stratigrafi perairan utara bali dari hasil interpretasi

12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 15, No. 2, Nopember 2017 95 STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI SEISMIK 2D STRATIGRAPHY OF NORTH BALI WATERS BASED ON 2D SEISMIC INTERPRETATION Deny Setiady, I Nyoman Astawa, Gusti Muhammad Hermansyah, I Wayan Lugra, dan Tumpal Bernhard Nainggolan Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236, Bandung-40174, Indonesia [email protected] Diterima : 24-02-2017, Disetujui : 06-02-2018 ABSTRAK Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 114 0 32’ – 116 0 01’ Bujur Timur dan 07 0 15’ - 08 0 02’ Lintang Selatan. Kondisi geologi dasar laut belum banyak dibahas oleh para peneliti di Perairan Bali Utara, karena kurangnya data seismik dan data sumur bor. Cekungan Jawa Timur di sebelah selatan dibatasi oleh busur vulkanik, sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Lombok. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari formasi Prupuh, formasi Rancak, formasi Cepu, formasi mundu dan formasi Lidah. Metoda penelitian terdiri dari pengukuran navigasi, pengukuran kedalaman dasar laut, pengukuran seismik 2D serta kesebandingan data seismic dan bor. Tujuan penelitian adalah mengetahui pelamparan Cekungan Jawa Timur utara di Perairan Utara Bali. Dari hasil interpretasi dan korelasi antara data seismik dengan sumur bor, menunjukkan bahwa rekaman seismik 2D daerah telitian dapat dibagi menjadi enam (6) runtunan dengan urutan dari atas ke bawah adalah runtunan A, B, C, D, E, dan F. Kata kunci:Data seismik 2D, interpretasi, Cekungan Jawa Timur, Perairan Utara Bali, Data bor ABSTRACT Geographically the research area lies within coordinates of 114 0 32’ – 116 0 01’ East and 07 0 15’ - 08 0 02’ South. The geological condition of the seabed has not been much discussed by researchers in the North Bali Waters, due to the lack of seismic and well data.The East Java Basin to the south is bounded by a volcanic arc, whereas the Lombok Basin on its eastward. Stratigraphy of research area consists of old to young Formation, i.e., Prupuh, Rancak, Cepu, Mundu and Lidah formation. Method consists of positioning, bathymetric, 2D seismic measurement, and compiled by seismic and well data.The purpose of this research is focused to distribution of the northern East Java Basin in North Waters of Bali. From the interpretation and correlation between the seismic and well data, they can divided by six (6) units from top to bottom are: A, B, C, D, E, and F. Keywords: 2D seismic data, interpretation, east java basin, North Bali waters, well data PENDAHULUAN Secara administrasi daerah penelitian terdapat di utara Bali, termasuk Provinsi Bali sedangkan di bagian utara termasuk dalam Kepulauan Madura Bagian Timur, dan secara geografis terletak pada koordinat 114 0 32’ – 116 0 01’ Bujur Timur dan -07 0 15’ - -08 0 02’ Lintang Selatan (Gambar 1). Cekungan Jawa Timur Utara merupakan salah satu cekungan Tersier di Indonesia, hasil interaksi ketiga lempeng yang menghasilkan minyak dan gas bumi (Gambar 2), tetapi perkembangan cekungan Jawa Timur Utara masih menjadi perdebatan sampai sekarang (Sribudiyani, dkk., 2003). Cekungan Jawa Timur Utara sebelah barat dibatasi oleh Busur Karimunjawa dimana memisahkannya dengan Cekungan Jawa Barat Utara, di sebelah selatan dibatasi oleh busur vulkanik, sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Lombok dan sebelah utara dibatasi oleh Tinggian Paternoster (Mujiono dan Pireno, 2001). Aktifitas tektonik utama yang berlangsung pada umur Plio Pleistosen, menyebabkan terjadinya pengangkatan daerah regional Cekungan Jawa Timur dan menghasilkan bentuk morfologi seperti sekarang ini. Struktur geologi

Upload: others

Post on 27-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 15, No. 2, Nopember 2017

95

STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI SEISMIK 2D

STRATIGRAPHY OF NORTH BALI WATERS BASED ON 2D SEISMIC INTERPRETATION

Deny Setiady, I Nyoman Astawa, Gusti Muhammad Hermansyah, I Wayan Lugra, dan Tumpal Bernhard Nainggolan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan 236, Bandung-40174, [email protected]

