studi komparasi tentang kemampuan...
TRANSCRIPT
i
STUDI KOMPARASI TENTANG KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE AL-MA’ARIF DI TPQ NU 13
AL-MA’ARIF KEMBANGAN KALIWUNGU DENGAN SISWA YANG
MENGGUNAKAN METODE QIROATI DI TPQ MUSTABANUL KHOIROT
SARIBARU KALIWUNGU KENDAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
SITI SURYANI
NIM: 063111120
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Suryani
NIM : 063111120
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 1 juni 2011
Saya yang menyatakan,
Siti Suryani
063111120
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
Judul : Studi Komparasi Tentang Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa yang
menggunakan Metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
dengan Siswa yang Menggunakan Metode Qiroati di TPQ Mustabanul khoirot
Saribaru Keliwungu Kendal
Penulis : Siti Suryani
Nim : 063111120
Skripsi ini membahas tentang studi komparasi kemampuan membaca al-Qur’an siswa
yang menggunakan Metode al-Ma’arif dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati. Studi ini
dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana tingkat kemampuan membaca al-
Qur’an siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan
Kaliwungu? (2) Bagaimana tingkat kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan
metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu? (3) Adakah Perbedaan
kemampuan membaca al-Qur’an antara siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13
al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati di TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu?.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang
langsung dilakukan di lapangan atau pada responden. Sampel penelitian sebanyak 47 responden
yang terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama siswa yang belajar dengan metode al-
Ma’arif sebanyak 22 dan siswa yang menggunakan metode Qiroati sebanyak 25 siswa. Dalam
penelitian ini pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling. Pengumpulan
data menggunakan tes lisan untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an antara yang
menggunakan metode al-ma’arif dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati, sedangkan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi untuk pengumpulan data pendukung lainnya.
Data penelitian yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis komparasi dengan rumus t-
test. Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif termasuk dalam kualifikasi “Baik”. Hal ini dibuktikan dengan
nilai rata-rata yaitu 75,5455. (2) Kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan metode
Qiroati termasuk dalam kualifikasi “Cukup”. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yaitu 71,04.
(3) Dari analisis uji hipotesis diperoleh hasil to (t observasi) adalah 2,839. Sedangkan tt (t tabel)
untuk taraf signifikansi 5% yaitu 1,67 dan taraf signifikansi 1% yaitu 2,39. Ini berarti nilai t
observasi lebih besar dari t tabel. Berarti ada perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an antara
siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dengan
siswa yang menggunakan metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru kaliwungu.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi
orang tua, guru dan siswa agar selalu memperhatikan aktivitas belajar al-Qur'an kesehariannya
sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca al-Qur'an.
vii
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987
dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja
secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
{t ط a ا
{z ظ b ب
‘ ع t ت
gh غ |s ث
f ف j ج
q ق {h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م |z ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
’ ء sy ش
y ي {s ص
{d ض
Bacaan madd: Bacaan diftong:
a> = a panjang او = au
i> = I panjang اي = ai u> = u panjang
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang
mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah
membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Sudja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang..
2. Nasiruddin M.Ag, selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang
3. H. Mursid, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
4. Dr. Musthofa, M.Ag.dan ibu Nur asiyah M.S.I selaku dosen pembimbing yang
selalu sabar dan bijak dalam memberikan arahan-arahan dan dorongan yang
sangat bermanfaat guna terselesainya skripsi ini.
5. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan
bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.
6. Kepada semua pihak TPQ al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu(bpk Faizin MA.g,
ustd Faizin, ustadzah Ani Marzuqoh dll) yang telah memberikan tempat dan
rangkaian kesan tersendiri dalam penulisan skripsi.
7. Kepada semua pihak TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu Kendal
(bapak KH Fauzi, bpk solikhin, ustadzah Nadhiroh, ustadzah Rofiana dll) yang
telah memberikan pelajaran yang sangat berharga.
ix
8. Ayahanda Royani dan ibunda Rumilah tercinta, yang telah memberikan kasih
sayang yang tak bertepi dalam kehidupanku. Ridho dan doamu adalah semangat
dalam hidupku.
9. Kakakku mba Nia, ang Rohman dan k’Fajar serta adik2ku tersayang Muhammad
Khoirul Ulum dan Uswatun Khasanah yang selalu mendoakan dan memberikan
motivasi kepada penulis.
10. Abah Irfan dan umi Rihaniah yang selalu memberikan bimbingan dalam samudra
ilmu dan motivasi yang tiada henti.
11. Sahabat-sahabat tercinta baik di lingkungan kampus (alimatun, wiwik, rumzanah)
maupun di MA’HADNA “al-Aziziyah” Kaliwungu (mba Ema, Izzah, Ulfa, Mutim,
Unyil, dll).yang selalu memberikan dorongan untuk tetap bertahan dan semangat
dalam menjalani hidup.
12. Kepada semua pihak terkait yang telah banyak membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini. Tiada kata yang pantas diucapkan selain ucapan do’a
semoga Allah SWT mencatat jasa baik mereka sebagai amal yang shaleh di sisi-
Nya serta diridloi-Nya.
Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan
dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.
Semarang, 1 juni 2011
Penulis
SITI SURYANI
NIM: 063111120
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
TRANSLITERASI ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 3
BAB II PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE AL-MA’ARIF DAN METODE
QIROATI
A. Kajian Pustaka ......................................................................... 5
B. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Metode
Al-Ma’arif................................................................................ 6
1. Pengertian Metode Al-Ma’arif ............................................ 6
2. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Al-Ma’arif ........................... 6
3. Stategi Mengajar dalam Metode Al-Ma’arif ....................... 7
4. Target Pembelajaran Metode Al-Ma’arif ............................ 8
5. Materi Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Al-Ma’arif. 8
6. Cara Mengajar Bacaan Gharib Metode Al-Ma’arif ............ 9
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-Ma’arif .................. 9
xi
C. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Metode Qiroati .... 10
1. Pengertian Metode Qiroati ................................................. 10
2. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Qiroati ................................ 10
3. Stategi Mengajar dalam Metode Qiroati ............................ 11
4. Target Pembelajaran Metode Qiroati ................................ 11
5. Materi Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Qiroati ... 12
6. Cara Mengajar Bacaan Gharib Metode Qiroati .................. 12
7. Kelebihan dan Kekurangan Metode Qiroati ....................... 13
D. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ........................................... 13
1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an .................. 15
2. Indikator kemampuan Membaca Al-Qur’an ..................... 17
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Al-Qur’an .......................................................................... 24
E. Adab Membaca Al-Qur’an ....................................................... 26
F. Rumusan Hipotesis ................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 30
D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...................................... 31
F. Analisis Data Penelitian ........................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................. 35
B. Pengujian Hipotesis .................................................................. 37
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 48
xii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 49
B. Saran .......................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data hasil tes kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif, 36.
Tabel 2 Data hasil tes kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode Qiroati, 37.
Tabel 3 Kualitas nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ al-Ma’arif Kembangan
Kaliwungu, 40.
Tabel 4 Kualitas nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode Qiroati di TPQ Mustabanul khoirot Saribaru
Kaliwungu, 41.
Tabel 5 Tabel kerja nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ al-Ma’arif Kembangan
Kaliwungu, 43.
Tabel 6 Tabel kerja nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru
Kaliwungu, 44.
Tabel 7 Nilai “t” pada taraf signifikansi 1% dan 5%, 47.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi.
Lampiran 2 : Hasil Lab.
Lampiran 3 : Soal Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an.
Lampiran 4 : Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Lampiran 5 : Pedoman Wawancara di TPQ NU 13 Al-Ma’arif.
Lampiran 6 : Hasil Wawancara di TPQ NU I3 Al-Ma’arif.
Lampiran 7 : Pedoman Wawancara di TPQ Mustabanul Khoirot.
Lampiran 8 : Hasil Wawancara di TPQ Mustabanul Khoirot.
Lampiran 9 : Surat Keterangan Penelitian di TPQ NU 13 Al-Ma’arif.
Lampiran 10 : Data Umum TPQ NU 13 Al-Ma’arif.
Lampiran 11 : Data Siswa Jilid Gharib di TPQ NU 13 Al-Ma’arif.
Lampiran 12 : Surat Keterangan Penelitian di TPQ Mustabanul Khoirot.
Lampiran 13 : Data Umum TPQ Mustabanul Khoirot.
Lampiran 14 : Data Siswa Jilid Gharib di TPQ Mustabanul Khoirot.
Lampiran 15 : Ijin Riset..
Lampiran 16 : Penunjuk Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah
kepada nabi Muhammad saw adalah satu pustaka terbesar yang dimiliki oleh umat
Islam di seluruh dunia. Al-Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri
dan sifat, salah satu diantaranya adalah bahwa al-Qur’an merupakan kitab suci
yang keotentikannya dijamin oleh Allah.1 Muhammad ketika diangkat sebagai
Nabi, beliau dalam keadaan ummy (tidak dapat membaca dan menulis) sampai
akhirnya beliau menerima wahyu yang pertama di Gua Hira yaitu surat al-Alaq
ayat 1-5:
ا=>أ ور3H5 )٢( ,+* اDEF1:ن AB @+* )١( ا=>أ 79:5 ر345 ا01/ي ,+*: اQ1+* ( )٥( @+70 اDEF1:ن QR 71 :B+7 )٤( ا01/ي @+O1:5 70+7 )٣(اM1آ>م
٥ -١( Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. al-‘Alaq: 1-5)2
Inti perintah dalam wahyu itu adalah perintah membaca bukan kepada
Nabi saja, akan tetapi juga kepada umat-Nya. Membaca merupakan upaya untuk
memperoleh ilmu pengetahuan sedangkan ilmu itu didapat dari belajar. Kunci
belajar adalah membaca. Begitu juga untuk mempelajari, mengkaji, memahami
dan mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari juga dimulai dari
membaca. Membaca dan aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama
pengembangan ilmu dan teknologi serta syarat utama membangun peradaban.3
1 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 21. 2 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1996), hlm. 1079. 3 Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta:
Gema Insani, 2004), hlm. 20.
Pendidikan membaca al-Qur’an pada anak-anak harus dimulai sejak dini,
karena belajar al-Qur’an merupakan suatu proses yang berawal dari mengeja
huruf-huruf hijaiyah sampai cara membaca al-Qur’an menyeluruh, dan itu semua
membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan ketekunan yang tinggi.
Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, dengan ini terutama di rumah-
rumah keluarga muslim, semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Hal
ini disebabkan karena terdesak dengan munculnya produk sains dan teknologi
serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar
membaca al-Qur’an sehingga banyak anggota keluarga tidak bisa membaca al-
Qur’an. Akhirnya kebiasaan membaca al-Qur’an ini sudah langka, yang ada
suara-suara radio, TV, tape recorder, dan lain-lain.
Seiring dengan kewajiban akan pendidikan anak-anak dalam membaca al-
Qur'an, maka lembaga pendidikan dituntut memberi solusinya. Karena itu
dibentuklah wadah pendidikan al-Qur'an yaitu Taman Pendidikan Al Qur'an
(TPA/ TPQ) dengan berbagai macam metode yang diterapkan dalam upaya
memudahkan anak untuk mengenal dan memahami bacaan dan tulisan al-Qur'an.
Dalam mengajarkan baca tulis al-Qur’an harus menggunakan metode.
Dengan menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat
kemampuan membaca al-Qur’an yang lebih tinggi dan merata bagi siswa.
Dengan adanya perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan
serta kebutuhan masyarakat untuk belajar al-Qur’an maka banyak memunculkan
metode praktis dalam belajar al-Qur’an. Seperti penggunaan metode al-Ma’arif di
TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan metode Qiroati di TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu Kendal. Metode al-Ma’arif disusun
sistematis dari jilid pra TK-jilid 6, gharib dan dilengkapi buku ilmu tajwid. Materi
atau isi dalam metode al-Ma’arif lebih sederhana yang disesuaikan dengan
kemampuan siswa serta diambil dari potongan ayat-ayat al-Qur'an. Untuk metode
Qiroati yang digunakan juga ada 6 jilid dilengkapi gharib dan tajwid praktis.
Materi berkesinambungan antar halaman dan antar jilid, serta dilengkapi petunjuk
mengajar di setiap pokok bahasan.
Berdasarkan adanya kesamaan antara metode al-Ma’arif dengan metode
Qiroati diantaranya yaitu sama-sama mengajarkan membaca al-Qur’an dari jilid 1
sampai jilid 6, sama-sama mempelajari ilmu tajwid dan juga sama-sama ada
pelajaran gharibnya. Dari adanya kesamaan tersebut maka peneliti ingin
mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an antara
siswa yang belajar dengan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 al-Ma’arif
Kembangan Kaliwungu dengan siswa yang belajar dengan metode Qiroati di TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu Kendal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka secara khusus masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan
metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu?
2. Bagaimana tingkat kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan
metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu?
3. Adakah perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an antara siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan
Kaliwungu dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati di TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.4
Sehubungan dengan penelitian tentang “Studi Komparasi Kemampuan
Membaca al-Qur'an antara siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ
NU 13 al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dengan siswa yang menggunakan
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,
1998), hlm. 52
metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu Kendal”
tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan
metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu.
2. Untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan
metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an
antara siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 al-Ma’arif
Kembangan Kaliwungu dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati di
TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu.
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan informasi terhadap TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan
Kaliwungu dan TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.
2. Sebagai bahan informasi terhadap lembaga-lembaga yang lain baik formal
maupun non formal yang membutuhkan gambaran proses pembelajaran al-
Qur’an kepada anak-anak usia dini yang telah berhasil dengan baik.
