surya adi saputra no. reg:...
TRANSCRIPT
ARTIKEL
HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS
(STUDI EKSPERIMEN GAYA MENGAJAR DAN PERCAYA DIRI PADA
MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA STKIP KUSUMANEGARA)
SURYA ADI SAPUTRA
No. Reg: 7217157746
ARTIKEL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
PENGARUH GAYA MENGAJAR DAN PERCAYA DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR RENANG GAYA BEBAS
The Effect of Teaching Style and Self-Confidence Toward Crawl Swimming
Result Study
SURYA ADI SAPUTRA
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara Gaya
Mengajar dan Percaya Diri terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas Mahasiswa
Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. Percaya diri dibagi menjadi 2
bagian yaitu percaya diri tinggi dan percaya diri rendah. Penelitian ini dilaksanakan di
Sekolah Tinggi Perguruan dan Ilmu Pendidikan Kusumanegara Jakarta. Sampel dari
penelitian ini berjumlah 60 mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok yang setiap
kelompok terdiri dari 10 mahasiswa dan sampel penelitian ini adalah seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian (total sampling). Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen dengan design treatment by level 2x3, sedangkan teknik analisis
menggunakan pendekatan analisis varians (ANOVA) dengan uji T-Dunnet pada
tingkat signikansi α = 0,05. Namun, sebelum dilakukan analisis maka terlebih dahulu
akan dilakukan beberapa pengujian. Yaitu dilakukan pengujian persyaratan analisis
yaitu uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan uji
Bartlett. Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diuraikan hasil penelitian sebagai
berikut: Terdapat pengaruh positif antara Gaya Mengajar dan Percaya Diri terhadap
Hasil belajar renang gaya bebas pada Mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP
Kusumanegara Jakarta
Key Word: Pengaruh Gaya Mengajar, Percaya Diri, Hasil Belajar Renang Gaya
Bebas.
PENDAHULUAN
Berenang saat ini sudah menjadi gaya hidup. Banyak orang tua yang
memasukkan anak-anaknya ke sekolah berenang yang mempunyai instruktur khusus.
Maksudnya tiada lain supaya sejak kecil anak-anaknya sudah familiar dan terbiasa
dengan olahraga air tersebut karena banyak sekali kegunaannya. Untuk bisa mahir
berenang diperlukan latihan rutin dan terus-menerus. Berenang sebenarnya hanya
membutuhkan latihan yang sungguh-sungguh dan sering. Bagaimanapun juga dalam
renang tidak berlaku pintar teori juga pasti pintar praktek. Hal tersebut tidaklah benar,
apalah gunanya bila teori bagus namun tidak pernah latihan, maka yang akan terjadi
adalah kegagalan. Tentunya hal tersebut sungguh suatu hal yang harus dan akan
selalu kita hindari.
Renang merupakan suatu aktivitas fisik yang dilakukan di dalam air. Olahraga
ini mempunyai unsur-unsur seperti bentuk tubuh, teknik dasar mekanisme gerak,
mentalitas dan kondisi fisik sebagai kesatuan yang harus dimiliki oleh seseorang
untuk dapat mengapung dan bergerak dari satu tempat ketempat yang lain.
Renang yang biasa dilakukan oleh para perenang, dalam setiap lomba terdiri dari
empat gaya, yang meliputi: 1) gaya bebas atau crawl stroke, 2) gaya dada atau breast
stroke, 3) gaya kupu-kupu atau butterfly stroke dan, 4) gaya punggung atau back
stroke. Keempat gaya tersebut masing-masing mempunyai tingkat kesulitan sendiri-
sendiri.
Gaya bebas adalah gaya yang pertama sekali sebaiknya dipelajari sebagai
dasar dari gaya renang yang lain, karena merupakan tekhnik awal agar mahasiswa
bisa mengapung dan berenang melakukan kayuhan tangan dan kaki. Renang gaya
bebas adalah suatu gerakan seluruh anggota badan yang dilakukan di air, gaya bebas
ini banyak mengunakan gerakan kaki dan kayuhan tangan yang lebih simpel dan
mudah untuk dilakukan dibanding dengan gaya yang lainya.
Untuk mempelajari renang beserta keempat gayanya tadi tentu tidak terlepas
dari kata “Belajar” dan “Latihan”, karena belajar merupakan suatu arti sebuah tindakan
yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus dari yang tidak memahami
menjadi faham dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Begitupun juga hal nya dengan
berenang, kita harus berlatih dan belajar untuk bisa berenang,
Belajar merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang baik disengaja
maupun tidak sengaja. Perubahan akan terwujud dengan adanya pemahaman,
kemampuan, kebiasaan dan keterampilan yang bertambah. Siregar dan Nara
mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang
berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan
yang bersifat relatif konstan. Ini berarti bahwa seseorang yang telah memperoleh
informasi dan perubahan tingkah laku dalam diri mereka yang bertahan lama.
Seseorang akan dapat mengerjakan apa yang sebelumnya tidak bisa ia kerjakan.
Perubahan yang terjadi akibat proses belajar, bersifat relative permanen dan
perubahan dalam: pengertian, sikap, pengetahuan, informasi kemampuan, dan
keterampilan.
Belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia, dalam
pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses
belajar. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang terjadi dalam diri seseorang. Perubahan tersebut bersifat positif
dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya.
Setelah melakukan kegiatan belajar, maka seseorang memperoleh hasil yang disebut
dengan hasil belajar. Sesuai dengan pendapat Suprijono, hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Pendapat lain mengemukakan bahwa hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik.
Ditinjau dari proses pengukuran dikatakan bahwa hasil belajar merupakan
kecakapan nyata yang dapat diukur secara langsung dengan tes dan dapat dihitung
hasilnya dengan angka. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar dapat diperoleh melalui
perangkat tes dan dengan hasil tes dapat memberikan informasi tentang seberapa
jauh kemampuan penyerapan materi oleh seseorang setelah mengikuti proses
pembelajaran.
Tentu kita semua mengetahui setelah menyelesaikan pendidikan wajib belajar
9 tahun SD, SMP dan SMA dilanjutkan belajar ke perguruan tinggi sesuai dengan
jurusan yang kita minati, temasuk juga minat dan bakat dibidang olahraga, dengan
masuk ke perguruan tinggi yang ada jurusan olahraganya bisa menyalurkan minat dan
bakat olahraga tersebut, bahkan pada jurusan olahraga tersebut dibekali banyak ilmu
tentang pendidikan jasmani ataupun ilmu keolahragaan sehingga sarjana – sarjana
olahraga yang tamat bisa menjadi guru olahraga ataupun pelatih yang memiliki
wawasan, ilmu pengetahuan dan kemampuan yang lebih dibidang olahraga.
Salah satu perguruan tinggi yang memiliki jurusan olahraga adalah STKIP
(Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Kusumanegara yang terletak di
daerah Cijantung jalan raya Jakarta-Bogor, merupakan kampus swasta yang
membuka jurusan pendidikan olahraga yang diharapkan lulusan sarjana dari jurusan
di perguruan tinggi tersebut menghasilkan sarjana olahraga yang ruang lingkup
utamanya adalah dibidang pengajaran atau bisa dikatakan menjadi guru dan dicetak
untuk menjadi “Guru Olahraga”.
Pada Perguruan Tinggi yang memiliki program studi pendidikan olahraga
sudah pasti memiliki “Mata Kuliah Renang” dan merupakan salah satu matakuliah
wajib yang harus diambil mahasiswa, yang terdiri dari renang I, II dan III dimana
masing – masing nya terdiri dari 3sks (teori dan praktek) dan memiliki SAP (Satuan
Acara Perkuliahan) serta silabus yang berbeda beda pula antara renang I, II dan III.
Saya melihat dan memperhatikan permasalahan yang terjadi di Perguruan Tinggi
SKTIP (Kusumanegara) pada mahasiswa program studi pendidikan olahraga ini
adalah banyak sekali mahasiswa yang tidak bisa berenang. Penyebabnya ketika
masuk jurusan ini baik mahasiswa reguler apalagi non regular (konversi) test renang
hanya dianggap formalitas untuk masuk, kemudian ditambah lagi mahasiswa disini
minta selalu ingin dipermudah dalam setiap matakuliah dan termasuk juga matakuliah
renang, sehingga hasil akhirnya Renang I, II bahkan Renang III walaupun tidak bisa
berenang tapi tetap diluluskan.
Dan ini sesuai data hasil nilai renang mahasiswa STKIP KUSUMA NEGARA
program studi Pendidikan Olahraga bahwa mahasiswa angkatan 2015 yang
berjumlah 120 orang telah menerima mata kuliah renang, tetapi tidak semuanya lulus
dengan baik, sebanyak 10 % dengan nilai A(10 orang), 10 % nilai B(10 orang), 20 %
nilai C(20 orang), 30 % belum lulus(40 orang), dan 30 % gagal (40 orang) karena tidak
ikut mata kuliah dan takut tenggelam. Kelulusan ini merupakan nilai komulatif dari
semua materi perkuliahan renang yang diberikan, oleh sebab itu walaupun mahasiswa
bernilai A, belum tentu kemampuan renang gaya bebasnya sudah baik.
Efisiensi dan efektivitas pembelajaran renang juga terkait dengan masalah
“konsep diri, percaya diri, sikap, minat, dan aktivitas belajar mahasiswa”. Pencapaian
hasil belajar membutuhkan suatu proses panjang dan membutuhkan percaya diri yang
biasanya didefinisikan sebagai proses yang menstimulasi perilaku atau
menggerakkan kita untuk bertindak, percaya diri untuk latihan dan belajar adalah
aspek terpenting untuk belajar renang.
Penelitian ini berfokus untuk mengungkapkan bagaimana penggunaan metode
mengajar yang tepat, di mana penelitian ini membutuhkan data konkrit mengenai
tingkat keberhasilan tentang gaya mengajar tersebut. Selain itu, informasi tentang
faktor apa yang membuat individu itu bergerak sangat diperlukan untuk mengetahui
seberapa besar para mahasiswa memiliki keinginan (mental dan psikologi) untuk
melakukan usaha dalam pencapaian tujuan pembelajaran renang termasuk rasa
percaya diri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berkonsentrasi pada “Gaya Mengajar, dan Rasa
Percaya Diri Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas”.
METODE
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
treatment (perlakuan) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu hasil belajar renang gaya bebas dan
variabel bebas perlakuan adalah gaya mengajar dan variabel bebas moderator yaitu
percaya diri.
Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan treatment by level 2 x 3,
dimana variabel bebas diklasifikasikan menjadi 3 (tiga). Variabel bebas perlakuan
diklasifikasikan dalam tiga bentuk gaya mengajar (A) yaitu dengan gaya mengajar
latihan (A1), gaya mengajar komando (A2) dan gaya mengajar periksa diri (A3).
