studi morfometrik ikan baronang lingkis (siganus ...eprints.unram.ac.id/10657/1/novia syopiana...
TRANSCRIPT
STUDI MORFOMETRIK IKAN BARONANG LINGKIS (Siganus canaliculatus)
HASIL TANGKAPAN NELAYAN YANG DIDARATKAN DI PANTAI UJUNG
TELUK EKAS LOMBOK TIMUR
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh
Novia Syopiana Putri
NIM E1A014033
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
STUDI MORFOMETRIK IKAN BARONANG LINGKIS (Siganus canaliculatus)
HASIL TANGKAPAN NELAYAN YANG DIDARATKAN DI PANTAI UJUNG
TELUK EKAS LOMBOK TIMUR
Oleh :
Novia Syopiana Putri1)
, Abdul Syukur2)
, Karnan3)
1)Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
2) 3)Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
Universitas Mataram, Jalan Majapahit No. 62 Mataram
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfometrik dan mengetahui
ukuran dominan ikan baronang lingkis (Siganus canaliculatus) hasil tangkapan
nelayan yang didaratkan di Pantai Ujung Teluk Ekas Lombok Timur. Sampel
penelitian berjumlah 90 ekor ikan baronang lingkis yang diambil sebanyak 3 kali
dengan mempertimbangkan fase bulan (bulan setengah, sabit, dan penuh). Penelitian
dilakukan pada bulan Januari – Oktober 2018. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskripsif dengan menggunakan rata-rata
dan simpangan baku. Hasil analisis karakteristik morfometrik menunjukkan bahwa
rata - rata karakteristik morfometrik S. canaliculatus yang tertangkap oleh nelayan
adalah panjang total (15,81 cm), panjang baku (12,83 cm), panjang kepala (3,19 cm),
panjang dasar ririp anal (5,36 cm), panjang dasar sirip dorsal (8,63 cm), panjang
dasar sirip ventral (1,47 cm), panjang dasar sirip pektoral (0,86 cm), panjang bagian
depan sirip dorsal (3,34 cm), panjang bagian depan sirip ventral (3,80 cm), panjang
bagian depan sirip anal (6,57 cm), panjang batang ekor (1,52 cm), panjang hidung
(1,26 cm), panjang rahang atas (0,94 cm), panjang rahang bawah (0,61 cm), tinggi
badan (5,22 cm), tinggi batang ekor (0,83 cm), tinggi kepala (2,59 cm), dan lebar
mata (1,01 cm). Ikan baronang lingkis yang dominan tertangkap oleh nalayan adalah
ikan juvenil pada ukuran 14,02-16,51 cm (22,22 %) dan ikan dewasa pada ukuran
19,02-21,51 cm (21,11 %).
Kata-kata kunci : Ikan baronang, Karakteristik, Morfometrik
ABSTRACT
This research intended to know the morphometric characteristic and the dominant
size of white spotted rabbit fish (Siganus canaliculatus) landed at Ujung Beach of
Ekas Bay, East Lombok. The sample of this research consisted of 90 fishes which
taken 3 times by considering the phase of the moon (crescent, quarter, and full
moon). Sampling was white spotted rabbit fish conducted in January-October 2018.
The descriptive statistic, including average and standard deviation is implemented to
analyse the data. The morphometric characteristic proved that the average white
spotted rabbit fish which caught by fisherman is total length (15,81 cm), standard
length (12,83 cm), head length (3,19 cm), anal fin base (5,36 cm), dorsal fin base
(8,63 cm), pelvic fin base (1,47 cm), pectoral fin base (0,86 cm), predorsal length
(3,34 cm), prepelvic length (3,80 cm), preanal length (6,57 cm), caudal peduncle
length (1,52 cm), snout length (1,26 cm), maxilla length (0,94 cm), mandibular
length (0,61 cm), body depth (5,22 cm), caudal peduncle depth (0,83 cm), head
depth (2,59 cm), and eye width (1,01 cm). The dominant size of white spotted rabbits
landed at Ujung Beach of Ekas Bay for juvenile on range of 14,02 - 16,51 cm
(22,22%) and adult fish on range of 19,02 - 21,51 cm (21,11%).
