studi empiris tentang faktor-faktor yang...
TRANSCRIPT
-
STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND
BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh
Roey Sandi
NIM: 105081002540
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010M
-
2
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Roey sandi
NIM : 105081002540
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi maka skripsi
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi
baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggungjawab saya.
Jakarta, 24 Maret 2010
(Roey Sandi)
-
3
STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND
BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Roey Sandi
NIM : 105081002540
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj.Pudji Astuty,SE.,MM Titi Dewi Warninda,SE.,MSi
NIP.031 106 5804 NIP.19731221 200501 2002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010M
-
4
STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND
BEVERAGES
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Roey Sandi
NIM : 105081002540
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Hj.Pudji Astuty,SE.,MM Titi Dewi Warninda,SE.,MSi
NIP.031 106 5804 NIP.19731221 200502002
Penguji Ahli I Penguji Ahli II
Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM Hemmy Fauzan,SE.,MM
NIP.19690203 200112 1003 NIP.19760822 200701 1014
-
5
Hari ini Selasa Tanggal 10 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah
diajukan Ujian Komprehensif atas nama Roey Sandi NIM :15081002540 dengan
judul Skripsi STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND
BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI). Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama N.SE.,MAB Suhendra, S.Ag.,MM
Ketua Sekretaris
Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM
Penguji Ahli
-
6
Skripsi ini kupersembahkan untuk keluargaku
tercinta dan orang-orang terdekatku
Yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup
anak-anaknya dalam iringan doa dan untaian kasih saying
serta memfasilitasi putra putranya tanpa membeda-bedakan
dan selalu membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini
dari awal dan akhir yang penuh perjuangan dan pengorbanan.
Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberi dukungan anak-
anaknya demi kesuksesannya
Teman-temanku tercinta yang selalu membeikan dukungan
dan meluangkan waktuny pada saat aku memerlukan bantuan .
Serta Dosen Pembimbing yang sampai saat ini memberikan
jalan terang untuk tercapainya pembuatan skripsi ini
Terima kasih
Aku Sangat Menyayangi Kalian
-
7
Pendidikan Formal Tahun Lembaga Pendidikan Keterangan
1993 - 1999 SDN Grogol Utara 08 Petang LULUS
1999 2002 SLTPN 16 Palmerah LULUS
2002 2005 SMU Negeri 29 Kebayoran LULUS
2005 - 2010 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta IPK 3,14
Seminar dan Pelatihan Tahun Bidang Lembaga Keterangan
2006 Seminar Nasional Quo Vadis
Perekonomian Indonesia
BEMF FEIS UIN
Jakarta Sertifikasi
Pengalaman Kerja
2008 : Koperasi Visiana Bakti TVRI
ROEY SANDI
Jl.Juraganan 1. Rt 02/Rw 012 No.15
Kelurahan Grogol Utara Kebayoran Lama
Jakarta Selatan 12210
Email : [email protected]
HP : 085691849757 / 087882242263
Tempat / Tanggal Lahir : Yogjakarta, 17 September 1987 Agama : Islam
Tinggi / Berat Badan : 176cm / 55kg
Status : Belum Menikah
-
8
ABSTRACT
In decision making for investors must be careful to invest their fund at various financial assets. Recently, Some companies that listed in Indonesia Stock
Exchange have already more abundant to many sectors like Trade Company, Service Company, Investment, Property, Food and Beverage, and other sectors. In
this research are factors that influence return of stock investment like Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return on Asset (ROA), and
systematic risk then Economic Value Added (EVA) as moderating variable can influence the relationship of DER, PER, ROA, and systematic risk to share return
in the period 2005 to 2008.
The objective of this research is to prove that factors above have strong effect
to share return and the purpose can be obtained.
The population of this research is food and beverage listed in Indonesian
Stock Exchange in 2005 to 2008 with the method of proportional random
sampling based on their kind of business. The analysis model applied is multiple
regression analysis. The data was analyzed by using EViews version 5.0.
The result of research shows that simultaneously independent variable of Debt
to Equity Ratio, Price Earning Ratio, Return on Assets, systematic risk, and
Economic Value Added have significant effect to share return at the companies
taken as samples for the period of 2005 to 2008.
Key words : economic value added, food and beverage company, Indonesia
Stock Exchange
-
9
STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD AND
BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Roey sandi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Dalam pengambilan sebuah keputusan para pemegang saham (investor) harus
lebih teliti untuk menginvestasikan dananya pada berbagai aset keuangan. Dewasa
ini beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sudah banyak dari
beberapa sektor dari industri perdagangan, jasa, investasi, Manufaktur, Properti,
makanan dan minuman dan lainnya. Dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor
yang mempengaruhi return saham seperti Debt to Equity Ratio (DER), Price
Earning Ratio (DER), Return On Asset (ROA), dan Beta serta bagaimana
pengaruh Economic Value Added (EVA) sebagai variabel moderat dapat
mempengaruhi hubungan DER, PER, ROA, dan beta terhadap return saham
tersebut periode 2005 sampai dengan 2008
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa faktor-faktor di atas dapat berpengaruh terhadap return saham
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 sampai dengan 2008 dengan
sampel diambil secara proporsional random sampling berdasarkan jenis usaha yang akan diteliti. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
berganda. Data diolah dengan bantuan EViews 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas Debt to
Equtiy Ratio, Price Earning Ratio, Return On Asset, dan beta berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham.
Kata kunci : nilai tambah ekonomis, perusahaan makanan dan minuman,
Bursa Efek Indonesia
-
10
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puja dan puji syukur kita panjatkan
kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat Beriring salam tak
lupa penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai suri tauladan
kita yang telah membimbing Ummatnya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulis mencoba untuk mencari bukti empiris apakah rasio-rasio keuangan
dapat mempengaruhi return saham, serta apakah EVA dapat memperkuat faktor-
faktor yang mempengaruhi itu terhadap return. Atas dasar itulah maka disusun
skripsi dengan judul : STUDI EMPIRIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA INDUSTRI FOOD
AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI), Penyusunan
skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk mencapai derajat Sarjana
Ekonomi jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat menyadari dengan sepenuh hati bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak, penulisan hasil laporan penelitian ini tidaklah akan terwujud
dengan baik, karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta, Ibu dan Ayah yang telah memberikan dukungan
moral dan materiil demi kebelangsungan pendidikan dan kesuksesan
anak-anaknya, serta untaian doanya selama ini,sehingga penulisan
skripsi ini dapat terlesaikan.
2. Bapak Prof.Dr.Abdul Hamid,MS, Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial beserta Pembantu Dekan I,II,II Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof Dr.Ahmad Rodoni,MM, Pudek Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu
-
11
memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan
skripsinya.
4. Bapak Indoyama N,SE.,MAB, Ketua Jurusan Manajemen yang telah
banyak membantu dan mengingatkan penulis untuk segera
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Leis Suzanawaty, SE.,M.Si, Sekretaris Jurusan Manajemen yang
telah membantu penulis secara administratif.
6. Ibu Dr.Hj.Puji Astuty,SE.,MM, Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bantuan ,ilmunya, serta masukan-masukan secara
detail dalam penulisan skripsi kepada penulis hingga selesai.
7. Ibu Titi Dewi Warninda,SE.,M.Si, Dosen Pembimbing Akademik
Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmunya serta masukan
secara detail dalam penulisan skripsi kepada penulis hingga selesai.
8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya
kepada penulis selama berada di bangku kuliah.
9. Keluarga besar di Jakarta dan Jogjakarta, yang selalu memberi
dukungan untuk mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi
dan menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Sahabatku yang suka hang out di Sky Gilang, kakak Juan, Juan,
Novriansyah, (Coky), Jessica, Mimi, Vadiel, Kaka dirga, Legita
wilmanda dan semua teman-temanku yang selalu mengiringi hidupku
serta Facebookers dan Twitters yang setia selama ini selalu
memberikan motivasi dan support supaya skripsi ini dapat terlesaikan.
