studi atas penerapan peraturan daerah kabupaten …
TRANSCRIPT
STUDI ATAS PENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BATANGHARI NO 17 TAHUN 2013 TENTANG KEWAJIBAN MAMPU
BACA TULIS ALQURAN DAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDU
BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM (STUDI SMKN 1
BATANGHARI) TAHUN 2018-2019
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat – Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh :
ANDI JULIANTO
NIM : SIP. 162233
Pembimbing : Drs. H. Amhar Rasyid, L.sc.,MA
Tri Endah Karya Lestiyani, S.I.P, M.I.P
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019 / 2020
iii
Pembimbing I : Drs. H. Amhar Rasyid, L.sc.,MA
Pembimbing II : Tri Endah Karya Lestiyani, S.I.P, M.I.P
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi-Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31316 Telp. (0741) 582021
Jambi, Maret 2019
Kepada Yth.
Bapak Dekan Syariah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di –
JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara
Andi Julianto yang berjudul “Studi Atas Penerapan Peraturann Daerah Kabupaten
Batanghari No 17 Tahun 2013 Tentang Kewajiban Mampu Bacatulis Alquran dan
Melaksanakan Shalat Fardhu Bagi Siswa yang Beragama Islam (Studi SMKN 1
Batanghari) Tahun 2018-2019” telah disetujui dan dapat diajukan untuk
dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S.1) dalam Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Syariah UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan
Agama, Nusa, dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Amhar Rasyid L.sc.,MA Tri Endah Karya Lestiyani, S.I.P, M.I.P
NIP.195701241988031001 NIP.198501042015031003
iv
iii
Pembimbing I : Drs. H. Amhar Rasyid, L.sc.,MA
Pembimbing II : Tri Endah Karya Lestiyani, S.I.P, M.I.P
Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi
Jl. Jambi-Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren
Jaluko Kab. Muaro Jambi 31316 Telp. (0741) 582021
Jambi, Maret 2019
Kepada Yth.
Bapak Dekan Syariah
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi
Di –
JAMBI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Assalamu’alaikum wr.wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudara
Andi Julianto yang berjudul “Studi Atas Penerapan Peraturann Daerah Kabupaten
Batanghari No 17 Tahun 2013 Tentang Kewajiban Mampu Bacatulis Alquran dan
Melaksanakan Shalat Fardhu Bagi Siswa yang Beragama Islam (Studi SMKN 1
Batanghari) Tahun 2018-2019” telah disetujui dan dapat diajukan untuk
dimunaqasahkan guna melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
(S.1) dalam Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Syariah UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan
Agama, Nusa, dan Bangsa.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. H. Amhar Rasyid L.sc.,MA Tri Endah Karya Lestiyani, S.I.P, M.I.P
NIP.195701241988031001 NIP.198501042015031003
V
MOTTO
الْمَاهِرُ باِلْقرُْآنِ مَعَ السَّفرََةِ الْكِرَامِ الْبرََرَةِ وَالَّذِي يقَْرَأُ الْقرُْآنَ وَيَتتَعَْتعَُ فِيهِ
( ليهوَهُوَ عَليَْهِ شَاقٌّ لهَُ أجَْرَانِ . )متفق ع
Artinya: “Orang yang pandai membaca Al-Qur`an, dia bersama para malaikat
yang mulia dan patuh. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur`an
dengan terbata-bata dan berat melafalkannya, maka dia mendapat
dua pahala.” (Muttafaq Alaih
Vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil alamin dengan rahmat Allah SWT Skripsi ini saya
persembahkan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih, perhatian, serta
motivasi dalam menuntut ilmu kedua orang tua tercinta : Ayahanda Wagimun dan ibu
Paijah naenitercinta yang telah mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang
telah telah tak henti-hentinya menyelipkan namaku dalam setiap do’a nya, berkat do’a dan
dorongan motivasi beliau berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan tak luput
kepada saudara tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
kehidupanku. Kepada dosen pemimbing terima kasih atas bimbingannya dalam memberikan
pemikiran-pemikiran dan pemasukan gambaran ide-ide dalam setiap proses penyelesaian
skripsi ini. Dan untuk seseorang yang selalu menyemangati memberikan dorongan dan
masukan atas segala persoalan yang saya hadapi serta sahabat-sahabat ku yang selalu
memberikan dorongan dan semangat kepada ku dalam keadaan suka maupun duka.
vii
ABSTRAK
Andi Julianto: SIP. 162233: Studi Atas Penerapan Peraturan Daerah Kabupaten
Batanghari No 17 Tahun 2013 Tentang Kewajiban Mampu Baca Tulis Alquran
Dan Melaksanakan Shalat Fardu Bagi Siswa Yang Beragama Islam (Studi Smkn
1 Batanghari) Tahun 2018-2019.
Skripsi ini bertujuan mengetahui tentang bagai mana penerapan Perda tersebut di
pendidikan Kabupaten Batanghari, mengetahui faktor pendukung dan
penghambatnya dalam penerapan Perda tersebut dan bagaimana solusi yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Batanghari, yang mana Perda tersebut
berisikan tentang Mampu baca tulis Al-Qur’an dan melaksanakan shalat fardlu
adalah syarat bagi siswa yang beragama Islam untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi. Mampu baca tulis Al-Qur’an dan melaksanakan shalat
fardlu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan ijazah
TKQ/TPQ/TQA dan ijazah DTA/DTQ/DTU. Bagi siswa beragama Islam yang
tidak memiliki ijazah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diterima ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dengan syarat mendapatkan serti/fikat yang
diterbitkan oleh LPTQ. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian dilakukan penulis bahwa Penerapan Perda tersebut di
SMKN 1 Batanghari belum berjalan maksimal karena masih banyak kendala dan
kekurangan dalam penerapan tersebut, salahsatu contoh belum diterbitkannya
sertifikat oleh lembaga LPTQ dan Kemenag, dan kurangnya perhatian pemerinyah
terhadap baca tulis alquran, dan juga kurangnya tenaga kerja guru Agama yang
menjadi pelaksana paling penting dalam penerapan Perda tersebut, juga
kurangnya perhatian terhadap orang tua terhadap pendidikan mengaji terhadap
anaknya dan kurangnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, ini terlihat
dari hasil penelitian yang peneliti lakukan. Namun pemerintah telah melakukan
evaluasi dan memperbaiki kekurangannya diantaranya mmemulai mencetak
sertifikat dengan menggunakan anggaran APBD, dan pemerintah juga telah
melakukan kerjasama dengan Da’i atau guru pami untuk ikut membagikan
sertifikat dengan persyaratan tertentu dan ikut mengajar mengaji di rumah dan
akan diberikan imbalan langsung oleh pemerintah.
Kata Kunci: Peraturan Daerah No 17 Tahun 2013 tentang kewajiban mampu baca
tulis Alquran dan melaksanakan Shalat Fardhu.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alahamdulillah Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul.
“STUDI ATAS PENERAPAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN
BATANGHARI NO 17 TAHUN 2013 TENTANG KEWAJIBAN MAMPU
BACA TULIS ALQURAN DAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDU
BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM (STUDI SMKN 1
BATANGHARI) TAHUN 2018-2019”. Shalawat serta salam kami haturkan
kepada nabi Muhammad Saw, karena berkat perjuangan beliau kita dapat
merasakan indahnya hidup seperti saat ini.
Adapun skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi persyaratan
dalam rangka memperoleh gelar (S1) ilmu Pemerintahan fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak kekurangan sehingga
skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehubungan dengan keterbatasan yang
dimiliki oleh penulis. Walaupun demikian penulis telah berusaha semaksimal
mungkin agar inti dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca di
kemudian hari.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :
ix
1. Bapak Prof Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph. D selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Dr. Sayuti Una S. Ag. MH selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Agus Salim, S.Th, I, MA., m.ir.,Ph.D selaku Wakil Dekan 1 bidang
Akademik Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, SH selaku Wakil Dekan II bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syari’ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
5. Bapak Dr. H. Ishaq, SH.,M.Hum selaku Pembantu Dekan III bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi
6. Ibu Dr. Irmawati Sagala, M.I.P selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
7. Bapak Yudi Armansyah.,M,Hum selaku sekertaris jurusan Ilmu Pemerintahan
fakultas syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
8. Bapak Drs. H. Amhar Rasyid, L.sc.,MA, selaku Pembimbing Skripsi 1 dan
Pembimbing Akademik Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, yang selama ini telah membantu segala urusan yang ada dijurusan dan
banyak membantu penulis dalam rangka memberikan arahan, petunjuk dalam
penyusunan skripsi.
x
9. Ibuk Tri Endah Karya Lestiyani, S.I.P, M.I.P selaku Pembimbing Skripsi 2
Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang selama ini telah
membantu segala urusan yang ada dijurusan dan banyak membantu penulis
dalam rangka memberikan arahan, petunjuk dalam penyusunan skripsi.
10. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan dan karyawati
Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
11. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih
sederhana dan jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan data dan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis..untuk itu penulis menghargai kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak terhadap skripsi ini.
Akhirnya penulis berharapa semoga skripsi ini juga dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya untuk mahasiswa dan seluruh yang
membaca skripsi ini.