Keywords : White Spotted Rabbit Fish, Characteristic, Morphometric
PENDAHULUAN
Baronang lingkis (Siganus
canaliculatus) merupakan ikan yang
dapat hidup pada lingkungan perairan
yang ditumbuhi oleh lamun dan alga
(Kordi, 2010). Dalam hal ini, padang
lamun sebagai tempat mencari makan,
pembesaran, dan berlindung dari
predator dan dalam struktur tropiknya
ikan baronang masuk dalam
kelompok ikan herbivora (Syukur et
al., 2017). Selain itu, baronang
lingkis juga dapat ditemukan pada
ekosistem terumbu karang yang
dimanfaatkan untuk melakukan
pemijahan (Latuconsina dan
Wasahua, 2015). Baronang lingkis (S.
canaliculatus) merupakan kelompok
ikan yang sangat populer pada daerah
pesisir dan memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Selanjutnya jenis ikan
baronang lingkis, banyak
dimanfaatkan sebagai konsumsi pada
rumah makan (Kordi, 2010), karena
memiliki struktur daging yang
nyaman dikonsumsi dan rasanya
gurih (Saparinto, 2013).
Ukuran ikan baronang lingkis
yang tertangkap di beberapa lokasi
perairan menunjukkan adanya
perbedaan misalnya di Perairan
Kecamatan Bua Kabupaten Luwu
dengan panjang maksimal yang
ditemukan mencapai 21,9 cm (Jalil et
al., 2003), di Perairan Pantai Utara
Kabupaten Selayar dengan panjang
maksimal 25,5 cm (Sharifuddin et al.,
2015), dan di Perairan Tondonggeu
Kecamatan Abeli Sulawesi Tenggara
dengan panjang maksimal 22 cm
(Muliati et al., 2017). Secara teoritis
ukuran ikan baronang lingkis
mencapai 35 cm (Burhanuddin,
2014b). Namun demikian, ukuran
ikan baronang lingkis yang tertangkap
di banyak perairan yang telah
disebutkan di atas mengindikasikan
telah terjadi overfishing. Dalam hal
ini, berdasarkan indikator overfishing
suatu stok sumber daya ikan meliputi
: 1) total volume hasil tangkapan
(produksi) lebih besar dari MSY
sumber daya ikan tersebut. 2) hasil
tangkapan ikan cenderung menurun.
3) rata-rata ukuran ikan yang
tertangkap semakin mengecil. 4)
fishing ground (daerah penangkapan
ikan) semakin menjauh dari daratan
atau semakin dalam ke dasar laut
(Dahuri et al., 2012). Selain itu,
beberapa hal yang menyebabkan lebih
kecilnya ukuran yang tertangkap
disebabkan karena penangkapan ikan
oleh nelayan tidak memperhatikan
ukuran sesuai standar yang
diperbolehkan. Hal ini dapat dilihat
dari penurunan produksi ikan
baronang dari 17.173 ton menjadi
6.254 ton pada tahun 2008 hingga
2012 (WWF - Indonesia, 2015).
Teluk Ekas adalah salah satu
areal tangkapan nelayan di pesisir
Selatan Lombok Timur. Nelayan pada
wilayah perairan ini, mendaratkan
hasil tangkapan ikan sebagian
besarnya di Pantai Ujung. Kondisi
Perairan Teluk Ekas cukup potensial
sebagai areal tangkapan ikan oleh
nelayan, hal ini dilihat dari
keragaman jenis ikan yang meliputi
12 family dan salah satunya adalah
dari family Siganidae dengan spesies
Siganus canaliculatus atau baronang
lingkis (Sulaiman et al., 2013).