Diterima : 24-02-2017, Disetujui : 06-02-2018

ABSTRAK

Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat 1140 32’ – 1160 01’ Bujur Timur dan 070 15’ - 080 02’Lintang Selatan. Kondisi geologi dasar laut belum banyak dibahas oleh para peneliti di Perairan Bali Utara, karenakurangnya data seismik dan data sumur bor. Cekungan Jawa Timur di sebelah selatan dibatasi oleh busur vulkanik,sebelah timur dibatasi oleh Cekungan Lombok. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda terdiri dari formasiPrupuh, formasi Rancak, formasi Cepu, formasi mundu dan formasi Lidah. Metoda penelitian terdiri dari pengukurannavigasi, pengukuran kedalaman dasar laut, pengukuran seismik 2D serta kesebandingan data seismic dan bor. Tujuanpenelitian adalah mengetahui pelamparan Cekungan Jawa Timur utara di Perairan Utara Bali. Dari hasil interpretasidan korelasi antara data seismik dengan sumur bor, menunjukkan bahwa rekaman seismik 2D daerah telitian dapatdibagi menjadi enam (6) runtunan dengan urutan dari atas ke bawah adalah runtunan A, B, C, D, E, dan F.

Kata kunci:Data seismik 2D, interpretasi, Cekungan Jawa Timur, Perairan Utara Bali, Data bor

ABSTRACT

Geographically the research area lies within coordinates of 1140 32’ – 1160 01’ East and 070 15’ - 080 02’ South.The geological condition of the seabed has not been much discussed by researchers in the North Bali Waters, due tothe lack of seismic and well data.The East Java Basin to the south is bounded by a volcanic arc, whereas the LombokBasin on its eastward. Stratigraphy of research area consists of old to young Formation, i.e., Prupuh, Rancak, Cepu,Mundu and Lidah formation. Method consists of positioning, bathymetric, 2D seismic measurement, and compiled byseismic and well data.The purpose of this research is focused to distribution of the northern East Java Basin in NorthWaters of Bali. From the interpretation and correlation between the seismic and well data, they can divided by six (6)units from top to bottom are: A, B, C, D, E, and F.

Keywords: 2D seismic data, interpretation, east java basin, North Bali waters, well data

PENDAHULUAN

Secara administrasi daerah penelitian terdapatdi utara Bali, termasuk Provinsi Bali sedangkan dibagian utara termasuk dalam Kepulauan MaduraBagian Timur, dan secara geografis terletak padakoordinat 1140 32’ – 1160 01’ Bujur Timur dan -070

15’ - -080 02’ Lintang Selatan (Gambar 1).Cekungan Jawa Timur Utara merupakan salah

satu cekungan Tersier di Indonesia, hasil interaksiketiga lempeng yang menghasilkan minyak dangas bumi (Gambar 2), tetapi perkembangancekungan Jawa Timur Utara masih menjadi

perdebatan sampai sekarang (Sribudiyani, dkk.,2003). Cekungan Jawa Timur Utara sebelahbarat dibatasi oleh Busur Karimunjawa dimanamemisahkannya dengan Cekungan Jawa BaratUtara, di sebelah selatan dibatasi oleh busurvulkanik, sebelah timur dibatasi oleh CekunganLombok dan sebelah utara dibatasi oleh TinggianPaternoster (Mujiono dan Pireno, 2001).

Aktifitas tektonik utama yang berlangsungpada umur Plio Pleistosen, menyebabkanterjadinya pengangkatan daerah regionalCekungan Jawa Timur dan menghasilkan bentukmorfologi seperti sekarang ini. Struktur geologi

Page 2: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 15, No. 2, Nopember 2017

96

Gambbar 1. Petaa lokasi daeerah penelittian

Keran

ngka Tektonik Cekunggan Jawa TTimur

Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian

Gambar 2. Cekungan Jawa timur utara (Sribudiyani, dkk., 2003)

Page 3: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 15, No. 2, Nopember 2017

97

daerah Cekungan Jawa Timur umumnya berupasesar naik, sesar turun, sesar geser, dan pelipatanyang mengarah Barat - Timur akibat pengaruhgaya kompresi dari arah Utara - Selatan (Satyana,2005). Prospek karbonat oligo-miosen padacekungan Jawa Timur utara sebagai penghasilminyak telah terbukti sejak tahun 1990. (Satyanadan Djumiati, 2003).

Cekungan Jawa Timur dipisahkan menjaditiga mandala struktur (structural provinces)(Satyana, 2005), modifikasi dari Davis 1989(Gambar 3) dari Utara ke Selatan, yaitu: 1. Paparan Utara yang terdiri dari Busur

Bawean, Paparan Madura Utara danPaparan Kangean Utara.

2. Bagian tengah yaitu Tinggian Sentral yangterdiri dari Jawa timur Utara Laut (Kujung)- Madura - Kangean - Tinggian Lombok.Merupakan daerah terangkat hasil pensesaranekstensional Eosen-Oligosen Akhir danpembalikan struktur Miosen-Resen. Tinggiansentral terbentuk karena kemenerusantinggian Kunjung dan tinggian Madura-Kangean ke arah Timur. Pada tegasan Eosenakhir menyebabkan penurunan regional didaerah ini sedangkan tinggian nya menjaditempat berkembang nya fasies gampingan.