Jambi, Maret 2020
ANDI JULIANTO
NIM: SIP 162233
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
MOTTO .............................................................................................................. iv
PERSEMBAHAN ................................................................................................ v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Batasan Masalah .................................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
F. Kerangka Teori .................................................................................... 6
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 10
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ....................................................................... 12
B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 12
C. Tehnik Analisis Data ......................................................................... 13
2
D. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 14
E. Sistem Matika Penulisan ................................................................... 16
F. Jadwal Penelitian ............................................................................... 18
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah dan Kondisi Geografis ......................................................... 19
B. Perekonomian Di Kabupaten Batang Hari........................................23
C. Pemerintahan Kabupaten Batanghari ................................................ 26
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari No 17 Tahun
2013 di SMK Negeri 1 Batang Hari..................................................34
B. Kemampuan Baca Tulis Alquran di SMK Negeri 1 Batanghari ....... 37
C. Faktor yang Menghambat Penerapan Perda ...................................... 41
D. Solusi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Batanghari
dalam Menerapkan Perda …...........………….………………….....48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 50
B. Saran .................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DATA INVORMAN
CURRICULUM VITAE
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Batanghari adalah salah satu kabupaten di bagian timur Provinsi
Jambi, Indonesia. Ibu kotanya ialah Muara Bulian. Kabupaten ini adalah salah
satu Kabupaten yang paling tinggi Tingkat Laju Pertumbuhan Penduduknya,
Sesudah Kabupaten Merangin. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten melakukan
penyeimbangan terhadap laju jumlah penduduk dengan kualitas pendidikan di
Kabupaten Batanghari, dengan terus meningkatkan dalam bidang pendidikan.1
Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pemerintah daerah
diberikan kekuasaan untuk melaksanakan semua urusan pendidikan dan
mengikutsertakan masyarakat daerah di dalam pembangunan pendidikan. Dasar
otonomi daerah tersebut telah memberikan ruang gerak yang sangat luas kepada
pemerintah daerah di dalam manajemen pendidikan untuk membangun berbagai
strategi yang kompetitif dalam menghadapi era persaingan untuk mencapai
output pendidikan yang berkualitas dan mandiri.2
Kabupaten Batanghari memiliki 365 sekolah pendidikan yaitu SD, SMP,
SMA, SMK baik itu Swasta dan Negeri, di Kecamatan Muara Bulian sendiri
terdapat 5 Sekolah Menengah Kejurusan dua diantaranya milik swasta, dan
salahsatuma SMK yang pertama kali di dirikan ialah SMKn1 Batanghari, pada
1 Bambang,” Pendidikan dI Kabupaten Batanghari”, (Tribun Jambi, 23, April, 2014) hal
3 2 “Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003”
2
tanggal 5 mei 1992 barulah SMK tersebut di negerikan, dulu sebelum namanya
SMKn1 nama pertamanya adalah SMEA YKI dengan hanya ada satu jurusan, dan
sekarang setelah menjadi SMKn1 banyak mata pelajaran yang ditambahkan
salahsatunya adalah Mulok, yang mana setelah adanya perda No 17 Tahun 2013
pelajaran Mulok diisi dengan pelajaran keagamaan seperti mengaji dan sholat
seperti yang telah di atur dalam Perda tersebut.3
Dari uraian di atas maka salah satu bentuk memajukan pendidikan di
Kabupaten Batanghari maka Pemerintah Kabupaten Batanghari dalamhal ini
membuat Peraturan Daerah Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2013 tentang
“Kewajiban Mampu Baca Tulis Alquran dan Shalat Fardlu bagi Siswa yang
Beragama Islam” yang mana tujuan dari Perda tersebut adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berbudi luhur dan dalam
membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam adalah
dengan cara mewajibkan semua siswa Mampu Baca Tulis Al-Qur’an dan
melaksanakan shalat fardlu.4
Namun implementasi yang terjadi di lapangan peneliti masih menemukan
masalah-masalah sehingga tidak sepenuhnya Perda tersebut berjalan dengan baik,
salahsatu contoh bukti permasalahan yang terjadi di lapangan adalah masih ada
siswa yang sudah berseragam sekolah tapi masih belum lancar atau belum bisa
3 http://smkn1-batanghari.sch.id/4_sejarah_berdiri.html 4 “Peraturan Daerah Kabupaten batanghari Nomor 17 Tahun 2013”.
3
baca tulis Alquran sedangkan syarat melanjutkan pendidikan kejenjang lebih
tinggi telah tercantum di Peraturan Daerah tersebut di pasal 8 yaitu:
1. Mampu baca tulis Al-Qur’an dan melaksanakan shalat fardlu adalah syarat
bagi siswa yang beragama Islam untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
2. Mampu baca tulis Al-Qur’an dan melaksanakan shalat fardlu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan ijazah TKQ/TPQ/TQA dan
ijazah DTA/DTQ/DTU.
3. Bagi siswa beragama Islam yang tidak memiliki ijazah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat diterima ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi dengan syarat mendapatkan serti/fikat yang diterbitkan oleh LPTQ.5
maka dari itu peneliti tertarik untuk mengangkat Perda tersebut kedalam judul
penelitian, dan peneliti juga ingin mengetahui apa-apa saja yang menghambat dan
membuat perda tersebut belum sempurna, dan bagaimana solusi yang dilakukan
oleh pemerintah daerah baik itu dari pihak sekolah maupun dinas-dinas tertentu
untuk menanggulangi kelemahan/masalah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut
peneliti perlu mempelajari dan meneliti Perda tersebut dengan menjadikan
kedalam suatu judul penelitian yang berjudul: “Studi Atas Penerapan
Peraturan Daerah Kabupaten Batanghari No 17 Tahun 2013 Tentang
Kewajiban Mampu Baca Tulis Alquran dan Melaksanakan Shalat Fardlu
5 “Peraturan Daerah Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2013”
4
Bagi Siswa Yang Beragama Islam (Studi SMKN 1 Batanghari) Tahun 2018-
2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, masalah penerapan perda tentang Kewajiban
Mampu Baca Tulis Alquran dan Melaksanakan Shalat Fardhu Bagi Siswa yang
Beragama Islam, tidaklah sederhana. Ia merupakan kajian yang bersifat
problematik. Olehkarena itu, peneliti akan melihat berapa efektif peraturan daerah
tersebut diterapkan di pendidikan Kabupaten Batanghari khususnya di SMKN 1
Batanghari, berikut sub masalah nya:
1. Bagaimana penerapan Perda tentang Kewajiban Mampu Baca Tulis Alquran
dan Melaksanakan Shalat Fardhu Bagi Siswa yang Beragama Islam di SMKN
1 Batanghari?
2. Apa faktor yang menghambat penerapan perda tentang Kewajiban Mampu
Baca Tulis Alquran dan Melaksanakan Shalat Fardhu Bagi Siswa yang
Beragama Islam di SMKN 1 Batanghari?
3. Apa solusi yang dilakukan Pemerintah Batanghari dalam menerapkan
Peraturan Daerah Tentang Baca Tulis Alquran dan Shalat Fardlu?
Permasalahan ini berkaitan dengan esiensi dan eksistensi pendidikan
dalam rangka mencerdakan kehidupan bangsa. Dengan demikian kajian ini
termasuhk dalam kajian pendidikan nasional yang berbasis pendidikan Islam.
5
C. Batasan Masalah
Berdasarkan judul yang penulis angkat, maka bahasan yang menjadi
tumpuan utama dari karya ilmia ini agar tidak terjadi kesalahan pahaman dalam
pembahasan, baik terhadap penulis maupun membaca, maka dalam penulisan ini
hanya memfokuskan kepada permasalahan evaluasi Peraturan Daerah No. 17
Tahun 2013, tentang Kewajiban Mampu Baca Tulis Alquran dan Melaksanakan
Shalat Fardhu Bagi Siswa di SMKN 1 Batanghari. Sehingga pembaca mengetahui
apa-apa saja yang menjadi kendala dalam penerapan Perda tersebut di tahun 2019.
D. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui bagaimana penerapan Perda No. 17 Tahun 2013 di
SMKN 1 Batanghari
2. Ingin mengetahui kemampuan pengetahuan siswa SMKN 1 Batanghari
dalam baca tulis Alquran dan shalat Fardhu
3. Ingin mengetahui Faktor apa yang menghambat penerapan perda tentang
Kewajiban Mampu Baca Tulis Alquran dan Melaksanakan Shalat Fardhu
Bagi Siswa yang Beragama Islam di SMKN 1 Batanghari.
E. Manrfaat Penelitian
a. Sebagai wahana untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang
ilmu Pemerintahan bagi penulis dalam rangka memberi sumbangsi
pemikiran dan untuk mengembangkan bidang keilmuan yang telah didapat
selama di bangku perkuliahan.
6
b. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata (S1) pada Jurusan
Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
F. Kerangka Teori
1. Kebijakan Publik
Kebijakan publik menurut Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai
pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Karena kebijakan publik mencakup hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk
dikerjakan dan hal-hal yang diputuskan pemerintah tidak untuk dikerjakan.
Defenisi ini mengandung makna bahwa :
a. kebijakan publik dibuat oleh badan pemerintah bukan badan organisasi
swasta.
b. kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan oleh badan
pemerintah.6
Secara umum kebijakan dapat dibedakan menjadi dalam 3 tingkatan yaitu:
a. Kebijakan umum adalah kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk
pelaksanaan, baik yang bersifat positif maupun negatif yang meliputi
keseluruhan wilayah atau instansi yang bersangkutan.
b. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan
umum, untuk tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan
suatu undang-undang ataupun keputusan menteri yang menjabarkan
pelaksanaan keputusan presiden.
6Said, Zainal.Kebijakan publik Edisi 3, (Jakarta : Salemba Humanika,2016), hlm. 5
7
c. Kebijakan teknis adalah kebijakan operasional yang berada dibawah
pelaksanaan tersebut.7
Dengan demikian, kebijakan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu, sekaligus sebagai upaya pemecahan masalah dengan
menggunakan sarana-sarana tertentu dan dalam tahapan waktu tertentu. Kebijakan
umumnya bersifat mendasar karena kebijakan hanya menggariskan pedoman
umum sebagai landasan bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.8
2. Hak Dan Kewajiban Pemerintahan Daerah
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014, kepala daerah mempunyai hak yakni:
1 Menjalankan pengelolaan kekayaan daerah
2 Mengatur dan mengurusi sendiri urusan pemerintahannya
3 Memperoleh sumber-sumber pendapatan lain yang sah
4 Memungut pajak daerah dan juga redistribusi daerah
5 Melakukan pengelolaan aparatur daerah
6 Memilih pemimpin daerah
7 Memperoleh bagi hasil dari suatu pengelolaan sumber daya alam dan juga
sumber daya yang lainnya yang sesuai pada daerahnya
8 Memperoleh hak lain yang sudah diatur. Didalamnya juga seperti gaji
pokok, hak protokoler, tunjangan jabatan serta tunjangan yang lain.
7Ibid, hlm. 13
8 Abdullah Ramdhani, Muhammad Ali Ramdhani, Konsep Umum Pelaksanaan
Kebijakan Publik, Vol.11; No. 01;2017; 1-12, hlm 2.
8
Adapun Kewajiban pemerintah daerah menurut Pasal 67 UU No. 23 Tahun 2014
adalah:
1. Menjalankan program strategis nasional
2. Melakukan pengembangan kehidupan demokrasi
3. Memegang teguh dan juga mengamalkan Pancasila, menjalankan UUD RI
Tahun 1945 dan juga bisa memelihara suatu keutuhan NKRI.
4. Menjalankan program strategis nasional
5. Menjalin hubungan dengan semua instansi vertikal di daerah dan juga
semua perangkat daerah
6. Melakukan penerapan suatu prinsip tata pemerintahan yang dapat berguna
untuk semua masyarakat yakni pemerintahan daerah yang baik dan bersih.
7. Menjaga etika dan norma dalam setiap jalannya urusan pemerintahan yang
merupakan kewenangan untuk daerah.
8. Menaati semua ketetapan peraturan perundang-undangan9
3. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama Kepala
Daerah (gubernur atau bupati/wali kota). Peraturan Daerah terdiri atas: Peraturan
Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/kota. Di Provinsi Aceh,
9 https://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Daerah_(Indonesia)
9
Peraturan Daerah dikenal dengan istilah Qanun. Sementara di Provinsi Papua,
dikenal dengan istilah Peraturan Daerah Khusus dan Peraturan Daerah Provinsi10
4. Shalat Fardhu
Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat
fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. Fardhu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung
berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan
oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu 'ain untuk
pria).
b. Fardhu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak
langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada
sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang
mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila
tidak dikerjakan, seperti salat jenazah.
5. Membaca Alquran
Bulan Ramadhan dinamakan bulan Al-Qur`ân karena pada bulan itu Allah
Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur`ân sebagai petunjuk bagi manusia ke
jalan kebenaran, dan sebagai pembeda antara yang haq dengan yang bathil.
