surat b4t
DESCRIPTION
Suratt Permohonan Pengujian BetonTRANSCRIPT
![Page 1: Surat B4T](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022050621/5695d01e1a28ab9b029107db/html5/thumbnails/1.jpg)
![Page 2: Surat B4T](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022050621/5695d01e1a28ab9b029107db/html5/thumbnails/2.jpg)
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. DEPARTEMEN SIPIL UMUM 2 – DIVISI OPERASI 3
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES GEDE BAGE 1
Jl. Pinus VII No. 28, Perum Bumi Adipura 4, Kelurahan Rancabolang, Kec. Gede Bage, Kota Bandung,Telepon 022-
87529771, Fax 022-87529315
LAMPIRAN 1 (Komposisi Pengujian Material)
1. Pengujian Aggregat Halus
a. Analisa saringan agregat halus menurut JIS A 1102 (Method of Test for Sieve
Analysis of Aggregate and Fineness Modulus) atau AASHTO T 27.
b. Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm menurut JIS
A 1103 (Uji Material Agregat yang lewat saringan 0,074 mm), atau AASHTO T
11.
c. Pengujian AASHTO T 104 (Sulfate Soundness Test).
d. AASHTO T 21 (Metode Uji Kotoran Organik dalam Pasir) atau JIS A 1105.
2. Pengujian Agregat Kasar
a. Analisa saringan agregat kasar menurut JIS A 1102 (Metode Uji Analisa
Saringan Agregat) atau AASHTO T 27
b. Pengujian Abrasi dengan mesin Los Angeles (AASHTO T 96)
c. Pengujian dengan Sodium Sulfat dan Magnesium Sulfat (AASHTO T104)
d. Pengujian untuk partikel yang halus menurut JIS A 1126 (Metode Uji untuk
Partikel Halus dalam Agregat Kasar dengan menggunakan Scratch Tester), atau
AASHTO T 112.
e. Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm menurut JIS
A 1103 (Metode Tes Jumlah Material yang Lewat Saringan 0,074 mm dalam
Agregat)
![Page 3: Surat B4T](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022050621/5695d01e1a28ab9b029107db/html5/thumbnails/3.jpg)
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. DEPARTEMEN SIPIL UMUM 2 – DIVISI OPERASI 3
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES GEDE BAGE 1
Jl. Pinus VII No. 28, Perum Bumi Adipura 4, Kelurahan Rancabolang, Kec. Gede Bage, Kota Bandung,Telepon 022-
87529771, Fax 022-87529315
LAMPIRAN 2 (SPESIFIKASI JALAN TOL –APRIL 2015- Indonesia)
Pengujian Material Beton
(e) Agregat Halus
(i) Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir alam atau, bila
disetujui Konsultan Pengawas, material lembut lainnya dengan sifat
sama, mempunyai butir yang bersih, keras dan awet, serta harus bersih
dan bebas dari debu, lumpur, lempung, bahan organik, dan kotoran
lainnya, dalam jumlah melebihi batas toleransi.
(ii) Agregat halus harus bergradasi merata dan harus memenuhi ketentuan
gradasi sebagai berikut :
Gradasi Agregat Halus
Ukuran saringan (mm) Kumulatif presentase berat
yang lolos
9,5
4,75
2,36
1,18
0,600
0,300
0,150
100
95 - 100
80 - 100
50 - 85
25 - 60
10 - 30
2 - 10
Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut JIS A 1102
(Method of Test for Sieve Analysis of Aggregate and Fineness Modulus)
atau AASHTO T 27.
Ketentuan gradasi di atas merupakan batas ekstrim yang harus
digunakan dalam menentukan kesesuaian material dari setiap sumber.
Gradasi material dari satu sumber tidak boleh berlainan komposisi
melebihi batas ketentuan. Untuk menentukan kadar keseragaman
gradasi, harus dibuat suatu penentu modulus kehalusan untuk contoh
masing-masing sumber, dan diajukan oleh Kontraktor.
