syari’at islam dan menjalankan ibadah secara …eprints.stainkudus.ac.id/2071/7/8. bab...
TRANSCRIPT
131
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran tokoh agama dalam
meningkatkan keberagamaan masyarakat di Desa Sendangmulyo Kecamatan Bulu
Kabupaten Rembang, dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi keberagamaan masyarakat di Desa Sendangmulyo dapat dikatakan
cukup baik dan mengalami peningkatan pada beberapa sisi. Yang mana pada
tahun 1966 sampai tahun 1970 masyarakat banyak yang meyakini nenek
moyang, berbuat kemungkaran, dan minim pengetahuan Islam serta
melalaikan perintah agama. Sedangkan pada tahu 1993 sampai sekarang
setelah berdirinya masjid di Desa Sendangmulyo peningkatan secara jelasnya
dapat diuraikan dalam lima dimensi. Dimensi ideologi berupa beriman
kepada Allah, Malaikat, Kitab Suci, Nabi dan Rasul, qodho’ dan qodhar, dan
hari akhir. Dimensi intelektual berupa memahami sifat wajib Allah,
pemahaman mengenai tata cara ibadah yang baik, pemahaman mengenai
sunah-sunah Nabi, mengetahui yang ma’ruf dan yang munkar, dan lain
sebagainya. Dimensi eksperensial berupa merasakan kedamaian jiwa ketika
aktif dalam kegiatan keagamaan dibanding sebelumnya yang masih pasif.
Dimensi ritualistik dengan dijalankannya syari’at Islam, seperti shalat, puasa,
zakat, haji, menuntut ilmu di madrasah/majlis/pondok pesantren, menyantuni
anak yatim, dan menjalankan ibadah secara berjama’ah. Namun, pada
dimensi ritualistik ini dari segi akhlak, masih terdapat beberapa kenakalan
dan hilangnya rasa hormat kepada yang lebih tua terutama oleh remaja.
Dimensi konskuensial berupa ketekunan masyarakat dalam bekerja (petani
khususnya), hidup bergotong-royong, dan terbentuknya persatuan.
2. Peran tokoh agama di Desa Sendangmulyo sebagai penerus ulama’
mengemban empat fungsi. Fungsi tabligh dilakukan melalui kegiatan
dakwah, tibyan dengan bimbingan dan konseling Islam, tahkim dengan
menjadikan Al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber hukum, dan uswatun
132
hasanah dengan memberikan teladan yang baik (kepribadian Rasul).
Perjuangan tokoh agama dilakukan dengan continue, ikhlas berkorban, dan
hasilnya ia pasrahkan kepada Allah. Strategi peranannya difokuskan pada
pengutamaan kebutuhan masyarakat, diberikannya bimbingan dan konseling
Islam, dan menjadikan dakwah sebagai media pendidikan. Memahami
masyarakat sebagai mad’u pada golongan awam dan golongan kritis, metode
yang diterapkan yaitu metode mauidhah hasanah dan bil-hikmah. Sementara
efek peran tokoh agama terhadap masyarakat berupa meningkatnya
pemahaman keagamaan oleh masyarakat, merasakan ketentraman jiwa, dan
menjalankan kewajiban agama dan berusaha menjauhi larangan agama.
3. Tokoh agama dalam memberikan usahanya meningkatkan keberagamaan
masyarakat Sendangmulyo telah menemui banyak kemudahan yang
mendukung keberhasilan dakwahnya dan juga menemui beberapa kesulitan
yang menghambat peranannya. Faktor kemudahan tersebut dari segi internal
berupa: pesona tokoh agama, kemampuan, dan bersihnya motivasi tokoh
agama. Faktor eksternal berupa: adanya satu kesatuan antar tokoh agama,
interaksi sosial, ketertarikan masyarakat terhadap tokoh agama, dan dukungan
fasilitas berupa tempat dan bantuan dari masyarakat atau pun pemerintah.
Sedangkan faktor yang menghambat peran tokoh agama baik internal maupun
eksternal hanya dijumpai pada kategori gejolak jiwa. Gejolak jiwa ini
contohnya: amarah, sifat iri, dan dengki. Adapun hambatan lainnya tidak
dirasakan tokoh agama dikarenakan persiapan dan kompetensi yang matang,
dasar niat yang dihadapkan kepada Allah, terjaganya kondisi keberagamaan
keluarga dan pribadi masa lalu, serta terjaganya solidaritas struktur.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis menyampaikan saran
kepada pihak yang bersangkutan dalam rangka untuk perbaikan, yaitu:
1. Kajian peran tokoh agama dalam mengemban fungsi tabligh, tibyan, tahkim,
dan uswatun hasanah membutuhkan tindak lanjut yang mendalam, terlebih
dalam usaha meningkatkan keberagamaan masyarakat. Untuk mengemban
133
kajian ilmu dakwah tersebut, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam dapat
melakukan pengembangan ilmu dakwah serta menambahkan koleksi literatur
khususnya yang berkaitan dengan peran tokoh agama dalam meningkatkan
keberagamaan.
2. Kepada tokoh agama di Desa Sendangmulyo, perlu dipahami bahwa semakin
berkembangnya teknologi dan banyaknya pergaulan bebas dapat memberikan
pengaruh terhadap diri tokoh agama dan buruknya sikap penerimaan
masyarakat. Untuk itu, upaya menghindari permasalahan tersebut tokoh
agama dapat selalu meningkatkan dan memperbaiki kompetensi ataupun
strategi dalam mengemban peranannya. Hal ini dapat dilakukan dengan
belajar dari pengalamannya dan mengkaji ilmu-ilmu agama kepada para Kiai
atau Ulama’. Tokoh agama juga harus mampu konsisten mengemban
keberagamaan masyarakat karena dalam perjalanannya akan ditemui berbagai
hambatan.
3. Kepada masyarakat Sendangmulyo, buruknya kehidupan masyarakat salah
satunya disebabkan minimnya pengetahuan dan besarnya sifat malas yang ada
pada masing-masing individu. Oleh karena itu, demi menjaga kehidupan yang
sejahtera tanpa adanya keburukan seperti halnya akhlak, masyarakat dapat
selalu aktif mengikuti kegiatan keagamaan dan menerapkan dengan
kesungguhan hati apa yang menjadi kewajiban seorang manusia kepada Allah
SWT. Masyarakat yang aktif dapat mengajak individu yang masih pasif agar
ikut hadir pada kegiatan keagamaan. Dari segi kenakalan remaja selain peran
dari tokoh agama, orang tua juga dapat mendampingi dan membimbing putra-
putrinya dalam menjaga akhlak yang baik.