11. Sahabatku Brianditya, Ferina Erin, Robin, Egy, Ncuz, Diyar, Yuli
Thea, dan Dumas, serta Ex Be Happy Management yang selalu
menemaniku dan memberi support dan doa agar skripsi ini dapat
terlesaikan.
12. Semua teman-temanku di Gemilang Management, dan mba Nini yang
dulu memberi semangatku dalam menjalankan kuliah, dan semoga
menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan Negara. Amin.....
-
12
13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen angkatan 2005, Kak
Yusuf Ardy (Mr.Kocak), Enny Safitri (Si Pendiam), Lesda Mutiaroh
(Ms.Repot), Ibrahim Putra (Cianjur pisan), Rahmawati Apriliana
(Ms.Deborah), Faizah (Ms.Ngemil), Yeny Fauziah (Ms. Rumpi),
Muhibah (Ms.Lumpia), Susy Anggreini (Guruku Cantik Sekali),
Wisudowati Ayu Sugito (Ms. Brilliant), Ninol (Imut-Imut), Fitriawati
(Ms.Silent), Rina Apriliana (Ms.Molor), Selvina (Ms.Imut), Siti Qoriah
(Ibu Oi), Mia (Ustadzah Gaul), Mitha (Ibu Ustadzah), Nurjanah (Ibu
Mahasiswi), Polo (Sang Kapten), Bang Ridwan (Sang Ustad), Ahmad
Dahlan (Lelaki Tangguh), Idel (Mr.Ngeres), Andry, Uyet, Marcos, Ifin,
Rozak, Harry, Bang Wirawan, Iin, Q-Baqiah, Fauzi, Jody, Ustad, Here,
Atel, Feby dan semua alumni Manajemen Keuangan 6A dan
Manajemen D yang dulu sama-sama menjadi teman di bangku kuliah,
semoga kita sukses di masa depan, amin............
14. Serta teman-teman kecil ku dulu yang sampai saat ini mendukungku,
dan sahabatku di SMA Brian, dan Alumni Rohis SMU 29 yang selalu
memberi motivasi aku untuk menjalani hidup dan selalu ingat Allah.
Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, terima kasih
atas dukungannya dan bantuan yang tulus serta doa yang diberikan penulis selama
ini demi kelancaran dalam pembuatan skripsi ini. Pada Akhirnya pada Allah SWT
semua amal baik tersebut penulis kembalikan, semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis baik moril maupun
materiil dengan balasan yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Semoga hasil
penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, khususnya
pribadi penulis, serta yang Maha Kuasa senantiasa memberikan taufik dan
hidayahnya kepada kita semua.
-
13
Amin ya rabbalalamin..
Jakarta, 12 Maret 2010
Penulis
-
14
DAFTAR ISI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP i
ABSTRACT ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GRAFIK xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi masalah 7
C. Batasan masalah 8
D. Perumusan Masalah 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 11
a. Pengertian Pasar Modal 13
b. Analisis Laporan Keuangan 14
c. Debt to Equity Ratio 15
d. Peranan Economic Value Added (EVA) 15
e. Return Saham 18
f. Price Earning Ratio 22
g. Return On Asset (ROA 23
B. Penelitian Terdahulu 24
C. Hubungan Antar Variabel 29
D. Kerangka Berpikir 31
E. Perumusan Hipotesis 33
-
15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian 36
B. Metode Penentuan Sampel 36
C. Metode Pengumpulan Data 39
D. . Metode Analisis 40
a. Menghitung Return 41
b. Menghitung Debt to Equity Ratio 41
c. Menghitung Price Earning Ratio 42
d. Menghitung Return On Asset 43
e. Menghitung Beta 44
f. Menghitung EVA 45
E. Operasional Variabel Penelitian 55
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 58
a. Sejarah Pasar Modal di Indonesia 58
b. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia 62
B. Analisis Variabel 77
a. Analisis Deskripsi Return Saham 78
b. Analisis Deskripsi Debt to Equity Ratio 82
c. Analisis Price Earning Ratio 85
d. Analisis Return On Asset 89
e. Analisis Deskripsi beta 92
f. Analisis Deskripsi Economic Value Added 96
C. Penemuan 99
a. Pengujian Model 1 99
1. Pengujian Asumsi Klasik 99
a) Uji Normalitas 100
b) Uji Autokorelasi 101
c) Uji Multikolinieritas 103
d) Uji Heteroskedastisitas 104
-
16
2. Pengujian Hipotesis 105
a) Uji t 105
b) Uji F 108
c) Uji Regresi Linier Berganda 109
b. Pengujian Model 2 111
1. Pengujian Asumsi Klasik 111
a) Uji Normalitas 112
b) Uji Autokorelasi 114
c) Uji Multikolinieritas 115
d) Uji Heteroskedastisitas 117
2. Pengujian Hipotesis 118
a) Uji t 118
b) Uji F 124
c) Uji Regresi Linier Berganda 126
D. Pembahasan 128
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan 134
B. Implikasi 135
C. Saran 136
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
17
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
1 Daftar Perusahan 38
2 Return Saham 78
3 Debt To Equity Ratio 82
4 Price Earning Ratio 85
5 Return On Assets 89
6 Beta (Risiko Sistematik) 92
7 Economic Value Added (EVA) 96
8 Uji Autokorelasi 101
9 Uji Multikolineritas 103
10 Uji Heterokedastisitas 104
11 Uji Regresi Berganda 110
12 Uji Autokorelasi 114
13 Uji Multikolineritas 116
14 Uji Heterokedastisitas 117
15 Uji Regresi Berganda 126
-
18
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Hal
1.1 Return Saham Sebelum Transformasi 79
1.2 Return Saham Sesudah Transformasi 80
2.1 (DER) Sebelum Transformasi 83
2.2 (DER) Sesudah Transformasi 83
3.1 (PER) Sebelum Transformasi 86
3.2 (PER) Sesudah Transformasi 87
4.1 (ROA) Sebelum Transformasi 90
4.2 (ROA) Sesudah Transformasi 90
5.1 (Risiko Sistematik) Sebelum Transformasi 93
5.2 (Risiko Sistematik) Sesudah Transformasi 93
6.1 (EVA) Sebelum Transformasi 97
6.2 (EVA) Sesudah Transformasi 98
-
19
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
7 Uji Normalitas Data (Pengujian Model 1) 100
8 Uji Normalitas Data (Pengujian Model 2) 113
-
20
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 i
2 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 ii
3 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007 iii
4 Data Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 iv
5 Pengujian Menggunakan Eviews v
6 Data Perusahaan Tahun 2005 (Setelah Transformasi LOG) xii
7 Data Perusahaan Tahun 2006 (Setelah Transformasi LOG) xiii
8 Data Perusahaan Tahun 2007 (Setelah Transformasi LOG) xiv
9 Data Perusahaan Tahun 2008 (Setelah Transformasi LOG) xv
-
21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan lahan empuk bagi investor untuk menanamkan modal
untuk diinvestasikan dalam berbagai bentuk sekuritas. Sehingga tidak salah lagi
perusahaan berbagai aspek dan jenis menjadi bagian dalam pasar bursa. Pasar
modal Indonesia merupakan salah satu dari emerging market, yaitu pasar modal
yang baru berkembang diantara Negara-negara sedang berkembang atau Negara
industri baru dengan pertumbuhan yang fantastis. Pada tahun 1996 lalu Bursa
Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang terbaik di Asia
Tenggara. Selama 1 tahun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek
Indonesia tumbuh 24.01 % atau naik 123.582 poin menjadi 637.432..
Perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
diklasifikasikan ke dalam 9 (sembilan) bagian berdasarkan jenis industri yaitu
pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang
makanan/konsumsi, properti dan real estate, infrastruktur, utilitas dan transportasi,
keuangan, sektor perdagangan, jasa dan investasi. Di dalam era globalisasi
ekonomi dunia yang tengah berlangsung dewasa ini setiap Negara merupakan
bagian dari tatanan ekonomi dunia. Krisis moneter yang hingga saat ini masih
berlangsung membawa dampak pada hampir semua aktivitas di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Dampak yang ditimbulkan dapat dilihat dari menurunnya kinerja
Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti terjadi penurunan IHSG, nilai kapitalisasi
-
22
pasar maupun jumlah perusahaan yang akan listing di bursa. Harga saham-saham
di Bursa Efek Indonesia mengalami koreksi sepanjang semester kedua tahun 1997
akibat krisis moneter. Hampir semua sektor terkoreksi akibat krisis moneter,
kecuali sektor pertambangan yang mencatat gain sebesar 19.74%. Departemen
Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri
rata-rata 8 persen per tahun untuk periode 2005-2009. Selain itu, ditetapkan empat
kelompok industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro
(pengolahan kelapa sawit, pengalengan ikan, karet, kayu, cokelat, dan lain-lain),
industri alat-alat transportasi (kendaraan bermotor, perkapalan, dan
kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi) dan
manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban)
(http//www.kompas.co id).
Faktor utama yang menentukan kapasitas produksi suatu industri adalah modal
investasi awal, perkembangan industri, ketersediaan SDM, teknologi sumber daya
alam, dan sektor-sektor pendukung. Salah satu sektor pendukung untuk
kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber dana murah yang
dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham kepada publik di
pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEI dapat menjadi media pertemuan
antara investor dan industri. Khusus untuk industri (manufacture) terdapat 153
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan industri makanan
dan minuman ada sebanyak 20 perusahaan (ICMD, 2004). Masih sedikitnya
industri makanan dan minuman yang mencari dana melalui pasar modal membuka
kesempatan luas bagi perusahaan sejenis lainnya untuk mencari dana di BEI. Bagi
-
23
perusahaan yang ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat
yang dikeluarkan oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu,
perusahaan juga harus mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi
peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor
adalah seorang yang rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat
memperhatikan aspek fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang
akan diperolehnya.
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, penggunaan ukuran kinerja
keuangan yang mendasar pada analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur
akuntansi konvensional, seperti rasio profitabilitas memiliki kelemahan utama
yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah
suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut dikembangkan suatu pendekatan baru dalam menilai kinerja
suatu perusahaan, yaitu Economic Value Added (EVA). Peningkatan kemakmuran
pemegang saham antara lain dapat diukur dengan metode Economic Value Added
(EVA). Konsep Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G.
Bennet Steward, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya
The Quest For Value (Harper Business, 1991). Konsep EVA menjadi sistem
manajemen keuangan yang hangat dewasa ini. Menurut majalah Economist (2
Agustus 1997) lebih dari 300 perusahaan di dunia telah mengadopsi sistem
berbasis EVA. Metode ini diperkenalkan sekitar tahun 90-an oleh Stern Stewart
dan Cos, sebuah perusahaan konsultan dari New York. EVA adalah salah satu
cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA merupakan indikator
-
24
tentang adanya perubahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif
menunjukkan perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik
perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan yaitu memaksimumkan
nilai perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan
pemegang saham. Peningkatan kemakmuran pemilik diarahkan pada penciptaan
nilai perusahaan yang diatur melalui peningkatan nilai pasar saham. Perusahaan
saham dapat memahami kegiatan-kegiatan yang akan dapat menciptakan nilai
secara terus-menerus, sehingga dapat memaksimalkan kekayaan pemilik. Selama
ini pengukuran kinerja manajerial umumnya dilakukan dengan menganalisa
laporan keuangan standar. Namun laporan keuangan sendiri mempunyai
kelemahan jika digunakan sebagai perangkat analisis dan jarang digunakan
pengukuran kinerja dengan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya
modal yang ditanamkan.
Sebelum mengenal jauh tentang EVA ada beberapa analisis data yang
diperoleh tentang kontribusi EVA pada perusahaan. Mencermati perhitungan
EVA tahun ini banyak hal yang menarik. Secara keseluruhan terjadi penurunan
jumlah perusahaan yang berhasil mencetak EVA. Tahun ini, hanya 24 perusahaan
public nonbank dan lembaga keuangan yang mampu mencetak EVA positif,
sedangkan tahun lalu ada 34 perusahaan. Berarti, hanya 10.9% dari Total
perusahaan terbuka non bank dan lembaga keuangan lain yang berhasil
menciptakan value bagi shareholder-nya. Hasil ini cukup menarik, karena di kala
suku bunga SBI makin rendah atau turun menjadi 15.24% dibanding tahun 2001
yang sebesar 16.41%, perusahaan publik di Indonesia justru semakin sedikit yang
-
25
membukukan nilai EVA positif. Padahal, penurunan SBI ini dapat dipergunakan
sebagai indikator sederhana bahwa cost of capital yang ditanggung perusahaan
seyogyanya lebih ringan. Penjelasan mengenai hal ini sebenarnya bisa dilihat
sejalan dengan investasi baru yang dilakukan, sedangkan laba usaha setelah pajak
(NOPAT/net operating profit after tax) cenderung tidak banyak peningkatan,
bahkan dibeberapa industri, terutama perdagangan, tampak mengalami penurunan
NOPAT. Sementara itu, industri barang konsumsi didominasi perusahaan blue
chips tampil sebagai industri yang mampu menghasilkan perusahaan value creator
terbanyak di Indonesia selama tiga tahun terakhir.
Pertumbuhan konsumsi masyarakat yang merupakan kontributor terbesar
Produk Domestik Bruto, yakni 64,7%,dan tumbuh cukup kuat (4.7% selama
2002), membuka peluang perusahaan yang melayani kebutuhan konsumsi
menciptakan value bagi pemegang sahamnya. Jadi, bukanlah sesuatu yang aneh,
sama seperti tahun-tahun sebelumnya, jika Top Ten Value Creator tahun 2003 pun
masih didominasi emiten dari industri ini dan sayangnya, PT Unilever Indonesia
Tbk harus mengakui keunggulan PT Telkom Indonesia yang memang
performanya meningkat sangat bagus. Aset besar terbukti tetap merupakan salah
satu unsur yang berperan penting dalam penciptaan EVA yang tinggi.
Dikarenakan, Unilever yang dikenal sebagai perusahaan yang sangat efisien
dalam mengutilisasi asetnya, berhasil membukukan diri sebagai peraih spread
EVA tertinggi (18,78%) dalam peringkat SWA100 tahun ini. Pada tahun 2002,
sekali lagi sub industri rokok benar-benar menunjukkan keperkasaannya. Keempat
perusahaan di industri ini dapat bertahan sebagai perusahaan SWA100, bahkan
-
26
HM Sampoerna dan Gudang Garam tetap bercokol di deretan elite perusahaan
value creator. Sayang, tidak semua perusahaan rokok berhasil membukukan EVA
positif. Penurunan NOPAT yang dialami PT Bentoel International Investasi
berkode RMBA dan PT BAT Indonesia menjadi penyebab utama sulitnya
mempertahankan peringkat yang telah mereka capai tahun sebelumnya. Sementara
itu, di subindustri makanan dan minuman, PT Indofood Sukses Makmur, PT
SariHusada, PT Multi Bintang Indonesia, PT Aqua Golden Mississippi yang tahun
lalu masuk dalam Top Ten Value Creator, sekarang kembali merajai peringkat
SWA100.
Berdasarkan data pada JSX Fact book tahun 1997, nilai perdagangan sektor
industri makanan dan minuman menempati urutan kedua di bawah industri dasar
dan kimia. Hal ini akan menyebabkan industri pada sektor ini sebenarnya tidak
akan banyak terpengaruh siklus ekonomi makro, karena dalam keadaan resesi
maupun booming masyarakat pasti akan selalu membutuhkan komoditi ini.
Seorang investor akan dihadapkan dua macam risiko yaitu risiko fundamental dan
risiko pasar. Risiko fundamental dapat diketahui dengan melihat kebijakan
keuangan emiten yaitu leverage keuangannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menulis proposal
penelitian ini dengan judul Studi Empiris Tentang Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food And Beverage Di Bursa Efek
Indonesia.
-
27
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:
1. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan food and beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2005 sampai dengan 2008,
sedangkan penelitian sebelumnya adalah perusahaan non konsumsi dan
properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pada penelitian ini ditambah variabel moderat yaitu Economic Value Added
(EVA).