3. Sebagai bahan komparatif dari metode mengajar al-Qur’an bagi anak-anak
usia dini sehingga diperoleh metode yang lebih efektif sesuai dengan kondisi
zaman
BAB II
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DENGAN METODE
AL-MA’ARIF DAN METODE QIROATI
A. Kajian Pustaka
Penelitian ini bukan penelitian yang baru karena sebelumnya sudah ada
beberapa penelitian yang membahas tentang kemampuan membaca al-Qur’an.
Sebagai bahan perbandingan dan rujukan peneliti mengacu pada beberapa
penelitian yang sudah dilakukan antara lain:
Skripsi yang ditulis Inayah al-Fauziyah (3103100) dengan judul penelitian
“Pengaruh Penerapan Metode Sorogan Terhadap Kemampuan Membaca al-
Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun di Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak- Anak
Kudus”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif lapangan dengan teknik
analisis regresi dan korelasi antara penerapan metode sorogan dengan kemampuan
membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an
anak- anak Kudus. Dengan hasil korelasi rxy = 0,805 > 0,320 pada taraf signifikan
5% yang berarti signifikan dan rxy = 0,805 > 0,413 pada taraf signifikansi 1%
yang berarti signifikan. Hasil penelitian adalah terdapat pengaruh penerapan
metode sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di
pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an anak-anak Kudus. Dengan hasil Fhitung = 66,08
> 4,11 = F(0,05 : 1,36 ) signifikan, dan Fhitung = 66,08 > 7,39 = F (0,01 : 1,36 )
signifikan. Adapun hasil akhir dari penelitian ini menyatakan ada pengaruh positif
antara penerapan metode sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak
usia 6-7 tahun di pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an anak-anak Kudus. Hal ini
dilihat dari nilai pada taraf signifikansi 5% dan1% berarti signifikan dan hipotesis
diterima1.
Skripsi Fitri Wijayanti (053111400) dengan judul “Pengaruh Pemahaman
Materi Pelajaran Gharib Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Santri Jilid 7
TPQ Sabilul Huda Karangayu Cepiring Kab. Kendal”. Penelitian ini merupakan
1 Inayah Al-Fauziyah,Pengaruh Penerapan Metode Sorogan terhadap Kemampuan Membaca
Al-Qur’an Usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak Kudus, Skripsi, (Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008)
penelitian kuantitatif lapangan dengan teknik analisis regresi. Hasilnya tidak ada
pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman materi pelajaran gharib
terhadap kemampuan membaca al-Qur’an santri jilid 7 TPQ Sabilul Huda. Hal ini
ditunjukkan bahwa pada taraf signifikansi 5%, Fhitung < Ftabel yaitu 0,041 < 3,34
dan pada taraf signifikansi 1% Fhitung < Ftabel yaitu 0,041 < 5,45. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan bahwa pemahaman materi pelajaran gharib ada
pengaruhnya terhadap kemampuan membaca al- Qur’an ditolak.2
Adapun penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada mempunyai sudut
pandang yang berbeda. Pada penelitian ini lebih difokuskan pada studi komparasi
tentang kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan metode al-
Ma’arif dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati.
B. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Metode Al-Ma’arif
1. Pengertian Metode Al-Ma’arif
Metode al-Ma'arif adalah suatu metode pembelajaran al-Qur’an yang
disusun oleh Qomarudin dan M. Irfan dan diterbitkan oleh lembaga
pendidikan Ma’arif NU Forum Musyawarah Silaturrahim Pendidikan Al-
Qur’an (FUSPAQ) Kabupaten Kendal. Adapun cara belajar menggunakan
metode al-Ma’arif ini tidak putus-putus, langsung tanpa dieja, sesuai dengan
makharijul huruf dan kaidah tajwid, isinya lebih sederhana yang disesuaikan
dengan kemampuan siswa serta diambil dari potongan ayat-ayat al-Qur'an.
2. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Al-Ma’arif
Agar berhasil dalam mengajar maka harap diperhatikan prinsip-prinsip
dasar yakni3:
a. Prinsip untuk Pengajar
1) DAK-TUN (tidak boleh menuntun)
2 Fitri Wijayanti, Pengaruh Pemahaman Materi Pelajaran Ghorib Terhadap Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Santri Jilid 7 TPQ Sabilul Huda Karangayu Cepiring kab Kendal, Skripsi (Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010)
3 Abu suyudi, Materi Pendidikan Guru Pengajar A-Qur’an, (Kendal: Forum Ukhuwah Silaturohim Pendidikan Al-Qur’an, 2009) , hlm. 11.
Dalam mengajar, guru tidak diperbolehkan menuntun membaca,
guru hanya membimbing, yakni menerangkan setiap pokok pelajaran dan
memberi contoh bacaan secara benar sekedar satu atau dua baris saja, serta
menegur siswa yang bacaannya salah atau keliru.
2) TI-WI-GAS (teliti, Waspada, Tegas)
Teliti: Guru harus memberi contoh bacaan yang benar secara teliti
jangan sampai keliru.
Waspada: Guru harus selalu waspada dalam menyimak atau
mendengarkan bacaan siswa.
Tegas: Dalam menentukan kenaikan pelajaran atau jilid, guru harus
tegas tidak boleh segan, ragu dan berat hati.
b. Prinsip untuk Siswa/ Santri
1) Aktif dan Mandiri
Dalam mengajar membaca al-Quran, siswa harus aktif membaca
sendiri tanpa dituntun oleh gurunya.
2) LCTB (Lancar, Cepat, Tepat, Benar)
Dalam membaca, para siswa harus membacanya dengan lancar,
yakni secara cepat namun tepat dan benar bacaan-bacaannya. Jika ternyata
belum/ tidak lancar dalam membaca, maka jangan dinaikkan ke pelajaran
atau jilid berikutnya.
3. Strategi Mengajar dalam Metode Al-Ma’arif
Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil, maka dapat dipilih beberapa strategi dalam mengajar. Ada tiga
strategi mengajar yang dapat kita pilih, yakni:
• Klasikal
• Klasikal baca simak
• Individual
a. Klasikal
• Guru membaca dan menerangkan pokok-pokok pelajaran yang ada
pada alat peraga, lalu santri menirukan.
• Guru menunjuk salah satu santri bersama-sama membaca.
b. Klasikal baca simak
1) Dasar yang digunakan adalah firman Allah SWT surat al-A’raf ayat
204.
2) Santri membaca satu persatu, dan santri yang lain menyimak.
c. Individual
1) Santri bergiliran satu persatu belajar pada gurunya sesuai dengan
pelajarannya masing-masing.
2) Mengevaluasi santri
4. Target Pembelajaran metode A-Ma’arif
Target yang akan dicapai dalam belajar membaca al-Qur’an dengan
metode al-Ma’arif adalah santri mampu membaca al-Qur’an dengan tartil,
yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwidnya.4
5. Materi Pembelajaran al-Qur’an dengan Metode Al-ma’arif
a. Pada jilid pra TK, diperkenalkan huruf hijaiyah dengan makhraj yang
benar.
b. Pada jilid 1, diperkenalkan tentang harakat fathah, kasrah, dhammah.
c. Pada jilid 2, dilanjutkan belajar huruf –huruf yang berangkai
(bergandeng) berharakat fathah tanwin, kasrah tanwin, dhammah tanwin,
dan harakat panjang.
d. Pada jilid 3, cara membaca harakat sukun ketika bertemu dengan huruf
hidup, dan cara membaca huruf yang bertasydid.
e. Pada jilid 4, mulai diperkenalkan dengan tajwid.
f. Pada jilid 5, materinya ada dua yang pertama al-Qur’an juz 30 dan buku
al-Ma’arif jilid 5. Pada buku al-Ma’arif jilid 5, cara membaca qalqalah
dan cara membaca huruf ketika waqaf, mad dan cara membaca
fawatikhussuwar.
g. Pada jilid 6, materi al-Qur’an surat pilihan.
h. Dan selanjutnya diajarkan materi gharib.
6. Cara Mengajar Bacaan Ghorib metode Al-Ma’arif
4 Abu Suyudi, Al-Qur’an, Materi Pendidikan Guru Pengajar A-Qur’an, hlm. 10
a. Dalam pelajaran ghorib dan bacaan yang perlu hati-hati ini dapat
diajarkan di TPQ, al-Qur’an untuk setiap orang yang belum memahami
b. Untuk mengajar pelajaran ghorib ini sebaiknya diadakan secara klasikal
sekedar stu halaman sekali mengajar sebaiknya diajarkan bersama
mengajar al-Qur’an.
Cara mengajarkannya untuk TPQ:
1) Guru menjelaskan pokok pelajaran dan memberikan latihan-latihan.
2) Seluruh murid membaca bersama-sama satu halaman termasuk
membaca tulisan di dalam kotak.
3) Sekali waktu salah seortang murid bergantian membaca pelajaran yang
telah lewat atau mengulang-ngulang pelajaran yang sudah diajarkan.
4) Setelah pelajaran ghorib selesai dilanjutkan pelajaran membaca al-Qur’an.
c. Guru mengajarkan pokok pelajaran pada awal pokok bahasan yang digaris
bawahi atau keterangan didalam kotak.
d. Guru mengajarkan tentang istilah-istilah bacaan di dalam al-Qur’an dan
memberikan isyarat hati-hati di dalam al-Qur’an dan perkecualian.
e. Perlu diketahui dengan membaca pelajaran di dalam kotak di setiap
halaman murid nantinya Insya Allah akan mahir bahkan kemungkinan
hafal tanpa menghafal.
f. Guru supaya lebih hati-hati dan teliti dalam pembelajaran Ghorib.
g. Urutan-urutan mengajar dalam membaca al-Qur’an secara tartil belajar
bacaan ghorib terakhir belajar ilmu tajkwid.5
7. Kelebihan dan kekurangan metode Al-Ma’arif.
Suatu metode yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran al-Qur’an
tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Demikian halnya dengan dengan
metode Al-Ma’arif juga mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai
berikut:
a. Kelebihan metode al-Ma’arif, yaitu:
5 Qomaruddin, Cara Mudah Belajar Membaca Al-Qur’an Pelajaran Ghorib, ( Kendal:
Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Forum Ukhuwah Silaturahim Pendidikan Al-Qur’an Kabupaten Kendal, 2002).
1) Contoh-contoh huruf yang sudah digandeng semuanya berasal dari al-
Qur’an.
2) Terdapat tanda-tanda khusus sebagai tanda pelajaran inti.
3) Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca al-
Qur’an secara tajwid.
4) Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid.
5) Pada metode ini setelah hatam 6 jilid meneruskan lagi bacaan-bacaan
ghorib.
b. Kekurangan metode al-Ma’arif
1) Banyak ayat-ayat yang panjang sehingga menyusahkan siswa dalam
membaca.
2) Kurang ketatnya aturan terhadap siapa saja yang diperbolehkan mengajar
al-Ma’arif.
C. Pembelajaran Membaca Al-Qur’an dengan Metode Qiroati
1. Pengertian Metode Qiroati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada
tahun 1963. Metode Qiroati ialah membaca al-Quran yang langsung
memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qiro’ati ini melalui sistem
pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/ jilid tidak ditentukan oleh
bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
2. Prinsip-Prinsip Dasar Metode Qiroati
a. Prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru/ ustadz yaitu:
1) Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
2) Daktun (tidak boleh menuntun)
b. Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
1) CBAC : Cara belajar santri aktif
2) LCTB : Lancar cepat tepat dan benar.
3. Strategi Mengajar dalam Qiroati
Dalam mengajar al-Quran dikenal beberapa macam strategi. Yaitu:
a. Strategi mengajar umum (global)
1) Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
2) Klasikal Individu yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk
menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
3) Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan
membaca dan menyimak bacaan al-Quran orang lain.
b. Strategi mengajar khusus (detil)
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan
syarat-syaratnya. Dan strategi ini mengajarkannya secara khusus atau
detil.6
4. Target Pembelajaran Metode Qiroati
Target yang diharapkan dengan Qiroati adalah seorang siswa akan
membaca al-Qur’an dengan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Di samping itu pada batas waktu tertentu (lebih kurang dua tahun) peserta
didik sudah mampu khatam 30 juz (bin nadzar). Adapun target ini dapat
diperjelas dengan:
a. Dapat membaca al-Qur’an dengan tartil yang meliputi
1) Makhraj sebaik mungkin.
2) Mampu membaca al-Qur’an dengan bacaan yang bertajwid.
3) Mengenal bacaan gharib dan bacaan yang musykilat.
4) Hafal (faham) ilmu tajwid praktis.7
b. Mengerti shalat, bacaan dan praktiknya.
c. Hafalan surat-surat pendek, minimal sampai adh-dhuha.
d. Hafal do’a-do’a pendek (do’a sehari-hari, dari bangun tidur sampai tidur kembali).
e. Mampu menulis arab dengan baik dan benar.
5. Materi Pembelajaran Al-Qur’an dengan Metode Qiroati
6 Dydydodo, “Penerapan Metode Qiroati dalam Pembelajaran al-Qur’an”,
http://dydydodo.wordpress.com/2010/01/07/, 25 Januari 2011 7 Bunyamin Dachlan, Memahami Qiraati, (Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur’an
Raudhatul Mujawwidin,t.th), hlm 3.
a. Pada jilid 1, diperkenalkan huruf hijaiyah berharakat dan huruf sambung.
b. Pada jilid 2, dilanjutkan belajar huruf sambung berharakat kasrah,
dhammah, tanwin, dan bacaan pan jang.
c. Pada jilid 3, belajar membaca huruf hidup yang bertemu dengan sukun.
d. Pada jilid 4, mulai diperkenalkan dengan tajwid dan mad.
e. Pada jilid 5, penguasaan materi pada jilid 4 dan cara membaca huruf
ketika waqaf.
f. Pada jilid 6, penguasaan materi tajwid.
g. Dan selanjutnyan diajarkan materi gharib.