Al-Qur’ân merupakan sumber dari segala hukum Islam. Dengan Al-Qur`ân itulah
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada seluruh manusia.Demikian pula dengan Sunnah Nabi. Hadits-hadits
10https://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Daerah_(Indonesia)
10
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki peran yang berdampingan dengan Al-
Qur`ân menjadi pedoman hukum dalam syariat Islam.11
Fungsi Al-Quran, Allah swt menurunkan Alquran untuk umat manusia
dengan sejumlah maksud dan tujuan, semuanya itu adalah untuk membahagiakan
ketika hidup di alam dunia dan juga kelak di alam akhirat. Secara umum maksud
diturunkannya Alquran adalah untuk mencerdaskan manusia sehingga bisa hidup
dalam hidayahnya, mendapat kelapangan dan jaminan surga yang penuh
kenikmatan bagi mereka yang beriman dan beramal saleh12
G. Tinjauan Pustaka
Adapun kajian pustaka yang peneliti maksudkan dalam bab ini adalah
peneliti ingin mendudukkan posisi tulisan dan penelitian ini berbeda dengan
beberapa literatur dan penelitian yang berkaitan dengan pembahasan sebelumnya.
Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan mengemukakan beberapa literatur yang
berkaitan dengan penelitian dalam proposal ini. Beberapa karya tulis dalam
bentuk skripsi dapat dikemukakan seperti:
Pertama, M. Nasir Maidin menulis Hubungan antara Minat Belajar Pendidikan
Agama dan Kemampuan Siswa Membaca Alquran pada SMAN Kabupaten
Pinrang, mengemukakan bahwa minat siswa yang tinggi terhadap Pendidikan
Agama Islam yang didukung oleh kemampuan membaca Alquran dengan tartil
11https://almanhaj.or.id/9235-kewajiban-seorang-muslim-terhadap-alquran.html 12 Departemen Agama,op cit., h. 247
11
dan membaca dengan tajwid dan makhraj akan lebih memudahkan siswa
menelaah seluruh materi pendidikan agama Islam dengan baik.13
Kedua, Zainal Abidin Adam, menulis Pengaruh Tingkat Penguasaan Baca Tulis
Alquran terhadap Prestasi Pendidikan Agama Islam Siswa di SMA Negeri I
Pangkajene Kabupaten Pangkep, menjelaskan tentang tingkat penguasaan Baca
Tulis Alquran Siswa, prestasi Pendidikan Agama Islam, dan korelasi antara
tingkat penguasaan baca tulis Alquran dengan prestasi belajar Pendidikan Agama
Islam.14
Ketiga, Nuraini Adam, menulis Implementasi Perda tentang Pendidikan Alquran
Terhadap Kemampuan Baca Tulis Alquan Siswa di SMKN 1 Marisa Kab,
Pohuwato Provinsi Gorontalo, Mengemukakan bahwa Implementasi Perda di
SMKN 1 Marisa sudah diterapkan namun belum berjalan dengan baik dan
semestinya.15
Berdasarkan penelusuran tinjauan pustaka yang telah peneliti lakukan
seperti skripsi dan jurnal di atas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang saya lakukan yaitu, sama-sama meneliti tentang baca tulis
Alquran dikalangan Siswa. Selanjutnya yang membedakan dengan penelitian saya
adalah dimana penelitian saya berfokus pada mengevaluasi Peraturan Daerah 17
Tahun 2013 tersebut sudah berjalan dengan semestinya atau belum. Maka dari itu
peneliti berkeinginan untuk meneliti hal tersebut.
13 https://www.researchgate.net/publication/330013102/ 14https://www.google.com/urlsa.repositori.uin.ac.id/7714/ 15 http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1701/
12
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Pentingnya jenis data karena diperolehnya temuan dilapangan mengenai
kaitan masalah yang diangkat dalam judul ini. Pendekatan ini dilakukan dengan
teknik pengumpulan data yang berdasarkan pada instrumen pengumpulan data.
Penelitian ini bersifat deskriptif, metode ini adalah penelitian yang
bermaksut memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau
gejala-gejala lainya.16 Ciri-ciri metode deskriptif adalah memusatkan diri pada
masa sekarang dan masalah-masalah yang aktual, dan kemudian data yang
dikumpulkan disusun, dijelaskan dan dianalisis.
B. Jenis dan sumber data
1. Data primer
Adapun yang dijadikan data primer adalah data yang sifatnya berkaitan
dengan obyek penelitian. Sumber data langsung diperoleh dari lapangan secara
langsung dengan landasan Peraturan Daerah No 17 Tahun 2013, adapun yang
diwawancarai kepada:
a. Kepala Sekolah
b. Siswa SMKN 1 Batanghari
c. Pihak-pihak Dinas terkait
16 Sayuti Una (Ed.), Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), hlm. 32.
13
2. Data skunder
Data skunder adalah data pelengkap yang telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen. Sumber data yang didapat dari referensi-referensi buku,
internet, dan hasil penelitian yang telah disusun menjadi dokumen. 17 . Data
sekunder data yang dimaksud adalah dokumen data yang diambil dari data SMKN
1 Batanghari yaitu jumlah siswa yang lancar mengaji tidak lancar mengaji dan
tidak bisa mengaji, dan data lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini,
serta buku, jurnal ataupun tulisan lain yang dikeluarkan oleh industri lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
C. Tehnik Analisis data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan kedalam
pola, katagori dan suatu uraian-uraian dasar sehingga dapat dipahami dan
disampaikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian secara teknis
penulis hanya memfokuskan dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan verfikasi data.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dimaksut adalah pengumpulan data yang
diperoleh oleh peneliti dari lapangan baik berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-
gambar, wawancara dan lainya. Kemudian dipriksa kembali dan diatur untuk
diurutkan.
b. Reduksi data
17Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), hlm. 86.
14
Reduksi data sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian, pada
penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis dari lapangan. Tujuannya untuk memilih dan memilah data
yang dianggap relevan dengan tema proposal yang disajikan.
c. Penyajian data
Penyajian data ini dapat membantu penulisan dalam memahami apa yang
sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang
penulis dapat dari penyajian-penyajian tersebut.
d. Penyimpulan Data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghubungkan data atau fakta yang satu
dengan yang lain sehingga dapat ditarik kesimpulan dan jelas kegunaanya.
Langkah ini dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,
dan akan apabila tidak dikemukakan bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.18
D. Instrumen Pengumpulan Data
Adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya.
18 Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R & D”, Bandung: Alfabeta,2009,
Hlm.252
15
a. Observasi
Observasi adalah pemilihan, perubahan, pencatatan serangkaian perilaku dan
sesuai yang berkenaan dengan organisme yang sesuai dengan tujuan empiris.19
Akan tetapi, observasi disini diartikan lebih sempit yaitu pengamatan dengan cara
menggunakan indera penglihatan yang bearti tidak mengajukan
pertanyaan/kuisioner. Maka peneliti mengamati secara langsung dilapangan.
Objek penelitian ini menggunakan observasi pertisipasi, dimana peneliti
melakukan interaksi secara langsung dalam situasi sosial dengan subjek
penelitian, teknik ini digunakan untuk mengamati dan memahami peristiwa yang
terjadi di lapangan.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses tanya jawab dalam sebuah penelitian yang
berlangsung secara lisan kepada pihak yang terlibat dalam penelitian. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk mengetahui apa apa saja yang
dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Batanghari.
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan cara menyiapkan beberapa
pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman, tetapi dimungkinkan adanya variasi
pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi diluar pedoman
pertanyaan yang telah dibuat dengan tidak menyimpang dari tujuan semula, yaitu
melakukan penelitian untuk mendapatkan data-data yang diperlukan. Adapun
wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti kepada:
19 Arikunto,”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: PT Gramedia
Indonesia, 2001. Hlm.118
16
a. Kepala Sekolah
b. Siswa SMKN 1 Batanghari
c. Pihak-pihak Dinas terkait
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam hal ini diartikan cara mencari mengurangi hal-hal atau
yang merupakan catatan menu skripsi, buku, surat kabar, majalah, dan
sebagainya. Fungsi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menggali
data-data yang dibutuhkan yang bersumber dari data-data terdahulu. Catatan-
catatan, foto-foto, laporan-laporan yang dibutuhkan untuk menunjang penelitian
ini, dokumen-dokumen tersebut digunakan sebagai tambahan untuk melengkapi
penelitian sehingga data yang tersaring melalui dokumentasi ini mampu
melengkapi serta memperkuat pengungkapan dan pemaknaan tentang masalah
peneliti.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara berurutan, pembahasan dalam
penulisan skripsi mempunyai sistematika sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan Bab I, Pendahuluan. Bab ini pada hakikatnya
menjadi pijakan bagi penulis skripsi. Bab ini berisikan tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori dan tinjauan pustaka.
Kemudian pada Bab II, membahas tentang metode penelitian dalam
pembutan skripsi dengan sub-sub tempat dan waktu penelitian, pendekatan
17
penelitian, jenis dan sumber data, instrumen pengumpulan data, analisis data
sistematika penulisan dan jadwal penelitian. Untuk mempermudah penulis dalam
menggunakan waktu dengan tepat maka dibuat jadwal penelitian dalam sub-sub
ini agar penelitian dalam penlisan ini selesai teepat pada waktunya.
Dalam Bab III berisi tentang gambaran umum Perda Kabupaten Batanghari
No17 Tahun 2013 tentang Pengetahuan Dasar Beragama Islam di SMK Negeri
1 Batanghari.
Selanjutnya dalam Bab IV berisi tentang pembahasan dan hasil penelitian.
Pembahasan ini diakhiri dengan Bab V yaitu bab penutup yang terdiri dari
kesimpulan dan saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran dan
curriculum vitae. Kesimpulan ditarik dari pembuktian dan dari uraian yang telah
ditulis terdahulu dan berkaitan erat dengan pokok masalah. Kesimpulan bukan
resume dari apa yang ditulis dahulu kesimpulan adalah jawaban masalah dari data
yang telah diperoleh.
18
F. Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN Tahun 2019/2020
Maret Juli Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PengajuanJudul X
2 Pembuatan Proposal
X
3 Perbaikan Proposal dan seminar
X
4 SuratizinRiset X
5 Pengumpulan Data
X
6 Pengolahan data dananalisis data
X
7 PembuatanLaporan
X
8 BimbingandanPerbaikan
X
9 Agenda danUjianSkripsi
10 PerbaikandanPenjilidan
19
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Dan Kondisi Geografis
1. sejarah
Kabupaten Batanghari dibentuk pada 1 Desember 1948 melalui Peraturan
Komisaris Pemerintah Pusat di Bukit Tinggi Nomor 81/Kom/U, tanggal 30
Nopember 1948 dengan pusat pemerintahannya di Kota Jambi. Pada tahun 1963,
pusat pemerintahan daerah ini dipindahkan ke Kenali Asam, 10 km dari Kota
Jambi. Kemudian pada tahun 1979, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 1979, ibu kota kabupaten yang terkenal kaya akan hasil tambang ini pindah
dari Kenali Asam ke Muara Bulian, 64 km dari Kota Jambi sampai saat ini.