Sedangkan variabel moderator diklasifikasikan dalam dua tingkatan percaya diri (B)
yaitu percaya diri tinggi (B1) dan percaya diri rendah (B2).
Tabel Desain Penelitian Treatment by Level 2x3
Variabel Perlakuan
Variabel Atribut
Gaya Mengajar (A)
Latihan
(A1)
Komando
(A2)
Periksa diri
(A3)
Kepercayaan
Diri (B)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1 A3B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2 A3B2
Total A1 A2 A3
Keterangan : A1B1 : Kelompok mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi diajar dengan
gaya mengajar latihan A2B1 : Kelompok mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi diajar dengan
gaya mengajar komando A3B1 : Kelompok mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi diajar dengan
bentuk gaya mengajar periksa diri A1B2 : Kelompok mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri rendah dilatih
dengan gaya mengajar latihan A2B2 : Kelompok mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri rendah dilatih
dengan gaya mengajar komando A3B2 : Kelompok mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri rendah dilatih
dengan bentuk gaya mengajar periksa diri A1 : Gaya mengajar latihan A2 : Gaya mengajar komando A3 : Bentuk gaya mengajar periksa diri B1 : Kepercayaan diri tinggi B2 : Kepercayaan diri rendah
POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Soekidjo
Notoatmodjo populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
tersebut adalah bisa berupa manusia, hewan, tumbuh-tubuhan, benda-benda mati
lainnya, serta peristiwa dan gejala yang terjadi dalam masyarakat atau di dalam alam.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang
diamati dalam penelitian.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 sebanyak 2 kelas
berjumlah 60 orang, jurusan pendidikan olahraga STKIP Kusuma Negara.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan total sampling karena
jumlah sampel adalah keseluruhan dari total populasi. Sampel mahasiswa mengambil
matakuliah renang tahun angkatan 2017/2018 berjumlah 60 orang. Sifat bertahap
dalam teknik pengambilan sampel juga dilakukan, yaitu dengan memberikan angket
percaya diri. Tahap pertama teknik pengambilan sampel berdasarkan skor rata-rata
(mean) populasi, dibagi dua untuk percaya diri tinggi dan hasil nilai renang gaya
bebas baik dan, percaya diri rendah dan hasil nilai renang gaya bebas jelek.
RANCANGAN PERLAKUAN
Perlakuan dalam penelitian ini adalah menggunakan gaya mengajar sebagai
variabel bebas yaitu gaya mengajar komando, gaya mengajar latihan, serta gaya
mengajar periksa diri, rasa percaya diri sebagai variabel atribut. Sebelum peneliti
mengajarkan materi gaya mengajar pada masing-masing kelompok perlakuan,
terlebih dahulu peneliti memberikan rambu-rambu berkaitan dengan langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam pelaksanaan belajar mengajar.
Pengontrolan validitas internal pada faktor maturation atau kematangan
dilakukan dengan waktu penelitian selama 18 kali pertemuan agar perubahan terjadi
benar-benar karena pengaruh variabel bebas; pengontrolan faktor testing atau ujian
dilakukan dengan tidak dilakukan tes awal kemampuan motorik, percaya diri dan
kebugaran jasmani mengingat tes awal pada eksperimen bisa menghasilkan
perubahan pada diri subyek yang terkena eksperimen, seseorang bisa peka dan sadar
akan tujuan peneliti, dengan demikian bisa merangsangnya untuk berubah; faktor
instrumentation atau pengukuran dimana penggunaan alat dan teknik pengukuran
yang tidak reliabel menjadi ancaman peneliti ini oleh sebab itu sebelum melakukan
tes instrumen dilakukan uji reliabilitas dengan 0,60 untuk kemampuan motorik 0,94
untuk percaya diri sedangkan untuk kebugaran jasmani 0,97; faktor statistical
regression atau regresi statistik biasanya terjadi di dalam situasi yang berpola pretest-
post test, tetapi dalam penelitian ini tidak pretest tidak dilakukan; faktor selection bias
atau pilihan yang bias, tercermin pada tak ekuivalennya kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, pada penelitian ini kedua variabel adalah variabel eksperimen dan
penempatan sampel secara random pada tiap selnya; faktor experimental mortality
atau menguapnya sampel eksperimen terjadi pada eksperimen yang berjangka
panjang, tetapi untuk menjaga agar tidak terjadi mortalitas sampel peneliti menyiapkan
sampel yang lebih dan terus memberi arahan kepada sampel dan melakukan absensi.
Ancaman terhadap validitas eksternal yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah: randomization atau pengacakan sampel dengan tujuan mempertajam atau
mencermati kondisi terhadap variabel dengan memberi kesempatan yang sama untuk
diambil sebagai sampel penelitian; placebo hawthorne ancaman psikologis subyek
sampel yang tahu bahwa dirinya berada dalam satu eksperimen, dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa kedua variabel penelitian ini tidak digunakan variabel kontrol; untuk
menjaga campur tangan treatment sebelumnya maka sebelum dilakukan
pengambilan sampel dilakukan verifikasi untuk menentralisir kondisi sampel, minimal
tidak sedang dalam penelitian lain orang lain, tidak dalam keadaan sakit.
Penelitian ini dilaksanakan di STKIP Kusuma Negara selama kurang lebih 18
(delapan belas) kali pertemuan, dengan frekuensi pembelajaran 3 (tiga) kali
pertemuan dalam seminggu. Terdapat tiga jenis perlakuan yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu gaya mengajar komando, gaya mengajar latihan dan gaya
mengajar periksa diri.
Tabel Rancangan Perlakuan
Perlakuan
Pertemuan
Gaya mengajar Komando
(1)
Gaya mengajar
Latihan
(2)
Gaya Mengajar
Periksa Diri
(3)
1 Persiapan Persiapan Persiapan
2
Perkenalan Penjelasan
Umum cara dan
peraturan metode
mengajar
Perkenalan Penjelasan
Umum cara dan
peraturan metode
mengajar
Perkenalan
Penjelasan Umum
cara dan peraturan
metode mengajar
3
Pengenalan gerakan
dasar renang gaya
bebas
Pengenalan gerakan
dasar renang gaya
bebas
Pengenalan
gerakan dasar
renang gaya bebas
4.
Praktik dasar-dasar
metode mengajar
Praktik dasar-dasar
metode mengajar
Praktik dasar-dasar
metode mengajar
5- 17 Latihan sebenarnya Latihan sebenarnya Latihan sebenarnya
18. Tes akhir Tes akhir Tes akhir
Hasil nilai renang gaya bebas merupakan skor yang dimiliki seseorang yang
dapat dijadikan indikator untuk melihat kemampuan fisik mereka. Seseorang yang
memiliki hasil nilai renang gaya bebas yang baik dapat dipastikan bahwa mereka
dapat melakukan aktifitas renang gaya bebas dengan baik pula. Untuk mengetahui
hasil nilai renang gaya bebas seseorang hendaknya dilakukan tes hasil nilai renang
gaya bebas berdasarkan kemampuan renang ataupun diukur kecepatan renangnya
dengan waktu untuk mendapatkan skor hasil tes. Tes yang digunakan adalah tes hasil
nilai renang gaya bebas.
Kisi – kisi Instrument Psikomotor Hasil Renang Gaya Bebas. Instrument awal
dan akhir keterampilan renang gaya bebas berupa tes yang dibuat berdasarkan
definisi konseptual.
Tabel Performance Psikomotor Hasil Renang Gaya Bebas
NO
INDIKATOR ASPEK PENILAIAN
N I L A I
1 2 3 4 5
1 POSISI TUBUH (BODY POSITION) Posisi tubuh saat luncuran dijaga dalam sikap sedatar mungkin (streamline) dengan permukaan air, kedua lengan lurus kedepan, wajah menghadap kebawah didalam permukaan air. Tangan, kepala, badan dan kedua kaki termasuk jari kaki sejajar dipermukaan air sehingga tubuh meluncur kedepan
dengan baik dan benar.
2 Gerakan Kaki (kicking) Kaki bergerak naik turun mengarah lurus (flutter kick), naik turun dengan keadaan kaki dibawah permukaan air ketika naik turun dari atas permukaan air sekitar 25-30 cm, pada fase istirahat (disaat lutut membengkok, membentuk sudut untuk memukul dan melecut)
mempunyai sudut berkisar antara 30°-40°, keadaan paha ketika melakukan gerakan ke bawah atau saat memukul dan melecut ada 25-30 cm dari permukaan air, keadaan tungkai kaki bagian bawah/telapak kaki dari permukaan ketika melakukan pukulan dan lecutan sekitar 30-35 cm.
3 Gerakan Lengan (hand rotation) a. Fase masuk permukaan air (entry phase), masuk permukaan air dengan ujung-ujung jari dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah (telungkup) masuk permukaan air dengan ibu jari terlebih dahulu, sudut kemiringan yang dibentuk antar telapak tangan dengan permukaan air berkisar 30°-40°, usahakan masuknya tangan ke permukaan air, sejauh mungkin dapat
dijangkau, b. Fase menangkap (catch phase), fase ini dilakukan setelah fase tangan masuk ke permukaan air berakhir. c. Fase menarik {pull phase), untuk memahami fase menarik perlu digambarkan bahwa tubuh pada dasarnya mempunyai garis tengah atau garis sumbu. d. Fase mendorong (push phase), fase ini dikerjakan setelah fase menarik atau sapuan kedalam telah berakhir. Akhir dari fase mendorong adalah bagian dari paha, dengan patokan ibu jari menyentuh bagian samping paha. e. Fase istirahat {recovery phase), fase ini dilakukan setelah fase menarik atau fase sapuan kedalam telah berakhir.
4 Gerakan Pengambilan Nafas (breathing)
Pada saat mengambil nafas, memutar kepala ke arah kanan saja, memutar kepala ke arah kiri saja, atau memutar kepala ke kanan dan ke kiri pada jarak tertentu. Masukan wajah kedalam air sebatas bagian depan kepala, putarkan kepala dengan sumbu putar ruas-ruas tulang leher Keluarkan mulut sedikit diatas permukaan air ambil/hirup udara sebanyak mungkin, putarkan
kembali kepala sehingga muka menghadap kedasar kolam kemudian buanglah/hembuskan udara di dalam air.
5 Gerakan Koordinasi (coordination) a. Badan sejajar dengan permukaan air dengan keadaan rilek b.Gerakan kaki bergantian ke atas ke bawah
dalam bidang vertikal dengan tidak terputus-putus c.Lengan kanan berada di depan, tangan kiri melakukan tarikan dengan siku menyudut d.Tarikan tangan kiri sebatas pusar, kemudian dorong kearah luar sisi badan dan berakhir di samping paha e.Waktu dorongan tangan kiri hampir berakhir, tangan kanan bersiap untuk membuka selebar bahu. f.Saat tangan kiri beakhir pada batas paha, tangan kanan melakukan gerakan menarik air, yang selanjutnya membentuk sudut dibawah bebas. g.Siku tangan kiri diangkat, serentak tangan kanan mengakhiri tarikan dibatas pusar. h.Lakukan urutan gerakan di atas secara berganti- gantian satu sama lain. i.Pada saat berakhirnya tarika dibatas pusar, putarlah kepala untuk mengambil nafas. j. Pengambilan nafas berakhir bersamaan dengan berakhirnya dorongan tangan di paha. k. Mengambil nafas ke kiri atau ke kanan.