3. Bagian Selatan dikenal sebagai CekunganSelatan yang terdiri dari Zona Rembang -

Selat Madura - Sub-Cekungan Lomboksebagai sesar mendatar berasosiasi denganpengangkatan Kujung, Madura dan Kangeanke arah utara, sedangkat bagian selatan tetappada lingkungan batial dalam. Terbentuk olehsesar ekstensional Eosen-Oligosen akhiryang dilanjutkan oleh periode strukturterbalik produk kompresi Miosen awal-Resen.Zona Rembang yang menerus sampai lepaspantaiKonfigurasi basement Cekungan Jawa

Timur dikontrol oleh dua trend struktur utama,yaitu Timur laut – Barat daya ( trend NE – SW)yang umumnya hanya dijumpai di Mandala PaparanUtara dan Barat – Timur (trend W - E) yangterdapat di Mandala Tinggian Sentral danCekungan Selatan. Akibat tumbukan lempengselama Tersier Awal, Cekungan Jawa Timurterangkat dan mengalami erosi. Deretanperbukitan berarah NE - SW terbentuk disepanjang tepi Tenggara Paparan Sunda akibatpemekaran busur belakang. Periode kompresiterjadi pada Miosen Awal yang mengakibatkanreaktivasi sesar - sesar yang telah terbentuksebelum nya mengakibatkan pengangkatan darigraben yang sebelum nya terbentuk menjaditinggian yang sekarang di sebut Central High(Ponto, 1995)

Gambar 3. Tiga struktur utama Cekungan Jawa Timur (Satyana dan Purwaningsih, 2005)

Page 4: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 15, No. 2, Nopember 2017

98

Stratigrafi RegionalBatuan dasar berupa gabro basal andesit

berumur kapur, daerah graben terisi oleh sedimenSyn-rift dan non marine berumur Eosen Awal –Eosen Tengah (Ngimbang bawah), Fase trangresipada Eosen akhir – Awal Oligosen diendapkan postRift Ngimbang atas, serpih, dan karbonat di dalamgraben dan horst. Setelah pengangkatan padaOligosen diendapkan pasir pada daerah dangkal,fase transgresi regional membanjiri cekunganselama Oligosen akhir – Miosen Awal. (Wijaya,2010). Sejarah tektonik inversi pada awal Miosentengah berhubungan dengan perubahan subduksidari baratdaya – Timurlaut pada akhir kapurmenjadi Timur Barat pada Tersier Awal, selamaOligosen sampai sekarang.Anggota pasir ngrayongpada Miosen Tengah sampai Pio Pleistosen(Wonocolo,Mundu paciran dan Lidah) berupaperselingan batupasir dan serpih karbonat padalingkungan delta Neritik. Sedimen vulkano klastikpada Plio Pleistosesn.

Stratigrafi Daerah PenelitianDaerah penelitian merupakan bagian dari

daerah pengeboran laut Kompleks Terang SirasunBatur (TSB), yang berada di bagian Barat daridaerah TSB pada Kangean PSC, Laut JawaTimur seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.Lapangan ini ditemukan pada tahun 1982 dengandibornya sumur Terang 1 oleh Atlantic RichfieldBali North Inc. (ARBNI). Sumur ini berada pada50 km Barat Daya dari Pulau Kangean dan 12.5km dari pipa gas bawah tanah Jawa Timur diSelatan Pulau Kangean.

Sedimen Cretaceous dan metasedimentsterbentuk dalam cekungan busur depan yangkompleks, dan diyakini dari dasar hingga seluruhbagian dianggap peneplaned selama AkhirCretaceous sampai Awal Eocene. Sebagian darigraben sistem terbentuk dengan awal yang terisifluvial atau deltaic yang terdeposit dari quartzsand, batubara dan serpih karbonat selamapertengahan Eocene sampai Akhir Eocene,menyusun Ngimbang klastik yang merupakanbagian dari Formasi Ngimbang. Dari Miosen Awalhingga Miosen Tengah terdiri dari batulempung,batulanau dan karbonat. Sedangkan Miosen akhirpada cekungan laut dalam diendapkan karbonat,lempung dan pasir kuarsa, proses pengangkatanPulau Kangean berhenti, kemudian diisi denganformasi cepu terdiri dari napal dan batugamping Diatas batugamping formasi Cepu pada Miosen Akhir– Pliosen Awal adalah batupasir Paciran yang

merupakan bagian dari Formasi Mundu. Pasir-pasir ini terendapkan pada komplek deltaberdasarkan data Sumur Terang. Di atas pasirdiendapkan karbonat yang mengandung lempungilite dan terdapat endapan gas biogenic padaformasi Mundu.dan formasi Cepu.

