studi komparatif fungsi perencanaan dakwah di...
TRANSCRIPT
i
STUDI KOMPARATIF FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH
DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA
PALEBON DAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK
SEMARANG PERIODE 2003-2008
SKRIPSI
untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Manajemen Dakwah (MD)
Tri Widiati 1101108
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO
SEMARANG
2008
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 (eksemplar)
Hal : Persetujuan Naskah
Usulan Skripsi
Kepada
Yth. Bapak Dekan Fakultas Da’wah
IAIN Walisongo Semarang
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana mestinya,
maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara/i :
Nama : Tri Widiati
NIM : 1101108
Jurusan : DAKWAH /MD
Judul Skripsi : STUDI KOMPARATIF FUNGSI PERENCANAAN
DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD
PAGI BERSAMA PALEBON DAN YAYASAN
BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG PERIODE
2003-2008
Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, Januari 2008
Pembimbing,
Bidang Substansi Materi, Bidang Metodologi & Tata tulis,
Dr. H. Awaludin Pimay, Lc., M Ag Dra Siti Prihatiningtyas, M.Pd. NIP. 150 299 491 NIP. 150 262 174
iii
SKRIPSI
STUDI KOMPARATIF FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI
YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON
DAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG
PERIODE 2003-2008
Disusun oleh
Tri widiati 1101108
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal : 28 Januari 2008
dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/ Dekan/Pembantu Dekan, Anggota Penguji, Hj.Yuyun Alfandi, Lc.MA Drs.H.Anasom,M.Hum NIP. 150 254 345 NIP. 150 262 748 Sekretaris Dewan Penguji/ Pembimbing Dra. Siti Prihartinigtyas, M.Pd Saerozi, S.Ag, M.Pd NIP. 150 262 174 NIP. 150 289 732
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri
dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan
yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan,
sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka
Semarang, Januari 2008 Tanda tangan
Tri Widiati
v
MOTTO
Artinya: Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (QS. Al Baqarah : 45) (Depag, 1997 : 45).
vi
PERSEMBAHAN
Dalam perjuangan mengarungi samudra Ilahi tanpa batas, dengan keringat dan air
mata kupersembahkan karya tulis skripsi ini teruntuk orang-orang yang selalu hadir dan
berharap keindahan-Nya. Kupersembahkan bagi mereka yang tetap setia berada di ruang
dan waktu kehidupan ku khususnya buat:
Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak Musanef dan Ibu Suwatni). Yang memberi
motivasi dan do'a dalam hidupku. Ridlamu adalah semangat hidup ku
Mertuaku tercinta yang telah memberi nasehat dalam menapak hidup ini.
Suamiku yang tercinta (Manshur Hidayat S.Pdi), yang telah memberi semangat
dan menemaniku dalam suka dan duka sehingga tersusun skripsi ini.
Kakak-kakakku tercinta (Mbak Sri Sugianti dan Mbak Tatik Nurjannah) yang
telah memberi semangat dan dorongan selama menyusun skripsi dan selalu
menasihatiku dalam menapak hidup ini.
Teman-temanku senasib seperjuangan (spesial Bihah, Minan, Fiyah, Awal,
Efriyadi, Nafi'), dan anak kost A 34 serta yang tak dapat kusebutkan satu persatu
yang selalu bersama dalam canda dan tawa.
Penulis
vii
ABSTRAKSI
Skripsi ini berjudul: Studi Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah Di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang Periode 2003-2008.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui penerapan fungsi perencanan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon, (2) mengetahui penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Banyumanik dan (3) mengetahui persamaan dan perbedaan fungsi perencanaan dakwah antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan manajemen dakwah, sedangkan spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer atau sumber data utama yang diperoleh dari wawancara langsung pada Yayasan Amal Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang, dan sumber data sekunder berupa arsip, dokumen, struktur organisasi serta program kerja. Teknik pengumpulan data meliputi : observasi, dokumentasi, wawancara. Analisis datanya dengan menggunakan proses berfikir induktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang cukup memberikan dampak yang signifikan dalam mewujudkan proses penyelenggaraan dakwah secara profesional dan proporsional. Hal ini dapat dilihat dari penerapan prinsip-prinsip dan pola perencanaan dalam lembaga tersebut, hanya saja prinsip-prinsip dan pola perencanaan yang ada belum mencerminkan manajemen perencanaan secara ideal. Sehingga masih diperlukan upaya pembenahan dan pengembangan terhadap pola manajerial perencanaan yang ada dalam menjawab dan mengikuti perkembangan zaman.(2) Penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Semarang dapat dikatakan memberikan pengaruh yang sangat penting dalam memajukan dan mengembangkan proses penyelenggaraan dakwah secara ideal. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi fungsi manajemen khususnya perencanaan dakwahnya dikembangkan oleh lembaga tersebut. Meskipun secara umum perencanaan yang dilakukan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang sudah baik, namun masih ada kekurangan dan kelemahan yang perlu dikembangkan lebih baik lagi sesuai dengan target yang telah ditetapkan.(3) Terdapat titik persamaan dan perbedaan pola manajemen perencanaan yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang yang senantiasa
telah menganugerahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis. Sholawat serta
salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad, yang telah
membimbing umatnya kepada jalan kebenaran.
Dalam rangka menyelesaikan karya skripsi dengan judul ”Studi
Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang”. Karya skripsi
ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial
Islam (S.Sos.I) bidang jurusan Manajemen Dakwah (MD) di Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis merasa bersyukur atas bantuan dan
dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi penulis dengan baik. Oleh karena itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Rektor IAIN Walisongo, yang telah memimpin lembaga tersebut dengan
baik
2. Bapak Drs. H. M. Zain Yusuf, MM selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Bapak Dr. H. Awaludin Pimay, Lc., M Ag selaku Dosen pembimbing I dan Dra
Siti Prihatiningtyas, M.Pd. selaku Dosen pembimbing II yang telah berkenan
membimbing dengan keikhlasan dan kebijaksanaannya meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan-pengarahan hingga
terselesaikannya skripsi ini.
ix
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan di lingkungan civitas akademik Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan pelayanan yang
baik serta membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
5. Kepala perpustakaan IAIN Walisongo Semarang serta pengelola perpustakaan
Fakultas Dakwah yang telah memberikan pelayanan kepustakaan dengan baik.
6. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, Suami, dan kakak-kakakku
7. Teman-temanku mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, khususnya kepada
mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Terutama ditujukan
kepada teman-temanku di jurusan Manajemen Dakwah.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan yang ideal dalam arti sebenarnya, namun penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Nasrun Minallah Wafathun Qorieb
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang, Januari 2008
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING……………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….. iii
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………………….. iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………... vi
ABSTRAKSI…………………………………………………………………………. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………………….... viii
HALAMAN DAFTAR ISI…………………………………………………………… x
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
1.2. Perumusan Masalah………………………………………………….. 7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………. 8
1.4. Penelusuran Literatur………………………………………………… 9
1.5. Metodologi Penelitian………………………………………………... 12
1.5.1. Jenis Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian…………………… 12
1.5.2. Definisi Operasional…………………………………………… 13
1.5.3. Sumber Data……………………………………………………. 15
1.5.4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………... 16
1.5.5. Teknik Analisis Data…………………………………………… 18
1.6. Sistematika Penulisan Penelitian……………………………………... 18
BAB II : DAKWAH DAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH
2.1. Dakwah………………………………………………………………. 21
2.1.1. Pengertian Dakwah…………………………………………….. 21
2.1.2. Tujuan Dakwah………………………………………………… 23
xi
2.1.3. Unsur-unsur Dakwah…………………………………………... 25
2.2. Fungsi Perencanaan Dakwah………………………………………… 32
2.2.1. Pengertian Perencanan Dakwah………………………………... 32
2.2.2. Manfaat Perencanaan Dakwah…………………………………. 35
2.2.3. Langkah-langkah Perencanaan Dakwah……………………….. 38
BAB III : GAMBARAN UMUM DAN PENERAPAN FUNGSI
PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN
AHAD PAGI BERSAMA PALEBON SEMARANG
3.1. Profil Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
Semarang……………………………………………………………… 46
3.1.1. Sejarah berdirinya……………………………………………… 46
3.1.2. Struktur Organisasi…………………………………………….. 50
3.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Yayasan Amal Pengajian
Ahad Bersama Palebon Semarang……………………………………. 53
3.2.1. Forecasting……………………………………………………... 53
3.2.2. Objectives………………………………………………………. 54
3.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah………………………….. 54
3.2.4. Penetapan metode……………………………………………… 55
3.2.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 56
3.2.6. Penetapan lokasi………………………………………………... 57
3.2.7. Penetapan biaya………………………………………………… 58
3.3. Program kerja Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon ……………………………………………………………….. 58
BAB IV : GAMBARAN UMUM DAN PENERPAN FUNGSI
PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN BIMATAMA
BANYUMANIK SEMARANG
4.1. Profil Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang…………………... 63
4.1.1. Sejarah berdirinya……………………………………………… 63
4.1.2. Struktur Organisasi…………………………………………….. 65
4.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang………………………………………………. 66
xii
4.2.1. Forecasting…………………………………………………….. 66
4.2.2. Objectives……………………………………………………… 67
4.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah………………………….. 67
4.2.4. Penetapan metode……………………………………………… 68
4.2.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 70
4.2.6. Penetapan lokasi………………………………………………... 72
4.2.7. Penetapan biaya………………………………………………… 73
4.3. Program kerja Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang………….. 73
BAB V : ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN
AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA PALEBON DAN
YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK SEMARANG
5.1. Analisis tentang Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang…………………… 77
5.1.1. Forecasting……………………………………………………... 77
5.1.2. Objectives………………………………………………………. 78
5.1.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah………………………….. 79
5.1.4. Penetapan metode……………………………………………… 80
5.1.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 81
5.1.6. Penetapan lokasi……………………………………………….. 81
5.1.7. Penetapan biaya…………………………………………........... 82
5.2. Analisis tentang Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang……………………………………………….. 82
5.2.1. Forecasting……………………………………………………... 82
5.2.2. Objectives……………………………………………………… 84
5.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah…………………………. 85
5.2.4. Penetapan metode……………………………………………… 86
5.2.5. Penetapan jadwal (schedule)…………………………………… 87
5.2.6. Penetapan lokasi……………………………………………….. 88
5.2.7. Penetapan biaya………………………………………………… 88
5.3. Analisis Program Kerja Terealisasi…………………………………... 90
5.4. Persamaan dan Perbedaan Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan
xiii
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang……………………………………………….. 92
5.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persamaan dan Perbedaan
Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik
Semarang……………………………………………………………… 94
BAB VI : PENUTUP
6.1. Kesimpulan…………………………………………………………… 100
6.2. Saran-saran…………………………………………………………… 102
6.3. Penutup……………………………………………………………….. 103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :Tri Widiati
NIM : 1101108
Tempat / tgl. lahir : Brebes, 19 September 1981
Alamat Asal : Jl. Pemuda No.32 RT 03 RW 01 Jatibarang Brebes
Pendidikan : - SDN 02 Jatibarang
- MTs.N Slawi
- MAN I Brebes
- Fakultas Dakwah Jurusan Manajemen Dakwah IAIN
Walisongo Semarang Angkatan 2001
Demikian daftar riwayat hidup pendidikan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
dan harap maklum adanya.
Semarang, Januari 2008
Tri Widiati
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong
pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan
dan kemunduran umat Islam, sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah
yang dilakukannya. Berdakwah adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim
dengan segala bentuknya. Penyampaian ajaran Allah dan RasulNya kepada
orang lain (al Maidah : 67), dengan menjalankan segala perintahNya
mengajak kepada seluruh umat manusia untuk berbuat kebaikan dan
melarang berbuat kejahatan (ali Imran : 104). Baik dengan cara memberikan
washiyah atau nasehat ataupun dengan jalan berjuang demi menegakkan
agama Allah (at Taubah : 88). Sebaliknya, azabnya akan turun kepada siapa
saja yang enggan melakukan kegiatan dakwah (al-Maidah: 79).
Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam surat Ali ‘Imran ayat 104
yang berbunyi:
ويون إلى الخعدة يأم كممن كنن رلتوهنيوف ورعون بالمرأميو ـيك عن المنكر )104: أل امران ( نوحلفم الم ه واول
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S Ali Imran: 104).
2
Selain itu disebutkan juga dalam al-Qur’an Surat al-Maidah ayat 67
yang berbunyi :
☺
☺
)67: املا ئده (
Artinya: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (Q.S al Maidah : 67).
Dari ayat-ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap muslim diwajibkan
menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh umat manusia dengan ber-
amar makruf nahi munkar, berjihad, memberi nasehat dan sebagainya.
Agama Islam berfungsi sebagai rahmat dan nikmat bagi
manusia seluruhnya, maka Allah mewahyukan agama ini sebagai
penyempurna agama-agama sebelumnya yang meliputi aspek-aspek
dasar tentang dunia dan akhirat, yang mana dapat membimbing
manusia kepada kebahagiaan lahir batin di dunia dan akhirat. Hal ini
semua bisa tercapai salah satunya dengan adanya dakwah
Dakwah merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib
dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban ini tercermin dari konsep amar
3
ma’ruf dan nahi mungkar; yakni perintah untuk mengajak masyarakat
melakukan perilaku positif-konstruktif sekaligus mengajak mereka untuk
meninggalkan dan menjauhkan diri dari perilaku negatif-destruktif. Konsep
ini mengandung dua implikasi makna sekaligus; yakni prinsip perjuangan
menegakkan kebenaran dalam Islam serta upaya mengaktualisasikan
kebenaran Islam tersebut dalam kehidupan sosial guna menyelamatkan
mereka dan lingkungannya dari kerusakan (al-fasad).
Pada hakekatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani
(teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
beriman dalam bidang kemasyarakatan secara teratur untuk mempengaruhi
cara merasa, berfikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran
kenyataan individual dan sosiokultural dalam rangka mengusahakan
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan
menggunakan cara tertentu.
Mengingat fungsi dan peran dakwah yang demikian penting dan
menentukan, maka pengertian dakwah dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya, harus dipahami secara tepat dan benar, sejalan dengan ketentuan
al-Qur`an, sunnah rasul, dan sirah nabawiyah yang berisikan petunjuk
bagaimana dakwah itu dilakukan, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi
yang istiqamah dan tangguh; dan melahirkan tatanan kehidupan masyarakat
yang Islami.
Masyarakat sebagai obyek dakwah atau sasaran dakwah merupakan
salah satu unsur penting. Oleh karenanya masalah yang terjadi pada
4
masyarakat dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah
kepada aktivitas dakwah yang sebenarnya. Sebagai bekal dakwah bagi
seorang dai atau mubaligh hendaknya melengkapi dirinya dengan beberapa
pengetahuan dan pengalaman yang hubungannya erat dengan masalah yang
dihadapi masyarakat itu sendiri. Di samping itu juga dakwah berupaya
membina masyarakat Islam yang lebih berkualitas (khairu ummah) yang
dibina dengan ruh tauhid dan ketinggian nilai-nilai Islam (Syukir,1983:65).
Tujuan dakwah secara umum adalah menyelamatkan umat manusia
dari lembah kegelapan dan membawanya ke tempat yang terang benderang
dari jalan yang sesat kepada jalan yang lurus, dari lembah kemusyrikan
dengan segala bentuk kesengsaraan menuju tauhid yang menjanjikan
kebahagiaan (Pimay, 2006: 8).
Untuk mencapai tujuan dakwah, terlebih dahulu tujuan-tujuan umum
ini harus dirumuskan ke dalam tujuan yang lebih operasional dan dapat
dievaluasi. Selain itu diperlukan juga perencanaan yang strategis,
sistematis, pengorganisasian yang baik, pelaksanaan yang teratur, terarah,
dan pengawasan kegiatan yang tertib terhadap hasil-hasil yang akan dicapai.
Penyelenggaraan dakwah dapat berjalan dengan efektif dan efisien
bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu
dengan matang. Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat
berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi, sehingga dapat
dipertimbangkan kegiatan-kegiatan apa yang harus didahulukan dan
kegiatan-kegiatan mana yang harus dikemudiankan. Atas dasar inilah maka
5
kegiatan-kegiatan dakwah dapat diurutkan sedemikian rupa, tahap demi
tahap yang mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran dan tujuan yang
ditetapkan. Perencanaan juga memungkinkan dipilihnya tindakan-tindakan
yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi yang benar-benar dihadapi
pada saat dakwah diselenggarakan (Shaleh,1977 : 48).
Dalam menghadapi berbagai masalah yang semakin berat dan
kompleks, sebagai akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, globalisasi dan tuntutan kebutuhan, maka kiranya kegiatan
dakwah yang dilakukan perorangan kurang memadai. Oleh karena itu
hendaknya dilakukan melalui sebuah kelembagaan yang ditata dengan baik
dan menghimpun berbagai keahlian yang diperlukan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka manajemen pada lembaga
dakwah sangat diperlukan, agar dalam menyusun, merencanakan,
mengorganisasikan, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan dakwah
mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan adanya
persiapan dan rencana yang matang diharapkan usaha dakwah Islam bisa
dan mampu menghadapi problema yang ada. Persiapan perencanaan,
strategi dan usaha dakwah Islam meliputi pula sumber daya, para
pelaksananya yang tentu memiliki kemampuan dan mereka diorganisir
dalam kesatuan lembaga dakwah.
Apabila dilihat dari kuantitas, lembaga dakwah yang ada di
Indonesia jumlahnya cukup banyak, yang seharusnya membawa
peningkatan kualitas dan kuantitas umat. Namun kenyataannya jumlah yang
6
banyak belum mencerminkan peningkatan lembaga-lembaga atau
organisasi-organisasi dakwah Islam pada umumnya seperti apa yang
diharapkan. Hal ini karena tidak ada kesatuan antara teori strategis, teknik
perencanaan dan pelaksanaan dakwah. (Ahmad, 1983: 4).
Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai,
demikian juga Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
Semarang dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang yang berazaskan
Pancasila sudah barang tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Yayasan Amal Pengajian dan
Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang membuat rencana kerja yang
berupa program kerja untuk satu periode kepengurusan yaitu program kerja
jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Kedua yayasan ini ditinjau dari aspek pendidikan telah berkembang
cukup baik, hal itu ditandai dengan banyaknya alumni dari yayasan tersebut
diterima masuk dalam jenjang pendidikan SLTA yang terbilang bermutu
baik dari segi kualitas maupun fasilitas pengembangannya. Namun, dalam
aspek dakwah yang diimplementasikan dalam bentuk pengajian misalnya
belum berjalan sebagaimana diharapkan. Hal ini ditandai dengan kurang
meningkatnya jumlah jama'ah pengajian. Kurang antusiasnya peserta
pengajian mengakibatkan tertinggalnya pengembangan dakwah di kedua
yayasan itu dibandingkan dengan aspek pengembangan pendidikan. Adapun
menariknya kedua yayasan ini dibandingkan adalah karena ditinjau dari
aspek pengembangan pendidikan dan dakwah Yayasan Bimatama
7
Banyumanik Semarang lebih maju dari Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon Semarang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka jelaslah bahwa pada dasarnya
perencanaan yang terdapat pada kedua yayasan ini sudah berjalan dengan
baik, namun masih ada kekurangannya, yaitu masih adanya pelaksanaan
kegiatan yang tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Atas dasar
itu mendorong peneliti mengangkat tema ini. Sedangkan alasan peneliti
memfokuskan pembahasan pada aspek perencanaan adalah karena
perencanaan merupakan titik tolak pertama dari suatu organisasi atau
lembaga apakah organisasi atau lembaga itu bisa mencapai hasil hasil yang
diharapkan atau tidak, maka hal itu tergantung pada aspek perencanaannya.
Jika aspek perencanaannya sudah dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan
prinsif atau fungsi manajemen maka bisa diharapkan bahwa organisasi atau
lembaga tersebut mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti
permasalahan dalam sebuah skripsi yang berjudul “Studi Komparatif Fungsi
Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas,
maka sesuai dengan judul penelitian ini, penulis mengajukan rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
8
1. Bagaimanakah penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal
pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang?
2. Bagaimanakah penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan
Bimatama Semarang?
3. Bagaimanakah persamaan dan perbedaan fungsi perencanaan dakwah di
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan memberikan solusi
sebagaimana telah disebutkan pada perumusan masalah tersebut. Adapun
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan
Amal pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang.
b. Untuk mengetahui penerapan fungsi perencanaan dakwah di Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang.
c. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan fungsi perencanaan
dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan
Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
1.3.2 Manfaat Penelitian
9
Hasil penelitian ini diharapkan berguna dan mampu memberikan
sumbangsih kepada pihak-pihak terkait. Adapun manfaat dari penelitian ini
sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diarahkan untuk : pertama, memberikan
rujukan pelaksanaan dakwah yang dikelola secara modern oleh kedua
lembaga dalam hal ini adalah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
Kedua, memberikan pola acuan integrasi-teoritik perencanaan dakwah
dengan permasalahan yang ada. Ketiga, memberikan masukan dan solusi
alternatif yang konstruktif terhadap para pelaku dakwah dalam hal
penerapan manajemen dakwah khususnya dalam hal perencanaan.
2. Secara praktis penelitian diharapkan menambah kasanah intelektual
khususnya sebagai bahan literatur atau referensi dalam rangka
pengembangan keilmuan dalam ilmu dakwah secara ideal.
1.4. Penelusuran Literatur
Pembahasan tentang fungsi perencanaan memang telah banyak yang
menelitinya karena proses penyelenggaraan dakwah Islam tidak dapat
berhasil tanpa adanya perencanaan yang logis dan sistematis. Sebagaimana
dilihat pada kenyataan yang ada bahwa dakwah Islam dihadapkan pada
berbagai realitas sosio-kultural yang secara dinamis selalu berubah sebagai
akibat tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, globalisasi dan
tuntutan kebutuhan. Sedangkan pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai
10
Islam masih jauh dari apa yang diharapkan yaitu memahami Islam secara
kaffah.
Pada penelitian dakwah lebih memfokuskan pada fungsi perencanaan
karena sangat diperlukan untuk mensikapi dan memberikan solusi terhadap
persoalan-persoalan yang berkembang di masyarakat. Sehingga tidak asing
lagi apabila banyak yang melakukan penelitian dan pembahasan tentang
fungsi perencanaan dakwah baik dalam buku-buku tentang dakwah maupun
penelitian skripsi.
Dalam penelitian di perpustakaan penulis menemukan beberapa
skripsi yang memiliki relevansi dan kesesuaian dengan pembahasan dan
kajian di atas. Skripsi yang dimaksud yaitu skripsi yang berjudul
“Perencanaan dan Pengembangan Strategi Dakwah pada Taman Kanak Al
Qur’an di Kodya Semarang” disusun oleh Hikmatin Dwi Muryodewi
(1997). Pada intinya penulis skripsi menjelaskan, anak sebagai salah satu
sasaran dakwah merupakan aset besar dalam pembentukan generasi yang
berkualitas. Umat Islam saat ini mulai memperhatikan pendidikan agama
terhadap anaknya. Karena pendidikan agama di sekolah formal belum
mencukupi, maka alternatif lain yaitu memasukkan anaknya di TK al-
Qur’an. TK al-Qur’an adalah tempat belajar al-Qur’an yang diharapkan
mampu mengajarkan al-Qur’an dengan penuh kenyamanan dan
kegembiraan. Lebih dari itu TK al-Qur’an juga tempat menanamkan dan
meletakkan ajaran Islam yang diharapkan mampu mengembangkan seluruh
aspek perkembangannya. Metode-metode yang diterapkan harus mendorong
11
agar seluruh aspek perkembangan anak bisa berkembang dengan baik di TK
al-Qur’an berdasarkan pertimbangan agama dan psikologis.
Skripsi yang disusun Nurul Anwar, 1997, dengan judul: "Eksistensi
Kelompok Pengajian Raudhatus Sholihah Dalam Rangka Membina
Keberagamaan Karyawati PT Simoplas Kodia Semarang". Dalam skripsi ini
dijelaskan, eksistensi Raudhatus Sholihah adalah sebagai wadah, media,
lembaga pendidikan non formal dan sebagai alat pemersatu (Ukhuwah
Islamiyah) di lingkungan karyawati. Sebagai wadah ia tidak kurang
menampung 70 anggota dan kepada mereka dilakukan pembinaan
keagamaan, sebagai media karena digunakan untuk menyelenggarakan
kegiatan pembinaan. Sebagai lembaga pendidikan non formal karena secara
definitif setiap majlis taklim merupakan lembaga pendidikan non formal
bidang agama untuk orang dewasa dan sebagai alat pemersatu (Ukhuwah
Islamiyah). Eksistensi Raudhatus Sholihah telah mampu menjadi alat untuk
mengikat dan menyatukan karyawati dalam satu organisasi karena adanya
persamaan visi, persepsi dan religi.
Skripsi yang disusun Hanik Siti Musthofiyah, 2007, dengan judul:
"Aplikasi Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengajian Pahingan di Pondok
Pesantren Sunan Kalijaga Patebon Kendal. " Dalam skripsi ini
diungkapkan, Pondok Pesantren Sunan Kalijaga merupakan salah satu
lembaga yang ada di daerah Kendal untuk program kegiatan yang ditujukan
untuk masyarakat diantaranya pengajian yang merupakan program unggulan
12
dari Pondok Pesantren tersebut hal ini dikarenakan semakin bertambahnya
jamaah dari tahun ke tahun.
Dalam pelaksanaan pengajian pahingan memanfaatkan fungsi-fungsi
manajemen di antaranya: perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan
pengendalian. Fungsi ini akan mempermudah pelaksanaan pengajian
pahingan dan mempermudah dalam memberi pelayanan pada jamaah
pengajian.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan penelitian sebagaimana
yang telah dijelaskan berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu
terfokus pada judul “Studi Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah Di
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang”. Dalam penelitian ini penulis mencoba
memaparkan sejauhmana keaktifan suatu penyelenggara dakwah yang lebih
memfokuskan pada penerapan fungsi perencanaan dakwah dalam proses
pelaksanaan dakwah Islamiyah.
1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1. Jenis dan Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian.
Sesuai rumusan masalah yang ada dengan pertimbangan bahwa
dalam penelitian ini mengejar yang terukur, menggunakan logika matematik
dan membuat generalisasi atau neraca mengamodasi deskripsi verbal
menggantikan angka, atau menggabungkan olahan statistik dengan olahan
verbal dengan pola pikir tetap kuantitatif, maka jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif (Yahya, 2003 : 33-38). Dalam konteks penelitian ini,
13
peneliti dalam memperoleh data tidak diwujudkan dalam bentuk angka,
namun data itu diperoleh dalam bentuk penjelasan dan berbagai uraian yang
berbentuk lisan maupun tulisan. Penelitian kualitatif secara garis besar
dikelompokkan menjadi 3 yaitu : penelitian kualitatif naturalistik, penelitian
kualitatif teks, dan penelitian kualitatif histories. Dari ketiga model diatas
penelitian ini sesuai dengan judulnya masuk pada model pertama, yaitu
penelitian kualitatif naturalistik.
1.5.2 Definisi Operasinal.
Definisi operasional ini merupakan upaya memperjelas ruang
lingkup penelitian. Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menguraikan
beberapa batasan menyangkut definisi judul untuk menghindari
kesalahpahaman pemaknaan.
Studi dapat diartikan kajian, telaah, penelitian atau penyelidikan
ilmiah ( KBBI, 1988 : 860 ) atau dapat diartika pula sebagai suatu
pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis suatu kasus
secara mendalam dan utuh, sedangkan komparatif adalah sebagai
perbandingan. Studi komparatif diartikan sebagai model dalam penelitian
yang membandingkan dua atau lebih obyek untuk dikaji dan dianalisis
secara mendalam dan utuh dalam kasus gejala-gejala sosial.
Menurut Sudarto, proses perbandingan ini dikarenakan beberapa hal
yaitu mungkin konsep keduanya dekat, mungkin perbandingan dilakukan
mengenai suatu masalah atau yang dibandingkan merupakan pertentangan,
mungkin sangat serupa mungkin juga dalam perspektif yang merupakan
14
pertentangan untuk mencari jalan keluar, sedang yang serupa mencari
pemikiran yang lebih mantap dan definitif (Sudarto, 1997 : 50 ). Secara
opersional studi komparatif diartikan sebagai proses perbandingan antara
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang.
Perencanaan maksudnya proses, cara, perbuatan merencanakan
(merancangkan) (Tim Penyusun Kamus, 2003: 946). Sedangkan dakwah di
sini diartikan sebagai seruan untuk memeluk, mempelajari dan
mengamalkan ajaran agama (Tim Penyusun Kamus, 2003: 946). Dakwah
Islam secara konseptual menurut Ali Mahfudz adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka
berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat (Rauf, 1987 :10). Secara
operasional dakwah Islam diartikan sebagai penyebarluasan nilai-nilai
keislaman kepada masyarakat.
Jadi maksud dari perencanaan dakwah dalam penelitian ini adalah
suatu ketentuan, keputusan dan persiapan yang mesti dilakukan dalam suatu
aktifitas dakwah untuk menciptakan kondisi kehidupan beragama Islam di
masa mendatang yang lebih baik. Dalam hal ini fungsi perencanaan dakwah
yang dimaksud adalah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
Dari sini dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan " Studi
Komparatif Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian
15
Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik
Semarang " diarahkan pada obyek :
a. Sinergi dan kinerja dakwah pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon.
b. Sinergi dan kinerja dakwah pada Yayasan Bimatama Banyumanik
Semarang.
c. Mencari titik singung dan titik beda antara keduanya.
1.5.3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu data
primer atau utama dan data sekunder atau tambahan. Menurut Lexy
Moleong sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah “ kata-kata “
dan “tindakan “,selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-
lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam
kata-kata, tindakan dan sumber data tertulis.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer atau utama dalam penelitian ini berupa kata -
kata dan tindakan orang -orang yang diamati atau di wawancarai. “kata-
kata disini diarahkan pada proses wawancara dengan pihak pengelola
lembaga. Metode ini secara lebih lanjut diaplikasikan pada proses
wawancara kepada pimpinan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
Sedangkan “ tindakan diarahkan pada aspek manajemen yang terkait
dengan pola penyampaian. Penggalian data disini dilakukan dengan cara
16
mencari data-data tertulis yang berkaitan dengan perencanaan dakwah
dan proses dakwah yang dilakukan oleh Yayasan Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
Sumber data utama dalam penelitian ini di catat melalui catatan tertulis
atau melalui perekam.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini lebih diarahkan pada
data-data pendukung dan data-data tambahan. Dalam hal ini berupa
sumber data tertulis. Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang
berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber dari arsip,
dokumen, buku-buku ilmiah.
1.5.4. Teknik Pengumpulan Data
Ada tiga metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini. Metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang akan diselidiki ( Hadi, 1989 : 136)
serta mengadakan pertimbangan-pertimbangan sehingga menemukan
hasil dan penilaian yang tepat ( Arikunto, 1997 : 204 ). Penggunaan
metode ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan pengetahuan
tentang tentang objek penelitian, yakni Yayasan Amal pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang
baik yang berkaitan dengan kondisi kedua lembaga dakwah tersebut,
17
proses administrasi, program kerja dan sebagainya. Selain itu juga
metode ini digunakan untuk menggali data-data langsung dari lokasi
penelitian. Penulis menggunakan teknik observasi tidak langsung
(observation non- participant), yaitu penulis tidak terlibat langsung
dalam kegiatan manajemen dakwah yang dilakukan di Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang.
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Usman
dan Akbar, 1996 : 73). Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
data yang telah ada baik berupa buku-buku induk, biografi, arsip, akta
notaris dan lainnya. Dalam hal ini penulis menggunakan dokumen atau
arsip yang ada di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang sebagai dokumen yang
penting guna mengetahui data operasional lembaga yang telah disusun
sehingga data yang penulis kumpulkan menjadi valid.
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seorang yang
berwenang tentang suatu masalah (Arikunto, 1997 : 202), yang
dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian
( Hadi, 1989 : 193 ) metode ini digunakan untuk mewancarai pimpinan
18
kedua lembaga tersebut untuk memperoleh tentang sejarah berdirinya
dan perkembangannya.
1.5.5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1989:
263). Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
analisis induktif yaitu mengambil kesimpulan-kesimpulan yang
berangkat dari pernyataan yang bersifat khusus menuju pada kesimpulan
yang bersifat umum. Dengan demikian penelitian ini bertujuan
melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik bidang-bidang
tertentu secara faktual dan cermat dengan menggambarkan keadaan atau
status fenomena (Arikunto, 1997 : 209).
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi di bawah ini dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat diketahui topik-topik bahasannya beserta alur
pembahasannya. Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab pertama berisi pendahuluan, yang didalamnya mencakup
tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, penelusuran literatur, metodologi penelitian serta dilanjutkan
dengan sistematika penulisan skripsi.
Bab kedua merupakan landasan teori yang terdiri dari: pertama
,membahas kajian tentang dakwah yang di dalamnya terdapat pengertian
19
dakwah, tujuan dakwah, unsur-unsur dakwah. Kedua, membahas tenang
fungsi perencanaan dakwah yang terdiri dari pengertian perencanaan
dakwah, manfaat perencanaan dakwah, langkah-langkah perencanaan
dakwah.
Bab ketiga merupakan gambaran umum obyek penelitian yang
terdiri dari : profil Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
(sejarah dan latarbelakang berdirinya, struktur organisasi, tujuan berdirinya
organisasi), profil Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang (sejarah dan
latarbelakang berdirinya, struktur organisasi, dan tujuan berdirinya ).
Bab keempat berisi penerapan fungsi perencanaan dakwah yang
akan diteliti dalam skripsi ini pertama, data-data dari Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon yang terdiri dari : rencana strategis,
rencana operasional, dan program kerja Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon . kedua, data-data dari Yayasan Bimatama Banyumanik
Semarang yang terdiri dari rencana strategis, rencana operasional, dan
program kerja Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
Bab kelima, membahas Analisis data fungsi perencanaan dakwah di
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang yang meliputi : analisis fungsi
perencanaan dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon, analisis penerapan fungsi perencanaan dakwah di fungsi
perencanaan dakwah di Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang, analisi
rencana strategis, analisis rencana operasional, analisis program kerja,
20
persamaan dan perbedaan antara Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan dan persamaan antara Yayasan
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang
Bab IV Penutup. Bab ini berisi simpulan-simpulan, saran-saran, dan
kata penutup.
Setelah terselesaikannya penulisan skripsi ini dari bab I hingga bab
IV, penulis melengkapinya dengan daftar kepustakaan, lampiran-lampiran
serta daftar riwayat hidup penulis.
21
BAB II
DAKWAH DAN FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH
2. 1. Dakwah
2.1.1. Pengertian Dakwah
Dalam pengertian keagamaan, dakwah memasukkan aktifitas tabligh
(penyiaran), tatbiq (penerapan/pengamalan) dan tandhim (pengelolaan)
(Sulthon, 2003: 15). Kata dakwah berasal dari bahasa Arab dalam bentuk
masdar (infinitif) dari kata kerja da'â ( دعا ) yad'û (يدعو ) da'watan (دعوة),
di mana kata dakwah ini sekarang sudah umum dipakai oleh pemakai bahasa
Indonesia, sehingga menambah perbendaharaan bahasa Indonesia (Munsyi,
1981: 11).
Kata da'wah (دعوة ) secara harfiyah bisa diterjemahkan menjadi:
"seruan, ajakan, panggilan, undangan, pembelaan, permohonan (do'a)
(Pimay, 2005: 13). Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat tentang
definisi dakwah, antara lain: menurut Ya'qub (1973 : 13), dakwah adalah
mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti
petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Menurut Anshari (1993: 11) dakwah adalah
semua aktifitas manusia muslim di dalam usaha merubah situasi dari yang
buruk pada situasi yang sesuai dengan ketentuan Allah SWT dengan disertai
kesadaran dan tanggung jawab baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan
terhadap Allah SWT. Menurut Umar (1985: 1) dakwah adalah mengajak
manusia dengan cara bijaksana menuju pada jalan yang benar sesuai dengan
22
perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan
di akhirat.
Definisi lainnya dikemukakan Umary (1969 : 52) dakwah adalah
mengajak orang kepada kebenaran, mengerjakan perintah, menjauhi
larangan agar memperoleh kebahagiaan di masa sekarang dan yang akan
datang. Menurut Sanusi (Sanusi, tth: 11) dakwah adalah usaha-usaha
perbaikan dan pembangunan masyarakat, memperbaiki kerusakan-
kerusakan, melenyapkan kebatilan, kemaksiatan dan ketidak wajaran dalam
masyarakat. Dengan demikian, dakwah berarti memperjuangkan yang ma'ruf
atas yang munkar, memenangkan yang hak atas yang batil. Esensi dakwah
adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta
bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh
kesadaran untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan kepentingan juru
dakwah/juru penerang (Arifin, 1996 : 6).
