studi pengaruh konfigurasi 1 peralatan pada saluran...
TRANSCRIPT
STUDI PENGARUH KONFIGURASI
PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI
20 KV TERHADAP PERFORMA
PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN
SIMULASI ATP/EMTP
Oleh :
Augusta Wibi Ardikta
2205.100.094
1
Dosen Pembimbing :
1. I Gusti Ngurah Satriyadi H. ST.,MT.
2. Dr.Eng.I Made Yulistya Negara,ST,M.Sc.
Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2010)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
PENDAHULUAN
2
Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2010)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
Latar Belakang3
Tingkat kelembaban dan curah hujan yang tinggi di Indonesia menyebabkan potensi sambaran petir yang lebih besar.
Tegangan lebih akibat induksi petir merupakan salah satu penyebab terjadinya gagal isolasi pada suatu sistem tenaga listrik jika magnitude tegangannya melebihi BIL (Basic Insulation Level) peralatan isolasi serta komponen sistem tenaga listrik yang dipakai
Pemodelan sambaran petir pada saluran distribusi tegangan menengah bertujuan untuk meningkatkan upaya perlindungan saluran distribusi terhadap adanya gangguan berupa tegangan lebih.
Permasalahan4
Bagaimana membuat pemodelan sambaran petir terhadap
jaringan distribusi tegangan menengah dengan menggunakan
simulasi ATP-EMTP.
Bagaimana pengaruh arus puncak petir, letak sambaran petir,
waktu muka dan waktu ekor tegangan impuls terhadap
tegangan puncak induksi petir.
Batasan Masalah
1. Petir diasumsikan menyambar di dekat saluran distribusi
tegangan menengah dengan besar arus puncak petir tipe
heidler yang berkisar antara 20–120 kA.
2. Jarak antar tiang distribusi adalah 500 meter.
3. Model menara yang digunakan adalah model JMarti.
4. Simulasi sistem menggunakan perangkat lunak ATP-EMTP.
5
Tujuan6
Membuat pemodelan tegangan lebih akibat induksi petir pada
saluran distribusi tegangan menengah.
Analisa perhitungan tegangan puncak akibat induksi petir pada
saluran distribusi tegangan menengah berdasarkan hasil simulasi
ATP-EMTP.
Analisa pengaruh arus puncak petir, letak sambaran petir, waktu
muka dan waktu ekor tegangan impuls terhadap tegangan
puncak induksi petir.
SISTEM DISTRIBUSI DAN
FENOMENA PETIR
7
Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2010)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
Deskripsi Sistem Tenaga Listrik
8
Sistem Distribusi
1. Distribusi Primer
Saluran distribusi primer menghubungkan antara gardu induk dengan
saluran distribusi tegangan rendah. Mempunyai rating tegangan 20 kV
a. Sistem Loop
b. Sistem Radial
c. Sistem Mesh
d. Sistem Spindel
2. Distribusi Sekunder
Menghubungkan antara distribusi primer dengan konsumen. Mempunyai
rating tegangan 220/380 V
9
Klasifikasi Tegangan Lebih
10
APERIODIK
CONTOH : TEGANGAN LEBIH PETIR
SEBAB LUAR (EXTERNAL OVER VOLTAGE)
CONTOH : TEGANGAN LEBIH PETIR
TEGANGAN
LEBIH
BERDASARKAN
SEBABNYA
SEBAB DALAM (INTERNAL OVER VOLTAGE)
CONTOH : TEGANGAN LEBIH SWITCHING
BERDASARKAN
BENTUKNYA
PERIODIK
CONTOH : TEGANGAN LEBIH TEMPORER
PETIR
SAMBARAN LANGSUNG
CONTOH : PADA KAWAT FASA
SAMBARAN TIDAK LANGSUNG
CONTOH : INDUKSI KAWAT FASA
SWITCHING
CONTOH :
- PEMUTUSAN ARUS HUBUNG SINGKAT
- PEMUTUSAN ARUS PADA PENGHANTAR TERBUKA
- PEMISAHAN DARI TRAFO BEBAN NOL
- PENYAMBUNGAN ATAU PEMUTUSAN BEBAN
TEMPORER
CONTOH : GANGGUAN KAWAT FASA KE
TANAH
BERDASARKAN
SUMBER-
SUMBERNYA
Petir
Petir merupakan kejadian alam di mana terjadi loncatan
muatan listrik antara awan dengan bumi.
