studi potensi derah genangan banjir das belawan … · data yang digunakan dalam penelitian ini...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
73
STUDI POTENSI DERAH GENANGAN BANJIR DAS
BELAWAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Asril Zevri1, dan Mizanuddin Sitompul2 1Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2Dosen Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Email : [email protected]
ABSTRAK
Daerah Aliran Sungai Belawan adalah salah satu DAS yang mencakup dua
daerah administrative di Provinsi Sumatera Utara. Kondisi DAS Belawan pada saat
ini mengalami perubahan tata guna lahan seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan perkembangan industry. Curah hujan yang tinggi dapat
mengakibatkan limpasan yang cepat sehingga meningkatkan debit banjir di DAS
Belawan. Potensi debit banjir dapat menimbulkan daerah genangan banjir di
sekitar dataran sungai sehingga memberikan dampak kerugian terhadap penduduk
di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi daerah
genangan banjir DAS Belawan dengan debit banjir periode kala ulangnya berbasis
kepada Sistem Informasi Geografis (SIG).
Lingkup kegiatan dalam penelitian ini yaitu menganalisa curah hujan
harian maksimum rata-rata DAS Belawan, curah hujan harian maksimum dan
debit banjir kala ulang 2 s/d 100 tahun, mensimulasi tinggi muka air banjir dengan
HECRAS, dan melakukan analisa spasial daerah genangan banjir dengan SIG. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan harian maksimum, tata
guna lahan DAS Belawan, Profil memanjang dan melintang sungai, dan Peta
administrative Provinsi Sumatera Utara.
Hasil studi menunjukan bahwasanya DAS Belawan memiliki potensi banjir
dengan periode kala ulang 25, 50, dan 100 tahun. Potensi banjir terjadi khususnya
di bagian tengah sampai ke hilir sungai dengan tinggi muka air banjir berkisar
antara 0.7 m s/d 3.3 m. Tinggi muka air banjir meluap dan menimbulkan dataran
banjir yang mengakibatkan daerah genangan banjir mencapai luasan 40.07 km2 s/d
112.10 km2 yang meliputi 9 kelurahan di Kota Medan dan 5 Kelurahan di
Kabupaten Deli Serdang. Solusi alternatif penanggulangan banjir yaitu dengan
merencanakan tanggul banjir setinggi 4 m di sisi tebing sungai.
Kata kunci: Debit banjir, Daerah Genangan Banjir, DAS Belawan, SIG.
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
74
1. PENDAHULUAN
Salah satu wilayah sungai di Provinsi
Sumatera Utara adalah Wilayah
Sungai Belawan- Ular-Padang (WS
BUP) yang terdiri dari enam Daerah
Aliran Sungai (DAS) dengan luas
keseluruhan 6.215,66 km2
(Departemen PU Balai Wilayah
Sungai Sumatera II, 2008). DAS
Sungai Belawan merupakan salah
satu bagian dari WS BUP yang
DASnya mencakup Kota Medan dan
Kabupaten Deli Serdang dengan
luasan yang mencapai 41,654.80 Ha.
Debit banjir di musim hujan relatif
meningkat akibat dari curah hujan
yang tinggi yang mengakibatkan
limpasan air mengalir dengan sangat
cepat menuju ke badan sungai.
Khususnya Debit sungai di DAS
Belawan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan akibat dari
perubahan tata guna lahan yang tidak
dijaga sesuai dengan fungsinya,
sehingga daerah pemukiman yang
dilewati oleh DAS tersebut
mengalami banjir yang mencapai
ukuran 1-3 meter dari permukaan
tanah tergantung periode kala ulang
banjir tahunan yang terjadi (Zevri,
2014). Studi ini perlu dilaksanakan
agar pengetahuan yang penting dan
informasi yang akurat, mutakhir, dan
relevan dapat dibangun dengan
sistem informasi geografis (SIG)
guna mengantisipasi terjadinya banjir
yang semakin kerap terjadi di sekitar
daerah Kota Medan dan Kabupaten
Deli Serdang. Selain itu Undang-
undang No.7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air mengamanatkan
dibuatnya sistem informasi untuk
pengelolaan DAS .
