studi rumah limas di kota palembang
TRANSCRIPT
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 1/49
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Di kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, salah satu jenis rumah tradisional
yang dimiliki oleh masyarakat setempat adalah Rumah Limas. Rumah ini disebut
demikian karena bentuk atapnya yang menyerupai limas atau piramida terpenggal.
Rumah Limas merupakan rumah tradisional yang telah ada sejak masa lampau. Rumah
Limas terkenal karena corak, dan bentuk kepadatan seni ukir didalamnya juga disertai
dengan kemilauan warna cat parado emas, serta penataan ruang yang mencerminkan
tingginya tingkatan budaya suku bangsa yang memilikinya (Heryani, 1994:2). Pada
mulanya, fungsi rumah Limas adalah sebagai tempat kediaman bangsawan atau
golongan priayi. rumah Limas dibuat seperti rumah panggung, hal ini dikarenakan
kondisi lahan di Palembang merupakan daerah yang cenderung digenangi air, banyak
terdapat anak-anak sungai Musi yang berada di dalam kota. Sebelum masa kolonial,
rumah berorientasi ke sungai, akan tetapi setelah kolonial membangun jalan, maka
rumah menghadap ke ruas jalan.
Secara garis besar Rumah Limas terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian depan,
bagian tengah dan bagian belakang. Pada bagian depan biasanya terdapat dua tangga
yang dipasang pada sisi kanan dan dan kiri dengan anak tangga berjumlah ganjil.
Bagian dalam berupa pelataran yang luas. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan
berkumpul jika ada perhelatan. Ruang tamu sekaligus menjadi “ruang pamer” untuk
menunjukkan kemakmuran pemilik rumah. Bagian dinding ruangan dihiasi dengan
ukiran bermotif flora yang dicat dengan warna keemasan. Ruang bagian belakangdigunakan sebagai dapur yang digunakan sebagai tempat memasak dan tempat
menyimpan bahan-bahan makanan yang tersedia.
Makna rumah Limas bagi kota Palembang dan masyarakatnya menjadi sangat
menarik untuk dieksplorasi. Rumah Limas menjadi salah satu saksi dalam pergerakan
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 2/49
adat dan istiadat di Kota Palembang. Rumah Adat merupakan identifikasi mutlak
sebagai sebuah perwujudan identitas budaya dan kebudayaan sebuah bangsa atau etnis
yang menempati sebuah kawasan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengkaji rumah
limas dalam beberapa aspek kegiatan eksplorasi yang dilakukan untuk kembali
mengingat dan melestarikan rumah Limas di Kota Palembang.
1.2. PERMASALAHAN
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah:
1. Bagaimanakah kajian gubahan massa yang ada pada rumah limas Palembang
dan apa saja makna terkait bentukannya?
2. Bagaimanakah bentukan fungsional dari dalam rumah limas Palembang dan
hubungannya terhadap aspek sejarah dan budaya Palembang?
3. Apa saja unsur dekoratif khas yang ada pada rumah limas Palembang dan
bagaimanakah makna yang terkandung di dalamnya?
4. Bagaimanakah sistem struktur dan konstruksi yang bekerja pada rumah limas
Palembang?
1.3. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini adalah:
1. Mengetahui lebih mengenai kajian bentukan gubahan massa bangunan rumah
limas Palembang dan unsur filosofis yang ada pasa masa bangunannya
2. Memahami lebih jauh bentukan ruang dan makna yang ada di dalam rumah
limas Palembang
3. Mengetahui jenis unsur dekoratif yang khas pada rumah limas dan memahami
arti dari setiap ornament tersebut
4. Mengetahui dan memahami sistem struktur dan konstruksi yang bekerja pada
rumah limas
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 3/49
1.4. METODOLOGI
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan penulis
adalah:
- Waktu : 17 April 2015
- Tempat : Jl. KH Azhari, Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan
1.5. SUMBER DATA
Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, penulis perlu mencari sumber-sumber
data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data-data tersebut, penulismenggunakan
beberapa metode, di antaranya:
1. Studi lapangan (observasi), dilakukan dengan penelusuran langsung kelapangan
dimana studi kasus yang diangkat akan dibaha, yaitu rumah limas kediaman ibu
Musnah
2. Wawancara, dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait serperti pemilik rumah
ataupun keturunannya sekarang
3. Tinjauan Pustaka melalui buku dan jurnal terkait rumah tradisional khususnya
rumah limas serta melalui internet.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 4/49
BAB II
TINJAUAN UMUM RUMAH LIMAS
2.1. TINJAUAN GEOGRAFIS
Palembang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dan secara
geografis terletak antara 2°52′ sampai 3°5′ Lintang Selatan dan 104°37′ sampai
104°52′ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan air laut. Luas
wilayah Kota Palembang sebesar 400,61 km2 yang secara administrasi terbagi atas 16
kecamatan dan 107 kelurahan. Kota Palembang merupakan ibukota Propinsi Sumatera
PETA LOKASI.
sumber : www.google.co.id/Peta+Indonesia/-Peta+Sumatera/-Peta+Palembang/
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 5/49
Selatan dengan batas wilayah yaitu di sebelah utara, timur dan barat dengan Kabupaten
Banyu Asin; sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim.
Menurut www.palembang.go.id,
“Keadaan alam kota Palembang merupakan daerah tropis lembah
nisbi, dengan suhu rata-rata sebagian besar wilayah Kota Palembang 21° –
32° Celsius, curah hujan 22 – 428 mml per tahun. Dari segi kondisi hidrologi,
Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi dua bagian besar disebut
Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Pada aliran sungai-sungai tersebut ada yang
dibangun kolam retensi, sehingga menjadi bagian dari sempadan sungai. Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Pada musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air
Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota
Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik, artinya
merupakan ranting pohon. Pola aliran sungai seperti ini mencerminkan
bahwa, daerah yang dialiri sungai tersebut memiliki topografi mendatar.”
PETA LOKASI.sumber :
https://www.google.co.id/maps/search/Jl.+K.H.+Azhari,+9%2F10+Ulu,+South+Sumatra/
FOTO KEADAAN RUMAH LIMAS YANG DISURVEY.Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 6/49
Lokasi Kota Palembang yang disurvey berada di kawasan 9-10 Ulu. Lokasi ini
masih sangat kental terasa suasana khas tradisional Kota Palembang, tepatnya di Jalan
KH. Azhari. Rumah limas yang disurvey berada di dalam salah satu lorong dan
mengarah ke dekat sungai. Kondisi tanah di sekitar bangunan merupakan kondisi
rawa-rawa dengan banyaknya air yang menggenang di bawah bangunan, mungkin hal
ini dikarenakan adanya kedekatan lokasi dengan wilayah sekitar sungai. Jalanan
menuju ke lokasi dan di sekitar lokasi sudah menggunakan cor beton yang ditinggikan
sehingga tidak terganggu oleh keadaan rawa di sekitarnya.
