studi perilaku struktur baja dengan menggunakan sistem …
TRANSCRIPT
![Page 1: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS AKHIR – RC091380
STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MRF DAN SCMRF ANUGRAH BAGUS RAMADHAN NRP 3110 100 003 DOSEN PEMBIMBING BUDI SUSWANTO,ST.,MT.,Ph.D JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA 2015
![Page 2: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/2.jpg)
FINAL PROJECT – RC091380
STUDY ON BEHAVIOR OF STEEL STRUCTURE SYSTEM USING MRF AND SCMRF SYSTEM ANUGRAH BAGUS RAMADHAN NRP 3110 100 003 Supervisor BUDI SUSWANTO, ST.,MT., Ph.D DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING FACULTY OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY NOVEMBER SURABAYA 2015
![Page 3: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/3.jpg)
![Page 4: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/4.jpg)
ii
STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM MRF DAN SCMRF
Nama Mahasiswa : Anugrah Bagus R
NRP : 3110100003
Jurusan : Teknik Sipil
Dosen Pembimbing : Budi Suswanto ST.,MT.Ph.D
Abstrak
Sistem struktur tahan gempa yang baru dan saat ini sedang
dikembangkan yaitu Sistem Self Centering dengan perilaku gap
opening mendisipasi energi tanpa deformasi inelastis dan kerusakan
yang berarti pada struktur utamanya.Energi pemulihnya elastis yang
diberikan srand baja pasca-tarik mengembalikan struktur keposisinya
semula setelah gempa.
Tujuan dari Tugas Akhir ini difokuskan untuk Menganalisa
struktur dengan menggunakan sistem Moment Resisting Frame (MRF)
dan Self Centering Moment Resisting Frame (SCMRF) dengan
penggunaan pratekan pada kolomnya. Untuk menganalisa kelayakan
struktur SC-MRF maka akan dilakukan pemodelan portal satu tingkat
dan satu bentang MRF dan SCMRF dengan bantuan software finite
element analysis.
Dari hasil analisa struktur portal MRF dan SCMRF ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Sistem MRF dan SCMRF
mengembangkan daktilitasnya dengan cara melakukan deformasi
inelastik yang cukup besar tanpa kehilangan kekuatannya melalui
mekanisme lentur (flexural mechanism). Pada sistem SCMRF
digunakan baja pratekan pada kolomnya yang berfungsi sebagai
penstabil gaya bila terjadi gempa arah horisontal supaya simpangan
bangunan akan kembali ke titik awal sehingga tidak ada out of plane
deformation. Struktur MRF lebih daktail di bandingkan dengan
struktur SCMRF hal ini ditunjukkan dengan disipasi energi MRF yang
lebih besar di bandingkan disipasi energi SCMRF. Struktur MRF
menghasilkan out of plane deformation yang cukup besar sedangkan
SCMRF menghasilkan deformasi yang relatif kembali ke posisi
![Page 5: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/5.jpg)
iii
originalnya sehingga struktur sekunder relatif tidak mengalami
kerusakan di bandingkan MRF ketika gempa sudah berhenti.
Kata kunci : Moment Resisting Frame, Self Centering Moment
Resisting Frame, disipasi energi, daktilitas
![Page 6: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/6.jpg)
iv
STUDY THE BEHAVIOUR OF STEEK STRUCTURES
USING MRF AND SCMRF SYSTEM
Name of Student : Anugrah Bagus R
NRP : 3110100003
Department : Civil Engineering
Supervisor : Budi Suswanto ST., MT.Ph.D
Abstract
System new earthquake resistant structure and is
currently being developed, namely Self Centering System with
behavioral gap opening dissipate energy without inelastic
deformation and damage to the main structure, which means
the return of elastic energy is given post-tensile steel strand to
restore the structure to its original position after the earthquake.
The purpose of this final project is focused on
analyzing the structure by using a system of Moment Resisting
Frame (MRF) and Self Centering Moment Resisting Frame
(SCMRF) with the use of prestressed on the column. To
analyze the feasibility of the structure of the SC-MRF modeling
portal will be one level and one span MRF and SCMRF with
the help of finite element analysis software.
From the analysis of the structure of the portal MRF
and SCMRF be deduced as follows: MRF system and SCMRF
develop ductility by means of a fairly large inelastic
deformation without losing its strength through the mechanism
of bending (flexural mechanism). In SCMRF system used in
prestressed steel column which serves as a stabilizing force in
the event of an earthquake horizontal direction so that the
deviation of the building will be returned to the starting point
so that there is no out-of-plane deformation. MRF structure is
more ductile compared with SCMRF structure as shown by the
energy dissipation for greater MRF compare SCMRF energy
dissipation. MRF structure out of plane deformation produces
sizeable while SCMRF relative deformation back to the
original position so that the secondary structure relatively no
![Page 7: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/7.jpg)
v
damage in comparison to the MRF when the earthquake has
stopped.
Keywords: Moment Resisting Frames, Self Centering Moment
Resisting Frames, energy dissipation, ductility
![Page 8: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/8.jpg)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH
SWT karena berkat rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan dan menyusun laporan Tugas Akhir .
Tugas Akhir ini merupakan hasil output dari
salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh semua
mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
Penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan
,bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung .Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang tulus kepada :
Orangtua dan saudara saudara penulis yang
senantiasa mendoakan serta memberikan
dorongan dan semangat selama proses
penyusunan Tugas Akhir ini .
![Page 9: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/9.jpg)
vii
Bpk. Budi Suswanto, ST, MT, P.hd., selaku
dosen pembimbing Tugas Akhir.
Ibu Triwulan, ST.,MT.,DEA , selaku Dosen
Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Seluruh teman teman S-53 yang terlibat dalam
penyusunan laporan yang telah memberikan
bantuan selama ini .
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiiin.
Wasasalamualaikum Wr.Wb
Surabaya, April 2015
Penulis
![Page 10: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/10.jpg)
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul Indonesia
Halaman Judul Inggris
Lembar Pengesahan
Abstrak Indonesia................................................................................ii
Abstrak Inggris....................................................................................iii
Kata Pengantar...................................................................................vi
Daftar Isi............................................................................................viii
Daftar Gambar....................................................................................
Daftar Tabel........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.....................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................4
1.4 Batasan Masalah..........................................................................4
1.5 Manfaat........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum.........................................................................................7
2.2 Sistem Self-Centering (SC-MRF)...............................................9
2.3 Sambungan Pasca-Tarik(PT)......................................................13
2.4 Perilaku Kolom Pratekan............................................................15
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Umum.........................................................................................19
![Page 11: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/11.jpg)
ix
3.2 Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir......................................19
3.3 Studi Literatur............................................................................20
3.4 Pre elimenary Desain..................................................................20
3.5 Pembebanan................................................................................20
3.6 Teknik Pelaksanaan Bangunan Struktur SC-MRF.......................24
3.7 Run Pemodelan Struktur..............................................................25
3.8 Analisa Struktur Utama................................................................25
3.9 Kontrol Batasan struktur Baja.......................................................29
3.10 Penjadwalan...............................................................................32
BAB 4 PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
4.1 Pelat Lantai.................................................................................33
4.2 Pembebanan Pelat Lantai............................................................34
4.3 Perencanaan Balok Anak............................................................36
BAB 5 PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA
5.1 Pembebanan Struktur Utama......................................................41
5.2 Pembebanan Gravitasi……........................................................41
5.3 Pembebanan……………….......................................................41
5.4 Balok Induk………………........................................................43
5.5 Kolom.........................................................................................48
5.6 Desain Sambungan......................................................................59
5.7 Sabungan Balok-Kolom.............................................................65
BAB 6 ANALISA PERILAKU KOLOM
6.1 Umum..........................................................................................79
6.2 Pemodelan Part…………………………………………………79
![Page 12: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/12.jpg)
x
6.3 Pembebanan Pada Portal..............................................................86
6.4 Hasil Analisa................................................................................90
6.5 Penerapan Sistem SCMRF.........................................................100
6.6 Tahap Akhir SCMRF.................................................................108
BAB 7 KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan…………………………………….………………113
7.2 Saran..........................................................................................113
Daftar Pustaka
Biodata Penulis
Lampiran
![Page 13: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/13.jpg)
xvi
DAFTAR TABEL
BAB 5
Tabel 5.1 Berat struktur per lantai……………………………..…….41
Tabel 5.2 Daftar Beban Mati…………………………………..…….41
Tabel 5.3 Daftar Beban Hidup…………………………………..…..42
Tabel 5.4 Gaya gempa tiap lantai………………………………..….42
BAB 6
Tabel 6.1 Regangan dan Tegangan dari ke 4 titik yang di tinjau
…………………………………………………………….………...97
![Page 14: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/14.jpg)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel VSL
Tabel HTB
Tabel Profil WF
Tabel Plat Siku
Nomogram
PPIUG 1983
Brosur Bondex
![Page 15: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/15.jpg)
xi
DAFTAR GAMBAR
BAB 2
Gambar 2.1 Respon Seismic Yang Ideal dari Kelenturan Suatu Struktur
Bangunan..............................................................................................8
Gambar 2.2 Skema sambungan SC-MRF dengan Top and seat angles
disipator .....................................................................................10
Gambar 2.3.a Skema elevasi satulantai SC-MRF...............................11
Gambar 2.3.b Deformasi dari dekompresi SC-MRF..........................11
Gambar 2.3.c Idealisasi perilaku hubungan M-Ør..............................11
Gambar 2.4 Skema sambungan post-tensioning pada kolom.............12
Gambar 2.5.a.b.c Detailing Strand.....................................................13
Gambar 2.6 Skematik Kolom Pratekan..............................................16
Gambar 2.7 Momen Rotasi Dasar Kolom Bangunan Akibat Terkena
sistem SC-MRF dan Bangunan Umumnya.........................................17
BAB 3
Gambar 3.1 Flowchart metodelogi………………………………….19
Gambar 3.2 Pengukuran lawan lendut dan lendutan ke samping.......26
Gambar 3.3 Denah Struktur................................................................29
BAB 5
Gambar 5.1 Sambungan Balok – Kolom yang direncanakan.............59
![Page 16: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/16.jpg)
xii
Gambar 5.2 Detail Sambungan balok anak dengan balok
induk..........................................................................…………..…..65
BAB 6
Gambar 6.1 Tahap Create...................................................................79
Gambar 6.2 Balok WF 500 X 300 X 11 X 18.....................................80
Gambar 6.3 Kolom WF 400 X 400 x 45 x 70…………………….....80
Gambar 6.4 Jenis material yang digunakan……………………….....81
Gambar 6.5 Tahap section manager…………………………...…….82
Gambar 6.6 Tahap pemilihan material……………………...……….82
Gambar 6.7 Kolom yang di blok……………………………………..83
Gambar 6.8 Kolom yang sudah diputar…………………………..…84
Gambar 6.9 Balok yang di blok………………………………..……84
Gambar 6.10 Balok yang sudah dipindahkan…………………….…85
Gambar 6.11 Portal setelah dilakukan iteraction…………………...83
Gambar 6.12 Portal setelah dilakukan iteraction + 12 plat pengaku
………………………………………………………………………86
Gambar 6.13 Perletakan jepit di ujung-ujung kolom…………….…87
Gambar 6.14 Kotak dialog Step Manager………………………….87
Gambar 6.15 Contoh membuat beban ……………………………..88
Gambar 6.16 Load yang di butuhkan ……………………………..88
Gambar 6.17 Load sudah diterapkan pada balok…………………..89
Gambar 6.18 Meshing portal……………………………………….89
Gambar 6.19 Deformasi struktur portal……………………………90
Gambar 6.20 2 buah dari 4 titik yang akan ditinjau……….……….91
![Page 17: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/17.jpg)
xiii
Gambar 6.21 Titik 3 & 4 yang merupakan titik tinjau
lainnya……………………………………………………………...91
Gambar 6.22 Hasil visualisasi akibat beban lateral awal (1
MPa)……………………………………………………………..…92
Gambar 6.23 Hasil visualisasi akibat beban lateral (2 MPa)……....92
Gambar 6.24 Hasil visualisasi akibat beban lateral (5 MPa)……....93
Gambar 6.25 Hasil visualisasi akibat beban lateral
(10 MPa)...........................................................................................93
Gambar 6.26 Hasil visualisasi akibat beban lateral
(15 MPa)………………………………………………………..….94
Gambar 6.27 Hasil visualisasi akibat beban lateral
(20 MPa)………………………………………………………...…94
Gambar 6.28 Hasil visualisasi akibat beban lateral
(25 MPa)…………………………………………….…………..…95
Gambar 6.29 Hasil visualisasi akibat beban lateral
(30 MPa)………………………………………………………...…95
Gambar 6.30 Hasil visualisasi akibat beban lateral
(35MPa)……………………………………………………………96
Gambar 6.31 Hasil visualisasi regangan akibat beban lateral terbesar
(35 MPa)………………………………………………………...…96
Gambar 6.32 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di titik
1………………………………………………………………..........97
Gambar 6.33 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di titik
2………………………………………………………………........98
![Page 18: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/18.jpg)
xiv
Gambar 6.34 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di titik
3…………………………………………………………………...98
Gambar 6.35 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di titik
4………………………………………………………………..…..99
Gambar 6.36 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di ke 4
titik ……………………………………………………….…….…99
Gambar 6.37 Klik kanan di biru nya kemudian pilih
“create“……………………………………………………..……....99
Gambar 6.38 Cara kedua pembuatan beban………………….…….101
Gambar 6.39 Gambar pembuatan Load untuk strand………….…..102
Gambar 6.40 Lokasi strand di salah sisi kolom ………………..….103
Gambar 6.41 Total ada 11 load untuk kondisi SCMRF………..…..104
Gambar 6.42 Interaction kondisi SCMRF………………….……...104
Gambar 6.43 Meshing portal………………………………….…...105
Gambar 6.44 Deformasi Struktur Portal SCMRF……………..…...105
Gambar 6.45 Tegangan di beban 35 MPa pada S33 SCMRF
………………………………………………………………….….106
Gambar 6.46 Regangan di beban 35 MPa pada E33 SCMRF
………………………………………………………………….….106
Gambar7.47 Gabungan Regangan dan Tegangan kondisi
SCMRF…………………………………………………………….107
Gambar 6.48 Hubungan Regangan dan Tegangan…………………107
Gambar 6.49 Tabel gaya balik………………………………….….107
![Page 19: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/19.jpg)
xv
Gambar 6.50 Setelah dimasukkan gaya balik………………..109
Gambar 6.51 Grafik acuan SCMRF…………………………….….110
Gambar 6.52 pasca diberikan gaya balik keadaan MRF………..….110
Gambar 6.53 Displacement keadaan MRF……………………..…..111
Gambar 6.54 Grafik Displacement MRF………………………..….111
Gambar 6.55 Displacement keadaan SCMRF………………..…….112
Gambar 6.56 Grafik Displacement SCMRF………………..………112
Gambar 6.57 Perbandingan node displacement……………..……...113
Gambar 6.58 Total tegangan regangan kondisi SCMRF………..….115
Gambar 6.59 Total tegangan regangan kondisi MRF…………..…..114
![Page 20: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/20.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan Bangunan atau Gedung Tahan
Gempa di Indonesia semakin ditingkatkan guna mengurangi
atau mencegah terjadinya banyak korban yang ditimbulkan
oleh bencana alam berupa Gempa Bumi. Seringnya terjadi
gempa bumi ini tidak lain karena Negara Indonesia terletak
dalam kawasan pertemuan lempeng antar benua yang biasa di
sebut lempeng Eurasia .