2. POTENSI BANJIR DAN
DAERAH GENANGAN BANJIR
Banjir dapat terjadi akibat curah
hujan yang meningkat pada waktu
tertentu terutama pada musim hujan
sehingga volume limpasan
cenderung meningkat dan mengalir
dengan cepat. Besarnya curah hujan
di sekitar DAS Belawan mencapai
1500 mm dalam satu tahun. Musim
hujan dengan curah hujan yang
tinggi terjadi pada Bulan September
s/d Desember sehingga potensi banjir
dapat terjadi akibat volume limpasan
air yang melebihi dari kapasitas
penampang sungai. Potensi Banjir
yang terjadi sepanjang sistem sungai
dan anak-anak sungainya mampu
menggenangi wilayah luas akibat
peluapan air ke dataran banjirnya
(flood plain) (Hasibuan, 2004).
Dataran banjir merupakan daerah
rawan banjir yang dapat diklasifikasi
berdasarkan kala ulang banjirnya
semakin besar kala ulang banjir
maka semakin besar dataran
banjirnya. Dataran banjir di sekitar
bantaran sungai yang masuk dalam
daerah genangan pada debit banjir
tahunan Q100 merupakan daerah
rawan banjir yang tertinggi. Tingkat
resiko di daerah rawan banjir
bervariasi tergantung ketinggian
permukaan tanah setempat. Dengan
menggunakan peta kontur ketinggian
permukaan tanah serta melalui
analisis hidrologi dan hidrolika dapat
ditentukan pembagian dataran banjir
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
75
menurut tingkat resiko terhadap
banjir (Trihono, 2007).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian berada di DAS
(Daerah Aliran Sungai) Belawan
yang merupakan Daerah Aliran
Sungai di Provinsi Sumatera Utara
dengan luas 41,654.80 Ha. Daerah
Aliran Sungai Belawan terbentang
antara 3° 15' 49,83'' s/d 3° 50' 38,89''
garis Lintang Utara dan meridian
98° 29' 58,56'' s/d 98° 43' 21,76''
Bujur Timur. Secara administrasi
DAS Belawan berada pada 2 (dua)
Kabupaten/ Kota yaitu Kabupaten
Deli Serdang seluas 38,834.77 Ha
(93.23 %) dan Kota Medan Seluas
2,820.03 Ha (6.77 %) ditampilkan
pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah curah hujan
harian maksimum 10 tahun dari 3
Stasiun Penakar curah hujan di
sekitar DAS Belawan, tata guna
lahan (land use), penampang
melintang dan memanjang sungai,
dan peta DAS Belawan serta
administrative Kabupaten Deli
Sedang dan Kota Medan. Curah
hujan harian maksimum rata –rata
dianalisa dengan metode polygon
thiessen berdasarkan data curah
hujan harian maksimum di bagian
hulu sungai, tengah, dan hilir sungai.
Hasil curah hujan harian maksimum
rata-rata digunakan untuk
menganalisa curah hujan harian kala
ulang 2 s/d 100 tahun sehingga dari
nilai tersebut dapat dianalisa debit
banjir kala ulang 2 s/d 100 tahun.
Debit banjir kala ulang disimulasikan
dengan penampang melintang dan
memanjang sungai menggunakan
software HECRAS untuk mengetahui
tinggi muka air banjir (Waskito,
2012). Hasil tinggi muka air banjir
menjadi dasar dalam analisa spasial
daerah genangan banjir di sekitar
DAS Belawan berbasis kepada
Sistem Informasi Geografis (SIG)
(Anna & Taufik, 2011) . Diagram
metodologi penelitian ditampilkan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Metodologi
Penelitian
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
76
4. HASIL PEMBAHASAN
4.1 Analisa Hidrologi
Hasil analisa curah hujan harian
maksimum rata-rata DAS Belawan
dengan metode Polygon Thiessen
selama 10 tahun berkisar antara
84.09 mm s/d 202.09 mm yang
dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 3. Polygon Thiessen DAS
Belawan
Hasil dari analisa polygon thiessen
menunjukan bahwasanya pengaruh
stasiun curah hujan terhadap DAS
Belawan ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Faktor Thiessen Dari 3 Stasiun
di DAS Belawan
Stasiun Luas (km2) Faktor
Thiessen
A Belawan 104.88 0.25
A Bulu Cina 47.75 0.11
A Tuntungan 263.918 0.63
Total 416.548 1
Sehingga hasil analisa curah hujan
rata-rata harian maksimum
ditampilkan pada tabel 2.