Pemekaran pertama, Batanghari yang ada sekarang mengalami dua kali
pemekaran, awalnya kabupaten yang berada di Sumatra Bagian Tengah ini
berdasarkan UU No. 7 Tahun 1965 dimekarkan menjadi dua daerah Tingkat II
yaitu Kabupaten Batanghari yang saat itu ibu kotanya Kenali Asam
dan Kabupaten Tanjung Jabung beribu kota Kuala Tungkal. (Yang kemudian
dimekarkan menjadi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur).
Pemekaran kedua, Dalam perkembangannya, sejalan dengan era
reformasi dan tuntutan Otonomi Daerah, kabupaten yang dibelah sungai
Batanghari ini sesuai dengan UU No. 54 Tahun 1999, kembali dimekarkan
20
menjadi dua kabupaten yaitu Batanghari dengan Ibu kota Muara Bulian
dan Muaro Jambi ibu kotanya di Sengeti.20
2. Letak Geografis
Kabupaten Batang Hari terletak di bagian Tengah Propinsi Jambi dengan
luas Wilayah 5.804,83 km2. Kabupaten Batang Hari secara geografis terletak pada
posisi 1º15’ sampai dengan 2º2’ Lintang Selatan dan diantara 102º30’ Bujur
Timur sampai dengan 104º30’ Bujur Timur. Dalam lingkup propinsi letak
Kabupaten Batang Hari berada di wilayah bagian Tengah Propinsi dan merupakan
daerah perbukitan.
Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Batang Hari berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sebelah Selatan : Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumsel.
Sebelah Timur : Kabupaten Muaro Jambi.
Sebelah Barat : Kabupaten Tebo.
Wilayah Kabupaten Batang Hari dilalui oleh dua sungai besar yaitu Sungai
Batang Tembesi dan Sungai Batanghari. Beberapa sungai lainnya yang relatif
besar antara lain adalah Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai
Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak. Disamping
sungai besar tadi terdapat pula beberapa sungai Kecil yang merupakan anak-anak
sungai yaitu Sungai Aur, Sungai Bacang dan lain-lain Sungai Batang hari yang
menjadi sungai utama di wilayah ini dapat dijadikan sebagai sumber kebutuhan
20 Profil Kabupaten Batang Hari Di akses 19 Februari 2020.
21
air bersih dan sumber untuk pertanian sawah, dengan demikian Sungai Batanghari
mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat. Sungai Batanghari
disamping dapat menghasilkan berupa perikanan dan pertambangan pasir – batu
juga digunakan sebagai prasarana transportasi, prasarana irigasi, dan sumber air
baku. Kondisi hidrologi, wilayah Kabupaten Batang Hari dipengaruhi oleh DAS
Batanghari dan DAS Batang Tembesi.
Tabel 3.1
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Batang Hari
NAMA DAS PANJANG (Km)
DAS Batang Hari 176.750
DAS Tembesi 68.250
Sumber : PPSP Kabupaten Batang Hari 2013
Wilayah administrasi Kabupaten Batang Hari terdiri dari 8 (delapan)
Kecamatan yang meliputi 13 (tiga belas) Kelurahan dan 100 (seratus) Desa
dengan berbagai perbedaan perkembangan, baik karena potensi geografis, sumber
daya alam, sumber daya manusia maupun karena pembangunan prasarana pada
masing- masing kecamatan dan antar kecamatan. Dilihat dari aspek geografis,
Kabupaten ini mempunyai letak yang strategis karena merupakan lalu lintas yang
menghubungkan kawasan Barat Sumatera. 21
21 Profil Kabupaten Batang Hari, di akses tanggal 4 Februari 2020
22
Tabel 3.2
Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
No Nama Kecamatan Luas
Wilayah
Persentase
(%)
Jumlah
Desa/Kelurahan
1 Mersam 801,90 13,82 16
2 Maro Sebo Ulu 906,33 15,61 14
3 Bathin XXIV 904,14 15,58 16
4 Muara Tembesi 419,77 7,23 13
5 Kota Muara
Bulian
417,97 7,20 20
6 Bajubang 1.203,51 20,73 9
7 Maro Sebo Ilir 129,06 2,22 7
8 Pemayung 1.022,15 17,61 18
9 Kecamatan 5.804,83 100,00 113
Sumber : Batang Hari Dalam Angka Tahun 2018.
3. Topografi Kabupaten Batang Hari
Secara topografis Kabupaten Batanghari merupakan wilayah dataran rendah
dan rawa yang dibelah Sungai Batanghari dan sepanjang tahun tergenang air, di
mana menurut elevasinya daerah ini terdiri dari:
1. 0-10 meter dari permukaan laut (11,80 %),
2. 11-100 meter dari permukaan laut (83,70 %),
3. 4,50 % wilayahnya berada pada ketinggian 101-500 meter dari permukaan
laut.22
22 Profil Kabupaten Batang Hari, di akses 6 Februari 2020
23
B. Perekonomian Di Kabupaten Batang Hari
Secara umum, struktur perekonomian Kabupaten Batang Hari tahun 2019
tidak berbeda jauh dengan struktur perekonomian pada tahun-tahun sebelumnya.
Antara tahun 2012-2019, kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan selalu
menjadi kontributor terbesar perekonomian (40,83 persen). Hal ini sesuai dengan
wilayah Kabupaten Batang Hari yang sebagian besar merupakan daratan dengan
topografi bergelombang yang sangat memungkinkan untuk berkembang menjadi
daerah pengembangan sektor pertanian, terutama perkebunan. Kontributor
terbesar kedua adalah kategori Industri Pengolahan (11,57 persen) dan diikuti
kategori Pertambangan dan Penggalian (10,50 persen). Kontribusi kategori
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor meningkat
menjadi 9,18 persen menempati posisi keempat, Kategori Konstruksi memberikan
kontribusi antara 6,42 persen, sementara peranan kategori lainnya di bawah 6
persen.
Pada tahun 2017, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari sebesar
4,82 persen, meningkat dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016
yang hanya 4,55 persen. Pertumbuhan seluruh kategori ekonomi PDRB pada
tahun 2017 banyak yang menunjukkan penurunan, namun ada pula yang
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016. Penurunan pertumbuhan
ekonomi bisa disebabkan karena melemahnya harga komoditas dan turunnya
belanja konsumen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori
Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 13,47 persen meningkat tajam
24
dibandingkan tahun 2016. Hal ini dikarenakan meningkatnya produksi
pertambangan khususnya batubara. Kemudian diikuti oleh kategori Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 8,73 persen. Kategori
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mengalami penurunan yang signifikan
dari 10,00 persen ditahun 20156 menjadi 8,26 persen di tahun 2016. Kategori
Pengadaan Listrik dan Gas juga menunjukkan pertumbuhan yang negatif yaitu
sebesar 6,24 persen, dibandingkan tahun 2016 yang berada pada angka 10,11
persen.
Berdasarkan data laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang Hari dan
Provinsi Jambi dalam sepuluh tahun terakhir (2009–2019), diperoleh hasil
perhitungan Dinamic Location Quotient (DLQ) Kabupaten Batang Hari
sebagaimana pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3
Rekapitulasi Hasil Perhitungan DLQ Kabupaten Batang Hari Tahun (2009-
2019).23
No LAPANGAN USAHA DLQ
1 Pertanian 0,74
2 Pertambangan Dan Penggalian -0,41
3 Industri pengolahan 0,52
4 Listrik, Gas Dan Air Bersih 1,16
5 Kontruksi, Bangunan 0,59
23 Profil Kabupaten Batanghari, Rekapitulasi hasil Perhitungan DLQ Kabupaten
Batanghari, diakses 7 Februari 2020.
25
6 Perdangan, Hotel, dan Restoran 0,61
7 Pengangkutan, Dan komunikasi 1,54
8 Keuangan, Real estat, Dan Jasa Perusahaan 0,63
9 Jasa-Jasa 2,51
Sumber : Batang Hari dalam angka dan Jambi Dalam Angka, 2019 (data diolah)
Mengacu kepada nilai DLQ Kabupaten Batang Hari sebagaimana pada
Tabel di atas, dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a. Terdapat tiga sektor yang memiliki nilai DLQ > 1, yaitu sektor Listrik, Gas dan
Air Bersih (1,16), sektor pengangkutan dan Komunikasi (1,54) dan sektor Jasa-
jasa (2.51). Sektor ini diidentifikasi dapat menjadi sektor basis dimasa yang
akan datang, karena sektor ini memiliki potensi perkembangan lebih cepat
dibandingkan dengan perkembangan Sektor sektor Listrik, Gas dan Air Bersih,
sektor pengangkutan dan Komunikasi serta sektor Jasa-jasa di Provinsi Jambi.
b. Lima sektor memiliki nilai DLQ < 1, yaitu sektor Pertanian (0,74), Industri
Penggolahan (0,52), Konstruksi dan Bangunan (0,59), dan sektor Keuangan,
Real Estate dan Jasa Perusahaan (0,63), pertambangan dan penggalian (-0,41)
Artinya proporsi laju pertumbuhan sektor tersebut terhadap laju pertumbuhan
PDRB Kabupaten Batang Hari lebih rendah dibandingkan dengan laju
petumbuhan sektor yang sama pada PDRB Provinsi Jambi. Berdasarkan
eksisting saat ini, diprediksi empat sektor tersebut tidak bisa diharapkan untuk
menjadi sektor basis dimasa yang akan datang di Kabupaten Batang Hari.
26
c. Terjadi perbedaan yang sangat menonjol antara hasil anali sis Location
Quotient (LQ), denganhasil analisis Dinamic Location Quotient (DLQ), karena
hanya satu satu sektor yang dinyatakan sebagai sektor basis baik saat ini (LQ)
maupun dimasa 122 Jurnal Perspektif Pembiayaan dan Pembangunan Daerah
Vol. 3 No.2, Oktober–Desember 2015 ISSN: 2338–4603 (print); 2355-8520
(online) yang akan datang (DLQ), yaitu sektor jasa. Sektor jasa–jasa memiliki
potensi dapat menjadi basis di masa yang akan datang. Sedangkan sektor
pertanian, industri dan pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran
yang semula berdasarkan analisis LQ dinyatakan sebagai sektor basis, namun
berdasarkan analisis DLQ untuk masa selanjutnya diprediksi tidak dapat
sebagai sektor unggulan.24
C. Pemerintahan Kabupaten Batang Hari
a. Daftar Bupati Kabupaten Batang Hari
Kabupaten Batang Hari terbentuk pada tanggal 1 Desember 1948, hingga
saat ini, Pemerintah Kabupaten Batang Hari yang beribu kota di Muara Bulian ini
telah dipimpin oleh seorang Bupati dan Bupati/Wakil Bupati. Berikut adalah
daftar Bupati Batanghari yang pernah menjabat:
24 Profil Kabupaten Batang Hari, dikses 7 Februari 2020.
27
Tabel 3.4
Daftar Tabel Bupati Batang Hari dari Tahun (1952-2021)25
No
Bupati[2]
Mulai
menjabat
Akhir
menjab
at
Periode Wakil
Bupati
1 Nurdin 1950 1952 1 —
2
M. Djamin Datuk
Bagindo
1952 1953 2
3
H.