2.2. Tinjauan Sosial Budaya
Kawasan di Jl KH. Azhari ini masih termasuk ke dalam kawasan Kampung Arab
sehingga masyarakat yang tinggal disini masih merupakan keturunan campuran
Arab-Indonesia. Tak jarang pula beberapa keluarga di kawasan ini masih merupakan
kerabat dan sanak saudara dari satu keturunan yang sama. Beberapa keluarga bahkan
memiliki marga Arab di belakang namanya, seperti Al-Habsyi, Sahab,dan lain-lain.
Hubungan sosial di dalam masyarakat di kawasan ini cukup terlihat ketika usai pelaksanaan sholat Jumat (saat survey dilaksanakan adalah pada hari Jumat). Ketika
usai shalat Jumat, kaum laki-laki khususnya yang berusia tua memiliki kebiasaan
berkumpul di salah satu rumah. Pada hari itu kebetulan rumah yang digunakan adalah
rumah yang disurvey. Kaum laki-laki berkumpul menghabiskan waktu sepulang dari
SAAT KAUM LAKI-LAKI BERKUMPULSEUSAI SHALAT JUMAT
sumber : Dokumentasi Pribadi. 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 7/49
masjid dengan bersantai sambil mengobrol dan bersenda gurau. Biasanya tempat yang
dijadikan area berkumpul adalah area di bawah rumah panggung dan teras. Sedangkan
sosialisasi bagi kaum perempuan biasanya lebih terjadi di dalam rumah dalam satu
keluarga itu saja. Umumnya mereka berkumpul di area belakang rumah yaitu di dapur,
sembari memasak dan menyiapkan makanan.
2.3 POTENSI RUMAH LIMAS DI KAWASAN 9-10 ULU
Potensi rumah tradisional di kawasan ini tidak begitu banyak. Menurut
narasumber yang kami wawancara hanya terdapat lima sampai enam rumah limas di
kawasan ini. Bangunan rumah limas di kawasan ini masih terjaga seperti aslinya bahkan bagian luar rumah tidak direnovasi dan tidak diperbagus lagi. Bagian yang
mengalami renovasi biasanya hanya di dalam rumah yang tidak terlihat misalnya di
bagian ruang keluarga, dapur, dan wc / kamar mandi. Kawasan ini tidak cukup
mendapat perhatian dari pemerintah atau dinas pariwisata dan budaya. Tetapi lebih
lanjut kawasan ini harus mendapatkan perhatian yang lebih lagi baik dari masyarakat
maupun pemerintah untuk menjaga aspek historis dan aspek budaya yang ada di kota
Palembang.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 8/49
BAB III
KAJIAN RUMAH LIMAS 9-10 ULU
3.1 KAJIAN GUBAHAN MASSA
3.1.1 GAMBARAN UMUM RUMAH LIMAS
A. Sejarah Rumah Limas
Rumah Limas adalah rumah adat khas Sumatera Selatan. Disebut dengana nama
demikian karena bentuk atapnya yang khas. Beberapa sumber mengatakan bahwa kata
“limas” pada Rumah Limas berasal dari kata “Lima Emas”. Arti Lima Emas
diidentifikasikan dengan lima sifatnya yaitu sebagai keagungan dan kebesaran, rukundamai, adab yang sopan santun, aman, subur sentosa serta makmur sejahtera. Kelima
sifat emas ini diekspresikan dengan lima Kekijing (tingkatan lantai) pada Rumah
Limas.
Rumah Limas juga sering disebut rumah Bari, yang berarti rumah kuno atau
lama. Selain penamaan di atas, banyak juga orang yang mengatakan bahwa nama limas
berasal dari bentuk atap rumah tersebut yang berbentuk limas. Karena cara pembuatan
dan pengadaan materialnya yang mahal, maka Rumah Limas hanya bisa dibangun oleh
orang yang berkuasa saja. Berkuasa di sini diartikan sebagai penguasa atau orang yang
kaya.
Bentukan rumah limas sendiri merupakan rumah panggung dengan tiang-tiang
kolom yang panjang dan menerus hingga ke tanah. Hal ini tentu saja dikarenakan pada
awalnya rumah limas dibangun sebagai kebutuhan masyarakat untuk memiliki rumah
tinggal yang dapat tahan di daerah berair khususnya di sekitar atau di Sungai Musi.
Kemudian seiring berjalannya waktu rumah ini mulai digunakan juga di darat dengan
kondisi yang sama yaitu panggung di atas tanah, mengingat kondisi tanah banyak yang
merupakan daerah rawa-rawa.
Tentu saja karena rumah limas adalah rumah tradisional atau rumah adat
Sumatera Selatan maka ada banyak sekali ragam jenis rumah yang dimiliki dan
berbeda-beda di setiap daerah. Namun bentuk umum dari rumah limas sendiri adalah
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 9/49
atap limasan (biasanya dua tingkat limas), berdiri di atas tiang-tiang atau biasa disebut
cagak , dan bentukan lantai pada ruang tidak rata atau bertingkat-tingkat. Bentukan
lantai ini disebut kekijing atau kijing . Bentukan tidak rata atau bertingkat ini didasarkan
pada tata aturan struktur keturunan yang berkembang di masyarakat. Biasanya
tamu-tamu pada jaman dahulu hanya bisa diterima sampai ke bagian teras atau ruang
penerima yang berada di depan saja sedangkan bagian belakang tetap terjaga
privasinya. Tak hanya lantai yang bertingkat, sebagian rumah limas juga memiliki
lantai datar. Rumah dengan lantai sejajar ini disebut dengan rumah ulu.
B. DATA SURVEY RUMAH LIMAS
Lokasi yang disurvey terletak di seberang Ulu II Kota Palembang, tepatnya di
Jalan KH. Azhari. Di jalan ini suasana tradisional Palembang masih sangat terasa.
Masih banyak ditemui bentukan rumah panggung di kawasan ini baik yang sudah
dirubah menjadi lebih modern ataupun yang masih asli seperti sedia kala. Selain rumah
tradisional panggung yang biasa terdapat pula rumah limas di kawasan ini karena
kawasan ini masih termasuk bagian dari Kampung Arab. Dinamakan demikian karena
banyak ditinggali oleh masyarakat dengan keturunan Arab atau campuran. Menurut
informasi dari warga setempat, bangunan limas di kawasan ini yang asli dan masihdigunakan hanya sekitar lima sampai enam rumah saja.
PETA LOKASI.Sumber :
https://www.google.co.id/maps/@-2.9887844,104.7696886
,16z?hl=en
RUMAH LIMAS YANGDI SURVEY.
Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 10/49
Data Pemilik Rumah
Nama : Syarifah Musnah Al Habsyi / Musnah
Agama : Islam
Umur : 50 th
Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jumlah Keluarga : 7 orang (3 Keluarga)
Rumah limas yang disurvey ditinggali oleh keturunan langsung dari pemilik
asli rumah ini. Rumah ini ditinggali oleh tiga keluarga kecil. Rumah limas ini
merupakan rumah limas kekijing dengan perbedaan lantai yang mencapai 5 tingkat
sampai ke puncaknya kemudian turun lagi sebanyak 3 tingkatan. Rumah ini memiliki
sisi yang panjang ke belakang. Bagian depan rumah menghadap ke darat dan bagian
belakang menghadap ke sungai. Bangunan ini memiliki atap limasan dengan puncak
limasan berada di tengah ruang pusat bangunan. Bangunan hanya memiliki satu tangga
di depan. Bagian belakang rumah sudah direnovasi khususnya di bagian dalam dengan
penggunaan material baru juga penambahan ruang yang baru.
Ketinggian per lantai rumah kurang lebih 3 meter dari lantai. Masing-masing
tingkatan kekijing sekitar 30 cm ke atas atau ke bawah. Terdapat lebihan atap atau
teritisan selebar 1 m di luar bangunan. Setiap teritisan ini disanggah oleh batang kayu
secara diagonal.
RUMAH LIMAS YANG DI SURVEY.Sumber : Dokumentasi Pribadi, 17
April 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 11/49
Material rumah yang digunakan sama seperti kebanyakan rumah limas yakni
material kayu. Kayu yang biasa digunakan misalnya kayu merbau, mentawai, atau
kayu ulin. Material tambahan yang digunakan adalah beton untuk pondasi dan bagian
belakang rumah berupa wc/kamar mandi. Material struktural seperti kolo, balok, dan
rangka atap juga masih menggunakan konstruksi kayu. Konstruksi kayu ini digunakan
tanpa paku alias menggunakan teknik sambungan kayu. Bahkan untuk lantai yang
mencapai panjang 6 meter masih digunakan kayu utuh yang lurus dan panjang. Begitu
juga dengan jendela dan pintu yang masih menggunakan kayu juga. Di beberapa
bagian rumah khususnya yang bagian tambahan material jendela sudah diganti dengan
pemasangan kaca dan adanya teralis besi yang tidak ditemukan pada rumah limas
jaman dulu.
Finishing bangunan di bagian depan dilakukan dengan pengecatan dengan
warna kuning gading dan coklat. Sementara di bagian lain dibiarkan terekspos material
aslinya. Material penutup atap yang digunakan adalah material genteng tanah liat
dengan warna merah bata atau oranye. Material ini umum digunakan pada bangunan
rumah limas. Di bagian dalam plafon yang digunakan rumah ini adalah plafon kayu.
Hal yang menarik dari rumah limas adalah ukuran papan kayu yang digunakan untuk
lantai, dinding, serta plafon, biasanya memiliki ukuran yang sama, misalnya di rumah
ini yang digunakan adalah ukuran papan kayu dengan lebar 18,5 cm dengan ketebalan
3 cm dan panjang yang menyesuaikan dengan kebutuhan.
Rumah ini telah berumur lebih dari 100 tahun, keadaan luar rumah dibiarkan
seperti aslinya sehingga tampak seperti rumah tua lama. Bangunan hany dihuni di
lantai atasnya saja sedangkan ruangan bawah tetap dibiarkan kosong kecuali di bagian
belakang yang ditambahkan dinding bata namun tidak diselesaikan dan dibiarkan
terbengkalai. Kondisi fisik lingkungan di sekitar rumah limas ini pun sedikit kurang
baik karena berada pada rawa-rawa dan tumbuhan di sekitarnya tidak diperhatikan
secara berkala sehingga seperti tidak terawat. Keadaan ini sangat disayangkan
mengingat rumah limas merupakan salah satu peninggalan sejarah dan budaya yang
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 12/49
ada di Sumatera Selatan khususnya di Palembang sehingga semestinya dilestarikan
baik bangunannya sendiri maupun lingkungannya.
3.1.2. FILOSOFI RUMAH LIMAS
Seperti rumah tradisional dan rumah adat lainnya, rumah limas dibangun dengan
kepercayaan tertentu sehingga banyak unsure filosofis yang terkandung pada rumah
ini. Filosofi tersebut sangat berkaitan erat dengan adat istiadat, sejarah, dan budaya
yang berkembang di masyarakat.
Dari segi arsitektur, bentuk rumah Rumah Limas terdiri dari bentuk ruang
persegi dan persegi panjang dengan arah hadap rumah ke timur dan barat atau dalam
falsafah disebut menghadap ke arah matoari edop dan matoari mati. Dalam
pemahaman kalangan masyarakat Palembang, matoari edop berarti “matahari
terbit” atau secara filosofi diartikan sebagai “awal mula kehidupan manusia”.
Sementara matoari mati jika diterjemahkan secara leksikal berarti “matahari
tenggelam” dan dalam artian lain bermakna sebagai tanda dari “akhir kehidupan atau
kematian”. Secara personal, sebagai pengingat siklus kehidupan manusia dari lahir
hingga mati. Jika dilihat dari tata letak ruang penandaan arah tersebut menunjukkan
adanya pembagian bangunan depan dan belakang.
Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut
tenggalung . Makna filosofis dibalik pagar kayu itu adalah untuk menahan supaya anak
perempuan tidak keluar rumah. Bangunan rumah limas berdiri di atas tiang-tiang
TAMPAK DEPAN RUMAHLIMAS YANG DI SURVEY.
Sumber : Ilustrasi Pribadi.2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 13/49
cagak . Maksudnya adalah menghindari keadaan pasang surut air Sungai dan adaptif
terhadap kondisi tanah yang berawa. Selain itu kondisi bawah rumah yang dibiarkan
kosong tanpa ruang dan dinding masif juga dimaksudkan agar udara masuk melalui
bagian bawah bangunan sehingga suhu di dalam ruang dapat turun menjadi lebih
dingin.