Perencanaan bangunan gedung menggunakan sistem
self centering adalah sesuatu yang baru di dunia ke teknik
sipilan kita ataupun di luar negri sekalipun.Karena sistem ini
masih bersifat skala laboratorium. Kebutuhan akan kekuatan
gedung di wilayah gempa sedang dan di ruangan yang sempit
dengan hambatan gedung berdekatan yang mendasari
penggunaan struktur baja dan sistem self centering pada
gedung. Dalam konsep desain struktur tahan gempa tersebut
struktur diharapkan mampu bertahan ketika terjadi gempa
ringan, sedang hingga gempa kuat, walaupun diijinkan
terjadinya kerusakan. Pada gempa menengah hingga kuat
struktur yang terkena gempa di desain akan mengalami
kerusakan pada strukturnya dengan mekanisme Strong column
Weak Beam.
Keunggulan sistem self centering dibandingkan
dengan sistem ketahanan gempa biasa adalah baja pada saat
terjadi pelelehan atau tekuk di saat gempa bisa akan kembali ke
bentuk kondisi semula yaitu tegak lurus sehingga bangunan
tidak hancur rata dengan tanah jika terjadi gempa berskala
besar lagi, Sistem struktur konvensional ini memberikan
![Page 21: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/21.jpg)
2
jaminan keamanan /life safety yang bisa diterima bahwa
struktur tidak akan mengalami kegagalan tiba-tiba (getas)
namun kerugian akibat dampak ekonomi dari deformasi
inelastis struktur ini menjadi sangat signifikan.
Sistem ini sudah pernah di tulis dan di teliti oleh
beberapa ahli tetapi hanya pada bagian beam saja dan pada kali
ini saya akan menerapkan sistem SCMRF terhadap kolom
.Dengan pendekatan desain seismik saat ini, sebagian besar
sistem struktur yang dirancang untuk merespon luar batas
elastis dan pada akhirnya mengembangkan mekanisme yang
melibatkan respon inelastis ulet dalam spesifik daerah dari
sistem struktural (Filiatraul et al, 2004). Meskipun desain
seismik yang bertujuan respon inelastis sangat menarik
,terutama dari sudut berdiri awal , daerah dalam sistem menolak
gaya lateral diharapkan rusak dan mungkin memerlukan
perbaikan dalam gempa bumi yang cukup kuat. Selanjutnya,
struktur yang mungkin rusak diperbaiki akibat gempa bumi
yang kuat dan mungkin menunjukkan deformasi berlebihan
dalam gempa bumi yang sangat besar .Isu-isu ini telah
menyebabkan perkembangan dalam beberapa tahun terakhir
dari sistem struktur yang memiliki karakteristik pemusatan diri
dan bahwa alternatif ekonomis untuk gaya lateral saat ini
menolak sistem . Sistem tersebut menggunakan perilaku celah
bukaan pada joint kritis yang dipilih antara komponen struktur
utama, disepanjang elemen pendisipasi energi, untuk
mengurangi perilaku non-linier,simpangan
lateral,daktilitas,dan mendisipasi energi tanpa berdeformasi
inelastis yang berlebihan/signifikan dan menyebabkan
kerusakan pada elemen struktur utama. Gaya pemulih elastis
yang diberikan oleh baja pascatarik pada joint tersebut
mengembalikan struktur keposisi awalnya seperti sebelum
gempa, dan mengurangi simpangan lateral sehingga struktur
utama tidak mengalami kerusakan yang berarti. (Filiatraul et
al, 2004)
![Page 22: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/22.jpg)
3
3
Baru-baru ini,banyak perhatian telah difokuskan pada
desain bingkai saat mempertahankan sedikit bahkan tidak ada
kerusakan sisa setelah dasar desain gempa diterapkan . Salah
satu metode yang menunjukkan adalah penggunaan helai post-
tensioning (PT) baja yang berjalan sejajar dengan balok untuk
menciptakan efek pemusatan diri pada pembongkaran . Selain
itu,pelaksanaan perangkat disipasi energi gesekan pada
antarmuka balok-kolom menyediakan energi disipasi . Selama
beban lateral , saat self- centering (SCMRF) memperluas
sebagai balok berputar dalam kaitannya dengan kolom
menciptakan fenomena yang disebut kesenjangan pembukaan
antara setiap balok dan kolom . Sistem lantai harus dirancang
dengan cara supaya tidak mengganggu perilaku ini (Swensen,
2005). Sebuah metode yang diusulkan untuk menangani
ekspansi ini adalah SCMRF. Metode ini difokuskan pada
desain kerangka SCMRF eksperimental yang memanfaatkan
web perangkat gesekan (WFD). Termasuk adalah desain dan
penjelasan dari sistem transfer kekuatan eksperimental, sistem
lantai diafragma , dan sistem pengaku yang diciptakan untuk
meniru sistem yang akan dilaksanakan di gedung skala penuh
(Swensen, 2005).
Dalam perencanaan struktur, penulis menggunakan
Sistem Self Centering dalam merencanakan struktur baja pada
bangunan gedung bertingkat untuk keseluruhan struktur. Untuk
mengenalkan dan mengaplikasikan sistem baru demi mengikuti
kemajuan Ilmu Teknik Sipil maka pedoman yang digunakan
adalah SNI 03-1726-2012 tentang perencanaan ketahanan
gempa untuk bangunan gedung, SNI 03-1729-2002 tentang
perencanaan baja pada struktur bangunan, PPIUG 1983 tentang
pembebanan Indonesia untuk gedung.
![Page 23: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/23.jpg)
4
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang ditinjau dalam tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana merencanakan struktur MRF dan SCMRF.
2. Bagaimana memodelkan struktur MRF dan SCMRF
dengan menggunakan software finite element analysis.
3. Bagaimana menganalisa hasil pemodelan struktur
MRF dan SCMRF dengan menggunakan software
finite element analysis.
1.3 Tujuan
Tujuan secara detail dari pembahasan tugas akhir ini
yaitu :
1. Untuk merencanakan struktur MRF dan SCMRF mulai
dari preliminary design, pembebanan dan kontrol
penampang.
2. Untuk memodelkan struktur MRF dan SCMRF dengan
menggunakan software finite element analysis mulai
dari part, material, assembly, interaction, step, load,
mesh, dan job.
3. Untuk menganalisa hasil pemodelan struktur MRF dan
SCMRF dengan menggunakan software finite element
analysis berdasarkan tegangan dan regangan yang
terjadi.
1.4 Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak melebar, maka dalam tugas
akhir ini penulis membatasi permasalahan pada :
1. Tidak membahas perencanaan struktur gedung secara
keseluruhan, hanya memodelkan satu portal MRF dan
SCMRF.
![Page 24: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/24.jpg)
5
5
2. Tidak membandingkan pemodelan portal MRF dan
SCMRF dengan hasil eksperimental.
3. Sistem pratekan hanya diberikan pada kolom saja
dengan menggunakan eksternal post tensioning pada
struktur baja.
1.5 Manfaat
Manfaat yang didapat dari tugas akhir ini :
1. Memahami cara mendesain dan penggunaan sistem
pemakaian baja SCMRF.
2. Memahami perilaku struktur MRF dan SCMRF untuk
diimplementasikan pada perencanaan struktur di
lapangan.
3. Diharapkan dapat menjadi referensi/acuan dalam
pembelajaran mengenai perencanaan bangunan
gedung dengan ketahanan gempa.
![Page 25: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/25.jpg)
6
“ halaman ini sengaja di kosongkan “
![Page 26: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/26.jpg)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Biaya yang terkait dengan hilangnya operasi bisnis,
kerusakan struktural dan non-struktural komponen menyusul
gempa cukup kuat dapat menjadi signifikan untuk masyarakat
modern. Biaya tersebut sering sebanding, jika tidak lebih besar
dengan biaya struktur itu sendiri. Dengan pendekatan desain
saat ini,sebagian besar sistem struktur yang dirancang untuk
merespon melampaui batas elastis dan pada akhirnya
mengembangkan mekanisme melibatkan respon inelastis
daktail di daerah tertentu dari sistem struktur. Untuk alasan ini,
ini daerah secara khusus rinci untuk daktilitas dan disipasi
energi.
Gambar 2.1 menunjukkan respon gaya-perpindahan
ideal dari sistem elastis linear dan sistem mewakili struktur
menghasilkan kekakuan dan massa awal yang sama. Beban
gempa maksimum diinduksi dalam sistem lentur secara
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan sistem elastis
linear. Perpindahan maksimum sistem menghasilkan bisa lebih
kecil, sama, atau lebih besar dari sistem elastis, tergantung pada
periode alami dan pada kekuatan dari sistem menghasilkan.
Daerah yang diarsir pada Gambar 1 merupakan energi yang
hilang per siklus melalui lenturan histeresis
![Page 27: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/27.jpg)
8
Gambar 2.1 Respon Seismic Yang Ideal dari Kelenturan
Suatu Struktur Bangunan Pada Umumnya
Desain yang di tujukan pada respon inelastis sangat
menarik, terutama dari segi biaya awal berdiri,tetapi mereka
memiliki dua kelemahan utama. Pertama, daerah pada sistem
resisting kekuatan lateral utama akan dikorbankan dalam
gempa bumi cukup kuat dan membutuhkan perbaikan, atau
rusak bisa diperbaiki dalam gempa bumi yang sangat kuat .
Kedua, pendekatan desain saat ini didasarkan pada premis
bahwa kapasitas disipasi energi yang besar yang diperlukan
untuk mengurangi dampak yang disebabkan oleh gempa bumi.
Isu penting lainnya dalam desain seismik berkaitan
dengan ekspektasi kinerja masyarakat saat ini. Sementara
prinsip mengurangi korban jiwa dalam gempa kuat masih
berlaku, daya tahan masyarakat mengharapakan bangunan
untuk bertahan gempa cukup kuat dengan tidak ada gangguan
untuk operasi bisnis. Ini menyiratkan bahwa perbaikan
![Page 28: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/28.jpg)
9
9
memerlukan downtime mungkin tidak lagi dapat ditoleransi
dalam skala-skala kecil dan cukup kuat.
2.2 Sistem Self-Centering SCMRF
Self -Centering Moment Resisting Frame (SCMRF)
adalah sistem struktur tahan gempa yang terdiri dari elemen
pendisipasi energi (energy dissipation) atau biasa disebut ED
dan sistem tendon baja pasca-tarik yang bekerja paralel dengan
balok (Ricles et al, 2001).Manfaat pemberian post-tension pada
system SCMRF adalah untuk mengantisipasi beban yang
terjadi sehingga struktur SCMRF dapat kembali ke posisi
semula setelah mengalami deformasi tidak sebidang (out of
plan deformation). Hal ini memberikan keuntungan struktur
sekunder tidak akan mengalami kerusakan yang signifikan
ketika terjadi gempa .
Sambungan SCMRF terdiri dari sistem pasca-tarik
(strand baja mutu tinggi atau tulangan baja) yang bekerja
parallel dengan balok dan memampatkannya terhadap
flens/sayap kolom. Jika balok dan kolom didesain secara benar
maka balok dan kolom akan tetap bersifat elastis selama
gerakan tanah yang kuat. Energi didisipasi melalui berbagai
macam cara seperti profil baja siku dudukan dan puncak
(Ricles, 2001 & Garlock, 2005), tulangan dilas pendisipasi
energi (Christopoulus, 2002), Gesekan (Rojas, 2005&Wolski,
2005) dan beberapa elemen pendisipasi energy yang lain
(Chou, 2006). Pada awalnya pengembangan sistem Self
Centering bertujuan untuk menghindari kerusakan dan
simpangan lateral permanen akibat beban gempa. Ricles
mengembangkan sambungan momen balok-kolom yang diberi
gaya pasca tarik menggunakan strand baja mutu tinggi yang
![Page 29: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/29.jpg)
10
bekerja parallel terhadap balok,dengan profil baja siku yang
dibaut pada dudukan dan atas balok sebagai elemen pendisipasi
energi. Skema dari rangka self centering pasca tarik seperti
pada gambar
Sistem Self Centering untuk struktur beton maupun baja
sedikit berbeda namun memiliki kesamaan prinsip yaitu :
1. Balok pada rangka diberi gaya pasca tarik dengan
menggunakan strand atau tulangan baja mutu tinggi yang
memberikan gaya pemulih pada sistem yang menghasilkan
pemusatan diri atau biasa disebut self centering.
2. Disipasi energi diberikan elemen tambahan seperti profil
siku,tulangan baja,pelat baja atau elemen gesek
3. Sambungan balok-kolom dicirikan dengan celah bukaan
horizontal (∆ gap) dan tutupan selama beban gempa
bekerja sebagaimana ditunjukkan gambar.
Gambar 2.a Skema sambungan SC MRF dengan Top and
seat angles disipators di balok
![Page 30: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/30.jpg)
11
11
Gambar 2.3.a Skema elevasi satu lantai SCMRF
Gambar 2.3.b Deformasi dari dekompresi SCMRF
sambungan SCMRF
2.3.c Idealisasi perilaku hubungan M – Ør pada
![Page 31: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/31.jpg)
12
Gambar 2.4 Sambungan post-tensioning pada kolom
![Page 32: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/32.jpg)
13
13
2.3 Sambungan Pasca-Tarik (PT)
Gambar 2.5 Detailing Strand
![Page 33: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/33.jpg)
14
Dalam rangka untuk menahan balok di lokasi tersebut,
saluran ditempatkan yang membentang dari balok SCMRF
yang pertama beam paralel interior ke SCMRF di bangunan
(King, 2007). Saluran ini cocok antara post-tensioning dan
duduk di sebuah dudukan/tumpuan untuk yang melesat.
Seperti dengan kolom pengaku, baut dipasang melalui lubang
lubang yang memungkinkan translasi lateral antara balok
SCMRF dan saluran tetapi menyediakan kekakuan pengaku
beam.
Konfigurasi prototipe balok pengaku SCMRF
ditunjukkan pada Gambar 2.5.C desain ini kawat balok
pengaku SCMRF hanya jika saluran bagian tidak tertekuk di
bawah kekuatan pengaku. Pengaku saluran harus dirancang
menjadi cukup kompak untuk menghindari tekuk ini.