JUMLAH
TOTAL
HASIL PENELITIAN
Tabel: Rangkuman hasil penelitian dan analisis deskripsi data tingkat belajar renang
gaya bebas pada kelompok gaya mengajar latihan, komando dan periksa diri
Percaya Diri (B) SAMPEL Gaya Mengajar (A)
JUMLAH RERATA A1 A2 A3
1 25 22 16
2 24 18 12
3 25 22 13
Percaya Diri Tinggi (B1)
4 24 19 18
5 25 20 15
6 23 20 16
7 25 16 15
8 24 12 10
9 25 21 14
10 25 19 12
JUMLAH 245.00 189.00 141.00 575.00
RERATA 24.50 18.90 14.10 19.17
1 19 20 20
2 18 18 23
3 18 17 22
Percaya Diri Rendah (B2)
4 18 17 22
5 19 15 19
6 19 17 19
7 18 20 20
8 19 19 24
9 19 22 24
10 18 18 24
JUMLAH 185.00 183.00 217.00 585.00
RERATA 18.50 18.30 21.70 19.50
JUMLAH BESAR 430.00 372.00 358.00 1160.00
RERATA BESAR 21.50 18.60 17.90 19.33
Keterangan : A : Gaya mengajar B : Percaya diri A1 : Gaya mengajar Latihan A2 : Gaya mengajar Komando A3 : Gaya mengajar Periksa diri B1 : Percaya diri Tinggi B2 : Percaya diri Rendah
1. Hasil belajar renang gaya bebas kelompok gaya mengajar latihan (A1)
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas (Y)
diperoleh skor terendah 18 skor tertinggi 25 sehingga diperoleh rentangnya 7. Dari
perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 21,50, simpangan baku (s)
sebesar 3,14 dan varians sebesar 9,84. Dan untuk memberikan gambaran tentang
distribusi frekuensi hasil belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi
frekuensinya sebagai berikut :
Tabel: Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada Kelompok Gaya
mengajar Latihan (A1)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 18,00 - 19,31 10 18,655 186,55 50%
2 19,32 - 20,63 0 19,975 0 0%
3 20,64 - 21,95 0 21,295 0 0%
4 21,96 - 23,27 1 22,615 22,615 5%
5 23,28 – 25,00 9 24,14 217,26 45%
JUMLAH 20 82,540 426,425 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 20 orang
sampel pada kelompok gaya mengajar latihan (A1) mahasiswa Pendidikan olahraga
STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan skor 18,00 - 19,31 terdapat 10
orang atau 50%, Skor 19,32 - 20,63 terdapat 0 orang atau 0%, Skor 20,64 - 21,95
terdapat 0 orang atau 0%, Skor 21,96 - 23,27 terdapat 1 orang atau 5%, dan skor
23,28 – 25,00 terdapat 9 orang atau 45%.
2. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Komando (A2)
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas (Y)
diperoleh skor terendah 12 skor tertinggi 22 sehingga diperoleh rentangnya 10. Dari
perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 18,6 simpangan baku (s)
sebesar 2,52 dan varians sebesar 6,358. Dan untuk memberikan gambaran tentang
distribusi frekuensi hasil belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi
frekuensinya sebagai berikut :
Tabel: Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada kelompok Gaya mengajar Komando (A2)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 12,00 - 13,99 1 12.99 12.99 5.00%
2 14,00 - 15,99 1 14.99 14.99 5.00%
3 16,00 - 17,99 4 16.99 67.96 20.00%
4 18,00 - 19,99 6 18.99 113.94 30.00%
5 20,00 - 22,00 8 21.00 168 40.00%
JUMLAH 20 84.96 377.88 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 20 orang
sampel pada kelompok metode latihan komando (A2) mahasiswa Pendidikan olahraga
STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan skor 12,00 - 13,99 terdapat 1
orang atau 5%, Skor 14,00 - 15,99 terdapat 1 orang atau 5%, Skor 16,00 - 17,99
terdapat 4 orang atau 20%, Skor 18,00 - 19,99 terdapat 6 orang atau 30%, dan skor
20,00 - 22,00 terdapat 8 orang atau 40%.
3. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Periksa diri(A3)
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas (Y)
diperoleh skor terendah 10 skor tertinggi 24 sehingga diperoleh rentangnya 14. Dari
perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 17,9 simpangan baku (s)
sebesar 4,45 dan varians sebesar 19,88. Dan untuk memberikan gambaran tentang
distribusi frekuensi hasil belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi
frekuensinya sebagai berikut :
Tabel : Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada kelompok Gaya mengajar Periksa diri (A3)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 10,00 - 12,79 3 11.39 34.17 15.00%
2 12,80 - 15,59 4 14.19 56.76 20.00%
3 15,60 - 18,39 3 16.99 50.97 15.00%
4 18,40 - 21,19 4 19.79 79.16 20.00%
5 21,20 - 24,00 6 22.60 135.6 30.00%
JUMLAH 20 84.96 356.66 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 20 orang
sampel pada kelompok gaya mengajar periksa diri (A3) mahasiswa Pendidikan
olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan skor 10,00 - 12,79
terdapat 3 orang atau 15%, Skor 12,80 - 15,59 terdapat 4 orang atau 20%, Skor 15,60
- 18,39 terdapat 3 orang atau 15%, Skor 18,40 - 21,19 terdapat 4 orang atau 20%,
dan skor 21,20 - 24,00 terdapat 6 orang atau 30%.
4. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Latihan dengan
Kemampuan Reaksi Tinggi (A1B1)
Berdasarkan data tes hasil penelitian pada 10 mahasiswa mengenai belajar
renang gaya bebas pada kelompok gaya mengajar latihan dengan percaya diri tinggi
(A1B1) diperoleh skor terendah 23 dan skor tertinggi 25 sehingga diperoleh
rentangnya 2. Dari perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 24,50,
simpangan baku (s) sebesar 0,71 dan varians sebesar 0,50. Dan untuk memberikan
gambaran tentang distribusi frekuensi belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun
distribusi frekuensinya sebagai berikut :
Tabel : Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada kelompok Gaya mengajar Latihan pada Percaya diri Tinggi (A1B1)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 23,00 - 23,49 1 13.50 13.5 10.00%
2 23,50 - 23,99 0 16.50 0 0.00%
3 24,00 - 24,49 3 19.50 58.5 30.00%
4 24,50 - 25,00 6 21.50 129 60.00%
JUMLAH 10 71.00 201 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 10 orang sampel
pada kelompok gaya mengajar latihan dengan percaya diri tinggi (A1B1) mahasiswa
Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan skor 23,00 -
23,49 terdapat 1 orang atau 10%, Skor 23,50 - 23,99 terdapat 0 orang atau 0%, Skor
24,00 - 24,49 terdapat 3 orang atau 30%, dan skor 24,50 - 25,00 terdapat 6 orang
atau 60%.
5. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Komando
dengan Percaya diri Tinggi (A2B1)
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas pada
kelompok gaya mengajar komando dengan percaya diri tinggi (A2B1) diperoleh skor
terendah 12 dan skor tertinggi 22 sehingga diperoleh rentangnya 10. Dari perhitungan
statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 18,9, simpangan baku (s) sebesar 3,03 dan
varians sebesar 9,21. Dan untuk memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi
hasil belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi frekuensinya sebagai
berikut :
Tabel 14: Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada Kelompok Gaya mengajar Komando pada Percaya diri Tinggi (A2B1)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 12,00 - 14,99 1 13.50 13.5 10.00%
2 15,00 - 17,99 1 16.50 16.5 10.00%
3 18,00 - 20,99 5 19.50 97.5 50.00%
4 21,00 - 22,00 3 21.50 64.5 30.00%
JUMLAH 10 71.00 192 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 10 orang sampel
pada kelompok gaya mengajar komando dengan percaya diri tinggi (A2B1)
mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan
skor 12,00 - 14,99 terdapat 1 orang atau 10%, Skor 15,00 - 17,99 terdapat 1 orang
atau 10%, Skor 18,00 - 20,99 terdapat 5 orang atau 50%, dan skor 21,00 - 22,00
terdapat 3 orang atau 30%.
6. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Periksa diri dengan Percaya diri Tinggi (A3B1)
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas pada
kelompok gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri tinggi (A3B1) diperoleh skor
terendah 10 dan skor tertinggi 18 sehingga diperoleh rentangnya 8. Dari perhitungan
statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 14,1, simpangan baku (s) sebesar 2,37 dan
varians sebesar 5,65. Dan untuk memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi
hasil belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi frekuensinya sebagai
berikut :
Tabel: Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada kelompok Gaya mengajar Periksa diri pada Percaya diri Tinggi (A3B1)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 10,00 - 11,99 1 11.00 11 10.00%
2 12,00 - 13,99 3 13.00 39 30.00%
3 14,00 - 15,99 3 15.00 45 30.00%
4 16,00 - 18,00 3 17.00 51 30.00%
JUMLAH 10 56.00 146 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 10 orang sampel
pada kelompok gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri tinggi (A3B1)
mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan
skor 10,00 - 11,99 terdapat 1 orang atau 10%, Skor 12,00 - 13,99 terdapat 3 orang
atau 30%, Skor 14,00 - 15,99 terdapat 3 orang atau 30%, dan 16,00 - 18,00 terdapat
3 orang atau 30%.
7. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Latihan dengan
Percaya diri Rendah (A1B2)
Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas pada
kelompok gaya mengajar latihan dengan percaya diri rendah (A1B2) diperoleh skor
terendah 18 dan skor tertinggi 19 sehingga diperoleh rentangnya 1. Dari perhitungan
statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 18,5, simpangan baku (s) sebesar 0,52 dan
varians sebesar 0,27. Dan untuk memberikan gambaran tentang distribusi frekuensi
hasil belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi frekuensinya sebagai
berikut :
Tabel: Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada kelompok Gaya mengajar Latihan pada Percaya diri Rendah (A1B2)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 18,00 - 18,24 2 18.12 36.24 20.00%
2 18,25 - 18,49 2 18.37 36.74 20.00%
3 18,50 - 18,74 1 18.62 18.62 10.00%
4 18,75 - 19,00 5 18.86 94.3 50.00%
JUMLAH 10 73.97 185.9 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 11 orang sampel
pada kelompok gaya mengajar latihan dengan percaya diri rendah (A1B2) mahasiswa
Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan skor 18,00 -
18,24 terdapat 2 orang atau 20%, Skor 18,25 - 18,49 terdapat 2 orang atau 20%,
Skor 18,50 - 18,74 terdapat 1 orang atau 10%, dan skor 18,75 - 19,00 terdapat 5
orang atau 50%.
8. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Komando dengan Percaya diri Rendah (A2B2) Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas pada
kelompok gaya mengajar komando dengan percaya diri rendah (A2B2) diperoleh skor
terendah 15 dan skor tertinggi 22 sehingga diperoleh rentangnya 7. Dari perhitungan
statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 18,3, simpangan baku (s) sebesar 2,003
dan varians sebesar 4,01. Dan untuk memberikan gambaran tentang distribusi
frekuensi hasil belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi frekuensinya
sebagai berikut :
Tabel: Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada kelompok Gaya mengajar Komando pada Percaya diri Rendah (A2B2).
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 15,00 - 16,74 1 15.87 15.87 10.00%
2 16,75 - 18,49 5 17.62 88.1 50.00%
3 18,50 - 20,24 3 19.37 58.11 30.00%
4 20,25 - 22,00 1 21.13 21.13 10.00%
JUMLAH 10 73.99 183.21 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 10 orang sampel
pada kelompok gaya mengajar komando dengan percaya diri rendah (A2B2)
mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan
skor 15,00 - 16,74 terdapat 1 orang atau 10%, Skor 16,75 - 18,49 terdapat 5 orang
atau 50%, Skor 18,50 - 20,24 terdapat 3 orang atau 30%, dan skor 20,25 - 22,00
terdapat 1 orang atau 10%.
9. Hasil Belajar renang gaya bebas Kelompok Gaya mengajar Periksa diri
dengan Percaya diri Rendah (A3B2) Berdasarkan data hasil penelitian mengenai belajar renang gaya bebas pada
kelompok gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri rendah (A3B2) diperoleh
skor terendah 19 dan skor tertinggi 24 sehingga diperoleh rentangnya 5. Dari
perhitungan statistik diperoleh nilai rata-rata sebesar 21,7, simpangan baku (s)
sebesar 2,05 dan varians sebesar 4,23. Dan untuk memberikan gambaran tentang
distribusi frekuensi belajar renang gaya bebas (Y) dapat disusun distribusi
frekuensinya sebagai berikut :
Tabel: Daftar distribusi frekuensi Belajar renang gaya bebas Pada kelompok Gaya mengajar Periksa diri pada Percaya diri Rendah (A3B2)
No Interval Nilai F X F.X F Relatif
1 19,00 - 20,24 4 19.62 78.48 40.00%
2 20,25 - 21,49 0 20.87 0 0.00%
3 21,50 - 22,74 2 22.12 44.24 20.00%
4 22,75 - 24,00 4 23.38 93.52 40.00%
JUMLAH 10 85.99 216.24 100%
Dari hasil tes belajar renang gaya bebas yang dikumpulkan dari 10 orang sampel pada
kelompok gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri rendah (A3B2) mahasiswa
Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta, ternyata rentangan skor 19,00 -
20,24 terdapat 4 orang atau 40%, Skor 720,25 - 21,49 terdapat 0 orang atau 0,00%,
Skor 21,50 - 22,74 terdapat 2 orang atau 20%, dan skor 22,75 - 24,00 terdapat 4
orang atau 40%.
PEMBAHASAN
Dilihat secara statistik perbedaan varian dari antara gaya mengajar latihan, gaya
mengajar komando, dan gaya mengajar periksa diri adalah:
Descriptive Statistics
Dependent Variable:Y
A Mean Std. Deviation N
Latihan 25,59 11,989 20
Komando 18,45 2,395 20
Periksa Diri 17,50 4,085 20
Total 20,51 8,171 60
Pada kolom mean diperoleh rata-rata gaya mengajar latihan = 25,59, gaya
mengajar komando = 18,45, gaya mengajar periksa diri = 17,50 dan rata-rata secara
latihan komando sebesar = 11,989.
Kemudian secara visual nilai rata-rata belajar renang gaya bebas ke-tiga
kelompok disajikan pada grafik berikut ini:
Gambar: Grafik rata-rata kelompok gaya mengajar latihan, gaya mengajar komando,
dan gaya mengajar periksa diri.
Hal ini berarti secara deskriptif gaya mengajar latihan lebih unggul dalam
meningkatkan belajar renang gaya bebas dibandingkan dengan gaya mengajar
komando dan gaya mengajar periksa diri.
Adapun Penjelasan pembahasan hasil penelitian di uraikan peneliti seperti
berikut:
1. Perbedaan Antara Gaya mengajar Latihan Dengan Gaya mengajar Komando Terhadap Hasil Belajar Renang Gaya Bebas Pada Mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. (A1 x A2)
Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada hipotesis pertama,
dinyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai hasil belajar renang gaya bebas secara
nyata antara kelompok gaya mengajar latihan dengan kelompok gaya mengajar
komando.
Dari hasil analisis gaya mengajar diatas bila diamati pelaksanaannya akan
menghasilkan hasil belajar renang gaya bebas pada mahasiswa Pendidikan
Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. Hasil analisis gaya mengajar latihan
dengan gaya mengajar komando dilihat berdasarkan hasil analisis varians yaitu
melihat perbedaan antara kelompok yang dilatih dengan gaya mengajar latihan dan
kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar komando dan hasil yang
diambil dari kedua kelompok tersebut adalah tes belajar renang gaya bebas.
Selanjutnya setelah melihat perbedaan antara kelompok gaya mengajar latihan
dengan gaya mengajar komando maka diadakan uji lanjut menggunakan uji t-
dunnet yakni, pengujian analisis menghitung seberapa besar perbedaan nilai
belajar renang gaya bebas antara kelompok gaya mengajar latihan dengan
kelompok gaya mengajar komando pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP
Kusumanegara Jakarta.
Pada kontras nilai kedua kelompok perlakuan terdapat nilai p-value yaitu
0,004. Jika dibandingkan dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka
p-value 0,004 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara
nyata antara kelompok gaya mengajar latihan dengan kelompok gaya mengajar
komando serta nilai hasil belajar renang gaya bebas kelompok mahasiswa yang
dilatih dengan gaya mengajar latihan lebih unggul/tinggi dari pada nilai kelompok
yang dilatih dengan gaya mengajar komando pada mahasiswa Pendidikan
Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta.
Berdasarkan proses gaya mengajarnya, perlakuan gaya mengajar latihan
dimana dosen memberikan tugas gerak kemudian mahasiswa menentukan dimana,
kapan, bagaimana cara menyelesaikannya. Dalam gaya ini mahasiswa diberikan
waktu untuk melaksanakan tugas gerak yaitu renang gaya bebas secara perorangan,
sedangkan dosen memberi umpan balik kepada semua mahasiswa secara
perorangan. Disini dosen bertanggung jawab menentukan tujuan tugas gerak renang
gaya bebas, memilih aktivitas dan menetapkan tata urut kegiatan untuk mencapai
tujuan pengajaran.
Gaya mengajar latihan sangat sesuai untuk pembelajaran dalam penguasaan
teknik dasar renang gaya bebas. Di dalam gaya tugas ini mahasiswa ikut serta
menentukan cepat lambatnya tempo belajar, maksudnya dosen memberikan
keleluasaan bagi setiap mahasiswa untuk menentukan sendiri kecepatan belajar dan
kemajuan belajarnya. Dalam gaya ini, dosen tidak menghiraukan bagaimana
pengaturan kelas mereka, atau apakah mahasiswa melakukan tugas itu secara
serempak atau tidak karena hal itu tidak begitu penting. Mahasiswa melakukan tugas
gerak renang gaya bebas sesuai dengan kemampuannya dan dia juga dapat dibantu
oleh temannya, atau tugas gerak tersebut dilaksanakan dalam sebuah kelompok kecil.
Sedangkan pada perlakuan gaya mengajar komando, pendekatan
mengajarnya sangat bergantung pada dosen. Tujuannya adalah penampilan yang
cermat. Dosen menyiapkan semua aspek pengajaran dan sepenuhnya
bertanggung jawab dan berinisiatif terhadap pengajaran dan memantau kemajuan
besar dari perkembangan mahasiswanya. Pada dasarnya gaya ini ditandai dengan
penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya, gaya ini dimulai dengan
penjelasan tentang teknik baku, dan kemudian mahasiswa mencontoh dan
melakukannya berulang kali. Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan. Mahasiswa dibimbing ke suatu tujuan yang sama bagi semuanya.
Sebagai mahasiswa harus lebih mandiri karena mahasiswa bukanlah lagi
seorang siswa yang disekolah yang selalu menunggu transfer ilmu dari dosen.
Untuk diperguruan tinggi gaya mengajar komando kurang efektif karena semua
berpusat dan bergantung kepada dosen, sehingga mengakibatkan kurangnya
keaktifan dan kemandirian mahasiswa itu sendiri. Berdasarkan proses latihan
belajar renang gaya bebas dengan gaya mengajar latihan dan gaya mengajar
komando dapat diidentifikasi kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan gaya mengajar latihan adalah sebagai berikut karena metode
latihan mempunyai sifat-sifat khas yaitu : (1) Dosen dapat memberikan umpan balik
secara individual, (2) Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab, (3) Mahasiswa
menjadi aktif dan mandiri, (4) Mahasiswa tetap bisa melakukan pembelajaran secara
mandiri walaupun dosennya tidak hadir di tempat, (5) Mahasiswa bisa lebih
memahami kekurangan dan kelebihan dirinya sendiri sehingga bisa memperbaiki
kekurangan dan mempertahankan kelebihan mereka sendiri. Kekurangan gaya
mengajar latihan (1) Tugas yang kurang jelas dan terlalu panjang dapat menimbulkan
lupa (2) Bagi sebagian anak dapat menghindari dari tugas yang sebenarnya.
Kelebihan gaya mengajar komando adalah (1) Keseragaman gerak (2) Jika
dilakukan oleh banyak orang dapat membuat suasana indah dan menyenangkan (3)
Mengembangkan perilaku disiplin (4) Menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi.
Kekurangan gaya mengajar komando adalah (1) Kurang mengembangkan penalaran
mahasiswa (2) Kurang mengembangkan pembentukan sifat (3) Tidak demokratis
penyaluran aspek social, emosional dan kognitif sangat terbatas.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, maka peneliti
merekomendasikan bahwa gaya mengajar latihan lebih tinggi pengaruhnya dari
pada gaya mengajar komando dalam upaya meningkatkan belajar renang gaya
bebas.