Indonesia terletak di negara tropis yang sangat panas dan
lembab. Kedua faktor ini sangat penting dalam pembentukan
awan Cumulonimbus (Cb) penghasil petir.
11
Petir (2)
Peta Iso Keraunic Dunia
12
Petir(3)
Guruh per Tahun di Beberapa Negara
13
Negara Hari Guruh per tahun
Indonesia 180-260
Malaysia 180-260
Singapura 160-220
Thailand 90-200
Brazil 40-200
Argentina 30-80
Hongkong 9-100
Petir (4)
Jenis sambaran petir dibedakan menjadi:
1. Sambaran Langsung
apabila kilat menyambar langsung pada kawat fasa (untuk
saluran tanpa kawat tanah) atau pada kawat tanah (untuk
saluran dengan kawat tanah)
2. Sambaran Tidak Langsung (Sambaran Induksi)
merupakan sambaran titik lain yang letaknya jauh tetapi obyek
terkena pengaruh dari sambaran sehingga dapat menyebabkan
kerusakan pada obyek tersebut.
14
SAMBARAN PETIR TIDAK
LANGSUNG PADA SALURAN
DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH
15
Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2010)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
Karakteristik Gelombang Surja Petir
Arus Petir
Sambaran petir pada suatu objek di bumi yang diikuti oleh
aliran arus petir yang tinggi dalam waktu singkat disebut arus
impuls petir. Kerusakan yang dapat ditimbulkan ditentukan
oleh parameter tertentu yaitu:
1. Arus puncak impuls petir
2. Kecuraman arus petir
3. Muatan listrik arus petir
4. Integral kuadrat arus impuls
16
Karakteristik Gelombang Surja Petir (2)
Kecepatan Pembangkitan berdasarkan Amplitudo Arus Petir
17
Arus Petir (kA) % terjadinya
20 45,52
40 30,48
60 15,51
80 5,35
>100 2,14
Karakteristik Gelombang Surja Petir (3)
Kecepatan Pembangkitan berdasarkan Waktu Tegangan
Impuls
18
Muka Gelombang
(μs)% terjadinya
0,5 34,27
1,0 26,22
1,5 18,18
2,0 12,59
>2,5 8,74
Gelombang Berjalan
Puncak (crest) gelombang, E (kV) yaitu amplitudo maksimum dari gelombang.
Waktu muka gelombang, t1 (mikrodetik), yaitu waktu dari permulaan sampai
puncak. Dalam praktek ini diambil 10%E sampai 90%E.
Ekor gelombang, yaitu bagian di belakang puncak.
Waktu ekor gelombang, t2 (mikrodetik), yaitu waktu dari permulaan sampai titik
50%E pada ekor gelombang.
19
Persamaan Rusck
20
Persamaan tegangan puncak (maksimum) induksi petir:
Vmax = tegangan puncak (maksimum) induksi petir (Volt)
Ip = arus puncak petir (Ampere)
d = jarak antar menara distribusi (meter)
h = tinggi menara (meter)
v = kecepatan gelombang sambaran balik (m/s)
c = kecepatan cahaya (m/s)
Z0 = impedansi pada ruang hampa (ohm)
β = rasio antara kecepatan sambaran balik dan kecepatan cahaya
2
00max
5.01
1
2
11
d
hIZV 30
4
1Z
0
00
Persamaan Rusck
21
Model Petir dari Formula Rusck
Persamaan Rusck 22
0),(
),(
t
txiLRi
x
txu
),,0,(),(
),(
t
thxC
t
txuC
x
txi l
i
Persamaan Rusck
Model sambaran balik direpresentasikan sebagai
saluran petir yang vertikal dan lurus
Pertama Rusck melakukan evaluasi medan
elektromagnetik, lalu menghitung coupling medan
ke saluran.
