syarifudin ambon, dakwah cegah radikalisme
TRANSCRIPT
Masjid Raya Al-Fatah Ambon, 19 Desember 2014 1
MEMBANGUN KARAKTER KELUARGA SAKINAH UNTUK MENCEGAH SIKAP RADIKALISME
Oleh: Syarifudin
DIKHUTBAHKAN PADA MASJID AL-FATAH
KOTA AMBON 19 Desember 2014
Masjid Raya Al-Fatah Ambon, 19 Desember 2014 2
MEMBANGUN KARAKTER KELUARGA SAKINAH UNTUK MENCEGAH SIKAP RADIKALISME
Khutbah I
ن سيئات الحمدهللا نحمده ونستغفره ونستعينه ونستهديه ونعوذ باهلل من شرور أنفسنا وم يضلل فال هادي له وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال أعمالنا، من يهد هللا فال مضل له ومن
دا عبده ورسوله صلوات هللا وسالمه شريك له وأشهد أن محم
Hadirin yang diberkahi Allah swt Marilah kita selalu berupaya memperteguh ketakwaan kita
kepada Allah dengan berusaha dengan pikiran yang jenih, hati dan jiwa yang bersih selalu menyegarkan taqwa kita kepada Allah swt. Tak lupa kita ucapkan salam melalui shalawat kepada Rasulullah saw sebagai Nabi Pencerah bumi dan pencerah batin manusia. Melalui Iman kita pada Allah dan ajaran Rasulnya, moga cita-cita besar kita sukses di dunia dan sukses di akhirat dapat diridhai oleh Allah swt.
Hadirin yang diberkahi Allah swt. Ketika mencermati persoalan hidup kita 5 tahun terakhir
melalui banyak persoalan radikalisme yang sering terjadi di tengah masyarakat kita. Kejadian itu menelan korban yang cukup memprihatinkan karena semua manusia menjadi ancaman bagi kaum radikalisme tersebut. Tanda-tanda ini membutuhkan ketaqwaan sejati untuk mencegahnya.
Berbagai bencana pemikiran melanda umat Islam Pertama, kita akan melihat ciri Islam radikal yang berciri Wahabis-Salafi. Karena ada jaringan Islam radikal yang non-Wahabis dan non-Salafis. Kita mulai dari jenis yang pertama dulu, jenis Islam radikal Wahabis-jihadis. Istilah ini baru muncul kira-kira pertengahan tahun 90-an. Dengan munculnya
Masjid Raya Al-Fatah Ambon, 19 Desember 2014 3
kelompok-kelompok mujahidin, mereka mengadakan perlawanan ke Sovyet di Afganistan.
Hadirin yang diberkahi Allah swt.
Wahabi Jihadis adalah istilah yang digunakan dalam
menjelaskan Islam Politik. Golongan ini mendambakan
pemikiran yang dengan kembalinya ajaran Islam yang paling
murni. Dengan kata lain, semangat Wahabi adalah semangat
purifikasi, semangat tasfiyyah (pemurnian), totaliter. Jadi
isunya adalah menolak tarekat, menolak praktik-praktik sufi, dll.
Mereka hendak memerangi penyakit TBC, bukan penyakit
bengek atau yang lainnya. Mereka mengartikan TBC sebagai
singkatan dari Tahayyul, Bid’ah dan Churafat. Mereka
merindukan Islam pada zaman Nabi.
Para cendikiawan mulai berbelok harus merujuk pada
sumber asli, yaitu al-Quran dan Sunnah sehingga kajian para
mufassir masa lalu yang pemikirannya humanis di ganti
dengan pemikiran yang sadis akibat intrik dan dampak sejarah
yang berkepanjangan yang berdampak pada teologi dan kajian
keilmuan. Jadi mereka Cemooh mebahas dan menganalisa
Islam secara tekstual, kitab kuning disingkirkan, dan ijtihad
imam madzhab juga dibuang. Harus kembali ke al-Quran dan
Sunnah artinya meninggalkan ulama salaf, ulama abad
pertengahan. Mereka menolak bermadzhab. Karena apa?
Karena bermadzhab bagi mereka akan mengakibatkan taklid
buda, menutup pintu ijtihad dan memandekkan berfikir. Semua
karya-karya yang berbentuk prinsip dan jukni ibadah,
Masjid Raya Al-Fatah Ambon, 19 Desember 2014 4
muamalah, dan standar memahami Al-Quran dan Sunnah yang
humanis disepelehkan akiat motivasi dendam sejarah masa
lalu.