2. Perbedaan Antara Gaya Mengajar Latihan Dengan Gaya Mengajar Periksa diri Terhadap Belajar Renang Gaya Bebas Pada Mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. (A1 x A3)
Hasil analisis gaya mengajar latihan dengan gaya mengajar periksa diri dilihat
berdasarkan hasil analisis varians yaitu melihat perbedaan antara kelompok yang
dilatih dengan gaya mengajar latihan dengan kelompok mahasiswa yang dilatih
dengan gaya mengajar periksa diri dan hasil yang diambil dari kedua kelompok
tersebut adalah hasil belajar renang gaya bebas. Selanjutnya setelah melihat
perbedaan antara kelompok gaya mengajar latihan dengan gaya mengajar periksa diri
maka diadakan uji lanjut menggunakan uji t-dunnet.
Pada kontras nilai kedua kelompok perlakuan terdapat nilai p-value yaitu
0,001/2. Jika dibandingkan dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka
p-value 0,0005 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara nyata
antara kelompok gaya mengajar latihan dengan kelompok gaya mengajar periksa diri
dan nilai belajar renang gaya bebas kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya
mengajar latihan lebih unggul/tinggi dari pada nilai kelompok yang dilatih dengan gaya
mengajar periksa diri pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara
Jakarta.
Kelebihan gaya mengajar latihan adalah sebagai berikut karena gaya
mengajar latihan mempunyai sifat-sifat khas yaitu : (1) tugas gerak/latihan yang jelas
dan difahami oleh mahasiswa, (2) mahasiswa memilih cara belajar yang sesuai
dengan kemampuan mereka, (3) Dosen lebih mudah memberikan evaluasi. Pada
proses gaya mengajar latihan tersebut memungkinkan tetap berjalannya proses
pembelajaran dan perkuliahan ketika dosen berhalangan untuk datang (4)
Memungkinkan penggunaan alat pengajaran secara lebih efisien (5) Kegagalan atau
keberhasilan tidak diketahui seluruh kelas. Kekurangan gaya mengajar latihan: (1)
Mahasiswa dapat menyembunyikan dirinya, atau mengasingkan diri dari kelompok.
Sedangkan gaya mengajar periksa diri adalah untuk memahami cara
mengerjakan tugas dan memeriksa atau mengevaluasi pekerjaan sendiri. peserta
didik mengukur sendiri kinerjanya berdasar kriteria gerak yang diberikan. Hakikat:
mahasiswa mengerjakan tugas secara individu dan mandiri, memberikan umpan balik
untuk dirinya sendiri dengan menggunakan kriteria yang dikembangkan oleh dosen.
Menilai penampilannya sendiri, menetapkan kriteria untuk memperbaiki
penampilannya sendiri dan belajar bersikap objektif terhadap penampilannya, belajar
menerima keterbatasan diri sendiri dan membuat keputusan baru dalam bagian
pelajaran selama dan sesudah pertemuan. Dalam gaya ini mahasiswa lebih mandiri
dibanding gaya sebelumnya. Dalam gaya mengajar ini mahasiswa membandingkan
antara apa yang dilakukan dengan kriteria dari dosen.
Dalam gaya mengajar periksa diri lebih banyak keputusan yang digeser ke
mahasiswa. Kepada mahasiswa sekarang diberikan keputusan sesudah pertemuan
untuk menilai penampilannya. Peranan mahasiswa menilai penampilannya sendiri,
menetapkan kriteria untuk memperbaiki penampilannya sendiri dan belajar bersikap
objektif terhadap penampilan geraknya.
Adapun kelebihan dari gaya mengajar periksa diri ini seperti berikut ini: (1)
Penguasaan keterampilan belajar renang gaya bebas tergantung sejauh mana
kemampuan diri sendiri tanpa ada tekanan, (2) Mahasiswa lebih mandiri dan terampil
dalam melaksanakan tugas gerak renang gaya bebas, (3) Mahasiswa dapat
mengintrospeksi dirinya sendiri, (4) Mahasiswa mengetahui letak kekurangannya, (5)
Mahasiswa termotivasi untuk memperbaiki kesalahan.
Dalam latihan metode periksa diri ini juga terdapat kelemahan atau kekurangan
dalam proses belajar renang gaya bebas. Adapun kekurangan yang ditemui pada
gaya mengajar periksa diri in adalah: (1) Mahasiswa ada yang merasa paling benar
diantara temannya, (2) Mahasiswa merasa malu mengungkapkan kekurangannya (3)
Kebanyakan mahasiswa menafsirkan bahwa semua yang dilakukan benar.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis tersebut diatas,
ternyata nilai hasil belajar renang gaya bebas mahasiswa yang dilatih dengan gaya
mengajar latihan lebih unggul dari pada gaya mengajar periksa diri. maka dari itu
peneliti merekomendasikan bahwa gaya mengajar latihan lebih tinggi pengaruhnya
dari pada gaya mengajar periksa diri dalam upaya meningkatkan belajar renang gaya
bebas.
3. Perbedaan Antara Gaya mengajar Komando Dengan Gaya mengajar Periksa diri Terhadap Belajar renang gaya bebas Pada Mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. (A2 x A3) Pada kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar komando dan
gaya mengajar periksa diri tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Pada kontras
nilai kedua kelompok perlakuan terdapat nilai p-value yaitu 0,344. Jika dibandingkan
dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka p-value 0,344 > 0,05 berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat
perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara nyata antara kelompok gaya
mengajar komando dengan kelompok gaya mengajar periksa diri dan nilai belajar
renang gaya bebas kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar
komando tinggi/rendah dengan nilai kelompok yang dilatih dengan gaya mengajar
periksa diri pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis tersebut diatas,
ternyata nilai hasil belajar renang gaya bebas mahasiswa yang dilatih dengan gaya
mengajar komando lebih unggul dari pada gaya mengajar periksa diri. maka dari itu
peneliti merekomendasikan bahwa gaya mengajar komando lebih tinggi pengaruhnya
dari pada gaya mengajar periksa diri dalam upaya meningkatkan belajar renang gaya
bebas.
4. Pengaruh Interaksi Antara Gaya mengajar dan Percaya diri Terhadap Belajar renang gaya bebas pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta
Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis antar gaya mengajar (A), maka
selanjutnya peneliti menentukan seberapa besar keterkaitan interaksi antara gaya
mengajar (A) dengan percaya diri (B) pada belajar renang gaya bebas mahasiswa
Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dinyatakan bahwa ada nya interaksi
antara gaya mengajar (A) dengan percaya diri mahasiswa (B). Pada nilai Pengujian
Interaksi kedua kelompok (AxB) terdapat harga nilai Fo (AB) = 58,889 dengan p-value
= 0,000 < 0,05 atau H0 ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh interaksi yang sangat
signifikan antar faktor A (gaya mengajar) dan faktor B (percaya diri) terhadap belajar
renang gaya bebas pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara
Jakarta. Selanjutnya tampak dari hasil analisis bahwa besar pengaruh variabel gaya
mengajar dan percaya diri terhadap belajar renang gaya bebas sebesar RSquared =
0,741 x 100 = 74,10%.
Dengan demikian hasil uji hipotesis terbukti bahwa ada analisis interaksi antara
gaya mengajar diantaranya gaya mengajar latihan, gaya mengajar komando dan gaya
mengajar periksa diri (A) dengan percaya diri (B) terhadap belajar renang gaya bebas
pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa adanya interaksi antara gaya mengajar latihan, gaya
mengajar komando dan gaya mengajar periksa diri.
Untuk meningkatkan keterampilan hasil belajar renang gaya bebas pada
mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta tidak terlepas dari
proses aktivitas belajar dan latihan, dimana dosen melaksanakan pembelajaran
berdasarkan SAP dan Silabus yang tersusun secara sistimatis pada setiap
pertemuannya, sehingga dosen bisa mengontrol mahasiswa dan menerapkan gaya
mengajar yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas.
Dalam gaya mengajar pada belajar renang gaya bebas tentunya harus dikuasai
oleh dosen agar ketika latihan ataupun dalam menyajikan pembelajaran tersebut
dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh mahasiswa dengan baik. Dengan
kata lain, gaya mengajar pada gaya mengajar latihan, gaya mengajar komando dan
gaya mengajar periksa diri menciptakan interaksi edukatif yang harmonis antara
mahasiswa dengan dosen dan antara mahasiswa dengan mahasiswa. Oleh
karenanya gaya mengajar latihan, gaya mengajar komando dan gaya mengajar
periksa diri adalah metode yang dapat menumbuhkan, mengembangkan kemampuan
dan menjadikan mahasiswa terampil dan mahir dalam renang khususnya dalam
belajar renang gaya bebas.
Dalam belajar renang selain kemampuan motorik yang baik, pembelajar atau
mahasiswa dituntut untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi, karena pembelajaran
renang ini dilakukan di kolam renang, secara logis bagaimana mungkin mahasiswa
bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan benar tapi ketika berenang ditempat yang
dalam mereka tidak memiliki rasa percaya diri sehingga menimbulkan kecemasan
bahkan panik yang tidak beralasan dan hal ini juga yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan di air seperti tenggelam atau kram. Yang pada akhirnya mahasiswa tidak
bisa menyerap ilmu yang diajarkan oleh dosen ketika matakuliah renang.
Selanjutnya mahasiswa yang berpercaya diri yang baik dapat menerima
rangsangan gerakan, merasakan, menumbuhkan dan mengembangkan kecakapan
gerak sehingga mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta
menjadi terampil dalam mengikuti matakuliah renang terutama pada gaya renang
crawl (gaya bebas).
Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa terjadinya interaksi yang tinggi antara
gaya mengajar yang dilatih dengan gaya mengajar latihan, gaya mengajar komando
dan gaya mengajar periksa diri pada mahasiswa yang berpercaya diri tinggi maupun
mahasiswa yang berpercaya diri rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
adanya interaksi antara gaya mengajar dan percaya diri terhadap belajar renang gaya
bebas pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta.
5. Perbedaan hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar latihan dengan percaya diri tinggi dengan gaya mengajar komando berpercaya diri tinggi pada mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta (A1B1xA2B1). Pada hipotesis kelima ini menurut hasil analisis data penelitian, dinyatakan
bahwa terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara nyata antara
kelompok gaya mengajar latihan yang berpercaya diri tinggi dengan kelompok gaya
mengajar komando yang berpercaya diri tinggi.
Dari hasil analisis gaya mengajar diatas bila diamati pelaksanaannya sama-
sama menghasilkan belajar renang gaya bebas pada mahasiswa Pendidikan
Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. Hasil analisis gaya mengajar latihan
dengan gaya mengajar komando dalam kategori mahasiswa berpercaya diri tinggi
dilihat berdasarkan hasil analisis varians yaitu melihat perbedaan antara dua
kelompok yang dilatih dengan gaya mengajar latihan dengan kelompok mahasiswa
yang dilatih dengan gaya mengajar komando ketegori mahasiswa berpercaya diri
tinggi. Selanjutnya setelah melihat perbedaan antara kelompok gaya mengajar
latihan dengan gaya mengajar komando maka diadakan uji lanjut menggunakan uji
t-dunnet yakni, pengujian analisis menghitung seberapa besar perbedaan nilai
belajar renang gaya bebas antara kedua kelompok gaya mengajar latihan dengan
kelompok gaya mengajar komando kategori mahasiswa berpercaya diri tinggi pada
mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta.
