 6.4 SR. Seperti pada gambar
terlihat bahwa hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan mempunyai
parameter bidang sesar yang hampir sama dengan gempa utama, dengan arah
strike antara 318-328, dip antara 10-16 dan slip antara 105-123 dengan jenis
sesar naik (thrust fault). Hasil pengeplotan gempa susulan sebagai berikut:
Gambar 21. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu
tanggal 12-09-2007, Origin time23:49:04 GMT dan Magnitude 7.7 SR
Stasiun yang mencatat gempa tersebut sebanyak 19 stasiun yang terdiri dari
10 stasiun nasional dan 9 stasiun Internasional (lampiran 1). Arah awal gerakan
pertama gelombang P, azimuth, dan take off angle tiap-tiap stasiun pencatat
seperti pada (lampiran 1). Berdasarkan analisa mekanisme fokal, nodal plane yang
dipilih adalah nodal plane 1 dengan strike 326, dip 12 dan rake 108.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
44/69
Gambar 22. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu
tanggal 13-09-2007, Origin time16:08:53 GMT dan Magnitude 5.7 SR
Stasiun yang mencatat gempa tersebut sebanyak 17 stasiun yang terdiri dari
8 stasiun nasional dan 19 stasiun Internasional (lampiran 1). Berdasarkan analisa
mekanisme fokal, nodal plane yang dipilih adalah nodal plane 1 dengan strike
334, dip 16 dan rake 117.
Gambar 23. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu
tanggal 14-09-2007, Origin time06:01:31 GMT dan Magnitude 6.9 SR
Stasiun yang mencatat gempa tersebut sebanyak 25 stasiun yang terdiri dari
17 stasiun nasional dan 8 stasiun Internasional (lampiran 1). Berdasarkan analisa
mekanisme fokal, nodal plane yang dipilih adalah nodal plane 1 dengan strike
318, dip 10 dan rake 113.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
45/69
Gambar 24. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu
tanggal 15-09-2007, Origin time14:45:29 GMT dan Magnitude 5.9 SR
Stasiun yang mencatat gempa tersebut sebanyak 15 stasiun yang terdiri dari
7 stasiun nasional dan 8 stasiun Internasional (lampiran 1). Berdasarkan analisa
mekanisme fokal, nodal plane yang dipilih adalah nodal plane 1 dengan strike
321, dip 15 dan rake 105.
Gambar 25. Hasil solusi fokal mekanisme untuk gempa susulan Bengkulu
tanggal 19-09-2007, Origin time07:27:53 GMT dan Magnitude 6.4 SR
Stasiun yang mencatat gempa tersebut sebanyak 16 stasiun yang terdiri dari
5 stasiun nasional dan 11 stasiun Internasional (lampiran 1). Berdasarkan analisa
mekanisme fokal, nodal plane yang dipilih adalah nodal plane 1 dengan strike
338, dip 16 dan rake 123.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
46/69
Gambar 26. Peta distribusi pergerakan gempa
4.4 PERBANDINGAN ANTARA HASIL ANALISA DENGAN HASIL
DARI USGS DAN HARVARD
Jika hasil pengolahan dibandingkan dengan hasil dari USGS dan Harvard,
ternyata dari keenam data yang diolah memiliki hasil yang hampir sama untuk
nilai strike, dip dan rake. Kecuali untuk data tanggal 15/9/2007 dimana USGS
tidak mengeluarkan data hasil mekanisme fokalnya, tetapi untuk data dari Harvard
tetap memiliki hasil yang hampir sama dengan analisa penulis. Hasil
perbandingan parameter yang didapat adalah nilai strike antara 305-308, dipantara 5-30 dan rake/slip antara 90-123. Untuk lebih jelas perbandingannya
