t1_672007113_bab i

5
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Benda cagar budaya suatu bangsa adalah hasil ciptaan bangsa tersebut pada masa lalu yang dapat menjadi sumber kebanggaan bangsa yang bersangkutan di masa kini. Benda cagar budaya mempunyai arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya memupuk rasa kebanggaan nasional serta memperkokoh kesadaran jatidiri bangsa (Dewi, 2009). Kota Salatiga yang pernah menjadi sentra peristirahatan pada jaman Pemerintah Belanda memiliki peran yang tidak kecil dalam proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, kota Salatiga memiliki banyak peninggalan sejarah seperti prasasti, monumen, rumah, bangunan dan sebagainya. Namun demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi Budaya dan Pariwisata (Dishubkombudpar), tidak semua benda peninggalan sejarah dapat termasuk ke dalam kategori benda cagar budaya. Benda peninggalan sejarah agar masuk kriteria benda cagar budaya adalah harus memiliki tiga nilai penting yaitu nilai penting sejarah, nilai penting ilmu pengetahuan dan nilai penting kebudayaan. Dalam penelitian tersebut dilaporkan bahwa pada tahun 2009 kota Salatiga memiliki 144 benda cagar budaya dalam bentuk rumah dan bangunan. Namun kesadaran akan arti penting keberadaan bangunan bersejarah tersebut masih kurang, baik di kalangan masyarakat umum, swasta maupun aparatur pemerintah. Pembangunan yang

Upload: capry

Post on 13-Apr-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

capros

TRANSCRIPT

Page 1: T1_672007113_BAB I

1

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Benda cagar budaya suatu bangsa adalah hasil ciptaan bangsa

tersebut pada masa lalu yang dapat menjadi sumber kebanggaan

bangsa yang bersangkutan di masa kini. Benda cagar budaya

mempunyai arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya

memupuk rasa kebanggaan nasional serta memperkokoh kesadaran

jatidiri bangsa (Dewi, 2009). Kota Salatiga yang pernah menjadi

sentra peristirahatan pada jaman Pemerintah Belanda memiliki peran

yang tidak kecil dalam proses berdirinya Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Oleh karena itu, kota Salatiga memiliki banyak

peninggalan sejarah seperti prasasti, monumen, rumah, bangunan

dan sebagainya. Namun demikian berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi Budaya dan

Pariwisata (Dishubkombudpar), tidak semua benda peninggalan

sejarah dapat termasuk ke dalam kategori benda cagar budaya.

Benda peninggalan sejarah agar masuk kriteria benda cagar budaya

adalah harus memiliki tiga nilai penting yaitu nilai penting sejarah,

nilai penting ilmu pengetahuan dan nilai penting kebudayaan. Dalam

penelitian tersebut dilaporkan bahwa pada tahun 2009 kota Salatiga

memiliki 144 benda cagar budaya dalam bentuk rumah dan

bangunan.

Namun kesadaran akan arti penting keberadaan bangunan

bersejarah tersebut masih kurang, baik di kalangan masyarakat

umum, swasta maupun aparatur pemerintah. Pembangunan yang

Page 2: T1_672007113_BAB I

2

berorientasi pada kepentingan ekonomi dan investasi tidak

diimbangi dengan upaya untuk menjaga kelestarian dan keberadaan

bangunan bersejarah.

Contohnya adalah Prasasti Plumpungan yang merupakan asal

mula kota Salatiga kondisinya saat ini terlihat cukup terawat namun

kurang terlindungi. Prasasti tersebut hanya dilindungi dengan

bangunan seperti gazebo yang memiliki atap namun tanpa dinding

serta pagar besi yang pendek. Sehingga rawan terjadinya perusakan

oleh pihak yang tidak bertanggung jawab misalnya pencoretan,

perusakan pada batu, pencurian, dan sebagainya.

Berkembangnya teknologi mobile telah menciptakan telepon

seluler yang memiliki fitur kamera dan koneksi ke internet. Saat ini

telepon seluler yang memiliki fitur tersebut sangat mudah

didapatkan. Hal tersebut menginspirasi para developer untuk

mengembangkan aplikasi QR (Quick Respon) Code Scanner yang

dapat memungkinkan telepon seluler untuk memindai dan

mengkonversi QR Code. QR Code dapat menampung data lebih

besar daripada Barcode di mana QR Code dapat menampung nama

seseorang, nomor telepon hingga hyperlink.