Bila modulus kehalusan berbeda-beda lebih dari 0.20 dari nilai yang
digunakan untuk menentukan perbandingan campuran beton, maka
agregat halus itu harus ditolak, kecuali bila perbandingan campuran
disesuaikan, dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
(iii) Kadar zat yang mengganggu dalam agregat halus tidak boleh melebihi
batas yang ditentukan dalam Tabel 10-1-2. Terhadap zat pengganggu
![Page 4: Surat B4T](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022050621/5695d01e1a28ab9b029107db/html5/thumbnails/4.jpg)
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. DEPARTEMEN SIPIL UMUM 2 – DIVISI OPERASI 3
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES GEDE BAGE 1
Jl. Pinus VII No. 28, Perum Bumi Adipura 4, Kelurahan Rancabolang, Kec. Gede Bage, Kota Bandung,Telepon 022-
87529771, Fax 022-87529315
lainnya yang tidak tercakup dalam tabel itu, harus ditentukan cara
penanganannya dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.
Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm harus
dilakukan menurut JIS A 1103 (Uji Material Agregat yang lewat
saringan 0,074 mm), atau AASHTO T 11.
(iv) Kekerasan agregat halus harus memenuhi kehilangan berat tidak lebih
dari 10 % bila diuji dengan sodium sulfat atau 15 % dengan magnesium
sulfat melalui pengujian AASHTO T 104 (Sulfate Soundness Test).
Tabel 10-1-2Sifat Agregat Halus
Batas Zat Pengganggu dalam Agregat Halus (% Berat)
Zat Maksimum
Gumpalan Lempungdan partikel yang mudah pecah
(AASHTO T 112)
Material yang lebih halus dari Saringan
0,075 mm : Beton yang akan mengalami abrasi Beton
lainnya.
Material yang mengapung dalam cairan dengan
Specific gravity 1,95
3,0
3,0 1)
5,0 1)
0,5 2)
Keterangan : 1)
Untuk agregat pecah, bila material yang lebih halus dari saringan/pengayak 0,075
mm terdiri dari debu dengan patokan yang bersih dari lempung atau serpihan,
persentase ini dapat dinaikkan sampai 5 dan 7. 2)
Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan dari ampas tanur tinggi.
(v) Semua agregat halus harus bersih dari kotoran organik. Penentuan
kandungan kotoran organik dalam pasir alam dilakukan menurut
AASHTO T 21 (Metode Uji Kotoran Organik dalam Pasir) atau JIS A
1105. Apabila agregat yang harus diuji menunjukkan warna yang lebih
gelap dari warna standar berdasarkan colourmetric test, harus ditolak.
Tetapi, pasir yang tidak memenuhi ketentuan di atas masih dapat
digunakan, dengan syarat, kuat tekan contoh adukan yang menggunakan
pasir tersebut lebih dari 95% kekuatan pada adukan dengan pasir yang
sama yang dicuci dengan larutan 3% sodium hidroksida dan kemudian
dicuci dengan air, serta disetujui oleh Konsultan Pengawas. Umur
contoh adukan yang harus diuji adalah 7 hari dan 28 hari, untuk semen
Portland normal.
![Page 5: Surat B4T](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022050621/5695d01e1a28ab9b029107db/html5/thumbnails/5.jpg)
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. DEPARTEMEN SIPIL UMUM 2 – DIVISI OPERASI 3
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES GEDE BAGE 1
Jl. Pinus VII No. 28, Perum Bumi Adipura 4, Kelurahan Rancabolang, Kec. Gede Bage, Kota Bandung,Telepon 022-
87529771, Fax 022-87529315
Kekuatan Tekan contoh adukan harus ditentukan menurut AASHTO T
71, “Pengaruh Kotoran Organik dalam Agregat Halus terhadap kekuatan
adukan”.
(f) Agregat Kasar
(i) Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu material berikut
: batu pecah, kerikil, ampas tanur tinggi, atau material lembam lainnya
yang disetujui dengan sifat yang sama, mempunyai dengan sifat yang
sama, mempunyai butir-butir yang bersih, keras dan awet.
(ii) Agregat kasar harus bersih dan bebas dari butiran-butiran yang panjang
atau bulat, bahan organik dan bahan pengganggu lainnya dalam
melebihi batas toleransi.