Dalam pengertian yang integralistik, dakwah merupakan suatu
proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban
dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan
Allah, dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami (Hafidhuddin,
1998 : 77). Dakwah adalah setiap usaha rekonstruksi masyarakat yang masih
mengandung unsur-unsur jahili agar menjadi masyarakat yang Islami (Rais,
1995: 25). Oleh karena itu Zahrah menegaskan bahwa dakwah Islamiah itu
diawali dengan amr ma'ruf dan nahy munkar, maka tidak ada penafsiran
logis lain lagi mengenai makna amr ma'ruf kecuali mengesakan Allah secara
23
sempurna, yakni mengesakan pada zat sifatNya (Zahrah, 1994: 32). Lebih
jauh dari itu, pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani
(teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia
beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur
untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia
pada dataran kenyataan individual dan sosio kultural dalam rangka
mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan
dengan menggunakan cara tertentu (Achmad, 1983: 2).
Keanekaragaman pendapat para ahli seperti tersebut di atas
meskipun terdapat kesamaan ataupun perbedaan-perbedaan namun bila
dikaji dan disimpulkan bahwa dakwah mencerminkan hal-hal seperti
berikut:
1. Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan
sadar dan terencana;
2. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah,
memperbaiki situasi yang lebih baik (dakwah bersifat pembinaan dan
pengembangan) (Syukir, 1983: 21).
3. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni
hidup bahagia sejahtera di dunia ataupun di akhirat.
2.1.2. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur
serta mendapat rida Allah (Bachtiar, 1997: 37). Ketika merumuskan
pengertian dakwah, Amrullah Ahmad menyinggung tujuan dakwah adalah
24
untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan bertindak manusia
pada dataran individual dan sosiokultural dalam rangka terwujudnya ajaran
Islam dalam semua segi kehidupan (Achmad, 1983 : 2).
Kedua pendapat di atas menekankan bahwa dakwah bertujuan untuk
mengubah sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi
lebih baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam seseorang secara
sadar dan timbul dari kemauannya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh apa
dan siapa pun. Selain itu dakwah juga bertujuan menguatkan atau
memperkokoh keimanan, memberikan harapan,menimbulkan semangat
untuk beramal, dan menghilangkan sifat keragu-raguan dalam menghadapi
problem kehidupan sehari-hari.
Salah satu tugas pokok dari Rasulullah adalah membawa mission
sacre (amanah suci) berupa penyempurnaan akhlak yang mulia bagi
manusia. Akhlak yang dimaksudkan ini tidak lain adalah al-Qur'an itu
sendiri sebab hanya kepada al-Qur'an-lah setiap pribadi muslim itu akan
berpedoman. Atas dasar ini tujuan dakwah secara luas, dengan sendirinya
adalah menegakkan ajaran Islam kepada setiap insan baik individu maupun
masyarakat, sehingga ajaran tersebut mampu mendorong suatu perbuatan
sesuai dengan ajaran tersebut (Tasmara, 1997: 47).
Adapun karakteristik tujuan dakwah itu adalah (Aziz, 2004: 61)
1. Sesuai (suitable), tujuan dakwah bisa-selaras dengan misi dan visi
dakwah itu sendiri.
25
2. Berdimensi waktu (measurable time), tujuan dakwah haruslah konkret
dan bisa diantisipasi kapan terjadinya.
3. Layak (feasible), tujuan dakwah hendaknya berupa suatu tekad yang
bisa diwujudkan (realistis).
4. Luwes (fleksible) itu senantiasa bisa disesuaikan atau peka (sensitif)
terhadap perubahan situasi dan kondisi umat atau peka (sensitif)
terhadap perubahan situasi dan kondisi umat.
5. Bisa dipahami (understandable), tujuan dakwah haruslah mudah
dipahami dan dicerna. Dakwah yang dikembangkan harus dimengerti
terutama tentang arah dan tujuan yang hendak dicapai. Bila tujuan
dakwah sukar dimengerti maka tidak akan mencapai hasil sesuai dengan
apa yang diharapkan dari dakwah itu sendiri.
Secara umum tujuan dakwah dalam al-Qur'an adalah:
1. Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati.
2. Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari Allah.
3. Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
4. Untuk menegakkan agama dan tidak terpecah-belah.
5. Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus.
6. Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah ke
dalam lubuk hati masyarakat. (Aziz, 2004: 60)
2.1.3. Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada
dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da'i (pelaku
26
dakwah), mad'u (penerima dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah
(media dakwah), thariqah (metode), dan atsar (efek dakwah).
2.1.3.1 Da’I (Pelaku Dakwah)
Kata da'i ini secara umum sering disebut dengan sebutan
mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam) namun
sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit karena
masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang
menyampaikan ajaran Islam melalui lisan seperti penceramah
agama, khatib (orang yang berkhutbah), dan sebagainya. Kata da'i
mempunyai pengertian yang luas setiap orang yang mengajak atau
menyeru ke jalan yang benar maka ia dapat dijuluki sebagai da'i.
Dengan demikian, pada dasarnya semua pribadi Muslim itu berperan
secara otomatis sebagai da'i atau orang yang menyampaikan atau
dalam bahasa komunikasi dikenal sebagai komunikator.
Untuk itu dalam komunikasi dakwah yang berperan sebagai
da'i sebagai berikut: (1) secara umum adalah setiap Muslim atau
Muslimat yang mukallaf (dewasa) di mana bagi mereka kewajiban
dakwah merupakan suatu yang melekat tidak terpisahkan dari
misinya sebagai penganut Islam, sesuai dengan perintah;
"Sampaikan walaupun hanya satu ayat." (2) secara khusus adalah
mereka yang mengambil spesialisasi khusus (mutakhasis) dalam
bidang agama Islam yang dikenal panggilan dengan ulama
(Tasmara, 1997: 41-42).
27
Dalam kegiatan dakwah peranan da'i sangatlah esensial,
sebab tanpa da'i ajaran Islam hanyalah ideologi yang tidak terwujud
dalam kehidupan masyarakat. Biar bagaimanapun baiknya ideologi
Islam yang harus disebarkan di masyarakat, ia akan tetap sebagai
ide, ia akan tetap sebagai cita-cita yang tidak terwujud jika tidak ada
manusia yang menyebarkannya (Ya'qub, 1973 : 37).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, da'i
merupakan ujung tombak dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga
peran dan fungsinya sangat penting dalam menuntun dan memberi
penerangan kepada umat manusia.
2.1.3.2. Mad’u ( penerima dakwah)
Unsur dakwah yang kedua adalah mad'u, yaitu manusia yang
menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik
sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang
beragama Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara
keseluruhan. Sesuai dengan firman Allah QS. Saba' 28:
افة للناس بشريا ونذيرا ولكن أكثر الناس لا وما أرسلناك إلا ك )28: سبأ (يعلمون
Artinya: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (QS. Saba: 28)
Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah
bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam;
28
sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam dakwah
bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan.
Mad'u (penerima dakwah) terdiri dari berbagai macam
golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad'u sama
dengan menggolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan
seterusnya. Penggolongan mad'u tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan,
kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar.
2. Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan
santri, terutama pada masyarakat Jawa.
3. Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan
golongan orang tua.
4. Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang seniman,
buruh, dan pegawai negeri.
5. Dari segi tingkatan sosial ekonomis, ada golongan kaya,
menengah, dan miskin.
6. Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita.
7. Dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tuna-
karya, narapidana, dan sebagainya (Arifin, 1996: 13-14).
2.1.3.3 Maddah ( Materi Dakwah )
Membahas pesan dakwah adalah membahas ajaran Islam itu
sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan
pesan dakwah Islam. Akan tetapi, ajaran Islam yang dijadikan pesan
29
dakwah itu pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Akidah, yang meliputi:
a. Iman kepada Allah; b. Iman kepada Malaikat-Nya; c.
Iman kepada Kitab-kitab-Nya; d. Iman kepada Rasul-
rasul-Nya; e. Iman kepada hari akhir; f. Iman kepada
qadha-qadhar
2. Syari'ah
a. Ibadah (dalam arti khas): Thaharah, Sholat, Zakat,
Shaum, Haji
b. Muamallah (dalam arti luas) meliputi: al-Qanunul Khas
(hukum Perdata), dan al-Qanunul 'am Muamalah
(hukum niaga). Al-Qanunul Khas (hukum Perdata)
meliputi: Munakahat (hukum nikah), Waratsah (hukum
waris), dan sebagainya. Al-Qanunul 'am (hukum publik)
meliputi: Hinayah (hukum pidana), Khilafah (hukum
negara), Jihad (hukum perang dan damai), dan lain-lain
3. Akhlaq, yaitu meliputi:
a. Akhlak terhadap khaliq
b. Akhlak terhadap makhluk yang meliputi:
(1). Akhlaq terhadap manusia yang meliputi:
(a) Diri sendiri
(b). Tetangga
30
(c). Masyarakat lainnya
(2) Akhlaq terhadap bukan manusia yang meliputi:
(a). Flora
(b). Fauna
(c). Dan lain sebagainya (Anshari, 1993 : 27-31)
2.1.3.4. Wasilah (media dakwah)
Wasilah (media) dakwah, yaitu alat yang dipergunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad'u. Untuk
menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat
menggunakan berbagai wasilah. Ya'qub membagi wasilah dakwah
menjadi lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan, dan audio visual :
1. Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
2. Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat
(korespondensi) spanduk, flash-card, dan sebagainya.
3. Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.
4. Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra
pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televisi, film,
slide, ohap, internet, dan sebagainya.
Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah
yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat
31
menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah. Semakin tepat dan
efektif wasilah yang dipakai semakin efektif pula upaya pemahaman
ajaran Islam pada masyarakat yang menjadi sasaran dakwah.
2.1.3.5. Thariqah (metode)
Abdul Kadir Munsyi (1982: 29) mengartikan metode sebagai
cara untuk menyampaikan sesuatu. Sedangkan dalam metodelogi
pengajaran ajaran Islam disebutkan bahwa metode adalah suatu cara
yang sistematis dan umum terutama dalam mencari kebenaran
ilmiah (Yusuf dan Soesanto, 1981: 38).
Dalam kaitannya dengan pengajaran ajaran Islam, maka
pembahasan selalu berkaitan dengan hakikat penyampaian materi
kepada peserta didik agar dapat diterima dan dicerna dengan baik.
Metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk
pelaksanaan suatu atau cara kerja (Partanto dan Barri, 1994: 461).
Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk
menyampaikan materi dakwah atau biasa diartikan metode dakwah
adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da'i untuk
menyampaikan materi dakwah yaitu al-Islam atau serentetan
kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara itu dalam komunikasi, metode dakwah ini lebih
dikenal sebagai approach, yaitu cara-cara yang dilakukan oleh
seorang da'i atau komunikator untuk mencapai suatu tujuan tertentu
atas dasar hikmah dan kasih sayang.
32
Adapun metode dakwah di antaranya: metode ceramah,
diskusi, anjangsana/silaturahmi dan sebagainya.
2.2. Fungsi Perencanaan Dakwah
2.2.1 Pengertian Perencanaan dakwah
Dalam kehidupan modern dewasa ini, perencanaan merupakan
bagian dari cara hidup dan cara mewujudkan berbagai usaha untuk dapat
bertahan, tumbuh dan berkembang dalam suasana lingkungan yang selalu
berubah. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa setiap orang itu adalah
perencana dalam artian yang tidak formal. Bahkan anak-anak pun dapat
membuat perencanaan setelah masa belajar usai dan memasuki saat liburan
sekolah. Perencanaan informal dan bersifat pribadi semacam itu membuat
hidup mempunyai arah dan tujuan. Sedangkan perencanaan yang bersifat
formal akan mengarahkan manajer untuk menggerakkan tenaga dan
mengerahkan sumber daya untuk pencapaian tujuan organisasi (Muchtarom,
1997: 62).
Pada perencanaan dakwah terkandung di dalamnya mengenai hal-hal
yang harus dikerjakan seperti apa yang harus dilakukan, kapan, di mana dan
bagaimana melakukannya? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa perencanaan dapat berarti proses, perbuatan, cara
merencanakan atau merancangkan (KBBI, 2002: 948). Secara terminologis,
perencanaan dirumuskan oleh para ahli dalam redaksi dan titik tekan yang
berbeda, di antaranya:
33
1. Menurut Harold Koontz dan Cyril O'donnel (1967 : 699), perencanaan
merupakan pengambilan keputusan yang mempengaruhi arahnya suatu
perusahaan atau suatu bagiannya di kemudian hari.
2. Menurut Louis Allen (1961 : 98) , perencanaan didefinisikan sebagai
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manager dalam menentukan
terlebih dahulu suatu cara bertindak.
3. Menurut Manullang (1963 : 48), perencanaan adalah fungsi seorang
manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternative
dari pada tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-
prosedur dan program-program.
4. Menurut George R.Terry (1977 : 173), planning is the selecting and
relating of facts and the making and using of assumptions regarding the
future in the visualization and formulation of proposed activities
believed necessary to achieve desired results (perencanaan meliputi
tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam
hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan
yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan).
5. Menurut Sondang P.Siagian (1970 : 129), planning adalah keseluruhan
proses pemikiran dan penentuan secara matang dari pada hal-hal yang
akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.
34
Dari beberapa pengertian tentang dakwah dan perencanaan tersebut,
maka perencanaan dakwah dapat dirumuskan yaitu proses pemikiran dan
pengambilan keputusan yang matang dan sistematis mengenai tindakan-
tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka
penyelenggaraan dakwah (Shaleh, 1977 : 64).
Dengan demikian, perencanaan merupakan proses pemikiran, baik
secara garis besar maupun secara detail dari satu pekerjaan yang dilakukan
untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis.
Perencanaan merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang akan
datang dalam waktu tertentu dan metode yang akan dipakai. Oleh karena itu,
perencanaan merupakan sikap mental yang diproses dalam pikiran sebelum
diperbuat, ia merupakan perencanaan yang berisikan imajinasi ke depan
sebagai suatu tekad bulat yang didasari nilai-nilai kebenaran.
Untuk memperoleh perencanaan yang kondusif, perlu
dipertimbangkan beberapa jenis kegiatan yaitu;
a. Self-audit (menentukan keadaan organisasi sekarang).
b. Survey terhadap lingkungan
c. Menentukan tujuan (objektives)
d. Forecasting (ramalan keadaan-keadaan yang akan datang)
e. Melakukan tindakan-tindakan dan sumber pengerahan
f. Evaluate (pertimbangan tindakan-tindakan yang diusulkan
g. Ubah dan sesuaikan "revise and adjust" rencana-rencana sehubungan
dengan hasil-hasil pengawasan dan keadaan-keadaan yang berubah-
35
ubah.Communicate, berhubungan terus selama proses perencanaan
(Mahmuddin, 2004: 24).
2.2.2. Manfaat Perencanaan Dakwah
Perencanaan merupakan sebuah proses yang menentukan cara
mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah proyek
dengan cara yang efektif. Proses perencanaan dakwah itu merupakan
tindakan sistematis yang dapat membantu mengidentifikasi cara-cara yang
lebih baik untuk mencapai sebuah sasaran dakwah. Rencana aktivitas
cenderung menghasilkan pikiran-pikiran yang lebih akurat mengenai waktu
yang telah dibutuhkan untuk menjalankan sebuah strategi, dengan demikian
menghasilkan deadlines yang lebih realistis untuk melaksanakan proyek-
proyek dan mencapai sasaran (Gary, 1994: 67)
Secara umum, perencanaan membantu untuk menghindari
penundaan-penundaan yang disebabkan oleh kegagalan melaksanakan suatu
tindakan, dan untuk kembali mengambil langkah tindakan sedini mungkin
atas kegagalan. Di samping itu, perencanaan juga dapat membantu dalam
mengestimasi biaya-biaya dari strategi yang diajukan, dengan demikian
memberikan kesempatan kepada seorang manajer untuk mengevaluasi apa-
apa yang harus dilakukan (Gary, 1994: 68)
Menurut Handoko (1999 : 81), perencanaan mempunyai banyak
manfaat. Sebagai contoh, perencanaan 1) membantu manajemen untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan; 2) membantu
dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama; 3)
36
memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas; 4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat; 5) memberikan
cara pemberian perintah untuk beroperasi; 6) memudahkan dalam
melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi; 7) membuat
tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami; 8)
meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti; dan 9) menghemat waktu, usaha
dan dana.
Dengan demikian, maka perencanaan merupakan sebuah proses
pemantauan kemajuan dalam mengimplementasikan sebuah strategi atau
melaksanakan sebuah proyek, memudahkan pendelegasian tanggungjawab,
dan pengokoordinasian. Jadi, perencanaan merupakan sesuatu yang sangat
urgen dan dapat memberi manfaat bagi keberhasilan aktivitas dakwah, yaitu
antara lain:
• Dapat memberikan batasan tujuan (sasaran dan target dakwah) sehingga
mampu mengarahkan para da'i secara tepat dan maksimal.
• Menghindari penggunaan secara sporadis sumber daya insani dan
menghindari pula benturan di antara aktivitas dakwah yang tumpang-
tindih.
• Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema
dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memecahkan masalah
dakwah.
• Merupakan usaha untuk menyiapkan kader da'i dan mengenai fasilitasi,
potensi, dan kemampuan umat.
37
• Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan
pengelolaannya secara baik.
• Menghemat fasilitas dan kemampuan insani serta materiil yang ada.
• Dapat dilakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif dan
tertentu.
• Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan pelaksanaan sehingga
akan menghasilkan program yang terpadu dan sempurna (Munir dan
Ilaihi, 2006: 105)
Selanjutnya, mungkin ada sebuah pertanyaan, mengapa harus
dilakukan perencanaan? Perencanaan ini diperlukan karena:
• Perencanaan itu dapat memberikan arah ke mana dakwah itu harus
dibawa.
• Dapat mengurangi dampak dari perubahan yang tidak diinginkan.
• Dapat meminimalisir suatu pemborosan dan kelebihan.
• Dapat menentukan standar dalam pengendalian dakwah.