3. Pada penelitian ini membuktikan bahwa terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi return, dan adanya hubungan Economic Value Added (EVA)
terhadap Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Return
On Assets (ROA), dan risiko sistematis atau beta terhadap return saham.
4. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010, sedangkan penelitian sebelumnya
dilakukan pada tahun 2003.
B. Identifikasi masalah
Peneliti ingin menguji apakah dengan adanya peningkatan return saham pada
tahun 2005-2008 dapat memberikan informasi tentang bagaimana tingkat
pengembalian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan
kelanjutan dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sudarto, Krishnoe
Rachmi Fitrijati, Tohir, Bambang Sunarko, dan I Putu Yadnya dengan maksud
untuk menguji apakah memang terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi return
saham dan adanya rasio profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang go public
sehingga dapat dilihat bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
-
28
return saham dan apakah EVA dapat memperkuat faktor-faktor tersebut terhadap
return. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
pengukuran profitabilitas perusahaan, yaitu pengukuran profitabilitas perusahaan
dari tingkat Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return on
Asset (ROA), Risiko Sistematis (Beta), dan Economic Value Added (EVA).
C. Batasan masalah
Penelitian hanya meliputi perusahaan yang tergabung dalam IHSG yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun
2005 sampai dengan 2008 dan penelitian hanya menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi return seperti DER, PER, ROA, dan beta serta menguji apakah
Economic Value Added (EVA) dapat memperkuat faktor-faktor tersebut terhadap
return saham baik secara parsial maupun simultan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On
Asset (ROA), dan Risiko Sistematis (Beta) berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham pada perusahaan food and beverage di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah Economic Value Added (EVA) dapat memperkuat hubungan Debt to
equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset (ROA), dan
-
29
Risiko Sistematis (Beta) terhadap return saham pada perusahaan food and
beverage di Bursa Efek Indonesia?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menguji DER, PER, ROA, dan Risiko Sistematis (Beta) secara
empiris tentang pengaruhnya terhadap return saham perusahaan food and
beverage di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menguji dan membahas pengaruh EVA dengan hubungan antara
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham terhadap return saham
perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia.
Adapun hasil penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain pihak-pihak berikut.
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana
keadaan atau kondisi return saham di pasar modal terutama di Indonesia
dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya serta hubungan
nilai tambah ekonomis untuk memperkuat rasio keuangan terhadap
return sehingga perusahaan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan atau pemikiran dalam mengambil keputusan.
2. Bagi penulis
Penelitian ini menjadi media bagi peneliti untuk dapat mengaplikasikan
dan mengembangkan ilmu yang selama ini peneliti dapat dari mengikuti
-
30
perkuliahan di jurusan manajemen keuangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu referensi
dan penyedia informasi sehingga dalam mengambil keputusan investasi
di pasar modal khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi return
saham.
4. Penelitian selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi
penelitian selanjutnya di bidang manajemen keuangan, khususnya yang
ingin mendalami dan meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi return saham serta hubungan EVA dalam memperkuat
DER, PER, ROA, dan risiko sistematis terhadap return saham.
5. Bagi masyarakat
Penelitian ini bagi masyarakat secara umum diharapkan berguna sebagai
salah satu pengetahuan mengenai investasi pada pasar modal Indonesia.
-
31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pasar modal merupakan salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari
lenders (pihak yang memiliki kelebihan dana) kepada borrowers (pihak yang
membutuhkan dana). Dengan menginvestasikan dana yang dimiliki di sisi lenders
berharap mendapat imbalan dari penyerahan dana tersebut dan sebaliknya dari sisi
borrowers tersedianya dana dari pihak luar yang memungkinkan mereka
melakukan investasi tanpa menggganggu tersedianya dana dari hasil operasi
perusahaan. Dengan proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi
sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran
(Husnan, 2001). Ukuran yang sangat lazim dipakai dalam penelitian suatu
perusahaan untuk menilai kinerjanya dinyatakan dalam rasio keuangan yang
dibagi dalam empat kategori utama (Martono dan Agus Harjito, 2004 : 53), yaitu :
1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)
Rasio likuiditas, merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas
perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang
mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, dan
persediaan.
-
32
2. Rasio Aktivitas (activity ratio)
Rasio aktivitas merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi
perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Dengan
kata lain, rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan
secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan
standar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Perusahaan tidak solvabel bila total utang lebih besar daripada
total aset. Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan untuk jangka panjang,
sehingga rasio ini berfokus pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam rasio
solvabilitas, antara lain rasio total utang terhadap total aset, rasio time interest
earned, dan rasio fixed charges coverage.
4. Rasio keuntungan (profitability ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Bagi investor jangka panjang,
rasio profitabilitas dapat digunakan untuk melihat keuntungan yang benar-benar
akan diterima dalam bentuk deviden. Rasio ini akan dibahas tersendiri, karena
merupakan bagian dari penelitian. Kemampuan perusahaan untuk menghaslkan
laba dalam kegiatan operasinya (profitabilitas) merupakan fokus utama dalam
penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan selain merupakan indikator
-
33
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi penyandang dananya juga
merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek
perusahaan di masa yang akan datang.
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan
menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan
tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau untuk
memperkuat dana perusahaan (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009).
Sebagaimana layaknya kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik apabika
didukung oleh maraknya kegiatan di pasar.Demikian pula halnya dengan aktivitas
yang berlangsung di pasar modal oleh perilaku di pasar modal oleh perilaku pasar,
baik menurut emiten, broker, maupun investor. Menurut Sunariyah (2000:7) peran
pasar modal dapat dilihat dari lima aspek berikut :
a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara penjual dan pembeli sekuritas
dengan berbagai kemudahan melalui sistem komputerisasi.
b. Dapat memberikkan kesempatan kepada para investor untuk memperoleh hasil
(return) yang diharapkan.
c. Operasi pasar modal dapat menghindari ketidakpastian (uncertainty) pada
masa yang akan datang.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat dalam
pengembangan perekonomian dengan melakukan nvestasi melalui pasar
modal.
-
34
2. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor
dalam mengambil keputusan investasi. Horigan (1965) dalam (Tuasikal, 2001)
menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan
keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan
pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja
masa lalu dan masa mendatang. Rasio keuangan yang berasal dari laporan
keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan
dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public
diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan
Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ).
Analisis laporan keuangan tidak saja dilakukan dalam periode tertentu, tetapi
diperlukan adanya suatu analisis komparatif sehinnga dapat dilihat suatu
hubungan keuangan atau kecendrungan yang bersifat signifikan. Laporan
keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan
dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat
komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan-
kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.
3. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) digunakan merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholders
-
35
equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur
modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimliki perusahaan.
Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan
jangka penjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga
berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Secara
sistematis debt to equity ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:
Total Debt
DER = ____________________
Total Shareholdersequity
4. Peranan Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan
untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa
kesejahteraan hanya tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya
operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital) (Amin Tunggal
Widjaja, 2008). Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan
perusahaan untuk memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan.
Sebaliknya tujuan perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added,
karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungkan
langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.
Menurut David Young (2000:32) EVA merupakan pengukur kinerja yang
dapat dihitung di tingkar divisi.Menurut teori EVA dapat dihitung untuk setiap
-
36
kesatuan,departemen,segmenbisnis,secara geografis,dan sebagainya.Pebedaan
secara pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional dalah EVA
merupakan laba ekonomis, kebalikan dari laba akuntansi. Brigham (2001:53)
mengatakan bahwa EVA memberikan tolak ukur yang baik tentang apakah
perusahaan telah memberikan nilai tambah kepda pemegang saham.Oleh karena
itu, jika manajer memfokuskan pada EVA maka hal ini dapat membantu
memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang konsisten untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham.
Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh
Stewart & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu
varian value based management (Stewart 1991). EVA menghitung economic
profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah
dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan
memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Secara
matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital
tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan.