Dalam penelitian yang telah dilakukan, QR Code digunakan

untuk menampung sebuah hyperlink sebuah alamat halaman website

yang berisikan informasi mengenai benda cagar budaya. Oleh

karena itu, pada penelitian ini telah menerapkan aplikasi QR Code

Scanner dan QR Code Generator yang digabungkan dengan PHP

dan MySQL untuk membangun sebuah sistem yang memanfaatkan

QR Code sebagai sarana sosialisasi benda cagar budaya kota

Salatiga. Selain itu ditambahkan pula fasilitas Google Map untuk

Page 3: T1_672007113_BAB I

3

menampilkan lokasi benda berdasarkan koordinat GPS (Global

Positioning System) sehingga mempermudah pencarian lokasi dari

benda cagar budaya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

- Bagaimana penerapan aplikasi QR Code Reader dan QR Code

Generator pada aplikasi yang dibuat dengan PHP dan MySQL dapat

memberikan informasi benda-benda cagar budaya yang lengkap

untuk sosialisasi kepada masyarakat.

1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dan Manfaat dari penelitian ini adalah:

- Menerapkan aplikasi QR Code Reader dan QR Code

Generator menggunakan PHP dan MySQL yang berguna untuk

pusat informasi dan sosialisasi benda-benda cagar budaya Kota

Salatiga.

1.4 Batasan Masalah Untuk tidak memperluas area pembahasan, perlu adanya

batasan-batasan yang menyederhanakan permasalahan, yaitu:

- Aplikasi yang dibangun menerapkan QR Code, QR Code

Scanner, QR Code Generator, PHP dan MySQL.

- Aplikasi yang dibangun adalah berupa website yang dapat

diakses melalui telepon seluler (mobile) maupun komputer

(desktop).

Page 4: T1_672007113_BAB I

4

- Berdasarkan hak akses pengguna dibagi ke dalam dua jenis

yaitu pengguna publik dan pengguna administrator.

- QR Code Generator yang digunakan adalah Google API Chart

QR Code Generator rilis 20 Juli 2011 yang dikeluarkan oleh Google

Inc.

- QR Code Scanner yang digunakan adalah Scanlife Barcode

Scanner versi 3.1.19 yang dikeluarkan oleh Scanbuy Inc.

- Data benda cagar budaya yang digunakan adalah data benda

cagar budaya fisik berupa rumah dan bangunan bersejarah.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi dibagi ke dalam 5 (lima) bab. Setiap bab tersebut

dibagi menjadi sub bab-sub bab. Adapun sistematika dari masing-

masing bab tersebut adalah sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penulisan,

rumusan, tujuan dan manfaat, batasan masalah atau ruang lingkup

yang diberikan dan sistematika penulisan.

Bab 2 : Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka memuat tentang hasil penelitian sebelumnya yang

digunakan sebagai landasan teori. Selain itu juga memuat tentang

konsep-konsep dan teori-teori yang mendukung seperti PHP

(Hypertext Preprossesor), MySQL, QR Code, QR Code Reader, QR

Code Generator dan Google Maps API.

Page 5: T1_672007113_BAB I

5

Bab 3 : Metode dan Perancangan Sistem

Metode dan Perancangan Sistem memuat uraian tentang bagaimana

langkah-langkah yang dilakukan dalam perancangan atau metode

yang digunakan dalam penelitian. Metode yang dipakai adalah

Prototyping Model. Selain itu juga memuat tentang analisa proses

bisnis, analisa kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak serta

analisa kebutuhan proses dengan UML (Unified Modelling

Language). Pengujian program menggunakan metode kuesioner.

Bab 4 : Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan berisi tentang hasil dan pembahasan dari bab

3. Hasil yang dibahas adalah hasil dari Penerapan Aplikasi QR Code

Reader dan QR Code Generator Secara Mobile Untuk Mengelola

Benda Cagar Budaya Kota Salatiga.

Bab 5 : Kesimpulan dan Saran Pengembangan

Kesimpulan dan Saran Pengembangan berisi tentang kesimpulan

mengenai skripsi ini dan saran pengembangan yang dapat dilakukan

di kemudian hari.