Selanjutnya, pada perairan Teluk
Ekas ditemukan 35 jenis yang
termasuk dalam 28 famili ikan padang
lamun (Karnan et al.,2016). Berkaitan
dengan potensi keragaman jenis ikan
hasil tangkapan nelayan yang
cenderung ukurannya lebih kecil dari
standar yang diperbolehkan, dimana
salah satu jenis ikan yaitu ikan
baronang lingkis yang diduga ukuran
dari hasil tangkapan nelayan lebih
kecil dari standar yang diperbolehkan.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian
yang berkaitan dengan kondisi
morfometrik ikan baronang lingkis
hasil tangkapan nelayan yang
didaratkan di Pantai Ujung Teluk
Ekas.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan dari
bulan Januari - Oktober 2018 dan
tempat penelitiannya adalah di Pantai
Ujung Teluk Ekas Lombok Timur
(Gambar 1). Populasi penelitian ini
adalah jenis ikan baronang lingkis
yang didaratkan oleh nelayan di
Pantai Ujung Teluk Ekas dan sampel
penelitiannya adalah jenis ikan
baronang lingkis sebanyak 90 ekor
dari total pengambilan sampel (3 kali
pengambilan yaitu pada bulan sabit,
bulan setengah, dan bulan penuh).
Parameter yang diukur adalah 18
karakteristik morfometrik seperti
Panjang Total (PT), Panjang Baku
(PB), Panjang Kepala (PK), Panjang
Dasar Sirip Anal (PDSA), Panjang
Dasar Sirip Dorsal (PDSD), Panjang
Dasar Sirip Ventral (PDSV), Panjang
Dasar Sirip Pektoral (PDSP), Panjang
Bagian Depan Sirip Dorsal (PBDSD),
Panjang Bagian Depan Sirip Ventral
(PBDSV), Panjang Bagian Depan
Sirip Anal (PBDSA), Panjang Batang
Ekor (PBE), Panjang Hidung (PH),
Panjang Rahang Atas (PRA), Panjang
Rahang Bawah (PRB), Tinggi Badan
(TB), Tinggi Batang Ekor (TBE),
Tinggi Kepala (TK), dan Lebar Mata
(LM). Alat yang digunakan untuk
pengukuran karakteristik morfometrik
adalah jangka sorong dengan
ketelitian 0,01 mm. Analisis data
menggunakan analisis statistik
deskriptif yang meliputi nilai rata-rata
dan simpangan baku.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
HASIL DAN PEBAHASAN
Karakteristik Morfometrik Ikan Baronang Lingkis
Terdapat 18 karakteristik
morfometrik S. canaliculatus yang
diukur. Tabel 1 menyajikan kisaran,
rata-rata, dan simpangan baku (SD)
masing-masing karakteristik
morfometrik S. canaliculatus. Kisaran
ukuran berfungsi sebagai informasi
dasar untuk rentang ukuran ikan. Hasil
kisaran pengukuran morfometrik S.
canaliculatus menunjukkan bahwa
ukuran ikan yang tertangkap pada
penelitian ini memiliki ukuran yang
bervariasi mulai dari 6,52 - 26,51 cm.
Ukuran tersebut tidak jauh berbeda
dengan ukuran ikan baronang lingkis
yang ada di tempat lain.
Jalil et al. (2003) melaporkan
ukuran panjang total S. canaliculatus
di perairan kecamatan Bua Kabupaten
Luwu dengan kisaran 6,2 - 21,9 cm
dan Sharifuddin et al. (2015) di
Perairan Pantai Utara Kabupaten
Kepulauan Selayar juga melaporkan
ukuran S. canaliculatus dengan
kisaran panjang total 10,1 - 25,5 cm.
Selanjutnya, ukuran yang tidak jauh
berbeda juga dilaporkan oleh peneliti
lain di Perairan Tondonggeu dengan
kisaran 7,99 - 22 cm (Muliati et al.,
2017). Ukuran Baronang lingkis (S.
canaliculatus) secara umum bisa
mencapai 15 hingga 35 cm
(Burhanuddin, 2014).