23
Representasi Terjadinya Tegangan Induksi Petir
pada Saluran Distribusi24
Data Saluran Distribusi25
SIMULASI DAN ANALISA TEGANGAN
INDUKSI AKIBAT SAMBARAN PETIR
MENGGUNAKAN ATP/EMTP
26
Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2010)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
Pemodelan pada ATP
27
Saluran Distribusi Tegangan Menengah Terdiri Dari:
1. Jaringan Distribusi Tegangan Menengah
2. Transformator Distribusi
Pemodelan pada ATP (2)
Asumsi: - Waktu tegangan impuls 1/60 µs
- ß sebesar 0.8
Data saluran: - Jarak antar tiang 500 meter
- Tinggi menara 33 meter
28
Pemodelan pada ATP (3)
Parameter trafo distribusi (R)
29
Nama Elemen Jenis Elemen Nilai
R Tahanan 500 Ohm
R_1 Tahanan 558.5405 Ohm
R_2 Tahanan 3822.4695
Ohm
R_3 Tahanan 1 mikro Ohm
R_4 Tahanan 50 Ohm
R_5 Tahanan 3000 Ohm
Pemodelan pada ATP (4)
Parameter trafo distribusi (C)
30
Nama
ElemenJenis Elemen Nilai
C_1 Kapasitor 0.0211 mikro F
C_2 Kapasitor 0.00303 mikroF
C_3 Kapasitor 0.0051 mikro F
C_4 Kapasitor 0.0001389 mikro F
C_5 Kapasitor 0.0004221 mikro F
C_6 Kapasitor 0.0001915 mikro F
Pemodelan pada ATP (5)
Parameter trafo distribusi (L)
31
Nama Elemen Jenis Elemen Nilai
L_1 Induktor 0.00856 mH
L_2 Induktor 0.0046 mH
L_3 Induktor 0.036897 mH
L_4 Induktor 0.068493 mH
Model Petir
32
Model dari arus petir yang digunakan adalah tipe Heidler.
Gambar di bawah ini menunjukkan arus puncak petir 20 kA
dengan waktu impuls petir 1/60 μs.
(f ile V6.pl4; x-v ar t) v :LIGHT
0 5 10 15 20 25[us]0
1
2
3
4
5
6
7
8
[MV]
Pengaruh Arus Puncak Petir Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir (1)33
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
20 kA
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-600
-450
-300
-150
0
150
300
[kV]
50 kA
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-700
-500
-300
-100
100
300
500
[kV]
75 kA
Pengaruh Arus Puncak Petir Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir (2)34
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-800
-540
-280
-20
240
500
[kV]
90 kA
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-800
-600
-400
-200
0
200
400
600
[kV]
100 kA
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-900
-700
-500
-300
-100
100
300
500
700
[kV]
120 kA
Pengaruh Arus Puncak Petir Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir (3)35
Arus
Puncak
Petir
Tegangan Puncak Induksi (kV)
Error (%)Teori Rusck
Simulasi ATP-
EMTP
20 66.816 43.495 34.9033
50 167.040 288.74 72.8568
75 250.561 382.95 52.83703
90 300.673 477.7 58.87692
100 334.081 525.29 57.23432
120 400.897 649.1 61.91191
Tabel Nilai Tegangan Lebih Akibat Induksi Petir
Berdasarkan Arus Puncak Petir
Pengaruh Arus Puncak Petir Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir (4)36
Pengaruh Letak Sambaran Petir Terhadap
Tegangan Puncak Induksi Petir37
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
2500 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-60
-38
-16
6
28
50
[kV]
2000 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-40
-25
-10
5
20
35
50
[kV]
1500 m
Pengaruh Letak Sambaran Petir Terhadap
Tegangan Puncak Induksi Petir (2)38
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-40
-20
0
20
40
60
[kV]
1000 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
[kV]
500 m
Pengaruh Letak Sambaran Petir Terhadap
Tegangan Puncak Induksi Petir (3)39
Letak Tiang Tegangan Induksi (kV) Error (%)
Teori Rusck Simulasi ATP-
EMTP
E (500 m) 66.816 59.84 10.441
D (1000 m) 33.408 58.733 75.80444
C (1500 m) 22.272 45.944 106.285
B (2000 m) 16.704 44.07 163.8279
A (2500 m) 13.363 43.49 225.4446
Tabel Nilai Tegangan Puncak Induksi Petir Berdasarkan Letak Sambaran Petir
Pengaruh Letak Sambaran Petir Terhadap