Tabel 2. Curah Hujan Harian
Maksimum Rata-Rata DAS Belawan
Selama 10 Tahun
No Bulu Cina Belawan Tuntungan Rata -
Rata
1 122 196 219 202.09
2 119 185 169 167.30
3 102 172 159 155.74
4 92 158 140 139.03
5 87 125 128 122.54
6 77 132 106 109.22
7 75 120 104 104.70
8 71 115 89 93.48
9 66 103 87 88.62
10 65 96 83 84.21
Curah hujan harian maksimum rata-
rata digunakan untuk menganalisa
curah hujan harian kala ulang 2 s/d
100 tahun dengan metode statistic
probabilitas distribusi. Hasil analisa
curah hujan kala ulang 2 s/d 100
tahun ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 3. Curah Hujan Kala Ulang 2 s/d
100 Tahun DAS Belawan
Periode Ulang
Tahun
Curah Hujan
mm
2 120.34
5 152.48
10 179.12
25 210.76
50 235.16
100 260.30
Hasil di atas menunjukan
bahwasanya curah hujan dengan
periode kala ulang 2 s/d 100 tahun
berkisar antara 120.34 mm s/d
260.30 mm. Hasil ini dapat menjadi
dasar dalam analisa debit banjir kala
ulang. Debit banjir kala ulang
dianalisa menggunakan metode HSS
Nakayasu yang berdasarkan data luas
DAS Belawan, Panjang Sungai,
Koefisien Limpasan, dan Intensitas
Curah Hujan Jam-jaman. Analisa
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
77
debit banjir kala ulang DAS Belawan
ditampilkan pada tabel 4.
Tabel 4. Debit Banjir Kala Ulang 2 s/d
100 Tahun DAS Belawan
Periode Kala
Ulang
(Tahun) 2 5 10 25 50 100
Debit Banjir
(m3/det) 333 422 495.1 582.3 650 718.9
Hasil perhitungan debit banjir di atas
menjadi dasar dalam analisa simulasi
tinggi muka air banjir akibat luapan
dari penampang sungai.
4.2 Analisa Tinggi Muka Air
Banjir Dengan HECRAS
Potensi tinggi muka air banjir akibat
debit banjir dengan period kala
ulangnya dapat dianalisa
menggunakan software HECRAS
sehingga luapan banjir
mengakibatkan dataran banjir di
bagian kiri dan kanan tebing sungai.
Hasil tinggi muka air banjir di salah
satu penampang berdasarkan debit
banjir kala ulang ditampilkan pada
Gambar 4, 5, dan 6.
Gambar 4. Simulasi Tinggi Muka Air
Kala Ulang 25 Tahun Penampang
Sungai Di Daerah Kelurahan Cinta
Damai
Simulasi tinggi muka air banjir di
salah satu penampang Sungai
Belawan di Daerah Kelurahan Cinta
Damai mencapai 1.78 m dari tebing
sungai.
Gambar 5. Simulasi Tinggi Muka Air
Kala Ulang 50 Tahun Penampang
Sungai Di Daerah Kelurahan Cinta
Damai
Simulasi tinggi muka air banjir di
salah satu penampang Sungai
Belawan di Daerah Kelurahan Cinta
Damai mencapai 2.01m dari tebing
sungai.
Gambar 6. Simulasi Tinggi Muka Air
Kala Ulang 100 Tahun Penampang
Elevasi Tebing Sungai + 21 m
Elevasi Muka Air Banjir + 22.78 m
Elevasi Tebing Sungai + 21 m
Elevasi Muka Air Banjir + 23.01 m
Elevasi Tebing Sungai + 21 m
Elevasi Muka Air Banjir + 24.33 m
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
78
Sungai Di Daerah Kelurahan Cinta
Damai
Simulasi tinggi muka air banjir di
salah satu penampang Sungai
Belawan di Daerah Kelurahan Cinta
Damai mencapai 3.33 m dari tebing
sungai. Hasil rekapitulasi tinggi
muka air banjir menurut periode kala
ulang banjir tiap penampang sungai
di tampilkan pada Tabel 4.