Bentuk atap rumah limas sebenarnya hampir mirip dengan rumah adat joglo
yang berada di Jawa. Atapnya memusat di tengah dengan tingkat kemiringan tertentu,
biasanya 45-60 derajat. Kemudian apabila memperhatikan bentukan atapnya maka
dapat terlihat ornamen khasa yang berada di pinggirnya. Ada banyak ornament yang
biasanya menghiasi atap rumah limas namun pada rumah ini hanya ada satu ornamen
saja, yaitu ornament tanduk kambing. Ornamen ini dinamakan demikian karena
bentuknya yang menyerupai tanduk kambing. Ornamen ini biasanya terdiri atas 1-5
buah di masing-masing sisi atap. Ornamen tanduk kambing ini menunjukkan strata
sosial yang dimiliki oleh si pemilik rumah. Semakin banyak ornamen yang terpasang
maka semakin tinggi pula strata sosialnya. Seperti yang terlihat bahwa rumah ini
memiliki 3 buah tanduk kambing di masing-masing sisi puncaknya, artinya bangunan
tersebut dimiliki oleh orang dengan strata sosial menengah. Selain itu, biasanya pada
rumah limas dapat ditemui ornamen atau dekorasi di pinggir teritisan atapnya, namun
pada rumah ini tidak ditemui ornamen tersebut.
SILUET TAMPAK SAMPING RUMAH LIMAS.Sumber : Ilustrasi Pribadi. 2015.
GARANGDEPAN
RG GAGAJAH
RG
PENERIMA
RG
BENGKALIS
RG
KELUARGA
PAWON/
DAPUR
GARANG
BELAKANG
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 14/49
Dapat dilihat bahwa bila dilihat dari siluet tampak sampingnya rumah limas ini
menggunakan sistem kekijing pada lantai rumahnya. Sistem keikijing pada rumah
limas ini mencapai jumlah lima tingkatan hingga ke puncaknya. Filosofi dari tingkatan
ini juga berkaitan dengan struktur keturunan masyarakat asli Palembang. Kijing
(undakan) pertama merupakan teras paling rendah merupakan tempat berkumpul
golongan Kemas (Kms). Sedangkan kijing kedua, lebih tinggi dari kijing pertama,
memiliki enam pintu dibentangi karpet hijau merupakan tempat berkumpul para
Kiagus (Kgs) dan Massagus (Mgs). Memasuki kijing ketiga yang kononnya milik
golongan Raden dan keluarganya inilah, nuansa khas Palembang bergitu kental. Selain
itu bentukan rumah limas yang luas dengan ruang dalam yang juga luas
menggambarkan tingginya tingkat sosial dan gotong royong penduduk sekitarnya.
Pada bangunan rumah limas ini dapat terlihat adanya kesamaan proporsi rumah
pada bagian atas dan bawah sedangkan pada bagian atap proporsinya menjadi sedikit
melebar ke arah horizontal.
TAMPAK SAMPING KIRI (ATAS) DAN KANAN(BAWAH) RUMAH LIMAS.
Sumber : Ilustrasi Pribadi. 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 15/49
Apabila kita seolah-olah membuka tampak bangunan dan menggambarkan
tiang-tiang kolom di bawah bangunan maka pada bagian yang terbuka di bagian bawah
bangunan (berwarna hitam) akan terlihat pola kotak-kotak berulang.
Sedangkan apabila kita meneruskan garis-garis dari tiang kolom ke bagian atas
bangunan yang membagi bagian tampak samping bangunan menjadi ruang-ruang di
dalam bangunan maka akan terlihat kembali pola kotak-kotak yang berulang dengan
urutan bentuk yang sama dengan alur kekijing yang naik turun.
3.1.3. ELEMEN PADA FASADE
A. BUKAAN
- PINTU
Terdapat 4 pintu utama yang membagi ruang dalam rumah limas, pintu pertama :
Identifikasi : - Pintu ini merupakan pintu masuk
utama,
-Bentukannya senada dengan kerang
kerang penutup dinding
-Pintu yang menghubungkan ruang
penerima dengan ruang bengkalis
- Memiliki ketinggian (-+) 2 meter
Analisa :
Pintu di bagian depan rumah limas baik yang di teras/garang maupun yang di
depan ruang penerima, memiliki sifat yang lebih terbuka dengan adanya kerang-kerang
PINTU KERANG.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
POLA TERGAMBAR PADA RUMAH LIMAS.
Sumber : Ilustrasi Pribadi. 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 16/49
yang senada dengan penutup dinding, hal ini merupakan ssalah satu ciri khas dari
rumah limas, makna dari pintu yang sama dengan penutup dinding ini adalah, agar
sirkulasi udara tetap terjadi namun keamanan dari pemilik rumah bisa terjamin, dengan
pintu utama yang merupakan akses untuk masuk ke pintu selanjutnya seperti ini, maka
pemilik rumah bisa melihat dan mengetahui siapa dan apa yang berada di depan rumah
mereka.
Pola yang terbentuk pada pintu di antara teras dan ruang pembuka terdapat
unsur garis vertikal dan terdapat pula pola garis secara diagonal.
Pintu utama kedua
Identifikasi : - Pintu yang menuju ruang bengkalis
- Ketinggian pintu sama dengan ketinggian dinding
- bentukan pintu polos tanpa ada ciri khusus
Analisa :Pintu kedua ini merupakan pintu yang mengakses ruang penerima dengan
ruang bengkalis, pintu ini sudah masuk kedalam bagian dari interior rumah, apabila
pinttu ini dibuka, maka ruang penerima dan gerbang seolah menjadi satu bagian ruang.
Pintu utama ketiga
PINTU KERANG.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
PINTU UTAMA.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 17/49
Identifikasi : - Pintu berwarna coklat tua dengan 2 bukaan
- memiliki ciri bahwa di badan pintu terdapat kaca
- terdapat ventilasi di atas di atas pintu
- bentukan pintu lebih terbentuk dan khas
- masuk kepintu ini menaiki satu tingkat ketinggian
Analisa :
Pintu di bagian depan ruang gagajah dan pintu kamar memiliki bentukan pintu
yang lebih cantik dengan penambahan material kaca dan bentukan lengkung di bagian
atasnya. Pintu ini dapat dikatakan sebgai elemen pembatas ke dalam ruang privat, dan
terdapat tingkatan ketinggian walau hanya 5 cm.
Pintu keempat
Identifikasi : - pintu terakhir yang membagi ruang di dalam rumah limas
- berupa pintu geser
- ketinggian sama dengan dinding
- bentukan ketika pintu ditutup senada dengan pola dinding
Analisa :
PINTU MENUJU KE RUANGGAGAJAH.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
PINTU MENUJU KE DAPUR.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 18/49
Pintu ini merupakan pintu terakhir yang menjadi akses dalam pembagian
rumah limas, ketika kita memasuki pintu ini maka kita akan megalami beda level
ketinggian sekitar 30cm, bentukannya lebih sederhana, namun kesamaan dari keempat
pintu pembagi ini adalah, bukaan yang lebar dan memiliki 2 daun pintu, baik yang
dibuka ataupun geser.
Pintu-pintu penunjang
1.
