survey gulma kel 3 2003-1

20
SURVEY GULMA PERKEBUNAN SALAK PONDOH DI DESA GEDONG TATAAN (Laporan Survey Praktikum Ilmu danTenikPengendalianGulma) Oleh : Kelas C Kelompok 3 Ika Rachma Pangesti 1114121106 Keman M. Fahmi 1114121116 Lilis Ratnawati 1114121119 Mufli Hatus Salama 1114121135 Nikmatul Amaliah 1114121140

Upload: arman-syah

Post on 19-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

SURVEY GULMA PERKEBUNAN SALAK PONDOH DI DESA GEDONG TATAAN

(Laporan Survey Praktikum Ilmu danTenikPengendalianGulma)Oleh :

Kelas CKelompok 3

Ika Rachma Pangesti

1114121106Keman M. Fahmi

1114121116Lilis Ratnawati

1114121119

Mufli Hatus Salama

1114121135Nikmatul Amaliah

1114121140

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2013I. PENDAHULUAN1.1LatarBelakang

Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia terdapat berbagai varietas salak diantaranya: salak pondoh, salak swaru, salak enrekang, salak gula pasir, salak bali, salak padang sidempuan, salak gading ayu, salak pangu, salak sibakua, salak sangata, salak condet, salak manonjaya, salak kersikan, salak bongkok. Salak pondoh memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi, kadar gula yang lebih tinggi serta kadar asam yang lebih rendah dibanding dengan jenis salak lain (RedaksiAgromedia, 2007). Rata-rata kadar vitamin C dalam salak pondoh adalah 19,63 mg per 100 gr, kadar gula reduksi sebesar 21,72 persen, kadar asam adalah 4,93 mg per 100 gr, dengan rasio gula asam adalah 3,93. Salak pondoh juga mempunyai keunggulan disbanding dengan salak lain, dari segi rasa salak pondoh memiliki rasa yang manis dan tidak sepet saat masih muda, dan daya simpan yang lebih lama karena buah salak pondoh tergolong buah yang berpolarespirasi non klimaterik yang memiliki umur penyimpanan yang relative lebih lama dimana salak pondoh mulai membusuk setelah 13 hari penyimpanan pada suhu kamar (Santoso, 1990).

Dalampengolahangulma di dalam perkebunan salak pondoh ini berbeda dengan pengendalian di beberapa perkebunan pada umumnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui cara pengolahan gulma yang dilakukan di kebun salak pondoh ini dilakukan kunjungan lapang (survey).1.2Tujuan

1. Mengetahui jenis gulma yang ada di dalam perkebunan salak pondoh.2.Mengetahui cara pengolahan gulma-gulma tersebut.

III. METODOLOGI PENELITIAN2.1Alat dan BahanAdapun alat yang digunakan dalam survey gulma ini yaitu borang yang berisi pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber, alat tulis, dan kamera untuk dokumentasi.

2.2Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja atau langkah-langkah yang di lakukan pada saat survey yaitu :

1.Dilakukan penentuan komoditas tanaman yang akan disurvey.2.Dilakukan survey ke tempat komoditas yang sudah ditentukan.3.Dilakukan wawancara atau mengajukan pertanyaan sesuai dengan borang

pertanyaan yang telah disiapkan.4.Dilakukan dokumentasi dan dicatat informasi yang didapat.5.Dilaporakn hasil survey dalam bentuk laporan.II. TINJAUAN PUSTAKA2.1Tanaman Salak PondohKomoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia terdapatberbagai varietas salak diantaranya: salak pondoh, salak swaru, salak enrekang, salak gula pasir, salak bali, salak padang sidempuan, salak gadingayu, salak pangu, salak sibakua, salak sangata, salak condet, salak manonjaya, salak kersikan, salak bongkok. Diantara berbagai jenis serta varietas salak tersebut, varietas salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, dan gula batu atau bali mempunyai nilai komersial yang tinggi, sehingga varietas tersebut ditetapkan oleh pemerintah sebagai varietas unggul untuk dikembangkan (Deptan, 2013).Salak pondoh memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi, kadar gula yang lebih tinggi serta kadar asam yang lebih rendah dibanding dengan jenis salak lain (Redaksi Agromedia, 2007).Salak pondoh juga mempunyai keunggulan dibanding dengan salak lain, dari segi rasa salak pondoh memiliki rasa yang manis dan tidak sepet saat masih muda, dan daya simpan yang lebih lama karena buah salak pondoh tergolong buah yang berpola respirasi non klimaterik yang memiliki umur penyimpanan yang relative lebih lama dimana salak pondoh mulai membusuk setelah 13 hari penyimpanan pada suhu kamar (Santoso, 1990).