Tabel 5. Rekapitulasi Tinggi Muka Air
Banjir Penampang Sungai Belawan
Periode Kala 25, 50, dan 100 Tahun
No
Penampang Sungai
Belawan
Tinggi Muka Air Banjir
(m)
Kelurahan
Q25
Tahun
Q50
Tahun
Q100
Tahun
1 Sunggal dan Lalang 0.7 0.87 1.31
2
Cinta Damai dan Tanjung
Dusta 1.78 2.01 3.33
3 Kelambir Lima 1.13 1.29 1.74
4 Kelumpang Kebon 1.47 1.5 1.77
5 Desa Sicanang 0.64 0.75 1.07
4.3 Analisa Potensi Daerah
Genangan Banjir Dengan SIG
Hasil analisa tinggi muka air banjir
dengan software HECRAS
menimbulkan dataran banjir yang
mengakibatkan potensi daerah
genangan banjir. Potensi daerah
genangan banjir dianalisa dengan
berbasis kepada Sistem Informasi
Geografis (SIG). Alat yang
digunakan dalam kombinasi atau
perpaduan antara tinggi muka air
banjir dengan potensi daerah
genangan banjir yaitu software
Arcgis (Longley, 2005). Perangkat
lunak atau software Arcgis dapat
melakukan analisa spasial dengan
perintah intersection antara dataran
banjir dengan peta administrative
sehingga potensi daerah genangan
banjir dapat dianalisa. Hasil potensi
daerah genangan banjir dengan
periode kala ulang banjir ditampilkan
di bawah ini.
4.3.1 Hasil Analisa Potensi Daerah
Genangan Banjir Kala Ulang 25
Tahun Dengan SIG
Hasil analisa potensi daerah
genangan banjir kala ulang 25 tahun
dengan SIG ditampillkan pada
Gambar 7.
Gambar 7. Potensi Daerah Genangan
Banjir DAS Belawan Dengan Periode
Kala Ulang 25 Tahun
Dampak dari daerah genangan banjir
kala ulang 25 tahun mengakibatkan
11 kelurahan terendam banjir di
Kota Medan dan Kabupaten Deli
Serdang ditampilkan pada Tabel 6
dan 7.
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
79
Tabel 6. Lokasi Terkena Dampak Banjir
Kala Ulang 25 Tahun Dengan Luas
Genangan Banjir di Daerah Kota Medan
Kota Medan
No Kecamatan Kelurahan
Luas
Kelurahan
(km2)
Luas
Genangan
(km2)
1
Medan
Sunggal Sunggal 3.87 0.64
2
Medan
Sunggal Lalang 2.46 0.86
3
Medan
Helvetia
Cinta
Damai 2.21 0.52
4
Medan
Helvetia
Tanjung
Dusta 2.82 0.50
5
Medan
Belawan Sicanang 16.88 2.10
6
Medan
Belawan
Belawan
1 2.90 1.42
Total 31.13 6.03
Tabel 7. Lokasi Terkena Dampak Banjir
Kala Ulang 25 Tahun Dengan Luas
Genangan Banjir di Daerah Kabupaten
Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang
No Kecamatan Kelurahan
Luas
Kelurahan
(km2)
Luas
Genangan
(km2)
1 Sunggal
Kampung
Lalang 24.15 0.33
2 Sunggal
Medan
Krio 7.54 3.45
3
Hamparan
Perak
Kelambir
Lima
Kebon 31.57 15.79
4
Hamparan
Perak
Kelambir
Lima
Kampung 3.08 1.03
5
Hamparan
Perak
Klumpang
Kebon 43.03 13.45
Total 109.36 34.04
4.3.2 Hasil Analisa Potensi Daerah
Genangan Banjir Kala Ulang 50
Tahun Dengan SIG
Hasil analisa potensi daerah
genangan banjir kala ulang 50 tahun
dengan SIG ditampillkan pada
Gambar 8.