Berdasarkan geokimia gas di Cekungan JawaTimur utara terdapat 3 tipe genesa gas alam(Satyana, Margaretha, 2003), yaitu: GasThermogenik, Gas Biogenik dan campuran GasBiogenik dan Gas Thermogenik. Pada masa lalukebanyakan peusahaan eksplorasi tidak tertarikdengan Gas Biogenik karena alasan ekonomi,tetapi sekarang ini Gas Biogenik menjadi sangatpenting karena kebutuhan gas yang sangat tinggiseperti bahan bakar, dan industri. (Pireno, 2016).Explorasi gas konvensional telah berhasilmenemukan lapangan gas biogenik Kepodang padatahu 1971. Faktor-faktor yang mendorong ada nyagas Biogenik adalah: lingkungan anoxic. Organicmatter, temperatur rendah dan accomodationspace.

Tujuan penelitian adalah mengetahuipelamparan sebaran cekungan Jawa Timur Utara diPerairan Utara Bali dari hasil interpretasi seismik2 D dikorelasikan dengan data bor. Berdasarkandata tersebut di atas diharapkan dapat diketahuikemenerusan cekungan Jawa Timur sampai daerahpenelitian. Korelasi data seismik dengan urutanstratigrafi data sumur bor (Terang 1) di PulauKangean menurut P.J. Bigg, and L.J. West, July1982, adalah sebagai berikut:• Kedalaman 00.0 - 2.200 feet merupakan

Formasi Lidah yang berumur N 22-23(Kuarter).

• Kedalaman 2.200 - 2.600 feet merupakanFormasi Mundu yang berumur N 19-21(Pliosen).

• Kedalaman 2.600 - 4.000 feet merupakanFormasi Cepu Bagian Atas yang berumur N16 - 18 (Miosen Akhir).

• Kedalaman 4.000 - 4.700 feet merupakanAnggota Rancak Bagian Atas yang berumur N13 - 15 (Miosen Tengah Bagian Atas).

• Kedalaman 4.700 - 7.400 feet merupakanAnggota Rancak Bagian Bawah yang berumurN 9 - 13 (Miosen Tengah Bagian Bawah).

• Kedalaman lebih dari 7.400 feet berdasarkanKolom Stratigrafi Blok Kangean merupakanFormasi Prupuh Bagian Atas yang berumur N4-8 (Miosen Bawah).

Page 5: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 15, No. 2, Nopember 2017

99

METODE PENELITIAN

Metode Akuisisi SeismikSistem penentuan posisi kapal menggunakan

sistim DGPS (Differential Global PositioningSystem) C-NAV yang dapat memberikan ketelitianpengukuran posisi hingga 0.1 meter dan softwarenavigasi yang digunakan Eiva - NaviPacConfiguration. Metoda geofisika yang diterapkandalam penelitian ini adalah metoda pengukurankedalaman dasar laut (Batimetri), dan seismik.Adapun uraiannya adalah sebagai berikut :

Pengukuran kedalaman dasar laut(pemeruman) dilakukan dengan menggunakanEchosounder SyQuest Bathy 2010 dengan frekuensi3,5 kHz, karena daerah survei termasuk perairandalam (lebih dari 500 m). Peralatan ini bekerjamengirim pulsa suara, menerima pulsa terpantuloleh dasar laut, dan kemudian mengolahnya untukdihitung kedalaman lautnya berdasarkan asumsicepat rambat suara di air laut 1500 meter/detik..Hasil dari data rekaman kedalaman dasar lautdapat digunakan untuk pembuatan peta kedalamanlaut (batimetri), mengetahui morfologi dasar lautdan kemantapan lereng dasar laut. Selain itu jugauntuk pengontrol hasil rekaman seismik

Dalam metoda seismik peralatan yangdigunakan adalah seperangkat peralatan seismikmultikanal (2D) yang terdiri atas kompresor,airgun, Gun Controller, Streamer, dan RecordingSystem. Geologi bawah permukaan dasar laut

disusun berdasarkan penafsiran data seismikpantul dengan menggunakan prinsip-prinsipSeismik Stratigrafi, yaitu pengenalan terhadap ciri-ciri reflektor batas atas, batas bawah dan bagiandalam (internal reflector) setiap unit seismik(Sangree & Wiedmier, 1979 dan Sherif, 1980).

Metode Interpretasi Seismik Dari hasil pengambilan data lapangan

diperoleh panjang lintasan metode pengukurankedalaman dasar laut sepanjang 1.304,875kilometer, Metode seismik sepanjang 1.152,775kilometer (Gambar 4).