2.2Gulma Pada Tanaman Salak Pondoh

2.2.1Anting-anting (AcalyphaindicaL.)Anting-anting merupakan gulma yang sangat umum ditemukan sebagai tumbuhan liar di pinggir jalan, lapangan rumput maupun lereng gunung. Herbasemusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, panjang 2-8 cm, lebar 1,5- 3,5 cm, berwarna hijau, bunga majemuk, berkelamin satu, keluar dari ketiak daun, kecil-kecil dalam rangkaian berbentuk bulir, buah nyakotak, bulat, hitam. Biji bulat panjang, berwarna coklat. Akarnya tunggang, berwarna putih kotor. Anting-anting ini dapat diperbanyak dengan biji (Dalimartha 2006).

Daun, batang, dan akar tanaman ini mengandung saponin dan tanin. Batangnya juga mengandung flavonoid dan daunnya mengandung minyak atsiri. Bagian yang digunakan adalah seluruh bagian tumbuhan sebagai obat, baik dalam bentuk kering atau segar. Herba ini bermanfaat sebagai anti radang, antibiotik, diuretik, pencahar, dan penghenti pendarahan (Dalimartha 2006).2.2.3Asystasia gangeticaAsystasia gangetica ssp. Micrantha dikategorikan kedalam golongan herba yang dapat tumbuh tegak hingga 0.5m atau merayap hingga menutupi tanaman lain. Penampang batang berbentuk segi empat, rapuh dan beruas-ruas, serta ditumbuhi rambut yang tersebar secara acak. Masing-masing ruas dapat membentuk perakaran baru apabila terjadi kontak dengan tanah yang cukup lembab. Daun tumbuh berpasangan dan saling berhadapan, berbentuk oval, bertepian rata dengan ujung daun yang meruncing dan pangkal daun yang membulat. Ukuran daun bervariasi mulai dari 6.45 x 25.5 mm hingga 152.4 x 76.2 mm dengan panjang tangkai daun hingga 50.8 mm. Tandan bunga majemuk muncul dari ujung batang atau ketiak daun, tidak bercabang, braktea kecil, dan kelopak lanset dengan panjang sekitar 3-50 mm. Mahkota berbentuk seperti lonceng. berwarna putih dengan panjang 20-25 mm. Bibir bawah mahkota bunga tertekuk dengan sepasang bercak ungu yang saling berhadapan. Buah berbentuk kapsul dengan panjang sekitar 25-35 mm. Tiap kapsul buah berisi 4 biji yang berwarna coklat kehitaman pada saat matang. Kapsul biji akan mengering dan pecah pada saat buah matang, dan biji akan terlempar keluar. Produksi biji A. gangetica subsp. micrantha diperkirakan mencapai 27 juta per hektar. Setelah berkecambah, tanaman akan tumbuh dengan cepat dan menginvasi area disekitarnya. Tunas baru dapat tumbuh dari pangkal ruas-ruas batang. Tiap tunas dapat membentuk percabangan baru dan tumbuh menjadi tanaman baru saat menyentuh tanah. Tunas-tunas baru akan terus terbentuk hingga menekan pertumbuhan tanaman disekitarnya (Othman, 1993).sp. micrantha (Nees)

)2.2.4Teki Cyperus kylingiaCyperus kyllingia (rumput teki) merupakan tanaman monokotil yang biasa tumbuh di tanah kosong dan tepi jalan. Tanaman ini ternasuk dalam famili Cyperaceae memiliki perawakan pendek, infloresens terminal dan mudah tumbuh daun. Eleusine indica (jukut jampang) merupakan tanaman monokotil yang biasa tumbuh di tepi jalan, kebun dan ladang. Tanaman ini termasuk dalam famili