dapat dilihat pada table berikut ini.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
47/69
1)Gempabumi utama tanggal 12/9/2007 dengan origin time11:10:23 GMT
Strike Dip Rake Strike Dip Rake
Analisa 334 10 122 121 82 85
USGS 327 12 114 123 79 85Harvard
NP 1
327 12 114
NP 2
123 79 85
2)Gempabumi susulan tanggal 12/9/2007 dengan origin time 23:49:04 GMT
Strike Dip Rake Strike Dip Rake
Analisa 326 12 108 127 78 86
USGS 315 15 90 135 75 90
Harvard
NP 1
319 19 105
NP 2
123 71 85
3)Gempabumi susulan tanggal 13/9/2007 dengan origin time 16:08:53 GMT
Strike Dip Rake Strike Dip Rake
Analisa 334 16 117 127 76 83
USGS 305 25 90 125 65 90
Harvard
NP 1
323 27 108
NP 2
123 64 81
4)Gempabumi susulan tanggal 14/9/2007 dengan origin time 06:01:31 GMT
Strike Dip Rake Strike Dip Rake
Analisa 318 10 113 115 80 86USGS 305 5 90 125 85 90
Harvard
NP 1
327 19 114
NP 2
122 73 82
5)Gempabumi susulan tanggal 15/9/2007 dengan origin time 14:45:29 GMT
Strike Dip Rake Strike Dip Rake
Analisa 321 15 105 126 76 86
USGS - - - - - -
Harvard
NP 1
316 30 99
NP 2
125 60 85
6)Gempabumi susulan tanggal 19/9/2007 dengan origin time 07:27:53 GMT
Strike Dip Rake Strike Dip Rake
Analisa 338 16 123 125 77 81
USGS 352 29 129 129 68 71
Harvard
NP 1
327 26 107
NP 2
128 65 82
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
48/69
BAB V
PENUTUP
5 KESIMPULAN
Dari hasil analisa solusi mekanisme pusat gempabumi di dapat kesimpulan
sebagai berikut:
Penentuan mekanisme pusat gempabumi Bengkulu tanggal 12 September
2007 jenis sesar atau patahannya adalah Thrust Fault.
Parameter bidang sesar yang ditimbulkan oleh sumber gempa utamaBengkulu pada tanggal 12 September 2007:
Nodal Plane 1: Strike 334 Dip 10 Rake 122
Nodal Plane 2: Strike 121 Dip 82 Rake 85
Nodal plane yang dipilih adalah nodal plane 1 karena memiliki posisi
nodal plane yang sesuai dengan tipe pergerakan lempeng di daerah
setempat dan dipilih dip yang kecil.
Sesuai dengan hasil pengeplotan data gempa utama dan susulan di dapat
bahwa, gempabumi Bengkulu terletak pada daerah subduksi di sebelah
barat daya Bengkulu dan patahannya bergerak ke barat laut sesuai dengan
pergerakan lempeng Indo-Australia. Dengan jenis patahan gempabumi
susulan yang sama dengan gempa utama yaitu thrust fault.
Berdasarkan hasil perbandingan parameter bidang sesar antara analisa
penulis dengan hasil dari Harvard dan USGS, didapatkan hasil parameter
yang saling mendekati dengan nilai strike antara 305-308, dip antara
5-30 dan rake/slip antara 90-123.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
49/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
50/69
DAFTAR ACUAN
[1] Bullen, K. E. (1965) and B. Bolt (1988).An Introduction to the Theory of
Seismology, Fourth Edition, Cambridge University Press, Cambridge,
New York, New Rochelle, Melbourne, Sydney
[2] Honda. (1957). The Mechanism of The Earthquakes, Sci. Report, Tohoku
Earthquake mechanism and seismic waves, Geophysical Institude, Faculty
of Science, Tokyo University
[3] Karyadi,Arief.(2002).Penentuan Pola Sesar Gempabumi Bengkulu 4
Juni 2000. Tugas akhir,DIII,Akademi Meteorologi dan Geofisika.