Tabel 1. Hasil perhitungan karakteristik morfometrik 90 ekor ikan baronang lingkis No karakteristik morfometrik Kisaran
(cm)
Rata-Rata
(cm)
Simpangan
Baku (SD)
1 Panjang Total (PT) 6,52-26,51 15,81 ± 5,185
2 Panjang Baku (PB) 5,06-21,55 12,83 ± 4,345
3 Panjang Kepala (PK) 1,48-5,47 3,19 ± 0,924
4 Panjang Dasar Sirip Anal (PDSA) 1,93-8,98 5,36 ± 1,800
5 Panjang Dasar Sirip Dorsal (PDSD) 3,07-14,56 8,63 ± 3,131
6 Panjang Dasar Sirip Ventral (PDSV) 0,60-2,47 1,47 ± 0,459
7 Panjang Dasar Sirip Pektoral (PDSP) 0,38-1,50 0,86 ± 0,275
8 Panjang Bagian Depan Sirip Dorsal (PBDSD) 1,50-6,20 3,34 ± 1,049
9 Panjang Bagian Depan Sirip Ventral
(PBDSV)
1,59-7,00 3,80 ± 1,261
10 Panjang Bagian Depan Sirip Anal (PBDSA) 2,55-11,34 6,57 ± 2,308
11 Panjang Batang Ekor (PBE) 0,52-2,85 1,52 ± 0,569
12 Panjang Hidung (PH) 0,48-2,50 1,26 ± 0,438
13 Panjang Rahang Atas (PRA) 0,42-1,40 0,94 ± 0,268
14 Panjang Rahang Bawah (PRB) 0,10-1,20 0,61 ± 0,209
15 Tinggi Badan (TB) 2,23-9,10 5,22 ± 1,728
16 Tinggi Batang Ekor (TBE) 0,30-1,47 0,83 ± 0,280
17 Tinggi Kepala (TK) 1,15-3,85 2,59 ± 0,738
18 Lebar Mata (LM) 0,60-1,39 1,01 ± 0,201
Rata-rata dan simpangan baku
hasil pengukuran karakteristik
morfometrik S. canaliculatus hasil
tangkapan nelayan pada penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 2 dan tabel
1. Rata-rata dan simpangan baku
panjang total S. canaliculatus yang
tertangkap yaitu 15,81 ± 5,185 cm.
Nilai simpangan baku yang terdapat
pada karakteristik panjang total
merupakan nilai yang terbesar.
Besarnya nilai simpangan baku tersebut
menunjukkan bahwa ukuran ikan yang
ditangkap oleh nelayan sangat
bervariasi.Sedangkan nilai simpangan
baku yang terendah terdapat pada
karakteristik lebar mata dengan X ± SD
(1,01± 0,201 cm).
Gambar 2. Rata-Rata dan Simpangan Baku Karakteristik Morfometrik S. canaliculatus
Sebaran Frekuensi Panjang Total Ikan Baronang Lingkis
Sebaran frekuensi panjang total
(Gambar 3) menunjukkan bahwa ikan
baronang lingkis yang paling banyak
ditangkap dan didaratkan oleh nelayan
berada pada kelas 14,02 - 16,51 cm
(22,22 %). Ukuran tersebut termasuk
kategori ikan juvenil. Akan tetapi
jumlah ikan dewasa (ukuran matang
gonad) yang ditangkap dan didaratkan
juga tidak terlau jauh berbeda dari ikan
juvenil yaitu 21,11 % pada kelas 19,02
- 21,51 cm.Dari sebaran frekuensi
tersebut, menunjukkan bahwa S.
canaliculatus yang ditangkap dan
didaratkan oleh nelayan merupakan
ikan juvenil dan dewasa.
Gambar 3. Sebaran Frekuensi Panjang Total S. canaliculatus
15,81
12,83
3,19
5,36
8,63
1,47 0,86
3,34 3,8
6,57
1,52 1,26 0,94 0,61
5,22
0,83 2,59
1,01
0
5
10
15
20
25
Rer
ata
Karakteristik Morfometrik
16,68
10,00 4,44
22,22
14,44
21,11
6,67 4,44 0
5
10
15
20
25
Fre
kue
nsi
Re
lati
f (%
)
Kelompok Panjang (cm)
Ukuran juvenil S. canaliculatus
ditemukan oleh Fakhri et al. (2016) di
perairan Pulau Pramuka yang berada
pada kisaran panjang 10-16 cm.
