struktur bumi
DESCRIPTION
Struktur BumiTRANSCRIPT
Struktur Bumi
Bumi memiliki struktur dan komposisi penyusunnya. Gambar di bawah ini
menunjukkan jika bola bumi dipotong dari permukaan hingga ke bagian inti,
maka akan terdapat lapisan-lapisan penyusun yang dapat dibedakan secara fisik
dan kimiawi.
Gambar 2.1 Bola bumi dipotong dari permukaan hingga ke bagian inti
Lapisan bumi terluar disebut Kerak Bumi (Crust), lapisan ini padat dan
getas. Ketebalannya berkisar antara 5 km hingga 30 km. Kerak dibagi menjadi
dua, yaitu: Kerak Benua dan Kerak Samudera. Lapisan dibawahnya adalah Mantel
Bumi (Mantle). Secara fisik, lapisan ini terbagi menjadi dua, yaitu: mantel bagian
atas (upper mantle) yang bersifat padat, mantel bagian tengah yang bersifat
gel/semi-solid (sebenarnya lapisan tengah ini juga masih bagian dari upper
mantle), dan mantel bagian bawah (lower mantle) yang bersifat padat. Lapisan di
bawah mantel disebut Inti Bumi (Core). Inti bumi terbagi menjadi dua, yaitu: inti
bumi bagian luar (outer core) dan inti bumi bagian dalam (inner core).
a. Kerak Bumi
Kerak Bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori,
yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan
sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km.
Penyusun kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan
penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt.
Kerak Bumi dan sebagian mantel Bumi membentuk
lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Temperatur kerak
meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak
menyentuh angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat
membentuk lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas
dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak.
Temperatur meningkat 30 oC setiap km, namun gradien panas Bumi akan semakin
rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam. Unsur-unsur kimia utama pembentuk
kerak Bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al)
(8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K)
(2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%). Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan
yang ada di bawah permukaan Bumi berdasarkan analisis yang dilakukan
terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di
seluruh dunia.
Kerak Bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang
oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan
beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa
awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200
juta, namun kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua. Lapisan kerak
benua tertua yang diketahui saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun
dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di BaratAustralia dan di Acasta
Gneiss, Kanada. Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan
periode orogeny intensif. Periode ini berhubungan dengan pembentukan super
benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.
Berdasarkan materi-materi penyusunnya, kerak bumi masih dikelompokkan
menjadi beberapa lapisan yaitu :
Lapisan atas, pada lapisan ini merupakan tempat dimana makhluk hidup
berkembangbiak. Lapisan atas terdiri atas pelapukan batuan dan sisa-sisa
makhluk hidup yang sudah mati. Lapisan ini disebut sebagai tanah humus.
Lapisan tengah, lapisan ini merupakan lapisan yang sedikit gersang dan
terdiri atas air serta pelapukan batuan. Lapisan tengah disebut dengan
nama lapisan tanah liat.
Lapisan bawah, lapisan bawah merupakan lapisan batuan yang masih
belum sempurna pembentukannya.
Lapisan batuan induk, pada lapisan ini terdapat bebatuan padat sebagai
penyusunnya.
b. Mantel Bumi
Mantel adalah bagian dari planet kebumian atau benda langit lain yang
cukup besar sehingga mampu mengalami diferensiasi berdasarkan kepadatan.
Seperti planet kebumian lain, bagian dalam Bumi secara kimiawi terbagi menjadi
lapisan-lapisan. Mantel adalah lapisan yang berada di antara kerak dan inti luar.
Mantel Bumi merupakan lapisan berbatu dengan kedalaman sekitar 2,900 km
(1,800 mi) yang meliputi 84% volume Bumi. Secara fisik mantel terbagi menjadi
dua yaitu: mantel bagian atas (upper mantle) yang bersifat padat, mantel bagian
tengah yang bersifat gel/semi-solid (sebenarnya lapisan tengah ini juga masih
bagian dari upper mantle), dan mantel bagian bawah (lower mantle) yang bersifat
padat. Lapisan mantel ini berkomposisi Ferro-Magnesian (Fe-Mg). Mantel ini
juga merupakan sumber dari magma gunungapi hot spot, seperti di Kepulauan
Hawaii.
c. Inti Luar Bumi
Inti luar Bumi adalah lapisan cair dengan ketebalan sekitar 2,266 km
(1,408 mi), terdiri dari besi dan nikel yang terletak di atas inti dalam dan di
bawah mantel. Batas luarnya berada sekitar 2,266 km (1,408 mi) di bawah
permukaan Bumi. Suhu inti luar berkisar dari 4,300 K (4,030 °C; 7,280 °F) di
bagian luar hingga 6,000 K (5,730 °C; 10,340 °F)) di dekat inti dalam. Karena
suhunya yang tinggi, inti luar Bumi bentuknya berupa fluida dengan
tingkat viskositas yang rendah (sekitar 10 kali lebih rendah dari viskositas logam
cair di permukaan Bumi). Arus Eddy yang terdapat di fluida besi nikel pada inti
luar diyakini telah memengaruhi medan magnet Bumi. Kekuatan medan magnet
rata-rata di dalam inti luar adalah sekitar 2,5 militesla, 50 kali lebih kuat dari
medan magnet di permukaan. Sulfur dan oksigen diketahui juga terdapat di inti
luar. Tanpa inti luar, kehidupan di Bumi akan sangat berbeda. Konveksi logam
cair di dalam inti luar menciptakan medan magnet Bumi.