6. Cara Mengajar Bacaan Gharib Metode Qiroati
a. Buku bacaan Gharib/ musykilat dan bacaan yang perlu hati-hati ini dapat
diajarkan di TK/ TPA Al-Qur’an, ditempat pengajian al-Qur’an dan untuk
setiap orang yang belum memahaminya.
b. Untuk mengajar di TK/ TPA Al-Qur’an, sebaiknya diajarkan secara
klasikal sekedar satu halaman sekali mengajar. Dan sebaiknya diajarkan
bersama mengajar al-Qur’an.
c. Cara mengajarkannya untuk TK/ TPA Al-Qur’an:
1) Guru menjelaskan pokok pelajaran.
2) Seluruh murid membaca bersama satu halaman, termasuk membaca
tulisan dalam kotaak.
3) Sekali waktu salah seorang murid bergantian membaca pelajaran yang
telah lewat (pelajaran yang telah diajarkan).
4) Setelah pelajaran gharib selesai dilanjutkan pelajaran membaca al-
Qur’an.
d. Cara mengajar untuk tempat pengajian dan orang dewasa, sebaiknya
secara individual/ perorangan.
e. Perlu diketahui, dengan membaca pelajaran didalam kotak disetiap
halaman, murid nantinya insyaAllah akan mahir, bahkan kemungkinan
hafal tanpa menghafal.
f. Urut-urutan mengajar: dapat membaca al-Qur’an secara tartil, belajar
bacaan Gharib/ musykilat, terakhir belajar ilmu tajwid.8
7. Kelebihan dan kekurangan metode Qiroati
Suatu metode yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran al-Qur’an
tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan. Demikian halnya dengan dengan
metode Al-Ma’arif juga mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan metode Qiroati, yaitu:
1) Sebelum mengajar metode Qiroati para pendidik harus ditashih terlebih
dahulu karena buku Qiroati ini tidak diperjual belikan dan hanya muntuk
kalangan sendiri yang sudah mendapat syahadah.
2) Dalam penerapannya banyak sekali metode yang digunakan.
3) Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan siswa.
4) Pada metode ini setelah hatam 6 jilid meneruskan lagi bacaan-bacaan
ghorib.
5) Jika anak didik sudah lulus 6 jilid beserta ghoribnya, maka ditest
bacaannya kemudian setelah itu anak didik mendapatkan syahadah.
b. Kekurangan metode Qiroati, yaitu:
1) Buku Qiroati susah didapatkan.
2) Bagi yang tidak lancar lulusnya akan lama karena metode ini lulusnya
tidak ditentukan oleh bulan atau tahun.
D. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Kitab suci al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah swt.
kepada nabi Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tak ada
bandingannya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul ayat-ayat Ilahi yang
dapat menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa saja yang mempercayai
serta mengamalkannya. Bukan itu saja, al-Qur’an juga sebagai kitab suci yang
paling penghabisan diturunkan Allah swt. yang isinya mencakup segala pokok-
pokok syari'ah yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya.
8 Dahchlan Salim Zarkasyi, Qiroati Pelajaran Bacaan Gharib-Musykilat & Hati-Hati
Dalam Al-Qur’an, (Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur’an Raudhatul Mujawwidin,1989).
Karena itu, setiap orang yang mempercayai al-Qur’an, akan bertambah cinta
kepadanya, cinta akan membaca, mempelajari dan memahaminya serta pula
mengamalkan dan mengajarkannya sampai merata rahmatnya bagi penghuni alam
semesta.
Al-Qur’an dapat diibaratkan seperti monumen, yaitu semacam “bangunan”
peringatan bersejarah, peringatan turunnya kalam Allah SWT di bumi, peringatan
lahirnya mukjizat terbesar Rasulullah saw, peringatan kesahihan dan
keparipurnaan agama Islam, peringatan lurusnya prilaku kaum muslimin, dan
berbagai peringatan lainnya.
Akan tetapi peringatan al-Qur’an sebagai monumen tidaklah sekedar
laksana monumen perjuangan kepahlawanan yang sebatas dilihat, dikunjungi, dan
dipertontonkan, namun al-Qur’an adalah monumen hidup yang harus dibaca,
ditulis, dipahami, dihayati, serta dijadikan sebagai panduan dan pelita hidup
sehari-hari dalam kapasitas pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Ia tidak boleh sekedar dibuat aksesoris, pajangan, pameran, atau tujuan
wisata, sebatas dilihat dan dipertontonkan, lebih-lebih diletakkan diposisi
belakang, tidak dijadikannya panduan hidup, justru kendala hidup yang harus
disingkirkan, setidaknya disia-siakan.9
Fenomena dijadikannya al-Qur’an di posisi belakang atau terbuang ini
selalu menjadi kegelisahan Rasulullah. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam al-
Qur’an,
tΑ$ s%uρ ãΑθß™§�9 $# Éb>t�≈ tƒ ¨β Î) ’ÍΓ öθs% (#ρä‹ sƒªB$# # x‹≈ yδ tβ#uö�à)ø9 $# # Y‘θàf ôγtΒ ∩⊂⊃∪
“Berkatalah Rasul, ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan (disingkirkan, terbuang)”. (al-Furqon:30)10
Atas dasar ini, al-Qur’an seharusnya dijadikan sebagai monumen hidup.
Dengan cara bagaimana? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Barang
9 Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta:
Gema Insani, 2004), hlm. 33. 10 Soenarjo , Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT Kumudasmoro Grafindo, 1994), hlm.
564.
siapa tidak membaca al-Qur’an, maka dia benar-benar membuang kitab suci ini
(menyingkirkannya atau mengacuhkannya). Barang siapa membaca al-Qur’an dan
tidak merenungi makna-maknanya, maka dia juga benar-benar membuangnya.
Barang siapa membaca dan merenungi makna-maknanya namun tidak
mengamalkannya, maka demikian pula dia termasuk membuangnya”.11
Setiap mukmin yakin, bahwa membaca al-Qur'an termasuk amal mulia dan
akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya merupakan
kitab suci Ilahi. Al-Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin baik di
kala senang maupun susah, di kala gembira ataupun sedih. Malahan membaca al-
Qur'an bukan saja menjadi amal dan ibadah tetapi juga menjadi obat dan penawar
bagi orang yang gelisah jiwanya.
Dalam ajaran Islam, bukan hanya membaca al-Qur'an saja yang menjadi
ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan bacaan
al-Qur'an pun dapat menjadi amalan shaleh. Sebagaimana firman Allah:
)٢٠٤: األعراف (وإذا قرئ القرءان فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون “Dan apabila dibacakan al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”. (Q.s al-A’araf : 204)12
Inilah indahnya ajaran Islam, hanya dengan mendengarkan bacaan al-
Qur'an saja dengan baik bisa menjadi rahmat sehingga dapat menenangkan jiwa
yang gelisah dan melunakkan hati yang keras dan mendatangkan hidayah. Dengan
demikian membaca dan mempelajari al-Qur'an akan mendatangkan kebahagiaan
dunia dan akhirat.
1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur'an
Kemampuan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
“mampu” yang mendapatkan awalan ke dan akhiran an yang berarti kesanggupan,
kecakapan, dan kekuatan untuk melakukan sesuatu.13 Membaca adalah aktifitas
11 Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an, hlm.34.. 12 Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya. hlm. 256. 13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: ciputat press,
2001), hlm. 5.
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau dalam
hati.14 Dalam penelitian ini yang dimaksud membaca adalah membaca al-Qur’an
dengan suara nyaring atau dilisankan.
Rafi Ahmad Fidai dalam bukunya “Concise History of Muslim World”
menjelaskan bahwa The Qur’an is the world one Allah revealed by him to the holy
prophet (SAW) through the change Gabriel. The Qur’an has it’s own unique way
and mode of expression which has no match. Al-Qur’an adalah firman Allah yang
di wahyukan olehNya (Allah) kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril. Al-Qur’an memiliki cara yang khas dan bentuk ungkapan yang tidak ada
bandinganya.15
Sedangkan para ulama mendefinisikan Al-Qur’an yaitu kalam atau firman
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membacanya
merupakan ibadah.16 Dengan demikian kemampuan membaca al-Qur’an dapat
diartikan bisa dan mampu mengucapkan atau melafalkan beberapa huruf yang
terangkai dalam beberapa kata atau ungkapan kalimat yang terdapat di dalam
firman Allah (Al-Qur’an) yang disesuaikan dengan kaidah bacaan tajwidnya.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan (dalam hal ini khususnya TPQ) tidak
segera memiliki kemampuan membaca al-Qur’an, maka ia akan mengalami
banyak kesulitan dalam berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Dalam
membaca (khususnya al-Qur’an), Quraish shihab berpendapat bahwa membaca al-
Qur’an adalah perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada umat
manusia.17
Membaca merupakan faktor utama bagi keberhasilan manusia dalam
menguasai ilmu yang telah diajarkan oleh Allah kepada manusia. Untuk itu
sebagai seorang muslim sangat dianjurkan mempelajari Al-Qur’an baik segi
14 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia , hlm. 72. 15 Rafi Ahmad Fidai, Concise History of Muslim World, (New Delhi: Kitabbhavan,1997) hlm. 47. 16 Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS., (Jakarta: Pustaka Litera
Antar Nusa, 2001), hlm. 17. 17 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam kehidupan
Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2004) hlm.170.
membaca, menghafal bahkan sampai bisa memahami maknanya, karena Al-
Qur’an sebagai penuntun dan pedoman jalan kebenaran bagi umat.
2. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Adapun indikator kemampuan membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut:
a. Kelancaran dalam membaca al-Qur’an
Kelancaran berasal dari kata lancar yang diberi imbuhan ke dan an
yang berarti cepat, kencang (tidak tersangkut-sangkut), tidak tersendat-
sendat.18 Maksudnya adalah dalam membaca al-Qur’an seorang anak
membacanya tidak tersendat-sendat dan lancar, tidak tersangkut-sangkut.
Sehingga dengan hal ini kelancaran dikatakan sebagai salah satu faktor dalam
kemampuan membaca al-Qur’an siswa.
b. Kefasihan dalam membaca al-Qur’an
Fasih berasal dari kata MNOPQ RSQT RSQ yang berarti berbicara
dengan terang, fasih, petah lidah.19 Fasih dalam membaca al-Qur’an
maksudnya terang atau jelas dalam pelafalan atau pengucapan lisan ketika
membaca al-Qur’an.
Bacaan al-Qur’an beda dengan bacaan apapun, karena isinya merupakan
kalam Allah yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara
terperinci, yang berasal dari Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
Adapun tingkatan kefasihan dalam membaca al-Qur’an ada 4 macam,
sebagaimana telah disepakati oleh ahli tajwid, antara lain:
1) At-Tartil (ترتل) Tartil artinya teliti. Tartil ini hendaknya dipakai di waktu kita sedang
tadarus al-Qur’an, mengambil dasar dari al-Qur’an surat Muzamil: 4 yang
berbunyi:
ورتل القران ترتيال
Yang artinya: “ tepatilah bacaan al-Qur’an dengan teliti.”20
18 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm. 456. 19 Mahmud Yunus, Kamus arab Indonesia (Jakarta: PT Hidakarya, 1989), hlm. 317.
20 Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 988.
Dengan pedoman ayat tersebut maka sebaiknya dalam tadarus al-
Qur’an dengan teliti, jelas, indah dan penuh penghayatan. Sehingga mahrajnya
huruf dan tajwidnya dapat kita terapkan dalam ayat-ayat al-Qur’an.
2) At-Tahqiq ( التحقيق(
Artinya sungguh-sungguh Tahqiq ini diperuntukan bagi orang yang
belajar al-Qur’an di depan guru ngaji atau disebut musafahah (lita’alumil
Qur’an).
Dengan demikian maka orang yang sedang bermusafahah hendaknya
dapat mengeraskan suaranya sehingga guru dapat mendengar makharijul
hurufnya dan tajwidnya dengan tartil..
3) Al-HaŜru ( احلذر(
Al- HaŜru disebut juga (al-Isro’) yang artinya cepat, akan tetapi di
dalam membaca cepat harus tetap memperhatikan hokum-hukumnya atau
kaidah-kaidah yang ada dalam tajwid, misalnya panjang dan pendeknya huruf,
sifat-sifatnya dengung dan makharijul huruf, maka sebaiknya sebagai
pembaca dan pengajar al-Qur’an apabila ingin membaca al-Qur’an dengan
cepat hendaknya mendalami ilmu tajwid terlebih dahulu.
4) At-Tadwir ( التدوير(
Tadwir dari kata Dauron (دورا) yang artinya berputar tapi dalam kitab
tajwid diartikan YZ\]^_/ tengah-tengah maksudnya pertengahan antara tartil
dan al-khadzru, bacaan ini biasanya dipakai oleh orang-orang Hafidz atau
Hafidzah atau hamilul Qur’an.21
c. Ketepatan dalam Tajwidnya
Adapun pengertian tajwid sesuai dalam kitab Jazariyah yaitu, sebagai
berikut:
21 Qomaruddin, Tajwid Sumber Inspirasi, (Kendal: Lembaga Pendidikan Maarif NU, 2002),
hlm. 30.
وهواعطاء الحروف حقها من صفة لها ومستحقهاهلألص داحكل و درو هثلكم رهيظى نالفظ ف٢٢و
Maksud nadzom ini yang dinamakan tajwid adalah menerapkan atau
membaca huruf-hurufnya al-Qur’an menurut apa yang seharusnya (makhraj-
makhrajnya, sifat-sifat hurufnya). Semua tadi dibaca menurut asal turunnya
seperti yang sudah dicontohkan oleh para guru al-Qur’an yang mahir ilmu tajwid.