Data penampang seismik termigrasidihasilkan untuk menghilangkan efek difraksi,(Yang drr. 2014) dengan Metode Migrasi Kirchhoff(Yimaz, 2001) (Lin drr, 2016). Interpretasi dataseismik secara geologi merupakan tujuan danproduk akhir dari pengolahan seismik. Interpretasiyang dimaksud adalah menentukan ataumemperkirakan suatu keadaan geologi darigambaran seismik. Interpretasi tidak dapatdikatakan mutlak benar karena pada dasarnyatidak ada yang dapat mengetahui keadaan bumisecara valid. Interpretasi hanya dapat di uji darisatu data ke data lainya, saling berhubungan, olehkarena itu semakin banyak data yang digunakanterintegrasi secara maksimal akan memperolehkeakuratan data yang semakin baik.

Gambar 4. Peta Lintasan Seismik, dan kedalaman dasar laut

Page 6: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 15, No. 2, Nopember 2017

100

Kesebandingan data log/sumur bor dengandata seismik menjadi hal yang sangat penting.Kedua data ini memiliki kelebihan dan kekuranganmasing masing. Data seismik memiliki resolusihorisontal yang baik, namun dari segi resolusivertikal kurang baik, sedangkan data sumur borsebaliknya. Data sumur bor memiliki resolusivertikal jauh lebih baik dibandingkan data seismiknamun resolusi horisontalnya kurang baik.Mengintegrasikan kedua data tersebut akanmenghasilkan interpretasi yang cukup akurat.

Untuk membahas kondisi geologi daerahpenelitian, di samping Kolom Stratigrafi BlokKangean, juga didukung oleh adanya data berupasumur bor, (Bigg, 1982). karena dari data sumurbor tersebut akan diketahui urutan formasi bawahpermukaan dasar laut dari tua sampai yang palingmuda, dan sekaligus ketebalannya. Data sumur boryang dekat dengan daerah penelitian adalah SumurBor Terang-1 di mana datanya diperoleh dari PusatData dan Teknologi Informasi (PUSDATIN). PosisiSumur Bor Terang-1 terletak pada koordinat7°16'11.95"S dan 114°55'37.54"E tepat berada diujung barat lintasan seismik 06 (L-06), denganarah Barat-Timur.(Gambar-7).

Stratigrafi seismik adalah studi tentangstratigrafi dan facies pengendapan sebagaimanaditafsirkan dari data seismik, refleksi dankonfigurasi ditafsirkan sebagai pola stratifikasi,dan digunakan untuk pengenalan dan korelasiurutan pengendapan, interpretasi lingkunganpengendapan, dan estimasi lithofacies. (Vail, 1977).

Untuk mengetahui kondisi geologi bawahpermukaan dasar laut daerah penelitian, dataseismik yg sudah diolah hingga tingkat migrasi,diikat dengan sumur bor yang berada dekat denganlintasan seismik, sehingga dalam pembagiankelompok internal reflector (runtunan) dapatdikorelasikan dengan stratigrafi sumur bor,sehingga masing-masing runtunan dapatdisebandingkan dengan Formasi atau Anggotayang terdapat di sekitar daerah penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pola kontur batimetri daerah penelitian, dibagian utara dan selatan hampir baratlaut-tenggara, sedangkan di bagian barat hampirbaratdaya-timurlaut. Kedalaman laut yang palingdalam adalah 1.450 meter yag terletak di bagiantimur daerah penelitian. Garis kontur yangterletak di tepi Pulau Bali memperlihatkankerapatan yang sangat tinggi, hal tersebutmenggambarkan bahwa dasar laut daerah tersebutmempunyai kemiringan lereng yang sangat terjal.

Dari Pola kontur kedalaman dasar laut (batimetri)di daerah penelitian, (Gambar 5) terlihat bahwa dibagian utara dan selatan dikontrol oleh strukturyang berarah baratlaut-tenggara, sedangkan dibagian barat dikontrol oleh struktur yang berarahbaratdaya-timurlaut.

Kedalaman dasar laut dari barat ke arah timurberangsur dalam yang paling dalam adalah 1.450meter yang terletak di bagian timur daerahpenelitian. Hal tersebut menggambarkan bahwacekungan Jawa Timur Utara masih menerus kearah timur, diduga cekungan ini berbatasan dengancekungan Utara Lombok. Garis kontur yangterletak di tepi Pulau Bali memperlihatkankerapatan yang sangat tinggi, hal tersebutmenggambarkan bahwa dasar laut daerah tersebutmempunyai kemiringan lereng yang sangat terjal,dan berbatasan dengan batuan yang keras.

Dalam interpretasi rekaman seismik, untukmembagi rekaman seismik menjadi beberaparuntunan, kita harus menemukan kontakketidakselaran yang dalam istilah seismikstrstigrafi dapat berupa pepat erosi (“erosionaltruncation”), kontak “toplap”, dan kontak“baselap”. Kontak “baselap” dapat dibagi menjadidua yaitu kontak “onlap”, dan kontak “downlap”(Sangree 1979).