Gambar 8. Potensi Daerah Genangan
Banjir DAS Belawan Dengan Periode
Kala Ulang 50 Tahun
Dampak dari daerah genangan banjir
kala ulang 50 tahun mengakibatkan
beberapa 14 kelurahan terendam
banjir di Kota Medan dan Kabupaten
Deli Serdang ditampilkan pada Tabel
8 dan 9.
Tabel 8. Lokasi Terkena Dampak Banjir
Kala Ulang 50 Tahun Dengan Luas
Genangan Banjir di Daerah Kota Medan
Kota Medan
No Kecamatan Kelurahan
Luas
Kelurahan
(km2)
Luas
Genangan
(km2)
1
Medan
Selayang
Asam
Kumbang 2.57 0.94
2
Medan
Sunggal Sunggal 3.87 2.75
3
Medan
Sunggal Lalang 2.46 1.66
4
Medan
Helvetia Cinta Damai 2.21 1.96
5
Medan
Helvetia
Tanjung
Dusta 2.82 1.70
6
Medan
Belawan Sicanang 16.88 6.40
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
80
7
Medan
Belawan Belawan 1 2.90 1.90
8
Medan
Belawan Belawan 2 1.84 1.53
9
Medan
Belawan Bagan Deli 4.00 1.21
Total 39.52 20.05
Tabel 9. Lokasi Terkena Dampak Banjir
Kala Ulang 50 Tahun Dengan Luas
Genangan Banjir di Daerah Kabupaten
Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang
No Kecamatan Kelurahan
Luas
Kelurahan
(km2)
Luas
Genangan
(km2)
1 Sunggal
Kampung
Lalang 24.15 6.65
2 Sunggal
Medan
Krio 7.54 4.46
3
Hamparan
Perak
Kelambir
Lima
Kebon 31.57 14.35
4
Hamparan
Perak
Kelambir
Lima
Kampung 3.08 1.23
5
Hamparan
Perak
Klumpang
Kebon 43.03 21.51
Total 109.36 48.21
4.3.3 Hasil Analisa Potensi Daerah
Genangan Banjir Kala Ulang
100 Tahun Dengan SIG
Hasil analisa potensi daerah
genangan banjir kala ulang 100 tahun
dengan SIG ditampillkan pada
Gambar 9.
Gambar 9. Potensi Daerah Genangan
Banjir DAS Belawan Dengan Periode
Kala Ulang 100 Tahun
Dampak dari daerah genangan banjir
kala ulang 100 tahun mengakibatkan
beberapa 13 Kelurahan terendam
banjir di Kota Medan dan Kabupaten
Deli Serdang ditampilkan pada Tabel
10 dan 11.
Tabel 10. Lokasi Terkena Dampak
Banjir Kala Ulang 100 Tahun Dengan
Luas Genangan Banjir di Daerah
Kabupaten Deli Serdang
Kota Medan
No Kecamatan Kelurahan
Luas
Kelurahan
(km2)
Luas
Genangan
(km2)
1
Medan
Selayang
Asam
Kumbang 2.57 1.20
2
Medan
Sunggal Sunggal 3.87 3.57
3
Medan
Sunggal Lalang 2.46 2.46
4
Medan
Helvetia
Cinta
Damai 2.21 2.21
5
Medan
Helvetia
Tanjung
Dusta 2.82 2.52
6
Medan
Belawan Sicanang 16.88 10.29
7 Medan Belawan 2.90 2.9
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
81
Belawan 1
8
Medan
Belawan
Belawan
2 1.84 1.84
9
Medan
Belawan
Bagan
Deli 4.00 3.5
Total 39.52 30.49
Tabel 11. Lokasi Terkena Dampak
Banjir Kala Ulang 100 Tahun Dengan
Luas Genangan Banjir di Daerah
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Deli Serdang
No Kecamatan Kelurahan
Luas
Kelurahan
(km2)
Luas
Genangan
(km2)
1 Sunggal
Kampung
Lalang 24.15 10.15
2 Sunggal
Medan
Krio 7.54 7.25
3
Hamparan
Perak
Kelambir
Lima
Kebon 31.57 26.31
4
Hamparan
Perak
Kelambir
Lima
Kampung 3.08 2.05
5
Hamparan
Perak
Klumpang
Kebon 43.03 35.86
Total 109.36 81.62
4.4 Solusi Penanganan Banjir
DAS Belawan
Hasil dari analisa menunjukan
bahwasanya potensi daerah genangan
banjir DAS Belawan memberikan
dampak yang sangat buruk terhadap
daerah administrasi di sekitarnya.