Abdul Manaf
1953 1954 3
4 Mandolangeng 1954 1956 4
5 R. Sunarto 1956 1957 5
6 H.
Ali Soedin
1957 1958 6
7
H.
Bakri Sulaiman
1958 1966 7
8
8
Drs. H.
HZ. Muchtar. DM
1966 1968
9 R. Suhur 1968 1979 9
10
— Drs.
Ec. M. Radja'i
(Pelaksana Harian)
16 Juni
1980
22
Septem
ber
1980
—
10 Drs. H.
Hasip Kalimuddin
Syam
1980 1991 11
12
11
H. M.Saman Chatib
S.H
1991 2001 13
14
12
H.Abdul Fattah S.H 2001 2006 15 Ir.
Syahirsahsi
13
Ir.Syahirsah SY 2006 2011 16 H.
Ardian
Faisal
25 Profil Kabupaten Batanghari, daftar Bupati Btanghari dari tahun 1952-2021, diakses 7
Februari 2020.
28
(12) H.
Abdul Fattah
S.H
2011 2013 17 Sinwan
S.H
14 Sinwan
S.H
2013 2016 —
(13) Ir. H.
Syahirsah SY
2016 2021 18 Hj.
Sofia
Joesoef
S.H
Sumber : Batang Hari dalam angka dan Jambi Dalam Angka, 2019 (data
diolah)
DPRD Batanghari memiliki anggota berjumlah 35 orang, unsur pimpinan
DPRD Batanghari terdiri dari 1 ketua dan 2 wakil ketua, anggota DPRD
Batanghari yang saat ini menjabat adalah hasil Pemilu 2019 untuk periode 2019-
2024 yang dilantik pada 30 Agustus 2019 oleh Ketua Pengadilan Negeri Muara
Bulian di Gedung DPRD Batanghari.
b. Daftar Penduduk Kabupaten Batang Hari
Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, penduduk Kabupaten Batang Hari
berjumlah 241.334 jiwa yang terdiri atas 123.515 laki-laki dan 117.819 jiwa
perempuan. Dibandingkan pada tahun 2000 penduduk Kabupaten Batanghari
berjumlah 190.636 jiwa jadi dapat disimpulkan penduduk Kabupaten Batang
Hari mengalami pertambahan penduduk ± 50.698 jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2000-2010 sekitar 2,40 persen/tahun. Berikut adalah daftar
Penduduk Kabupaten Batanghari Tahun 2010, menurut Kecamatan:
29
Tabel 3.5
Daftar Penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 201026
No Nama Kecamatan Penduduk/Jiwa
1 Mersam 26.396
2 Maro Sebo Ulu 29.305
3 Bathin XXIV 25.423
4 Muara Tembesi 27.233
5 Kota Muara Bulian 55.132
6 Bajubang 35.249
7 Maro Sebo Ilir 12.946
8 Pemayung 29.650
9 Penduduk Total 241.334
Sumber : Batang Hari dalam angka dan Jambi Dalam Angka, 2019 (data
diolah)
c. Visi dan Misi Kabupaten Batang Hari
Adapun Visi dan Misi Pembangunan Tahun 2016–2021 Visi Pembangunan
Jangka Menengah secara hirarki adalah suatu kondisi yang akan dicapai dalam
rangka merealisir keadaan Kabupaten Batang Hari idaman dimasa depan. Dengan
demikian Visi Pembangunan Jangka Menengah harus mengarah pada pencapaian
26 Profil Kabupaten Batang Hari, Daftar Penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 2010,
diakses 2 Februari 2020.
30
Visi Pembangunan Jangka Panjang serta berpatokan pada pemecahan
Permaslahan pembangunan Kabupaten Batang Hari. Untuk itu Visi Pembangunan
Kabupaten Batang Hari Tahun 2016-2021 adalah : Masyarakat Batang Hari yang
Maju, Adil dan Sejahtera berdasarkan ketaqwan. Berdasarkan Visi Pembangunan
tersebut, ditetapkan Misi Pembangunan Tahun 2016 - 2021, yaitu :
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya manusia masyarakat dan aparatur
pemerintah.
2. Meningkatkan kesejahtreraan rakyat melalui ekonomi kerakyatan.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pelayanan
4. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah secara
paroporsional, efektif, efisien, akuntabel dan transparan melalui penerapan
reformasi birokrasi yang berkeadilan.
5. Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal, keagamaan,
kebudayaan, adat dan kesenian daerah dalam kerangka memperkuat
kebudayaan nasional.27
d. SMKn 1 Batang Hari
1. Sejarah SMKn 1 Batang Hari
dengan perkembangan jurusan atau program keahlian menjadi lima yaitu
Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Multimedia dan Teknik
Komputer dan Jaringan. dengan semua program telah diakreditasikan dengan
27 Profil Kabupaten Batang Hari, diakses 2 Februari 2020
31
kualifikasi A atau Amat Baik. Bangsa yang besar adalah yang menghargai masa
lalunya. mula adanya TP 1986 s/d 1987 ditanah Yayasan Kasih Ibu dengan nama
SMEA YKI, dengan satu jurusan yaitu Perdagangan, kemudian TP 1992/1993
saat statusnya pada tanggal 5 mei 1992 di negerikan dengan nama SMEANegeri 1
Muara Bulian dan menambah dua jurusan baru yaitu Akuntansi dan Sekretaris.
saat ini nama tersebut menjadi SMKN 1 BATANGHARI.28
2. Visi dan Misi SMKn 1 Batang Hari.
Visi Smk Negeri 1 Batanghari
“ Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan unggulan dalam pengembangan
sumber daya manusia dibidang bisnis manajem teknologi informasi dan
komunikasi serta berbudaya lingkungan hidup “
Misi Smk Negeri 1 Batanghari
“ Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang bermutu untuk menghasilkan
tenaga keja terdidik dan terlatih di bidang bisnis manajemen dan teknologi
informasi dan komunikasi yang memiliki sikap professional serta tanggap
terhadap perubahan pasar global untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dan
mampu mandiri sertakebudayaan lingkungan hidup “
Tujuan Smk Negeri 1 Batanghari :
a) Menyiapkan peserta didik menjadi insan kami sebagai Negara yang
bertanggung jawab, beriman dan bertakwa kepada ALLAH SWT.
28 Dokumentasi SMK Negeri 1 Batang Hari, Sejarah SMK Negeri 1 Batanghari, 18
Februari 2020.
32
b) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni agar
mampu mengembangkan didi dikemudian hari, baik untuk berkarir atau untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
c) Menyiapkan peserta didik menjadi manusia produktif, mampu bekerja
mandiri dan mengisi lowongan pekerjaan didunia usaha/industry sebagai
tenaga kerjatingkat menengah.
d) Menyiapkan peserta didik mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetisi dilingkungan kerja dengan mengembangkan sikap
profesionaldan berbudaya lingkungan hidup.29
Struktur SMK Negeri 1 Batang Hari30
Kepala Sekolah
ZESRA, S.Pd, M.Pd
Ketua Komite
H. Suhendri
Wakabid Kuri
Kulum
Wakabid
Kesiswaan
Wakabid
Sarpras
Wakabid
Humas
Nila Wati,S.Pd Asmadi,S.Pd Drs. Karsidi Eka
Sukma,S.Pd
Guru BK
WALI KELAS
GURU
MATA
PELAJARAN
Dra. Suciani
P.
Dra. Winarti
29 Dokumentasi SMK Negeri 1 Batang Hari 2020. 30 Dokumentasi SMK Negeri 1 Batanghari, struktur organisasi SMK Negeri 1
Batanghari, 18 Februari 2020.
Kasubag Tata Usaha
Asmara Dewi
33
Tabel 3.6
Rekapitulasi Keadaan siswa SMKn 1 BatangHari Menurut Agama dan
Kepercayaan TP. 20018/201931
Agama/Kepercayaan Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah Ket
L P L P L P
1 Islam 183 142 167 133 157 112 894
2 Kristen 11 3 7 4 3 4 32
3 Budha - - - - - -
4 Hindu - - - - - -
5 Katolik 2 - 2 - - - 4
Sumber Data : Tata Usaha SMKn I Batang Hari TP. 20018/2019.
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa siswa SMK Negeri I Batang Hari berasal
dari berbagai agama yang ada terkecuali agama Budha yaitu: agama Islam
sebanyak 894 orang, Kristen 32 orang, dan katolik 4 orang. Dengan demikian dari
3 (tiga) macam agama mayoritas adalah siswa yang beragama Islam sekaligus
menjadi obyek penelitian.
31 Dokumentasi SMK Negeri 1 BATANGHARI, Rekapitulasi Keadaan siswa SMKn
1 BatangHari Menurut Agama dan Kepercayaan, 18 Februari 2020.
34
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari No 17 Tahun
2013 di SMK Negeri 1 Batang Hari
Pembinaan baca tulis Alquran merupakan salah satu bagian dari
pendidikan agama yang perlu mendapat perhatian khusus bagi pemerintah, sebab
hal ini sangat penting kedudukannya dalam pemahaman ajaran Islam mengingat
bahwa al-Qur’an itu adalah sumber pokok ajaran agama Islam. Menghadapi
perkembangan zaman yang semakin pesat dengan tantangan di mana teknologi
semakin canggih dan perubahan serta pergeseran nilai yang mewarnai kehidupan
anak bangsa menuntut agar mampu mengadaptasikan diri dengan baik tanpa
mengabaikan pendidikan agama sebagai tuntunan dalam menjalani kehidupan di
dunia ini. Disinilah peranan seorang guru agama sangat diperlukan untuk
membimbing dan mengarahkan anak didik agar selalu menjadikan agama sebagai
tuntunan dan pedoman hidupnya32
Sehubungan dengan kebijakan Peraturan Daerah di Kabupaten Batang
Hari tersebut, maka SMK Negeri 1 Batang Hari dibawah naungan Pendidikan
Nasional Kabupaten Batang Hari menyambut baik dengan kebijakan itu.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Zesra selaku Kepala Sekolah SMK
Negeri 1 Batang Hari adalah sebagai berikut :
32 Dokumentasi SMK Negeri 1 Kabupaten Batang Hari, 26 Februari 2020.
35
“Kami selaku pelaksana pendidikan di Kabupaten Batanghari sudah
menerapkan Peraturan Daerah tersebut sejak tahun 2013 walaupun belum
sepenuhnya sempurna yang mana semestinya yang telah di atur dalam
Perda tersebut, ada beberapa faktor yang membuat Peraturan tersebut
belum berjalan dengan baik di SMK Negeri 1 Batang Hari kami,
salahsatunya kurangnya ajaran tentang Baca tulis Alquran sejak SD
sehingga banyaknya siswa yang belum menguasai tata cara baca tulis
Alquran sesampainya di Sekolah Menengah Atas, inilah yang sulit di
lakukan oleh pihak SMK Negeri 1 Batang Hari untuk menjalankan Perda
tersebut, namun dengan demikian saya selaku Kepala Sekolah
menjelaskan pihak sekolah telah melaksanakan amanat perda tersebut,
salah satu poin dalam perda tersebut berbunyi terkait muatan lokal baca
tulis dan salat lima waktu. Menurut saya memang benar dan wajib bagi
siswa, namun dengan catatan dan sesuai kelasnya dan dengan dibimbing
oleh guru-guru agama, dan bagi siswa atau siswi yang Non Muslim
dibolehkan untuk ikut belajar agama Islam ataupun belajar agama mereka
masing-masing dan tidak ada unsur paksaan dan diskriminatif terhadap
pihak tertentu.” 33
Melihat hasil dari wawancara peneliti dengan Kepala Sekolah diatas dapat
kita mengerti bahwa pihak Sekolah telah menjalankan atau menerapkan Perda
tersebut namun masih ada kendala-kendala yang menghambatnya salah satunya
kurangnya pengetahuan siswa tentang baca tulis Alquran, karena kurangnya
ajaran mengaji sejak dini yang dilakukan di rumah ataupun di luar rumah.