Tajwid sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah tertentu
yang harus dipedomani dalam pelafalan huruf-huruf dari makhrajnya di samping
harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf dengan sebelum dan sesudahnya
dalam cara pelafalannya. Oleh karena itu ia tidak dapat diperoleh hanya sekedar
dipelajari namun juga harus melalui latihan, praktek dan menirukan orang lain
yang sudah baik bacaannya.
Ulama telah sepakat bahwa mempelajari ilmu tajwid adalah fardlu
kifayah, sedangkan membaca al-Qur’an dengan ilmu tajwid adalah fardlu ‘ain.
Karena membaca al-Qur’an tanpa menggunakan ilmu tajwid hukumnya tidak
boleh, sebab akan mengakibatkan bacaannya salah serta pada akhirnya makna
yang terkandung dalam bacaan itu juga akan menjadi salah. Tujuan ilmu tajwid
adalah agar orang dapat membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan fasih (terang dan
jelas) dan sesuai dengan ajaran nabi Muhammad SAW, serta dapat menjaga
lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Qur’an. Tajwid merupakan
suatu disiplin ilmu dengan kaidah tertentu yang harus dipenuhi dalam
pengucapan-pengucapan huruf serta makhrajnya sehingga dikatakan fardlu
kifayah hukumnya mempelajari ilmu tajwid.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan ilmu tajwid, diantaranya adalah:
Hukum nun mati atau tanwin, hukum mim mati, ghunnah, lam ta’rif, idgham,
mad, ra’, qalqalah, waqaf, dan lain sebagainya.
d. Ketepatan dalam Makhrajnya
Makharijul huruf terdiri atas kata makharij dan kata al-huruf Makharij
adalah jamak dari kata tunggal (mufrad) “makhraj” yang berarti tempat keluar.
22 Muhammad al-Jazuri, Jazariyah,( Surabaya: Jamsaren Kediri, 1970), hlm. 23.
Adapun yang dimaksud dengan istilah makharijul huruf dalam terminologi ilmu
tajwid ialah sesuatu ilmu yang mempelajari tentang tempat-tempat keluarnya
huruf-huruf hijaiyah yang berjumlah 28.
Tempat keluarnya huruf itu ada tujuh belas, yang terbagi menjadi lima
tempat, yaitu : 23
1. Bagian dalam dari mulut/rongga mulut ( c]deا ) 2. Tenggorokan ( قeNeا ) 3. Lidah ( gO\eا ) 4. Dua bibir ( gO^hieا )
5. Pangkal hidung (bagian dalam) (j]ikleا )
1. Rongga Mulut (c]deا )
Yaitu tempat yang kosong di dalam mulut, ketika saling berjalan dua
tulang rahang saat mengucapkan huruf mad, dan di dalam rongga mulut ada satu
makhraj yang keluar, dari padangnya keluar huruf mad yang tiga :
a. Alif ( ا ) yang bersukun, yang dibaca fatkhah huruf sebelumnya.
b. Wawu ( و ) yang bersukun, yang dibaca dhamah huruf sebelumnya.
c. Ya’ ( ي ) yang bersukun, yang dibaca kasrah hurus sebelumnya.
2. Tenggorokan (قeNeا )
Di dalam tenggorokan ada tiga makhraj (tempat), yaitu :
a. Pangkal Tenggorokan ( nPoا ) dari padanya keluar huruf hamzah ( أ ) dan ha’ (هـ).
b. Tengah Tenggorokan ( طt]ا ) dari padanya keluar huruf a’in ( ع ) dan kha’ ( ح ).
c. yang lebih dekat dengan mulut atau atas tenggorokan ( nwاد ) keluar huruf ghain (
dari mulai hamzah sampai kha’ semuanya dinamakan huruf .( خ ) ’dan kha ( غ
bangsa tenggorokan ( YkzeNeرف اN|ا )
3. Lidah (gO\eا )
Pada lidah terdapat sepuluh makhraj, yaitu :
23 Abu Suyudi, Materi Pendidikan Guru Pengajar A-Qur’an, hlm. 1.
a. Pangkal lidah beserta naiknya pangkal dan tepat yang lurus dengan pangkal dari
bagian langit-langit atas, dari padanya keluar huruf qaf (ق).
b. Pangkal lidah beserta turunnya lidah dan tepat yang lurus dengannya dari bagian
langit-langit atas, darinya keluar huruf kaf ( } ), keduanya dinamakan huruf anak
lidah ( gkT]~eا ).
c. Tengah lidah dan tempat yang lurus dengannya dari langit-langit atas, keluar
darinya huruf jim ( ج ), syin ( ش ) dan ya’ ( ي ) selain ya’ bangsa mad,
maksudnya ya’ yang dibaca fathah seperti (ن]�e�k ), ya’ dibaca dhomah seperti (
�ي ) : �o]k ), atau dibaca kasrah, seperti[نk ا� ) dan atau dibaca sukun jatuh
sesudah fathah, seperti ( j~ke� )
Kesemuanya dinamakan huruf bangsa batang ( Mk���eا���ف ا ) karena keluar
dari batang lidah/pokok lidah.
d. Pinggir lidah dan tempat yang lurus dengannya dari gigi geraham atas, baik kanan
maupun kiri, atau kanan dan kiri bersamaan, keluar darinya huruf dlad ( ض ).
Adapun keluarnya dlad dari pinggir sebelah kiri itu lebih mudah dan lebih banyak
yang melakukannya.
e. Tempat diantara kedua pinggir lidah dua tempat yang melurusi keduanya dari
gusi atas sebelah makhrajnya dlad, keluar darinya huruf lam ( ل ).
f. Pucuk/ujung lidah dan tempat yang melurusinya dari bagian gua/tengah atas
langit-langit atau pangkal beberapa gigi depan atas, darinya keluar huruf nun
.( ن)
g. Ujung lidah dan tempat yang melurusinya dari bagian atas tengah langit-langit
bersamaan dengan condong dari makhrajnya nun, makhrajnya itu lebih
masuk/dekat dengan lidah bagian atas, darinya keluar huruf ra’ (ر). Huruf nun,
lam dan ra’ dinamakam huruf bangsa ujung, karena ketiganya keluar dari
ujung lidah .
h. Ujung lidah dengan pangkal beberapa gigi depan atas, keluar darinya huruf dal
ketiga huruf tersebut dinamakan huruf .( ط ) ’huruf ta’ ( � )dan tha ,( د )
bangsa kulit, karena ketiganya keluar dari kulit yang menutupi pangkal
beberapa gigi depan atas.
i. Tempat antara ujung lidah, dan antara beberapa gigi depan atas dan bawah
beserta terbukanya tempat antara dua tulang rahang, darinya keluar huruf sin
ketiga huruf tadi, dinamakan huruf bangsa ,( ص ) dan shad ( ز ) ’za ,( س )
ujung, karena ketiganya keluar dari akhir ujungnya lidah, artinya dari
ujungnya sesuatu yaitu akhirnya dari ujung sesuatu tersebut.
j. Bagian luar atau atas/atas ujungnya lidah dan beberapa ujung gigi depan atas,
darinya keluar huruf tsa ( � ), dzal ( ذ ) dan dha’ ( � ). ketiganya dinamakan
huruf bangsa gusi, karena dekatnya huruf/ makhrajnya yang keras dari gusi
gigi depan atas.
4. Dua Bibir (gO^hieا )
Didalamnya terdapat dua tempat/ makhraj, yaitu :
a. Bagian dalam bibir sebelah bawah bersama beberapa ujung gigi depan atas.
Darinya keluar huruf fa’ ( ف ).
b. Dari dua bibir bersamaan, keluar darinya huruf ba’ ( � ), mim ( j ) dan wawu
selain huruf mad, tetapi huruf ba dan mim keluar mengatupkan kedua ( و )
bibir, sedangkan wawu dengan cara membuka keduanya. Ketiga huruf tadi
dinamakan huruf bangsa bibir.
5. Pangkal Hidung(j]ikleا ).
Pada pangkal hidung terdapat satu tempat/ makhraj, yang keluar dari
padanya suara dengung, yaitu sifat yang tetap dan tersusun didalam tubuh huruf
nun dan mim, bagaimanapun tingkah keduanya dalam keadaan dijelaskan,
diringankan, diharakati atau disukun.
e. Ketepatan pada Gharibnya
Gharib berasal dari bahasa Arab O��� ب��T ب�� yang berarti pergi
mengasingkan diri, bacaan yang asing atau aneh dalam bacaan al-Qur’an dan
sukar dipahami dalam membacanya.24 Dikatakan bacaan asing karena dalam
membacanya tidak sesuai dengan kaidah bacaan pada umumnya. Dengan
demikian ketepatan pada gharib adalah kemampuan siswa dalam menguasai
materi gharib yaitu materi yang berisi bacaan al-Qur’an yang bacaanya asing atau
aneh. Adapun ruang lingkup materi gharib sebagai berikut:
1) Tanda-tanda Waqaf
a) Harus waqof ( /زم= م )
b) Bukan tempat waqof ( / و34 012= / )
c) Boleh waqof, boleh washol ( :789= ح )
d) Dibaca terus lebih utama ( n�P =neاو �Seا )
e) Berhenti lebih utama ( n�o =neاو co]eا )
f) Berhenti sejenak satu alif dan tidak boleh bernafas (س Y^�\ ��\= )
g) Berhenti (dibaca waqof) pada salah satu tanda tersebut ( ..__ .. MzwO��eا coو )
h) Lebih utama berhenti (��Z_ = ط)
i) Lebih utama dibaca washol (terus) ( _�� = ز )
2) Imalah: Lafadz 9اه=>? yang terdapat pada surat Huud ayat 41 dibaca imalah
artinya bacaan antara fathah dan kasrah.
3) Naql: Lafadz j\|ا ¡¢� yang terdapat pada surat al-Hujurat ayat 11. Huruf alif
(j\|ا ¡¢�) tidak dibaca sebab hamzah tidak berharokat (hamzah washol).
4) Nun kecil ( ن ) namanya nun ‘iwadl, awal ayat nun tidak dibaca, tulisan
اgT¦§e ن Dibaca gT¦§eا 5) Shad atasnya ada sin kecil di al-Qur’an ada 4, cara membacanya ada 3:
a. Dua dibaca Sin ¨S� - MZS� terdapat disurat al-Baqarah ayat 245 dan disurat al-A’raf ayat 69
b. Satu boleh shad boleh sin �ونZkS�eا jام ه dibaca �ونZkt�eا jام ه terdapat di surat At-Thuur ayat 37
c. yang satu tetap dibaca Shad �ZkS�� terdapat di surat al-Ghasiyah ayat 22
24 Said Agil Munawar, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, (Jakarta: Ciputat
Press, 2001), hlm.5.
6) Saktah artinya berhenti sejenak sekedar satu alif tanpa bernafas dalam al-
Qur’an hanya ada empat yaitu pada QS. Al-Kahfi ayat 1 dan 2, QS. Al-
Qiyamah ayat 27, QS, Yasin ayat 52 dan pada QS. Al-Muthafifin ayat 14
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca al-Qur’an.
Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Slameto mengatakan
bahwa kemampuan membaca dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal
dan pendekatan belajar.25
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi dua aspek
yakni: aspek fisiologis (yang bersifat jasmani) dan aspek psikologis (yang bersifat
rohaniah).
1) Aspek Fisiologis. Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar
dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi, pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas.
2) Aspek Psikologis. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun,
di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih
esensial itu adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kecerdasan siswa
Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) siswa tidak dapat
diragukan lagi. Sangat mempengaruhi dan menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa. Maksudnya jika siswa kemampuan inteligensi tinggi maka
seorang siswa akan semakin besar peluangnya untuk meraih kesuksesan.
b) Sikap siswa
25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),
hlm.54.
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek barang, orang dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif yang dinyatakan dalam bentuk disiplin.
c) Bakat siswa
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian,
setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
d) Minat siswa. Minat berarti kecenderungan dan kegiatan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e) Motivasi siswa. Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme
yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar
siswa.Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni:
1) Lingkungan sosial. Termasuk faktor lingkungan sosial sekolah seperti para
guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar siswa. Lingkungan sosial yang lebih banyak
mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu
sendiri.
2) Lingkungan non sosial. Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah
gedung sekolah dan letaknya. Alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan oleh siswa. Hal inilah yang turut menentukan
tingkat keberhasilan belajar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.26
Keberhasilan suatu sistem proses belajar mengajar dalam Taman
Pendidikan Al-Qur’an sangatlah ditentukan oleh dua hal yang sangat berkait, yaitu
26 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), hlm. 144.
yang pertama kualitas dan kemampuan guru pengajarnya dan yang kedua
metodologi pengajarannya.
Kualitas guru yang baik tanpa dukungan metode yang baik, atau
sebaliknya, maka janganlah mengharapkan hasil pendidikan menjadi baik dan
berkualitas demikian pula dengan pendidikan al-Qur’an, kedua hal tersebut sangat
menetukan keberhasilan dan kualitas Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).
Pendidikan al-Qur’an adalah suatu pendidikan khusus yang tidak sama
dengan metode pendidikan pada umumnya, karena materi yang diajarkan adalah
membaca al-Qur’an dimana yang dimaksud membaca al-Qur’an secara baik dan
benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang diajarkan oleh Rasulullah yang sampai
pada kita secara mutawatir. Untuk itu penggunaan metode al-Ma’arif dan Qiroati
diharapkan bisa menjadi acuan dalam mengajar al-Qur’an secara praktis dan
mudah.