Dengan perencanaan yang matang, maka dapat memantapkan
aktivitas dakwah yang terakomodasi. Perencanaan dakwah memberikan
sebuah arah kepada para da'i atau pelaku dakwah dalam sebuah organisasi
dakwah. Ketika para da'i mengetahui ke mana arah organisasi itu, dan apa
yang harus mereka sumbangkan guna mencapai sasaran-sasaran yang
diinginkan, maka para da'i dapat mengoordinasikan kegiatan-kegiatan
mereka, bekerja sama satu sama lain, dan bekerja sama dengan tim. Tanpa
adanya sebuah perencanaan dakwah, maka departemen-departemen dakwah
38
mungkin bekerja dengan tujuan yang saling bertentangan dan sebagai ujung-
ujungnya dapat menghambat organisasi dakwah itu sendiri untuk bergerak
secara efisien menuju sasaran-sasarannya.
Perencanaan akan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong
para da'i untuk melihat ke depan, mengantisipasi perubahan kondisi umat,
mempertimbangkan feedback-nya yang kemudian menyusun tanggapan-
tanggapan yang tepat. Perencanaan juga memperjelas konsekuensi tindakan-
tindakan para mad'u yang kemudian dapat dengan cepat ditanggapi oleh
para pelaku dakwah.
Dengan adanya perencanaan diharapkan dapat mengurangi kegiatan-
kegiatan dakwah yang tumpang-tindih dan sia-sia. Selain itu, apabila sarana
dan tujuan-tujuannya jelas, maka ketidakefisienan menjadi jelas yang dapat
dikoordinasikan dan dihilangkan (Munir dan Ilaihi, 2006: 105)
Akhirnya, perencanaan itu menentukan sasaran-sasaran yang
digunakan untuk mengendalikan. Dalam perencanaan dakwah, para da'i
harus menyusun sasaran-sasaran mad'u yang akan didakwahi. Sebagai
fungsi pengendaliannya, maka para da'i memperbandingkan kinerja aktual
dengan sasaran-sasaran tersebut, mengidentifikasi setiap penyimpangan
yang penting, dan mengambil tindakan koreksi yang perlu. Singkatnya,
tanpa ada perencanaan tidak akan ada sistem pengendalian dakwah.
2.2.3 Langkah-Langkah Perencanaan Dakwah
Rincian kegiatan perencanaan tersebut menggambarkan adanya
persiapan dan antisipasi ke depan yang berkaitan dengan kegiatan
39
perencanaan yang akan dilakukan. Atas dasar itu maka perencanaan dakwah
merupakan proses pemikiran dan pengambilan keputusan yang matang dan
sistematis mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada masa yang
akan datang dalam rangka penyelenggaraan dakwah (Shaleh, 1977: 64).
Menurut Munir dan Ilaihi (2006: 95) dalam organisasi dakwah,
merencanakan di sini menyangkut merumuskan sasaran atau tujuan dari
organisasi dakwah tersebut, menetapkan strategi menyeluruh untuk
mencapai tujuan dan menyusun hirarki lengkap rencana-rencana untuk
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Pada
perencanaan dakwah menyangkut tujuan apa yang harus dikerjakan, dan
sarana-sarana bagaimana yang harus dilakukan.
Dengan demikian perencanaan dakwah dapat berjalan secara efektif
dan efesien bila diawali dengan persiapan yang matang. Sebab dengan
pemikiran secara matang dapat dipertimbangkan kegiatan prioritas dan non
prioritas, Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan dakwah dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka proses perencanaan dakwah
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Forecasting
Forecasting adalah tindakan memperkirakan dan
memperhitungkan segala kemungkinan dan kejadian yang mungkin
timbul dan dihadapi di masa depan berdasarkan hasil analisa terhadap
data dan keterangan-keterangan yang konkrit (Shaleh, 1977: 65).
40
Singkatnya forecasting adalah usaha untuk meramalkan kondisi-kondisi
yang mungkin terjadi di masa datang (Terry dan Rue, 1972: 56).
Perencanaan dakwah di masa datang memerlukan perkiraan dan
perhitungan yang cermat sebab masa datang adalah suatu prakondisi
yang belum dikenal dan penuh ketidakpastian yang selalu berubah-ubah.
Dalam memikirkan perencanaan dakwah masa datang, jangan hanya
hendaknya mengisi daftar keinginan belaka.
Di dalam al-Qur'an telah diterangkan perlunya forecasting,
sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Hasyr (59): 18 :
)18: احلشر ( ولتنظر نفس ما قدمت لغدالذين آمنوا اتقوا اهللايا أيها Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada
Allah clan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). (QS. al-Hasyr: 18 :)
Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam rangka forecasting
diperlukan adanya kemampuan untuk lebih jeli di dalam
memperhitungkan dan memperkirakan kondisi objektif kegiatan dakwah
di masa datang, terutama lingkungan yang mengitari kegiatan dakwah,
seperti keadaan sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan yang
mempunyai pengaruh (baik langsung maupun tidak langsung) pada
setiap pelaksanaan dakwah.
Dalam kerangka forecasting ini, berbagai tindakan yang perlu
diperhatikan adalah:
41
1) Evaluasi keadaan
Hal ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan rencana dakwah
yang lalu terwujud. Dari hasil telaah dan penelitian itu, maka dapat
diketahui keberhasilan dan kegagalan pelaksanaannya. Dari situ
dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga
memerlukan tindak lanjut perbaikan di masa datang (Hafidhuddin,
1998 : 192).
2) Membuat Perkiraan-perkiraan
Langkah ini dilakukan berdasarkan kecenderungan masa
lalu, dengan bertolak pada asumsi; kecenderungan masa lalu
diproyeksikan pada masa yang akan datang, peristiwa yang terjadi
berulang-ulang pada masa datang, menghubungkan suatu peristiwa
dengan peristiwa yang lain. Bertolak dari asumsi di atas, maka
diperlukan pendekatan sebagai berikut;
a) Pendekatan ekstrapolasi; yaitu perluasan data di luar data yang
tersedia, tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang
tersedia. (KBBI, 2001: 222).
b) Pendekatan normatif; yaitu pendekatan yang berpegang teguh
pada norma atau kaidah yang berlaku (KBBI, 2001: 618).
c) Pendekatan campuran.
3) Menetapkan sasaran/tujuan
4) Merumuskan berbagai alternatif
5) Memilih dan menetapkan alternatif
42
6) Menetapkan rencana
b. Objectives
Objectives diartikan sebagai tujuan. Sedangkan yang dimaksud
dengan tujuan adalah nilai-nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh
seseorang atau badan usaha. Untuk mencapai nilai-nilai itu dia bersedia
memberikan pengorbanan atau usaha yang wajar agar nilai-nilai itu,
terjangkau (Davis, 1951: 90).
Penyelenggaraan dakwah dalam rangka pencapaian tujuan,
dirangkai ke dalam beberapa kegiatan melalui tahapan-tahapan dalam
periode tertentu. Penetapan tujuan ini merupakan langkah kedua sesudah
forecasting. Hal ini menjadi penting, sebab gerak langkah suatu kegiatan
akan diarahkan kepada tujuan. Oleh karena itu, ia merupakan suatu
keadaan yang tidak boleh tidak harus menjadi acuan pada setiap
pelaksanaan dakwah.
Tujuan tersebut harus diarahkan pada sasaran dakwah yang telah
dirumuskan secara pasti dan menjadi arah bagi segenap tindakan yang
dilakukan pimpinan. Tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk target
atau sasaran kongkrit yang diharapkan dapat dicapai (Muchtarom, 1996:
41 – 42). Sasaran dakwah tersebut harus diperjelas secara gamlang guna
mengetahui kondisi sasaran yang diharapkan, wujud sasaran tersebut
berbentuk individu maupun komunitas masyarakat (Hafidhuddin, 1998 :
184 – 185).
43
c. Mencari berbagai tindakan dakwah
Tindakan dakwah harus relevan dengan sasaran dan tujuan
dakwah, mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian
tindakan yang dapat diambil, sebagai tindakan yang bijaksana.
Tindakan dakwah harus singkron dengan masyarakat Islam,
sehingga tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Ketidaksingkronan
dalam menentukan isi dakwah dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap pribadi muslim (Hafidhuddin, 1998 : 189 – 190).
Oleh karena itu jika sudah ditemukan berbagai alternatif
tindakan, maka perencana harus menyelidiki berbagai kemungkinan
yang dapat ditempuh, dalam arti bahwa perencana harus memberikan
penilaian terhadap kemungkinan tersebut. Pada tiap-tiap kemungkinan
tersebut, harus diperhitungkan untung ruginya dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal ini
menjadi dasar pengambilan keputusan.
d. Prosedur kegiatan
Prosedur adalah serentetan langkah-langkah akan tugas yang
berkaitan, ia menentukan dengan cara-cara selangkah demi selangkah
metode-metode yang tepat dalam mengambil kebijakan (Terry dan Rue,
1972 : 69).
Prosedur kegiatan tersebut merupakan suatu gambaran mengenai
sifat dan metode dalam melaksanakan suatu pekerjaan, atau dengan kata
lain, prosedur terkait dengan bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan.
44
e. Penjadwalan (Schedul)
Schedul merupakan pembagian program (alternatif pilihan)
menurut deretan waktu tertentu, yang menunjukkan sesuatu kegiatan
harus diselesaikan. Penentuan waktu ini mempunyai arti penting bagi
proses dakwah. Dengan demikian, waktu dapat memicu motivasi. (SP.
Siagian, 1981 : 11)
Untuk itu perlu diingat bahwa batas waktu yang telah ditentukan
harus dapat ditepati, sebab menurut Drucker semakin banyak
menghemat waktu untuk mengerjakan pekerjaan merupakan pekerjaan
profesional (Drucker, 1986: 41).
f. Penentuan lokasi
Penentuan lokasi yang tepat, turut mempengaruhi kualitas
tindakan dakwah. Oleh karena itu, lokasi harus dilihat dari segi
fungsionalnya dari segi untung ruginya, sebab lokasi sangat terkait
dengan pembiayaan, waktu, tenaga, fasilitas atau perlengkapan yang
diperlukan. Untuk itulah lokasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam rangka perencanaan dakwah.
g. Biaya
Setiap kegiatan memerlukan biaya, kegiatan tanpa ditunjang oleh
dana yang memadai, akan turut mempengaruhi pelaksanaan dakwah.
Pusat Dakwah Islam Indonesia memberikan defenisi tentang dana
dakwah, yaitu segala tenaga atau modal uang peralatan yang dapat
dipergunakan dalam kegiatan dakwah (Forum Dakwah, 1971: 306).
45
Batasan tersebut meliputi segala perbendaharaan yang bernilai material
yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam pelaksanaan dakwah.
Perintah berkorban dengan harta didahulukan dari pada berkorban
dengan jiwa, karena dana sangat dibutuhkan baik di waktu damai
maupun di waktu perang (Forum Dakwah, 1971: 306).
Pernyataan tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-
Taubah (9:41):
الكمووا بأماهدجبيل اهللاوفي س أنفسكمو لكم ريخ ذلكم )41: التوبة (إن كنتم تعلمون
Artinya: Dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. al-Taubah: 41)
46
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN FUNGSI PERENCANAAN
DAKWAH DI YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI
BERSAMA PALEBON SEMARANG
3.1. Gambaran umum Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon Semarang.
3.1.1 Sejarah dan Latar Belakang berdirinya Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama Palebon Semarang
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama di Palebon
Pedurungan Semarang secara resmi berdiri pada hari Ahad 12
Januari 2003 dihadapan Notaris Djoko Sanyoto, SH. Dengan akta
notaris no 12. Pembentukan Yayasan ini bermula dari sebuah
kegiatan Pengajian Ahad Pagi Bersama yang dilaksanakan pertama
kali pada tanggal 07 Mei 2000. Pengajian ini pada waktu itu hanya
diikuti + 55 orang jamaah dengan penceramah KH Muhammad
Anshari, BA. (Wawancara dengan Bapak Supangat, 30 April 2007).
Seiring dengan perjalanannya dari tahun ke tahun yang
senantiasa berkembang baik dari jamaah maupun respon dari
masyarakat luas. Maka muncul pemikiran untuk melembagakan
Pengajian Ahad Pagi Bersama menjadi sebuah yayasan. Pendirian
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama merupakan gagasan
dari H.M Ali Mansur SH. CN M. Hum. Gagasan ini muncul ketika
Ali Mansur menjadi penceramah di sebuah pengajian di daerah
47
Lamper, namun pengajian dirasa kurang dinamis karena hanya
dilaksanakan pada satu tempat. Idepun terus berkembang dikalangan
jama'ah musholla Al-Ikhlas yang memandang perlu adanya ukhuwah
Islamiyah di wilayah Palebon Barat. Maka takmir msjid Al-Ikhlas
menawarkan gagasan pada ketua masjid Al-Muhajirin, Masjid Al-
Ihsan, Masjid Al-Hikmah dan Mushollah Nurul Iman untuk
membentuk pengajian bersama. (Wawancara dengan Bapak
Ramelan, 30 April 2007).
Selanjutnya pada tanggal 25 April 2000 bertempat di
musholla Al-Ikhlas diadakan rapat yang dihadiri oleh masjid Al-
Muhajirin, Masjid Al-Ihsan, Masjid Al-Hikmah dan Mushollah Nurul
Iman. Dalam rapat itu disepakati beberapa hal :
- Berdirinya forum silaturahmi masjid dan musholla yang berupa
Pengajian Ahad Pagi Bersama.
- Pelaksanaan Pengajian Ahad Pagi Bersama diawali (putaran
perdana) bertempat di musholla Al-Ikhlas dengan pembicara KH.
M. Anshori, BA
- Pengurus Pengajian Ahad Pagi Bersama terhitung mulai tanggal
terbentuknya yaitu tanggal 25 April 2000 – sekarang dengan
susunan pengurus sebagai berikut :
Penanggung Jawab : Ir. HA. Fuad, MBA
Koordinator : H.M. Ali Mansur, SH.CN.M.Hum
Sekretaris : Drs. H. Supangat, MM
48
Wakil Sekretaris : Drs. H. Ramelan
Bendahara : Tatang Sutisna
Sub Koordinator
- Musholla Al-Ikhlas : Mansjoer
- Masjid Al-Ikhsan : H. Arief Suyoto
- Masjid Al-Hikmah : Gunarto
- Masjid Al-Muhajirin : Ir. Suyuti
- Masholla Nurul Iman : Drs. Sugeng Alal
- Masjid Nurul Iman : Asyhadi Noor, BA (Sejak tahun
2001)
Humas / Publikasi : 1. Dwi Yanto
2. Drs. Herman
3. Suyadi
4. Mulyadi
5. M.A. Kodir. SE
6. Sutrisno
7. Muntasir, S.Sos
8. H. Ngatirin, SH (Sejas tahun
2001). (Dokumentasi sejarah
Berdirinya YAPAPB,2003: 3-4)
Pasca Harlah I masjid Nurul Iman diterima menjadi sebagai
anggota Pengajian Ahad Pagi Bersama yang ke-6. Selang beberapa
waktu jamaah Pengajian Ahad Pagi Bersama semakin bertambah
49
banyak, maka ada sebuah pemikiran untuk segera mewujudkan
gagasan untuk mendirikan yayasan, namun membutuhkan kurun
waktu untuk merenung dan mengkristalkan ide-ide tentang corak
yayasan yang akan dibentuk. Berkat keinginan yang kuat dari
segenap pengurus Pengajian Ahad Pagi Bersama untuk mewujudkan
sebuah yayasan, maka tanggal 23 November 2002 diadakan rapat
yang dipimpin langsung oleh koordinator Pengajian Ahad Pagi
Bersama yaitu HM. Ali Mansur dan notulen H. Ramelan yang mana
mengusulkan beberapa nama yayasan yang akan dibentuk.
(Dokumentasi sejarah Berdirinya YAPAPB,2003: 4)
Setelah melalui proses pengendapan dari berbagai ide-ide
yang berkembang di depan. Pertimbangan yang menonjol bahwa
image PAPB dalam sebuah nama yayasan tidak dapat dipisahkan.
Kemudian pada tanggal 11 Januari 2003 bertempat di sekretariat
PAPB diadakan rapat khusus kembali yang diikuti oleh ta'mir dari 4
masjid dan 2 mushalla sebagai pengurus PAPB.
Berdasarkan rapat tersebut dibahas tentang rancangan
yayasan yang akan dinotariskan pada tanggal 12 Januari 2003 yang
antara lain disepakati :
a. Nama yayasan : Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
disingkat YAPAPB
b. Tentang muqadimah, tujuan, azaz dan pengurus harian yayasan
serta komisi-komisi yang ada dalam yayasan.
50
c. Komposisi / Struktur Organisasi yayasan tersusun sebagai
berikut:
Pembina
Pengawas
Ketua Umum
Ketua I sampai dengan V
Sekretaris Umum
Sekretaris I dan II
Bendahara Umum
Bendahara I dan 2 anggota
Komisi – komisi ada 5 :
1. Komisi Pemdidikan dan Kebudayaan
2. Komisi Kesehatan dan Sosial
3. Komisi Ekonomi dan Pemberdayaan Umat
4. Komisi Dakwah, Informasi dan Sumber Daya Manusia
5. Komisi Sarana dan Prasarana (Dokumentasi sejarah
Berdirinya YAPAPB,2003: 5)
3.1.2. Struktur Organisasi
Berikut ini pengurus Yayasan APAPB (Pengajian Ahad Pagi
Bersama) periode 12 Jnuari 2003 sampai dengan 12 Januari 2008.
Pembina : Prof . Dr. H. M. Amin Syukur, MA.
Pengawas : Dr. H.A Mukhoyar, MA.