Gambar 2.5.A menunjukkan desain sistem pengaku
kolom. Sebuah bagian sudut dudukan baja dipasang di bawah
lubang pos tensioning dan pengaku kolom
Untuk mencegah sumbu lemah tekuk kolom SCMRF
dan balok, Pengaku harus disediakan. Pada balok prototipe,
gravitasi yang berjalan tegak lurus ke SCMRF memberikan
pengaku ini di kolom. Pertimbangan khusus harus dibuat untuk
instalasi balok gravitasi ini karena kabel pasca tensioning dan
pengaku web dijalankan melalui flensa kolom sejajar dengan
web di lokasi tersebut. Sebuah desain khusus dirumuskan yang
menyediakan pengaku tapi tidak mengganggu pos tensioning
atau pengaku.
![Page 34: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/34.jpg)
15
15
Dudukan ini meluas beberapa inci melewati flensa
kolom SCMRF. Balok gravitasi berakhir hanya di luar flens
kolom SCMRF dan duduk di dudukan/tumpuan.Pengaku
disediakan oleh baut yang berjalan melalui lubang ditempatkan
di kursi dan lubang tetap dalam flange dari gravitasi balok. Slot
berjalan sejajar menuju web dari kolom SCMRF, yang
memungkinkan pergerakan lateral dan perluasan SCMRF
sambil memberikan kekakuan pengaku ke SCMRF kolom
terhadap sumbu lemah tekuk.
2.4 Perilaku Kolom Pratekan
Kolom dasar pra tekan terdiri dari baja pra tekan mutu
tinggi, plat pendisipasi energi, dipasang secara vertical, dan
bekerja dari tengah kolom pada tingkat dasar sampai dasar
basement kolom. Baja Pratekan diangkurkan pada pelat
pengangkur untuk mendistribusikan gaya dari beban gempa
maksimum. Selama terjadi beban lateral gempa, celah bukaan
dan tutupan (gap opening and closing) terjadi antara balok dan
permukaan kolom tingkat dasar. Pelat pendisipasi energi, yang
terpasang pada flens /sayap kolom dan plat keeper, mendisipasi
energi dengan mekanisme pelelehan pada penampang ketika
celah membuka dan menutup dan juga meningkatkan momen
kapasitas pada dasar kolom.
Gaya awal pratekan pada dasar kolom harus ditentukan
sehingga baja pratekan tetap berperilaku elastis terhadap beban
gempa. Plat pendisipasi energi didesain untuk memastikan
perilaku Self-Centering pada dasar kolom sebagaimna yang
terjadi pada rangka struktur. Kebutuhan kuat geser pada dasar
kolom lebih besar daripada gaya gesek yang terjadi antara flens
kolom dan flens balok pada tingkat pertama. Selain itu elemen
tambahan penahan geser yang mengijinkan terjadinya celah
![Page 35: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/35.jpg)
16
bukaan diperlukan pada dasar kolom. Momen Rotasi Dasar
Kolom.Akibat Terkena Sistem SCMRF (warna biru) & Kolom
Bangunan Umumnya yang Tidak Memakai Sistem SCMRF
(warna ungu).
Gambar 2.6 Skematik Kolom Pratekan
![Page 36: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/36.jpg)
17
17
Gambar 2.7 Momen Rotasi Dasar Kolom
Akibat Terkena Sistem SCMRF dan
Bangunan Umumnya
![Page 37: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/37.jpg)
18
“ halaman ini sengaja di kosongkan “
![Page 38: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/38.jpg)
19
BAB III
METODOLOGI
3.1. Umum
Dalam pengerjaan Tugas Akhir diperlukan susunan
langkah – langkah pengerjaan sesuai dengan uraian- uraian
kegiatan yang akan dikerjakan. Urutan pengerjaannya dimulai
dari pengumpulan literatur, referensi dan pedoman
perancangan hingga tujuan akhir dari analisa struktur yang
akan disajikan.
3.2. Bagan Alir Penyelesaian Tugas Akhir
Gambar 3.1 Flowchart metodelogi
![Page 39: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/39.jpg)
20
3.3 Studi Literatur Studi literatur yang digunakan adalah beberapa buku
pustaka atau peraturan tentang sistem self-centering (SCMRF)
dan struktur gedung secara umum yang akan sangat membantu
dalam pengerjaan tugas akhir ini, diantaranya :
1. SNI 03-1729-2002 tentang perencanaan baja pada
struktur bangunan.
2. SNI 03-1726-2012 Struktur Gedung Tahan Gempa.
3. PPIUG 1983 tentang pembebanan Indonesia untuk
gedung .
4. Development of Self-Centering Earthquake Resisting
System (Filiatrault et al, 2004).
5. Design of Self-Centering Moment Resisting Frame
And Experimental Loading System (Swensen, 2007).
3.4 Prelimenary Desain
Preliminary desain ini dilakukan sesuai dengan
ketentuan SNI 03-1729-2002, yang berupa :
1. Mutu baja yang digunakan BJ 41
2. Dimensi Kolom 400x400x30x50
3. Dimensi Balok 500x300x11x18
3.5 Pembebanan
Jenis beban yang diperhitungkan dalam perancangan
ini adalah sebagai berikut :
1. Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan
konstruksi bangunan gedung yang terpasang, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi
tetap, finishing, kulit bangunan gedung dan komponen
arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan
terpasang lain termasuk berat keran (PPIUG 1983).
![Page 40: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/40.jpg)
21
2. Beban Hidup
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan
penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang
tidak termasuk beban konstruksi dan beban
lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban
gempa,beban banjir,atau beban mati.
Beban hidup yang digunakan dalam
perancangan bangunan gedung dan struktur lainnya
harus beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat
penghunian dan penggunaan bangunan gedung, akan
tetapi tidak boleh kurang dari beban merata minimum
yang ditetapkan harus diambil minimum sebesar 100
kg/m2 bidang datar (PPIUG 1983). Beban hidup untuk
kantor ,hotel dan rumah sakit adalah 250 Kg/m²
3. Beban Gempa
Beban gempa yang digunakan sesuai SNI 03-
1726-2012, dimana wilayah gempa terbagi
berdasarkan sifat- sifat tanah pada situs yaitu kelas
situs SA (Batuan Keras), SB (Batuan), SC (Tanah
Keras, sangat padat dan Batuan lunak), SD (tanah
sedang), SE (tanah Lunak) , atau SF (tanah Khusus).
Beban-beban yang dibebankan kepada struktur
tersebut dibebankan kepada komponen struktur
menggunakan kombinasi beban berdasarkan PPIUG
1983 sehingga struktur memenuhi syarat keamanan.
Kekuatan perlu U paling tidak harus sama
dengan pengaruh beban terfaktor dalam Pers. (1)
sampai (7). Pengaruh salah satu beban atau lebih yang
tidak bekerja secara serentak harus diperiksa (beban S
(salju) dalam persamaan-persamaan di bawah dihapus
karena tidak relevan, lihat Daftar Deviasi.
![Page 41: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/41.jpg)
22
U =1,4D
U =1,2D + 1,6L
U = 1,2D + 0.5L+1.3W
U = 1,2D + 0.5 L – 1.3W
U = 1,2D + 1,0E + 1,0L
U = 0,9D + 1Q
U = 0,9D – 1Q
U = 1.2D + 0.5L - 1Q
U = 1.2D + 0.5L +1Q
U = 0,9D + 1,3W
U = 0,9D – 1.3W (3.1)
Dimana :
D = beban mati
L = beban hidup
Q = beban gempa
W = beban angin
Bila beban tanah H bekerja pada struktur,
maka keberadaannya harus diperhitungkan sebagai
berikut :
Bila adanya beban H memperkuat pengaruh
variabel beban utama, maka perhitungkan
pengaruh H dengan faktor beban = 1,6
Bila adanya beban H memberi perlawanan
terhadap pengaruh variabel beban utama,
maka perhitungkan pengaruh H dengan faktor
beban = 0,9 (jika bebannya bersifat permanen)
atau dengan faktor beban = 0 (untuk kondisi
lainnya).
![Page 42: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/42.jpg)
23
Pengaruh yang paling menentukan dari beban-
beban angin dan seismik harus ditinjau, namun kedua
beban tersebut tidak perlu ditinjau secara simultan
(SNI 03-1726-2012 pasal 4.2.2).
Dalam parameter Ss (percepatan batuan dasar
pada perioda pendek) dan S1 (percepatan batuan dasar
pada perioda 1 detik) harus ditetapkan masing-masing
dari respons spektral percepatan 0,2 detik dan 1 detik
dalam Peta Gerak Tanah Seismik dengan kemungkinan
2 persen terlampauidalam 50 tahun (MCE, 2 persen
dan 50 tahun ), dan dinyatakan dalam bilangan desimal
terhadap percapatan gravitasi (SNI 03-1726-2012 pasal
6.1.1).
Berdasarkan sifat-sifat tanah pada situs, maka
situs harus diklasifikasikan sebagai kelas situs SA, SB,
SC,SD, SE, atau SF yang mengikuti pasal 5.3 RSNI 03-
1726-2012. Bila sifat-sifat tanah tidak teridentifikasi
secara jelas sehingga tidak bisa ditentukan kelas situs-
nya, maka kelas situs SE dapat digunakan kecuali jika
pemerintah/dinas yang berwenang memiliki data
geoteknik yang dapat menentukan kelas situs SF (SNI
03-1726-2012 asal 6.1.2).
4. Beban Angin
Beban Angin, menganggap adanya tekanan positif
(pressure) dan tekanan negatif/isapan (suction) bekerja tegak
lurus bidang yang ditinjau berdasarkan PPIUG 1983
![Page 43: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/43.jpg)
24
Tekanan Tiup :
daerah jauh dari tepi laut, diambil minimum 25
kg/m2.
di laut dan tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai,
diambil minimum 40 kg/m2
atau diambil dari rumus pendekatan
p=V2/16 (kg/m2) (3.2)
dengan
V = kecepatan angin, m/det (ditentukan instansi terkait)
Struktur cerobong, ditentukan dengan rumus
pendekatan
qwind=(42,5+0,6.h) (3.3)
dengan
qwind = tekanan tiup, kg/m2
h = tinggi total cerobong, m.
Tekanan tiup tersebut diatas dapat direduksi sebesar
0,5 jika dapat dijamin gedung terlindung efektif dari suatu arah
tertentu oleh gedung/bangunan lain.
3.6 Teknik Pelaksanaan Bangunan Struktur SCMRF
Teknik pelaksaan struktur SCMRF adalah sebagai
berikut :
1. Perencaaan Struktur Sekunder
2. Perencaaan Struktur Utama ( balok dan kolom)
3. Pemberian Stressing pada Tendon post-tensioning
dengan besar gaya aksial sebesar 0.2 My kolom.
4. Proses stressing berupa pemberian gaya tarik
tendon saat initial.
5. Proses pengangkeran tendon ke plat angker pada
kolom.
6. Analisa struktur SCMRF menggunakan ABAQUS
versi 6.10
![Page 44: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/44.jpg)
25
7. Pemodelan struktur SCMRF dengan ABAQUS
versi 6.10
3.7 Run Pemodelan Struktur
Pemodelan struktur menggunakan ABAQUS versi
6.10 untuk mendapatkan gaya- gaya dan reaksi pada struktur.
Untuk menganalisa struktur dalam program bantu
ABAQUS terdapat berbagai tahapan .Tahapan tersebut antara
lain :
3.8 Analisa Struktur Utama
Analisa Struktur Utama Kolom menggunakan
langkah-langkah perencanaan sebagai berikut :
Hubungan Antar Balok
Kelurusan
Pada suatu balok, penyimpangan terhadap garis lurus
antara kedua ujung balok dibatasi oleh SNI 03-1729-2002 pasal
17.4.4 sebagai berikut :
a) Lawan lendut: diukur dengan pelat badan dalam
keadaan horisontal pada suatu permukaan uji (lihat
Gambar 3.1 (a)). Toleransi terhadap lawan lendut yang
disyaratkan adalah nilai yang terkecil dari L/1000 atau
10mm;
Part
Properti
Assembly
Step
Interaction
Load
Mesh
Job
![Page 45: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/45.jpg)
26
b) Lendutan ke samping: diukur dengan pelat dalam
keadaan badan vertikal (lihat Gambar 3.1(b)).
Lendutan kesamping (dilihat dari atas) tidak boleh
melebihi nilai terbesar dari L/1000 atau 3 mm.
Panjang
Panjang suatu balok tidak boleh menyimpang dari
panjang yang ditentukan dengan toleransi 2 mm untuk panjang
balok kurang dari 10 m, dan 4 mm untuk panjang balok lebih
besar dari 10 m.
Hubungan Perletakan Kolom
Posisi pada denah
Posisi perletakan kolom pada denah tidak boleh
menyimpang lebih dari 6 mm terhadap masing-masing sumbu
utama bangunan.
Ketinggian
Gambar 3.1 Pengukuran lawan lendut dan lendutan ke
samping
A B
![Page 46: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/46.jpg)
27
Ketinggian pelat landas kolom tidak boleh
menyimpang lebih dari 10 mm terhadap posisi yang
seharusnya.
Kontak penuh
Apabila disyaratkan perletakan kolom dengan bidang
kontak penuh maka ketentuan dalam butir 17.4.4.2 (Hubungan
perletakan balok) harus dipenuhi, kecuali jika digunakan alat
bantu untuk mengurangi celah sehingga memenuhi ketentuan
dalam butir tersebut. Peralatan bantu penumpu harus datar dan
terbuat dari baja yang sama mutunya dengan komponen
struktur utamanya. Apabila diperlukan adanya grouting maka
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga grouting bisa
menyelimuti peralatan bantu tersebut dengan ketebalan
minimum 50 mm.
Menerapkan Sistem SCMRF
Akhir akhir ini , sistem self centering telah di usulkan
untuk struktur bingkai baja (Ricles et al ,2001) & (
Christopoulus et al, 2006) .Gambar 3.2 mengilustrasikan
sambungan hibrida yang setelah di kencangkan (Ricles et al,
2001) untuk baja SCMRF .Sambungan terdiri dari beberapa
helai baja kekuatan tinggi yang berjalan sepanjang sisi web
balok dan jangkar untuk flens (pinggiran roda) eksterior pada
akhir frame .Sebagai tambahan , dudukan atau tumpuan dan
atas sudut melesat ke kolom dan balok .Perlawanan geser
yang di sediakan oleh kombinasi dari gesekan pada balok
kolom antar muka dan juga oleh sudut baja . Sistem yang di
rancang sedemikian rupa sehingga sudut baja adalah hanya
yang mudah melentur .Oleh karena itu , hanya sudut baja yang
membutuhkan perbaikan sesudah gempa berskala besar
.Manfaat tambahan dari sambungan ini adalah :
1) Tidak di perlukan lapangan pengelasan
2) Menggunakan bahan konvensional dan ketrampilan
![Page 47: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/47.jpg)
28
3) Kekakuan konvensional awal yang sama pada
sambungan pengelasan .