E. Adab Membaca Al-Qur’an
Al-Quran merupakan kalam suci yang datangnya langsung dari sisi Allah
SWT, dimana memiliki adab tersendiri bagi siapa saja yang membacanya, dan ini
berbeda dengan buku atau kitab lainnya. Adab-adab itu sendiri sudah diatur
dengan baik sebagai penghormatan dan pengagungan kepada al-Qur’an yang di
turunkan kepada nabi akhir zaman, Muhammad SAW dan sebagai umatnya maka
kewajiban kita adalah untuk mengikuti pedoman dalam membaca al-Qur’an.
Banyak sekali adab-adab maupun tata cara yang harus dilakukan pada saat
akan memulai sampai mengakhiri membaca al-Qur’an. Namun pada intinya adab
dan tata cara itu terbagi menjadi dua, yaitu adab yang berupa lahiriyah dan adab
yang berupa batiniyah.
1. Adab lahiriyah
Islam menjelaskan beberapa hal yang disunahkan dalam membaca Qur’an
di antaranya:
• Disunahkan berwudhu karena membaca al-Qur’an merupakan zikir yang paling
utama.
• Disunahkan membaca di tempat yang suci, terutama di dalam masjid.
• Ketika membaca al-Qur’an disunnahkan duduk sambil menghadap kiblat.
• Disunahkan membersihkan gigi sebagai bentuk penghormatan terhadap al-
Qur’an.
• Setiap akan membaca al-Qur’an hendaklah didahului dengan ta’awudz
(isti’adzah). Sebagaimana dalam firman Allah surat an-Nahl ayat 98 yaitu:
)٩٨:النحل(فإذا قرأت القرأن فاستعذ باهللا من الشيطان الرجيم Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. (QS. An-Nahl: 98)27
• Membersihkan mulut
Mulut sebagai tempat keluarnya bacaan al-Qur’an hendaklah terlebih
dahulu dibersihkan dengan bersiwak. Membersihkan mulut dengan bersiwak
sangat bermanfaat bagi manusia, manfaat ini antara lain:28
1. Menguatkan gusi dan mencegah sakit gigi.
2. Menajamkan pandangan mata.
3. Memudahkan tercabutnya ruh dari badan (naza’).
4. Meningkatkan derajat di surga dan memurkakan setan.
2. Adab-adab batin
Adab-adab batin ketika membaca al-Qur’an adalah:29
a. Membaca al-Qur’an dengan tadabbur (penghayatan)
b. Membaca dengan khusyu’
c. Membaca dengan ikhlas, semata-mata karena Allah.
d. Membaca dengan cara menghasilkan bekas bacaan itu pada diri sendiri.30
Mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya adalah suatu ibadah yang
pahalanya sangat besar sehingga Rasulullah saw. pernah bersabda kepada para
sahabat-sahabatnya yang tertulis dalam sebuah hadits:
27 Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 417. 28 Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an, hlm.88. 29 Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do’a, (Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 1997), hlm. 153. 30 Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Dzikir dan Do’a, hlm. 155
أخربىن علقمة بن مرثد مسعت سعد بن : حدثنا حجاج بن منهال، حدثنا شعبة قالرسول اهللا صلى النيبعن عثمان رضي اهللا عنه عن عبيدة عن أيب عبد الرمحن السلمي
٣١ .خريكم من تعلم القران وعلمه: اهللا عليه وسلم
“Dari Utsman dari Nabi saw. telah bersabda: sebagus-bagus orang di antara kamu sekalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya”.
A. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
sebenarnya masih harus diuji secara empiris.32 Sedangkan menurut Suharsimi
Arikunto, hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.33 Hipotesis
diperlukan untuk memperjelas masalah yang diteliti. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian.34
Adapun hipotesis yang diajukan terhadap masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut: Ada perbedaan yang signifikan tentang kemampuan membaca al-
Qur’an siswa, antara siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13
al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dengan siswa yang menggunakan metode
Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu.
31 Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Mughirah ibn Barzabatil Bukhari
Ja’fi, Shahih Bukhari, Juz 5, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, t.th.), hlm. 427. 32 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2006), hlm. 75. 33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm. 71. 34 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R &D,
(Bandung: Alfabeta 2007), hlm. 96.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab metode penelitian ini membahas jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, variabel penelitian, metode penelitian, populasi dan
sampel,variable dan indicator penelitian dan teknik analisis data. Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tempat penelitian, ada tiga jenis penelitian yaitu, penelitian
lapangan, penelitian kepustakaan, penelitian laboratorium. Jenis penelitian ini
adalah jenis penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang langsung
dilakukan di lapangan atau pada responden.1
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah TPQ NU 13 al-
Ma’arif yang berada di Desa Kembangan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Kendal dan TPQ Mustabanul Khoirot yang berada di Desa Saribaru Kecamatan
Kaliwungu kabupaten Kendal.
2. Waktu Penelitian.
Waktu penelitian dilaksanakan selama 30 hari, terhitung mulai dari
tanggal 26 Maret 2011 sampai dengan 26 April 2011.
1 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2004), hlm.7.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Sedangkan sampel adalah
kelompok kecil individu yang dilibatkan secara langsung dalam penelitian yang
dipilih dari kelompok yang lebih besar dimana pemahaman dari hasil penelitian
akan diberlakukan.3 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan TPQ Mustabanul Khoirot
Saribaru Kaliwungu Kendal.
Sedangkan dalam penelitian ini pengambilan sampel digunakan teknik
cluster sampling. Hal ini digunakan karena populasi penelitian berbentuk
kelompok bukan strata atau bertingkat yaitu hanya untuk siswa jilid gharib.
Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua siswa jilid
gharib TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan siswa TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu Kendal sejumlah 47 siswa, 22 siswa
TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan 25 siswa TPQ Mustabanul
Khoirot Saribaru Kaliwungu. Pengambilan sampel ini didasarkan pada kenyataan
bahwa santri jilid gharib telah mempelajari semua jilid sehingga dapat dilihat
bagaimana tingkat kemampuan membaca al-Qur’an dari siswa yang menggunakan
metode al-Ma’arif dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati.
D. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.4 Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam penelitian ini ada
dua variabel yakni variabel kemampuan membaca al-Qur’an dengan
menggunakan metode al-Ma’arif dan variabel kemampuan membaca al-Qur’an
yang menggunakan metode Qiroati. Penulis mengambil metode al-Ma’arif dan
Qiroati sebagai variabel yang akan penulis teliti, karena kedua metode
2 . Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hlm. 115.
3 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1996), hlm . 133 .
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, hlm.115.
mempunyai kesamaan diantaranya sama-sama mengajarkan belajar membaca al-
Qur’an dari jilid 1 sampai jilid 6, sama-sama mempelajari ilmu tajwid dan juga
sama-sama ada pelajaran gharibnya. Adapun indikator-indikatornya adalah
sebagai berikut :
1. Kelancaran dalam membaca al-Qur’an
2. Kefasihan dalam membaca al-Qur’an
3. Ketepatan dalam ilmu tajwidnya.
4. Ketepatan pada makhrajnya
5. Ketepatan pada gharibnya
F. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data
antara lain:
1. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, dan kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.5 Dalam penelitian ini
menggunakan tes lisan. Tes lisan dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui kemampuan membaca Al-Qur’an siswa yang menggunakan metode
al-Ma’arif di TPQ NU 13 al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan siswa yang
menggunakan metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu
Kendal.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan tes sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Menentukan materi pokok tes kemampuan membaca al-Qur’an
Materi pokok yang di teskan untuk mengetahui kemampuan membaca al-
Qur’an siswa, di ambil dari ayat-ayat yang ada dalam al-Qur’an yang
5 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, hlm. 18.
meliputi aspek makhraj, tajwid, gharib, kelancaran dan kefasihan
membaca al-Qur’an.
2) Pembuatan kisi-kisi instrument tes lisan.
Tes lisan diambil dari surat al- A’raf ayat 69, surat Hud 41-42 dan surat al-
Kahfi 1-3.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tes kemampuan membaca al-Qur’an siswa dilaksanakan
pada jam pelajaran yang membutuhkan waktu selama 10 menit persiswa untuk
membaca teks yang ditentukan oleh peneliti yang diambil dari ayat-ayat al-
Qur’an.
Nilai tes kemampuan membaca al-Qur’an siswa didasarkan pada
kemampuan siswa dalam menguasai makhraj, tajwid, gharib, kelancaran dan
kefasihan dalam membaca al-Qur’an.
2. Observasi
Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan
sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra (terutama mata) terhadap
kejadian yang ditangkap pada saat kejadian itu terjadi.6
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sistem
pembelajaran siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif dan siswa yang
menggunakan metode Qiroati. Sasaran observasi dalam penelitian ini ada dua
tempat. Pertama mengamati siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif. Kedua
mengamati siswa yang menggunakan metode Qiroati. Kedua tempat tersebut yang
dijadikan pengamatan adalah siswa jilid gharib yang dijadikan sampel penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada
tulisan seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan lain-lain.7
6 Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000) hlm. 49.
7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek , hlm. 135.
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data mengenai seluk
beluk TPQ baik di TPQ al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu maupun TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu, antara lain tentang letak geografis,
struktur organisasi, jumlah serta nama-nama siswa jilid Gharib, keadaan guru
dan siswa.
4. Metode interview
Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti untuk mendapat keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan
pada si peneliti. Interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan informasi dari kepala TPQ al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan
TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu mengenai sejarah berdiri, kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode al-Ma’arif maupun Qiroati, harapan
kepada santri setelah lulus dari TPQ.
G. Teknik Analisis Data.
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul menggunakan metode
statistik dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Analisis Pendahuluan
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki dua variabel yang berbeda,
yaitu kemampuan membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode al-Ma’arif
sebagai variabel X1 dan kemampuan membaca al-Qur’an dengan menggunakan
metode Qiroati sebagai variabel X2, kemudian data-data kedua variabel tersebut
dimasukkan ke dalam distribusi frekuensi sebagai persiapan untuk analisa
selanjutnya.
2. Analisis Uji Hipotesis
Adapun untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus t_test sebagai
berikut :
s
nn
XXt
21
21
11+
−=
Dengan varians gabungan:
2
)1()1(
21
2
22
2
112
−+
−+−=
nn
SnSnS
t = t score hasil perbedaan X1 dan X2
1X = rata-rata kemampuan membaca Al-Qur'an siswa yang
menggunakan metode Al-Ma’arif
2X = rata-rata kemampuan membaca Al-Qur'an siswa yang
menggunakan metode qiro’ati.
1n = jumlah siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif
2n = jumlah siswa yang menggunakan metode Qiro’ati
3. Analisis lanjut
Selanjutnya melakukan perbandingan antara to (t yang diperoleh dari
perhitungan) dengan tt (t yang diperoleh dari tabel ) dengan patokan sebagai
berikut :
• Jika to > tt, dengan taraf signifikansi 5% maupun 1% maka hipotesis
diterima.
• Jika to < tt, dengan taraf signifikansi 5% maupun 1% maka hipotesis
ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 26 Maret sampai
26 April. Adapun subyek penelitiannya adalah siswa TPQ al-Ma’arif Kembangan
Kaliwungu yang berjumlah 22 siswa dan TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru
Kaliwungu yang berjumlah 25 siswa.
Data tentang perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an antara siswa
yang belajar menggunakan al-Ma’arif dan yang menggunakan metode Qiroati
diperoleh dari hasil tes lisan. Untuk penilaian tes kemampuan membaca al-Qur’an
siswa terdapat beberapa indikator yang dijadikan acuan untuk memberi nilai atau
skor para siswa.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti berikut ini akan dipaparkan data
tentang kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang belajar dengan metode al-
Ma’arif dan yang menggunakan metode Qiroati.