Ketua Umum : HM. Ali Mansur, SH. CN. M.Hum
51
Ketua I : Drs. H. Supangat
Ketua II : H. Arief Suyoto
Ketua III : K. Ashadi Noor, BA
Ketua IV : HM. Bakhri
Sekretaris Umum : Drs. H. Ramelan
Sekretaris I : H. Muntasir, S.Sos
Sekretaris II : Ir. Sayuti
Bendahara Umum : Dra. Hj. Dwi Retno Purwanti B Purwadi
Bendahara I : M. Abdul Kodir, SE
Anggota : 1. H. Burhan
2. Gunarto
52
Struktur Organisasi Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon
Gambar 1. Struktur Organisasi Yayasan Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Ket : : Garis komando
Pembina Pengurus Pengawas
Ketua Umum Ketua
I, II, III, IV, V Pengurus dan anggota
Sekretaris Umum Sekretaris I, II
Pengurus & Anggota Pengurus harian
Bendahara Umum Bendahara I
Pengurus anggota
Komisi Dikbud
Komisi Kes Sos
Komisi Ekonomi & PDU
Komisi Dakwah Info & SDM
Komisi Sarana & Prasarana
53
3.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon
3.2.1. Forecesting
Perencanaan dakwah berarti tindakan pengambilan keputusan
yang dilakukan sekarang untuk penyelenggaraan dakwah dimasa
mendatang. Perencanaan dakwah yang tidak didahului dengan
perkiraan dan perhitungan dimasa depan, merupakan tindakan
sewenang-wenang yang dilakukan secara untung-untungan. Sebuah
lembaga ataupun organisasi sudah barang tentu mempunyai perkiraan-
perkiraan dimasa depan. Begitu juga dengan Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama Palebon pada awal berdiriya sudah memiliki
rancangan kegiatan yang akan dilakukan untuk lima tahun kedepan.
Adapun perkiraan-perkiraan tersebut antara lain :
a) Penambahan sarana dan prasarana yang bertujuan untuk kelancaran
keberhasilan program kerja.
b) Mendirikan balai pengobatan yang kemudian akan dijadikan
poliklinik.
c) Sumber daya manusia yang ada diharapkan mempunyai dedikasi,
loyalitas yang tinggi untuk mendukung semua kegiatan baik
dibidang pendidikan, bidang dakwah, bidang sosial, maupun
bidang kesehatan.
d) Pengembangan pada bidang dakwah selain kegiatan pengajian ahad
pagi bersama yang dilakukan secara rutin setiap minggunya, juga
diadakannya kegiatan muhasabah yang dilakukan setiap
54
menyambut tahun baru hijriyah dan penerbitan bulletin Al Ahad
yang diterbitkan setiap bulan.
Dengan adanya perkiraan-perkiraan tersebut diatas diharapkan
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dapat
menjalankan segala aktivitasnya dan tugasya dengan baik.
3.2.2. Objectives ( menentukan tujuan )
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai dan diharapkan dapat
terlaksana atau terwujud dengan baik :
1. Dengan adanya kegiatan dakwah yang diadakan rutin setiap
minggunya diharapkan merupakan suatu bentuk untuk mencapai
kebahagiaan dunia akhirat.
2. Terealisasinya sarana dan prasarana bidang pendidikan
3. Bentuk pengabdian diri terhadap masyarakat
3.2.3. Penetapan tindakan-tindakan dakwah
Tindakan-tindakan dakwah merupakan suatu penjabaran dari
sasaran dakwah yang telah ditentukan dalam bentuk aktivitas nyata.
Sebagai penjabaran dari sasaran tindakan-tindakan dakwah haruslah
relevan dengan sasaran itu, baik luasnya maupun macam-macam
aktivitas yang akan dilakukan.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dalam perkiraan
dimasa mendatang, Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon merasa perlu untuk menjabarkan segala tindakan-tindakan
55
dakwah yang akan dilakukan, berkaitan dengan apa yang terjadi pada
masyarakat sekitarnya yaitu antara lain :
1. Meningkatkan dan memperdalam kesadaran umat Islam khususnya
masyarakat sekitarnya untuk mempelajari dan mengamalkan ajaran-
ajaran Islam yang sesuai dengan Alqur'an dan Hadits secara
sungguh-sungguh.
2. Memelihara dan merawat sarana prasarana yang sudah ada untuk
dimanfaatkan dengan baik.
3. Menjaga dan membina kesehatan jasmani dan rohani masyarakat.
4. Menanamkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan
dan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
menyelenggarakan segala usaha-uasaha dibidang pendidikan.
3.2.4. Penetapan metode
Segala bentuk usaha yang telah disampaikan atau dirintis oleh
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dilakukan
dengan atau melalui berbagai cara sesuai dengan bidangnya masing-
masing :
1. Bidang Pendidikan
Para tenaga pengajar biasanya memberikan diskusi dan
tanya jawab kepada para siswanya setelah selesai memberikan
materi.hal ini bertujuan agar para siswa tidak mengalami kejenuhan
dalam setiap jam pelajaran dilaksanakan. Metode diskusi dan tanya
jawab ini juga untuk mengetahui apakah materi yang telah
56
disampaikan para tenaga pengajar dapat difahami dan dimengerti
oleh para siswa, selain itu juga untuk melatih mental para siswa
dalam mengungkapkan pendapat.
2. Bidang Dakwah
Kegiatan dakwah yang ada di Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama Palebon yang secara rutin dilakukan setiap
minggunya adalah pengajian. Metode yang digunakan dalam
meyampaikan materi pengajian adalah dengan ceramah. Namun
satu hal yang menarik disini adalah para da'inya/mubaligh
didatangkan lansung dari orang-orang yang berkualitas
dibidangnya, artinya bukan hanya dari berprofesi sebagai
penceramah saja melainkan juga sebagai tenaga pengajar dilembaga
itu.
3. Bidang Sosial
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
dikenal sebagai yayasan yang cukup dekat dengan kondisi
lingkungan masyarakat sekitar. Salah satu metode yang digunakan
antara lain mengadakan penyuluhan kesehatan kepada para jama'ah
pengajian dan warga sekitar.
3.2.5. Penetapan jadwal (schedule)
Sebelum kegiatan dakwah dilaksanakan terlebih dahulu disusun
serangkaian jadwal yang telah ditetapkan oleh pengurus yayasan.
Dengan penetapan jadwal diharapkan kegiatan yang nanti dilaksanakan
57
dapat tertata dan tersusun dengan baik dan lebih terkoordinir. Contoh
susunan jadwal kegiatan dakwah khususnya pada pengajian ahad pagi
bersama di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
JADWAL CERAMAH PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA TAHUN
2007/1427/1428 H
Sekolah
IT
PAPB
Pendidikan
25-3-2007
Pendidikan
1- 7 - 2007
Pendidikan
7- 10 - 2007
Pendidikan
25- 11- 2007
Masjid
Al Hikmah
UMUM
1 - 4 - 2007
AKHLAK
8 – 7 – 2007
HADIST
14 – 10 - 2007
TAFSIR
2 – 12 – 2007
Mushola
Nurul
Iman
SIRROH
NABI
7-1- 2007
TASAWUF
8 – 4 – 2007
TAFSIR
15 – 7 -2007
SIRROH NABI
21 - 10 – 2007
HADITS
9 – 12 – 2007
Masjid
Al Ikhlas
HADITS
25-2-2007
TAFSIR
15 – 4 – 2007
FIQH
22 – 7 – 2007
AKHLAK
28 – 10 - 2007
SIRROH NABI
16 – 12 – 2007
Masjid Al-
Muhajirin
SIRROH
NABI
4-3-2007
HADITS
22 – 4 -2007
UMUM
29 – 7 – 2007
FIQH
4 – 11 - 2007
AKHLAK
23 – 12 – 2007
Masjid
Nurul
Iman
AKHLAK
11-2-2007
SIRROH NABI
29 – 4 – 2007
TASAWUF
5 – 8 – 2007
UMUM
11 – 11 – 2007
FIQH
30 – 12 - 2007
Masjid
Al Ikhlas
FIQH
18-3-2007
AKHLAK
6 – 5 – 2007
HADITS
12 – 8 – 2007
TASAWUF
18 – 11 - 2007
3.2.6. Penetapan lokasi
Kegiatan dakwah yang diselenggarakan oleh Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dilaksanakan di daerah
Pedurungan khususnya wilayah Palebon. Tempat pelaksanaan
pengajian rutin selain di yayasan tersebut, juga mempunyai lokasi lain
58
di masjid-masjid dan mushola-mushola yang ada di wilayah palebon
berjumlah lima ( 3 masjid dan 2 mushola).
Untuk kelancaran dan terlaksananya suatu aktifitas dakwah
tidak terlepas dari faktor biaya dan pendanaan, hal ini merupakan salah
satu faktor penting keberhasilan penyelenggaraan dakwah. Yayasan
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon membentuk suatu
kepanitiaan di bidang pendanaan dibawah bendahara untuk mencari,
menghimpun dan mengkoordinasi pemasukan dalam setiap bulannya.
Hal ini didukung dengan adanya para donator yang setiap bulannya
memberikan untuk mensukseskan dan terlaksananya aktivitas dakwah.
3.2.7. Penetapan Biaya
Untuk kelancaran suatu aktivitas dakwah tidak terlepas dari
faktor biaya atau pendanaan, hal ini merupakan faktor pendukung
keberhasilan dakwah. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon membentuk kepanitiaan di bidang dana di bawah
kepengurusan harian untuk menghimpun dan mengkoordinir
pemasukan dalam setiap bulannya. Hal ini didukung pula adanya para
donator yang memberikan infaq untuk mensukseskan keberhasilan
aktivitas dakwah.
3.3. Program Kerja Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ramlan dijelaskan
bahwa untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama membuat rencana kerja yang berupa program kerja
59
untuk satu periode kepengurusan (5 tahun). Berikut ini adalah progrm kerja
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama untuk tahun 2003-2008 yang
merupakan hasil keputusan ketua yayasan melalui musyawarah dengan
beberapa pengurus antara lain :
1. Komisi Pendidikan dan Kebudayaan
- Mendirikan sekolah mulai dari play group dan TK
- Mendirikan SLTP Islam terpadu, yaitu sekolah dengan kurikulum
SLTP Umum dan pemberian pendidikan Islam secara intensiv.
Kelas-kelas yang ditawarkan adalah kelas unggulan. Dengan jumlah
siswa satu kelas hanya 20 – 25 anak didik.
- Meningkatkan kualitas siswa, guru dan perangkat belajar yang
dilakuan bekerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan lain.
2. Komisi Kesehatan dan sosial
a. Bidang Kesehatan
- Mendirikan balai pengobatan yang kemudian akan dikembangkan
menjadi poliklinik.
- Memberikan penyuluhan tentang kesehatan. Sasarananya para
jamaah dan warga sekitar, dilaksakan bekerjasama dengan
masjid-masjid, musholla-musholla dan Majlis Ta'lim yang ada.
b. Bidang Sosial.
- Mendata jamaah prasejahtera
- Membentuk bea siswa kepada keluarga jamaah
60
3. Komisi Ekonomi dan Peberdayaan Umat
a. Bidang Koperasi
Koperasi yang akan dibentuk bertujuan untuk bisa memberikan
modal atau tambahan modal kerja kepada para anggota supaya bisa
meningkatkan pendapatannya. Sifat kegiatan koperasi bersifat
produktif. Bentuk usaha atau kegiatan yang dikembangkan antara
lain : simpan pinjam.
b. Bidang Usaha dan Sarana
Kegiatan bidang usaha dan sarana antara lain : Penyediaan hewan
kurban, membuka toko buku dan alat tulis, membuat produk-produk
yang menguntungkan.
4. Komisi Pengembangan Dakwah Informasi dan SDM
- Menyelenggarakan muhasabah (perenungan atau dzikir bersama)
seperti saat nyambut 1 Muharam 1424 H. Kegiatan ini
diselenggarakan kerjasama dengan masjid-masjid dan musholla-
musholla.
- Melanjutkan penerbitan buletin al-Ahad dengan menambah materi di
luar ceramah agama. Misalnya masalah kesehatan, pendidikan dan
lain-lain.
- Penerbitan buku-buku saku seperti buku Khotbah, buku tentang
petunjuk praktis pengalaman ajaran agama Islam.
61
5. Komisi Sarana dan Prasarana
- Pemeliharaan sarana atau barang inventaris milik yayasan atau
lembaga di bawah yayasan seperti : kursi pengajian.
- Pembangunan gedung yayasan dengan lembaga-lembaga dalam
lingkup yayasan seperti : balai pengobatan, sekolah, dan sebagainya.
Tahap awal direncanakan membangun gedung yayasan dua lantai
dengan biaya sekitar 1 Miliar. Untuk pelaksanaannya telah disusun
oleh panitia, baik pelaksanaan maupun penggalian dana.
Perencanaan memungkinkan suatu bentuk kegiatan dapat berjalan
lebih terarah dan teratur. Disamping itu juga memungkinkan dipilihnya
tindakan-tindakan yang tepat, sesuai dengan situasi dan kondisi yang benar-
benar dihadapi pada saat kegiatan diselenggarakan. Suatu perencanaan juga
menetapkan apa yang akan dilaksanakan, bagaimana pelaksanaannya serta
siapa yang akan melaksanakan (Munir dan Ilaihi, 2006: 95)
Berkaitan dengan program kerja tersebut di atas diadakan rapat kerja
yang berfungsi :
- Menjaring data yang sebanyak-banyaknya tentang permasalahan myang
dihadapi.
- Perencanaan dalam pendanaan
- Mengidentifikasi dan menyatukan kebutuhan umat
- Mempersiapkan fasilitas-faslitas yang ada
Segala bentuk kegiatan atau tindakan akan berjalan efektif bila mana
menggunakan cara-cara yang tepat. Pada yayasan ini metode yang digunakan
62
adalah komitmen atau kesepakatan bersama antara masing-masing pengurus
untuk melaksanakan program kerja yang ada, dan kerjasama antara pihak
yayasan dengan lembaga-lembaga lain diluar yayasan. Misalnya adanya
kerjasama dengan biro perjalanan haji (penyelenggaraan pelaksanaan haji),
adanya kerjasama dengan lembaga pendidikan (kegiatan studi
banding).(Wawancara dengan Bapak Ramlan, 30 April 2007)
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dalam Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon, program kerja yang telah ditetapkan
tidak seluruhnya dapt terealisasi. Jika hal ini diprosentasikan, maka kurang
lebih ada 50 % program yang dapat terealisasi. Faktor yang menjadi kendala
yayasan tersebut antara lain karena masih kurangnya sarana dan prasarana
sehingga dalam pengembangannya tidak dapat berjalan dengan baik,
ketersediaan dana, kurangnya lahan atau lokasi untuk pengembangan
dakwah.
Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa pola manajemen yang
dikembangkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama masih
kurang dari kerangka ideal. Hal ini disebabkan karena kurang maksimalnya
sssproses perencanaan yang telah diterapkan. Disamping itu juga penjabaran
yang dilakukan oleh masing-masing tingkat kepengurusan harus lebih
mengena pada sasaran yang akan dicapai. Sehingga kedepan diperlukan
adanya perbaikan manajemen, jika memang Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama mempunyai keinginan menjadi lembaga yang ideal.
63
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAN PENERAPAN FUNGSI
PERENCANAAN DAKWAH DI YAYASAN BIMATAMA
BANYUMANIK SEMARANG
4.1. Gambaran umum Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang
4.1.1. Sejarah dan Latar Belakang berdirinya Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang
Yayasan Bimatama pertama kali berdiri pada tahun 1995.
Pada saat itu masih bertempat di kantor BPD Cabang Pembantu
Bangkong. Yayasan Bimatama pada awalnya mendirikan beberapa
unit pendidikan diantaramya KB (kelompok bermain), TK, dan SD.
Dua tahun kemudian tepatnya ditahun 1997 Yayasan Bimatama
memutuskan untuk membangun gedung SD sendiri. Berawal dari
ide inilah yayasan Bimatama memutuskan untuk berpindah tempat
di daerah Banyumanik tepatnya di Jl. Klentengsari. Tanah tersebut
diperoleh dari salah seorang donatur yang berada di Jakarta, yang
kemudian dimanfaatkan untuk pembangunan gedung SD. Selain
digunakan untuk sarana pendidikan SD juga untuk sarana KB dan
TK. (Wawancara dengan Ibu Sri Yamti, 1 Mei 2007).
Dengan melihat perkembangan yayasan yang cukup baik
dan begitu cepat khususnya di bidang pendidikan, ternyata mendapat
respon dari donatur dan pengurus yayasan untuk memperluas
sarananya. Akhirnya yayasan mendapatkan modal kerja dari BPD
64
Jateng yang digunakan untuk membangun gedung KB dan TK.
Bersamaan dengan itu pula yayasan Bimatama mendapatkan tanah
wakaf seluas 3,5 hektar yang diperoleh dari para donatur dan
pengurus yayasan itu sendiri. Tidak lama kemudian yayasan
Bimatama mendapatkan pinjaman modal kerja lagi dari BPD Jateng
digunakan untuk pembangunan gedung SMP. Sehingga dari tahun
1997 sampai tahun 1999 secara resmi yayasan Bimatama sudah
memiliki sarana pendidikan yang terdiri dari KB, TK, SD dan SMP.
Setelah yayasan Bimatama dapat merealisasikan di bidang
pendidikan, beberapa pengurus mempunyai ide atau gagasan untuk
mengembangkannya di bidang dakwah. Yang mana dengan adanya
kegiatan dakwah dapat menampung aspirasi bukan hanya dari
pengurus tetapi juga wali murid serta masyarakat disekitar yayasan.
Dengan mendapat persetujuan dari masing-masing pengurus
dan para donatur, akhirnya yayasan mendirikan masjid " al Azhar "
pada tahun 2000. Pembangunan masjid itu berada tidak jauh dari
lingkungan yayasan, lembaga pendidikan dan masyarakat. Sehingga
semua oramg atau masyarakat dapat memanfaatkan pembangunan
masjid tersebut (Wawancara dengan Sri Yamti, 1 Mei 2007).
Dengan pembangunan masjid maka banyak sekali kegiatan –
kegiatan dakwah yang dilaksanakan. Baik dari kegiatan yang
dilakukan oleh murid-murid itu sendiri maupun kegiatan dakwah
yang diadakan oleh para wali murid. Tentunya segala bentuk
65
kegiatan dakwah yang berada di masjid al azhar dibawah naungan
Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dengan mendapat wewenag
langsung dari pengurus yayasan Bimatama (wawancara dengan
ketua yayasan Bimatama) (Wawancara dengan Sri Yamti, Sebagai
Ketua Harian, 1 Mei 2007).