Sebelum munculnya konsep EVA, tolok ukur lain yang banyak digunakan oleh
para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain adalah arus kas
yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flows), earnings before
extraordinary income, residual income dan lain sebagainya. EVA didasarkan pada
konsep residual income, dengan menambahkan adanya penyesuaian akuntansi
(accounting adjustment). Menurut Stewart & Company, earnings dan earnings
-
37
per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Pengukuran
kinerja yang terbaik adalah economic value added (Stewart 1991).
Ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan yang
lain (McDaniel, Gadkari dan Fiksel 2000) yaitu : EVA tidak dibatasi oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan
kondisi spesifik, EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah
perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit
bisnis, dan Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa digunakan oleh
bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum
untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan.
Pertumbuhan EVA merupakan tanda-tanda yang baik bahwa suatu saham
harganya akan membumbung tinggi. Penciptaan nilai bukan sematamata untuk
kepentingan pemegang saham, tetapi untuk manajer, pelanggan, pekerja pemasok,
komunitas dimana perusahaan beralokasi. Apabila perusahaan memiliki nilai EVA
yang positif dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaan tersebut telah
menciptakan nilai (creating value) sebaliknya, apabila nilai EVA negatif,
dinamakan distructing atau destroying value.
5. Return Saham
Return adalah keuntungan yang diperoleh dari perusahaan individu dan
institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Irham Fahmi dan Yovi
Lavianti Hadi, 2009). Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara
pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang
-
38
diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi
dengan risiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha
menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan
konsep investasi yang memadai. Investor melakukan investasi baik pada asset riil
maupun asset keuangan. Mengharapkan pengembalian (return). Menurut
Jogiyanto (2000:107) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Pendapatan (return) saham dinyatakan sebagai berikut :
Pit Pi (t-1) + Dit
Rit = __________________
Pi (t-1)
Keterangan :
Rit = Return saham periode t untuk perusahaan I
Pit = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
-
39
Return realisasi (Realized Return) merupakan return yang telah terjadi. Return
realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan
dan dihitung berdasarkan data hitoris. return ekspektasi (Expected Return) adalah
return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda
dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya
belum terjadi. (Jogiyanto, 2000). Komponen return meliputi:
a. Capital Gain (loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang
diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga jual)
yang keduanya terjadi dipasar sekunder.
b. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara
periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam
presentase dari modal yang ditanamkan.(Abdul Halim, 2003).
Berikut ini adalah faktor faktor yang mempengaruhi return saham diantaranya
adalah :.
a. Risiko dan Return Saham
Risk dan return merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi
dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu
periode akuntansi (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009). Dalam
berinvestasi, selalu terdapat hal yang tidak dapat dihindari yaitu adanya risiko.
Menurut Reilly et al. (2000:III) risiko dapat diartikan Risk is the uncertainty that
an investment will earn its expected rate of return dari pengertian tersebut
-
40
dinyatakan bahwa risiko merupakan ketidaktentuan atas investasi yang akan
diperoleh terhadap imbal hasil yang diharapkan..
Menurut Scottet al. (2000:182) Risk the chance that an out come other than
expected will occur. Hal tersebut didukung oleh pendapat Brigham et al.
(1999:192) Risk can be defined as the chance that some unfavorable event will
occur. Keown etal. (2002:469) mendefinisikan Risk the likely variability
associated with expected revenue or income streams. Dari beberapa pengertian
dapat disimpulkan bahwa risiko adalah penyimpangan yang terjadi antara actual
return dari yang telah diperkirakan sebelumnya yaitu imbal hasil yang diharapkan
(expected return).
b. Risiko Sistematis (Beta)
Risiko Sistematis (Systematic Risk) adalah risiko yang tidak bisa
didiversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya mempengaruhi secara
menyeluruh (Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, 2009). Risiko sistematis atau
risiko yang tidak dapat didiversifikasi (dihindarkan), disebut juga dengan risiko
pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum,
misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga,
risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Parameter yang
digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta.
Pengertian beta menurut Jones (2000:178) adalah Beta a measure of
valatility, orrelative systematic risk. Dimana pengertian volatilitas adalah
sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika
-
41
fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka
beta dari sekuritas tersebut bernilai 1. Misalnya apabila return pasar naik sebesar
5%, maka investor akan menghargapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5%
pula.Scott et al. (2000:201) yang menyatakan bahwa Beta a measure stocks
volatility relative to an average stock. Lain halnya dengan pendapat Brealey, et.
al.(2001:290) yang mendefinisikan beta is a sensitivity of a stocks return to the
return on the market portofolio. Sedangkan menurut Ross et al. (2003:431) beta
adalah The amount of systematic risk present a particular risky asset relative to
that in an average risky asset. Dapat disimpulkan bahwa beta adalah pengukur
volatilitas suatu risiko sistematis pada sekuritas. Secara matematis menurut Budie
et al.(1999:166) beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
NXY (X )(Y)
= __________________
NX2 - (X) 2
Keterangan:
X = Return pasar (Rm)
Y = Return saham (Ri)
N = Jumlah data
= Beta saham
Atau dapat dinyatakan dengan rumus: Ross et al. (2003 : 285)
Cov (Ri.Rm)
i = Var (Rm)
-
42
Keterangan
I = Beta saham
Var = Varians
Ri = Return saham
Rm = Return Pasar
6. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai harga saham,
oleh karena itu rasio ini menggambarkan kesediaan investor membayar suatu
jumlah untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan.Rumus yang dipergunakan
yaitu :
Harga saham
PER = ________________
Laba bersih per saham
Rasio PER tersebut di atas biasanya dibandingkan dengan rasio perubahan
sejenis di pasar. Model PER sering digunakan oleh peminjam emisi efek (under
writer ) guna menentukan harga saham di pasar perdana dengan cara mengalikan
PER industri sejenis berlaku di pasar sekunder dengan proyeksi laba bersih per
saham. Model yang digunakan Harga saham = PER industri x Proyeksi Laba
Bersih per Saham Atau Po = PER industri x EPS.
-
43
7. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat
profitabilitas suatu perusahaan. ROA digunakan untuk mengetahui besarnya laba
bersih yang dapat diperoleh dari opersional perusahaan dengan menghitungnya
menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya ROA tergantung pada
pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi
dari opersional perusahaan. Semakin tinggi ROA semakin efisiensi dari opersional
perusahaan dan sebaliknya. Rendahnya ROA dapat disebabkan oleh banyaknya
asset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu
banyak, kelebihan uang kertas, dan aktiva tetap beroperasi dibawah normal.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
(operatimg asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio
keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif
disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini
-
44
menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
belum mampu untuk menghasilkan laba.
