studi metode penyuluhan terhadap...
TRANSCRIPT
STUDI METODE PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU
BERDAGANG PADA KELOMPOK PEDAGANG MAKANAN
SEHAT DI DEPOK
Skripsi
Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Sosial Islam (S. Sos. I)
Disusun oleh :
PUTRI RATNA WULAN
Nim: 108052000007
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar di Strata Satu (S-1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Januari 2013
Putri Ratna Wulan
ABSTRAK
Putri Ratna Wulan
Studi Metode Penyuluhan Terhadap Perilaku Berdagang Pada Kelompok
Pedagang Makana Sehat Di Depok.
Makanan menempati posisi terpenting dalam kehidupan masyarakat. Makanan
yang sehat dan halal dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh. Sekarang ini banyak
makanan yang beredar dan mengandung bahan tambahan pangan berbahaya. Dan
banyak pedagang kaki lima yang masih menggunakan bahan tambahan pangan
berbahaya. Oleh karena itu dibentuklah satu program kelompok pedagang makanan
sehat salah satu dampingan Masyarakat Mandiri-Dompet Dhuafa. Fokus utama
program ini berusaha mengusung isu perubahan penggunaan bahan tambahan pangan
berbahaya kebahan tambahan pangan yang aman. Melalui program ini perlu adanya
pendampingan dan pemmbinaan secara intens untuk mengawali dan membina
perubahan sikap, prilaku, dan pengetahuan pedagang kaki lima.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penerimaan pedagang pada program penyuluhan, mengetahui metode apa yang
digunakan pendamping pada program KPMS, dan perubahan apa saja yang dialami
pedagang selama mengikuti program. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara
observasi, wawancara mendalam, dokumentasi. Analisis data menggunakan
tiangulasi yaitu menchek data yang didapat dari informan yaitu pendamping,
pedagang, konsumen untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis akan menjelaskan
secara singkat hasil penelitian tersebut. Penerimaan pedagang pada program KPMS
diterima dengan positif oleh para mitra, dengan mengikuti kegiatan selama
penyuluhan dan merubah perilaku berdagangnya dengan tidak menggunakan bahan
tambahan pangan berbahaya pada makanan, menjaga kebersihan lingkungan dan
menjaga kesehatan makanan yang dijualnya pada konsumen. Metode yang digunakan
pada menyuluhan program KPMS ini menggunakan metode kelompok dan individu.
Tetapi metode kelompok lebih efektif dari metode individu. Melalui metode
kelompok, pedagang dapat termotivasi menjadi lebih sadar dengan makanan sehat,
halal dan higenis. Sementara metode individu lebih banyak untuk sarana bimbingan
pembayaran angsuran.
KATA PENGANTAR
Bismillahirriahmanirrahim
Terukir rasa puji dan syukur kepada Allah SWT sang pemberi inspirasi, yang
memberikan nikmat yang tak terhitung. Berkat segala rizki dan kemurahan-nya skrisi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Rasa syukur dan penuh dengan rendah hati seraya
dipanjatkan kepada Allah SWT. Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT
sang pemberi kemudahan, penguasa seluruh manusia.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda alam Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Yang memberikan cahaya jalan bagi
manusia dari kebodohan kepada kecerdasan.
Alhamdulillah skripsi dengan judul “STUDI METODE PENYULUHAN
TERHADAP PERILAKU BERDAGANG PADA KELOMPOK PEDAGANG
MAKANAN SEHAT DI DEPOK” dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam rangka menyelesaikan jenjang
pendidikan sarajan Strata Satu (S1) sesuai kurikulum yang berlaku pada Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saya menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, masih banyak terdapat
kekurangan.
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya yang bernama
Bapak Nawih dan Ibu Siti Umamah yang selalu mendukung saya dalam keadaan
apapun, dan selalu memberi saya semangat dan motivasi untuk dapat menyelesaikan
skripsi ini, terimakasih atas curahan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun
serta dukungan Mamah dan Abi, terimakasih juga untuk doa yang selalu dipanjatkan
untuk anak mu ini.
Harapan saya semoga skripsi ini bermanfaat bagi mahasiswa dan mahasiswi
Bimbingan dan Penyuluhan Islam khususnya dan mahasiswa/i UIN pada umumnya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak
yang bnayak membantu secara akademis dan dukungan moril selama proses
peneulisan skripsi ini.
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr, Arief Subhan, MA
beserta para pembantu dekan.
2. Ketua Jurusan Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si dan Bapak Sugiharto, MA
3. Bapak Kholis Ridho, M.Si. selaku pembimbing yang sudi membantu saya
memberikan masukan dan menunggu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dosen-dosen Bimbingan dan penyuluhan Islam yang telah memberikan
kucuran ilmu dan pengetahuan.
5. Bapak Andi selaku petugas perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
trimakasi banyak atas bantuannya.
6. Mbak Amel selaku pendamping di lembaga masyarakat mandiri yang telah
meluangkan waktunya untuk shareing dan wawancara.
7. Terimakasih untuk Mama dan Abi yang selalu mendukung saya dan
mendoakan saya untuk tetap berjuang agar menyelesaikan skripsi ini,
trimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan pada ku tiada duannya.
Mamah dan abi hanya ini yang dapat ku persembahkan yaitu gelar sarjana ku.
8. Untuk Keluarga ku, Kakak-Kakak ku yang selalu memberikan semangat dan
dukungannya.
9. Ade Megol (ne derogi) terimakasih banyak udah nganteri-nganteri pinjem
buku dan lain sebagainya.
10. Teman-teman seperjuanganku Tim Horor, Kepod, Nina, Sundus, Ike, Ina, Ais
terimakasih untuk kebersamaannya.
11. Teman-teman seperjuanganku BPI 2008 Ayu, Eka, Nila, Fido, Venti, Janah,
Indah dan yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.
12. Untuk pedagang Pocin khusunya Pak Karso dan Bu Win terimakasih sudah
bantu saya yang bersedia diwawancarai.
13. Trimakasih teman-teman BR Izzi, Andri, Dani, Bang Dian, untuk dukungan
dan doanya supaya saya cepat lulus.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT, penulis berserah diri dan mengucap rasa
syukur atas semuanya, semoga semua perhatian, bantuan dan partisipasinya yang
sudah diberikan kepada penulis mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pada bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam.
Jakarta, 22 Januari 2013
Putri Ratna Wulan
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
D. Metode Penelitian ..................................................................... 8
E. Sumber Data ............................................................................. 13
F. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 15
BAB II KERANGKA KONSEP
A. Metode dan sasaran Penyuluhan .............................................. 16
1. Pengertian Penyuluhan ...................................................... 16
2. Metode Penyuluhan ........................................................... 17
3. Sasaran Penyuluhan ........................................................... 19
B. Makanan Sehat dan Halal ......................................................... 20
1. Pengertian Makanan Sehat ................................................ 20
2. Pengertian Makanan Halal ................................................ 21
C. Prilaku berdagang ..................................................................... 23
D. Teori Penerimaan dan Penolakan ............................................. 26
E. Kerangka Berfikir ..................................................................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA MASYARAKAT MANDIRI
A. Profil Masyarakat Mandiri ....................................................... 31
1. Sejarah Berdirinya Masyarakat Mandiri ........................... 31
2. Visi dan Misi ..................................................................... 31
3. Tujuan ................................................................................ 32
4. Program Kerja ................................................................... 32
5. Pendekatan Program .......................................................... 34
vi
6. Komponen Program .......................................................... 34
7. Tahapan Program .............................................................. 34
8. Struktur Organisasi ............................................................ 36
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Informan ................................................................... 37
B. Deskripsi Program KPMS ........................................................ 42
1. Kegiatan Program Penyuluhan .......................................... 42
2. Metode Penyuluhan ........................................................... 43
3. Tujuan Program Penyuluhan ............................................. 43
C. Analisis Data ............................................................................ 44
1. Penerimaan Pedagang Terhadap Program KPMS ............. 44
2. Metode Penyuluhan Makanan Sehat dan Halal Pada
KPMS ................................................................................ 48
3. Perubahan Prilaku Berdagang Setelah mengikuti
Program Penyuluhan ......................................................... 51
D. Pembahasan .............................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 58
B. Saran ......................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Makanan siap saji dewasa ini merupakan salah satu kebutuhan pokok
masyarakat yang berkembang cepat. Saat ini makanan tersebut merupakan
bagian dari kebutuhan makanan dari masyarakat, terutama bagi kelompok
masyarakat yang bekerja dan di tempat kerjanya tidak menyediakan makanan.
Selain harganya relatif terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat makanan
tersebut mudah diperoleh kapan saja dibutuhkan serta banyak disukai oleh
sebagian golongan.
Dalam susunan hidangan di Indonesia berbagai bahan makanan dapat
dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu: a) bahan makanan pokok, b)
bahan makanan lauk pauk,c) bahan makanan sayur, d) bahan makana buah.
Ahli gizi di Indonesia mengenalnya sebagai sususnan “empat sehat”, bila
hidangan tersebut ditambah dengan susu dalam jumlah yang cukup, dikenal
dengan “lima sempurna”. Selogan „empat sehat lima sempurna” dikenal sejak
tahun 1950 yang menggambarkan susunan hidangan yang dapat memberikan
kesehatan yang baik.1
Beberapa zat makanan bahan dasar menurut ilmu gizi atau nutrient
yang kita kenal ialah : karbohidrat atau hidrat arang, protein atau zat putih
telur, lemak, vitamin-vitamin, dan mineral. Ada penggolongan lain dari bahan
makanan, berdasarkan fungsi dari zat gizinya: zat gizi penghasil enersi, yaitu
1 Depatemen Gizi dan Kesehatan Mayarakat, Gizi dan Kesehatan Masyarakat,(Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada 2010), cet, ke 5, h. 15.
1
2
karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi penghasil energi ini sebagian besar
dihasilkan oleh bahan makanan pokok. Zat gizi pembangun sel, terutama
diduduki oleh protein, sehingga bahan makanan lauk pauk tergolong dalam
bahan makanan sumber zat pembangun. Zat gizi pengatur, kedalam kelompok
ini termasuk vitamin dan mineral, maka bahan utama sumber vitamin dan
mineral ialah sayur dan buah termasuk golongan bahan makanan sumber zat-
zat gizi bahan pengatur.
Kedua cara pengolongan bahan makanan di atas itu dipergunakan di
Indonesia dalam upaya penyuluhan dan pendidikan gizi kepada masyarakat,
terutama berkenaan dengan penyusunan hidangan yang adekwat (makanan
yang memenuhi syatrat).2
Makanan yang halal dan bergizi atau dikatakan thayyib (baik) sangat
penting bagi kehidupan manusia. Makanan itu berguna bagi kualitas kesehatan
jasmani dan rohani. Masyarakat yang memakan makanan yang halal dan
bergizi akan terhindar dari berbagai penyakit yang sering bersarang di
tubuhnya.3
Kondisi makanan yang sehat akan dapat membantu dan menjaga
kesehatan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan makanannya, namun
sebaliknya makanan siap saji yang kurang sehat dapat menyebabkan sakit bagi
masyarakat yang mengkonsumsinya. Beberapa penyakit yang dapat
ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan antara lain keracunan makanan
yang dapat ditimbulkan akibat makanan yang mengandung racun atau
2 Sediaoetama, Djaelani, Achmad, Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi Di
Indonesia,(Jakarta: PT. Dian Rakyat 2008), h. 22-23. 3 Direktorat Urusan Agama Islam Dalam Pembinaan Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Departemen Agama RI, Islam dan Produk Halal, (Jakarta: 2007), h. 23.
3
makanan yang mengandung kuman yang dapat mengeluarkan racun, seperti
staphylococcus aereus. Atau makanan yang mengandung kuman, yang dapat
mengakibatkan infeksi pada tubuh seperti kuman salmonella, shigella,
Cholera dan masi banyak lagi kuman dalam makanan yang dapat
menyebabkan infeksi pada hewan dan manusia.4
Sakit akibat keracunan makanan dapat disebabkan oleh kondisi
makanan itu sendiri, dengan cara pengolahan makanan sejak pagi dimasak
sampai sore masih dijajakan, juga disebabkan oleh penyajian makanan yang
tidak higenis. Umumnya makanan higenis sering ditemui pada jenis makanan
yang diperjual belikan oleh para pedagang kaki lima, setidaknya ini menjadi
pengamatan awal saya dilapangan.
Makanan resmi diedarkan apa bila sudah lulus uji di Badan Pengawas
Obat Makanan (BPOM) RI dan siap diedarkan di pasaran dan dapat
dikonsumsi oleh masyarakat, selain itu makanan diuji pula ke halalannya di
Lembaga Pengawas Obat Makanan (LPOM) MUI agar masayarakat
mendapatkan kelayakan dan ketenangan dalam mengkonsumsi makanan,
semua masyarakat harus menyadari tentang makanan sehat dan halal,
khususnya bagi para pedagang kaki lima sebagai penjual yang menyadari
akan makanan sehat dan halal.5
Beberapa kota besar seperti Depok, banyak pedagang kaki lima yang
menjajakan komoditas jualannya di jalan-jalan, terutama yang terlihat di
sepanjang jalan Margonda Raya. Aspek keamanan dari sanitasi, higienitas dan
4 Sekertaris Jendral Departemen Kesehatan RI, “Majalah Kesehatan Masyarakat,
(Jakarta: 1970), h. 33. 5 www.masyarakatmandiri.org/artikel-436-pedagang-makanan-sekitar-hypermart-depok-
menuju-produk-aman.html/ (diakses pada tanggal 28 April 2012)
4
bahan tambahan pangannya seperti pewarna, pengenyal, pemanis, pengempuk,
pengawet dan lain sebagainya dapat dinilai masih dalam kategori kritis.
Tentunya fakta empiris di lapangan ini patut untuk mendapatkan perhatian dan
penyikapan lebih lanjut.
Pada umumnya program yang membidik pada pedagang kaki lima dan
pedagang pasar sebagai subjeknya, kerapkali masih banyak yang belum
mengedepankan serta menerapkan aspek kesehatan baik dalam pengolahan
maupun penyajiannya.6
Hypermart – Kota Depok yang bekerja sama dengan Lembaga Dompet
Dhuafa, memiliki perhatian dan kepedulian pada permasalahan tersebut.
Melalui jejaring ekonominya, Masayarakat Mandiri – Dompet Dhuafa
menggagas adanya serta mengimplementasikan program Kelompok Pedagang
Makanan Sehat (KPMS) di sekitar lokasi Hypermart-Depok. Program ini
dapat memberikan informasi dan penyuluhan tentang makanan sehat, sehingga
mampu mengubah kebiasaan sehat dalam pengolahan dan penyajian makanan.
Hal ini akan sangat berbanding lurus dengan peningkatan citra serta
pendapatan subjek program tersebut, serta pada gilirannya diharapkan juga
mampu meningkatkan kesejahteraannya.
Program KPMS Hypermart-Depok adalah suatu kegiatan
pendampingan program kelompok pedagang makanan sehat dari salah satu
program Masyarakat Mandairi (MM) – Dompet Dhuafa yang fokus bergerak
di wilayah perkotaan (urban) Depok. Fokus utama program ini berupaya
mengusung isu perubahan penggunaan BTP (Bahan Tambahan Pangan)
6www.masyarakatmandiri.org/artikel-436-pedagang-makanan-sekitar-hypermart-depok-
menuju-produk-aman.html/ (diakses pada tanggal 28 April 2012)
5
berbahaya ke BTP yang aman. Oleh karena itu perlu ada pendampingan dan
pembinaan yang secara intens dalam mengawal serta membina perubahan
sikap, perilaku dan pengetahuan. Tidak hanya terbatas pada hal tersebut, tetapi
diperlukan adanya pembiayaan, pembinaan dan keberlanjutan program, maka
perlu ada pengaderan dan penguatan lembaga lokal. Terkait hal ini dipandang
penting adanya pelaporan, monitoring dan evaluasi dalam pencapaian tujuan
program.7
Pedagang makanan sehat harus memperhatikan kehalalan makanan
yang dijualnya karena makanan halal itu baik dikonsumsi bagi masyarakat,
seperti dalam surat Al-Mu‟minun ayat 51 yang menyeru kepada para Rasul
untuk memakan maknan yang baik dan halal, makanan baik yaitu makanan
yang bergizi yang dapat membawa kesehatan pada tubuh.