4.1.2. Struktur Organisasi Yayasan Bimatama
Gambar 2. Struktur Organisasi Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang Ket : : Garis komando
Pembina Pengurus Pengawas
Ketua Umum
Ketua
I, II, III, IV, V
Sekretaris Umum
Sekretaris I, II
Bendahara Umum
Bendahara I, II
Seksi Pendidikn
Seksi Perlengka
pan
Seksi Pengumpulan
dana
Seksi Pengembangan
sarana dan prasarana
Seksi Pembinaan
masjid untuk masyarakat (dakwah))
Seksi Humas
66
4.2. Penerapan Fungsi Perencanaan Dakwah Di Yayasan Bimatama
Banymanik Semarang
4.2.1. Forecasting ( perkiraan masa depan)
Suatu lembaga atau organisasi sudah barang tentu
mempunyai rencana untuk mencapai keberhasilan dari setiap
kegiatan atau aktifitas dakwahnya secara efisien dan efektif. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut Yayasan Bimatama mempunyai
suatu rancangan atau perkiraan yang akan dilakukan dimasa
mendatang antara lain :
a) Mewujudkan lembaga pendidikan yang berguna bagi agama
bangsa dan negara dengan berprinsip pada iman dan taqwa,
berpengetahuan luas serta berbudi luhur.
b) Peningkatan dan pengembangan kegiatan-kegiatan dakwah
dengan SDM yang berkualitas dengan materi-materi dakwah
yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Peningkatan dan pengembangan konsolidasi organisasi untuk
menuju target yang diharapkan.
d) Memperluas jaringan kegiatan dakwah
4.2.2. Objective ( Tujuan )
Perkiraan rencana untuk yang akan datang tidak lepas dari
tujuan organisasi, atau nilai-nilai tersebut nantinya dijadikan acuan
dasar dalam melangkah untuk menciptakan suatu hasil yang
diinginkan. Yayasan Bimatama dalam melangkah kedepan
67
mempunyai tujuan yang nyata untuk dilaksanakan. Tujuan tersebut
antara lain :
• Untuk membawa umat manusia agar merealisasikan ajaran
Islam.
• Secara bertahap membangun generasi Islam yang cerdas dengan
bertumpu pada iman dan takwa.
• Meningkatkan syiar Islam
4.2.3. Penetapan Tindakan Dakwah
Sebuah tindakan dalam penyelenggraan dakwah sangat
penting untuk mendukung sasaran dan tujuan yang akan dicapai.
Tindakan ini dapat dijadikan sebagai solusi alternatif yang dapat
diambil sebagai tindakan yang bijaksana. Kebijaksanaan yang
diambil ini harus sesuai dengan keadaan masyarakat Islam sekarang
agar tidak terjadi dampak negatif dalam kehidupan umat. Sebelum
pengambilan tinadakan dakwah, harus benar-benar
memperhitungkan baik dan buruknya dengan memperhatikan gejala-
gejala yang ada. Pada Yayasan Bimatama terdapat beberapa
tindakan dakwah yang diambil dalam penyelenggaraan kegiatan
dakwah, antara lain :
a) Menanamkan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya
pendidikan yang baik kepada anak-anak, remaja dan anggota
keluarga serta menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan.
68
b) Membentengi anak dari pengaruh budaya asing dengan jalan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bersifat Islami.
c) Menyelenggarakan penelitian buku-buku Islam, majalah-
majalah dan pengetahuan umum yang berdasarkan pada Al
qur'an dan hadits.
d) Meningkatkan pengetahuan dan mempraktekkan ajaran-ajaran
Islam yang sesuai dengan Al qur'an dan hadits pada masyarakat.
4.2.4. Penetapan Metode
Dalam melasanakan suatu aktifitas atau pekerjaan agar
tertata dan tersusun dengan baik membutuhkan sebuah prosedur
yang tepat atau metode yang jeli sebelum melangkah. Hal ini
dikerenakan apa yang akan kita laksanakan nanti dapat berjalan
semaksimal mungkin. Penetapan metode dijadikan mencari langkah
yang tepat dalam pengambilan kebijakan sesuai program yang telah
direncanakan.
a) Bidang Pendidikan
Metode yang digunakan pada bidang pendidikan
adalah dengan cara ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi
dan pengembangan diri. Pengembangan diri ini seperti
menghafalkan surat-surat pendek dan ayat-ayat al Qur'an
sebelum para siswa masuk kelas, selain itu juga jama'ah shalat
dhuhur, jum'at amal dan sebagainya.
69
Selain itu terdapat pula metode untuk melatih otak para siswa
yaitu dengan diadakannya seminar untuk anak didik yang
dilaksanakan setiap enam bulan sekali, tema yang disampaikan
berhubungan dengan kesehatan, keislaman, kepemimpinan,
kedisiplinan dan lain-lain. Adapula metode lain yang digunakan
adalah study banding antar sekolah.
b) Bidang Dakwah
Pada bidang dakwah metode yang dilakukan adalah
dengan ceramah, talk show dan diskusi. Dapat dijelaskan bahwa
metode ceramah ini biasanya dilakukan setiap hari kamis dan
jum'at, jama'ah pengajian ini sebagian besar di ikuti para ibu-ibu
dan remaja masjid. Metode talk show dilakukan beberapa bulan
sekali yang biasanya menghadirkan para narasumber yang
berkompeten dibidangnya sesuai dengan tema yang dibahas.
Sedangkan untuk metode diskusi biasanya dilaksanakan setiap
sebulan sekali dengan diikuti para remaja-remaja masjid dan
dibuka untuk umum.
c) Bidang Sosial
Kegiatan sosial yang dilaksanakan oleh Yayasan
Bimatama diwujudkan dalam bentuk santunan kepada orang
yang tidak mampu, penyaluran daging kurban setiap lebaran haji
biasanya diberikan kepada masyarakat sekitar.
70
4.2.5. Penetapan Jadwal
Penetapan jadwal sangat penting untuk mengatur dan
menyusun tema yang akan disampaikan dan penentuan waktu.
Adapun jadwal kegitan dakwah di Yayasan Bimatama adalah
sebagai berikut :
1. Kajian Tafsir Al qur'an
Koordinator : Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
Waktu : Setiap hari ba'da subuh s/d 05.30 WIB
Materi : Kajian Tafsir Al qur'an
Pembicara : Ustd. Ulil Albab
Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
2. Terjamah Kalimat Al qur'an
Koordinator : Ibu Wati Hemanto
Waktu : Setiap hari Senin, 09.00-10.30 WIB
Materi : Belajar menerjemahkan kalimat Al qur'an
perkata
Pembicara : Ustd. M. Wasro'i
3. Kajian Jum'at Dhuha
Koordinator : Ibu Herman Ahmad dan Ibu Ferry Irwanto
Waktu : Setiap hari Jum'at, 08.00-10.00 WIB
Materi : Aqidah, Akhlak, Fiqh
Pembicara : Sesuai jadwal persemester
4. Kajian Irmaza
71
Koordinator : Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
Waktu : Setiap hari Kamis, 18.30-20.00 WIB
Materi : Aqidah, Akhlak, Fiqh
Pembicara : Sesuai jadwal
5. Kajian Tafsir Hadits
Koordinator : Ibu Ananto Kusumo
Waktu : Setiap hari Rabu I dan III, 18.30-20.00
WIB
Materi : Membahas hadits Bukhori Muslim
Pembicara : Ustd. Ir. M. Syafi'i
6. Tahsin Tilawah
Koordinator : Ibu Dwi Mulyani
Waktu : Setiap hari Selasa dan Kamis, 09.00-10.30
WIB
Materi : Belajar membaca Al qur'an dengan metode
qiro'ati
Pembicara : Ustd. Harmaeli, Ustzh. Kusmiyati, Ustzh.
Sofieah
7. Qiro'ati Irmaza
Koordinator : Sdr. Efendi
Waktu : Setiap hari Selasa, 18.00-19.30 WIB
Materi : Belajar membaca Al qur'an dengan metode
qiro'ati
72
Pembicara : Ustd. Eko Mudin Su'ur
8. Kajian Pra Munakahat
Koordinator : Ustd. H. Fathurrohman S.Pd.I
Waktu : Setiap hari Kamis, 18.30-20.30 WIB
Materi : Pernikahan
Pembicara : Sesuai jadwal
9. Qiro'ah
Koordinator : Ibu Ninik
Waktu : Setiap hari Senin, 08.00-09.00 WIB
Materi : Melagukan bacaan Al qur'an
Pembicara : Ustd. Abdul Wahid
10. Qiro'ati dan Tilawah Al qur'an
Koordinator : Ibu Lestari Uji
Waktu : Setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan Kamis,
10.00-11.30 WIB
Materi : Belajar membaca Al qur'an dengan metode
qiro'ati
Pembicara : Ustd. A. Jaelani S.A.g
4.2.6. Penetapan Lokasi
Segala bentuk kegiatan baik dibidang pendidikan dan bidang
dakwah yang dilaksanakan oleh Yayasan Bimatama mempunyai
lokasi atau tempat yang strategis. Untuk kampus atau gedung
sekolah itu sendiri bertempat di jalan klentengsari Pedalangan.
73
Sedangkan semua akrivitas yang berkaitan dengan kegiatan dakwah
di adakan di Masjid Al Azhar, lokasinya sangat berdekatan antara
gedung sekolah dan masjid.
4.2.7. Penetapan Biaya
Sebagian besar biaya atau pendanaan yang diperoleh dari
para donatur. Para donatur itu sendiri adalah para wali murid dari
murid-murid yang bersekolah di TK, SD, SMP Al Azhar.
Sedangkan pendanaan untuk akivitas dakwah diproleh melalui infaq
para jama'ah pengajian.
4.3. Program Kerja Yayasan Bimatama Banyumanik
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka yayasan Bimatama
membuat rencana kerja yang berupa program kerja untuk satu periode
kepengurusan (5 tahun). Berikut adalah program kerja yayasan Bimatama
untuk periode tahun 2002-2007 yang merupakan hasil keputusan ketua
pimpinan melalui musyawarah yang berpedoman pada anggaran dasar yaitu:
a. Seksi Pendidikan
- Mengupayakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan sesuai
dengan ajaran Islam untuk membina agar menjadi muslim yang
taqwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta
berguna bagi agama, bangsa dan negara.
b. Seksi Perlengkapan
- Menyediakan fasilitas untuk semua kegiatan sekolah dan kegiatan
pengajian
74
- Segera menyelesaikan inventarisasi aset yayasan
c. Seksi Pengumpulan Dana
- Pendataan dan pengaktifan donatur
- Melaksanakan iuran bulanan
- Mengadakan usaha-usaha lain yang halal dan tidak mengikat
(Dokumentasi sejarah Berdirinya Yayasan Bimatama Banyumanik,
2003: 6)
d. Seksi Sarana dan Prasarana
- Memperluas bangunan sekolah untuk SD, SMP dan SMU
e. Seksi Pembinaan Masjid untuk Masyarakat (dakwah)
- Memantapkan mekanisme kegiatan masjid
- Penerbitan buletin Al-Azhar sebagai pelengkap diluar materi
ceramah
- Peningkatan intensitas dakwah melalui masjid, majlis ta'lim maupun
kepada mayarakat umum terutama anak didik, remaja masjid dan
para wali murid
f. Seksi Humas
- Bertanggung jawab atas semua hal yang berhubungan dengan
kemasyarakatan
- Mengkoordinir para donatur dan jamaah dalam kegiatan yayasan.
75
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan
program adalah :
a. Program yang dicanangkan hendaknya menambah pemahaman
keagamaan .
b. Program direncanakan dengan pertimbangan dapat dilaksanakan dengan
melihat pada kemampuan fasilitas sasaran-sasaran dan prasarana serta
kesempatan.
c. Program yang direncanakan mampu memecahkan masalah atau minimal
membantu memecahkan masalah yang ada. (Wawancara dengan Ibu
Ani Hidayati, tanggal 1 Mei 2007).
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dalam Yayasan
Bimatama Banyumanik, program kerja yang telah ditetapkan tidak
seluruhnya dapat terealisasi. Jika hal ini diprosentasikan, maka kurang lebih
ada 70 % program yang dapat terealisasi. Faktor yang menjadi kendala
yayasan tersebut antara lain karena keterbatasan waktu, ketersediaan dana,
kesibukan pengurus di luar organisasi dan lain sebagainya.
Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa pola manajemen yang
dikembangkan oleh Yayasan Bimatama relatif dalam kondisi lebih baik.
Beberapa hal yang menjadi kurang maksimalnya proses perencanaan yang
telah diterapkan adalah masih kurangnya segi pendanaan, fasilitas yang
belum tercukupi dalam hal media dakwah, masih kurangnya komitmen dan
konsolidasi antar pengurus. Disamping itu juga tata hubungan yang kurang
kompak atau harmonis antar pengurus dalam hal ini kurang responnya
76
dalam menyikapi dan mencermati pelaksanaan dakwah di lapangan.
Sehingga kedepan diperlukan adanya perbaikan manajemen, jika memang
Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang mempunyai keinginan menjadi
lembaga yang ideal.
77
BAB V
ANALISIS FUNGSI PERENCANAAN DAKWAH DI
YAYASAN AMAL PENGAJIAN AHAD PAGI BERSAMA
PALEBON DAN YAYASAN BIMATAMA BANYUMANIK
SEMARANG
5.1. Analisis Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama Palebon.
5.1.1 Forecesting
Memperkirakan atau memperhitungkan sebuah perencanaan
sangat diperlukan dalam sebuah lembaga atau organisasi. Hal ini
berkaitan erat dengan suatu keadaan yang belum kita kenal dan
selalu berubah-ubah. Maka dari itu diperlukan sebuah sumber daya
manusia yang pengamatan yang seksama dan jeli dalam
memperhitungkan serta memperkirakan kondisi yang sebenarnya
kegiatan dakwah dimasa mendatang.
Dari penelitian yang telah kami lakukan di Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon terdapat perhitungan dan
perkiraan yang akan dilaksanakan untuk beberapa tahun yang akan
datang, terutama mengenai tentang kondisi yayasan diantaranya :
pertama, pengembangan sarana dan prasarana adalah sebagai
wujud untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar,
baik itu untuk para tenaga pengajarnya ataupun para murid. Kedua,
78
mendirikan balai pengobatan yang akan dikembangkan menjadi
poliklinik, disini bertujuan agar masyarakat sekitar yayasan dapat
menikmati fasilitas yang telah disediakan. Ketiga, mempunyai
SDM bekualitas dan berdedikasi tinggi, dapat berpotensi untuk
menghasilkan tenaga-tenaga berkualitas pada pelaksanaan kegiatan
dakwah. Keempat, pengembangan pada bidang dakwah, diharapkan
di bidang dakwah adanya penigkatan baik dari segi materi maupun
sasaran dakwahnya.
Dari beberapa perkiraan tersebut diatas sudah barang tentu
diharapkan semuanya berjalan dengan apa yang telah diinginkan,
namun segala bentuk usaha tidak terlepas dari ketidakberhasilan.
Akan tetapi di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon dapat dilihat bahwa forecasting yang telah dibuat benar-
benar telah diperhitungkan secara matang, dan mempunyai suatu
tujuan yang baik, sehingga tidak menutup kemungkinan akan dapat
berhasil dimasa mendatang.
5.1.2 Objektives
Dari penelitian yang telah kami lakukan pada Yayasan
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dapat dikatakan nilai-
nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh yayasan ini dapat
digolongkan kedalam secara umum dan secara khusus. Tujuan
secara umum menampilan Islam sebagaiagama rahmatan lilalamin,
suka beramal dan ikhlas, merealisasikan dakwah Islam dan Amar
79
ma'ruf nahi munkar yang bersumber pada Al qur'an dan Hadits.
Secara khusus data diuraikan bahwa ingin terus meningkatkan
kegiatan pengajian ahad pagi bersama baik dari penceramahnya,
da'inya dan jama'ahnya dengan menjawab persoalan-persoalan
zaman yang semakin maju, terlaksananya pengadaan sarana dan
prasarana baik di bidang pendidikan, bidang dakwah dan bidang
sosial.
Dari uraian tersebut secara jelas bahwa langkah
perencanaan untuk menetapkan tujuan organisasi di Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon tersusun dengan baik dan
mempunyai nilai yang mulia untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5.1.3 Penetapan Tindakan Dakwah
Penetapan tidakan dakwah diperlukan untuk mencari dan
menyelidiki berbagai kemunginan yang ada sebagai tindakan yang
bijaksana. Adanya hubungan tindakan dakwah dengan tujuan atau
sasaran yang akan dicapai harus benar-benar melaukan pemikiran
yang mendalam dalam penetapan tindakan dakwah. Salah sedikit
dapat menimbulkan persoalan baru dalam lingkungan yayasan
maupun masyarakat.
Pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
dalam penetapan tindakan dakwah melalui masyarakat dan
diusahakan semaksimal mungkin untuk diaplikasikan dalam
80
kehidupan berorganisasi dan kemasyarakatan khususnya untuk
umat Islam.
Beberapa contoh tindakan dakwah Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon adalah meningkatkan dan
memperdalam kesadaran umat Islam khususnya masyarakat sekitar
untuk sungguh-sungguh mempelajari dan mengamalkan ajaran-
ajaran Islam, menanamkan kesadarn betapa pentingnya agama
(Islam) dan pendidikan, memberikan bea siswa pada anak pra
sejahtera dan sebagainya. Dari contoh-contoh tersebut
memperkirakan butuh kemamapuan dan usaha yang keras
untukmenciptakan atau menghasilkan SDM yang berguna untuk
agama, bangsa dan negara.
5.1.4 Penetapan Metode
Sebuah rancangan bagus, tujuan yang mulia dan tindakan
yang tepat apabila tidak dibarengi dengan cara atau metode yang
baik pula tidak akan mewujudkan atau menghasilkan tujuan yang
ingin dicapai. Metode dakwah sangat terkait dengan bagaimana
melaksanakan suatu pekerjaan, hal ini membutuhkan langkah-
langkah yang tepat metode yang tepat dalam mengambil kebijakan
untuk syi'ar Islam.
Pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon
dalam melaksanakan suatu pekerjaan sangat memerlukan metode
dalam setiap langkah dakwahnya, beberapa metode yang dilakukan
81
pada yayasan ini mencerminkan untuk membentuk pendewasaan
diri, berfikir lebih maju, menciptakan ide-ide yang cemerlang yaitu
dengan jalan metode diskusi, ceramah, tanya jawab, studi banding
(untuk bidang pendidikan). Dari metode-metode tersebut
diharapkan ampu mencetak kader yang berkualitas baik yang
berhubungan dengan urusan dunia dan akhirat.
5.1.5 Penetapan Jadwal
Agar tertata dengan baik dan sistematik, ditentukan pula
adanya penjadwalan. Penjadwalan ini dapat berfungsi untuk
mengatur semua kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan
dengan baik dan sukses. Dalam Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon pengaturan penjadwalan khususnya untuk
kegiatan pengajian rutin ditentukan oleh pengurus dengan melihat
sanggup tidaknya, kemampuannya, dan tempat untuk pengajian.