Tidak sampai disitu saja pihak Sekolah juga memberlakukan Perda
tersebut yaitu waktu siang pada jam Sholat Zuhur Siswa Siswi yang beragama
Islam diwajibkan melaksanakan Shalat di Musholah serta melaksanakan Kultum
33 Wawancara dengan Bapak Zesran Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Batang Hari, tentang
penerapan Perda tersebut di SMK Negeri 1 Batanghari, 25 Februari 2020.
36
secara bergiliran dan siswa siswi diminta untuk memberhentikan aktifitas
sejenak.34"
Dengan demikian terkait dengan tujuan Peraturan Daerah tersebut yang
mana yang dimaksud Mampu Baca Tulis Al-Qur’an dan Melaksanakan Shalat
Fardlu adalah suatu usaha membentuk kepribadian muslim dan muslimah yang
mencerminkan kualitas manusia seutuhnya sebagaimana terkandung dalam Al-
Qur’an maka SMK Negeri 1 Batang Hari terus mengoptimalkan pembinaan
Agama di sekolah sehingga tercapai tujuan dari Perda tersebut.
Berikut adalah wawancara peneliti dengan Zesran selaku Kepala Sekolah
SMK Negeri 1 Batanghari:
“bentuk implementasi Peraturan Daerah tentang Pendidikan Alquran dapat
dikategorikan pada 3 bagian:
a. Peran guru Pendidikan Agama Islam memegang peranan yang sangat
penting dalam memberikan pemahaman siswa dalam hal baca tulis
Alquran. Disamping mengajar Pendidikan Agama islam secara umum,
dia juga bertanggung jawab terhadap siswa dalam hal baca tulis
Alquran, dengan kata lain guru pendidikan Agama Islam menjadi
pengendali utama dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan
Alquran. Sebagai wujud dari tanggung jawabnya diupayakan siswa
untuk belajar baca tulis Alquran setelah selesai salat Zuhur. Selain itu
siswa yang berminat belajar dan memperdalam baca tulis Alquran
dipersilahkan datang ke rumahnya untuk belajar.
b. Metode pendidikan alquran Dalam pembelajaran baca tulis Alquran,
metode yang digunakan adalah metode iqra’ yang diberikan secara
berjenjang berdasarkan kemampuan siswa membaca alquran. Metode
iqra’ menekankan pada kemampuan siswa membaca Alquran dengan
baik sesuai ilmu tajwid. Dalam pembelajaran, siswa tidak dilatih
34 Wawancara dengan Bapak Arinal Guru Agama SMK Negeri 1 Batang Hari, tentang
penerapan Perda tersebut di SMK Negeri 1 Batanghari, 25 Februari 2020.
37
untuk mengeja huruf per huruf, tetapi langsung diajarkan cara
membaca huruf yang berharakat di mulai dari iqra’ jilid I. Untuk
belajar menulis, siswa dilatih menulis huruf-huruf hijaiyyah baik
secara terpisah maupun bersambung sebagaimana tercantum dalam
buku iqra’. Metode pembelajaran ini lebih diprioritaskan pada siswa
belum mampu membaca dan menulis Alquran.
c. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pendidikan Alquran Pelaksanaan
pembelajaran baca tulis Alquran di laksanakan di Musholah ”Bahrul35
B. Kemampuan Baca Tulis AL-Qur’an di SMK Negeri 1 Batang Hari
Untuk mengetahui seberapa banyak kemampuan siswa SMK Negeri 1
Batanagahri dalam Kemampuan baca tulis Alquran peneliti mencoba untuk
mewawancarai guru Agama yaitu sebagai berikut:
“Saya selaku tenaga pendidik guru agama menyatakan secara umum
kemampuan siswa SMK Negeri 1 BatangHari dalam hal baca tulis Alquran
terdiri dari dua kelompok yaitu yang pertama, sudah dapat membaca
dengan lancar dan kedua, belum dapat membaca dengan lancar, itulah
yang saya ketahui dari pengetesan saat penerimaan siswa baru di SMK
Negeri 1 Batanaghari”36
Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hal baca tulis Alquran penulis
lakukan dengan dua cara yaitu melalui wawancara dengan guru pendidikan agama
Islam, dan data yang didapatkan melalui siswa yang disebarkan melalui angket.
Adapun hasil wawancara penulis dengan siswa dan hasil angket dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
35 Wawancara dengan Bapak Zesran Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Batang Hari, tentang
penerapan Perda tersebut di SMK Negeri 1 Batanghari, 27 Februari 2020. 36 Wawancara dengan Bapak Arinal Guru Agama SMK Negeri 1 Batanghari, Tentang
penerapan Perda tersebu, t27 Februari 2020.
38
Tabel 4.1
Tingkat Kemampuan Responden Dalam membaca Alquran37
No Tingkat Kemampuan Prosentase / kelas
Kelas X Kelas XI
1
2
3
Sangat Mampu
Mampu
Tidak Mampu
27%
55%
18%
25%
54%
21%
Sumber data: hasil olahan angket.
Dari tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa siswa yang sangat mampu
membaca Alquran di kelas 10 berjumlah 27%, yang mampu membaca Alquran
berjumlah 55%, dan yang belum mampu membaca Alquran sejumlah 18% dari 50
Siswa/i. Sedangkan kelas 11 berjumlah 25%, yang mampu membaca Alquran
berjumlah 54%, dan yang belum mampu membaca Alquran sejumlah 21% dari 50
Siswa/i. Yang penulis maksudkan dengan kategori sangat mampu adalah siswa
yang sudah lancar membaca Alquran dengan fasih sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid. Dari tabel diatas menunjukkan dari tahun 2018 sampai 2019 mengalami
penningkatan. Kemampuan membaca Alquran dengan baik dan benar didasari
oleh kemampuan awal mereka sebelum masuk di SMK Negeri I Batang Hari yang
diperoleh melalui dari belajar di lingkungan keluarga, pengajian di mesjid dan di
Taman Pendidikan Alquran.
37 Wawancara dengan Siswa/i Kelas 10 – 11 SMK Negeri 1 Batanghari, 26 Februari
2020.
39
Adapun yang penulis maksudkan dengan kategori mampu membaca
Alquran terdiri dari dua kelompok yaitu pertama, kelompok siswa yang sudah
lancar membaca Alquran tetapi belum fasih dan belum sesuai dengan kaidah ilmu
tajwid. Kedua, adalah kelompok siswa yang membaca dengan tertegun-tegun
artinya siswa yang memiliki kemampuan mengenal huruf-huruf hijaiyyah, dapat
membaca suku-suku kata tetapi belum mampu membaca ayat-ayat Alquran
dengan lancar. Sedangkan yang dimaksud dengan kategori tidak mampu adalah
siswa yang sama sekali tidak dapat membaca Alquran.
Berdasarkan hasil angket ini sebagian besar siswa di SMK Negeri I
Batang hari tergolong pada kategori mampu membaca Alquran yaitu sudah lancar
membaca ayat-ayat Alquran tetapi bacaannya belum fasih dan belum sesuai ilmu
tajwid serta masih terbata-bata. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan
bahwa kemampuan siswa dalam membaca Alquran di SMK Negeri I Batang Hari
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: sangat mampu, mampu (mampu
membaca dengan lancar dan mampu membaca tetapi belum lancar), dan tidak
mampu membaca Alquran.
Setelah melakukan angket tentang kemampuan menbaca Alquran
selanjutnya penulis melakukan angket tentang kemampuan Siswa/i SMK Negeri 1
Batanghari dalam menulis ayat Alquran, dan berikut hasil wawancaranya:
40
Tabel 4.2
Tingkat Kemampuan Responden dalam menulis Alquran38
No Tingkat Kemampuan Prosentase / kelas
Kelas X Kelas XI
1
2
3
Sangat Mampu
Mampu
Tidak Mampu
26%
74%
_
20%
70%
_
Sumber data: hasil olahan angket.
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa tingkat kemampuan menulis
Alquran siswa kelas 10 yang kategori sangat mampu 26%, dan mampu 74%,.
Sedangkan kelas 11 sangat mampu 20% dan mampu 70%. Yang penulis
maksudkan sangat mampu menulis adalah siswa bisa menulis huruf Alquran
dengan baik, dalam artian mampu merangkai huruf/kata disertai harakatnya dan
mampu menyalin potongan ayat serta tanda panjang dan pendeknya beserta
tasdidnya sesuai contoh. Sedangkan mampu menulis adalah mampu mengenal
huruf hijaiyah dan dapat menirukan tulisannya sesuai contoh serta mampu
merangkaikan huruf hijaiyah dalam suatu kata disertai dengan harakatnya.
Berdasarkan tabel tersebut di atas penulis dapat meyimpulkan bahwa
sebagian besar siswa SMK Negeri I Batang Hari mampu menulis huruf hijaiyah
dan merangkaikan hurufnya dalam suatu kata beserta harakatnya dengan cara
38 Wawancara dengan Siswa/i Kelas 10 – 11 SMK Negeri 1 Batanghari, 26 Februari
2020.
41
menirukan tulisannya sesuai contoh yang diberikan oleh guru pendidikan agama
Islam, dan mengalami peningkatan dari tahun 2018-2019.
C. faktor yang menghambat penerapan Perda tentang Kewajiban Mampu
Baca Tulis Alquran dan Melaksanakan Shalat Fardhu Bagi Siswa yang
Beragama Islam di SMKN 1 Batanghari
Setiap Peraturan yang dibuat pastilah menemukan hambtan-hambatan yang
membuat peraturan tersebut belum berjalan dengan sempurna, salah satunya yaitu
Perda Kabupaten Batang Hari No 17 Tahun 2013 Tentang Kewajiban Mampu
Baca Tulis Alquran Bagi Siswa yang Beragama Islam. Dalam pelaksanaannya
diakui Mahdan selaku kutua DPRD Kabupaten Batanghari, sudah maksimal.