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di
dalam menghsilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA dapat dihitung dengan :
EBIT
ROA = __________________
Total Asset
Keterangan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak
B. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ali Sani Uyara dan Askam Tuasikal (2002)
yang berjudul Moderasi Aliran Kas Bebas Terhadap Hubungan Rasio
Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan Earning Response
Coefficients.Hasil peneltitan menunjukkan semakin besar rasio pembayaran
dividen, ERC semakin besar terutama perusahaan yang mempunyai aliran kas
bebas yang tinggi, sedangkan pengeluaran modal tinggi tidak signifikan
dengan penurunan ERC ( Earning response coefficients )
2. Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Made Dharma Hartawan ( 2001 )
dengan judul Studi Economic Value Added ( EVA) Dua Kelompok
Perusahaan Go Public yang Mengeluarkan Obligasi .Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa EVA mampu membedakan kinerja keuangan yang baik
-
45
dan tidak baik secara signifikan dengan model analisis diskriminan.Rasio
keuangan yang paling membedakan kinerja keuangan yang baik dan tidak baik
dua kelompok perusahaan go public yang mengeluarkan obligasi tahun 1999
adalah Book Value (BV),kemudian PER,dan Operating Profit Margin (OPM)
3. Penelitian yang dilakukan oleh Taufiq Hermansyah Pengaruh Perubahan
Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Return Saham Pada Bursa
Efek Jakarta bertujuan untuk mengetahui pengaruh reaksi harga saham di
Bursa Efek Jakarta terhadap event perubahan Sertifikat Bank Indonesia
melalui return yang diperoleh pemegang saham dan mengetahui pengaruh
perubahan Sertifikat Bank Indonesia pada saham terhadap abnormal return
pada sebelum dan sesudah peristiwa. Dalam penelitian ini digunakan data
sekunder yaitu data perusahaan yang merupakan kumpulan informasi data
pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang telah dipublikasikan dan sumber data
diperoleh dari BEJ dan Bank Indonesia. Populasi berupa saham-saham
perusahaan anggota BEJ, sedangkan pengambilan sampel digunakan sampling
jenuh yaitu 45 saham-saham perusahaan BEJ yang termasuk dalam LQ_45
saham teraktif dan listing data perdagangan BEJ.Analisis data menggunakan
analisis event study. Dari hasil analisis dengan berdasarkan hasil uji
signifikansi pada saat perubahan Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) diperoleh
(t hitung = 2,7147 > t tabel = 2,4468), hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima
yang memberikan makna bahwa return saham perusahaan secara signifikan
terpengaruhi oleh event. Pernyataan ini dapat ditunjukkan dengan adanya
respon pelaku pasar sehingga mereka memperoleh abnormal return yang
-
46
positif pada t = 0 karena investor beranggapan bahwa informasi yang masuk
dalam pasar modal relevan dalam hal pengambilan keputusan untuk
berinvestasi. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
diduga ada rata-rata abnormal return yang positif akibat adanya pengumuman
perubahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia terhadap return pemegang
saham diterima. Hasil analisis data mengenai uji signifikasi sebelum dan
sesudah return diperoleh (t hitung = 2,2467 < t tabel = 2,4468), hal ini berarti
bahwa H0 diterima yang memberikan makna bahwa tidak ada perbedaan
abnormal return antara sebelum dan sesudah perubahan suku bunga SBI.
Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa diduga ada
pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return pada sebelum dan sesudah
adanya perubahan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia tidak
diterima.Dalam penelitian ini, disarankan bahwa untuk mendapatkan
keuntungan sesuai target yang diharapkan, maka pada kondisi harga mulai
turun segera lakukan pembelian saham, untuk memperhitungkan apakah harga
akan naik atau turun, perlu dilakukan analisis fundamental maupun analisis
teknikal yang bertujuan untuk melihat pengaruh pergerakan harga, dan
sebaiknya untuk memperoleh return, investor perlu memperhatikan faktor-
faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya suku bunga Bank
Indonesia (SBI), hukum penawaran dan permintaan, valas, kondisi
fundamental emiten, IHSG, news rumors, kebijakan-kebijakan pemerintah dan
faktor politik serta keamanan.
-
47
4. Penelitian yang dilakukan oleh Njo Anastasia Staf Pengajar Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Petra Yanny Widiastuty Gunawan Imelda Wijiyanti
Alumni, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Analisis Faktor
Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti Di BEJ
. Properti merupakan salah satu sektor yang terpuruk sejak krisis ekonomi.
Hal ini mengakibatkan harga saham properti di bursa efek juga terpuruk.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor
fundamental dan risiko sistematik yang mempengaruhi harga saham di sektor
properti.Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
method. Dari tiga puluh tiga perusahaan, hanya diambil tiga belas perusahaan,
karena memiliki laporan keuangan secara lengkap tahun 1996-2001. Hasil
penelitian menunjukkan hanya faktor fundamental Book Value (BV) yang
mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan factor fundamental
yang lainnya tidak berpengaruh.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarto,Krishnoe Rachmi Fitrijati,Tohir,dan
Bambang Sunarko dengan judul Analisis return saham dan Faktor Faktor
yang Mempengaruhinya ( studi di BEJ ) .Hasil penelitian menunjukkan
bahwa return saham dapat diperoleh dengan menjumlahkan capital gain (loss)
dan dividen. Return masing-masing saham perusahaan dapat dilihat melalui
nilai return saham selama tiga tahun adalah positif.Leverage dalam penelitian
ini diwakili oleh debt to equity ratio (DER).DER menunjukkan masing
masing perusahaan objek penelitian dan rata rata.Secara keseluruhan dapat
-
48
disimpulkan bahwa hubungan antara return dengan DER negatif dan tidak
signifikan sedangkan return dengan beta positif dab signifikan.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Gary C Biddle,Robert M.bowen,dan James
S.Wallace dengan judul Does EVA Beat Earnings ? Evidence On
Associations With Stock Return And Firm ValuesThis study test assertions
that EVA is more higly associated with stock returns and firm values than
accural eranings and evaluates which components of EVA.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Ign Danang Priyambodo dan Showam
Masjhuri dengan judul Analisis Harga Saham Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam periode penelitian yaitu dari tahun 1993 sampai
dengan tahun 1997, harga saham dari perusahaan industri makanan dan
minuman yang terdaftar di BEJ ternyata kurang wajar.Dari sampel
penelitian 50 % underpriced, 37,5 % overpriced, dan hanya 12,5%
menunjukkan harga yang wajar.
8. Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Yadnya dengan judul Pengaruh
Beberapa Rasio Keuangan Dan Nilai Tambah Ekonomis Teehadap Return
Saham Dan Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.Hasil penelitian
menunjukkan Variabel bebas debt to equity ratio (DER), price earnings ratio
(PER),dan return on asset (ROA) secara bersama sama berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham bpada perusahaan sampel periode 1997
2001 .Hasil pengujian menunjukkan bahwa dengan uji F prtobabilitasnya
sebesar 0,0009 atau 0.9 % dengan nilai R-square sebesar 14%.
-
49
C. Hubungan Antar Variabel
a. Hubungan antara return saham dengan Debt to Equity Ratio(DER), Price
Earnings Ratio (PER), Return On Asset (ROA) , dan Beta (sysmatic risk)
Return saham sangat dipengaruhi oleh beberapa rasio-rasio keuangan seperti
debt to equity ratio (DER), price earnings ratio (PER),return on asset (ROA),
harga saham ,dan Beta (sysmatic risk), sehingga return saham dapat menjadi tolak
ukur dalam sekuritisasi Untuk melakukan investasi dalam bentuk saham
diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, yaitu analisis fundamental dan
analisis teknikal. Tujuan analisis fundamental adalah menentukan apakah nilai
saham berada pada posisi undervalue atau overvalue. Saham dikatakan
undervalue bilamana harga saham di pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau
nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya.. Untuk menghitung beta
digunakan teknik regresi, yaitu mengestimasi beta suatu sekuritas dengan
menggunakan return-return sekuritas sebagai variabel terikat dan return-return
pasar sebagai variabel bebas. Dalam penilaian saham, terdapat beberapa model
teoritis yang dapat digunakan terkait dengan analisis fundamental dan analisis
teknikal. Faktor-faktor tersebut sebagai variabel bebas yang didasarkan pada
pemikiran bahwa faktor tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan
diterima para pemodal atas investasinya pada saham. Pada penjelasan tersebut
membuktikan bahwa semua variabel independen, DER, PER, ROA, dan beta
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi return saham.
-
50
b. Hubungan Economic Value Added (EVA) dalam Menguatkan DER, PER,
ROA, dan beta terhadap return.
Peranan nilai tambah ekonomis (Economic Value Added), yang disingkat EVA
diduga dapat mempengaruhi return perusahaan. EVA merupakan ukuran kinerja
financial baru yang digunakan perusahaan,dan EVA merupakan pendekatan yang
lebih baru dalam penilaian saham karena melalui EVA keberhasilan manajemen
perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah perusahaan terlihat. Tujuan
corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa
menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika
perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan
meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak
terpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan
kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan
menurun drastis. Pada penjelasan itu membuktikan dari penelitian sebelumnya
dan berdasarkan teori terdapat hubungan antara EVA dengan rasio keuangan
untuk memperkuat rasio tersebut terhadap return. Pernyataan yang menguatkan
yaitu pada penjelasan dimana faktor-faktor tersebut seperti yang dijelaskan saling
mempengaruhi.