Sedangkan Latuconsina dan Wasahua
(2015) menemukan ukuran ikan
dewasa (pertama kali matang gonad)
di perairan pulau Buntal Teluk
Kotania di stasiun 1 untuk betina pada
ukuran 173,62 mm dan jantan 186,68
mm. Selanjutnya, ukuran yang tidak
jauh berbeda juga ditemukan di stasiun
II yaitu 174,90 mm (betina) dan
182,39 mm (jantan). Adapun, ukuran
pertama kali matang gonad S.
canaliculatus yang jauh berbeda
ditemukan di negara lain yaitu di
Teluk Arab bagian tengah, Wassef dan
Hady (1997) menemukan ukuran
pertama kali matang gonad 20 cm
(jantan) dan 21 cm (betina). Beralih ke
bagian selatannya (Perairan Selatan
Teluk Arab), ditemukan S.
canaliculatus pertama kali matang
gonad pada ukuran panjang total 21
cm untuk jantan dan 25,7 cm untuk
betina (Grandcaurt et al., 2006).
Perbedaan ukuran pertama kali matang
gonad pada ikan menurut Lagler et al.
(1977) dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu jenis kelamin, perbedaan
spesies, umur, ukuran, serta sifat-sifat
fisiologi individu yang berbeda jenis
kelamin. Nasution (2004) juga
menambahkan bahwa pertumbuhan
ikan, pengaruh lingkungan, dan
strategi reproduksi juga sangat
mempengaruhi perbedaan ukuran
pertama kali matang gonad.
Banyaknya ikan juvenil dan
dewasa yang ditangkap oleh nelayan
pada penelitian ini menunjukkan
bahwa sebagian besar ikan yang
ditangkap dikategorikan belum layak
tangkap dan sudah layak tangkap.
Ukuran belum layak tangkap tentu
dapat menjadi salah satu faktor
terjadinya overfishing dan jika
dibiarkan terus-menerus dapat
menyebabkan populasi S.
canaliculatus akan terus menurun.
Menurut Yuda et al. (2012), dikatakan
ikan yang belum layak tangkap jika
ukuran rata-rata belum melebihi
ukuran ikan pertama kali matang
gonad. Tampubulon et al. (2014) juga
menambahkan bahwa untuk menjamin
keberlanjutan pemanfaatan sumber
daya ikan, maka ikan yang ditangkap
setidaknya pernah memijah satu kali,
dimana ukuran yang ditangkap
melebihi ukuran pertama kali matang
gonad.
Jika dicermati kembali, para
nelayan menangkap S. canaliculatus
pada daerah padang lamun dan
terumbu karang yang berada di Teluk
Ekas dan sekitarannya. Banyaknya
ikan yang berukuran juvenil dan
dewasa yang ditangkap oleh nelayan
pada daerah padang lamun dan
terumbu karang mengindikasikan
bahwa kedua habitat tersebut
sangatlah penting untuk kehidupan S.
canaliculatus. Sehingga untuk
mempertahankan kelestarian S.
canaliculatus diperlukan pula
pengelolaan dalam upaya pelestarian
habitatnya.
Latuconsina et al. (2013)
menemukan juvenil S. canaliculatus
yang melimpah pada daerah padang
lamun di perairan Teluk Ambon
Dalam. Hal yang sama juga dilaporkan
oleh Syukur et al. (2017) dimana para
nelayan Tanjung Luar menjadikan
ikan baronang sebagai salah satu ikan
yang dominan ditangkap di areal
padang lamun. Hal ini dikarenakan S.
canaliculatus merupakan ikan yang
dikategorikan herbivora yang makanan
utamanya adalah lamun (Syukur et al.,
2014). Menurut Karnan et al. (2016),
kondisi penutupan lamun dipastikan
menjadi faktor yang sangat
menentukan terhadap keberadaan biota
yang berasosiasi dengannya. Semakin
baik kondisi penutupan lamun maka
semakin baik pula kehidupan ikan
yang ada di dalamnya. Selain
ditemukan di padang lamun, S.
canaliculatus juga ditemukan di
terumbu karang yang
memanfaatkannya sebagai tempat
melakukan pemijahan (Latuconsina
dan Wasahua, 2015).