Berdasarkan teori seismik stratigrafi, hasilinterpretasi data seismik daerah penelitian, dapatdibagi menjadi 7 (tujuh) runtunan yaitu RuntunanA, B, C, D, E, F, dan G, di mana Runtunan Amerupakan Runtunan termuda yang prosessedimentasinya masih berlangsung hinggasekarang, sedangkan Runtunan G merupakanruntunan tertua (terbawah) yang dapat ditembusoleh peralatan seismik yang digunakan dalampenelitian ini yang disebut sebagai "seismicbasement".

Runtunan A: internal reflector Runtunan Aparalel hingga semi-pararel, bahkan mengarah kedaerah dekat pantai menunjukkan free reflector.Hal tersebut diduga material pembentuk sedimenRuntunan A heterogen dengan material berbutirhalus hingga sedang. Daerah yang dekat denganpantai diduga material penyusun sedimennyabercampur dengan material hasil rombakan koral,sehingga memberikan pengaruh terhadap internalreflectornya menjadi free reflector. Jadikemungkinan material penyusun sedimenruntunan A diduga terdiri atas lempung, pasir danrombakan koral.

Runtunan B: internal reflector Runtunan Bparalel hingga semi-pararel, bahkan mengarah kedaerah dekat pantai menunjukkan free reflector.

Page 7: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 15, No. 2, Nopember 2017

101

Gam

bar

5. P

eta

keda

lam

an d

asar

laut

dae

rah

pene

litia

n

Page 8: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 15, No. 2, Nopember 2017

102

Runtunan C: internal reflector Runtunan Cparalel hingga semi-pararel, bahkan mengarah kedaerah dekat pantai menunjukkan free reflector.Hal tersebut diduga material pembentuk sedimenRuntunan C heterogen dengan material berbutirhalus hingga sedang.

Runtuan D, memperlihatkan internalreflectornya lebih didominasi oleh yang bebasreflector. Hal tersebut diduga material penyusunsedimen Runtunan D, didominasi oleh materialberbutir halus hingga sedang dan banyakmengandung unsur karbonat.

Runtunan E, memperlihatkan internalreflectornya lebih didominasi oleh yang bebasreflector. Hal tersebut diduga material penyusunsedimen Runtunan E, didominasi oleh materialberbutir halus hingga sedang dan banyakmengandung unsur karbonat.

Runtunan F, memperlihatkan internalreflectornya didominasi oleh yang free reflector.Hal tersebut diduga diakibatkan oleh materialpenyusun sedimen untuk Runtunan F didugadidominasi oleh material berukuran halus dan jenislitologinya diduga didomiasi oleh unsur karbonat.

Dalam proses pengelompokan internalreflektor menjadi beberapa runtunan diikat dengansumur bor Terang-1 Berdasarkan hasilinterpretasi, dan disebandingkan dengan datasumur bor, (Gambar 6). ternyata rekaman seismikdaerah penelitian dapat dibagi menjadi 6 (enam)runtunan dengan rincian sebagai berikut:

Unit A dapat disebandingkan dengan FormasiLidah yang terdiri atas batu lempung biru masif,berselingan dengan napal dan batu pasir. Formasiini berumur Kuarter, diendapkan pada zona bathyalatas - neritik tengah. Berdasarkan data sumur bor

ketebalan Formasi Lidah mencapai lebih kurang2.200 feet yang berumur N 22-N23 (Kuarter).

Unit B dapat disebandingkan dengan FormasiMundu terdiri atas napal , bagian pengendapanbathyal tengah. Berdasarkan data sumur borketebalan Formasi Mundu mencapai lebih kurang400 feet yang berumur N 19-N 21 (Pliosen). GasBiogeniknya terperangkap dalam Runtunan B, dandapat disebandingan dengan Formasi Mundu yangberumur Pliosen. Blok Kangean merupakanbagian dari Cekungan Jawa Timur utara yangmengalami pengangkatan dan pensesaran. IndikasiGas Biogenik di Formasi Mundu pada BlokKangean yang berumur Pliosen hingga Pleistosenyang diendapkan pada lingkungan delta sampaiNeritik (Kangean Energi Indonesia (2012)

Unit C dapat disebandingkan dengan FormasiCepu Bagian Atas yang terdiri atas perselinganantara batu gamping kapuran dengan batu gampingbioklastik. berumur Miosen Akhir. Terendapkanpada zona neritik luar. Berdasarkan data sumur borketebalan Formasi ini 1.400 feet yang berumur N16-N 18 (Miosen Akhir).

Unit D dapat disebandingkan dengan AnggotaRancak Bagian Atas.

Unit E dapat disebandingkan dengan AnggotaRancak Bagian Bawah.

Unit F dapat disebandingkan denganFormasi Prupuh Bagian Atas yang terdiri atasnapal pada bagian bawah formasi, batulempung pada bagian atas, dan disisipi batugamping bioklastik. Formasi ini berumurMiosen Bawah. Diendapkan pada lingkunganlaut terbuka dengan kedalaman 200 - 500meter atau pada zona bathyal atas (Gambar 7).