Namun, memang ada beberapa komponen yang masih tertinggal. "Satu
diantaranya terkait sertifikat yang belum diterbitkan oleh LPTQ ataupun
kementrian agama. Namun, meski tanpa sertifikat program tersebut tetap dapat
berjalan kita berharap tahun depan bisa berjan," jelas Mahdan.39
Dari pemaparan tersebut mendorong penulis untuk mewawan-carai Bapak Al
Jufri selaku Kepala Dinas Kantor Kementrian Agama Kabupaten Batanghari yaitu
sebagai berikut:
“sejauh ini di Kabupaten Batanghari untuk pelaksanaan Perda tersebut
sudah berjalan ditahun 2013. Dalam pelaksanaannya diakui sudah
maksimal. Namun, memang ada beberapa komponen yang masih
tertinggal. Diantaranya terkait sertifikat yang belum diterbitkan oleh LPTQ
ataupun kementrian agama dikarenakan biaya pengerjaan sertifikat yang
tidak sedikit, karena beribu siswa yang ingin mendapatkan sertifikat
39 Abdullah Usman, “ Hambatan Perda No 17 Tahun 2013 tentang Kewajiban mampu
Baca tulis Alquran di Kabupaten batanghari” dalam Budi, (ed), Tribun jambi, (Jambi: Tribun
Jambi, 2018), hlm.6.
42
terebut. Namun ditahun 2019, sertifikat telah mulai dicetak menggunakan
biaya aggaran APBD sebanyak 1125 sertifikat yang akan dicetak untuk
sementara ini, namun untuk menjelang sertifikat siap untuk di fungsikan,
meski tanpa sertifikat program tersebut tetap dapat berjalan kita berharap
tahun depan bisa berjalan dengan baik”.Namun, dengan demikian pihak
kami masih mengkoordinasikan kepada DPRD yang merancang Perda
tersebut untuk meminta bantuan langsung kepada Guru Pami yang
mengajar ngaji ditiap desa untuk ikut serta mebagikan sertifikat dengan
prosedur dan ketentuan yang berlaku, dan sertifikat akan langsung
diberikan dari Pemda kepada guru Pami untuk siswa yang sedang belajar
mengaji dengan guru pami tersbut agar lebih efisien”.40
Dari wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa Perda tersebut
sebenarnya sudah berjalan namun tanpa sertifikat, namun sekarang sertifikat
sedang kerjakan denga jumlah 1125 sertifikat untuk siap digunakan, dengan
menggunakan dana anggaran APBD.
Sama halnya yang diungkapkan oleh pihak Kepala Sekolah SMK Negeri 1
Batang Hari hambatan yang di hadapi oleh pihak SMK Negeri 1 Batang Hari ialah
sertifikat yang belum diterbitkan hingga sekarang, sehingga banyak siswa yang
belum bisa mengaji kami trima denga catatan mereka wajib belajar mengaji dalam
waktu tertentu sampai bisa mendapatkan sertifikat, adapun faktor-faktor yang
menghambat Perda tersebut di SMK Negeri 1 Batang Hari menurut Zesran ada 5
yaitu :
“Ada beberapa kendala yang menghambat berjalannya Perda tersebut di
sekolah kami ini yaitu terdapat lima faktor yaitu:
a. Kurangnya tenaga kerja guru agama, dikarnakan kami hanya ada
tiga guru agama satu PNS dan dua honorer, tidak seimbang dengan
40 Wawancara dengan Al Jufri selaku Kepala Dinas Kemenag Kabupaten Batanghari
tentang hambatan Perda tersebut, 27 Februari 2020.
43
jumlah kelas yang banyak bahkan sya sendiri mengajar lebih dari
jam ketetapan seharusnya.
b. Kurangnya waktu, mengingat banyaknya kelas yang harus di ajar
oleh guru agama yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yg diajar.
c. Kurangnya minat siswa, hal ini banyak terjadi di siswa karena
kurangnya keinginan yang kuat untuk belajar mengaji
membuatmereka susah untuk memahaminya.
d. Kurangnya sosialisasi, hal ini juga termasuk hambatan dari Perda
tersebut.
e. Dan yang terakhir kurangya dorongan atau perhatian dari orang tua
untuk mengajarkan atau memberi didikan mengaji anaknya diluar
jam sekolah”41
Dari hasil wawancara dengan Kepala sekolah SMK Negeri 1 Batanghari
tersebut dpat saya jelaskan menurut wawancara dan menurut hasil observasi
peneliti,
1) Kurangnya guru pendidikan agama Islam
Mengingat jumlah siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan guru
agama yang ada sekarang hanya dua orang, tentunya hal ini jika dilihat dari
segi optimalisasi pelayanan ini belum sebanding, sehingga hal ini merupakan
kendala.
2) Kurangnya waktu
Waktu untuk pembelajaran pendidikan agama Islam hanya 2 jam pelajaran
dalam seminggu, sedangkan muatan materi pendidikan agama Islam sangat
kompleks sudah termasuk di dalamnya aspek alquran, sehingga hal ini
merupakan salah satu kendala dalam proses pembelajaran pendidikan agama
41 Wawancara dengan Zesran selaku Kepala sekolah SMK Negeri 1 Batanghari tentang
hambatan Perda tersebut di sekolah SMK tersebut, 20 Februari 2020.
44
Islam, khususnya pembelajaran baca tulis Alquran. Sesuai wawancara penulis
dengan ketua OSIS, salah satu faktor yang menjadi kendala bagi mereka
adalah banyaknya tugas yang diberikan dari sekolah sehingga tidak ada
kesempatan lagi untuk belajar baca tulis Alquran.
3) Kurangnya minat siswa
Pihak sekolah berupaya untuk memberikan pembinaan baca tulis al-Qur’an
kepada seluruh siswa, namun mereka sendiri yang tidak mau atau malas
belajar baca tulis Alquran.42 Selain itu menurut penuturan dari beberapa orang
siswa bahwa yang menyebabkan mereka tidak tahu mengaji karena malas
belajar baca tulis Alquran.43 Sehubungan dengan hasil wawancara tersebut di
atas, hal ini juga dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Siswa Mengikuti Program Baca Tulis Alquran Di Smk Negeri I
Batang Hari44
No Siswa yang ikut program Responden / Kelas
Kelas X Kelas XI
1
2
3
Ya
Kadang-kadang
Tidak
25%
20%
55%
30%
40%
30%
42 Wawancara dengan Bapak Arinal selaku Guru agama SMK Negeri 1 Batangahari,
tenteng minat belajar mengaji siswa SMK Negeri 1 Batanghari, 26 Februari 2020. 43 Wawancara dengan Feri Laksmana Alexsander, siswa kelas XI, tentang minat Baca
tulis Alquran , 25 Februari 2020. 44 Wawancara dengan Siswa Kelas 10 – 11 SMK Negeri 1 Batanghari, tentang mengikuti
program baca tulis Alquran di SMK Negeri 1 Batanghari, 26 Februari 2020.
45
Sumber Data: Hasil olahan angket.
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang mengikuti program
belajar baca tulis Alquran yang diprogramkan oleh guru Agama di kelas 10
sejumlah 25%, kadang mengikuti, kadang tidak sejumlah 20%, dan yang
tidak mengikuti sejumlah 55%. Sedangkan di kelas 11 sejumlah 30% kadang
mengikuti, kadang tidak sejumlah 40% dan yang tidak mengikuti sejumlah
30%. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa sebagian besar, siswa tidak mengikuti
program baca tulis Alquran yang dilaksanakan di sekolah, hal ini
mengindikasikan bahwa faktor yang menyebabkan siswa tidak dapat
membaca Alquran karena tidak ada kemauan dari diri mereka sendiri.
4) Kurangnya Sosialisasi
Faktor penyebab penerapan Perda ini belum berjalan sesuai yang diharapkan
karena pertama, kurangnya sosialisasi, kedua dari sisi penanganan Pemerintah
yang kurang, sehingganya perlu disosialisasikan secara terus menerus pada
seluruh elemen, agar apa yang diharapkan oleh pemerintah itu bisa tercapai
khususnya kemampuan siswa dalam hal membaca dan menulis Alquran.45
Selain itu Perda tentang Pendidikan Alquran ini penerapannya bisa terlaksana
jika semua elemen saling bersinergi antara pemerintah, sekolah, orang tua dan
masyarakat, artinya di dukung oleh seluruh pihak (stakeholders) yang
bertanggung jawab terhadap pendidikan. Selanjutnya untuk mengetahui
45 Wawancara dengan Bapak Zesran Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Batang Hari, tentang
penerapan Perda tersebut di SMK Negeri 1 Batanghari, 27 Februari 2020.
46
respon siswa terhadap sosialisasi Perda Tentang pendidikan Alquran dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4
Respon Siswa terhadap sosialisasi Perda Tentang Pendidikan Alquran Di
SMK Negeri I Batang Hari46
No Respon Siswa Prosentase / Kelas
Kelas X Kelas XI
1
2
3
Sangat Tahu
Tahu
Tidak Tahu
-
29%
71%
_
40%
60%
Sumber Data: Hasil olahan angket.
Dari tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa di kelas X terdapat 29%, siswa
tahu, 71%, siswa tidak tahu, sedangkan kelas XI terdapat 40% siswa/i tahu,
60% siswa/i tidak tahu mengenai Perda tentang Pendidikan, Ini menunjukkan
bahwa sosialisasi Perda tentang pendidikan Alquran masih kurang. Bertitik
tolak dari pernyataan tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
implementasi Perda tentang Baca tulis Alquran di SMK Negeri I Batang Hari
bisa tercapai dengan baik jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah,
orang tua, sekolah dan masyarakat.47
46 Wawancara dengan Siswa/i Kelas X-XI SMK Negeri 1 Batanghari, entang respon
siswa terhadap sosialisasi baca tulis Alquran di SMK Negeri 1 Batanghari, 26 Februari 2020. 47 Observasi oleh peneliti, tentang respon Siswa/i terhadap sosialisasi baca tulis Alquran
di SMK Negeri 1 Batngahari, 26 Februari 2020.
47
5) Kurangnya perhatian orang tua, orang tua memegang peranan yang sangat
penting dalam memberikan bimbingan agama bagi anak, walaupun guru di
sekolah sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan pembinaan
terhadap siswa tersebut, tapi jika tidak ada dukungan dari orang tua maka
mustahil bisa tercapai tujuan yang diinginkan, khususnya tentang baca tulis
Alquran.48
Kurangnya perhatian dan penangan Pemerintah membuat Peraturan
Daerah tersebut belum berjalan dengan baik, kurangnya penanganan dari Sekolah
tingkat Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama untuk mengajarkan baca tulis
Alquran berdampak pada tingkatan kejenjang Sekolah Menengah Atas, yang
mana telah dijelaskan di Peraturan Daerah tersebut pengajaran baca tulis Alquran
telah diajarkan sejak Sekolah Dasar dan kejenjang selanjutnya, yang dimaksud
adalah setiap jenjang sekolah ada tahapan-tahapan pengajaran membaca tulis
Alquran yang mana tingkat SD siswa di ajarkan mengenal huruf dan membaca
Alquran, ditingkat SMP mereka diajarkan membaca Alquran dengan benar baik
tajwid dan panjang pendeknya, di tingkat SMA mereka sudah lancar fasih
Membaca dan Menulis Alquran. Jika semua itu telah dijalankan dengan baik maka
tidak akan ada siswa yang tidak bisa mengaji dan baca tulis Alquran saat masuk
Sekolah Menengah Atas, itulah yang dimaksud dari perda tersebut.49
48 Wawancara dengan Bapak Zesran Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Batang Hari, tentang
penerapan Perda tersebut di SMK Negeri 1 Batanghari, 27 Februari 2020. 49 Obsevasi hambatan Perda tersebut di SMK Negeri 1 Batanghari, 26 Februari 2020.