Gramineae, bercabang banyak, dan daun berbentuk seperti mata pisau panjang. Rottboellia exaltata (jukut kikisan) merupakan tanaman monokotil yang biasa tumbuh di daerah tropis. Tanaman ini tergolong dalam famili Cyperaceae. Ketiga jenis tanaman ini merupakan jenis dari rumput-rumputan liar yang biasa menjadi gulma pada tanaman padi dan tumbuh di tepi jalan (Soerjani, 1987).2.2.5Gulma Paku-pakuan(Davallia denticulata)Davallia denticulata mempunyai ciri rimpang yang panjang-merayap, berdiameter sekitar 5 mm.seluruh bagian rimpangnya bersisik padat; sisik berbentuk bulat telur dan mengalami penyempitan menuju ujung, ekor paten,pada bagian dasar mempunyai panjang dan lebar sekitar 1,5 mm. pada bagian belakang,mempunyai bentuk lurus dengan ukuran 0,2 sampai 5 mm dan berwarna coklat hingga coklat tua. Sisik berada di pinggir.Stipe berwarna coklat, tereta, sampai dengan 40 cm, gundul.Lamina subtriangular, secara bertahap mengalami penyempitan menuju puncak acuminate. Sorinya kecil, bearda di bagian pinggir. Indusial berbentuk cangkir dengan ukuran 0,4 mm sampai 0,7 mm (Anonim, 2012)IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1Hasil Berdasarkan isi borang pertanyaan yang disiapkan didapat hasil sebagai berikut :1.Data Pemilik Kebun Nama Pemilik Kebun

:Pak Giman

Umur

:40 tahun

Pendidikan

:Tamatan SMA

Luas Lahan

:3.5 ha

Lokasi

:Gedong tataan, Kab. Pesawaran.2.Data Komoditas dan Teknik Budidaya

Pola Tanam

:Monokultur

Varietas

:Salak PondohJarak Tanam

:2x3 mJenis Pupuk

:Kompos (dari tanaman salak sendiri)

Biaya Produksi

: Rp 25 juta

Harga Jual

:Rp 8000 (ukuran besar) dan Rp 5000 (ukuran kecil).Penghasilan per Panen:Rp 50 juta/bulan3.Data Gulma

Jenis Gulma

: Anting-anting (Acalypha indica L.),

Cyperus kyllingia, Gulma paku-pakuan

Davallia denticulate, dan Asystasia

gangetica. Gulma dominan

: Gulma pakuan-pakuan.

4.Pengendalian gulma

Cara Pengendalian:Dengan mekanik dan pupuk herbisida.

4.2PembahasanPada kunjugan lapang komoditas tanaman salak yang terletak di daerah Gedong Tataan kabupaten Pesawaran. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui jenis gulma dan bagai mana cara pengendaliannya. Pada pengamatan yang kami lakukan terdapat 4 jenis gulma yang lebih dominan yaitu Anting-anting (Acalypha indica L.), Cyperus kyllingia, Gulma paku-pakuan, dan Asytasia sp.Menurut sumber yang kami temui yaitu bapak Giman pada perkebunan salak yang beliau kelolah bahwa hanya terdapat beberapa jenis gulma. Sehingga tidak terlalu difokuskan untuk pengendaliannya. Biasanya jika terdapat gulma hanya di lakukan pengendalian secara mekanik yaitu mencabut gulma yang ada disekitarnya. Pak Giman tidak melakukan pengendalian secara kimia. Hal ini disebabkan oleh gulma yang terdapat dipertanaman pun sedikit. Pengendalian secara manual dengan di kored atau dicangkul pun sudah memadai. Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, di kored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.6V. KESIMPULANAdapun kesimpulan yang diambil dari survey ini yaitu :1. Terdapat 4 jenis gulma pada tanaman salak pondoh yang lebih dominan yaitu Anting-anting (Acalypha indica L.), Cyperus kyllingia, Gulma paku-pakuan, dan Asytasia sp.2. Pengendalian gulma dilakukan secara mekanik yaitu dengan mencabut atau menggunakan alat seperti koret atapun sabit.DAFTAR PUSTAKAAnonim a. Gulma paku-pakuan. http://susantievi.wordpress.com/2012/06/.

Diakses 25 November 2013 pukul 22.00Deptan.2013.Budidaya Salak Pondoh. budidaya-salak-pondoh-8094" http://epetani.deptan.go.id/budidaya/\

budidaya-salak-pondoh-8094. Diakses 25 November 2013 pukul 22.00

Dalimartha S. 2006. ResepTumbuhanObatuntukAsamUrat. Bogor:Penebar Swadaya.

RedaksiAgromedia. 2007. BudidayaSalak. AgromediaPustaka. Jakarta.Santoso, H.B. 1990. Salak Pondoh. PenerbitKanisius. Yogyakarta.Soerjani ,1987. Formulasi Herbisida Lepas Terkendali: Suatu Upaya

Efikasi dan Efisiensi. Lingkungan dan Pembangunan 7: 1-5Othman, S. 1993. Asystasia intrusa (BI.). Weed Info Sheer No. 16. Seawic Seameo Biotrop.LAMPIRAN