(iii) Agregat kasar harus bergradasi merata dan harus memenuhi ketentuan
gradasi berikut ini :
Gradasi Agregat Kasar
Ukuran Jumlah yang lebih halus dari saringan Standar
Agregat
Kasar
(mm)
masing-masing Persentase berat (JIS A 1102) / AASHTO T 27
100
mm 80
mm 60
mm 50
mm 40
mm 25
mm 20
mm 15
mm 10
mm 5
mm 2,5 mm
50-5 - - 100 95-100 - 37-70 - 10 -35 - 0 - 5 -
40-5 - - - 100 95-100 - 35-70 - 10-30 0-5 -
25-5 - - - - 100 95 -100 - 30 -70 - 0 - 10 0 - 5
20-5 - - - - - 100 90 -100 - 20 - 55 0 - 10 0 - 5
15-5 - - - - - - 100 90 -100 40 - 70 0 - 15 0 - 5
80-40 100 90-100 45-70 - 0-15 - 0 - 5 - - - -
60-40 - 100 90 -100 45-70 0-15 - 0 - 5 - - - -
50-25 - - 100 90 -100 35-70 0 -15 - 0-5 - - -
40-20 - - - 100 90 -100 20 - 55 0 - 15 - 0 - 5 - -
Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut JIS A 1102
(Metode Uji Analisa Saringan Agregat) atau AASHTO T 27. Dalam
menetapkan ukuran maksimum batuan harus selalu mempertimbangkan
jarak bersih antar tulangan pada setiap struktur beton.
(iii) Agregat kasar harus mempunyai ketahanan abrasi dengan
mesin Los Angeles tidak lebih dari 30 % sesuai dengan pengujian
AASHTO T 96 dan kekekalan agregat tidak lebih dari 12 % dengan
sodium sulfat atau tidak lebih dari 18 % dengan magnesium sulfat
sesuai dengan pengujian AASHTO T 104 .
![Page 6: Surat B4T](https://reader034.vdocuments.site/reader034/viewer/2022050621/5695d01e1a28ab9b029107db/html5/thumbnails/6.jpg)
PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. DEPARTEMEN SIPIL UMUM 2 – DIVISI OPERASI 3
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN AKSES GEDE BAGE 1
Jl. Pinus VII No. 28, Perum Bumi Adipura 4, Kelurahan Rancabolang, Kec. Gede Bage, Kota Bandung,Telepon 022-
87529771, Fax 022-87529315
(iv) Kadar zat pengganggu dalam agregat kasar tidak boleh
melebihi batas dalam Tabel 10-1-3. Penanganan zat penganggu lebih
yang tidak tercakup dalam tabel itu harus ditentukan berdasarkan
petunjuk Konsultan Pengawas.
Tabel 10-1-3 Sifat Agregat Kasar
Batas kadar zat Pengganggu dalam Agregat Kasar (Persentase Berat)
Zat Maksimum
-
-
-
Gumpalan Lempungdan partikel yang mudah pecah
(AASHTO T 112)
Material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm :
Material yang mengapung dalam cairan, dengan
specific gravity 1,95
2,0
1,0 1)
1,0 2)
Keterangan : 1) Untuk agregat pecah, bila material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm terdiri dari
debu yang butirannya bersih dari lempung dan serpihan (shale), maka persentase ini dapat
dinaikkan menjadi 1,5.
2) Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan dari ampas tanur tinggi.
(v) Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm harus
dilakukan menurut JIS A 1103 (Metode Tes Jumlah Material yang
Lewat Saringan 0,074 mm dalam Agregat), atau AASHTO T 11.
Pengujian untuk partikel yang halus harus dilakukan menurut JIS A
1126 (Metode Uji untuk Partikel Halus dalam Agregat Kasar dengan
menggunakan Scratch Tester), atau AASHTO T 112.
(g) Pengujian Agregat
Sebelum digunakan, hasil uji agregat dari setiap sumber harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Uji agregat yang sedang digunakan harus berdasarkan
perintah Konsultan Pengawas.