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah
amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Dalam hal ini sebuah organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk
melayani mayarakat, sudah selakayaknya dinilai oleh masyarakat sendiri dari
apa yang telah dilakukan selama ini. Organisasi-organisasi yang saat ini
dikenal sebagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dengan berbagai jenis
7www.masyarakatmandiri.org/detilprogram-128-program-kelompok-pengusaha-
makanan-sehat-kpms-kerjasama-dengan (di akses pada tanggal 4 mei 2012)
6
kegiatan dan pendekatannya masing-masing sudah selayaknya pula untuk
dinilai sejauah mana mereka telah memberi manfaat kepada masyarakat.8
Melalui kelompok-kelompok, pendamping dari Masyarakat Mandiri
memberikan informasi dan penyadaran berbagai masalah keamanan pangan,
selain penguatan-penguatan seperti manajemen usaha dan pengorganisasian
kelompok. Penguatan kapasitas juga melibatkan berbagai instansi terkait
seperti Badan POM RI dan LP POM MUI dalam acara Penyuluhan Keamanan
Pangan. Penyuluhan ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pedagang maupun
pembeli. Pedagang bisa menyiapkan makanan yang aman dan konsumen pun
nyaman menyantapnya.
Penyuluhan (counseling) sebagai salah satu pembidangan ilmu
dakwah, kehadirannya dalam usaha memberikan bantuan kepada seseorang
(audiens) yang berkaitan dengan aspek mental spiritual dan psikologis
merupakan suatu yang relevan dan semakin dibutuhkan. Karena secara praktik
dan teoritik ilmu ini menangani problem-problem kehidupan manusia yang
disebabkan karena adanya gangguan-gangguan psikologis yang timbul karena
factor internal (dari dirinya) dan eksternal (dari lingkungnnnya), atau karena
factor ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan fisik dan
psikisnya, serta tidak sanggup pula mengatasi kesulitan-kesulitannya yang
serba kompleks.9
Dengan adanya fakta tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian lebih mendalam terhadap prmasalahan tersebut dalam
8 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, PengantarPada Pemeikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Faktultas Ekonomi
Univeraita Indonesia, 2003), h. 342. 9 Lutfi, M. Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidaytullah, 2008). h. 3.
7
bentuk skripsi dengan judul “Studi Metode Penyuluhan Terhadap Perilaku
Berdagang Pada Kelompok Pedagang Makana Sehat Di Depok ”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
a. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian penulis hanya membatasi masalah pada keberhasilan
metode penyuluhan yang dilakukan Masyarakat Mandiri pada kelompok PKL
(pedagang kaki lima) tentang makanan sehat dan halal. Artinya penulis
bermaksud menggali lebih mendalam tentang metode penyuluhan bagi
perubahan perilaku berdagang PKL di Depok.
b. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk merumuskan masalah
yang akan dijadikan tuntunan penulis dalam pelaksanaan penelitian ini.
Sebagai berikut:
1. Bagaimana penerimaan pedagang terhadap program KPMS di kota
Depok ?
2. Apa saja metode yang digunakan Masyarakat Mandiri dalam
pelaksanaa program KPMS ?
3. Apa saja perubahan prilaku berdagang PKL Depok setelah mengikuti
program KPMS Masyarakat Mandiri ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
a. Mendapatkan data dan informasi tentang penerimaan pedagang
terhadap program KPMS di kota Depok.
b. Mendapatkan data dan informasi tentang metode apa saja yang
digunakan Masyarakat Mandiri sebagai jejaring sosial Dompet Dhuafa
dalam pelaksnaan program KPMS.
c. Mendapatkan data dan informasi tentang keberhasilan program KPMS
Masyarakat Mandiri jejaring sosial Dompet Dhuafa dalam perubahan
perilaku berdagang PKL Depok.
2. Manfaat
a. Secara akademis skripsi ini dimaksudkan untuk menguji keberhasilan
metode penyuluhan KPMS Masyarakat Mandiri bagi perubahan
perilaku berdagang PKL
b. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi
pengembangan metode penyuluhan KPMS tentang makanan sehat dan
halal, secara khusus untuk Masyarakat Mandiri dan secara lebih luas
bagi Kementerian Kesehatan RI.
D. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan
kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, presepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif
ditunjukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang
9
melukiskan gejala yang ada, mengidentifiaksi masalah, memeriksa kondisi
atau praktek-praktek yang berlaku.10
Sedangkan penelitian kualitataif menurut Bodgan dan Taylor seperti
dikutip Lexy J Moleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.11
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis penelitian
lapangan (field research) dimana peneliti berangkat atau langsung ke
lapangan (objek) penelitian untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu.
Dalam hal ini mengenai studi metode penyuluhan terhadap perilaku
berdagang pada progam KPMS di Depok.
3. Subjek Penelitian
Subjek yang menjadi informan adalah terdiri dari satu orang
penyuluh/pendamping, lima orang Pedagang/mitra, dan dua orang
konsumen/pembeli di Pondok Cina Depok.
4. Objek Penelitian
Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah bagaimana metode
penyuluhan terhadap program KPMS di Depok.
5. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada tanggal 19 oktober sampai dengan
31 Desember. Adapun tempat penelitian ini di Pondok Cina Depok.
10
Rakhmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), cet. 13, h. 25 11 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2000), h. 3.
10
6. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dan menghimpun data yang objektif, maka dalam
penelitian ini penulis mengunakan instrumen penelitian sebagai berikut:
a. Wawancara Mendalam (depth interview)
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jawaban
anggota Masyarakat Mandiri terhadap penerimaan atau penolakan program
yang dibuat oleh Masyarakat Mandiri, dengan wawancara penulis
mendapatkan jawaban langsung serta alasan real yang diberikan PKL,
sehingga konfirmasi jawaban informan dan PKL, termasuk mengetahui
seberapa besar keberhasilan program KPMS yang dilakukan penyuluh
kepada PKL itu sendiri. Hasil dari wawancara menjadi metode pengumpulan
data yang utama.
Wawancara mendalam yaitu bersifat luwes, susunan pertanyaan dan
susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat
wawancara, termasuk karakteristik sosial-budaya (agama, suku, gender, usia,
tingkat pendidikan, pekerjaan, dsb) informan yang dihadapi misalnya. Kita
boleh mengajukan pertanyaan-petranyaan yang sama terhadap anggota-
anggota satu lembaga tersebut. Tetapi cara kita bertanya kepada orang-orang
seharusnya berbeda pula jabatan orang yang kita hadapi pun berbeda,
misalnya presiden Direktur, Manajer, sampai klien atau tukang sapu.
Pemilihan subjek penelitian pun juga tentu saja disesuaikan dengan tujuan
penelitian.12
12
Mulyana, Dedi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), cet. ke-4, h. 181
11
b. Observasi
Observasi sebagai mana disebutkan oleh E. Kristi Poerwandari adalah
suatu kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara
aspek dalam fenomena tersebut.13
Guna mendukung hasil wawancara mendalam sebagaimana diungkap
di atas, maka penting bagi penulis melakukan observasi langsung terhadap
objek penelitian. Observasi dimaksud adalah dengan melakukan pengamatan
cara berdagang PKL, bagaimna cara PKL mengolah makanan yang dijualnya,
dan bagaimana PKL melakukan sajian makanan kepada konsumen,
kebersihan lingkungan dan mengamati kegiatan apa saja yang diberikan
penyuluh kepada PKL.
c. Dokumentasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melengkapi penelitian dengan
mereka dan mencatat semua kegiatan yang berlangsung selama penelitian
dilakukan, dokumentasi yang dimksud yaitu mengambil gambar atau foto
kegiatan PKL, jenis makanan, mengumpulkan catatan-catatan untuk
memperkuat hasil penelitian yang sedang berlangsung.
Yang dimaksud dangan dokumentasi disini adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip buku.14
Selain
itu, penulis juga mengambil dokumntasi foto pada saat wawancara
berlangsung untuk dijadikan bukti dalam skripsi.
13
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitataif dalam Penelitian Psikologi, Jakarta:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983.h. 62 14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta 2001. Cet. 12, h. 206.
12
7. Pengolahan Data
Data mengenai metode penyuluhan yang diberikan pendamping pada
kelompok pedaganag makanan sehat, dijabarkan ke dalam tulisan naratif agar
dapat memudahkan peneliti pada saat nanti menganalisis data.
1. Hasil wawancara selanjutnya ditranskrip. Hasil transkrip dipilah
mana jawaban responden yang menolak dan yang mendukung
program KPMS. Dari data dimaksud selanjutnya dianalisis
kecenderungan jawaban responden dan dinarasikan sesuai kategori
jawaban responden yang telah dipilah peneliti.
2. Hasil observasi selanjutnya dicatat untuk dijadikan bahan-bahan
penelitian dan untuk pendukung argumen peneliti yang nantinya
akan dijadikan sebuah narasi.
3. Hasil dokumentasi dikumpulkan dalam satu file, kemudian dipilah
oleh penliti catatan yang sudah dikumpulkan untuk diolah kembali
guna mendapatkan info dan data yang peneliti catat selama
melakukan penelitian, selain itu foto-foto yang peneliti ambil saat
dilapanagn dicantumkan untuk memperkuat hasil penelitian.
8. Analisis Data
1. Peneliti mencoba memilih data yang relevan dengan metode
penyuluhan yang diberikan pada kelompok pedagang makan sehat.
Setelah data metode penyuluhan diperoleh, data tersebut dituangkan
kedalam tulisan dalam bentuk narasi, visual, gambar, bagan, tabel,
dan lain sebagainya.
13
2. Peneliti menggunakan analisis triangulasi untuk menchek kebenaran
data tertentu dengan menbandingakannya dengan data yang
diperoleh dari sumber lain, karena peneliti ingin membandingka
informasi yang didapat dari pendamping, mitra/pedagang, dan
konsumen. Trianggulasi bukan sekedar mentest kenbenaran data
dan bukan untuk mengumpulkan berbagai ragam data, melainkan
juga suatu usaha untuk melihat dengan lebih tajam hubungan antara
berbagai data agar mencegah kesalahan dalam analisis data15
.
3. Pengambilan kesimpulan akan dihubungkan dengan judul yang ada,
hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam mengambil
kesimpulan.
E. Sumber Data
Sumber data adalah subjek utama dalam proses penelitian masalah
diatas. Adapun sumber dari penelitian ini adalah:
a. Data Primer:
Yaitu berupa wawancara kepada pendamping dan kelompok pedagang
makanan sehat di depok.
b. Data Sekunder:
Yaitu data tidak langsung yang berupa catatan-catatan dan dokumen-
dokumen yang didapatkan dari kegiatan pendamping dalam memberikan
penyuluhan kepada pedagang tentang makanan sehat dan halal.
15S Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: PT. Tarsito Bandung,
2002), h. 115-116.
14
F. Tinjauan Pustaka
Sebelum mengadakan penelitia ini terlebih dahulu dilakukan tinjauan
pustaka untuk mengetahui apakah penelitian dibidang yang sama sudah
dilakukan penelitian atau belum, sekaligus untuk menghindari penjiplakan
dalam penelitian.
Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka, penulis menemukan dua
skripsi dengan judul:
1. Analisis Pola Makanan dan Aktifitas Fisik Siswa-Siswi Gizi Lebih di
SMA Labschool Kebayoran Baru Jakarta Selatan Tahun 2009, disusun
oleh
Nama : Yumiarti
Nim : 105101003311
Dari judul ini peneulis lebih melihat pada analisis pola makanan yang
dikonsumsi oleh remaja SMU, dan melihat kandungan gizi makanan
yang yang sering dikonsumsi oleh siswa siswinya dan berdampak pada
fisik siswa siswinya yang mengalami obesitas dan malnutrition
(gizikurang), tetapi tidak membahas tentang manfaat makanan hala
yang dikonsumsi.
2. Peranan Masyarakat Mandiri (MM) Dompet Duhafa Dalam
Pemberdayaan Usaha Kecil Di Depok
Nama : Budi Santoso
Nim : 10105402275
Dalam judul ini penulis lebih melihat pada perkembangan
perekonomian masyarakat yang tinggal di depok, dan diberikan
15
pendampingan oleh masyarakat mandiri untuk lebih mandiri dalam
berusaha, dan cakupannya lebih luas tentang perekonomian
masyarakat sekitar depok tidak membahas pada penyuluhan pedagang
makanan sehat dan halal.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, pembahasan dibagi menjadi
lima bab, adapun sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Terdiri dari: Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metode Penelitian, Sumber Data, Tinjauan
Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II : Kajian Teori dan Kerangka Konseptual. Terdiri dari:
Metode dan sasaran penyuluhan, pengertian penyuluhan,
metode penyuluhan, sasaran penyuluhan, pengertian
makanan sehat, pengertian makanan halal, perilaku
berdagang, penerimaan dan penolakan. Kerangka berfikir.
BAB III :. Sejarah berdirinya Masyarakat Mandiri, Visi Misi
Masyarakat Mandiri, Tujuan, Program kerja, Pedekatan
Program, Komponen Program, Tahapan Program, Struktur
organisasi masyarakat mandiri,
BAB IV : Temuan dan Analisis Data: a. deskripsi informan, b.
deskripsi program KPMS, c. analisis data, d. pembahasan
BAB V : Penutup. Terdiri dari: Kesimpulan dan Saran
16
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Metode dan Sasaran Penyuluhan
1. Pengertian Penyuluhan
Secara etimologi (harfiyah), arti penyuluhaan berasal dari bahasa
inggris “counseling” yang mengandung arti “menerangi, menasehati”, atau
“memberikan kejelasan kepada orang lain agar ia memahami dan mengerti
hal-hal yang sedang dialamainya”. Secara terminology (istilah), pengertian
penyuluhan (konseling) dapat dipahami sebagai berikut:
a. Penyuluhan adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu, dimana yang seorang (counselor) membantu yang lain
(counselee), supaya ia lebih baik memahami dirinya dalam
hubungan dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada
waktu itu dan waktu yang akan datang.
b. Konseling atau penyuluhan merupakan satu jenis layanan yanag
merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat
diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu,
dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu yang lain
(klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam
hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu
yang akan datang.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa penyuluhan
merupakan bantuan yang diberikan kepada orang lain (conselee) dalam
16
17
memecahkan problem-problem dalam kehidupan yang dihadapinya, yang
dilakukan dengan wawancara konseling (face to face), atau dengan cara
pertemuan langsung (timbal balik) sesuai dengan situasi dan keadaan
klien, supaya ia memiliki pengertian dan kemampuan dalam menghadapi
dan memecahkan masalahnya beradasarkan penentuan dirinya sendiri.1
Prayitno mengemukakan “ penyuluhan adalah pertemuan empat
mata antara klien dan penyuluh yang berisi usaha yang laras, unik, dan
manusiawi, yang dilakukan dalam suasan keahlian dan yang didasarkan
atas norma-norma yang berlaku”.
Penyuluhan merupakan pertemuan empat mata antara klien dan
penyuluh yang berisi usaha yang laras, untuk dan human (manusiawi)
yang dilakukan dalam suasan keahlian dan yang didasarkan atas norma-
norma yang berlaku.2
Berdasarkan Pengertian diatas dapat dipahami bahwa penyuluhan
adalah bantuan yang diberikan kepada orang lain secara tatap muka untuk
mencari solusi bersama atas permasalahan yang dihadapi sesorang agar
terselesaikan sesuai yang diharapkan klien.
2. Metode Penyuluhan
Secara etimologi istilah metode berasal dari bahasa yunani
“methodos”, kata ini terdiri dari dua suku kata : yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka
1Lutfi, M,.Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) islam, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif HIdayatullah, 2008). h, 9-11. 2Sukardi, Ketut, Dewa. Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta
1995), cet. ke- 1, h. 5-6.
18
penegrtian metode berarti “suatu jalan yang dilalui untuk mencapai
tujuan.3
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Metode ialah
cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
tercapai sesuai dengan yang di khendaki; cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna pencapai tujuan yang di
tentukan.4
Jadi, metode dapat dipahami bahwa metode adalah cara yang
dilakukan dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan untuk mencapai tujuan
yang dikhendaki.
Untuk menyampaiakn pesan atau materi penyuluhan islam supaya
hasilnya sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan metode yang
tepat. Sehingg dengan usaha itu, pesan akan sampai pada objek sasaran
yang pada akhirnya objek dapat mengatasi masalah yang dihadapinya.