Sumur Bor Terang-1 Seismik Umur

Formasi Lidah Unit A Kuarter

Formasi Mundu Unit B Pliosen

Formai Cepu Bagian Atas Unit C Miosen Akhir

Ang. Rancak Bagian Atas Unit D Miosen Tengah Bagian Atas

Ang. Rancak Bagian Bawah Unit E Miosen Tengah Bagian Bawah

Formasi Prupuh Bagian Atas Unit F Miosen Bawah

Tabel 1. Kesebandingan antara Sumur Bor Terang-1 dengan seismik

Page 9: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 15, No. 2, Nopember 2017

103

Gam

bar

6. H

asil

inte

rpre

tasi

rek

aman

sei

smik

2D

Lin

tasa

n 06

(L-0

6).

Page 10: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 15, No. 2, Nopember 2017

104

G

ambar 7. K

orelasi antara Sumur B

or Terang-1 dengan seism

ik Lintasan 06 (L

-06).

Page 11: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 15, No. 2, Nopember 2017

105

Berdasarkan rekaman sismik (Gambar-7) dari tuake muda Miosen Awal hingga Miosen Tengahterdiri dari batulempung, batulanau dan karbonatmarin Formasi Rancak Sedangkan Miosen akhirpada cekungan laut dalam diendapkan karbonat,lempung dan pasir kuarsa, kemudian diisi denganformasi cepu terdiri dari napal dan batugamping.

Di atas batugamping formasi Cepu padaMiosen Akhir – Pliosen Awal adalah batupasirPaciran yang merupakan bagian dari FormasiMundu. Pasir-pasir ini terendapkan pada komplekdelta berdasarkan data Sumur Terang. Di atas pasirpada umur Pliosen diendapkan karbonat yangmengandung lempung ilite dan terdapat endapangan biogenic pada formasi Mundu.dan formasiCepu. Pada umur Pleistosen diendapkan batulempung biru masif, berselingan dengan napal danbatu pasir. Yang merupakan formasi Lidah.Berdasarkan hal tersebut, maka cekungan JawaTimur Utara menerus sampai daerah penelitian.Hal ini diperkuat dengan rekaman seismik denganarah barat – timur sedimen nya sangat tebal danmasih berlangsung sampai sekarang.

Pada Miosen akhir pada cekungan laut dalamdiendapkan karbonat, lempung dan pasir kuarsa,proses pengangkatan Pulau Kangean berhenti,kemudian diisi dengan formasi cepu terdiri darinapal dan batugamping Di atas batugampingformasi Cepu pada Miosen Akhir – Pliosen Awaladalah batupasir Paciran yang merupakan bagiandari Formasi Mundu. Pasir-pasir ini terendapkanpada komplek delta berdasarkan data SumurTerang. Di atas pasir diendapkan karbonat yangmengandung lempung ilite dan terdapat endapangan biogenic pada formasi Mundu.dan formasiCepu

Cekungan Jawa Timur di daerah penelitiantermasuk mandala bagian Selatan dikenal sebagaiCekungan Selatan yang terdiri dari ZonaRembang - Selat Madura - Sub-Cekungan Lombokyang berasosiasi lingkungan batial dalam. Hal inisesuai dengan data seismik bahwa Cekungan JawaTimur menerus sampai ke daerah penelitian.

KESIMPULAN

Berdasarkan Peta Batimetri, daerahpenelitian di bagian barat dangkal, tetapi semakinke timur semakin dalam hingga mencapaikedalaman laut 1.450 meter dari muka laut. Haltersebut menggambarkan bahwa cekungan JawaTimur masih menerus ke arah timur, didugacekungan ini berbatasan dengan cekungan utaraLombok.

Dari Hasil Data Seismik terlihat bahwacekungan sedimen nya sangat tebal dan meneruske arah timur. Hal ini menunjukkan bahwaCekungan Jawa Timur masih menerus di daerahpenelitian.

Data seismik daerah penelitian dapat dibagimenjadi 6 (enam) unit yaitu Unit A, B, C, D, E, F,di mana Unit A adalah unit termuda yang prosessedimentasinya masih berlangsung hinggasekarang sedangkan Unit F adalah unit yangtertua. Jika pembagian unit ini dikaitkan dengandata sumur bor maupun data Stratigrafi BlokKangean, maka terdiri dari Formasi Lidah, FormasiMundu, Formasi Cepu Bagian, Anggota RancakBagian Atas.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepadaBapak DR. Ir. Ediar Usman, MT. Sebagaikepalapusat, atas bantuan nya selama penelitiangeologi dan geofisika di Perairan Utara Bali,sampai terbit nya tulisan ini dan kepada semuatemen-temen fungsional, teknisi, dan Awak BuahKapal yang tidak bisa kami sebut namanya satupersatu.