Identifikasi : - pintu berada sejajar dengan pintu utama kedua
- jenis pintu ini terbagi di sisi kanan dan kiri dari pintu
kedua
- memiliki pola persegi terbagi empat.
Analisa :Pintu di bagian depan ruang bengkalis lebih tertutup namun memiliki kesan
megah karena ukurannya yang lebih besar dari pintu umumnya. Pintu ini tadinya
merupakan pintu utama juga yang mengakses ke bengkalis, namun berhubung
berubahnya zaman dan penghuni rumah, maka intu ini tidak di gunakan lagi dan
sengaja ditutup, dengan tujuan efektivitas dan keamanan.
2.
Identifikasi : - pintu berada setelah memasuki pintu ketiga di ruang gegajah
PINTU SAMPING.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
PINTU KAMAR.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 19/49
- merupakan pintu kamar dengan dua bukaan
- kesamaan pada bentukan ventilasi
- pintu sebelah kiri memiliki kaca dan kanan dengan kesan
megah yang polos
Analisa :
Pintu kamar ini memiliki bentukan yang sangat megah karena besar dan lebar,
lokasinya tepat berada setelah kita memasuki pintu ketiga di ruang gegajah, dan
lokasinya yang berhadapan.
Jendela
Identifikasi : - terdiri dari dua sisi
- tidak menggunakan kaca
- lebar dan besar
- bentukan semua jendela sama
Analisa :
Jendela yang masih asli dalam rumah limas ini menjadi elemen pembatas ruang
antara bagian dalam dan bagian luar. Terdapatnya garis-garis vertikal (teralis)menjadikan elemen yang sifatnya terbuka ini menjadi sedikit lebih tertutup dan
memiliki privasi.
JENDELA RUANG BENGKALIS.Sumber : Dokumentasi Pribadi,
17 April 2015.
JENDELA RUANG GAGAJAH.Sumber : Dokumentasi Pribadi,
17 April 2015.
JENDELA RUANG KELUARGA.Sumber : Dokumentasi Pribadi,
17 April 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 20/49
Atap bangunan
Identifikasi : - Atap bangunan rumah ini berbentuk limas yang
terpancung pada bagian atasnya.
- Pada ujungujung bubungan terdapat tanduk kambing atau daun
pandan pada sisi kanan dan kirinya.
- Jumlah tanduk ini menunjukkan tingkatan sosial dari pemilik
rumah, semakin banyak jumlah tanduk menunjukan tingkat sosial
pemilik rumah.
- Rumah ini berbentuk memanjang ke belakang dengan ukuran ke
belakang mencapai 40m.
Analisa :
Atap bangunan rumah ini berbentuk limas yang terpancung pada bagian
atasnya. Pada masing-masing ujung bubungan terdapat lima buah tanduk kambing atau
daun pandan pada sisi kanan dan kirinya.Atap rumah limas berbentuk piramida
terpenggal, dengan sudut kemiringan atap utama antara 45 derajat hingga 60 derajat,
dan kemiringan atap pada bagian depan antara 10 derajat, hingga 20 derajat. Di bagian
atas atap limas terdapat ornamen berupa simbar dan tanduk. simbar diartikan sebagai
mahkota rumah dengan hiasan bunga melati, yang melambangkan kerukunan dan
keagungan rumah adat limas tersebut. sedangkan tanduk berfungsi sebagai penghias
atap, namun jumlah tanduk tersebut mempunyai arti tersendiri, biasanya disebut
KEADAANRUMAH.Sumber :DokumentasiPribadi,17 April 2015.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 21/49
tanduk kambing. Beberapa sumber mengatakan bahwa jumlah tanduk kambing
menunjukkan tingkat sosial, atau derajat kebangsawanan dari si pemilik rumah.
3.2. KAJIAN FUNGSIONAL
3.2.1. Dimensi Ruang dan Rumah
Rumah ini memiliki panjang 22,5 meter dan lebar 10 meter. Dalam rumah Limas
ini terdapat beberapa ruang, yaitu terdiri dari:
a. Teras luar, memiliki ukuran panjang 3,70 meter dan lebar 1,40 meter yang
difungsikan sebagai ruang duduk.
b. Teras dalam, memiliki ukuran panjang 10,00 meter dan lebar 2,30 meter yang
berfungsi sebagai ruang pembuka dibagian depan rumah.
c. Ruang depan, memiliki ukuran panjang 10,00 meter dan lebar 5,50 meter yang
berfungsi sebagai tempat menerima tamu.
Denah
Skala 1:100
Gambar 2.1.1 Denah Rumah Limas
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 22/49
d. Ruang transisi, memiliki ukuran panjang 2,60 meter dan lebar 4,50 meter yang
terletak di antara dua kamar.
e. Kamar 1 dan kamar 2, memiliki ukuran yang sama, yaitu dengan panjang 3,70
meter dan lebar 4,50 meter.
f. Ruang keluarga, memiliki ukuran panjang 10 ,00 meter dan lebar 5,00 meter.
g. Dapur, memiliki ukuran panjang 10,00 meter dan le bar 5,20 meter serta
berfungsi juga sebagai ruang cuci.
3.2.2 Jenis dan Jumlah Ruang
Rumah ini tidak memiliki ruang pada lantai bawahnya, hanya berupakolom-kolom penopang rumah saja. Hal ini dikarenakan rumah dibangun di atas tanah
rawa, sehingga pada bagian bawah ini tidak dimanfaatkan sebagai ruang. Sedangkan
pada lantai atas terdapat beberapa ruang, yaitu teras luar, teras dalam, ruang depan,
ruang transisi, dua buah kamar, ruang keluarga, dan dapur. Dapur tidak hanya
difungsikan sebagai ruang masak saja, namun terdapat juga ruang cuci.
Ruang yang ada pada rumah ini tidak memiliki nama khusus seperti yang ada
pada rumah Limas umumnya. Seperti yang kita ketahui nama-nama ruang pada RumahLimas memiliki istilah khusus, yaitu sebagai berikut:
a. Garang, merupakan bagian teras yang menjadi pembuka dibagian depan
rumah. Grang pada rumah ini disebut teras luar.
b. Jogan, merupakan ruang penerima yang menjadi tempat menerima tamu.
Pada rumah ini disebut ruang depan.
c. Bengkilas, merupakan ruangan kosong yang menjadi ruang penerus dari
ruang penerima. Namun pada rumah ini disebut ruang transisi (Gambar2.2.1).
d. Gegajah, merupakan ruang tertinggi dari rumah Limas yang menjadi inti
bangunan.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 23/49
e. Amben, merupakan ruang transisi antarkamar dan menjadi ruang
berkumpul keluarga (Gambar 2.2.2).
f. Pangkeng, merupakan sebutan untuk kamar tidur (Gambar 2.2.3)
g. Pawon, biasa disebut sebagai dapur bersih.