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah :
1. Rata - rata karakteristik morfometrik
S. canaliculatus yang tertangkap
oleh nelayan adalah Panjang Total
(15,81 cm), Panjang Baku (12,83
cm), Panjang Kepala (3,19 cm),
Panjang Dasar Sirip Anal (5,36 cm),
Panjang Dasar Sirip Dorsal (8,63
cm), Panjang Dasar Sirip Ventral
(1,47 cm), Panjang Dasar Sirip
Pektoral (0,86 cm), Panjang Bagian
Depan Sirip Dorsal (3,34 cm),
Panjang Bagian Depan Sirip Ventral
(3,80 cm), Panjang Bagian Depan
Sirip Anal (6,57 cm), Panjang
Batang Ekor (1,52 cm), Panjang
Hidung (1,26 cm), Panjang Rahang
Atas (0,94 cm), Panjang Rahang
Bawah (0,61 cm), Tinggi Badan
(5,22 cm), Tinggi Batang Ekor (0,83
cm), Tinggi Kepala (2,59 cm), dan
Lebar Mata (1,01 cm).
2. Ukuran ikan yang dominan
tertangkap oleh nelayan adalah ikan
juvenil pada ukuran 14,02-16,51 cm
(22,22 %) dan ikan dewasa pada
ukuran 19,02-21,51 (21,21 %).
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, A. I. 2014. The Rabbit-
Fishes (Family Siganidae) From
The Coast of Sulawesi, Indonesia.
International Journal of Plant,
Animal and Environmental
Science. 4 (4) : 95 - 102.
Dahuri, R.J Rais, S.P. Ginting dan M.J.
Sitepu. 1996. Pengelolaan
Sumberdaya Wilayah Pesisir dan
Lautan Secara Terpadu. Jakarta :
Pradya Paramitha.
Fakhri, S. A., I. Riyantini, D. Juliandri,
dan H. Hamdani. 2016. Korelasi
Kelimpahan Ikan Baronang
(Siganus Sp) dengan Ekosistem
Padang Lamun di Perairan Pulau
Pramuka Taman Nasional
Kepulauan Seribu. Jurnal
Perikanan Kelautan. 7 (1) : 165 -
171.
Grandcaurt, E., T. Al-Abdessalam, F.
Francis, A. Al-Shamsi. 2006.
Population biology and assesment
of the Whitespotted Spinefoot,
Siganus canaliculatus (Park,
1797), In the Southern Arabian
Gulf. J. Aplied Ichtyol. 23 (1) : 53
- 59.
Jalil, A. Mallawa, dan S. A. Ali. 2003.
Biologi Populasi Ikan Baronang
Lingkis (S. canaliculatus) di
Perairan Kecamatan Bua
Kabupaten Luwu. Sains dan
Teknologi. 3 (1) : 8 – 14.
Karnan, L. Japa, dan A. Raksun. 2016.
Struktur Komunitas Sumberdaya
Ikan Padang Lamun Di Teluk
Ekas Lombok Timur. Jurnal
Biologi Tropis. 16 (1) : 80 - 89.
Kordi, M.G.H. 2010.Sukses Budidaya
Ikan Beronang Di Tambak dan
Keramba Jaring Apung.
Yogyakarta : Lily Publisher.
Lagler, K. F., J. E. Bardach, R. R.
Miller & D. R. M. Passino. 1977.
Ichthyology second Edition. New
York : John Wiley and Sons, Inc.
Latuconsina, H. dan J. Wasahua. 2015.