Dalam menyampaikan materi penyuluhan terhadap sasarannya,
seorang konselor dapat menggunakan metode-metode antara lain:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera
(terutama mata) atas kejadian-kejadian yang langsung dapat ditanggkap
pada waktu kejadian itu berlangsung.5
3Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
Cet. Ke- 1, h. 40. 4Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka 2005), Cet. Ke-3, h.740 5 Walgito, Bimo, Bimbingan Konseling (Studi dan Karir). (Jogjakarta: C.V ANDI: 2010). h,
61
19
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data
tentang anak atau individu lain dengan mengadakan hubungan secara
langsung dengan informan (face to face relation).6
3. Bimbingan Kelompok (Group Guidance)
Ialah teknik bimbingan yang digunakan melalui kegiatan bersama
(kelompok), seperti kegiatan diskusi, ceramah, seminar dan sebagainya.7
4. Teknik Direktif (yang bersifat mengarahkan)
Adalah salah satu teknik yang diberikan dan digunakan bagi klien
yang tidak mengerti masalahnya dan mengalami kesulitan dalam
memahami dan memecahkannya.
Jadi, metode penyuluhan dapat dipahami bahwa metode adalah
cara yang dilakukan dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki.
5. Sasaran Penyuluhan
Secara umum sasaran kadang-kadang dapat pula berarti “subyek”,
yaitu individu baik orang perorangan maupun kelompok dan keluarga
yang memerlukan jasa bimbingan dan atau penyuluhan (konseling), tanpa
memandang etnis, agama, keturunan, suku bnagsa dan latar belakang dari
status sosialnya. Namun, bagi mereka yang meyakini atau memeluk agama
tertentu (seperti islam) atau budaya tertentu memerlukan pelayanan khusus
6 Walgito, Bimo, Bimbingan Konseling (Studi dan Karir). (Jogjakarta: C.V ANDI: 2010). h,
76. 7 Lutfi, M,.Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif HIdayatullah, 2008). h, .
20
yang berkaitan dengan agama atau budaya yang banyak mempengaruhi
jalan dan pola hidupnya.
Dengan demikian, subyek (sasaran) penyuluhan ialah orang-orang
yang mengalami masalah dan tidak bisa diatasinya sendiri. Maka
diperlukan bentuk penanganan dan pelayanan khusus dalam bentuk
pemberian solusi dan terapi (treatment) dengan menggunakan berbagai
teknik yang biasa digunakan dalam pelayanan penyuluhan.
B. Makanan Sehat dan Halal
1. Pengertian makanan sehat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia: Makanan adalah segala apa
yang boleh dimakan (seperti pangan, lauk pauk, kue), atau segala bahan
yang kita makan atau masuk kedalam tubuh yang membentuk atau
mengganti jaringan tubuh, memberikan tenanga, atau mengatur semua
proses ditubuh.8
Makanan adalah merupakan campuran kompleks bahan-bahan
tumbuh-tumbuhan dan binatang yang sebagian besar terdiri dari
karbohidrat, protein dan lemak.9
Dan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, sehat adalah baik
seluruh bada serta bagian-bagiannya; 2 yang mendatangkan kebaikan
8Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988) cet-1, h. 547. 9 Moh Yanis Musdja. Biologi Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Perss 2004),
h. 92.
21
pada badan: makanan dan lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan
anak-anak.10
Menurut ahli gizi makanan sehat adalah makanan yang
mempunyai zat gizi yang cukup, lengkap dan seimbang. Dalam istilah
yang populer dimasyarakat Indonesia, makanan sehat dilambangkan
dengan istilah 4 sehat 5 sempurna. Maksud dari 4 sehat 5 sempurna ini
terdiri dari beberapa bahan makanan yaitu nasi, lauk pauk, sayuran, buah-
buhan dan susu, makanan yang telah disebutkan ini mengandung
karbohidrat, protein, lemak,vitamin, dan mineral.11
Jadi, makan sehat adalah segala bahan makanan yang dapat
dimakan dan dapat meberikan gizi baik pada tubuh serta nutrisi yang
dibutukan tubuh untuk membentuk pertumbuhan yang diperlukan oleh
tubuh kita yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.
2. Makanan Halal
Kata halal berasal dari satu akar kata yang beratri lepas atau tidak
terikat. Sesuatu yang halal adalah yang terlepas dari ikatan-ikatan bahaya
(duniawi dan ukhrawi), karena itu halal juga berarti “boleh”.12
Dalam Ensiklopedia Islam, halal artinya tidak ada larangan, dan
diizinkan melakukan atau memanfaatkan. Halal itu dapat diketahui
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), cet-4, h. 1011 11 Kantor Mentri Negara Urusan Pangan Republik Indonesia, Makanan Indonesia dalam
Pandangan Islam, (Jakarta: 1995), h. 58. 12 Ibid, h. 8.
22
adakalanya dengan ada suatu dalil yang menghalalkannya secara tegas
dalam Al-Qur’an atau sunnah.13
Diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 168
Artinya: “Hai mausia makanlah dari apa-apa yang ada di bumi
ini yang halal dan baik, dan jangan kamu mengikuti jejak syaitan
karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang terang-terangan bagi
kamu”. (Al-Baqarah:168).
Disini Islam memanggil manusia supaya suka makan hidangan
besar yang baik, yang telah disediakan oleh Allah kepada mereka, yaitu
bumi lengkap dengan isinya, dan kiranya manusia tidak mengikuti
kerajaan dan jejak syaitan yang selalu menggoda manusia supaya
maumengharamkan sesuatu yang telah dihalalkan Allah.
Kemudia, islam menyeru pada kaum mu’min secara khusus dalam
firman Allah:
13
IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: 1992). h, 289-290.
23
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah yang baik-
baik dari apa-apa yang telah kami berikan kepada mu, serta
bersyukurlah kepada Allah kalau betul-betul kamu berbakti
kepadannya. Allah hanya mengharamkan kepadamu bangkai,
darah, daging babi dan binatang yang disembelih bukan karena
Allah.Maka barang siapa dalam keadaan terpaksa dengan tidak
sengaja dan tidak melewati batas, maka tidaklah berdosa baginya,
karena sesumgguhmya allah maha pengampun dan maha belas
kasih.” (Al-Baqarah : 172-173)14
Jadi, Makanan halal yaitu makana yang diproses dan diolah dengan
baik dan tidak dicampurkan dengan bahan-bahan yang diharamkan seperti
alcohol, atau halal pada dirinya/zatnya. Makanan yang halal dilihat dari
cara kita memperolehnya dan proses pengolahannya seperti makan hewan
yang disembelih sesuai dengan syara yaitu menyembelih hewan dengan
benda tajam yang dapat mengalirkan darah dan mencabut nyawa binatang
tersebut. Penyembelihan dilakukan dileher binatang tersebut, tidak
menyebut nama selain Allah, harus disebutnya nama Allah dan menbaca
bismilah.
C. Perilaku Berdagang
Perilaku sebagaiman disebutkan adalah aktivitas yang timbul karena
adanya stimulus dan respon, serta dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung.15
Menurut McDougall prilaku itu disebabkan karena insting, insting
merupakan prilaku yang innate, prilaku yang bawaan, dan insting akan
mengalami perubahan karena pengalaman.16
14
Syekh Muhamad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Singapura: 1993).
h, 53-54. 15
http//qym 7882.blogspot.com 200904 bentuk-prilaku.html (diakses pada tanggal 20
september 2012)
24
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dagang yaitu pekerjaan yang
berhubungan dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh
keuntungan jual beli niaga, kemudian berdagang adalah “berjual beli atau
berniaga”.
Jadi prilaku berdagang adalah kegiatan seseorang untuk melakukan
jual beli dagangan berupa bahan pangan makanan atau bahan-bahan pokok
lainnya secara langsung atau tidak langsung, untuk mendapatkan keuntungan
dari hasil daganagnnya.
Adapun ciri-ciri prilaku berdagang yaitu:
a. Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha
menghindarinya
b. Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik
untuk pelanggan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, Bangsa
dan Negara.
c. Antisipatif terhadap perubahan akomodatif terhadap lingkungan
d. Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan
produktifitas dan efesiensi
e. Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui
investasi baru diberbagai bidang17
.
Pekerjaan berdagang /jual beli adalah sebagian dari pekerjaan bisnis,
kebanyakan masyarakat jika mereka berdagang selalu ingin mencari laba
besar.
16
Bimo Walgito, Psikiologi sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: ANDI 2009), h. 20. 17
Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha( Jakarta: CV. Pustaka
Amri) cet. ke-1. hal, 41.
25
Seorang muslim bila menjual barang, harus dengan senag hati,
gembira, ikhlas, dan memberikan kesan baik terhadap pembeli. Begitu pula
bila seorang muslim membeli barang, tidak membuat kesal si penjual,
usahakan agar terjadi transaksi secara harmonis, suka sama suka tidak
bersitegang dengan penjual.
Adapun prilaku negative yang sering dijumpai dalam kegiatan
berdagang merupakan mereka yang melekat pada diri pedagang dan ini pula
merupakan “image” negative terhadap pedagang yang melekat dihati
masyarakat kita pada umumnya. Masyarakat belum menerima profesi
pedagang sebagai profesi elit.Profesi dagang masi dianggap pekerjaan rendah
yang mungkin juga paling rendah, karena sudah melekat dalam anggapan
masyarakat bahwa pekerjaan dagang dilakukan penuh dengan trik, penipuan,
ketidak jujuran, pelit, terlalu hitungan, dan pribadi yang terlibat didalamnya,
pribadi kurang utuh.18
Jadi, berdagang dapat dipahami sebagai kegiatan jual beli yang
dilakukan sesorang untuk mendapatkan laba besar atas barang dagngannya.
Menurut imam Al-Gazali ada enam sifat prilaku yang terpuji dilakukan
dalam perdagangan yaitu:
1. Tidak menagambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia
dagang.
2. Membayar harga agak lebih murah kepada pedagang miskin, ini adalah
amal yang lebih baik daripada sedekah biasa.
18
H. Buchari Alma, Kewirausahaan( Bandung: Alfabeta, 2011). h, 248-249.
26
3. Memurahkan harga atau memberi potongan kepada pembeli yang miskin,
ini akan memiliki pahala yang berlipat ganda.
4. Bila membayar utang, pembayarannya lebih cepat dari waktu yang telah
ditentukan.
5. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya. Ini sejalan
dengan prinsip “Customer is King”. Dalam ilmu marketing pembeli itu
adalah raja, jadi apa kemauannya perlu diikuti, sebab penjual harus tetap
menjaga hati langganan, sampai langganan merasa puas.
6. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka
jangan ditagih bila orang miskin itu tidak mampu untuk membayarnya,
dan bebaskan mereka dari utang jika meninggal dunia.19
D. Penerimaan dan Penolakan
1. Penerimaan
Menurut Eicholaz dan Rogers teori penerimaan dan penolakan
disebut dengan nama a rejection-adoption theory. Proses adopsi terjadi
disebabkan lima tahap: (1) awareness (kesadaran). Semua kelompok atau
pedagang yang bersangkutan tidak mengetahui dan mengabikan inovasi,
kemudian dengan kesadaran bersedia belajar tentang eksistensi inovasi
yang belum diketahui. Meskipun sebelumnya ia telah memiliki
pengetahuan lama; (2) interest (menaruh minat). Individu yang
bersangkutan memperluas upaya mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang adat istiadat, agama, pendapat warga masyarakat umumnya, yang
19
Ibid, h. 260-262
27
berkaitan dengan dorongan dan larangan berupa beban sosial dan financial
jika inovasi itu digunakan; (3) evaluation (penilaian).Individu
bersangkutan menilai inovasi dan mendorong jiwanya memilih hal-hal
yang sesuai dengan kondisi dirinya; (4) trial (percobaan).Individu yang
bersangkutan mulai memberanikan diri untuk menggunakan inovasi
sebagai prcobaan pendahulu; (5) adopsi (penggunaan).Individu
bersangkutan menerima inovasi itu digunakan seterusnya atas dasar
percobaan ynag berhasil sebelumnya20
.
Menurut teori AIDA (Awarness atau kesadaran, Interest atau
minat, Desire atau keinginan, Action atau tindakan)21
. Yaitu:
Yang mengendalikan bahwa pengambilan keputusan pada
perubahan prilaku berdagang adalah suatu proses psikologis yang dilalui
oleh individu atau pedagang, prosesnya yang diawali dengan tahap
menaruh perhatian (Attention) terhadap inovasi baru dan merubah cara
yang lama dan kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap
ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan
inovasi tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke
tahap berhasrat/berminat (Desire) karena prubahan yang ditawarkan sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat
baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka
individu atau pedagang tersebut akan mengambil keputusan untuk
melakukan inovasi baru (Action).
20
Dr. Rusmin Tumanggor. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar, (Jakarta: Kencana, 2010) cet
ke-1. hal. 51-52 21
Nugroho J.Setiadi. Prilaku Konsumen, (Jakarta: Kencana, 2003)cet ke-1. hal, 404.
28
Jadi dapat disimpulkan bahwa penerimaan yang terjadi pada
pedagang karena adanya kesadaran, menaruh minat, penilaian, percobaan,
penggunaan, dan tercapai lah suatu inovasi baru.
2. Penolakan
Menurut Eicholz dan Rogers penolakan terjadi karena tahap-
tahapan berikut: (1) awareness (kesadaran). Individu yang bersangkutan
belum memiliki pengetahuan tentang inovasi dan telah memiliki
pengetahuan lama “traditional”. Ketika mengikuti pelatihan inovasi itu
terasa lebih kompleks dan sulit dimengerti sehingga terjadi kesalah
pahaman, dan mereka lebih memilih cara lama lebih mudah dan sudah
biasa, aman dari segi sosial, terjangkau secara financial, dan berhasil juga;
(2) Indifference (acuh tak acuh). Individu semakin acuh tak acuh setelah
melihat keadaan.Meskipun inovasi itu terlihat logis, tetapi kurang mereka
perhatkan karena belum biasa dalam masyarakat; (3) denial(penolakan).
Pada masa kebutuhan pemilihan inovasi yang sesuai untuk dirinya,
individu tidak memahami betul fungsi inovasi itu menggantikan apa cara
lama. Sehingga ia menyangkal kehadiran inovasi; (4) trial (percobaan).
Ketika individu bersangkutan melakukan inovasi itu dan terjadi insiden
atau kegagalan maka indivitu itu tidak lagi mau mencoba sampai berhasil,
tetapi kembali lagi pada cara yang lama; (5) rejection (penolakan).
Individu atau pedagang akan mengakhiri dengan penolakan seterusnya
terhadap inovasi tersebut dan tetap mempraktikan cara biasa.22
22
Dr. Rusmin Tumanggor. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar, (Jakarta: Kencana, 2010) cet
ke-1. hal. 52-53.
29
E. Kerangka Berfikir
Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam metode
penyuluhan makanan sehat dan halal pada kelompok pedagang makanan
sehat (KPMS) yaitu:
Penerimaan dan Penolakan
Dalam metode penyuluhan pada pogram KPMS perlu adanya metode yang
dilakukan seorang pendamping untuk memberikan penyuluhan. Yaitu dengan cara
memberikan observasi untuk mengamati secara langsung sikap dan perilaku yang
tampak pada saat-saat tertentu, yang muncul sebagai pengaruh dari kondisi
mental/kejiwaan.
Wawancara yang dilakukan dalam penyuluhan ini untuk mengungkapkan
dan mngetahui mengenai fakta-fakta yang ada pada diri pedagang.
Metode
Penyuluhan
Perilaku
Berdagang
Observas
i Wawancara
Bimbingan kelompok
Direktif
Berani mengambil resiko
Meningkatkan keunggulan
citra
Kreatif
Antisipatif
Mencapai hasil karya yang baik
30
Bimbingan kelompok dilakukan pada penyuluhan ini untuk
mempermudah kegiatan yang berlangsung, dengan bimbingan kelompok ini
pedagang bisa melakukan diskusi kelompok, mendengarkan ceramah, seminar,
dan tanya jawab yang disampaikain oleh pendamping.
Metode dikerktif digunakan pendamping dalam penyuluhan untuk
mengarahkan pedagang secara langsung, apabila pedagang mempunyai masalah
yang timbul dari eksternal maupun internal selama penyuluhan ini berlangsung.
Adapun perilaku pedagang:
Pedagang harus berani mengambil resiko atas apa yang dilakukannya
selama berdagang, berusaha tidak menggunkan bahan tambahan pangan
berbahaya kedalam makanan yang dijualanya kepada konsumen.
Selama kegiatan berdagang yang digelutinya, pedagang semestinya bisa
menjaga kebersihan dan kehalal makanan yang dijualnya untuk mencapai hasil
dagang yang baik. Selain itu pedagang lebih antisipatif terhadap segala
kemungkinan yang terjadi pada dagangannya, dengan lebih mengembangkan
inovasi baru dan lebih keratif untuk meningkatkan daganggannya. Selain menjaga
kebersihan dan kehalaln makanan itu sendiri.