Kemudian hal ini mengakibatkan munculnya pemahaman kegamaan yang harakiyyah (pergerakan) yang bersifat literalis. Karena tidak mau menerima budaya lokal, tidak mau dengan gagasan-gagasan dari luar apalagi dari Barat. Jadi mereka menolak masuknya pemikiran-pemikiran lokal yang mengakibatkan terjadinya TBC. Atau pun menolak gagasan-gagasan dari luar, karena akan mengakibatkan apa yang disebut dengan gagasan-gagasan yang melenceng atau melencengnya pemikiran. Jadi salafi dan wahabi memiliki ciri yang sama, yaitu kekakuan dalam beragama, menunggalkan kebenaran atau klaim kebenaran, tidak bisa menerima terhadap tafsir keagamaan pihak lain dengan mudah melontarkan klaim sebagai tindakan bid’ah dan khurafat. Sehingga menurut mereka bahwa Islam yang benar itu adalah Islam yang sesuai dengan al-Quran dan Hadits ala mereka. Mereka tidak bisa menerima bahwa kebenarnya al-Quran itu interpretable (multi-tafsir).
Hadirin yang diberkahi Allah swt. Bagaimana cara menjaga sifat kejujuran kita? Dan
Bagaimana menghindari jejaring sifat ketidakjujuran dari bisikan syetan yang berpotensi merusak ekosistem kehidupan kita di dunia dan akhirat? Inilah yang akan dikemukakan dalam khutbah ini agar kita selalu menjaga sifat kejujuran dalam diri kita. Pertanyaannya adalah bagaimana pandangan Al-Quran cara menjaga kejujuran dalam kehidupan kita? Para Ulama memberikan informasi dalam firman Allah swt. QS
Masjid Raya Al-Fatah Ambon, 19 Desember 2014 5
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hadirin yang diberkahi Rabbul’alamin Rasulullah saw yang suci menggambarkan Al-Quran
laksana hidangan yang menyediakan suplemen-suplemen gizi yang akan memberikan kebugaran tubuh secara lahir dan batin. Rasulullah mengajarkan kita ketika membaca Al-Quran akan memberikan kenyamanan sesuai kadar dan nalar kita masing-masing dalam mencicipi kandungan gizi Al-Quran.
Hal ini juga digambarkan oleh Qurais Shihab bahwa Sungguh merugilah ketika kita memahami Al-Quran tetapi tidak merasakan nikmatnya Al-Quran, dalam menterjemahkan problem sosial kita. Sungguh rugilah ketika kita yang telah membaca Al-Quran tetapi prilaku kesadaran kita tidak berubah, dan sungguh merugilah kita semua ketika kita sudah membaca Al-Quran tetapi tidak mendapatkan cahaya kesadaran, dan kesejahteraan lahir batin melalui jamuan hidangan Al-Quran yang berjumlah 30 juz.
Hadirin yang diberkahi Rabbul’alamin Dampak krisis dari lemahnya kita memahami Al-Quran
akan melahirkan beragam model masalah yang tak kunjung selesai, karena hidangan Al-Quran sering dijadikan pertengkaran ketika setiap orang mendapatkan makna yang berbeda dalam hidangan Allah dalam Al-Quran. Karena setiap orang dikarunia nalar dan kadar yang berbeda-beda mendapatkan pesan-pesan hikmah dalam Al-Quran. Sebagaimana firman Allah Surah Al-Isra ayat 84.
Masjid Raya Al-Fatah Ambon, 19 Desember 2014 6
84. Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.
Hadirin yang diberkahi Rabbul’alamin Menurut penafsiran Ibnu Katsir dalam ayat tersebut
bahwa perbedaan budaya, skil, dan wawasan dalam ayat tersebut termasuk perbedaan cara pandang, perbedaan karakter, dan perbedaan motivasi akibat pengaruh alam sekitarnya kerap kali tidak memberikan hikmah tetapi mala menjadi malapetaka yang berdampak pada perpecahan.
Hadirin wal hadirat Rahimakumullah
Ya Rasulullah terimalah cinta kami semua, lindungilah kami semua dari prilaku radikalisme dengan hak syafa’atmu agar semua yang hadir di Masjid yang mubarakah ini disehatkan dari segala penyakitnya, dipanjangkan umurnya, diberkahi pikirannya, disejahterahkan keluarganya, disehatkan kesehatannya lahir dan batin, dilindungi keluarganya dari marabahaya, dikabulkan cita-citanya, dan di ijabah semua permintaanya oleh Allah swt. Ya Allah Ya Rahman Ya Rasulullah terimalah permohonan hambamu ini dan moga setiap amal ibadah kami engkau jadikan sebagai reski yang berlimpah dan berberkah dan lindungilah kami dari segala marabahaya Amin Ya Rabbal Alamin.
Barakallah