-
51
D. Kerangka Berpikir
1. Pengujian Model 1
Perusahaan Food And Beverage yang
Terdaftar di BEI
DER
Risiko sistematis
ROA
PER
Analisa Regresi
Hasil Analisis
Interpretasi
Uji t
Uji F
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Return saham
-
52
2. Pengujian Model 2
Perusahaan Food And Beverage yang Terdaftar di BEI
EVA
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Return saham
DER
PER
ROA
Risiko
Sistematis
Analisis Regresi
Hasil Analisis
Interpretasi
Uji t
Uji F
-
53
E. Perumusan Hipotesis
1. Perumusan Hipotesis Model I
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :
Ha1 = Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan
mempengaruhi return saham.
Ho1 = Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan
mempengaruhi return saham.
Ha2 = Price Earning Ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan
mempengaruhi return saham.
Ho2 = Price Earning Ratio tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan
mempengaruhi return saham
Ha3 = Return On Asset memiliki pengaruh positif dan signifikan
mempengaruhi return saham.
Ho3 = Return On Asset tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan
mempengaruhi return saham.
Ha4 = Beta memiliki pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi return
saham.
Ho4 = Beta tidak memiliki pengaruh negatif dan signifikan mempengaruhi
return saham.
Ha5 = DER, PER, ROA, dan beta memiliki pengaruh yang signifikan
mempengaruhi return saham.
-
54
Ho5 = DER, PER, ROA, dan beta tidak memiliki pengaruh yang signifikan
mempengaruhi return saham.
2. Perumusan Hipotesis Model II
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :
Ha1 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel DER terhadap return.
Ha2 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel PER terhadap return.
Ha3 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel ROA terhadap return.
Ha4 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel beta terhadap return.
Ha5 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel DER.EVA terhadap return.
Ha6 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel PER.EVA terhadap return.
Ha7 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel ROA.EVA terhadap return.
Ha8 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel beta.EVA terhadap return.
-
55
Ha9 = Semakin tinggi EVA, semakin besar pengaruhnya secara signifikan
memperkuat variabel DER, PER, ROA, beta, DER.EVA, PER.EVA,
ROA.EVA, beta.EVA terhadap return.
Sedangkan hipotesis nol dari masing-masing hipotesis alternatif tersebut
adalah tidak terdapat pengaruh dan tidak signifikan.
-
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi return saham pada industri perusahaan makanan dan minuman
yang telah go public di BEI, dan hubungan EVA dalam memperkuat DER, PER,
ROA, dan Risiko sitematis (beta) terhadap return, serta analisisnya maka akan
diperlukan beberapa pengujian terhadap variabel dependen dan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel dependen yang
dimaksud adalah return saham, yaitu suatu indikator yang digunakan dalam
menilai return saham beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu terdiri
dari Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), Return On Asset
(ROA), beta, dan Economic Value Added (EVA) sebagai variabel moderat.
B. Metode Penentuan Sampel
Prosedur penelitian sampel dalam penelitian ini dilakukan mula-mula dengan
menetapkan bahwa dari 19 perusahaan industri makanan dan minuman yang
sampai saat ini telah listed di BEI hanya akan diambil 14 Perusahaan saja
berdasarkan tahun terakhir go public yaitu tahun 2008. Berikut ini penjelasan
tentang subjek dan populasi penelitian, dan sampel penelitian.
-
57
a. Subjek dan Populasi Penelitian
Populasi adalah semua individu atau unit unit yang menjadi objek penelitian,
sedangkan sebagian individu atau unit-unit yang diambil dari populasi disebut
sampel. Ada beberapa alasan yang dapat dijelaskan mengapa penelitian dilakukan
hanya terdapat sampel saja, yaitu :
1. Terbatasnya dana yang tersedia.
2. Individu atau unit-unit dalam populasi bersifat homogen.
3. Penelitian yang dapat dilakukan dapat mengakibatkan barang yang diteliti
menjadi cacat atau rusak.
4. Terbatasnya waktu dan tenaga dalam penelitian.
5. Ukuran populasi sangat besar dan tak terhingga.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005-2008.
b. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk bergerak pada
industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2005 sampai dengan 2008, yang berjumlah 14 perusahaan. Karena dari
semua perusahaan yang terdaftar di BEI ada hanya 14 perusahaan yang bergerak
di bidang tersebut yang memiliki kelengkapan data.
Perusahaan yang termasuk dalam penelitian ini adalah :
-
58
TABEL 1
Daftar Perusahaan Yang Menjadi Objek Penelitian
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk
2 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
3 MYOR PT Mayora Indah Tbk
4 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk
5 AQUA PT Aqua Gollden Mississipi
6 UNVR PT Unilever Indonesia
7 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk
8 SKLT PT Sekar Laut Tbk
9 SMAR PT Smart Tbk
10 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk
11 DLTA PT Delta Djakarta Tbk
12 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
13 STTP PT Siantar Top Tbk
14 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera food Tbk
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Dipilihnya perusahaan yang tergabung dalam IHSG karena perusahaan
tersebut memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Sampel diambil menggunakan probability sampling dengan metode
proportional random sampling dengan bantuan Eviews versi 5.0
-
59
2. Tercatat di BEI minimal 30 hari bursa.
3. Keberadaan emiten di Bursa pada tahun 2005 sampai dengan 2008, dan
4. Merupakan perusahaan pada sektor makanan dan minuman.
Dari populasi berdasarkan bidang usahanya, setiap anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama diambil sebagai sampel, dan diambil sampel
dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan Yang dijadikan objek dalam
penelitian ini adalah saham industri makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2005 2008. Oleh karena keterbatasan
kelengkapan data yang diperlukan maka penulis hanya meneliti 14 perusahaan.
Semua jenis data bersifat kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar
Modal di BEJ meliputi harga saham individual bulanan, Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG), dan laporan keuangan tahunan periode 2005-2008.).
Perusahaan makanan dan minuman tersebut distrata berdasarkan bidang usahanya
sehingga sampel ditentukan sebesar 10% dari populasi yang ada. Sampel diambil
menggunakan probability sampling dengan metode proportional random
sampling.
C. Metode Pengumpulan Data
Selain itu data yang digunakan dalam penelitian ini juga berasal dari berbagai
literatur, seperti penelitian lain, referensi pasar modal Indonesia, buku-buku
tentang manajemen keuangan dan investasi. Dalam menghitung return saham (Y)
menggunakan data harga saham individual bulanan dari tahun 2005-2008. Debt to
-
60
equity ratio, Price Earning Ratio, dan Return On Assets menggunakan data
laporan keuangan dari masing-masing emiten. Dalam perhitungan beta digunakan
harga saham bulanan dan Indeks Harga Saham Gabungan. Setelah ditentukan
variabel dependen dan variabel independen yang akan diuji, selanjutnya adalah
menentukan metode penelitian yang akan menjelaskan hubungan antara variabel
dependen dan variabel independen tersebut.
Jenis data yang digunakan berdasarkan sumbernya dalam penelitian ini adalah
data sekunder yaitu dari instansi atau lembaga tertentu seperti jurnal,
www.jsx.co.id dan hasil penelitian sebelumnya. Data juga diambil dari buku
(sumber) yang berhubungan dengan materi penelitian ini. Metode yang digunakan
untuk mengumpilkan data dalam penelitian ini adalah observasi pada berbgai
sumber data seperti laporan tahunan dan www.idx.co.id
D. Metode Analisis
Apabila seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini telah lengkap maka
data-data tersebut diolah dan dianalisis sesuai dengan permasalahan yang akan
diteliti oleh penulis. Analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda
dan Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif diolah dengan bantuan Eviews
versi 5.0.
a. Menghitung Return Saham
Menurut Jogiyanto (2000), Return merupakan pengembalian dari suatu
investasi dalam suatu periode yang tertentu.Return terdiri dari capital gain (loss).
-
61
Capital gain merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang
relative dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan
kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Return
saham sebagai variabel dependen adalah keuntungan yang diterima dari investasi
saham selama periode pengamatan yang secara matematis.
Rit = 1
1
t
tt
P
PP
Rit = Return saham yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada hari
ke-t
Pt = Harga penutupan pada hari t
Pt-1 = Harga penutupan di hari sebelum t.
b. Menghitung Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) termasuk bagian dari rasio Laverage. Rasio ini
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca,
yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang. Menurut Slamet (2003:35) DER
adalah perbaandingan antara total utang dengan total modal. DER digunakan
untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholders equity
yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini juga menunjukkan pentingnya
dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund) dan tingkat
keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil
-
62
jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan (Slamet,
2003:35).