Adapun data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Kolom 1 : Responden
b. Kolom 2 : Nilai makhraj
c. Kolom 3 : Nilai Kelancaran membaca
d. Kolom 4 : Nilai Kefasihan
e. Kolom 5 : Nilai Tajwid
f. Kolom 6 : Nilai Gharib
1. Data tentang hasil tes kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif.
Tabel 1
Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa yang
Menggunakan Metode Al-Ma’arif
Resp Nama Makhroj Kelan
Caran
Kefa
sihan Tajwid Ghorib Jumlah Nilai
1
Andi Purnomo
Aji 75 77 77 70 77 376 75
2 Ratih Ayundya 75 79 77 70 75 376 75
3
M Haikal
Afidza 76 78 78 70 77 379 76
4 M Ariyono 80 85 80 77 79 401 80
5 Rizky Nanda S 60 63 60 57 60 300 60
6 Vina Izzah K 70 70 70 65 70 345 69
7 Yasmina Illiana 74 75 77 70 75 371 74
8
Novi Amalia
Permata Sari 75 75 75 70 70 365 73
9
Indah Nurul
Aini 67 70 70 70 73 350 70
10
M Maulana
Maswa 84 80 82 79 80 405 81
11 Diky Dwi K 75 78 77 70 73 373 75
12
M Alvian
Moulidi A 77 78 77 73 75 380 76
13
Sintia Mafa
Khira 75 75 75 72 77 374 75
14 Syifa Salsabila 85 86 83 80 80 414 83
15 Silvia Indah R 70 70 70 65 67 342 68
16 Andyta Sayla 75 78 77 70 78 378 76
17 Nelta Muna 80 80 77 78 79 394 79
18
Ichfani
Misbachul
Munir 80 86 85 77 80 408 82
19 Kahlil Gibran 75 75 75 67 73 365 73
20 Arifatul Eka P 80 83 83 84 80 410 82
21 Nur Azizah 83 84 82 78 80 407 81
22
Arina Fina
Salwa 80 83 80 75 78 396 79
Jumlah 1632 1698 1616 1531 1609 8004 1662
2. Data tentang hasil tes kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode Qiroati
Tabel 2
Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa yang
Menggunakan Metode Qiroati
Res Nama Makhroj
Kelan
caran
Kefas
ihan Tajwid Ghorib Jumlah Nilai
1 Lailatul Fajriani 67 70 67 72 75 351 70
2 M Firdaus 70 70 70 75 76 361 72
3
Laili Zayyinatul
Huda Nur A 72 73 70 70 75 360 72
4 Ulya Nihaya 65 67 65 68 75 340 68
5 Nila Alfiyani 70 70 70 73 77 360 72
6 Syahrul Hidayat 65 68 65 66 65 329 66
7 Nila Bunga Afina 72 74 70 73 75 364 73
8
Elva Setya
Ningrum 60 62 59 59 60 300 60
9
Mutiara Septi
Nova 70 72 70 70 75 357 71
10
Alfina Fitra
Ramadhani 70 70 70 73 78 361 72
11 M Ardi Setyawan 67 70 70 73 80 360 72
12
M Dimas
Ubaidillah 63 65 62 60 65 315 63
13
Alfana Rosda
Fatwa 80 83 77 85 85 410 82
14
Intan Nur
Hidayah 63 65 63 60 65 316 63
15
Aprilia Isti
Nurdiana 65 70 70 74 76 355 71
16 Rista Eka Saputri 70 70 68 72 77 357 71
17 Raka Majid 80 75 80 78 78 391 78
18 Rosita Rihadatul 63 65 62 60 65 315 63
19 Wulan Fitriani 65 70 68 73 75 351 70
20
Nurul Intan
Zaiman 80 78 80 78 75 391 78
21 Sri Lestari 80 80 79 85 82 406 81
22
Adibatul
Maulidah 70 73 72 75 80 370 74
23 Nabila Susiana 67 70 67 65 77 346 69
24 Ahmad Muhaya 70 72 73 73 70 358 72
25 Crenata Nafidatul 70 72 68 75 78 363 73
Jumlah 1734 1774 1735 1785 1859 8887 1776
B. Pengujian Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini terdapat satu hipotesis yang akan diuji yaitu
untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an antara siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif dengan siswa yang menggunakan metode
Qiroati. Untuk memperoleh perhitungan analisis hipotesis digunakan tiga tahap,
yaitu pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.
1. Analisis Pendahuluan
Pada tahap ini dipaparkan data tentang kemampuan membaca al-Qur’an
siswa yang belajar dengan metode al-Ma’arif di TPQ al-Ma’arif Kembangan
Kaliwungu dan yang belajar dengan metode Qiroati di TPQ Mustabanul khoirot
Saribaru Kaliwungu, sebagai berikut:
a. Data tentang kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang belajar dengan
metode al-Ma’arif di TPQ al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
75 75 76 80 60 69 74 73 70 81 75 76 75 82 68 76 79 83 73 82 81
79
b. Data tentang kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang belajar dengan
metode Qiroati di TPQ Mustabanul khoirot Saribaru kaliwungu
70 72 72 68 72 66 73 60 71 72 72 63 82 63 71 71 78 63 70 78 82
74 69 72 73
Dari data di atas menunjukkan bahwa nilai (skor) tertinggi dan terendah
pada kemampuan membaca al-Qur’an, yaitu:
a. Untuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang belajar dengan metode al-
Ma’arif di TPQ al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu, nilai tertingginya adalah
83 dan nilai terendah adalah 60.
b. Untuk kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang belajar dengan metode
Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu, nilai tertingginya
adalah 82 dan nilai terendah adalah 60.
Selanjutnya akan dibuat kualitas nilai tentang kemampuan membaca al-
Qur’an siswa yang belajar dengan metode al-Ma’arif dan yang belajar dengan
metode Qiroati dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
i = K
R dimana R = H – L + 1 dan K = 1 + 3.3 log N
keterangan:
i = panjang interval kelas
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
N = Jumlah responden
R = Range
K = Banyaknya kelas interval
Menentukan kualitas nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
belajar dengan menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ al-Ma’arif kembangan
Kaliwungu.
a. Mencari banyak kelas intyerval
k = 1 + 3,3 log N
= 1+ 3,3 log 22
= 5,43
b. Mencari range
R = H – L + 1
= 83 – 60 + 1
= 24
c. Menentukan Interval kelas
i = K
R =
43.5
24 = 4,42 dibulatkan menjadi 4
Tabel 3
Kualitas Nilai Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa yang Menggunakan
Metode al-Ma’arif di TPQ Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
No Nilai F f % Kategori Kesimpulan
1 80 – 84 6 27% Sangat Baik
2 75 – 79 9 41% Baik Baik
3 70 – 74 4 18% Cukup
4 65 – 69 2 9% Kurang
5 60 – 64 1 5% Sangat Kurang
22 100%
Menentukan kualitas nilai kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang
menggunakan metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu.
a. Mencari banyak kelas intyerval
k = 1 + 3,3 log N
= 1+ 3,3 log 25
= 5,61
b. Mencari range
R = H – L + 1
= 82 – 60 + 1
= 23
c. Menentukan Interval kelas
i = K
R
= 61,5
23 = 4,1 dibulatkan menjadi 4
Tabel 4
Kualitas Nilai Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa yang Menggunakan
Metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu
No Nilai F f % Kategori Kesimpulan
1 80 – 84 2 8% Sangat Baik
2 75 – 79 2 8% Baik
3 70 – 74 14 56% Cukup Cukup
4 65 – 69 3 12% Kurang
5 60 – 64 4 16%
Sangat
Kurang
25 100%
Maka berdasarkan tabel 3 dan 4 dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa yang belajar dengan metode Al-
Ma’arif (1X ) dicari Nilai rata-rata (mean) dari
1X yaitu:
1X =
N
fX1Σ
= 22
1662 = 75,5455
b. Kemampuan membaca Al-Qur’an siswa yang belajar dengan metode
Qiroati(2X ) dicari nilai rata-rata(mean) dari
2X yaitu:
2X =
N
fX 2Σ
= 25
1776 = 71.04
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa mean (rata-rata)
kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang belajar dengan metode al-Ma’arif di
TPQ al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu adalah 75,5455 yang berada pada
kategori “baik” yaitu pada interval 75 - 79 sedangkan mean (rata-rata)
kemampuan membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode Qiroati di TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu adalah 71,04 yang berada kategori
“cukup” yaitu pada interval 70-74.
Dengan demikian, dari nilai rata-rata tersebut dapat ditarik kesimpulan
sementara bahwa ada perbedaan kemampuan membaca Al-Qur’an antara siswa
yang menggunakan metode Al-ma’arif di TPQ al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
dengan siswa yang menggunakan metode Qiroati di TPQ Mustabanul Khoirot
Saribaru Kaliwungu. Kemudian dilanjutkan dengan analisis uji hipotesis untuk
mengetahui adanya perbedaan kemampuan membaca Al-Qur’an antara siswa
yang menggunakan metode al-Ma’arif dengan siswa yang menggunakan Qiroati
merupakan terjadi secara meyakinkan.
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis adalah analisis yang dimaksudkan untuk manguji
hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini, sehingga hipotesis tersebut
dapat diterima kebenarannya atau ditolak kebenarannya. Adapun hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah “ada perbedaan kemampuan membaca Al-
Qur’an antara siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ al-Ma’arif
Kembangan Kaliwungu dengan siswa yang belajar dengan metode Qiroati di TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu. Untuk melakukan analisis uji hipotesis
ini maka digunakan rumus statistik t-test atau t-score. Apabila nilai t observasi
yang diperoleh lebih besar dari t tabel, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti
diterima yang berarti ada berbedaan yang signifikan tentang kemampuan
membaca Al-Qur’an siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif dan siswa yang
menggunakan metode Qiroati. Apabila t observasi yang diperoleh lebih kecil dari
t tabel maka hipotesis yang diajukan peneliti ditolak, rumus tersebut sebagai
berikut;
( )
21
21
n
1
n
1S
XXt
+
−=
t = t score hasil perbedaan X1 dan X2
1X = rata-rata kemampuan membaca Al-Qur'an siswa yang menggunakan
metode Al-Ma’arif
2X = rata-rata kemampuan membaca Al-Qur'an siswa yang menggunakan
metode qiro’ati.
1n = jumlah siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif
2n = jumlah siswa yang menggunakan metode Qiro’ati
Adapun aplikasi dari rumus tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Tabel Kerja Nilai Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa
yang Menggunakan Metode al-Ma’arif di TPQ Al-Ma’arif
Kembangan Kaliwungu
No X1 F 1fX 2
1X 2
1fX
1 83 1 83 6889 6889
2 82 2 164 6724 26896
3 81 2 162 6561 26244
4 80 1 80 6400 6400
5 79 2 158 6241 24964
6 76 3 228 5776 51984
7 75 4 300 5625 90000
8 74 1 74 5476 5476
9 73 2 146 5329 21316
10 70 1 70 4900 4900
11 69 1 69 4761 4761
12 68 1 68 4624 4624
13 60 1 60 3600 3600
22 1662 72904 278054
Tabel 6
Tabel Kerja Nilai Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa
yang Menggunakan Metode Qiroati di TPQ Mustabanul
Khoirot Saribaru Kaliwungu
No X2 F 2fX 2
2X f2
2x
1 82 1 82 6724 6724
2 81 1 81 6561 6561
3 78 2 156 6084 24336
4 74 1 74 5476 5476
5 73 2 146 5329 21316
6 72 6 432 5184 186624
7 71 3 213 5041 45369
8 70 2 140 4900 19600
9 69 1 69 4761 4761
10 68 1 68 4624 4624
11 66 1 66 4356 4356
12 63 3 189 3969 35721
13 60 1 60 3600 3600
25 1776 66609 369068
Langkah selanjutnya memasukan data-data tersebut kedalam rumus-rumus
sebagai berikut:
1. Mencari mean membaca Al-Qur’an siswa yang menggunakan metode al-
Ma’arif (1X ) dengan rumus:
1X = N
fX1Σ
= 22
1662 = 75.5455
2. Mencari mean membaca al-Qur’an siswa yang belajar dengan metode Qiroati
(2X ), dengan rumus:
2X = N
fX 2Σ
= 25
1776 = 71.04
3. Mencari standar deviasi skor kemampuan membaca Al-Qur’an siswa yang
belajar dengan metode Al-Ma’arif (SD1) dengan rumus:
( )1n
XXS
2
112
1−
−∑=
07,30
122
631,4545
=
−=
484,5
30,07
SS 2
1
=
=
=
4. Mencari standar deviasi skor membaca Al-Qur’an siswa yang belajar dengan
metode Qiroati (SD2) dengan rumus:
( )1n
XXS
2
222
2−
−∑=
96,28
24
96,694
125
96,694
=
=
−
=
381,5
96,28
SS2
22
=
=
=
5. Metode standar deviasi gabungan membaca al-qur’an antara siswa yang
belajar dengan metode al-Ma’arif dan Qiroati. Dengan rumus:
( ) ( )
478,29
45
51,1326
45
695,04631,47
2-2522
(24)28,96(21)30,07
2nn
S1nS1nS
21
2
22
2
112
=
=
+=
+
+=
−+
−+−=
5.43
478,29
SS 2
=
=
=
6. Mencari t-test
( )
1,5872
4,5055
0,2923 x 5,43
4,5055
0,085455 5,43
4,5055
0,040,0455,43
4,5055
25
1
22
15,43
71.04 -75.5455
n
1
n
1S
XXt
21
21
=
=
=
+=
+
=
+
−=
= 2,839
7. Menginterprestasikan nilai dengan memperhatikan DF( derajat kebebasan)
dengan rumus:
Df = 1NX +
2NX – 2
= 22+25-2
= 45
Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan nilai to ( t observasi)
dengan tt (t tabel ).Apabila nilai to sama atau lebih besar dari t tabel pada taraf
signifikan 1% maupun 5% maka hipotesis yang diajukan diterima jika nilai to
lebih rendah dari t tabel maka hipotesis yang diajukan ditolak.
3. Analisis Lanjut
Analisis lanjut yaitu analisis yang digunakan untuk menganalisis hipotesis
yang terdapat dalam analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis.
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa nilai df nya
adalah 45, untuk mengetahui jarak signifikansinya dapat diperoleh melalui tabel
nilai “t” karena nilai df nya 45 maka dapat dicari pada tabel angka 45.
Tabel 7
Nilai ‘t’ pada taraf signifikansi 1% dan 5%
to Df Taraf Signifikansi
1% 5%
2,839 45 2,39 1,67
Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tt (t tabel ) untuk taraf
signifikansi 5% dan 1% adalah 2,39 dan 1, 67 sedang t observasi adalah 2,839
maka to>tt dengan demikian to untuk taraf sarat signifikasi 5% dan 1% adalah
signifikan artinya hipotesis diterima.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan peneliti yaitu ada perbedaan
yang signifikan tentang kemampuan membaca al-Qur’an antara siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif dengan siswa yang menggunakan metode
Qiroati diterima, berarti membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan metode al-
Ma’arif lebih baik dari pada yang menggunakan metode Qiroati.
C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Al-Ma’arif dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an di TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu.