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA MASYARAKAT MANDIRI
A. Profil Masyarakat Mandiri
1. Sejarah Berdirinya Masyarakat Mandiri
Masyarakat mandiri (MM) adalah sebuah lembaga nirlaba yang
bergerak dalam pemberdayaan komunitas di pedesaan, perkotaan, serta di
komunitas diwilayah asal pekerja migran.Kelahirannya dibidani oleh
Dompet Dhuafa Republika pada tahun 2000.
Sejak bulan Juli 2005, MM resmi menjadi lembaga otonom dengan
memperkuat Visi dan Misi sebagai wahana pemberdayaan berbagai
Komunitas Dhuafa atau tak berdaya sehingga mencapai kemandirian .
Proses pemberdayaan komunitas bertitik tolak untuk memandirikan
masyarakat guna meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan dengan
sebaik mungkin sumberdaya Alam Manusia setempat. Disinilah upaya
pendampingan intensif menjadi salah satu pilihan bijak dalam
menjalankan proses transformasi kesadaran komunitas untuk berubah
dengan sumberdaya yang mereka miliki.1
2. Visi dan Misi Masyarakat Mandiri
VISI:
Tumbuhnya komunitas-komunitas yang berdaya dan
berkemampuan untuk meningkatkan kualitas kehidupannya, secara
mandiri dan berkesinambungan.
1 Brosur Profil Masyarakat Mandiri
31
32
MISI:
1. Memfasilitasi penyadaran komunitas dalam membangun diri dan
lingkungan ke arah kehidupan yang lebih berkualitas.
2. Membangun kapasitas ke lembagaan lokal.
3. Memfasilitasi terjadinya sinergi lintas pelaku untuk berkelanjutan
system mata penghidupan komunitas.
3. Tujuan
1. Tercapainya kemandirian material komunitas sasaran.
Adalah tercapainya kemampuan produktif guna memenuhi
kebutuhan hidup dasar, serta cadangan dan mekanisme untuk
bertahan dalam kondisi krisis.
2. Tercapainya kemandirian Intelektual komunitas sasaran.
Adalah terbentuknya kemandirian berpikir bersikap serta
berkesadaran kritis.
3. Tercapainya kemandirian management komunitas sasaran.
Adalah kemampuan komunitas dalam mengelola aksi kolektif untuk
mewujudkan kelembagaan lokal yang berkelanjutan, sehingga
mampu menjalin kemitraan yang setara lintas pelaku.
4. Program Kerja Masyarakat Mandiri
ARAH PROGRAM:
1. Penyadaran
2. Proses pengenalan potensi diri dan lingkungan
3. Membantu komunitas untuk merefleksikan dan memproyeksikan
keadaan dirinya baik dalam berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan
33
domestic maupun kekuatan global dalam bentuk informasi,
tekhnologi, modal social, budaya dan peluang politik.
4. Pengorganisasian.
5. Organisasi dan kelembagaan harus berawal dari prakarsa masyarakat
secara sukarela.
6. Penguatan organisasi.
7. Kaderisasi.
Mempersiapkan kader-kader pengembangan keswadayaan local
yang akan mengambil alih tugas pendampingan setelah program
berakhir.
Kader-kader berasal dari penduduk lokal yang dipilih oleh
masyarakat secara partisipatif dan musyawarah
Ukuran keberhasilan kaderisasi dapat dilihat dari kemampuan
kader local untuk memainkan peran sebagai pendamping,
sebelum program berakhir, yang ditentukan oleh penilaian
masyarakat.
8. Dukungan teknis.
Penguasaan sumberdaya informasi.
Tekhnologi tepat guna.
9. Pengelolaan system.
Memperlancar upaya masyarakat memperoleh kebutuhan, baik
secara individu maupun secara berkelompok dalam sistem
pencaharian berkelanjutan.
Mempertemukan kepentingan berlaku.
34
Keterkaitan antar organisasi lokal dan pasar antar badan-badan
perwakilan diatas yang lebih tinggi dan sebagainya.
5. PENDEKATAN PROGRAM
Pembentukan kelompok secara partsipasif
Pendampingan langsung
Penumbuhan kader local
Pengembangan kelembagaan komunitas
Menjalin kerjasam lintas pelaku
6. KOMPONEN PROGRAM
Pembiayaan usaha mikro berbasis kelompok
Peningakatan kapasitas sumberdaya manusia
Pengembangan kelembagaan komuitas
Pemupukan modal swadaya
Pembangunan jaringan dan sinergi
Pengembangan informasi dan teknologi tepat guna
7. TAHAPAN PROGRAM
a. Pra persiapan
b. Persiapan
c. Pelaksaan program
Sosialisasi program pada level komunitas
Kajian keadaan komunitas secara partisipatif
Mengenali masalah, potesi dan kelompok sasaran
Pembentukan kelompok
Pendampingan :
36
8. Struktur Organisasi Masyarakat Mandiri
Pesiden Direktur DD
Ismail Agus Said
Komisaris
TrinEstriani
Teten Kustiawan
Direktur Eksekutif
Armie Robi
Manajer Keu &
Oprasional
Leni Marlina (pjs)
Staf Umum
Rofi’ah
Staf Akunting
Herawati
Staf Keuangan
Devi Komalasari
Komite Anggaran
(Penugasan)
Audit Internal
(Penugasan)
Manajer Marketing
Komunikasi &
Pengembangan Bisnis
Dessy Sonyaratri
Staf Marketing
M.Solehudin
Staf Komunikasi
Hery D. Kurniawan
Staf Bisnis
Agresta
Priatama
Manager Program
Munipah
Supervisor
Deden Sukiaji
Koordinator
Pendamping
37
37
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Informan
Dalam bab ini sebelum penulis memaparkan tentang hasil dan
penemuan penelitian, lebih dahulu penulis akan mendeskripsikan latar
belakang informan dalam penelitian ini. Penulis membagi tiga sumber dan
data informasi yang diteliti oleh penulis. Pertama, satu orang sebagai
pendamping penyuluhan. Kedua, informan mitra KPMS sejumlah 5 orang.
Ketiga, informan dari pihak konsumen 2 orang.
Berikut adalah karakteristik dari informan:
1. Informan Pendamping Penyuluhan Masyarakat Mandiri
a). Pendamping
Informan pertama adalah salah seorang pendamping program
KPMS Heypermart-Depok. Yang bernama Amelia. Lahir di Jakarta pada
tanggal 18 Februari 1988. Ia adalah putri pertama dari 3 bersaudara.
Tinggal di Jl. Tanah Merdeka Rt 015/ Rw 005 No. 21 kelurahan Susukan
Kecamatan Ciracas. Ketika masih di taman anak-anak ia bersekolah di
RA.AL-Akhyr. Dan masuk sekolah dasar di SDN 09 Pagi Susukan.
Berlanjut ke sekolah menengah pertama di SLTPN 257 Rambutan. Setelah
lulus dari SLTPN ia melanjutkan seklolah di SMA Al-Masthuriyah
Sukabumi dan menjadi santriwati di sekolah ini kemudian melanjutkan
kuliahnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia
38
mengambil prodi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
Awal karirnya dia bekerja dimulai sebagai pendamping program.
Pada bulan oktober 2010 sampai juni 2011 Amelia menjabat sebagai
pendamping program yang muda yang mandiri, berlanjut pada juni 2011-
juni 2012 ia menjabat sebagai pendamping program KPMS Hypermart
Pondok Cina Depok. Dan ia dipercayakan lagi sebagai pendamping
program pedagang bakso tangguh 1 pada bulan Mei 2012 dan pedagang
bakso tanggu 2 sampai Mei 2013.1
Ditinjau dari pendidikan pendamping adalah orang yang masih
muda dan turun langsung ke lapangan, dengan demikian pendamping
sangat komunikatif dan mudah bergaul.
2. Informan pedagang sebagai Mitra Kelompok Pedagang Makanan Sehat
a). Pedagang 1
Informan pertama adalah salah seorang mitra Masyarakat Mandiri
yang bernama Ibu Ratiah. Ia lahir di Cilacap pada tanggal 27 Oktober
1964. Dan bertempat tinggal di Gang Asem Rt 04/01 Pondok Cina Depok.
Ibu dari empat orang anak ini merantau dari Cilacap untuk mengadu nasib
di Kota Depok. Menurut pengakuannya ibu ratiah tidak menamatkan
pendidikannya di SD. Dengan pendidikan yang rendah tersebut ia
menggeluti profesi sebagai pedagang bubur ayam, mie instan, dan lontong
1 Wawancara Pribadi Dengan Amelia, Pendamping KPMS. Bogor 7 Desember 2007.
39
sayur di lingkungan Hyperemart. Ibu ratiah telah menjalani sebagai PKL
sudah 3 tahun terakhir dan tidak memiliki usaha lain.2
Setelah tahun 2011 ia ikut program KPMS, artinya ibu ratiah telah 2
tahun mengikuti program ini.
b). Pedagang 2
Informan kedua bernama Bapak Karso ia adalah seorang ketua
ISM usianya saat ini 43 tahun tepatnya lahir di Tegal pada tanggal 13
Februari 1971. Pak Karso adalah pedagang bubur ayam, pendidikan
terakhir Pak Karso adalah SMP. Selain itu ia adalah ketua ISM pada
kelompok pedagang Pondok Cina. ISM adalah sebuah organisasi serikat
pedagang makanan sehat yang dibentuk setelah program pendampingan itu
ada. Pertemuan ISM menurut pengakuan Pak Karso dilakukan 1 minggu
sekali di rumah-rumah warga secara bergiliran. Menurut pengakuannya
sejak kecil sudah dibiasakan bekerja, ia merantau ke Depok sejak 11 tahun
yang lalu saat ini ia memiliki 4 orang anak. Pak karso menetap di Gang
Kapuk Rt04/01 Pondok Cina Depok. Keikutsertaan pak karso dalam
program KPMS ini selama 2 tahun dikarenakan beliau ingin memajukan
usahanya sekurangnya karena dua alasan utama. Pertama, ia
mengharapkan modal sebagai mitra. Kedua, keinginannya meningkatkan
usahanya sebagai pedagang bubur ayam.3
Dari pengamatan penulis pak karso adalah aktifis atau orang yang
ditokohkan dikalangan pedagang Pondok Cina.
c). Pedagang 3
2 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Ratiah, (Mitra Masyarakat Mandiri), 6 November 2012. 3 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Karso, (Mitra Masyarakat Mandiri), 6 November
2012.
40
Informan ketiga bernama ibu Ijah.Ia adalah seorang ibu rumah
tangga yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Menurut pengakuannya ia
hanya bersekolah sampai sekolah dasar saja.
Ia penduduk asli Pondok Cina yang sudah berjualan warung nasi
dan gorengan selama 18 tahun. Usaha yang dilakukan Ibu Ijah untuk
membantu suaminya memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, Karena
suaminya berprofesi sebagai tukang es cendol keliling.
Menurut pengamatan penulis Ibu Ijah adalah seorang istri yang
baik, diwaktu sengangnya ia membantu meringankan pekerjaan suaminya
untuk memenuhi kenutuhan ekonomi keluarganya.4
d). Pedagang 4
Informan keempat bernama Bapak Herman lahir di Pemalang pada
tanggal 05 November 1972. Ia tinggal di Gang Asem Pondok Cina Depok.
Menurut pengakuannya ia bersekolah sampai SD saja. Pria berumur 41
tahun ini adalah pedagang bubur ayam keliling, pekerjaan ini dijalaninya
selama 15 tahun. Ia tidak memiliki usaha lain hanya berjualan bubur ayam
saja.5
Dari pengamatan penulis Pak Herman pria paruh baya ini hanya
menghabiskan masa hidupnya dengan berjualan bubur ayam, karena
berjualan sudah menjadi keahlian pada dirinya dan sebagai mata
pecaharian utamanya.
4 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Ijah, (Mitra Masyarakat Mandiri), 6 November 2012. 5 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Herman, (Mitra Masyarakat Mandiri), 6 November
2012.
41
e). Pedagang 5
Informan kelima bernama Ibu Juriah lahir di Jakarta pada tanggal
12 Mei 1953. Tinggal di Jl.H.MH Tohir Pondok Cina Depok. Ibu Juriah
hanya menamatkan sekolah sampai SD. Ia adalah ibu rumah tangga yang
berprofesi sebagai pedagang sembako, kemudian ia beralih usaha sebagai
pedagang mie ayam dikarenakan usahanya sebagai pedagang sembako
kurang berjalan. Menurut pengakuan Ibu Juraiah ia sudah 10 tahun
menjadi pedagang mie ayam. Sudah 2 tahun terakhir ia bergabung sebagai
mitra Masyarakat Mandiri. Posisinya dalam kelompok adalah sebagai
anggota.
Dari pengamatan penulis, Ibu Juriah adalah ibu rumah tangga yang
menamatkan sekolahnya samapai SD saja, profesinya sebagai pedagang
mie ayam adalah mata pencaharian utamanya.6
3. Informan Konsumen Pondok Cina
a). informan pertama bernama Yuni, ia adalah pembeli sekaligus
pelanggan yang sering membeli makanan di sekitar areal Pondok Cina, ia
bekerja sebagai pelayan toko.7
b). informan kedua bernama Bapak Endang, Bapak Endang adalah
seorang pensiunan guru kemudian dipilih menjadi ketua RT di Pondok
Cina Depok. Jabatan beliau sebagai ketua RT diwilayah ini, sekaligus
sebagai pengawas pedangan kaki lima yang berjualan di sekitar Pondok
Cina. Pengaruh beliau terhadap warganya di sekitar Pondok Cina cukup
baik.
6 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Juriah, (Mitra Masyarakat Mandiri), 6 November 2012. 7 Wawancara Pribadi Dengan Yuni, (Konsumen), 6 November 2012.
42
Dari pengamatan penulis, selain sebagai ketua RT Bapak Endang
adalah orang yang dipercayakan warga untuk memantau kebersihan
lingkungan sekitar area dagang di Pondok Cina.8
B. Deskripsi Program KPMS Masyarakat Mandiri
1. Kegiatan Program Penyuluhan
Kegiatan program penyuluhan KPMS Masyarakat Mandiri diantaranya:
a. Pelatihan kewirausahaan
Sebagaimana disebutkan oleh Amel sebagai pendamping
pernah dilakukan pelatihan kewirausahaan yang diisi oleh Bapak
Purnomo yang dilakukan pada hari kamis tanggal 23 Februari
2012. Pelatihan isi berisikan materi-materi mengenai
kewiarausahaan yang disampaiakn kepada mitra untuk menambah
wawasan mitra mengenai kewirausahaan.
b. Penyuluhan keamanan dan kehalalan pangan
Penyuluhan keamanan dan kehalalan pangan oleh BPOM
RI dan LP POM MUI pada hari senin tanggal 5 Maret 2012 yang
bertempat di Aula Kelurahan Pondok Cina Depok. Penyuluhan ini
berisikan materi mengenai bahan tambahan pangan berbahaya dan
mitra diperkenalkan dengan bahan tambahan pangan apa saja yang
tidak boleh digunakan kedalam makanan seperti boraks, formalin,
rodamin, pengenyal makanan, dan pewara textil. Karena bahan-
bahan tersebut dapat membahayakan tubuh apa bila dikonsumsi.
8 Wawancara Pribadi Dengan Bapak Endang, (Konsumen), 6 November 2012.
43
c. Pertemuan rutin kelompok
Pertemuan rutin kelompok dilaksanakan setiap satu minggu
sekali pada hari senin yang bertempat di rumah-rumah mitra secara
bergiliran. Sekaligus sebagai mekanisme untuk mengunpulkan
angsuran pembayaran modal.
Masyarakat Mandiri telah membentuk sejumlah 8 kelompok mitra
baru dengan total jumlah mitra sebanyak 71 orang. Adapun perinciannya
adalah terdiri dari 5 kelompok mitra kelurahan Pondok Cina dan 3
kelompok mitra di kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Beji Kota Depok.
Alasan pembentukan lokasi kelompok agar memudahkan dalam mobilisasi
pertemuan dan mudah dalam jangkauan.