Nisbah Kelamin dan Ukuran
Pertama Kali Matang Gonad Ikan
Samandar (Siganus canaliculatus
Park 1797) pada Perairan Pulau
Buntal - Teluk Kotania Kabupaten
Seram Bagian Barat. Seminar
Nasional Tahunan XII Hasil
Penelitian Perikanan dan
Kelautan 8 Agustus 2015. BP - 04
: 17 - 25.
Latuconsina, H., R. A. Rappe, M. N.
Nessa. 2013. Asosiasi ikan
Beronang (Siganus canaliculatus
Park, 1797) pada Ekosistem
Padang Lamun Perairan Teluk
Ambon Dalam. Jurnal Iktiologi
Indonesia. 13 (1) : 35 - 53.
Muliati, F. Yasid, H. Arami. 2017. Studi
Kebiasaan Makanan Ikan
Baronang (Siganus canaliculatus)
Di Perairan Tondonggeu
Kecamatan Abeli Sulawesi
Tenggara.Jurnal Manajemen
Sumber Daya Perairan. 2 (4): 287
- 294.
Nasution, S. H. 2004. Distribusi dan
perkembangan gonad endemic
Rainbow selebensis, Telmatherina
celebensis Bounlenger di Danau
Towuti, Sulawesi Selatan. Tesis.
Program Pascasarjana Institut
Pertanian Bobor. Bogor.
Saparinto, C. 2013. Bisnis Ikan
Konsumsi Di Lahan Sempit.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Sharifuddin, R. Fitrawati, F. G. Sitepu,
M. T. Umar, dan M. Nur. 2015.
Pertumbuhan Ikan Baronang
Lingkis, Siganus canaliculatus
(Park, 1797) di Perairan Pantai
Utara Kabupaten Kepulauan
Selayar Sulawesi Selatan. Torani
(Jurnal Kelautan dan
Perikanan). 25 (2) : 169 - 177.
Sulaiman, M., L. Japa, dan I. P.
Artayasa. 2013. Struktur
Komunitas Ikan pada Areal
Budidaya Rumput Laut Sistem
Long Line di Teluk Ekas
Lombok Timur. Jurnal Biologi
Tropis. 13 (2) : 185 – 196.
Syukur, A., Y. Wardiatno, I. Muchsin.
2014. Status Tropik Ikan yang
Berasosiasi dengan Lamun
(Seagrass) di Tanjung Luar
Lombok Timur. Jurnal Biologi
Tropis. 14 (2) : 162 - 170.
Syukur, A., Y. Wardiatno, I. Muchsin,
M. M. Kamal. 2017. Kerusakan
Lamun (Seagrass) dan Rumusan
Konservasinya di Tanjung Luar
Lombok Timur. Jurnal Biologi
Tropis. 17 (2) : 69 - 80.
Tampubolon, P. A. R. P., I. Jatmiko,
H. Hartaty, A. Bahtiar. 2014.
Kematangan Gonad dan Ukuran
Layak Tangkap Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis) di
Samudera Hindia Bagian Timur.
Simposium Nasional
Pengelolaan Perikanan Tuna
Berkelanjutan Bali, 10-11
Desember 2014. 128 - 135.
Tim Perikanan WWF - Indonesia.
2015. Seri Panduan Perikanan
Skala Kecil Ikan Kakatua dan
Baronang, Panduan
Penangkapan dan Penanganan.
Jakarta Selatan : WWF -
Indonesia.
Wassef, E. A. dan H. A. A. Hady.
1997. Breeding Biology of
Rabbitfish Siganus canaliculatus
(Siganidae) in Mid Arabian
Gulf. Fisheries Research. 33 :
159 - 166. Yuda, L. K., D. Iriana, A. M. A. Khan.
2012. Tingkat Keramahan
Lingkungan Alat Tangkap
Bagan di Perairan Palabuhan
Ratu, Kabupaten Sukabumi.
Jurnal Perikanan dan Kelautan.
3 (3) : 7 - 13.