Contohnya untuk bidang aqidah yang ditugasi sebagai nara sumber
harus benar-benar orang yang mampu dibidang tersebut, untuk
jadwal materi dan tempat ditentukan pengurus yayasan dan
diketahui oleh para penceramah.
5.1.6 Penetapan Lokasi
Lokasi menjadi faktor penting dalam kemajuan sebuah
lembaga atau organisasi. Hal ini beralasan dengan lokasi yang
strategi dan nyaman dalam kegiatan dakwahnya dapat berpengaruh
pada pembiayaan, waktu, tenaga, fasilitas dan perlengkapan. Pada
82
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon mempunyai
tempat di daerah perkotaan jauh dari kebisingan dan kesibukan
masyarakat kota, jarak dari jalan protokol sekitar 500 meter.
Lokasinya berada ditengah-tengah masyarakat, tapi tidak
menganggu aktivitas dakwahnya.
5.1.7 Penetapan Biaya
Penetapan biaya menjadi faktor penentu dalam sebuah
organisasi atau lembaga, meskipun dengan sebuah perkiraan
rencana yang bagus, tujuan yang jelas, dan metode yang tepat serta
program kerja yang sistematik tidak akan terleksana apabila tidak di
imbangi segi pendanaan yang memadai. Pada Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam penentuan
pendanaannya selain sumber dana dari para wali murid juga
didapatkan dari para donator luar, dan infak para jama'ah pengajian.
Dengan demikian semua pembiayaan dalam penyelenggaraan
kegiatan dakwah di danai dengan biaya sendiri, dan dapat dibilang
pembiayaan untuk Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon masih kurang dalam kelangsungan kegiatan dakwah.
5.2. Analisis Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang.
5.2.1. Forecesting
Bahwasannya setiap lembaga atau organisasi mempunyai
perkiraan dan perhitungan yang matang yang akan dilakukan
83
dimasa depan. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon mempunyai perkiraan dan perhitungan dimasa mendatang,
yakni peningkatan sarana dan prasarana mendirikan balai
pengobatan, peningkatan SDM dan peningkatan program kegiatan
dakwah. Sedangkan Yayasan Bimatama Banyumanik mempunyai
perkiraan dan perhitungan masa mendatang antara lain
mewujudkan lembaga pendidikan yang berguna bagi bangsa dan
negara, peningkatan dan pengembangan kegiatan dakwah
khususnya untuk kemakmuran masjid, peningkatan kedisiplinan
SDM yang dimiliki dan sebagainya.
Paparan perkiraan dan perhitungan masa depan Yayasan
Bimatama Banyumanik diatas menggambarkan dengan jelas arah
dan pola pengembangan sebuah lembaga atau yayasan tersebut.
Secara umum arah dan pola pengembangan dakwah diatas adalah
lebih mengutamakan adanya peningkatan dan kedisiplinan SDM
yang dimiliki, artinya SDM yang ada harus mempunyai
kedisiplinan tinggi dan berkualitas khususnya dalam menjalankan
tugas yang diberikan oleh pimpinan yayasan. Seorang pemimpin
tidak menginginkan adanya pembagian tugas yang setengah-
setengah. Selain itu juga perkiraan tersebut ingin lebih
meningkatkan akan pentingnya kesadaran masyarakat dalam
kegiatan dakwah. Dengan demikian perkiraan yang telah ada
84
menunjukkan sebuah pola tujuan yang bagus dalam mencapai target
atau sasaran yang diharapkan.
5.2.2. Objektives
Penetapan tujuan merupakan aspek penting kedua setelah
perkiraan, hal ini dikarenakan gerak langkah suatu penylenggaraan
dakwah atau kegiatan akan diarahkan pada tujuan. Dengan
demikian tujuan merupakan suatu keadaan yang harus ada untuk
dijadikan acuan pada setiap pelaksanaan dakwah.
Pada Yayasan Bimatama Banyumanik secara garis besar
dalam penetapan tujuan memperhatikan perkembangan zaman
sekarang ini yang semakin maju dan modern tanpa menghilangkan
norma-norma agama atau syari'at Islam. Tujuan tersebut
diantaranya secara umum untuk merealisasikan ajaran-ajaran Islam
kepada semua umat, membangun generasi Islam yang cerdas
bertumpu pada iman dan taqwa dan meningkatkan syiar Islam.
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai adalah terciptanya kualitas
dan keunggulan SDM, pengembangan konsolidasi organisasi,
peningkatan dan pengembangan model dan kualitas pendidikan,
peningkatan dan pengembangan kurikulum dan materi dakwah dan
pembinaan kedisiplinan dalam beraktivitas.
Dari tujuan yang telah ditetapkan oleh Yayasan Bimatama
Banyumanik tersebut dapat dikatakan bahwa sasaran atau target
yang ingin dicapai jelas baik untuk pembentukan pribadi muslim
85
yang berkualitas, beriman, bertaqwa dan berdedikasi tinggi untuk
kemajuan imat Islam serta untuk membina, mengembangkan dan
mensyiarkan syariat Islam kepada umat Islam umumnya dengan
berpegang teguh pada Alqur'an dan Hadits sebagai bekal hidup dan
pedoman untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5.2.3. Penetapan Tindakan Dakwah
Dalam penetapan tindakan dakwah diharapkan nantinya
dapat menimbulkan pengaruh yang baik terhadap jalannya suatu
organisasi atau lembaga tersebut. Berbagai kemungkinan yang
dapat ditempuh itu memberikan penilaian tindakan dakwah apakah
langkah atau kebijaksanaan itu tepat pada sasaran atau tujuan
dakwah. Oleh karena itu tindakan dakwah harus ada korelasinya
dengan tujuan dan memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai tolok ukur atau patokan sebelum
pengambilan keputusan.
Pada Yayasan Bimatama Banyumanik terdapat beberapa
tindakan dakwah yang diambil dapat dikatakan bahwa keputusan-
keputusan tersebut memperlihatkan sebuah usaha yang sungguh-
sungguh dalam menanamkan kesadaran kepad semua pihak betapa
pentingnya sebuah pendidikan. Hal ini ditandai dengan
menawarkan sebuah kurikulum yang beda dengan lembaga
pendidikan lain berlandaskan pada Al qur'an dan Hadits tanpa
menghilangkan nilai-nilai pancasila. Selain itu segala tindakan
86
dakwah yang diambil terkonsentrasi pada peningkatan pengetahuan
umat Islam yang beriman dan bertaqwa untuk mengikuti
perkembangan era globalisasi yang terus maju dengan tidak
mengenyampingkan syari'at Islam yaitu aqidah, fiqh dan akhlak.
5.2.4. Penetapan Metode
Sebelum melaksanakan sebuah aktifitas atau pekerjaan
dalam hal ini penyelenggaraan dakwah kita tidak boleh melupakan
akan prosedur, langkah-langkah, metode, cara atau strategi yang
matang untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Metode ini
merupakan gambaran untuk menyikapi keadaan di lapangan secara
langsung bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan tersebut.
Pada Yayasan Bimatama Banyumanik metode yang telah
ditawarkan dapat dikatakan bahwa metode yang diambil baik pada
bidang pendidikan, bidang dakwah dan bidang sosial menandakan
sebuah tawaran baru untuk membina, mengarahkan, membimbing
dan menasehati dengan nilai-nilai bagus yang dapat bermanfaat
untuk pembentukan diri (pribadi muslim) dan diharapkan
menciptakan SDM yang berkualitas, beriman, dan bertaqwa dalam
menghadapi tantangan zaman sekarang yang banyak mempengaruhi
moral generasi muda. Selain itu metode yang ditawarkan
menginginkan suasana tanpa melupakan tujuan utam belajar untuk
dapat berekspresi, berargument dan mencari inspirasi serta ide-ide
bagus untuk selangkah lebih maju baik pada bidang pendidikan,
87
dakwah dan sosial. Secara garis besar dalam penetapan metode
pada Yayasan Bimatama tidak menginginkan adanya pembunuhan
karakter berfikir yang dimiliki oleh masing-masing individu ( siswa
atau para Jama'ah) tapi tetap berpegang pada al Qur'an dan Hadits.
5.2.5. Penetapan Jadwal
Penetapan jadwal berpengaruh besar dalam kelangsungan
pelaksanaan penyelenggaraan dakwah, hal ini dikarenakan tanpa
adanya jadwal semua kegiatan akan tidak teratur seolah-olah tidak
tersusun atau tertata dengan baik. Dengan adanya penetapan jadwal
pula diharapkan dapat menanamkan motivasi yang tinggi demi
kelancaran kegiatan. Selain itu juga mengatur waktu dalam
melaksanakan aktivitas atau kegiatan merupakan pekerjaan
profesional.
Dari jadwal yang telah ditetapkan pada Yayasan Bimatama
Banyumanik dapat dikatakan bahwa pembentukan jadwal dibuat
dengan jelas, nyata, dan terorganisir. Hal ini dapat dilihat pada
penetapan jadwal pengajian dakwah terdapat beberapa nama
jama'ah pengajian dengan diberi koordinatornya, waktu, materi
yang akan disampaikan dan pembicaranya. Dalam penjadwalan ini
menunjukkan sebuah perencanaan yang matang dan siap sebelum
pelaksanaan kegiatan dakwah, dengan harapan dapat berjalan lancar
dan mendapat respon dari para jama'ah pengajian dan masyarakat
pada umumnya.
88
5.2.6. Penetapan Lokasi
Dalam penentuan lokasi kegiatan dakwah harus benar-benar
diperhitungkan secara matang baik buruknya tempat tersebut dalam
melaksanakan kegiatan dakwah. Hal ini dapat berpengaruh pada
pembianyaannya, waktu, tenaga, fasilitas, perlengkapan dan minat
masyarakat umumnya khususnya para jama'ah pengajian, para
siswa dan elemen pengurusnya. Dengan demikian lokasi tidak bisa
dipisahkan dalam perencanaan dakwah untuk memajukan
perkembangan sebuah organisasi dan penyelenggaraan dakwahnya.
Pada Yayasan Bimatama Banyumanik dapat dikatakan
mempunyai lokasi yang strategis, nyaman dan terjangkau kepada
semua pihak yang berada di daerah perkotaan jauh dari kesibukan
masyarakat kota setiap harinya. Lokasinya ini dapat dikatakan
berada pada lingkungan akademik yang berdekatan dengan
beberapa perguruan tinggi, sehingga dalam proses penyelenggaraan
dakwah khususnya pendidikanya lebih mendukung dalam
perkembangannya. Jarak lokasi dengan jalan raya cukup dekat
sekita 300 meter namun kegiatan dakwahnya tidak terganggu oleh
aktivitas masyarakat umum.
5.2.7. Penetapan Biaya
Sebuah perencanaan yang baik, program yang bermutu,
tujuan yang jelas tidak ada gunanya kalau tidak adanya pembiayaan
yang memadai. Biaya disini sangat berperan penting dalam
89
mempengaruhi pelaksanaan dakwah, tanpa adanya biaya yang
memadai bukan mustahil sebuah organisasi atau lembaga dalam
pelaksanaan kegiatannya akan jalan ditempat.
Pada Yayasan Bimatama Banyumanik dalam penetapan
biaya dapat dikatakan bahwa sebagian besar biaya diperoleh dari
para donator, wali murid dan infaq dari para jama'ah pengajian.
Dalam menetapkan biaya ini yang mempunya peran penting adalah
jajaran pengurus yayasan yang telah dibentuk untuk mencari
penggalian dana selain dari para wali murid, donatur dan infaq.
Biaya kegiatan dakwah khususnya pendidikan yang dilaksanakan
pada Yayasan Bimatama Banyumanik dapat dikatakan cukup tinggi
untuk masyarakat umum. Untuk bidang dakwah, operasional
pembiayaan pengajian disamping ada alokasi dana dari pengurus
yayasan juga banyak para jama'ah pengajian yang memberikan
infak untuk kelangsungan kegiatan pengajian dakwah tersebut.
Dengan demikian secara garis besar segi pembiayaan pada
Yayasan Bimatama Banyumanik baik di bidang pendidikan, bidang
dakwah, dan bidang sosial dapat dibilang cukup memadai sebagai
faktor pendukung yang penting untuk kelangsungan yayasan
tersebut.
90
5.3. Analisis Program Kerja Terealisasi di Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik
Semarang.
Sebuah lembaga atau organisasi bisa dikatakan baik dan terkenal
tidak lepas dari pola menajemen yang teratur dan rapi. Manajemen yang
yang tersusun baik dan terkoordinir mempunyai sebuah tujuan yang benar-
benar ingin dicapai tidak hanya sebagai tulisan belaka yang berfungsi
sebagai formalitas dalam mendirikan organisasi. Dalam hal ini segala
sesuatu memerlukan menejemen dan pengelolaan dalam mencapai tujuan
yang ingin diwujudkan.
Program kerja merupakan aspek penting dalam pengelolaan sebuah
lembaga atau organisasi. Salah satu faktor berhasil tidaknya sebuah
lembaga dapat dilihat dari program kerja yang telah disusun, tentunya
dalam pembuatan program kerja sudah mempertimbangkan dengan detail
kira-kira yang dihadapi nanti. Sebagai manusia kita pasti punya kelebihan
dan kekurangan masing-masing, demikian juga dengan program kerja ada
yang baik dan buruk, ada yang berhasil dan ada yang tidak.
Program kerja dapat diartikan sebagai rencana yang sekali
digunakan, mencakup kumpulan yang relative besar dari aktivitas
organisasi dengan menspesifikasikan langkah-langkah utama, urutan dan
waktu, serta unit yang bertanggung jawab untuk setiap langkah.
Dari hasil melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi dari
dua lembaga dakwah yaitu Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
91
Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang ada perbedaan
yang cukup signifikan realisasi program kerja yang telah disusun. Tingkat
perbedaan tersebut mencapai 20 % bahkan lebih, hal ini disebabkan karena
pola manajerial dan budaya organisasi antara kedua yayasan tersebut
berbeda. Program keja pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon telah dipaparkan secara jelas pembagian tugas masing-masing
pengurus sehingga kinerjanya diharapkan benar-benar dapat berjalan
dengan baik dan lancar, dibandingkan dengan Yayasan Bimatama program
kerja yang ada terlihat kurang spesifik kepada siapa saja tugas tersebut
akan diberikan tanggung jawab. Namun pada kenyataan yang ada pola
manajerial yang berhasil berjalan dengan baik dan tertata rapi melainkan
Yayasan Baimatama. Hal ini disebabkan Yayasan Bimatama sangat
mengutamakan kedisiplinan dan profesionalitas pada masing-masing
program kerja yang ada, sehingga program kerja yang ada relatif dapat
berjalan dengan baik.
Salah satu fungsi manajemen, planning ( perencanaan) yang
diterapkan oleh Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang sudah relatif
baik, sedangkan pada Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon masih relatif kurang berjalan dengan baik. Sehingga kondisi ini
memberi dampak yang cukup signifikan terhadap pelaksanaan dakwah
yang dikembangkan kedua yayasan tersebut.
92
5.4. Persamaan dan Perbedaan Fungsi Perencanaan Dakwah di Yayasan
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang.
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam proses
penyelenggaraan dakwah masih menggunakan manajemen lebih khusus
perencanaan masih konvensional dan cenderung berjalan apa adanya, hal
ini karena dipengaruhi beberapa hal. Konvensional berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan lembaga dakwah yang
dikembangkan, baik yang berhubungan dengan lembaga itu sendiri, sumber
daya manusia, maupun proses manajemen yang diterapkan. Yayasan
Bimatama Banyumanik dalam proses penyelenggaraan dakwah lebih
memiliki konsep manajemen yang baik lebih khusus perencanaan yang
dimiliki dan cukup sistematis karena prinsip-prinsip manajemen didukung
oleh kemampuan dan budaya yang modern. Dalam aplikasinya, disamping
menggunakan fungsi manajemen terutama perencanaan diatas, Yayasan
Bimatama Banyumanik juga menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang
berpedoman pada syari'at islam yaitu al Qur'an dan Hadits.
Dari perbedaan tersebut terdapat pula persamaan-persamaan antara
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan
Bimatama Banyumanik adalah sama-sama berpedoman pada syari'at Islam
al Qur'an dan Hadits menerapkan amar ma'ruf nahi munkar, menerapkan
fungsi-fungsi manajeman terutama perencanaan dakwahnya, mencetak
kader-kader bangsa yang Islami. Sedangkan perbedaannya terletak pada
93
aplikasi manajemen dakwah yang diterapkan, dimana Yayasan Bimatama
Banyumanik lebih bisa menerapkan fungsi manajemen dakwah.
Persamaan dan perbedaan tersebut juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yakni :
1. SDM yang dimiliki
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon Dan Yayasan
Bimatama Banyumanik didukung oleh SDM yang relatif baik. Hal ini
dapat dilihat dari kepengurusan personel yang kebanyakan berbasis
perguruan tinggi. Hanya saja anggota pengurus salah satu yayasan ada juga
yang mempunyai latar belakang pendidikan biasa, sehingga kondisi ini
mempengaeuhi pemikiran dan aktifitas dakwah yang dikembangkan.
2. Etos kerja dan tanggung jawab
Etos kerja dan tanggung jawab pengurus terhadap yayasan yang dimiliki
kedua yayasan terdapat perbedaan yang cukup bararti. Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon terlihat lebih fleksibel dan kurang
ketatnya kedisiplinan dalam menilai hasil kerja anggotanya dan mayoritas
anggotanya mempunyai aktifitas dan kesibukan yang luar biasa sehingga
perhatian dan konsentrasi terhadap yayasan relatif berkurangdan belum
maksimal, sehingga perkembangan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon dalam konteksnya sebagai lembaga dakwah menjadi
kurang lancar. Yayasan Bimatama Banyumanik didukung oleh personel
pengurus dengan budaya dan lembaga yang melekat dengan aturan dan
94
pedoman yang kuat serta mengutamakan kedisiplinan yang tinggi, sehingga
menciptakan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
3. Hubungan dengan masyarakat
Kedua yayasan sama-sama mengedepankan silaturahmi dalam
menjalankan hubungan dengan masyarakat. Hanya saja pada kenyataannya
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon lebih terbuka untuk
masyarakat kalangan umum, dibandingkan Yayasan Bimatama
Banyumanik yang terkesan lebih tertutup. Sehingga sikap yang diberikan
kepada kedua yayasan tersebut lebih berdasarkan pertimbangan subyektif,
tidak secara obyektif. Kondisi inilah yang sebenarnya harus dihilangkan ari
mayoritas masyarakat secara umum.