2. Metode penyuluhan
Penyuluhan pada kelompok KPMS, menggunakan bimbingan
kelompok. Metode ini digunakan untuk memudahkan pendamping dalam
memberikan penyuluhan secara rutin pada mitra. Selain itu metode ini juga
dimaksudkan agar banyak ide pemikiran yang muncul dari para mitra
sekaligus memberikan pembelajaran bagi para mitra agar memberanikan
diri untuk mengeluarkan pendapat, gagasan pada kelompoknya. Artinya
tidak hanya pendamping saja yang mengeluarkan ide dan gagasannya tetapi
mitra juga berhak mengeluarkan ide dan gagasannya, demikianlah kurang
lebih standar pada pendampingan KPMS Masyarakat Mandiri dilakukan.
3. Tujuan program penyuluhan
44
Adapun tujuan utama dari program ini adalah memberikan
pemberdayaan atau penguatan pada PKL terkait makanan sehat, halal dan
higenis.
Secara lebih luas tujuan lain dari program ini adalah memandirikan
dan mensejahterakan perekonomian para pedagang makanan bersekala
kecil.
C. Analisis Data
1. Penerimaan Pedagang terhadap Program Penyuluhan KPMS
Sebagai lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang
mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana
ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf), Dompet Dhuafa telah banyak
dikenal oleh kalangan masyarakat atas maupun masyarakat bawah.
Dengan salah satu programnya adalah KPMS yaitu memberikan bantuan
kepada pedagang melalui program penyuluhan dan pendampingan agar
mereka mandiri dan sejahtera.
Awalnya program ini tidak banyak diketahui oleh para pedagang di
Pondok Cina. Hambatan yang dihadapi lebih pada adanya sikap penolakan
dari para calon mitra yang merupakan pedagang disekitar Hypermart-
Depok, penolakan disebabkan ekses negative sejumlah mikro-
finance/kredit, baik yang menggunakan system konvensional maupun
berbendera syariah sekalipun9. Ekses negatife adalah sikap yang kurang
baik saat melakukan penagihan menimbulkan trauma tersendiri bagi
9Dikutip dari Dokumen Laporan tahunan Masyarakat Mandiri, Mei 2012
45
beberapa calon mitra program KPMS-Hypermart. Atas kondisi tersebut
pihak Masyarakat Mandiri menempuh upaya sosialisasi dengan
pengenalan tujuan program dan aktivitas yang akan dijalankan. Pertama
calon mitra dikenalkan pada profil lebaga Masyarakat Mandiri, Dompet
Dhuafa dan Hypermart. Peserta diberikan pemahaman tentang hak dan
kewajiban menggunakan publikasi berupa: flayer, leafet, brosur dan
buletin. Kedua calon peserta diberi informasi tentang keberhasilan KPMS
serupa di beberapa wilayah perkotaan, seperti kisah sukses para mitra di
daerah Jakarta dan Surabaya. Ketiga, setelah mitra mengetahui tujuan dan
program ini yaitu untuk memandirikan dan mensejahterakan
perekonomian para pedagang makanan bersekala kecil, maka calon peserta
ditawarkan kemungkinan bergabung sebagai mitra kelompok KPMS.
Berdasarkan latar belakang di atas diakui oleh pihak Masyarakat
Mandiri program ini tidak mudah diakui dalam masyarakat oleh karena itu
pihak Masyarakat Mandiri membuat program-program dan langkah-
langkah seperti menyebar flayer, leafet, brosur, buletin agar masyarakat
mengenal program ini.
Program ini tidak akan berjalan jika tidak adanya kesadaran pada
diri pedagang mengenai bahaya bahan tambahan pangan. Berbeda dengan
pedangang lainnya (non pendampingan), pedagang di Pondok Cina
memiliki kesadaran bahwasanya jika program ini berjalan maka banyak
manfaat yang mereka dapatkan selama mengikuti program penyuluhan.
Ungkapan ini terlihat pada saat penulis mewawancarai salah satu mitra
yang bernama Pak Karso dia mengatakan bahwa banyak sekali manfaat
46
yang dia dapatkan selama mengikuti penyuluhan ini, bukan hanya bantuan
modal yang dia dapatkan akan tetapi pengetahuan yang berharga yang
didapat selama program penyuluhan berjalan. Berikut petikan wawancara:
“Banyak sekali mbak manfaat yang saya dapatkan selama
mengikuti penyuluhan ini terutama dalam masalah modal jualan
saya terbantu banget. Kalau masalah makanannya kita dikasih
pengarahan, dikasih tahu bahan-bahan apa yang boleh digunkan
dalam makanan dan bahan apa saja yang tidak boleh dicampurkan
kedalam makanan, misalnya jangan pakai bahan pengawet kaya
formalin dan boraks soalnya itu bahaya banget buat tubuh
manusia. Kan dari saya gak tahu jadi tahu masalah kaya gitu”10
.
Setelah mendapatkan sosialisasi calon mitra menaruh minat pada
program ini. Dengan keikutsertaannya bergabung dalam program
sekaligus menjadi pedagang tangguh yang bebas dari bahan tambahan
pangan berbahaya, sehat, halal dan higenis. Penilaian pedagang terhadap
program ini atas memiliki kemauan besar dari pihak pedagang bergabung
dalam program KPMS. Kemauan dimaksud adalah keinginan menjadi
pedagang yang lebih baik dan mau mencoba hal baru yang didapatkan
pedangang selama mengikuti program penyuluhan dan meninggalkan cara
lama untuk menjadi lebih baik dan menggunakan serta menerapkan hal-
hal positif yang lebih menguntungkan para pedagang dalam segi
permodalan atau merubah cara berjualananya yang lebih sehat.11
Selain itu penerimaan mitra terhadap program KPMS dapat
dihubungkan dengan bantuan modal usaha yang diberikan Masyarakat
Mandiri secara langsung pada pedagang, modal usaha tersebut diangsur
pengembaliannya dengan ketentuan tidak dikenakan bunga sedikitpun atau
10
Wawancara Pribadi dengan Karso, (Mitra Masyarakat Mandiri). 6 November 2012. 11
Wawancara pribadi dengan Amelia, Pendamping Program Penyuuhan KPMS. Bogor, 7
Desember 2007.
47
disebut dengan bunga 0 %. Dengan program pemberian modal usaha
tersebut memudahkan pedagang memperbesar usahanya tanpa membayar
bunga yang besar layaknya meminjam uang pada rentenir yang
memberatkan pedagang kecil seperti mereka. Berikut petikan wawancara
dengan mitra.
“alasan saya ikut program ini si awalnya saya terlibat hutang sama
rentenir mbak, jadi saya mau coba ikut proram ini, selain saya
dikasih modal tanpa bunga yang ngeberatin, murah ngangsur
pinjamannya, diprogram ini saya banyak belajar bagaimana
berdagang yang baik itu terutma cara menjual makanan tanpa
bahan-bahan berbahaya”12
.
Konteks di atas hemat penulis yang menjadi alasan kenapa calon
mitra menerima program ini yaitu karena alasan modal yang mudah,
angsuran tidak memberatkan. Pendampingan cara berdagang yang sehat,
halal dan higenis yakni mereka pedagang kaki lima yang dapat
mengembangkan usahanya sebagai pedagang yang bersih. Pedagang tidak
hanya mendapatkan modal saja yang terbantu. Tetapi mendapatkan
pengetahuan, wawasan, keahlian mengoperasikan komputer dan pesan
moral sebagai pedagang yang jujur dalam menjual makanan yang selama
ini mereka geluti. Selain itu pedagang juga diberikan penyuluhan
mengenai makanan sehat dan halal yang bebas dari bahan tambahan
pangan seperti formalin, boraks, dan zat pewarna textil kepada para
pedagang
Sementara hal yang sama dalam perspektif mitra diakui bahwa
program ini tidak akan berjalan baik atau lancar jika tidak adanya
12 Hasil wawancara dengan bapak Karso. 6 November 2012.
48
kesadaran pada diri pedagang. Artinya penyuluhan yang diberikan
Masyaraakat Mandiri perlu ditindak lanjut dengan kemauan dan
kesadaran pada diri mitra agar tujuan program tercapai.
2. Metode Penyuluhan makanan sehat dan halal pada KPMS
Kegiatan penyuluhan pada KPMS prinsipnya adalah usaha
memberikan bantuan kepada pedangang yang dilakaukan oleh penyuluh
untuk menghasilkan timbal balik agar mereka mampu memahami dirinya
dan masalah-masalah hidup yang dihadpinya pada masa itu dan masa yang
akan datang. Artinya melalui kegiatan penyuluhan pedagang diharapkan
dapat lebih mandiri dan mampu mengenali berbagai persoalan terkait
makanan sehat dan halal.
Metode yang diterapkan di program KPMS pondok Cina Depok
yaitu menggunakan metode langsung (metode komunikasi langsung),
dimana penyuluh bertatap langsung dan memberikan materi secara
langsung kepada mitra Masyarakat Mandiri yaitu pedagang. Berikut
beberapa metode penyuluhan yang digunakan pada program penyuluhan
KPMS Pondok Cina Depok dalam pendekatan kepada mitra sebagai
pedagang, yaitu:
1. Bimbingan Kelompok (group Guidance)
Bimbingan kelompok ini dilakukan dengan cara komunikasi
langsung antara penyuluh dengan mitra dalam bentuk kelompok.
Sebagaimana disebutkan diawal kelompok KPMS yang ada di
Pondok Cina tergabung dalam serikat pedagang ISM kelompok ini
dibentuk oleh Amel selaku pendamping agar memudahkan
49
pendampingan. Pertemuan kelompok dilakukan dua kali dalam
seminggu. Adapun teknik yang digunakan oleh pendamping adalah
sebagai berikut:
a. Metode ceramah
Pada metode ini seperti biasa Amel selaku pendamping
memberikan materi kepada pedangang mengenai keamanan
pangan, bahan tambahan panagan berbahaya. Pada ceramah ini
hanya Amel saja yang berbicara, pedagang hanya mendengarkan
apa yang disampaikannya.
Ceramah merupakan satu teknik pembinaan atau
penyuluhan yang memberikan uraian atau penjelasan secara
lisan yang diwarnai dengan karakteristik dan cara berbicara
seorang da’i atau penyuluh.
Metode ceramah sama halnya dengan mau’idah hasanah
(nasehat yang baik). Dari ceramah-ceramah yang sering diikuti
dan didengarkan kemudian dipahami menjadikan kita tau hal-hal
yang baik yang dilakukan seorang pedagang menjadi pedangang
yang jujur dalam menjalankan usahanya terutama dalam
menjual makanan sehat dan halal.
b. Dialog atau tanya jawab
Untuk menghindari sikap pasif pada Mitra masyarakat
Mandiri dalam metode kelompok dilakukan teknik dialog atau
tanya jawab. Teknik tanya jawab ini merupakan tindak lanjut
dari teknik ceramah, teknik ini dilakukan setelah penyuluh
50
memberikan penjelasan terhadap materi yang disampaikan
kemudian para mitra diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai materi yang telah dibahas, yang mereka anggap
kurang jelas dan tidak dipahami. Ataupun sebaliknya penyuluh
memberikan pertanyaan kepada mitra seputar materi yang telah
dijelaskan sebelumnya, hal ini dilakukan untuk melatih mitra
berani bebicara dan mengungkapkan pendapatnya di depan
mitra lainnya.
c. Diskusi Kelompok
Dalam pertemuan kelompok,biasanya mbak amel sering
melakukan diskusi mengenai masalah-masalah yang berkenaan
dengan maknan sehat, misalnya membicarakan tentang
keamanan pangan, bicara tentang contoh-contoh bahan
tambahan pangan seperti boraks, formalin, rodamin, kemudian
ciri-ciri bahan makana yang mengandung bahan-bahan itu atau
tidak, bahayanya mengunakan boraks itu nanti akibatnya
ditubuh itu akan terkena penyakit apa saja, diskusi ini umumnya
menekankan pada makanan sehat dan halal.
Selain diskusi mengenai materi, pertemuan kelompok juga
dilakukan untuk urun rembuk tentang kendala dan hambatan
terkait mekanisme pembayaran angsuran yang rutin dilakukan
untuk mengangsur pinjaman modal.
51
2. Metode Individual
Metode individual merupakan teknik pemberian bantuan yang
bersifat face to face relationship (hubungan empat mata) yang
dilakukan antara penyuluh dan mitranya terkait maslah pribadi.
Sehingga dalam proses penyuluhan ini pendamping dituntut untuk
bersifat simpati (merasakan apa yang dirasakan oleh mitra) dan
empati (berusaha menempatkan diri dalam situasi diri mitra). Pada
metode ini biasanya pendamping mendatangi langsung rumah mitra
yang jarang mengikuti pertemuan kelompok yang biasanya
dilakukan 1 minggu sekali. Dalam menyelesaikan masalah ini
biasanya pendamping mengunakan metode direktif ( yang bersifat
mengarahkan), hal ini dilakukan apabila mitra tidak mau
mengungkapkan permasalahannya. Sehingga seorang pendamping
berperan aktif dalam pelaksanaan penyuluhan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada.
Biasanya masalah-masalah yang ada pada mitra mengenai
pengangsuran modal yang macet, mitra lebih sibuk berdagang
sampai tidak bisa mengikuti petemuan kelompok.
3. Perubahan Perilaku Berdagang Setelah Mengikuti Program
Penyuluhan
Keberhasilan penyuluh dan program pendampingan yang
dilakukan Masyarakat Mandiri adalah adanya perubahan prilaku
berdagang dari mitra. Sekurangnya dapat dilihat dari pemahaman mereka
tentang makanan sehat dan halal, mengenai bahan tambahan berbahaya,
52
menjaga kebersihan tidak menjual makanan yang menggunakan bahan
tambahan pangan berbahaya.
Adapun perubahan prilaku yang ditemukan penulis dilapangan adalah:
1. Adanya perubahan dari cara berdagang mereka yang terlihat selama
pendampingan seperti mereka tidak menggunakan bahan tambahan
pangan pada makanannya, dan menggunakan bahan-bahan yang
baik seperti pedagang bubur ayam yang tidak mengunakan bahan
campuran seperti MSG yang berlebihan.
2. Perubahan terjadi juga pada prilaku mereka yang menjaga
kebersihan dengan selalu mencuci piring gelas, mengganti air
cucian piring, mencuci lap yang digunakan untuk membersihkan
meja dan lain sebagainya agar selalu bersih dan higienis. Selain itu
menjaga kebersihan diri mereka sendiri seperti mecuci tangan pada
saat melayani konsumen dan tidak meroko pada saat melayani,
karena meroko dapat menggangu kesehatan pedagang dan
konsumen juga. Para pedagang tidak semberono lagi dalam
menyajikan makanan kepada konsumen.
Berikut petikan wawancara:
“Kalau dilihat kepada perubahannya saya melihat
perubahannya sepeti katua ISM yaitu Pak Karso, Bu Wini
dan beberapa orang lainnya memang sedikit sudah ada
prubahan sikap dan perilaku karena memang dari hasil
pengamatan saya dan juga mungkin dari pendampingan dan
pelatihan yang diberikan itu pengetahunnya lebih bertambah,
jadi sikap dan perilakunya bisa berubah selama ini mereka
suka semberono kan yah dari berjualannya, yang tidak
mengunakan alas, berserakan dilantai tetapi sekarang sudah
terbiasa menggunakan alas, mencuci tanggan sebelum
menyiapkan makanan, melayani konsumen tidak merokok
53
saat melayani konsumen, mencuci lap, mengganti air dan lain
sebagainya”.13
3. Selain berubahnya prilaku pedagang, masalah modal juga
mempengaruhi mereka untuk berubah, dengan pemberian modal itu
sendiri pedagang berusaha memutar modal agar bisa
berkepanjangan berdagangnya mereka diberi amanah untuk
menjalankan usahanya agar lebih lancar. Ungkapan ini dikutip dari
perkataan mitra Masyarakat Mandiri yang mengatakan bahwa
banyak manfaat dan pengetahuan yang mereka dapatkan selama
mengikuti progam, selain pengetahuan bantuan modal pun
diberikan agar usaha kami menjadi lebih maju.
Berikut petikan wawancara mitra:
“Banyak mbak yang sudah saya dapatkan selama ikut
penyuluhan 2 tahun ini, dari bantuan modal yang
alhamdulilah sekali saya terbantu, lebih lancar. Dari ilmu
pengetahun juga saya dapatkan, dari saya yang tidak tahu
apa-apa jadi tahu, apalagi seputar makanan sehat yang pernah
disampaikan waktu penyuluhan, disini kan saya menjual
makanan jadi saya belajar banyak mbak, kalau bahan-bahan
berbahaya kaya formalin, boraxs, pewarna tektil jangan
dipakai kedalam bahan makanan. Tapi alhamdulilah saya
selama jualan ini tidak pernah pake bahan-bahan seperti itu
mbak, kalau dagangan mie ayam saya tidak habis, paling saya
bagi-bagikan pada tetangga, dari pada terbuang mubazir, kan
tidak mungkin saya jual lagi buat hari besoknya”.14
13 Hasil wawancara dengan Amelia (Pendamping). 7 Desember 2012. 14 Hasil wawancara dengan Ibu Juriah (Mitra Masyarakat Mandiri). 6 November 2012.