Gambar 2.2.1 Ruang Transisi
Gambar 2.2.2 Ruang Keluarga
Gambar 2.2.3 Ruang Kamar
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 24/49
3.2.3 Arah Pengembangan Fungsi Rumah
Rumah Limas ini pada bagian bawahnya tidak memiliki fungsi apapun dari jaman dahulu hingga sekarang. Hanya saja didekat lantai bawah terdapat kamar mandi.
Sedangkan pada lantai atas terdapat beberapa ruang, yaitu teras luar, teras dalam, ruang
depan, ruang transisi, dua buah kamar, ruang keluarga, dan dapur. Dapur tidak hanya
difungsikan sebagai ruang masak saja, namun terdapat juga ruang cuci. Penghuni yang
ada di rumah ini berjumlah tujuh orang meliputi ayah, ibu, satu anak, menantu, 1
keponakan, dan dua orang cucu.
Pada lantai atas merupakan ruangan asli dari rumah limas tersebut. Akan tetapi, penamaan ruang-ruang yang ada tidak menggunakan istilah nama ruang Rumah Limas.
Fungsi ruang masih sama seperti aslinya, hanya saja pada jaman sekarang penggunaan
ruang tersebut sudah tidak dibedakan lagi antara laki-laki dan perempuan.
Rumah yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini telah banyak mengalami
perubahan berupa renovasi penggantian kayu-kayu yang telah lapuk pada bagian depan
rumah, namun kayu pada kekijing tidak diganti karena kondisi yang masih baik.
Rumah limas ini masih membutuhkan ruang tambahan berupa dua buah kamar tiduragar bisa menampung semua anggota keluarga yang ada. Saat ini kamar yang ada tidak
mencukupi kebutuhan.
Menurut infomasi yang didapat dari pemilik rumah, awalnya area tangga bukan
terletak di daerah teras luar yang sekarang namun terletak di daerah teras depan yang
sekarang. Teras luar yang sekarang merupakan ruang tambahan dari rumah tersebut.
Penambahan tersebut dilakukan saat renovasi rumah yang dilakukan beberapa tahun
silam.
Gambar 2.3.1 Jendela pada
sisi kiri ruang
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 25/49
Menurut pemilik rumah, rumah ini tidak akan terasa panas saat siang hari
karena penghawaan yang cukup baik. Pada masing-masing sisi samping ruangan
terdapat jendela dengan ukuran yang lebar sehingga pergantian udara di dalam ruangan
terkontrol sangat baik. Selain itu, bagian bawah rumah yang tidak difungsikan sebagai
ruang menjadi faktor lain rumah terasa dingin karena adanya pergantian sirkulasi udara
pada kolong bawah rumah.
Pemilik rumah juga mengatakan bahwa tidak ada persyaratan khusus apabila
ingin masuk ke ruangan di dalam rumah ini. Hal ini disebabkan karena mereka sudah
mulai meninggalkan kepercayaan dari nenek moyang mereka. Pengaruh
perkembangan jaman modern juga yang menyebabkan mereka mulai tidak mengikuti
tradisi lama.
3.3. Kajian Ornamen
3.3.1 Filosofi Umum Ornamen
Ornamen Nusantara membentuk suatu ornamen yang bersifat tradisional yang
memiliki kekhasan dan keragamannya sesuai masing-masing dengan memiliki
perbedaan dan persamaan, misal jenis motif ornamen, pola susunan, pewarnaan,
bahkan nilai simbolisnya.
Gambar 2.3.2 Jendela pada
sisi kanan ruang
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 26/49
Jenis-jenis ornamen Nusantara berdasarkan motif hiasnya dapat dikelompokkan
menjadi motif geometris, motif manusia, motif binatang, motif tumbuh-tumbuhan,
motif benda-benda alam, motif benda-benda teknologis dan kaligrafi.
a. Dari segi perkembangan historis terdapat ornamen prasejarah, tradisional
klasik atau kerakyatan pengaruh Hindu-Budha, Islam, Kolonial dan lain-lain.
b. Dari segi kekhususan motif hias atau langgam yang berlatar belakang
kedaerahan atau kesukuan ada motif Jawa, Bali, Kalimantan dan lain-lain.
c. Dari segi gaya bentuknya ada motif bergaya realis, dekoratif dan abstrak.
Berikut merupakan motif ornamen Nusantara, yaitu :
1. Motif Geometris
Motif geometris merupakan motif tertua dalam ornamen karena sudah dikenal
sejak zaman dulu. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis, atau
bidang yang berulang dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit.
Hampir di seluruh wilayah nusantara ditemukan motif ini. Bentuk ornamen
geometris antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung, jlamprang dan
tumpal.
2. Motif Hias Manusia
Motif hias manusia sudah ada sejak kebudayaan prasejarah. Motif ini padaumumnya melambangkan gambaran nenek moyang terkait dengan pemujaan
leluhur dan simbol gaib untuk penolak bala.
( sumber gambar:Aneka Motif
Geometri.http://www.slideshare.net/azmynic
s/gambar-ornamen-21601490. 12 Mei 2015.
Jam 13:11)
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 27/49
Motif ini dapat ditemui hampir di seluruh Nusantara diterapkan pada kayu,
logam, tulang, kain dan lain-lain. Jenisnya ada motif sosok utuh, motik kedok
dan kala, motif mamuli dan bagian tubuh lainnya, dan motif wayang.
3. Motif Binatang
Motif binatang ini dengan berbagai jenis dan ragamnya dari bianatang yang
hidup di darat, air, binatang yang dapat terbang sampai binatang imajinatif atau
hasil rekaan semata. Pada umumnya merupakan biantang yang hidup di daerah
masing-masing, kecuali binatang imajinatif yang terkait dengan kepercayaan,
binatang mitologi pengaruh dari luar dan bentuk khayal lainnya. Motif binatang
terdapat 3 motif, yaitu :
a. Motif binatang yang bisa terbang misal burung merak, enggang, garuda,
phonix, ayam jantan/jago, kelelawar.
(Sumber gambar :
http://www.pasarjogja.com/images/kain/KAIN-229-
KAIN-BATIK-KATUN-MOTIF-BURUNG-TERBA
NG.jpg . 12 Mei 2015 . jam 13:19)
( sumber gambar :Motif hias manusia.
http://2.bp.blogspot.com/--wtWo8
7trU/Uf6LIy6avoI/AAAAAAAAnCE/qq2j
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 28/49
b. Motif binatang air dan melata misal ikan dan ular, udang, naga, buaya,
biawak dan kadal, siput, lipan dan kalajengking.
c. Motif binatang darat antara lain kerbau, kuda, gajah, kelinci, anjing, singa,
harimau.