Pada kontras nilai kedua kelompok perlakuan terdapat nilai p-value yaitu
0,000. Jika dibandingkan dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka
p-value 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara
nyata antara kelompok gaya mengajar latihan dengan kelompok gaya mengajar
komando serta nilai belajar renang gaya bebas kelompok mahasiswa yang dilatih
dengan gaya mengajar latihan lebih unggul/tinggi dari pada nilai kelompok yang
dilatih dengan gaya mengajar komando pada mahasiswa Pendidikan Olahraga
STKIP Kusumanegara Jakarta.
Percaya diri merupakan kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak
terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan
tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain,
memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri
sendiri. Dapat digambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki
ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan
orang lain, optimis dan gembira.
Pada waktu perkuliahan pembelajaran renang gaya bebas mahasiswa merasa
optimis dan gembira ketika masuk jam kuliah renang dan melangkah menuju kolam
renang tanpa ada nya beban rasa ketidak percayaan diri terhadap kemampuannya
sendiri. Mahasiswa mengenal diri sendiri dan memiliki suatu sikap dan keyakinan atas
kemampuan renang yang mereka miliki.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa percaya diri (Self
confidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya renangnya
untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh dosen dan menjadi suatu
perasaan yang yakin ketika tugas gerak renang gaya bebas diberikan, dan kemudian
bertanggung jawab terhadap aktivitas geraknya dan tidak terpengaruh oleh orang lain.
Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan
dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas
gerak, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan dalam diri yang
kuat.
Berdasarkan proses latihan belajar renang gaya bebas dengan gaya
mengajar latihan dan gaya mengajar komando kategori mahasiswa yang
berpercaya diri tinggi dapat diidentifikasi kelebihan dari kedua metode tersebut.
Kelebihan gaya mengajar latihan kategori mahasiswa berpercaya diri tinggi adalah
yaitu : (1) diberikan kemandirian dalam melaksanakan unit latihan renang gaya bebas
sehingga melatih rasa percaya diri mahasiswa itu sendiri, (2) Dosen memberikan
memberikan kebebasan kepada mahasiswa dalam belajar renang gaya bebas sesuai
dengan kemampuan mahasiswa itu masing-masing (3) Tidak terjadi tekanan latihan
dan pembelajaran yang berlebihan ketika perkuliahan renang sehingga
membangkitkan rasa percaya diri yang tinggi, (4) Mahasiswa dan dosen bisa
berkomunikasi timbal balik dalam meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas
tersebut.
Selanjutnya pada gaya mengajar komando juga mempunyai kelebihan
dalam proses belajar renang gaya bebas antara lain: 1) waktu yang sangat efisien,
dikarenakan tidak adanya unit latihan yang terlupakan, (2) Dosen telah menyiapkan
semua aspek pengajaran sesuai dengan SAP dan Silabus 3) Gaya mengajar ini
dimulai dengan tekhnik yang telah baku dan mahasiswa yang memiliki rasa percaya
tinggi dengan mudah mencontoh atau meniru yang diberikan dosen,
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dan analisis tersebut diatas,
maka peneliti merekomendasikan bahwa gaya mengajar latihan lebih tinggi
pengaruhnya dari pada gaya mengajar komando pada kategori mahasiswa yang
berpercaya diri tinggi dalam meningkatkan belajar renang gaya bebas.
6. Perbedaan Hasil Belajar renang gaya bebas Antara Gaya mengajar Latihan Kelompok Percaya diri Tinggi Dengan Gaya mengajar Periksa diri Kelompok Percaya diri Tinggi Pada Mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta (A1B1XA3B1). Hasil analisis gaya mengajar latihan dengan gaya mengajar periksa diri dilihat
berdasarkan hasil analisis varians yaitu melihat perbedaan antara kelompok yang
dilatih dengan gaya mengajar latihan dengan kelompok mahasiswa yang dilatih
dengan gaya mengajar periksa diri pada kelompok mahasiswa yang berpercaya diri
tinggi. Selanjutnya setelah melihat perbedaan antara kelompok gaya mengajar latihan
dengan gaya mengajar periksa diri kategori percaya diri tinggi maka diadakan uji lanjut
menggunakan uji t-dunnet.
Pada kontras nilai kedua kelompok perlakuan terdapat nilai p-value yaitu 0,000.
Jika dibandingkan dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka p-value
0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara nyata antara kelompok
gaya mengajar latihan dengan kelompok gaya mengajar periksa diri serta nilai
belajar renang gaya bebas kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya
mengajar latihan lebih unggul/tinggi dari pada nilai kelompok yang dilatih dengan
gaya mengajar periksa diri untuk kelompok mahasiswa yang berpercaya diri tinggi
pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta
Kelebihan gaya mengajar latihan kategori mahasiswa berpercaya diri tinggi
adalah yaitu : (1) diberikan kemandirian dalam melaksanakan unit latihan renang
gaya bebas sehingga melatih rasa percaya diri mahasiswa itu sendiri, (2) Dosen
memberikan memberikan kebebasan kepada mahasiswa dalam belajar renang gaya
bebas sesuai dengan kemampuan mahasiswa itu masing-masing (3) Tidak terjadi
tekanan latihan dan pembelajaran yang berlebihan ketika perkuliahan renang
sehingga membangkitkan rasa percaya diri yang tinggi, (4) Mahasiswa dan dosen bisa
berkomunikasi timbal balik dalam meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas
tersebut. Dengan proses gaya mengajar yang seperti itu maka memberikan efek
peningkatan percaya diri dan hasil belajar renang mahasiswa.
Pada gaya mengajar periksa diri dengan kategori mahasiswa yang memiliki rasa
percaya diri tinggi memungkinkan mahasiswa untuk belajar dengana partner atau
dalam kelompok kecil, kemudian mahasiswa tersebut menerima umpan balik
langsung dari partner atau teman dalam satu kelompok kemudian dosen juga bisa
memberikan pertanyaan-pertanyaan atau tugas gerak yang berpusat pada proses
periksa sendiri dalam pelaksanaan tugasnya.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis tersebut diatas, ternyata nilai
keterampilan mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar latihan kategori percaya
diri tinggi lebih unggul dari pada gaya mengajar periksa diri kategori percaya diri tinggi.
Maka dari itu peneliti merekomendasikan bahwa gaya mengajar latihan kategori
percaya diri tinggi lebih besar pengaruhnya dari pada gaya mengajar periksa diri
kategori percaya diri tinggi dalam upaya meningkatkan belajar renang gaya bebas.
7. Perbedaan Hasil Belajar renang gaya bebas Antara Gaya mengajar Komando Kategori Percaya diri Tinggi Dengan Gaya mengajar Periksa diri Kategori Percaya diri Tinggi Pada Mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. (A2B1xA3B1) Begitu halnya perbedaan kelompok pada kontras nilai gaya mengajar
komando kelompok percaya diri tinggi dan gaya mengajar periksa diri kelompok
percaya diri tinggi, kedua kelompok perlakuan ini mempunyai perbedaan yang
sangat signifikan. Hasil Kontras nilai kedua kelompok ini terdapat nilai p-value yaitu
0,000. Jika dibandingkan dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka
p-value 0,000 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara
nyata antara kelompok gaya mengajar komando dengan kelompok gaya mengajar
periksa diri kategori percaya diri tinggi serta Nilai belajar renang gaya bebas
kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar komando kelompok
percaya diri tinggi lebih unggul/tinggi dari pada Nilai kelompok yang dilatih dengan
gaya mengajar periksa diri kelompok percaya diri tinggi pada mahasiswa
Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta.
Semakin baik percaya diri pada umumnya semakin baik pula peluang untuk
menampilkan gerakan renang gaya bebas yang lebih baik lagi, demikian pula
sebaliknya. Oleh karena itu seseorang yang memiliki tingkat percaya diri yang baik
lebih besar peluang untuk mencapai mutu penampilan gerakan yang lebih baik dalam
jangka waktu yan singkat. Latihan-latihan memberi peluang pada mahasiswa dalam
mengeksplorasikan gerakannya. Sesuai dengan bentuk latihannya yang sebenarnya
bersifat pengulangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis tersebut diatas, ternyata nilai hasil
belajar renang mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar komando kategori
percaya diri tinggi lebih unggul dari pada gaya mengajar periksa diri kategori
mahasiwa berpercaya diri tinggi. Maka dari itu peneliti merekomendasikan bahwa
gaya mengajar komando kategori percaya diri tinggi lebih besar pengaruhnya dari
pada gaya mengajar periksa diri kategori percaya diri tinggi dalam upaya
meningkatkan belajar renang gaya bebas.
8. Perbedaan Hasil Belajar renang gaya bebas Antara Gaya mengajar latihan Dengan Percaya diri Rendah Dan Gaya mengajar Komando Dengan Percaya diri Rendah Pada Mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta (A1B2xA2B2)
Berdasarkan hasil analisis data dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai
belajar renang gaya bebas secara nyata antara kelompok gaya mengajar latihan
kategori percaya diri rendah dengan kelompok gaya mengajar komando kategori
percaya diri rendah.
Dari hasil analisis gaya mengajar pada kelompok mahasiswa yang berpercaya
diri rendah, bila diamati pelaksanaannya sama-sama menghasilkan belajar renang
gaya bebas yang baik dan benar pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP
Kusumanegara Jakarta. Hasil analisis gaya mengajar latihan dengan gaya mengajar
komando kategori mahasiswa berpercaya diri rendah dilihat berdasarkan hasil analisis
varians yaitu melihat perbedaan antara dua kelompok yang dilatih dengan gaya
mengajar latihan dengan kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar
komando ketegori mahasiswa berpercaya diri rendah.
Pada kontras nilai kedua kelompok perlakuan terdapat nilai p-value yaitu 0,412.
Jika dibandingkan dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka p-value
0,412 > 0,05 berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
tidak terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara nyata antara
kelompok gaya mengajar latihan kategori percaya diri rendah dengan kelompok gaya
mengajar komando kategori percaya diri rendah serta nilai belajar renang gaya bebas
kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar latihan kategori percaya diri
rendah lebih rendah dari pada nilai kelompok yang dilatih dengan gaya mengajar
kategori percaya diri rendah pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP
Kusumanegara Jakarta.
Sedangkan kekurangan gaya mengajar latihan pada kelompok percaya diri
rendah: (1) Diperlukan rasa percaya diri tinggi untuk bisa melakukan tugas-tugas
latihan secara mandiri. (2) Mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri rendah merasa
kesulitas jika diberikan tugas secara mandiri oleh dosennya, (3) Gaya mengajar
latihan yang diberikan kepada mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri rendah
akan memberikan dampak atau akibat mahasiswa tersebut semakin malas untuk
mengikuti perkuliahan (4) Pada dasarnya mahasiswa yang memiliki percaya diri
rendah ingin selalu dibimbing terus dalam proses pembelajaran sehingga gaya
mengajar latihan tidak cocok diberikan.