5.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persamaan dan Perdedaan Fungsi
Perencanaan Dakwah di Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon Dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang.
1. Faktor sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana menjadi faktor penting dalam setiap aktivitas
kegiatan dakwah dari kedua yayasan tersebut. Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama Palebon sudah memiliki akan sarana dan prasarana
dalam mendukung kegiatan hanya saja masih belum memadai untuk setiap
kegiatan dakwahnya. Hal ini dapat dilihat sarana yang berkaitan dengan
kegiatan pengajian, pendidikan, kesehatan, pengembangan SDM dan lain-
lain masih kurang dan belum memenuhi standar. Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang dalam melaksanakan kegiatan program kerjanya
95
baik yang berkaitan sarana dakwah, sarana pendidikan, pengembangan
dakwah dan lain-lain sudah dapat dikatakan terpenuhi dan memadai seperti
untuk gedung sudah memenuhi standar pendidikan yang baik, sarana olah
raga ada semua, tempat untuk pengajian sudah representative, mobil untuk
jemput siswa dan lain-lain. Dari faktor ini dapat dijadikan persamaan dan
perbedaan dari yayasan ini untuk menciptakan sebuah organisasi yang
benar-benar dikatakan maju untuk mencapai tujuannya masing-masing.
2. Faktor Finansial
Finansial merupakan faktor yang selalu menjadi kendala
terlaksananya sebuah tujuan atau program dalam setiap organisasi, tetapi
hal ini tidak menjadi faktor mutlak penentu tujuan tercapai. Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dana adalah menjadi kendala
pertama yang serius dalam kelangsungan setiap kegiatan, bukan berarti
lembaga ini tidak mempunyai dana sedikitpun dalam kelangsungan
programnya tapi masih sangat membutuhkan untuk kemajuan dan
perkembangan organisasi ini. Untuk Yayasan Bimatama Banyumanik
masalah pendanaan dibilang sudah mencukupi baik dalam pengelolaan,
penggalian dan pengembangan untuk melancarkan programnya. Hal ini
terlihat disamping iuran dari siswa juga donatur yang banyak baik donatur
tetap atau tidak tetap. Dengan pendanaan yang sudah mencukupi bukan
berarti yayasan ini tidak kekurangan dana, tapi juga masih membutuhkan
dana untuk biaya operasional apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Faktor ini
memperlihatkan adanya persamaan dan perbedaan dari kedua organisasi ini
96
dalam usaha pengembangan dan perkembangan organisasi, dan diharapkan
tujuan yang ingin dicapai terpenuhi.
3. Faktor Hubungan Dengan Lembaga Dakwah Lain
Hubungan dengan lembaga dakwah lain sangat diperlukan setiap
organisasi, karena dengan hubungan ini dapat saling bekerja sama dalam
memajukan organisasinya. Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon hubungan dengan lembaga lain masih kurang luas, hal ini dapat
dilihat belum maksimalnya pencapaian yang diharapkan dari tahun
ketahun baik dari prestasi siswanya, penambahan gedungnya,
kurikulumnya dan sebagainya. Bila dibandingkan dengan Yayasan
Bimatama Banyumanik hubungan dengan lembaga dakwah lain sudah
sangat baik dan luas, hal ini terlihat tidak hanya hubungan dengan tingkat
regional tapi juga sudah menjalin hubungan dengan tingkat nasional
bahkan internasional. Secara fisik bukti yang ada adalah gedung sekolah,
sarana olahraga, masjid, kurikulumnya dan lain-lain yang sudah
reperesentatif dan memenuhi standar. Faktor ini terdapat persamaan dan
perbedaannya, sama-sama menjalin hubungan dengan lembaga dakwah lain
dan perbedaanya terletak pada ruang lingkup hubungannya serta bukti fisik
dan non fisik.
4. Faktor Materi Dakwah
Harapan dan kebutuhan objek dakwah terhadap materi dawah
tidaklah selalu sama, bahkan berbeda antara objek dakwah yang dengan
objek dakwah yang lain. Begitu pula antara objek dakwah Yayasan Amal
97
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dengan Yayasan Bimatama
Banyumanik tidak menutup kemungkinan adanya persamaan dan
perbedaan materi dakwah yang dilakukan dengan memprioritaskan dengan
harapan dan kebutuhan objek dakwah.
Materi yang dikembangkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon mengarah pada aspek amaliyyah, aqidah dan fiqh
tapi masih kurang pendalaman dalam pembahasannya serta adanya upaya
penyesuaian adat dan tradisi yang berkembang di masyarakat dengan nilai-
nilai atau ajaran Islam. Hal ini berbeda dengan Yayasan Bimatama
Banyumanik dalam kegiatan dakwahnya banyak mengarah pada aspek
amaliyah dengan tingkat yang sedang dan tinggi (sufi ), selain itu juga
membahas pada materi ubudiyah dan keimanan yang sifatnya untuk
pondasi dasarnya, serta materi fiqh yang tidak tertuju pada satu mazdhab.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dakwah yang dilakukan meliputi
berbagai macam dan segi kehidupan.
Perbedaan dan persamaan suatu materi dakwah juga dipengaruhi
oleh tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing organisasi tersebut.
Setiap materi yang diberikan oleh kedua yayasan ini pasti ada kelemahan
dan kelebihannya masing-masing.
5. Faktor Metode
Metode adalah hanya sebagai suatu alat atau jalan dalam mencapai
sasaran, metode paling sesuaipun tidak akan menjamin hasil yang baik. Hal
ini disebabkan karena objek dakwah yangdihadapi beraneka ragam yang
98
tentu saja menuntut adanya pengujian efektifitas metode dengan intensitas
meteri dakwah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode dakwah yang
diterapkan Yayasan Bimatama Banyumanik lebih bersifat variatif jika
dibandingkan dengan metode dakwah yang diterapkan oleh Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon. Metode dakwah yang diterapkan
Yayasan Bimatama meliputi ; metode ceramah yang kemudian dilanjutkan
dengan diskusi dan dialog, metode talk show dan seminar, metode
pendidikan baik formal maupun non formal. Sedangkan metode dakwah
yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon terdiri atas metode ceramah, metode tanya jawab dan metode
pendidikan formal.
6. Faktor Media
Media menjadi faktor yang mempengaruhi persamaan dan perbedaan
dakwah Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan
Yayasan Bimatama Banyumanik, yang meliputi berbagai pertimbangan,
yakni :
a. Tujuan yang hendak dicapai.
b. Kesesuaian dengan materi dakwah.
c. Kesesuaian dengan sasaran dakwah.
d. Kemampuan da'I dalam menggunakan media.
e. Ketersediaan media dakwah.
99
Pada point tujuan yan hendak dicapai, baik Yayasan Amal Pengajian
Ahad Pagi Bersama Palebon maupun Yayasan Bimatama Banyumanik,
sama-sama berupaya merealisasikan dakwah islamiyah. Hanya saja dalam
konteks gerakan yang dikembangkan terdapat perbedaan. Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam gerakan dakwahnya
menggunakan semboyan dan semangat " kembali al Qur'an dan al Hadits".
Sedangkan Yayasan Bimatama Banyumanik berpendirian bahwa dalam
agama harus ada akomodasi budaya lokal, sehingga tradisi yang
berkembang di masyarakat harus dilestarikan dan disesuaikan dengan
ajaran dan nilai-nilai islam.
Pada aspek kesesuaian dengan matri dan sasaran dakwah, terdapat
perbedaan yang cukup signifikan antara Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama Palebon maupun Yayasan Bimatama Banyumanik. Yayasan
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon lebih bisa mengemas materi
dakwah yang dilakukan, yakni dengan ditentukannya kurikulum dakwah
yang tercover dalam Buku Kumpulan Ceramah Pengajian Ahad Pagi.
Sedangkan Yayasan Bimatama Banyumanik lebih mendasarkan materi
dakwahnya berdasarkan pada relitas dan kebutuhan umat.
Sementara itu, aspek ketersediaan media dakwah dan kemampuan
da'I dalam menggunakan media dakwah, masing-masing kedua yayasan
sudah mempunyai media dakwah. Hanya saja ada yang menggunakan
majalah, buku, ada juga yang menggunakan media ceramah dan
silaturahmi.
100
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari bab satu sampai dengan bab lima
sebelumnya, ada beberapa kesimpulan yang dapat kemukakan sebagai hasil
dari penelitian ini, yaitu :
1. Pola manajemen khususnya perencanaan dakwah yang diterapkan oleh
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dalam
konteksnya sebagai lembaga dakwah diharapkan mampu mengemban
misi dakwah dan mengemban agama Islam secara menyeluruh. Oleh
karena itu pola menejerial Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon secara profesional dan proporsional harus senantiasa
diterapkan dan dikembangkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa
pola manajerial khususnya perencanaan yang diterapkan Yayasan
Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari penerapan prinsip-prinsip dan pola perencanaan dalam
lembaga dakwah tersebut. Hanya saja prinsip-prinsip dan pola
perencanaan yang ada belum mencerminkan manajemen perencanaan
organisasi secara ideal, sehingga diperlukan upaya pembenahan dan
pengembangan terhadap pola manajerial perencanaan yang ada.
Dengan demikian diharapkan proses dakwah yang dilaksanakan akan
terealisasi dengan baik dan lancer serta sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan umat.
101
2. Pola manajerial perencanaan dakwah yang diterapkan oleh Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang dalam gerakan dakwahnya dapat
dikatakan relatif baik. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi fungsi
manajemen khususnya perencanaan dakwahnya dikembangkan oleh
lembaga tersebut. Hanya saja masih terdapat beberapa kekurangan dan
kelemahan, sehingga kedepan perlu dikembangkan pola manajemen
perencanaan yang ada secara baik.
3. Terdapat titik persamaan dan perbedaan pola manajemen perencanaan
yang diterapkan oleh Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang. Titik
persamaan tersebut terletak pada penerapan fungsi perencanaan
dakwah dan program kerja.
Sedangkan titik perbedaannya terletak pada aplikasi dan realisasi
konsep perencanaan tersebut pada organisasi dakwah yang
dikembangkan, dimana Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama
Palebon belum bisa menerapkan konsep perencanaan dakwah dalam
gerakan dakwahnya secara lebih baik. Bila dibandingkan dengan
Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang lebih bisa menerapkan
konsep perencanaan dalam gerakan dakwahnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang lebih
memungkinkan untuk mengemban lemnaga dakwah jika dibandingkan
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon. Hal ini
102
didukung oleh kapasitas SDM dan budaya lembaga yang
dikembangkan dan melekat pada lembaga tersebut.
Meskipun demikian, menurut hemat penulis bahwa keberadaan
kedua lembaga tersebut, baik Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang
sangat penting bagi upaya penyelenggaraan dakwah Islamiyyah, yaitu
pelaksanaan dakwah yang dilakukan secara kelembagaan atau melalui
organisasi akan lebih terarah dan dapat dikelola dengan baik. Karena
dengan sebuah lembaga pelaksanaan dakwah dapat dilaksanakan secara
mnyeluruh. Hal ini karena didukung oleh beberapa faktor seperti :
SDM, sarana dan prasarana, pola dakwah yang dikembangkan. Selain
itu ada evaluasi dan pembenahan-pembenahan serta pemecahan
masalah dalam rangka meningkatkan dan meneruskan penyelenggaraan
dakwah Islamiyah amr makruf nahi munkar dengan berpegang teguh
pada al-Qur'an dan Hadits.
6.2. Saran-saran
1. Hendaknya pada para pelaksana dakwah lebih meningkatkan fungsi-
fungsi manajemen dakwah khususnya perencanaanya, dengan harapan
maksud dan tujuan dakwah dapat mencapai hasil yang diharapkan.
2. Hendaknya masyarakat memberikan dukungan terhadap keberadaan
Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang. Dukungan tersebut dapat ditempuh
dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan masing-masing.
103
3. Hendaknya perguruan lebih besar lagi membuka kesempatan bagi para
peneliti untuk meneliti fungsi perencanaan dakwah di Yayasan Amal
Pengajian Ahad Pagi Bersama Palebon dan Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang. Dari penelitian tersebut diharapkan dapat
dijadikan studi banding dalam mengembangkan manajemen dakwah.
6.3. Penutup
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah
akhirnya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran konstruktif
sangat penulis harapkan guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Amrullah. 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Primaduta
Allen, Louis A. 1961. Karya management. Jakarta: Pustaka Sarjana.
Anshari, Hafi. 1993. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah. Surabaya: al-Ikhlas.
Anwar, Nurul. 1997. Eksistensi Kelompok Pengajian Raudhatus Sholihah Dalam Rangka Membina Keberagamaan Karyawati PT. Simoplas Kodia Semarang. (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang).
Arifin, M. 1996. Psikologi Dakwah. Jakarta: Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz, Moh Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Bachtiar, Wardi. 1984. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos
Departemen Agama RI, 2004, Al Qur'an Dan Terjemahnya, Semarang: Toha Putra, tt.
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research I. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM.
Hafidhuddin, Didin. 1998. Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press.
Handoko, T.Hani. 1999. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Hunger, David dan Thomas L Wheelen. 1996. Manajemen Strategis. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Inni Hikmatin, Dwi Muryodewi. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Strategi Dakwah pada Taman Kanak-kanak Al-Qur’an di Kodya Semarang. (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang).
Kooniz, Harold dan Cyril O'donnel. 1967. Prinsip-Prinsip Management. Jilid Ke-2, Jakarta: Bhratara.
Mahmudin, 2004. Manajemen Dakwah Rasulullah : Suatu Telaah Historis. Jakarta:Penerbit Restu Ilahi.
Manullang, M. 1981. Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Balai Aksara.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mudjiono, Yoyon. 2001. Strategi Komunikasi Sebagai Penunjang Dakwah, dalam, Jurnal Ilmu Dakwah, Surabaya: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Sunan Ampel.
Muchtarom, Zaini. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta : Al Amin Press.
Munir, M., dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Munsy, Abd. Kadir. 1982. Metode Diskusi dalam Dakwah. Surabaya: Al-Ihlash.
Mustofiyah, Siti Hanik. 2007. Aplikasi Fungsi-fungsi Manajemen dalam Pengajian Pahingan di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Patebon Kendal. (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang).
Pimay, Awaluddin. 2005. Paradigma Dakwah Humanis, Semarang: RaSAIL.
-------. 2006. Metodologi Dakwah, Semarang: RaSAIL.
R.Terry, George, 1977, Principles of Management, Richard D. Irwin, INC. Homewood, Irwin-Dorsey Limited Georgetown, Ontario L7G 4B3.
Rais, Amien. 1995. Cakrawala Islam Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 1996. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : BEEF
Sudarto, 1997. Metode Penelitian Filsafat, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sanusi, Salahuddin, 1964, Pembahasan Sekitar Prinsip-prinsip Dakwah Islam , Semarang, CV.Ramadhani.
Sayid Abd. Rauf, Abdul Kadir. 1987. Dirasah Fiqh Dakwah al- Islamiyah, Kairo : Dar El-Tiba'ah al-Muhammadiyah.
Shaleh, Abdul Rosyad. 1977. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Siagian, Sondang P. 1981. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.
Sulthon, Muhammad. 2003. Desain Ilmu dakwah, Kajian Ontologis, Epistimologis dan Aksiologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: al-Ikhlas
Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pertama.
Umar, Thoha Yahya. 1981. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya.
Umary, Barmawie. 1980. Azas-Azas Ilmu Dakwah. Semarang: CV Ramadhani.
Usmain, Husaini. & Purnomo Styady Akbar. 1996. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara.
Winardi. 1983. Asas-asas Management, Bandung: Alumni.
Ya'qub, Hamzah. 1973. Publisistik Islam, Seni dan Teknik Dakwah. Bandung: CV Diponegoro.
Yuki, Gary. 1994. Leadership in Organization. Jakarta: Perhallindo.
Yusuf, Soeleman dan Slamet Soesanto. 1981. Pengantar Pendidikan Sosial. Surabaya: Usaha Nasional.
Zahrah, Abu. 1994. Dakwah Islamiah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN YAYASAN AMAL PENGAJIAN
AHAD PAGI BERSAMA PALEBON
1. Bagaimanakah historitas Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi Bersama ?
a. Kapan berdirinya ?
b. Siapa pendirinya ?
c. Latar belakang berdirinya ?
d. Tujuan berdirinya ?
2. Bagaimanakah perkembangan Yayasan Amal Pengajian Ahad Pagi
Bersama?
a. Bagaimana program YAPAPB dari tahun ke tahun ?
b. Adakah hambatan-hambatan yang dihadapi ?
c. Bagaimana aspek pendanaan YAPAPB ?
3. Bagaimanakah fungsi perencanaan dakwah Yayasan Amal Pengajian Ahad
Pagi Bersama ?
a. Bagaimanakah konsep perencanaan dakwah YAPAPB ?
b. Bagaimanakah penerapan perencanaan dakwah YAPAPB ?
c. Sejauh manakah keberhasilan perencanaan dakwah YAPAPB ?
d. Adakah perubahan-perubahan konsep perencanaan dakwah dari tahun ke
tahun ?
e. Bagaimanakah respon masyarakat terhadap perkembangan YAPAPB?
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN YAYASAN BIMATAMA
BANYUMANIK SEMARANG
1. Bagaimanakah historitas Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang?
a. Kapan berdirinya ?
b. Siapa pendirinya ?
c. Latar belakang berdirinya ?
d. Tujuan berdirinya ?
2. Bagaimanakah perkembangan Yayasan Bimatama Banyumanik
Semarang ?
a. Bagaimana program Yayasan Bimatama Banyumanik Semarang dari
tahun ke tahun ?
b. Adakah hambatan-hambatan yang dihadapi ?
c. Bagaimana aspek pendanaan Yayasan Bimatama Banyumanik
Semarang?
3. Bagaimanakah fungsi perencanaan dakwah Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang?
a. Bagaimanakah konsep perencanaan dakwah Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang?
b. Bagaimanakah penerapan perencanaan dakwah Yayasan Bimatama
Banyumanik Semarang?
c. Sejauh manakah keberhasilan perencanaan dakwah Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang ?
d. Adakah perubahan-perubahan konsep perencanaan dakwah dari
tahun ke tahun ?
e. Bagaimanakah respon masyarakat terhadap perkembangan Yayasan
Bimatama Banyumanik Semarang?