Penerapan sistem SCMRF ini adalah untuk bangunan
gedung 5 lantai dengan PT pada kolomnya dengan dimensi
kolom 400x400x30x50 dan di daerah Gempa Sedang .
yang di gunakan untuk pemodelan
![Page 48: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/48.jpg)
29
Gambar 3.2 Denah Struktur
3.9 Kontrol Batasan Struktur Baja
Kontrol Batas Kekuatan
Kuat batas balok pratekan yang diakibatkan oleh beban
luar berfaktor harus memiliki nilai-nilai berikut :
Pu < Ø Rn (3.4)
Pu – gaya tarik akibat beban berfaktor
Rn – kuat rencana tarik
Ø – faktor reduksi
Kontrol Tegangan Leleh Tegangan leleh untuk perencanaan ( f y ) tidak boleh
diambil melebihi
nilai yang diberikan Tabel 5.3 SNI 03 1729 2002 pasal 5.1.1
Kontrol Leleh :
![Page 49: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/49.jpg)
30
AgfyPu Ag > fy
Pu
(3.5)
Ø = 0,90
(pada tengah batang)
Kontrol Putus Tegangan putus untuk perencanaan ( f y ) tidak boleh
diambil melebihi
nilai yang diberikan Tabel 5.3 SNI 03 1729 2002 pasal 5.1.3.
Kontrol Patah :
AefuPu
Ae > fu
Pu
(3.5)
Ø = 0,75
(pada daerah sambungan)
Ag = luasan penampang utuh (gross)
fy = tegangan leleh bahan
Ae = luasan penampang efektif
fu = tegangan putus bahan
Kontrol Kelangsingan
Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap
tekan, angka perbandingan kelangsingan :
λ=𝐿𝑘
𝑟 dibatasi sebesar 200 (3.6)
Untuk batang-batang yang direncanakan terhadap
tarik, angka perbandingan kelangsingan :
![Page 50: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/50.jpg)
31
𝐿
𝑟 dibatasi sebesar 300 untuk batang sekunder dan
240 untuk batang primer (3.7)
Ketentuan di atas tidak berlaku untuk batang bulat
dalam tarik.Batang-batang yang ditentukan oleh gaya tarik,
namun dapat berubah menjadi tekan yang tidak dominan pada
kombinasi pembebanan yang lain, tidak perlu memenuhi batas
kelangsingan batang tekan (SNI-03-1729-2002 pasal 7.6.4)
![Page 51: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/51.jpg)
32
3.10 Penjadwalan
NO NAMA
KEGIATAN
BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PENGUMPULAN
DATA
2 STUDI
LITERATUR
3 PERENCANAAN
STRUKTUR
SEKUNDER
4 PRE
ELIMENARY
DESAIN
5 PEMBEBANAN
6 PEMODELAN
STRUKTUR
7 ANALISA
STRUKTUR
BAJA
8 KONTROL
BATASAN
STRUKTUR
BAJA
9 KONTROL
DESAIN
10 GAMBAR
OUTPUT
![Page 52: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/52.jpg)
![Page 53: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/53.jpg)
33
BAB IV
PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
Sebagai bagian dari komponen struktur secara
keseluruhan, struktur sekunder akan memberikan pengaruh
terhadap struktur utama sebagai beban. Dalam perencanaan
desain gempa, struktur sekunder merupakan komponen
struktur yang dikomposisikan untuk menerima beban lateral
akibat gempa, sehingga dalam perhitungannya struktur
sekunder dapat direncanakan dan dianalisa secara terpisah dari
struktur sekunder. Di dalam bab ini struktur sekunder yang di
bahas meliputi perencanaan atap dan perencanaan pelat lantai.
4.1 Pelat Lantai
4.1.1 Pelat Lantai Atap
1 . Beban finishing
Berat aspal 2 m x 14 kg/m2 = 28 kg/m2
Berat plafon + penggantung ( 11+7 ) kg/m2 = 18 kg/m2
Berat ducting AC = 40 kg/m2
Total beban finishing = 86 kg/m2
2. Beban hidup = 100 kg/m2
Beban berguna = finishing + hidup
= 86 + 100
= 186 kg/m2
Jadi beban berguna yang di pakai yaitu 200 kg/m2
![Page 54: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/54.jpg)
34
Data-data perencanaan pelat bondex
- Bentang = 2 m
- Beban berguna = 200 kg/m2
Untuk Pelat Atap Dengan Bentang Menerus :
- Tebal pelat = 9 cm
- tulangan negatif = 1.07 cm2/m
Digunakan tulangan Ø 10 (As = 0.7854 cm2)
Jumlah tulangan yang di butuhkan tiap 1 meter adalah :
- n =1.07
0.785 = 2.57 = di pasang 4 buah
- Jarak antar tulangan s = 1000
4 = 250 mm
- Jadi dipasang tulangan negative Ø 10 - 250
4.2 Pembebanan Pelat Lantai
Beban hidup :
Lantai perkantoran = 250 kg/m2
Beban mati :
Berat spesi ( t = 2 cm ) = 0.02 x 2200 = 44 kg/m2
Berat keramik (1 cm ) = 0.01 x 2400 = 24 kg/m2
Berat plafon + penggantung (11+7) kg/m2 = 18 kg/m2
Berat ducting AC + pipa = 40 kg/m2
Total beban finishing = 126 kg/m2
beban berguna = finishing + hidup
= 126 + 250 = 376 kg/m2
Jadi dipakai yaitu 400 kg/m2
Berat plat beton 0.09 m x 2 m x 2400 = 432 kg/m2
Berat bondek 10.1 kg/m2 x 2 m = 20.1 kg/m2
![Page 55: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/55.jpg)
35
Data-data perencanaan berdasarkan brosur BONDEX:
Beban berguna = 400 kg/m2.
Bentang (span ) = 2 m
Untuk Pelat Lantai Dengan Bentang Menerus :
Tebal pelat = 9 cm dan tulangan negatif = 1.55 cm2/m
Dipakai tulangan 10 mm , As = 0,7854 cm2
Jumlah tulangan yang dibutuhkan tiap 1 m :
n = 1.55 / 0,785 = 3.08 4 buah
Jarak antar tulangan = 1000 / 4 = 250 mm
Jadi dipasang tulangan negatif D 10 – 250.
Gambar 4.1 Pelat Bondex
qD = 538.1 kg/m2
![Page 56: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/56.jpg)
36
4.3 Perencanaan Balok Anak
4.3.1 Balok Anak Lantai
Gambar 4.2 Balok Anak
Balok anak berfungsi membagi luasan lantai agar tidak
terlalu lebar sehingga masih mempunyai kekakuan yang cukup.
Balok anak menumpu di atas dua tumpuan sederhana.
Menggunakan profil WF 400 x 200 x 8 x 13
(fy = 250 Mpa, fu = 410 Mpa, BJ 41)
W = 66 kg/m
r = 16 mm
Zx = 1286 cm3
d = 400 mm
Ix = 23700 cm4
tf = 13 mm
h = d -2.(tf+r) = 342 mm
iy = 4.54 cm
balok anak = 2 m
Panjang balok (span) L = 6 m
![Page 57: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/57.jpg)
37
Pembebanan pada balok anak lantai atap:
-Beban mati
Berat bondek =10.1 kg/m2 x 2 m = 20.2 kg/m2
Berat pelat beton 0.09 m x 2 m x 2400 kg/m3 = 648 kg/m
Berat sendiri profil WF = 66 kg/m
qD = 820.2 kg/m
- Beban hidup
qL = 2m x 250 kg/m2 = 500 kg/m
-Beban berfaktor
qU = (1.2 x qD) + (1.6 x qL)
= 1.2 x 820.2 + 1.6 x 500)
= 984.24 + 800
= 1784.24 kg/m
- Momen yang terjadi (terbagi rata )
Mu =1/8 x qU x L2 = 1/8 x 1784.24 x 62
= 8029.08 kg.m
- Gaya geser yang terjadi Vu =1/2 x qU x L =1/2 x 1784.24 x 6
= 5352.72 kg
Kontrol Lendutan
Lendutan ijin : ( pemakaian rumus ini di karenakan tidak
memakai stiffner )
L = 400 cm
𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝐿
360 =
400
360 = 1.11 cm
q = qD + qL = 820.24 + 500 = 1320.4kg/m = 13.204 kg/cm
fo = 5
384 x
𝑞 𝑥 𝐿4
𝐸 𝑥 𝐼𝑥
= 5
384 x
13.204 𝑥 4004
2000000 𝑥 23700 = 0. 91 cm
*Pemakaian Ix karena posisi profil WF adalah tegak dan beban
mengarah atas ke bawah alias menekan ke arah profil dan bagian
terkuatnya adalah bagian arah x
![Page 58: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/58.jpg)
38
fo < fijin 0.91 cm < 1,01 cm ( dari SAP 2000 ) ...ok
c. Kontrol penampang profil terhadap gaya lentur
- Kontrol penampang terhadap tekuk lokal
Pelat sayap
λ = 𝑏𝑓
2𝑡𝑓 =
200
2(13) = 7.69
λp = 170
√𝑓𝑦 =
170
√250 = 10.8
λ ≤ λp 7.69 < 10.8 , maka penampang kompak
Pelat badan
λ = ℎ
𝑡𝑤 =
342
8 = 42.75
λp = 1680
√𝑓𝑦 =
1680
√250 = 106.3
λ ≤ λp 42.75 < 106.3 penampang kompak
Kontrol penampang terhadap tekuk lateral
Karena tidak di pasang shear connector pada balok
anak sejarak Lb = 600 cm
Lp = 1.76 . iy√𝐸
𝑓𝑦 = 1.76 x 4.54 x√
200000
250
= 226.002641 cm
Lr = 658.357 cm
Lp <Lb < Lr ( bentang menengah )
Untuk komponen struktur yang memenuhi Lr > Lb > Lp, kuat
nominal komponen struktur adalah :
![Page 59: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/59.jpg)
39
MA = 602181 Kgcm
MB = 802908 Kgcm
MC = 602181 Kgcm
= 1.68 < 2,3 → dipakai 1.68
My = Sx.fy
= 1190 . 2500
= 2975000 Kgcm
Mp = fy.Zx
= 2500 . 1286
= 3215000 kgcm < 1,5 My
MR = (fy-fr)Sx = 1800. 1190
= 2322000 kgcm
MpLpLr
LbLrMMMCbMn rpr
)(
)()(
3,23435,2
5,12
CBA MMMMmaks
MmaksCb
Mp Mn
) , 226.00 658.37 (
) 600 658.37 ( ) 2322000 3215000 (2322000 , 1,4
)602181.3()802908.4()602181.3()802908.5,2(
802908.5,12
![Page 60: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/60.jpg)
40
Mn = 1.68 ( 3215000 x 0.135 ) = 729162 kg cm
Jadi Mn p
Dipakai Mn = Mp = 729162 kgcm
Persyaratan :
Mu ≤ Mn
8029.08 Kgcm ≤ 0,9. 729162 kgcm
8029.08 Kgcm < 656245.8 kgcm............OK
Jadi Penampang profil baja mampu menahan beban yang
terjadi.
d. Kontrol penampang profil terhadap gaya geser ℎ
𝑡𝑤 =
342
8 = 42.75
1100
√𝑓𝑦 =
1100
√250 = 69.57
ℎ
𝑡𝑤 ≤
1100
√250 42.75 < 69.57 ….. Geser plastis
maka Vn = 0.6 .fy . Aw = 0.6 .fy . d . tw
= 0.6 x 2500 x ( 40 . 0.8 ) = 4800000 kg
Syarat :
Vu < ØVn 11040 kg < 0.9 . 4800000 kg
5352.72 kg < 4320000 kg ……………..(OK)
![Page 61: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/61.jpg)
41
BAB V PERENCANAAN STRUKTUR UTAMA
5.1 Pembebanan Struktur Utama Perhitungan pembebanan dilakukan untuk mengetahui distribusi beban-beban yang bekerja, sehingga dapat diketahui gaya-gaya dalam yang bekerja pada struktur. 5.2Pembebanan Gravitasi 5.2.1 Berat bangunan Ringkasan berat bangunan dinyatakan dalam Tabel 5.1 berikut ini :
Tabel 5.1 Berat struktur per lantai
Lantai Tinggi (m) Berat Lantai (ton)
5 20 5139.71
4 16 7019.36
3 12 7019.36
2 8 7019.36
1 4 7707.71
∑ 33905.5
Jadi berat total bangunan = 33905.5 ton
5.3 Pembebanan 5.3.1Perhitungan Beban Mati
Tabel 5.2 Daftar Beban Mati
![Page 62: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/62.jpg)
42
Deskripsi
1 Baja 7850 kg/m3
2 Adukan Semen 21 kg/m3
3 Tegel 24 kg/m3
4 Pasangan bata merah 1.700 kg/m3
5 Plafon + Penggantung 18 kg/m3
Berat Sendiri Profil Baja (Self Weight)
5.3.2 Perhitungan Beban Hidup
Tabel 5.3 Daftar Beban Hidup
Deskripsi Beban Hidup
1.Lantai Perkantoran 250 kg/m2
2.Atap 100 kg/m2
5.3.4 Perhitungan Beban Gempa
Tabel 5.4 Gaya gempa tiap lantai
Tingkat Hi Wi Wi.Hi 100 % 30 %
(m) (ton) (ton m) Fi x,y (ton) Fi x,y (ton)
5 20 5139.71 102794 28.15 8.44
![Page 63: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/63.jpg)
43
4 16 7019.36 112310 30.76 9.22
3 12 7019.36 84232.3 23.07 6.92
2 8 7019.36 56154.9 15.38 4.61
1 4 7707.71 30830.8 8.44 2.53
Total 386322 105.81 31.74
5.3.5 Kontrol Analisa Reyligh akibat gempa arah sumbu X & Y
Besarnya T yang dihitung sebelumnya dengan rumus empiris harus dibandingkan dengan Treyleigh dengan rumus :
T1 = 6.3 √∑ 𝑊𝑖.𝑑𝑖2𝑛
𝑖=1
𝑔 ∑ 𝐹𝑖.𝑑𝑖𝑛𝑖=1
Dimana besarnya T yang dihitung sebelumnya tidak boleh lebih dari 205 hasil T reyleigh sesuai SNI 1726 Pasal 6.2.2.