54
D. Pembahasan
Hasil pengamatan peneliti dari dua metode penyuluhan yang digunakan
terkait memiliki pengaruh yang positif bagi perubahan perilaku berdagang,
terutama metode kelompok.
Sementara metode individu, hasil pengamatan peneliti tidak
berpengaruh secara sangat segnifikan terhadap perubahan perilaku
berdagang. Karena metode individu umunya tidak secara intens digunakan
oleh pendamping dalam melakukan penyuluhan. Selain itu metode individu
lebih dicurahkan untuk membahas pembayaran angsuran modal yang macet
ketimbang subtansi perubahan perilaku berdagang itu sendiri.
Secara lebih luas bimbingan kelompok yang digunakan pendamping
adalah menggunakan tiga cara yaitu ceramah, tanya jawab, dan diskusi
kelompok dari ketiga cara tersebut melalui ceramah ini lah pedagang
dikenalkan pada keamanan pangan, kehalalan dan makanan yang higenis, dan
lain sebagainya. Untuk memperdalam materi yang disampiakan saat ceramah
pendamping melakaukan pengayaan materi melalui diskusi kelompok. Dari
teknik diskusi tersebut pendamping berhasil mengajak mitra mengungkap
masalah yang dihadapi menjadi lebih terbuka, berani berbicara, memberikan
ide dan pendapat. Berikut petikan wawancara pendamping:
“Metode kelompok yang kita gunakan ini ada ceramah, diskusi,
seminar, tanya jawab semuanya digunakan dalam penyuluhan ini,
tetapi yang lebih sering digunakan yaitu diskusi, misalnya kita
diskusi kelompok dan membicarakan tentang keamanan pangan,
bicara tentang contoh-contoh bahan tambahan pangan seperti
boraks, formalin, rodamin, kemudian ciri-ciri bahan makana yang
mengandung bahan-bahan itu atau tidak, bahayanya mengunakan
55
boraks itu nanti akaibatnya ditubuh itu akan terkena penyakit apa,
jadi itu yang kita diskusikan”15
.
Bentuk keberhasilan metode penyuluhan terkait perubahan prilaku
berdagang yaitu mereka mau berubah cara berdagangnya yang lebih baik,
tidak lagi menggunakan bahan tambahan pangan berbahaya, menjaga
kebersihan lingkungan sekitar area berdagang, menjaga kebersihan alat-
alat dagang, dan menjaga kebersihan diri. Dari hasil pendampingan dan
penyuluhan ini lah para pedagang memahami dan menerapkan apa yang
sudah mereka dapat selama pendampingan, bertambahnya pengetahuan
pedagang dan menerima program penyuluhan ini. Berikut petikan
wawancara pendamping:
“Kalau dilihat kepada perubahannya saya melihat perubahannya
sepeti katua ISM yaitu Pak Karso, Bu Wini dan beberapa orang
lainnya memang sedikit sudah ada prubahan sikap dan perilaku
karena memang dari hasil pengamatan saya dan juga mungkin dari
pendampingan dan pelatihan yang diberikan itu pengetahunnya
lebih bertambah, jadi sikap dan perilakunya bisa berubah selama
ini mereka suka semberono kan ya dari berjualannya, yang tidak
mengunakan alas, berserakan dilantai tetapi sekarang sudah
terbiasa menggunakan alas, mencuci tanggan sebelum menyiapkan
makanan, melayani konsumen tidak meroko saat melayani
konsumen, mencuci lap, mengganti air dan lain sebagainya”16
.
Penerimaan program ini terlihat pada saat mereka mau bergabung
dan ikut kegiatan-kegiatan penyuluhan dan kegiatan lainnya. Pertama,
pedagang memiliki keinginan untuk menjadi pedagang yang lebih baik,
mencoba hal baru yang didapat pedagang selama mengikuti program ini
dan meninggalkan cara lama untuk lebih baik. Kedua, penerimaan
15 Hasil waawancara dengan Amelia (pendamping). 7 Desember 2012 16 Hasil wawancara dengan Amelia (pendamping). 7 Desember 2012.
56
pedagang terhadap program ini dikaitkan dengan pemberian modal usaha
yang diberikan langsung oleh Masyarakat Mandiri untuk memajukan
usahanya.
Pendapat penulis, bahwa penerimaan mitra terhadap program yang
sudah berjalan ini semestinya diberangkatkan dari kesadaran diri mitra
mengenai bagaimana berdagang yang baik dan seharusnya dilakukan,
tentunya dengan cara mitra perduli akan kesehatan makanan yang
dijualnya. Selain kepedulian mitra terhadap kesehatan makanan, mitra pun
harus memiliki keinginan atau minat merubah cara berdagangnya dengan
lebih baik agar menarik perhatian konsumen, meskipun berubah cara
bedagangnya pedagang tidak memberatkan konsumen secara financial
dengan menjual makanan dengan harga yang mahal, tetapi inovasi ini
dilakukan untuk penilaian mitra terhadap keberhasilannya selama mencoba
inovasi baru. Kemudian mitra bisa menerapkan percobaan inovasinya
dengan seterusnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil pendapat Eicholaz
dan Rogers bahwa penerimaan dan penolakan seseorang dibentuk oleh
lima tahap yaitu awareness (kesadaran), interest (menaruh minat),
evaluation (penilaian), trial (percobaan), adopsi (penggunaan).
Namun demikian, selain penerimaan atas program ternyata masih
terdapat resistensi dari lapangan yang tidak dapat dihindarkan. Hal
tersebut dapat dilihat dari masih adanya pedagang yang hanya sebatas
mengetahui saja tetapi tidak diperaktekan. Berikut petikan wawancara
pendamping:
“ya masih ada, kadang-kadang mereka mempunyai pendapat yang
berbeda beranggapan cara berdagangnya sudah baik dan benar, tapi
57
memang bagaimana pendampingnya bisa bahawa tidak semua bisa
menerima kita, tidak semua mitra menerima apa yang kita
berikan”17
Hemat penulis metode kelompok lebih efektif dari metode
individu. Melalaui metode kelompok, pedagang dapat termotivasi menjadi
lebih sadar dengan makanan sehat, halal dan higenis. Sementara metode
individu lebih banyak untuk sarana bimbingan pembayaran angsuran.
17 Hasil wawancara dengan Amelia (pendamping). 7 Desember 2012
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penelitian penulis tentang Metode
Penyuluhan Makanan Sehat dan Halal Pada Kelompok Pedagang Makanan
Sehat (KPMS) dalam Perubahan Cara Berdagang Tentang Higenis Makanan
Di Pondok Cina Hypermart Depok, maka peneulis mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penerimaan PKL pada program KPMS ini diterima dengan baik dan
terlihat pada saat mereka mau bergabung dan menjadi mitra diprogram
KPMS dan mengikuti semua kegiatan yang dilakukan selama penyuluhan,
dan memperhatikan kebersihan makanan sehat dan halal untuk dijualnya
kepada konsumen, selain itu penerimaan mitra terhadap program KPMS
juga terkait dengan modal yang diberikan kepada mitra secara langsung.
2. Metode penyuluhan makanan sehat dan halal dilakukan dengan metode
kelompok dengan beberapa teknik yaitu dengan ceramah, tanya jawab,
dan diskusi kelompok. Sedangkan metode individunya hanya dilakukan
bila ada satu mitra yang mengalami masalah yang tidak bisa dibicarakan
dalam kelompok maka pendamping yang akan datang kepada mitra untuk
bicara secara face to face dan mengarahkan mitra untuk membantunya
menyelesaikan masalah yang dihadapi mitra.
58
59
3. Perubahan yang terjadi pada pedagang bisa terlihat pada perubahan
prilaku berdagang dengan meninggalkan cara lama dan merubah pada
cara yang baru dengan memperhatikan kebersihan dan khigenisan
makanan yang mereka jual dan disajikan kepada konsumen, menjadi
pedagang yang bebas dari menggunakan bahan tambahan pangan
berbahaya dan menjadi pedagang yang jujur dan pedagang yang baik
dalam menyajikan makana yang layak dikonsumsi.
B. SARAN
1. Dalam pelaksanaan penyuluhan diharapkan seorang pendamping harus
dapat meningkatkan pengtahuan yang lebih bnayak lagi tentang
permasalahan yang sering dihadapi oleh pedagang karena masalah-
masalah yang ada sangat kompleks, serta metode yang sudah diterapkan
harus bisa lebih ditingkatkan, dan menabah tenaga professional dalam
pendampingan program KPMS ini.
2. Demi tercapainya keberhasilan program KPMS ini, perlu penambahan
waktu dalam pendampingan, agar program ini benar-benar berjalan degan
baik, selain itu perlu penambahan pendampingan agama, karena agama
merupakan pegangan hidup seseorang untuk lebih menyadari atas
kelakuannya. Karena pedagang atau mitra yang didampinga memiliki
latar belakang pengetahuan agama yang berbeda-beda. Jika penegtaahuan
agama mereka baik. Maka agama itu sebagai rem dalam hidup mereka.
3. Sarana dan Prasarana yang lebih dilengkapi lagi karena itu aset yang
sangat berharga bagi perkembangan lembaga Masyarakat Mandiri.
60
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaelani Sediaoetama, Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan Profesi, Jakarta:
PT. Dian Rakyat.
Adi Rukminto Isbandi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas, Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003.
Alma, Buchari,H. Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta, 2011.
Arief, Armani. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktek. Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2001.
Bariadi, Lili, Zen, Muhamad, Hudri, M, Zakat Wirausaha. Jakarta: CV Pustaka
Amri
Bimo, Walgito. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: ANDI 2009.
Bimo, Walgito, Bimbingan Konseling ( Studi dan Karir). (Yogyakarta:
C.V ANDI 2010).
Dedi, Mulyana. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2004).
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Gizi dan Kesehatan Masyarakat,
Jakarta: Rajawali Pers,2010.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
Dewa, Ketut, Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta; PT. Rineka
Cipta, 1995.
Direktorat Urusan Agama Islam Dalam pembinaan Direktorat Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, Islam dan Produk
Halal. Jakarta: 2007.
IAIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta: 1992.
M, Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (konseling) Islam, Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta 2008.
60
61
Moh Yanis Musdja, Biologi dalam Perspektif Islam. Jakarta: UIN Jakarta Perss,
2004.
Moleong, J. Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2000.
Poerwandari , EKristi. Pendekatan kualitatif dalam Penelitian Psikologi:
Lembaga Pengembangan Sarana pengukuran dan Pendidikan Psikologi
(LPSP3). Jakarta: 1998.
Qardhawi, Yusuf, Muhammad, syekh. Halal dan haram Dalam Islam.
Singapura: pt.Bina Ilmu, 1993.
Rakmat, Jalaludin , Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2007, cet. ke-13.
Rusmin, Tumanggor. Ilmu sosial Budaya dan Dasar. Jakarta: Kencana, 2010.
Sekertaris Jendral Departemen Kesehatan RI. Majalah Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: 1970.
Setiadi. J. Nugroho. Prilaku Konsumen Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2003.
Tim Penyusun Kantor Mentri Negara Urusan Pangan Republik Indonesia.
Makanan Indonesia Dalam Pandangan Islam. Jakarta: 1995.
Tumanggor, Rusmin. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2010
Umar, Muhammad. Bimbingan dan Penyuluhan, Bandung; CV. Pustaka Seia,
2001.
S Nasution. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Jakarta: PT. Tarsito
Bandung. 2002.
62
DAFTAR PUSTAKA INTERNET
Sunaryo, 2004. Domain Prilaku. Diakses 20 September 2012. http//qym
7882.blogspot.com 200904 bentuk-prilaku.html
www.masyarakatmandiri.org/ detilprogran-128-program-kelompok-pengusaha-
makanan-sehat-kpns-kerjasama-dengan
www.masyarakatmandiri.org/artikel-436-pedagang-makanan-sekitar-heypermart-
depok-menuju-produk-aman.html/
Hasil
Wawancara I
Nama : Amelia S. Sos, I.
Jabatan : Pendamping Program penyuluhan
Tempat wawancara : Kantor Masyarakat Mandiri
Waktu wawancara : 3 Desember 2012, pukul 14.00-15.00
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi penyuluh di Program KPMS ini ?
Jawab: Saya kalau menjadi pendamping di program KPMS ini sudah 1 tahun,
sedangkan bekerja di Masyarakat Mandiri ini sudah 2 tahun lamanya dari
bulan oktober 2010 sampai sekarang.
2. Apa tujuan dari program KPMS ini ?
Jawab: tujuannya yang pertama yaitu bagaimana masyarakat itu bisa pemberdayaan
jajanan sehat lebih pada keamanan pangan, kalau misalnya untuk lebih
kepenghasilan memang susah, karena ini lebih kepada pedagang makanan
kecil. Jadi kita lebih melihat bagaimna pedagang itu menjaga kebersihan
terus juga kemakanan yang bergizi dan sehat seperti itu.
3. Upaya apa yang bapak/ibu lakukan untuk program ini ?
Jawab: upaya yang sudah dilakukan banyak seperti pembentukan kelompok,
pertemuan dan pendampingan kelompok kepada mitra kemitra lain, ada
pelatihan kewirausahaan, kemudian penyuluhan keamanan pangan dan
kehalalan pangan yang bekerja sama dengan BPOM RI dan LP POM MUI
4. Berapa banyak PKL yang mengikuti program KPMS ini ?
Jawab: kalau sampai diakhir program ini, ada 71 mitra dampingan yang tersebar
dikelurahan pondok cina dan kemiri muka kecamatan Beji Depok
5. Dimana Penyuluhan program KPMS ini dilaksanakan ?
Jawab: Penyuluhan ini dilakukan di wilayah Depok tepatnya di Pondok Cina
Haypermart Depok, kita menggunakan aulau kelurahan untuk melakukan
penyuluhan, kemudian pertemuan kelompok dilakukan dirumah mitra yang
bersedia dijadikan temapat berkumpulnya anggota-anggota kelompok
6. Apa tantangan terberat dari penyuluhan program ini?
Jawab: Tantanagn terberatnya adalah dimana kita memberitahu dan memahami mitra,
khususnya mitra yang belum memahani yaitu tidak memahami tentang bahan
tambahan pangan berbahaya, dimana mitranya tidak tahu dan tidak paham
kalau dia itu ternyata masih menggunakan bahan tambahan pangan
berbahaya, yaitu merubah pengetahuannya itu yang menurut saya sulit. Kalau
untuk ngasi tahu si sudah dalam pelatihan dan penyuluhan sudah tahu untuk
memahami bahaya pangan tapi untuk merubah kesadaran mitra untuk tidak
menggunakan bahan tambahan pangan itu susah menurut saya, baru sampai
titik mengetahui dan memahami saja, penyadaran itu memerlukan waktu
pendampingan yang lebih sedangkan program yang berjalan selama 2 tahun
ini semoga bisa merubah mitra untuk tahu dan sadar tidak menggunakan
bahan tambahan pangan berbahaya
7. Dalam program KPMS ini metode apa yang digunakan ?
Jawab: ya kalau dilihat dari program si yah kita lebih pada pembentukan komunitas,
memang selain kelompok dibuat kelembagaan lokal juga ada yang namanya
disebut dengan ISM (ikhtiar swadaya masyarakat) jadi selain satu persatu
mitra dan individual ada juga metode kelompok, kita lebih menonjolkan
metode kelompok dibandingkan metode individualnya, kalau satu persatu itu
kurang, jadi cuma dia saja yang bicara, sedngkan kalau dengan kelompok itu
lebih banyak ide, lebih banyak pendapat yang diberikan oleh mitra bukan
hanya dari pendamping saja.
8. Bagaimana metode ini dilakukan pada program KPMS ?
Jawab: Metode kelompok yang kita gunakan ini ada ceramah, diskusi, seminar, tanya
jawab semuanya digunakan dalam penyuluhan ini, tetapi yang lebih sering
digunakan yaitu diskusi, misalnya kita diskusi kelompok dan membicarakan
tentang keamanan pangan, bicara tentang contoh-contoh bahan tambahan
pangan seperrti boraks, formalin, rodamin, terus ciri-ciri bahan makana yang
mengandung bahan-bahan itu atau tidak, bahayanya mengunakan boraks itu
nanti akaibatnya ditubuh itu akan terkena penyakit apa, jadi itu yang kita
diskusikan. Selain itu ada juga tentang manajemen usaha tidak hanya
berdiskusi tentang keamanan panagn saja. Ya paling tidak mereka meningkat
dari segi omset usahan, kelembagan lokal jadi tidak kaget lagi kalau nanti
diakhir tahun itu pendamping sudah exit program dan meninggalkan mitra.