Jakarta
[4] Meilano, Irwan. (2007), Kenapa Gempa 7.9 SR Tidak Memunculkan
Tsunami Dahsyat?. Universitas Nagoya. Jepang
[5] Pusat Gempa Nasional. (2007),Buletin Meteorologi dan Geofisika,
September 2007. BMG. Jakarta
[6] Rasmid. (2006), Identifikasi Mekanisme Sumber Gempabumi di
Selatan Pulau Jawa. Skripsi,S1,Universitas indonesia. Jakarta
[7] Suetsugu, Daisuke. (1998).Source Mechanism Practice, EarthquakeInformation Division, IISE. Jepang
[8] Wessel Paul., And Smith., Walter.,H.,F.(2004),The Generic Mapping
Tools GMT version 4.2 Technical Reference and CookBook.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
51/69
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Gunawan, Dan Subardjo, Pengetahuan Seismologi,Badan Meteorologi
Dan Geofisika.
Lay, Thorne and Wallace, Terry C, 1995, Modern Global Seismology, London:
Academic Press United.
Santoso, Djoko, 2002, Pengantar Teknik Geofisika, Bandung: ITB.
S. Stein and M. Wysession,1999 An Introduction to Seismology, Earthquakes,
and Earth Structure, America:American geophisical union
Suhardjono, Dan Pribadi,Sugeng, 2006, Karya tulis, Pemanfaatan Informasi
Gempabumi Dalam Kaitan Dengan Penanggulangan Bencana, Studi
kasus gempa Yogyakarta 27 mei 2006.
Sulaiman, Ismail, 1989, Pendahuluan Seismologi I, Jakarta: Badan Diklat
Meteorologi dan Geofisika.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
52/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
53/69
Lampiran 1
Table 1. Stasiun pencatat gempa utama Bengkulu.
Tanggal 12-09-2007, Origin time 11:10:23 GMT dan Magnitudo 7.9 SR
Stasiun Arah Awal Glb. P Take off Angle Azimuth
PPI 1.00 65.72 347.06
SMKI 1.00 52.85 74.81
SWJI 1.00 59.70 105.82
KLI 1.00 66.42 89.53
SBJI 1.00 65.54 104.58
PPBI 1.00 65.10 60.19
TNG 1.00 65.18 103.87
SKJI 1.00 65.03 112.47
DBJI 1.00 65.00 107.44
LEM 1.00 64.07 107.51
JCJI 1.00 63.55 105.29
CLJI 1.00 62.46 110.70
BSI 1.00 58.26 329.32
KMMI 1.00 57.56 100.31
BBKI 1.00 56.57 84.43
KMBO -1.00 23.99 271.11
MALT 1.00 21.50 312.64LBTB -1.00 20.75 245.55
SUR -1.00 19.64 238.13
WRAB 1.00 32.01 117.87
CTAO 1.00 29.51 113.17
GUMO 1.00 29.34 66.38
LSZ -1.00 21.44 255.60
MBWA 1.00 18.57 291.96
NWAO -1.00 33.32 154.00
TATO 1.00 31.97 32.42ULN 1.00 27.53 4.77
KSM 1.00 59.45 54.75
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
54/69
Table 2. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu.
Tanggal 12-09-2007, Origin time 23:49:04 GMT dan Magnitudo 7.7 SR
Stasiun Arah Awal Glb. P Take off Angle Azimuth
TNG 1.00 74.43 119.59
SKJI 1.00 73.75 125.25
DBJI 1.00 73.89 121.69
LEM 1.00 72.36 120.26
JCJI 1.00 71.55 117.76
KSM 1.00 68.79 68.87
PBKI 1.00 67.81 91.27
SWJI 1.00 65.96 114.63BBKI 1.00 62.66 94.09
SMKI 1.00 58.60 83.45
MBWA 1.00 21.04 291.79
TATO 1.00 35.70 35.91
WRAB 1.00 34.80 119.95
CTAO 1.00 31.92 114.79
MALT 1.00 24.38 312.41
KMBO -1.00 26.80 270.01
NWAO -1.00 35.70 153.96
LSZ -1.00 23.69 254.84
SUR -1.00 21.43 237.72
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
55/69
Table 3. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu.