Total Debt
DER = _______________________
Total shareholders equity
Semakin besar DER mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi
karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tersebut masih membutuhkan
modal pinjaman untuk membiayai operasional perusahaan. Apabila perusahaan
tersebut masih membutuhkan modal pinjaman, dapat dipastikan keuntungan yang
dihasilkan oleh perusahaan akan difokuskan untuk mengembalikan pinjaman
modal, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang
memiliki DER yang tinggi. Ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara
absolut maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan, yang selanjutnya
akan berdampak dengan menurunnya nilai return perusahaan.
c. Menghitung Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan
oleh analis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas
ratio antara harga saham per lembar yang berlaku di pasar modal dengan tingkat
keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Brigham & Gapenski
(1996) dikutip dari Nany Nuraini (2000) mengemukakan bahwa PER
menunjukkan besarnya harga yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap
dollar laba yang dilaporkan oleh perusahaan.
-
63
Price Earning Ratio merupakan perbandingan antara harga saham dengan laba
per saham (Earning per Share).
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Harga Saham
PER = _____________________
Laba Per Lembar Saham
d. Menghitung Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di
dalam menghsilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total
aktiva yang ada. Setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan untuk
mendanai aktiva) dikeluarkan dari analisis. Fokus ROA adalah profitabilitas, dan
independen terhadap biaya modalnya.
ROA dapat dihitung dengan :
EBIT
ROA = ________________
Total Asset
Keterangan EBIT = Laba bersih sebelum bunga dan pajak.
-
64
e. Menghitung Beta
Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio
relatif terhadap risiko pasar. Beta suatu sekuritas menunjukkan risiko
sistematiknya yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Untuk
menghitung Beta portofolio, maka Beta masing-masing rata-rata tertimbang dari
Beta masing-masing sekuritas. Beta dapat dihitung berdasarkan data historis
return saham dan proyeksinya serta return pasar saham. Beta saham positif berarti
mempunyai hubungan positif dengan kondisi pasar, bila return negatif maka pasar
naik dan return saham juga naik dan sebaliknya. Nilai dari beta ( ) tersebut dapat
dihitung dengan rumus Budie Et.al (1999:166)
= N XY ( X) ( Y)
Keterangan :
X = Return Pasar (Rm)
Y = Return Saham (Ri)
N = Jumlah data
= Beta Saham
Beta saham juga dapat diperoleh dengan teknik CAPM ( Capital Asset Pricing
Model) yang merupukan hubungan tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu
asset yang berisiko dengan risiko dari asset tersebut pada kondisi pasar yang
seimbang (equilibrium). Dalam kondisi equilibrium tingkat keuntungan yang
-
65
diharapkan oleh pemodal akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Menurut
teori CAPM tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu sekuritas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
E (Ri) = Rf + i { E (Rm) Rf }
Keterangan :
E (Ri) = Tingkat pencapaian yang diharapkan dari sekuritas i
Rf = Tingkat pendapatan bebas risiko
E ( Rm ) = Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar
i = Risiko sekuritas i
f. Menghitung Economic Value Added (EVA)
1. Menghitung Ongkos Modal Hutang (Kd)
Kd dihitung dengan cara membagi antara biaya bunga yang terjadi pada tahun
tersebut dengan total utang awal tahun yang penjumlahan antara hutang jangka
panjang dan jangka pendek pada awal tahun perusahaan. Pajak atau ongkos modal
hutang (Kd) yang digunakan dalam penelitian ini disimbolkan dengan t laba
perusahaan sebelum pajak dikenakan pajak. Perhitungan ongkos modal hutang
setelah pajak (Kd*) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
-
66
Biaya Total
Kd = ___________________
Total Hutang
2. Menghitung Ongkos Modal Saham (Ke)
Pada penelitian ini tanpa mengurangi keakurasian data digunakan pendekatan
Companys bond yield. Untuk menghitung Ke dengan menjumlahkan nilai Kd
masing-masing perusahaan yang telah dihitung dengan premi risiko. Premi risiko
merupakan asumsi premi risiko atau tambahan risiko atau tambahan risiko yang
harus ditanggung oleh pemilik ekuitas yang digunakan rata-rata di Indonesia dan
dapat diterima di pasar modal.
Ke = Companys own bond yield + risk premium
3. Menghitung Struktur Modal Perusahaan
Adanya perusahaan struktur modal perusahaan akan mempengaruhi risiko
yang terkandung dalam saham biasa perusahaan yang pada akhirnya
mempengaruhi harga saham. Perusahaan yang menetapkan struktur modal yang
optimal akan menghasilkan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian
sehingga memaksimalkan harga saham.
Struktur Modal (Kapital Awal Perusahaan)
Hutang jangka pendek xxx
Hutang jangka panjang xxx
-
67
Ekuitas/Modal saham xxx
Struktur modal xxx
Menghitung proporsi atau komposisi masing-masing komponen :
Hutang
Wd = _______________
Struktur Modal
Modal
We = ________________
Struktur Modal
4. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)
WACC atau C* yaitu penjumlahan hasil kali antara hasil tertimbang atas
komponen hutang dan komponen modal perusahaan dengan prosentase masing-
masing biaya hutang (ongkos modal hutang/Kd) dan biaya modal ekuitas (ongkos
modal saham/Ke) yang perumusannya sebagai berikut :
WACC = { (Kd x Wd) + (Ke x We) }
5. Menghitung Net Operating After Tax (NOPAT)
Net Operatng After Tax (NOPAT) adalah laba bersih/ earning after tax (EAT)
yang dijumlahkan dengan biaya bunga dan dikurangkan dengan penghematan
pajak.
-
68
6. Menghitung Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added atau (EVA) Merupakan keuntungan operasional
setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. Economic Value Added (EVA)
merupakan selisih antara tingkat pengembalian modal ( r = rate of return on
capital ) dengan biaya modal ( c = cost of capital ) dan dikalikan dengan buku
ekonomis dari modal (capital).Formula dasar
Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut :
EVA = NOPAT WACC x Capital
EVA = (r-c) x Capital
= r x Capital c x Capital
Formula di atas menunjukan bahwa Economic Value Added (EVA) adalah
bahwa suatu pengukuran dengan memperhitungkan secara tepat semua faktor
faktor yang berhubungan dengan penciptaan nilai (value).
Dalam penelitian ini digunakan langkah-langkah untuk memecahkan
permasalahan yang diteliti, yaitu :
1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif
Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif variabel penelitian
dimaksudkan untuk memberi penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya yaitu dengan
menjelaskan statistik deskriptif variabel utama yang diteliti. Statistik deskriptif
berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil
peringkasan data tersebut. Data-data statistik, yang bisa diperoleh dalam
penelitian ini masih acak dan tidak terorganisir dengan baik. Data-data tersebut
-
69
harus diringkas dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau persentasi
grafis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan.
2. Uji Normalitas Data
Sebelum dilakukan analisis korelasi Product Moment maka dilakukan uji
asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala
ordinal, interval, ataupun rasio (Duwi Priyatno, 2008). Jika analisis menggunakan
metode parametrrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data
berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal atau
jumlah sampel sedikit jenis data adalah nominal atau ordinal maka metode yang
digunakan adalah statistik non parametrik. Pada eviews digunakan uji Jarque beta
yaitu uji normalitas data residual metode OLS secara formal dapat dideteksi dari
metode yang disumbangkan oleh Jarque-Beta. Metode Jarque Beta ini didasarkan
pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic. Uji statistik dari J-B ini
menggunakan perhitungan skewness dan kurtosis.
Jika suatu variabel didistribusikan secara normal maka nilai koefisien S = 0
dan k = 3. Oleh karena itu, jika residual terdistribusi secara normal maka
diharapkan nilai statistik J-B akan sama dengan nol. Jika nilai probabilitas dari
statistik J-B besar atau dengan kata lain jika nilai statistik dari J-B ini