Jadi mereka sudah paham dan bisa membentuk kelembagaan lokal. Karena
metode ini sudah standarisasi dari Masyarakat Mandiri yang menjalankan
program seperti itu. Jadi selama metode itu dijalankan ya itulah program kita
bisa terlihat baik atau tidaknya program, aktif atau tidaknya mitra dan
berhasil atau tidaknya program, tapi kita tidak melihat dari akhirnya program
melainkan melihat proses berjalannya program. Kalu dilihat
dipemberdayaannya itu kan prosesnya yang kita lebih utamakan
pendampingan, penyuluhan kelompok, penyembuhan dan pembentukan ISM
diprosesnya itu., kalau prosesnya bagus dan berjalan dengan prencanaan
programnya insyaallah dibelakangnya akan terbentuk.
9. Apakah metode yang digunakan sudah efektif ?
Jawab: kalau dikatakan efektif, saya lihat si efektif ya, karena memang sebelumnya di
heypermart ini dan juga sekarang yang saya pegang itu dipedagang tangguh
miwon ya itu efektif, dibandingkan individu program. Jadi memang
kelompok itu adalah sarana sosialisasi para mitra berkembang, untuk
bertukar fikiran, bercerita, mengeluarkan pendapat dan ide, jadi kita juga bisa
melihat nanti kader untuk kelembagaan lokal, memenuhi menjadi ketua ISM,
sekertaris dan bendahara itu terlihat dipertemuan kelompok.
10. Apa pentingnya metode ini digunakan ?
Jawab: kalau untuk kepentingan program metode ini sangat penting karena kalau
tidak seperti itu kita tidak bisa melihat mitra kita
11. Seberapa berhasilkah metode ini telah dicapai MM?
Jawab: sekitar 80% metode ini berhasil dicapai karena metode ini memang sudah
setandarisasi yang di berlakukan oleh MM selama program ini berjalan.
12. Apa manfaat/perubahan yang diterima pedagang?
Jawab: kalau dilihat kepada perubahannya saya melihat perubahannya sepeti katua
ISM yaitu pak karso, bu wini dan beberapa orang lainnya memang sedikit
sudah ada prubahan sikap dan prilaku karena memang dari hasil pengamatan
saya dan juga mungkin dari pendampingan dan pelatihan yang diberikan itu
pengetahunnya lebih bertambah, jadi sikap dan prilakunya bisa berubah
selama ini mereka suka semberono kan yah dari berjualannya, yang tidak
mengunakan alas, berserakan dilantai tetapi sekarang sudah terbiasa
menggunakan alas, mencuci tanggan sebelum menyiapkan makanan,
melayani konsumen tidak meroko saat melayani konsumen, mencuci lap,
mengganti air dan lain sebagainya.
13. Ada tidak yang masih menolak penyuluhan ini?
Jawab:ya masih ada, kadang-kadang mereka mempunyai pendapat yang berbeda
beranggapan cara berdagangnya sudah baik dan benar, tapi memang
bagaimana pendampingnya bisa bahawa tidak semua bisa menerima kita,
tidak semua mitra menerima apa yang kita berikan
14. Seberapa besar prubahan prilaku PKL sebelum dan sedudah mendapatkan
penyuluhan program KPMS ?
Jawab: saya rasa belum terlihat banyak perubahan karena masi perlu pendampingan
karena tidak gampang merubah karakter dan tingkah laku masyarakat dalam
jangka watu satu tahun, apa lagi diprogram ini kan dalam waktu 4 bulan
terakhir diminta menjadi pendamping diprogram miwon juga menjadi satu
pendamping didua program jadi memang mungkin kurang fokus karena
memang didua program itu tadi, biasanya kan satu program satu pendamping
Hasil
Wawancara II
Nama : Ratiah
Jabatan : Mitra MM/Pedagang
Tempat wawancara : Warung Nasi
Waktu Wawancara : 06 November 2012, Pukul 10.30-11.10
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi PKL di sini ?
Jawab: saya sudah 3 tahu jadi pedagang
2. Apakah menjadi PKL sebagai mata pencarian utama bapak/ibu
Jawab: iya, saya Cuma dagang ajah gak kerja apa-apa lagi
3. Apa saja yang bapak/ibu jual sebagai PKL ?
Jawan: saya jualan bubur ayam, lontong sayur, mie rebus
4. Dari mana bapak/ibu tau program KPMS ini ?
Jawab: saya tadinya gak tau ada program ini, terus saya diajak sama teman-teman saya
yang pedagang juga, terus orang dompet dhuafanya datang kesini langsung. saya
suru ikut lumayan katanya dapat bantuan modal buat dagangan saya
5. Sudah berapa lama bapak/ibu mengikuti Program KPMS ini ?
Jawab: saya ikut program ini sudah 2 tahun
6. Apa alasan bapak/ibu (PKL) mengikuti program KPMS ini?
Jawab: saya ikut program ini si biar dapet bantuan modal, supaya dagangan saya tambah
maju
7. Apakah bapak/ibu rutin mengikuti program KPMS ini?
Jawab: saya rutin ikutin program ini, kan biasanya ngumpul di aula kelurahan, kalau gak
kumpul dirumah mitranya.
8. Pada hari apa dan jam berapa program KPMS ini dilakukan ?
Jawab: biasanya setiap hari senin, sekitar jam 10.00-12.00
9. Brapa kali penyuluhan ini dilakukan dalam seminggu ?
Jawab: satu minggu sekali
10. Oleh siapa saja penyuluhan diberikan, dari dompet dhuafa saja atau dari intansi lain?
Jawab: biasanya dari orang dompet dhuafanya, tapi pernah waktu itu dari badan POM RI
ngisi acaranya ngasi materi, waktu itu saya telat datengnya jadi saya kurang tau
siapa lagi yang isi acaranya.
11. Apa saja yang bapak/ibu lakukan selama proses penyuluhan?
Jawab: ya saya mendengarkan apa yang disampein sama orang-orang yang ngomong
didepan itu, ya kadang-kadang ada tanya jawab juga, tapi saya gak suka nanya
mbak.
12. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang narasumber?
Jawab: ya narasumbernya bagus
13. Apakah bapak/ibu mengerti dengan materi yang disampaiakn?
Jawab: ya ngerti si sedikit, maslah materi ngerti kan dikasi tau
14. Bagaimana suasana ditempat penyuluhan?
Jawab: suasana tempatnya si enak di aula kelurahan gitu, lumayan luas si mbak
tempatnya, tapi sekarang kita udah punya tempat sendiri buat pertemuan
kelompok tapi belum dipakai buat pertemuan.
15. Apa sajakah yang bapak/ibu dapatkan dari program penyuluhan ini?
Jawab: ya banyak yang saya dapetin dari ikut penyuluhan, saya dapat bnatuan modal,
dapat materi yang dikasi dari penyuluhan, jadi saya kalau jualan pake bahan-
bahan yang bagus biar pembeli gak kecewa sama makanan saya, saya mah gak
pernah ngerubah resep saya yang macam-macam
16. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang program KPMS ini?
Jawab: ya program ini bagus mbak, banyak membantu pedagang kaya saya ini.
17. Ada tidak bedanya sebelun dan sesudah bpk/ibu mngikuti penyuluhan ini ?
Jawab: ya ada mbak perbedaannya, dulu saya kalau dagang kerepotan maslah modal,
saya ikut program ini kebantu usaha saya, terus klo jualan saya lebih pake bahan-
bahan yang bagus gak pake pengawet-pengawet gitu mbak.
18. Kesulitan apa yang sudah teratasi dalam kaitan berdagang setelah mngikuti penyuluhan
ini?
Jawab: Ya kesulitannya si paling maslah modal ajah mbak, klo tanggal tua jualan sepi,
kalau tanggal muda agak ramean, kan saya masi punya modal dari dompet dhuafa
itu, jadi masi punya uang buat beli bahan-bahan makanan buat saya jual.
19. Dengan adanya program KPMS ini, apakah bapak/ibu mendukung program ini?
Jawab: ya saya mendukung program ini, mendukungnya yang bagus-bagus, banyak
ngebantu saya, tapi kalau ngbantuin pedagangnya jangan pilih-pilih. Jangan yang
jualan makanan ajah yang ikut program, kan disi juga ada yang jualan mainan,
kan kasian dia gak bisa ikut program ini.
20. Apa harapan bapak/ibu setelah mendapatkan penyuluhan ini?
Jawab: harapan saya si terus majuin program ini jangan setengah-setengah, banyak yang
butuh bantuan program ini, saya kepengen jualan saya lancar gak macet-macet,
jadi bisa jualan makanan yang enak-enak dan sehat.
Hasil
Wawancara III
Nama : Karso
Jabatan : Mitra MM/Pedagang
Tempat wawancara : Warung Gado-gado
Waktu Wawancara : 06 November 2012, Pukul 11.18-11.30
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi PKL di sini ?
Jawab: saya sudah 10 tahun jualan disini
2. Apakah menjadi PKL sebagai mata pencarian utama bapak/ibu
Jawab: iya dagang ini mata pencharian utama saya buat hidupin anak istri
3. Apa saja yang bapak/ibu jual sebagai PKL ?
Jawan: saya jualan bubur ayam ajah mbak
4. Dari mana bapak/ibu tau program KPMS ini ?
Jawab: saya tau program ini, waktu itu orang dari dompet dhuafanya datang langsung
krumah saya, terus saya ditawarkan program ini
5. Sudah berapa lama bapak/ibu mengikuti Program KPMS ini ?
Jawab: saya sudah 2 tahun ikut program ini mbak, saya diangkat jadi ketua ISM mitra di
pocin ini.
6. Apa alasan bapak/ibu (PKL) mengikuti program KPMS ini?
Jawab: alasan saya ikut program ini si awalnya saya terlibat hutang sama rentenir mbak,
jadi saya mau coba ikut proram ini, selain saya dikasi modal tanpa bunga yang
ngeberatin, murah ngangsur pinjamannya, diprogram ini saya banyak belajar
bagaimna berdagang yang baik itu terutma cara menjual makanan tanpa bahan-
bahan berbahaya
7. Apakah bapak/ibu rutin mengikuti program KPMS ini?
Jawab: saya rutin ikut program ini, sepulang saya jualan saya kumpul dengan mitra-mitra
lain, soalnya kan disini saya sebagai ketua.
8. Pada hari apa dan jam berapa program KPMS ini dilakukan ?
Jawab: biasanya setiap hari senin jam 10.00-12.00 dilakukan
9. Brapa kali penyuluhan ini dilakukan dalam seminggu ?
Jawab: dalam seminggu penyuluhan ini 1 minggu sekali dilakukan
10. Oleh siapa saja penyuluhan diberikan, dari dompet dhuafa saja atau dari intansi lain?
Jawab: penyuluhan diisi oleh pendamping mitra yaitu mbak amel namanya, pernah juga
dari Badan POM RI yang ngisi materi, ngasi penyuluhan tentang bagaimana
mengunakan bahan-bahan makanan yang baik dan tidak mengunakan bahan-
bahan pengawet dan zat pewarna tektil, trus kita dihimbau sebagai pedagang
supaya tidak menggunakan bahan-bahan itu kedalam makana yang kita jual
11. Apa saja yang bapak/ibu lakukan selama proses penyuluhan?
Jawab: ya saya ngedengerin materi-materi yang disampaiakn oleh pendamping ya saya
juga suka bertanya seputar materi yang tidak saya pahami, setelah acara
pemberian materi selesai saya berkumpul dengan kelompok untuk menagih iuran
yang sudah ditetapkan pada saat kita meminjam modal kepada dompet dhuafa.
12. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang narasumber?
Jawab: narasumbernya cukup baik, kalau lagi menyampaikan materi cukup jelas
13. Apakah bapak/ibu mengerti dengan materi yang disampaiakn?
Jawab: ya saya mengerti apa yang disampaikan oleh pendamping, tapi kalau saya gak
ngerti ya saya tanyakan kembali, biar saya tambah paham mbak.
14. Bagaimana suasana ditempat penyuluhan?
Jawab: penyuluhan kan dilaksanaiannya di aula kelurahan, itu karena kita belum punya
tempat sendiri, tapi cukup nyaman suasana di aula kelurahannya, aulanya
lumayan besar.
15. Apa sajakah yang bapak/ibu dapatkan dari program penyuluhan ini?
Jawab: banyak sekali mbak manfaat yang saya dapatkan selama mengikuti penyuluhan
ini terutama dalam masalah modal jualan saya terbantu banget. Kalau masalah
makanannya kita dikasi pengarahan, dikasi tau bahan-bahan apa yang boleh
digunkan dalam makanan dan bahan apa saja yang tidak bole dicampurkan
kedalam makanan, misalnya jangan pakai bahan pengawet kaya formalin dan
boraks soalnya itu bahaya banget buat tubuh manusia. Kan dari saya gak tau jadi
tau masalah kaya gitu.
16. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang program KPMS ini?
Jawab: program ini bagus sekali banyak manfaatnya yang saya dapatkan selama menjadi
mitra, banyak perubahan yang saya rasakan, tapi kan ada saja kendala disetiap
program itu, karena ini program swadaya msyarakat ya, saya sebagai ketua
kadang-kadang suka kesulitan kalau lagi mintai angsuran modal, yak an maklum
namanya pedagang suka pasang surut jualannya.
17. Ada tidak bedanya sebelun dan sesudah bpk/ibu mngikuti penyuluhan ini ?
Jawab: ya pasti ada perbedaanya seperti yang tadi saya sudah katakana dari saya tidak
tahu saya menjadi tahu, dari yang gak paham jadi paham, dari saya yang gak bisa
apa-apa saya jadi bisa, soalnya saya diajarin belajar computer juga mbak sama
orang MM nya, manfaatnya banyak yang saya rasain.
18. Kesulitan apa yang sudah teratasi dalam kaitan berdagang setelah mngikuti penyuluhan
ini?
Jawab: kesulitan yang sudah teratasi ya bnayak, pertama si masalah modal usaha ya
mbak, cukup terbantu sekali saya dengan adanya program ini, terus saya mau
belajar berdagang lebih baik lagi
19. Dengan adanya program KPMS ini, apakah bapak/ibu mendukung program ini?
Jawab: iya mbak saya mendukung sekali program ini, saya dikasi kepercayaan oleh
pendamping sebagai ketua ISM di pocin, jadi saya harus bertanggung jawab
sepenuhnya sama program ini.
20. Apa harapan bapak/ibu setelah mendapatkan penyuluhan ini?
Jawab: harapan saya si dengan adanya program penyuluhan ini, kita bisa lebih baik lagi,
lebih maju, terus lebih sadar sebagai pedagang yang jujur dengan tidak
menggunakan bahan-bahan berbahaya pada makanan yang kita jual pada
masyarakat.
Hasil
Wawancara IV
Nama : Ijah
Jabatan : Mitra MM/Pedagang
Tempat wawancara : Warung Nasi
Waktu Wawancara : 06 November 2012, Pukul 11.44-12.05
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi PKL di sini ?
Jawab: saya sudah berdagang selama 18 tahun
2. Apakah menjadi PKL sebagai mata pencarian utama bapak/ibu
Jawab: iya, saya jualan bantuin suami juga
3. Apa saja yang bapak/ibu jual sebagai PKL ?
Jawan: saya jualan nasi dan lauk pauk, gorengan, tapi suami saya yang jualan es cendol
4. Dari mana bapak/ibu tau program KPMS ini ?
Jawab: saya tau program ini dari temen-temen saya sesama pedang, ya saya tau dari pak
karso
5. Sudah berapa lama bapak/ibu mengikuti Program KPMS ini ?
Jawab: saya udah 2 tahun ikut program ini
6. Apa alasan bapak/ibu (PKL) mengikuti program KPMS ini?
Jawab: ya alesan saya ikut, biar dapet bantuan modal mbak
7. Apakah bapak/ibu rutin mengikuti program KPMS ini?
Jawab: ya rutin saya ikut
8. Pada hari apa dan jam berapa program KPMS ini dilakukan ?
Jawab: stiap hari senin jam 10.00-12.00
9. Brapa kali penyuluhan ini dilakukan dalam seminggu ?
Jawab: biasanya 1 minggu sekali
10. Oleh siapa saja penyuluhan diberikan, dari dompet dhuafa saja atau dari intansi lain?
Jawab: biasanya si penyuluhannya yang isi materi dari DD, tapi ada juga si dari BPOM
RI
11. Apa saja yang bapak/ibu lakukan selama proses penyuluhan?
Jawab: ya saya ngedengeri yang ngisi materi, biar saya paham apa yang lagi diomongin.