Tanggal 13-09-2007, Origin time 16:08:53 GMT dan Magnitudo 5.7 SR
Stasiun Arah Awal Glb. P Take off Angle Azimuth
PPI 1.00 81.82 343.55
TNG 1.00 77.03 116.86
JCJI 1.00 74.01 115.27
KSM 1.00 69.79 61.59
PBKI 1.00 69.58 86.10
SWJI 1.00 68.24 112.54
BBKI 1.00 64.62 90.38
SMKI 1.00 60.12 79.66MBWA 1.00 20.52 291.80
TATO 1.00 35.66 33.69
WRAB 1.00 35.13 119.52
CTAO 1.00 32.35 114.36
MALT 1.00 23.91 312.33
KMBO -1.00 26.41 270.43
NWAO -1.00 36.24 154.80
LSZ -1.00 23.46 255.17
SUR -1.00 21.26 237.91
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
56/69
Table 4. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu.
Tanggal 14-09-2007, Origin time 06:01:31 GMT dan Magnitudo 6.9 SR
Stasiun Arah Awal Glb. P Take off Angle Azimuth
KSI 1.00 78.61 54.33
PPI 1.00 72.78 350.10
KLI 1.00 73.31 92.80
PMBI 1.00 73.01 64.30
RGRI 1.00 72.58 15.62
SBJI 1.00 71.86 106.06
PPBI 1.00 71.37 63.48TNG 1.00 71.25 105.25
SKJI 1.00 71.01 113.33
DBJI 1.00 70.98 108.58
LEM 1.00 69.82 108.50
JCJI 1.00 68.94 106.29
KSM 1.00 64.03 56.48
PBKI 1.00 64.44 79.75
SWJI 1.00 64.05 106.49
BBKI 1.00 60.33 85.41
SMKI 1.00 56.07 75.75
MBWA 1.00 19.54 291.97
TATO 1.00 33.66 32.93
WRAB 1.00 33.60 117.97
CTAO 1.00 30.95 113.27
MALT 1.00 22.65 312.67
KMBO -1.00 25.28 271.04
NWAO -1.00 34.95 153.77
LSZ -1.00 22.55 255.54
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
57/69
Table 5. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu.
Tanggal 15-09-2007, Origin time 14:45:29 GMT dan Magnitudo 5.9 SR
Stasiun Arah Awal Glb. P Take off Angle Azimuth
PPI 1.00 72.13 346.85
KLI 1.00 69.81 114.65
SBJI 1.00 68.21 120.56
JCJI 1.00 65.55 116.81
KSM 1.00 62.81 64.08
PBKI 1.00 62.43 88.16
BBKI 1.00 58.46 91.88
MBWA 1.00 19.36 291.78
TATO 1.00 33.29 34.33
WRAB 1.00 32.68 119.79
CTAO 1.00 30.11 114.58
MALT 1.00 22.53 312.32
KMBO -1.00 24.81 270.27
NWAO -1.00 33.61 154.68
LSZ -1.00 22.02 255.06
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
58/69
Table 6. Stasiun pencatat gempa susulan Bengkulu.Tanggal 19-09-2007, Origin time 07:27:53 GMT dan Magnitudo 6.4 SR
Stasiun Arah Awal Glb. P Take off Angle Azimuth
BSI 1.00 65.71 326.88
KMMI 1.00 60.91 107.45
PPI 1.00 76.60 350.42
SBJI 1.00 71.35 120.19
BBKI 1.00 60.38 92.10
SUR -1.00 20.51 237.83
CTAO 1.00 30.87 114.57
GUMO 1.00 31.05 68.23
MBWA 1.00 19.92 291.79
NWAO -1.00 34.49 154.49
TATO 1.00 34.19 34.61
ULN 1.00 29.68 5.39
KSM 1.00 65.25 64.81
WRAB 1.00 33.54 119.75
KMBO -1.00 25.52 270.25
MALT 1.00 23.16 312.35
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
59/69
Table 7. Stasiun pencatat gempa di Indonesia tahun 2007
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
60/69
Lampiran 2
SOP FOCAL MECHANISM
1. Ambil Data Polaritas gelombang P pada setiap event gempa yang terekam
dari GFZ.