Dampak banjir dapat memberikan
kerugian terhadap masyarakat dan
infrastruktur yang ada sehingga
perlu dilakukan solusi dalam
menangani banjir salah satunya
dengan metode struktural yaitu
membangun tanggul banjir di bagian
tebing penampang sungai. Hasil
rencana dimensi tanggul penampang
sungai di salah satu penampang
sungai ditampilkan pada Gambar 10.
Gambar 10. Konstruksi Tanggul Banjir
Di Penampang Sungai Belawan
5. Kesimpulan
Berdasarkan data curah hujan harian
maksimum, karakteristik profil
sungai, dan tata guna lahan DAS
Belawan. Potensi daerah genangan
banjir Di DAS Belawan dengan debit
banjir periode kala ulang 25 tahun
menimbulkan tinggi muka air banjir
berkisar antara 0.64 m s/d 1.78 m
dan mengakibatkan luas genangan
banjir mencapai 40.07 km2 sehingga
lokasi yang terkena dampak banjir
yaitu 6 Kelurahan di Kota Medan
dan 5 kelurahan di Kabupaten Deli
Serdang. Debit banjir periode kala
ulang 50 tahun menimbulkan tinggi
muka air banjir berkisar antara 0.75
m s/d 2.01 m dan mengakibatkan
luas genangan banjir mencapai 68.26
km2 sehingga lokasi yang terkena
dampak banjir yaitu 9 Kelurahan di
Kota Medan dan 5 kelurahan di
Kabupaten Deli Serdang. Debit
banjir periode kala ulang 100 tahun
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah X (ATPW),
Surabaya, 05 Agustus 2017, ISSN 2301-6752
82
menimbulkan tinggi muka air banjir
berkisar antara 1.07 m s/d 3.33 m
dan mengakibatkan luas genangan
banjir mencapai 112.10 km2
sehingga lokasi yang terkena dampak
banjir yaitu 9 Kelurahan di Kota
Medan dan 5 kelurahan di Kabupaten
Deli Serdang. Solusi alternative
dalam penanggulangan banjir yaitu
dengan membangun tanggul banjir
setinggi 4 m.
Daftar Pustaka
Anna dan Taufik. 2011. Studi
analisa banjir dengan
menggunakan teknologi SIG di
Kabupaten Bojonegoro. Seminar
Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS
Surabaya
Hasibuan. G.M 2004. Model
koordinasi kelembagaan
pengelolaan banjir perkotaan
terpadu. Disertasi Perencanaan
Wilayah USU.Medan.
Longley. 2005. Geographic
Information Systems and Science,
New York
U.S Army Corps of Engineers –
Hydrologic Engineering Center
(HEC). 2001. Hydraulic Reference
Manual HEC-RAS 3.1.3. California:
U.S. Army Corps of Engineers.
Trihono, K. 2007. Penerapan
Sistem Informasi Geografis dalam
untuk Mereduksi Kerugian Akibat
Banjir. Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi
(SNATI),Yogyakarta.
Undang-undang Nomor 7 tahun 2004
tentang sumber daya air. Departemen
Pekerjaan Umum. Jakarta
Waskito, T. N. 2000. Evaluasi
Pengendalian Banjir Sungai Cibeet
Kabupaten Bekasi. Program Pasca
Sarjana Magister Pengelolaan
Sumber Daya Air ITB, Bandung.
Zevri, A. 2014. Analisis Potensi
Resiko Banjir pada DAS yang
Mencakup Kota Medan dengan
Sistem Informasi Geografis. Tesis
Master Prodi S2 Teknik Sipil USU.