4. Motif Tumbuh-tumbuhan
Motif tumbuh-tumbuhan atau flora pada zaman prasejarah belum berkembang.
Motif tumbuh-tumbuhan berkembang setelah datang pengaruh Islam sekitar
abad ke -15. Sebaliknya motif manusia atau binatang mulai surut. Motif flora
berpadu dengan motif benda-benda alam misal bebatuan, bukit/gunung dan
awan. Motif hias tumbuh-tumbuhan diterapkan secara luas sebagai ornamen
yang dipahatkan pada batu untuk hiasan candi, benda-benda produk misal
tanah liat/keramik, kain bersulam, bordir, tenun, batik, emas, perak, kuningan
dan lain-lain. Motif hias tumbuh-tumbuhan misal motif hias bunga, patra, lung
dan sulur, serta motif hias pohon hayat.
5. Motif Hias Benda Alam
Motif hias benda alam dan pemandangan diciptakan dengan mengambil
inspirasi dari alam, misalnya benda-benda langit (matahari, bulan, bintang dan
awan), api, air, gunung, perbukitan, bebatuan dan lain-lain.
( sumber gambar:Aneka Motif
Geometri.http://www.slideshare.net/azmynics/gambar-ornamen-21
601490. 12 Mei 2015. Jam 13:11)
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 29/49
6. Motif Benda Teknologis
Benda-benda teknologis yakni benda-benda buatan manusia juga tidak luputmenjadi motif hias yang menarik. Pada umumnya motif ini tidak mempunyai
arti tertentu, kecuali merupakan bagian dari informasi atau narasi yang akan
disampaikan berkenaan dengan penggunaan atau peralatan yang dimaksud atau
pembuatan benda tersebut. Kaligrafi merupakan tulisan indah atau seni
tulis-menulis dan tidak hanya terbatas pada huruf Arab, walau pun yang
berkembang pesat adalah kaligrafi huruf Arab.
7. Motif Hias Abstrak
Motif hias abstrak menunjuk pada motif yang tidak dikenali kembali obyek asal
yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak karena tidak
menggambarkan obyek-obyek yang terdapat di alam maupun obyek khayalan
gubahan obyek alam serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca.
Motif hias abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan
geometris. Sekalipun tidak banyak jumlahnya motif ini dapat ditemui pada
batik, tenun, maupun ukir-ukiran.
3.3.2. Filosofi Ornamen Rumah Limas
Ornamen pada Rumah Limas dulunya di pengaruhi faktor budaya luar, seperti dari
pengaruh budaya Hindu-Budha yang memiliki ukiran bunga teratai atau binatang
sesuai dengan kepercayaan Hindu-Budha.
Perkembangan pengaruh tersebut sedikit demi sedikit menghilang karena budaya Islam
masuk ke wilayah kota Palembang. Sehingga, ornamen-ornamen yang dulu nya
menandakan kepercayaan Hindu dan Budha, telah tergantikan oleh ukiran bunga dan
daun sebagai simbol tersebut. Motif ini mirip dengan Arabesque Simbar / Paku tanduk
simbar menjangan.
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 30/49
Dan simbol-simbol tersebut perlahan mengantarkan pemahaman siapa pun yang
memasuki rumah Limas pada kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT
dan kesadaran akan keagungan-Nya. Serta pada keberadaan utusan-Nya demi
tertatanya kehidupan di dunia dan akhirat, dan pada para khalifah yang memiliki peran
penting dalam penyebaran agama Islam.
3.3.2.1. Perletakan Ornamen Rumah Limas Ulu 9-10
Ornamen pada rumah Limas ini terletak di arah Ulu 9-10 Palembang.
Berikut merupakan denah perletakan ornamen :
Denah Rumah Limas
3.3.2.2. Detail Ornamen
1. Data Detail Ornamen A1
a. Posisi : Rangka Dinding
b. Dimensi : 25cm x 4,5cm
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 31/49
c. Foto Ornamen :
Ukiran di List Kolom
d. Sketsa Ornamen :
e. Filosofi Ornamen :
Ornamen ini merupakan motif tumbuh-tumbuhan, yaitu tanaman „paku tanduk
simbar‟ .
4,5 cm
25 cm
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 32/49
Ornamen ini memiliki filosofi yaitu mengantarkan pemahaman siapapun yang
memasuki rumah Limas pada kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan Allah
SWT dan kesadaran akan keagungannya.
2. Data Detail Ornamen A2
a. Posisi : Ventilasi Kamar
b. Dimensi : 110cm x 57cm
c. Foto Ornamen :
Ventilasi Pintu Kamar
d. Sketsa Ornamen :
3. Data Detail Ornamen A3
a. Posisi : Pagar Rumah
b. Dimensi : 286CMx 62 cm
57 cm
110 cm
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 33/49
c. Foto Ornamen :
d. Sketsa Ornamen :
108 cm
110 cm
178 cm
110 cm
Ukiran pintu pagar (atas) Ukiran pintu pagar (bawah)
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 34/49
4. Data Detail Ornamen A4
a. Posisi : Pintu b. Dimensi : 200cmx67cm
c. Foto Ornamen :
d. Sketsa Ornamen :
200 cm
67 cm
Pintu Masuk menuju ruang keluarga
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 35/49
e. Filosofi Ornamen
Bentuk ornamen ini menyerupai atap kubah masjid yang menandakan bahwa penghuni rumah memiliki kepercayaan Islam.
5. Data Detail Ornamen atap bangunan
a. Posisi : Atap
b. Dimensi : 135cmx67cm
c. Foto Ornamen :
d. Sketsa Ornamen :
10 meter
Atap Rumah Limas kawasan 9-10 Ulu Palembang
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 36/49
e. Filosofi Ornamen :
Tanduk Kambing/Daun Pandan menunjukkan tingkatan sosial dari pemilikirumah, semakin banyak jumlah tanduk menunjukkan tingkat sosial pemilik
rumah semakin tinggi.
3.4. KONSTRUKSI BANGUNAN
4. 1. Pondasi
Material : Kayu Unglen
Jumlah : 58 titik
Ukuran Pondasi : 30 cm x 30 cm x 30 cm
Isometri Pondasi :
( Sumber: wawancara dengan bapak Amin Al Habsyi
sebagai pemilik rumah )
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 37/49
Pereletakan Pondasi:
Pada bangunan rumah Limas ini menggunakan sistem Umpak yang sering dipakai
pada rumah Jawa. Kolom bangunan diletekkan pada kayu yang terdapat didalam
tanah yang tepat dibawah bangunan. Sistem ini dapat berfungsi sebagai penahan
beban lateral bangunan yang terjadi dikarenakan musibah banjir di daerah tersebut.