1. Kelebihan Metode Al-Ma’arif dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di
TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu.
a. Bervariasinya penggunaan metode pembelajaran diantaranya: klasikal
individual, klasikal baca simak, metode drill. Penggunaan metode yang
digunakan guru dalam mengajar disesuaikan dengan siswa, yaitu
menghindari kejenuhan dalam belajar dan tidak monoton.
b. Kualifikasi guru yang berlatar belakang pendidikan dan didukung tenaga
pendidik yang memiliki kompetensi pedagogik, professional, personal
dan sosial.
c. Keterbatasan waktu sebagaimana diketahui bahwa jam tatap muka siswa
dalam belajar hanya sekitar 60 menit jam pelajaran setiap harinya.
Dengan waktu yang relative singkat guru memanfaatkan waktu yang ada
digunakan seoptimal mungkin oleh guru dan siswa awal sampai akhir
pelaksanaan pembelajaran baik secara klasikal maupun individual.
2. Kekurangan Metode Al-Ma’arif dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
di TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu.
a. Keterbatasan sarana dan prasarana dan media sederhana yaitu lewat
ucapan lisan secara langsung sebagai peraga cenderung seadanya.
b. Perbedaan kecepatan kenaikan jilid setiap siswa dalam satu kelas
menyebabkan kesulitan guru dalam menyampaikan materi karena setiap
materi yang dikandung setiap jilid tidak sama.
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Qiroati dalam Pembelajaran
Membaca Al-Qur’an di TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu
1. Kelebihan Metode Qiroati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di
TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu.
a. Keterlibatan guru kepala sekolah secara langsung dalam mentashih
bacaan siswa sebagai evaluasi .
b. Kualifikasi guru yang berlatar belakang pendidikan berasal dari pondok
pesantren dan didukung tenaga pendidik yang memiliki kompetensi
pedagogik, professional, personal dan sosial.
2. Kekurangan Metode Qiroati dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di
TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu
a. Kurang kesiapan mental dalam mengikuti pembelajaran, ketelitian,
pembiasaan dan latihan membaca sebelum pembelajaran berlangsung.
b. Perbedaan kecepatan kenaikan jilid setiap siswa dalam satu kelas
menyebabkan kesulitan guru dalam menyampaikan materi karena setiap
materi yang dikandung setiap jilid tidak sama.
E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara optimal
pasti terdapat keterbatasan. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang dialami
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan Biaya
Biaya meskipun bukan satu-satunya faktor yang menghambat
penelitian ini, namun biaya pada dasarnya mempunyai peranan penting dalam
penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang
minim penelitian akan mengalami kendala.
2. Keterbatasan Waktu
WAKTU yang memegang peranan penting. Penelitian ini hanya
dilaksanakan dalam waktu satu bulan sehingga hanya meneliti di TPQ al-
Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan TPQ mustabanul Khoirot Saribaru
Kaliwungu Kendal. Dengan demikian penelitian ini hanya berlaku di TPQ
yang penelitio amati dan belum tentu berlaku di TPQ-TPQ lainnya.
Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi dalam
penelitian ini, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini dapat berjalan dengan baik,
lancar dan mendapat respon yang baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari tabel penelitian dan analisis tentang kemampuan membaca al-Qur’an
siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif dengan siswa yang menggunakan
metode Qiroati yang telah dibahas terdahulu, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan metode al-Ma’arif
termasuk dalam kualifikasi “Baik”. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
yaitu 75,5455.
2. Kemampuan membaca al-Qur’an siswa yang menggunakan metode Qiroati
termasuk dalam kualifikasi “Cukup”. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
yaitu 71,04.
3. Dari analisis uji hipotesis diperoleh hasil to (t observasi) adalah 2,839.
Sedangkan tt (t tabel) untuk taraf signifikansi 5% yaitu 1,67 dan taraf
signifikansi 1% yaitu 2,39. Ini berarti nilai t observasi lebih besar dari t tabel.
Berarti ada perbedaan kemampuan membaca al-Qur’an antara siswa yang
menggunakan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 Al-Ma’arif kembangan
Kaliwungu dengan siswa yang menggunkan metode Qiroati di TPQ
Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu.
B. Saran-saran
1. Kepada TPQ I3 al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dan TPQ Mustabanul
Khoirot Saribaru Kaliwungu, diharapkan lebih mengoptimalkan dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan metode-metode yang ada, agar tujuan
dalam proses belajar mengajar tercapai
2. Kepada para ustadz/ ustadzah hendaknya selalu memacu para siswanya untuk
selalu bersungguh-sungguh dalam belajar membaca al-Quran, serta kontinyu
dalam mengajar dan jangan pula berputus asa.
3. Kepada para orang tua doronglah putra-putri anda agar selalu bersungguh-
sungguh dalam mempelajari al-Quran di lembaga TPQ, jangan hanya
mengandalkan pelajaran di TPQ.
4. Kepada Para siswa, tingkatkan selalu belajar membaca al-Qur’an jangan putus
asa dan ingatlah bahwa kelak al-Quran dapat memberi syafa’at bagi siapa yang
mau membaca dan mempelajari isinya.
5. Kepada para peneliti untuk bisa meneliti ulang masalah ini, sebab hasil
penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan semata-mata
keterbatasan pengetahuan penulis, namun penulis berharap semoga hasil
penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk penelitian yang selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fauziyah, Inayah,Pengaruh Penerapan Metode Sorogan terhadap
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidz
Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak Kudus, Skripsi, Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang, 2008.
Al-Jazuri, Muhammad, Jazariyah, Surabaya: Jamsaren Kediri, 1970.
al-Qattan, Manna Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS., Jakarta:
Pustaka Litera Antar Nusa, 2001.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 1998.
ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Dzikir dan Do’a, Aspek Hukum dan
Adab, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2003.
Dachlan, Bunyamin, Memahami Qiraati, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-
Qur’an Raudhatul Mujawwidin,t.th.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Dydydodo, “Penerapan Metode Qiroati dalam Pembelajaran al-Qur’an”,
http://dydydodo.wordpress.com/2010/01/07/, 25 Januari 2011
Fidai, Rafi Ahmad, Concise History of Muslim World, New Delhi:
Kitabbhavan,1997.
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Hasan, Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta : Bumi Aksara,
2004..
Imam Abi Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Mughirah ibn
Barzabatil Bukhari Ja’fi, Shahih Bukhari, Juz 5, Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiah, t.th.
Munawar, Said Agil, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki, Jakarta:
Ciputat Press, 2001.
Qomaruddin, Cara Mudah Belajar Membaca Al-Qur’an Pelajaran Ghorib,
Kendal: Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Forum Ukhuwah Silaturahim
Pendidikan Al-Qur’an Kabupaten Kendal, 2002.
________, Tajwid Sumber Inspirasi, Kendal: Lembaga Pendidikan Maarif NU,
2002.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam
kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2004.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 1991.
Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: PT Kumudasmoro Grafindo,
1994.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R
&D, Bandung: Alfabeta 2007.
Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo
Persada,1983.
Suyudi, Abu, Materi Pendidikan Guru Pengajar A-Qur’an, Kendal: Forum
Ukhuwah Silaturohim Pendidikan Al-Qur’an, 2009.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo, 2003.
Syarifudin, Ahmad, Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-
Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1991.
Walgito, Bimo, Bimbingan Dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta : Andi
Offset, 2000.
Wijayanti, Fitri, Pengaruh Pemahaman Materi Pelajaran Ghorib Terhadap
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Santri Jilid 7 TPQ Sabilul Huda
Karangayu Cepiring kab Kendal, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang 2010.
Yunus, Mahmud, Kamus arab Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya, 1989.
Zarkasyi, Dahchlan Salim, Qiroati Pelajaran Bacaan Gharib-Musykilat & Hati-
Hati Dalam Al-Qur’an, Semarang: Yayasan Pendidikan Al-Qur’an
Raudhatul Mujawwidin,1989.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Siti Suryani
2. Tempat & Tgl. Lahir : Indramayu, 6 Maret 1989
3. NIM : 063111120
4. Alamat Rumah : Ds Beringin makmur Kec: Kerumutan Kab: Pelalawan
RIAU
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD Negeri 050 Beringin makmur, Riau, lulus tahun 2000
b. MTsN Widasari, Indramayu lulus tahun 2003
c. MA NU Sunan katong kaliwungu, Kendal Lulus tahun 2006
d. IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2006
2. Pendidikan Non-Formal
a. Ponpes Al-Aziziyah Kauman kaliwungu Kendal
Semarang,1 Juni 2011
Siti Suryani
063111120
Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi Metode Al-Ma’arif
1X = N
fX 1Σ
= 22
1662 = 75,5455
( )1n
XXS
2
112
1−
−∑=
07,30
122
631,4545
=
−=
484,5
30,07
SS 2
1
=
=
=
No 1X
1 75 -0.5455 0.29757
2 75 -0.5455 0.29757
3 76 0.4545 0.20657
4 80 4.4545 19.84257
5 60 -15.5455 241.6626
6 69 -6.5455 42.84357
7 74 -1.5455 2.38857
8 73 -2.5455 6.47957
9 70 -5.5455 30.75257
10 81 5.4545 29.75157
11 75 -0.5455 0.29757
12 76 0.4545 0.20657
13 75 -0.5455 0.29757
14 83 7.4545 55.56957
15 68 -7.5455 56.93457
16 76 0.4545 0.20657
17 79 3.4545 11.93357
18 82 6.4545 41.66057
19 73 -2.5455 6.47957
20 82 6.4545 41.66057
21 81 5.4545 29.75157
22 79 3.4545 11.93357
1662 631.4545
11 XX − ( )211 XX −
Tabel Mencari Rata-Rata dan Standar Deviasi Metode Qiroati
2X = N
fX 2Σ
= 25
1776 = 71,04
( )1n
XXS
2
222
2−
−∑=
96,28
24
96,694
125
96,694
=
=
−=
381,5
96,28
SS2
22
=
=
=
Lampiran 3
No 2X 22 XX −
1 70 -1.04 1.0816
2 72 0.96 0.9216
3 72 0.96 0.9216
4 68 -3.04 9.2416
5 72 0.96 0.9216
6 66 -5.04 25.4016
7 73 1.96 3.8416
8 60 -11.04 121.8816
9 71 -0.04 0.0016
10 72 0.96 0.9216
11 72 0.96 0.9216
12 63 -8.04 64.6416
13 82 10.96 120.1216
14 63 -8.04 64.6416
15 71 -0.04 0.0016
16 71 -0.04 0.0016
17 78 6.96 48.4416
18 63 -8.04 64.6416
19 70 -1.04 1.0816
20 78 6.96 48.4416
21 81 9.96 99.2016
22 74 2.96 8.7616
23 69 -2.04 4.1616
24 72 0.96 0.9216
25 73 1.96 3.8416
1776 694.96
( )222 XX −
Nama : ……………..