Inti Dalam Bumi
Inti dalam Bumi adalah bagian paling dalam, yang berbentuk
bola padat dengan jari-jari sekitar 1.220 km, menurut studi seismologi. Panjang
jari-jari inti dalam Bumi ini sekitar 70% dari jari-jari bulan. Diyakini bahwa inti
dalam Bumi terdiri dari campuran besi - nikel, dan suhu pada inti dalam Bumi
diperkirakan sama dengan suhu permukaan Matahari, sekitar 5.700 Kelvin (5.430
° C).
Penyusun Bumi
Bumi tersusun secra fisik dan kimiawi berikut merupakan penyusun dari
planet bumi :
a. Litosfer
adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani,
lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti padat. Litosfer berasal dari
kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer
adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada
lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah
sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan
rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan
daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan
lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang
mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang
oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih
dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal
responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis
yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan
astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer terpecah menjadi
beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat
konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi
dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper
untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali
gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan
keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat
mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan
oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh
ahligeologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang
sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep
mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap
menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di
dasar samdura
Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua
memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan
mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
Astenosfer
Astenosfer merupakan lapisan dibawah litosfer dan diatas mantel atas bumi.
Astenosfer berasal dari bahasa Yunani, asthenes yang berarti lemah
dan sphere yang berarti lapisan/bulatan. Secara definitif, Astenosfer adalah
lapisan yang terletak dibawah litosfer dan diatas mantel atas bumi yang terliat
dalam pergerakan lempeng tektonik dan penyesuaian isotatic. Dasar Astenosfer
berada pada kedalaman sekitar 700 km.
b. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu atmosfer akan
berkurang dengan pertambahan ketinggian hingga ke lapisan keempat, termosfer.
Udara yang terdapat di sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek
yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi.
Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di lapisan ini.
Mesosfer terletak di antara 50 km dan 80-85 km dari permukaan bumi,
saat suhunya berkurang dari 290 K hingga 200 K (18o C hingga 73o C) Antara
lapisan Mesosfer dan lapisan atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu
Mesopause.
Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,
yakni atmosfer, hidrosfer, lithosfer dan biosfer
c. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh
dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi
terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran
bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara,
sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer
yang dapat menimbulkan arus angin..
Berdasarkan profil temperature secara vertical, lapisan-lapisan atmosfer
dapat dibagi menjadi :
Troposfer ( 0 – 10 Km) Merupakan atmosfer terbawah dan dekat dengan
Bumi. Pada lapisan ini, terjadi adanya awan, angin, hujan ,petir, dan lain –
lain.
Stratosfer ( 10 – 30 Km) Pada lapisan ini, terjadi peningkatan temperature
karena bertambahnya ketinggian. Ozon (O3) terdapat pada lapisan ini
dengan ketinggian 25 Km dari permukaan Bumi.
Mesosfer (30 – 50 Km) Lapisan ini mempunyai ion atau udara yang
bermuatan listrik (Lapisan D) yang berfungsi untuk memantulkan
gelombang radio. Karena adanya muatan listrik tersebut, Kita dapt
berkomunikasi dengan orang lain di luar negri.
Termosfer (50 – 400Km) Lapisan ini berfungsi untuk melindungi bumi
dari meteor dengan cara membakarnya. Hal ini disebabkan karena lapisan
atmosfer mempunyai atom yang bermuatan listrik atau terionisasi radiasi
matahari
Eksosfer > 400 Km Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada
lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara
ekosfr (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa
luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang
masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang
membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.
Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki
arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka
bumi. Fungsi atmosfer antara lain :
Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang
hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.
Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi
Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.
Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.
Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila
tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari
diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada
organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia.
Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini
terlihat dalam siklus hidrologi. Ta2npa adanya atmosfer yang mampu
menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul
pada tempat yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah
akan merembes ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut
saja. Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua
mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi. Selain
itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan
tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.
d. Hidrosfer
Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan satu atom oksigen
menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah
perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
Siklus Air / Siklus hidrologi merupakan suatu proses peredaran atau daur ulang air
secara yang berurutan secara terus-menerus. Pemanasan sinar matahari menjadi
pengaruh pada siklus hidrologi. Air di seluruh permukaan bumi akan menguap
bila terkena sinar matahari. Pada ketinggian tertentu ketika temperatur semakin
turun uap air akan mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air dan
jatuh sebagai hujan. Macam Hidrosfer :
o Samudera-samudera dan laut-laut
Samudera-samudera dan laut-laut menempati 71% permukaan bumi. Bila di
lihat dari luar bumi, terlihat seperti bulatan air. Tubir samudera yang paling
dalam 10 km, dengan rata-ratanya 4 km. Bila semua air ini diratakan di
permukaan bumi dapat mencapai dalamnya 2,84 km.
o Sungai
Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau dan
atau sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser (es), danau
yang meluap atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai
mempunyai tiga aktivitas, ayitu melakukan erosi, transportasi dan sedimentasi.
o Danau
Danau adalah masa airdalam jumlah besar yang berada dalam satu cekungan
atau basin diwilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau terbagi
menjadi : Danau alam; terbentuk secara alami tanpa campur tangan manusia.
Danau buatan (waduk) yang merupakan buatan manusia untuk keperluan
tertentu. Misalnya waduk Jatiluhur dan Saguliang di Jawa Barat. Waduk ini
antara lain manfaatkan untuk pembangkit listrik, pengairan lahan pertanian,
pengendali banjir, rekreasi dan budidaya ikan.
o Rawa
Rawa adalah tanah rendah yang selalu tergenang air karena tidak ada
pelepasan air (drainase). Oleh karena itu, air rawa bersifat asam. Berdasarkan
sifatnya, rawa dapat dibedakan menjadi :
Rawa air asin, yaitu rawa yang terdapat di daerah pantai.
Rawa air payau, yang terdapat di sekitar muara air sungai di dekat laut.
Rawa air tawar, yang terdapat di sekitar sungai-sungai besar.
o Air Tanah
Merupakan air yang terdapat di lapisan tanah di bawah permukaan bumi,
berasal ari air hujan yang meresap ke dalam tanah. Semakin banyak air hujan
yang meresap ke dalam tanah, semkain banyak pula air yang tersimpan di dalam
tanah. Secara umum air tanah dibedakan menjadi dua, yaitu :
Air tanah dangkal, yang terdapat di atas lapisan batuan kedap air.
Air tanah dalam, yang terletak di antara dua lapisan batuan kedap air.
Air tanah dapat juga keluar ke permukaan bumi dalam bentuk sumber air panas
yang disebut geyser. Geyser merupakan sumber air panas yang erat hubungannya
dengan aktivitas vulkanisme.
e. Lithosfer
Lithosfer berasal dari bahasa yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphera
artinya lapisan. Lithosfer merupakan lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Lithosfer adalah lapisan
kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Lithosfer tersusun dalam dua
lapisan, yaitu kerak dan selubung, yang tebalnya 50 – 100 km. Lithosfer
merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapt menimbulkan persegeran benua.
Penyusun utama lapisan lithosfer adalah batuan yang terdiri ari campuran
antar mineral sejenis atau tidak sejenis yang saling terikat secara gembur atau
padat. Induk batuan pembentuk litosfer adalah magma, yaitu batuan cair pijar
yang bersuhu sangat tinngi dan terdapat di bawah kerak bumi. Magma akan
mengalami beberapa proses perubahan sampi menjadi batuan beku, batuan
sedimen dan batuan metamorf. Lithosfer memegang peranan penting dalam
kehidupan tumbuhan. Tanah terbentuk apabila batu-batuan di permukaan litosfer
mengalami degradasi, erosi maupun proses fisika lainnya menjadi batuan kecil
sampai pasir. Selanjutnya bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan
komponen organis mahluk hidup yang kemudian membentuk tanah yang dapat
digunakan sebagai tempat hidup organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup. Dalam
wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak berlapis di
permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi usmber
makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut dan
terdeposit di dasar laut.
Lithosfer terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan
alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial
(silisium dan alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit
andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di
daratan benua.Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak, bersifat padat
dan batu bertebaran rata-rata 35km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua
bagian yaitu :
o Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di
bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini
yang merupakan benua.
o Kerak samudera, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di
laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan
vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan
peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra
Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si O2
dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada
lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
f. Biosfer
Biosfer merupakan sistem kehidupan paling besar karena terdiri dari
gabungan ekosistem yang ada di planet bumi. Sistem ini mencakup semua
mahluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya sebagai kesatuan utuh.
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup
dan sphereyang berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah
lapisan tempat tinggal mahluk hidup. Termsuk semua bisofer adalah semua
bagian permukaan bumi yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Pemahaman mengenai biosfer sangat penting untuk pengelolaan
sumberdaya hayati, terutama karena perkembangan flora dan fauna yang semakin
berkurang. Salah satu penyebabnya adalah terjadinya degradasi hutan akibat
kebakaran ataupun pembukaan hutan untuk pemukiman.
Organisme hidup tersusun oleh berbagai unsur yang berasal dari biosfer,
baik air, mineral maupun komponen-komponen penyusun atmosfer. Secara fisik
biosfre ini terbagi tiga, yaitu litosfer, hidrosfer dan atmosfer.