DAFTAR ACUAN

Bigg, P.J. and West,L.J. July 1982. A.R.I.I. Terang-1 Kangean Well: Biostratigraphy of theinterval 720’-7444', Gearhart GeodataServises Ltd.

Sutisna, K. Samodra, H. dan Koswara,A. 1993.Peta Geologi Lembar Kangean dan Sapudi,Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Hadiwidjojo, P. M.M. Samodra, H. dan Amir, T.C.1998. Peta Geologi Lembar Bali, PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi.

Hall R. 2002, Cenozoic geological and plate tectonicevolution of SE Asia and the SW Pacific:computer-based reconstructions, model andanimations. In: Journal of Asian EarthSciences, Vol. 20, 2002, Tabel 1.Kesebandingan antara Sumur Bor Terang-1dengan seismik p. 353-434

Lin, L., and Baoping S., 2016. MultiwaveletPrestack Kirchhoff Migration, Geophysics,Vol. 81, No. 2.

Munadi, S. Humbang Purba, dan Rosie A.S., 2012.Differenciating Oil, Gas and Water in SeismicSectioan Using Spectral Decomposition,Scientific Contributions Oil and Gas, volume35, Number 2.

Page 12: STRATIGRAFI PERAIRAN UTARA BALI DARI HASIL INTERPRETASI

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 15, No. 2, Nopember 2017

106

Mujiono dan Pireno, 2002, Exploration of the northMadura platform offshore, east javaIndonesia. Proceedings of the IndonesianPetroleum Association, 28th anualconvention

Ringis, J., 1986. Seismic Stratigraphy in Very HighResolution Shallow Seismic Data, CCOP,Tech. Pub. 17, p. 115-126.

Rice, Dudley D., George E. Claypool, 1981.Generation, Accumulation, and ResourcePotential of Biogenic Gas, AAPG Bulletin,vol.65, pp. 5-25.

Wijaya, PH, Noeradi, D. 2010, Properties modellingto support reservoir characteristic of W ITBField in Madura Strait area, Bull. MarineGeol. 25. P 77-87.

Sangree J. B. and Widmier, J.M. (1979).”Interpretation of depositional facies fromseismic data.” GEOPHYSICS 44, SPECIALSECTION — GEOTHERMAL, 131-160.

Satyana, Awang H., Lambok P. Marpaung,Margaretha E.M. Purwaningsih, M. KusumaUtama, 2005. Regional Gas Geochemstry ofIndonesia: Genetic Characcterization andHabitat of Natural Gases, Proc. Of Indon.Petro. Assoc., 31, Annual convention.

Satyana, A. W. Margaretha, E. and Purwaningsih,M, 2003, Geochemistry of the Java Basin newobservation on oil grouping genetic gas typesand trends of hydrocarbon hbitats, Proc. OfIndon. Petro. Assoc., 31, Annual convention

Satyana, A. H. Djumiati, M.2003 Oligo- MiosenCarbonates of the east Java Basin Indonesi,AAPG, International Conference,Barecelona.

Pireno, G. E and Roniwibowo, A. 2016,Conventional Biogenic Gas Exploration in the

Northwestern part of east Java, Proc. OfIndon. Petro. Assoc., Annual convention

Ponto, 1996, Petroleum geology of Indonesianbasins-principles, mehods and applicartion,V.4, East Java Basins, Jakarta

Sribudiyani, N. Muchsin, R. Ryacudu, T. Kunto, P.Astono, I. Prasetya, B. Sapiie,, S. Asikin,A.H Harsolumakso, dan I. Yulianto;(2003).The Collision of the East Javamicoplate and its implication forhydrocarbon occurrences in the East Javabasin, Proceedings Indonesian PetroleumAssociation, 29th Annual Convention &Exhibition

Sangree, J.B. and Wiedmier, J.M., 1979.Interpretation Facies from Seismic Data,Geophysic, 44(2): 131pp.

Sherif, R.E., 1980. Seismic Stratigraphy,International Human ResourcesDevelopment Corporation, Boston: 222pp.

Vail, P. R., Mitchum, R. M., Todd, J.R., WidmerJ.M., Thomson III, S., Sangree, J.B., Bubb,J.N. (1977), Seismic stratigraphy and globalchanges of sea level, Part 1-11, AAPGMemoir 26th, p.49-212

Yang, Y., Vanelle, C., and Gajewski, 2014.Combining Partial Time Migration andPrestack Data Enhancement: A Useful Toolfor Subsalt Imaging, SEG Denver 2014Annual Meeting, SEG.

Yilmaz, Ö. 2001. Seismic Data Analysis:Processing, Inversion and Interpretation ofSeismic Data. Volume 1. Society ofExploration Geophysicists, 998p.