48
D. Solusi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Batanghari Dalam
Menerapkan Peraturan Daerah Tentang Baca Tulis Alquran Dan
Shalat Fardlu
Dari persoalan-persoalan yang menghambat Perda tersebut yang tidak
berjalan dengan baik, Pemerintah terus mengoptimalkan Perda tersebut dengan
memberikan privat khusus terhadap siswa yang buta akan huruf arab di
lingkungan sekolah walaupun masih kekurangan tenaga Guru Agama.
Dalam upaya mempertahankan Perda tersebut agar tetap berjalan dengan
baik dengan semestinya, Pemerintah terus berupaya memperbaiki poin-poin yang
menghambat Perda tersebut dengan membangun pengajian-pengajian disetiap
desa yang mana di lakukan oleh guru pami, dalam hal ini Pemerintah akan
Membiayai setiap guru pami baik itu di masjid, mushola, ataupun di tiap-tiap
rumah, dengan adanya kerjasama antara Pemerintah dengan guru pami akan
membuat siswa atau anak-anak akan belajar ngaji dengan lebih giat lagi banhkan
bisa lebih optimal dibandingkan di sekolah dan waktunyapun bisa lebih optimal
Pemerintah mengharapkan dapat membantu pengajaran di sekolah tentang belajar
Mengaji serta mendapatkan hasil yang memuaskan dari kerjasama ini. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kepala dinas Kemenag berikut
wawancaranya:
“Lebih dari 2629 Guru Pami yang tercatat aktif mengajar ngaji di setiap
desa, dan nantinya setiap guru Pami tersebut akan deberikan Sertifikat
untuk anak-anak yang belajar mengaji untuk kebutuhan tertentu
salahsatunya untuk kebutuhan melanjutkan jenjang sekolah yang lebih
tinggi, Setelah melaksanakan rapat Ketika disinggung terkait rapat FGD
49
yang dilakukan pada tanggal 23 Junli 2019, terkait salahsatu isi rapat
tersebut Pemerintah Daerah juga akan melakukan sosialisai kepada orang
tua wali murid, Pemerintah juga akan menambah jumlah Guru Agama
disetiap sekolah baik itu SD, SMP/MTS, dan SMA/SMK/MAN, agar
lebih optimal”50
Itulaah hasil dari wawancara dengan bapak Al Jufri selaku Kepala Dnas
Kementrian Agama Kabupaten Batanghari, lokasi wawancara di ruangan kantor
Kepala dinas.
50 Wawancara dengan Al Jufri selaku Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten
Batanghari, tentang solusi dari kendala Perda tersebut, 27 Februari 2020.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, serta hasil
deskripsi dan interpretasi data yang peneliti lakukan dalam tiap Bab, maka penulis
dapat kemukakan beberapa kesimpulan akhir dari penelitian ini, yakni sebagai
berikut:
1. Penerapan Perda Nomor 17 tahun 2013 tentang Wajib Baca Tulis Alquran di
SMK Negeri I Batang Hari telah dilaksanakan namun belum sesuai yang
diharapkan, hal ini dapat dilihat dari jumlah hasil penelitian bahwa sebagian
besar siswa belum dapat membaca dan menulis Alquran dengan baik dan
benar.
2. Faktor yang ikut menghambat Perda tersebut yaitu belum terbitnya Sertifikat
yang diterbitkan oleh lembaga LPTQ dan Kementrian Agama, serta
kurangnya tenaga kerja Guru Agama yang paling berpengaruh dalam
menjalankan Perda tersebut.
3. Solusi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten batanghari untuk
mengatasi hambatan atau permasalahan Perda tersebut, Pemerintah
melakukan kerjasama dengan Da’i dan Guru Pami untuk dapat ikut
membagikan sertifikat dengan ketentuan tertentu, dan melakukan sosialisasi
terhadap pihak tertentu, dan memberikan pelajaran khusus di sekolah.
4. Kemampuan siswa di SMK Negeri I Batang Hari dalam membaca Alquran
sebagian besar tergolong pada kategori mampu membaca Alquran yaitu sudah
51
lancar membaca ayat-ayat Alquran tetapi bacaannya belum fasih dan belum
sesuai ilmu tajwid serta sudah mampu membaca Alquran tapi belum lancar
atau masih terbata-bata. Sedangkan kemampuan siswa SMK Negeri I Batang
Hari dalam menulis ayat-ayat Alquran sebagian besar siswa hanya mampu
menulis huruf hijaiyah dan merangkaikan hurufnya dalam suatu kata beserta
harakatnya dengan cara menirukan tulisannya sesuai contoh yang diberikan
oleh guru pendidikan agama Islam.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan penulis di SMK negeri I Batang
Hari ada beberapa hal yang penulis sarankan:
1. Kepada pihak pemerintah daerah dan unsur-unsur terkait, tidak hanya
menjadikan Perda tentang pendidikan Alquran menjadi simbol atau slogan
semata, melainkan disosialisasikan secara terus menerus kepada seluruh
masyarakat, khususnya ke sekolah-sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat
menengah agar dapat menerapkan Perda tersebut di sekolahnya masing-masing
secara berkesinambungan, sehingga seluruh siswa yang beragama Islam
mampu membaca dan menulis ayat-ayat Alquran.
2. Kepada pihak SMK Negeri I Batang Hari dapat menerapkan Perda tentang
pendidikan Alquran secara optimal, dengan mendirikan Taman Pendidikan
Alquran di sekolah serta membentuk panitia yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan Alquran.
52
3. Kepada pihak orang tua selalu memberikan motivasi dan teladan yang baik kepada
anak-anaknya untuk mendalami pendidikan agama Islam khususya dalam hal belajar
baca tulis Alquran dan melaksanakan salat.
4. Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan orang tua
untuk menciptakan generasi Qurani.
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
A. Literatur
Abdullah Usman, “ Hambatan Perda No 17 Tahun 2013 tentang Kewajiban
mampu Baca tulis Alquran di Kabupaten batanghari,” dalam Budi, ed,
Tribun jambi, Jambi: Tribun Jambi, 2018.
Al-Quran Terjemahan. 2015. Departemen Agama RI. Bandung: CV Darus Sunnah
Arikunto,”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta: PT Gramedia
Indonesia, 2001.
Bambang,”Pendidikan di Kabupaten Batanghari”,Tribun Jambi, 23, April, 2014.
Departemen Agama,op cit.,
Hafizh bin Muhammad al-Hikami, Interaksi dengan Alquran Cet. I; Jakarta: Darul
Haq, 2001
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta: Erlangga, 2009.
Peraturan Daerah Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2013”.
Peraturan Daerah Kabupaten Batanghari Nomor 17 Tahun 2013”
Sayuti Una Ed., Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi.
Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif dan R & D”, Bandung: Alfabeta,2009.
“Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003”
B. Jurnal
M. Nasir Maidin menulis Hubungan antara Minat Belajar Pendidikan Agama dan
Kemampuan Siswa Membaca Alquran pada SMAN Kabupaten Pinrang,
Nuraini Adam, menulis Implementasi Perda tentang Pendidikan Alquran
Terhadap Kemampuan Baca Tulis Alquan Siswa di SMKN 1 Marisa Kab,
Pohuwato Provinsi Gorontalo,
Zainal Abidin Adam, menulis Pengaruh Tingkat Penguasaan Baca Tulis Alquran
terhadap Prestasi Pendidikan Agama Islam Siswa di SMA Negeri I Pangkajene
Kabupaten Pangkep,
Sumber internet
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1701/
https://www.researchgate.net/publication/330013102/
https://almanhaj.or.id/9235-kewajiban-seorang-muslim-terhadap-alquran.html
https://almanhaj.or.id/9235-kewajiban-seorang-muslim-terhadap-alquran.html
https://almanhaj.or.id/9578-keutamaan-shalat.html
https://bayuarsadinata.wordpress.com/2015/07/16/peraturan-adalah-2/
https://halojambi.id/index.php/mata-jambi/2456-2629-guru-ajarkan-anak-mengaji
https://id.wikipedia.org/wiki/Daerah
https://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Daerah_(Indonesia)
https://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Daerah_(Indonesia)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sal
https://jambi.antaranews.com/berita/323068/kota-jambi-rekrut-80-guru-ngaji
https://muslim.or.id/10096-pelajaran-dasar-agama-islam.html
https://www.google.com/urlsa.repositori.uin.ac.id/7714/
Sumber Data : Dokumentasi SMK Negeri 1 Batang Hari
Sumber Data : Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Batang Hari
Sumber Data : Olahan Angket
B. Dan Lain-lain
Dokumentasi
Gambar 1, wawancara di kantor Kemenag
Gambar 2, wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Batanghari
Gambar 3, wawancara dengan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Batanghari
Gambar 4, wawancara dengan Guru Agama SMK Negeri 1 Batanghari
Gambar 5, wawancara dengan Siswi SMK Negeri 1 Batanghari.
Gambar 6, wawancara bersama Siswa/i di dalam kelas SMK Negeri 1 Barhari.
Gambar 7, wawancara bersama Siswa/i di dalam kelas SMK Negeri 1 Barhari
Gambar 8, di kantor Kemenag.
DATA INFORMAN
No Nama Umur Jabatan
1. ZESRA, S.Pd, M.Pd 50 Kepala Sekolah SMKN 1 Batanghari
2. Al Jufri, M.Ag 54 Kepala Dinas Kemenag Kabupaten
Batanghari
3. Arinal, S.Pd 48 Guru Agama SMKN 1 Batanghari
4. Feri Laksmana
Alexsander
19 Siswa SMKN 1 Batanghari
5. Mirna Wati, S.Pd 40 Guru Agama SMKN 1 Batanghari
CURRICULUM VITAE
Nama : Andi Julianto
Nim : SIP 162233
TTL : Rt 10, Rw 03, Kelurahan Sridadi, Kecamatan Muara Bulian,
Kabupaten Batanghari.
Pekerjaan : Mahasiswa
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
No Whats App: 082280058302
RIWAYAT PENDIDIKAN
NO Jenjang Pendidikan Tempat Tahun
1. SDn No 45/1 Kabupaten
Batanghari
Kel Sridadi, Kec Ma
Bulian, Kab
Batanghari
2009
2. MTsN Sridadi Kel Sridadi, Kec Ma
Bulian, Kab
Batanghari
2012
3. SMA N 6 Batanghari Kec Ma Bulian, Kab
Batanghari
2015
4. S1 UIN STS JAMBI Muaro Jambi 2020