Tegangan Puncak Induksi Petir (4)40
Gambar Grafik Perbandingan Tegangan Induksi Menurut Teori Rusck dan Simulasi
ATP-EMTP Berdasarkan Letak Sambaran Petir
Pengaruh Waktu Muka Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir41
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-70
-40
-10
20
50
80
[kV]
0.5 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-60
-40
-20
0
20
40
60
[kV]
0.8 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
[kV]
1.2 µs
Pengaruh Waktu Muka Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir (2)42
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
[kV]
2 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-5000
-3750
-2500
-1250
0
1250
2500
3750
5000
[V]
3.5 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-2000
-1500
-1000
-500
0
500
1000
1500
2000
[V]
5 µs
Pengaruh Waktu Muka Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir (3)
Waktu Muka (μs)Tegangan Puncak Induksi Petir
(kV)
0.5 74.941
0.8 54.33
1.2 34.589
2 14.389
3.5 4.308
5 1.577
43
Tabel Nilai Waktu Muka Tegangan Impuls dan Tegangan Puncak Induksi Petir
Saat Waktu Ekor 60 μs
Pengaruh Waktu Muka Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir (4)44
Gambar Grafik Waktu Muka vs Tegangan Puncak Induksi Petir Saat Waktu Ekor 60 μs
Pengaruh Waktu Ekor Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir 45
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
[kV]
30 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
50 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
75 µs
Pengaruh Waktu Ekor Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir (2)46
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
120 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50
-28
-6
16
38
60
[kV]
160 µs
(f ile arus.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50
-28
-6
16
38
60
[kV]
200 µs
Pengaruh Waktu Ekor Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir (3)
Waktu Ekor (μs) Tegangan Puncak Induksi Petir (kV)
30 38.178
50 42.203
75 45.166
120 48.972
160 51.131
200 52.88
47
Tabel 4.5 Nilai Waktu Ekor Tegangan Impuls dan Tegangan Puncak Induksi Petir Saat Waktu
Muka 1 μs
Pengaruh Waktu Ekor Tegangan Impuls Petir
Terhadap Tegangan Puncak Induksi Petir (4)48
Gambar Grafik Waktu Ekor vs Tegangan Puncak Induksi Petir Saat
Waktu Muka 1 μs
Pengaruh Tinggi Tiang Terhadap Teganagn
Puncak Induksi Petir 49
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0148
0 5 10 15 20 25[us]-50
-35
-20
-5
10
25
40
[kV]
33 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0148
0 5 10 15 20 25[us]-50
-35
-20
-5
10
25
40
[kV]
40 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0148
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
50 m
Pengaruh Tinggi Tiang Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir50
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0148
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0148
0 5 10 15 20 25[us]-50
-28
-6
16
38
60
[kV]
60 m 70 m
Pengaruh Tinggi Tiang Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir
Tinggi Tiang (m) Tegangan Puncak
33 34.17
40 37.9
50 43.25
60 49.5
70 53.68
51
Pengaruh Jarak Antar Tiang Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir52
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-60
-40
-20
0
20
40
60
[kV]
100 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-60
-40
-20
0
20
40
60
[kV]
300 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
500 m
Pengaruh Jarak Antar Tiang Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir53
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
600 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50
-35
-20
-5
10
25
40
[kV]
800 m