Pengait/penyambung Antara kolom/tiang bawah dan pondasi menggunakan sistem
jepit, sehingga rumah tidak lari kemana- mana. Kayu menggunakan kayu unglen,
kayu ini relative kuat ini didukung karena kayu yang hanya terkena air tanah.
Tanpa terkena sinar matahari.
4.2. Kolom Bawah Bangunan
Material : Kayu Unglen
Dimensi : 21 cm x 8 cm
Tinggi Kolom :
Jenis Pondasi
Umpak
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 38/49
38
Kolom A : 100 cm
Kolom B : 120 cm Kolom C : 150 cm
Kolom D : 180 cm
Kolom E : 210 cm
Kolom F : 180 cm
Kolom G : 150 cm
Posisi Kolom :
Kolom A
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
Kolom
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 39/49
39
Foto Kolom dan Detail Sambungan:
Sistem kolom Rumah panggung seperti rumah tradisional yang berada dirawa
pada umumnya. Panggung ini tidak hanya berfungsi sebagai struktur, melainkan
pengaplikasian panggung ini dikarena tanah yang bersifat basah, sehingga dapat
menghindari kelembaban tersebut dari penghuni rumah.
( Detail sambungan Kolom C)
( Detail sambungan Kolom D)
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 40/49
40
Pengaplikasian sistem kolom bawah ini secara keseluruhan tidak menggunakan
paku, melainkan sistim jepit. Terdapat beberapa bagian yang dicoak/ dipotong
sehingga kayu pembalokan tidak lari.
4.3. Balok Lantai
Material : Kayu Unglen
Dimensi : Balok Induk: 8 cm x 12 cm, Balok Anak: 5 cm x 7 cm
Pola Balok :
Perletakan Balok Anak
Perletakan Balok Induk
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 41/49
41
Foto dan Detail Sambungan:
Dalam bangunan ini secara keselurahan menggunakan kayu pada rumahnya,
terutama pada struktur bangunan. Untuk sistem pembalokan terdapat 2 jenis
balok, yaitu balok induk (8cm x 12cm) dan balok anak (5cm x 7cm). untuk
pembalokan juga tidak menggunakan paku, melainkan sistim jepit. Sambungan
Antara balok anak dan balok induk bervariasi tergantung pada ukuran balokanak, jika balok anak melebihi ukuran rata-rata maka balok anak akan dicoak
sehingga membentuk sambungan. Balok anak dibuat relatif rapat sehingga
dapat menahan beban vertikal
Detail sambungan antara balok Induk dan balok anak
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 42/49
42
4.4.. Lantai
Material : Kayu TembesuDimensi : - Lantai (1) : 20 cm x 300 cm x 3 cm
- Lantai (2) : 20 cm x 200 cm x 3 cm
Perbedaan Ketinggian Lantai : - Teras (1) ke Teras (2) : 20 cm
- Teras (2) ke R. Tamu (1) : 30 cm
- R. Tamu (1) ke R. Tamu (2) : 30 cm
- R. Tamu (2) ke R. Keluarga : 30 cm
- R. Keluarga ke Dapur : 30 cm
- Dapur ke R. Cuci : 30 cm
Pola Lantai:
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 43/49
43
Foto dan Detail Sambungan:
Sambungan antara balok dan lantai hanya menggunakan material paku
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 44/49
44
4.5. Dinding
Material : Kayu UnglenDimensi : 30 cm x 3 cm
Pola Dinding
Teradapat balok-balok dinding yang cukup banyak, pada pembalokan dibagi
menjadi bagian sehingga dapat menahan beban dinding yang lebih besar. Untuk
kerangka dinding menggunakan sistim jepit juga. Sedangkan dinding dipaku
kepada kerangkan dinding tersebut. Pemilihan material kayu ini juga dapat
menjaga suhu dalam bangunan, hal ini dikarenakan udara dapat masuk dan keluar
disela-sela papan/ dinding bangunan
Foto dan Detail Sambungan:
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 45/49
45
4.6. Kusen Pintu, Ventilasi dan Jendela
Pada rumah ini, terdapat beberapa bukaan/ jendela dan pintu sehingga suhu udaradalam ruangan cukup dingin. Kusen pada rumah ini terpisah dari rangka dinding,
sehingga dapat dicabut tanpa harus mengganggu konstruksi dinding. Kusen pada
bangunan ini dibuat seperti bingkai, kusen sebagai bingkai dan jendela, pintu,
ventilasi menjadi isinnya.
Material : - kusen :
Pintu : Kayu Unglen
Jendela : Kayu Unglen
Dimensi : - Kusen : 10 cm x 5 cm
- Pintu : 30 cm x 3 cm
- Jendela : 30 cm x 2 cm
Penghalang Jendela : 3 cm x 3 cm
- Ventilasi : 3 cm x 2 cm
Ukuran Pintu : - Pintu 1 : 210 cm x 90 cm
- Pintu 2 : 210 cm x 60 cm
Ukuran Jendela : 148 cm x 127 cm
Ukuran Ventilasi : 120 cm x 30 cm
60 cm x 30 cm
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 46/49
46
Perletakan Pintu, Jendela dan Ventilasi:
Foto:
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 47/49
47
4.7. Plafon
Material : Kayu Unglen
Dimensi : 30 cm x 3 cm
Plafon pada bangunan ini menggunakan papan, fungsi plafon tidak hanya
sebagai estetika pada bangunan melainkan dapat mereduksi panas matahari.
Pola plafon mengikuti kasau sehingga menjadi pola linear. Struktur plafon
menopang kepada kasau bangunan tersebut.
Foto:
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 48/49
48
4.8. Penutup Atap
Material : Genteng
Dimensi : 24 cm x 33 cm
Penutup atap menggunakan material genteng, untuk pola atap secara
keseluruhan seperti pada rumah pada umumnya, hanya saja pada rumah Limas
ini pada genteng-gentengnya terdapat pengait untuk mengaitkan genteng ke
kasau.
Foto dan Detail Sambungan:
Pola penutup atap
7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang
http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 49/49
4.9 Kesimpulan
Pada bangunan rumah Limas ini, dominan menguunakan struktur
kayu. Sistem struktur memperhatikan kondisi iklim sekitar baik kelembababan
tanah, hujan, banjir, dll. Sistem pondasi menggunakan pondasi umpak dengan
material kayu yang ditanam di dalam tanah. Sistem konstruksi bangunan
banyak menggunakan sistem jepit sehingga lebih efisien. Pada rumah Limas ini
sedikit menggunakan sambungan antar kayu, dalam artian pada entang yang
panjang kayu yang dipakai juga merupakan kayu yang panjang sehingga minim
sambungan, hal ini juga dikarenakan pada zaman dahulu kayu yang panjang
masih mudah didapat.