Trus mbak biasanya ada games juga biar ngehibur, ada tanaya jawab juga kalau
yang bisa jawab dikasi doreprize.
12. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang narasumber?
Jawab: bagus ko narasumbernya, bisa dimengerti apa yang dia sampein
13. Apakah bapak/ibu mengerti dengan materi yang disampaiakn?
Jawab: yang kadang ada yang saya ngerti kadang ada juga yang saya gak ngerti, maklum
lah mbak namanya juga ibu-ibu
14. Bagaimana suasana ditempat penyuluhan?
Jawab: suasananya nyaman, kan diadainnya di aula kelurahan, gede juga si tempatnya
15. Apa sajakah yang bapak/ibu dapatkan dari program penyuluhan ini?
Jawab: ya pokonya saya ikut program ini bermanfaat bgt dah buat saya, banyak yang
saya dapetin kaya materi-materi yang disampein, jadi saya tahu kalau makanan itu
jgangn dicampur-campur sama bahan penagwet berbahaya klo dimakan, tapi
selama saya dagang saya gak pernah make bahan-bahan kaya gitu.
16. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang program KPMS ini?
Jawab:program KPMS ini bagus mbak, banyak manfaatnya kita ikut program ini
17. Ada tidak bedanya sebelun dan sesudah bpk/ibu mengikuti penyuluhan ini ?
Jawab: ya ada lah mbak perbedannya, dulu kan sebelum ada program ini saya jualan pake
modal sendiri, kalau lagi sepi kurang modal, semenjak ada program penyuluhan
ini saya bisa pinjam modal buat dagangan saya ini. Trus saya suka ngikuti
penyuluhannya, dikasi materi-materi sama pendamping. Jadi saya banyak tau
tentang makanan sehat, makanan yang gak boleh pake bahan-bahan berbahaya
kaya pengawet sama pewarna tektil.
18. Kesulitan apa yang sudah teratasi dalam kaitan berdagang setelah mngikuti penyuluhan
ini?
Jawab: kesulitan yang sudah teratasi si udah pasti dalam modal dagang saya, banyak
kebantu. Terus saya percaya diri karena saya jualan makanan bebas dari bahan-
bahan berbahaya kaya yang tadi saya bilang.
19. Dengan adanya program KPMS ini, apakah bapak/ibu mendukung program ini?
Jawab: ya saya ngedukung banget, program ini ada pedagang disini banyak terbantu,
bukan dari modal ajah, dari pengetahuan juga kita dapat, terus solidaritas
kelompoknya ada.
20. Apa harapan bapak/ibu setelah mendapatkan penyuluhan ini?
Jawab: harapan saya si biar lebih baik ya mbak, jualan saya laris, saya jualan juga tenang,
semoga dengan adanya penyuluhan ini pedagang-pedagang sadar kalau kita jualan
itu harus jujur, gak curang make bahan-bahan kaya begituan.
Hasil
Wawancara V
Nama : Herman
Jabatan : Mitra MM/Pedagang Bubur Ayam
Tempat wawancara : Rumah
Waktu Wawancara : 06 November 2012, Pukul 12.08-12.35
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi PKL di sini ?
Jawab: saya sudah 15 tahun jualan
2. Apakah menjadi PKL sebagai mata pencarian utama bapak/ibu
Jawab: iya, saya kerja Cuma jadi pedagang ajah, gak kerja yang lain
3. Apa saja yang bapak/ibu jual sebagai PKL ?
Jawan: saya Cuma jualan bubur ayam
4. Dari mana bapak/ibu tau program KPMS ini ?
Jawab: saya tau program ini dari temen, saya diajak ikut gabung
5. Sudah berapa lama bapak/ibu mengikuti Program KPMS ini ?
Jawab: kurang lebih sudah 2 tahun saya ikut program ini
6. Apa alasan bapak/ibu (PKL) mengikuti program KPMS ini?
Jawab: ya gak ada alesan apa-apa si mbak, saya ikut yak arena pengen dapet bantuan
modal ajah dari dompet dhuafa
7. Apakah bapak/ibu rutin mengikuti program KPMS ini?
Jawab: saya gak rutin ikut soalnya kan saya dagang dari pagi sampe sore, jadi gak
sempet, kan kumpul kelompok jam 10 an, ya jadi saya gak sempet mbak, tapi
kalau saya lagi pulang cepet dagangnya saya suka ikut juga.
8. Pada hari apa dan jam berapa program KPMS ini dilakukan ?
Jawab: biasanya setiap hari senin jam 10.00-12.00
9. Brapa kali penyuluhan ini dilakukan dalam seminggu ?
Jawab: setiap 1 minggu sekali
10. Oleh siapa saja penyuluhan diberikan, dari dompet dhuafa saja atau dari intansi lain?
Jawab: kurang tau juga si waktu itu siapa aja yang ngasi materi, soalnya kan saya suka
telat ikut penyuluhannya, tapi waktu itu si dari orang dompet dhuafanya yang
ngasi materi, selain itu saya gak tau lagi.
11. Apa saja yang bapak/ibu lakukan selama proses penyuluhan?
Jawab: saya kalau lgi ngikutin penyuluhan ngedengerin yang lagi ngasi materi
12. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang narasumber?
Jawab: ya cukup bagus narasumbernya
13. Apakah bapak/ibu mengerti dengan materi yang disampaiakn?
Jawab: ada yang saya ngerti, ada juga yang gak saya ngerti, tapi saya suka nanya kalau
yang gak ngerti.
14. Bagaimana suasana ditempat penyuluhan?
Jawab: suasana ditempat penyuluhan lumayan bagus, biasanya kita pake aula kelurahan
mbak.
15. Apa sajakah yang bapak/ibu dapatkan dari program penyuluhan ini?
Jawab: yang saya dapat ya mbak, banyak si mbak, ya itu tadi dikasi materi kalau
daganagn yang kita jual itu jangan dipakei bahan-bahan pengawet, pewarna tektil
juga, banyak lah yang saya dapetin dari pengetahuan juga.
16. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang program KPMS ini?
Jawab: program ini si bagus ya, banyak membantu pedagang kaya kami ini
17. Ada tidak bedanya sebelun dan sesudah bpk/ibu mngikuti penyuluhan ini ?
Jawab: perbedanya si gak bnayak yah, Cuma si dari modal ajah cukup membantu, kan
dari dulu juga saya jualan sebelum ada program ini, jadi biasa-biasa ajah. Paling
bedanya kalau kumpul kelompok kita dikasi materi jadi kita sedikitnya tau lah,
berdagang yang jujur tanpa mengunakan bahan-bahan berbahaya.
18. Kesulitan apa yang sudah teratasi dalam kaitan berdagang setelah mngikuti penyuluhan
ini?
Jawab: kesulitan yang sudah teratasi si dimodal mbak, ya kita terbantu lah, selain itu gaka
ada, saya jualan lancar-lancar ajah.
19. Dengan adanya program KPMS ini, apakah bapak/ibu mendukung program ini?
Jawab: ya saya mendukung baget, bagus program ini ada diseitar pcin, banyak pedagang
yang terbantu dari kesulitan modal lah, dari cara menjual makanan yang sehat
20. Apa harapan bapak/ibu setelah mendapatkan penyuluhan ini?
Jawab: harapan saya si ingin lebih maju lagi
Hasil
Wawancara VI
Nama : Juriah
Jabatan : Mitra MM/Pedagang Mie Ayam
Tempat wawancara : Rumah
Waktu Wawancara : 06 November 2012, Pukul 12.40-12.52
1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjadi PKL di sini ?
Jawab: saya sudah 10 tahun berdagang
2. Apakah menjadi PKL sebagai mata pencarian utama bapak/ibu
Jawab: iya saya dari dulu Cuma jualan ajah mbak
3. Apa saja yang bapak/ibu jual sebagai PKL ?
Jawan: dulu si saya pedagang sembako, tapi kurang berjalan jadi saya ganti jualan mie
ayam
4. Dari mana bapak/ibu tau program KPMS ini ?
Jawab: saya tau program ini dari teman-teman pedagang yang lain
5. Sudah berapa lama bapak/ibu mengikuti Program KPMS ini ?
Jawab: saya sudah 2 tahun ikut program ini mbak
6. Apa alasan bapak/ibu (PKL) mengikuti program KPMS ini?
Jawab: saya ikut program ini untuk dapet bantuan modal dengan biaya cicilan ringan
mbak, selain itu juga ka ada pertemuan kelompok ya, disitu kita banyak dapat
materi yang dikasi sama mbak amel juga, jadi banyak dapet pengetahuan lah
mbak kita sebagai pedagang
7. Apakah bapak/ibu rutin mengikuti program KPMS ini?
Jawab: iya saya rutin ikut penyuluhan, rutin ikut kumpul kelompok juga
8. Pada hari apa dan jam berapa program KPMS ini dilakukan ?
Jawab: setiap hari senin, jam 10.00-12.00
9. Brapa kali penyuluhan ini dilakukan dalam seminggu ?
Jawab: biasanya seminggu sekali mbak
10. Oleh siapa saja penyuluhan diberikan, dari dompet dhuafa saja atau dari intansi lain?
Jawab: waktu yang saya ikut, acaranya diisi sama orang dari dopet dhuafa, pernah juga
dari BPOM RI yang ngisi acara, ngasi penyuluhan tentang pangan sehat dan
bebas dari bahan-bahan berbahaya.
11. Apa saja yang bapak/ibu lakukan selama proses penyuluhan?
Jawab: ya saya mendengarkan materi, terus tanya jawab seputar materi yang disampaikan
12. Bagaimana menurut bapak/ibu tentang narasumber?
Jawab: narasumbernya bagus mbak, yang dia omongin bisa dimengerti sama kita-kita
pedagang ini.
13. Apakah bapak/ibu mengerti dengan materi yang disampaiakn?
Jawab: ngerti si mbak, tapi kan ya yang namanya ibu-ibu suka ada lupanya, ya kalau itu
kadang-kadang saya suka nanya biar saya ngerti
14. Bagaimana suasana ditempat penyuluhan?
Jawab: suasanan ditempat penyuluhan lumayan bagus mbak, kita kan kalau ada acara pke
aula kelurahan, tempatnya lumayan gede juga buat nampung kita.
15. Apa sajakah yang bapak/ibu dapatkan dari program penyuluhan ini?
Jawab: Banyak mbak yang udah saya dapetin selam ikut penyuluhan 2 tahun ini, dari
bantuan modal yang alhamdulilah sekali saya terbantu, lebih lancar. Dari ilmu
pengetahun juga saya dapetin, dari saya yang gak tau apa-apa jadi tau, apalagi
seputar makanan sehat yang pernah disampaikan waktu penyuluhan, disini kan
saya jual makanan jadi saya belajar banyak mbak, kalau bahan-bahan berbahaya
kaya formalin, boraxs, pewarna tektil jangan dipake kedalam bahan makanan.
Tapi alhamdulilah saya selama jualan ini gak pernah pake bahan-bahan kaya
begituan mbak, kalau dagangan mie ayam saya gak abis, paling saya bagi-bagin
sama tetangga, dari pada kebuang mubazir, kan gak mungkin saya jual lagi buat
hari besoknya.
16. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang program KPMS ini?
Jawab: program ini bagus sekali mabak, banyak manfaatnya yang saya rasain
17. Ada tidak bedanya sebelun dan sesudah bpk/ibu mngikuti penyuluhan ini ?
Jawab: perbedannya ada mbak, saya jadi lebih semangat ajah jualannya, kan saya sudah
dibantu oleh program ini, jadi lebih percaya diri ajah deh.
18. Kesulitan apa yang sudah teratasi dalam kaitan berdagang setelah mngikuti penyuluhan
ini?
Jawab: kusulitan yang sudah teratasi ya mbak, banayak mbak itu yang pertama masalah
modal ya mbak, terus dari daganagn saya juga, orang-orang yang ngebeli
makanan saya jadi aman mau makan juga, gak takut kalau mie ayam yang saya
jual aman dari bahan-bahan berbahaya.
19. Dengan adanya program KPMS ini, apakah bapak/ibu mendukung program ini?
Jawab: ya saya mendukung banget program ini, soalnya udah banyak banget ngebantu
pedagang-pedagang kaya saya ini.
20. Apa harapan bapak/ibu setelah mendapatkan penyuluhan ini?
Jawab: harapan saya pada program penyuluhan ini terus maju, biar tambah sukses
kedepannya, biar bisa banyak membantu pedagang-pedangan seperti saya ini.
Saya juga berharap jualan saya tambah laris, jadi penyuluhan yang udah saya
dapat bisa saya gunakan dan saya terapkan dalam diri saya.
Hasil
Wawancara VII
Nama : Yuni
Jabatan : Penjaga Toko/Konsumen
Tempat wawancara : Warung Gado-gado
Waktu Wawancara : 06 November 2012, Pukul 13.00-13.18
1. Sudah berapa lama bapak/ibu membeli makanan di sini?
Jawab: Saya sudah 6 bulan menjadi pembeli disisni, soalnya warung nasinya deket sama
tempat kerja saya
2. Apa pendapat bapak/ibu tentang makanan yang dijual PKL dsini?
Jawab: makanannya si biasa ajah, terjangkau lah buat saya harganya cukup murah,
rasanya juga enak
3. Apa bapak/ibu tau PKL disini mengikuti Program KPMS?
Jawab: saya si kurang tau pedagang disini ikut Program KPMS, saya Cuma beli makanan
ajah disini, gak pernah nanya-nanya soal begituan sama yang dagangng disisni.
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang PKL yang mengikuti program penyuluhan
KPMS?
Jawab: Kalau emang betul pedagang disini ikut Program penyuluhan si bagus ya, jadi
mereka tau bagaimana berjualan makanan yang baik, terus cara menjajikan
makanannya lumayan bersih.
5. Apakah ada perubahan sebelum dan sesudah mendapatkan program penyuluhan KPMS?
Jawab: dari saya pertama beli makanan disini si yang saya liat tempat berjualannya sudah
mulai rapih, dbikin tenda-tenda jadinya pedagangnya kumpul disatu areal, dulu si
tempatnya kaya lapanagn terbuka gitu, sekarng jadi lebih rapih dan tertib.
Hasil
Wawancara VIII
Nama : Bapak Endang
Jabatan : Ketua RT/Konsumen
Tempat wawancara : Warung gado-gado
Waktu Wawancara : 6 November 2012, Pukul 13.30-15.00
1. Sudah berapa lama bapak/ibu membeli makanan di sini?
Jawab: saya selaku ketua RT disini, ya udah cukup lama jadi pembeli disini
2. Apa pendapat bapak/ibu tentang makanan yang dijual PKL dsini?
Jawab: meneurut saya cukup sederhana makanan yang dijual disini
3. Apa bapak/ibu tau PKL disini mengikuti Program KPMS?
Jawab: iya saya tau, saya sebagai ketua RT pernah diundang juga ikut penyuluhan ini
4. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang PKL yang mengikuti program penyuluhan
KPMS?
Jawab: oh..bagus dong kalau pedagang ikuti program seperti ini, pedagang jadi lebih
terarah, biasa jaga kebersihan dilingkungan jualannya, terus dapat penyuluhan
seperti menjauhu bahan-bahan pengawet, dan bahan kimia lainnya
5. Apakah ada perubahan sebelum dan sesudah mendapatkan program penyuluhan KPMS?
Jawab: ya saya sebenarnya tidak terlalu tau lebih jauh, tetapi tugas saya disini melihat apa
yang dijual disini, bahan-bahan apa yang mereka gunakan, kan takutnya
pedagang-pedagang disini ditakutkan menggunakan bahan-bahan yang berbahaya
seperti bahan kimia,disini tugas saya yang mengawasi sebagai ketua lingkungan,
karena kan ini smua yang berdagang warga saya, tapi saya yakin pedagang disini
tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti itu. Ya kurang lebihya ada lah
perbuhannya, pedagang sini udah mulai menjaga kebersihannya. Seberapa
tanggung jawab pedagang disini terhadap bantuan yang diberikan dompet dhuafa,
palingan saya memberi arahan kepada ,asyarakat saya sebagai pedagang disni.