SOAL TEST
1. QS. Al-A’raf: 69
óΟçF ö6 Éf tãuρr& β r& öΝ ä.u !% y Ö�ò2ÏŒ ÏiΒ öΝ ä3În/ §‘ 4’n? tã 9≅ ã_ u‘ öΝ ä3ΖÏiΒ öΝ à2u‘ É‹ΖãŠÏ9 4 (# ÿρã� à2øŒ $# uρ øŒ Î) öΝ ä3n=yè y_
u !$ x�n=äz .ÏΒ Ï‰÷è t/ ÏΘ öθs% 8yθçΡ öΝ ä.yŠ# y— uρ ’Îû È,ù=y⇐ø9 $# Zπ sÜ)Á t/ ( (# ÿρã� à2øŒ $$sù uIω# u «!$# ÷/ ä3ª=yè s9 tβθ ßsÎ=ø� è? ∩∉∪
2. QS. Hud 41-42
* tΑ$s%uρ (#θ ç7Ÿ2ö‘ $# $ pκ� Ïù ÉΟ ó¡ Î0 «! $# $yγ1 1� øgxΧ !$yγ8y™ö� ãΒ uρ 4 ¨β Î) ’În1u‘ Ö‘θ à�tó s9 ×ΛÏm §‘ ∩⊆⊇∪ }‘Éδ uρ “Ì� øgrB óΟÎγ Î/
’Îû 8l öθ tΒ ÉΑ$ t6 Éf ø9 $$ x. 3“yŠ$ tΡuρ îyθ çΡ …çµ oΨ ö/ $# šχ%Ÿ2uρ ’Îû 5ΑÌ“ ÷è tΒ ¢o_ ç6≈ tƒ =Ÿ2ö‘ $# $ oΨyè ¨Β Ÿω uρ ä3s? yìΒ
tÍ� Ï�≈ s3ø9 $# ∩⊆⊄∪
3. QS. Al-Kahfi: 1-3
߉÷Κ ptø: $# ¬! ü“ Ï%©!$# tΑt“Ρr& 4’n? tã Íνωö7 tã |=≈tGÅ3ø9 $# óΟs9 uρ ≅ yè øgs† …ã& ©! 2% y uθ Ïã ∩⊇∪ $ VϑÍhŠs% u‘ É‹ΖãŠÏj9 $ U™ù' t/ # Y‰ƒ ωx© ÏiΒ
çµ÷Ρà$ ©! t� Ïe± u;ムuρ tÏΖÏΒ ÷σ ßϑø9 $# zƒ Ï%©!$# šχθè=yϑ÷è tƒ ÏM≈ys Î=≈ ¢Á9 $# ¨β r& öΝ ßγ s9 # ��ô_ r& $ YΖ|¡ ym ∩⊄∪ šÏVÅ3≈ ¨Β ϵŠ Ïù
# Y‰t/ r& ∩⊂∪
Makhraj Kelancaran Kefasihan Tajwid Gharib
A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E
Keterangan:
A = Sangat baik = 80-100
B = Baik = 66-79
C = Cukup = 56-65
D = Kurang = 40-55
E = Sangat kurang = 30-39
Lampiran 4
Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa yang Menggunakan
Metode Al-Ma’arif
Resp Nama Makhroj Kelan
caran
Kefa
sihan Tajwid Ghorib Jumlah Nilai
1 Andi Purnomo Aji 75 77 77 70 77 376 75
2 Ratih Ayundya P 75 79 77 70 75 376 75
3 M Haikal Afidza 76 78 78 70 77 379 76
4 M Ariyono 80 85 80 77 79 401 80
5 Rizky Nanda S 60 63 60 57 60 300 60
6 Vina Izzah K 70 70 70 65 70 345 69
7 Yasmina Illiana 74 75 77 70 75 371 74
8
Novi Amalia
Permata Sari 75 75 75 70 70 365 73
9 Indah Nurul Aini 67 70 70 70 73 350 70
10
M Maulana
Maswa 84 80 82 79 80 405 81
11 Diky Dwi K 75 78 77 70 73 373 75
12
M Alvian Moulidi
A 77 78 77 73 75 380 76
13 Sintia Mafa Khira 75 75 75 72 77 374 75
14 Syifa Salsabila 85 86 83 80 80 414 83
15 Silvia Indah R 70 70 70 65 67 342 68
16 Andyta Sayla 75 78 77 70 78 378 76
17 Nelta Muna 80 80 77 78 79 394 79
18
Ichfani Misbachul
Munir 80 86 85 77 80 408 82
19 Kahlil Gibran 75 75 75 67 73 365 73
20 Arifatul Eka P 80 83 83 84 80 410 82
21 Nur Azizah 83 84 82 78 80 407 81
22 Arina Fina Salwa 80 83 80 75 78 396 79
Jumlah 1632 1698 1616 1531 1609 8004 1662
Data Hasil Tes Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa yang Menggunakan
Metode Qiroati
Res Nama Makhroj Kelancaran Kefasihan Tajwid Ghorib Jumlah Nilai
1 Lailatul Fajriani 67 70 67 72 75 351 70
2 M Firdaus 70 70 70 75 76 361 72
3
Laili Zayyinatul Huda
Nur A 72 73 70 70 75 360 72
4 Ulya Nihaya 65 67 65 68 75 340 68
5 Nila Alfiyani 70 70 70 73 77 360 72
6 Syahrul Hidayat 65 68 65 66 65 329 66
7 Nila Bunga Afina 72 74 70 73 75 364 73
8 Elva Setya Ningrum 60 62 59 59 60 300 60
9 Mutiara Septi Nova 70 72 70 70 75 357 71
10
Alfina Fitra
Ramadhani 70 70 70 73 78 361 72
11 M Ardi Setyawan 67 70 70 73 80 360 72
12 M Dimas Ubaidillah 63 65 62 60 65 315 63
13 Alfana Rosda Fatwa 80 83 77 85 85 410 82
14 Intan Nur Hidayah 63 65 63 60 65 316 63
15 Aprilia Isti Nurdiana 65 70 70 74 76 355 71
16 Rista Eka Saputri 70 70 68 72 77 357 71
17 Raka Majid 80 75 80 78 78 391 78
18 Rosita Rihadatul A 63 65 62 60 65 315 63
19 Wulan Fitriani 65 70 68 73 75 351 70
20 Nurul Intan Zaiman 80 78 80 78 75 391 78
21 Sri Lestari 80 80 79 85 82 406 81
22 Adibatul Maulidah 70 73 72 75 80 370 74
23 Nabila Susiana 67 70 67 65 77 346 69
24 Ahmad Muhaya B 70 72 73 73 70 358 72
25 Crenata Nafidatul P 70 72 68 75 78 363 73
Jumlah 1734 1774 1735 1785 1859 8887 1776
Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dengan kepala TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu, Menanyakan
mengenai:
1. Sejarah singkat berdirinya TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
2. Letak geografis TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
3. Kegiatan pembelajaran dengan metode al-Ma’arif di TPQ NU 13 Al-Ma’arif
Kembangan Kaliwungu
4. Harapan kepada siswa setelah lulus dari TPQ
Lampiran 6
HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan Kepala TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
1. Sejarah berdirinya TPQ
Taman Pendidikan al-Quran NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu pertama kali
didirikan dan disahkan oleh para tokoh yang ada di desa tepatnya pada hari Rabutanggal 12
Februari 1997. Awal mula pendirian TPQ ini karena timbul pemikiran atas perlunya sebuah
lembaga yang dapat mencetak siswa-siswa yang mampu membaca dan menulis huruf al-
Quran karena kalau cuma mengandalkan di bangku sekolah saja kelihatannya tidak cukup.
Atas dasar pemikiran tersebut para tokoh di desa Kembangan kaliwungu sepakat untuk
mendirikan sebuah lembaga pendidikan al-Quran yang kemudian diberi nama TPQ NU 13
Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu
Tujuan didirikannya lembaga TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan ini adalah agar
siswa mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar, memiliki akhlak yang baik serta
mampu memahami ilmu agama islam dengan baik.
2. Letak geografis
TPQ NU 13 Al-Ma’arif terletak dijantung desa Kaliwungu yaitu di desa Kembangan
RT 03 RW 10 Krajan Kulon Kecamatan kaliwungu Kabupaten Kendal.
3. Kegiatan Pembelajaran di TPQ
Pembelajaran di TPQ NU 13 Al-Ma’arif dilaksanakan setiap hari, mulai pukul 16.00
– 17.00. Materi pokok dalam pembelajaran TPQ Al-Ma’arif adalah membaca al-Qur’an
dengan menggunakan metode al-Ma’arif . karena metode ini mudah dipahami oleh siswa
terutama bagi siswa yang baru belajar membaca al-Qur’an dan menulis huruf hijaiyah serta
materi tajwid dan gharib serta materi tambahan antara lain hafalan surat-surat pendek, do’a
sehari-hari, menyanyikan lagu islam.
4. Harapan kepada santri setelah lulus TPQ
Harapan kepala TPQ kepada siswa adalah siswa mampu membaca al-Qur’an dengan
baik dan benar, memiliki akhlak yang baik serta mampu memahami ilmu agama islam
dengan baik,
Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara dengan kepala TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu, Menanyakan
mengenai:
1. Sejarah singkat berdirinya TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu
2. Letak geografis TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu
3. Kegiatan pembelajaran dengan metode al-Ma’arif di TPQ Mustabanul Khoirot
Saribaru Kaliwungu
4. Harapan kepada siswa setelah lulus dari TPQ
Lampiran 8
HASIL WAWANCARA
B. Wawancara dengan kepala TPQ Mustabanul Khoirot Saribaru Kaliwungu.
1. Sejarah berdirinya TPQ Mustabanul Khoirot
TPQ Mustabanul Khoirot didirikan pada tahun 1994. Tokoh yang berperan dalam
pendirian TPQ Al-Ma’arif adalah bapak K.H Hafidzin,bapak K.H Fauzi Shodaqoh yang
sekarang menjadi kepala TPQ, Dan Para Ulama yang ada di dusun Saribaru Kaliwungu.
Keberadaan lembaga pendidikan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) khususnya di wilayah RT
01/ RW 06 Saribaru membawa peranan penting dalam membentuk karakter dan kepribadian
anak-anak, mengingat jumlah penduduk dan potensi generasi mudanya sangat banyak terutama
anak-anak usia TK dan sekolah. Ditambah lagi dengan keadaan akhlak dan moral yang dirasa
masih jauh dari tingkah laku syari'ah. Dengan berdirinya TPQ Mustabanul Khoirot di wilayah
tersebut diharapkan akan membawa perubahan yang signifikan. Karena dalam kurikulumnya
akan dirancang hanya berbasis pada Al-Qur'an dengan aplikasi murni ajaran Islam, seperti
akhlak, aqidah, fiqh dan berbagai macam pengajaran yang di ajarkan demi untuk perkembangan
dan kemajuan generasi muda khususnya anak-anak secara Islami.
Dalam mendirikan TPQ Mustabanul Khoirot ini bukanlah satu hal yang mudah untuk
merealisasikan itu semua, sehingga dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh, kesabaran,
ketelatenan dan manajemen yang optimal, dan bukan suatu hal yang ringan pula
mempertahankan dan bahkan meningkatkan kemajuan yang telah dicapai untuk dapat
mewujudkan suatu TPQ yang ideal, namun tetap mengikuti perkembangan zaman yang nantinya
diharapkan dapat mencetak kader-kader Islami, generasi qur‡ani yang mandiri berguna bagi
agama, bangsa dan negaranya.
Untuk itu merasa penting adanya suatu wadah yang mengatur, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan TPQ Mustabanul Khoirot sesuai dengan tujuan didirikannya
TPQ, wadah tersebut kemudian disepakati dan dirupakan dalam bentuk organisasi TPQ
Mustabanul Khoirot. Untuk menunjang sarana prasarana TPQ Mustabanul Khoirot, maka
TPQ mempunyai tempat untuk melakukan kegiatan belajar mengajar yakni di dalam atau di luar
gedung TPQ dan di kelas (dikelompokkan sesuai dengan jilidnya).
2. Letak geografis
TPQ Mustabanul Khoirot terletak di dusun Saribaru RT 01 RW 06 Krajankulon
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal.
3. Kegiatan Pembelajaran di TPQ
Pembelajaran di TPQ Mustabanul Khoirot dilaksanakan setiap hari, mulai pukul
16.00 – 17.00. Materi pokok dalam pembelajaran TPQ Mustabanul Khoirot adalah
membaca al-Qur’an denga
Qiroati adalah agar penggu
tambahannya antara lain ha
islam, Praktek shalat Fardh
4. Harapan kepada santri sete
Harapan kepala TP
al-Qur’an, generasi yang
memiliki akhlak al-Qur’an
Lampiran 9
dengan menggunakan metode Qiroati. Tujuan yang
enggunanya dapat membaca Al-Qur3an dengan Tartil
lain hafalan surat-surat pendek, do’a sehari-hari, me
Fardhu.
tri setelah lulus TPQ
ala TPQ kepada siswa adalah siswa menjadi generas
i yang pandai membaca dan menulis al-Qur’an,
Qur’an dan generasi yang siap terhadap tantangan arus
yang ingin di capai
Tartil. Adapun materi
ri, menyanyikan lagu
enerasi gemar belajar
r’an, generasi yang
an arus globalisasi.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah in
Nama : Faizin, S.Ag.
Jabatan : Kepala TPQ
Menerangkan bahwa:
Nama : Siti Suryani
NIM : 063111120
Jurusan : PAI
Fakultas : Tarbiyah IAIN W
Benar-benar melakukan pe
Komparasi Tentang Kemampuan
Ma’arif di TPQ NU 13 Al-Ma’ar
Metode Qiroati di TPQ Mustabanu
Demikian surat keterang
digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
SURAT KETERANGAN
ah ini:
IN Walisongo Semarang
kan penelitian untuk keperluan penulisan skripsi den
puan membaca Al-Qur’an Siswa yang menggunak
Ma’arif Kembangan Kaliwungu dengan Siswa yang
tabanul khoirot Saribaru Keliwungu Kendal.
terangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
tinya.
Hormat sa
Kepala T
si dengan judul Studi
gunakan Metode al-
a yang Menggunakan
a dan untuk dapat
mat saya,
pala TPQ
Lampiran 11
Data Siswa Jilid Gharib TPQ NU 13 Al-Ma’arif
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Dari data tersebut, peneliti
menggunakan metode al-Ma’arif s
Lampiran 12
Nama
Andi Purnomo Aji
Ratih Ayundya P
M Haikal Afidza
M Ariyono
Rizky Nanda S
Vina Izzah K
Yasmina Illiana
Novi Amalia Permata Sari
Indah Nurul Aini
M Maulana Maswa
Diky Dwi K
M Alvian Moulidi A
Sintia Mafa Khira
Syifa Salsabila
Silvia Indah R
Andyta Sayla
Nelta Muna
Ichfani Misbachul Munir
Kahlil Gibran
Arifatul Eka P
Nur Azizah
Arina Fina Salwa
eneliti mendapat data nama-nama siswa yang belajar d
’arif sebanyak 22 siswa.
lajar dengan
SURAT KETERANGAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : KH. Fauzi Shodaqoh
Jabatan : Kepala TPQ
Menerangkan bahwa:
Nama : Siti Suryani
NIM : 063111120
Jurusan : PAI
Fakultas : Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Benar-benar melakukan penelitian untuk keperluan penulisan skripsi dengan judul Studi
Komparasi Tentang Kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa yang menggunakan Metode al-
Ma’arif di TPQ NU 13 Al-Ma’arif Kembangan Kaliwungu dengan Siswa yang Menggunakan
Metode Qiroati di TPQ Mustabanul khoirot Saribaru Keliwungu Kendal.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Lampiran 14
Data Siswa Jilid Gharib TPQ Mustabanul Khoirot
No Nama
1 Lailatul Fajriani
2 M Firdaus
3 Laili Zayyinatul Huda Nur A
4 Ulya Nihaya
5 Nila Alfiyani
6 Syahrul Hidayat
7 Nila Bunga Afina
8 Elva Setya Ningrum
9 Mutiara Septi Nova
10 Alfina Fitra Ramadhani
11 M Ardi Setyawan
12 M Dimas Ubaidillah
13 Alfana Rosda Fatwa
14 Intan Nur Hidayah
15 Aprilia Isti Nurdiana
16 Rista Eka Saputri
17 Raka Majid
18 Rosita Rihadatul A
19 Wulan Fitriani
20 Nurul Intan Zaiman
21 Sri Lestari
22 Adibatul Maulidah
23 Nabila Susiana
24 Ahmad Muhaya B
25 Crenata Nafidatul P
Dari data tersebut, peneliti mendapat data nama-nama siswa yang belajar dengan
menggunakan metode Qiroati sebanyak 25 siswa.