Di dapatkan T= 0.85
![Page 64: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/64.jpg)
44
5.4 Balok induk 5.4.1 Balok induk memanjang Balok induk memanjang direncanakan menggunakan profil WF 500 x 300 x 11 x 18 dengan data-data sebagai berikut : Dari analisis SAP 2000, didapatkan gaya dalam dan lendutan yang terjadi pada balok induk memanjang adalah sebagai berikut : Mu = 2937768 kg.cm Vu = 6277.39 kg L = 600 cm Kontrol kekuatan penampang( Local buckling ) Pelat sayap
𝜆 =𝑏𝑓
2𝑡𝑓=
300
2(18)= 8,33
𝜆𝑝 =170
√𝑓𝑦=
170
√250= 10,75
λ ≤ λp ..... 8,33 < 10,75 penampang kompak Pelat badan
𝜆 =ℎ
𝑡𝑤=
400
11= 36,36
𝜆𝑝 =1680
√𝑓𝑦=
1680
√250= 106,25
W = 128 kg/m Sx = 2910 cm3 r = 26 mm A = 163,5 cm2 Ix = 71000 cm4 ix = 20,8 cm tw = 11 mm Iy = 8110 cm4 iy = 7,04 cm
b = 300 mm d = 488 mm tf = 18 mm h = 488 - 2 x (18 + 26) = 400 mm Zx = 3100 cm3
![Page 65: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/65.jpg)
45
λ ≤ λp 36,36 < 106,25 penampang kompak
Karena penampang kompak, maka Mn x = Mp x
Mp = fy . Zx = 2500 . 3100 = 7750000 kg.cm Cek kemampuan penampang Øb . Mn ≥ Mu Øb . Mn = 0,9 . 7750000 = 6975000 kg.cm > 2937768 kg.cm (OK…!) Kontrol penampang terhadap tekuk lateral ( Lateral buckling) Jarak Penahan Lateral Lb = 200 cm. Lp = 350.453 cm Lr = 1050,71 cm Jadi , Lb < Lp (bentang pendek ) Untuk komponen struktur yang memenuhi Lb < Lp, kuat nominal komponen struktur adalah : Mn = Mp My = Sx . fy = 2910 . 2500 = 7275000 kg.cm Mp = fy .Zx = 2500 . 3100 = 7750000 kg.cm < 1.5 My Syarat : ΦMn ≥ Mu (Φ = 0.9) 0.9 x 7750000 2937768 6975000 2937768 (OK...) Kontrol penampang profil terhadap gaya geser
ℎ
𝑡𝑤= 36,36 :
1100
√250= 69,57
![Page 66: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/66.jpg)
46
karena ℎ
𝑡𝑤≤
1100
√𝑓𝑦 Plastis !
maka Vn = 0,6 fy Aw = 0,6 x 2500 x (48,8 x 1,1) = 80520 kg Persyaratan : Ø Vn ≥ Vu Ø Vn = 0,9 . 80520 kg = 72468 kg > 6277.39 kg ... OK ! Kontrol lendutan L = 600 cm
𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 =𝐿
360=
600
360= 1.67 𝑐𝑚
Dari hasil analisis SAP 200 didapatkan lendutan batang sebesar f 0
= 1,154 cm 𝑓0 < 𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 → 1,55 𝑐𝑚 < 1.67 𝑐𝑚 ... OK ! 5.4.2 Balok Induk melintang Balok induk melintang direncanakan menggunakan profil WF 500 x 300 x 11 x 18 dengan data sebagai berikut : W = 128 kg/m Sx = 2910 cm3 r = 26 mm A = 163,5 cm2 Ix = 71000 cm4 ix = 20,8 cm tw = 11 mm Iy = 8110 cm4 iy = 7,04 cm b = 300 mm d = 488 mm tf = 18 mm
![Page 67: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/67.jpg)
47
h = 488 - 2 x (18 + 26) = 400 mm Zx = 3100 cm3
Dari analisis SAP 2000, didapatkan gaya dalam dan lendutan yang terjadi pada balok induk memanjang adalah sebagai berikut : Mu(max) (-) = 2644812 kg.cm Vu (-) = 10710.57 kg Kontrol penampang profil terhadap gaya lentur Kontrol penampang terhadap tekuk lokal
Pelat sayap
𝜆 =𝑏𝑓
2𝑡𝑓=
300
2(18)= 8,33
𝜆𝑝 =170
√𝑓𝑦=
170
√250= 10,75
λ ≤ λp 8,33 < 10,75 penampang kompak
Pelat badan
𝜆 =ℎ
𝑡𝑤=
400
11= 36,36
𝜆𝑝 =1680
√𝑓𝑦=
1680
√250= 106,25
λ ≤ λp 36,36 < 106,25 penampang kompak
- Karena penampang kompak, maka Mn = Mp Mp = fy . Zx = 2500 . 3100 = 7750000 kg.cm Cek kemampuan penampang Øb . Mn ≥ Mu Øb . Mn = 0,9 . 7750000 = 6975000 kg.cm > 2644812kg.cm ... (OK…!)
![Page 68: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/68.jpg)
48
Kontrol penampang terhadap tekuk lateral
Jarak Penahan Lateral Lb = 200 cm Berdasarkan tabel untuk BJ 41 profil WF 500x300x11x8 didapatkan : Lp= 350,453 cm Lr = 1050,71 cm Jadi, Lp > Lb bentang pendek Untuk komponen struktur yang memenuhi Lb < Lp, kuat nominal komponen struktur adalah : Mn = Mp My = Sx.fy = 2910 .2500 = 7275000 kg.cm Mp = Zx . fy = 3100 . 2500 = 7750000 kg.cm < 1.5 My Syarat : ΦMn ≥ Mu (Φ = 0.9) 0.9 x 7750000 5074960 6975000 5074960 (OK...!) Kontrol penampang profil terhadap gaya geser
ℎ
𝑡𝑤= 36,36 :
1100
√250= 69,57
karena ℎ
𝑡𝑤≤
1100
√𝑓𝑦 Plastis !
maka Vn = 0,6 fy Aw = 0,6 x 2500 x (48,8 x 1,1) = 80520 kg Ø Vn ≥ Vu Ø Vn= 0,9 . 80520 kg = 72468 kg > 10710.57 kg ... OK ! Kontrol lendutan Lendutan ijin (f’) adalah
L = 600 cm
𝑓′ =𝐿
360=
600
360= 1.67 𝑐𝑚
![Page 69: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/69.jpg)
49
Dari hasil analisis SAP 200 didapatkan lendutan batang sebesar f
= 1,55 cm 𝑓 < 𝑓′ → 1,55 𝑐𝑚 < 1.67 𝑐𝑚 (di peroleh dari SAP 2000 ) ... OK ! 5.5 Kolom 5.5.1 Kolom Lantai 1-3 Pada perencanaan ini ditunjukkan contoh perhitungan kolom lantai 1. Direncanakan dengan profil WF 400x400x45x70 dan panjang kolom (L) = 400 cm. Data-data profil disajikan sebagai berikut : A = 770,1 cm2
ix = 19,7 cm
Ix = 298000 cm4
iy = 11,1 cm
Iy = 94400 cm4
Zx = 14385 cm3
Ix balok = 23700 cm4
Zy = 6713 cm3
Sx = 12000 cm3
fy = 250 Mpa
Sy = 4370 cm3
fy = 250 Mpa
fu = 410 Mpa
![Page 70: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/70.jpg)
50
Dari hasil analisis SAP 2000 didapatkan gaya dalam yang bekerja pada lantai 1 sebagai berikut : Pu = 318203 kg Mux = 12789.09 kg.m Muy = 11603.57 kg.m Bahan : BJ 41 : fy = 2500 kg/cm2 fu = 4100 kg/cm2
Kontrol Penampang ( Kelangsingan elemen penampang ) λR = = = 42.06
λ =𝑏𝑓
2𝑡𝑓 =
407
2𝑥36 = 5.628
h =d-2(tf+r) = 428 - 2(35+22) =314
λ = =314
20 = 15.7
λR = 250
√250 = 42.06
Jadi Penampang Tidak Langsing !!
Momen nominal :
Kontrol Tekuk Lokal :
λ = = 407
2𝑥35= 5.81
λp =250
√250 = = 15.811
wt
h
f
f
t
b
2
y f
665
250
665
λ < λr
λ < λr
λ < λp ….. Kompak
![Page 71: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/71.jpg)
51
λ = = 407
20= 15.7
λp = = = 106,253
Jadi, termasuk penampang kompak, maka Mn = Mp Kontrol Tekuk Lateral : Lb = 400 cm
Dari tabel baja diperoleh
Lp = 552.562 cm
Lr = 5942.562 cm
Lb < Lp < Lr Bentang pendek
Mn = Mp = Mny
Mx = Zx.fy = (12000)(2500) = 30000000 kg .cm = 30 tm 1,5Mx = 1,5(30000000) = 45000000 kgcm Mnx = Mpx = Zx.fy = (14385)(2500) = 35962500 kgcm = 35962500 kgcm ≤ 1,5Mx = 45000000 kgcm ... O.K My = Sy.fy = (4370)(2500) = 11825000 kgcm 1,5My = 1,5(11825000) = 17737500 kgcm Mny = Mpy = Zy.fy = (6713)(2500) = 16782500 kgcm = 16782500 kgcm ≤ 1,5My = 17737500 kgcm ….. OK
wt
h
yf
1680
250
1680
λ < λp ….. Kompak
![Page 72: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/72.jpg)
52
Jadi diperoleh : Mnx = 35962500 kgcm Mny = 16782500 kgcm
Terhadap sumbu x :
Kontrol kekakuan portal :
G =
GA = 2(
298000
400)
2(23700
600) =
1490
79 = 18.86
GB = 10.00 (Ujung kolom dianggap sendi/tidak kaku)
Diperoleh : kc = 3.4 (bergoyang)
= = 3.4 x 400
19.7 = 69.03
Terhadap sumbu y:
Kontrol kekakuan portal :
G =
GA = 2(
94400
400)
2(23700
600) =
472
79 = 5.97
GB = 10.00 (Ujung kolom dianggap sendi/tidak kaku)
xx
c
i
Lk
b
b
c
c
L
IL
I
b
b
c
c
L
I
L
I
![Page 73: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/73.jpg)
53
Diperoleh : kc = 2.9 ( bergoyang)
λ𝑦 = untuk mencari kelangsingan struktur
λ𝑦 = = 2.9 𝑥 400
11.1 = 104.50
Rumus Interaksi :
terbesar = = 104.5
λc = = 104.50
3.14𝑥√
250
200000 = 33.28 x 0.035 = 1.16
0,25 < λc < 1,2 → ω = = 1.43
1.6−(0.67𝑥 1.16)
= 1.73
Pn =Ag . fcr = = 770.1𝑥2500
1.73 = 1112861.272 kg
=318203
0.85𝑥1112861.2 = 0.34 > 0.2
=0,34 ≥0,2 → RUMUS 1
ω = factor tekuk
Pu = gaya tekan akibat beban beraktor
Pn = Kekuatan tekan nominal batang
Kontrol Tekan-Lentur
y
c
i
Lk
y
E
fy
c.67,06,1
43,1
yfAg.
n
u
P
P
.
![Page 74: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/74.jpg)
54
Kontrol Interaksi Beam Kolom Rumus 1 :
0.34 + 8
9[
4568550
0.9 𝑥 35962500+
1160357
0.9 𝑥 16782500] ≤ 1.0
0.34 + 8
9 [0.141 + 0.08] ≤ 1
0.6 1 ….. Kolom kuat memikul beban tekan dan momen
lentur
5.5.2 Kolom Lantai 4-5 Pada perencanaan ini ditunjukkan contoh perhitungan kolom lantai 4. Direncanakan dengan profil WF 400x400x30x50 dan panjang kolom (L) = 400 cm. Data-data profil disajikan sebagai berikut : Ag = 360,7 cm2 rx = 18,2 cm
Ix kolom = 119000 cm4 ry = 10,4 cm
Iy kolom = 39400 cm4 Zx = 6239 cm3
Ix balok = 23700 cm4 Zy = 2935 cm3
Sy = 1930 cm3 Sx = 5570 cm3
Dari hasil analisis SAP 2000 didapatkan gaya dalam yang bekerja sebagai berikut :
0,19
8
nyb
uy
nxb
ux
n
u
M
M
M
M
P
P
0.2 ,34 0 n
u
P
P
![Page 75: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/75.jpg)
55
Pu = 125580 kg Mux = 23374.20 kg.m Muy = 7667.88 kg.m Bahan : BJ 41 fy = 2500 kg/cm2 fu = 4100 kg/cm2
Kontrol Penampang :
Penampang ( Kelangsingan elemen penampang )
λR = 665
√𝑓𝑦 = = 42,06
λ = = 400
2.35 = 5.71
λ < λr ….. OK
λR = 250
√𝑓𝑦 = = 15.81
λ = = 256
20 = 12.8
λ < λr ….. Ok
Jadi penampang tidak langsing !
Terhadap Lentur :
λ = = 407
2.35 = 5.71 λ < λp ….. Kompak
250
665
f
f
t
b
2
wt
h
f
f
t
b
2
250
250
![Page 76: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/76.jpg)
56
λp = = = 10,752
λp = = = 106,253
λ = = 256
20 = 12.8 λ < λp ….. Kompak
Kontrol Tekuk Lateral
Lb = 400 cm
Dari tabel diperoleh
Lp = 517.715 cm
Lb ≤ Lp Bentang pendek
Karena penampang kompak, maka
Mnx = Mny = Mp
Mpx = Sx.fy = (5570)(2500) = 13925000 kgcm
1,5Mx = 1,5(13925000) = 20887500 kgcm
Mnx = Mpx = Zx.fy = (6239)(2500)
= 15597500 kgcm
= 15597500 kgcm ≤ 1,5Mx
= 20887500 kgcm ... O.K
My = Sy.fy = (1930)(2500)
yf
170
250
170
yf
1680
250
1680
wt
h
![Page 77: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/77.jpg)
57
= 4825000 kgcm
1,5My = 1,5(4825000)
= 7237500 kgcm
Mny = Zy.fy = (2935)(2500)
= 7337500 kgcm
= 7337500 kgcm ≤ 1,5 My = 7237500 kgcm
Jadi diperoleh :
Mny = 7237500 kgcm
Mnx = Mpx = 15597500 > 13925000
Mnx = 15597500 kgcm → untuk Tekuk Lokal
Menentukan !