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-30
-20
-10
0
10
20
30
[kV]
1000 m
Pengaruh Jarak Antar Tiang Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir
Jarak Antar Tiang Tegangan Puncak Induksi Petir
100 54.37
300 52.432
500 47.235
600 41.244
800 31.948
1000 27.240
54
Pengaruh Tahanan Jenis Tanah Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir
55
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-60
-40
-20
0
20
40
60
[kV]
20 ohm 30 ohm
40 ohm
Pengaruh Tahanan Jenis Tanah Tiang Terhadap
Tegangan Puncak Induksi Petir56
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-60
-40
-20
0
20
40
60
[kV]
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0156
0 5 10 15 20 25[us]-60
-40
-20
0
20
40
60
[kV]
50 ohm 60 ohm
Pengaruh Tahanan Jenis Tanah Terhadap
Tegangan Puncak Induksi Petir
Tahanan jenis tanah Tahanan Jenis Tanah
20 43.61
30 48.064
40 53.83
50 56.22
60 59.23
57
Pengaruh Kawat Tanah Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir58
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0148
0 5 10 15 20 25[us]-60
-34
-8
18
44
70
[kV]
Sebelum pemasangan
(f ile wes2.pl4; x-v ar t) v :XX0144
0 5 10 15 20 25[us]-50.0
-37.5
-25.0
-12.5
0.0
12.5
25.0
37.5
50.0
[kV]
Setelah pemasangan
Pengaruh Kawat Tanah Terhadap Tegangan
Puncak Induksi Petir
Sebelum Pemasangan Sesudah Pemasangan
60.2 43.61
59
KESIMPULAN
60
Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2010)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS
Kesimpulan (1)
61
1. Hubungan antara tegangan puncak induksi petir dengan arus puncak petir
adalah berbanding lurus. Nilai tegangan puncak induksi petir yang terkecil
terjadi pada saat arus puncak petir terendah (20 kA) yaitu 43.495 kV.
Sedangkan nilai tegangan puncak induksi petir terbesar terjadi pada saat
arus puncak petir tertinggi (200 kA) yaitu 649.1 kV.
2. Tegangan puncak induksi petir berbanding terbalik dengan letak sambaran.
Nilai tegangan puncak induksi petir yang terbesar terjadi pada jarak
sambaran terdekat dengan trafo distribusi (500 meter) yaitu 59.84 kV.
Sedangkan nilai tegangan puncak induksi terkecil terjadi pada jarak
sambaran terjauh dari trafo distribusi (2500 meter) yaitu 43.49 kV.
3. Hasil simulasi pada ATP-EMTP relevan dengan teori Rusck pada letak
sambaran maksimum sekitar 500 meter dari trafo distribusi dengan batasan
error 10%. Sementara untuk arus puncak, pengukuran yang relevan hanya
pada besaran arus puncak maksimum sekitar 20 kA dengan batasan error
sekitar 30%.
Kesimpulan (2)
62
4. Waktu muka tegangan impuls petir mempengaruhi nilai tegangan induksi
petir. Semakin cepat (kecil) waktu muka, semakin besar tegangan puncak
induksi petir. Hubungan antara waktu muka dengan besar tegangan induksi
petir berbanding terbalik. Waktu muka tegangan impuls menurut standar
adalah 1.2 µs.
5. Waktu ekor tegangan impuls petir juga mempengaruhi nilai tegangan
induksi petir. Semakin cepat (kecil) waktu ekor petir, semakin kecil
tegangan puncak induksi petir. Hubungan antara waktu ekor dengan besar
tegangan induksi petir berbanding lurus. Waktu ekor tegangan impuls
menurut standar adalah 50 µs.
6. Perlu pemasangan kawat tanah untuk mengurangi tegangan induksi akibat
sambaran petir pada saluran distribusi tegangan menengah.
Kesimpulan (3)
7. Parameter-paramater konfigurasi pada saluran yang perlu
diatur untuk meningkatkan performa perlindungan petir
sehingga dapat mengurangi tegangan induksi akibat sambaran
petir
a. Tinggi tiang rendah (standar minimal 15 m)
b. Tahanan jenis tanah yang kecil
c. Jarak antar tiang yang dekat
63
TERIMA KASIH
64
Presentasi Seminar Tugas Akhir (Genap 2010)
Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS