studi motivasi dan makna latihan kejiwaan …digilib.uin-suka.ac.id/11782/1/bab i, v, daftar...
TRANSCRIPT
STUDI MOTIVASI DAN MAKNA LATIHAN
KEJIWAAN PENGHAYAT PPK SUBUD CABANG
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
Watini
10520018
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
i
STUDI MOTIVASI DAN MAKNA LATIHAN
KEJIWAAN PENGHAYAT PPK SUBUD CABANG
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Oleh:
Watini
10520018
JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-PMB-12-12/R0
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini saya:
Nama : Watini
NIM : 10520018
Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Jurusan/Prodi : Perbandingan Agama
Alamat : Jln. H. Ridwan RT 03/RW 10 Gebang Kuning,
Kalisabuk, Kesugihan, Cilacap
No. Telp/Hp : 085726144690
Judul Skripsi : Studi Motivasi dan Makna Latihan Kejiwaan Penghayat
PPK SUBUD Cabang Yogyakarta
Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar asli karya ilmiah yang saya tulis sendiri.
2. Bilamana skripsi telah dimunaqasyahkan dan diwajibkan revisi, maka saya
bersedia dan sanggup merevisi dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung mulai
tanggal munaqasyah, jika ternyata lebih dari 2 (dua) bulan revisi skripsi belum
terselesaikan, maka saya bersedia dinyatakan gugur dan bersedia munaqasyah
kembali dengan biaya sendiri.
3. Apabila dikemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut bukan karya
ilmiah saya (plagiasi), maka saya bersedia menanggung sanksi dan dibatalkan
gelar kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 16 Januari 2014
Mahasiswa
WATINI
NIM. 10520018
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga FM-UINSK-PMB-12-12/R0
iii
FORMULIR KELAYAKAN SKRIPSI
Ahmad Muttaqin, M.Ag., M.A., Ph.D
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
========================================
NOTA DINAS
Hal : Skripsi sdr/i Watini
Lamp. : 4 eksemplar
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
di Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat
bahwa skripsi Saudari:
Nama : Watini
NIM : 10520018
Jurusan/Prodi : Perbandingan Agama
Judul Skripsi : Studi Motivasi dan Makna Latihan Kejiwaan Penghayat
PPK SUBUD Cabang Yogyakarta
sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Jurusan/ Program Studi Perbandingan Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam
Jurusan/ Prodi Perbandingan Agama.
Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudari tersebut di atas dapat
segera dimunaqasyahkan, atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 16 Januari 2014
Pembimbing
Ahmad Muttaqin, M.Ag.M.A, Ph.D
NIP. 19720414 199903 1002
KEMENTERIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA FM-UINSK-BM-05-07/RO
PENGESAHAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR
Nomor:UIN.02/DU/PP.00.9/431/2014
Skripsi/Tugas Akhir dengan judul: STUDI MOTIVASI DAN MAKNA LATIHAN
KEJIWAAN PPK SUBUD CABANG
YOGYAKARTA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Watini
NIM : 10520018
Telah dimunaqasyahkan pada : Selasa, 28 Januari 2014
Nilai munaqasyah : 90 (A-)
Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN
Sunan Kalijaga
TIM MUNAQASYAH
r
Yogyakarta, 28 Januari 2014
UIN Sunan Kalijaga
Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam
Dekan
Dr. H. Syaifan Nur, M.A
NIP.19620718198803 1 005
Ketua Sidang/Penguji I
Ahmad Muttaqin, M.Ag.,M.A.,Ph.D
NIP.19720414199903 1 002
Penguji III/P. Utama
Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag
NIP.19591218198703 2 001
Penguji II
Roni Ismail, S.Th.I, M.SI
NIP. 19800228201101 1 003
iv
MOTTO
36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Terus Belajar dan terus berkarya
Dahulukan menabung (Andrew Matthews)
v
PERSEMBAHAN
Dengan Senantiasa Mengharap Ridho Allah
Ku Persembahkan Karya ini sebagai Wujud Kepatuhan
Kepada Bapak dan Bundaku Tercinta (Abdul Khoeri (alm) dan
Siti Mujaemah)
Saudara-saudara dan Keluarga Besarku
Dan yang Tak Terlupakan
Kepada Almamaterku, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
vi
ABSTRAK
SUBUD merupakan salah satu kepercayaan yang besar yaitu tersebar
hingga ke luar negeri. SUBUD terdiri dari cabang dan ranting. SUBUD Cabang
Yogyakarta dalam melakukan latihan kejiwaannya tidak ekstrim dilakukan pada
tengah malam tetapi di waktu siang dan malam sebelum tengah malam. Penganut
agama Islam, Kristen, Konghucu menghayati sebuah kepercayaan khususnya
dalam hal ini menghayati SUBUD. Agama seharusnya menjadi pedoman yang
utuh tetapi penghayat belum puas dengan agamanya. Agama dianggap belum
mampu menjawab masalah-masalah batin.
Dengan demikian, penulis merumuskan dua persoalan yaitu: (1) apa
motivasi penghayat latihan kejiwaan SUBUD mengikuti latihan kejiwaan
SUBUD; (2) Dari mana sumber-sumber makna latihan kejiwaan SUBUD dalam
kehidupan penghayat SUBUD.
Metode yang digunakan; menentukan lokasi penelitian, pengumpulkan
data dengan cara; observasi untuk mengamati dan menyelidiki fakta-fakta empiris
yang terjadi, interview kepada ketua dan pengurus, pembantu pelatih, dan anggota
SUBUD serta dokumentasi. Setelah data terkumpul, penulis menganalisis dengan
menggunakan teori Nico Syukur Dister. Digunakan pendekatan psikologis-
fenomenologis dalam penelitian ini.
Setelah dilakukan penelitian, penulis mendapatkan hasil bahwa; pertama,
Untuk mengatasi ketakutan. Beberapa penghayat wanita SUBUD takut jika tidak
melakukan latihan kejiwaan maka jiwanya akan merana dan hidup jadi tidak
terarah. Kedua, Menjaga Kesusilaan serta Tata Tertib Tutur kata mereka dijaga.
Penghayat ingin memiliki budi pekerti yang luhur. Ketiga, Sarana untuk
memuaskan intelek yang ingin tahu. Para anggota SUBUD jika inteleknya belum
tahu, mereka melakukan latihan kejiwaan. Penghayat membaca buku-buku Bapak
supaya mendapat pedoman cara-cara menghadapi kehidupan. Keempat, Untuk
mengatasi frustasi. frustasi atau stress dapat disebabkan karena tidak terpenuhinya
harapan sesuai dengan kenyataan. Penghayat ingin mengatasi stress karena m
masalah keluarga dan mengatasi jiwanya yang tidak stabil. Makna latihan
kejiwaan SUBUD di antaranya 1). Penghayat mengemukakan dengan
melaksanakan latihan kejiwaan urusannya menjadi lancar, dan dalam
kehidupannya menjadi enak. 2). Makna latihan kejiwaan lain, dalam kehidupan
salah satu penghayat Cabang Temanggung adalah dalam kehidupan ini, ketika kita
melakukan latihan kejiwaan, penerimaan dari Tuhan Yang Maha Esa menjelma
dalam gerak dan tenaga. Semua itu adalah wujud dari pembongkaran dan
pembersihan diri, dan 3). Makna latihan kejiwaan dalam lambang SUBUD berada
dalam lingkaran yang paling dalam yaitu lingkaran robbani.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat,
anugerah, hidayah, dan inayah-Nya kepada setiap hamba-Nya, sehingga berkat
petunjuk dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Studi Motivasi dan Makna Latihan Kejiwaan Penghayat PPK SUBUD di Cabang
Yogyakarta”. Shalawat serta salam seantiasa penulis curahkan kepada nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkkan umatnya kepada jalan kebenaran
untuk selalu mengingat Allah.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada
berbagai pihak yang telah membantu, baik secara materi maupun moral, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Pihak-pihak tersebut antara lain;
1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’ari selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Dr. H. Syaifan Nur, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Pamikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta
Wakil Dekan dalam berbagai bidang.
3. Bapak Ahmad Muttaqin, M.Ag.,M.A.,Ph.D., selaku Ketua Jurusan
Perbandingan Agama sekaligus pembimbing skripsi penulis beserta Bapak
Roni Ismail, S.Th.I, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan.
4. Bapak Khairullah Dzikri, S.Ag. MA. St. Rel, selaku dosen pembimbing
akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya dan memberikan
pengarahan dalam menjalani studi
5. Para dosen dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pamikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah
memfasilitasi dan memperlancar proses belajar mengajar.
6. Bapak Abdul Khoeri (almarhum) dan ibuku Siti Mujaemah tercinta yang luar
biasa dalam mendukung, memberikan semua kasih sayang, doa, dan berjuang
sekuat tenaga demi tercapainya harapan dan menjadi inspirasi penulis yang
sangat berharga dalam hidup penulis.
viii
7. Para pengurus SUBUD, tokoh masyarakat dan penghayat SUBUD yang telah
memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh penulis.
8. Saudara-saudaraku tersayang kang Sulhani dan yayu Misriyah, kang Suyoto
dan yayu Zaenah Fatimaya, kang Barkah dan yayu Ngadiati, yang senantiasa
memberi motivasi, dan mendoakanku dengan tulus, tidak terlupakan
keponakan-keponakanku: M. Faqihul Imam, M. Ikhtiyaru Rizqi,
Maskurrohman, Thirza Novalia Ramdayani Suyoto, Meliza Anandhita
Suyoto, Satria Maulana, yang selalu ku rindukan dan menjadi spirit hebat
untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga besarku di Yogyakarta Ibu Sulastri dan Bapak Mukhayat, mas
Yeyen, mba Yeni, Yayan, Yuyun dan juga Bapak Sujarwo, St. Mt, Ibu Neny
Oktavia Hidayat, Fauzan Riski Sujarwo, Hanifah Riski Sujarwo yang telah
membantuku selama hidup di Jogja.
10. Hati terindah yang pernah penulis kenal kekasihku tercinta mas Widodo
beserta ibu Sunarwati yang telah mengisi hari-hariku dengan penuh makna.
11. Teman-teman PA angkatan 2010 Zia, Nifa, Ifta, Linda, Ika, Hani, Ita, Delia,
Zaim, Ratih,Erin, Idda, Rama, Haetami, Zulfikar, Puji, Aris, Abduh, Umi dan
semuanya.
12. Pustakawan UGM, ISI dan UIN Sunan Kalijaga.
13. Semua pihak yang ikut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu-
persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan bisa
memberi kontribusi bagi khasanah keilmuan, khusunya untuk khasanah
kepustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Yogyakarta, 5 Februari 2014
Penulis
Watini
10520018
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
D. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 6
E. Kerangka Teoritis ................................................................................. 9
F. Metode Penelitian................................................................................. 14
G. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 18
BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN DAN SUBUD
A. Keadaan Wilayah ................................................................................. 20
1. Letak Geografis .............................................................................. 20
2. Letak Admisitratif .......................................................................... 20
B. Sejarah SUBUD ................................................................................... 21
1. Pengertian SUBUD ........................................................................ 21
2. Gambaran Singkat Riwayat Hidup Pendiri .................................... 25
3. Tempat Latihan .............................................................................. 28
4. Kelembagaan Organisasi SUBUD ................................................ 29
x
5. Partisipasi SUBUD dalam Pembangunan Nasional ...................... 33
C. Pokok-pokok Ajaran SUBUD .............................................................. 33
1. Konsepsi tentang Ketuhanan Yang Maha Esa ............................... 33
2. Konsepsi tentang Manusia ............................................................. 33
3. Konsepsi tentang Alam Semesta .................................................... 34
4. Konsepsi tentang Kesempurnaan ................................................... 34
D. Perkembangan SUBUD ....................................................................... 34
1. Tersebarnya SUBUD ..................................................................... 34
2. Keanggotaan SUBUD .................................................................... 35
3. Kegiatan SUBUD ........................................................................... 37
4. Sistem Pendanaan........................................................................... 39
E. Demografi anggota SUBUD Cabang Yogyakarta ............................... 41
1. Jumlah Anggota ............................................................................. 41
2. Komposisi Anggota menurut Pendidikan ...................................... 42
3. Komposisi Anggota menurut Mata Pencaharian............................ 43
4. Komposisi Anggota menurut Umur ............................................... 44
5. Komposisi Anggota menurut Agama ............................................. 45
BAB III. LATIHAN KEJIWAAN SUBUD
A. Dasar-dasar Latihan Kejiwaan SUBUD............................................... 46
1. Pengertian Latihan Kejiwaan ........................................................ 46
2. Pola dasar penghayatan .................................................................. 50
a. Perilaku Spiritual ...................................................................... 50
b. Pedoman Penghayatan (lisan dan tertulis) ............................... 51
c. Kelengkapan Fisik/material yang digunakan dalam
Melaksanakan Latihan Kejiwaan SUBUD............................... 51
3. Pola Dasar Pengamalan .................................................................. 51
a. Dasar Pelaksanaan Latihan Kejiwaan SUBUD ....................... 51
b. Dasar Pengamalan (Pengamalan dalam Tata Kehidupan, dan
Upacara-upacara (Ritus) dalam Lingkungan Kehidupan) ............... 52
B. Syarat-syarat Latihan Kejiwaan SUBUD ............................................ 52
xi
C. Prosesi Pelaksanaan Latihan Kejiwaan SUBUD ................................. 54
D. Pembukaan Calon Anggota Latihan Kejiwaan SUBUD ...................... 55
E. Tersebarnya Latihan Kejiwaan ............................................................ 58
BAB IV. MOTIVASI DAN MAKNA LATIHAN KEJIWAAN
PENGHAYAT PPK SUBUD
A. Motivasi Mengikuti Latihan Kejiwaan SUBUD ................................. 67
B. Sumber-sumber makna Latihan Kejiwaan bagi Penghayat SUBUD ... 81
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 92
B. Saran ..................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Komposisi Anggota Menurut Keaktifan ............................................. 41
Tabel II. Komposisi Anggota Menurut Pendidikan ........................................ 42
Tabel III. Komposisi Anggota Menurut Mata Pencaharian ............................. 43
Tabel IV. Komposisi Anggota Menurut Umur ................................................ 44
Tabel V. Jadwal Latihan Bersama Kejiwaan SUBUD Tahun 2014 ........................ 54
xiii
Daftar Lampiran
Papan Nama, Lambang dan Pendiri SUBUD .................................................. 99
Pedoman Observasi, Interview dan Dokumentasi ........................................... 100
Daftar Informan ................................................................................................ 103
Struktur Pengurus Organisasi SUBUD ............................................................ 105
Curriculum Vitae .............................................................................................. 106
Surat Perintah Tugas Riset ............................................................................... 107
Surat Keterangan Ijin Penelitian ...................................................................... 108
Peta RT Kelurahan Tahunan ............................................................................ 109
Leaflet SUBUD ................................................................................................ 110
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aliran-aliran kebatinan1 dan kepercayaan terdapat di Jawa,
2 Sumatra dan
Sulawesi, tetapi tidak semua aliran itu tercatat secara resmi. Oleh karena itu
pemerintah melarang aliran-aliran yang dianggap akan mengganggu kestabilan
masyarakat dan negara. Di Indonesia terdapat beberapa agama resmi dan banyak
aliran kebatinan dan kepercayaan. Untuk dapat hidup berdampingan secara damai
masyarakat beragama dan penganut aliran-aliran itu harus memiliki pengetahuan
agama maupun aliran-aliran di luar yang dipeluk dan dianutnya.3
Kartapradja dalam bukunya Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di
Indonesia menjelaskan arti aliran kepercayaan yaitu keyakinan dan kepercayaan
rakyat Indonesia di luar agama dan tidak termasuk ke dalam aliran salah satu
agama. Aliran kepercayaan itu ada dua macam:
a) Kepercayaan yang sifatnya tradisional dan animistis, tanpa
filosofi dan tidak ada pelajaran mistiknya, seperti kepercayaan
orang-orang Perlamin dan Pelbegu di Tapanuli, kepercayaan
1 Sebagaimana dikutip oleh Haryo Aji Nugroho dalam Koentjaraningrat (1984), hlm. 399
dan Mulder (2001) hlm. 17, dijelaskan bahwa aliran kebatinan merupakan gerakan yang
mengajarkan anggota-anggotanya untuk mencari kebenaran dalam batin diri sendiri. Mereka
melakukan ritual-ritual yang ditujukan untuk menghargai inti hidup dan kehidupan spiritual
sebagai manusia serta meningkatkan kualitas hubungan dengan Tuhan. 2 Sebagaimana dikutip Haryo Aji Nugroho dalam Munir, Kebatinan dan Dakwah kepada
Orang Jawa (Yogyakarta: PT. Percetakan Persatuan, 1987), hlm. 9 dijelaskan kebatinan Jawa
berasal dari agama Jawi/kejawen. Wacana tentang kebatinan Jawa dimulai sejak orang Jawa
menerima kekayaan rohani dari bangsa India dengan agama Syiwa dan Buddhanya yang kemudian
ditambah dengan datangnya unsur-unsur dari Agama Islam. Para orientalis seperti Snouck
Hurgronje, Schrieke dan Solichin melihat bahwa ajaran Islam yang masuk melalui pantai utara
Jawa pada abad ke-15 M dibawa oleh para pedagang dari Gujarat sehingga sudah bercampur
dengan aliran kebatinan dari India (Hadiwiyono, tt:7). 3 Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia (Jakarta: Yayasan
Masagung, 1985), hlm. v.
2
orang-orang Dayak di Kalimantan disebut dengan Kaharingan,
Agama Toani Tolatang yang terdapat di Kabupaten Wajo
(Sulawesi Selatan) dan kepercayaan yang terdapat di beberapa
pulau terasing, yang penghuninya sering disebut suku-suku
terasing.
b) Golongan kepercayaan yang ajarannya ada filosofinya juga
disertai mistik, golongan inilah yang disebut atau menamakan
dirinya golongan kebatinan. Golongan kebatinan ini dalam
perkembangannya akhirnya menamakan dirinya: Golongan
Kepercayaan Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Kamil
Kartapradja merumuskan kebatinan demikian:” Gerak badan
jasmani disebut olahraga dan gerak badan rohani dinamai olah
batin atau kebatinan.” Jadi kebatinan itu adalah olah batin yang
macamnya apa pun.4
Aliran kebatinan5 dikenal dengan “Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa” yaitu sistem kepercayaan atau sistem spiritual yang yang ada di
Indonesia selain agama, aliran, paham, sekte atau madzhab dari agama tersebut,
serta bukan pula termasuk kepercayaan adat. Terdapat berbagai macam perguruan
yang ajarannya terkadang berbeda satu sama lain, sehingga terdapat berbagai
macam aliran kebatinan. Ilmu yang diajarkan pada umumnya menurut pengakuan
para guru aliran kebatinan diperoleh atas dasar wahyu atau wangsit dari Tuhan
yang disebut juga sebagai ilmu kebatinan dan kadang-kadang disebut juga ilmu
kerohanian, ilmu kejiwaan, ilmu kasunyatan, ilmu kasampurnaan atau juga ilmu
ka-Allah-an.6
4 Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan …., hlm. 60-61.
5 Jumlah Aliran kebatinan dari tahun ke tahun mengalami pasang surut sebagaimana
dikutip Haryo Aji Nugroho dalam Bakker (1979) hingga 1950 terdapat 78 aliran kebatinan di
Indonesia. Pada tahun 1964 terdapat 360 gerakan kebatinan, pada 1971 tinggal 217 saja. Angka
ini menyusut karena setelah tanggal 30 September 1965 banyak aliran kepercayaan yang semula
bersimpati pada perjuangan PKI menghilang (membubarkan diri/dilarang/dibekukan pemerintah).
Pendapat ini didukung oleh laporan Jaksa Agung bahwa pada 15 November 1971 pihaknya telah
melarang keberadaan/aktivitas 167 aliran kebatinan. (Bakker, 1979:197). 6 Ridin Sofwan, Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan (Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa) (Semarang: Aneka Ilmu, 1999), hlm. 1.
3
Salah satu kepercayaan/kebatinan7/kejiwaan yang penulis temui di
Yogyakarta adalah latihan kejiwaan SUBUD. Penganjur pertama SUBUD8
adalah Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo.9 SUBUD merupakan salah satu
kepercayaan yang besar yaitu tersebar hingga ke luar negeri. SUBUD terdiri dari
cabang dan ranting. Penelitian ini dilakukan di wisma SUBUD Cabang
Yogyakarta. SUBUD Cabang Yogyakarta merupakan salah satu cabang SUBUD
7 Sekarang disebut aliran penghayat kepercayaan, aliran kepercayaan mulai menunjukkan
aktivitasnya pada akhir abad ke-20 dan pada awal abad ke-21. Sehubungan dengan kebangkitan
penghayat kepercayaan, para pemerhati kepercayaan (di Jawa) terbagi menjadi dua. Pemerhati
pertama mengatakan mereka bangkit demi menegakkan identitasnya di tengah munculnya dua arus
fundamentalisme yaitu fundamentalisme agama dan fundamentalisme pasar. Adapun pemerhati
kedua mengatakan penghayat kepercayaan muncul sebagai reaksi terhadap berbagai hal seperti
munculnya fundamentalisme agama dan pasar yang membonceng arus globalisasi dan
modernisasi. Djoko Dwiyanto lebih lanjut menerangkan tampaknya penghayat kepercayaan
bangkit karena dua hal sekaligus yaitu penegakkan identitas dan reaksi terhadap fundamentalisme
(agama dan pasar). Dalam perkembangannya sekarang ini, Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa telah menjadi aset nilai budaya bangsa yang tidak terhingga nilainya. Meski demikian,
terdapat kelompok masyarakat (pengikut agama tertentu) menganggap penghayat kepercayaan ini
sesat. Sekelompok masyarakat tersebut berusaha menghalangi kehadiran dan legalitasnya, padahal
eksistensi penghayat kepercayaan telah tertulis dengan jelas pada pasal 28 E, 29 dan 32 dalam
UUD 1945. Hal ini dijelaskan oleh Djoko Dwiyanto dalam bukunya Penghayat Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Daerah Istimewa Yogyakarta (Yogyakarta: Pararaton, 2010),
hlm. 3-4. 8 Muhammad Subuh tidak mengakui SUBUD sebagai suatu latihan kebatinan maupun
agama. Menurutnya, latihan kebatinan dilakukan bukan dengan mengosongkan akal pikiran tetapi
dengan kemauan dan disertai juga dengan mengurangi makan dan tidur dan ada pula yang sengaja
berdiam di tempat yang sunyi dan jauh dari khalayak ramai. Data tersebut dapat dilihat di Ceramah
Bapak Muhammad Subuh “Ceramah Bapak New York, 22 Juni 1963” Aneka SUBUD (Jakarta:
Publikasi PPK SUBUD Indonesia), Edisi 213- September 2013, hlm. 5. Para penghayat
kepercayaan atau kebatinan lebih suka menggunakan istilah “kepercayaan” daripada “kebatinan”
untuk membedakannya dengan agama, namun ada juga yang tetap merasa kurang pas dengan
istilah “kebatinan” maupun “kepercayaan”. Sapta Dharma lebih suka disebut “kerohanian” dan
SUBUD lebih suka menggunakan istilah “kejiwaan” sebagaimana dikutip Haryo Aji Nugroho
dalam Hadiwiyono, (1983), hlm. 9. Pangestu lebih suka disebut Fakultas Psikologi/kelompok
kerohanian tempat menempa mental kejiwaan dan bukan sebagai perkumpulan kebatinan
sebagaimana dikutip Haryo Aji Nugroho dalam Moh. Soehada, Orang Jawa Memaknai Agama. 9 Rahnip, Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dalam Sorotan (Surabaya:Pustaka
Progresif, 1997), hlm. 27.
4
yang konsisten terhadap AD/ART yang telah ditetapkan.10
SUBUD Cabang
Yogyakarta dalam melakukan latihan kejiwaannya tidak ekstrim dilakukan pada
tengah malam tetapi di waktu siang dan malam sebelum tengah malam.
Suatu kepercayaan khususnya SUBUD penting dikaji karena para
penghayat terdiri dari agama-agama. Penganut agama Islam, Kristen, Konghucu
menghayati sebuah kepercayaan khususnya dalam hal ini menghayati SUBUD.
Agama seharusnya menjadi pedoman yang utuh tetapi penghayat belum puas
dengan agamanya. Agama dianggap belum mampu menjawab masalah-masalah
batin.
Dunia kejawen masih tetap eksis dan berkembang dengan beragam aliran
meski banyak pandangan yang miring terhadapnya terutama dari pandangan orang
yang tidak menghayati sebuah kepercayaan maupun aliran kebatinan. Mistisisme
berkembang karena pertanyaan-pertanyaan eksistensial tentang asal-usul dunia
dan manusia serta tujuannya (sangkan paraning dumadi) mengapa manusia mati,
mengapa usaha manusia dapat berhasil dan gagal, tidak dapat dipecahkan melalui
penjelasan ilmu pengetahuan semata.11
Pada dasarnya kepercayaan dan aliran
kebatinan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jadi, penelitian
ini berangkat dari keingintahuan penulis dalam rangka memahami motivasi dan
makna penghayat latihan kejiwaan SUBUD.
10
Di antaranya konsisten terhadap nama pertemuan setiap enam bulan sekali yaitu
musyawarah wilayah bukan sarasehan atau pasamuan agung sebagaimana yang dilakukan di
SUBUD wilayah Jawa Timur dan Jakarta. 11
Moh. Soehadha, Orang Jawa Memaknai Agama (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2008),
hlm. 2.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian:
a. Apa motivasi para penghayat SUBUD mengikuti latihan kejiwaan
SUBUD?
b. Apa makna latihan kejiwaan SUBUD dalam kehidupan para penghayat
latihan kejiwaan SUBUD?
C. Tujuan dan Kegunaan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Tujuan
a. Mengetahui motivasi yang mendasari para penganut agama
menghayati latihan kejiwaan SUBUD.
b. Mengetahui makna latihan kejiwaan SUBUD dalam kehidupan
penghayat latihan kejiwaan SUBUD.
2. Kegunaan
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna baik secara teoritis
maupun praktis.
a. Kegunaan secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori mengenai
motivasi seseorang dalam menghayati sebuah kepercayaan dan teori
makna dalam hal ini khususnya adalah teori yang digunakan untuk
mengkaji latihan kejiwaan SUBUD yang dipakai dalam skripsi ini.
6
Skripsi ini dapat digunakan sebagai pengembangan dari ilmu psikologi
agama dan ilmu mengenai budaya khususnya budaya asli Indonesia.
b. Kegunaan secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai langkah
praktis sebagai bahan rujukan serta bahan perbandingan bagi peneliti-
peneliti selanjutnya yang bermaksud meneliti penelitian-penelitian
yang sejenis. Penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi lembaga
agama-agama dalam menentukan kebijakan. Hal ini dikarenakan
agama besar dianggap belum mampu menjawab permasalahan
penganutnya sehingga penganut menghayati sebuah
kepercayaan/latihan kejiwaan. Skripsi ini juga diharapkan memberikan
sumbangan pemikiran bagi pembaca dan khasanah ilmu pengetahuan
mengenai kepercayaan di Indonesia, khususnya latihan kejiwaan
SUBUD. Bagi penulis, memberi bekal pengalaman untuk
mengaplikasikan ilmu pengetahuan selama di bangku kuliah ke dalam
karya nyata. Selain itu, skripsi ini juga digunakan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar S.Th.I.
D. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa tulisan karya sarjana Indonesia yang mengkaji SUBUD
di antaranya yaitu karya Hardjono yang berjudul Dari Khayalan ke Kenyataan
(Penjelasan dan Ulasan tentang Subud). Karya ini tersimpan di perpustakaan
Universitas Indonesia lantai 2.12
Terdapat juga tulisan warga asing yaitu karya
12
http:// search.proquest.com, diakses tanggal 4 Oktober 2013.
7
Julia Day Howell “Subud and the Javanese Mystical Tradition”, Asian Studies,
Mei, 1999, halaman 569-571.
Sejauh jangkauan penulis, terdapat karya ilmiah yang membahas aliran
kebatinan di antaranya yaitu tulisan Purwono mengangkat pandangan masyarakat
muslim penghayat aliran kebatinan Persatuan Eklasing Budi Murko terhadap
ajaran Islam dan wujud konkrit dari akibat pandangan tersebut.13
Kemudian karya
dari Ahmad Barir Lukmana juga menghasilkan kesimpulan bahwa penganut aliran
kebatinan Paguyuban Jawa Sejati di Desa Wanakriya mempunyai pandangan yang
positif terhadap kerja, sehingga memiliki etos kerja yang tinggi dengan indikasi
bahwa penganut aliran kebatinan ini sikap dan gairah kerjanya sangat baik dan
rasional.14
Selanjutnya yaitu tulisan dari Aziz Baehaqi yang mengangkat tentang
motivasi. Karya ini menunjukkan bahwa motivasi panganut mengikuti aliran
kebatinan paguyuban Kawruh Kodrating Pangeran disebabkan karena adanya
beberapa faktor.15
Lalu skripsi karya Arry Novianto yang mengkaji tentang
13 Purwono, “Muslim Penghayat Aliran Kebatinan Persatuan Eklasing Budi Murko di
Desa Bawak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten”, Skripsi Jurusan Perbandingan Agama,
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2005, hlm. ix.
14 Achmad Barir Lukmana, “Ajaran Kebatinan Dan Etos Kerja: Studi Tentang Penganut
Aliran Kebatinan Paguyuban Jawa Sejati di Desa Wanakriya Kec Gombong Kab Kebumen”,
Skripsi Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan
Kalijaga, 2006, hlm. viii.
15 Aziz Baehaqi, “Aliran Kebatinan Paguyuban Kawruh Kodrating Pangeran di Desa
Kadilanggon Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten (Studi Tentang Motivasi Penganut”), Skripsi
Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga,
2005, hlm. viii.
8
definisi kebatinan Sumarah dan motivasi mereka dalam mengikuti kebatinan
Sumarah.16
Karya ilmiah selanjutnya adalah karya Haryo Aji Nugroho yang
membahas mengenai mistik SUBUD yang menghasilkan kesimpulan bahwa
SUBUD memang memiliki kesamaan fungsi mistik namun metode SUBUD
berbeda dengan jalan tarekat (jalan sufisme Islam) atau Yoga dalam Hindu.
Dalam SUBUD ini tidak ada teori, ajaran, pelajaran gerak atau perkataan maupun
tata cara ritual penyembahan yang harus dipelajari dan dihafalkan secara rigid
dalam SUBUD. Oleh sebab itu, SUBUD dirasa perlu untuk dikaji lebih lanjut.
Karya mengenai SUBUD juga dibahas oleh Laksmiwardani
Slametmuljana yang membahas mengenai faktor-faktor yang melibatkan orang
Barat masuk ke dalam organisasi SUBUD17
dan karya Hardjono.18
Selanjutnya
karya dari Budi Dwi Arifianto19
membahas nafsu manusia yang dibuat menjadi
16
Arry Novianto, “Paguyuban Kebatinan Sumarah Purbo di Dusun Kwalangan Desa
Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Yogyakarta (Studi Motivasi Keberagamaan)”
Skripsi Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam,
UIN Sunan Kalijaga, 2006, hlm. vi.
17
Laksmiwardani Slametmuljana, “Faktor-faktor yang Melibatkan Orang Barat Masuk ke
dalam Organisasi SUBUD (Suatu Studi Kasus terhadap Orang Barat di Wisma SUBUD Cilandak
Jakarta Selatan) Skripsi Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia, 1991. Penulis belum menelaah lebih jauh isi karya ini karena terkait dengan
kendala teknis. Penulis berasumsi bahwa isi karya tersebut sudah jelas dilihat dari judul skripsi
tersebut.
18
Karya ini berjudul Dari Khayalan ke Kenyataan (Penjelasan dan Ulasan tentang
SUBUD) karya ini belum ditelaah lebih lanjut dikarenakan kendala teknis, tulisan ini terdapat di
perpustakaan Universitas Indonesia lantai 2.
19 Magister dalam bidang Seni, minat utama Seni Videografi. Tulisan ini penulis dapatkan
dari tesis beliau “Human Passions” di perpustakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta tahun
2012. Film yang dibuatnya dibagi menjadi 2 babak. Babak pertama adalah The Birth of Passions
yang bercerita tentang gambaran latar belakang terciptanya nafsu manusia dari hasil bertemunya
daya-daya rendah dari persetubuhan kedua orang tuanya. Hasil pertemuan daya tersebut nantinya
akan menjadi cikal bakal sifat baik buruknya si anak. Babak kedua adalah Live with Passion
9
sebuah karya film tari. Kemudian karya dari Ary Budianto yang melihat SUBUD
dari kacamata filsafat perennial.20
Beberapa karya tersebut mengkaji kepercayaan/kebatinan, penelitian ini
juga mengkaji kepercayaan/kebatinan tetapi terdapat perbedaan dengan kajian
sebelumnya. Dalam hal ini, fokus yang penulis kaji bukanlah suatu aliran
kebatinan atau kejawen tetapi suatu kepercayaan (masing-masing kebatinan
mempunyai penamaan sendiri terhadap organisasinya) kepada Tuhan yang Maha
Esa yang di dalamnya tidak terdapat suatu ajaran-ajaran harus membersihkan diri
seperti: topo kungkum, topo ngalong, poso mutih, poso ngepel dan lainnya.
Sebagaimana dijelaskan pada paragraf sebelumnya, kajian SUBUD telah dilihat
dari perspektif filsafat, perspektif mistiknya. Adapun dalam kajian ini SUBUD
akan dibahas dari motivasi penghayatnya. Lebih khusus lagi, SUBUD dikaji
menggunakan teori Nico Syukur Dister yang sebelumnya belum ada. Oleh karena
itu, penelitian ini berusaha mengisi kekosongan tersebut.
E. Kerangka Teoritis
Latihan kejiwaan bukanlah sesuatu yang dipelajari tetapi merupakan
penerimaan “khatr ilham” untuk kesempurnaan pribadi masing-masing. Tentu
bercerita tentang bagaimana daya-daya rendah menjelma dalam nafsu baik dan buruk yang
bersarang pada badan jiwa yang disimbolkan dengan lampu minyak.
20 Ary Budiyanto,” Manusia SUBUD” Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada,
1999 menghasilkan kesimpulan bahwa hidup spiritual manusia di bumi ini perlu adanya
keseimbangan antara jiwa rasa diri dan tubuh. Diharapkan pula bahwa “kesadaran universal”
adalah qadar sejak lahir bagi manusia. Jalan untuk memahami intelegensia ketuhanan dan
mengolah pemahaman itu berarti memenuhi tugas manusia untuk menjelaskan serpihan kelahiran
yang ada pada tiap dirinya.
10
saja the taste is in the eating.21
Latihan kejiwaan bukanlah sesuatu pelajaran,
tetapi suatu penerimaan dan bimbingan langsung dari kekuasaan Tuhan yang
Maha Esa, yang diterima bukan karena meditasi dan konsentrasi yang masih
menggunakan will-power atau nafsu kehendak hati akal-fikiran, tetapi dengan
berserah diri sepenuhnya secara mutlak kepada kekuasaan Allahu Akbar yang
hasilnya adalah suatu pembersihan dan pertumbuhan rasa diri pribadi.22
Jelasnya, sesudah kita dalam batin menyerah dengan ikhlas
terhadap keagungan Tuhan Yang Maha Esa, maka sekonyong-
konyong dengan sendirinya hati dan akal fikiran yang biasanya
menggagas macam-macam dan memikirkan soal-soal aneka warna
menjadi terhenti dan pada seketika itu juga tergetarlah seluruh rasa
diri kita dan kemudian getaran rasa diri itu menjelma dalam gerak
dan tenaga yang akhirnya kita namakan latihan kejiwaan.23
Jadi latihan kejiwaan bisa dikatakan sebagai kendaraan untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan. Mereka memasrahkan diri kepada Tuhan dengan
cara melatih jiwanya. Jiwa mereka dilatih untuk dapat menerima kekuasaan dari
Tuhan. Mereka dianjurkan untuk menjaga jiwanya tetap bersih dan selalu melatih
jiwanya. Latihan kejiwaan sebagai suatu cara untuk mendapat bimbingan dari
Tuhan.
Motivasi dipakai untuk menggantikan tema ”motif-motif”. Dalam bahasa
Inggris, motivasi dikenal dengan motive yang berasal dari kata motion yang
memiliki arti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motivasi dihubungkan dengan
“gerak” yaitu gerakan manusia yang disebut tingkah laku atau amaliyah. Ditinjau
21
Muhammad Rusli Alif, Khatr Ilham, Bimbingan Getaran Hidup dari Kekuasaan Tuhan
Yang Maha Esa (Jakarta: Yayasan Penerbit “Kartika Bahagia”, 1988), hlm. 3.
22
Muhammad Rusli Alif, Khatr Ilham, Bimbingan Getaran Hidup………… hlm.27. 23
Muhammad Rusli Alif, Khatr Ilham, Bimbingan Getaran Hidup………….hlm.25.
11
dari psikologi, motivasi merupakan rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga
tingkah laku. Motivasi menurut Hasan Langgulung merupakan keadaan psikologis
yang merangsang dan memberi arah terhadap perilaku manusia. Motivasi
membimbing seseorang kepada hal-hal yang ditujunya.24
William James mengemukakan bahwa kebahagiaan adalah motif terdalam
seluruh manusia dalam menjalankan kegiatannya termasuk kegiatan keagamaan.25
Dalam upaya mencari makna psikologis agama, James tidak memulai dengan
teori ilmiah untuk menjadikan cocok dengan pengalaman keagamaan namun
membiarkan fakta pengalaman terkuak sendiri dan mengambil makna apa adanya
sebagaimana ungkapan orang dalam mengekspresikan kehidupan batinnya.26
Selain itu, kajian tentang motivasi kali ini, penulis juga menggunakan
teori Nico Syukur Dister yang membagi empat motif psikologi sebagai penyebab
kelakuan beragama, yaitu:
a. Untuk mengatasi frustasi.
Menurut Nico syukur frustasi penyebab kelakuan beragama ada empat
yaitu frustasi karena alam, frustasi sosial, frustasi moral dan frustasi
karena maut.27
b. Untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib masyarakat.
24
Ramayulis, Psikologi Agama (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 79-80.
25
William James, The Varieties of Religious Experience = Perjumpaan dengan Tuhan:
Ragam Pengalaman Religius Manusia terj. Gunawan Admiranto (Bandung: Mizan Pustaka, 2004),
hlm. 27.
26
Robert W. Crapps, Dialog Psikologi dan Agama: Sejak William James hingga Gordon
W. Allport (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm. 147.
27
Nico Syukur Dister, Pengalaman dan Motivasi Beragama (Yogyakarta:Kanisius,
1993), hlm. 74.
12
c. Untuk memuaskan intelek yang ingin tahu.
d. Untuk mengatasi ketakutan.
Sumadi Surya Brata berpendapat bahwa motivasi muncul dan berkembang
karena adanya rangsangan dari luar dirinya (ekstrinsik) dan rangsangan dari dalam
individu sendiri (intrinsik).28
Motif-motif tersebut dibagi menjadi tiga macam
yaitu (1) Kebutuhan-kebutuhan organik seperti kebutuhan untuk makan, minum,
seksual, berbuat dan istirahat. (2) Motif-motif darurat yang mencakup dorongan
untuk menyelamatkan diri, membalas, berusaha dan memburu. (3) Motif obyektif,
meliputi kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, manipulasi, dan menaruh
minat.29
Fungsi motivasi bagi manusia adalah sebagai energi atau motor
penggerak bagi manusia, sebagai pengatur dalam memilih alternatif di antara dua
atau lebih kegiatan yang bertentangan dan pengatur arah dan tujuan dalam
menentukan tujuan dalam melakukan aktivitas.30
Masalah makna kehidupan merupakan masalah utama dari hal-hal praktis.
Hal-hal praktis tersebut mengaitkan pada bukti-bukti yang harus dimiliki,
membuat keputusan sesuai dengan keyakinan tentang yang baik dan yang buruk,
juga keputusan pentingnya kehidupan ini.31
Nilai-nilai (values) berbeda dengan
makna (meaning). Nilai-nilai dihayati oleh sekelompok masyarakat karena
28
Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada, 1995),
cet. VII, hlm. 70. 29
Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan………..hlm. 86. 30
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), hlm. 359. 31
Karl Britton, Philosophy and the Meaning of Life: Filsafat sebagai Lentera Kehidupan
terj. Inyiak Ridwan Muzir (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 218-224.
13
dianggap penting dan bermanfaat, sedangkan makna adalah sesuatu yang penting
dan berharga bagi seorang pribadi. Nilai berdimensi sosial dan umum, sedangkan
makna berdimensi personal dan unik. Makna dalam pembahasan tersebut dapat
dikatakan sesuatu yang diberikan oleh si pemberi makna itu sendiri terhadap hal-
hal yang dialaminya.
Makna hidup adalah sesuatu yang berharga, dirasakan penting dan
mempunyai nilai khusus dan dijadikan tujuan hidup bagi seseorang (the purpose
in life). Bila tujuan hidup terpenuhi, seseorang akan merasa hidupnya berarti dan
bahagia (happines). Makna hidup terdapat dalam kehidupan itu sendiri dan
ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan maupun tidak
menyenangkan, bahagia dan menderita.32
Makna hidup dapat ditemukan dalam
kehidupan meskipun kehidupan dianggap buruk.33
Latihan kejiwaan yang dilakukan para penghayat SUBUD akan dikaji
dengan teori motivasi dari Nico Syukur Dister. Teori tersebut digunakan untuk
melihat hal-hal yang mendorong mereka mengikuti latihan kejiwaan SUBUD.
Teori tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi para penghayat latihan kejiwaan
SUBUD. Teori tersebut tidak bersifat mutlak dan masih dapat dipatahkan jika
tidak sesuai dengan data di lapangan.
Teori di atas adalah alat analisis yang akan menjelaskan motivasi para
penghayat latihan kejiwaan SUBUD dalam menjalani masa kandidat maupun
melakukan latihan kejiwaan bagi yang sudah menjadi anggota. Tahap awal yang
32 H. D. Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih
Hidup Bermakna (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hlm, 45-46. 33
H. D. Bastaman, Logoterapi Psikologi untuk…………..hlm, 47-49.
14
dilakukan untuk mengetahui motivasi mengikuti latihan kejiwan SUBUD adalah
dengan menggunakan teori mencari motif-motif pengahayat. Motif-motif itu
digunakan untuk mengetahui motivasi para penghayat latihan kejiwaan SUBUD
dengan menggunakan teori motivasi dari Nico Syukur Dister. Setelah dapat
dilanjutkan dengan menyimpulkan hasil dari latihan kejiwaan yang mereka
lakukan dengan terhadap kehidupan mereka sehari-hari.
F. Metode Penelitian
Agar dapat menghasilkan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan
secara akademik dan ilmiah, dalam mengunpulkan data, menganalisis dan
mengumpulkan obyek kajian dalam penelitian ini, penyusun menggunakan
metode penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Fokus
penelitian kualitatif yaitu berkaitan dengan sudut pandang individu-
individu yang diteliti, uraian rinci tentang konteks, sensitivitas terhadap
konsep dan sebagainya dapat diruntut kepada akar-akar epistimologinya.
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field
research), karena data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
pengamatan langsung terhadap para penganut agama yang menghayati
latihan kejiwaan SUBUD. Penelitian ini dilakukan di Wisma SUBUD
Cabang Yogyakarta. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan SUBUD
Cabang Yogyakarta adalah salah satu cabang yang patuh terhadap aturan
SUBUD pusat dan sampai sekarang masih aktif.
15
2. Sumber Data
Pertama, data primer atau data tangan pertama adalah data yang
diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data
langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.34
Dalam
penelitian ini informan yang terlibat langsung adalah staf, devisi yang
langsung menangani penghayat SUBUD seperti ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara dan pengurus SUBUD Cabang Yogyakarta dan
beberapa penghayat latihan kejiwaan SUBUD yang memberikan informasi
cukup yaitu berupa wawancara dan observasi. Penghayat terdiri dari
pembantu pelatih SUBUD, pengurus dan anggota SUBUD.
Kedua, data sekunder, diperoleh melalui hasil kepustakaan dan
dokumentasi. Data ini diklasifikasikan dan dipilih sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Data sekunder atau data tangan kedua adalah data
yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data
dokumentasi atau data lapangan yang telah tersedia.35
Data sekunder
dalam penelitian SUBUD ini adalah buku-buku yang ditulis oleh
Muhammad Subuh sendiri maupun anggota SUBUD, leaflet SUBUD dan
jurnal SUBUD. Proses analisis dalam meneliti penghayat SUBUD tidak
hanya dilakukan pada akhir pengumpulan data atau berdiri sendiri,
namun secara simultan juga sudah mulai dilakukan pada saat proses
34
Saifuddin Azhar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 91.
35
Saifuddin Azhar, Metode Penelitian, hlm. 91.
16
pengumpulan data berlangsung ketika mengamati para penghayat
SUBUD pada saat wawancara.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah sebuah teknik
pengumpulan data yang mewajibkan peneliti terjun ke lapangan
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, waktu, tempat,
pelaku, kegiatan, benda-benda, peristiwa, tujuan dan perasaan.36
Pengamatan akan dilakukan dengan menyeluruh kemudian
dilaksanakan pencatatan yang dijumpai di lapangan. Observasi yang
digunakan adalah observasi partisipatoris (penelitian terlibat).
Penulis menjadi anggota SUBUD supaya dapat merasakan sendiri
dan mengetahui secara langsung latihan kejiwaan. Hal-hal yang
diamati di antaranya yaitu tata bangunan dan fasilitas-fasilitas yang
ada di PPK SUBUD dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik
mengenai kejiwaan maupun organisasinya. Di samping itu, penulis
melakukan observasi ke rumah pembantu pelatih latihan kejiwaan
SUBUD.
b. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dirujuk kepada para
penghayat latihan kejiwaan SUBUD. Penghayat tersebut terdiri dari
pembantu pelatih, pengurus dan anggota SUBUD. Untuk
36
Hamit Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 60.
17
memperkaya informasi juga dilakukan wawancara terhadap pihak-
pihak yang terkait diantaranya adalah ketua, pembantu pelatih
(penghayat yang sudah dianggap mampu melayani calon anggota
dan anggota) dan anggota latihan kejiwaan SUBUD. Wawancara di
antaranya dilakukan kepada pembantu pelatih karena pembantu
pelatih mempunyai prioritas dasar-dasar dan inti dari latihan
kejiwaan. Wawancara ini berupa wawancara mendalam (in-depth-
interview) yaitu penulis perlu melakukan wawancara mengenai
kehidupan penghayat. Wawancara bertujuan untuk mengetahui apa
yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana
pandangannya tentang dunia yaitu hal-hal yang tidak dapat kita
ketahui melalui observasi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pencarian data berupa catatan,
transkrip, prasasti, notulen, gambar dan lainnya.37
Dari dokumentasi
ini dapat diperoleh data mengenai penduduk dan kegiatannya
sehingga melengkapi data yang penyusun tulis. Penulis mencari
dokumentasi seperti notulen musyawarah wilayah Komwil V
SUBUD Jateng dan DIY, notulen pertemuan mingguan dan gambar-
gambar kegiatan SUBUD serta gambar pendiri maupun penghayat
latihan kejiwaan SUBUD.
37
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), hlm. 236.
18
4. Analisis Data
Analisis data menurut Patton dalam (Moleong, 2000) merupakan
proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola,
kategorisasi dan satuan uraian dasar. Metode analisis data dalam
penelitian yang telah dilakukan adalah dengan mencari makna suatu
fenomena karena data yang dikumpulkan lebih berupa pengalaman,
pandangan, pendapat dan informasi.
Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan
akurat. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian.38
Setelah data terkumpul kemudian disusun, dijelaskan untuk selanjutnya
dianalisis. Data berupa ucapan, tulisan, dan perilaku yang didapatkan
dari pengamatan di Wisma latihan kejiwaan SUBUD Cabang
Yogyakarta. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah
pendekatan psikologis-fenomenologis. Hal ini dapat dilihat dari teori
yang digunakan yaitu teori motivasi dari Nico Syukur Dister dan
pemaparan makna latihan kejiwaan yang sesuai dengan data di
lapangan.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini dilakukan penyusunan
secara sistematis dengan bentuk bab per bab seperti di bawah ini:
38
Saifuddin Azhar, Metode Penelitian, hlm. 126.
19
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori, metode penelitian, analisis data dan sistematika
penelitian. Bab pertama ini sangat penting karena menguraikan alasan mendasar
yang menjadi sasaran dari penelitian ini.
Bab kedua, menguraikan tentang sejarah perkembangan SUBUD dan
gambaran demografi penghayat latihan kejiwaan PPK SUBUD cabang
Yogyakarta. Hal ini diperlukan karena untuk menjelaskan lokasi penelitian dan
menjadi tempat berkumpulnya para penghayat SUBUD.
Bab ketiga, menjelaskan latihan kejiwaan SUBUD baik dari dasar, syarat-
syarat dan prosesi pelaksanaan latihan kejiwaan serta tersebarnya latihan kejiwaan
SUBUD.
Bab keempat, mengungkapkan motivasi dan makna SUBUD menurut
penghayat SUBUD.
Bab kelima, berisi penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil penelitian
dan saran-saran. Dalam bab ini disimpulkan hasil bahasan untuk menjelaskan dan
menjawab permasalahan yang ada dan memberikan saran-saran dan bertitik tolak
pada kesimpulan dan lampiran-lampiran.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Motivasi yang mendasari penghayat mengikuti latihan kejiwaan SUBUD
adalah a). Untuk mengatasi ketakutan dalam hal ini diantaranya adalah
satu penghayat wanita SUBUD takut jika tidak melakukan latihan
kejiwaan maka jiwanya akan merana dan hidup jadi tidak terarah. Selain
itu, penghayat juga takut dihinggapi daya-daya rendah. b). Untuk menjaga
kesusilaan serta tata tertib masyarakat. Penghayat melakukan latihan
supaya berbudi luhur, benar-benar tingkah laku baik, sesuai dengan
kehendak Allah. Penghayat lain Belajar ikhlas dan tidak memaksakan
kehendak. Seorang penghayat pria menginginkan disyafaati Nabi
Muhammad dan Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo. Orang beragama
melakukan aktivitas spiritual bukan hanya untuk dirinya sendiri, namun
terikat dengan manusia lain baik yang seagama maupun penganut.
Penghayat lainnya menginginkan hatinya bersih.
Motivasi berikutnya adalah c). Sarana untuk memuaskan intelek
yang ingin tahu, yaitu untuk kepuasan intelek. Para penghayat banyak
93
membaca buku-buku yang ditulis oleh Muhammad Subuh
Sumohadiwidjojo. Penghayat lainnya ingin mendapat petunjuk dan cara-
cara dalam menghadapi kehidupan ini yang tertuang dalam buku-buku
Bapak. d). Untuk mengatasi frustasi atau stress. Penghayat yang ditinggal
meninggal oleh suaminya dan anak-anaknya pun berjauhan, beliau tidak
punya teman dirumah, untuk itu beliau memilih di SUBUD. Penghayat
lain mengalami musibah dan stress kemudian mengikuti SUBUD.
Penghayat berikutnya ingin mengatasi masalah anak dan keluarga. Salah
satu penghayat wanita ingin mengatasi jiwanya yang labil.
2. Makna latihan kejiwaan bagi penghayat latihan kejiwaan SUBUD antara
lain: a). Latihan kejiwaan merupakan sarana bimbingan Allah dalam
hidupnya. Selain itu, latihan kejiwaan adalah sarana mudah untuk
mendekatkan diri pada Tuhan. Latihan kejiwaan menjadikan hidup
penghayat lebih mantap dan teratur. b). latihan kejiwaan membuat
penghayat rajin beribadah. Selain itu, latihan kejiwaan adalah wujud
pembersihan dan pembongkaran diri. c). Penghayat memaknai latihan
kejiwan dilihat dari lambang SUBUD, berada dalam lingkaran dalam yang
jauh dari syaitoniyah. Latihan kejiwaan merupakan simbol penghayat
membersihkan kotoran-kotoran diri.
3. Saran-saran
Setelah dilakukan penelitian melalui proses pembahasan dan pengkajian
terhadap motivasi penghayat SUBUD, maka dalam upaya pengembangan dan
penelitian di bidang kajian ini selanjutnya dapat disarankan sebagai berikut:
94
perlunya mengkaji tanggapan penghayat SUBUD terhadap globalisasi dan
bagaimana cara penghayat SUBUD dalam membangkitkan eksistensi latihan
kejiwaan SUBUD hingga dewasa ini.
95
DAFTAR PUSTAKA
Alif, Muhammad Rusli. Khatr Ilham Bimbingan Getaran Hidup dari Kekuasaan
Tuhan Yang Maha Esa. Jakarta: Yayasan Penerbit “ Kartika Bahagia”.
1988.
Arifianto, Budi Dwi. “Human Passions”. Pascasarjana Bidang Seni, Minat Utama
Seni Videografi. Institut Seni Indonesia Yogyakarta. 2012.
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta. 1998.
Azhar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.
Bastaman, H. D., Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan
Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2007.
Brata, Sumadi Surya. Psikologi Pendidikan. Jakarta: P.T Raja Grafindo Persada.
1995.
Britton, Karl. .Philosophy and the Meaning of Life: Filsafat sebagai Lentera
Kehidupan terj. Inyiak Ridwan Muzir . Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2010.
Budianto, Ary.” Manusia SUBUD” Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Gajah
Mada, 1999.
Crapps, Robert W. Dialog Psikologi dan Agama: Sejak William James hingga
Gordon W. Allport. Yogyakarta: Kanisius. 1995.
Data monografi Kelurahan Tahunan tahun 2013 Semester I.
Dewan Pembantu Pelatih Nasional dan Bidang Publikasi dan Komunikasi PPK
SUBUD Indonesia Kumpulan Surat-surat Jawaban Bapak Muhammad
Subuh Sumohadiwodjojo Atas Pertanyaan Para Anggota SUBUD. 1995.
Dister, Nico Syukur. Pengalaman dan Motivasi Beragama. Kanisius:
Yogyakarta. 1993.
Dwiyanto, Djoko. Penghayat Kepercayaan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa.
Yogyakarta: Pararaton. 2010.
Endaswara, Suwardi. Mistik Kejawen, Sinkretisme, Simbolisme dan Sufisme
dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi. 2003.
Hien, Edward Van. “What Is Subud?, London: Great Britain by Headley Brothers
Ltd. 1968.
96
James, William. The Varieties of Religious Experience = Perjumpaan dengan
Tuhan: Ragam Pengalaman Religius Manusia. Bandung: Mizan Pustaka.
2004.
Kartapradja, Kamil. Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia. Jakarta:
Yayasan Masagung. 1985.
Maslow, Abraham .Psikologi Sains terj.Hani’ah. Jakarta: Teraju. 2004.
Maslow, Abraham. Religion, Value and Peak- Eksperiences .USA: Penguin
Books. 1970.
Munir. Kebatinan dan Dakwah kepada Orang Jawa. Yogyakarta: PT. Percetakan
Persatuan. 1987.
Nashir, Haedar. Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern .Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 1997.
Nawawi, Hadari .Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang
Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1998.
Nugroho, Haryo Aji. “Dunia Mistik Orang SUBUD” Tesis Jurusan Antropologi
Fakultas Ilmu Budaya Universita Gadjah Mada. 2008.
Patilima, Hamit. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2007.
Raharjo, Mulyo. Subud dan Islam. Jakarta: Yayasan Pendidikan Mulia Raharja,
1990.
Rahnip. Aliran Kepercayaan dan Kebatinan dalam Sorotan. Pustaka Progresif.
1997.
Ramayulis. Psikologi Agama. Kalam Mulia: Jakarta. 2002.
Redaktur. “Pertemuan dengan Para Dosen IAIN se-Indonesia, wakil DGI dan
Dosen Institut Hindu Dharma Bali. “ Aneka SUBUD” no. 84 dan 87 tahun
1981.
Ridwan, M. “Wisuda Sekolah Cita Buana”Jurnal SUBUD Indonesia (JSI). nomor
16-Juni 2013.
Romdon. Tashawwuf dan Aliran Kebatinan: Perbandingan antara Aspek-aspek
Mistikisme Islam dengan Aspek-aspek Mistikisme Jawa. Yogyakarta:
Kurnia Kalam Semesta. 1993.
Soehadha, Moh. Orang Jawa Memaknai Agama. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
2008.
Sofwan, Ridin. Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan (Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa). Semarang: Aneka Ilmu. 1999.
97
Subagya, Rahmat. Kepercayaan, Kebatinan, Kerohanian, Kejiwaan dan Agama.
Yogyakarta: Kanisius. 1976.
Sumohadiwidjojo, Muhammad Subuh. “Ceramah Bapak New York, 22 Juni
1963” Aneka SUBUD (Jakarta: Publikasi PPK SUBUD Indonesia), Edisi
213- September 2013.
------------------------ Muhammad Subuh. Ceramah Bapak di Cilandak, 5 Desember
1970.Waluyo Utomo, “Aneka Subud”, Edisi 210 Desember 2012.
----------------------- Muhammad Subuh. “ Mukaddimah SUBUD” diambil dari
buku AD/ARTPPK SUBUD. 2009.
------------------------Muhammad Subuh.Sejarah Bapak R.M Muhammad Subuh
Sumohadiwidjojo Jakarta: Yayasan penerbit “Kartika Bahagia”. 1991.
SKRIPSI
Baehaqi, Aziz. Aliran Kebatinan Paguyuban Kawruh Kodrating Pangeran di
Desa Kadilanggon Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten (Studi Tentang
Motivasi Penganut). Skripsi Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas
Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga.
2005.
Lukmana, Achmad Barir. Ajaran Kebatinan Dan Etos Kerja: Studi tentang
Penganut Aliran Kebatinan Paguyuban Jawa Sejati di Desa Wanakriya
Kec. Gombong Kab. Kebumen. Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas
Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga.
2006.
Novianto, Arry. Paguyuban Kebatinan Sumarah Purbo di Dusun Kwalangan
Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Yogyakarta (Studi
Motivasi Keberagamaan) Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas
Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga.
2006.