Gaya mengajar komando merupakan gaya mengajar yang menitikberatkan pada
keseragaman gerak dan menghasilkan tingkat kegiatan yang tinggi. Jika gaya
mengajar komando ini diberikan kepada mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri
rendah ini mengakibatkan tekanan atau beban tugas yang besar pada mahasiswa
yang memiliki rasa percaya diri rendah tersebut sehingga menimbulkan efek stress
yang tinggi dan pada akhirnya keberhasilan pembelajaran renang gaya bebas
tersebut sulit dicapai
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis tersebut diatas, ternyata nilai hasil
belajar renang mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar latihan kategori
percaya diri rendah lebih kecil/rendah dari pada gaya mengajar komando kategori
mahasiwa berpercaya diri rendah. Maka dari itu peneliti merekomendasikan bahwa
gaya mengajar komando kategori percaya diri rendah (A2B2) lebih besar pengaruhnya
dari pada gaya mengajar latihan kategori percaya diri rendah (A1B2) dalam upaya
meningkatkan belajar renang gaya bebas.
9. Perbedaan Hasil Belajar renang gaya bebas Antara Gaya mengajar Latihan Kategori Percaya diri Rendah Dan Gaya mengajar Periksa diri Kategori Percaya diri Rendah Pada Mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta (A1B2xA3B2) Dalam melaksanakan perlakuan/treatmen pada kelompok mahasiswa yang
berpercaya diri rendah, pendidik memberikan latihan yang ekstra dalam memberikan
materinya. Berdasarkan hasil analisis data dinyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai
belajar renang gaya bebas secara nyata antara kelompok gaya mengajar latihan yang
berpercaya diri rendah dengan kelompok metode periksa diri yang berpercaya diri
rendah.
Dari hasil analisis gaya mengajar pada kelompok mahasiswa yang berpercaya
diri rendah, bila diamati pelaksanaannya sama-sama menghasilkan belajar renang
gaya bebas pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta.
Hasil analisis gaya mengajar latihan dengan gaya mengajar periksa diri kategori
mahasiswa berpercaya diri rendah dilihat berdasarkan hasil analisis varians yaitu
melihat perbedaan antara dua kelompok yang dilatih dengan gaya mengajar latihan
dengan kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar periksa diri ketegori
mahasiswa berpercaya diri rendah.
Pada kontras nilai kedua kelompok perlakuan terdapat nilai p-value yaitu
0,0005. Jika dibandingkan dengan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka p-
value 0,0005 < 0,05 berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara nyata antara
kelompok gaya mengajar latihan percaya diri rendah dengan kelompok gaya mengajar
periksa diri kategori percaya diri rendah serta nilai belajar renang gaya bebas
kelompok mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar latihan kategori percaya diri
rendah lebih kecil/rendah dari pada nilai kelompok yang dilatih dengan gaya mengajar
periksa diri percaya diri rendah pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP
Kusumanegara Jakarta.
Sasaran gaya mengajar latihan ini berbeda sekali dengan gaya mengajar
periksa diri dimana (1) Mahasiswa berlatih tugas-tugas gerak renang gaya bebas yang
diberikan sebagaimana telah di demonstrasikan atau dijelaskan (2) Memperagakan/
Mendemonstrasikan tugas penampilan yang diberikan (3) Lama waktu pembelajaran/
latihan renang berkaitan dengan kecakapan penampilan, (4)Memiliki pengalaman dan
pengetahuan tentang hasil yang diberikan oleh dosen dalam berbagai bentuk latihan
gerak. Tetapi jika ini diterapkan kepada mahasiswa yang memiliki rasa percaya diri
rendah tentu saja ini memberikan hasil yang berbanding terbalik dan bahkan
cenderung menurun.
Sebagai salah satu contoh ketika mahasiswa tersebut diminta untuk
memperagakan/mendemonstrasikan tugas penampilan gerak renang gaya bebas
mereka merasa tidak mampu untuk menampilkan dan cenderung cemas dan takut.
Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar renang gaya bebas mereka menurun.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis tersebut diatas, ternyata nilai hasil
belajar renang mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar latihan kategori
percaya diri rendah lebih kecil/rendah dari pada gaya mengajar periksa diri kategori
percaya diri rendah. Maka dari itu peneliti merekomendasikan bahwa gaya mengajar
periksa diri kategori percaya diri rendah lebih besar pengaruhnya dari pada gaya
mengajar latihan kategori percaya diri rendah dalam upaya meningkatkan belajar
renang gaya bebas.
10. Perbedaan Hasil Belajar renang gaya bebas Antara Gaya Mengajar Komando Kategori Percaya diri Rendah Dan Gaya mengajar Periksa diri Kategori Percaya diri Rendah Pada Mahasiswa Pendidikan olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta (A2B2xA3B2). Perbedaan kelompok pada kontras nilai gaya mengajar komando kategori
percaya diri rendah dan gaya mengajar periksa diri kategori percaya diri rendah,
kedua kelompok perlakuan ini mempunyai perbedaan yang sangat signifikan. Hasil
Kontras nilai kedua kelompok ini terdapat nilai p-value yaitu 0,000. Jika
dibandingkan dengan standar signifikansi 0,05 atau 5% maka p-value 0,000 < 0,05
berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan nilai belajar renang gaya bebas secara nyata antara kelompok gaya
mengajar komando dengan kelompok gaya mengajar periksa diri kategori percaya
diri rendah serta nilai belajar renang gaya bebas kelompok mahasiswa yang dilatih
dengan gaya mengajar komando kelompok percaya diri rendah lebih kecil/rendah
dari pada Nilai kelompok yang dilatih dengan gaya mengajar periksa diri kelompok
percaya diri rendah pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara
Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis tersebut diatas, ternyata nilai hasil
belajar renang mahasiswa yang dilatih dengan gaya mengajar komando kategori
percaya diri rendah lebih kecil/ rendah dari pada gaya mengajar periksa diri kategori
mahasiwa berpercaya diri rendah. Maka dari itu peneliti merekomendasikan bahwa
gaya mengajar periksa diri kategori percaya diri rendah lebih besar pengaruhnya dari
pada gaya mengajar komando kategori percaya diri rendah dalam upaya
meningkatkan belajar renang gaya bebas.
KESIMPULAN
1) Kelompok gaya mengajar (A1) dengan kelompok gaya mengajar komando (A2)
senilai 0,002 < 0,05, berarti h0 ditolak. Dengan demikian, belajar renang gaya
bebas kelompok yang diajarkan dengan gaya mengajar latihan lebih tinggi dari
pada kelompok yang diberi gaya mengajar komando.
2) Perbedaan antara kelompok gaya mengajar latihan (A1) dengan kelompok gaya
mengajar periksa diri (A3), senilai = 0,0005 < 0,05, berarti h0 ditolak. Dengan
demikian, belajar renang gaya bebas kelompok yang diajarkan dengan gaya
mengajar latihan lebih tinggi dari pada kelompok yang diberi gaya mengajar
periksa diri.
3) Perbedaan antara kelompok gaya mengajar komando (A2) dengan kelompok gaya
mengajar periksa diri (A3), senilai = 0,344 > 0,05, berarti h0 diterima. Dengan
demikian, belajar renang gaya bebas kelompok yang diajarkan dengan gaya
mengajar komando sama dengan kelompok yang diberi gaya mengajar periksa diri
4) Pengaruh interaksi (interaction effect) fo (AB) senilai = 0,000 < 0,05 berarti h0
ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh interaksi yang sangat signifikan antar faktor A
(gaya mengajar) dan faktor B (percaya diri) terhadap belajar renang gaya bebas
pada mahasiswa tersebut
5) Perbedaan hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar dengan percaya
diri tinggi dan gaya mengajar komando dengan percaya diri tinggi (A1B1 - A2B1)
senilai 0,000 < 0,05 berarti Ho ditolak. Dengan demikian, rata-rata kelompok
mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar latihan lebih tinggi dari pada
kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar komando untuk
mahasiswa yang berpercaya diri tinggi.
6) Perbedaan hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar latihan dengan
percaya diri tinggi dan gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri tinggi (A1B1
– A3B1).senilai = 0,000 < 0,05 berarti h0 ditolak. Dengan demikian, rata-rata
kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar latihan lebih tinggi dari
pada kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar periksa diri untuk
kelompok mahasiswa yang berpercaya diri tinggi.
7) Perbedaan hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar komando
dengan percaya diri tinggi dan gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri
tinggi (A2B1 – A3B1) senilai = 0,000 < 0,05 berarti h0 ditolak. Dengan demikian,
rata-rata kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar komando lebih
tinggi dari pada kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar periksa
diri untuk kelompok mahasiswa yang berpercaya diri tinggi.
8) Perbedaan hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar latihan dengan
percaya diri rendah dan gaya mengajar komando dengan percaya diri rendah
(A1B2 - A2B2) senilai = 0,412 > 0,05 berarti h0 diterima. Dengan demikian, tidak
terdapat perbedaan rata-rata belajar renang gaya bebas antara kelompok
mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar latihan dengan kelompok
mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar komando untuk kelompok
mahasiswa yang berpercaya diri rendah.
9) Perbedaan hasil hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar latihan
dengan percaya diri rendah dan gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri
rendah (A1B2 – A3B2) senilai = 0,0005 < 0,05 berarti h0 ditolak. Dengan demikian,
rata-rata kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar latihan lebih
rendah dari pada kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar periksa
diri untuk kelompok mahasiswa yang berpercaya diri rendah.
10) Perbedaan hasil hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar komando
dengan percaya diri rendah dan gaya mengajar periksa diri dengan percaya diri
rendah (A2B2 – A3B2)senilai = 0,000 < 0,05 berarti h0 ditolak. Dengan demikian,
rata-rata kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar komando lebih
rendah dari pada kelompok mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar periksa
diri untuk mahasiswa yang berpercaya diri rendah.
Sehinga dapat disimpulkan 1) Terdapat perbedaan antara gaya mengajar
latihan dengan gaya mengajar komando terhadap hasil belajar renang gaya bebas. 2)
Terdapat perbedaan antara gaya mengajar latihan dengan gaya mengajar periksa diri
terhadap hasil belajar renang gaya bebas. 3) Tidak Terdapat perbedaan antara gaya
mengajar komando dengan gaya mengajar periksa diri terhadap hasil belajar renang
gaya bebas pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP Kusumanegara Jakarta. 4)
Terdapat pengaruh Interaksi Antara Gaya mengajar dan Percaya diri Terhadap Hasil
belajar renang gaya bebas. 5) Terdapat perbedaan hasil hasil belajar renang gaya
bebas antara gaya mengajar latihan kategori percaya diri tinggi dengan gaya
mengajar komando kategori percaya diri tinggi. 6) Terdapat perbedaan hasil hasil
belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar latihan kategori percaya diri tinggi
dengan gaya mengajar periksa diri kategori percaya diri tinggi. 7) Terdapat perbedaan
hasil hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar komando kategori
percaya diri tinggi dengan gaya mengajar periksa diri kategori percaya diri tinggi. 8)
Tidak terdapat perbedaan hasil hasil belajar renang gaya bebas antara gaya mengajar
latihan kategori percaya diri rendah dengan gaya mengajar komando kategori percaya
diri rendah. 9) Terdapat perbedaan hasil hasil belajar renang gaya bebas antara gaya
mengajar latihan kategori percaya diri rendah dengan gaya mengajar periksa diri
kategori percaya diri rendah. 10) Terdapat perbedaan hasil hasil belajar renang gaya
bebas antara gaya mengajar komando kategori percaya diri rendah dengan gaya
mengajar periksa diri kategori percaya diri rendah pada mahasiswa Pendidikan
Olahraga STKIP Kusumanegara.
Dari rangkuman diatas dapat dianalisis bahwa adanya pengaruh gaya
mengajar diantaranya mahasiswa yang diajar dengan gaya mengajar latihan, gaya
mengajar komando, dan gaya mengajar periksa diri pada mahasiswa yang
mempunyai percaya diri tinggi dan percaya diri rendah terhadap hasil belajar renang
gaya bebas. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa :adanya
pengaruh yang signifikan antara gaya mengajar dan percaya diri terhadap hasil
belajar renang gaya bebas pada mahasiswa Pendidikan Olahraga STKIP
Kusumanegara Jakarta.
SARAN
Memperhatikan kesimpulan hasil penelitian dan implikasi temuan-temuan yang
diuraikan sebelumnya, maka disarankan;
1. Gaya mengajar dan percaya diri perlu dipahami oleh setiap tenaga pendidik
(dosen) agar dalam mengajar dapat menerapkan gaya mengajar yang
disesuaikan dengan kondisi percaya diri yang dimiliki mahasiswanya dengan
karakteristik masing-masing.
2. Disarankan kepada para tenaga pengajar khususnya dosen renang, dalam
memberikan materi hasil belajar renang gaya bebas agar dapat menggunakan
gaya mengajar latihan, dikarenakan memiliki dampak yang lebih baik dari pada
gaya mengajar komando. Hasil penelitian ini memberikan masukan khususnya
mengembangkan potensi mahasiswa dalam pembelajaran renang agar dapat
berkembang secara maksimal dengan cara memilih gaya mengajar yang tepat.
3. Percaya diri rendah yang di ajar dengan menggunakan gaya mengajar komando
dan periksa diri tidak menunjukkan perbedaan hasil hasil belajar yang signifikan,
hal ini menjadikan pemikiran untuk mencari gaya mengajar yang lebih tepat
untuk meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas dengan melakukan
penelitian lebih lanjut.
4. Mahasiswa yang memiliki tingkat hasil belajar renang yang sangat rendah atau
mahasiswa remedial agar mendapat perhatian khusus dari dosen, dengan
memberikan tugas belajar mandiri.
5. Perlu diadakan penelitian atau evaluasi tentang peran dosen baik itu dalam
proses pembelajaran sampai dengan proses penilaian (assessment) agar tujuan
pembelajaran renang lebih dapat tercapai secara maksimal.
Dalam memberikan materi pembelajaran renang gaya bebas hendaknya dosen
selalu memperhatikan unsur psikologis mahasiswanya, terutama tingkat percaya diri
saat mengikuti pembelajaran. Percaya diri mahasiswa biasanya bermacam-macam,
ada yang datang hanya sekedar untuk kesenangan karena keinginan bertemu dengan
teman-temannya, dan ada juga yang masuk pada pembelajaran untuk betul-betul
pengembangan diri. Oleh karena itu disarankan kepada para tenaga pendidik agar
dapat membedakan dan mengkolaborasi bermacam-macam motif tadi untuk dijadikan
menjadi satu kumpulan motif yaitu menjadi rasa percaya diri untuk belajar, sehingga
tujuan dari pembelajaran renang yang telah disusun dapat berjalan lancar dan
tercapai tujuannya.
Bagi para dosen renang dapat menerapkan gaya mengajar terutama gaya
mengajar latihan, untuk dijadikan sebagai salah satu gaya dalam mengajar pada
cabang olahraga. Karena keterbatasan penelitian ini, baik itu dari sisi variabel,
populasi, jumlah sampel, ataupun dari segi waktu penelitian yang masih kurang, untuk
itu peneliti memperkirakan masih banyak faktor-faktor lain yang turut mendukung
terhadap peningkatan hasil belajar renang gaya bebas. Sehingga kepada siapa saja
yang berminat, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis dengan menambah
variabel lain, waktu penelitian, objek yang lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Sukur dan Dedeng Kurnia. Teknik Dasar Olahraga Renang. Jakarta:
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Dinas Olahraga dan Pemuda. 2004
Agus suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2012
Ali Imron. Belaja r dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. 1996
Anne L. Rothstein L. Research Desain & Statistics for Physical Education. New
Jerse; Prentice Hall, Inc. 1985
Anthony, R. Rahasia Membangun Kepercayaan Diri. (terjemahan Rita Wiryadi).
Jakarta: Binarupa Aksara. 1992.
Bev Hopper, Jenny Grey&Trish Maude. Teaching Physical Education in Primary
Schoo. USA and Canada: Taylor and Francis Library.2005
Bowen, D. J. & Neill, J. T. Effects of the PCYC Catalyst outdoor adventure intervention
program on youths' life skills, mental health, and delinquent behaviour. 2005
Britton W. Brewer. Sport psychology (USA:Department of Psychology Springfield
College. 2009.
Centi, P. J. Mengapa Rendah Diri . Yogyakarta. 1995.
Dedeng Kurnia dan M. Murni. Renang Prestasi. Jakarta: 1991
Dedeng Kurnia. Teknik Dasar dan Lanjutan Renang. Jakarta: IOC Olympic
Solidarity-NOC of Indonesia and National Swimming Federation Of Indonesia
Development Programe Swimming National Coaches. 2001
David Haller. Belajar Berenang. Bandung: Pioner Jaya. 1982
David, G. Thomas. Renang Tingkat Mahir. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
1996.
Dini Rosdiani. Perencanaan pembelajaran Penjas dan Kesehatan. Bandung: Alfabeta.
2013
Ega Trisna Rahayu. Strategi Pembelajaran Penjas. Bandung: Alfabeta, 2013
Ermat Suriyatna dan Adang Suherman. Renang Kompetitif Alternatif untuk
SLTP. Jakarta: Depdiknas, Dikdasmen. 2001
Ernest W. Maglischo. Swimming Faster-A Comprehensiv Guide to the Science of
Swimmin. California: May Field Publishing Company. 1993
Elizabeth B. Hurlock. Children Development Six Edition. United Kingdom: Mc.Graw
Hill Inc. 2005
FINA Handbook 2009-2013. Contitutions and Rules: Swimming, Open Water
Swimming, Diving, Water Polo, Synhcronised Swimming, Masters, Facilities,
Medical and Doping Control . Fina Office
Hamzah B. Uno. Teori motivasi & pengekuran. Jakarta: Bumi Aksana. 2008
Hergenhahn, B.R dan Matthew H. Olson, An Introduction to Theories of Learning. New Jersey: Practice Hall, Inc. 1993 Husdarta. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. 2009.
Kanisius Drajat, Z. Remaja, Harapan dan Tantangan. Jakarta : CV. Ruhama. 1994.
Kanisius Hakim. T. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Jakarta : Purwa Suara. 2002.
Komariah, N. Pengaruh Gaya Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Pasing Atas Bolavoli. PPs UNJ. 2010
Lauster, P. Test Kepribadian (terjemahan Cecilia, G. Sumekto). Yokyakarta. 1997.
Lutan, Rusli Dkk. Supervise Pendidikan Jasmani. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. 2002
Lutan, Rusli. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar dan Metode. Jakarta:Depdikbut. 1988
Monty P. Satiadarma. Dasar-Dasar Psikologi Olahraga, Jakarta ; Pustaka Sinar
Harapan. 2000.
Mosston, muska and Sara Ashworth Motor Learning and Control, Concepts and ApplicationsI. New York:McGraw-hill international Edition. 2011
Mosston, Musska and Sara Asworth, Teaching Physical Education. New York: Mac Millan College Publising Inc. 1994
Muhamad Murni. Renang. Jakarta: Diknas. 2000
Muhibbin Syah. Pengertian Belajar. http//www.ut.ac.id/ol-supp/FKIP/pgsm 3803/hakekat. htm
Naga, Dali S. Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran Pendidikan. Jakarta:
Besbats. 1992
Rahantoknam, B.E. Guru Pendidikan Jasmani Sebagai Fasilitator, Pola Sistem Opersional Pendidikan Jasmani, Sabagai Basis Pembinaan Prestasi Olahraga Indonesia Menjelang Era Globalisasi. Jakarta: 1997
Ratna Yudhawati dan Dany Haryanto, Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Prestasi Pustaka Raya. 2011
Rob Orr, C dan Jane B. Tyler. Dasar-dasar Renang. Bandung: Penerbit Angkasa
Bandung. 1994
Robert.N. Singer. Motor Learning And Human Performance.Florida State University.
The macmillan Company Linier: London.1986.
Santoso Giriwijoyo Dkk. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB Bandung. 2005
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia. 2010
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006
Sudibyo, Setyobroto. Psikologi Olahraga, Jakarta : UNJ. 2002.
Sudjana, Nana dan Daeng Arifin. Cara Belajar Siswa aktif dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Sinar Baru. 1988
Sudjana, Nana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 1992
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
2009
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2010
Sukmadinata, Nana Syaodiah. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003
Supandi. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. 1992
Syaiful Bahri Djamal dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006 Tangkudung, James. Pembinaan Prestasi Olahraga Edidisi ke 1 dan 2. Jakarta:
Cerdas Jaya, 2012.
Tangkudung, James. Macam-Macam Metodologi Penelitian Uraian dan Contonya.
Jakarta. 2015.
Tjiang, O.S. dan Tarigan, M. Renang. Jakarta: Keng Po. 1956
Tudor O. Bompa dan Gregory Haff. Periodization Teory and Methodology Of Training. United States: Human Kinetics. 2004
UU No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003
Widiastuti, Belajar Keterampilan Gerak. Jakarta: 2013
Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: 2011
Yusup Adisasmita. Stategi Instruksional Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: PPs IKIP Jakarta. 1997
Zainal arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2011