Terhadap sumbu x :
Kontrol kekakuan portal :
G =
GA = 2(
119000
400)
2(23700
600) =
595
79 = 7.53
GB = 10 (Ujung kolom dianggap sendi)
b
b
c
c
L
IL
I
![Page 78: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/78.jpg)
58
Diperoleh : kc = 2.9 (bergoyang)
Kelangsingan struktur : i
kL
= = 2.9 x 400
18.2 = 63.73
Terhadap sumbu y:
Kontrol kekakuan portal :
G =
GA = 2(
39400
400)
2(23700
600) =
197
79 = 2.49
GB = 10 (Ujung kolom dianggap sendi)
Diperoleh : kc = 2.2 ( bergoyang)
= = 2.2 𝑥 400
10.24 = 85.93
Rumus Interaksi :
terbesar = = 85.93 < 200 ( max angka kelangsingan
struktur tekan )
xx
c
i
Lk
b
b
c
c
L
IL
I
yy
c
i
Lk
y
![Page 79: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/79.jpg)
59
λc = = 85.93
3.14𝑥 √
250
200000 = 0.96
0,25 < λc < 1,2 → ω = = 1.43
1.6−(0.67𝑥0.96)
= 1.43
0.97 = 1.46
Pn = = 360.7𝑥 2500
1.46 = 617636.98 kg
=125580
0.85𝑥617636.98 = 0.33 > 0.2 → RUMUS Interaksi 1
ω = factor tekuk
Pu = gaya tekan akibat beban beraktor
Pn = Kekuatan tekan nominal batang
Kontrol Tekan-Lentur
𝑃𝑢
∅𝑃𝑛 = 0.33 > 0.2
0.33 + 8
9 [0.025 + 0.122]
E
fy
c.67,06,1
43,1
yfAg.
n
u
P
P
.
0,19
8
nyb
uy
nxb
ux
n
u
M
M
M
M
P
P
0,1167825009,0
589077
35962500 9,0
1051349
9
852,0
xx0.33
3
4245420 0.9𝑥20887500
797792
0.9𝑥7237500
= 0.85 →faktor reduksi
untuk kuat tekan
![Page 80: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/80.jpg)
60
0.7 1 → OK Propil kuat memikul beban tekan dan
momen lentur !
5.6. Desain Sambungan
Gambar 5.1 Sambungan Balok – Kolom yang direncanakan
5.6.1 Sambungan Balok Anak dengan Balok Induk
Sambungan antara balok anak dan balok induk direncanakan dengan baut simple connection terletak pada dua tumpuan sederhana yang disesuaikan dengan anggapan dalam analisa sendi .
Profil Balok Anak : WF 400 x 200 x 8 x 13 ( BJ 41 )
![Page 81: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/81.jpg)
61
Profil Balok Induk : WF 500 x 300 x 11 x 18 ( BJ 41 )
Pelat penyambung siku : ˪ 60 x 60 x 6 ( BJ 41 )
qD = 820.24 kg/m ; qL = 500 kg/m
qU = (1,2 x qD ) + ( 1,6 x qL ) = ( 1,2 x 820.24 ) + (1,6 x 500)
= 984.24 + 800
= 1784,24 kg/m
Vu = 1
2 x qu x l =
1
2 x 1784.24 x 6 = 5352.72 kg
a. Sambungan Pelat Siku dengan Balok Anak Direncanakan : profil siku ˪ 60 x 60 x 6 BJ 41 Baut HTB A 325 ( fub = 8250 kg/cm2 ) Baut mm ( A baut = 2,01 cm2 ) Kuat geser
Vn = f x r1 x fub x Abaut x m
Dimana :
r1 = 0,4 ( ada ulir di bidang geser baut )
m = jumlah bidang geser
fub = tegangan tarik putus baut
Abaut = luas bruto penampang baut
Vn = 0,75 x 0,4 x 8250 x 2,0 x 1
= 4950 kg
![Page 82: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/82.jpg)
62
Kuat tumpu
Vn = f 2,4 db tp fu ………. berlaku untuk
semua jenis lubang baut
Dimana :
db = diameter nominal baut
tp = tebal plat tertipis
fu = tegangan tarik putus terkecil antara baut
dan pelat
Vn = 0,75 x 2,4 x 1,6 x 0,9 x 4100
= 10276 kg →menentukan
n = 𝑉𝑢
𝑉𝑛 =
5352.72
10627.2 = 0.62 ≈ 1 buah
b. Sambungan Pelat Siku dengan Balok Induk
Direncanakan : profil siku ˪ 60 x 60 x 6 BJ 41 Baut HTB A 325 ( fub = 8250 kg/cm2 ) Baut mm ( Abaut = 2,01 cm2 ) Untuk disisi balok Kuat geser
![Page 83: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/83.jpg)
63
Vn = f x r1 x fub x Abaut x m
= 0,75 x 0,4 x 8250 x 2,01 x 2 = 9949.5 kg → Menentukan Kuat tumpu
Vn = f 2,4 db tp fu ………. berlaku untuk
semua jenis lubang baut
Dimana :
db = diameter nominal baut
tp = tebal plat tertipis
fu = tegangan tarik putus terkecil antara baut
dan pelat
Vn = 0,75 x 2,4 x 1,6 x 0,9 x 4100
= 10276 kg →menentukan
n = 𝑉𝑢
𝑉𝑛 =
5352.72
10276 = 0,7 ≈ 2 buah
dipasang 2 buah baut mm ( jumlah baut untuk 2 sisi )
Kontrol pelat siku
Direncanakan : profil siku ˪ 60 x 60 x 6 BJ 41
![Page 84: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/84.jpg)
64
Baut HTB A 325 ( fub = 8250 kg/cm2 ) Baut mm Diameter perlemahan ( dengan bor ) = baut + 1,5 = 16 + 1,5 = 17,5 mm = 1,75 cm Anv = Lnv x tp
= ( 36 – 2 x 1,75 ) x 0.9 = 32.85 cm2
Kuat rencana :
Rnv = . 0,6 . fu . Anv
Dimana :
fu = tegangan Tarik putus terkecil antara baut dan pelat
Rnv = 0.75 .0,6 . 4100 x 32.85 = 60608.25 kg
Terdapat 2 siku ,sehingga :
2 x Rnv = 2 x 60608.25 = 121216.5 kg
Persyaratan : Vu ≤ Rn
2536.48 kg ≤ Vn
2536.48 kg ≤ 121216.5 kg …… ok
Kontrol Jarak Baut
Ag = 6 x 6 = 36 cm2
![Page 85: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/85.jpg)
65
Jarak ke tepi = 1,5 db s/d (4tp + 100 ) atau 200 mm
tp = tebal plat tertipis
1,5 db = 1,5 x 16 = 24 mm
( 4 tp + 100 ) = ( 4x 0.9 + 100 ) = 104 mm
Dipasang 80 mm
Jarak antar baut = 3db s/d 15 tp atau 200 mm
3db = 3x 16 = 48 mm
15 tp = 15 x 4 = 60 mm
Dipasang 50 mm
![Page 86: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/86.jpg)
66
L 60 x 60 x 6
Ø 16 mm
WF 400 X 200 X 8 X 13
Tulangan negatif
WF 500 X 300 X 8 X 11
10
20
90
400
Gambar 5.3 Detail sambungan balok anak dengan balok induk
Sambungan Balok – Kolom
Profil balok induk menggunakan WF 500 x 300 x 11 x 18 dan kolom dengan profil WF 400 x 400 x 45 x 70 . Sambungan direncanakan dengan metode rigid connection .
Pembebanan pada balok : ( di dapat dari SAP 2000 )
Momen ultimate = 48 t.m
Vu = 16 t.m
![Page 87: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/87.jpg)
67
Gaya geser yang terjadi :
Vu = (1
2 𝑥 𝑞𝑢 x l ) 𝑥 (
1
2 𝑥 𝑃𝑢)
= (1
2 𝑥 11089 x 6 ) 𝑥 (
1
2 𝑥318203) = 52928 kg
Gaya geser yang berasal dari Mu :
∑ MA = 0
Vu x L – MB - MA = 0
Vu = 𝑀𝐴+ 𝑀𝐵
𝐿 =
4800000+4800000
600 = 80800 kg
Maka ,besarnya Vu total adalah :
Vu total = 52928+ 80800 = 133728 kg
Mu = 48 ton
Gambar 5.4 Gaya pada balok - kolom
Vu = 16 ton
![Page 88: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/88.jpg)
68
a. Sambungan Pada Badan Balok
Penentuan jumlah baut, direncanakan menggunakan :
Baut : A 325 Mutu Baut : 8250 kg/cm2 Diameter baut : 22 Ulir pada bidang geser ( r1 = 0,4 ) Siku penyambung ˪ 100 x 100 x 10 Fy = 2500 kg/cm2 Fu = 4100 kg/cm2 tp˪ = 10 mm = 1 cm tpbalok = 11 mm = 1,1 cm →menentukan Ab = ¼ π d2 = 3,80 cm2
Kekuatan 1 baut :
Kuat Geser
Vn = 0,75 x r1 x Fu x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 8250 x 3,80 x 2
= 23512.5 kg
Kuat Tumpu
Vn = 0,75 x 2,4 x db x tpbalok x fu
= 0,75 x 2,4 x 2,2 x 1,1 x 4100
= 17859 kg → menentukan
![Page 89: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/89.jpg)
69
Jumlah baut yang diperlukan :
n = 𝑉𝑢
𝑉𝑛 =
16000
17859.6 =0.89 ≈ 1 buah
Dipasang 3 buah baut diameter 22 mm
Kontrol pelat siku
Diameter perlemahan ( dengan bor )
lubang = 22 mm + 1,5 mm = 23,5 mm
Luas bidang geser
Anv = Lnv x tp = ( 100 – 3 x 2.35 ) x 10 = 29.5 cm2
Kuat rencana :
Rnv = x 0,6 x fu x Anv
= 0.75 x 0,6 x 4100 x 29.5 = 54427.5 kg
Terdapat 2 siku , sehingga :
2 x Rnv = 2 x 54427.5 = 108855 kg
Persyaratan : 𝑉𝑢 ≤ Rn
42623.3 ≤ 𝑉𝑛
42623.3 kg ≤ 108855 kg ….. ok
Kontrol Jarak Baut
Ag = 10 x 10 =100 cm2
![Page 90: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/90.jpg)
70
Jarak ke tepi = 1,5 db s/d (4tp + 100 ) atau 200 mm
tp = tebal plat tertipis
1,5 db = 1,5 x 22 = 33 mm
( 4 tp + 100 ) = ( 4x 10 + 100 ) = 140 mm
Dipasang 100 mm
Jarak antar baut = 3db s/d 15 tp atau 200 mm
3db = 3x 22 = 66 mm
15 tp = 15 x 10 = 150 mm
Dipasang 120 mm
b. Sambungan Pada Sayap Kolom
Penentuan jumlah baut, direncanakan menggunakan :
Baut : A 325 Mutu Baut : 8250 kg/cm2 Diameter baut : 22 Ulir pada bidang geser ( r1 = 0,4 ) Siku penyambung ˪ 100 x 100 x 10 Fy = 2500 kg/cm2 fu = 4100 kg/cm2 tp˪ = 10 mm = 1 cm →menentukan tpkolom = 19 mm = 1,9 cm Ab = ¼ π d2 = ¼ π 2.22 = 3,80 cm2
Kekuatan 1 baut :
![Page 91: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/91.jpg)
71
Kuat Geser
Vn = 0,75 x r1 x fu baut x Ab x m
= 0,75 x 0,4 x 8250 x 3,80 x 1
= 11756.25 kg → menentukan
Kuat Tumpu
Vn = 0,75 x 2,4 x db x tpkolom x fu
= 0,75 x 2,4 x 2,2 x 1 x 4100
= 16236 kg
Jumlah baut yang diperlukan :
n = 𝑉𝑢
𝑉𝑛 =
16000
11756.25 = 2.05 ≈ 6 buah
Dipasang 4 buah baut pada tiap sisi .
Kontrol kekuatan pelat siku penyambung
Direncanakan siku penyambung : ˪ 100 x 100 x 10
Ag = 10 x 10 = 100 cm2
lubang = 22 mm + 1,5 mm ( lubang dibuat bor )
= 23,5 mm = 2,35 cm
Luas bidang geser
Anv = Lnv x tp = ( 100 – 4 x 2,35 ) x 1 = 90,6 mm2
Di rencanakan memakai
6 karena di
proporsionalkan
menerima momen
![Page 92: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/92.jpg)
72
Kuat rencana :
Rnv = x 0,6 x fu x Anv
= 0.75 x 0,6 x 4100 x 90.60 = 167157 kg
Terdapat 2 siku , sehingga :
2 x Rnv = 2 x 26937 = 53874 kg
Persyaratan : 𝑉𝑢 ≤ Rn
16000 ≤ 𝑉𝑛
16000 kg ≤ 334314 kg ….. ok
Kontrol Jarak Baut
Jarak ke tepi = 1,5 db s/d (4tp + 100 ) atau 200 mm
tp = tebal plat tertipis
1,5 db = 1,5 x 22 = 33 mm
( 4 tp + 100 ) = ( 4x 1.9 + 100 ) = 104 mm
Dipasang 100 mm
Jarak antar baut = 3db s/d 15 tp atau 200 mm
3db = 3x 16 = 48 mm
15 tp = 15 x 4 = 60 mm
![Page 93: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/93.jpg)
73
Dipasang 50 mm
Kontrol tebal flens
Baut tipe tumpu 22 ( HTB A325 fub = 8250 kg/cm2 )
Profil baja : BJ 41
Kuat Rencana Baut :
Geser
Vd = 0,75 x 0,4 x fu Ab . m = 0,75 x 0,5 x 8250 x 3,80 x 1
= 11756.25 kg (menentukan!)