Buka notepad untuk membuat file data. Kemudian ketik:
Latitude Longitude Depth Jumlah Stasiun (cukup nilainya saja). Misal;
-6.68 105.12 48.0 21
Tuliskan Nama Stasiun dan polaritas gelombang P yang tercatat pada
event gempa yang dimaksud; Polaritas gelombang P dapat berbentuk
kompresi (1) / Dilatasi (-1)
Save Nama File.Dat (Contoh : Ciamis.Dat)
2. Buka Program AZMTAK.exe
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
61/69
Masukkan Nama Input File.Dat (Contoh : Ciamis.Dat)
Masukkan Nama Stasiun (Contoh : Jogja.Sta)
Ketik Nama file Output; File.Out (Contoh : Ciamis.Out)
ENTER
3. Buka Program PINV.exe
Masukkan Nama file output yang diinginkan; File .Out (Contoh :
Ciamis.Out)
ENTER
Keluaran dari program PINV.EXE akan menghasilkan bidang bola yang
terdapat kumpulan polaritas awal gelombang P. Selanjutnya kita tentukan
2 (dua) buah bidang nodal yang memisahkan antara bidang kompresi
dengan bidang dilatasi. Penentuan bidang nodal yang tepat dapat
ditentukan dengan melihat nilai data inkonsisten (inconsistency data) yang
mendekati 0 (nol).
HASIL OTOMATIS FOCAL MECHANISM
Menyimpan dalam format pdf (membuat focal mechanism secara manual)
4. Buka Program PMAN.exe
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
62/69
Tentukan bidang nodal pada bola fokus yang terbentuk secara manual
dengan cara memisahkan polaritas awal gelompang P
EXIT
5. Buka Command Prompt
Masuk Ke Directori C
Ketik CD Focal
Ketik Set Gdev = Ps
Ketik Pman
Masukkan Input Polarity Data File Name (Contoh : Ciamis.Out)
Kemudian Buat Focalnya
Exit
6. BUKA G.PS
Kemudian Close
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
63/69
7. Buka G.PDF
Secara Otomatis Hasil focal mechanism akan keluar DI G.PDF
KEMUDIAN RENAME DENGAN NAMA FILENYA
8. Langkah terakhir, lakukan analisis jenis sesar pada event gempa tersebut.
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
64/69
Lampiran 3
Seismogram untuk gempa utama Bengkulu 120907, magnitude 7.9 SR
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
65/69
Seismogram untuk gempa susulan Bengkulu 130907, magnitude 5.7 SR
Seismogram untuk gempa susulan Bengkulu 140907, magnitude 6.9 SR
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
66/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
67/69
Seismogram untuk gempa susulan Bengkulu 150907, magnitude 5.9 SR
Seismogram untuk gempa susulan Bengkulu 190907, magnitude 6.4 SR
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
68/69
-
7/24/2019 TA Dwi Karyadi P
69/69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Dwi Karyadi Priyanto
Tempat/Tanggal Lahir : Ambon, 01 Desember 1986
Alamat : Jl. Raya Tuban Komplek Meteo Timur No 7
Tuban Badung Bali 80361
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri No 6 Tuban, Bali, dari tahun 1993 1999;
2. SLTP Negeri 1 Kuta, Bali, dari tahun 1999 2002;
3 SMU N i 4 D B li d i h 2002 2005