Purwono. Muslim Penghayat Aliran Kebatinan Persatuan Eklasing Budi Murko di
Desa Bawak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten, Jurusan Perbandingan
Agama, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam, UIN
Sunan Kalijaga. 2005.
INTERNET
Dawud Ramdhani (dkk.)“Subud dan Ruqyah sebagai Upaya
MewujudkanKesehatansebagaiBagiandariSistemPengobatanAlternative
”dalamhttpxa.yimg.comkqgroups229682012101466000nameSUBUD+
98
DAN+RUQYAH+SEBAGAI+UPAYA+MEWUJUDKAN+KESEHAT
AN+SEBAGAI+BAGIAN+DARI+SISTEM+PENGOBATAN+ALTE
RNATIF diakses 27 Juni 2013
http:// search.proquest.com, diakses tanggal 4 Oktober 2013.
http://subudindonesia.tripod.com/ApaItuSubud.htm diakses pada tanggal 14
Februari 2013.
www.subudworldnews.com/events.php
SUMBER LAIN
Leaflet SUBUD edisi Juni 2006.
Leaflet ceramah pemantapan calon anggota SUBUD.
Arsip SUBUD, keputusan rapat pleno pengurus, PP dan anggota SUBUD Cabang
Yogyakarta yang dilaksanakan pada Minggu, 07 Juni 2009.
101
Papan Nama Subud
Lambang SUBUD
Pendiri SUBUD, Bapak Subuh Sumohadiwidjojo
PEDOMAN OBSERVASI, INTERVIEW DAN DOKUMENTASI
A. OBSERVASI
1. Tata bangunan PPK cabang SUBUD dan fasilitas-fasilitas
2. Keadaan penghayat saat bertandang ke PPK SUBUD
B. INTERVIEW GUIDE
Pertanyaan untuk Pengurus SUBUD;
1. Bagaimana gambaran umum SUBUD?
2. Darimana pendanaan organisasi SUBUD?
3. Bagaimana perkembangan SUBUD?
4. Bagaimana pelayanan dan tugas pengurus terhadap anggota?
5. Berapa jumlah rata-rata anggota SUBUD yang datang pada hari Minggu,
Selasa dan Kamis Malam?
6. Berapa rata-rata umur anggota SUBUD?
7. Dari daerah mana anggota berasal?
8. Agama apa yang dianut oleh para anggota?
9. Apa pekerjaan rata-rata para anggota SUBUD?
10. Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi bagi anggota SUBUD?
11. Bagaimanakah prosesi latihan kejiwaan SUBUD?
12. Berapa anggota yang aktif dan anggota yang tidak aktif?
13. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap SUBUD?
14. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk memajukan latihan kejiwaan
SUBUD ini?
Pertanyaan untuk Pembantu Pelatih SUBUD;
1. Bagaimana tugas dan peran pembantu pelatih?
2. Bagaimana prosedur menjadi pembantu pelatih?
3. Sejak kapan Anda mengikuti SUBUD?
4. Apa makna lambang SUBUD?
5. Berapa jumlah pembantu pelatih saat ini?
6. Apa saja tugas pembantu pelatih?
7. Berapa kali pembantu pelatih bertugas dalam seminggu?
8. Apa faedah menjadi pembantu pelatih?
9. Hari apa saja latihan SUBUD banyak anggota melakukan latihan?
10. Berapa kali latihan kejiwaan SUBUD sedunia dilakukan?
Pertanyaan untuk Anggota SUBUD;
1. Nama, alamat, pendidikan, status, pekerjaan dan umur?
2. Apa agama yang Anda anut?
3. Bagaimana Anda mengenal SUBUD?
4. Berapa lama menjadi kandidat?
5. Syarat menjadi kandidat apa saja?
6. Apa saja kegiatan di SUBUD selain latihan kejiwaan?
7. Hambatan apa saja yang dihadapi ketika mengikuti SUBUD? Bagaimana
solusinya?
8. Bagaimana peran keluarga dan lingkungan Anda terhadap Anda setelah
mengetahui bahwa Anda mengikuti SUBUD?
9. Apa yang melatarbelakangi Anda mengikuti SUBUD?
10. Sejak kapan Anda mengikuti latihan kejiwaan SUBUD?
11. Dengan siapa saja biasanya Anda datang ke PPK SUBUD?
12. Bagaimana prosesi latihan kejiwaan yang Anda kerjakan?
13. Atas rujukan siapa Anda masuk SUBUD?
14. Mengapa Anda tertarik masuk SUBUD?
15. Bagaimana perkembangan SUBUD selama ini yang Anda ketahui?
16. Berapa kali Anda latihan seminggu?
Pertanyaan untuk pengurus, pembantu pelatih dan anggota SUBUD:
1. Bagaimana cerita Anda sampai mengikuti latihan kejiwaan SUBUD?
2. Apa motivasi Anda mengikuti latihan kejiwaan SUBUD?
3. Apa makna latihan kejiwaan SUBUD dalam kehidupan keseharian Anda?
C. DOKUMENTASI
4. Sejarah dan perkembangan SUBUD.
5. Letak geografis.
6. Struktur organisasi dan tanggung jawab masing-masing.
7. Sarana dan prasarana yang dimiliki SUBUD.
8. Keadaan pembantu pelatih dan anggota.
9. Jumlah anggota yang aktif pada waktu diadakan penelitian.
105
105
Daftar Informan
1. Mudya Wisnuwardono, 38 tahun, Ketua SUBUD Cabang Yogyakarta.
2. Sulastri, 67 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Yogyakarta.
3. Sutomo, 77 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Yogyakarta.
4. Sukendar, 60 tahun, Pembantu Pelatih Daerah (PPD)SUBUD Cabang
Yogyakarta.
5. Sundari Bernarto, 70 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang
Yogyakarta.
6. Herien Susilo, 49 tahun, Pembantu Pelatih Nasional (PPN) SUBUD
Komisariat Wilayah V DIY dan Jateng.
7. Ismiyati, 38 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Yogyakarta.
8. Etik Hendrik, 46 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
9. Marjiyem, 57 tahun, kandidat SUBUD Cabang Yogyakarta.
10. Lita Arida F, 37 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Yogyakarta.
11. Suwito, 69 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Yogyakarta.
12. Tyas, 25 tahun, kandidat SUBUD Cabang Yogyakarta.
13. Sutaji, 67 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
14. Yuni, 45 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
15. Suta Kusumastuti,38 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
16. Yulistri, 39 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
17. Budi Dwi Arifianto,38 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
18. Mujiyono, 44 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
19. Suhardjo, 55 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Yogyakarta.
106
106
20. Wiwik, 45 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Temanggung.
21. Parjiyem, 42 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
22. Tintin, 38 tahun, bendahara SUBUD Cabang Yogyakarta.
23. Agus Sugiharto, 54 tahun, pembantu pelatih SUBUD Cabang Yogyakarta.
24. Wagirah, 48 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
25. Halimah, 39 tahun, bendahara SUBUD Cabang Yogyakarta.
26. Wilianto Baskoro, 30 tahun, anggota SUBUD Cabang Yogyakarta.
107
STRUKTUR PENGURUS ORGANISASI SUBUD TAHUN 2013-
2015
No. Nama Agama Jabatan
1 Mudya Wisnu Wardono Islam Ketua
2 Purnomo Susilo Islam Wakil Ketua
3 Danang Wahyu Wibowo Sekretaris I
4 Ismiyati Islam Sekretaris II
5 Tintin Marlina Islam Bendahara I
merangkap
SES/Pra
Koperasi
6 Halimah Islam Bendahara II
7 Krisnanto Wibowo Pemuda
8 Wagirah Islam Sosial
9 Saryanto Islam Asset
Manajement
10 Ngatiran Islam Asset
Manajement
11 Arif Eko Suprihono Islam Kebudayaan
12 Budi Dwi Alfianto Islam Kebudayaan
13 Wilianto Baskoro Islam Humas
merangkap
Seksi
Pemuda
108
CURRICULUM VITAE
A. Data Pribadi
Nama : Watini
TTL : Cilacap, 26 Mei 1991
Alamat : Jln. H. Ridwan RT 03/RW 10 Gebang Kuning, Kalisabuk,
Kesugihan, Cilacap
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Ayah : Abdul Khoeri (Alm.)
Nama Ibu : Siti Mujaemah
B. Pendidikan
1. MI Ya Bakii Kalisabuk 1, Gebang kuning, Kalisabuk Kesugihan, Cilacap
lulus tahun 2004
2. SMP Negeri 2 Kesugihan, Cilacap, lulus tahun 2007
3. MAN Cilacap, lulus tahun 2010
4. Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2010