Tumpu
Rd = 0,75 x 2,4 db tp fu = 0,75 x 2,4 x 2,2 x 4100 x 1,3
= 30848.4 kg
Vu = 5
16000
n
Pu = 3200 kg < Vd
Tarik (ulir)
Td = . 0,75 Ab fu = 0,75 (0,75 x 3,80 x 8250)
= 17634.375 kg
![Page 94: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/94.jpg)
74
Sambungan end plate ke flens kolom menggunakan cara
di baut cara ultimate eksentris tidak sebidang
Ø 22 mm
WF 500 X 300 X 11 X 18WF
400
X 20
0 X
8 X
13
Ø 22 mm
END PLATE
400
500
CONTINUITY PLATE
5
10
10
25
25
10
10
5
T
T
T
T
T 5
20
15
15
20
5
apelat
Mu = 86 ton Pu = 16 ton
- Kontrol Geser :
kgn
PV u
u 3205
1600
![Page 95: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/95.jpg)
75
bufuv
buf
b
uuv
ff
cmkgf
cmkgA
Vf
5,0
/75.3093825050,075,05,0
/21.8480.3
320
2
2
Beban tarik : (interaksi geser + tarik)
Td = f ft Ab ft = (1,3 fub – 1,5 fuv) < fu
b = 8250 kg/cm2
= (1,3 x 8250 – 1,5 x 84.21 )
= 10725 – 126.31
= 10598.68 kg/cm2
ft = 8250 kg/cm2
Td = 0,75 x 8250 x 3.80 = 23513 kg = T
Td ulir = 17634.375kg
Mencari garis netral anggap dibawah baut terbawah
fy a b = ∑ T 250030
17634.37510
yfb
Ta
= 2.35 cm < S = 5 cm ok
(anggapan benar)
T = Td ulir = 17634.375
![Page 96: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/96.jpg)
76
Momen Rencana yang dapat dipikul sambungan :
dTbaf
Mn y
2
9,0 2
= 186384.37 + 6991881
Mn= 71782653 kg cm
Mu = 8600000 kg cm < Mn ok
Sambungan cukup kuat menerima beban momen
= 375.1763422
30)35.2(25009,0 2
(2.65 + 22.65 + 42.65 + 57.65 +72.65)
![Page 97: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/97.jpg)
77
Sambungan end plate ke kolom menggunakan cara di las
Ø 22 mm
WF 500 X 300 X 11 X 18WF
40
0 X
20
0 X
8 X
13
Ø 22 mm
END PLATE
400
500
CONTINUITY PLATELAS SUDUT
Jawab : te = 1 cm
300
500
LAS : EE70xx
Baja BJ 41
![Page 98: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/98.jpg)
78
A = 2 x 30 + 4 ( 30 – 1.1 ) + 2 X ( 50 -2 X 1.8 ) = 268.4 cm2
S = (30 . 50 ) + (30 . 1,1 ) x ( 50 – ( 2 .1,8)) + (503 / 3 ) = 44967
cm2
Pu = 16 ton
Mu = 48 ton
fn = . 0,6 . E70 = 0,75 . 0,6 . 70 . 70,3
= 2214 kg/cm2
akibat Pu :
4.268
16000vpf = 59.61 kg/cm2 ftotal =
22hmrp ff
akibat Mu : = 22 79.10761.59
44967
2.4847317HMf ftotal = 123.18 kg/cm2
= 107.79 kg/cm2
cmcmf
ft
n
totale 05.01
2214
18.123
707,0
05.0
707,0 eta = 0.07 cm
![Page 99: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/99.jpg)
79
Syarat : a min > 4 mm < a ef max = 17.62 mm
Karena tidak ada pembatasan dari maksimal tebal , jadi a tmax
di ganti menjadi a ef max
= 1,41 x 𝑓𝑢
𝐹𝐸𝑋𝑋 .t2
= 1,41 x 4100
70 𝑥 70.3 .15
= 17.62 mm FEXX – tegangan putus las
a mak < 17.62 – 1,6 = 16.02 mm > a
jadi a = 15 mm
![Page 100: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/100.jpg)
80
” halaman ini sengaja dikosongkan ”
![Page 101: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/101.jpg)
79
BAB VI
ANALISA PERILAKU KOLOM
6.1 Umum
Dalam menganalisa perilaku elemen kolom digunakan program ABAQUS 6.10 .Pada analisa ini di modelkan dengan portal arah memanjang .Sebelum menganalisa perilaku kolom ,ada beberapa tahapan yang harus di lakukan ,yang akan di jelaskan selanjutnya .
6.2 Pemodelan Portal
a.Part
Pada tahapan ini di buat elemen elemen struktur portal yaitu balok dan kolom yangakan disambung menajdi satu kesatuan .Tahap ini di mulai dengan memilih menu create part (Gambar 6.1) kemudian menggambarkan geometrik elemen struktur dengan menggabungkan titik titik koordinat menjadi sebuah bentuk penampang memanjang .
Gambar 6.1 Tahap Create Part
![Page 102: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/102.jpg)
80
Setelah menggabungkan titik-titik koordinat penampang selanjutnya mengisi base extrusion untung bentang memanjang dari masing masing elemen ,pada elemen balok di masukkan sebesar L =5600 mm dan kolom sebesar L kolom = 4000 mm .Untuk tampilannya ditunjukkan pada Gambar 6.2 dan 7.3 .
Gambar 6.2 Balok WF 500 X 300 X 11 X 18
Gambar 6.3 Kolom WF 400 X 400 x 45 x 70
b.Property
Tahap ini penentuan jenis material yang akan digunakan untuk masing masing elemen yang telah dibuat dengan mengisi elastisitas material dan plastisitas material .
![Page 103: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/103.jpg)
81
Elastisitas material : Untuk material baja = 2 x 105 MPa Poisson ratio = 0.3
Plastisitas material : Karena material baja yang digunakan adalah bj 41 yaitu fy = 250 MPa dan fu = 410 MPa sehingga pengisian untuk plastis stress dimulai dari angka 250 untuk batas leleh dengan plastis strain dimulai dari angka 0 .
Setelah pengisian materialselesai maka akan tampil material manager yang telah diisi (Gambar 6.4) .selanjutnya memilih menu section manager kemudian create section untuk penampang balok dan kolom (Gambar 6.5) .Setelah itu penampang balok dankolom yang telah dimodelkan dimasukkan kedalam section manager sesuai penampang masing-masing(Gambar 6.6)
Gambar 6.4 Jenis material yang digunakan
![Page 104: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/104.jpg)
82
Gambar 6.5 Tahap section manager
Gambar 6.6 Tahap pemilihan material
c. Assembly
Pada tahap ini merupakan penggabungan dari elemen-elemen yang telah dibuat menjadi satu kesatuan sebelum melakukan Interaction .Dalam langkah ini dibagi beberapa langkah yaitu :
![Page 105: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/105.jpg)
83
Instances (memanggil part-part untuk dibentuk) Pada waktu instances harus menghitung jumlah kebutuhan elemen yang diperlukan untuk dipanggil dan diduplikat sehingga dapat menjadi 1 bentuk portal yang akan dianalisis .Dalam hal ini terdapat 1 balok , 2 kolom ,12 plat pengaku dan 8 strand .
Rotate (Putar) Pada waktu akan memutar suatu elemen contohnya pada kolom diputar sebesar 90o harus dilakukan dengan langkah rotate ,dengan mem-blok kolom yang akan diputar ( Gambar 6.7 ) setelah itu isi start point 0,0,0 dan end point -1,0,0 .Hal itu dikarenakan akan diputar sebesar 90o arah x .Setelah itu masukan sudut yang akan diputar yaitu arah 90o sehingga kolom tersebut akan berdiri tegak (Gambar 6.8)
Gambar 6.7 Kolom yang di blok
![Page 106: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/106.jpg)
84
Gambar 6.8 Kolom yang sudah diputar
Translate(pindah) Hal ini dilakukan jika akan memindahkan elemen balok atau kolom berada pada tempat yang diinginkan .contoh memindahkan balok .Hal pertama yang dilakukan yaitu mem-blok balok (Gambar 6.9) yang akan dipindahkan kemudian mengisi part start point 0,0,0 dan untuk memindahkan arah y sebesar 4700 isi end point adalah 0,0,4700 sehingga balok tersebut akan pindah searah sumbu y( Gambar 6.10) .
Gambar 6.9 Balok yang di blok
![Page 107: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/107.jpg)
85
Gambar 6.10 Balok yang sudah dipindahkan
d.Step (Pendefinisian Beban)
Ada 2 jenis step yaitu initial step yang menjadi default dari Abaqus yaitu merupakan pendefinisian dari input-input gaya interior elemen dan Load Step yang merupakan pendefinisan dari input beban ( Eksterior Force)
e.Interaction
Dalam hal ini ada dua macam tipe interaction yaitu master surface dan slave surface .Master surface yaitu elemen yang menjadi pusat lekatan dari element yang lain pada portal ini adalah kolom .Slave surface adalah elemen yang melekat pada master surface yaitu balok .Hal ini dilakukan agar elemen elemen tidak terpisah satu dengan lainnya ketika portal diberi beban .
![Page 108: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/108.jpg)
86
Gambar 6.11 Portal setelah dilakukan iteraction
Gambar 6.12 Portal setelah dilakukan iteraction + 12 plat pengaku
6.3 Pembebanan Pada Portal
Tahapan selanjutnya adalah pemberian beban pada portal .Namun sebelum diberi beban maka perletakan portal tersebut harus diasumsikan jepit-jepit terlebih dahulu (Gambar 6.13)
![Page 109: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/109.jpg)
87
Gambar 6.13 Perletakan jepit di ujung-ujung kolom
Berikut proses pembuatan dan penempatan LOAD di abaqus 6.10 :
Create Load Membuat beban dimulai dari step .Kemudian klik step manager (Gambar 6.14) .Kemudian klik create (Gambar 6.15) .Pada kali ini akan terdapat 9 macam beban dengan satuan MPa (Gambar 6.16) .
Gambar 6.14 Kotak dialog Step Manager
![Page 110: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/110.jpg)
88
Gambar 6.15 Contoh membuat beban
Gambar 6.16 Load yang di butuhkan
Dengan semua beban load di atas kemudian di masukan ke seluruh bagian portal (Gambar 6.17)
![Page 111: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/111.jpg)
89
Gambar 6.17 Load sudah diterapkan pada balok
Setelah dimasukkan beban-beban selanjutnya adalah tahapan mesh dimana setiap part yang terdapat pada struktur portal harus dibagi menjadi bagian-bagian kecil.Hal ini berungsi untuk menganalisa setiap elemen portal lebih mendalam .Dalam hal ini portal dibagi menjadi beberapa potongan sebesar 50 mm .
Gambar 6.18 Meshing portal
![Page 112: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/112.jpg)
90
6.4 Hasil Analisa
Pada sub bab menjelaskan keadaan gedung pada umumnya yang terkena arah gaya gempa atau bisa disebut keadaan MRF (Moment Resisting Frame) dan belum terkena gaya balik arah gempa .
Bentuk deformasi struktur portal setelah diberi beban seperti berikut ini :
Gambar 6.19 Deformasi struktur portal
Dalam hal ini ada 4 titik pada struktur portal yang dijadikan acuan menentukan deformasi ,tegangan dan regangan .
![Page 113: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/113.jpg)
91
Gambar 6.20 2 buah dari 4 titik yang akan ditinjau
Gambar 6.21 Titik 3 & 4 yang merupakan titik tinjau lainnya .
Tegangan dan regangan yang terjadi pada struktur portal dapat ditunjukkan dengan melihat warna pada struktur portal tersebut .Semakin merah warnanya maka tegangan yang terjadi semakin besar . Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 6.22 sampai dengan Gambar 6.30 yang menunjukan warna portal ketika diberikan beban lateral yang semakin besar .Begitu juga dengan regangan yang semakin besar beban maka
1 2
3 4
![Page 114: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/114.jpg)
92
akan berubah warna semakin merah (Gambar 6.31) dan lebih di jelaskan dari semua beban yang di pakai (Tabel 7.1)
Gambar 6.22 Hasil visualisasi akibat beban lateral awal (1 MPa)
Gambar 6.23 Hasil visualisasi akibat beban lateral (2 MPa)
![Page 115: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/115.jpg)
93
Gambar 6.24 Hasil visualisasi akibat beban lateral (5 MPa)
Gambar 6.25 Hasil visualisasi akibat beban lateral (10 MPa)
![Page 116: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/116.jpg)
94
Gambar 6.26 Hasil visualisasi akibat beban lateral (15 MPa)
Gambar 6.27 Hasil visualisasi akibat beban lateral (20 MPa)
![Page 117: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/117.jpg)
95
Gambar 6.28 Hasil visualisasi akibat beban lateral (25 MPa)
Gambar 6.29 Hasil visualisasi akibat beban lateral (30 MPa)
![Page 118: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/118.jpg)
96
Gambar 6.30 Hasil visualisasi akibat beban lateral (35 MPa)
Gambar 6.31 Hasil visualisasi regangan akibat beban lateral terbesar (35 MPa)
![Page 119: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/119.jpg)
97
Tabel 6.1 Regangan dan Tegangan dari ke 4 titik yang di tinjau
Dari hasil Tabel 6.1 dapat dilihat pada Gambar 6.32 sampai dengan Gambar 6.35 yaitu didapatkan hasil bahwa di keempat titik semakin besar beban lateral yang diberikan maka semakin besar pula tegangannya mendekati leleh 250 MPa
Gambar 6.32 Grafik hubungan antara Reganagn dan Tegangan di titik 1
REGANGAN TEGANGAN REGANGAN TEGANGAN REGANGAN TEGANGAN REGANGAN TEGANGAN
0.000018 3.4 1.264E-05 2.29 0.000021 3.9 0.0000131 4.84
0.0000524 10.23 0.0000378 6.88 0.000063 11.7 0.0000393 14.54
0.00014 27.3 0.0001 18.36 0.00016 31.228 0.0001 38.77
0.00032 61.43 0.00022 41.31 0.00037 70.253 0.00023 87.224
0.00059 112.63 0.00041 75.74 0.00069 128.798 0.00043 159.957
0.00097 183.734 0.00067 122.331 0.0011 207.727 0.00084 226.807
0.0028 234.179 0.00108 195.35 0.0026 228.531 0.0028 269.706
0.0112 261.07 0.0028 212.77 0.0068 283.617 0.008 310.87
0.026 373.264 0.0199 234.686 0.023 326.477 0.03 402.398
KONDISI MRF
1002(TITIK 1) 12(TITIK 2) 1007(TITIK 3) 17(TITIK 4)
![Page 120: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/120.jpg)
98
Gambar 6.33 Grafik hubungan antara Reganagn dan Tegangan di titik 2
Gambar 6.34 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di titik 3
![Page 121: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/121.jpg)
99
Gambar 6.35 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di titik 4
Disatukan menjadi (Gambar 6.36)
Gambar 6.36 Grafik hubungan antara Regangan dan Tegangan di ke 4 titik .
![Page 122: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/122.jpg)
100
Dapat disimpulkan bahwa gedung dengan tegangan regangan seperti ini pada saat terjadi gempa akan mudah sekali runtuh berantakan .Regangan dan Tegangan berjalan tidak searah dan jarak yang sangat besar .Maka dari itu akan berdampak terhadap kepada gedung di sebelahnya (kalau di daerah perkotaan/padat) .Untuk meminimalisir tersebut ,penulis menyarankan memakai sistem SCMRF .
6.5 Penerapan Sistem SCMRF
Sub bab ini juga membahas tentang gedung yang terkena gaya gempa tetapi sekarang menggunakan SCMRF .Diatas sudah di bahas portal / struktur gedung biasa atau pada umumnya dan dapat di lihat juga melalui Gambar 6.36 seperti apa kesimpulan akhirnya .Berikut adalah pembahasan SCMRF pada struktur gedung .Titik tinjau masih sama yaitu 4 acuan .
Yang membedakan dengan gedung pada umumnya adalah :
Di awal sempat disebutkan 8 buah strand .Itu merupakan kata kunci penguatan di kolom kolomnya .
Part yang awalnya ada 3 sekarang ada 4 part . Penambahan material pratekan supaya lebih kuat lagi
dengan ada dua angka di dalamnya .Yaitu : Elastic = Modulus Elastic 200000
= Poisson Ratio 0.3
Plastic = Yield stress 1548 dengan Plastic strain di mulai dari 0
![Page 123: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/123.jpg)
101
= Yield stress 1548 dengan Plastic strain di mulai dari 0.018
Pembuatan Load nya sama dengan keadaan MRF(Gambar 6.15 sampai 6.16) tetapi di tambah untuk beban strand yang berbeda sekali mendapatkannya (Gambar 6.37 - Gambar 6.39 )
Gambar 6.37 Klik kanan di biru nya kemudian pilih create
![Page 124: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/124.jpg)
102
Gambar 6.38 Cara kedua pembuatan beban
![Page 125: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/125.jpg)
103
Gambar 6.39 Gambar pembuatan Load untuk strand
Berikut penjelasan dari mana angka 273.8311 itu:
4 TON x 9.81 x 1000 = 39240 N 39240 x 4 = 156960 *di kali 4 karena di setiap kolom
ada 4 buah strand (Gambar 6.40) Kemudian masukkan nilai Ap = 143.3* 143.3 diambil
dari tabel VSL. 39240/143.3 = 273.8311* ini yang di ambil untuk
Magnitude
Jadi tegangannya sebesar 0.22 fy
Kesimpulan Tegangan di Tarik sebesar 0.22 fy < 0.9 fy
Karena kalau
memilih Initial
maka tidak akan
bias membuat
beban.Maka
penulis mengambil
1 MPa untuk
mengisi pilihan
kotak dialog step Di coba coba .Penulis
mencoba memasukkan 4
ton/strand .Karena tegangan
tidak boleh > 0.9 fy
273.8311
![Page 126: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/126.jpg)
104
Setelah itu buat 1 beban lagi untuk sisi sebelahnya (Gambar 6.41)
Gambar 6.40 Lokasi strand di salah sisi kolom
Gambar 6.41 Total ada 11 load untuk kondisi SCMRF
Dari sisi langkah interaction menjadi 54 constrain yang sebelumnya pada kondisi MRF hanya 38 Constrain (Gambar 6.42)
Tambahan 2 beban
untuk strand .1 beban
mewakili 1 kolom
![Page 127: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/127.jpg)
105
Gambar 6.42 Interaction kondisi SCMRF
Mesh pada saat SCMRF dengan strand (Gambar 6.43)
Gambar 6.43 Meshing portal
Visaulization kondisi SCMRF(Gambar 6.44)
![Page 128: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/128.jpg)
106
Gambar 6.44 Deformasi Struktur Portal SCMRF
Sama dengan kondisi MRF bahwa semakin besar beban maka tegangan dan regangan akan beruba menajdi warna merah .Berikut kondisi tegangan dengan beban terbesar yang di berikan (Gambar 6.45) Regangan (Gambar 6.46)
Gambar 6.45 Tegangan di beban 35 MPa pada S33 SCMRF
![Page 129: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/129.jpg)
107
Gambar 6.46 Regangan di beban 35 MPa pada E33 SCMRF
Dapat di simpulkan antara Regangan dan Tegangan ke 4 titik acuan (Gambar 6.47)
Gambar 6.47 Gabungan Regangan dan Tegangan kondisi SCMRF sebelum di beri gaya kembali
Dari tabel tersebut bisa di dapatkan grafik hubungan tegangan dan regangan . Berikut
![Page 130: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/130.jpg)
108
akumulasi dari 4 grafik yang diambil dari 4 titik acuan (Gambar 6.48)
Gambar 6.48 Hubungan Regangan dan Tegangan
Dapat disimpulkan dari grafik diatas bahwa dengan memakai system SCMRF tegangan dan regangan dengan beban sebesar apapun akan berjalan sama sehingga tidak langsung runtuh seperti kondisi semula tanpa SCMRF.
1.6 Tahap Akhir SCMRF Pada tahap ini adalah pembuktian untuk SCMRF sudah tepat untuk di terapkan untuk gedung.
a) Suatu gedung apabila terkena gempa akan melentur kanan kiri dan bisa mengakibatkan perubahan kemiringan gedung .Tetapi untuk SCMRF posisi gedung cenderung lurus tegak .Yaitu dengan cara mencoba memasukkan gaya awal yang disebut gaya balik seperti di
![Page 131: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/131.jpg)
109
gambar 6.49 .Dengan begitu terlihat apakah gedung kembali awal apa tidak.
Gambar 6.49 Tabel gaya balik
b) Gaya tersebut di coba masukkan untuk keadaan SCMRF dan MRF yang coba di jelaskan pada Gambar 6.50 - Gambar 6.52
Gambar 6.50 Setelah dimasukkan gaya balik
Menunjukan bahwa posisi gedung kembali seperti ke awal sebelum terjadi gempa dengan angka menuju hampir nol.
Gaya tambahan
![Page 132: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/132.jpg)
110
Gambar 6.51 Grafik acuan SCMRF
Gambar 6.52 pasca diberikan gaya balik keadaan MRF
![Page 133: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/133.jpg)
111
Melihat dari grafik di atas dengan kondisi MRF bahwa gedung akan langsung hancur setelah mendapat gaya dorong balik gempa .
c) Meninjau regangan dan tegangan
Untuk kondisi sekarang terdapat 5 barisan data regangan dan tegangan di dua kondisi seperti pada Gambar 6.53-Gambar 6.54 di bawah ini :
Gambar 6.54 Total tegangan regangan kondisi SCMRF
REGANGAN TEGANGAN REGANGAN TEGANGAN REGANGAN TEGANGAN REGANGANTEGANGAN
-0.000018 -3.4 0.00001264 2.29 -0.000021 -3.9 1.31E-05 4.84
-0.0000524 -10.23 0.0000378 6.88 -0.000063 -11.7 3.93E-05 14.54
-0.00014 -27.3 0.0001 18.36 -0.00016 -31.228 0.0001 38.77
-0.00032 -61.43 0.00022 41.31 -0.00037 -70.253 0.00023 87.224
-0.00059 -112.63 0.00041 75.74 -0.00069 -128.798 0.00043 159.957
-0.00097 -183.734 0.00067 122.331 -0.0011 -207.727 0.00084 226.807
-0.0028 -234.179 0.00108 195.35 -0.0026 -228.531 0.0028 269.706
-0.0112 -261.07 0.0028 212.77 -0.0068 -283.617 0.008 310.87
-0.026 -373.264 0.0199 280.33 -0.023 -326.477 0.03 402.398
-0.035 -380.375 0.03 360.33 -0.029 -324.588 0.032 402.409
-0.033 -157.88 0.0275 150.837 -0.027 -160.817 0.03 155.908
-0.0325 -75.77 0.0265 75.67 -0.026 -76 0.029 74.77
-0.032 -51.89 0.026 50 -0.0255 -51.5 0.0285 49.55
-0.0315 -20 0.0255 20 -0.0245 -20 0.028 20
1002(TITIK 1) 1007(TITIK 3)
KONDISI MRF
12(TITIK 2) 17(TITIK 4)
Gambar 6.53 Total tegangan regangan kondisi MRF
E S E S E S E S
-0.00001324 -2.7 0.00000773 1.39 -1.3E-05 -2.04 0.0000183 4.25
-0.0000393 -8 0.0000237 4.53 -3.9E-05 -7.36 5.3600000E-05 11.43
-0.0001 -21.08 0.0000637 12.38 -0.00011 -20.68 0.000141 29.36
-0.00023 -47.26 0.000143 28.7 -0.00024 -47.327 0.00031 65.23
-0.00043 -86.51 0.00026 51.6 -0.00043 -87.285 0.00058 119.041
-0.00069 -138.86 0.00042 82.983 -0.0007 -140.504 0.000934 190.78
-0.00103 -206.306 0.001 122.73 -0.00102 -205.84 0.00143 261.066
-0.0039 -264.338 0.001 267.449 -0.0015 -253.033 0.0043 270.381
-0.0197 -313.827 0.0196 309.134 -0.0175 -300.529 0.018 306.023
-0.0145 -150.726 0.0154 155.837 -0.0155 -157.948 0.015 160.134
-0.00945 -150.726 0.0125 145.672 -0.015 -157.948 0.01 160.134
-0.005 -150.726 0.0054 145.672 -0.005 -157.948 0.008 160.134
-0.0025 -150.726 0.0015 145.672 -0.0014 -157.948 0.003 160.134
-0.0004 -50.493 0.0009 50.561 -0.0005 -45.672 0.001 50.245
1002(TITIK 1) 12(TITIK 2) 1007(TITIK 3) 17(TITIK 4)
KONDISI SC-MRF
![Page 134: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/134.jpg)
112
Berikut ulasan tentang hubungan regangan dan tegangan dengan titik yang sama dan kondisi SCMRF & MRF:
TITIK 1
TITIK 2
TITIK 2
TITIK 3
TITIK 3
TITIK 4
![Page 135: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/135.jpg)
113
TITIK 4
Bisa di tarik kesimpulan dari ke empat grafik di atas adalah :
1. Dengan beban yang sama tegangan dan regangan yang dihasilkan berbeda
2. Disipasi energi lebih besar untuk keadaan MRF dengan menyebabkan out of deformation ketika beban berhenti atau nol
3. Bentuk ada beberapa yang menyerupai dengan garis bentuk scmrf tetapi luasannya lebih besar keadaan mrf.
![Page 136: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/136.jpg)
113
BAB VII
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa struktur portal MRF dan SCMRF ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem MRF dan SCMRF mengembangkan daktilitasnya
dengan cara melakukan deformasi inelastik yang cukup
besar tanpa kehilangan kekuatannya melalui mekanisme
lentur (flexural mechanism).
2. Pada sistem SCMRF digunakan baja pratekan pada
kolomnya yang berfungsi sebagai penstabil gaya bila
terjadi gempa arah horisontal supaya simpangan bangunan
akan kembali ke titik awal sehingga tidak ada out of plane
deformation.
3. Struktur MRF lebih daktail di bandingkan dengan struktur
SCMRF hal ini ditunjukkan dengan disipasi energi MRF
yang lebih besar di bandingkan disipasi energi SCMRF.
4. Struktur MRF menghasilkan out of plane deformation
yang cukup besar sedangkan SCMRF menghasilkan
deformasi yang relatif kembali ke posisi originalnya
sehingga struktur sekunder relatif tidak mengalami
kerusakan di bandingkan MRF ketika gempa sudah
berhenti.
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengujian skala laboratorium untuk portal
MRF dan SCMRF sehingga dapat diketahui perilaku
struktur secara aktual.
![Page 137: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/137.jpg)
114
2. Perlu dilakukan asumsi pemodelan portal MRF dan
SCMRF yang sesuai dengan data hasil uji material di
laboratorium.
![Page 138: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/138.jpg)
113
BAB VII
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa struktur portal MRF dan SCMRF ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem MRF dan SCMRF mengembangkan daktilitasnya
dengan cara melakukan deformasi inelastik yang cukup
besar tanpa kehilangan kekuatannya melalui mekanisme
lentur (flexural mechanism).
2. Pada sistem SCMRF digunakan baja pratekan pada
kolomnya yang berfungsi sebagai penstabil gaya bila
terjadi gempa arah horisontal supaya simpangan bangunan
akan kembali ke titik awal sehingga tidak ada out of plane
deformation.
3. Struktur MRF lebih daktail di bandingkan dengan struktur
SCMRF hal ini ditunjukkan dengan disipasi energi MRF
yang lebih besar di bandingkan disipasi energi SCMRF.
4. Struktur MRF menghasilkan out of plane deformation
yang cukup besar sedangkan SCMRF menghasilkan
deformasi yang relatif kembali ke posisi originalnya
sehingga struktur sekunder relatif tidak mengalami
kerusakan di bandingkan MRF ketika gempa sudah
berhenti.
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan pengujian skala laboratorium untuk portal
MRF dan SCMRF sehingga dapat diketahui perilaku
struktur secara aktual.
![Page 139: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/139.jpg)
114
2. Perlu dilakukan asumsi pemodelan portal MRF dan
SCMRF yang sesuai dengan data hasil uji material di
laboratorium.
![Page 140: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/140.jpg)
115
DAFTAR PUSTAKA
Department of Structural Engineering, University of
California, San Diego, La Jolla, CA, 92093, USA
Garlock, M., Jiu, J., and King, A. (2006).
“Construction Details for Self-Centering Moment Resisting
Frame Floor Diaphragms”. Proceedings, U.S.-Taiwan Workshop
on Self-Centering Structural Systems. Taipei, Taiwan.
Petty, G. (1999). “Evaluation of a Friction Component
for a Post-Tensioned Steel Connection”. M.S. Thesis, Department
of Civil and Environmental Engineering.
Lehigh University, Bethlehem, PA.
Ricles, J., Sause, R., Wolski, M., Seo, C-Y., and
Iyama, J. (2006). “Post-Tensioned Moment Connections with a
Bottom Flange Friction Device for Seismic Resistant Self-
Centering Steel MRFs”. Proceedings, 4th International
Conference on Earthquake Engineering. Taipei, Taiwan.
Department of Civil, Structural and Environmental
Engineering, State University of New York, Buffalo, NY 14260,
USA
Department of Civil Engineering, University of
Toronto, Toronto, Ontario, M5S 1A4, Canada
Andre FILIATRAULT, DEVELOPMENT OF SELF
CENTERING EARTHQUAKE RESISTING SYSTEMS,
Vancouver,B.C.Canada,August 1-6 2004
Scott Swensen, The University of Utah, REU
Institution, 2005
![Page 141: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/141.jpg)
116
Badan Standarisasi Nasional, 2012, Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI
03-1726-2012)
Badan Standarisasi Nasional, 2002, Tata Cara
Perencanaan Baja Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-
1729-2002)
Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983. Jakarta :
DPU
![Page 142: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/142.jpg)
![Page 143: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/143.jpg)
![Page 144: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/144.jpg)
![Page 145: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/145.jpg)
![Page 146: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/146.jpg)
![Page 147: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/147.jpg)
![Page 148: STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM …](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012500/6179164975b42c46956a3c38/html5/thumbnails/148.jpg)
117
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di
Purwokerto, 24 Februari 1992,
merupakan anak pertama dari 3
bersaudara. Penulis telah
menempuh pendidikan formal
yaitu di TK Pertiwi Bekasi, SDN
Margahayu 13 Bekasi, SMPN 16
Bekasi dan SMAN PU
ALBAYAN. Setelah lulus dari
SMAN tahun 2010, Penulis
mengikuti PMDK-Mandiri ITS
dan diterima di Jurusan Teknik
Sipil FTSP-ITS pada tahun 2010 dan terdaftar dengan NRP.
3110100003.
Di Jurusan Teknik Sipil ini Penulis mengambil Bidang Studi
Struktur dengan judul Tugas Akhir Studi Perencanaan
Bangunan Struktur Bangunan Baja Dengan Sistem Self-
Centering System(SCMRF). Penulis sempat aktif di beberapa
kegiatan Seminar ,Pelatihan dan Pekan Ilmiah yang
diselenggarakan oleh Jurusan dan Institut